Anda di halaman 1dari 52

PENDIDIKAN PANCASILA

LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA


1. Landasan Historis
2. Landasan Kultural
3. Landasan Yuridis
4. Landasan Filosofis
LANDASAN HISTORIS
Secara historis, nilai-nilai Pancasila telah dimiliki dan dilaksanakan oleh bangsa Indonesia sejak
dahulu kala.
• Pengakuan terhadap adanya Tuhan
• Sikap tolong menolong, menghormati
• Persatuan dan kesatuan adanya beberapa kerajaan besar (Sriwijaya, Majapahit).
• Gotong Royong, musyawarah mufakat.
• Mengakui, menghormati hak dan kewajiban.
• 0 TH M Agama Kristianitas- Disebarkan oleh Yesus Percaya Kpd Allah—Dengan Trinitas-
satu Allah tiga pribadi(Bapa,Putra,Ruhul Kudus), Kiab suci Alkitab: Perjanjian
lama(24dibagi membentuk39 Kitab),&Perjanjian baru(27Kitab+Injil,Kisah para
Rosul+21surat/Epistola)
• +500 TH M- Agama Islam, Percaya kpd Allah (Tuhan Yang Maha Esa),Kitab sucinya Al-
Qur’an, dilengkapi As-Sunah+Al Hadis,+Rukun Islam,Rukun Iman, Solat 5 waktu dlm satu
hari; diwahyukan kpd Nabi Muhammad,
• +1500 TH M—Agama Sikisme,Gabungan Agama Hindu dan Islam untuk mencari
kebenaran, percaya kepada Allah.diajarkan oleh Guru Nanak/10 guru,
“ SEMUA AGAMA TERSEBUT DAPAT DISIMPULKAN ditinjau dari:
• *TEOLOGI--BEDA/SAMA DLM PENGAKUAN
ADANYA TUHAN( YANG MAHA ESA)
• *IBADAH/CARA BERDO’A ----TIDAK SAMA
• *AQLAK----SAMA/SERUPA (YANG MENYANGKUT
MORAL MANUSIA YANG BAIK)
LANDASAN KULTURAL

 Nilai – nilai Pancasila digali dari budaya dan peradapan bangsa Indonesia yang telah
berurat, berakar dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia
 Nilai-nilai itu sebagai buah pikiran dan gagasan dasar bangsa Indonesia tentang
kehidupan yang dianggap baik
 Tata nilai kehidupan sosial dan
tata nilai kehidupan kerohanian
sebagai budaya dan peradapan
bangsa yang memberi corak,
watak dan ciri masyarakat dan
bangsa Indonesia yang
membedakan dengan
bangsa lain
LANDASAN YURIDIS
1. Pembukaan UUD 1945 alinea IV
2. UUD 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2 (Amandemen)
3. Kep. Dirjen Depdiknas No.38/Dikti/Kep/2002 tentang Rambu-rambu pelaksanaan mata
kuliah pengembangan kepribadian di Perguruan Tinggi
4. UU No20 tahun 2003 ttg SISDIKNAS.” Pendidikan Nasional adalah
pendidikan yang berakar
pada kebudayaan bangsa
Indonesia dan berdasakan
Pancasila dan UUD 1945.
LANDASAN FILOSOFIS

Ir. Soekarno ( 1 Juni 1945).


“Pancasila adalah hasil perenungan jiwa yang mendalam. sedangkan* Renungan isi jiwa yang
mendalam itu adalah Falsafah.
“Pancasila itu adalah isi jiwa bangsa Indonesia. Kalau filsafat bangsa itu adalah “isi jiwa
(sesuatu) bangsa”, maka filsafat Pancasila itu adalah filsafat bangsa Indonesia”.
Atas dasar pengertian filosofis tersebut maka nilai-nilai Pancasila merupakan dasar falsafah
negara, konsekwensinya setiap aspek Penyelenggaraan negara harus bersumber pada nilai-
nilai Pancasila, termasuk sistem pepaturan perundang-undangan Negara.
TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
A. Tujuan Nasional.
B. Tujuan Pendidikan Nasional.
C. Tujuan Pendidikan Pancasila.
TUJUAN NASIONAL

Dalam Alinea IV Pembukaan UUD 1945 :


 Melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia.
 Memajukan kesejahteraan umum
 Mencerdaskan kehidupan bangsa
 Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL

UU No. 2/1989 jo UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.


“Pendidikan Nasional untuk meningkatkan kualitas
manuisa Indonesia yaitu
Manusia yang bertaqwa terhadap Tuhan YME,
Berbudi pekerti luhur,
Berkepribadian mandiri,
Maju, tangguh, cerdas, kreatif, trampil,
berdisiplin, beretos Kerja
profesional, bertangungjawab, dan
produktif serta Sehat jasmani dan rohani”.
Pendidikan Nasional harus menumbuhkan (sikap,mental/karakter bangsa): Jiwa patriotik dan
mempertebal rasa cinta tanah air,
Meningkatkan semangat kebangsaan dan
Kesetiakawanan sosial serta
Kesadaran pada sejarah bangsa dan
Sikap menghargai jasa para pahlawan sert
Berorientasi ke masa depan.
TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

SK Dirjen Dikti No39th2002 dengan Pendidikan Pancasila diharapkan dapat :


a. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengambil sikap
bertanggungjawab sesuai dengan nuraninya
b. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan
kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya
c. Mengantarkan mahasiswa mampu
mengenali perubahan-perubahan dan
perkembengan IPTEK dan Seni
d. Mengantarkan mahasiswa memiliki
kemampuan untuk memakai sejarah dan
nilai-nilai budaya untuk menggalang
persatuan Indonesia.
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

Perkembangan singkat kerajaan-kerajaan kuno di Indonesia;


1. Zaman Kerajaan Kutai.
2. Zaman Kerajaan Sriwijaya, berdirinya sekitar abad VII – XII (Th600-Th1400).
3. Zaman sebelum Kerajaan Majapait. ( abad VII- abad XI)
4. Zaman Kerjaan Majapahit, berdirinya sekitar abad XIII – XVI (Th1293-Th1520)
PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN

1. Perjuangan sebelum abad XX.


2. Kebangkitan Nasional (1908-1945)
PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945

MAKNA PROKLMASI BAGI BANGSA INDONESIA


1. DALAM ARTI POLITIS:
2. DALAM ARTI YURIDIS:
 Pembacaan teks proklmsi jam10.00(pernyataan berdirinya RI)
 Merupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia dalam rangka memperjuangkan
kedaulatan bangsa.
 Berdirinya NKRI dan berlakunya hukum Nasional sbg Sarana mencapai tujuan nasional.
 Ikut membentuk “dunia baru” yang damai dan abadi
PERUMUSAN PANCASILA & UUD 1945

1. Tgl. 7 September 1944 janji kemerdekaan oleh penguasa Jepang.


2. Tgl. 29 April 1945 diangkat Ketua BPUPKI yg dibentuk1maret 1945
3. Tgl. 28 Mei 1945 sidang pertama, anggota BPUPKI dilantik.
4. Tgl. 29 Mei – 1 Juni 1945 sidang II tahap I BPUPKI:
5. Rancangan Dasar Negara. pidato Mr Muh. Yamin
6. Pandangan Prof.Soepomo ttg bentuk-bentuk negara
7. Pidato Ir.Soekarno tgl 1juni 1945 dengan nama Pancasila.
8. Tgl. 10-16 Juli 1945 sidang tahap II BPUPK hasil panitia IX: Rancangan Hukum Dasar -
dukumen tsb oleh Muh Yamin disebut “Piagam Jakarta”(hasil panitia kecil VIII dengan
anggota 38)
9. Tgl. 9 Agustus 1945 PPKI dibentuk (anggota 14 orang).
10. Tgl. 17 Agustus 1945 Proklamasi Kemerdekaan RI,oleh Soekarno
11. Tgl. 18 Agustus 1945 PPKI+6 orang,
12. Tgl 19 Agustus 1945
13. Tgl 20 Agustus 1945
14. Tgl 21 Agustus 1945
MACAM-MACAM RUMUSAN PANCASILA
Dasar Negara Indonesia menurut Mr Muh Yamin pidato tgl 29 Mei 1945
1. Peri Kebangsaan.
2. Peri Kemanusiaan.
3. Peri Ke-Tuhanan.
4. Peri Kerakyatan.
5. Kesejahteraan Sosial.
Dasar Negara Indonesia menurut Ir.Soekarno tgl 1juni 1945 ( Pancasila)
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5.Ke-Tuhanan yg berkebudayaan atau Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
Dalam Pemerintahan Soekarno Pancasila mengalami penafsiran-penafsiran:
TRI SILA 1. Sosio Nasional yaitu “Nasionalisme dan Internasionalisme”
2. Sosio Demokrasi yaitu “Demokrasi dengan Kesejahteraan Rakyat”
3. Ketuhanan Yang Maha Esa
EKA SILA intinya “GOTONG ROYONG”
Dasar negara Indonesia menurut Piagam Jakarta 11Juli 1945 oleh Panitia kecil IX
1. Ke-Tuhanan dg kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradap
3. Persatuan Indonesia dan
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat-kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pancasila dalam konstitusi RIS 29-12-1949 s/d17-8-1950 dan UUDS 1950 s/d 5Juli 1959.
1. Ketuhanan yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial
RUMUSAN Pancasila di kalangan Masyarakat
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kedaulatan Rakyat
5. Keadilan Sosial
PANCASILA dalam PEMBUKAAN UUD 1945
Dalam pembukaan UUD’45 pada alinea ke empat tercantum Pancasila
yang di syahkan pada tgl 18 Agustus 1945 oleh sidang PPKI dengan rumusan:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradap
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dlm permusyawaratan /
perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia
*Pancasila pada masa Orde baru
- Ditandai dengan Hari kesaktian Pancasila
dan Tritura ( bubarkan PKI dan ormas-ormasnya;
pembersihan kabinet dr unsur2 PKI;
turunkan harga)
*Pancasila pada masa Reformasi
- Ditandai dengan turunnya
Pres.Soeharto dari jabatanya.
PANCASILA SBG SISTEM FILSAFAT
Pengertian Sistem
Yang dimaksud sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan,saling
bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan
yang utuh.
Sistem lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- suatu kesatuan bagian - bagian.
- bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri.
- saling berhubungan, saling ketergantungan.
- kesemuanya dimaksud untuk mencapai suatu tujuan bersama.
- terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.

INTI PENGERTIAN FILSAFAT


*Perkataan Filsafat berasal dari bahasa Arab yaitu falsafah atau falasifah,
*Berasal dari bahasa Yunani yaitu Phile atau“Philein”yang berarti cinta dan “shopia” yang
berarti kebijaksanaan, kata Phile jamaknya philos = pengetahuan, jadi kata Philoshopia artinya
cinta pada ilmu pengetahuan= Daya upaya manusia untuk mencari kebenaran atau bijaksana.
*Menurut pengertian dari etimologi filsafat adalah semua ilmu pengetahuan
yang membicarakan hakikat,dengan demikian setiap orang yang berfilsafat akan jadi
bijaksana (wisdom).
*Dari pengertian praktis, filsafat artinya alam
berpikir atau alam pikiran.
*Berfilsafat artinya “Berpikir secara mendalam
dan dengan sungguh-sungguh tentang
hakikat segala sesuatu yang dilakukan
atas dorongan kehendak yang baik
berdasarkan putusan akal yang benar
sesuai rasa kemanusiaan”.
Pancasila sbg suatu sistem filsafat
Sistem filsafat adalah ajaran yang bulat tentang berbagai segi kehidupanyang mendasar.
Suatu sistem filsafat paling sedikit mengajarkan hakikat realitas, filsafat hidup,dan tata
nilai(etika).
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikaynya merupakan sistem filsafat. Pancasila
terdiri atas bagian-bagian yaitu
sila-silanya merupakan satu asas,dr suatu fungsi
dan bertujuan tertentu yang isi sila-silanya
merupakan satu kesatuan yang bersifat
majemuk tunggal, konsekwensinya setiap
sila tidak dapat berdiri sendiri
terpisah dari sila-sila yang lain,
tetapi saling berkaitan,
saling berhubungan, bahkan saling mengkualifikasi.
Sila yang satu senantiasa dikualifikasi oleh sila-sila yang lainnya.
Kesatuan Pancasila sebagai suatu sistem dijelaskan sbb: Sila pertama Ketuhanan Y M E meliputi
dan menjiwai sila II,III,IV,V Sila kedua meliputi dan menjiwai sila III,IV,V.diliputi dan dijiwai sila I
Sila ketiga meliputi dan menjiwai sila IV,V. diliputi dan dijiwai sila I,II. Sila keempat meliputi dan
menjiwai sila V, diliputi dan dijiwai sila I,II,III. Sila kelima diliputi dan dijiwai sila I,II,III,IV.
CARA BERPIKIR FILSAFAT
Menurut Sidi Gazalba dalam Filsafat Sunoto(1985) ciri-ciri berpikir filsafati adalah:
a. Radikal(berpikir mendasar sampai keakarnya).
b. Sistematik(berpikir logis bergerak selangkah demi selangkah).
c. Universal(berpikir secara umum/ keseluruhan).
Menurut A.Gunawan Setiardjo(1993) cara berpikir kefilsafatan :
a. Koheren(masing-masing tidak bertolak belakang+melengkapi).
b. Menyeluruh/Komprehensif(mencakup secara keseluruhan).
c. Mendasar/ Radikal(berpikir mendasar sampai keakarnya).
d. Sistematik(Menunjukan tataurut yg berurutan tdk bertentangan).
e. Konseptual(Hasil generalisasi dan abstraksi dari pengalaman2).
f. Bertanggung Jawab(Hasil pemikiran yang bertanggung jawab).
Pengertian Pancasila secara Filsafat
1.ASPEK ONTOLOGIS
Ontologis berasal dari bahasa Yunani asal kata onto berarti sesuatu yang sungguh-sungguh
ada atau kenyataan yang sesungguhnya dan logos berarti ilmu atau teori atau studi tentang
sesuatu.
Dari aspek ontologi, Pancasila meliputi persoalan-persoalan tentang pembuktian
keberadaan Pancasila melalui asal-usul terjadinya, apa landasannya baik moral maupun
yuridis.
Menurut Sumaryono (1994), tinjauan Ontologis untuk membahas Pancasila akan didapatkan
pokok-pokok pikiran Ontologis ssb:
a. Adanya asas dan sumber “Ada” yang Universal.
b. Pribadi manusia sebagai “subyek”, baik secara individual maupun sosial.
c. Manusia sebagai subyek sadar bahwa eksistensinya berada dalam “Ada bersama, baik
secara sejajar atau horizontal.
2. Aspek Epistemologis
Kata Epistemologis berasal dari bahasa Yunani episteme berarti pengetahuan atau
kebenaran dan logos artinya ilmu atau teori, dengan demikian epistemologis berarti ilmu
pengetahuan yang benar.
Aspek epistemologi dalam Pancasila terletak pada keabsahan Pancasila sebagai ilmu yang
dapat dipertanggung jawabkan.
Sumbernya manusia sbg epistemologi yaitu bahwa Pancasila:
1. Sebagai sumber pengetahuan manusia
2. Teori kebenaran pengetahuan manusia
3. Watak pengetahuan manusia, yang isinya
Pancasila:
a. Umum Universal– sbg pangkal tolak pelaks.kenegaraan
b. Umum Kolektif—sbg pedoman kolektif
negara tentang tertib.hukum di Indonesia.
c. Khusus dan Kongkrit—realiasi praksis.
3. Aspek Aksiologi
Kata aksiologi berasal dari axios yang berarti nilai dan logos berarti ilmu atau teori, jadi
Aksiologi adalah teori tentang nilai,atau membahas tentang nilai, juga disebut filsafat nilai.
Berbagai batasan tentang nilai banyak dikemukakan oleh para ahli. Secara garis besar
sebagian para ahli mengemukakan nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, baik, benar,
dan indah(B4,i). Mempunyai nilai artinya mempunyai kwalitas yang dapat menyebabkan
seseorang bersikap menyetujui.
Dalam Pancasila, terkandung implikasi moral yang terdapat dalam substansi Pancasila sebagai
suatu nilai, terkandung mulai sila pertama hingga sila kelima yang merupakan cita-cita,
harapan, dan dambaan bangsa Indonesia yang akan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai Ketuhanan dan nilai Kemanusiaan merupakan nilai tertinggi jika dibandingkan dengan
ketiga nilai di bawahnya. ke tiga ke empat dan ke lima, merupakan nilai kenegaraan karena
ketiganya berkaitan dengan kehidupan kenegaraan. Sedangkan sila ke empat merupakan
sarana terwujudnya suatu keadilan sosial dan selanjudnya sila ke lima adalah tujuan dari
keempat sila-sila lainnya.
ETIKA
Etika adalah ilmu yg membahas ttg bagaimana dan mengapa manusia mengikuti suatu ajaran
moral tertentu atau bagaimana manusia bersikap,bertanggungjawabterhadab berbagai ajaran
moral.
1. 1. Etika umum : adalah prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia.
2 2. Etika khusus : adalah membahas prinsip dalam hubungannya dengan
berbagai aspek kehidupan manusia
a. Etika individual  kewajiban pd diri sendiri
b. Etika Sosial  Kewajiban manusia dgn manusia lain
Etika berkaitan dengan predikat nilai : - Susila – tidak susila( Baik – buruk) Etika berkaitan
dgn dasar-dasar filosofis yaitu etika dalam hubungannya dengan tingkah laku manusia
PANCASILA SEBAGAI ETIKA
Pancasila sebagai etika karena mengandung ajaran yb hrs dipertagung jawakan dlm sikap dan
tindakanyg terkait dengan nilai,moral,norma.
Pengertian Nilai, Moral dan Norma
Nilai, Value (Inggris) termasuk pengertian filsafat.
 Filsafat disebut juga ilmu tentang nilai-nilai
 Istilah nilai dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yg artinya “Keberhargaan”
(Worth) atau kebaikan(Goodness), dan kata kerja yg artinya suatu tindakan kejiwaan
tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian
Moral
- Seluruh kaidah kesusilaan dan kebiasaan yang berlaku pada kelompok tertentu.
- Ajaran kesusilaan, tentang asas dan kaidah kesusilaan yg sistematis didalam etika, Filsafat
moral dan teologi moral
: Ajaran tentang hal yg baik dan buruk yg menyangkut tingkah laku dan perbuatan
manusia
Norma
Peraturan hidup yg mempengaruhi tingkah laku manusia didalam masyarakat sbb:
a. Norma Agama ialah peraturan hidup yg diterima sbg perintah2 larangan2 anjuran2 yang
berasal dari Tuhan.
b. Norma Kesusilaan ialah peraturan2 hidup yang dianggap sbg suara hati sanubari
manusia( insan- kamil).
c. Norma Kesopanan ialah peraturan2 hidup yang timbul dari pergaulan segolongan
manusia.
d. Norma Hukum ialah peraturan2 yang timbul dibuat oleh penguasa negara.
NILAI DASAR, NILAI INSTRUMENTAL, NILAI PRAKSIS
Tata nilai dalam kehidupan bernegara.
Nilai dasar adalah asas-asas yang diterima sebagai dalil yang bersifat banyak sedikitnya
mutlak,dan tidak dipertanyakan lagi.
Nilai Instrumental adalah Pelaksanaan umum dari nilai dasar, biasanya dalam wujud norma
sosial atau wujud norma hukum yang terkristalisasi dlm lembaga – lembaga, sifatnya dinamis
dan kontekstual yaitu sesuai dengan kebutuhan tempat dan waktu, juga merupakan semacam
tafsir positif terhadap nilai dasar yang bersifat umum tersebut.
Nilai Praksis adalah Nilai yang sesungguhnya dilaksanakan dalam kenyataan, seyogianya sama
semangatnya dengan nilai dasar dan nilai instrumental. Nilai praksis ini akan merupakan batu
ujian apkah nilai dasar dan nilai instromental sungguh-sungguh hidup dalam masyarakat atau
tidak, karena nilai praksis merupakan penjabaran secara operasional dari nilai dasar dan
instrumental yang berupa peraturan-peraturan pelaksanaan.
PANCASILA SEBAGAI NILAI DASAR FUNDAMENTAL BAGI BANGSA DAN NEGARA
Sebagai falsafah hidup mengandung nilai-nilai yg sistematis, fundamentali dan
menyeluruh. Sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan yg bulat dan utuh, hirarki dan
Sistematis. Kelima sila memilki esensi serta Makna yg utuh. Setiap aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus berdasar nilai “Pancasila”.
 Nilai obyektif.
a. Bersifat umum, universal dan abstrak.
b. Nilai Pancasila tetap ada sepanjang masa
c. Pancasila dalam pembukaan UUD’45 sebagai pokok kaidah fundamental
merupakan Sumber hukum positif sebagai tertib hukum tertinggi
 Nilai Subyektif.
a. Hasil pemikiran kritis, refleksi filosofis bangsa Indonesia
b. Pandangan hidup bangsa, jati diri bangsa sebagai sumber nilai kebenaran,
kebaikan, keadilan diwujudkan sesuai hati nurani karena bersyumber pada
kepribadian bangsa
INTI ISI SILA-2 PANCASILA SBG FILSAFAT
*Sila Ketuhanan Yang Maha Esa:
Menjiwai semua sila lainya; Pengejawantahan tujuan manusia sebagai makluk Tuhan YME;
Segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara, moral negara, moral penyelenggara
negara; Pol.Neg, pemerintahan neg, hukum,peraturan perUUneg,kebebasan,&HAM warga
negara dijiwai Ketuhanan.
*Sila Kemanusiaan yang adil dan beradap:
Nilai kemanusiaan bersuber dasar fisolofis antropologi; Nilai yang menjunjung tinggi
harkat,martabat manusia sbg makluk yg beradap; Hak kodrati manusia/hak dasar(ham); .
Nilai kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia didasarkan potensi murni manusia; Nilai
kemanusiaan sbg makluk yg berbudaya,bermoral dan beragama;Nilai man harus adil thd diri
sendiri,lingkungan,masy,bangsa&negara; Menghargai kesamaan atas hak dan derajat tanpa
membedakan SARA;Nilai tenggang rasa,saling mencintai sesama manusia,tidak semena-mena.
*Sila Persatuan Indonesia:
Penjelmaan sifat kodrati man yg mono dualis,sbg makluk individu&sosial; Negara merupakan
suatu persekutuan hidup bersama antar SARA; Pengikat Indonesia “Bhineka Tunggal Eka”;
Mengatasi segala kesalah fahaman SARA memberi wahana atas tercapainya harkat&martabat
manusia; memanfaatkan potensi negara secara bersama dlm kehidupan berbangsa&bernegara.
*Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dlm permusyawaratan/ perwakilan :
Mewujudkan harkat&martabat manusia dlm suatu wil negara; Rakyat asal mula kekuasaan neg;
Negara adalah sbg penjilmaan sifat kodrati manusia sbg makluk individu&makluk sosial;
Musyawarah&mufakat digunakan sbg nilai demokrasi di Indonesia.
.*Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia:
Terkandung nilai2tujuan negara; Keadilan dlm hubungan diri sendiri dan dengan manusia
lainya; Keadialan antara negara dan warganya(distributif,legal, kumulatif)
HAM MENURUT NILAI-NILAI PANCASILA
 Kebebasan dasar dan hak-hak dasar disebut HAM yang melekat pada manusia secara
kodrati sebagai anugerah Tuhan YME.
 Dalam tiap-tiap sila dari Pancasila selalu terkandung makna tentang HAM
 HAM harus selalu menjadi titik tolak dan tujuan dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
 Hubungan negara dengan warga negara dalam kehidupan penegakan HAM pada
pembukaan UUD’45 yang menjiwai keseluruhan pasal dalam batang tubuh UUD’45
terutama pasal 27 s/d pasal 34 dan Amandemen UUD’45 tahun 2002 BAB XA pasal 28A
s/d 28J tentang HAM
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
Ideologi :
Idea : Gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita.
Logos: artinya ilmu
Ideologi : Ilmu pengetahuan tentang ide-ide / ajaran tentang
pengertian-pengertian dasar.
-Dikemukan pertama oleh Destutt de Tracy orang Perancis(1796)
“The Science of Ideas”
-Dikembangkan oleh Karl Marx sbg pandangan hidup berdsrkan kepentingan kelas/ gol.
Tertentu, dalam bid.politik/sosial ekonomi.
-Ideologi tergantung dari filsafat yang dianut oleh pok/negara.
Ideologi pengertian umum : Kumpulan gagasan , ide-ide, keyakinan keyakinan,kepercayaan-
kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis yang menyangkut dan mengatur tingkah laku
sekelompok manusia tertentu dalam pelbagi bidang kehidupan.
MACAM-MACAM IDEOLOGI
1. Ideologi Leberlisme :
-Rasio diletakan pada nilai kebenara tertinggi
-Materialism meletakan materi sbg nilai tertinggi
- Pelopor : - John Loch menyatakan bahwa manusia dilahirkan “bebas sempurna”,sehingga tiap-
tiap orang mempunyai keleluasaan berbuat.
-Kebebasan individu sbg nilai tertinggi dlm bermasyarakat
-Hubungan dengan Agama Sekulerisme(tidak ada hubunganya)
2. Ideologi Komunis(KarlMARX) : Reaksi dari perkembangan masy. Kapitalism
-Filosofis materialism dialektis&historis kenyataan tertinggi adalah materi.
-Hak individu diganti milik kolektivif,dlm klas-klas(kapitalis& proletar)
-Disebut juga ideologi sosialisme,dg etika menghalalkan segala cara utk kptingan klas
-Manusia merupakan hakekat menciptakan dirinya sendiri
Tidak mengenal adanya Tuhan (Atheis), karena manusia diciptakan oleh diri sendiri
3. Ideologi Pancasila :
-Berasal dari falsafah bangsa Indonesia,
-Merupakan sari dari budaya2 Bangsa.
-Berkembang dengan pola pikir integralistik.
-Dengan pendekatan : kesisteman,keseimbangan,keserasian, kekeluargaan, koperasi dll.
-Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa
MAKNA IDEOLOGI BAGI NEGARA
 Bagi suatu bangsa dan negara, ideologi adalah wawasan, pandangan hidup atau falsafah
kebangsaan dan kenegaraan.
 Ideologi adalah landasan dan sekaligus tujuan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
 Ideologi mengandung inti serangkaian nilai / norma atau sistem nilai dasar yang bersifat
menyeluruh, mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh masyarakat, bangsa
 Nilai dasar yang terangkum dalam Pancasila,
 menjadi ideologi bangsa Indonesia, karena
 bersumber dari budaya dan pengalaman
 sejarah masyarakat, bangsa dan negara RI
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA INDONESIA
Ideologi Pancasila adalah Ideologi yang berasal dari falsafah bangsa Indonesia, merupakan sari
budaya dari budaya-budaya yang yang di Indonesia
Ideologi Negara dalam arti cita-cita negara pada hakekatnya merupakan asas kerohanian
memiliki cir-ciri :
- Mempunyai derjat tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan, Oleh karena itu
mewujudkan asas kerohanian, pandangn hidup, pedoman hidup, yang dipelihara,
dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya diperjuangkan dan
dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA
IDEOLOGI TERTUTUP
-Nilai &Cita-cita dari suatu kelompok orang
-Dibenarkan pengorbana yang dibebankan kepada masyarakat.
-Dituntut taat secara mutlak
IDEOLOGI TERTBUKA
-Nilai & cita-cita digali dari rohani, moral, budaya masyatakat
-Tidak dibenarkan pengorbanan kepada masyarakat.
-Berdasarkan hati nurani, tanggungjawab hak-hak asasi
Pancasila Ideologi terbuka : Memberi orientasi kedepan yaitu: Pancasila bersifat aktual,
dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan perkembangan zaman
• Menurut Dr Alfian idiologi terbuka dituntut memiliki kekuatan2 sbb:
- Dimensi realita : nilai2 dasar bersumber dan hidup,berakar dlm masyarakat
- Dimens idealisme: nilai2 dasar yg memberi harapan masa depan.
- Dimensi fleksibilitas(pengembangan kedepan): luwes& merangsang pengembangan
pemikiran-pemikiran baru sesuai realitas perkembangan zaman.
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
Kedudukan Pancasila sering disebut sebagai :
Dasar filsafata/falsafah negara, Ideologi negara,Dasar negara
Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara :
a-Sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib hukum)
b-Meliputi suasana kebatinan UUD’45.
c-Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara
d-Mengandung norma yang harus diikuti oleh semua warga negara dan pemerintah.
e-Merupakan sumber semangat bagi UUD’45
HUBUNGAN NEGARA DENGAN AGAMA MENURUT PANCASILA
1.Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang berTuhan dan melaksanakan ibadah sesuai
agama/kepercayannya.
3. Manusia menurut kodratnya sebagai makluk Tuhan (tidak Atheis/Sekuler).
4.Tidak ada pertentangan bagi antar golongan intern/antar agama
5.Tidak memaksakan untuk memeluk kepada Agama tertentu.
6. Memberi toleransi dalam kehidupan beragama.
7. Pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara harus sesuai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
8. Negara pada hakekatnya berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa
Aktualisasi Pancasila 2 cara yaitu :
Secara obyektif  yaitu aktualisasi Pancasila dalam berbagai bidang kehidupan kenegaraan
antara lain bidang politik, ekonomi, sosial budaya, hukum, dengan penjabarannya kedalam
undang-undang,menyangkut kelembagaan yaituLembaga Eksekutif, Legislatif , Yudikatif serta
kelembagaan lainnya, termasuk kelompok supra dan infra struktur politik.
Secara Subyektif  adalah aktualisasi Pancasila pada setiap individu terutama dalam aspek
moral yang kaitannya dengan negara dan masyarakat, dalam hal ini warga
biasa,pelajar,mahasiswa, aparat, penguasa, pengusaha,intelektual dan lain-lainya.
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN RI
Pancasila sebagai dasar negara merupakan asas kerokanian, sebagai sumber norma dan tertib
hukum yang melamdasi berbagai kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan rakyat dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara (POLEKSOSBUDHANKAM).
Konsekuensi : Pemerintah dan warga negara dalam Ikatan hidup bernegara harus tetap dalam
jangkauan Pancasila sebagai dasar negara
Ini berarti :
Pokok-poko pikiran muatan Pancasila merupakan ala ukur untuk menilai sejauh mana
pemerintah dan warga negara sudah menjalankan tugas dan kewajiban sesua tuntutan
Pancasila
Negara Indonesia adalah negara demokrasi berdasarkan atas Hukum.
SISTEMATIKA HUKUM & PERUNDANG-UNDANGAN RI
1. UUD 1945
2. KETETAPAN (TAP) MPR
3. UNDANG -UNDANG
4. PERPU
5. Peraturan Pemerintah
6. Keputusan Presiden
7. Keputusan Menteri.
8. Peraturan Daerah.
Hukum Dasar : Meliputi UUD tertulis maupun tidak tertulis.
UUD : Hukum dasar yang tertulis
Konvensi : Hukum dasar yang tidak tertulis
UUD bagi suatu negara :
*Memberikan perlindungan HAM
*Pedoman bagi penyelenggaraan Negara
*Pedoman bagi warga negara, lembaga negara dan lembaga masyarakat
PROSES PERUMUSAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945
1. Dirancang dan diterima oleh : Badan Penyelidik usaha-usaha persiaspan kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) tanggal 16 Juli 1945.
*Panitia kecil IX Pemeriksaan usul-usul dr pihak 2
*Panitian kecil IX perancang JAKARTA CHARTER
*Panitia Perancang UUD Negara
Panitia Kecil(7orang) sempurnakan naskah, sedangkan bahasanya oleh panitia ahli bahasa
Indonesia: 3 orang (Perancang UUD)
2. Disyahkan & ditetapkan Oleh :
Panitia persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945 pukul 1.45.
A. Pengertian
UUD 1945 adalah keseluruhan naskah terdiri dari :
1. Pembukaan 4 alinea
2. Batang Tubuh :
 16 Bab, 37pasal, 4 Pasal aturan peralian dan 2ayat aturan tamb.
 Disyahkan sidang PPKI Tgl. 18 Agustus 1945
 Dimuat dan disiarkan dalam Berita Republik Indonesia Tahun ke II No. 7 tanggal 15
Pebruari 1946.
Diamandemen oleh MPR dalam SI 1999,2000,2001,2002
Pada perubahan(amandemen)ditambahPasal6A,7ABC,18AB,20A, 22ABCDE, 23ABCDEFG,
24ABC, 28A s/d J, 36ABC, ditambah BAB VIIA,B,VIIIA,IXA,XA,dan BAB IV dihapus. Sedangkan :
4 Pasal, Aturan Perlihan — dirubah 3 Pasal.
2 Ayat Aturan Tambahan ---- dirubah 2 Pasal.
B. Kedudukan
Menurut TAP.MPRS No. XX/MPRS/1966
Jo.TAP MPR No. V/MPR/1973
No.IX/MPR/1978
No.III/MPR/2000
UUD 1945 menempati kedudukan tertinggi dengan heirarki sebagai berikut :
1. UUD 1945
2. TAP.MPR.
3. UU / peraturan Pemerintah sebagai pengganti UU (Perpu
4. Peraturan Pemerintah
5. Keputusan Presiden
6. Peraturan Daerah
7. Peraturan – peraturan pelaksanaannya lainnya, (Peraturan/ keputusan Menteri ,dll).
C. Sifat UUD 1945
1). UMUM : aspek yg diatur oleh / dengan ketentuan didalam UUD harus mencakup semua
aspek kehidupan ketatanegaraan.
2). LUHUR : melihat isi / materi UUD memuat cita-cita serta pandangan hidup bangsa yang
menjadi tujuan serta landasan negara.
3). ISTIMEWA :
- Formil : pembentukan dan atau pembebannya dilakukan MPR
- Materiil isi UUD bersifat komplek, menjangkau seluruh kehidupan bangsa
4). KUSUS :
-Singkat / supel, flexibel :
hanya memuat 37 pasal, 3 pasal aturan tambahan dan 2 ayat aturan peralihan, cukup
memuat aturan pokok.
- Luwes / kenyal : tetap menjamin kejelasan dan kepastian hukum, Peraturan lebih
lanjut sebagai penyelenggaraan aturan pokok dengan hukum ditingkat yang lebih rendah,
karena mudah membuat/ merubahnya.
D. Fungsi UUD 1945
= Sebagai Dasar Negara RI.
= Sumber hukum dari segala sumber hukum yang berlaku di Indonesia
= Sebagai alat kontrol bagi peraturan/perundang-undangan yang berada dibawahnya.
= UUD berisi pembatasan kekuasaan dalam Negara, tampak dalam 3 hal :
1. Menjamin hak asasi manusia atau hak warga negara.
2. Memuat ketatanegaraan suatu negara yang bersifat mendasar.
3. Mengatur tugas serta wewenang dalam negara.
UDANG – UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIATAHUN 194
PEMBUKAAN
(PREAMBUL)
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan
dan peri-keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu
gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang – Undang
Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalamPermusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
1. MAKNA PEMBUKAAN UUD 1945 BAGI PERJUANGAN BANGSA INDONESIA.
2. MAKNA ALINEA-ALINEA DALAM PEMBUKAAN.UUD’45

3. POKOK-POKOK PIKIRAN DALAM PEMBUKAAN UUD 1945


HUBUNGAN PEMBUKAAN DENGAN BATANG TUBUH UUD 1945
Pembukaan UUD 1945 mempunyai fungsi hubungan langsung bersifat kausal organik
dengan batang tubuh UUD 1945,karena dalam pembukaan dijabarkan dalam pasal-pasal UUD
1945.
Pembukaan memuat dasar falsafat negara dan UUD merupakan arti kesatuan nilai dan
norma yang terpadu.
Makna yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 :
1. Rangkaian peristiwa dan keadaan yang mendahului terbentuk negara.
2. Merupakan ekspresi dari peristiwa dan keadaan setelah negara Indonesia terwujud
(Alinea IV).
HUBUNGAN MASING-MASING ALINEA DENGAN BATANG TUBUH UUD’45
1. Alinea 1,2,3, merupakan pernyataan yang tidak mempunyai hubungan kausal organik
dengan batang tubuh
2. Alinea 4 mempunyai hubungan kausal organik :
a. UUD ditentukan
b. Dalam UUD diatur tentang Pemeritahan Negara
c. Negera berbentuk Republik berkedaulatan Rakyat
d. Ditetapkannya dasar Kerohanian (Dasar falsafah Negara Pancasila)
HUBUNGAN ANTARA PEMBUKAAN DENGAN PANCASILA
Dalam Pembukaan UUD’45 secara formal yuridis Pancasila ditetapkan sebagai dasar Filsafat
Negara RI.
1. Hubungan secara formal :
a. Rumusan Pancasila dalam Alinea 4
b. Pembukaan UUD’45 merupakan pokok kaidah fundamental.
c. Pembukaan UUD’45 Intinya adalah Pancasila tidak tergantung
pada batang Tubuh.
d. Pancasila sebagai dasar kelangsungan hidup Negara di
Proklamirkan pada 17 Agustus 1945
e. Pancasila adalah inti Pembukaan UUD’45 melekat pada
kelangsungan hidup Negera
2. Hubungan secara material.
Dalam pembukaan UUD ’45 materi yang dibahas oleh BPUPKI pertama adalah filsafat
Pancasila-Pembukaan,tertib hukum Indonesia bersumber pada Pancasila
PENGERTIAN HUKUM DASAR

KONVENSI
->Konvensi adalah Hukum dasar yang tidak tertulis yang timbul dan terpelihara dalam praktek
kenegaraan.
->Konvensi tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945.
->Konvensi merupakan aturan pelengkap/mengisi kekosongan yang timbul dari praktek
kenegraan.
Contoh :
->Pidato kenegaraan setiap menjelang peringatan tanggal 17 Agustus didalam sidang Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR)
- >Pidato pertanggunjawaban presiden setiap akhir masa jabatannya
- >Pidato Presiden setiap Awal penetapan tahun anggaran baru/RAPBN.pada bulan
Januari.
KONSTITUSI
Konstitusi adalah semua ketentuan-ketentua yang mengatur ketatanegaraan suatu negara.
Undang-undang dasar adalah suatu undang-undang yang tertulis yang merupakan dasar pokok
dari pada ketatanegaraan suatu negara.
Pengertian Konstitusi :
- Lebih luas dari pada UUD atau
- Sama dengan pengertian UUD
UUD hanya meliputi konstitusi tertulis selain itu terdapat konstitusi tidak tertulis yang tidak
tercakup dalam UUD
HAL-HAL POKOK DALAM RANGKAIAN PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 1945
BAB I BENTUK DAN KEDAULATAN
( Pasal 1)
LEMBAGA – LEMBAGA YANG MEMEGANG KEKUASAAN MENURUT UUD

DPR PRESIDEN

MK MA
Pasal 20 (1) * Pasal 4 (1)
memegang memegang
kekuasaan kekuasaan
membentuk pemerintah
Pasal 24 (1)***
UU an
memegang kekuasaan
kehakiman yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan
guna menegakkan hukum dan
pemerintahan

BAB II MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT

ANGGOTA MPR ANGGOTA


DPR Pasal 2 (1)**** DPD
dipilih dipilih

WEWENANG

1. Mengubah dan menetapkan Undang 5.Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua
Undang Dasar [Pasal 3 ayat (1)*** pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden
dan Pasal 37****] ; Yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan
2. Melantik Presiden dan/atau Wakil Partai politik yang pasangan calon Presiden
Presiden [Pasal 3 ayat (2)***/****] ; dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak
3. Memberhentikan Presiden dan/atau pertama dan kedua dalam pemilihan umum
Wakil Presiden dalam masa jabatannya sebelumnya sampai berakhir masa jabatannya,
menurutUndang – Undang Dasar jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat,
[Pasal 3 ayat (3)***/****] ; berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat
4. Memilih Wakil Presiden dari dua melakukan kewajibannya dalam masa
calonmyangdiusulkan oleh Presiden Jabatannya secara bersamaan [Pasal 8 ayat (3)****]
dalam hal terjadi kekosongan Wakil
Presiden
[Pasal 8 ayat (2)***] ;
BAB III KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Presiden / Wakil Presiden
Presiden dan Wakil Presiden
Calon Presiden dan calonWakil Presiden dipilih dalam satu pasangan
harus seorang warga negara Indonesia secara langsung oleh rakyat
sejakkelahirannya dan tidak PRESIDEN / [Pasal 6A (1)***]
WAKIL PRESIDEN Presiden dan Wakil Presiden
pernahmenerima kewarganegaraan memegang jabatan selama
lainkarena kehendaknya sendiri, lima tahun, dan sesudahnya
tidakpernah mengkhianati negara, dapat dipilih kembali dalam
jabatan yang sama, hanya
serta mampu secara rohani dan jasmani
untuk satu kali masa jabatan
untuk melaksanakan tugas dan kewajiban (Pasal 7*)
sebagai Presiden dan Wakil Presiden[Pasal
6 (1)***]
WEWENANG, KEWAJIBAN, HAK

WEWENANG, KEWAJIBAN DAN HAK

Antara lain :
1. Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD“ [Pasal 4 (1)*] ;
2. Berhak mengajukan RUU kepada DPR” [Pasal 5 (1)*] ;
3. Menetapkan peraturan pemerintah’ [Pasal 5 (2)*] ;
4. Memegang teguh UUD dan menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-
lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa” [Pasal 9 (1)*] ;
5. Memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL dan AU” (Pasal 10) ;dng persetujuan
DPR menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain”
[Pasal 11 (1)****] ;
6. Membuat perjanjian internasional lainnya..dengan persetujuan DPR” [Pasal 11 (2)***] ;
7. Menyatakan keadaan bahaya” (Pasal 12) ;
8. Mengangkat duta dan konsul” [Pasal 13 (1)]. Dalam mengangkat duta, Presiden
memperhatikan pertimbangan DPR” [Pasal 13 (2)*] ;
9. Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR”
[Pasal 13 (3)*] ;
10. Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA” [Pasal 14
(1)*] ;
11. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR” [Pasal 14
(2)*] ;
12. Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan UU”
(Pasal 15)* ;
13. Membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan
pertimbangan kepada Presiden” (Pasal 16)**** ;
14. Tentang pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri [Pasal 17 (2)*] ;
15. Tentang pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR [Pasal 20 (2)*]
serta pengesahan RUU [Pasal 20 (4)*] ;
16. Tentang hak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti UU dalam
kegentingan yang memaksa [Pasal 22 (1}] ;
17. Tentang pengajuan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan
pertimbangan DPD [Pasal 23 (2)***] ;
18. Tentang peresmian keanggotaan BPK yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan
pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***] ;
19. Tentang penetapan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh KY dan disetujui DPR
[Pasal 24A (3)***] ;
20. Tentang pengangkatan dan pemberhentian anggota KY dengan persetujuan DPR [Pasal
24b (3)***] ;
21. Tentang pengajuan tiga orang calon hakim konstitusi dan penetapan sembilan orang
anggota hak konstitusi [Pasal 24C (3)***] ;
1. DPR mengusulkan pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden (Pasal 7A***) ;
2. Usul tersebut dapat diajukan dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada
MK untuk memeriksa, mengadili dan memutus pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau
Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum dan/atau tidak lagi memenuhi
syarat [Pasal 7B (1)***] ;
3. Pendapat DPR tersebut dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan [Pasal 7B (2)] ;
4. Pengajuan hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah anggota DPR yang hadir dalam sidang paripurna yang dihadiri 2/3 dari jumlah
anggota DPR [Pasal 7B (3)***] ;
5. MK.Wajib memeriksa ; mengadili dan memutus paling lama 90 hari setelah permintaan
diterima [Pasal 7B (4)] ;
6. Bila terbukti melakukan pelanggaran hukum dan/atau terbukti tidak lagi memenuhi
syarat, DPR menyelenggarakan sidang paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian
kepada MPR [Pasal7B (5)] ;
7. MPR.Wajib menyelenggarakan sidang untuk memutus usul DPR paling lambat 30 hari
sejak usul diterima [Pasal 7B (6)***] ;
8. Keputusan diambil dalam rapat paripurna yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya ¾ dari
jumlah anggota dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah yang hadir,
setelah Presiden dan/atau Wakil Presiden diberi kesempatan menyampaikan penjelasan
[Pasal 7B (7)***] .
KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA DAN BAB V KEMENTERIAN NEGARA

1. Memegang
kekuasaan
4. dibantu pemerintahan menurut
menteri negara [Pasal 17 (1)] UUD [Pasal 4 (1)]
yang diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden
[Pasal 17 (2)*]
membidangi urusan tertentu 2. dalam melakukan
dalam pemerintahan kewajiban dibantu oleh
[Pasal 17 (3)*] PRESIDEN satu orang Wapres
[Pasal 4 (2)]

3. membentuk
dewan pertimbangan #)
(Pasal 16)****

#) DPA dihapus
Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota,atau
kabupaten dan kota, diatur dengan UU dengan
memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah [Pasal 18A (1)**]

Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan


sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan
dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan UU [Pasal 18A (2)**]

Negara mengakui dan menghormati satuan – satuan pemerintahan daerah


yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan UU
[Pasal 18B (1)**]

Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat


beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip NKRI, yang diatur dalam UU [Pasal 18B (2)**]
BAB VII DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Anggota DPR dapat


diberhentikan dari
Anggota DPR DPR jabatannya, yang
dipilih melalui syarat-syarat dan
pemilihan umum tata caranya diatur
[Pasal 19 (1)**] dalam UU
(Pasal 22B**)
Fungsi, Wewenang, dan Hak

1. “..memegang kekuasaan membentuk UU” 8. tentang pemberian pertimbangan kepada


[Pasal 20 (1)*] ; Presiden
2“..memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dalam pemberian amnesti dan abolisi
dan fungsi pengawasan” [Pasal 20A (1)**] ; [Pasal 14 (2)*] ;
3. “..mempunyai hak interpelasi, hak angket, 9. tentang persetujuan atas perpu [Pasal 22 (2)] ;
dan hak menyatakan pendapat” [Pasal 20A (2)**] ; 10. tentang pembahasan dan persetujuan atas
4. tentang pengajuan usul pemberhentian Presiden RAPBN
dan/atau Wakil Presiden [Pasal 7B (1)***] ; yang diajukan oleh Presiden [Pasal 23 (2) dan
5. tentang persetujuan dalam menyatakan perang, (3)***]
membuat perdamaian dan perjanjian [Pasal 11 11. tentang pemilihan anggota BPK dengan mem-
(1) dan (2)****] ; perhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23F
6. tentang pemberian pertimbangan kepada Presiden (1)***] ;
dalam pengangkatan duta [Pasal 13 (2)*] ; 12. tentang persetujuan calon hakim agung yang
7. tentang pemberian pertimbangan kepada Presiden
diusulkan oleh KY [Pasal 24A (3)***] ;
dalam menerima penempatan duta neraga lain
13. tentang persetujuan pengangkatan dan
[Pasal 13 (3)] ;
pemberhentian anggota KY [Pasal 24B
(3)***] ;
14. tentang pengajuan tiga orang calon anggota
hakim
konstitusi [Pasal 24C (3)***] ;
BAB IX A WILAYAH NEGARA

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara
dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan Undang-Undang
(Pasal 25A)
BAB:XV BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN
ATRIBUT KENEGARAAN
Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih (Pasal 35)
Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia (Pasal 36)
Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika (Pasal 36A)**
Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya (Pasal 36B)**
ATURAN PERALIHAN
Pasal I
Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama belum
diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini ****)
Pasal II
Semua lembaga negara yang ada masih tetap berfungsi sepanjang untuk melaksanakan
ketentuan Undang-Undang Dasar dan belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang
Dasar ini ****)
Pasal III
Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-lambatnya pada 17 Agustus 2003 dan sebelum
dibentuk segala kewenangannya dilakukan oleh Mahkamah Agung ****)
ATURAN TAMBAHAN
Pasal I
Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untuk melakukan peninjauan terhadap
materi dan status hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat untukdiambil putusan pada Sidang Majelis
Permusyawaratan Rakyat tahun 2003****)
Pasal II
Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal ****)
BUDAYA PERGURUAN TINGGI UPN :
1. TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI
Mempunyai 3 tugas pokok
a. Pendidikan dan Pengajara
Pendidikan dan Pengajaran yaitu melaksanakan dengan menyelenggarakan perkuliahan atau
kegiatan akademik dalam berbagai bentuk sesuai jenis dan tingkat program pendidikan yang
diberikan, dengan tujuan mengantarkan mahasiswa untuk menyelesaikan (menamatkan)
pendidikan yang diikuti.
Pendidikan dan Pengajaran merupakan kegiatan paling utama dan melibatkan berbagai unsur di
perguruan tinggi seperti mahasiswa, dosen, administrator, sarana dan prasarana dan
lingkungan pendididkan, agar mahasiswa :
1) Mendapatkan gambaran pola pikir yang integralistik,kekeluargaan, kebersamaan,persatuan
dan kesatuan,Bhineka Tunggal Eka dan lain-lain.
2) Memiliki kebiasaan dan konsistensi dalam proses belajar mengajar dapat memilah-milah hal-
hal yang sesuai Pancasila.
b. PENELITIAN
Yaitu suatu kegiatan telaah yang besifat objektif dan upaya untuk menemukan kebenaran
dan atau menyelesaikan masalah dalam IPTEK dan seni. Tugas kedua ini merupakan tugas
sebagai pengembang ilmu dan pembinaan keahlian. Sebagai pengembang dan pembinaan ilmu
tidak boleh berhenti  terus berjalan dan bersifat ilmiah. Dalam kegiatan penelitian terus
berkembang dan dapat mengambil manfaat sebesar-besarnya dari hasil penelitian yang sudah
dilakukan oleh lembaga-lembaga lain( di dalam maupun luar negeri), dengan tetap
mendasarkan kepada Pancasila.
Dalam melaksanakan penelitian hendaklah para intelektual/mahasiswa diharapkan selalu
mempunyai moral sebagaimana nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila  bermoral--
Ketuhanan dan kemanusiaan yaitu senantiasa berpegang dan mengemban nilai
kemanusiaan yang didasari nilai Ketuhanan dan ilmiah. Seorang peneiti harus bermoral jujur
dan bersumber pada ketuhanan dan kemanusiaan,
Hasil Penelitian TIDAK boleh karena motivasi uang; kekuasaan; ambisi atau kepentingan
tertentu.
Manfaat penelitian diusahakan untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia /
masyarakat
c. Pengapdian masyarakat yaitu
suatu kegiatan yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dalam upaya memberikan sumbang
sih demi kemajuan masyarakat. Disamping itu bebagai informasi sumbangan masukan
pemikiran dan lain-lkain,di masyarakat dapat diperoleh untuk kepentingan perguruan tinggi
yang bersangkutam dan masyarakat, keadaan ini menujukan hubungan yang erat antara
perguruan tinggi dengan masyarakat.
2. Budaya Akademik.
Terdapat sejumlah ciri masyarakat ilmiah sebagai budaya akademik. Ilmiah inilah yang
harus dikembangan dan merupakan budaya dari suatu masyarakat akademik :
a. Pengajar(dosen). Kegiatan pendidikan dan pengajaranlah yang menjadi kehidupan
perguruan tinggi.
b. Mahasiswa. Mahasiswa merupakan unsur utama perguruan tinggi yang menjadi dasar
diperlukannya perguruan tinggi
c. Pelayanan administrasi dan tehnisi. Pelayanan amat diperlukan dalam untuk
keberhasilan dalam program pendidikan.
d.Sarana&Prasarana pendidikan serta faktor lingkungan yang yaman.
3. BUDAYA MASYARAKAT AKADEMIK

1. KRITIS
2. KREATIF
3. OBYEKTIF
4. ANALISIS
5. KONSTRUKTIF
6. DINAMIS
7. DIALOGIS
8. MENERIMA KRITIK
9. BEBAS DARI PRASANGKA
10. MENGHARGAI PRESTASI ILMIAH
11. MENGHARGAI WAKTU
12. MEMILIKI DAN MENJUNJUNG TINGGI KEGIATAN ILMIAH
13. BERORIENTASI KE MASA DEPAN
14. KESEJAWATAN / KEMITRAANMENGHARGAI TRADIS ALMAMATER SEBAGAI SUATU
TANGGUNG JAWAB MORAL MASYARAKAT INTELEKTUAL AKADEMIK
4. Kampus sebagai Moral Force, pengembangan Hukum & HAM
a. Kampus sebagai Moral Force
Penyelenggaran pendidikan berpijak pada perangkat kopetensi :
1). Kopetensi Pribadi :yang tangguh,adaptif & komunikatif.
2).Kopetensi intelektual: kemampuan akademik & keunggulan analisis serta kemampuan
pengambilan keputusan.
3).Kopetensi Ketrampilan Produktif: keunggulan produktif & profesional
b.Pengembangan Hukum.
Mengembangkan budaya hukum dengan maksud terciptanyaketentraman,
ketertiban,dan tegaknya supremasi hukum yang berintikan kejujuran ,kebenaran dan keadilan.
c. Pengembangan HAM.
Untuk meningkatkan dan memantapkan menempatkan manusia pada keluhuran harkat dan
martabatnya, baik selaku makluk pribadi maupun sebagai makluk sosial, berdasarkan nilai
agama dan keluhuran nilai budaya bangsa.
Pelaksanaan HAM melalui penegakan hukum dan peningkatan kesadaran hukum bagi
seluruh masyarakat kampus.
5. AKTUALISASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN KAMPUS
a. Sebagai pedoman yaitu Pancasila sebagai nilai, norma, dan moral di kampus.
b. Sebagai dasar dalam setiap membuat suatu perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan di kampus
c. Sebagai tujuan ideal dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang
d. Mengilhami kegiatan-kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan & Pengajaran,
Penelitian dan Pengabdian pada masyarakat
e. Budaya dan etika akademis yang sesuai dengan pancasila.
f. Kampus sebagai “moral Force” Pengembangan dan penegakan hukum dan HAM

Anda mungkin juga menyukai