Nilai – nilai Pancasila digali dari budaya dan peradapan bangsa Indonesia yang telah
berurat, berakar dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia
Nilai-nilai itu sebagai buah pikiran dan gagasan dasar bangsa Indonesia tentang
kehidupan yang dianggap baik
Tata nilai kehidupan sosial dan
tata nilai kehidupan kerohanian
sebagai budaya dan peradapan
bangsa yang memberi corak,
watak dan ciri masyarakat dan
bangsa Indonesia yang
membedakan dengan
bangsa lain
LANDASAN YURIDIS
1. Pembukaan UUD 1945 alinea IV
2. UUD 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2 (Amandemen)
3. Kep. Dirjen Depdiknas No.38/Dikti/Kep/2002 tentang Rambu-rambu pelaksanaan mata
kuliah pengembangan kepribadian di Perguruan Tinggi
4. UU No20 tahun 2003 ttg SISDIKNAS.” Pendidikan Nasional adalah
pendidikan yang berakar
pada kebudayaan bangsa
Indonesia dan berdasakan
Pancasila dan UUD 1945.
LANDASAN FILOSOFIS
KONVENSI
->Konvensi adalah Hukum dasar yang tidak tertulis yang timbul dan terpelihara dalam praktek
kenegaraan.
->Konvensi tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945.
->Konvensi merupakan aturan pelengkap/mengisi kekosongan yang timbul dari praktek
kenegraan.
Contoh :
->Pidato kenegaraan setiap menjelang peringatan tanggal 17 Agustus didalam sidang Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR)
- >Pidato pertanggunjawaban presiden setiap akhir masa jabatannya
- >Pidato Presiden setiap Awal penetapan tahun anggaran baru/RAPBN.pada bulan
Januari.
KONSTITUSI
Konstitusi adalah semua ketentuan-ketentua yang mengatur ketatanegaraan suatu negara.
Undang-undang dasar adalah suatu undang-undang yang tertulis yang merupakan dasar pokok
dari pada ketatanegaraan suatu negara.
Pengertian Konstitusi :
- Lebih luas dari pada UUD atau
- Sama dengan pengertian UUD
UUD hanya meliputi konstitusi tertulis selain itu terdapat konstitusi tidak tertulis yang tidak
tercakup dalam UUD
HAL-HAL POKOK DALAM RANGKAIAN PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 1945
BAB I BENTUK DAN KEDAULATAN
( Pasal 1)
LEMBAGA – LEMBAGA YANG MEMEGANG KEKUASAAN MENURUT UUD
DPR PRESIDEN
MK MA
Pasal 20 (1) * Pasal 4 (1)
memegang memegang
kekuasaan kekuasaan
membentuk pemerintah
Pasal 24 (1)***
UU an
memegang kekuasaan
kehakiman yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan
guna menegakkan hukum dan
pemerintahan
WEWENANG
1. Mengubah dan menetapkan Undang 5.Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua
Undang Dasar [Pasal 3 ayat (1)*** pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden
dan Pasal 37****] ; Yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan
2. Melantik Presiden dan/atau Wakil Partai politik yang pasangan calon Presiden
Presiden [Pasal 3 ayat (2)***/****] ; dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak
3. Memberhentikan Presiden dan/atau pertama dan kedua dalam pemilihan umum
Wakil Presiden dalam masa jabatannya sebelumnya sampai berakhir masa jabatannya,
menurutUndang – Undang Dasar jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat,
[Pasal 3 ayat (3)***/****] ; berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat
4. Memilih Wakil Presiden dari dua melakukan kewajibannya dalam masa
calonmyangdiusulkan oleh Presiden Jabatannya secara bersamaan [Pasal 8 ayat (3)****]
dalam hal terjadi kekosongan Wakil
Presiden
[Pasal 8 ayat (2)***] ;
BAB III KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Presiden / Wakil Presiden
Presiden dan Wakil Presiden
Calon Presiden dan calonWakil Presiden dipilih dalam satu pasangan
harus seorang warga negara Indonesia secara langsung oleh rakyat
sejakkelahirannya dan tidak PRESIDEN / [Pasal 6A (1)***]
WAKIL PRESIDEN Presiden dan Wakil Presiden
pernahmenerima kewarganegaraan memegang jabatan selama
lainkarena kehendaknya sendiri, lima tahun, dan sesudahnya
tidakpernah mengkhianati negara, dapat dipilih kembali dalam
jabatan yang sama, hanya
serta mampu secara rohani dan jasmani
untuk satu kali masa jabatan
untuk melaksanakan tugas dan kewajiban (Pasal 7*)
sebagai Presiden dan Wakil Presiden[Pasal
6 (1)***]
WEWENANG, KEWAJIBAN, HAK
Antara lain :
1. Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD“ [Pasal 4 (1)*] ;
2. Berhak mengajukan RUU kepada DPR” [Pasal 5 (1)*] ;
3. Menetapkan peraturan pemerintah’ [Pasal 5 (2)*] ;
4. Memegang teguh UUD dan menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-
lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa” [Pasal 9 (1)*] ;
5. Memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL dan AU” (Pasal 10) ;dng persetujuan
DPR menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain”
[Pasal 11 (1)****] ;
6. Membuat perjanjian internasional lainnya..dengan persetujuan DPR” [Pasal 11 (2)***] ;
7. Menyatakan keadaan bahaya” (Pasal 12) ;
8. Mengangkat duta dan konsul” [Pasal 13 (1)]. Dalam mengangkat duta, Presiden
memperhatikan pertimbangan DPR” [Pasal 13 (2)*] ;
9. Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR”
[Pasal 13 (3)*] ;
10. Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA” [Pasal 14
(1)*] ;
11. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR” [Pasal 14
(2)*] ;
12. Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan UU”
(Pasal 15)* ;
13. Membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan
pertimbangan kepada Presiden” (Pasal 16)**** ;
14. Tentang pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri [Pasal 17 (2)*] ;
15. Tentang pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR [Pasal 20 (2)*]
serta pengesahan RUU [Pasal 20 (4)*] ;
16. Tentang hak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti UU dalam
kegentingan yang memaksa [Pasal 22 (1}] ;
17. Tentang pengajuan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan
pertimbangan DPD [Pasal 23 (2)***] ;
18. Tentang peresmian keanggotaan BPK yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan
pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***] ;
19. Tentang penetapan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh KY dan disetujui DPR
[Pasal 24A (3)***] ;
20. Tentang pengangkatan dan pemberhentian anggota KY dengan persetujuan DPR [Pasal
24b (3)***] ;
21. Tentang pengajuan tiga orang calon hakim konstitusi dan penetapan sembilan orang
anggota hak konstitusi [Pasal 24C (3)***] ;
1. DPR mengusulkan pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden (Pasal 7A***) ;
2. Usul tersebut dapat diajukan dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada
MK untuk memeriksa, mengadili dan memutus pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau
Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum dan/atau tidak lagi memenuhi
syarat [Pasal 7B (1)***] ;
3. Pendapat DPR tersebut dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan [Pasal 7B (2)] ;
4. Pengajuan hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah anggota DPR yang hadir dalam sidang paripurna yang dihadiri 2/3 dari jumlah
anggota DPR [Pasal 7B (3)***] ;
5. MK.Wajib memeriksa ; mengadili dan memutus paling lama 90 hari setelah permintaan
diterima [Pasal 7B (4)] ;
6. Bila terbukti melakukan pelanggaran hukum dan/atau terbukti tidak lagi memenuhi
syarat, DPR menyelenggarakan sidang paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian
kepada MPR [Pasal7B (5)] ;
7. MPR.Wajib menyelenggarakan sidang untuk memutus usul DPR paling lambat 30 hari
sejak usul diterima [Pasal 7B (6)***] ;
8. Keputusan diambil dalam rapat paripurna yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya ¾ dari
jumlah anggota dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah yang hadir,
setelah Presiden dan/atau Wakil Presiden diberi kesempatan menyampaikan penjelasan
[Pasal 7B (7)***] .
KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA DAN BAB V KEMENTERIAN NEGARA
1. Memegang
kekuasaan
4. dibantu pemerintahan menurut
menteri negara [Pasal 17 (1)] UUD [Pasal 4 (1)]
yang diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden
[Pasal 17 (2)*]
membidangi urusan tertentu 2. dalam melakukan
dalam pemerintahan kewajiban dibantu oleh
[Pasal 17 (3)*] PRESIDEN satu orang Wapres
[Pasal 4 (2)]
3. membentuk
dewan pertimbangan #)
(Pasal 16)****
#) DPA dihapus
Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota,atau
kabupaten dan kota, diatur dengan UU dengan
memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah [Pasal 18A (1)**]
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara
dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan Undang-Undang
(Pasal 25A)
BAB:XV BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN
ATRIBUT KENEGARAAN
Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih (Pasal 35)
Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia (Pasal 36)
Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika (Pasal 36A)**
Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya (Pasal 36B)**
ATURAN PERALIHAN
Pasal I
Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama belum
diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini ****)
Pasal II
Semua lembaga negara yang ada masih tetap berfungsi sepanjang untuk melaksanakan
ketentuan Undang-Undang Dasar dan belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang
Dasar ini ****)
Pasal III
Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-lambatnya pada 17 Agustus 2003 dan sebelum
dibentuk segala kewenangannya dilakukan oleh Mahkamah Agung ****)
ATURAN TAMBAHAN
Pasal I
Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untuk melakukan peninjauan terhadap
materi dan status hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat untukdiambil putusan pada Sidang Majelis
Permusyawaratan Rakyat tahun 2003****)
Pasal II
Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal ****)
BUDAYA PERGURUAN TINGGI UPN :
1. TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI
Mempunyai 3 tugas pokok
a. Pendidikan dan Pengajara
Pendidikan dan Pengajaran yaitu melaksanakan dengan menyelenggarakan perkuliahan atau
kegiatan akademik dalam berbagai bentuk sesuai jenis dan tingkat program pendidikan yang
diberikan, dengan tujuan mengantarkan mahasiswa untuk menyelesaikan (menamatkan)
pendidikan yang diikuti.
Pendidikan dan Pengajaran merupakan kegiatan paling utama dan melibatkan berbagai unsur di
perguruan tinggi seperti mahasiswa, dosen, administrator, sarana dan prasarana dan
lingkungan pendididkan, agar mahasiswa :
1) Mendapatkan gambaran pola pikir yang integralistik,kekeluargaan, kebersamaan,persatuan
dan kesatuan,Bhineka Tunggal Eka dan lain-lain.
2) Memiliki kebiasaan dan konsistensi dalam proses belajar mengajar dapat memilah-milah hal-
hal yang sesuai Pancasila.
b. PENELITIAN
Yaitu suatu kegiatan telaah yang besifat objektif dan upaya untuk menemukan kebenaran
dan atau menyelesaikan masalah dalam IPTEK dan seni. Tugas kedua ini merupakan tugas
sebagai pengembang ilmu dan pembinaan keahlian. Sebagai pengembang dan pembinaan ilmu
tidak boleh berhenti terus berjalan dan bersifat ilmiah. Dalam kegiatan penelitian terus
berkembang dan dapat mengambil manfaat sebesar-besarnya dari hasil penelitian yang sudah
dilakukan oleh lembaga-lembaga lain( di dalam maupun luar negeri), dengan tetap
mendasarkan kepada Pancasila.
Dalam melaksanakan penelitian hendaklah para intelektual/mahasiswa diharapkan selalu
mempunyai moral sebagaimana nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila bermoral--
Ketuhanan dan kemanusiaan yaitu senantiasa berpegang dan mengemban nilai
kemanusiaan yang didasari nilai Ketuhanan dan ilmiah. Seorang peneiti harus bermoral jujur
dan bersumber pada ketuhanan dan kemanusiaan,
Hasil Penelitian TIDAK boleh karena motivasi uang; kekuasaan; ambisi atau kepentingan
tertentu.
Manfaat penelitian diusahakan untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia /
masyarakat
c. Pengapdian masyarakat yaitu
suatu kegiatan yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dalam upaya memberikan sumbang
sih demi kemajuan masyarakat. Disamping itu bebagai informasi sumbangan masukan
pemikiran dan lain-lkain,di masyarakat dapat diperoleh untuk kepentingan perguruan tinggi
yang bersangkutam dan masyarakat, keadaan ini menujukan hubungan yang erat antara
perguruan tinggi dengan masyarakat.
2. Budaya Akademik.
Terdapat sejumlah ciri masyarakat ilmiah sebagai budaya akademik. Ilmiah inilah yang
harus dikembangan dan merupakan budaya dari suatu masyarakat akademik :
a. Pengajar(dosen). Kegiatan pendidikan dan pengajaranlah yang menjadi kehidupan
perguruan tinggi.
b. Mahasiswa. Mahasiswa merupakan unsur utama perguruan tinggi yang menjadi dasar
diperlukannya perguruan tinggi
c. Pelayanan administrasi dan tehnisi. Pelayanan amat diperlukan dalam untuk
keberhasilan dalam program pendidikan.
d.Sarana&Prasarana pendidikan serta faktor lingkungan yang yaman.
3. BUDAYA MASYARAKAT AKADEMIK
1. KRITIS
2. KREATIF
3. OBYEKTIF
4. ANALISIS
5. KONSTRUKTIF
6. DINAMIS
7. DIALOGIS
8. MENERIMA KRITIK
9. BEBAS DARI PRASANGKA
10. MENGHARGAI PRESTASI ILMIAH
11. MENGHARGAI WAKTU
12. MEMILIKI DAN MENJUNJUNG TINGGI KEGIATAN ILMIAH
13. BERORIENTASI KE MASA DEPAN
14. KESEJAWATAN / KEMITRAANMENGHARGAI TRADIS ALMAMATER SEBAGAI SUATU
TANGGUNG JAWAB MORAL MASYARAKAT INTELEKTUAL AKADEMIK
4. Kampus sebagai Moral Force, pengembangan Hukum & HAM
a. Kampus sebagai Moral Force
Penyelenggaran pendidikan berpijak pada perangkat kopetensi :
1). Kopetensi Pribadi :yang tangguh,adaptif & komunikatif.
2).Kopetensi intelektual: kemampuan akademik & keunggulan analisis serta kemampuan
pengambilan keputusan.
3).Kopetensi Ketrampilan Produktif: keunggulan produktif & profesional
b.Pengembangan Hukum.
Mengembangkan budaya hukum dengan maksud terciptanyaketentraman,
ketertiban,dan tegaknya supremasi hukum yang berintikan kejujuran ,kebenaran dan keadilan.
c. Pengembangan HAM.
Untuk meningkatkan dan memantapkan menempatkan manusia pada keluhuran harkat dan
martabatnya, baik selaku makluk pribadi maupun sebagai makluk sosial, berdasarkan nilai
agama dan keluhuran nilai budaya bangsa.
Pelaksanaan HAM melalui penegakan hukum dan peningkatan kesadaran hukum bagi
seluruh masyarakat kampus.
5. AKTUALISASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN KAMPUS
a. Sebagai pedoman yaitu Pancasila sebagai nilai, norma, dan moral di kampus.
b. Sebagai dasar dalam setiap membuat suatu perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan di kampus
c. Sebagai tujuan ideal dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang
d. Mengilhami kegiatan-kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan & Pengajaran,
Penelitian dan Pengabdian pada masyarakat
e. Budaya dan etika akademis yang sesuai dengan pancasila.
f. Kampus sebagai “moral Force” Pengembangan dan penegakan hukum dan HAM