Anda di halaman 1dari 90

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

Nama Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila


Jumlah sks :2
Perguruan Tinggi : Poltekkes, Akpar, AAK, AKG.
Dosen : Dr.H.Syahri Nehru Husain, M.Pd

Perkuliahan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan


ke..
1. Landasan Pend. Pancasila
1. Pendahuluan 2. Pembahasan Pancasila secara
Ilmiah
3. Pengertian Pancasila

k2. Sejarah Perjuangan bangsa 1.Perjuangan bgs Indo. (masa


Indonesia kejayaan )

3. Sda 2. Masa Penjajahan

4. Sda 3. Proses Perumusan Pancasila

5. Pembukaan UUD 1945 1. Hakikat Pembukaan UUD 1945

6. sda 2. Isi Pembukaan UUD 1945


3. Kedudukan Pembukaan UUD
1945.

7. Sda 4. Fungsi Pembukaan UUD 1945


5. Hubungan Pembukaan UUD 1945

8. Mid Semester Materi 1 s/d 7

9. Batang Tubuh UUD 1945 1. Hukum Dasar


2. Konstitusi.
3. Struktur Premerintahan Indonesia
4. Isi Batang Tubuh UUD 1945
5. Hubungan Antar Lembaga.
6. HAM berdasarkan UUD 1945
7. Dinamika Pelaksanaan UUD 1945

10. Sda 8. HAM berdasarkan UUD 1945


11. 9.Dinamika Pelaksanaan UUD 1945

12. Pancasila sebagai Sistem 1. Pengertian Filsafat


2. Perumusan Pancasila sbg sistem
Filsafat 3. Kesatuan Pancasila sbg Sistem Filsafat:
Ontologi, Epistemologi dan  Ontologi
aksiologi)  Epistemologi
 Aksiologi

1 2 3

13 Pancasila sebagai sistem 1. Pengertian Nilai, Norma, Moral.


Etika (Axiologi) 2. Pancasila sbg, Nilai Fundamental
3. Makna nilai-nilai Pancasila

14 Pancasila sbg Ideologi 1. Pengertian Ideologi.


2. Kedudukan dan fungsi Pancasila.
3. Perbandingan Ideologi Dunia.

15 Pancasila sbg Paradigma 1. Bidang Iptek


dalam Pembangunan 2. Bidang Ipoleksosbudhankam
3. Dalam kehidupan sehari-hari.

16 Ujian Final semester Materi 9 s/d 15


Kuliah 1 PENDAHULUAN.

1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti materi kuliah, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan tentang Landasan pelaksanaan pend. Pancasila
2. Menguraikan Pembahasan Pancasila secara Ilmiah
3. Menjelaskan pengertian Pancasila.

2. LANDASAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN PANCASILA

Perjuangan Sejak Zaman Kerajaan Kutai, Sriwijaya, Mojopahit

Budaya Indonesia Asli

UU No.20/2003 dan No.PP No.60/1999.


Kep. Dirjen DIKTI No.
467/DIKTI/KEP/1999 dan 265/2000

Sebagai Bangsa Yang :


- Berketuhanan
- Bersatu
- Berkemanusiaan
- Bermusyawarah
- Berkeadilan

H K Y F
I U U I
S L R L
T T I O
O U D S
R R I O
I S F
S I
* LANDASAN HISTORIS
Bangsa Indonesia terbentuk melalui proses yang panjang :
LANDASAN HISTORIS
- Zaman kerajaan Kutai, Sriwijaya, Mojopahit, dll.
- Meliliki prinsip atau pandangan hidup yang kuat dan mandiri
- Memiliki nilai-nilai yang melekat dalam kehidupan.
LANDASAN KULTURAL.
Bangsa Indonesia memiliki suatu pandangan hidup dan filsafat
hidup sebagai ideologinya.
*. Nilai-nilai kemasyarakatan.
*. Nilai-nilai kenegaraan.
*. Indonesia sbg bangsa yang heterogen (suku, agama, ras,
budaya.
*. Pancasila sbg petunjuk yang kuat untuk mempersatukan bangsa
yang beragam
LANDASAN YURIDIS
* UUD 1945
* UU Nomor : 20 Tahun 2003 ttg. Sistem Pendidikan Nasional
* PP Nomor 60 Tahun 1999. tentng Pendidikan Tinggi
* Kepmen Dikti 265/Dikti/Kep/2000 Kurikulum Pancasila

LANDASAN FILOSOFIS
Nilai-Nilai yang hidup dan berkembang dalam masyarakat adalah:
 Ketuhanan.
 Kemanusiaan.
 Kesatuan
 Musyawarah dan kerakyatan.
 Berkeadilan.

3. PEMBAHASAN PANCASILA SECARA ILMIAH


SYARAT-SYARAT SUATU ILMU :
1. MEMPUNYAI OBYEK
2. MEMPUNYAI METODE
3. MEMPUNYAI SISTEM
4. BERSIFAT UNIVERSAL
OBYEK PANCASILA :
1. OBYEK FORMAL
2. OBYEK MATERIAL
OBYEK FORMAL :
PANCASILA DAPAT DIPANDANG DALAM BERBAGAI SUDUT
PANDANG
Misalnya dilihat dari sudut :
 Moral maka Pancasila mempunyai obyek pembahasan pada moral
Pancasila
 Ekonomi, maka obyek pembahasannya pada Ekonomi Pancasila
 dll.

OBYEK MATERIAL: Pancasila merupakan sasaran pembahasan dan


pengkajian yang bersifat empiris dan non empiris. Secara Empiris
Pancasila merupakan hasil budaya Bangsa Indonesia. Dengan demikian
obyek material Pancasila adalah bangsa Indonesia dengan segala aspek
budaya. Secara non empiris meliputi nilai-nilai budaya nilai moral,
religi, sifat dan karakter dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara.

MEMPUNYAI METODE
Yaitu suatu cara atau system pendekatan yang digunakan untuk
mendapatkan suatu kebenaran yang bersifat obyektif.
Salah satu pembahasan Pancasila adalah dengan menggunakan metode
Analitika Syntetic karena :
Obyek pancasila adalah berkaitan dengan hasil budaya dan obyek sejarah.
Oleh karena itu digunakan metode hermeneutika yaitu suatu metode untuk
menemukan makna dibalik obyek. Dengan demikian metode koherensi
historis, metode pemahaman, penafsiran dan interpretasi didasarkan atas
hukum-hukum logika dalam penarikan kesimpulan.

MEMPUNYAI SISTEM
Pancasila merupakan satu kesatuan yang utuh. Merupakan kesatuan yang
majemuk tunggal. Sila-sila Pancasila tidak berdiri sendiri, akan tetapi saling
memberi makna satu dengan lainnya.

BERSIFAT UNIVERSAL
Kajian Pancasila tidak dibatasi oleh ruang, keadaan, situasi, kondisi maupun
jumlah tertentu. Pancasila mengandung esensi yang bersifat universal.
TINGKATAN PENGETAHUAN ILMIAH:
1. Pengetahuan Deskriptif ( bagaimana )
2. Pengetahuan Kausal (mengapa)
3. Pengetahuan Normatif ( kemana)
4. Pengetahuan Esensial (apa )

4. BEBERAPA PENGERTIAN PANCASILA


1. Pancasila Secara Etimologis
2. Pancasila Secara Historis
3. Pancasila Secara Terminologis
Secara Etimologis
Panca = lima, Sila = dasar, azas, fundamen
Secara Historis
Ditetapkan tgl 1 Juni 1945 setelah melalui proses sidang-sidang, BPUPKI,
PPKI, Piagam Jakarta
Secara Terminologis
Ditetapkan dalam:
 Pembukaan UUD 1945 alinea ke empat.
 Penjabarannya pada Batang Tubuh UUD 1945 yang terdiri:
o 37 pasal
o 1 Aturan peralihan ( 4 pasal ), dan
o 1 Aturan peralihan ( 2 ayat)

RUMUSAN PANCASILA
1. KETUHANAN YANG MAHA ESA.
2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB.
3. PERSATUAN INDONESIA.
4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT
KEBIJAKSANAAN DALAM
PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN
5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

Kuliah II

PERJUANGAN BANGSA INDONESIA


PADA MASA KEJAYAAN

A. MASA KERAJAAN SRIWIJAYA


1. Berdiri Abad VII (600 – 1400)
2. Letak bagian selatan Selat Malaka (Sekitar Palembang Sekarang).
3. Raja pertama Wangsa Syailendra (Termuat dalam prasasti Kedukan
Bukit di kaki gunung Siguntang yang bertarikh 605 caka atau 683 M).
4. Wilayahnya meliputi :
 Selat Malaka
 Selat Karimata
 Selat Sunda
 Pantai Siam
* Beberapa kerajaan yang ditaklukan dan masuk dalam kekuasaannya
seperti :
 Kerajaan Melayu di Jambi (686 M )
 Kerajaan Bangka (688 M)
 Kerajaan Tulang Bawang
 Kerajaan Brunai
 Kerajaan Taruma Negara
5. Tahun 775 merupakan kerajaan terbesar, bentuk kerajaan Maritim yang
bercirikan kedatuan ( Datuk)
6. Sriwijaya terkenal sebagai :
 Kunci lalu lintas perdagangan di Selat Sunda

7. Beberapa hal yang merupakan awal kepribadian bangsa :


 Perdagangan
 Hubungan luar negeri
 Kehidupan keagamaan/kepercayaan
 System kedatuan ; terdapat adanya:
 Petugas pengumpul barang dagangan
 Pengawas
 Pengaruh Hindu dan Budha
8. Beberapa ajaran Hindu:
 Kasta dalam masyarakat :
 Brahmana ; Pendeta, Raja-raja
 Ksatria
 Waisya ; Pedagang, petani
 Sudra ; Tidak mempunyai pekerjaan
 Kebudayaan barat Teknologi

B. MASA KERAJAAN MOJOPAHIT


1. Berdiri tahun 1293 : Oleh Raden Wijaya (Brawijaya).
2. Masa kejayaan dibawah kekuasaan Hayam Wuruk dan Patih Gajahmada
serta Laksamana Nala.
3. Wilayahnya :
 Mulai Semenanjung Melayu (Malaysia sekarang), Irian Jaya,
Kalimantan Utara.
4. Ciri keagungan Mojopahit :
a. Satya Bhakti Aprabu ; Setia kepada Negara dan Kerajaan.
b. Tan Satresna ; tak pernah memikirkan pribadi dan balas jasa.
c. Hanyanken Musuh ; keberanian dan kemampuan menghalau musuh.
d. Prabu Ginung Pratina ; selalu mengagungkan kebesaran raja dan
Negara.

Tekad Mojopahit oleh Panglima Gajah Mada untuk menumpas


pemberontakkan sadeng adalah “Sumpah Palapa” yaitu tekad untuk
mempersatukan Nusantara, yaitu : Seram, Tanjung Haru, Pohan,
Dompo, Bali, Palembang, dan Tumasik.
5. Susunan ketatanegaraan Mojopahit (dalam buku
NEGARAKERTAGAMA (Mpu Prapanca) tahun 1365, sbb :
a. Bidang Ketata Negaraan :
 Negara Pusat / Agung
 Daerah Bawahan
b. Susunan Pemerintahan :
 Raja
 Dewan Mahkota / Dewan Sabta Prabu
 Dewan Menteri
 Majelis Pendeta (Darmadyaksa)
 Kesenian dan Kebudayaan
Misalnya. Bangunan Candi, bangunan Istana, dll.
6. Beberapa nilai-nilai kebudayaan yang dapat kita gali dari kebesaran
keprabuan Mojopahit :
 Semboyan Bhineka Tunggal Ika ( Mpu Tantular = Sutasoma)
 Nilai Kemanusiaan = Kerukunan
 Nilai Keagamaan = Hindu dan Budha
 Nilai Persatuan = Saling menolong
 Nilai Kerakyatan = Musyawarah, Damai
 Nilai Keadilan = Melindungi Masyrakat
 Nilai Budaya = Sopan santun, kerja keras, dll.
 Hubungan Luar Negeri.

Kuliah III
PERJUANGAN BANGSA INDONESIA PADA MASA PENJAJAHAN

Dibagi dalam 2 periode :


 Perjuangan sebelum tahun 1900
 Perjuangan setelah tahun 1900
PERJUANGAN SEBELUM TAHUN 1900
Pada akhir abad Ke XIX dan permulaan abad XX, Bangsa Belanda telah
menguasai seluruh kepulauan Nusantara.
Pada awal kedatangan bangsa Belanda pimpinan Cornelis De Houtman tahun
1596 mendarat di Indonesia.
Bangsa-bangsa Barat yang datang ke Indonesia dengan tujuan dagang
seperti :
~ Portugis
~ Spanyol
~ Inggris
~ Belanda
Mereka memperebutkan Indonesia karena:
~ Kesuburan
~ Hasil Bumi.
Sejak datangnnya bangsa-bangsa penjajah, bangsa Indonesia
memperjuangkan apa yang sudah dimilikinya (Sriwijaya dan Mojopahit)
sehingga dapat dikatakan sebagai suatu tonggak sejarah penting dalam
perjuangan bangsa
Pada awal kedatangan bangsa Belanda adalah berdagang;
sehingga :

~ Diterima baik oleh bangsa Indonesia


Akan tetapi :
~ Berubah menjadi penjajah mereka mengasai bidang:
Ekonomi, Politik, Sosial, Budaya, Keamanan
Melancarkan politik devide et impera dengan cara memecah belah bangsa :
~ Muncul dengan kerajaan-kerajaan baru
~ Monopoli perdagangan
~ Tanam paksa
~ Membatasi orang-orang untuk pendidikan.
Segala kekayaan Indonesia diangkut ke Belanda :
~ Rempah-rempah sangat dibutuhkan.
~ Negeri Belanda tergolong miskin

Dengan kenyataan ini bangsa Indonesia melakukan perlawanan, antara lain:


 Sultan Agung di Mataram, tahun 1645
 Sultan Agung Tirtajasa di Banten, 1650
 Sultan Hasanuddin di Makassar, 1660
 Untung Suropati dan Trunojoyo di Jawa Timur, 1670
 Iskandar di Minangkabau, 1680

Pada awal abad XIX Belanda mengubah system politik kolonialnya, yaitu
membentuk perseroan dagang Partikelir yang disebut “Vereenigde Oost-
Indische Compagnie (VOC) akhir abad ke 17 (1602)
Melihat kondisi bangsa Indonesia pada waktu itu yang penuh dengan
penindasan dan kesengsaraan dalam bidang :
~ Ekonomi / perdagangan
~ Pendidikan
~ Sosial, budaya
~ Politik
Maka pada permulaan abad ke 19 bangsa Indonesia mengadakan perlawanan
seperti :
 Pattimura Ambon/Maluku, 1817
 Imam Bonjol Minangkabau, 1822-1837
 Diponegoro Mataram, 1825-1930
 Sultan Badaruddin Palembang, 1817
 Pangeran Antasari Kalimantan, 1860
 Jelantik Bali, 1850
 Anak Agung Made Lombok, 1895
 Teuku Umar Aceh, 1873-1904
 Sisingamangaraja Batak, 1900
dll.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sifat perlawanan sehingga mengalami


kegagalan :
 Melakukan perlawanan fisik
 Terjadi didaerah masing-masing
 Tidak ada koordinasi
 Tidak ada persatuan
 Penjajah menggunakan tenaga-tenaga bangsa Indonesia sendiri utnuk
menghantam bangsanya sendiri
 Peralatan yang sangat sederhana
 System pecah belah (adu domba)

PERJUANGAN SETELAH TAHUN 1900

1. Perjuangan Antara tahun 1908-1927


 Menyadari bahwa dengan perjuangan fisik tidak cukup untuk mengusir
bangsa penjajah.
 Perlu ada cara yang lebih terkoodinir dan terpadu.
Sehingga lahirlah organisasi yang bergerak di bidang pendidikan dan
sosial. (20-Mei-1908) yang diberi nama Budi Utomo yang dipimpin oleh Dr
Wahidin Sudiro Husodo.

Tujuan Budi Utomo :


Menciptakan kesadaran Kebangkitan nasional, dalam bidang :
~ Pendidikan
~ Sosial
~ Kebudayaan
~ Politik
Keanggotaan Budi Utomo :
~ Kalangan Priyayi (Bupati, Wedana, Pegawai)
~ Kaum terpelajar
Faktor-faktor penyebab Budi Utomo mengalami kemunduran :
1. Keanggotannya
2. Dipengaruhi kebudayaan Jawa
3. Bersikap moderat dengan Belanda
Tahun 1911 di Surakarta didirikan organisasi ekonomi yang berasaskan
Islam dengan nama “Serikat Dagang Islam” oleh H. Samanhudi.

Organisasi mengalami perkembangan sehingga tahun 1912 dirubah


menjadi “Serikat Islam” yang tidak hanya terbatas pada golongan
pedagang Islam.

Faktor kemunduran Serikat Islam :


Pertentangan dalam tubuh pimpinan sehingga muncul paham Komunisme
melalui Indische Social

persatuan dan kesatuan untuk perjuangan Kemerdekaan yang mempunyai


wadah organisasi :
~ Muhamadiyyah
~ NU
~ PKI
~ Taman Siswa

2. Perjuangan Antara Tahun 1927-1938


Setelah ada koordinasi perjuangan ditingkatkan untuk menuntut
kemerdekaan, maka lahirlah organisasi-organisasi :
~ PNI 9-7-1928
~ PPKI sebagai Federasi PNI, Budi Utomo, Pasundan, Kaum Betawi, dsb.
~ Pemuda-pemuda tidak ketinggalan yang dipelopori oleh :
 Muh. Yamin
 Kuntjoro Purbopranoto
 Wongso Suseno, dll.
Mengumandangkan ikrar Sumpah Pemuda, yang berisi pengakuan adanya
:
 Bangsa
 Tanah air
 Bahasa
yaitu Indonesia.
PNI bubar 25 April 1931, kemudian
Partindo didirikan, 30 April 1931 oleh Mr. Sartono. Tujuan Partindo
adalah :
Menentang Imperialisme, Kapitalisme dan bersikap non Koperasi.
Lahir pula Pendidikan Nasional Indonesia oleh Bung Hatta dan Sutan
Syahrir.

3. Perjuangan Antara Tahun 1938-1942


Pada tahun 1939 lahirlah gabungan politik Indonesia yang merupakan
Federasi Partai Indonesia.
Gerakan ini terkenal dengan nama “Indonesia Berparlemen”.

Karena gerakan-gerakan yang non koperasi belum berhasil, maka dirubah


menjadi berkoperasi dengan pemerintah Hindia Belanda.

4. Perjuangan Antara Tahun 1942-1945


Pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada Jepang di Kalijati, 9 Maret
1942.
Pada awal Jepang berada di Indonesia, banyak semboyan yang
dikumandangkan, seperti :
Nippon – Indonesia sama-sama (Rumpun Asia)
Nippon – Indonesia Saudara tua
Nippon – Cahaya Asia
Jepang memahami apa yang, diinginkan oleh Indonesia, yakni
kemerdekaan.
Untuk menarik simpati, dan tujuan agar bangsa Indonesia membantu
dalam PD II, maka :
 Dijanjikan akan Kemerdekaan
 Membebaskan dari penjajahan barat
 Membentuk BPUPKI (29-April-1945)

Terbentuknya BPUPKI secara legal Indonesia :


~ Mempersiapkan kemerdekaannya.
~ Dilakukan sidang-sidang BPUPKI (tugas BPUPKI selesai)
Dibentuk PPKI (9-Agustus-1945)
(DOKURITZU JUNBI IINKAI)
Organisasi inilah yang bertugas untuk :
~ Menentapkan dasar Negara
~ Menetapkan Presiden dan Wakil Presiden.

Kuliah IV
PROSES PERUMUSAN PANCASILA
DAN KEMERDEKAAN INDONESIA

A. LAHIRNYA BPUPKI

1. Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)


adalah badan bentukan pemerintah Jepang dengan nama Dokuritzu Jumbi
Choosakai pada tanggal 29 April 1945, yang pelantikannya tanggal 28 Mei
1945, oleh Saiko Syikikan.
2. BPUPKI terdiri :
Ketua : Dr. Radjiman Wedyodiningrat
Ketua Muda : Ichibanggase
Ketua Muda : R. Pandji Soeroso
Anggota : 60 orang, terdiri :
54 orang Indonesia
4 orang keturunan Cina
1 orang keturunan Eropa
1 orang keturunan Arab
Anggota Istimewa : 7 orang Jepang

3. Sidang-sidang pertama yang dilakukan mulai tanggal 29 Mei 1945 s/d 1 Juni
1945.
a. Pada sidang Pertama oleh Ketua: Dr. Radjiman telah membicarakan
tentang dasar Indonesia merdeka.
b. Muhammad Yamin tampil pada tanggal 29 Mei 1945 dengan
mengemukakan konsep dasar Indonesia merdeka baik secara lisan maupun
secara tertulis. Konsep tersebut :
1. Ketuhanan yang Maha Esa
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
( Naskah Persiapan UUD 1945 )
c. R.P Soepomo pada tanggal 31 Mei 1945 mengemukakan pandangan-
pandangan tentang Indonesia merdeka :
1. Negara yang akan dibentuk harus berdasarkan aliran pikiran
kenegaraan (staatsidee) Negara kesatuan yang bersifat integalistis atau
Negara nasional yang bersifat totaliter.
2. Setiap WN dianjurkan untuk hidup berketuhanan, tetapi urusan
Negara terpisah dengan urusan agama, urusan agama diserahkan
kepada pemeluk agama masing-masing.
3. Dalam susunan pemerintahan Negara harus dibentuk Badan
Permusyawaratan agar pimpinan Negara dapat bersatu jiwa dengan
wakil-wakil rakyat.
4. Sistem ekonomi hendaknya diatur berdasarkan asas kekeluargaan,
system tolong menolong, dan system koperasi.
5. Negara Indonesia yang berdasar atas semangat kebudayaan Indonesia
asli, dengan sendirinya akan bersifat Negara Asia Timur Raya.

d. Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945, merumuskan dasar Indonesia


merdeka yaitu dengan memberi nama Pancasila dengan susunan sebagai
berikut :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan

e. Panitia kecil (Panitia 9) merumuskan dasar Negara yang terkenal dengan


nama Jakarta Charter atau Piagam Jakarta, merumuskan sebagai
berikut :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya
2. Kemanusian yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pada Sidang yang kedua tanggal 10 s/d 17 Juli 1945. Ir. Soekarno sebagai Ketua
Panitia Sembilan melaporkan hasil kerja kepada BPUPKI, yaitu konsep Piagam
Jakarta dan konsep Pembukaan UUD.
Dengan demikian selesailah kerja BPUPKI setelah menerima rancangan
tersebut. (16 Juli 1945).

Setelah sidang BPUPKI selanjutnya tanggal 9 Agustus 1945 dibentuklah Panitia


Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritzu Junbi Iinkai.

Pada tanggal 10 Agustus 1945, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta masing-masing
sebagai Ketua dan Wakil ketua PPKI dan Dr. Radjiman bertolak ke Indo Cina
memenuhi panggilan Panglima Angkatan Perang Jepang di Kawasan Asia
Tenggara untuk merundingkan tentang kemerdekaan Indonesia.
Di sepakati :
1. PPKI akan dilantik tanggal 18 Agustus 1945
2. Kemerdekaan Indonesia tanggal 24 Agustus 1945
Oleh karena tanggal 14 Agustus 1945 Jepang kalah dalam Perang Dunia kedua
sehingga kesepakatan tersebut tidak lagi dilaksanakan.

PPKI mengadakan rapat tanggal 15 Agustus 1945 dengan tujuan akan


mengumumkan kemerdekaan Indonesia dan mengesahkan UUD, akan tetapi
terjadi peristiwa Rengasdengklok sehingga nanti tanggal 16 Agustus 1945 baru
dicapai kata sepakat untuk mengumumkan kemerdekaan pada esok harinya.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 pada hari Jum’at pukul 10.00 diproklamirkan
kemerdekaan Indonesia dan pada tanggal 18 Agustus 1945 disahkan pembukaan
UUD dan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia.

PROKLAMASI KEMERDEKAAN
1. Naskah
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan
dengan cara yang saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Jakarta, 17 Agustus 1945


Atas Nama Bangsa Indonesia

Soekarno – Hatta
2. Arti Proklamasi
a. Menurut kata-katanya :
 Suatu pernyataan yang memberitahukan bahwa Indonesia telah
Merdeka.
 Pernyataan bahwa Indonesia telah berdiri sebagai yang telah
lepas dari belenggu penjajahan.
 Bangsa Indonesia siap untuk mempertahankannya.

b. Arti Kejiwaan, Arti Religius.


Pada akhir pidato diucapkan Insya Allah yang mengandung pengertian :
 Di berkati oleh Allah. Swt
 Dengan pertolongan Allah yang telah memberi karunia-Nya
3. Jiwa Kemanusiaan.
Kembali pada nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan harkat dan martabat
sebagai manusia.
4. Jiwa Persatuan.
Barsatu padu dalam segala langkah atau perbuatannya.
5. Jiwa kerakyatan.
Proklamasi adalah pengejawantahan kehendak rakyat.
Kuliah V
UNDANG-UNDANG DASAR 1945
UUD 1945 terdiri dari
 Pembukaan
 Batang Tubuh terdiri :
- 37 pasal
- 1 aturan tambahan dan
- 2 ayat aturan peralihan
Penjelasan.

PEMBUKAAN UUD 1945

1. HAKIKAT PEMBUKAAN UUD 1945


1. Sebagai Tertib Hukum Tertinggi
memiliki 2 aspek yang utama:
faktor mutlak bagi terwujudnya tertib hukum tertib hukum tertinggi.
Pembukaan UUD 1945 termuat didalamnya meliputi suasana kebatinan
dari UUD Negara Indonesia, serta mewujudkan suatu cita-cita hukum
Pokok-Pokok pikiran yang ada dalam pembukaan UUD 1945 harus
dikonkritkan (dijelmakan) dalam Batang Tubuh UUD 1945 (pasal)
Penjabaran direalisasikan kedalam hukum-hukum positif yang terdiri:
TAP MPR, UU, PP, dll.
2. Memenuhi Syarat Tertib Hukum Indonesia
Syarat-syarat sbb :
(2) Adanya kesatuan subyek, yaitu penguasa yang mengadakan peraturan
hukum.
(3) Adanya kesatuan asas kerohanian yaitu adanya sumber dari segala
sumber hukum
(4) Adanya kesatuan daerah yaitu dimana berlakunya peraturan tersebut.
(5) Adanya kesatuan waktu yaitu waktu berlakunya peraturan-peraturan.
Dengan demikian kedudukan Pembukaan UUD 1945 dalam tertib hukum
Indonesia sbb:
1. Menjadi dasar, krn memberikan faktor mutlak adanya tertib hukum.
2. Memasukan diri didalamnya sebagai ketentuan hukum yang tertinggi.

3. Sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental.


Karena didalamnya memberikan faktor mutlak bagi tertib hukum baik
yang tertulis maupun yang tidak tertulis.
Pokok kaidah Negara yang fundamental adalah:
(1) Dari segi terjadinya, ditentukan oleh Pembentuk Negara.
(2) Dari segi Isinya, memuat:
* Dasar tujuan Negara
* Ketentuan diadakannya UUD Negara
* Bentuk Negara.
* Dasar filsafat Negara (asas kerohanian negara)

Dalam hubungannya dengan Pasal-Pasal UUD 1945, Kedudukan


Pembukaan UUD 1945 sbb:
1. Pembukaan terpisah dengan batang tubuh UUD.
2. Pembukaan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi.
3. Pembukaan menguasai hukum dasar tertulis maupun yang tidak tertulis.
4. Pokok-Pokok pikiran dalam Pembukaaan dijabarkan dalam pasal-pasal
UUD 1945

4.Pembukaan UUD 1945 tetap Terlekat pada Kelangsungan Hidup Negara RI.
Mempunyai kedudukan yang sangat kuat karena tidak dapat dirubah;
alasan - alasanya:
1. Sbg Staat fundamental norm, ini ditentukan oleh Pembentuk Negara
yaitu suatu lembaga yang menentukan dasar Negara, bentuk Negara,
kekuasaan Negara.
2. Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber mutlak adanya tertib
hukum di Indonesia.
3. Dari segi yuridis tidak dapat dirubah, dan dari segi materil tetap
terlekat pada kelangsungan hidup Negara RI.

TATA URUTAN PERUNDANG-UNDANGAN


1. PEMBUKAAN UUD 1945
2. BATANG TUBUH UUD 1945.
3. TAP MPR
4. UUD
5. U U
6. PERATURAN PEMERINTAH
7. KEPMEN
8. PERDA.
Kuliah VI
II. PENGERTIAN ISI PEMBUKAAN UUD 1945
Pembukaan terdiri 4 Alinea :
Alinea I :
a. Tekat bangsa Indonesia untuk merdeka, bebas dari
penjajahan merupakan dalil objektif.
b. Berdiri dibarisan terdepan dalam menentang dan menghapuskan
penjajahan di dunia.

Alinea II:
a. Perjuangan pergerakkan telah sampai pada tingkat yang
menentukan.
b.Momentum yang dicapai harus dimanfaatkan untuk menyatakan
kemerdekaan.
c. Kemerdekaan bukan tujuan akhir, akan tetapi harus diisi dengan
mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat
adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Alinea III
a.Motivasi cita luhur riil dan materiil tugas Indonesia untuk
menyatakan kemerdekaannya.
b.Motivasi spiritual yang luhur bahwa maksud menyatakan
kemerdekaan diberkati oleh Allah. Swt yang maha Kuasa
Alinea IV:
a.Menetapkan tujuan Negara :
 Melindungi segenap bangsa Indonesia
 Memajukan kesejahteraan umum
 Mencerdaskan kehidupan bangsa
 Ikut melaksanakan ketertiban dunia
b.Menetapkan bentuk Negara ialah Republik
c.Menetapkan dasar Negara ialah Pancasila

HUBUNGAN LOGIS ANTAR ALINEA


Alinea I terdapat : Hak Kemerdekaan bangsa berarti :
 Hak yang melekat pada manusia/bangsa yaitu hak kodrat dan
hak moral.
 Penjajahan tidak sesuai dengan hakikat kemanusiaan dan
keadilan.

Alinea II terdapat : Hak pribadi (bangsa) karena :


 Pihak penjajah tidak memberikan hak kodrat dan hak moral
 Bangsa Indo. Berjuang menentukan nasibnya sendiri.
 Kemerdekaan dijelmakan dalam suatu Negara yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

Alinea III terdapat Pernyataan untuk kemerdekaan atas perjuangannya


sendiri :
 Perjuangan didasari oleh hak kodrat dan hak moral
 Perjuangan diridhoi dan dirahmati oleh Allah SWT.
Alinea IV merupakan konsekuensi dari suatu perjuangan meliputi
pembentukan pemerintahan Negara yang meliputi 4 prinsip
Negara:
 Tujuan Negara; melindungi segenap bangsa dan tumpah
darah Indonesia, dst
 Ketentuan diadakannya UUD Negara.
 Ketentuan tentang bentuk Negara ( Republik)
 Ketentuan tentang dasar filsafat Negara (Pancasila).

3. KEDUDUKAN PEMBUKAAN UUD 1945


1. Pembukaan UUD 1945 sebagai Pernyataan Kemerdekaan yang terinci.
* Proklamasi pada hakekatnya memiliki makna;
- Pernyataan kemerdekaan.
- Tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan berkaitan dengan
kemerdekaan.
* Baik suatu pernyataan maupun tindakan-tindakan yang akan
dilaksanakan setelah kemerdekan rinciannya adalah sbb:
(1) melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indo.
(2) memajukan kesejah. Umum dan mencerdaskan kehidup bgs.
(3) ikut melaksanakan ketertiban dunia.
(4) membentuk pemerintahan Negara dgn menyusun UUD Negara.
(5) UU yang dimaksud adalah suatu susunan Negara yang
berkedaulatan rakyat.
(6) Negara RI berdasarkan sila I,II, III, IV, V
2. Kedudukan dan Fungsi Pembukaan UUD 1945 sebagai Dasar, Rangka dan
Suasana bagi Kehidupan Negara dan Tertib Hukum Indonesia.
(1) Pembukaan berdudukan sbg pandangan hidup bangsa adalah
merupakan dasar filsafat, asas kerohanian, dan basis berdirinya
Negara RI (dasar).
(2) Diatas dasar itulah berdiri suatu negara yang berkedaulatan rakyat.
(3) Kemudian dasar tersebut diwujudkan pelaksanaan dan
penyelenggaraan Negara yang tercantum dalam hukum positif Indo.
(UUD 1945 )
(4) Di atas UUD sebagai basis berdirinya bentuk, susunan dan system
pemerintahan, serta peraturan hukum positif bgs Indo.
(5) Keseluruhannya merupakan tujuan Negara untuk mencapai
kebahagian hidup (sebagai suasana)
3. Pembukaan memuat Sendi-Sendi Mutlak Kehidupan Negara.
Sendi-sendi tersebut adalah sbb:
(1) Hakekat dan sifat Negara.
(2) Tujuan negara.
(3) Kerakyatan (demokrasi).
(4) Dasar pemerintahan Negara.
(5) Bentuk susunan Pemerintahan.
4. Nilai-Nilai Hukum/Ketentuan Tuhan, Hukum Kodrat dan Hukum Etis
yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.

HUKUM KODRAT SUMBER BAHAN


ALINEA I
HUKUM ETIS

ALINEA II CITA-CITA DAN


KEMERDEKAAN
ALINEA III

ALINEA IV HUKUM FILOSOFIS SUMBER BENTUK


(PANCASILA) DAN SIFAT

PELAKSANAAN HUKUM POSITIF PELAKSANAAN


NEGARA DAN NEGARA
INDONESIA PELAKSANAANNYA INDONESIA
Kuliah VII
4. FUNGSI PEMBUKAAN UUD 1945
Pembukaan UUD 1945 mengandung Pokok Pikiran yang meliputi suasana
kebatinan dari UUD Negara Indo. Pokok Pikiran itu diwujudkan dalam cita-
cita hukum (Rechtsidee) yang menguasai hukum dasar tertulis (UUD) dan
tidak tertulis (konvensi).
Pokok Pikiran tersebut dijabarkan secara normative dalam pasal-pasal UUD
1945 sbb:
Pokok pikiran Pertama, menegaskan bahwa:
Diterimanya aliran pengertian Negara Persatuan yaitu:
 melindungi segenap bangsa.
 Mengatasi paham perorangan, golongan,
(merupakan penjabaran sila ketiga).
Pokok Pikiran Kedua, merupakan cita-cita yang ingin dicapai yaitu:
 Penetapan tentang aturan-aturan yang akan dilaksanakan
 Setiap WN mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
( Penjabaran sila kelima).
Pokok Pikran Ketiga, mengandung konsekwensi logis tentang system Negara,
yaitu:
*Kedaulatan rakyat yang mendasarkan pada musyawarah/perwakilan.
(penjabaran sila keempat)
Pokok Pikiran Keempat, mengandung isi tentang kewajiban pemerintah dan
penyelenggara Negara untuk:
* memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dengan
upaya menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dan
nilai-nilai luhur kemanusiaan (penjabaran sila I dan sila II )
Dalam kehidupan kenegaraan haruslah mendasarkan pada suatu moral dasar
Negara yaitu:-
 Ketuhanan Yang Mahaesa,
 dan Kemanusiaan yang adil dan beradab
sehingga untuk mewujudkan diperlukan adanya:
 suatu keadilan dalam hidup bersama, dan
 tujuan untuk melindungi segenap bangsa Indo.
Cita-cita tersebut haruslah dijiwai segenap bangsa :
 Warga Negara
 Penyelenggara Negara.
 Pimpinan Partai Politik, Golongan
1. Pembukaan UUD 1945 merupakan Suasana Kebatinan dari UUD 1945
Suatu UUD terdiri dari:
 Bagaimana dictum pasal-pasalnya.
 Bagaimana prakteknya.
 Bagaimana suasana kebatinannya
Berdasarkan Penjelasan dalam Pembukaan UUD 1945 yang terdiri dari 4
pokok pikran adalah merupakan asas kerohanian Negara Pancasila yang
memberi arah bagi cita-cita hukum (Rechtsidee) dari UUD dan peraturan
perundang-undangan lainnya.
2. Pembukaan UUD 1945 mewujudkan Cita-cita Hukum yang menguasai Hukum
Dasar Negara
* Pembukaan UUD 1945 merupakan Kaidah Pokok fundamental (Norma
Dasar).
* Mengandung Nilai-Nilai Universal:
* Hukum / Ketentuan Allah/Tuhan.
* Hukum Kodrat.
* Hukum Etis.
* Hukum Filosofis
Hukum Tuhan, Hukum Kodrat, dan Hukum Etis merupakan bahan dan sumber
Hukum positif Indonesia, sedangkan
Hukum Filosofis merupakan bentuk dan dan sifat Negara.

3. Pembukaan UUD 1945 merupakan Sumber Semangat bagi UUD 1945


Dalam Pembukaan UUD 1945 terkandung didalamnya Pokok Pikiran yang
memuat isi
Pancasila: adalah merupakan sumber semangat bagi:
 Penyelenggara Negara.
 Pimpinan Pemerintahan.
 Partai Politik.
 Pimpinan Golongan.
Sumber Semangat itu berupa:
 Semanagat Ketuhanan
 Semangat Kemanusiaan
 Semangat Persatuan
 Semangat Kerakyatan dan
 Semangat Keadilan Sosial.

5. Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Batang Tubuh UUD 1945


1. Pokok Pikiran dalam Pembukaan dijelmakan dalam pasal-pasal UUD
2. Pembukaan UUD memuat dasar Pancasila, filsafat Negara.
3. Sifat Hubungan Pembukaan dengan Batang Tubuh UUD”
 Bagian I, II, III dari Pembukaan tidak mempunyai hubungan
Kausal Organis dengan Batang Tubuh.
 Bagian IV mempunyai hubungan kausal Organis yang
mencakup:
UUD ditentukan akan ada.
 Yang diatur dalam UUD tentang Pembentukan pemerintahan
Negara.
 Negara Indonesia berbentuk Republik.
 Ditetapkan dasar kerohanian Negara ( Pancasila)
6. Hubungan Antara Pembukaan UUD dengan Pancasila.
Secara Formal:
 Rumusan Pancasila ada dalam Pembukaan (alinea IV)
 Pembukaan UUD merupakan Pokok Kaidah Fundamental.
 Tidak dapat dipisahkan keduanya.
 Pancasila yang ada dalam Pembukaan tetap terlekat dalam
kelangsungan hidup bangsa Indo.
Secara Materil:
 Inti dari Pokok Kaidah Fundamental adalah Pancasila

7. Hubungan Antara Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi 17 Agustus 1945


Terdapat beberapa pernyataan:
1. Pernyataan Proklmasi kemerdekaan ada pada alinea ketiga pembukaan
UUD
2. Pembukaan UUD bersamaan ditetapkan dengan UUD.
3. Pembukaan UUD merupakan uraian terinsi sebagai pendorong semangat
kemerdekaan untuk bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Beberapa sifat hubungan:
1. Adanya penegasan hak kodrat, dan hak moral setiap bangsa akan
kemerdekaan.
2. Penegasan bahwa perjuangan sesuai dengan peri kemanusiaan dan
perikeadilan.
3. Memberi pertanggungjawaban kepada bangsa bahwa kemerdekaan
diperoleh melalui perjuangan, disusun dalam Negara Kesatuan Indonesia
yang berdasarkan kedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Pancasila.

UNDANG-UNDANG DASAR 1945

I. UUD 1945 terdiri :


 Hukum Dasar tertulis.
 Hukum Dasar tidak tertulis

UNDANG-UNDANG DASAR TERTULIS


UUD ( Constitutional Law ) adalah suatu naskah yang memaparkan kerangka
dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan negara dan
menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut.
UUD 1945 bersifat:
 Singkat, karena hanya memuat 37 pasal, aturan peralihan, dan
tambahan.
 Supel (elastic) dapat menyesuaikan dengan perkembangan dan
situasi masyarakat.
Berdasarkan sifat UUD 1945 tersebut maka:
 Rumusannya jelas dan merupakan hukum tertulis yang
mengikat semua Warga negara, pemerintah dan penyelenggara
negara
 Karena hanya memuat aturan-aturan pokok saja, maka dapat
dikembangkan sesuai dengan perkembangan masyarakat.
 Norma-norma, aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan
dilaksanakan secara konstitusional.
 UUD merupakan tertib hukum tertinggi sehingga merupakan
alat kontrol terhadap norma hukum yang ada dibawahnya.
UNDANG-UNDANG TIDAK TERTULIS
UU tidak tertulis adalah aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara
dalam praktek penyelenggaraan negara.
UU tidak tertulis ( Convensi) mempunyai sifat-sifat:
 Kebiasaan yang berulang terjadi dan terpelihara dalam
masyarakat.
 Tidak bertentangan dengan UUD tertulis.
 Diterima oleh seluruh masyarakat.
 Bersifat pelengkap dari UUD tertulis.
II. KONSTITUSI
Konstitusi berasal dari kata:
 Constitution ( Inggeris),
 Constitutie (Belanda).
 Grondwet (Jerman)
Berarti UU yang tertulis
Dalam ketatanegaraan konstitusi mempunyai arti
- Lebih luas daripada UUD, karena terdapat Hukum dasar tertulis dan
tidak tertulis.
- Sama dengan UUD, artinya hanya memuat UUD tertulis saja.

III. STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA BERDASARKAN UUD 1945.


Berdasarkan Asas Demokrasi yang berarti:
 Sistem pemerintahan yang berasal dari rakyat.
 Mengakui adanya kebebasan dan persamaan hak warga negara.
Secara Umum sistem pemerintahan yang bersifat demokratis haruslah
mendasarkan pada.
 Keterlibatan WN dalam pembuatan keputusan politik.
 Tingkat persamaan diantara WN’
 Tingkat kebebasan diakui oleh WN.
 Suatu Sistem perwakilan.
 Suatu sistem pemilihan kekuasaan mayoritas
Dalam suatu sistem demokrasi akan kita jumpai:
 Supra struktur Politik,
- Legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
 Infra struktur Politik ( Parpol, Golongan, Golongan penekan,
Alat komunkasi Politik, Tokoh-tokoh Politik).
Demokrasi berdasar UUD 1945 adalah:
a. Konsep Kekuasaan, terdiri:
1. Kekuasaan ditangan Rakyat
2. Pembagian kekuasaan
3. Pembatasan kekuasaan
b. Konsep Pengambilan Keputusan.
c. Konsep Pengawasan.
d. Konsep partisipasi .

SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA.


Tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara:
 Indo. Adalah negara yang berdasarkan Hukum (Rechtstaat)
 Sistem Konstitusional.
 Kekuasaan Negara Tertinggi di tangan MPR
 Presiden adalah Penyelenggara Negara Yang tertinggi di bawah
Majelis.
 Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
 Menteri Negara adalah Pembantu Presiden, dan tidak
bertanggung jawab kepada DPR.
 Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas.

ISI POKOK BATANG TUBUH UUD 1945.


 Bab I. Bentuk dan Kedaulatan ( Pasal 1 ).
 Bab II. MPR ( Pasal 2, dan 3 )
 Bab III. Kekuasaan Pemerintahan Negara (Pasal 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, dan 15)
 Bab IV. DPA (Pasal 16)
 Bab V. Kementerian Negara (Pasal 17)
 Bab VI. Pemerintahan Daerah (Pasal 18)
 Bab VII. DPR (Pasal 19, 20, 21, dan 22)
 Bab VIII. Hal Keuangan (Pasal 23)
 Bab IX. Kekuasaan Kehakiman (Pasal 24 dan 25)
 Bab X. Warga Negara (Pasal 26, 27, dan 28)
 Bab XI. Agama (Pasal 29)
 Bab XII. Pertahanan Negara (Pasal 30)
 Bab XIII. Pendidikan (Pasal 31 dan 32)
 Bab XIV. Kesejahteraan Sosial (Pasal 33 dan 34)
 Bab XV. Bendera dan Bahasa (Pasal 35 dan 36)
 XVI. Perubahan UUD (Pasal 37)
 Pasal-pasal yang berisi tentang sistem pemerintahan negara, termasuk
pengaturan tentang kedudukan, tugas, wewenang dan saling hubungan
dengan kelembagaan negara.

 Pasal-pasal yang berisi hubungan negara dengan warga negara dan penduduk
serta berisi konsepsi negara diberbagai bidang : Politik, Ekonomi, Sosial
Budaya, Hamkam, dll.

HAKEKAT PEMBUKAAN UUD 1945


Alinea pertama : Pasal-pasal 27, 28, 29, 30, 31
Alinea kedua : Pasal-pasal 23, 27, 28, 29, 31, 33, 34
Alinea ketiga : Pasal-pasal 29
Alinea keempat : Pasal-pasal 1, 32, 35, 36
Hubungan Antara Lembaga-lembaga Negara Berdasarkan Undang-Undang
Dasar 1945
1. Hubungan Antara MPR dan Presiden
2. Hubungan Antara MPR dengan DPR
3. Hubungan antara DPR dengan Presiden
4. Hubungan Antara DPR dengan Menteri-menteri
5. Hubungan Antara Presiden dengan Menteri-menteri
6. Hubungan Antara Mahkamah Agung dengan lembaga Negara Lainnya.
7. Hubungan Antara BPK dengan DPR
8. Hubungan Antara DPA dengan Presiden
9. Kedudukan dan hubungan Tata Kerja Lembaga Tertinggi Negara
dengan/atau Lembaga-lembaga tinggi Negara Menurut Ketetapan MPR
No. III/MPR/197
Hak Asasi Manusia Menurut Undang-Undang Dasar 1945
Rincian hak-hak asasi manusia dalam pasal-pasal UUD 1945 adalah
sebagai berikut :
a. Hak atas Kebebasan untuk Mengeluarkan Pendapat
Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 28:
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran baik
lisan maupun tulisan dan sebagainya diatur dalam undang-undang.
Declaration of Human Right, Pasal 19., Convenant on Civil and
Political Right Pasal 19.
b. Yang Sama di Muka Bumi
Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 27 ayat (1)
Segala warga negara bersamaan kedudukannya di muka hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya.
Declaration of Human Right, Pasal 27., Convenant on Civil and
Political Right, Pasal 26.
c. Hak atas Kebebasan Berkumpul
Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan maupun tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
Declaration of Human Right, Pasal 20., Convenant on Civil and
Political Right, Pasal 21
d. Hak atas Kebebasan Beragama
Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 29
(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.
Declaration of Human Right, Pasal 18
e. Hak atas Penghidupan yang Layak
Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 27 ayat (2), Pasal 34
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak,
(Pasal 27 ayat (2). Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh
negara, Pasal 34.
Declaration of Human Right, Pasal 25., Convenant on Economic,
Social and Cultural Right, Pasal 11
f. Hak atas Kebebasan Berserikat
Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
Declaration of Human Right, Pasal 23, (4) ; Convenant on Economic,
Social and Cultural Right, Pasal 8 ; Convenant on Civil and Political
Right, Pasal 13
g. Hak atas Pengajaran
Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 31
(1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.
(2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu pengajaran
nasional yang diatur dalam undang-undang.
Declaration of Human Right, Pasal 26., Convenant on Economic,
Social and Cultural Right, Pasal 13.
h. Hak atas Kewarganegaraan
Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 26
(1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang Indonesia asli, dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang.
(2) Syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-
undang.
Declaration of Human Right, Pasal 15., Convenant on Civil and
Political Right, Pasal 24
KULIAH XI

DINAMIKA PELAKSANAAN UUD 1945


A. AWAL KEMERDEKAAN
1. Sistem Pemerintahan belum dilaksanakan
karena :
 DPR-MPR  melalui Pemilu
 Presiden  Berdasarkan Keputusan Rapat BPUPKI
Sehingga :
 Dibentuklah MPR, DPR, DPA sementara
 Berlaku pasal Aturan Peralihan yaitu sebelum MPR, DPR, DPA
terbentuk maka segala kekuasaan dilaksanakan oleh Presiden yang
dibantu oleh Komite Nasional.

Terjadilah suatu perkembangan sistem ketatanegaraan.


1. Berubahnya fungsi KNIP dari pembantu presiden menjadi badan yang
diserahi kekuasaan legislatif yang ikut menetapkan GBHN.
2. Berdasarkan maklumat wakil Presiden No. X tanggal 16 Nopember
1945, dan maklumat pemerintah tanggal 14-11-1945, isinya adalah:
Sistem Kabinet Presidensial menjadi Sistem Kabinet Parlementer.
Akibat perubahan tersebut pemerintahan tidak stabil, sehingga :
 Tanggal 3 Nopember 1945, dikeluarkan maklumat tentang
pembentukan partai-partai politk.
 Tanggal 14 Nopember 1945, kekuasaan pemerintah (eksekutif) dipegang
oleh perdana menteri sebagai pimpinan kabinet.
Perdana menteri bertanggungjawab  KNIP
 Tanggal 27 Desember 1949, berdasarkan Konferensi Meja Bundar di
Den Haag dibentuklah konstitusi RIS  berlakulah UUD RIS
 Ibukota RI di Yogyakarta
 Berlaku s/d 1950
 Tanggal 17 Agustus 1950, sepakat untuk kembali ke UUD 1945 sehingga
dibentuklah UUD yang menganut sistim Parlementer.
 Tahun 1955 Pemilu I untuk memilih :
 DPR
 Anggota Konstituante
Tugas anggota konstituante menyusun UUD sebagai pengganti UUDS
 Tanggal 5 Juli 1959, Presiden mengeluarkan Dekrit yang isinya :
1. Pembukaan Konstituante
2. Berlakunya kembali UUD 1945
3. MPRS ditambah dari :
 Utusan daerah/golongan.

B. ORDE LAMA
1. Mulai kembalinya ke UUD 1945.
2. Banyak diwarnai paham Komunisme. Misal : Ideologi Nasakom.
3. Beberapa penyimpangan :
 Kepala Negara sekaligus pemimpin besar revolusi.
 Jabatan Presiden seumur hidup.
 Demokrasi diarahkan ke demokrasi terpimpin
 Presiden mengeluarkan produk hukum tanpa melalui DPR
 Peran eksekutif (pmerintah) lebih daripada legislatif (DPR)
 Pimpinan lembaga tertinggi dan Tinggi negara dijadikan menteri atau
pembantu Presiden

4. Orde Lama berakhir s/d 30 September 1965


Dipelajari oleh pemuda menyampaikan Tritura :
1. Pembubaran PKI.
2. Bersihkan kabinet dari unsur-unsur PKI.
3. Turunkan harga/perbaikan ekonomi.

C. MASA ORDE BARU


1. MPRS mengeluarkan berbagai keputusan :
a. TAP MPRS No : XIII/1966
b. TAP MPRS No : XVIII/1966
c. TAP MPRS No : XX/1966
d. TAP MPRS No : XXII/1966
e. TAP MPRS No : XXV/1966

2. DPRGR meminta Sidang Istimewa sehingga Maret 1967 menetapkan:


1) Presiden Soekarno tidak dapat memenuhi:
 Pertanggungjawaban Konstitusional
 Tidak menjalankan haluan negara
2) Pengangkatan Soeharto sebagai Presiden
3. Pemilu I masa Orde Baru tahun 1969
susunan dan kedudukan MPR/DPR/DPRD
 GBHN  Pelita I tahun 1969
 Strategi Pembangunan (PJP)
 Jangka pendek (1 tahun)
 Jangka menengah (5 tahun)
 Jangka panjang (25 tahun)
4. UUD 1945 banyak memberi porsi kepada Presiden
D. MASA REFORMASI
1. ~ Tanggal 1997 Presiden Soeharto menyerahkan tugas kepada wakilnya
(B.J. Habibie)
~ Memberantas KKN
2. Reformasi dibidang :
 Hukum
 Partai Politik
 Susunan dan kedudukan :
 MPR.
 DPR.
 Utusan daerah/golongan.
3. Amandemen UUD 1945.
KULIAH XII

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

A. Pengertian

Secara Etimologis Kata Filsafat berasal dari Latin. yaitu


 Philein = Cinta, dan
 Sophos = Hikmah, kebijaksanaan, kebenaran
Jadi Filsafat adalah cinta pada kebijaksanaan atau kebenaran.
Filsafat dikelompokan dalam 2 macam:
 Filsafat sebagai pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran-pemikiran.
 Filsafat sebgai jenis problem yang dihadapi manusia. Jadi manusia
mencari kebenaran yang timbul akibat persoalan yang bersumber dari
akal manusia.
Definisi
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai
kebenaran yang asli ( Plato )

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang


terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retirika, etika,
ekonomi, politik dan estetika. ( Aristoteles )

Jadi filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu yang


mendalam sehingga dapat menghasilkan suatu kebenaran.

Pengertian Filsafat Pancasila adalah suatu ilmu yang menyelidiki sila-sila


panmcasila sebagai pandangan hidup, filsafat hidup, dan pedoman hidup
bangsa Indonesia.

Cabang-Cabang Filsafat:
1. Metafisika; yang membahas tentang hal-hal keberadaan atau
hakekat yang mendalam meliputi:
Ontologi, kosmologi, antropologi.
2. Epistemologi (persoalan hakekat ilmu pengetahuan).
3.Aksiologi Pancasila;
1. Etika ( hal yang berkaitan dengan tingkah laku manusia)
2. Estetika (hal yang berkaitan dengan keindahan)

B. Rumusan Pancasila sebagai suatu sistem.


Suatu sistem adalah merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan,
maka Pancasila sebgai suatu sistem adalah:
1. Kesatuan sila-silanya bersifat Organis tidak terlepas dari hakekat manusia
yang monopluralis yang memiliki:
* Susunan kodrat (jasmani/rohani)
* Sifat kodrat (Individu dan sosial),
* Kedudukan kodrat ( sebagi pribadi dan sbg mahluk Tuhan).
2. Susunan Pancasila yang bersifat khierarkis dan berbentuk piramidal.
- Susunan Pancasila merupakan sila yang mempunyai hubungan yang
mengikat. ( Tuhan, manusia, satu, rakyat, adil).
- Susunan Pancasila berbentuk piramidal karena sila yang teratas
melandasi sila yang ada dibawahnya.
Sila I dijiwai sila II, III, IV, V
Sila II menjiwai sila I, dan dijiwai III, IV. V
Sila III menjiwai sila I, II dan dijiwai sila IV, V.
Sila IV menjiwai sila I, II, III dan dijiwai sila V
Sila V menjiwai sila I, II, III, IV.
3. Rumusan Sila-Sila Pancasila saling mengisi dan saling
mengkualifkasi.
Hal tersebut dimaksudkan adalah setiap sila memiliki sifat saling mengisi
dan saling megkualifikasi artinya setiap sila terkandung nilai yang saling
berhubungan secara keseluruhan.

C. Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem Filsafat


Kesatuan sila Pancasila merupakan kesatuan dasar:
1. Dasar Kosmologi, ontologi, antropologi Pancasila.
2. Dasar epistemologi Pancasila.
3. Dasar aksiologis Pancasila.
Dasaar Kosmologi; Ilmu yang membahas tentang alam semesta (jagatraya).
Pokok pembahasannya adalah tentang dunia infra human, yaitu apa saja yang
memiliki arti dan nilai dalam hub ungannya dengan manusia, alam sekitar.
Manusia berada dalam alam jagatraya akan mampu menjaga hubungannya
dengan alam, mengelolanya dengan bejak sehingga dapat mendatangkan
kebahagian dan terpenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan interaksi manusia
dengan alam akan mampu mendatangkan kebutuhan hidup (materil).
Dasar antropologi, kajiannya adalah manusia yang memiliki sifat hakiki yaitu
sebagai monopluralis (invdividu dan sosial) pendukung dari Pancasila.
Manusia Indonesia secara substansi sadar akan dirinya sebagai subyek dan
pendukung Pancasila, mempunyai hak dan kewajiban terhadap bangsa,
negara dan masyarakat . Karenanya harus tunduk dan taat atas segala
peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Dasar Ontologi adalah ilmu yang menyelidiki tentang sifat dasar atau
eksistensi. Keberadaan trhadap adanya Pancasila sebagai ideologi bangsa
Indonesia adalah merupakan sesuatu yang diusahakan ada dalam kehidupan
manusia/bangsa. Karena itu apa yang sudah diadakan akan terus dipelihara,
dijaga, dan diamalkan sehingga akan berguna dalam hidupnya.
Dasaar Epistemologi Pancasila adalah sebagai sumber ilmu pengetahuan
yang harus dipahami. Pancasila mengakui kebenaran yang bersumber dari
akal manusia, empiris, dan intuisi. Karena sumber tersebut diakui sebagai
suatu kebenaran.
Pancasila sebagai epistemplogi adalah merupakan sumber kebenaran karena
mempunyai tujuan, metode, ruang lingkup, obyek, dan manfaat. Sila-sila
Pancasila memenuhi syarat untuk diterima sebagai suatu kebenaran.
Dasar Aksiologi Pancasila berkaitan dengan teori nilai yaitu kegunaan dari
ilmu pengetahuan yang telah diperoleh.
Setiap sila mengandung nilai-nilai berupa:
 Nilai materil
 Nilai vital
 Nilai kerohanian.
- nilai kebenaran yang bersumber dari akal manusia (ratio,
budi, cipta)
- nilai keindahan bersumber dari rasa manusia
- nilai religius yang bersumber dari kepercayaan manusia.

Kuliah XIII
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

A. PENGANTAR
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA FILSAFAT PADA HAKEKATNYA
MERUPAKAN SUATU NILAI SEHINGA MERUPAKAN:
A. NORMA MORAL
B. NORMA HUKUM, dan
C. NORMA KETATANEGARAAN

Norma Moral adalah tingahlaku manusia yang dapat diukur dengan baik
buruknya suatu perbuatan.
Norma Hukum adalah sistem peraturan perundang-undangan yang
berlaku (tertulis dan tidak tertulis).
Norma Ketatanegaraan adalah peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh
negara/pemerintah.
B. PENGERTIAN ETIKA
Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang perbuatan baik dan atau
buruknya sehingga menyebabkan orang tersebut bermoral atau tidak
bermoral.

C. PENGERTIAN NILAI
Pengertian Nilai (Value) adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada
suatu benda untuk memuaskan manusia.
Nilai dapat dikelompokkan dalam 4 tingkatan:
1. Nilai-Nilai kenikmatan, yaitu nilai-nilai yang menyebabkan orang menjadi
enak, senang.
2. Nilai-Nilai kehidupan, yaitu nilai-nilai yang menyebabkan sehingga orang
itu dapat hidup secara sehat, sejahtera.
3. Nilai-Nilai kejiwaan, yaitu nilai-nilai yang berkaitan dengan keindahan,
kebenaran.
4. Nilai-Nilai kerohanian yaitu nilai-nilai kesucian dan atau nilai-nilai
pribadi.

Nilai-nilai manusiawi dapat digolongkan dalam kelompok :


1. Nilai ekonomis (harga)
2. Nilai kejasmanian (kesehatan jasmani)
3. Nilai hiburan (permainan/rekreasi)
4. Nilai sosial (kerjasama manusia)
5. Nilai watak (keutuhan kepribadian)
6. Nilai estetis (Keindahan)
7. Nilai intelektual (pengetahuan kebenaran)
8. Nilai keagamaan.

Notonegoro membagi Nilai menjadi 3:


1. Nilai material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan.
2. Nilai vital yaitu nilai yang berguna untuk kehidupan manusia dalam
melakukan berbagai kegiatan.
3. Nilai kerohanian yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.

Nilai kerohanian ini dapat dibagi atas 3 macam:


1. Nilai kebenaran/kenyataan yang bersumber dari unsur akal manusia
(ratio, budi, cipta)
2. Nilai keindahan yang bersumber pada unsur rasa manusia (gevoels,
aesthetic).
3. Nilai religius, yang bersumber pada kepercayaan/keyakinan
manusia.

D. NILAI DASAR, INSTRUMENTAL, PRAKSIS


Nilai Dasar adalah nilai yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang
bersifat nyata, yaitu perbuatan-perbuatan manusia yang bersifat hakikat,
esensi, intisari atau makna yang terdalam dari nilai-nilai tersebut (ontologi)
Nilai dasar ini sering disebut nilai kodrat yang bersifat universal dan
menyangkut kenyataan obyektif.

Nilai Instrumental adalah merupakan suatu pedoman yang dapat diukur


dan dapat diarahkan. Misalnya nilai instrumental ini berkaitan dengan
tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari maka akan berupa suatu norma
moral.

Nilai Praksis merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental


dalam suatu kehidupan nyata.
E. MAKNA NILAI-NILAI SETIAP SILA DALAM PANCASILA
SILA PERTAMA
1. Sila I merupakan pengejawantahan tujuan manusia sebagai makhluk
Tuhan YME, maka dalam penyelenggaraan kenegaraan selalu
menempatkan dan menjiwai nilai-nilai Ketuhanan yang mendasarinya.
SILA KEDUA
1. Nilai kemanusiaan bersumber dari filsafat antropologis yang menjunjung
tinggi hakekat manusia baik susunan kodrat rohani (jiwa) dan raga, sifat
kodrat (individu dan sosial), dan kodrat pribadi makhluk berdiri sendiri
dan sebagai makhluk Tuhan YME.
2. Nilai yang harus dijunjung tinggi :
 Harkat dan martabat manusia.
 Dalam kehidupan kenegaraan/kemasyarakatan dilandasi dengan moral
kemanusiaan.
 Nilai kemanusiaan yang adil adalah yang mengandung makna manusia
yang berbudaya dan beradab.
SILA KETIGA
 Nilai persatuan mengandung nilai bahwa negara adalah penjelmaan dari
sifat kodrat manusia sebagai individu dan sosial. (monodualis).
 Negara merupakan persekutuan hidup bersama (ras, agama, suku,
golongan). Perbedaan-perbedaan tersebut adalah merupakan keragaman
yang harus bersatu padu (Bhineka Tunggal Ika).
 Negara melindungi atas perbedaan-perbedaan.
 Nilai-nilai seperti :
ii. Ketuhanan dan kemanusiaan adalah mengandung nilai nasionalisme
yang bermoral ketuhanan.
iii. Nilai-nilai nasionalisme ini harus tercermin dalam praktek
penyelenggaraan negara.
SILA KEEMPAT
Nilai Filosofis pada sila ini adalah bahwa hakekat negara adalah sebagai
penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk monodualis.
 Rakyat adalah subyek pendukung daripada negara oleh karenanya nilai-
nilai demokrasi mutlak dilaksanakan.
 Nilai-Nilai Demokrasi yang harus ditegakkan :
1. Adanya kebebasan manusia yang disertai tanggung jawab.
2. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
3. Memperkokoh persatuan dan hidup bersama.
4. Mengakui atas perbedaan individu.
5. Mengakui adanya persamaan hak.
6. Mengarahkan perbedaan dalam bentuk kerjasama.
7. Menjunjung tinggi musyawarah.
8. Mewujudkan dan mendasarkan keadilan dalam kehidupan sosial.
SILA KELIMA
Pada sila kelima terkandung nilai tujuan negara sebagai tujuan dalam hidup
bersama.
Nilai-nilai keadilan harus terwujud dalam hidup bersama :
 Keadilan distributif
 Keadilan legal
 Keadilan komunikatif
Kuliah XIV
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI

A. PENGERTIAN
Ideologi berasal dari kata :
 Idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita.
 Logos berarti ilmu.

Ideologi dalam bahasa Yunani berarti bentuk. Jadi ideologi adalah suatu cita-cita
untuk membangun sistem pengetahuan (Desult de Tracy).

Ideologi secara umum dapat dikatakan sebagai kumpulan gagasan, ide-ide,


keyakinan-keyakinan, kepercayaan-kepercayaan yang menyeluruh dan
sistematis yang menyangkut : bidang politik, sosial, kebudayaan, dan keagamaan.

Ideologi dapat dibagi :


1. Ideologi terbuka, dan
2. Ideologi tertutup.

Ideologi terbuka adalah sistem pemikiran terbuka.


Ideologi tertutup adalah merupakan sistem pemikiran tertutup, yang dapat
dikenali sikap hidup masyarakat secara turun temurun dipertahankan.

Ideologi terbuka dapat dibenarkan apabila masyarakat itu membutuhkan


berdasarkan pandangan-pandangan dan nilai-nilai itu didasarkan pada nilai
dasar normatif bangsa.
Ideologi Partikular dan Ideologi Komprehensif
Ideologi Partikuler adalah sebagai suatu keyakinan yang tersusun secara
sistematis dan terkait erat dengan kepentingan suatu kelas sosial tertentu dalam
masyarakat.

Berdasarkan tipelogi ideologi tersebut dikenal dengan ideologi komunis yang


membela kelas proletar dan ideologi liberalis yang memperjuangkan kebebasan
individu.

Ideologi komprehensif adalah sisttem pemikiran menyeluruh tentang semua


aspek kehidupan sosial. Termasuk dalam ideologi Pancasila yang memiliki ciri
menyeluruh.

B. MAKNA IDEOLOGI BAGI BANGSA DAN NEGARA

Manusia dalam meningkatkan harkat dan martabatnya membutuhkan orang


lain, oleh karena itu manusia membutuhkan lembaga (negara) yang dapat
melindungi hak-haknya.
Pada hakekatnya ideologi adalah hasil refleksi manusia berkat
kemampuannya untuk mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya.

Ideologi sangat berguna :


1. Menentukan eksistensi suatu bangsa untuk membimbing dalam mencapai
tujuannya.
2. Sumber motivasi yang merupakan sumber semangat dalam berbagai
kehidupan negara.

C. PERBANDINGAN IDEOLOGI
Ideologi Pancasila bersumber dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia (adat-istiadat, kebudayaan dan agama)

Ideologi Pancasila mendasarkan hakekat sifat kodrat manusia sebagai


makhluk individu dan makhluk sosial. Karena itu, Ideologi Pancasila
mengakui kebebasan dan kemerdekaan individu, namun juga mengakui hak
hidup orang lain.

Negara Pancasila
Negara Indonesia terbentuk memiliki karakteristik :
1. Paham Negara Persatuan (Bhineka Tunggal Ika)
2. Paham Negara Kebangsaan
3. Paham Negara Integralistik
4. Negara yang berketuhanan Yang Maha Esa
5. Negara yang berkemanusiaan yang adil dan beradap
6. Negara yang berkebangsaan dan kekerakyatan (demokrasi)
7. Negara yang berkeadilan sosial
PENGARUH ASPEK KETAHANAN NASIONAL
TERHADAP KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

1. PENGARUH ASPEK IDEOLOGI


Ideologi adalah sistem nilai sekaligus kebulatan ajaran yang memberikan
motivasi.

Ideologi mengandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan


oleh suatu bangsa.

A. IDEOLOGI DUNIA
1. LIBERALISME
ALIRAN PIKIRAN PERSEORANGAN
ALIRAN INI MENGAJARKAN :
NEGARA ADALAH MASYARAKAT HUKUM (LEGAL
SOCIETY)

ALIRAN PIKIRAN INI :


 KEPENTINGAN HARKAT DAN MARTABAT INDIVIDU
DIJUNJUNG TINGGI.
 KEBEBASAN.

LIBERALISME BERTOLAK BELAKANG DARI HAK ASASI YANG


MELEKAT PADA INDIVIDU SEJAK LAHIR.

MANUSIA BEBAS MENGEJAR KEBAHAGIAAN HIDUP


2. KOMUNISME
ALIRAN PIKIRAN GOLONGAN, YANG BERANGGAPAN :
 NEGARA ADALAH SUSUNAN GOLONGAN UNTUK MENINDAS
GOLONGAN YANG LAIN.
 EKONOMI YANG KUAT MENINDAS EKONOMI YANG
LEMAH.
 ERAT KAITANNYA DENGAN ALIRAN MATERIALISTIK.
CARA MEMPERTAHANKAN KEKUASAAN :
1) MENCIPTAKAN KONFLIK
2) AJARAN BERSIFAT ATHEIS
3) MASYARAKAT INTERNASIONAL
4) MASYARAKAT KOM. CITA-CITA MASYARAKAT TANPA KELAS.

3. PAHAM AGAMA
NEGARA MEMBINA KEHIDUPAN UMAT.

B. IDEOLOGI PANCASILA
PANCASILA TATANAN NILAI-NILAI YANG DIGALI DARI
NILAI-NILAI DASAR BUDAYA BANGSA
INDONESIA
SILA I NILAI SPIRITUAL
SILA II KESAMAAN DERAJAT, HAK, KEWAJIBAN
SILA III FAKTOR PENGIKAT
SILA IV KEDAULATAN
SILA V NILAI KEADILAN

C. IDEOLOGI LIBERAL
Paham liberalisme adalah paham yang meletakkan ratio sebagai sumber
kebenarn tertinggi, materialisme sebagi nilai yang tertinggi, dan empirisme
pada kenyatan, individualisme yang meletakan pada nilai kebebasan
sebagai dalam kehidupan.

Secara ontologis manusia pada hakekatnya adalah mahluk individu yang


bebas, karena itu paham liberalis memandang manusia sbg pribadi yang
utuh terlepas dari manusia lainnya.

Berdasar paham materialisme, rasionalisme, empirisme, individualisme


(liberalisme) maka demokrasi liberalis senantiasa mendasarkan atas
kebebasan. Rasio merupakan tingkatan tertinggi dalam negara.
Eksistensi manusia (rakyat) sebagai bagian integral dari elemen-elemen
penyusunan negara.
D. Ideologi Sosialisme Komunis.
Berkembangnya paham indivudualisme liberalisme berakibat munculnya
masyarakat kapitalisme. Menurut paham ini mengakibatkan penderitaan
rakyat, shg komunisme muncul sebagai reaksi atas penindasan rakyat
kecil.
Berdasarkan pemikiran Karl Mark memandang bahwa paham liberalisme
individualisme atau kebebasan, hak individu tidak ada. Karena itu dengan
mendasarkan pada suatu keyakinan bahwa manusia adalah kumpulan
relasi dari suatu komunitas. Manusia dipandang sbg mahluk sosial.
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA DALAM BIDANG:

IPTEK, IMTAK
IPOLEKSOSBUD
KEHIDUPAN SEHARI-HARI.

IPTEK

 KEBENARAN
 KEJUJURAN
 INOVATIF
 KREATIF

IMTAQ
* KEYAKINAN
MATERI KULIAH PPKn

A. DASAR HUKUM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.


Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi dilakukan atas dasar Surat
Keputusan Dirjen Dikti No. 267/Dikti/Kep/2000 tentang Penyempurnaan Kurikulum Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
 Surat Keputusan Dirjen Dikti No. 43/Dikti/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
 Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pendidikan yang wajib diberikan di semua jenjang
pendidikan termasuk di jenjang perguruan tinggi.

B. TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

 Tujuan umum pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya adalah bagaimana menjadikan


warga negara yang baik yang mampu mendukung bangsa dan negara.
 Pendidikan Kewarganegaraan dirancang sejalan dengan pemikiran akademis bahwa harus
mengandung nilai-nilai dasar sebagai prasyarat kehidupan bersama yang dicita-citakan (great
ought).
 Pendidikan Kewarganegaraan juga harus menganut pendekatan berbasis nilai (value based ap-
proach).
 Pendidikan kewargenegaraan di perguruan tinggi mengemban misi sebagai pendidikan
kepribadian, pemahaman tentang hubungan warganegara dengan negara (civics education),
pendidikan politik (political education) atau demokrasi dan pendidikan bela negara.
 Pemahaman Tentang Warganegara, Bangsa, Negara, Hak dan Kewajiban warga Negara.

C. KEWARGANEGARAAN
Istilah warganegara mengandung arti seperti, anggota atau warga dari suatu negara, yaitu suatu
persekutuan yang didirikan dengan kekuatan bersama, atas dasar tanggung jawab bersama dan un-
tuk kepentingan bersama. Untuk itu setiap warganegara mempunyai persamaan hak didepan
hukum. Semua warganegara memiliki kepastian hak, privasi, dan tanggung jawab.

D. KONSEP DASAR TENTANG WARGANEGARA

Warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan atau bangsa lain yang disahkan den-
gan undang-undang sebagai warganegara.

Sedangkan, dalam Pasal 1 UU No. 22 tahun 1958 dinyatakan bahwa warganegara RI adalah
orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan dan atau perjanjian-perjanjian, dan atau perat-
uran-peraturan yang berlaku sejak proklamasi 17 Agustus 1945 maka sudah menjadi warganegara
RI.

Penduduk adalah warganegara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.

Bangsa ialah orang-orang indonesia adalah sekelompok manusia yang mempunyai kepentingan
sama dan menyatakan dirinya sebagai suatu bangsa, serta berproses di dalam suatu wilayah di
Indonesia.

Negara ialah suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang
bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dengan mengakui adanya suatu pemerintahan
yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok/beberpa kelompok.

Bahwa nama Indonesia diciptakan oleh James Richardson Logan (the ethonologi of India
Archipelago, 1850), karena Logan sulit dalam mengkaji kehidupan penduduk dan kebudayaan
antara Benua Asia dan Benua Australia, antara Laut Pasifik dan Laut Hindia, serta tidak adanya
nama yang melambangkan keseluruhan pulau itu kemudian mengusulkan agar kepulauan ini serta
penduduk dan kebudayaannya di namakan Indonesia atau indonesia Adolf Bastian, 1884 yang
memperkenalkan nama Indonesia atau Indonesia sebagai nama judul buku; Indonesien, Order die
insel Des malayisien Archipels, yang terbit di Leipzing antara tahun 1884-1889

Masyarakat suatu kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama untuk mencapai
terlaksananya keinginan-keinginan mereka bersama. (Harold J. Laski)

E. ASAS KEWARGANEGARAAN

a. Dari sisi kelahiran penentuan kewarganegaraan seseorang dikenal dua asas kewarganegaraan yaitu
ius soli dan ius sanguinis. Ius berarti hukum /pedoman soli berasal dari kata solum yang artinya
negeri/tanah atau daerah dan sanguinis yang berarti darah. Maka ius soli berarti pedoman kewar-
ganegaraan yang berdasarkan tempat atau daerah kelahiran. Sedangkan ius sanguinis yaitu pedo-
man kewarganegaraan berdasarkan darah atau keturunan.

b. Dari sisi perkawinan mencakup asas kesatuan hukum dan asas persamaan derajat. Pertama, asas
kesatuan hukum bahwa suami istri ataupun ikatan keluarga merupakan inti masyarakat yang me-
niscayakan suasana sejahtera, sehat dan tidak terpecah. Sedangkan dalam asas persamaan derajat
yakni suatu perkawinan tidak menyebabkan perubahan status kewarganegaraan masing-masing
pihak.

F. UNSUR YANG MENENTUKAN KEWARGANEGARAAN

Beberapa unsur yang menentukan kewarganegaraan yaitu;


1. unsur darah keturunan (Ius sanguinis)
2. unsur daerah tempat kelahiran (Ius soli)
3. asas pewarganegaraan (naturalisasi) bahwa seseorang yang tidak memenuhi prinsip ius sanguinis
dan ius soli orang juga dapat memperoleh kewarganegaraan dengan jalan pewarganegaraan atau
naturalisasi, sebagaimana syarat pewarganegaraan diatur dalam peraturan perundang-undangan
yang berlaku dalam negara.

Cara dan bukti memperoleh Kewarganegaraan Indonesia secara umum, yaitu:


1. karena kelahiran
2. karena pengangkatan
3. karena dikabulkan permohonan
4. karena perkawinan
5. karena turut ayah dan atau ibu
6. karena pernyataan

G. KARAKTERISTIK WARGANEGARA YANG DEMOKRAT

Adapun karakteristik negara yang demokrat sebagaimana berikut ini:


a. Rasa hormat dan tanggung jawab bahwa adanya rasa hormat terhadap sesama warganegara yang
pluralistik baik suku, agama, ras, bahasa, ideologi politik.
b. Bersikap kritis artinya bahwa bersikap kritis di berbagai aspek kehidupan masyarakat dengan didu-
kung oleh sikap yang bertanggung jawab terhadap apa yang dikritisi.
c. Membuka diskusi dan dialog artinya bahwa perbedaan pendapat dan pandangan serta prilaku me-
rupakan realitas yang parti terjadi ditengah-tengah warganegara. Segingga diperlukan suatu dialog
atau diskusi untuk mengeliminir terjadinya konflik dan perbedaan pendapat.
d. Sikap terbuka, merupakan bentuk penghargaan terhadap kebebasan sesama manusia yang didasar-
kan atas dasar pluralisme.
e. Rasional, pengambilan keputusan di tengah-tengah masyarakat harus bersifat rasional.
f. Adil, yaitu adalah tindakan yang tidak membedakan sesama warganegara.
g. Jujur, merupakan kunci bagi terciptanya keselarasan dan keharmonisan hubungan antara wargane-
gara.

H. HUBUNGAN NEGARA DGN WARGANEGARA


 Bentuk hubungan warganegara dan negara :
 Hubungan yang bersifat emosional wujud hubungan wargangera dengan negara di diper-
lukan pembekalan berupa nilai-nilai yang memungkinkan tumbuh pada mahasiswa/peserta
didik yang antara lain; bangga terhadap negara bangsanya, cinta negara bangsanya, rela be-
rkorban untuk negara bangsanya.

 Hubungan yang bersifat formal hubungan di perlukan seperangkat pengetahuan, antara lain;
ilmu ketata negaraan, sejarah perjuangan bangsa, administrasi negara dan politik.
 Hubungan yang bersifat fungsional wujudnya lebih banyak menggambarkan peranan dan
fungsi warganegara dalam masyarakat. Berbangsa dan bernegara serta bagaimana partisipasi
warganegara dalam kehidupan bernegara.
I. PEMAHAMAN TENTANG DEMOKRASI

Istilah demokrasi bersal dari bahasa Yunani ”demos” artinya rakyat sedang ”kratein” berarti pe-
merintahan. Maka demokrasi ialah suatu pemerintahan yang dipegang oleh rakyat (from, by and
for the people” dalam kenyataannya demokrasi ”sangat diskriminatif” karena demos dimaksudkan
hanya rakyat tertentu saja. Tidak semua orang terlibat dalam perwakilan hanya mereka yang
karena sebab tertentu.

Hakekat Demokrasi mengandung pengertian


a. pemerintahan dari rakyat (Govermant of the people)
b. pemerintahan oleh rakyat (govermant by people)
c. pemerintahan untuk rakyat (govermant for people)

Unsur-unsur penegak demokrasi


1. Negara hukum artinya bahwa negara memberikan perlindungan hukum bagi
warganegara melalui pelembagaan pengadilan yang bebas dan tidak
memihak dan penjaminan hak asasi manusia.
2. masyarakat madani atau civil society yaitu keterlibatan warga negara dalam
asosiasi-asosiasi sosial.
Sebagaimana ciri dari pada masyarakat madani atau civil society yaitu;
a) masyarakat terbuka.
b) masyarakat yang bebas dari pengaruh kekuasaan dan tekanan negara.
c) masyarakat kritis dan berpartisipasi aktif serta masyarakat egaliter.
3. infrastruktur terdiri dari; partai politik, kelompok-gerakan dan kelompok
penekan, atau kelompok kepentingan
4. pers yang bebas dan bertanggung jawab yaitu pers yang diberikan kebebasan dalam berpendapat
dengan berdasar pada aturan yang berlaku, dan bertanggung jawab atas segala tindakan yang
dilakukan sebagaimana dalam etika jurnalistik.

Model-model demokrasi;
• Demokrasi liberal adalah pemerintahan dibatasi oleh undang-undang
• Demokrasi terpimpin adalah para pemimpin percaya bahwa semua tindakan mereka dipercaya
oleh rakyat.
• Demokrasi sosial adalah demokrasi yang menaruh kepedulian pada keadilan sosial.
• Demokrasi partisipasi yang menekankan hubungan antara penguasa dengan yang dikuasai.
• Demokrasi cosociational menekankan proteksi khusus bagi kelompok-kelompok budaya yang
menekankan kerjasama yang erat di antara elit yang mewakili bagian budaya
• Demokrasi langsung adalah bila rakyat mewujudkan kedaulatannya dalam suatu negara di-
lakukan secara langsung
• Demokrasi tidak langsung artinya bukan rakyat mewujudkan kedaulatannya dalam suatu negara
dilakukan secara tidak langsung (melalui lembaga lembaga perwakilan).

Negara didefinisikan alat atau wewenang yang mengatur atau mengndalikan persoalan-persoalan
bersama, atas nama masyarakat.
Menurut Harol J. Laski dan Max Weber bahwa negara suatu masyarakat yang mempunyai mono-
poli dalam penggunaan fisik secara sah dalam suatu wilayah.

J. Unsur-unsur negara
Terdiri atas tiga unsur terbentuknya suatu negara, yaitu
1. Rakyat yaitu masyarakat atau warga negara
2. Wilayah. Wilayah dimaksudkan yaitu;
 Pertama wilayah darat adalah batas wilayah darat suatu negara adalah tergantung dari perjan-
jian internasional yang dibuat antara dua negara disebutperjanjian bilateral, dan multilateral
ketika banyak negara.
Batasan dua negara dapat berupa:
1) batas alam (sungai, danau, pengunungan, dan lembah).
2) perbatasan buatan seperti (pagar tembok, pagar kawat, tiang tembok).
3) perbatasan menurut ilmu pasti yaitu dengan menggunakan
ukuran garis lintang atau bujur pada peta bumi.

 Kedua lautan/perairan, yaitu dikenal dengan perairan atau laut teritorial, sebagaimana laut te-
ritorial pada umumnya 3 mil laut (5,555 km) yang dihitung dari pantai yang surut. Laut yang
berada diluar laut teritorial disebut dengan laut bebas (Mare Liberum)
 Ketiga wilayah udara yaitu mengenai batas udara tidak memilki batas yang pasti asalkan ne-
gara yang bersangkutan dapat mempertahankannya.

3. Pemerintahan yaitu alat kelengkapan negara yang bertugas memimpin organisasi negara untuk
mencapai tujuan negara.
K. Bentuk Negara
Dalam teori modern saat ini terdiri atas dua bentuk negara, yaitu:
Pertama negara kesatuan yaitu suatu negara yang merdeka dan berdaulat dengan sistem yaitu sen-
tralisasi dan desentralisasi.
Kedua, negara serikat (federasi) yaitu bentuk negara gabungan dari beberapa negara bagian dari
negara serikat. Yaitu kekuasaan asli negara federal merupakan tugas negara bagian, karena berhu-
bungan langsung dengan rakyatnya.
Selain dari pada kedua bentuk tersebut dari sejumlah orang yang memerintah dalam sebuah nega-
ra, maka bentuk negara terbagi ke dalam tiga kelompok, yaitu

1. monarkhi (bentuk negara yang kekuasaannya dikuasai dan diperintah hanya seorang raja.
2. oligarkhi adalah negara yang di pimpin oleh beberapa orang, biasanya dari kalangan feodal.
3. demokrasi bentuk negara yang pimpinan tertinggi negera terletak di tangan rakyat.

K. NEGARA DAN AGAMA


Dalam hubungan negara dan agama dapat dilihat dari beberapa paham sebagai berikut.
• Paham teokrasi bahwa negara menyatu dengan agama, karena pemerintahan jalankan menurut
firman-firman Tuhan.
• Paham sekuler bahwa norma hukum ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama dan tidak
berdsarkan firman-firman Tuhan.
• Paham komunisme yaitu dunia manusia itu sendiri yang kemudian menghasilkan masyarakat
negara. dan agama sebagai sesuatu yang terpisah dari suatu negara.

L. IDENTITAS NASIONAL

Identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri,
golongan sendiri, kelompok sendiri, kominitas sendiri, atau negara sendiri.

Unsur-unsur Pembentuk Indentitas Nasional yaitu:


1) suku bangsa yaitu golongan sosial yang khusus yang bersifat ada sejak lahir.
2) agama yaitu dimana bangsa indonesia dikenal sebagai masyarakat agamis.
3) kebudayaan yaitu pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial.
4) bahasa yaitu sistem perlambangan yang secara arbite dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan ma-
nusia dan yang digunakan sebagai sarana berintraksi sosial.

B. WAWASAN NUSANTARA

1. Beberapa Pengertian.
a. Secara Etimologis
Kata wawas berarti; cara pandang, tinjauan, penglihatan atau tanggap indrawi.
Nasional berarti bangsa yang telah mengidentikan diri dalam kehidupan menegara.
Nusantara berarti suatu yang terletak diantara Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia, dan
diantara kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau dua benua Asia dan Benua
Australia.
b. Secara terminologis; Wawasan berarti cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah
airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.

2. Tujuan Wanus
9. Terwujudnya rasa nasionalisme yang tinggi.
10. Mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan pribadi.
11. Meningkatkan rasa, paham, dan semangat kebangsaan dalam jiwa bgs Indonesia.
12. Ikut mewujudkan ketertiban dunia dan perdamaian bagi seluruh umat manusia.
3. Unsur Dasar Wanus.
Tiga unsur Dasar
3. Wadah,
4. Isi,
5. Tata laku.
Wadah
Terbentuknya konsepsi wanus adalah tempat atau organisasi dimana bangsa Indo.
memandang dirinya sbg satu kesatuan wilayah yang utuh.
Isi adalah NKRI harus diisi dengan kehendak rakyat atau aspirasi bangsa dalam mewujudkan
cara pandang dalam melihat Ind. sbg satu kesatuan yang utuh.
Tata laku adalah perilaku bangsa yang ditunjukan dalam melaksanakan berbagai aktivitas sbg
satu kesatuan yang utuh dalam mencapai tujuan nasional.
6. HAKEKAT DAN ASAS WANUS

Hakekat wanus adalah keutuhan Nusantara, dalam pengertian cara pandang yang
utuh ,menyeluruh dalam lingkupan nusantara demi kepentingan nasional.
 Bersikap untuk kepentingan bangsa dan negara RI.
 Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Asas Wanus adalah merupakan ketentuan-ketentuan atau kaidah-kaidah dasar yang harus
dipatuhi, ditaati, dipelihara, dan diciptakan oleh seluruh komponen bangsa. Asas-asas wanus
tersebut sbb:
8. Kepentingan yang sama.
9. Keadilan
10. Kejujuran.
11. Solidaritas.
12. Kerjasama
13. Kesetiaan.

7. Sasaran Implementasi Wanus Dalam Kehidupan Nasional


a. Wanus sebagai wawasan dalam mencapai tujuan pembangunan nasional.
b. Wanus dalam kehidupan nasional.
6. Wanus Dalam Pembangunan Nasional
Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai:
6. Satu kesatuan Politik:
* Kebulatan wilayah nas. dgn segala isi dan kekayaan
merupakan modal dan milik bersama bangsa.
* Bgs Indo. memiliki berbagai bahasa, agama, suku,
dll adalah merupakan satu kesatuan bangsa.
* Seluruh bangsa merasa senasib, sepenanggungan
dalam mencapai cita-cita bangsa.
* Pancasila sebagai landasan dalam mencapai tujuan bangsa.
* Seluruh kep. Nusantara merupakan satu kesatuan hukum dan mengabdi kepada kepentingan
nasional.

2. Satu kesatuan Ekonomi.


* Bahwa kekayaan alam baik potensi dan efektif
adalah modal dan milik bersama,
* Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah.
3. Satu kesatuan Sosial budaya.
* Perikehidupan bangsa serasi dengan kemajuan masyarakat.
* Ragam budaya merupakan modal dan landasan perkembangan budaya bangsa.
4. Satu kesatuan Pertahanan Keamanan.
* Ancaman terhadap satu daerah adalah merupakan ancaman seluruh bangsa dan negara.
* Setiap wn mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam pembelaan negara.
7. Wanus Dalam Kehidupan Nasional
Wanus harus berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan
menyeluruh.
4. Wanus dlm kehidupan politik harus diciptakan secara sehat dan dinamis.
5. Wanus dlm kehidupan ekonomi diciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin
pemenuhan dan meningkatkan kesejahteraan masy.
6. Wanus dlm kehidupan sosial budaya harus mengakui, menerima, menghormati sgl bentuk
perbedaan.
7. Wanus dlm kehidupan Hankamnas agar dapat menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan
bangsa, membentuk sikap bela negara.

8. Pemasyarakatan/Sosialisasi Wanus
Pemasyarakatannya dilakukan secara:
- langsung; ceramah, diskusi, dialog, tata muka.
- tidak langsung; media elektronik, media cetak.
Metode; a. Keteladanan. b. Edukasi, c. Komunikasi, d. Integrasi
Materi Penyampaiannya:
 Sesuai dengan lingkungannya.
 Tingkat pendidikan.
 Status sosial

9. Tantangan Implementasi Wanus


Faktor yang dihadapi bangsa adalah perubahan budaya
 Nilai-nilai kehidupan baru.
 Kekuatan kehidupan global
Tantangan-Tantangan:
1. Pemberdayaan masyarakat
a. John Naisbit dlm bukunya Global Paradox; to be a global powers, the campany must give
more role to he smallest part.
Intinya adalah negara harus memberdayakan masyarakat:
* aktivitas nyata masyarakat
* partisipasi masyarakat
* peningkatan kemampuan dan keterampilan.
* pembukaan lapangan kerja
* perlindungan kerja,

2. Kondisi Nasional
Adanya perbedaan kondisi daerah sehingga menimbulkan kesenjangan. (daerah tertinggal):
* Perubahan pola pikir, sikap, dan tindakan
* Perlunya persatuan dan kesatuan bangsa
3. Dunia tanpa batas.
a. IPTEK dalam bidang”
* informasi.
* Komunikasi.
* transportasi
b. Batas wilayah negara:
* Geografi
* Politik
4. Era baru kapitalisme
Kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi berdasarkan hak milik swasta atas macam-macam
barang dan kebebasan individu untuk melakukan perjanjian dengan pihak lain.
Di era baru kapitalisme adalah sistem ekonomi untuk mendapatkan keuntungan dengan
melakukan aktivitas secara luas dan mencakup semua aspek kehidupan masyarakat yang
memerlukan strategi baru yaitu keseimbangan. ( Sloan dan Zureker; dalam bukunya Dictionary
economic)
Untuk dapat bertahan di era baru. harus ada keseimbangan antara paham :
* individualis dan
* Sosialis.
Di era baru kapitalisme tidak terlepas dari Globalisasi, dimana :
* Negara-negara kaya mempertahankan eksistensinya
* Bangsa Indo. mengamanatkan keselarasan, keseimbangan, dan keserasian dalam kehidupan.

5. Kesadaran Warga negara:


a. Pandangan bangsa tentang hak dan kewajiban.
b. Kesadaran bela negara
10. Prospek Implementasi Wanus
a. Beberapa teori pandangan global
 Global paradox, yaitu negara mampu memberikan peranan yang sebesar-besarnya kepada
rakyatnya.
 Borderless World dan The of Nation State, mengatakan bahwa batas wilayah geografi relatif
tetap, tetapi kekuasaan ekonomi dan sosial budaya menembus batas tersebut.
 Lester Thurow dalam buku The Future of Capitalism memberi gambaran bahwa strategi baru
kapitalisme adalah mengupayakan keseimbangan antara kepentingan individu (kelompk) dan
masyarakat banyak serta antara negara maju dan negara berkembang.
 Hezel Handerson dalam buku Building Win Wiin World mengatakan bahwa perlu ada
perubahan nuansa perang ekonomi menjadi masyarakat dunia yang bekerjasama
memanfaatkan teknologi yang bersih lingkungan serta mewujudkan pemerintah yang lebih
demokratis.
 Ian Marison dalam buku The Second Curve menjelaskan bahwa dalam era baru timbul
adanya peran pasar, konsumen dan teknologi baru yang lebih besar yang membantu
terwujudnya masyarakat baru.
b. Bangsa Indonesia yang mempunyai wawasan Nusantara tetap mengutamakan:
1. Persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Keteladanan kepemimpinan nasional.
3. Pendidikan yang berkualitas.
4. Moral kebangsaan.
5. Peranan media.
6. Penegakkan hukum
7. Penyelenggaraan pemerintah yang berwibawa.
c. Untuk keberhasilan Implementasi Wanus perlunya memiliki kesadaran:
 Mengerti, memahami dan menghayati hak dan kewajiban WN, serta cinta tanah air.
 Adanya konsepsi Wanus untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional

C. KETAHANAN NASIONAL
1. Latar Belakang
Sejak kemerdekaan RI berbagai macam gejolak dan ancaman yang membahayakan
kelangsungan hidup bangsa dan negara baik dari:
 dalam negeri
 luar negeri
~ Dari dalam negeri; pemberontakan PKI, Di/TII
~ Luar Negeri; Agresi militer Beland
10. Negara RI menciptakan system dan pola kehidupan berdasarkan hukum.
11. Negara RI adalah sebuah Negara yang berdaulat memiliki UUD sebagai konstitusinya.
Dengan demikian diperlukan suatu;
1. ketangguhan
2. keuletan
3. kekuatan
4. katahanan secara nasional
dengan landasan
UUD 1945
Wawasan Nusantara
Kondisi yang dimiliki bangsa.
2. KETAHANAN NASIONAL
a. Pengertian
Ketahanan nasional adalah kondisi kehidupan nasional yang harus diwujudkan
dibina secara dini terus menerus dan sinergik mulai dari pribadi, keluarga,
sendiri dan nasional.
b. Sifat dan hakekat Tannas
Sifat Tannas :
a. Mandiri artinya percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri.
b. Dinamis artinya ketahanan nasional tidaklah permanen (tetap) tapi
berkembang sesuai kondisi.
c. Wibawa artinya makin tinggi tingkat ketahanan nasional maka juga
semakin tinggi tingkat kewibawaan bangsa indonesia.
d. Konsultasi dan kerjasama artinya mengutamakan sikap
konfrontatif tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuasaan fisik.

c. HakekatTannas
Hakekat konsepsinya adalah pengaturan dan penyelenggaraan pertama, kea-
manan, yaitu mampu melindungi keberadaan nilai-nilai luhur bangsa terhadap
segala ancaman dari dalam maupun luar negri. Kedua, kesejahteraan artinya
mengembangkan nilai-nilai nasionalnya yang adil danmerata.

Perwujudan aspek alamiah atau Tri Gatra


Berdasarkan letak geografisnya, negara-negara di Dunia dibedakan menjadi;
1. Negara daratan, yaitu negara yang dikelilingi daratan
contohnya Laos, Afganistan, Uganda, Mongolia, Swiss, Nepal
2. Negara lautan, yaitu negara yang dikelilingi lautan terdiri dari dua yaitu
negara kepualaun lautan yang diseraki pulau2 atau tanah yang diantarai
oleh air-air. Negara pulau unsur daratan lebih luas dari lautan. Seperti
Australia.
3. Negara yang bersifat kepulauan (archipelago) negaranya sendiri bersifat
daratan, tetapi mempunyai suatu bagain wilayah bersifat kepulauan.

B. Pokok-Pokok Pikiran.
Dalam pencapaian tujuan nasional diperlukan adanya suatu ketahanan nasional yang didasarkan
pada pokok-pokok pikiran:
A. Manusia berbudaya.
Bangsa Indonesia adalah suatu bangsa yang memiliki nilai-nilai, berupa akal dan budi nurani
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya; secara material dan spiritual, oleh karena itu akan
selalu mengadakan hubungannya dengan:
~Tuhan  Agama
~ Cita-Cita  ideology
~ Kekuatan/kekuasaan  Politik
~ pemenuhan kebutuhn  Ekonomi
~ manusia  social
~ rasa keindahan  seni/budaya
~ pemanfatan dengan alam  Iptek.
~ Rasa aman  pertahanan keamanan.
2.Tujuan Nasional, Falsafah bangsa dan Ideologi Negara.
Hal ini tertuang dalam Pmbukaan UUD 1945:
Alinea I, bahwa penjajahan bertentangan dengan hak azasi manusia;
Alinea II, masa depan harus diraih,
Alinea III, dalam kehidupan manuia haruslah mendapat ridho dari Allah.
Alinea IV, mempertegas cita-cita (tujuan) yang akan dicapai.
C. PENGERTIAN KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
Ketahanan Nasional (Tannas) adalah kondisi dinamis bangsa Indonesia yang meliputi segenap
aspek kehidupan nasional yang terintegrasi.
Tannas berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan,
ancaman, hambatan dan gangguan baik dari dalam, maupun dari luar
D. PENGERTIAN KONSEPSI TANNAS INDONESIA.
Konsepsi Tnnas Indonesia adalah merupakan pedoman (sarana) untuk meningkatkan (metode)
keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
E. HAKEKAT TANNAS DAN KONSEPSI TANNAS INDO.
1. Hakekat Tannas adalah keuletan dan ketangguhn bangsa yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan
Negara dalam mencapai tujuan nasional.
2. Hakekat konsepsi Tannas adalah pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan
secara seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan nasional.
F. ASAS-ASAS TANNAS INDONESIA
1. Asas kesejahteraan dan Keamanan
2. Asas Komprehensip Integral (menyeluruh terpadu).
3. Asas Mawas diri ke dalam dan keluar.
4. Asas kekeluargaan.
G. SIFAT TANNAS INDONESIA
1. Mandiri.
2. Dinamis.
3. Wibawa.
4. Konsultasi dan kerjasama.
H. PENGARUH TANNAS DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
1. Pengaruh Aspek Ideologi
a. Ideologi Dunia.
~ liberaisme
~ Komunisme
~ Paham Agama
b. Ideologi Pancasila.
c. Ketahanan pada aspek Ideologi
1. Konsepsi tentang ketahanan ideology
2. Pembinaan ketahanan Ideologi
2. Pengaruh Aspek Politik
a. Politik secara umum
b. Politik Indonesia
1. Politik Dalam Negeri
2. Politik luar negeri
c. Ketahanan pada Aspek Politik
3. Pengaruh pada aspek Ekonomi
a. Perekonomian secara umum
b. Perekonomian Indonesia.
c. Ketahanan pada aspek ekonomi.
Pembinaan di bidang Ekonomi:
12. Sistem Ekonomi yang dapt mewujudkan kemakmuran
13. Ekon kerakyatan menghindarkan, free fight liberalisme, etatisme, pemusatan
kekuatan ekonomi
14. Keseimbangan struktur ekonomi.
15. Pembangunan ekonomi sebagai usaha bersama atas dasar kekeluargaan dan
dibawah pengawasan masyarakat.
16. Pemerataan dibidang pembangunan dan pemanfaatan hasil-hasilnya.
17. Kemampuan bersaing dalam meningkatkan eksistensi dan kemandirian
perekonomian nasional.
4. Pengaruh pada aspek Sosial Budaya.
Aspek social dimaksudkan adalah pergaulan hidup yang mengandung nilai-nilai yang
merupakan hasil cipta, rasa, dan karya manusia.
Fokus budaya berupa nilai dan norma religius, ekonomi, nilai social cultural seperti
ideology modern dan iptek.
1. Struktur Sosial Indonesia
* Kehidupan manusia secara berkelompok sesuai fungsi dan peran masing-masing,
* Struktur dan peran melahirkan bentuk hubungan dan ikatan antar manusia,
* Pembangunan nasional melahirkan struktur social yang beragam,
* Struktur social secara horizontal akan menimbulkan keragaman aspirasi,
2. Kondisi budaya di Indonesia
1. Kebudayaan daerah
2. Kebudayaan Nasional
3. Integrasi nasional
4. Kebudayaan dan alam lingkungan.
3. Ketahanan pada aspek Sosial budaya
5. Merupakan kondisi dinamis budaya bangsa Indonesia yang berisi keuletan,
ketangguhan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam
mengatasi tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan baik dari dalam maupun dari
luar.

5. Pengaruh pada aspek Pertahanan & Keamanan


a. Pokok-Pokok Pengetahuan Pertahanan & Keamanan.
Pertahanan & keamanan adalah daya upaya seluruh rakyat Indonesia dalam mempertahankan
dan mengamankan Negara demi kelangsungan NKRI
Pertahanan keamanan dilaksanakan dengan menyusun, mengerahkan dan menggerakkan seluruh
potensi nasional (masyarakat) yang terintegrasi dan terkordinasi.
Pertahanan keamanan nasional adalah salah satu fungsi pemerintah dan Negara RI dengan
TNI/Polri sebagai intinya.
Penyelenggaraan system keamanan nasional ditandai dengan:
1. Pandangan Indonesia tentang Perang dan Damai
2. Penyelenggaraan Tannas berdasarkan UUD 1945 dan wawasan nusantara.
3. Tannas dilaksanakan sebagai upaya nasional terpadu
4. Tannas diselenggarakan dengan siskamnas
5. Segenap kekuatan dan kemampuan tannas diorganisasikan dalam satu wadah tunggal
yaitu TNI dan Polri
b. Postur Pertahanan & Keamanan, yang mencakup struktur kekuatan, tingkat kemampuan, dan
gelar kekuatan
c. Ketahanan pada Aspek Pertahanan & Keamanan
d. Keberhasilan Ketahanan Nasional Indonesia.

D. POLITIK DAN STRATEGI NASONAL

Pengertian politik nasional yaitu suatu asas, haluan, usaha serta kebijaksanaan tindakan
negara tentang pembinaan dan penggunaan potensi nasional secara totalitas, baik poten-
sial maupun efektif untuk tujuan nasional. strategi nasional yaitu seni dan ilmu mengem-
bangkan dan menggungkan kekuatan-kekuatan nasional baik dimasa damai, masa perang,
masa darurat, maupun masa rehabilitasi untuk mendukung pencapaian tujuan politik na-
sional.

1. Pengertian
Kata politik berasal dari bahasa Yunani ; Politeia
- Polis = yang berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri (negara )
- Teia = urusan
Dalam bahasa Indonesia Politik ( politics) mempunyai makna kepentingan umum.
Politik merupakan suatu rangkaian asas. Prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan
untuk mencapai tujuan tertentui yang kita kehendaki.
Dalam bahasa Inggeris dibedakan: Politics dan Policy
Politics adalah suatu rangkaian asas atau prinsip, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai
tujuan tertentu.
Policy dalam bahasa Indonesia diterjemahkan kebijaksanaan, yaitu suatu pertimbangan-
pertimbangan yang dianggap lebih menjamin tercapainya suatu usaha, cita-cita atau tujuan
yang dikehendaki.
Politik secara umum menyangkut proses penentuan suatu tujuan negara. Pelaksanaan tujuan
negara memerlukan kebijakan-kebijakan umum (public policies.
Jadi: Politik berkaitan dengan negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan, dan
distribusi atau alokasi sumber daya.
Negara;
Adalah suatu organisasi dalam satu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang ditaati oleh
rakyatnya.
Kekuasaan;
Adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi orang lain (kelompok)
sesuai dengan keinginannya.
Dalam politik perlu diperhatian: (a) bagaimana kekuasaan itu diperoleh, (b) bagaimana
mempertahankannya, (c) dan bagaimana melaksanakannya.
Pengambilan Keputusan;
Adalah aspek utama politik. Dalam pengambilan keputusan perlu diperhatian; (a) Siapa
pengambil keputusan, (b) untuk siapa keputusan itu dibuat.
Kebijakan Umum;
Adalah suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seseorang atau kelompok politik untuk
memilih tujuan dana cara memcapai tujuan itu.
Distribusi
Adalah pembagian atau pengalokasian barang, atau materi, nilai-nilaii (value) dalam
masyarakat.

2. PENGERTIAN STRATEGI
Strategi dalam bhs. Yunani Strategia berarti the art of the general atau seni seorang panglima
yang digunakan dalam peperangan.
Karl von Clausewits berpendapat bahwa strategi alah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran
untuk memenangkan peperangan.
Secara umum strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau pencapaian tujuan (dalam
bidang militer, ekonomi, olahraga dll).
3. POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

Politk Nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengambilan kebijakan untuk mencapai
suatu cita-cita dan tujuan nasional. Jadi Politik nasional adalah asas, haluan, usaha serta
kebijaksanaan negara (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan pengendalian) serta
penggunaan kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional.
4. DASAR PEMIKIRAN PENYUSUNAN POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

1. Ideologi Pancasila,
2. UUD 1945
3. Wawasan Nusantara
4. Ketahanan Nasional
Hal sangat penting karena:
a. terkandung dasar negara,
b. Cita-cita nasional,
c. Konsep strategis bangsa Indonesia.

5. PENYUSUNAN POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL


a. Dasar penyusunannya adalah UUD 1945
UUD 1945 merupakan suprastruktur politik, yaitu Lembaga-lembaga tersebut adalah; MPR,
DPR, PRESIDEN,DPA, BPK, dan MA. Sedangkan badan-badan dibawahnaya sebagai
infrastuktur politik adalah partai-partai politik, organisasi kemasyarakatan, media massa,
kelompok kepentingan, dan kelompok penekan.
b. Mekanisme penyusunan:
Ditingkat suprastruktur poliitik dan strategi nasional diatuor oleh Predisen, yang dalam
pelaksanaan tugas dibantu olehlembaga tinggi negara lainnya, serta dewan-dean lainnya
( Dewan Srabilitas Ekomomi, Dewan Maritim, Dewan Tenaga Atom, DKN, Dewan Otonomi
Daerah dsb.)
c. Mekanisme Penyusunannya
(1) Suprastruktur Politik
- Presiden menerima GBHN
- Menyusun program kabinet,
- Memilih menteri-Menteri. (lembaga non departemen)
Menteri/lembaga non departemen sebagai pelaksana
menyusun program-peogram secara konkret
(2) Infrastruktur Politik
- Melalui pranata-pranata politik masyarakat
- Kontrol masyarakat.
- Pandangan masyarakat terhadap kehidupan politik.
@ kesadaran masyarakat dalam berbangsa dan bernegara.
@ Terbukanya dalam memperjuangkan hak-haknya.
@ Meningkatnya kebutuhan hidup
@ Meningkatnya pendidikan yang ditunjang oleh Iptek.
@ Semakin kritis dan terbukanya kehidupan.
6. STRATIFIKASI POLITIK NASIONAL
Adalah tingkat penentu kebijakan:
a. Tingkat Penentu Kebijakan Puncak
(1) Merupakan kebijakan tertinggi dan menyeluruh
pada tingkat nasional, yang mencakup kebijakan dalam penentuan UUD, masalah makro
politik, dan tujuan negara. Kebijakan ini dilakukan oleh MPR.
(2) Kebijakan puncak juga dapat dilakukan oleh Kepala Negara berupa dekrit, peraturan
atau piagam Kepala Negara.
b. Tingkat Kebijakan Umum.
Adalah kebijakan dibawah kebij. Puncak yang sifatnya
juga menyeluruh seperti kebijakan dalam:
Pembuatan UU, PP, Keputusan/Instruksi Presiden, dan
atau dalam keadaan darurat mengeluarkan maklumat.
Kebijakan ini ada ditangan Presiden.
c. Tingkat Penentuan Kebijakan Khusus.
Kebijakan khusus adalah penggarisan terhadap suatu bidang utama (major area). Kerbijakan
ini merupakan penjabaran kebijakan umum guna merumuskan strategi, admunistrasi,
system, dan prosedur dalam bidang utama. Wewenang ini ada ditangan para Menteri.
Hasilnya berupa Kepmen, Instruksi Menteri, Surat Edaran, dsb.
d. Tingkat Penentuan Kebijakan Teknis.
Adalah penggarisan dalam suatui se4ktor dari bidang utama dalam bentuk prosedur serta
teknik untuk mengimplementasikan rencana, program, dan kegiatan.
Wewenang ini ditangan pejabat eselon satu departemen, dan pimpinan lembaga non
departemen.
e. Dua Macam Kekuasaan dalam Pembuatan Aturan di Daerah.
a. Wewenang penentuan kebijakan pemerintah pusat terletak ditangan Gubernur,
Bupati/walikota. Produknya adalah keputusan, dan instruksi.
b. Kepala Daerah berwenang mengeluarkan kebijakan berupa Perda atas persetujuan
DPRD I/ DPRD II.

7. POLITIK PEMBANGUNAN NASIONAL DAN MANAJEMEN NASIONAL.

Tujuan Politik Nasional adalah :


a. melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indo.
b. Memajukan kesejahteraan umum,
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa,
d. Ikut melak. Ketertiban dunia
( alinea keempat UUD 1945)
Politik dan strategi nasional dituangkan dalam GBHN, yang ditetapkan oleh MPR, dan dilaksanakan
oleh Presiden sebagai mandataris MPR,
GBHN merupakan:
1. Haluan Negera tentang pembanguianan nasional.
2. Ditetapkan setiap lima tahun.
3. Pelaksanaannya dituangkan dalam Pokok-Pokok Kebijaksanaan Pelaksanaan Pembangunan
oleh Presiden atas persetujuan DPR
Politik pembangunan sebagai Pedoman dalam Pembangunan Nasional memerlukan keterpaduan tata
nilai, struktur, dan proses.
8. MAKNA PEMBANGUNAN NASIONAL
@ Pembangunan Nasional adalah usaha peningkatan kualitas manusia dan masy. Indo secara
berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan Iptek serta memperhatikan tantangan
perkembangan global.
@ Pelak, mengacu pada kepribadian bangsa Ind. Dan nilai luhur yang Universal.
@ Tujuannnya adalah usaha peningkatan kesejahteraan seluruh bangsa Ind.
@ Pemb. Dilaksanakan oleh seluruh bangsa Ind.
9. MANAJEMEN NASIONAL

Manajemen nasional merupakan suatu system manajemen nasional yang merupakan perpaduan
antara tata nilai, struktur, dan proses untuk mencapai tujuan nasional.
Sebagai suatu system harus dapat menjawab:
a. unsur, struktur, dan proses,
b. Fungsi system Manajemen Nasional.

10. OTONOMI DAERAH

A. PENGERTIAN
Kata Otonom berarti berdiri sendiri
Otonomi adalah Politik pemerintahan sendiri.
Otonomi Daerah adalah, hak, wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus
rumah tangganya sendiri berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Di Indonesia berlaku 2 sistem pemerintahan yaitu:
a. berdasarkan system sentralistis, dan
b. berdasarkan system desentralistis.
Sistem Sentralistis adalah system pemerintahan dimana hsk, wewenang, dan kewajiban berada
ditingkat pusat.
Sistem Desentralistis adalah system pemerintahan yang sebagian hak, wewenang, dan kewajiban
diserahkan kepada pemerintah daerah.
Dalam Undang-Undang Nomor 22 tashun 1999 tentang Pemerintahan Daerah memandang
memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengarus dan mengurus daerahnya amasing-
masing (local government looking).
Tujuannya adalah:
Mempercepat laju pembangunan dan hasil-hasilnya untuk semua daerah, yang pada gilirannya
dapat mewujudkan masyarakat madani.
B. KEWENANGAN DAERAH
1. Kewenangan dalam bidang pemerintahan, kecuali;
a. Politik luar negeri,
b. Pertahanan keamanan,
c. Peradilan
d. Moneter dan fisikal,
e. Agama,

2. Kewenangan lain; seperti kebijakan tentang:


- perencanaan nasional,
- pengendalian pembangunan,
- dana perimbangan keuangan,
- system administrasi negara,
- pemberdayaan SDM dan SDA,
- teknologi tinggi yang strategis,
- konservasi,
- standarisasi nasional.
C. Bentuk dan susunan Pemerintahan Daerah.
a. DPRD, sebagai Badan Legislatif Saerah dan Pemerintah Daerah sebagai eksekutif daerah
dibentuk di daerah.
b. DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat didaerah merupakan wahana untuk melaksanakan
demokrasi, mempuyai tugas dan wewenang antara lain:
1) Menetapkan Perda berdasarkan usul gubernur,bupati/walikota
2) Menetapkan APBD bersama dengan Gub/Bupati/Walikota.
3) Mengawasi pelaksanaan Perda.
Bentuk dan Susunan Pemda tersebut merupakan seperangkat Penyelenggara Pemerintahan di
Daerah dalam rangka pelaksanaan pembangunan daerah.
C. DASAR-DASAR PEMBIAYAAN DAERAH
(1) Penyelenggaraan tugas daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi dibiayai atas beban
APBD.
(2) Penyelenggaraan tugas pemerintahan pusat yang dilaksanakan oleh Pemda dalam rangka
pelaksanaan dekonsentrasi dibiayai atas beban APBN
(3) Penyelenggaraan tugas Pemerintah Pusat yang dilaksanakan oleh perangkat daerah dan desa
dalam rangka tugas pembangunan dibiayai atas beban APBN.

D. SUMBER-SUMBER PENERIMAAN DAERAH


(1) Pendapatan Asli Daerah.
(2) Dana Perimbangan.
(3) Pinjaman Daerah.
(4) Lain-lain Penerimaan yang sah
E. IMPLEMENTASI POLTRANAS DALAM BIDANG PEMBANGUNAN NASIONAL
1. VISI POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL
Adalah terwujudnya:
* masyarakat yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera.
Yang didukung oleh:
* manusian Indo. Yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berahlak mulia, cinta tanah air,
berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai iptek, memiliki etos kerja yang tinggi serta
disiplin.
2. MISI
1. Pengamalan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
2. Kedaulatan rakyat dalam segala aspek kehidupan,
3. Peningkatan pengalaman ajaran agama,
4. Penjaminan kondisi aman, damai, tertib, dasn ketenteraman masyarakat.
5. Perwujudan system hukum nasional, yang menjamin tegaknya supremasi
hukum, dan HAM,
6. Perwujudan kehidupan social budaya yang berkepribadian, dinamis kreatif, dan berdaya tahan
terhadap pengaruh globalisasi.
7. Pemberdayaan masy. Dan seluruh kekuatan ekon. Nasinal.
8. Perwujudan otonomi daerah,
9. Perwujudan kesejahteraan rakyat.
10. Perwujudan paratur negara yang berfungsi melayani masyarakat,
11. Perwujudan system dan iklim pendidikan nasional,
12. Perwujudan politik luar negeri yangt berdaulat, bebas, proaktif bagi
kepentingan nasional.
3. IMPLEMENTASI DALAM BIDANG HUKUM
1. Mengemabngkan budaya hukum pada semua lapisan masy.
2. Menata system hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu,
3. Menegakkan hukuim secara konsisten,
4. Melanjutkan ratifikasi konvensi internasional dalam bentuk Undang-Undang sesuai dengan
kebutuhan dan kepentingan bangsa.
5. Meningkatkan integritas moral dan profesionalitas aparat penegak hukum .
6. Mewujudkan lembaga peradikan yang mandiri dan bebas.
7. Mengembangkan peraturan perundang-undangan yang mendukung kegiatan perekonomian
dalam menghadapi era perdagangan bebas.
8. Menyelenggarakan proses peradilan secara cepat, mudah ,murah dan terbuka, serta bebas dari
kkn,
9. Meningtkatkan pemahaman dan kesadaran, perlindungan, penghormatan, dan penegakkan
ham.
10. Menyelesaikan berbagai proses peradilan terhadap pelanggaran hukum dan ham yang belum
ditaangani secara tuntas.
4. IMPLEMENTASI POLTRANAS DALAM BIDANG EKOMOMI

1. Mengembangkan system ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang adil
berdasakan prinsip persaingan sehat.
2. Mengembangkan persaingan yang sehat dan adil serta menghindarkan terjadinya struktur pasar
monopolistic dan berbagai struktur pasar distorsif yang merugikan masyarakat.
3. Mengoptimalkan peran pemerintah dalam mengoreksi ketidaksempurnaan pasar.
4. Mengupayakan kehidupan yang layak berdasarkan kemanusiaan yang adil bagi masyarakat.
5. Mengembangkan perekonomian yang berorientasi global sesuai dengan kemajuan teknologi.
6. Mengelola kebijakan makro dan mikro ekonomi secvara terkoordinasi dan sinergis.
7. Mengembangkan kebijakan fiscal dengan memperhatikan prinsip transparansi, kedisiplinan,
keadilan, efisiensi dan efektivitas.
9. Mengoptimalkan penjaman luar negeri untuk kegiatan ekonomi produktif.
10. Mengembanmgkan kebijakan industri perdagangan dan investasi .
11. Memberdayakan pengusaha kecil, menengah, dan koperasi.
12. Menata secara efisien, transparan, professional BUMN terutama yang berkaitan dengan
kepentingan umum.
13. Mengembangkan hubungan kemitraan yang saling menunjang antara koperasi, swasta, dan
BUMN serta usaha besar dan menengah, dan kecil.
14. Mengembangkan system ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman budaya bahan
pangan, kelembagaan dan budaya local.
15. Meningkatkan penyediaan dan pemanfaatan sumber energi dan tenaga listrik yang murah,
ramah linmgkungan dan berkelanjutan.
16. Mengembvangkan kebijakan pertanahan uantuk meningkatkan penggunaan tanah secara adil,
transparan dan produktif.
17. Meningkatkan pembasngunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana public, termasuk
transpotasi, telekomunikasi, energi dan listrik serta air bersih.
18. Mengembangkan ketenagakerjaan secara menyeluruh dan terpadu.
19. Meningkatkan kuanlitas dan kualitas tenaga kerja.
20. Meningkatkan penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan iptek.
21. Melakaukan berbagai upaya untuk mempercepat pengentasan kemiskinan dan mengurangi
pengangguran.
22. Mempercepat penyelamatan dan pemulihan ekonomi guna membangkitkan sector riil terutama
pengusaha kecil, menengah dan koperasi.
23. Menyehatkan APBN dengan mengurangi deficit anggaran.
24. Mempercepat rekapitulasi sector perbankan restrukturisasi utang swasta secara transparan.
25. Melakukan restrukturisasi asset negara.
26. Melakaukan renegosiasi dan mempercepat restrukturisasi utang luar negeri bersama Dana
Moneter Internasional, Bank Dunia, lembaga keuanganb Internasional lainnya dan negara
donor.
27. Melakukan negosiasi dan kerjasama ekonomi belateral dan multilateral secara proaktif.
28. Menyehatkan BUMN/BUMD.

5. IMPLEMENTASI POLTRANAS DALAM BIDANG SOSIAL BUDAYA

1. Bidang Pendidikan
a. Perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan secara berkualitas.
b. Meningkatkan kemampuan akademis, profesionalisme, dan jaminan kesejahteraan para pen-
didik.
c. Melakukan pembaharuan system pendidikan, termasuk pembaharuan kurikulum.
d. Memberdayakan lembaga pendidikan baik sekolah maupun luar sekolah.
e. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan
masyarakat.
2. Bidang Agama.
a. Memantapkan fungsi, peran dan kedudukan agama sebagai landasan moral, spiritual, dan etika
dalam penyelenggaraan negara.
b. Meningkatkan kualitas pendidikan agama melalui penyempurnaan system pendidikan
agama.
c. Meningkatkan dan memamtapkan kerukunan hidup umat beragama.
d. Mempermudah umat beragama dalam menjalankan ibadahnya.
e. Meningkatkan peran lembaga-lembaga keagamaan dalam mengatasi dampak perubahan
masyarakat.
3. Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
a. Meningkatkan mutu SDM dan lingkungan yang saling mendukung dan memperioritaskan
upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, penumbuhan, pemulihan dan rehabilitasi sejak
bayi sampai usia lanjut.
b. Meningkatkan dan memelihara mutu lembaga dan pelayanan kesehatan .
c. Mengembangkan system jaminan social tenaga kerja bagi seluruh tenaga kerja yang
mendapatkan perlindungan, keamanan, dan keselamatan kerja yang memadai.
d. Meningkatkan kepedulian terhadap penyandang cacat, fakir miskin, anak-anak terlantar.
e. Meningkatkan kualitas penduduk melalui pengendalian kelahirasn , penurunan angka
kematian, dan peningkatan kualitas program KB.
f. Memberantas secara sistematis perdagangan, penyalahgunaan narkotika dan obat-obat
terlarang dengan hukuman yang seberat-beratnya.
4. Bidang Kebudayaan. Kesenian, dan Pariwisata.
a. Mengembangkan dan membina kebudayaan nasional yang bersumber dari warisan leluhur
bangsa.
b. Merumuskan nilai-nilai kebudayaan Indonesia.
c. Mengembangkan sikap kritis terhadap nilai-nilai budaya dalam rangka memilah-milah nilai
budaya yang kondusif dan serasi dalam mengahdapi tantangan pembangunan masa depan.
d. Mengembangkan kebebasan berkreasi dalam kesenian.
e. Mengembangkan dunia perflman yang sehat.
f. Melestarikan kesenian dan kebudayaan tradisional.
g. Menjadikan kesenian dan kebudayaan tradisional sebagai wahana bagi pengembangan
pariwisata nasional dan mempromosikan keluar negeri.
h. Mengembangkan pariwisata melalui system yang utuh, terpadu, interdisipliner, dan perioritas
dengan menggunakan criteria ekonomis, teknis,social budaya, melestarikan alam, dan tidak
merusak lingkungan.

Daftar Pustaka :
1. Tim Penyusun 2001 pendidikan keawarganegaraan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
2. Ikatan Dosen Pendidikan Kewarganegaraan Sulawesi, 2002 Pendidikan kewarganegaraan Pegu-
ruan tinggi. Makassar.
3. F. Isjwara, 1990 lmu Politik Jakarta, Bina Cipta.
4. Miriam budiarjo 1986 asar-dasar ilmu politik, Jakarta, Gramedia,
5. Azyumardi Azra, 2003 endidikan kewarganegaraan(civic Education), TIM ICCE-UIN Jakarta,
prenada Media Jakarta.
6. Tim dosen Pendidikan kewarganegaraan UNM Makassar, 2001 Pendidikan kewarganegaraan,
Makassar

Anda mungkin juga menyukai