Pd
Dosen Matkul:
PENDIDIKAN PANCASILA
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SEJARAH KETATANEGARAAN RI
UPGRIS Semarang
Pendidikan:
S1 IKIP Semarang
S2 UNNES
HP. 08122935229
PENDIDIKAN PANCASILA
• VISI: Menjadikan Pancasila sebagai sumber dan
pedoman mahasiswa dalam mengembangkan
kepribadian sebagai warga negara Indonesia
• MISI:Mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila
dalam menerapkan ilmunya secara
bertanggung jawab dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
• TUJUAN: *) bersikap tg.jwb, *) mengenali
masalah dan pemecahannya, *) tanggap
perkembangan jaman/iptek, *) memaknai
peristiwa sejarah sebagai landasan perjuangan.
TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
• Untuk menghasilkan peserta didik yang beriman
dan bertakwa terhadap Tuhan YME, dengan sikap
dan perilaku:
– Bersikap dengan bertanggung jawab sesuai hati
nuraninya
– Mengenali masalah hidup dan mampu memecahkannya
– Mengenali perubahan dan perkembangan jaman (Iptek,
seni dan budaya)
– Mampu memaknai peristiwa sejarah untu mewujudkan
persatuan dan kesatuan bangsa
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
• FUNGSI, mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa
• TUJUAN, untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab
TUJUAN NASIONAL
• Melindungi segenap bangsa dan seluruh Tanah Air
Indonesia
• Memajukan kesejahteraan umum
• Mencerdasakan kehidupan bangsa
• Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan., perdamaian abadi, dan
keadilan sosial
PERUMUSAN DASAR NEGARA (PANCASILA)
• Janji Jepang, 7 Sept 1944, dan 29 April 1945
• BPUPKI
– Dibentuk, 29 April 1945, dilantik 28 Mei 1945
– Ketua Dr. Radjiman Widyadiningrat, Wakil *) Its
Bangaceae, *) R.P. Soeroso, anggota 62 orang
– Sidang I, 29 Mei s.d 1 Juni 1945
• Tg. 29 Mei 1945, Drs. Moh. Yamin
• Tg. 30 Mei 1945, Mr. Soepomo
• Tg. 1 Juni 1945 , Ir. Soekarno (sekaligus mengusulkan
nama dasar negara, yakni “PANCASILA”
– Sidang Panitia Kecil/Panitia Sembilan/ Panitia Perumus, tg.
22 Juni 1945, hasilnya: Naskah PIAGAM JAKARTA, yang
isinya tentang:
• Rumusan dasar negara
• Rancangan Preambule Hukum Dasar
– Sidang BPUPKI II, tg. 10 s.d 17 Juli 1945, hasilnya:
• Pengukuhan Piagam Jakarta yang memuat Naskah Dasar
Negara dan Preambule Hukum Dasar
• Membuat rancangan hukum dasar (batang tubuh)
– PPKI
• Jepang di bom atom (Hirosima 6-8-’45, Nagasaki 9-8-’45)
• Dibentuk tg. 9 Agustus 1945
• Ketua Ir. Soekarno, Wakil Drs. Moh. Hatta
• Anggota 21 + 6 = 27 orang
• Peristiwa sekitar Proklamasi kemerdekaan
– Tg. 15 Agustus 1945 Jepang menyerah kpd Sekutu
– Tg. 16 Agustus 1945 Indonesia facum of power
– Tg. 17 Agustus 1945 Proklamasi kemerdekaan
• PPKI mengadakan sidang, tg. 18 Agustus 1945,
dengan keputusan:
– Memilih presiden dan wakil presiden dari ketua dan
wakil ketua PPKI
– Mengesahkan Pancasila sebagai dasar negara
– Mengesahkan UUD negara dengan nama UUD 1945
– Membentuk KNIP sebagai pembantu presiden
II. PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH
PERJUANGAN BANGSA
1. Jaman Keemasan (Kerj. Kutai, Sriwijaya, Majapahit)
2. Jaman Penjajahan
1. Masuk dan berkembangnya agama islam
2. Masuknya bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda,
Jepang)
3. Kebangkitan nasional (masa perintis, pendobrak,
penegak)
3. Masa menjelang kemerdekaan, (BPUPKI, PPKI)
4. Masa kemerdekaan, (setelah Proklamasi, Orde
Lama, Orde Baru, Reformasi)
5. Dinamika pelaksanaan Konstitusi di Indonesia
JAMAN KEEMASAN
1. Jaman Keemasan (Kerj. Kutai, Sriwijaya, Majapahit)
1. K. Kutai (nilai kerohanian/keagamaan)
2. K. Sriwijaya , abad VI s.d XIV. (nilai budaya, perdagangan,
pendidikan, dan politik pemerintahan yang kuat)
3. K. Majapahit , abad XII s.d XV. (nilai nasinalisme,
patriotisme, keadilan)
Kerj. Sriwijaya dan Majapahit sebagai negara nasional I & II
Peletak dasar nilai-nilai:
a. Kerohanian b. Kemanusiaanc. Ekonomi
d. Politik pemerintahan e. Keadilan
f. Hub Deplomatik g. Angkatan perang h. Kesatuan
i. Nasionalisme J. Patriotisme
JAMAN PENJAJAHAN &
KEBANGKITAN NASIONAL
2. Jaman Penjajahan dan masa Kemerdekaan
1. Masuk dan berkembangnya agama islam (mulai abad
XVI K.Demak)
2. Masuknya bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda,
Jepang)
3. Kebangkitan nasional
1. masa perintis, (BU, SI, IP, PI, PNI, PKI) (1908 S.D 1917)
2. pendobrak, (PKI, SumpahPemuda) ( 1924 s.d 1928)
3. Penegak (gerakan mencapai dan mempertahankan
kemerdekaan) ( 1945 s.d 1950)
4. Mempertahankan Kemerdekaan (1955,1959,1966,1998, dst)
DINAMIKA PANCASILA SETELAH
KEMERDEKAAN
1. Seiring dengan perkembangan Konstitusi
penempatan Pancasila mengalami perubahan
implementasi dan aktualisasinya
2. Th. 1945 – 1955 dipengaruhi ideologi dan
demokrasi liberalis
3. Th. 1955 – 1966 dipengaruhi demokrasi terpimpin
4. Th. 1966 – 1998 pelaksanaan demokrasi Pancasila
dengan menempatkan Pancasila secara berlebihan,
yang akhirnya menumbangkan kek. Orde Baru
5. Th. 1998 – sekarang, lunturnya nilai Pancasila yang
salah mengartikan “demokrasi, HAM, & kedaulatan
DINAMIKA PELAKSANAAN KONSTITUSI
1. UUD 1945, tg 18-8-1945 s.d 27-12-149
2. Konstitusi RIS, tg 27-12-1949 s.d 17-8-1950
3. UUDS 1950, tg 17-8-1950 s.d 5-7-1959
4. UUD 1945, 5-7-1959 s.d sekarang
a. Orde Lama, 5-7-1959 s.d 11-3-1966
b. Orde Baru, 11-3-1966 s.d 21-5-1998
c. Reformasi, 21-5-1998 S.D sekarang:
* Amandemen I tahun 1999
* Amandemen II tahun 2000
* Amandemen III tahun 2001
* Amandemen IV tahun 2002
III. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
A. Pengertian FILSAFAT;
1. Arti kata filsafat, (philein=cinta,
sophos=hikmah/kebijaksaan)
2. Kelompok filsafat ( sebagai produk, dan
proses)
3. Cabang-cabang filsafat ( metafisika,
epistemologi, metodologi, logika, etika,
estetika)
• METAFISIKA: Ilmu yang berhubungan dengan hal-
hal non fisik atau yang tidak kelihatan (non materiil)
• EPISTEMOLOGI: Ilmu tentang dasar-dasar atau
batas-batas pengetahuan
• ONTOLOGI: cabang ilmu filsafat yang berhubungan
dengan hakekat hidup
• ANTROPOLOGI: ilmu tentang manusia (asal-usul,
warna, bentuk fisik, adat, kepercayaan, dan masa
lampau)
• AKSIOLOGI:
– ) Kegunaan IP bagi kehidupan manusia,
– ) Kajian tentang nilai (khususnya etika)
• SINTESA: campuran/perpaduan pengertian
sehingga menjadi kesatuan yang selaras/yang baru
• METODOLOGI: Ilmu tentang metode (cara
menerapkan ilmu dalam suatu kajian/aktifitas)
• ETIKA: Cabang ilmu filsafat yang menyangkut
tentang nilai-nilai kehidupan manusia
• ESTETIKA: Cabang ilmu filsafat yang menkaji
tentang hal-hal yang menyangkut kejiwaan
(keindahan, kebenaran)
B. Rumusan Sila-sila Pancasila
sebagai satu kesatuan (sistem)
ciri-cirinya:
a. terdiri dari bagian-bagian
b. setiap bagian mempunyai
fungsi sendiri-sendiri
c. saling ketergantungan
d. menuju pada satu tujuan
e. dalam satu lingkungan
Pancasila sebagai suatu sistem:
1. Susunannya bersifat organis
(susunannya teratur saling
setia/patuh antara satu dg yg lain)
2. Susunannya bersifat hierarkhis
(urut dan tidak dibolak-balik)
3. Saling mengisi dan
mengkualifikasi
C. KESATUAN SILA-SILA PANCASILA
SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
1. Dasar Antropologis ,dasar ontologi
Pancasila, manusia sebagai monopluralis,
menjadi dasar antropologis. Manusia
sebagai pendukung sila-sila Pancasila.
Dalam segi filsafat negara, bahwa Pancasila
sebagai dasar filsapat negara, adapun
pendukung negara rakyat, dan rakyat itu
manusia, maka dasar antropologi Pancasila
adalah manusia
Secara ontologis, manusia merupakan
sistem monopluralis yang mutlak,
terdiri dari:
1. Susunan kodrat, (jiwa dan raga)
2. Sifat kodrat, (makhluk individu dan
makhluk sosial)
3. Kedudukan kodrat, (makhluk pribadi
dan makhluk ciptaan Tuhan)
2. Dasar Epistemologis,
a) Pancasila sebagai filsafat merupakan sistem
pengetahuan.
b) sebagai pedoman menghadapi realitas hidup
c) menjadi keyakinan atau cita-cita kehidupan,
d) menjelma menjadi idiologi
jadi: sumber pengetahuan Pancasila adalah
nilai-nilai yang ada pada kehidupan bangsa
Indonesia sendiri (causa materialis), yang
bersumber pada monopluralis
3. Dasar aksiologis,
a) Melaksanakan Pancasila secara satu
kesatuan yang bulat dan utuh
b) Mengandung nilai yang berguna
(nilai kenikmatan, kehidupan,
kejiwaan, kebaikan, kebenaran)
c) Mengatur kehidupan agar selaras
dan harmonis
D. PANCASILA SEBAGAI NILAI DASAR
FUNDAMENTAL
1. Dasar Filosofis, Pancasila sebagai dasar filsafat
dan filsafat hidup merupakan satu kesatuan nilai
yang bulat dan utuh, sistematis, fundamental,
dan heirarkhis, dan bersifat objektif dan subjektif
1. Bersifat objektif: a) bersifat abstrak, umum dan
universal, b) abadi, c) sumber hukum positif
2. Bersifat subjektif: a) timbul dari bangsa Indonesia
sendiri (causa materialis), b) digunakan sebagai
landasan filsafat yang menjadikan jatidiri bangsa, c)
didalamnya terdapat 7 nilai kerohkanian
2. Dasar Fundamental Negara,
1. Tap MPRS XX/MPRS/1966, Pancasila sebagai
“Sumber dari segala sumber hukum”
2. Pembukaan UUD 1945 ( rumusan yang sah dan
benar), mengandung pokok-pokok pikiran:
1. Pertama, Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan,
yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Idonesia
2. Kedua, Negara hendak mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
3. Ketiga, Negara berkedaulatan rakyat, berdasarkan
kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan
4. Keempat, Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang
Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
Oleh karena itu:
Pada era reformasi ini, bangsa Indonesia segera
berbenah diri dengan melakukan hal-hal sbb:
1. Mawas diri, untuk menemukan kelemahan dan
kekurangannya
2. Rendah hati, agar tidak menimbulkan
kesombongan bahwa dirinya paling benar
3. Mengendalikan diri dari kebebasan, karena
“kebebasan akan” berakibat terganggunya hak
orang lain/masyarakat
4. Menyadari arti pentingnya orang lain,
(perorangan, masyarakat, lembaga,
pemerintah/negara)
E. INTI SILA-SILA PANCASILA
1. Sila satu dengan sila yang lain saling menjiwai
dan dijiwai (saling ketergantungan)
2. Setiap sila memiliki essensi dan substansi
yang berbeda
3. Sila-silanya merupakan satu kesatuan yang
bulat dan utuh
4. Inti nilai sila-sila Pancasila bersifat objektif
dan subjektif
5. Memiliki kekuatan yang universal dan mutlak
• Sila Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
– Negara didirikan sebagai pengejawantahan manusia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan
– Negara berdasarkan atas Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
– Tuhan sebagai Causa Prima
• Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab
– Manusia sebagai makhluk monodualis (monopluralis)
– Manusia memiliki derajat, harkat dan martabat yg sama
(makhluk yang paling sempurna)
• Sila persatuan Indonesia
– Negara sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia
– Negara ber- Bhinneka Tunggal Ika
• Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
– Hubungan keharmonisan antara negara dengan rakyat
– Kehidupan yang demokratis (kebebasan yang
bertanggung jawab)
– Musyawarah dan mufakat
• Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
– Persamaan dalam bidang hukum maupun sosial
– Keseimbangan antara hak dan kewajiban
– Keadilan yang bersifat distributif, legal, dan komulatif
IV. PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK
A. PENGANTAR
B. PENGERTIAN ETIKA
C. PENGERTIAN NILAI, NORMA, dan MORAL
1. Pengertian Nilai
2. Hierarkhi Nilai
3. Hubungan Nilai, norma, dan Moral
D. ETIKAPOLITIK
1. Pengertian Politik
2. Dimensi politik manusia
3. Nilai Pancasila sebagai sumber Etika politik
A. PENGANTAR
• Pancasila diyakini kebenaran dan kebaikannya, yang
menjamin keselarasan dan keharmonisan
• Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai yang telah
berakar dan menjadi sumber dalam berperilaku
secara turun temurun (manjadi kebiasaan, yang
akhirnya menjadi norma, dipetuhi untuk mengatur
hidupnya)
• Sila-sila Pancasila bukan sebagai aturan bersifat
normatif (praktis), melainkan pedoman etika
terbentuknya norma (aturan)
B. PENGERTIAN ETIKA
• Filsafat dibagi dua,
– Filsafat Teoritis (mempertanyakan segala sesuatu yang
ada) dan
– Filsafat Praktis (membahas bagaimana manusia bersikap
terhadap apa yang ada)
• Etika termasuk kelompok filsafat praktis
• Etika adalah ilmu yang membahas tentang
bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu
ajaran moral tertentu
• Etika membahas masalah yang berkaitan dengan
“baik dan buruk” , ‘kebajikan dan kejahatan”
C. PENGERTIAN NILAI, NORMA & MORAL
1. Pengertian Nilai
- Nilai merupakan kemampuan yang dipercayai menempel
pada suatu benda, yang menarik dan memuaskan manusia
- Pada hakekatnya nilai adalah sifat atau kualitas yang
melekat pada suatu objek
- Nilai merupakan suatu kenyataan yang tersembunyi
dibalik kenyataan lainnya.
- Menilai berarti menimbang suatu kegiatan manusia untuk
menghubungkan dengan sesuatu yang lain
- Di dalam nilai terkandung cita-cita, harapan, dambaan dan
keharusan
- Berbicara tentang nilai berarti berbicara suatu yang ideal
2. Hierarkhi Nilai
a. kedudukan nilai akan sangat tergantung pada “siapa” dan “bagaimana” memandang
sesuatu sesuai dengan kebutuhannya
b. skala prioritas kebutuhan manusia akan menentukan urutan/tingkatan suatu nilai
c. karena setiap manusia memiliki prioritas kebutuhan yang berbeda, maka secara hierarkhis
menempatkan nilai juga berbeda- beda
Max Sceler, menggolongkan menurut tingkatan
tinggi rendahnyanilai, yaitu: