Anda di halaman 1dari 30

MODUL MATA KULIAH

PANCASILA
Disusun Oleh
Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.,Hum

ASUS
PENDIDIKAN PANCASILA oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.

MATERI PERKULIAHAN PENDIDIKAN PANCASILA


disusun oleh:
Andreas Andrie Djatmiko, S.H.,M.,Hum.

BAB I
PENDAHULUAN
● LANDASAN
Landasan Pendidikan Pancasila :
A. LANDASAN HISTORIS
• Terbentuk melalui proses panjang sejak zaman kerajaan
• Suatu prinsip tersimpul dalam pandangan dan filsaat hidup bangsa berupa ciri khas, sifat, dan
karakter.
• Nasionalisme Indonesia bukan dengan kekuasaan atau hegemoni ideologi tapi dengan kesadaran
berbangsa dan bernegara yang berakar pada sejarah.
• Kausa Materialis Pancasila :

B. LANDASAN KULTURAL
• Setiap bangsa memiliki ciri khas dan pandangan hidup yang berbeda dengan bangsa lain.
•`Sila-sila Pancasila merupakan karya besar bangsa yang dimiliki melalui proses refleksi filosofis
pendiri negara, diantaranya : Soekarno, Moh.Yamin, Moh.Hatta dan Soepomo.
• Sila-sila Pancasila merupakan hasil pemikiran tentang bangsa dan negara yang mendasarkan
pandangan hidup suatu prinsip nilai.

C. LANDASAN YURIDIS
• UU No.2 Tahun 1989 memuat Sistem Pendidikan Nasional di Perguruan Tinggi
• Pasal 39 berisi kurikulum (jenis/jalur/jenjang) dinyatakan wajib memuat pendidikan Pancasila,
Agama dan Kewarganegaraan.
• SK Mendiknas No.232/U/2000 Tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan
Penilaian Hasil Belaja Mahasiswa. Pasal 10 ayat 1 menyatakan setiap pelajaran wajib memuat
agama, Pancasila, dan Kewarganegaraan.
• SK Dirjen PT : SK No.38/DIKTI/KEP/2002 (pasal 3)
Untuk: Mampu berpikir, Nasional dan Dinamis
Terdiri: Historis, Filosofis, Ketatanegaraan dan Etika politik
PENDIDIKAN PANCASILA oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.

D. LANDASAN FILOSOFIS
• Sebelum merdeka
Bangsa berketuhanan dan berkemanusiaan
Karena manusia makhluk Tuhan Yang Maha Esa (kenyataan objektif)
• Syarat mutlak suatu negara
Negara berpersatuan dan berkerakyatan
Persatuan berwujud rakyat (unsur pokok)
• Konsekuensi rakyat
Rakyat
Dasar ontologis demokrasi karena asal mula kekuasaan negara adalah rakyat
● TUJUAN
• UU No.2 Tahun 1989 dan SK No.38/DIKTI/KEP/2003 Mengarahkan perhatian pada moral dalam
kehidupan sehari-hari dengan cara memanfaatkan iman dan taqwa serta mendukung kerakyatan
• Arti tujuan pendidikan
Seperangakat tindakan intelektual penuuh tanggung jawab yang berorientasi pada kompetensi dan
bidang profesi masing-masing.
- Cermin sikap Intelektual, meliputi :
a. Kemafiran
b. Ketepatan
c. Keberhasilan bertindak
- Tanggung jawab, meliputi :
a. Iptek
b. Etika
c. Agama
d. Budaya
• Kesimpulan tujuan
o Kemampuan bertanggung jawab sesuai hati nurani
o Mengenali masalah hidup, kesejahteraan dan solusi
o Mengenali perubahan dan perkembangan :
a. Ilmu pengetahuan
b. Teknologi
c. Seni
o Memaknai sejarah dan nilai budaya untuk persatuan
PENDIDIKAN PANCASILA oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.

● PEMBAHASAN ILMIAH
• Syarat-syarat ilmiah Pembahasan Pancasila menurut buku “Tahu dan Pengetahuan” karangan
I.R.Poedjawijatno ada 4, yaitu :
1.Berobjek
Menurut filsafat ilmu :
• Objek Forma
Sudut pandang tertentu dalam Pembahasan Pancasila. Pancasila dapat dipandang dari sudut :
Moral; Moral Pancasila, Ekonomi; Ekonomi Pancasila, Persatuan; Persatuan Pancasila, Hukum
Pancasila Yuridis, Filsafat; Filsafat Pancasila
• Objek Materia
Sasaran pengkajian pancasila adalah Bangsa Indonesia dengan segala aspek budayanya yang
meliputi: Non Empiris Budaya Empiris Adat Istiadat, Moral Bukti Sejarah, Religius Naskah
Kenegaraan dan Lembaran Sejarah
2. Bermetode
• Analitico Syntetic
Metode pembahasan Pancasila yang merupakan perpaduan metode analisis dan sintetis
• Hermeneutika
Digunakan untuk menemukan makna dibalik objek
• Koherensi Historis
• Pemahaman, Penafsiran dan Interpretasi
3. Bersistem
• Hubungan dalam sistem : Interelasi artinya berhubungan Interpedensi, yang artinya ketergantungan
• Sifat sistem : Koheren (runtut), sehingga sila-sila Pancasila menjadi kesatuan yang sistematik
4. Universal
• Berarti tidak terbatas untuk waktu, ruang, keadaan, situasi, kondisi, dan jumlah.
• Hakikatnya : Ontologis Nilai Pancasila
• Intisari / esensi makna sila-sila universal Tingkatan pengetahuan ilmiah:
Deskriptif : Bagaimana
Kausal : Mengapa
Normatif : Kemana
Essensial : Apa
• Proses kausalitas Pancasila: Materialis, Formalis, Effisien dan Finalis
• Pengamalan : Das Sollen : yang seharusnya, Das Sein : kenyataan
PENDIDIKAN PANCASILA oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.

●BEBERAPA PENGERTIAN PANCASILA


• Lingkup pengertian :
1. Etimologis
SECARA ETIMOLOGIS
• Bahasa Sansekerta India
o Panca : lima
o Syila : batu sendi, alas, dasar
o Syiila : peraturan tingkah laku yang baik
Berbatu sendi 5, Dasar yang memiliki 5 unsur;
• Kitab Tripitaka
o Suttha Pitaka, o Abhidama Pitaka, o Vinaya Pitaka
• Five Moral Principles, menurut Budha :
o Panatipada veramani sikhapadam samadiyani; Jangan membunuh
o Dinna dana veramani sikhapadam samadiyani; Jangan mencuri
o Kameshu micchacara veramani sikhapadam samadiyani; Jangan berzina
o Musawada veramani sikhapadam samadiyani; Jangan berbohong
o Surya meraya masjja pamada tikana veramani; Jangan mabuk
• Syair Pujian Empu Prapanca (sarga 53 bait 2)
Yatnaggegwani Pancasyiila Kertasangkarbhisekaka krama berarti 5 pantangan, berupa :
o Mateni : Membunuh
o Maling : Mencuri
o Madon : Berzina
o Mabok : Mabuk
o Main : Berjudi
2. Historis
SECARA HISTORIS
• Menurut Mr.Muhammad Yamin (29 Mei 1945)
o Peri Kebangsaan
o Peri Kemanusiaan
o Peri Ketuhanan
o Peri Kerakyatan
o Kesejahteraan Rakyat
• Yang dituangkan menjadi :
o Ketuhanan Yang Maha Esa
o Kebangsaan Persatuan Indonesia
PENDIDIKAN PANCASILA oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.

o Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab


o Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
o Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
• Menurut Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
o Nasionalisme / Kebangsaan Indonesia
o Internasionalisme / Perikemanusiaan
o Mufakat / Demokrasi
o Kesejahteraan Sosial
o Ketuhanan yang Berkebudayaan
• Dalam perkembangannya PANCASILA diusulkan menjadi TRISILA yang berisi :
o Sosio Nasional : Nasionalisme dan Internasionalisme
o Sosiso Demokrasi : Demokrasi dan Kesejahteraan Rakyat
o Ketuhanan Yang Maha Esa
• Dalam perkembangannya TRISILA diusulkan menjadi EKASILA yang merupakan gotong royong,
menurut Piagam Jakarta (22 Juni 1945)
o Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
o Kemanusiaan yang adil dan beradab
o Persatuan Indonesia
o Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pemusyawaratan perwakilan
o Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
3. Terminologis
SECARA TERMINOLOGIS
• Bagian UUD 1945
o Pembukaan (4 alinea)
o 37 Pasal
o Peraturan Peralihan (4 pasal)
o Aturan Tambahan (2 ayat)
• Konstitusi RIS (berlaku sejak 29 Desember 1949 s/d 17 Agustus 1950)
o Ketuhanan Yang Maha Esa
o Peri Kemanusiaan
o Kebangsaan
o Kerakyatan
o Keadilan Sosial
• UUDS 1950 (berlaku sejak 17 Agustus 1950 s/d 5 Juli 1959)
o Ketuhanan Yang Maha Esa
PENDIDIKAN PANCASILA oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.

o Peri Kemanusiaan
o Kebangsaan
o Kerakyatan
o Keadilan Sosial
• Kalangan Masyarakat
o Ketuhanan Yang Maha Esa
o Peri Kemanusiaan
o Kebangsaan
o Kedaulatan Rakyat
o Keadilan Sosial
• Pembukaan UUD 1945 dan TAP MPR XX/MPRS/1966 dan INPRES No.12,13 April 1968
menegaskan: Pengucapan, penulisan, dan rumusan Pancasila yang sah dan benar adalah
PEMBUKAAN UUD 1945.
PENDIDIKAN PANCASILA oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.

BAB II
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN PANCASILA
• Untuk memahami Pancasila secara lengkap dan utuh terutama dalam kaitannya dengan jati diri bangsa
Indonesia, mutlak diperlukan pemahaman sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk membentuk suatu
negara yang berdasarkan suatu asa hidup bersama demi kesejahteraan hidup bersama, yaitu negara yang
berdasarkan Pancasila.
A. ZAMAN KUTAI
Masyarakat Kutai memebuka sejarah Indonesia pertama kalinya menampilkan nilai sosial politik dan
ketuhanan dalam bentuk kerajaan kenduri serta sedekah pada para Brahmana.

B. ZAMAN SRIWIJAYA
Tiga tahap pembentukan negara Indonesia :
1. Sriwijaya/ syailendra (600-1400) – kedatuan
2. Majapahit (1293-1525) – keprabuan
3. Modern (17 Agustus 1945-sekarang)
Marvuat vanua criwijaya siddhayatra subhiksa berarti suatu cita-cita negara yang adil dan makmur,
hal ini merupakan cita-cita tentang kesejahteraan bersama dalam suatu negara yang sudah tercermin
sejak zaman kerajaan Sriwijaya.

C. ZAMAN KERAJAAN SEBELUM MAJAPAHIT


Banyak kerajaan kecil yang mendukung akan lahirnya kerajaan Majapahit seperti Isana, Kalasan,
Darmawangsa,dll.

D. ZAMAN MAJAPAHIT
Empu Prapanca menilis Negarakertagama yang memuat istilah Pancasila. Begitu juga Empu Tantular
yang mengarang kitab Sutasoma yang memuat Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Magrua yang
berarti walau berbeda namun satu jua adanya sebab tidak ada agama yang memiliki Tuhan yang
berbeda. Hal ini menunjukkan adanya realitas kehidupan agama pada saat itu, yaitu Hindu dan
Budha.
Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada dalam sidang Ratu dan Menteri-menteri
di paseban keprabuan Majapahit tahun 1331, yang berisi cita-cita mempersatukan seluruh nusantara
raya sebagai berikut : “Saya baru akan berhenti berpuasa makan pelapa, jikalau seluruh nusantara
bertakluk di bawah kekuasaan negara.Impian ini telah mempersatukan silayah nusantara dalam
sebuah kesatuan menjadi kenyataan hingga saat ini.
PENDIDIKAN PANCASILA oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.

E. ZAMAN PENJAJAHAN
Belanda terbukti menindas rakyat Indonesia melalui berbagai cara, namun berkat kegigihan para
pejuang untuk bebas dari penjajah, kerajaan dan pemerintahan yang ada saat itu melakukan
perundingan silih berganti.
Namun, semua perlawanan senantiasa kandas karena tidka disertai rasa persatuan dan kesatuan
dalam menaklukkan penjajah.

F. KEBANGKITAN NASIONAL
Terjadinya pergolakkan kebangkitan dunia timur mendorong bangkitnya semangat kesadaran
berbangsa yang ditandai dengan lahirnya Budi Utomo, disusul dengan lahirnya SDI, SI, Indische
Partij, PNI, dll.
Munculnya organisasi kepemudaan menunjukkan bahwa persatuan untuk melawan penjajah mulai
terealisasikan.

G. ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG


Indonesia jatuh ke tangan Jepang karena Belanda takluk pada Jepang. Tak ada bedanya dengan
Belanda, Jepang pun memeras tenaga rakyat untuk kepentingan Jepang.
Janji merdeka diberikan pada Indonesia berkali-kali melalui BPUPKI dan PPKI. BPUPKI
mengadakan sidang untuk mewujudkan keinginan merdeka, yaitu pada :
1. 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945
Membahas usulan0usulan rumusan dasar negara. Sidang ini dihadiri oleh beberapa tokoh penting,
seperti: Mr. Muh. Yamin, Prof. Dr. Soepomo dan Ir. Soekarno
2. 10 Juli 1945 – 16 Juli 1945
Membentuk “Panitia Sembilan” untuk membuat pembukuan hukum dasar yang lebih kita kenal
dengan istilah Undang-Undang Dasar.

H. SIDANG BPUPKI
1. Sidang Pertama (18 Agustus 1945)
Sidang pertama PPKI dihadiri 27 orang dan menghasilkan keputusan-keputusan sebagai berikut :
• Setelah melakukan beberapa perubahan pada Piagam Jakarta yang kemudian berfungsi sebagai
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
• Menetapkan rancangan Hukum Dasar yang telah diterima dari Badan Penyelidik pada tanggal 17
Juli 1945, setelah mengalami berbagai perubahan karena berkaitan dengan perubahan Piagam
Jakarta, kemudian berfungsi sebagai Undang-Undang Dasar 1945.
• Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama.
PENDIDIKAN PANCASILA oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.

• Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai badan musyawarah darurat.
2. Sidang Kedua (19 Agustus 1945)
Pada sidang kali ini, PPKI berhaisl menetapkan daerah Propinsi sebagai berikut :
• Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Borneo, Sulawesi, Maluku dan Sunda Kecil.
3. Sidang Ketiga (20 Agustus 1945)
Sidang ketiga ini dilakukan pembahasan terhadap agenda tentang ‘Badan Penolong Keluarga
Korban Perang’, adapun keputusan yang dihasilkan adalah terdiri atas delapan pasal. Salah satu
dari pasal tersebut yaitu, pasal 2 dibentuklah suatu badan yang disebut ‘ Badan Keamanan Rakrat’
(BKR)
4. Sidang Keempat (22 Agustus 1945)
Pada sidang keempat PPKI membahas agenda tentang Komite Nasional Partai Nasional Indonesia,
yang pusatnya berkedudukan di Jakarta.

I. PROKLAMASI KEMERDEKAAN DAN SIDANG PPKI


Proklamasi Jepang kalah perang melawan tentara sekutu, Jepang terdesak memberikan kemerdekaan
Indonesia melalui PPKI sebagai tim perncang kemerdekaan Indoensia.
PPKI beranggotakan 21 orang, yang tidak satupun anggotanya dari pihak Jepang sehingga dapat
leluasa merundingkan proklamasi untuk kemerdekaan Indonesia.

J. MASA SETELAH PROKLAMASI KEMERDEKAAN


Arti proklamasi kemerdekaan bagi Indonesia :
1. Secara yuridis, Proklamasi menjadi awal tidak berlakunya hukum kolonial, dan mulai berlakunya
hukum masional.
2. Secara politis ideologis, Proklamasi berarti bahwa Indonesia terbebas dari penjajahan dan
memiliki kedulatan untuk menentukan nasib sendiri.
• Pembentukan Negara RIS
Sebelum persetujuan KMB, bangsa Indonesia telah memeliki kedaulatan. Oleh karena itu,
persetujuan KMB bukanlah penyerahan kedaulatan, melainkan pengalihan atau pengakuan
kedaulatan.
• Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Ketidakstabilan negara disegala bidang membuat Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden
yang berisi :
• Membubarkan Konstituante
• UUDS 1950 tidak berlaku lagi dengan diberlakukannya UUD 1945
• Dibentuknya MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
PENDIDIKAN PANCASILA oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.

Landasan hukum Dekrit adalah hukum darurat :


• Hukum tata negara darurat subjektif
• Hukum tata negara darurat objektif
Masa Orde Baru
Muncul Tritura akibat adanya peristiwa pemberontakan PKI yang berisi :
• Pembubaran PKI
• Pembersihan kabinet dari unsur PKI
• Penurunan harga kebutuhan pokok
Pemerintahan orde baru melaksanakan program-programnya dalam upaya merealisasikan
pembangunan nasional sebagai perwujudan pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen.
PENDIDIKAN PANCASILA oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.

BAB III
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
• Jika seseorang berpandangan bahwa kebenaran pengetahuan itu sumbernya rasio maka orang tersebut
berfilsafat rasionalisme.
• Jikalau seseorang berpandangan bahwa dalam hidup ini yang terpenting adalah kenikmatan,
kesenangan dan kepuasan lahiriah maka paham ini disebut hedonisme.
• Secara etimologis, filsafat berasal dari bahasa Yunani :
1. Philein yang berarti cinta
2. Sophos yang berarti hikmah/ kebijaksanaan/ wisdom
• Secara harfiah, filsafat mengandung makna kebijaksanaan, bidang ilmu yang mencakup filsafat :
1. Manusia, 2. Alam, 3. Pengetahuan, 4. Etika, 5. Logika
• Filsafat secara menyeluruh berarti:
A. Filsafat sebagai produk yang mencakup pengertian
1. Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran-pemikiran dari para filsuf pada
zaman dahulu yang lazimnya merupakan suatu aliran.
2. Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi manusia sebagai hasil dari aktivitas
berfilsafat. Jadi manusia mencari suatu kebenaran yang timbul dari persoalan yang bersumber
pada akal manusia.
B. Filsafat merupakan suatu sistem pengetahuan yang bersifat dinamis.
1. Metafisika
Membahas tentang hal-hal yang bereksistensi di balik fisis, yang meliputi bidang-bidang
ontologi, kosmologi, dan antropologi.
2. Epistemologi
Berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan.
3. Metodologi
Berkaitan dengan persoalan hakikat metode dalam ilmu pengetahuan.
4. Logika
Berkaitan dengan persoalan filsafat berfikir, yaitu rumusan dan dalil berfikir yang benar.
5. Etika
Berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia.
6. Estetika
Berkaitan dengan persoalan hakikat keindahan
PENDIDIKAN PANCASILA oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.

RUMUSAN KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM


• Sistem adalah suatu keasatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama untuk
suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan utuh yang memiliki ciri-ciri :
A. Suatu kesatuan bagian-bagian
B. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
C. Saling berhubungan dan saling ketergantungan.
D. Keseluruhan dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (tujuan sistem)
E. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks
• Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila Pancasila setiap sila pada hakikatnya
merupakan suatu asas sendiri, fungsi sendiri namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan
yang sistematis.
1. Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang Bersifat Organis
Monopluralis merupakan kesatuan sila-sila Pancasila yang bersifat organis, memiliki hakikat secara
filosofis yang bersumber pada hakikat dasara ontologis manusia sebagai pendukung dari inti, isi dari
sila-sila Pancasila yaitu hakikat manusia.
2. Susunan Pancasila yang Bersifat Hierarkis dan Berbentuk Piramida
• Secara ontologis hakikat sila-sila Pancasila mendasarkan pada landasan Pancasila yaitu :
1. Tuhan, 2. Manusia, 3. Satu, 4. Rakyat, 5. Adil
• Hakikat dan inti Pancasila :
1. Ketuhanan, 2. Kemanusiaan, 3. Persatuan, 4. Kerakyatan, 5. Keadilan
3. Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi
kesatuan sila-sila Pancasila yang meajemuk tunggal, hierarki piramidal juga dimaksudkan bahwa
dalam setiap sila terkandung nilai keempat sila lainnya, atau dengan lain perkataan dalam setiap sila
senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila lainnya.

KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI KESATUAN SISTEM FILSAFAT


• Secara filosofis Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki dasar ontologis, dasar
epistemologis, dan dasar oskologis sendiri yang berbeda degan sistem filsafat yang lainnya misalnya
materialisme, liberalisme, pragmatisme, komunisme, idealisme dan lain paham filsafat di dunia.
1. Dasar Antropologis Sila-Sila Pancasila
2. Dasar Epistemologis Sila-sila Pancasila
3. Dasar Aksiologis Sila-sila Pancasila
• Nilai-nilai Pancasila sebagai Suatu Sistem
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila satu sampai dengan sila lima merupakan cita-cita harapan dan
dambaan bangsa Indonesia yang akan diwujudkannya dalam kehidupan. Sejak dahulu cita-cita tersebut
PENDIDIKAN PANCASILA oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.

telah didambakan oleh bangsa Indonesia agar terwujud dalam suatu masyarakat yang gemah ripah loh
jinawi, tata tentrem karta raharja, dengan penuh harapan diupayakan terealisasi dalam setiap tingkah
laku dan perbuatan setiap manusia Indonesia.

PANCASILA SEBAGAI NILAI DASAR FUNDAMENTAL BAGI BANGSA DAN NEGARA


REPUBLIK INDONESIA
1. Dasar Filofofis
2. Nilai-nilai Pancasila sebagai Nilai Fundamental Negara.

INTI ISI SILA PANCASILA


1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Sila Persatuan Indonesia
4. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan
5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
PENDIDIKAN PANCASILA oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.

BAB IV
PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK
• Dalam filsafat Pancasila terkandung di dalamnya suatu pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis,
mendasar, rasional, sitematis dan komprehensif (menyeluruh) dan sistem pemikiran ini merupakan
suatu nilai. Oleh karena itu, suatu pemikiran filsafat tidak secara langsung menyajikan norma-norma
yang merupakan pedoman dalam suatu tindakan atau aspek praksis melainkan suatu nilai-nilai yang
bersifat mendasar.
• Norma-norma tersebut meliputi:
1. Norma moral
Berkaitan dengan tingkah laku manusia, dapat diukur dari sudut baik maupun buruk. Dalam
kapasitas inilah nilai-nilai Pancasila telah terjabarkan dalam suatu norma-norma moralitas atau
norma-norma etika sehingga Pancasila merupakan sistem etika dalam maasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
2. Norma hukum
Suatu sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Pancasila berkedudukan
sebagai sumber dari segala sumber hukum di negara Indoensia. Nilai-nilai Pancasila sebenarnya
berasal dari Bangsa Indonesia sendiri atau dnegan lain perkataan bangsa Indonesia sebagai asal
mula materi (kausa materialis) nilai-nilai Pancasila.

PENGERTIAN ETIKA
• Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran
moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan
dengan pelbagai ajaran moral.
• Etika terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Etika Umum
o Etika Sosial, membahas kewajiban manusia terhadap manusia lain.
2. Etika Khusus:
o Etika Individual, membahas kewajiban manusia terhadap diri sendiri

PENGERTIAN NILAI, NORMA, DAN MORAL


A. PENGERTIAN NILAI
• Nilai merupakan kemampuan yang dipercayai yang ada pad asuatu benda untuk memuaskan manusia.
Jadi hakikatnya, nilai merupakan sifat atau kualitas yang melakat pada suatu objek, bukan objek itu
sendiri.
PENDIDIKAN PANCASILA oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.

B. HIERARKI NILAI
• Kelompok nilai menurut tinggi dan rendahnya:
Nilai-nilai kenikmatan, Nilai-nilai kehidupan, Nilai-nilai kejiwaan dan Nilai-nilai kerohanian
• Golongan manusia menurut Walter G.Everet:
Nilai-nilai ekonomis, Nilai-nilai kejasmanian, Nilai-nilai hiburan, Nilai-nilai sosial, Nilai-nilai watak,
Nilai-nilai estetis, Nilai-nilai intelektual dan Nilai-nilai keagamaan
• Notonagoro membagi nilai menjadi 3 macam:
1. Nilai material
2. Nilai vital
3. Nilai kerohanian:
Nilai kebenaran, Nilai keindahan, Nilai kebaikan dan Nilai religious

NILAI DASAR, NILAI INSTRUMENTAL DAN NILAI PRAKTIS


1. NILAI DASAR
• Nilai dasar tidak dapat diamati melalui indera manusia, namun berkaitan dengan tingkah laku
manusia atau segala aspek kehidupan manusia yang bersifat nyata.
• Nilai bersifat universal karena menyangkut hakikat kenyataan objektif segala sesuatu misalnya
Tuhan, manusia atau segala sesuatu lainnya.
2. NILAI INSTRUMENTAL
• Merupakan suatu pedoman yang dapat diukur dan diarahkan, sehingga dapat dikatakan bahwa nilai
instrumental juga merupakan suatu eksplisitasi dari nilai dasar.
3. NILAI PRAKTIS
• Merupakan perwujudan dari nilai instrumental sehingga dapat berbeda-beda wujudnya, namun
demikian tidak bisa menyimpang atau bahkan tidak dapat bertentangan karena nilai dasar, nilai
instrumental dan nilai praksis merupakan suatu sistem perwujudan yang tidak boleh menyimpang
dari sistem tersebut.
PENDIDIKAN PANCASILA oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.

BAB V
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL
A. PENGERTIAN ASAL MULA PANCASILA
• Pancasila terbentuk melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia. Secara
kausalitas, Pancasila sebelum disyahkan menjadi dasar filsafat negara, nilai-nilainya telah ada dan
berasal dari bangsa Indonesia sendiri yang berupa nilai-nilai istiadat, kebudayaan dan nilai-nilai
religius. Agar memiliki pengetahuan yang lengkap tentang proses terjadinya Pancasila, maka secara
ilmiah harus ditinjau berdasarkan proses kausalitas.
1. Asal Mula yang Langsung
• Teori kausalitas ini dikembangkan oleh Aristoteles, adapun berkaitan dengan asal mula yang
langsung tentang Pancasila adalah asal mula yang langsung terjadinya Pancasila sebagai dasar
filsafat negara yaitu asal mula yang sesudah dan menjelang Proklamasi Kemerdekaan yaitu sejak
dirumuskan para pendiri negara sejak sidang BPUPKI pertama. Adapun rincian asal mula
langsung Pancasila adalah sebagai berikut :
a. Asal Mula Bahan (Kausa Materialis)
Asal Bahan Pancasila adalah pada bangsa Indonesia sendiri yang terdapat dalam kepribadian
dan pandangan hidup.
b. Asal Mula Bentuk (Kausa Formalis)
Asal mula bentuk Pancasila adalah Ir. Soekarno bersama Drs. Moh.Hatta serta anggota
BPUPKI lainnya yang merumuskan dan membahas Pancasila terutama dalam hal bentuk,
rumusan serta nama Pancasila.
c. Asal Mula Karya (Kausa Effisien)
Asal mula karyanya adalah PPKI sebagai pembentuk negara dan atas kuasa pembentuk negara
yang mengesahkan Pancasila menjadi dasar negara yang sah.
d. Asal Mula Tujuan (Kausa Finalis)
Asal mula tujuan adalah para anggota BPUPKI dan Panitia Sembilan termasuk Soekarno dan
Hatta yang menentukan tujuan dirumuskannya Pancasila sebelum ditetapkan oleh PPKI sebgaai
dasar negara yang sah.
2. Asal Mula yang Tidak Langsung
• Asal mula tidak langsung terdapat pada kepribadian serta dalam pandangan hidup sehari-hari
bangsa Indonesia dengan rincian berikut :
a. Unsur Pancasila sebelum dirumuskan menjadi dasar filsafat negara yaitu :
Nilai Ketuhanan, Nilai Kemanusiaan, Nilai Persatuan, Nilai Kerakyatan dan Nilai Keadilan
b. Terkandung dalam pandangan hidup masyarakat sebelum membentuk negara yaitu:
Nilai adat istiadat, Nilai kebudayaan dan Nilai religious.
PENDIDIKAN PANCASILA oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.

c. Asal mula tidak langsung Pancasila merupakan kausa materialis atau asal mula tidak langsung
nilai-nilai Pancasila.
• Pancasila bukanlah hasil perenungan seseorang atau kelompok atau bahkan hasil sintesa paham-
paham besar dunia, melainkan pandangan hidup bangsa Indonesia.
3. Bangsa Indonesia ber-Pancasila dalam “Tri Prakara”
• Pancasila terbentuk melalui suatu proses yang cukup panjang dalam sejarah kebangsaan Indonesia
yang terangkum dalam tiga asas atau Tri Prakara, yaitu :
a. Pancasila Asas Kebudayaan
b. Pancasila Asas Religius
c. Pancasila Asas Kenegaraan

B. KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA


• Setiap kedudukan dan fungsi Pancasila pada hakikatnya memiliki makna serta dimensi masing-
masing yang konsekuensi aktualisasinya pun memiliki aspek yang berbeda-beda, walaupun hakikat
dan sumbernya sama.
1. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Pandangan hidup yang terdiri atas kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur adalah suatu wawasan yang
menyeluruh terhadap kehidupan. Pandangan hiudp berfungsi sebagai kerangka acuan baik untuk
menata kehidupan diri pribadi maupun dalam interaksi antar manusia dalam masyarakat serta
alam sekitarnya. Pandangan hidup bangsa dapat disebut sebagai ideologi bangsa (nasional), dan
pandangan hidup negara dapat disebut sebagai ideologi negara.
2. Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dapat dirinci sebagai berikut :
a. Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib
hukum) Indonesia.
b. Meliputi suasana kebatinan (Geistlichenhintergrund) dari Undang-Undang Dasar 1945.
c. Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara.
d. Mengharuskan UUD mengandung isi yang mewajibkan pemerintah memegang teguh cita-cita
moral rakyat yang luhur.
e. Merupakan sumber semangat bagi UUD 1945 bagi penyelenggara negara.
3. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia
• Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar pada pandangan hidup dan
budaya bangsa. Karena ciri khas Pancasila memiliki kesesuaian dengan bangsa Indonesia.
a. Pengertian Ideologi
PENDIDIKAN PANCASILA oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.

• Ideologi berarti ilmu pengertian-pengertian dasar atau sering kita sebut sebagai cita-cita.
Pengertian ideologi secara umum dapat dikatakan sebagai kumpulan gagasan, ide, keyakinan,
kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis yang menyangkut:
Bidang Politik, Bidang Sosial, Bidang Kebudayaan dan Bidang Keagamaan.
• Ideologi negara yang merupakan sistem kenegaraan untuk rakyat dan bangsa pada hakikatnya
merupakan asas kerohanian yang memilki ciri khas diantaranya:
1. Mempunyai derajat tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.
2. Mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup,
pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi
berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
b. Ideologi Terbuka dan Ideologi Tertutup
• Ideologi tertutup merupakan suatu sistem pemikiran tertutup yang membenarkan
pengorbanan masyarakat. Bukan hanya berupa nilai dan cita-cita tertentu melainkan sebuah
tuntutan bagi rakyatnya.
• Ideologi terbuka merupakan suatu sistem pemikiran terbuka yang tidak hanya dibenarkan,
dibutuhkan karena bukan merupakan paksaan dari pihak luar melainkan digali dan diambil
dari harta kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat itu sendiri.
c. Ideologi Partikular dan Ideologi Komprehensif
• Ideologi partikular diartikan sebagai suatu keyakinan yang tersusun secara sistematis dan
terkait erat dengan kepentingan suatu kelas sosial tertentu dalam masyarakat.
• Ideologi komprehensif diartikan sebagai suatu sistem pemikiran menyeluruh mengenai semua
aspek kehidupan sosial yang memiliki cita-cita melakukan transformasi sosial besar-besaran
emnuju bentuk tertentu.
d. Hubungan antara Filsafat dan Ideologi
• Dari tradisi sejarah filsafat barat dapat dibuktikan bahwa tumbuhnya ideologi seperti
liberalisme, kapitalisme, marxisme leninisme, maupun nazisme dan facisme bersumber kepda
aliran-aliran filsafat yang berkembang disana.

C. PERBANDINGAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN PAHAM IDEOLOGI BESAR


LAINNYA DI DUNIA
1. Ideologi Pancasila
• Ideologi Pancasila mendasarkan pada hakikat sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial. Ideologi Pancasila mengakui kebebasan dan kemerdekaan individu yang berarti
tetap mengakui dan menghargai kebebasan individu lain.
PENDIDIKAN PANCASILA oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.

2. Negara Pancasila
• Berdasarkan ciri khas proses dalam rangka membentuk suatu negara. Maka bangsa Indonesia
mendirikan suatu negara memiliki suatu karakteristik, ciri khas tertentu yang karena ditentukan
oleh keanekaragaman, sifat dan karakternya. Maka bangsa ini mendirikan suatu negara
berdasarkan Filsafat Pancasila, yaitu suatu Negara Persatuan, Negara Kebangsaan serta Negara
yang bersifat Integralistik.

a. Paham Negara Persatuan


• Merupakan kesatuan unsur-unsur yang membentuknya berupa rakyat, wilayah, dan kedaulatan
pemerintah.
Bhineka Tunggal Ika;
Hakikat makna Bhineka Tunggal Ika yang memberikan suatu pengertian bahwa meskipun
bangsa dan negara Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku bangsa yang memiliki adat
istiadat, kebudayaan serta karakter yang berbeda, memiliki agama yang berbeda dan terdiri dari
beribu kepulauan wilayah nusantara Indonesia, namun keseluruhannya merupakan suatu
persatuan yaitu persatuan bangsa dan negara Indonesia.

b. Paham Negara Kebangsaan


• Manusia membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut bangsa, dan bangsa yang hidup
dalam suatu wilayah tertentu serta memiliki tujuan tertentu maka pengertian ini disebut sebagai
negara.
Hakikat Bangsa
Pada hakikatnya merupakan suatu penjelmaan dari sifat kodrat manusia dalam merealisasikan
harkat dan martabat kemanusiaannya.Namun, bangsa bukanlah suatu totalitas kelompok
masyarakat yyang menenggelamkan hak-hak individu sebagaimana terjadi pada bangsa sosialis
komunis.
Teori Kebangsaan
Terdapat berbagai macam teori besar di dalam suatu bangsa, diantaranya:
i. Teori Hans Kohn
“Bangsa terbentuk karena persamaan bahasa, ras, agama, peradaban, wilayah, negara dan
kewarganegaraan. Suatu bangsa tumbuh dan berkembang dari anasir serta akar yang terbentuk
melalui suatu proses sejarah.”
ii. Teori Kebangsaan Ernest Renan
Pokok pikiran bangsa adalah sebagai berikut :
- Bangsa adalah suatu jiwa, asas kerohanian.
PENDIDIKAN PANCASILA oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.

- Bangsa adalah solidaritas besar, hasil sejarah.


- Bangsa bukan sesuatu yang abadi.
- Wilayah dan ras bukan penyebab timbulnya bangsa.
iii. Teori Geopolitik Frederich Ratzel
“Negara merupakan suatu organisme yang hidup yang memiliki hubungan wilayah geografis
dengan bangsa.”
iv. Negara Kebangsaan Pancasila
Pancasila bersifat mejemuk tunggal. Unsur-unsur yang membentuk nasionalisme Indonesia
adalah sebagai berikut :
• Kesatuan Sejarah
• Kesatuan Nasib
• Kesatuan Kebudayaan
• Kesatuan Wilayah
• Kesatuan Asas Kerohanian

c. Paham Negara Integralistik


• Pancasila sebagai asas kerohanian bangsa dan negara Indonesia pada hakikatnya merupakan
suatu asas kebersamaan, asas kekeluargaan serta religius. Dalam pengertian ini, Indonesia
dengan keanekaragamannya membentuk suatu kesatuan integral sebagai suatu bangsa yang
merdeka.
• Berdasarkan pengertian paham integralistik tersebut maka rincian pandangannya adalah sebagai
berikut :
- Negara merupakan suatu susunan masyarakat yang integral.
- Semua golongan bagian, bagian dan anggotanya berhubungan erat satu dengan lainnya.
- Semua golongan, bagian dan anggotanya merupakan persatuan masyarakat yang organis.
- Yang terpenting dalam kehidupan bersama adalah perhimpunan bangsa seluruhnya.
- Negara tidak memihak kepada sesuatu golongan, tidak menganggap kepentingan seseorang
sebagai pusat.
- Negara tidak hanya menjamin kepentingan seseorang atau golongannya saja namun menjamin
kepentingan manusia seluruhnya sebagai suatu kesatuan integral.
- Negara menjamin keselamatan hidup bangsa seluruhnya.
PENDIDIKAN PANCASILA oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.

d. Negara Pancasila adalah Negara Kebangsaan Yang Berketuhanan Yang Maha Esa
• Setiap individu yang hidup dalam suatu bangsa adalah sebagai makhluk Tuhan. Maka, bangsa
dan negara sebagai totalitas yang integral adalah berketuhanan, demiian pula setiap warganya
juga ber-Ketuhanan Yang Maha Esa.
• Hakikat Ketuhanan Yang Maha Esa
Hakikat Ketuhanan Yang Maha Esa secara ilmiah filosofis mengandung makna terdapat
kesesuaian hubungan sebab akibat antara Tuhan, manusia dan negara Yng merupakan dasar
untuk memimpin cita-cita kenegaraan untuk menyelenggarakan yang baikbagi masyarakat dan
penyelenggara negara.
• Hubungan Negara dan Agama
Negara pada hakikatnya merupakan suatu persekutuan hidup bersama sebagai penjelmaan sifat
kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Oleh karena itu sifat dasar kodrat
manusia tersebut merupakan sifat dasar negara, sehingga negara sebagai manifestasi kodrat
manusia secara horizontal dalam hubungan dengan manusia lain untuk mencapai tujua bersama.
Oleh karena itu, negara memiliki sebab akibat langsung dengan manusia karena manusia adalah
sebagai pendiri negara. Hubungan ini sangat ditentukan oleh dasar ontologis setiap individu.
i. Hubungan Negara dan Agama Menurut Pancasila
Hubungan menurut Pancasila adalah sebagai berikut :
• Negara berdasarkan Ketuhan Yang Maha Esa
• Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang Berketuhanan yang Maha Esa dengan konsekuensi
setiap warga memiliki hak untuk memeluk dan menjalankan ibadah sesuai agama masing-
masing.
• Tidak mengakui atheisme dan sekularisme.
• Tidak mengizinkan pertentangan agama, golongan agama, inter serta antar pemeluk agama
tertentu.
• Tidak ada tempat bagi pemaksaan agama tertentu.
• Memberikan toleransi terhadap pemeluk agama lain yang menjalankan ibadah.
• Segala peraturan harus sesuai dengan Ketuhanan Yang Maha Esa.
• Negara merupakan berkah rahmat Tuhan Yang Maha Esa.
ii. Hubungan Negara dan Agama Menurut Paham Theokrasi
• Negara menyatu dengan agama, pemerintahan dijalankan berdasarkan firman-firman Tuhan,
segala tata kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara didasarkan atas firman Tuhan.
• Negara Theokrasi Langsung
Doktrin dan ajaran yang berkembang dalam negara Theokrasi langsung sebagai upaya
memperkuat dan meyakinkan rakyat terhadap kekuasaan Tuhan dalam negara.
PENDIDIKAN PANCASILA oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.

• Negara Theokrasi Tidak Langsung


Bukan Tuhan sendiri yang memerintah dalam negara, melainkan Kepala Negara atau Raja
yang memerintah negara atas kehendak Tuhan.
iii. Hubungan Negara dan Agama Menurut Sekularisme
• Paham sekularisme membedakan dan memisahkan antara agama dan negara. Bentuk, sistem
segala aspek kenegaraan tidak ada hubungannya dengan agama. Sekularisme bepandanagn
bahwa masalah keduniawian berhubungan dengan manusia saja tanpa Tuhan.

e. Negara Pancasila adalah Negara Kebangsaan Yang Berkemanusiaan Yang Adil dan
Beradab
• Negara Pancasila sebagai negara Kebangsaan yang berkemanusiaan yang Adil dan Beradab,
mendasarkan nasionalisme (kebangsaan) berdasar hakikat kodrat manusia. Kebangsaan
Indonesia adalah kebangsaan yang berkemanusiaan, bukan suatu kebangsaan yang
Chauvimisme.

f. Negara Pancasila adalah Negara Kebangsaan Yang Berkerakyatan


• Pokok-pokok yang terkandung dalam sila keempat dalam penyelenggaraan negara dapat dirinci
sebagai berikut :
- Manusia Indonesia sebagai warga negara dan masyarakat mempunyai kedudukan dan hak
yang sama.
- Dalam menggunakan hak-haknya, selalu memperhatikan dan mempertimbangkan kepentingan
negara dan masyarakat.
- Karena mempunyai kedudukan, hak serta kewajiban yang sama maka pada dasarnya tidak
dibenarkan memaksakan kehendak pada pihak lain.
- Sebelum mengambil keputusan, terlebih dahulu dimusyawarahkan.
- Keputusan diusahakan ditentukan secara musyawarah. Musyawarah untuk mencapai mufakat
disertai semangat kebersamaan.

g. Negara Pancasila adalah Negara Kebangsaan Yang Berkeadilan sosial


• Sebagai suatu negara hukum yang berkeadilan sosial maka negara Indonesia harus mengakui
dan melindungi hak asasi manusia. Dalam hidup bersama baik dalam masyarakat, bangsa dan
negara harus terwujud suatu keadilan (Keadilan Sosial) yang meliputi 3 hal :
Keadilan Distributif, Keadilan Legal dan Keadilan Komutatif
PENDIDIKAN PANCASILA oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.

3. Ideologi Liberal
• Atas dasar ontologis hakikat manusia, dalam kehidupan masyarakat bersama yang disebut negara,
kebebasan individu sebagai basis demokrasi bahkan merupakan unsur fundamental.
• Pemahaman atas eksistensi rakyat dalam suatu negar ainilah yang merupakan sumber perbedaan
konsep, antara lain terdapat konsep yang menekankan bahwa rakyat adalah sebagai suatu kesatuan
integral dari elemen-elemen yang menyusun negara, bahkan komunisme menekankan bahwa
rakyat adalah suatu totalitas di atas eksistensi individu.

4. Hubungan Negara dan Agama Menurut Paham Liberalisme


• Nilai-nilai agama dalam negara dipisahkan dan dibedakan dengan negara, keputusan dan
ketentuan kenegaraan terutama peraturan perundang-undangan sangat ditentukan oleh
kesepakatan individu-individu sebagai warga negaranya.

5. Ideologi Sosialis Komunis


• Dalam kaitannya dengan negara, bahwa negara sebagai manifestasi dari manusia sebagai makhluk
komunal. Mengubah masyarakat secara revolusioner harus berakhir dengan kemenangan pada
pihak kelas proletar. Hak asasi manusia hanya berpusat pada hakkolektif, sehingga hak individual
pada hakikatnya tidak ada.

6. Hubungan Negara dan Agama Menurut Paham Komunisme


• Negara yang berpaham komunisme adalah bersifat atheis bahkan bersifat antitheis, melarang dan
menekan kehidupan agama. Nilai yang tertinggi dalam negara adalah materi sehingga nilai
manusia ditentukan oleh materi.
PENDIDIKAN PANCASILA oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.

BAB VI
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
A. PENGANTAR
• Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asas kerohanian dalam ilmu kenegaraan populer
disebut sebagai dasar filsafat negara. Dalam kedudukan ini, Pancasila merupakan sumber nilai dan
sumber norma dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, termasuk sebagai sumber tertib hukum di
negara Republik Indonesia. Konsekuensinya, seluruh peraturan perundang-undangan serta
penjabarannya senantiasa berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila.
• Pancasila merupakan sumber hukum dasar negara baik yang tertulis yaitu Undang-Undang Dasar
negara maupun hukum dasar tidak tertulis ataupun konvensi.
• Negara dilaksanakan berdasarkan pada suatu konstitusi atas Undang-Undang Dasar negara.
Pembagian kekuasaan, lembaga-lembaga tinggi negara, hak dan kewajiban warga negara, keadilan
sosial dan lainnya diatur dalam suatu Undang-Undang Dasar negara.
• Pembukaan UUD 1945 dalam konteks ketatanegaraan Republik Indonesia memiliki kedudukan yang
sangat penting karena merupakan suatu staatsfundamentalnorm dan berada pada hierarki tertib hukum
tertinggi di Negara Indonesia.

B. PEMBUKAAN UUD 1945


• Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bersama-sama dengan pasal-pasal UUD 1945, disahkan oleh
PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diundangkan dalam Berita Republik Indonesia Tahun II No.7
Pembukaan UUD 1945 dalam ilmu hukum mempunyai kedudukan di atas pasal-pasal UUD 1945.
Konsekuensinya keduanya memiliki kedudukan hukum yang berlainan, namun keduanya terjalin
dalam suatu hubungan kesatuan yang kausal dan organis.
1. Pembukaan UUD 1945 sebagai Tertib Hukum Tertinggi
Keududukan Pembukaan UUD 1945 dalam kaitannya dengan tertib hukum Indonesia memiliki dua
aspek yang sangat fundamental yaitu :
a) Memberikan faktor-faktor mutlak bagi terwujudnya tertib hukum Indonesia
b) Memasukkan diri dalam tertib hukum Indonesia sebagai tertib hukum tertinggi
Sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai sumber dari segala sumber
hukum Indonesia.
2. Pembukaan UUD 1945 Memenuhi Syarat Aadanya Tertib Hukum Indonesia
Syarat-syarat tertib hukum Indonesia dianataranya adalah :
a) Adanya kesatuan subjek
b) Adanya kesatuan asas kerohanian
c) Adanya kesatuan daerah
PENDIDIKAN PANCASILA oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.

d) Adanya kesatuan waktu


3. Pembukaan UUD 1945 sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental
a) Dari segi terjadinya
Ditemukan oleh pembentuk negara dan terjelma dalam suatu pernyataan lahir sebagai
penjelmaan kehendak Pembentuk negara untuk menjadikan hal-hal tertntu sebagai dasar-dasar
negara yang dibentuknya.
b) Dari segi isinya
Memuat dasar-dasar pokok negara sebagai berikut :
1) Dasar tujuan negara
2) Ketentuan diadakannya UUD Negara
3) Bentuk negara
4) Dasar filsafat negara
4. Pembukaan UUD 1945 Tetap Terlekat pada Kelangsungan Hidup Negara Republik Indonesia
Berdasarkan hakikat kedudukan Pembukaan UUD 194 sebagai naskah Proklamasi yang terinci
sebagai penjelmaan Proklamasi Kemerdekaan RI, serta dalam ilmu hukum memenuhi syarat bagi
terjadinya suatu tertib hukum Indonesia dan sebagi Pokok Kaidah Negara yang Fundamental.
5. Tujuan Pembukaan UUD 1945
Alinea I: mempertanggungjawabkan bahwa pernyataan kemerdekaan sudah selayaknya, karena
berdasarkan atas hak kodrat yang bersifat mutlak dari moral bangsa Indonesia untuk merdeka.
Alinea II: menetapkan cita-cita Indonesia yang ingin dicapai dengan kemerdekaan yaitu
terpeliharanya secara ungguh-sungguh kemerdekaan dan kedauatan negara, kesatuan bangsa,
negara dan daerah atas keadlian hukum dan moral bagi diri sendiri dan pihak lain serta
kemakmuran bersama yang berkeadlian.
Alinea III: menegaskan bahwa proklamasi kemerdekaan, menjadi permulaan dan dasar hidup
kebangsaan dan kenegaraan bagi seluruh orang Indonesia yang luhur dan suci dalam lindungan
Tuhan Yang Maha Esa.
Alinea IV: melaksanakan segala sesuatu itu dalam perwujudan dasar-dasar tertentu sebagai
ketentuan pedoman dan pegangan yang tetap dan praktis yaitu dalam realisasi hidup bersama
dalam suatu negara Indonesia.
6. Nilai-nilai Hukum Tuhan, Hukum Kodrat dan Hukum Etis yang Terkandung dalam Pembukaan
UUD 1945
PENDIDIKAN PANCASILA oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.

C. HUBUNGAN PEMBUKAAN DAN BATANG TUBUH UUD 1945


• Dalam hubungannya dengan Batang Tubuh UUD 1945, menempatkan pembukaan UUD 1945 alinea
IV pada kedudukan yang amat penting. Bahkan boleh dikatakan bahwa sebenarnya hanya alinea IV
Pembukaan UUD 1945 inilah yang menjadi inti sari Pembukaan dalam arti sebenarnya.

D. HUBUNGAN PEMBUKAAN UUD 1945 DENGAN PANCASILA


• Pembukaan UUD 1945 secara formal yuridis Pancasila ditetapkan sebagai dasar filsafat Negara
Indonesia. Maka, hubungan antara Pembukaan UUD 1945 adalah bersifat timbal balik sebagai
hubungan secara formal dan hubungan secara material.

E. HUBUNGAN PEMBUKAAN UUD 1945 DENGAN PROKLAMASI


• Memiliki hubungan yang menunjukkan kesatuanyang utuh dan apa yang terkandung dalam
pembukaan adalah merupakan amanat daris eluruh Rakyat Indonesia tatkala mendirikan negara dan
untuk mewujudkan tujuan bersama.
PENDIDIKAN PANCASILA oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.

BAB VII
PANCASILA SEBAGAI PERADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT,
BERBANGSA DAN BERNEGARA
A. PENGERTIAN PARADIGMA
• Paradigma merupakan suatu asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi teoretis yang umum sehingga
merupakan suatu sumber hukum-hukum, metode, serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga
sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.
• Dalam masalah ini, istilah paradigma berkembang menjadi terminologi yang mengandung konotasi
pengertian sumber nilai, kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas serta arah dan tujuan dari suatu
perkembangan, perubahan serta proses dalam suatu bidang tertentu termasuk dalam bidang
pembangunan, reformasi maupun pendidikan.

B. PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN


• Pembangunan nasional harus meliputi aspek jiwa yang mencakup akal, rasa dan kehendak, asepk
raga, aspek individu, aspek makhluk sosial, aspek pribadi dan juga aspek kehidupan ketuhanannya.
Kemudian dijabarkan dalam bebagai bidang pembangunan antara lain politik, ekonomi, sosial,
budaya, hukum, pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi serta agama.

C. PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA REFORMASI


• Reformasi dengan melakukan perubahan dalam berbagai bidang yang sering diteriakkan dengan
jargon reformasi total tidak mungkin melakukan perubahan terhadap sumbernya itu sendiri.
Reormais harus memiliki tujuan, dasar, cita-cita serta platform yang jelas dan bagi bangsa Indonesia
Nilai-Nilai Pancasila itulah yang merupakan paradigma Reformasi Total tersebut.

GERAKAN REFORMASI
• Awal keberhasilan gerakan Reformasi ditandai dengan mundurnya Presiden Soeharto pada 21 Mei
1998 yang kemudian disusul dengan dilantiknya Wakil Presiden Prof. Dr. B. J. Habibie
menggantikan kedudukan Presiden. Kemudian diikuti dengan pembentukan Kabinet Reformass
Pembangunan. Pemerintahan Habibie inilah yang merupakan pemerintahan transisi yang akan
mengantarkan rakyat Indonesia untuk melakukan reformasi secara menyeluruh, terutama
pengubahan 5 paket UU. Dengan demikian, reformasi harus diikuti juga dengan reformasi hukum
bersama aparat penegaknya serta reformasi pada berbagai instansi pemerintahan.
PENDIDIKAN PANCASILA oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA REFORMASI HUKUM


• Perkembangan ilmu pengetahuan sangatlah pesat, sejalan dengan kemajuan jaman, begitu pula
dengan cara berpikir masyarakat yang cenderung menyukai hal-hal yang dinamis. Semakin banyak
penemuan-penemuan atau penelitian yang dilakukan oleh manusia, tidak menutup kemungkinan
adanya kelemahan-kelemahan didalamnya, maka dari itu dari apa yang telah diciptakan atau
diperoleh dari penelitian tersebut ada baiknya berdasar pada nilai-nilai yang menjadi tolak ukur
kesetaraan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Yaitu sila pancasila.
• Dengan berpedoman pada nilai-nilai pancasila, apapun yang diperoleh manusia dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan akan sangat bermanfaat untuk mencapai tujuan dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara indonesia guna melaksanakan pembangunan nasional,
reformasi, dan pendidikan pada khususnya.

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA REFORMASI POLITIK


• Politik sangat berperan penting dalam peningkatan harkat dan martabat manusia, karena sistem
politik negara harus berdasarkan hak dasar kemanusiaan, atau yang lebih dikenal dengan hak asasi
manusia. Sehingga sistem politik negara pancasila mampu memberikan dasar-dasar moral,
diharapakan supaya para elit politik dan penyelenggaranya memiliki budi pekerti yang luhur, dan
berpegang pada cita-cita moral rakyat yang luhur. Sebagai warga negara indonesia manusia harus
ditempatkan sebagai subjek atau pelaku politik, bukan sekedar objek politik yang diharapkan
kekuasaan tertinggi ada pada rakyat. Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Karena Pancasila sebagai paradigma dalam berpolitik, maka sistem politik di indonesia berasaskan
demokrasi, bukan otoriter.
• Berdasar pada hal diatas, pengembangan politik di indonesia harus berlandaskan atas moral
ketuhanan, moral kemanusiaan, moral persatuan, moral kerakyatan, dan moral keadilan, apabila
pelaku politik baik warga negara maupun penyelenggaranya berkembang atas dasar moral tersebut
maka akan menghasilkan perilaku politik yang santun dan bermoral yang baik.

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA REFORMASI EKONOMI


• Sesuai dengan Paradigma Pancasila dalam pembangunan ekonomi, maka sistem dan pembangunan
ekonomi berpijak pada nilai moral daripada pancasila. Secara khusus, sistem ekonomi harus
mandasarkan pada moralitas ketuhanan, dan kemanusiaan. Hal ini untuk menghindari adanya
pengembangan ekonomi yang cenderung mengarah pada persaingan bebas, yaitu yang terkuat dialah
yang akan menang, seperti yang pernah terjadi pada abad ke-18, yaitu tumbuhnya perekonomian
kapitalis. Dengan adanya kejadian pada abad ke-18 tersebut, maka eropa pada awal abad ke-19
PENDIDIKAN PANCASILA oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.

bereaksi untuk merubah perkembangan ekonomi tersebut menjadi sosialisme komunisme, yang
berjuang untuk nasib rakyat proletar yang sebelumnya ditindas oleh kaum kapitalis.
• Ekonomi yang humanistik mendasarkan pada tujuan demi mensejahterakan rakyat luas, sistem
ekonomi ini di kembangkan oleh mubyarto, yang tidak hanya mengejar pertumbuhan saja melainkan
demi kemanusiaan dan kesejahteraan seluruh bangsa. Tujuan ekonomi adalah memenuhi kebutuhan
manusia, agar manusia menjadi lebih sejahtera, oleh sebab itu kita harus menghindarkan diri dari
persaingan bebas, monopoli dan yang lainnya yang berakibat pada penderitaan dan penindasan
manusia.

D. AKTUALISASI PANCASILA
• Aktualisasi Pancasila dapat dibedakan atas dua macam yaitu aktualisasi objektif dan subjektif.
Aktualisasi objektif yaitu aktualisasi Pancasila dalam berbagai bidang kehidupan kenegaraan yang
meliputi kelembagaan negara antara lain legislatif, eksekutif maupun yudhikatif. Sedangkan
aktualisasi subjektif adalah aktualisasi Pancasila pada setiap individu terutama dalam aspek moral
dalam kaitannya dengan hidup negara dan masyarakat.

E. TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI


• Pendidikan tinggi sebgai institusi dalam masyarakat bukanlah merupakan menara gading yang jauh
dari kepentingan masyarakat melainkan, senantiasa mengemban dan mengabdi kepada masyarakat.
Maka menurut PP o.60 Tahun 1999, bahwa perguruan tinggi memiliki tiga tugas pokok yang disebut
Tridharma Perguruan Tinggi, yatu:
1) Pendidikan Tinggi
2) Penelitian
3) Pengabdian Kepada Masyarakat

F. BUDAYA AKADEMIK
• Terdapat beberapa ciri masyarakat ilmiah sebgaai budaya akademik, yaitu :
1) Kritis, 2) Kreatif, 3) Objektif, 4) Analitis, 5) Konstruktif, 6) Dinamis, 7) Dialogis, 8) Menerima
Kritik, 9) Menghargai Prestasi Ilmiah/Akademik, 10) Bebas dari Prasangka, 11) Menghargai Waktu,
12) Memiliki dan Menjunjung Tinggi Tradisi Ilmiah, 13) Berorientasi ke Masa Depan, dan 14)
Kesejawatan/Kemitraan

Anda mungkin juga menyukai