Anda di halaman 1dari 24

Bab II

Landasan & Tujuan Pendidikan


Pancasila

Oleh
Dra. Hj. Kartini Parmono, M. Hum
Mata kuliah Pendidikan Pancasila
• membahas secara ilmiah dan memberikan bekal
teoritik kepada mahasiswa dalam membangun
kesadaran berbangsa dan bernegara akan perlunya
Pancasila sebagai dasar negara serta pandangan
hidup bangsa dan ideologi negara dalam menjawab
tantangan masa depan yang dihadapi bangsa
Indonesia
Persoalan-Persoalan yang dihadapi oleh
bangsa Indonesia diantaranya:
Pendekatan Studi Pancasila secara
Ilmiah :
 Ciri-ciri pengetahuan Ilmiah
1. Tersusun secara sistematis
2.Mempunyai pokok soal (subject matter)
3.Mempunyai titik pusat perhatian ( Focus of interest)
4.Empiris
5.Mempunyai metodologi
6.Bersifat rasional dan objektif
7.Dapat diverifikasi/dilacak kembali kebenarannya
8.Bersifat universal
No Jenis Pertanyaan Hasil/jawaban
1. Jenis Pengetahuan Ilmiah :
Objektif/apa adanya
1 Deskriptif Bagaimana
Sejarah
Asal mula,
2 Kausal Mengapa
Teori kausalitas

3 Normatif Kemana Tujuan, norma/ukuran

Inti/hakekat, Tuhan,
4 Esensi Apa manusia, satu, rakyat
dan adil
Landasan Historis

SK Dirjen Dikti 1985 : MKU (Agama dan Pancasila )

SK Dirjen Dikti 1999 : MKDU (Agama, Pancasila, Alamiah Dasar dan Budaya
Dasar)

SK Dirjen Dikti 2000 : MKPK (agama, pancasila dan pendidikan Kewiraan)

SK Dirjen Dikti No 38 thn 2002 : MPK (Pendidikan Agama, Pendidikan


Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan)

UU Sisdiknas Tahun 2003 : MPK (Pendidikan Agama, Pendidikan


Kewarganegaraan dan Bahasa)
Landasan Kultural

• Pancasila sebagai budaya bangsa


• Pancasila sebagai kepribadian bangsa
Landasan Yuridis

a. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alenia 4


(Mencerdaskan kehidupan bangsa)
b. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (1) dan (2)
(1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan
dan memilih pendidikan dan pengajaran
(2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
satu sistem mengajaran nasional yang diatur
dengan undang-undang.
Landasan Filosofis

• Pendekatan etika/ filsafat moral


• Pendekatan epistemologi/filsafat ilmu
• Pendekatan aksiologis/ filsafat nilai
• Pendekatan ontologis
• Pendekatan antropologis
Tujuan dan Kompetensi yang diharapkan
dari Kuliah Pancasila :

Dalam Undang-Undang No 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan


nasional dan termuat dalam SK Dirjen Dikti No 467/Dikti/Kep/1999,
dijelaskan bahwa tujuan Pendidikan Pancasila adalah untuk
membentuk moralitas yang diharapkan terwujud dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai
golongan agama, kebudayaan dan beraneka ragam kepentingan,
perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan
kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan dan golongan
sehingga perbedaan pemikiran, pendapat ataupun kepentingan diatasi
melalui musyawarah dan mufakat, serta perilaku yang mendukung
upaya untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Melalui Pendidikan Pancasila, warga negara
Republik Indonesia diharapkan mampu
memahami, menganalisis dan menjawab masalah-
masalah yang dihadapi oleh masyarakat
bansanya secara berkesinambungan dan
konsisten dengan cita-cita dan tujuan nasional
dalam Pembukaan UUD 1945
Sifat keseimbangan Pancasila
1. Keseimbangan konsensus Pancasila
2. Keseimbangan sistem Kemasyarakatan
3. Keseimbangan sistem kenegaraan
Ad. Keseimbangan Konsensus Nasional
Golongan Islam
Konsensus antara :
KonsensusIslam
golongan
Golongan
Pembentukan
Islam
antara
dan
:
golongan
negara Islam
Nasional
Pembentukan
Islam dan
golongan
negara Islam
Nasional

Gol
Gol
on
on
gan
gan
Na
Na
sio
sio
nal
nal
is
is ::
neg
neg
ara
ara
sek
sek
ule
ule
r,
r,
yai
yai
tu
tu
neg
neg
ara
ara
yan
yan
g
g
tid
tid
ak
ak
ber
ber
uru
uru
san
san
de
de
nga
nga
n
n
aga
aga
ma
ma
Lanjutan … (ad.1)
• Pancasila merupakan komsensus bersama dan
merupakan perjanjian luhur yang
mempersatukan antar golongan untuk
menegakkan negara Pancasila yang disebut
negara Theis Demokratis yang dapat
menyatukan seluruh rakyat Indonesia
Lanjutan … (ad.1)
Pancasila
Negara Theis
Demokratis

Ide Golongan
Nasionalis

Negara Sekuler
Ad. 2. Keseimbangan sistem kemasyarakatan

• Pancasila menyeimbangan sifat individu dan


sifat sosial dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, sehingga Pancasila
dapat mempertemukan antara aliran
individualisme dan aliran kolektivisme yang
menempuh jalan tengah dengan aliran
monodualis atau disebut dengan Negara
Monodualis/Integralistik
Lanjutan … (ad.2)

Individu : sistem masyarakat individualis

Liberalis : hak individu yang dapat menguasai


hajat hidup orang banyak.

Sosial : sistem masyarakat kolektif/komunis


yang tidak mengakui hak milik individu.
Lanjutan … (ad.2)
Pancasila
Negara Monodualis
Negara Integralistik

Sifat Kodrat Sosial

Aliran
Kolektivisme
Ad.3. Keseimbangan Sistem Kenegaraan

• Pancasila merupakan sintesis antara dasar-dasar


kenegaraan modern tentang sistem demokrasi
dengan tradisi lama yaitu sistem musyawarah
mufakat atau sintesis antara ide-ide besar dunia
dengan ide-ide asli Indonesia.

• Negara Demokrasi di Indonesia tidak ada oposisi


karena yang dicari adalah bagaimana sebaiknya,
yaitu mencari kesepakatan bersama. Hal ini
berbeda dengan di Barat.
Lanjutan … (ad.3)
Pancasila
Negara
Dialektik

Ide Asli Indonesia

Musyawarah
Mufakat

Ide Besar Dunia

Sistem Demokrasi
SKEMA PENGKAJIAN PANCASILA :
(Pendekatan Etis, Yuridis dan Politis )

Pancasila

Pendekatan Etis Pendekatan Yuridis Pendekatan Politis

Pandangan Hidup Dasar Negara Ideologi Negara


Landasan moral Landasan Hukum Landasan kebijakan Nasional
ETIKET ETIKA
1. Sopan Santun 1. Moral

2. Cara suatu perbuatan yang tepat dan 2. Norma suatu perbuatan itu sendiri.
baik.
Misalnya : Jangan mencuri (baik
Misal : memberi dengan tangan kanan
dengan tangan kanan/kiri)
3. Hanya berlaku dalam pergaulan dan
ada saksi mata 3. Etika berlaku tanpa hadirnya saksi
Misal : Etiket makan Misalnya: Larangan mencuri

4. Yang Nampak dari segi lahiriah 4. Manusia dari segi dalamnya


Misal : Musang berbulu ayam, lembut Misal : Manusia yang sungguh-
tetapi munafik sungguh baik, tidak munafik

5. Etiket bersifat relatif 5. Etika bersifat Absolud.


Contoh : makan dengan tangan dan
Misalnya : jangan membunuh,
bersendawa
jangan berdusta
Pancasila dan Pembangunan Bangsa (1)
PANCASI
LA
Etos
Bangsa

Religi
Budaya Politik

Nasionali Kepribadi
sme an Bangsa
Ideoogi
Negara
Pancasila dan Pembangunan Bangsa (2)
Pembang
unan
Budaya

Moral Religi

Nasionali
Manusia
sme
Ideologi

Anda mungkin juga menyukai