Anda di halaman 1dari 9

PANCASILA

A. Ideologi

Ideologi berasal dari bahasa Yunani yang berasal dari kata idea (gagasan, pemikiran,
dan konsep) dan kata logos (pengetahuan). Sehingga, ideologi berarti pengetahuan tentang
gagasan atau pengetahuan tentang ide. Ideologi bagi suatu negara dijadikan sebagai dasar
untuk memberikan arah atau tujuan yang hendak dicapai oleh suatu negara. Sedangkan
ideologi nasional adalah ideologi yang memuat seluruh cita-cita dan tujuan dari suatu negara.

1. Klasifikasi ideologi

Ideologi terbuka Ideologi tertutup


- Terbentuk atas adanya kesepakatan - Dibentuk oleh penguasa, untuk
bersama mengubah masyarakat
- Nilai dan cita-cita digali dari kekayaan - Nilai dan cita-cita dihasilkan dari
adat istiadat, budaya, dan religiusitas pemikiran individu atau kelompok yang
masyarakat berkuasa
- Tidak membatasi kebebasan masyarakat - Bersifat memaksa, totaliter
- Menghormati HAM - Membatasi kebebasan masyarakat
- Menghargai pluralitas dan perbedaan - Tidak menghormati HAM
- Tidak bersifat langsung operasional - Tidak menghargai pluralitas
- Penguasa bertanggungjawab terhadap - Menuntut masyarakat berkorban untuk
masyarakat ideologi
- Menerima reformasi - Menolak reformasi
- Contoh negara: Indonesia, Amerika, - Contoh negara: Tiongkok, Rusia, Korea
Korea Selatan, Filipina Utara, Arab Saudi

B. Pancasila sebagai ideologi terbuka

Pancasila berasal dari bahasa sansekerta, Pancasyla (lima alas atau lima dasar) atau
Pancasyiila (lima peraturan tingkah laku baik). Pancasila bersumber dari buku
“Negarakertagama” karangan Mpu Prapanca, masa kerajaan majapahit. Pancasila sebagai
ideologi terbuka mampu mengikuti perkembangan zaman dan bersifat dinamis atau
merupakan suatu sistem pemikiran terbuka yang merupakan hasil konsensus dari masyarakat
itu sendiri, nilai-nilai dari cita-citanya tidak dipaksakan dari luar melainkan digali dan
diambil dari suatu kekayaan, rohani, moral, dan budaya masyarakat itu sendiri.

1. Pancasila Sebagai Sumber Nilai


a) Nilai dasar, ideologi Pancasila mengandung nilai dasar yang bersifat tetap yakni
nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai
keadilan
b) Nilai instrumental, setiap nilai Pancasila perlu dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk
UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan
c) Nilai praksis, nilai yang dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Merupakan
penerapan dari nilai instrumental.

Selain ketiga nilai tersebut, ideologi Pancasila juga mengandung:

a) Nilai yang bersifat subjektif, dalam hal ini rumusan sila Pancasila timbul dari
bangsa Indonesia dan merupakan pandangan hidup bangsa.
b) Nilai yang bersifat objektif, dalam hal ini rumusan sila Pancasila menunjukkan
adanya sifat umum universal dan abstrak. Inti nilai Pancasila akan tetap ada
sepanjang masa dalam kehidupan bangsa Indonesia, dan Pancasila sebagaimana
tercantum dalam Alinea ke-IV Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari
segala sumber hukum di Indonesia.

2. Dimensi Ideologi Pancasila


a) Dimenasi realitas, yakni nilai dasar Pancasila secara rill hidup dan bersumber dari
budaya dan pengalaman sejarah masyarakat atau bangsa Indonesia.
b) Dimensi idealisme, yakni Pancasila mengandung idealisme yang bisa memberi
harapan masa depan yang baik.
c) Dimensi fleksibilitas, yakni nilai ideologi mampu mempengaruhi dan
menyesuaikan dengan perkembangan Masyarakat.

3. Asal Mula Pancasila


Asal mula langsung
a) Kausa materialis (bahan): bersumber dari nilai-nilai luhur bangsa, nilai adat
istiadat, budaya, dan nilai religius yang ada dalam kehidupan masyarakat
Indonesia.
b) Kausa formalis (bentuk): merujuk pada proses perumusan Pancasila dari pemikiran
founding fathers (Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan para anggota BPUPKI)
terutama dalam hal bentuk, rumusan, nama, hingga menjadi Pancasila sebagaimana
tercantum dalam Alinea ke-IV UUD 1945.
c) Kausa efisien (karya): merujuk pada sidang PPKI sebagai hasil sidang BPUPKI
yang telah menetapkan Pancasila dari calon ideologi menjadi ideologi negara yang
sah.
d) Kausa finalis (tujuan): merujuk pada tujuan yang diinginkan para anggota
BPUPKI, PPKI, dan panitia sembilan yang telah menentukan tujuan
dirumuskannya Pancasila ialah untuk menjadi ideologi negara yang sah.

Asal mula tidak langsung

Asal mula Pancasila sebelum proklamasi kemerdekaan, di mana rumusan nilai-


nilai Pancasila sebelum dirumuskan sebagai nilai dasar Pancasila telah ada dalam
kehidupan bangsa dan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia. Asal mula tidak
langsung ideologi Pancasila adalah nilai dalam bangsa Indonesia sendiri sebagai kausa
materialis.

Proses perumusan Pancasila


4. Nilai bangsa Indonesia sebelum ada Pancasila

Bangsa Indonesia dalam Tri Prakara

a) Asas kebudayaan, secara yuridis Pancasila telah dimiliki bangsa Indonesia dalam
hal adat istiadat dan kebudayaan
b) Asas religius, toleransi beragama didasarkan pada nilai-nilai religius yang ada
dalam kehidupan masyarakat Indonesia
c) Asas kenegaraan, Pancasila merupakan jati diri bangsa dan disahkan menjadi dasar
negara

C. Fungsi dan Kedudukan Pancasila


1. Pancasila sebagai dasar negara: nilai-nilai Pancasila dijadikan acuan untuk mengatur
penyelenggaraan negara. Pancasila sebagai dasar negara tercantum dalam Alinea ke-
IV Pembukaan UUD 1945. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara tertuang
dalam Tap MPR No. XVIII/MPR/1998.
2. Pancasila sebagai ideologi bangsa: bersifat reformatif, dinamis, dan terbuka
*keterbukaan Pancasila bukan berarti dapat mengubah nilai-nilai dasar yang
terkandung di dalamnya, namun mengeksplesitkan wawasannya secara lebih
konkrit*
3. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum: hukum yang berlaku di
Indonesia harus bersumber dari Pancasila.
4. Pancasila sebagai pandangan hidup: dalam kehidupan bangsa Indonesia harus
menjiwai dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
5. Pancasila sebagai jiwa bangsa: Pancasila sejatinya sudah ada sejak adanya bangsa
Indonesia.
6. Pancasila sebagai kepribadian bangsa: sikap, mental, atau perilaku yang
membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain.
7. Pancasila sebagai perjanjian luhur: Pancasila merupakan hasil kesepakatan yang
menerima Pancasila sebagai dasar negara yang disahkan oleh PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945.
8. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa: untuk mewujudkan masyarakat yang
pancasilais.
9. Pancasila sebagai moral pembangunan: nilai-nilai Pancasila dijadikan tolak ukur
dalam hal pembangunan nasional.

D. Nilai Pancasila

Pemaknaan nilai Pancasila


1. Ketuhanan Yang Maha Esa
- Adanya pengakuan terhadap Causa Prima (sebab utama) yakni Tuhan YME
- Negara menjamin dan melindungi warga negara untuk memeluk dan beribadah
sesuai dengan agamanya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
- Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban antar sesame manusia
- Mengembangkan sikap saling mencintai sesame manusia
3. Persatuan Indonesia
- Nasionalisme / rasa cinta tanah air
- Patriotisme / sikap rela berkorban
- Mengutamakan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi atau golongan
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
- Demokrasi atau pemerintahan rakyat
- Mengutamakan musyawarah untuk mufakat
- Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan hasil musyawarah
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
- Bersama-sama menciptakan keadilan sosial
- Memupuk sikap saling menghormati dan bersikap adil antar sesama

E. Butir-butir Pancasila

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa atau the way of life, maka dibentuklah
Ekaprasetia Pancakarsa atau Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila (P4). Dalam
Tap MPR No. I/MPR/2003 tentang peninjauan terhadap materi dan status hukum Tap MPR
RI Tahun 1960 sampai tahun 2002, berkaitan dengan perubahan isi butir-butir Pancasila pada
era reformasi. Terdapat 45 butir Pancasila.

Butir-butir pancasila terdiri dari 45 butir yang tersebar di 5 sila pancasila

- Sila 1 terdapat 7 butir pancasila


- Sila 2 terdapat 10 butir pancasila
- Sila 3 terdapat 7 butir pancasila
- Sila 4 terdapat 10 butir pancasila, dan
- Sila 5 terdapat 11 butir pancasila

 Sila Ketuhanan Yang Maha Esa


1. Bangsa Indonesia percaya dan takwa kepada Tuhan YME
2. Warga Indonesia percaya dan takwa kepada Tuhan YME, sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing berlandaskan dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab
3. Mengembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama antara pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda kepada Tuhan YME
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama serta kepercayaan
terhadap Tuhan YME
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME merupakan masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan YME.
6. Mengembangkan sikap rasa saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada Tuhan YME kepada
orang lain

 Sila kemanusiaan yang adil dan beradab

1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya


sebagai makhluk Tuhan YME
2. Mengakui persamaan derajat, hak atau kewajiban asasi tiap manusia, tanpa
membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, kedudukan sosial, jenis
kelamin, warna kulit, ataupun hal lainnya
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama umat manusia
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira
5. Meningkatkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
8. Berani membela kebenaran dan keadilan
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia
10. Mengembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama terhadap bangsa
lain

 Sila persatuan Indonesia

1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan serta kepentingan dan keselamatan


bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau
golongan
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan serta bertanah air Indonesia
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan social
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa

 Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan

1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan demi kepentingan
bersama
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat meliputi semangat kekeluargaan
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
dari musyawarah
6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi maupun golongan
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral
terhadap Tuhan YME, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan permusyawaratan

 Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana


kekeluargaan dan kegotongroyongan
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama manusia
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
4. Menghormati hak orang lain
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan bergaya
hidup mewah
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum
9. Suka bekerja keras
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat demi kemajuan dan
kesejahteraan bersama
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata serta
berkeadilan sosial

Anda mungkin juga menyukai