Anda di halaman 1dari 12

BAB III

IDEOLOGI PANCASILA
Bangsa Indonesia sebelum mendirikan Negara Indonesia sudah memiliki nilai-nilai
luhur yang diyakini sebagai suatu pandangan hidup, jiwa, dan kepribadian dalam pergaulan.
Nilai-nilai luhur yang dimiliki masyarakat Indonesia terdapat dalam adat istiadat, dalam
budaya, dan dalam agama-agama atau kepercayaan terhadap adanya Tuhan. Pandangan hidup
yang terdiri atas kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur itu merupakan suatu wawasan yang
menyeluruh terhadap kehidupan itu sendiri. Pandangan hidup berfungsi sebagai kerangka
acuan, baik untuk menata kehidupan diri pribadi maupun dalam interaksi sesama manusia
serta alam sekitarnya.
Setelah mempelajari materi bagian ini, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan :
a. Memahami pengertian Ideologi Pancasila
b. Memahami proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara
c. Memahami fungsi Pancasila baik sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia maupun
sebagai Dasar Negara Indonesia.
d. Mengidentifikasi perilaku yang bertentangan dengan nilai nilai Pancasila yang banyak
terlihat dalam kehidupan sehari-hari
Kemampuan tersebut sangat penting dimiliki oleh setiap warga terutama mahasiswa
dalam rangka meningkatkan perannya sebagai warga negara yang berkualitas yang mencakup
: warga negara yang cerdas (civic intelligence), warga negara yang bertanggung jawab (civic
responsibility), dan warga negara yang berpartisipasi (civic participation). Kesemuanya itu
dilandasi oleh Ideologi Pancasila baik sebagai Pandangan Hidup Bangsa maupun sebagai
Dasar Negara.
Untuk membantu Saudara menguasai kemampuan di atas, pada bagian ini disajikan
uraian seperti berikut :
a. Pengertian Ideologi Pancasila
b. Proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara
c. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
d. Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia

A. Pengertian Ideologi Pancasila


Ideologi Pancasila 33

Secara etimologis kata ideologi berasal dari bahasa Yunani idea yang berarti
gagasan atau cita-cita dan logos yang berarti ilmu sebagai hasil pemikiran. Berdasarkan
pengertian dua kata tersebut, maka dapat dipahami bahwa ideologi adalah suatu gagasan atau
cita-cita yang berdasarkan hasil pemikiran. Dengan demikian ideologi dapat diartikan sebagai
keseluruhan gagasan, cita-cita, keyakinan, dan nilai-nilai dasar yang dijunjung tinggi sebagai
pedoman bagaimana manusia harus berpikir, bersikap dan bertindak.
Pancasila sebagai ideologi dapat diartikan sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita,
dan keyakinan bangsa Indonesia mengenai sejarah, masyarakat, hukum, dan negara Indonesia
yang merupakan hasil kristalisasi nilai-nilai yang sudah ada di bumi Indonesia sejak dahulu
kala yang bersumber pada adat istiadat, budaya, agama, dan kepercayaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Pancasila dirumuskan oleh para pendiri negara adalah digali, ditemukan dari kekayaan
rohani, moral, dan budaya masyarakat Indonesia, serta bersumber dari pandangan hidup
bangsa. Dengan demikian maka ideologi Pancasila adalah milik semua rakyat dan bangsa
Indonesia. Oleh karena itu rakyat Indonesialah yang berkewajiban untuk mewujudkan
ideologi Pancasila dalam berkehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila
merupakan ideologi terbuka, ideologi yang dapat beradaptasi terhadap proses kehidupan baru
dan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain, namun tetap konsisten mempertahankan
identitas dalam ikatan persatuan Indonesia.
B. Proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara
Secara historis, proses perumusan dasar negara Indonesia berawal dengan
dibentuknya Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang
disingkat BPUPKI (Dokuritsu Junbi Choosakai) pada tanggal 29 April 1945. Badan ini
dibentuk pemerintah Jepang sebagai realisasi dari janji Kemerdekaan bagi bangsa Indonesia
yang diucapkan Perdana Menteri Koiso pada tanggal 7 September 1944 di hadapaan
parlemen Jepang di Tokio.
BPUPKI yang dibentuk 29 April 1945, baru dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 dan
keesokan harinya langsung mengadakan sidang pertamanya. BPUPKI mengadakan 2 kali
masa sidang yaitu pertama tanggal 29 Mei s.d. 1 Juni 1945, dan kedua 10 s.d. 17 Juli 1945.
Masa sidang pertama ini adalah membicarakan dasar Indonesia Merdeka, dan muncul
rumusan dasar negara dari Mr. Muhamad Yamin (29 Mei 1945), Prof. Dr. Soepomo (31 Mei
1945), dan Ir. Soekarno (1 Juni 1945) dan Ir. Soekarno menyebutkan rumusan tersebut diberi
nama Pancasila.
Ideologi Pancasila 34

Untuk membahas dan merumuskan usulan-usulan tersebut, dibentuk panitia kecil


yang dikenal dengan Panitia Sembilan (9 orang) yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Pada
tanggal 22 Juni 1945, panitia kecil tersebut berhasil merumuskan Piagam Jakarta yang
didalamnya terdapat rumusan dan sistematika Pancasila seperti berikut :
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pada tanggal 14 Juli 1945 (masa sidang kedua 10 s.d.17 Juli 1945) BPUPKI menerima
Piagam Jakarta sebagai pembukaan dari Rancangan Undang-undang Dasar yang dipersiapkan
untuk negara Indonesia merdeka.
Pada tanggal 9 Agustus 1945 pemerintah Jepang membentuk Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia yang disingkat PPKI (Dokuritsu Junbi linkai) yang diketuai oleh Ir.
Soekarno dan wakilnya Drs. Moh. Hatta. Panitia ini semula bersifat badan buatan Jepang,
namun setelah Indonesia merdeka badan ini mempunya sifat sebagai Badan Nasional
Indonesia yang kemudian mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting yaitu :
a. Mewakili seluruh bangsa Indonesia
b. Sebagai pembentuk negara (yang menyusun Negara Republik Indonesia setelah
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
c. Mempunyai wewenang untuk meletakkan Dasar Negara (pokok kaidah negara yang
fundamental) (Udin S. Winataputra, 2002).
Pada tanggal 18 Agustus 1945, satu hari setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945, PPKI mensahkan rancangan UUD negara sebagai UUD yang kita kenal sekarang UUD
1945. Undang-undang Dasar yang disahkan PPKI itu terdiri dari Pembukaan dan Batang
UUD yang berisi 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan, dan 2 ayat aturan tambahan. Pada bagian
pembukaan alenia ke-4 tercantum rumusan dasar negara Pancasila yang susunannya sebagai
berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Ideologi Pancasila 35

C. Pancasila sebagai Pandang Hidup Bangsa Indonesia


Setiap bangsa sangat memerlukan pandangan hidup, dengan pandangan hidup suatu
bangsa akan memandang persoalan yang dihadapinya serta memecahkannya secara tepat.
Tanpa memiliki pandangan hidup, suatu bangsa akan terombang ambing dalam menghadapi
persoalan yang timbul, baik persoalan masyarakatnya sendiri maupun persoalan manusia
dalam pergaulan masyarakat bangsa-bangsa di dunia.
Dalam pandangan hidup bangsa terkandung konsepsi dasar mengenai kehidupan yang
dicita-citakan, dasar pemikiran, dan gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik.
Pandangan hidup adalah kristalisasi dan institusionalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki, yang
diyakini kebenarannya dan diharapkan memotivasi untuk mewujudkannya. Pancasila sebagai
pandangan hidup, sering juga disebut way of life, pegangan hidup, pedoman hidup, dan
petunjuk hidup. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dipergunakan sebagai petunjuk
arah semua kegiatan atau aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Seharusnya setiap sikap dan
perilaku manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari nilai-nilai Pancasila.
Mengamalkan Pancasila sebagai pandangan hidup, berarti melaksanakan Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari, dan menggunakan sebagai petunjuk hidup sehari-hari.
Mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah apabila kita mempunyai
sikap mental, pola pikir, dan pola tindak yang dijiwai sila-sila Pancasila secara bulat atau
utuh yang bersumber pada pembukaan dan batang tubuh UUD 1945. Berikut ini dikutipkan
makna atau nilai Pancasila yang dikemukakan oleh Kartono dkk.
1. Makna Ketuhanan Yang Maha Esa
a. Pengakuan dan keyakinan bangsa Indonesia terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa
b. Menciptakan sikap taat menjalankan menurut apa yang diperintahkan melalui ajaranajaran Nya
c. Mengakui dan memberikan kebebasan pada orang lain untuk memeluk agama dan
mengamalkan ajaran agamanya
d. Tidak ada paksaan dan memaksakan agama kepada orang lain
e. Menciptakan pola hidup saling menghargai dan menghormati antar umat beragama
2. Makna Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
a. Kesadaran dan sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral dan hati nurani
b. Pengakuan dan penghormatan akan hak asasi manusia
c. Mewujudkan kehidupan yang berkeadilan dan berkeadaban
Ideologi Pancasila 36

d. Mengembangkan sikap yang saling mencintai atas dasar kemanusiaan


e. Memunculkan sikap tenggang rasa dan tepo slira dalam hubungan sosial
3. Makna Persatuan Indonesia
a. Mengakui dan menghormati adanya perbedaan dalam masyarakat Indonesia
b. Menjalin kerjasama yang erat dalam wujud kebersamaan dan kegotongroyongan
c. Kebulatan tekad bersama untuk mewujudkan persatuan bangsa
d. Mengutamakan kepentingan bersama diatas pribadi dan golongan
4. Makna

Kerakyatan

yang

Dipimpin

oleh

Hikmah

Kebijaksanaan

dalam

Permusyawaratan / Perwakilan
a. Pengakuan bahwa rakyat Indonesia adalah pemegang kedaulatan
b. Mewujudkan demokrasi dalam kehidupan politik, ekonomi, dan sosial
c. Pengambilan keputusan mengutamakan prinsip musyawarah mufakat
d. Menghormati dan menghargai keputusan yang telah dihasilkan bersama
e. Bertanggung jawab melaksanakan keputusan
5. Makna Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a. Keadilan untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi haknya
b. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama
c. Menyeimbangkan antara hak dan kewajiban
d. Saling bekerjasama untuk mendapatkan keadilan
Pada masa Orde Baru, upaya untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam
masyarakat cukup inten, hal ini bisa dilihat melalui program yang sangat populer yang
bernama Podoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila yang disingkat P-4. Program ini
diharapkan menjadi penuntun bagi manusia Indonesia untuk bersikap dan berperilaku sesuai
dengan Pancasila. Kemudian masing-masing sila Pancasila dibuatkan butir-butir wujud
pengamalannya, yang berjumlah 45 butir. Setiap butir P-4 itu merupakan penuntun yang perlu
dilaksanakan dan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Pedoman penghayatan dan
pengamalan Pancasila yang dikembangkan pada masa Orde Baru melalui butir-butir pedoman
penghayatan dan pengamalan ini menurut hemat kami cukup baik untuk menjadi pedoman,
tapi sayangnya pada masa Orde Baru, butir-butir pedoman ini hanya dibicarakan,
didiskusikan, dalam ruang penataran saja, orang hanya hapal Pancasila dengan butir-butir
pedomannya, sementara itu kenyataannya sama sekali tidak diamalkan dalam kehidupan
sehari bahkan perilakunya sangat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Oleh sebab itu
begitu tiba masa reformasi, upaya yang populer dengan sebutan P-4 itu ditentang habisIdeologi Pancasila 37

habisan, termasuk badan pelaksananaya yang bernama BP-7 dibubarkan seolah olah menjadi
barang terlarang di Indonesia.
Berikut dikutipkan 45 butir Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila :
Sila Kesatu : Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha
Esa
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan
penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa yang dipercayai
dan diyakininya
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada
orang lain
Sila Kedua : Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
mahluk Tuhan Yang Maha Esa
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membedakan-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial, warna kulit, dan sebagainya
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
8. Berani membela kebenaran dan keadilan
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain
Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
Ideologi Pancasila 38

1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika
Sila Keempat : Kerakyaatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan / Perwakilan
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama
4. Musyawaraah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah
6. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercaya untuk melaksanakan
permusyawaratan
Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
1. Mengembangkan perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotong-royongan
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
4. Menghormati hak orang lain
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri
Ideologi Pancasila 39

6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang
lain
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah
8. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum
9. Suka bekerja keras
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan keadilan
sosial
Untuk memperluas pemahaman Saudara tentang Pancasila sebagai Pandangan Hidup
bangsa Indonesia berikut ini dikutipkan kajian Aksiologis Pancasila dari Uyoh Sadulloh
(2011),bahasan Falsafah Pendidikan Pancasila dalam buku Pengantar Filsafat Pendidikan :
Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
Moral kemanusiaan yang harus dihayati dan harus menjadi perilaku bangsa Indonesia
adalah :
a. Percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
b. Saling menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan kepercayaan yang
berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
d. Tidak memaksakan sesuatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
Sila Kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Moral kemanusiaan yang harus dihayati dan harus menjadi perilaku bangsa Indonesia
adalaah :
a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban antara sesama
manusia.
b. Saling mencintai sesama manusia.
c. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
d. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
Ideologi Pancasila 40

e. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.


f. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
g. Berani membela kebenaran dan keadilan.
h. Bangsa Indonesia merasakan dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu
dikembangkan sikap hormat menghormati dan kerja sama dengan bangsa lain.
Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
Moral Persatuan Indonesia yang harus dihayati dan harus menjadi perilaku bangsa
Indonesia adalah :
a. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di
atas kepentingan pribadi atau golongan.
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara.
c. Cinta tanah air dan bangsa
d. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang berbhineka tunggal ika
Sila Keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan / Perwakilan
Moral kerakyatan yang harus dihayati dan harus menjadi perilaku bangsa Indonesia
adalah :
a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
b. Tidak memaksakan kehendaknya kepada orang lain.
c. Mengembangkan kehidupan berdemokrasi, didahului dengan musyawarah dalam
mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
d. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
bersama.
e. Musyawarah dalam demokrasi dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur.
f. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat serta nilai-nilai kebenaran
keadilan.
Sila Kelima : Keadilan Sosial
Moral keadilan sosial yang harus dihayati dan harus menjadi perilaku bangsa
Indonesia adalah :
a. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan bergotong royong.
Ideologi Pancasila 41

b. Bersikap realistis.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak-hak orang lain.
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
f. Menjauhi sikap pemerasan kepada orang lain.
g. Tidak bersifat boros.
h. Tidak bergaya hidup mewah.
i. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
j. Suka bekerja keras.
k. Menghargai hasil karya orang lain.
l. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Demikian beberapa kutipan tentang nilai-nilai Pancasila yang pada dasarnya ada
kesamaan. Pedoman nilai ini seharusnya kita jadikan tuntunan dalam berperilaku, rumusan
pedoman nilai ini harus diamalkan dalam kehidupan oleh setiap warga Indonesia, kalau kita
ingin hidup aman, damai, adil, makmur, dan sejahtera di bumi Indonesia ini. Dengan
mengamalkan nilai-nilai ini kita yakin akan dapat berhasil membangun negara ini menjadi
negara yang maju bersing dengan negara-negara maju lainnya dan tujuan negara yang
diamanatkan pembukaan UUD 1945 bisa kita capai. Pengamalan Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari disebut juga dengan pengamalan Pancasila secara subyektif yang meliputi bidang
ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan kebudayaan. Selain itu juga meliputi lingkungan hidup
pribadi, , hidup keluarga, dan hidup kemasyarakataan.

D. Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia


Sebagai dasar negara, maka Pancasila dijadikan landasan dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara. Sebagai landasan untuk menyelenggarakan negara, Pancasila
ditafsirkan dalam bentuk aturan yaitu pasal-pasal yang tercantum dalam UUD 1945.
Pengertian Pancasila sebagai dasar negara, tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yang
menyatakan bahwa ......maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
UUD negara Indonesia yang berbentuk dalam suatu susunan negara Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada ........ Dengan demikian, kedudukan
Pancasila sebagai dasar negara termaktub secara yuridis-kanstitusional dalam pembukaan
UUD 1945, yang merupakan cita-cita hukum dan norma hukum yang menguasai hukum
Ideologi Pancasila 42

dasar negara Republik Indonesia dan dituangkan dalam pasal-pasal UUD 1945 dan kemudian
diatur lebih lanjut dalam peraturan perundang-undangan dibawahanya.
Pengamalan Pancasila sebagai dasar negara mempunyai sifat imperatif (memaksa),
artinya mengikat dan memaksa semua warga negara untuk tunduk kepada Pancasila, dan
siapa yang melanggar Pancasila sebagai dasar negara, ia harus ditindak menurut hukum yang
berlaku di Indonesia. Dengan demikian, pelaksanaan Pancasila sebagai dasar negara disertai
sangsi-sangsi hukum. Berdasarkan uraian diatas maka fungsi pokok Pancasila adalah sebagai
dasar negara yang pada hakikatanya adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum dalam
kehidupan bernegara Indonesia. Karena Pancasila dituangkan dalam pasal-pasal UUD 1945,
maka Undang-Undang Dasar 1945 merupakan hukum dasar tertulis negara Republik
Indonesia, memuat dasar dan garis besar hukum dalam penyelenggaraan negara.
Untuk menambah wawasan anda berikut ini dikutipkan tata urutan peraturan
perundang-undangan menurut Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2011 adalah seperti
berikut :
a. Undang-Undang Dasar 1945 ; merupakan hukum dasar dalam peraturan perundangundangan.
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia
c. Undang-Undang ; Peraturan perundang-undanganan yang dibentuk oleh DPR dengan
persetujuan bersama Presiden
d. Peraturan Pengganti Undang-Undang (PERPU) ; Peraturan perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Presiden dalam hal ihwal yang memaksa
e. Peraturan Pemerintah ; Peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden
untuk menjalankan undang-undang sebagai mana mestinya
f. Peraturan Presiden ; Peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh Presiden, materinya
adalah yang diperintahkan oleh undang-undang atau untuk melaksanakan peraturan
pemerintah
g. Peraturan Daerah ; Peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPRD dengan
persetujuan bersama Kepala Daerah
Segala peraturan perundang-undangan secara material harus berdasar dan bersumber
kepada Pancasila, dan jika ada peraturan yang bertentangan dengan nilai-nilai moral
Pancasila, maka peraturan tersebut harus dicabut. Apabila Pancasila dikaitkan dengan batang
tubuh UUD 1945, maka dapat dikatakan bahwa nilai-nilai Pancasila yang bersifat filosofis
dituangkan / dijabarkan secara yuridis konstitusional kedalam pasal-pasal batang tubuh UUD
Ideologi Pancasila 43

1945. Atas dasar itulah maka UUD 1945 diletakkan pada urutan teratas dalam tata urutan
peraturan perundang-undangan negara Republik Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila mempunya sifat subyektif dan obyektif, memiliki sifat subyektif
karena Pancasila merupakan hasil perenungan dan pemikiran bangsa Indonesia, sedangkan
dikatakan bersifat obyektif, karena nilai-nilai Pancasila sesuai dengan kenyataan (obyeknya)
dan bersifat universal yang diterima oleh bangsa-bangsa beradab (Udin S. Winataputra,
2002). Karena memiliki nilai yang obyektif universal dan diyakini kebenarannya oleh bangsa
Indonesia, maka Pancasila selalu dipertahankan sebagai dasar negara.
Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Saudara mengenai materi diatas, harap Saudara
kerjakan latihan berikut ini :
1. Jelaskan pengertian Ideologi dan Ideologi Pancasila !
2. Uraikan secara singkat proses terbentuknya Pancasila sebagai Dasar Negara !
3. Apa yang dimaksud Pancasila sebagai Pandangan Hidup dan Dasar Negara ?
4. Berikan contoh perilaku yang bertentangan dan yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila !
(5 yang bertentangan dan 5 yang sesuai, berdasarkan masing-masing sila-sila Pancasila)

Ideologi Pancasila 44

Anda mungkin juga menyukai