Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

HAKIKAT SILA-SILA PANCASILA

Disusun Oleh :

1. Bening Cantika Mukti H1B022004


2. Muhammad Nurkarim H1B022030
3. Muhammad Fauzan N. H1B022074
4. Nadia Nasution H1B022092

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JENDERAL SOEDIRMAN
2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim. Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Swt. Yang telah
memberikan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan
kita ialah Nabi Muhammad SAW. Pada kesempatan kali ini kami membuat makalah yang
berjudul “Hakikat Sila-Sila Pancasila”.

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi penilaian tugas mata kuliah Pendidikan
Pancasila. Penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya apabila isi dari makalah ini jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan juga kritik dari pembaca yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Purbaligga, 14 November 2022

Penulis
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila adalah dasar negara Indonesia, dimana merupakan sistem keadilan


tertinggi di Indonesia dan didukung oleh UUD NRI Tahun 1945. Oleh karena itu,
Pancasila menjadi landasan dalam penentuan prinsip dan pandangan hidup bangsa
Indonesia. Namun, dengan berkembangnya zaman semakin banyak ditemui
penyimpangan nilai-nilai Pancasila. Nilai yang terkandung dalam butir-butir Pancasila
semakin memudar dalam kehidupan bangsa Indonesia. Bahkan terkadang
penyimpangan ini pun sudah dianggap lumrah, dianggap sebagai hal yang biasa
dilakukan.

Salah satu contoh penyimpangan yang ditemui adalah semakin berkurangnya


sistem demokrasi di Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Padahal,
Negara Indonesia menganut sistem Demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila itu
adalah sistem demokrasi konstitusional yang menganut kedaulatan rakyat dalam
penyelenggaraan negara dan penyelenggaraan pemerintahannya dibawah konstitusi
UUD 1945.

B. Tujuan Penulisan

1. Dapat mengetahui isi dari butir-butir Pancasila atau nilai-nilai yang terkandung
dalam sila-sila Pancasila.
2. Dapat mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila pada kehidupan sehari-hari
bangsa Indonesia.

C. Rumusan Masalah

1. Apa itu Pancasila?


2. Apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila
3. Bagaimana cara mengimplementasikan Pancasila bagi bangsa Indonesia?
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila

Pancasila merupakan dasar negara Indoesia atau ideologi dasar bagi negara
Indonesia. Kata Pancasila ini diambil dari Bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata,
yaitu “panca” yang berarti lima dan “sila” yang berarti asas atau prisip. Maka, Pancasila
adalah rumusan dasar dan pedoman kehidupan dalam berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia.

Lima sendi utama dari Pancasila ini tercantum pada paragraf ke-4 Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Lima sendi tersebut
adalah, Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradap, persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan
/ perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

B. Nilai-Nilai dalam Pancasila

Adapun penjelasan dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dijelaskan


sebagai berikut.
1. Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan atau Tuhan adalah pencipta semua makhluk, Bumi dan
isinya. Yang Maha Esa, memiliki arti yang Maha Tunggal atau satu. Maka,
Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung makna dan keyakinan akan adanya
Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta alam semesta beserta isinya.

Oleh karena itu, Negara Indonesia berdasarkan Ketuhanan Yang


Maha Esa dan negara memberi jaminan hak kebebasan kepada seluruh
bangsa Indonesia untuk memeluk agama sesuai dengan keyakinannya dan
beribadah menurut agama dan keyakinannya. Dalam Negara Indonesia tidak
diperbolehkan memiliki sikap dan perbuatan anti Tuhan serta tidak boleh
ada paksaan untuk mengikuti agama tertentu.
Hakikat pengertian itu sesuai dengan :
a. Pembukaan UUD 1945 alenia ketiga yang berbunyi, “atas berkat rahmat
Allah yang maha kuasa....”
b. Pasal 29 UUD 1945, yaitu :
1) Negara berdasarkan atas ketuhanan yang maha Esa.
2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan beribadah menurut agama dan
kepercayaannya.

2. Sila Kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yang artinya makhluk
berakal dan berbudi yang memiliki potensi, rasa, karsa, dan cipta. Adil
diartikan sebagai suatu keputusan atau tindakan seseorang yang didasarkan
atas norma-norma yang objektif.

Beradab berasal dari kata adab, yang artinya budaya. Mengandung


arti bahwa sikap hidup, keputusan atau tindakan yang dilakukan harus selalu
berdasarkan pada nilai budaya bangsa, terutama pada norma sosial dan
kesusilaan. Adab adalah tata kesopanan, kesusilaan, atau moral.

Maka dapat disimpulkan bahwa kemanusiaan yang adil dan beradab


adalah kesadaran sikap dan perbuatan tiap individu yang didasarkan pada
potensi budi nurani mereka dalam hubungan dengan norma-norma.

Hakikat pengertian sila kedua sesuai dengan Pembukaan UUD 1945


alenia pertama, dan pasal-pasal 27, 28, 29, 30 UUD 1945.

3. Sila Ketiga, Persatuan Indonesia


Persatuan berasal dari kata satu yang artinya utuh, tidak terpecah
belah. Indonesia memiliki beraneka suku, ras, bangsa, dan agama. Oleh
karena itu, persatuan Indonesia merupakan faktor dinamis dalam kehidupan
bangsa Indonesia yang memiliki tujuan untuk memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewujudkan perdamaian
dunia.
Persatuan Indonesia adalah perwujudan dari sila pertama dan sila
kedua. Nasionalisme Indonesia dapat mengatasi paham golongan, suku, dan
membina tumbuhnya persatuan serta kesatuan sebagai satu bangsa yang
tidak akan terpecah belah. Hakikat pengertian tersebut sesuai dengan
Pembukaan UUD 1945 alenia keempat dan pasal-pasal 1, 32, dan 36 UUD
1945.

4. Sila Keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksaan dalam


Permusyawaratan Perwakilan

Kerakyatan yaitu rakyat, yang berarti sekelompok manusia yang


menempati suatu wilayah tertentu. Hikmat kebijaksanaan adalah
penggunaan pikiran atau rasio yang sehat dengan selalu mempertimbangkan
persatuan dan kesatuan bangsa. Permusyawaratan merupakan suatu tata cara
khas kepribadian bangsa Indonesia dalam merumuskan serta memutuskan
suatu hal berdasarkan kehendak rakyat sehingga mencapai keputusan yang
berdasarkan mufakat. Dan perwakilan adalah turut serta nya rakyat
Indonesia dalam mengambil bagian di kehidupan bernegara melalui badan-
badan perwakilannya.

Kesimpulannya adalah bahwa rakyat menjalankan segala


kekuasaannya melalui sistem perwakilan dan semua keputusannya diambil
dengan melakukan musyawarah. Hakikat pengertian sila keempat sesuai
dengan Pembukaan UUD 1945 alenia keemoat dan pasal-pasal 1, 2, 3, 28,
dan 37 UUd 1945.

5. Sila Kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat di


segala bidang kehidupan, baik secara materi ataupun spiritual. Seluruh
rakyat Indonesia berarti tiap orang yang telah menjadi rakyat Indonesia,
naik yang berada di wilayah Republik Indonesia maupun yang berada di
luar negeri. Maka, sila kelima Pancasila ini memiliki arti bahwa seluruh
rakyat Indonesia mendapat perlakuan yang adil dalam bidang hukum,
politik, ekonomi dan kebudayaan.

Sila kelima adalah tujuan akhir dari empat sila sebelumnya, yang
merupakan tujuan bangsa Indonesia dalm bernegara, yang perwujudannya
ialah tata masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Hakikat
pengertian ini sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 alenia kedua dan pasal-
pasal 23, 27, 28, 29, 31, dan 34 UUD 1945.

C. Implementasi Pancasila
a. Ketuhanan Yang Maha Esa (Bintang)
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan YangMaha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang menyangkuthubungan pribadi manusia dengan Tuhan
Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa kepada orang lain.
b. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab (Rantai)
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi
setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.
c. Persatuan Indonesia (Pohon Beringin)
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negarasebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa sila pertama
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilansosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan (Kepala Banteng)
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusanmusyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara
moral kepada Tuhan YangMaha Esa, menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilanmengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
e. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia (Padi dan Kapas)
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan
dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan
dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila mempunyai kedudukan sebagai dasar filsafat Negara Indonesia. Melalui


kedudukannya, Pancasila dapat mendasari serta menjiwai segala proses
penyelenggaraan pemerintahan Negara Indonesia dalam berbagai bidangnya serta
sebagai pedoman hidup bagi seluruh rakyat Indonesia dalam bersikap ataupun
bertindak di kehidupan sehari-hari.

Pancasila juga memberikan arah yang jelas kepada rakyat Indonesia akan layak atau
tidaknya suatu sikap dan tindakan yang dilakukan oleh tiap warga Negara Indonesia
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA

Website
Hakikat Sila-Sila Pancasila - RIZKI FAHRIAN (rizkifahrian09.blogspot.com)
toaz.info-makalah-pancasila-hakikat-sila-sila-pancasila-
pr_a97ffccd946a12a2a12ed1d4687dd38f.pdf

Anda mungkin juga menyukai