Anda di halaman 1dari 26

TES

WAWASAN KEBANGSAAN

PILAR KEBANGSAAN
PILAR NEGARA
PENGERTIAN PILAR NEGARA

Empat Pilar Kebangsaan adalah tiang penyangga yang kokoh (soko guru)
agar rakyat Indonesia merasa nyaman, aman, tentram, dan sejahtera, serta
terhindar dari berbagai macam gangguan dan bencana.

Bagi suatu negara terdapat sistem keyakinan (belief system) atau filosofi
(philosophische grondslag) yang isinya berupa konsep, prinsip, serta nilai
yang dianut oleh masyarakat suatu negara. Filosofi dan prinsip keyakinan
yang dianut oleh suatu negara digunakan sebagai landasan hidup
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Suatu pilar kebangsaan harus kokoh dan kuat untuk menangkal berbagai
bentuk ancaman dan gangguan, baik dari dalam maupun dari luar. Pilar
kebangsaan Indonesia yang berupa belief system harus dapat menjamin
terwujudnya ketertiban, keamanan, kenyamanan, keadilan, dan
kesejahteraan bagi semua warga negara.

ISI 4 PILAR KEBANGSAAN

Berikut ini adalah isi dan makna dari 4 Pilar Kebangsaan Negara Kesatuan
Republik Indonesia:

1. Pilar Pancasila

Pancasila merupakan pilar pertama untuk kokohnya negara-bangsa


Indonesia. Pemikiran dasar mengapa Pancasila berperan sebagai pilar
kehidupan berbangsa dan bernegara adalah sila yang terdapat dalam
Pancasila yang menjadi belief system.

1
Negara Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai suku
bangsa dan agama sehingga dibutuhkan belief system yang dapat
mengakomodir keanekaragaman tersebut. Pancasila dianggap sebagai pilar
bagi negara Indonesia yang pluralistik.

Seperti yang disebutkan pada sila Pertama, Ketuhanan yang Maha Esa. Sila
ini dapat diterima dan diakui oleh semua agama yang diakui di Indonesia
dan menjadi common denominator.
Dan juga pada sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Sila ini
merupakan pernyataan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Semua
warga negara memiliki harkat dan martabat yang sama secara adil dan
beradab.

2. Pilar Undang-Undang Dasar 1945

UUD 1945 merupakan pilar kedua dalam kehidupan berbangsa dan


bernegara di Indonesia. Tentu saja masyarakat perlu memahami makna
yang terdapat pada pembukaan Undang-Undang Dasar tersebut.

Tidak memahami prinsip yang terdapat pada pembukaan UUD 1945 maka
tidak mungkin untuk melakukan evaluasi terhadap pasal-pasal yang ada
pada batang tubuh UUD yang menjadi derivatnya.

3. Pilar Negara Kesatuan Republik Indonesia

Ada banyak bentuk negara yang ada di dunia ini. Dan para pendiri bangsa
Indonesia memilih bentuk Negara Kesatuan, yaitu Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).

Para pendiri bangsa kita memilih negara kesatuan sebagai bentuk negara
Indonesia melalui berbagai pertimbangan. Alasan utama para pendiri
bangsa Indonesia memilih bentuk negara kesatuan adalah karena sejarah
strategi pecah belah (devide et impera) yang dilakukan Belanda bisa
berhasil karena Indonesia belum bersatu pada masa penjajahan.

2
Terbukti, setelah negara Indonesia berbentuk negara kesatuan, taktik pecah
belah tersebut dapat dipatahkan. Inilah yang menjadi dasar dalam
membentuk negara kesatuan.

4. Pilar Bhinneka Tunggal Ika

Indonesia memiliki semboya “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya “Berbeda-


beda tetapi satu jua”. Semboyan ini pertamakali diungkapkan oleh Mpu
Tantular, seorang pujangga dari kerjaan Majapahit pada pemerintahan Raja
Hayamwuruk sekitar tahun 1350 – 1389.

Sesanti atau semboyan itu dituangkan dalam karyanya Kakawin Sutasoma,


yang berbunyi “Bhinna Ika Tungga Ika, tan hana dharma mangrwa” yang
berarti “Berbeda-beda itu, satu itu, tak ada pengabdian yang mendua”.
Pada masa itu pemerintahan kerajaan Majapahit menjadikan sesanti
tersebut menjadi prinsip hidup mereka. Hal ini untuk mengantisipasi
perpecahan di masyarakat mereka yang memang terdapat
keanekaragaman agama. Meskipun mereka berbeda agama tetapi mereka
tetap satu dalam pengabdian.

3
PANCASILA
PENGERTIAN PANCASILA

Secara etimologi kata pancasila berasal dari sebuah bahasa sanskerta India,
pada kasta Brahmana. Yang dimana arti kata panca adalah lima, dan arti
kata sila artinya dasar. Sehingga pengertian kata pancasila secara harfiah
adalah lima dasar, yang kemudian dibuatlah masing-masing lambang dari
pancasila tersebut yang jumlahnya 5. Isi dari pancasila ini juga berjumlah 5
sesuai arti kata pancasila.

DIMENSI PANCASILA

1. Dimensi Realita, artinya nilai-nilai dasar yang tercamtum di ideologi


tersebut mencerminkan kenyataan hidup yang ada di dalam masyarakat
dimana ideologi itu ada untuk pertama kalinya.
2. Dimensi Idealisme, artinya kualitas ideologi yang tercamtum dalam
nilai dasar tersebut bisa memberikan harapan kepada berbagai
kelompok dan masyarakat mengenai masa depan yang lebih baik.
3. Dimensi Fleksibilitas adalah suatu kemampuan ideologi untuk
mempengaruhi dan menyesuaikan diri dengan perkembangan
masyarakat.

MACAM NILAI MENURUT NOTONEGORO

Menurut Notonegoro, nilai dibedakan menjadi tiga macam, yaitu nilai


material, nilai vital, dan nilai kerohanian.
1. Nilai material adalah segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan
jasmani manusia atau kebutuhan ragawi manusia.
2. Nilai vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.

4
3. Nilai kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi rohani
manusia. Nilai kerohanian meliputi :
nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia;
nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan
manusia;
nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak
(karsa) manusia;
nilai religius(agama) yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan
mutlak yang bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia

NILAI PANCASILA

Nilai-nilai Pancasila adalah nilai yang terbagi dalam nilai Ketuhanan,


Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. Pancasila merupakan
sumber dari nilai yang mengharuskan UUD memuat isi yang mewajibkan
pemerintah sebagai penyelenggara Negara untuk menjaga budi pekerti
kemanusiaan yang luhur dan memegang cita-cita moral rakyat yang luhur.
Nilai-nilai Pancasila terbagi menjadi dua, yaitu bersifat objektif dan subjektif.

Nilai-nilai Pancasila yang bersifat objektif


1. Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri mempunyai makna yang
terdalam.
2. Dalam pembukaan UUD 1945, disanalah Pancasila tersimpan sebagai
pokok kaidah negara yang mendasar.
3. Nilai-nilai Pancasila yang sebagai inti akan selalu berkembang dalam
kehidupan bangsa Indonesia.

Nilai-nilai Pancasila yang bersifat subjektif


1. Nilai-nilai Pancasila itu timbul dari bangsa Indonesia.
2. Nilai-nilai Pancasila di dalamnya memuat nilai- nilai kerohanian.
3. Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia.
4. Nilai-nilai Pancasila yang ada didalamnya adalah nilai yang tumbuh dan
berkembang dari budaya bangsa Indonesia

5
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

Ideologi terbuka adalah ideologi yang tidak dimutlakkan. Dapat diartikan


juga bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan
digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakatnya
sendiri. Ideologi terbuka merupakan ideologi yang dapat berinteraksi
dengan perkembangan zaman dan adanya dinamika secara internal.

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERTUTUP

Ideologi tertutup adalah ideologi yang bersifat mutlak. Dengan kata lain
bahwa Ideologi tertutup merupakan ajaran atau pandangan dunia atau
filsafat yang menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan sosial,
yang ditasbihkan sebagai kebenaran yang tidak boleh dipersoalkan lagi,
melainkan harus diterima sebagai sesuatu yang sudah jadi dan harus
dipatuhi.

6
UNDANG-UNDANG DASAR 1945

PENGERTIAN KONSTITUSI

Dalam arti sempit konstitusi adalah hukum dasar yang memuat aturan
pokok atau aturan-aturan dasar negara. Dalam arti luas konstitusi adalah
keseluruhan sistem aturan yang menetapkan dan mengatur kehidupan
kenegaraan melalui sistem pemerintahan negara dan tata hubungan secara
timbal balik antar lembaga negara dan antara negara dengan warga negara.

Macam-macam konstitusi:
1. Konstitusi tertulis disebut Undang-Undang Dasar.
2. Konstitusi tidak tertulis disebut konvensi.

Sifat konstitusi berdasarkan jumlah pasalnya:


1. Fleksibel (luwes) artinya pasal-pasal dalam konstitusi jumlahnya sedikit
sehingga mudah diubah dan disesuaikan dengan perkembangan
zaman.
2. Rigid (kaku) artinya pasal-pasal dalam konstitusi jumlahnya banyak dan
sulit diubah-ubah.

KONSTITUSI YANG PERNAH BERLAKU


DI INDONESIA

UUD 1945 (UUD Proklamasi/18 Agustus 1945-27 Desember 1949)

UUD 1945 ditetapkan dan disahkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945.
Sistematika UUD 1945 terdiri dari:
1. Pembukaan: 4 alinea.
2. Batang tubuh: 16 bab, 37 pasal, 4 ayat aturan peralihan, dan 2 ayat
aturan tambahan.
3. Penjelasan: Penjelasan umum dan penjelasan pasal demi pasal.

7
Bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, berdasarkan Pasal 1 ayat (1)
UUD 1945. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik, berdasarkan
Pasal 1 ayat (1) UUD 1945. Sistem pemerintahan adalah kabinet
presidensial. Presiden sebagai kepala negara sekaligus sebagai kepala
pemerintahan. Dalam menjalankan tugasnya, presiden dibantu oleh wakil
presiden dan para menteri.

Konstitusi RIS 1949 (UUD RIS 1949/27 Desember 1949-17 Agustus


1950)

Sistematika UUD RIS 1949 terdiri dari:


1. Mukadimah terdiri atas empat alinea.
2. Batang tubuh terdiri atas 6 bab dan 197 pasal.

Bentuk negara Indonesia adalah serikat atau federasi. Bentuk


pemerintahan Indonesia adalah republik, berdasarkan Pasal 1 ayat (2)
Konstitusi RIS. Sistem pemerintahan adalah kabinet parlementer. Presiden
sebagai kepala negara dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.

Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS 1950/17 Agustus 1950-5 Juli


1959)

Sistematika UUDS 1950 terdiri dari:


1. Mukadimah terdiri atas empat alinea
2. Bab I: Negara Republik Indonesia
3. Bab II: Alat-alat Kelengkapan Negara
4. Bab III: Tugas Alat-alat Kelengkapan Negara
5. Bab IV: Pemerintah dan Daerah-daerah Swapraja
6. Bab V: Konstituante
7. Bab VI: Perubahan, Ketentuan-ketentuan Peralihan, dan Ketentuan-
ketentuan Penutup

Bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, berdasarkan Pasal 1 ayat (1)


UUDS 1950. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik, berdasarkan
Pasal 1 ayat (1) dan Mukadimah alinea IV UUDS 1950. Sistem pemerintahan
adalah kabinet parlementer dengan demokrasi liberal yang masih bersifat
semu.

8
Berdasarkan sistem ini, DPR dapat membubarkan kabinet, sedangkan
presiden memiliki kedudukan yang kuat dan dapat membubarkan DPR.

UUD 1945 Hasil Dekrit Presiden (UUD 1945 periode kedua/5 Juli
19592000)

Gagalnya Badan Konstituante menetapkan rancangan UUD berdampak


pada keadaan politik yang tidak stabil. Maka, pada tanggal 5 Juli 1959,
Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden. Salah satu isi dekrit
tersebut memberlakukan kembali UUD 1945. Ketentuan mengenai bentuk
negara, bentuk pemerintahan, pembagian kekuasaan, dan sistem
pemerintahan sama seperti yang tercantum dalam UUD 1945.

UUD 1945 Hasil Amandemen (Berlaku tahun 2000 sampai sekarang)

Sistematika UUD 1945 Amandemen terdiri dari:


1. Pembukaan: 4 Alinea.
2. Batang tubuh: 37 Pasal dan 16 Bab.

Beberapa perubahan mendasar dalam sistem ketatanegaraan Indonesia,


antara lain:
1. Kedudukan yang sejajar dan proporsional antara Presiden dengan DPR.
2. Masa jabatan presiden diatur dengan tegas, yaitu maksimal dapat dipilih
untuk dua kali masa jabatan.
3. Dilaksanakannya otonomi daerah.
4. Penyelenggara pemilu oleh lembaga non-pemerintahan yang netral dan
mandiri.

9
BERBAGAI PENYIMPANGAN TERHADAP
KONSTITUSI

Penyimpangan terhadap UUD 1945 periode 1945-1949

1. Masa awal proklamasi dianggap sebagai masa peralihan sehingga pada


masa ini, kekuasaan presiden sangat luas. Selain menjalankan
kekuasaan eksekutif, presiden juga menjalankan kekuasaan MPR dan
DPR.
2. Di samping presiden, hanya ada wakil presiden dan KNIP sebagai
pembantu presiden.
3. Pergantian sistem kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer
menjadikan para menteri diangkat dan bertanggung jawab kepada
parlemen/DPR.

Penyimpangan terhadap UUD RIS 1949

1. Bentuk negara serikat bertentangan dengan konsep Negara Kesatuan


Republik Indonesia.
2. Penggantian UUD 1945 menjadi UUD RIS.
3. Pemerintahan parlementer tidak sesuai dengan semangat UUD 1945.

Penyimpangan terhadap UUDS 1950

1. Dengan ditetapkanya demokrasi liberal, ditafsirkan sebagai kebebasan


mutlak bagi setiap individu dan partai politik sehingga timbulnya
persaingan tidak sehat yang mengancam persatuan dan kesatuan
bangsa.
2. Terjadi instabilitas nasional akibat dari sering berganti-gantinya kabinet,
sehingga program-program yang telah disusun sebelumnya tidak
berjalan.

10
Penyimpangan terhadap UUD 1945 periode 1959-1965 (Orde Lama)

1. Presiden membubarkan DPR karena tidak menyetujui RAPBN yang


diusulkan pemerintah.
2. Penetapan pidato presiden yang berjudul Penemuan Kembali Revolusi
Kita/Manifesto Politik Republik Indonesia (Manipol) menjadi GBHN yang
bersifat tetap oleh MPRS.
3. Pengangkatan presiden seumur hidup melalui TAP MPR No.
lll/MPRS/1963.
4. Pimpinan lembaga tinggi dan tertinggi negara diangkat sebagai menteri
negara.
5. Kekuasaan presiden melebihi wewenang yang ditetapkan dalam UUD
1945.
6. Tidak berjalannya hak budget DPR karena pemerintah tidak mengajukan
rancangan undang-undang APBN untuk mendapatkan persetujuan DPR.

Penyimpangan terhadap UUD 1945 periode 1965 sampai munculnya


Gerakan Reformasi 1998

1. Sistem demokrasi yang dijalankan bersifat feodalisme.


2. Kebebasan berbicara terutama yang berkaitan dengan arah kebijakan
pemerintah dibungkam.
3. Ekonomi kerakyatan berubah menjadi ekonomi kapitalisme, monopoli
oleh negara berubah menjadi monopoli oleh keluarga. • Supremasi
hukum tidak berjalan, supremasi hukum berubah menjadi supremasi
kekuasan presiden.
4. Lembaga legislatif tidak mewakili rakyat bahkan tidak inspiratif karena
hasil rekayasa politik.
5. Bermunculannya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

11
PROSES AMANDEMEN UUD 1945

Amendemen ditafsirkan sebagai penambahan atau perubahan pada


sebuah konstitusi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
naskah aslinya.

Kesepakatan dasar dalam mengamendemen UUD 1945

1. Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945.


2. Tetap mempertahankan bentuk nyata Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3. Tetap mempertahankan sistem presidensial.
4. Penjelasan UUD 1945 yang bersifat normatif dimasukan ke dalam pasal-
pasal.
5. Perubahan dilakukan secara "addendum".

Tahap-tahap amendemen UUD 1945

1. Tahap pertama diputuskan dalam Sidang MPR pada 19 Oktober 1999.


2. Tahap kedua diputuskan dalam Sidang MPR pada 18 Agustus 2000.
3. Tahap ketiga diputuskan dalam Sidang MPR pada 9 November 2001.
4. Tahap keempat diputuskan dalam Sidang MPR pada 10 Agustus 2002.

UUD 1945 SEBELUM AMANDEMEN

PEMBUKAAN
BATANG TUBUH
1. 16 BAB
2. 37 PASAL
3. 49 AYAT
4 PASAL ATURAN PERALIHAN
2 AYAT ATURAN TAMBAHAN
PENJELASAN

12
UUD 1945 SESUDAH AMANDEMEN

PEMBUKAAN
PASAL-PASAL
1. 21 BAB
2. 73 PASAL
3. 170 AYAT
3 PASAL ATURAN PERALIHAN
2 PASAL ATURAN TAMBAHAN

PASAL - PASAL YANG DIAMANDEMEN

PERTAMA :
MAJULAN GAPATMAJULAS DUPUDUSAT
5,7,9,13,14,15,17,20,21
KEDUA :
PANLANLAS DUPUDUDADUMANAMJUPAN TIPUTINAM
18,19,20,22,25,26,27,28,30,36
KETIGA :
SATGANAMJUPAN LASJULAS DUDADUGADUPAT
1,3,6,7,8,11,17,22,23,24
KEEMPAT :
DUNAMPAN LASNAMLAS DUGAPAT GATUDAGAPATJU
2,6,8,11,16,23,24,31,32,33,34,37
At. Peralihan, At. Tambahan, Bab IV dihapus

13
STRUKTUR KETATANEGARAAN

Susunan Lembaga Negara RI Sebelum Amandemen UUD 1945

Susunan Lembaga Negara RI Sesudah Amandemen UUD 1945

14
BHINNEKA TUNGGAL IKA
PENGERTIAN BHINNEKA TUNGGAL IKA

Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa Indonesia yang berasal dari
bahasa Jawa Kuno yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Diartikan
dalam satu persatu kata, yaitu Bhinneka yang berarti beraneka ragam,
diambil dari kata neka dalam bahasa Sansekerta yaitu macam. Kata tunggal
yang memiliki arti satu dan ika yang berarti itu. Jadi secara harfiah Bhinneka
Tunggal Ika adalah beraneka ragam satu itu yang bermakna walaupun
beraneka ragam tetapi bangsa Indonesia tetap satu kesatuan. Semboyan ini
menggambarkan bangsa Indonesia yang terdiri atas banyak suku, bahasa,
ras dan agama mampu menjaga persatuan dalam persaudaraan bangsa
dan negara.

FUNGSI BHINNEKA TUNGGAL IKA

Adapun beberapa fungsi dari Bhinneka Tunggal Ika dalam berbangsa


maupun bermasyarakat, yaitu :
1. Menciptakan dan menjaga kesatuan Republik Indonesia.
2. Membangun kehidupan nasional yang toleran.
3. Sebagai rambu-rambu peraturan dan kebijakan negara.
4. Membantu mewujudkan cita-cita leluhur bangsa.
5. Membentengi perdamaian Indonesia.

MAKNA BHINNEKA TUNGGAL IKA

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna sebagai alat pemersatu


bangsa Indonesia. Sesuai dengan artinya yaitu berbeda-beda tetapi tetap
satu, hal tersebut sangat menggambarkan keadaan Indonesia. Dimana
negara ini memiliki banyak pulau yang terpisah, memiliki warga yang
berbeda-beda dalam kepercayaan, ras, suku dan bahasa tetapi tetap satu
Indonesia.

15
SEJARAH BHINNEKA TUNGGAL IKA

Bhinneka Tunggal ika adalah karya sastra agama atau Kakawin Jawa Kuno
yang bernama Kakawin Sutasomo yang dikarang oleh Mpu Tantular semasa
kerajaan Majapahit dibawah kekuasaan Prabu Rajasanagara atau yang
dikenal Raja Hayam Wuruk pada sekitar abad ke-14. Pada mulanya kalimat
Bhinneka Tunggal Ika dalam sastra tersebut adalah bentuk rasa toleransi
dari Mpu Tantular yang merupakan penganut Buddha Tantrayana yang
hidup dilingkungan kerajaan majapahit yang beragama Hindu-siwa.

Kerajaan Majapahit pada waktu itu dikenal memiliki keragaman masyarakat


dari kepercayaan yang dianut dan orientasi bangunan yang berupa candi.
Masyarakat Majapahit tidak hanya menganut agama Hindu dan Buddha,
tetapi juga ada yang memuja roh-roh leluhur. Di dalam buku yang berjudul
‘meluruskan sejarah majapahit’ karangan Irawan Joko Nugroho, menyatakan
bahwa Mpu Tantular adalah sosok yang terbuka pada agama lain terutama
Hindu-Siwa. Ia adalah sosok yang memiliki pandangan tentang nilai-nilai
agama secara luas. Hal tersebut terlihat dari kakawin Sutasomo, karyanya
yang terkenal dan karya lain yaitu kakawin Arjunawijaya. Semboyan
Bhinneka Tunggal Ika diyakini merupakan hasil pemikiran cemerlang dari
sosok Mpu Tantular, yang hingga pada masa itu kerajaan Majapahit mampu
menyatukan Nusantara.

Sedangkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika pada lambang Pancasila yang


dirancang oleh Sultan Hamid II (1913-1978) pertama kali resmi digunakan
dalam sidang kabinet Republik Indonesia Serikat (RIS) pada 11 Februari
1950. Tokoh yang pertama kali mengusulkan penggunaan kata Bhinneka
Tunggal Ika sebagai semboyan Republik Indonesia kepada Presiden
Soekarno adalah Mohammad Yamin.

Menurutnya, kutipan dalam karya Mpu Tantular tersebut sangat cocok


untuk diimplementasikan dengan kehidupan pada saat itu, tidak hanya
tentang perbedaan kepercayaan, tetapi juga tentang perbedaan sudut
pandang ideologi, suku, ras, golongan dan etnik.

16
Sebelum itu, ketika sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) berlangsung pada Mei-Juni tahun 1945,
Mohammad Yamin beberapa kali menyebut kalimat Bhinneka Tunggal Ika.
Mohammad Yamin dikenal merupakan tokoh bahasa dan kebudayaan yang
memiliki ketertarikan dengan hal-hal yang berkaitan dengan Majapahit. I
Gusti Bagus Suwira yang berasal dari Buleleng menyambung kalimat
Bhinneka Tunggal Ika yang dilontarkan oleh Mohammad Yamin dengan
kalimat Tan Hana Dharma Mangrwa yang berarti tidak ada kerancuan dalam
kebenaran. Hingga akhirnya kalimat Tan Hana Dharma Mangrwa dijadikan
sebagai motto Lembaga Pertahanan Nasional dan Bhinneka Tungga Ika
menjadi semboyan Bangsa Indonesia.

Tetapi sebelum diusulkan menjadi semboyan negara, pada tahun 1888


Bhinneka Tunggal Ika diselidiki oleh Prof. Kerf dan disimpan di
perpustakaan Leiden, Belanda. Tanpa semua sadari saat bangsa ini
memerlukan sesuatu sebagai identitas negara ternyata sang semboyan
negara itu telah ada sejak berabad-abad yang lalu hasil dari pemikiran
cendekiawan yang hebat. Dan sudah melalui perjalanan panjang hingga
diikrarkannya Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan bangsa Indonesia.

Dalam maknanya Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti yang menunjukkan


bahwa bangsa Indonesia mencintai, menghargai dan mengakui adanya
keberagaman. Keberagaman tersebut bukanlah pemicu kehancuran,
ketegangan atau keretakan, melainkan sebagai alat pemersatu bangsa.

FAKTOR PERUBAHAN
KEBUDAYAN DARI DALAM (INTERNAL)

Terdapat beberapa faktor penyebab perubahan kebudayaan yang berasal


dari dalam (internal), yaitu:
Discovery merupakan penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang
baru, baik yang berupa suatu alat baru, ataupun yang berupa suatu ide
baru yang diciptakan oleh seorang individu.
Invention (invensi) adalah adanya pengakuan, penerimaan dan
penerapan dari suatu masyarakat atas penemuan baru (discovery)
tersebut.

17
Innovation (inovasi) terjadi apabila hasil penemuan baru tersebut,
misalnya mobil, disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sebagai alat
angkutan, sedangkan masyarakat juga harus menyesuaikan diri dengan
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh sebuah mobil, misalnya ada
sopir, bensin, solar, bengkel, onderdil, montir, jalan raya dan
sebagainya.
Proses Enkulturasi atau "pembudayaan" ini terjadi ketika seorang
individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya
dengan sistem norma dan peraturan-peraturan yang hidup dalam
kebudayaannya. Jadi sejak seorang individu itu masih kecil itu proses
enkulturasi sudah dimulai dalam alam pikirannya.

FAKTOR PERUBAHAN
KEBUDAYAN DARI LUAR (EKSTERNAL)

Terdapat beberapa faktor penyebab perubahan kebudayaan yang berasal


dari luar (eksternal), yaitu:
Difusi adalah suatu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari
orang perorangan kepada orang perorangan lainnya, dan dari suatu
masyarakat ke masyarakat lain, dari bangsa ke bangsa lain.
Akulturasi atau acculturation atau culture contract adalah mengenai
proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu
kebudayaan asing itu lambat laun akan diterima dan diolah ke dalam
kebudayaan sendiri tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan itu
sendiri.
Asimilasi (assimilation) adalah proses yang timbul apabila
golongangolongan manusia dengan latar belakang kebudayaan
berbeda-beda saling bergaul langsung secara intensif dan terus
menerus dalam jangka waktu yang lama sehingga kebudayaan
golongan-golongan tadi, masingmasing berubah sifatnya yang khas dan
juga unsur masing-masing kebudayaan berubah wujudnya menjadi
unsur-unsur kebudayaan

18
Penetrasi adalah masuknya unsur-unsur kebudayaan asing dari luar ke
suatu daerah. Masuknya unsur-unsur kebudayaan asing tersebut bisa
terjadi secara damai ( penetration pacifique) maupun secara paksaan.
Invasi adalah penyerangan dari suatu negara atau bangsa ke negara
atau bangsa lainnya yang bertujuan untuk menduduki daerah milik
bangsa atau negara lain dengan maksud menjalankan penjajahan atas
bangsa yang ditaklukannya dengan melenyapkan atau meminimalisir
kebudayaan asli suatu bangsa.
Hibridisasi adalah perkawinan campuran di antara kelompok ras
manusia yang berbeda, yang menghasilkan ciri-ciri ragawi yang
bersamaan, yang disebabkan oleh komponen rasial yang bersamaan.

CONTOH SOAL

Soal 1:

Perhatikan pernyataan berikut ini!


1) Unsur-unsur dalam Pancasila belum secara langsung dirumuskan
menjadi dasar filsafat negara
2) Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup masyarakat
Indonesia sebelum membentuk negara
3) Asal mula tidak langsung Pancasila hakikatnya berasal dari bangsa
Indonesia itu sendiri

Pernyataan di atas merupakan uraian dari…


A. Asal Mula Tujuan Pancasila
B. Asal Mula Bahan
C. Asal Mula Bentuk
D. Asal Mula Tidak Langsung
E. Asal Mula Karya

Jawaban : D. Asal Mula Tidak

19
Asal mula yang terdapat dalam kepribadian dan pandangan sehari-hari
bangsa Indonesia disebut sebagai asal mula tidak langsung yang dapat
dirinci sebagai berikut:

a. Unsur-unsur dalam Pancasila belum secara langsung dirumuskan


menjadi dasar filsafat negara
b. Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup masyarakat
Indonesia sebelum membentuk negara
c. Asal mula tidak langsung Pancasila hakikatnya berasal dari bangsa
Indonesia itu sendiri

Soal 2:

Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti
sendi, asas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik.
Dengan demikian, Pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman
atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik, merupakan
pengertian Pancasila yang diungkapkan oleh…
A. Notonegoro
B. Moh. Yamin
C. Ir. Sukarno
D. Ki Hajar Dewantara
E. Soepomo

Jawaban : B. Moh. Yamin

Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti
sendi, asas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik.
Dengan demikian Pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman
atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik, merupakan
pengertian Pancasila yang diungkapkan oleh Moh. Yamin

20
Soal 3:

Perhatikan pernyataan berikut ini!


1) Modal pembangunan
2) Satu-satunya asas bagi kehidupan bangsa Indonesia
3) Pendorong terciptanya pembangunan di segala sektor
4) Berasal dari rakyat Indonesia dan negara serumpun yang lain
5) Pandangan hidup bangsa sebelum bangsa Indonesia
6) Cita-cita dan tujuan seluruh bangsa Indonesia

Dari pernyataan di atas yang merupakan fungsi dan peranan Pancasila


dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia adalah nomor…
A. 1,2,3
B. 2,3,4
C. 3,4,5
D. 4,5,6
E. 1 dan 6

Jawaban : E. 1 dan 6

Fungsi dan peranan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara


Indonesia adalah:
a. Jiwa bangsa Indonesia
b. Jiwa kepribadian bangsa Indonesia
c. Sumber dari segala sumber hukum
d. Perjanjian luhur bangsa
e. Pandangan hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia
f. Cita-cita dan tujuan seluruh bangsa Indonesia
g. Satu-satunya asas dalam kehidupan bangsa Indonesia
h. Modal pembangunan

21
Soal 4:

Negara mengatasi segala paham golongan, menghendaki persatuan yang


meliputi segenap bangsa Indonesia, merupakan kandungan dalam
pembukaan UUD 1945 alinea ke-…
A. I
B. II
C. III
D. IV
E. Semua salah

Jawaban : D. IV

Bunyi pembukaan UUD 1945 alinea IV, yaitu: “Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, ....”. Arti/Kandungan : Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
mengandung pengertian bahwa negara persatuan adalah negara yang
melindungi bangsa Indonesia seluruhnya. Jadi, kandungan dalam pokok
pikiran IV adalah negara mengatasi segala paham golongan, menghendaki
persatuan yang meliputi segenap bangsa Indonesia.

Soal 5:

Kandungan yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-3


adalah…
A. Negara persatuan adalah negara yang melindungi bangsa Indonesia
seluruhnya.
B. Menunjukkan konsekuensi logis bahwa undang-undang dasar harus
mengundang isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara
negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur, dan
memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
C. Keadilan sosial yang didasarkan pada kesadaran bahwa manusia
mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan
sosial dalam kehidupan masyarakat.
D. Negara mengatasi segala paham golongan, menghendaki persatuan yang
meliputi segenap bangsa Indonesia.

22
E. Sistem negara yang terbentuk dalam undang-undang dasar haruslah
berdasar kedaulatan rakyat dan berdasar permusyawaratan/perwakilan.
Pokok pikiran ketiga adalah penjelmaan sila keempat Pancasila.’

Jawaban : E. Sistem negara yang terbentuk dalam undang-undang


dasar haruslah berdasar kedaulatan rakyat dan berdasar
permusyawaratan/perwakilan. Pokok pikiran ketiga adalah
penjelmaan sila keempat Pancasila.

Bunyi pembukaan UUD 1945 alinea III, yaitu: “Negara yang berkedaulatan
rakyat, yaitu berdasarkan kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan”.
Arti/Kandungan : Hal ini menyatakan bahwa sistem negara yang terbentuk
dalam undang-undang dasar haruslah berdasar kedaulatan rakyat dan
berdasar permusyawaratan/perwakilan. Pokok pikiran ketiga adalah
penjelmaan sila keempat Pancasila.

Soal 6:

Fungsi pembukaan UUD 1945 yang mencantumkan dasar negara yang


tersusun secara hierarki dan piramida dan piramida di Indonesia menjadi
ciri dan karakteristik bangsa merupakan fungsi pembukaan UUD 1945
alinea ke-…
A. I
B. II
C. III
D. IV
E. Semua salah

Jawaban : D. IV

Fungsi pembukaan UUD 1945 yang mencantumkan dasar negara yang


tersusun secara hirarki dan piramida dan piramida di Indonesia menjadi ciri
dan karakteristik bangsa merupakan fungsi pembukaan UUD 1945 alinea
keempat.

23
Soal 7:

Percampuran antara 2 atau beberapa kebudayaan pasti akan memberikan


pengaruh terhadap kehidupan masing-masing budaya tersebut. Sebagai
contoh, percampuran unsur Hindu-Budha dengan Islam akan memberikan
pengaruh terhadap bentuk masjid kuno di Indonesia, yaitu berupa...
A. Bangunan masjid yang selalu menghadap ke timur
B. Bentuk masjid yang bujur sangkar
C. Bentuk atap masjid yang seperti kubah
D. Arah kiblat bangunan masjid
E. Atap masjid yang berbentuk meru

Jawaban : E. Atap masjid yang berbentuk meru

Bangunan masjid di Indonesia pada zaman Madya mempunyai ciri khusus


pada atapnya. Atap masjid pada zaman Madya umumnya bertingkat
dengan jumlah gasal, tiga, atau lima. Atap bertingkat itu disebut atap
tumpang. Atap semacam itu mengingatkan kita pada bangunan meru di
Bali, tempat suci pada pura. Pada relief-relief candi Jawa Timur pun terdapat
gambar-gambar atap tumpang, walaupun sampai kini, bangunan atap
tumpang yang dibuat pada zaman Kuno belum ditemukan. Mungkin
bangunan dengan atap tumpang tersebut dibuat dari kayu atau bambu
yang mudah hancur.

Soal 8:

Sebagai masyarakat yang ber-Bhinneka Tunggal Ika, kita dilarang melakukan


tindakan yang mengancam keutuhan bangsa Indonesia. Salah satu tindakan
yang mengancam keutuhan bangsa Indonesia yaitu tindakan yang
menggunakan kekerasan yang dapat menimbulkan rasa takut secara
meluas. Tindakan tersebut disebut sebagai...
A. Radikalisme
B. Terorisme
C. Kekerasan
D. Ancaman Kekerasan
E. Separatisme

24
Jawaban : B. Terorisme

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018


Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Menjadi Undang-
Undang, Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau
ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut
secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal,
dan/atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital
yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional
dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan

Soal 9:

Interaksi masyarakat yang berorientasi ke atas, sangat mementingkan


hubungan yang formal dan bersifat impersonal. Gambaran tersebut
merupakan etos kebudayaan masyarakat…
A. Elite
B. Birokrat
C. Petani
D. Buruh
E. Tradisional

Jawaban : B. Birokrat

Interaksi masyarakat yang berorientasi ke atas, sangat mementingkan


hubungan yang formal dan bersifat impersonal. Gambaran tersebut
merupakan etos kebudayaan masyarakat birokrat.

25

Anda mungkin juga menyukai