Sejarah Pancasila
Pada tanggal 1 Juni 1945 Soekarno berpidato mengenai rumusan dasar negara Indonesia.
Kemudian Soekarno memberi istilah dasar negara dengan nama “Pancasila”.
Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua suku kata dan mengandung dua
macam arti, yaitu: Panca artinya “lima” dan Syila artinya “batu sendi, alas, atau dasar”.
Pancasila adalah Dasar Negara Republik Indonesia yang disahkan oleh PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945. Penjabaran formal dokumen Pancasila dilakukan pada sidang pertama BPUPKI,
sidang kesembilan komisi, sidang kedua BPUPKI, dan akhirnya disetujui sebagai landasan
filosofis dan ideologis. Negara Republik Indonesia (NKRI).
Sidang pertama BPUPKI dilaksanakan pada tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945,
sedangkan sidang kedua dilaksanakan pada tanggal 10 - 16 Juli 1945. Pada tahun 1947 Ir.
Soekarno mempublikasikan bahwa pada tanggal 1 Juni di peringati sebagai hari lahirnya
pancasila.
Pada tanggal 1 Juni 1945 Soekarno menyampaikan pidatonya pada sidang BPUPKI.
Isi pidato nya terdapat beberapa susunan terkait lima asas sebagai dasar negara Indonesia,
yaitu:
Nasionalisme atau kebangkitan nasional, Internasionalisme atau peri kemanusiaan, Mufakat atau
Demokrasi, Kesejahteraan social, dan Ketuhanan yang berkebudayaan.
Rumusan pancasila yang termuat di dalam pembukaan UUD 1945 adalah:
1. Ketuhanan yang maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila adalah dasar negara dan ideologi resmi Indonesia. Kata "Pancasila"berasal dari bahasa
Sanskerta yang terdiri dari dua kata, yaitu "panca" yang berarti lima dan sila" yang berarti prinsip
atau dasar. Secara harfiah, Pancasila berarti lima prinsip, yaitu :
1. Pancasila dicantumkan dalam Mukadimah Undang-undang Dasar 1945 sebagai dasar
negara Indonesia yang sah.
2. Pancasila mencerminkan nilai-nilai,prinsip-prinsip, dan tujuan yang menjadilandasan
ideologi negara Indonesia.
3. Pancasila sebagai dasar negaramerupakan hasil kesepakatan bersamapara Pendiri Bangsa
dan dikenal sebagaiPerjanjian Luhur bangsa Indonesia.
4. Pancasila diharapkan menjadi pedomandan petunjuk dalam menjalani kehidupansehari-
hari, baik dalam berkeluargabermasyarakat, maupun berbangsa.
5. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia
Peran Pancasila
Peranan pancasila dalam ketatanegaraan Republik Indonesia ialah:
1. Pancasila sebagai pemersatu bangsa, yaitu menyatukan berbagai perbedaan yang ada di
masyarakat
2. Pancasila sebagai dasar filsafat atau pandangan hidup dalam berbangsa Dan ber negara.
3. Pancasila sebagai ideologi negara. Sebagai pondasi dalam memperkuat siksp religi Dan
social.
4. Pancasila menjadi dasar sumber dari segala hukum yang Ada.
5. Pancasila Menjadi identitas Indonesia.
Dapat di simpulkan bahwa Pancasila sangat berperan untuk keutuhan negara, dengan kelima sila
tersebut kehidupan masyarakat akan lebih terarah
Kesimpulan dari pembahasan tersebut adalah bahwa Pancasila memiliki dua peran penting dalam
kehidupan Indonesia yaitu: Sebagai pandangan hidup dan dasar negara sebagai pandangan hidup
Pancasila membimbing individu untuk hidup dengan nilai nilai luhur. Karena banyak peristiwa-
peristiwa penting yang terjadi yaitu seperti krisis krisis yang menimpa bangsa dan negara
sebagai reaksi terhadap gejolak kehidupan bangsa tampak menonjol satu atau beberapa sila saja
dari kalimat tersebut telah diketahui bahwa Pancasila sangat berperan untuk keutuhan negara.
PANCASILA
Sebagai Paradigma Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia yang mempunyai arti dan makna dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila yang dimaksudkan sebagai
paradigma adalah pancasia dijadikan sebagai sistem nilai acuan dalam kerangka landasan
kehidupan dalam bidang politik dan ekonomi, Bidang sosial budaya, Bidang hukum, Bidang
kehidupan pada antar umat beragama dan IPTEKS.
Istilah “Paradigma” pada awal nya dalam ilmu pengetahuan secara khusus berkaitan dengan
filsafat ilmu dan yang dikembangkan oleh Thomas S.Khun. Pengertian Paradigma jika diartikan
secara bahasa berarti keadaan lingkungan. Secara bahasa Yunani, “Para” artinya samping.
Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang Politik
Yang meletakkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai sumber nilai politik yang
mengacu pada poin nilai-nilai Pancasila terutama Sila Ke-4. Dikarenakan warna negara harus
mampu menempatkan kekuasaan tertingginya sebagai warga negara Indonesia sebagai harkat
dan martabat.
Kekuasaan yang dimaksud adalah kekuasaan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Dan
secara berturut sitem politik Indonesia dikembang atas moral ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan dan keadilan sehingga menghasilkan tujuan negara yang mendasar pada
memegang budi pekertikemanusiaan.
b. Dampak teknologi pada eksistensi manusia yaitu Pemakaian teknologi modern secara
berlebih cenderung mengasingkan manusia dari eksistensi -nya sebagai pekerja, sebab di
sana manusia tidak mengalami kepuasan dalam bekerja. Pekerjaan tangan dan otak
manusia diganti dengan tenaga-tenaga mesin, yang dapat mengakibatkan hilangnya
kepuasan dan kreativitas manusia.
c. Dampak teknologi pada perilaku manusia juga membuat munculnya fenomen
penerapan kontrol tingkah laku (behavior control). Behaviour control merupakan
kemampuan untuk mengatur orang melaksanakan tindakan seperti yang dikehendaki oleh
si pengatur (the ability to get some one to do one's bidding).
a. Rumusan hak azasi adalah sarana hukum untuk menjamin penghormatan terhadap
manusia. Individu individu perlu dilindungi dari pengaruh penindasan ilmu pengetahuan.
b. Kesetaraan dalam bidang sosial, politik, serta ekonomi menjaadi hal yang mutlak.
c. Nilai manusia sebagai pribadi. Dalam dunia modern yang dikuasai olehmesin, robot,
serta teknik, menyebabkan harga manusia hanya dinilai dari tempatnya sebagai salah satu
instrumen sistem administrasi kantor tertentu.
d. Soal lingkungan hidup. Tidak ada seorang pun berhak menguras/ mengeksploitasi
sumber-sumber alam dan manusiawi tanpa memperhatikan akibat-akibatnya pada seluruh
masyarakat.
Sumber historis pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu di indonesia
sumber historis pancasila ditelusuri pada awalnya dalam dokumen negara, yaitu
pembukaan uud 1945 alinea ke 4. kata “mencerdaskan kehidupan bangsa” pd alinea ke 4
mengacu pada perkembangan iptek melalui pendidikan. proses mencerdaskan kehidupan
bangsa terlepas dari nilai2 spiritualitas, kemanusiaan, dan keadilan merupakan
pencederaan terhadap amanat pembukaan uud 1945. pancasila sebagai dasar
pengembangan ilmu belum banyak dibicarakan oleh awal kemerdekaan indonesia, karena
pada masa itu bangsa indonesia mencurahkan tenaga dan pemikirannya untuk
membangun bangsa dan negara
- Memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila seperti Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin
oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam setiap aspek ilmu pengetahuan.
- Penelitian Berbasis Lokal:
Mendorong penelitian yang berfokus pada permasalahan lokal dan kebutuhan masyarakat
Indonesia, sehingga ilmu pengetahuan dapat memberikan solusi konkret untuk masalah di
tanah air.
- Pendidikan Nilai Pancasila:
Mengintegrasikan pendidikan nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum pendidikan tinggi,
sehingga mahasiswa memahami dan menginternalisasi prinsip-prinsip ini sepanjang masa
studi mereka.
- Pembinaan Etika dan Kode Etik:
Memiliki kode etik yang ketat dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan,
serta memastikan integritas dan etika penelitian yang sejalan dengan prinsip-prinsip
Pancasila.
- Diseminasi Ilmu Pengetahuan yang Berkeadilan:
Memastikan ilmu pengetahuan dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat, tanpa
diskriminasi, sehingga dapat mendorong pembangunan yang adil dan berkeadilan.
- Pembinaan Karakter dan Kepemimpinan:
Melalui pendidikan tinggi, mengembangkan karakter dan kepemimpinan yang
berkualitas, yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
Strategi ini dapat membantu memastikan bahwa pengembangan ilmu pengetahuan
di Indonesia berakar pada nilai-nilai Pancasila, yang merupakan dasar bagi persatuan,
kesejahteraan, dan kemajuan bangsa.
Landasan Pembangunan Nasional
Pembangunan Nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan
masyarakat, bangsa dan negara yang sekaligus merupakan proses pengembangan
keseluruhan sistem penyelenggaraan negara untuk mewujudkan Tujuan Nasional.
Paradigma atau kerangka berpikir dari upaya pembangunan nasional adalah Pancasila.
Pancasila sebagai kerangka bertindak, sumber, orientasi, tolok ukur, arah, dan tujuan bagi
‘yang menyandangnya’.
Pancasila sebagai landasan atau paradigma pembangunan nasional memiliki arti bahwa
segala aspek pembangunan nasional harus berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
Hakikat
Hakikat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Maka landasan Pelaksanaan
Pembangunan Nasional adalah Pancasila dan Undang-Undang. Hal ini berarti dalam
pelaksanaan pembangunan nasional adalah sebagai berikut:
Ada keselarasan, keserasian, keseimbangan, dan kebulatan yang utuh dalam seluruh
kegiatan pembangunan.
Pembangunan adalah merata untuk seluruh masyarakat dan di seluruh wilayah tanah air.
Subyek dan obyek Pembangunan adalah manusia dan masyarakat Indonesia, sehingga
pembangunan harus berkepribadian Indonesia dan menghasilkan manusia dan masyarakat
maju yang tetap berkepriadian Indonesia pula.
TUJUAN
Tujuan Pembangunan Nasional adalah untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan
makmur yang merata berdasarkan Pancasila, serta yang termaktub dalam Pembukaan
UUD 1945 alinea IV,
yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial
serta mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana termaktub dalam alinea II Pembukaan
UUD 1945.
VISI
1. Terwujudnya Masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan,
berdaya saing, maju dan sejahtera dalam wadah negara Republik Indonesia yang
didukung oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, dan bertakwa,
berahlak mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi dan disiplin.
2. Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara yang menjunjung tinggi
hukum, kesetaraan dan hak asasi manusia.
3. Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan
kehidupan yang layak, serta memberikan fondasi yang kokoh bagi pembangunan
yang berkelanjutan.
MISI
1. Pengamalan Pancasila secara konsisten dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Penegakan kedaulatan rakyat dalam segala aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2. Peningkatan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari untuk
mewujudkan kualitas keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dalam kehidupan persaudaraan umat beragama yang berakhlak mulia,
toleran, rukun dan damai.
3. Penjaminan kondisi aman, damai, tertib, dan ketentraman masyarakat.
Perwujudan sistem hukum nasional yang menjamin tegaknya supremasi
hukum dan hak asasi manusia berlandaskan keadilan dan kebenaran.
Perwujudan kehidupan sosial budaya yang berkepribadian, dinamis, kreatif,
dan berdaya tahan terhadap pengaruh globalisasi.
4. Pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi nasional, terutama
pengusaha kecil, menengah dan koperasi, dengan mengembangkan sistem
ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan,
bersumber daya alam, dan sumber daya manusia yang produktif, mandiri,
maju, berdaya saing, dan berwawasan lingkungan.
5. Perwujudan otonomi daerah dalam rangka pengembangan daerah dan
pemerataan pertumbuhan dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia.
6. Perwujudan kesejahteraan rakyat yang ditandai oleh meningkatnya kualitas
kehidupan yang layak dan bermartabat serta perhatian utama pada
tercukupinya kebutuhan dasar, yaitu pangan, sandang, papan, kesehatan,
pendidikan, dan lapangan kerja.
7. Perwujudan aparatur negara yang berfungsi melayani masyarakat, profesional,
berdaya guna, produktif, transparan; yang bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme.
8. Perwujudan sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan
bermutu guna memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan
kebangsaan, cerdas, sehat, berdisiplin, bertanggung jawab, berketerampilan,
serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka
mengembangkan kualitas manusia Indonesia.
9. Perwujudan politik luar negeri yang berdaulat, bermanfaat, bebas dan proaktif
bagi kepentingan nasional dalam menghadapi perkembangan global
ASAS-ASAS
Dalam pelaksanaan pembangunan nasional, harus menerapkan beberapa Asas-
asas yang dipegang teguh dalam proses perencanaan dan pelaksanaannya.
Asas-asas tersebut yaitu:
1. Asas Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Usaha pembangunan nasional harus diarahkan dan dikendalikan oleh
keimanan dan ketakwaan kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai
landasan spiritual moral dan etik dari pengamalan Pancasila sila pertama.
2. Asas Manfaat
Segala usaha dan kegiatan dari proses pembangunan nasional harus memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan (masyarakat).
3. Asas Demokrasi Pancasila
Upaya untuk mencapai tujuan pembangunan nasional tersebut harus meliputi seluruh
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, yang dilakukan dengan semangat
kekeluargaan yang mempunyai ciri kebersamaan, gotong royong, persatuan dan kesatuan
melalui musyawarah untuk mencapai suatu mufakat Bersama
4. Asas Adil dan Merata
Pembangunan nasional harus diselenggarakan sebagai usaha bersama yang merata di
semua lapisan masyarakatnya.
5. Asas Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan dalam Perikehidupan
Dalam asas ini, pembangunan nasional harus seimbang antara semua kepentingan, baik
itu kepentingan dunia dan akhirat, materiil dan spritual, jiwa dan raga, individu,
masyarakat dan negara, pusat dan daerah, dan lain-lain.
6. Asas Hukum
Dalam asas hukum, penyelenggaraan pembangunan nasional yang dilakukan oleh warga
negara dan penyelenggara negara, harus menaati hukum yang ada secara adil dan benar.
7. Asas Kemandirian
Pembangunan nasional harus berlandaskan pada kepercayaan akan kemampuan dan
kekuatan sendiri, serta kepribadian bangsa negara Indonesia.
8. Asas Kejuangan
Dalam asas kejuangan, masyarakat dan penyelenggara negara selaku subjek dalam upaya
pembangunan nasional, harus memiliki mental, tekad, jiwa, dan semangat pengabdian
9. Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Pembangunan nasional harus dapat memberikan kesejahteraan rakyat secara lahir dan
batin.
PRINSIP-PRINSIP
Pelaksanaan pembangunan nasional dilakukan dengan berpegang pada prinsip yang dijadikan
pedoman dalam penyelenggaraannya, antara lain sebagai berikut :
1. Kesemestaan
Bahwa pembangunan nasional bersifat komprehensif, artinya menyatukan seluruh aspek
kehidupan dan penghidupan bangsa Indonesia.
2. Partisipasi rakyat
Betapapun kulifiednya para aparat penyelenggara Negara dan matangnya program-program
pembangunan yang dicanangkan; tidak akan membawa hasil yang optimal tanpa didukung oleh
partisipasi rakyat.
3. Keseimbangan
Mengandung makna bahwa pembangunan nasioanl harus seimbang.
4. Kontinuitas
Cita-cita akhir bangsa Indonesia tidak akan tercapai dalam kurun waktu satu genersi.
5. Kemandirian
Pelaksanaan pembangunan nasional harus berlandaskan pada kepercayaan akan kemampuan dan
kekuatan sendiri yang bersendikan pada kepribadian bangsa.
6. Skala prioritas
Pelaksanaan pembangunan dibatasi oleh berbagai keterbatasan, sehingga tidak mungkin semua
bidang atau masalah dilaksanakan atau ditangani dalam waktu bersamaan.
7. Pemerataan disertai pertumbuhan
Hasil-hasil pembangunan yang sudah dicapai harus bisa dinikmati secara merata oleh seluruh
bangsa Indonesia.
MEKANISME
Mekanisme Pembangunan Nasional di Indonesia:
1. Perencanaan:Penyusunan RPJMN sebagai panduan pembangunan jangka menengah.
2. Anggaran:Penyusunan anggaran pembangunan berdasarkan prioritas.
3. Pelaksanaan Proyek:Koordinasi antarinstansi pemerintah dalam pelaksanaan.
4. Evaluasi:Monitoring dan evaluasi terhadap kemajuan proyek.
ASPEK-ASPEK
1. Perencanaan Pembangunan:
Pemerintah merancang rencana pembangunan dan mencakup berbagai sektor
2. Pelaksanaan Program Pembangunan:
Proyek-proyek pembangunan dijalankan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
3. Aspek Ekonomi:
Fokus pada pertumbuhan ekonomi, investasi, dan penciptaan lapangan kerja. Pengembangan
sektor-sektor ekonomi yang strategis
4. Aspek Sosial:
Meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan Menangani isu-isu yang ada di masyarakat
5. Aspek Infrastruktur:
Pembangunan jalan, jembatan, pelabuhan, dan sarana transportasi lainnya.
6. Aspek Pendidikan:
Peningkatan akses dan mutu pendidikan. Pengembangan kurikulum dan fasilitas pendidikan
yang sesuai dengan kebutuhan zaman.
7. Aspek Lingkungan:
Perlindungan sumber daya alam dan mitigasi perubahan iklim.
8. Peran Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat:
• Pemerintah sebagai regulator dan fasilitator pembangunan.
• Swasta berperan dalam investasi dan pengelolaan sektor ekonomi.
• Partisipasi masyarakat dalam pembangunan melalui pengawasan, partisipasi dalam
program, dan dukungan.
MODAL DASAR
Modal dasar pembangunan nasional adalah keseluruhan sumber kekuatan nasional,baik
efektif maupun potensial,yang dimiliki dan di daya gunakan bangsa Indonesia dalam
pembangunan nasional,yaitu :
1.kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dan negara Indonesia sebagai hasil perjuangan seluruh
rakyat Indonesia.
2. Jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
3. Wilayah Nusantara yang luas dan berkedudukan di khatulistiwa pada posisi silang antara
dua benua dan dua samudra dengan kondisi alami yang memiliki berbagai keunggulan
komparatif.
FAKTOR DOMINAN
Faktor dominan adalah segala sesuatu yang harus di perhatikan dalam penyelenggaraan
pembangunan agar memperlancar pencapaian sasaran pembangunan nasional,Yaitu:
1.kependudukan dan sosial budaya,termasuk pergeseran nilai dan perkembangan aspirasi
rakyat yang dinamis
2.sumber daya alam yang beranekaragam dan tidak merata penyebarannya,termasuk flora
dan fauna.
3. Kualitas manusia Indonesia dan masyarakat Indonesia dan penguasaannya terhadap ilmu
pengetahuan dan teknologi
FAKTOR PENDUKUNG
Faktor Pendukung Pembangunan Nasional :
1. Kemerdekaan Bangsa Kemerdekaan dan kedaulatan bangsa adalah modal utama untuk
melaksanakan pembangunan, tanpa adanya kemerdekaan, bangsa tidak dapat melakukan
pembangunan nasionalnya sendiri.
2.Geografi Suatu Negara, Posisi geografis suatu negara
3. Bisa menjadi beberapa penopang yaitu, sumber daya alam, skala prioritas pembangunan
ekonomi, akses sumber ekonomi yang dibutuhkan
4. PendudukMerupakan keunggulan yang luar biasa menguntungkan bagi Indonesia dengan
besarnya jumlah penduduk bisa dimanfaatkan dan ditingkatkan untuk membantu
Pembangunan Nasional.
5. Global Ekonomi, memberikan peluang untuk memanfaatkan budaya ekonomi bangsa lain.
Dan juga menjadi jalan masuk untuk produk dari luar negeri yang akan bersaing di pasar
internasional.
FAKTOR PENGHAMBAT
Faktor Penghambat Pembangunan Nasional
1. Kekurangan modal dan teknologi
2. Kesenjangan social
3. Tingkat Pendidikannya yang rendah
4. Gejolak sara; adanya perbedaan suku, ras, dan agama dapat dimanfaatkan oleh kelompok
tertentu untuk menimbulkan gejolak sara yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan
Indonesia.
SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah suatu kesatuan tata cara perencanaan
pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan. Dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Rencana Pembangunan Tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan
masyarakat di tingkat pusat dan daerah.
Menurut UU No 25 tahun 2004, perencanaan pembangunan terdiri dari empat (4) tahapan
yakni:
• Penyusunan rencana;
• Penetapan rencana
• Pengendalian pelaksanaan rencana
• Evaluasi pelaksanaan rencana
PERMASALAHAN
Permasalahan Pembangunan Nasional terletak pada tingginya kesenjangan antar wilayah.
Kesenjangan tersebut terjadi karena aktivitas ekonomi yang berketimpangan. Di kota yang
menjadi pusat bisnis, segala sarana dan prasarana tergarap dengan baik, akan tetapi di daerah
yang bukan pusat bisnis, sarana dan prasarana malah tidak tergarap.
Memang masalah pembangunan bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja tetapi
tanggung jawab bagi kita semua. Masyarakat Indonesia sudah seharusnya peduli serta
berbuat untuk kemajuan bangsa. Maka dari itu di harapkan dengan adanya koordinasi yang
baik antar pemerintah pusat dengan daerah dapat sedikit demi sedikit mengatasi
permasalahan pembangunan nasional
Kewajiban adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau
diberikan melalui pihak tertentu tidak dapat digantikan oleh pihak lain manapun yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan. Kewajiban adalah sesuatu
yang harus dilakukan. Kewajiban asasi manusia merupakan bentuk pembatasan atas hak asasi
manusia (HAM) yang dapat sebagai sumber munculnya sifat egoisme individu.
Adapun kewajiban asasi manusia yang harus dipenuhi, antara lain :
a) Kewajiban manusia untuk menjalankan tugas sebagai manusia
b) Kewajiban moral atas dasar norma benar dan salah sebagaimana diterima dan diakui oleh
masyarakat
c) Kewajiban sosial atas dasar norma dan tingkah laku lingkungan sosial, dan yang paling
penting adalah kewajiban kepada Tuhan sang pencipta.
d) Kewajiban asasi manusia akan membuat kehidupan menjad lebih baik dengan pemenuhan
kewajiban yang harus dilakukan sekaligus untuk memenuhi hak asasi manusia
KARAKTERISTIK HAM
Karakteristik hak yang dimiliki manusia ini tidak dapat berdiri sendiri-sendiri, tidak ada yang
paling penting antar karakteristiknya, oleh karenanya karakteristik HAM bersifat saling
mengikat antar komponen.
1. Karakteristik HAM universal, Artinya universalitas hak tidak dapat berubah atau tidak
dialami dengan cara yang sama oleh semua orang.
2. Karakteristik martabat manusia (Human Dignity), Hak asasi merupakan hak yang
melekat, dan dimiliki setiap manusia di dunia tanpa terkecuali,dari dalam kandungan
hingga manusia tersebut mati.
3. Karakteristik kesetaraan (equality), Konsep ini mengekspresikan gagasan menghormati
harkat dan martabat yang melekat pada setiap manusia
4. Karakteristik Non Diskriminasi, Prinsip ini memastikan bahwa tidak seorang pun dapat
meniadakan hak asasi orang lain karena faktor-faktor luar, seperti misalnya ras, warna
kulit, jenis kelamin, Bahasa, agama, politik, atau pandangan lainnya, kebangsaan,
kepemilikan, status kelahiran atau lainnya.
5. Tidak Dapat Dicabut, Hak-hak individu tidak dapat direnggut, dilepaskan dan
dipindahkan.
6. Tak Bisa Dibagi, HAM-baik hak sipil, politik, sosial, budaya, ekonomi-semuanya bersifat
inheren, yaitu menyatudalam harkat martabat manusia.Hak setiap orang untuk bisa
memperoleh penghidupan yang layak adalah hak yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
7. Saling berkaitan dan bergantung, Pemenuhan dari satu hak seringkali bergantung kepada
pemenuhan Pemenuhan dari satu hak seringkali bergantung kepada pemenuhan hak
lainnya, baik secara keseluruhan maupun sebagian.
8. Tanggung Jawab Negara, Negara bertanggung jawab untuk menaati hak asasi. Di
Indonesia sendiri hal ini ditegaskan lagi melalui kebijakan Presiden Jokowi melalui
Nawacita, bahwa negara harus hadir kepada segenap warga negaranya, melalui
serangkaian instrument HAM yang disahkan melalui peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
KARAKTERISTIK KEWAJIBAN
Salah satu karakteristik kewajiban asasi manusia adalah bersifat universal. Yang
artinya adalah hak dan kewajiban asasi merupakan sesuatu yang dimiliki dan wajib
dilakukan oleh setiap manusia . Adapun karakteristik kewajiban asasi manusia terbagi
menjadi 4 yaitu:
1) Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah hak asasi semua umat manusia yang sudah
ada sejak lahir.
2)Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang
status, suku bangsa, gender atau perbedaan lainnya.
3) Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dicabut atau diserahkan
kepada pihak lain.
4) Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah hak
sipil dan politik, atau hak ekonomi, sosial dan budaya.
Kewajiban asasi manusia adalah sesuatu yang wajib dilakukan oleh setiap
manusia sebagai makhluk hidup.Kewajiban tersebut sudah ada sejak manusia lahir.
Selain memiliki hak, manusia juga mempunyai kewajiban yang harus dipenuhi.
Kewajiban asasi manusia adalah suatu bentuk pembatasan atas Hak Asasi Manusia
(HAM).
Penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai dasar UUD 1945 terjadi pada
beberapa periode dalam sejarah Indonesia. Beberapa bentuk penyimpangan tersebut
antara lain:
Penerapan demokrasi parlementer pada masa Orde Lama, yang mengarah pada ideologi
liberal dan presiden hanya sebagai kepala negara.
Perubahan sistem kabinet dari presidensial menjadi parlementer pada masa awal
kemerdekaan.
Adanya penyimpangan ideologis, yaitu penerapan konsep Nasionalis, Agama, dan
Komunis (Nasakom) pada masa Orde Lama.
Pemusatan kekuasaan pada presiden sehingga kewenangannya menjadi terlalu besar pada
masa Orde Baru.
Penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi pada masa Reformasi.
Penyimpangan-penyimpangan tersebut dianggap merusak nilai-nilai Pancasila sebagai
dasar negara dan mengancam kestabilan negara. Oleh karena itu, perlu adanya upaya
untuk memperkuat implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.Penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai dasar UUD 1945 dapat
terjadi dalam berbagai bentuk, baik secara individu maupun secara sistemik. Beberapa
contoh penyimpangan tersebut antara lain:
Korupsi
Diskriminasi
Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)
Eksploitasi Alam
Radikalisme dan Ekstremisme
Pengabaian Prinsip Demokrasi
Tindakan Represif Aparat
Upaya untuk mencegah dan mengatasi penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila
melibatkan peran semua pihak, termasuk pemerintah, lembaga hukum, masyarakat sipil, dan
individu untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip Pancasila dijunjung tinggi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kesimpulan dari penelitian ini yang terpenting adalah mengerti akan beberapa penyelewengan
nilai-nila Pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang menjadi
dasar masyarakat Indonesia bergeser. Hal itu jelas terlihat dalam berbagai aspek kehidupan yang
terjadi dalam masyarakat secara umum. Mulai dari pelanggaran norma-norma sosial, hukum
bahkan norma agama pun dilanggar. Pelanggaran dilakukan oleh masyarakat yang belum tahu
penyelewengan nilai-nilai Pancasila apa saja bahkan tidak sedikit dilakukan oleh para pejabat
pemerintahan juga para anggota legislatif. Mereka melakukan itu untuk kepentingan pribadi yang
seharusnya tugas mereka adalah melindungi serta memberi contoh yang baik kepada masyarakat
pada umumnya. Hal itu tentu menjadi ironi tersendiri. Di tengah arus globalisasi di Indonesia,
yang tidak memberikan dampak yang positif justru banyak dampak negatif dari kemajuan ilmu
dan teknologi tersebut. Karena hal itu membuat nasionalisme bangsa menjadi luntur dan bahkan
tidak peduli lagi tentang kebudayaan atau permasalahan bangsa. Pancasila adalah ideologi dasar
bagi negara Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Pembukaan Undang-undang Dasar 1945.
Pancasila Dalam Pandangan Islam
Sejarah Perumusan Pancasila
Pancasila adalah dasar negara yang disebut falsafah atau dasar negara. Di dalam kitab
Negarakertagama karya Empu Prapanca dijelaskan bahwa Pancasila berisi ajaran sebagai berikut
:
1) Dilarang membunuh
2) Dilarang mencuri
3) Dilarang berzina
4) Dilarang berdusta
5) Dilarang meminum minuman keras (Kebudayaan, 2014).
Rumusan dasar negara merupakan pondasi utama suatu negara yang menentukan nilai-nilai dan
prinsip-prinsip dasar yang akan menjadi landasan bagi seluruh aktivitas pemerintahan dan
masyarakat. Di Indonesia proses perumusan dasar negara melibatkan beberapa tokoh yang
memiliki peran penting dalam mengusulkan prinsip-prinsip dasar yang kemudian menjadi dasar
ideologi negara, Pancasila.Pancasila dirumuskan dalam sidang pertama oleh Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) yang dilaksanakan pada 29 Mei
hingga 1 Juni 1945.
Dalam sidang tersebut, dirumuskan berbagai gagasan tentang dasar negara Indonesia.
Tiga tokoh pun menyampaikan beberapa usulan mengenai falsafah atau dasar negara
Indonesia Yaitu :
Muhammad Yamin mengusulkan gagasan dasar negara pada tanggal 29 Mei 1945. Gagasan dasar
negara yang dikemukakan sebagai berikut:
1) Ketuhanan yang Maha Esa
2) Kebangsaan Persatuan Indonesia
3) Rasa Kemanusiaan yang adil dan Beradab
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan
perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Soepomo mengusulkan gagasan dasar negara pada tanggal 31 Mei 1945. Gagasan dasar negara
yang dikemukakan sebagai berikut:
1) Persatuan
2) Kekeluargaan
3) Keseimbangan lahir dan batin
4) Musyawarah
5) Keadilan rakyat
Soekarno mengusulkan gagasan dasar negara pada tanggal 1 Juni 1945. Gagasan dasar negara
yang dikemukakan sebagai berikut:
1) Kebangsaan Indonesia
2) Internasionalisme atau Peri Kamanusiaan
3) Mufakat atau demokrasi
4) Kesejahteraan Sosial
5) Ketuhanan yang Berkebudayaan
Pada dasarnya, islam dan pancasila adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan sebab keduanya
bertujuan mewujudkan perdamaian di muka bumi. Untuk itu perlu ada rumusan dan diplomasi
baru guna menjadikan keduanya sebagai ruh bangsa indonesia. Indonesia yang dapat membentuk
masyarakatnya dapat berbangsa tanpa merasa berdosa kepada Tuhannya, demikian pula dapat
beragama tanpa merasa mengkhianati bangsanya. Menjadikan agama untuk mengisi pancasila
agar tidak bertentangan secara vertikal kepada Tuhan. Yakinlah bahwa pancasila merupakan
implementasi atau turunan dari ajaran islam melalui ajaran hablun minannas (hubungan kepada
sesama manusia). Begitu pula melalui ajaran persaudaraan sesama manuaia (ukhuwah
basyariyah) dan persaudaraan sesama anak bangsa (ukhuwah wathoniyah).
Jadi, mengamalkan pancasila adalah bagian dari ibadah yang sesuia dengan ajaran islam
dan mengamalkan islam adalah bentuk pengabdian dan kesetiaan kepada bangsa indonesia.
Sebaliknya, melanggar ketentuan pancasila dapat melanggar nilai-nilai dari ajaran islam dan
tidak melaksanakan islam adalah pengkhianatan kepada bangsa indonesia.
Pancasila Dalam Pandangan Islam
Pada dasarnya, islam dan pancasila adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan sebab keduanya
bertujuan mewujudkan perdamaian di muka bumi. Untuk itu perlu ada rumusan dan diplomasi
baru guna menjadikan keduanya sebagai ruh bangsa indonesia. Indonesia yang dapat membentuk
masyarakatnya dapat berbangsa tanpa merasa berdosa kepada Tuhannya, demikian pula dapat
beragama tanpa merasa mengkhianati bangsanya. Manjadikan agama untuk mengisi pancasila
agar tidak bertentangan secara vertikal kepada Tuhan.
Yakinlah bahwa pancasila merupakan implementasi atau turunan dari ajaran islam
melalui ajaran hablun minannas (hubungan kepada sesama manusia). Begitu pula melalui ajaran
persaudaraan sesama manuaia (ukhuwah basyariyah) dan persaudaraan sesama anak bangsa
(ukhuwah wathoniyah). Jadi, mengamalkan pancasila adalah bagian dari ibadah yang sesuia
dengan ajaran islam dan mengamalkan islam adlaah bentuk pengabdian dan kesetiaan kepada
bangsa indonesia. Sebaliknya, melanggara ketentuan pancasila dapat melanggar nilai-nilai dari
ajaran islam dan tidak melaksanakan islam adalah pengkhianatan kepada bangsa indonesia.
Pengamalan Pancasila Dalam Pandangan Islam
Ketuhanan Yang Maha Esa (Hablum Min Allah)
Tuhan dalam Islam adalah satu dan tidak ada yang bisa menandingi atau menyekutui-
Nya. Ketuhanan Yang Maha Esa artinya meskipun Indonesia bukan negara agama, namun
agama merupakan nilai luhur yang dijunjung tinggi dalam pemerintahan negara. Umat beragama
memang mempunyai ajaran yang luhur, dan selama mereka menganut ajaran tersebut, maka
umat beriman akan selalu berada pada kebaikan dan kebenaran. Indonesia bukanlah negara
sekuler yang pemerintahnya tidak mengakui agama, juga bukan negara agama, yang menjadikan
agama mayoritas sebagai agama negara. Sebagai bangsa yang berdaulat dari Yang Maha Kuasa
yang mengakui agama sebagai ruh dalam pembangunan nasional. Keselarasan antara sila
pertama Pancasila dan syariat Islam terlihat dalam Al-Qur'an, seperti dalam surat al-Baqarah ayat
163 yang memerintahkan umatnya untuk selalu beribadah kepada Tuhan, yang memiliki arti :
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang.” Konsep ini menunjukkan bahwa ketuhanan merupakan
landasan kehidupan nasional bangsa Indonesia. Dalam Islam, konsep ini biasa disebut dengan
Hablum Min Allah dan mewakili hakikat tauhid berupa hubungan manusia dengan Allah SWT.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab (Hablum min an-nass)
Pada sila ini menunjukkan bahwa negara Indonesia menghormati dan menjunjung hak-
hak yang melekat pada manusia tanpa terkecuali. Jika hubungan manusia dengan Tuhan
diungkapkan dengan prinsip yang pertama, maka hubungan sesama manusia diungkapkan pada
sila kedua, berupa saling menghormati antar manusia sebagai makhluk beradab yang diciptakan
Tuhan. Manusia sebagai ciptaan Tuhan mempunyai hak dan kewajiban yang sama dan tidak
boleh ada diskriminasi. Prinsip ini terdapat dalam surat al-Ma'idah ayat 8 Al-Qur'an yang
artinya:
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran). Karena Allah, menjadi saksi dengan adil dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu
kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada takwa dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan.” (QS. al-Maa’idah [5]: 8).
3. Persatuan Indonesia
Konsep persatuan dalam bingkai ajaran Islam meliputi Ukhuwah Islamiyah (persatuan
sesama muslim) dan juga Ukhuwah
Insaniyah (persatuan sebagai sesama manusia). Kedua konsep tersebut hendaknya berjalan
beriringan agar tercipta masyarakat yang harmonis dan jauh dari perpecahan dan pertikaian
karena perbedaan agama, suku, maupun ras. Islam selalu menganjurkan pentingnya persatuan
sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an;
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah)
bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat
Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu,
agar kamu mendapat petunjuk.” (Q.S. Ali Imran [3]: 103).
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmad Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan
Konsep Islam mengenai musyawarah dalam menyelesaikan sebuah permasalahan dikenal
dengan nama syuura (musyawarah). Konsep ini tercermin dalam beberapa surat dalam al-Qur’an,
salah satunya dalam Surat Ali Imron, ayat 159:
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu tlah membulatkan
tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya, Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali Imron [3]: 159).
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Ajaran Islam memuat berbagai konsep mengenai keadilan, baik adil terhadap diri sendiri
maupun orang lain. Sebagai agama yang rahmatan lil alamin, misi besar Islam adalah
implementasi keadilan dalam segala sendi kehidupan. Oleh sebab itu, Islam memerintahkan umat
muslim untuk selalu berbuat adil dalam segala hal dan menghindari pertikaian serta permusuhan
agar tatanan sosial masyarakat dapat tercipta dengan baik. Mengenai keadilan dalam ajaran Islam
dapat dilihat pada al-Qur’an;
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.
dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (Q.S.
anNahl [16]: 90)