Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan falsafah pancasila, manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan


Tuhan yang mempunyai naluri, akhlak, daya pikir, dan sadar akan keberadaannya
yang serba terhubung dengan sesamanya, lingkungannya, alam semesta, dan
penciptanya. Kesadaran ini menumbuhkan cipta, karsa, dan karya untuk
mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya dari generasi ke generasi
(Sumarsono dkk 2007).

Pancasila merupakan kristalisasi dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang


bersifat universal, sehingga nilai-nilai pancasila menjadi sumber dari segala
sumber. Pancasila sebagai orientasi paradigmatik bagi ilmu, khususnya bagi ilmu-
ilmu sosial yang dikembangkan negara atau bangsa non-Barat. Bangsa-bangsa
nonBarat memiliki sejarah, budaya, dan pandangan hidup yang spesifik, sehingga
mempunyai keniscayaan dalam interaksinya dengan ilmu pengetahuan modern.
Menurut Sutrisno (2006:88), Pancasila adalah suatu Philosofische grondslag,
suatu Weltanschauung yang diusulkan olen Bung Karno di depan sidang BPUPKI
1 Juni 1945 sebagai dasar bagi negara Indonesia yang kemudian merdeka.

Pancasila dikualifikasikan sebagai falsafah dan ideologi yang menunjukkan


jati diri atau citra visioner bangsa Indonesia. Pancasila lebih didorong oleh
persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga proses pembangsaan selalu dihadapkan
pada tantangan baru. Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia memiliki nilai-
nilai yang terkandung dalam setiap sila-sila pancasila. Ketuhanan Yang Maha Esa
yang terdapat pada sila pertama terkandung nilai, bahwa negara yang didirikan
sebagai perwujudan tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa,
sehingga segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan
negara bahkan moral negara, moral penyelenggaraan negara, politik negara,
pemerintahan negara, hukum dan peraturan perundang-undangan negara,

1
kebebasan dan hak asasi warga negara harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang
Maha Esa.

Kemanusiaan yang adil dan beradab yang terdapat pada sila kedua secara
sistematis didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, sehingga di
dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai, bahwa negara harus menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab, sehingga
dalam kehidupan kenegaraan terutama dalam peraturan perundang-undangan
negara harus mewujudkan tercapainya tujuan ketinggian harkat dan martabat
manusia, terutama hak-hak kodrat manusia sebagai hak dasar (hak asasi) harus
dijamin dalam peraturan perundang-undangan negara.

Persatuan Indonesia yang terdapat pada sila ketiga terkandung nilai-nilai,


bahwa negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang terdapat pada sila
keempat terkandung nilai-nilai, bahwa hakikat negara adalah sebagai penjelmaan
sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia pada sila kelima terkandung
nilai-nilai yang merupakan tujuan negara sebagai tujuan dalam hidup bersama,
maka di dalam sila kelima terkandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam
kehidupan bersama (kehidupan sosial). Kelima sila pancasila merupakan nilai-
nilai luhur yang bersifat abstrak dan bersifat hierarki. Nilai-nilai Ketuhanan
menduduki hierarki yang tertinggi, karena menjadi sumber dari nilai-nilai
kemanusiaan, kebangsaan, demokratis, dan keadilan sosial. Pelaksanaan nilai-nilai
pancasila semakin merosot. Kemerosotan pelaksanaan nilai-nilai pancasila
semakin terlihat ketika tidak berlakunya lagi TAP MPR No. II/MPR/1978 dengan
dikeluarkanya TAP MPR No. XVIII/MPR/1998. TAP MPR No. II/MPR/1978
berisi tentang pedoman bagaimana mengamalkan nilai-nilai pancasila yang secara
umum dikenal sebagai Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4)

2
yang merupakan pegangan hidup dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
bagi setiap warga negara Indonesia.

Berdasarkan dari berbagai pemberitaan di media massa maupun media


elektronik terhadap kehidupan masyarakat, mulai nampak berbagai peristiwa yang
mencerminkan penyimpangan terhadap nilai-nilai luhur pancasila. Pancasila
sebagai dasar falsafah negara Republik Indonesia idealnya menjadi acuan tingkah
laku warga negara dalam penyelenggaraan negara, kenyataannya terindikasi akan
ditinggalkan. Hal tersebut dapat dilihat dari tidak hafalnya masyarakat terhadap
sila-sila pancasila. Selain itu beberapa contoh kasus penyimpangan yang terjadi di
lingkungan masyarakat seperti tawuran pelajar, seks bebas dikalangan pelajar,
demonstrasi yang berujung dengan bentrokan, penyalah gunaan narkoba dan lain-
lain.

Pancasila adalah dasar ideologi bangsa Indonesia serta pandangan hidup


bangsa. Pancasila terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat.
Yang dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian–bagian yang saling
berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Kesetiaaan, nasionalisme, dan
patriotisme warga Negara kepada bangsa dan negaranya dapat diukur dalam
bentuk kesetiaan mereka terhadap filsafat negaranya secara formal diwujudkan
dalam bentuk peraturan perundang-undangan (Undang-undang Dasar 1945, dan
peraturan perundang-undangan lainnya). Kesetiaan warga Negara tersebut tampak
dalam sikap dan tindakan, menghayati, mengamalkan dan mengamankan
peraturan Perundangan-Undangan itu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa manfaat Pancasila bagi Indonesia ?

2. Bagaimana jika Indonesia tanpa Pancasila ?

3. Bagaimana pandangan mahasiswa terkait Pancasila bagi suatu Negara?

3
1.3 Tujuan

1. Mengetahui dan memahami pentingnya Pancasila bagi Indonesia

2. Memahami dampak jika Indonesia tanpa Pancasila

3. Mengetahui pandangan Mahasiswa terkait Pancasila bagi suatu Negara

4. Memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Manfaat Pancasila untuk Indonesia

Kita semua menyadari bahwa pancasila sebagai


Grundnorm/Staatsfundamentalnorm, yaitu pokok kaidah fundamental Negara
masih berada dalam tataran normatif. Pokok pikiran pancasila kemudian
dijabarkan dalam Undang-Undang Dasar1945 yang diharapkan dapat menjadi
pijakan dalam membuat tatanan kehidupan dan kebijakan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Selain sebagai lambang negara kita (Indonesia).
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia pancasila memiliki manfaat bagi masyarakatnya.

Pancasila memberikan dampak yang sangat luar biasa bagi bangsa indonesia
beberapa fungsi pancasila sebagai sila, diantaranya;

1. Pancasila Menjadi Cara Pandang Bangsa

Pancasila sebagai cara pandang bangsa berfungsi agar Bangsa Indonesia harus
berpedoman pada pancasila dalam kehidupan sehari - hari . Segala bentuk budaya
dan cita - cita moral Indonesia harus bersumber dari pancasila. Hal ini dilakukan
demi tercapainya kesejahteraan lahir dan batin.

2. Pancasila Menjadi Jiwa Bangsa

Pancasila sebagai jiwa bangsa berfungsi agar Indonesia tetap hidup dalam jiwa
pancasila. Setiap bangsa dan negara tentu memiliki jiwa. Dalam hal ini , pancasila
menjadi jiwa Bangsa Indonesia. Pancasila sendiri telah ada sejak Bangsa
Indonesia lahir yaitu sejak proklamasi kemerdekaan.

3. Pancasila Menjadi Kepribadian Bangsa

5
Pancasila sebagai pribadi Bangsa Indonesia memiliki fungsi yaitu sebagai hal
yang memberikan corak khas Bangsa Indonesia dan menjadi pembeda yang
membedakan bangsa kita dengan bangsa yang lain.

4. Pancasila Menjadi Perjanjian Luhur

Pancasila sebagai perjanjian luhur telah berfungsi dan disepakati melalui sidang
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia tanggal 18 Agustus 1945. Walaupun
disahkannya pancasila hanya oleh PPKI , PPKI sebenarnya hanyalah suatu badan
yang mewakili suara rakyat. Jadi, pancasila merupakan hasil perjanjian bersama
rakyat.

5. Pancasila Menjadi Sumber Hukum

Pancasila sebagai sumber hukum berfungsi untuk mengatur segala hukum yang
berlaku di Indonesia. Semua hukum harus tunduk dan bersumber dari pancasila.
Setiap hukum tidak boleh bertentangan dengan pancasila. Setiap sila - sila di
pancasila adalah nilai dasarnya sedangkan hukum - hukum adalah nilai
instrumental (penjabaran dari nilai dasar).

6. Pancasila Menjadi Cita - Cita Bangsa

Pancasila sebagai cita - cita bangsa memiliki fungsi yaitu untuk menciptkan
masyarakat yang adil dan makmur.

7. Pancasila Menjadi Falsafah Hidup Bangsa

Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa berfungsi untuk mempersatukan Bangsa


Indonesia. Pancasila dianggap memiliki nilai yang paling benar , adil , dan
bijaksana yang diharap dapat mempersatukan bangsa.

8. Pancasila Menjadi Dasar Negara

Pancasila sebagai dasar negara memiliki fungsi sebagai pengatur segala sesuatu
kehidupan Indonesia seperti rakyat , wilayah , dan pemerintah. Selain itu
pancasila juga menjadi penyelenggaraan negara dan kehidupan negara.

6
9. Pancasila Menjadi Ideologi Bangsa

Pancasila sebagai ideologi memiliki fungsi yaitu menjadi cara berpikir Bangsa
Indonesia. Pancasila menjadi bahan renungan dalam kehidupan sehari - hari.

Dalam kehidupan sehari-hari pun pancasila memiliki nilai-nilai pendidikan


karakter yang dapat dijadikan sebuah pedoman. Sebagai sebuah pedoman
pancasila sendiri memiliki isi yang dapat menjadi sebuah jawaban atas masalah
yang mungkin terjadi dikehidupan sehari-hari masyarakat. Sebagai contoh, pada
sila ketiga pancasila berbunyi “Persatuan Indonesia”, dari sila tersebut
mengandung banyak hal. Bahwa bangsa Indonesia harus bersatu meski terdapat
perbedaan.

Baik dalam hal budaya, keyakinan (agama), suku maupun bahasa yang justru
harus dimulai dari hal yang paling mendasar yakni dari kehidupan bermasyarakat.
Sebab Bhineka Tunggal Ika mengungkapkan sebuah makna bila meski kita
berbeda namun tetap satu jua. Bila diterapkan dalam keadaan sehari-hari hal
tersebut akan tampak saat adanya kerja bakti maupun Siskamling yang diadakan
sebuah lingkungan. Kegiatan tersebut sangat mencerminkan pancasila dalam sila
Persatuan Indonesia, yang akan bersatu untuk mencapai sesuatu yang lebih baik
dan bermanfaat.

2.2 Seandainya Indonesia tanpa Pancasila

Seperti yang kita ketahui bahwa pancasila adalah dasar negara Indonesia,
pancasila adalah pedoman kita dalam berbangsa dan bernegara, tanpa adanya
pancasila negara kita mungkin tidak memiliki arah dan tujuan yang
jelas. Pancasila sangat berperan penting dalam kehidupan sehari hari. Dengan
mempelajari pancasila secara mendalam kita lebih mengerti dan memahami apa
arti pancasila yang sesungguhnya. Pancasila adalah panutan dan pedoman kita
dalam berperilaku, pancasila bukan hanya sekedar tulisan yang dibukukan akan
tetapi pancasila adalah sebuah keniscayaan yang harus diterapkan dan dijalankan
secara utuh. Kita akan tahu arti pancasila yang sesungguhnya ketika kita
mempelajari dan menerapkannya dalam kehidupan sehari hari. Berkaitan dengan

7
pancasila secara mendalam tentunya kita semua pasti tau bahwa pancasila
merupakan sebuah ideologi dasar bagi negara indonesia. Segala perbuatan nilai
nilai dan norma serta perilaku kita semua dilandaskan pada pancasila. 

Lantas bagaimana jika di negara yang kita cintai ini tidak memiliki pancasila?
Mungkin berbagai pendapat dan jawaban bisa kita dengar dari orang-orang. Tentu
ada yang pro dan ada yang kontra, sebagian warga indoneisa mengatakan bahwa
jika tidak ada pancasila negara kita akan hancur dan kacau karena tidak ada aturan
dan lain sebagainya, akan tetapi ada juga sebagian yang mengatakan bahwa jika
pancasila tidak ada maka negara kita akan tetap bertahan. Terlepas dari semua hal
itu perlu kita sadari bahwa kondisi pancasila sampai saat sekarang ini sudah
sangat memprihatinkan, dimana nilai nilai pancasila dikalangan masyarakat
semakin lama semakin memudar, pancasila seolah bukan lagi sebgai pedoman
atau pantuan kita dalam berbangsa dan bernegara. Contohnya masih banyak sekali
kasus kasus pelanggaran pancasila yang kita temui sampai saat sekarang. Masih
banyak sekali kita temui kasus korupsi tidak kriminal pelanggaran HAM
penindasan dan masih banyak lagi kasus yang lainnya. Banyaknya kasus
pelanggaran nilai nilai pancasila tersebut menambah kepercayaan kita bahwa
kondisi pancasila sampai saat ini sangatlah memprihatinkan.

Dengan memiliki pancasila, kita memiliki pedoman hidup dan panutan dalam
berperilaku. Akan tetapi, masih banyak sekali kita temui orang orang yang
melanggar nilai - nilai pancasila. Logikanya negara indonesia yang memiliki
pancasila saja masih banyak perlanggaran dan kekcauan yang terjadi apalagi jika
kita tidak memiliki pancasila. Mungkin benar sebagian orang yang mengatakan
bahwa negara kita akan hancur atau negara kita akan kacau dan lain sebagainya.
Untuk mengatasi hal tersebut, kita harus berpikir bagaimana sebuah ideologi
pancasila dapat dipertahankan. Kita harus memikirkan bagaimana kita dapat
mempertahankan suatu keyakinan bahwa pancasila adalah pedoman hidup. Kita
harus berjuang bagaimana mempertahankan suatu keyakinan dan keniscayaan
bahwa pancasila adalah landasan kita dalam berbagsa dan bernegara.

8
Untuk menemukan solusi dari permasalahan tersebut tentu peran generasi muda
sangatlah diperlukan, dengan kata lain untuk mempertahankan sesuatu maka kita
harus berani mengorbankan sesuatu. Logikanya jika kita ingin mempertahankan
nilai nilai dan keyakinan bangsa indonesia terhadap nilai pancasila maka terlebih
dahulu nilai nilai pancasila tersebut haruslah diterapkan dan ditanamkan di dalam
diri kita masing-masing. Pancasila harus ada dalam jiwa kita, jika pancasila sudah
tertanam didalam diri kita masing masing maka tugas kita selanjutnya adalah
merangkul dan saling mengingatkan bagaimana orang-orang terdekat kita dapat
menanamkan menerapkan serta meyakinkan mereka bahwa pancasila bukan
hanya sekedar tulisan yang dibukukuan namun tidak diterapkan, akan tetapi
pancasila adalah landasan yang benar benar menjadi panutan bagi kita rakyat
indonesia dalam berbangsa dan bernegara.

2.3 Pandangan Mahasiswa terkait Pentingnya Pancasila bagi Suatu Negara

Semua orang pasti akan beranggapan Indonesia pasti akan hancur, kacau, dan
sebagainya, tetapi tidak sedikit orang juga yang berkata Indonesia bisa tetap
berdiri tanpa adanya pancasila termasuk kami sebagai bagian dari Mahasiswa
Indonesia yang menjunjung tinggi kedudukan pancasila. Kita dapat melihat
contoh, banyak sekali negara-negara diluar sana yang hingga sekarang tetap
berdiri kuat dan maju bahkan melebih Indonesia tanpa adanya pancasila, hanya
Malaysia saja yang memiliki pancasila seperti Indonesia. Berdasarkan beberapa
analisis kami mengenai pancasila ini, pancasila hanya sebuah kontrak sosial bagi
masyarakat Indonesia. Pertama-tama kami ingin menanggapi kekeliruan
pandangan yang dicetuskan banyak pihak dengan menyatakan, pancasila adalah
sebuah ideologi. Ini adalah pendapat yang keliru. Seperti terungkap dalam notulen
Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, rumusan
pancasila ada dalam dokumen yang disiapkan dalam proses pembentukan negara
baru, yakni Republik Indonesia. Dengan demikian, jelas sekali, ia merupakan
suatu dokumen politik, bukan falsafah atau ideologi. Sebuah dokumen politik
dalam proses pembentukan negara baru bisanya merupakan sebuah kontrak sosial,

9
artinya persetujuan atau kompromi antara sesama warga negara tentang asas-asas
negara baru itu.

Berdasarkan risalah badan persiapan itu terlihat juga jalannya perundingan


(musyawarah) menuju tercapainya sebuah kompromi itu. Asas-asas persetujuan
mendirikan negara baru itulah yang lalu disebut pancasila. Ia dapat disamakan
dengan dokumen-dokumen penting negara-negara lain seperti Magna Carta di
Inggris, Bill of Rights di Amerika Serikat, Droit de l'homme di Perancis dan
seterusnya. Bila prinsip-prinsip yang terkandung dalam kontrak sosial itu
dilanggar, maka pada hakikatnya terjadi pembubaran negara. Begitu pula
sebenarnya dengan perubahan-perubahan terhadap pancasila mensyaratkan
pembubaran negara lebih dahulu. Pertanyaannya kemudian, apabila kini muncul
gagasan-gagasan untuk melakukan perubahan terhadap pancasila -sebuah bentuk
hak mengemukakan pendapat yang dijamin oleh pancasila itu sendiri- bukankah
itu berarti merupakan suatu langkah menuju pembubaran negara? Pertanyaan
selanjutnya, apakah pemerintah berhak memberlakukan prinsip-prinsip kehidupan
politik selain pancasila, seperti pemberlakuan syariah di Aceh, atau DI
Yogyakarta memproklamirkan diri sebagai kerajaan, atau daerah lain di Indonesia
ingin menjadi daerah Katolik dan lainnya. Apa yang kemudian terjadi dengan
daerah-daerah yang menyatakan berdiri di luar pancasila atau Republik Indonesia?
Jawaban terhadap pertanyaan ini bukan wewenang penulis untuk menjawabnya,
tetapi merupakan wewenang Mahkamah Agung atau badan-badan konstitusional
lainnya di Indonesia.

Berdasarkan proses sejarahnya, embrio gagasan menjadikan pancasila sebagai


ideologi muncul tahun 1950-an. Saat itu terjadi konflik antara pemerintah pusat
dan Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia. Namun, proses penafsiran pancasila
menjadi ideologi baru berkembang pada masa Orde Baru. Dalam periode ini,
pancasila menjelma menjadi ideologi negara dan menjadi slogan melalui proses
indoktrinasi P-4.

10
Disusul lahirnya peringatan Hari Kesaktian Pancasila (permulaan Orde Baru,
yaitu pada tanggal 1 Oktober). Dengan dijadikannya pancasila sebagai ideologi,
maka dengan sendirinya pancasila mendapatkan saingan dengan gagasan-gagasan
lain di masyarakat majemuk seperti Indonesia yang sudah tentu memiliki berbagai
macam ideologi masing-masing. Ini adalah jeratan yang menjerumuskan rezim
Orde Baru, yang mengubah kontrak sosial menjadi ideologi negara. Ini
menjadikan pancasila harus bersaing dengan ideologi-ideologi lain dalam
masyarakat. Akan berbeda persoalannya bila rezim itu sadar sejarah dan tetap
menjadikan pancasila sebagai suatu kontrak sosial. Sebagai kontrak sosial,
pancasila layak berdiri di atas berbagai ideologi karena ia merupakan suatu
kontrak pembentukan negara. Apabila memang ingin diubah, berarti negaranya
harus dibubarkan lebih dulu. Dengan demikian, bila kontrak sosial itu tetap
disepakati, maka selama itu pula negara Republik Indonesia bisa tegak berdiri.
Sejarah telah membuktikan, asas-asas kontrak sosial ini di sebagian besar wilayah
Indonesia berhasil menyatukan dan mengonsolidasi negara terhadap banyak
rongrongan seperti gerakan seperatisme dan lainnya. Dari sejarah rumusan diatas
menunjukan bahwa pancasila memberikan dorongan yang luar biasa dengan nilai-
nilai serta makna didalamnya. Serta berdampak buruk apabila nilai-nilai pancasila
di atas / tidak adanya pancasila di Indonesia.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pancasila merupakan ideologi yang sesuai dengan Indonesia karena mampu


mewadahi heterogenitas Indonesia yang tinggi dengan beragamnya agama, adat,
budaya dan lain-lain. Pancasila memiliki arti penting bagi Indonesia sebagai
identitas nasional yang kemudian menjadi ciri khas dari bangsa Indonesia yang
berbeda dari bangsa yang lainnya namun bukan berarti menganggap rendah
bangsa lain, tetapi harus tetap menjunjung persaudaraan dunia. Dalam
perkembangannya, pancasila juga mengalami berbagai dinamika interpretasi dari
masa ke masa.

Bila benar pancasila itu masih ada pada setiap sanubari kita, Insya Allah
persatuan dan kesatuan negeri ini tetap ada dan memang bila benar pancasila itu
masih melekat kuat di jiwa raga kita ini, Insya Allah kita selalu mau untuk
bertoleransi dalam kehidupan yang damai dan indah. Apabila pancasila tidak ada
dalam diri bangsa indonesia maka negara ini akan keluar dari jalur kebenaran.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan terus memperbaiki makalah untuk kedepannya
dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan
makalah dalam kesimpulan di atas.

12
DAFTAR PUSTAKA

Asmarani, Ambiro Puji. 2017. Menjaga Eksistensi Pancasila dan Penerapannya


bagi Masyarakat di Era Globalisasi. Jurnal Pancasila dan
Kewarganegaraan. 1(2). E-ISSN : 2527 – 7057, P-ISSN : 2545 – 2683.

Hariyono. 2014. Ideologi Pancsila Roh Progresif Nasionalisme Indonesia.


Malang : Intans Publishing.

Kaelan. 2005. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.

Soeprapto. 2005. Implementasi Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat,


Berbangsa dan Bernegara. Jurnal Ketahanan Nasional. 10(2) : 17-28.

Sumarsono, dkk. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : PT Gramedia


Pustaka Utama.

13

Anda mungkin juga menyukai