Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan dewasa ini banyak masalah-masalah islam kontemporer


yang disebabkan beberapa faktor, salah satunya adalah faktor sosial yang mana
faktor ini biasanya diperbincangkan dan menjadi berita terhangat dalam
kehidupan bermasyarakat. Ada sebagian individu yang merasakan adanya
ketidaksamaan dalam pemberian sikap masyarakat terhadap dirinya sendiri. Inilah
yang terjadi pada transgender dan pada orang yang melakukan operasi kelamin.
Mereka yang memiliki dan melakukan hal itu merasa tersudutkan karena
masyarakat menganggap tindakan-tindakan yang dilakukan menurut asumsi
mereka telah melanggar.

Transgender adalah orang yang cara berperilaku atau penampilannya tidak


sesuai dengan peran gender pada umumnya atau orang yang dalam berbagai level
“melanggar” norma kultural mengenai bagaimana seharusnya pria dan wanita.
Seorang wanita, misalnya, secara kultural dituntut untuk lemah lembut. Jika pria
yang berkarakter demikian, itu namanya transgender. Transgender ada pula yang
mengenakan pakaian lawan jenisnya, baik sesekali maupun rutin. Perilaku
transgender inilah, yang mungkin membuat beberapa orang mengganti jenis
kelaminnya, seperti pria berganti jenis kelamin menjadi wanita, begitu pula
sebaliknya.

Banyak hal-hal tersembunyi dari kedua hal tersebut yang belum


dipaparkan secara jelas mengapa dan bagaimana mereka melakukan hal yang
melanggar tersebut. Dari sinilah akar permasalahan mulai timbul dan bagaimana
solusi yang tepat untuk bisa menjadikan semua kehidupan masyarakat berjalan
seperti biasa tanpa adanya diskriminasi kepada mereka.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian transgender dan operasi kelamin?

2. Bagaimana sejarah munculnya transgender?

3. Bagaimana Islam memandang transgender dan operasi kelamin?

4. Apa saja hal-hal yang diperbolehkan dalam operasi kelamin?

5. Bagaimana kedudukan transgender terhadap lawan jenis?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian transgender dan operasi kelamin.

2. Mengetahui sejarah munculnya transgender.

3. Mengetahui pandangan Islam terhadap transgender dan operasi kelamin.

4. Mengetahui hal-hal yang diperbolehkan dalam operasi kelamin.

5. Mengetahui kedudukan transgender terhadap lawan jenis.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Transgender dan Operasi Kelamin

Pada hakikatnya, masalah kebingungan jenis kelamin atau yang lazim


disebut juga sebagai gejala transseksualisme ataupun transgender merupakan
suatu gejala ketidakpuasan seseorang karena merasa tidak adanya kecocokan
antara bentuk fisik dan kelamin dengan kejiwaan ataupun adanya ketidakpuasan
dengan alat kelamin yang dimilikinya. Ekspresinya bisa dalam bentuk dandanan,
make up, gaya dan tingkah laku, bahkan sampai kepada operasi penggantian
kelamin (Sex Reassignment Surgery). Dalam DSM (Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorder) – III, penyimpangan ini disebut juga sebagai gender
dysporia syndrome. Penyimpangan ini terbagi lagi menjadi beberapa subtipe
meliputi transseksual, aseksual, homoseksual, dan heteroseksual.

Tanda-tanda transeksual yang bisa dilacak melalui DSM, antara lain:


perasaan tidak nyaman dan tidak puas dengan salah satu anatomi seksnya;
berharap dapat berganti kelamin dan hidup dengan jenis kelamin lain; mengalami
guncangan yang terus menerus untuk sekurangnya selama dua tahun dan bukan
hanya ketika datang stress; adanya penampilan fisik interseks atau genetik yang
tidak normal; dan dapat ditemukannya kelainan mental semisal schizophrenia
yaitu menurut J.P. Chaplin dalam Dictionary of Psychology (1981) semacam
reaksi psikotis dicirikan di antaranya dengan gejala pengurungan diri, gangguan
pada kehidupan emosional dan afektif serta tingkah laku negativisme.

Transeksual dapat diakibatkan faktor bawaan (hormon dan gen) dan faktor
lingkungan. Faktor lingkungan di antaranya pendidikan yang salah pada masa
kecil dengan membiarkan anak laki-laki berkembang dalam tingkah laku
perempuan, pada masa pubertas dengan homoseksual yang kecewa dan trauma,
trauma pergaulan seks dengan pacar, suami atau istri. Perlu dibedakan penyebab

3
transseksual bawaan dan kejiwaan. Pada kasus transseksual karena keseimbangan
hormon yang menyimpang (bawaan), menyeimbangkan kondisi hormonal guna
mendekatkan kecenderungan biologis jenis kelamin bisa dilakukan. Mereka yang
sebenarnya normal karena tidak memiliki kelainan genetikal maupun hormonal
dan memiliki kecenderungan berpenampilan lawan jenis hanya untuk
memperturutkan dorongan kejiwaan dan nafsu adalah sesuatu yang menyimpang
dan tidak dibenarkan menurut syariat Islam.

Sedangkan operasi kelamin adalah pergantian jenis kelamin, bisa berupa


perbaikan atau penyempurnaan kelamin terhadap orang yang cacat kelamin,
pembuangan salah satu kelamin (kelamin ganda) atau operasi pergantian jenis
kelamin yang dilakukan terhadap orang yang memiliki kelamin normal.

2.2 Sejarah Transgender

a. Kaumnya Nabi Luth A.S

Diantara perkara yang terjadi pada zamannya nabi Ibrahim A.S ialah
perkara besar yang terjadi pada kaumnya nabi Luth A.S beserta adzab pedih dan
siksa yang ditimpakan kepada mereka. Allah memutuskan Nabi Luth AS untuk
pergi kesebuah negeri bernama negeri Sodom.

Nabi Luth A.S adalah keponakan Nabi Ibrahim A.S, ketika mereka
bersama-sama meninggalkan Babilonia maka mereka pun berpisah untuk
berdakwah ke negeri masing-masing. Allah SWT memerintahkan Nabi Luth A.S
pergi ke sebuah negeri bernama negeri Sodom daerah Palestina. Negeri Sodom
adalah negerei yang banyak kemaksiatan didalamnya yaitu perampokan dan
kezaliman dimana-mana. Apabila ada orang yang datang ke tempat itu membawa
harta, maka harta mereka di rampas. Apabila ada laki-laki tampan datang
ketempat itu maka dia tidak akan selamat kerena orang-orang Sodom akan
menggoda dan melakukan kemaksiatan. Maka Nabi Luth datang kepada mereka
dan berdakwah mengatakan kepada orang-orang Sodom “Bertakwalah kepada
Allah yang maha kuasa” namun mereka berkata “Usirlah Luth dan keluarganya
dari negeri ini. Kalau kau memang seorang nabi maka timpakan saja azab kepada

4
kami” kata mereka sambil menantang Nabi Luth AS, namun Nabi Luth senantiasa
sabar perahan-lahan menasehati mereka.

Pada suatu ketika Nabi Luth A.S sedang berada didalam rumahnya
sedangkan anaknya berada diluar rumah mengambil air. Kemudian datanglah tiga
orang laki-laki tampan mendatangi anaknya dan berkata “Aku ingin bertemu
dengan ayahmu” dan anak Nabi Luth merasa ketakutan seraya melihat ke kiri dan
ke kanan karena takut ada kaum Sodom yang melihat tiga laki-laki tersebut. lalu
anak perempuan Nabi Luth berkata dengan nada berbisik “Wahai pemuda tolong
tunggu disini sebentar aku akan memberitahukan kepada ayah ku, jangan kemana-
mana karena negeri ini sangat berbahaya bagi kalian” Maka anak tersebut berlari
kerumah untuk memberitahukan kepada ayahnya. Setelah anak Nabi Luth
memberitahuakan berita tersebut hati Nabi Luth menjadi sesak kerena ia tau
apabila kaum Sodom melihat laki-laki tampan itu pasti mereka tidak akan selamat.
Kemudian nabi Luth langsung bertemu dengan para pemuda tersebut dan ia
bertnya “Untuk apa kalian kemari?” Para pemuda tersebut tidak berkata apa-apa
melainkan hanya mengatakan “Tolong jamu kami, kami adalah tamu dari Kawah
lain.” Nabi Luth selalu mengalihkan pembicaraannya untuk selalu menyuruh para
pemuda tersebut meniggalkan negeri itu. Dia memberitahukan bahwa negeri ini
adalah negeri pecinta sesama jenis, namun tamu-tamu ini terus bertahan di negeri
tersebut. Nabi Luth pun tidak bisa berkata apa-apa. Nabi Luth hanya
memberitahukan agar pergi kerumah Nabi Luth setelah hari gelap, mereka pun
pergi dengan mengendap-ngendap. Beberapa menit kemudian Nabi Luth di
kagetkan dengan seseorang yang mengetuk pintu ruamhnya dengan sangat keras.
Ternyata mereka mengetahui keberadaan pemuda tersebut dan mereka seperti
orang-orang yang kehausan. Kemudian Nabi Luth berkata “Wahai kalian, disini
banyak anak-anak perempuan ku. Mengapa kalian berhasrat kepada laki-laki?”
Mereka pun menjawab mereka tidak berkeinginan dengan perempuan. Anehnya
tamu-tamu tersebut terus diam dan tersenyum dengan penuh kesenangan. Lalu
mereka berkata “Kami adalah malaikat wahai Nabi Luth.” Maka yang dilakukan
oleh malaikat-malaikat tersebut adalah menenangkan Nabi Luth. Kemudian beliau

5
melihat ke kiri dan ke kanan melihat siapa yang mebocorkan keberadaan para
pemuda tersebut. Beliaupun tidak melihat istrinya dan kemudian bertambahlah
kesediahan beliau yang ternyata membocorkan keberadaan mereka adalah istrinya
sendiri. Tiba-tiba pintu terbuka dan Allah mentakdirkan bahwa seluruh kaum
Sodom yang tergila-gila dengan laki-laki tampan tersebut dibutakan. Sehingga
mereka saling meraba-raba dan menabrak satu sama lain. Kemudian Allah
memerintahkan semua keluarga nabi Luth kecuali istrinya meninggalkan negeri
Sodom tersebut karena negeri tersebut akan dihancurkan subuh nanti. Nabi Luth
dan keluarganya pergi meninggalkan kaum Sodom. Allah pun berkata agar Nabi
Luth tidak menoleh kebelakang dan jangan mendengarkan perkataan mereka.
Setelah itu para malaikat mengambil negeri tersebut dan kemudian dibalikan
negeri tersebut sehingga negeri tersebut pun hancur.

b. Nabi Muhammad SAW perintahkan menghukum banci dan mereka diasingkan.

Dalam hadits-hadits yang shahih, Nabi Muhammad SAW mengusir banci,


demikian pula Umar bin Khatthab juga mengusir banci. Pengusiran pun
diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW hingga banci-banci diasingkan ke
Naqi’ satu tempat di pinggiran Madinah, mereka tidak boleh bergaul dengan
masyarakat.

‫سقاَءء لولققاَلل‬ ‫سققلنلم لللعققلن انلمملخننءثيِقلن ءمقنن النرلجققاَءل لوانلمملتقلرنجلل ء‬


‫ت ءمقنن النن ل‬ ‫س ألنن الننبءني ل‬
‫صنلىَّ ن‬
‫ام لعللنيِقءه لو ل‬ ‫لعنن انبءن لعنباَ س‬
(‫ صحيِح‬: ‫قاَل الشيِخ اللباَني‬,‫ألنخءرمجومهنم ءمنن بمميِوتءمكنم لوألنخءرمجوا فمللنناَ لوفمللنناَ يلنعءني انلمملخننءثيِلن )رواه أبو داود‬

Telah menceritakan kepada kami Muslim bin Ibrahim berkata, telah menceritakan
kepada kami Hisyam dari Yahya dari Ikrimah dari Ibnu Abbas bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melaknat kaum laki-laki yang menyerupai
wanita dan kaum wanita yang menyerupai laki-laki.” Beliau bersabda:
“Keluarkanlah mereka dari rumah-rumah kalian, dan keluarkanlah si fulan dan si
fulan -yaitu para banci-.” (HR Abu Dawud, kata Syaikh Al-Albani, Shahih).

Dalam riwayat lain,

6
‫سقاَءء لولققاَلل‬ ‫سققلنلم لللعققلن انلمملخننءثيِقلن ءمقنن النرلجققاَءل لوانلمملتقلرنجلل ء‬
‫ت ءمقنن النن ل‬ ‫س ألنن الننبءني ل‬
‫صنلىَّ ن‬
‫ام لعللنيِقءه لو ل‬ ‫لعءن انبءن لعنباَ س‬
َ‫سلنلم فمللنناَ لوألنخلرلج معلممر فمللننا‬ ‫ألنخءرمجومهنم ءمنن بمميِوتءمكنم فلأ لنخلرلج الننبءيي ل‬
‫صنلىَّ ن‬
‫ام لعللنيِءه لو ل‬

Dari Ibnu ‘Abbas; bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat laki-laki
yang meniru wanita (banci) dan wanita yang meniru laki-laki, beliau
bersabda: “Keluarkanlah mereka dari rumah-rumah kalian.” Maka Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam mengeluarkan fulan, dan Umar juga mengeluarkan
fulan. (HR Al-Bukhari, At-Tirmidzi, dan Ahmad, – 2016, dishahihkan Al-Albani)

Rasulullah memerintahkan untuk menghukum orang banci lalu diasingkan ke


Naqi’:

‫ب يللدنيءه لوءرنجللنيِءه ءباَنلءحنناَءء فللقاَلل الننبءققيي ل‬


َّ‫صققنلى‬ ‫ض ل‬ ‫سلنلم أمتءلي بءمملخنن س‬
‫ث قلند لخ ن‬ ‫لعنن ألءبي مهلرنيلرةل ألنن الننبءني ل‬
‫صنلىَّ ن‬
‫ام لعللنيِءه لو ل‬
‫اءقق أللل‬ ‫ساَءء فلأ للملر بءءه فلنمفءلي إءللىَّ الننءقيِءع فللقاَملوا لياَ لر م‬
‫سولل ن‬ ‫شبنهم ءباَلنن ل‬ ‫سلنلم لماَ لباَمل لهلذا فلءقيِلل لياَ لر م‬
‫سولل ن‬
‫اء يلتل ل‬ ‫ن‬
‫ام لعللنيِءه لو ل‬
‫س ءباَنلبلءقيِءع‬ ‫صنليِن لقاَلل ألمبو أم ل‬
‫ساَلمةل لوالننءقيِمع لناَءحيِلةة لعنن انللمءدينلءة لوللنيِ ل‬ ‫نلنقتملمهم فللقاَلل إءنني نمءهيِ م‬
‫ت لعنن قلنتءل انلمم ل‬

( ‫ التحقيِق الثاَني‬/ 4481 ) ‫ المشكاَة‬، ‫ صحيِح‬: ‫تحقيِق اللباَني‬

Dari Abu Hurairah berkata, “Pernah didatangkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam seorang banci yang mewarnai kuku tangan dan kakinya dengan inai.
Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun bertanya: “Ada apa dengan orang
ini?” para sahabat menjawab, “Wahai Rasulullah, orang ini menyerupai wanita.”
Beliau kemudian memerintahkan agar orang tersebut dihukum, maka orang itu
diasingkan ke suatu tempat yang bernama Naqi’. Para sahabat bertanya, “Wahai
Rasulullah, tidakkah kita membunuhnya saja?” beliau menjawab: “Aku dilarang
untuk membunuh orang yang shalat.” Abu Usamah berkata, “Naqi’ adalah sebuah
tempat di pinggiran Kota Madinah, dan bukan Baqi’.” (HR Abu Daud, 4280)

Berlandaskan hadits-hadits tentang pengusiran (pengasingan) orang banci, Imam


Ibnu Taimiyyah mengutip pernyataan Imam As-Syafi’I dan Ahmad menyebutkan
bahwa pengasingan (orang dibuang/ diasingkan atau diisolir tidak boleh bergaul
dengan masyarakat karena kesalahannya) itu dalam sunnah datang pada dua
tempat. Yang satu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata mengenai
orang yang zina ketika tidak muhshon (belum pernah nikah):

7
‫} لجنلمد ءماَئلسة لوتلنغءري م‬
{ ‫ب لعاَسم‬

Dijilid (dicambuk) seratus kali dan dibuang/ diasingkan setahun.

Yang kedua, pengusiran (pengasingan) orang-orang banci, (berdasarkan hadits-


hadits yang shahih seperti tersebut di atas). (lihat Majmu’ Fatwa Ibnu Taimiyyah,
juz 3 halaman 362)

Pelaku dan pasangan homo hukumannya bunuh:

Diusirnya itu karena sikap kebanciannya. Apabila mereka melakukan keburukan


lain misalnya homoseksual maka sudah ada hukumnya pula, yakni dibunuh.

‫ } لمنن لولجندتممموهم يلنعلممل لعلمققلل قلققنوءم‬: ‫سلنلم لقاَلل‬ ‫ام لعللنيِءه لو ل‬ ‫صنلىَّ ن‬ ‫اء ل‬ ‫سولل ن‬ ‫ام لعننمهلماَ ألنن لر م‬
‫ضلي ن‬ ‫س لر ء‬
‫لولعنن انبءن لعنباَ س‬
‫لرلواهم ألنحلمققمد‬. { ‫ملوسط لفاَنقتمملوا انللفاَءعلل لوانللمنفمعولل بءءه لولمنن لولجققندتممموهم لوقلققلع لعللققىَّ بلءهيِلمققسة فلققاَنقتمملوهم لوانقتملمققوا انلبلءهيِلمققةل‬
َ‫) لوانللنربللعةم لوءرلجاَلمهم مملوثنمقولن إنل ألنن ءفيِءه انختءللنفا‬

Dari Ibnu Abbas, bahwasanya Nabi SAW bersabda: “Siapa-siapa yang kamu
dapati dia mengerjakan perbuatan kaum Luth (homoseksual, laki-laki bersetubuh
dengan laki-laki), maka bunuhlah yang berbuat (homo) dan yang dibuati
(pasangan berbuat itu); dan barangsiapa kamu dapati dia menyetubuhi binatang
maka bunuhlah dia dan bunuhlah binatang itu.” (HR.Ahmad)

2.3 Dasar Hukum yang Mengharamkan Operasi Pergantian Kelamin

Melakukan operasi pergantian kelamin yang dilakukan oleh orang yang


normal dan sempurna organ kelaminnya yaitu penis (dzakar) bagi laki-laki dan
vagina (farj) bagi perempuan yang dilengkapi dengan rahim dan ovarium tidak
dibolehkan dan diharamkan.

Berikut dalil yang mengaharamkan operasi pergantian kelamin :

1. Q.S. Al-Hujurat: 13

8
ً‫س إم ننششاً نخ لن مق ننششاً عك مم ممششمن نذ نكششرر نو أع من نثششىى نو نج نع مل ننششاً عك مم عشششععوُ ببا‬
‫نيششاً أن يَي نهششاً ال ننششاً ع‬
‫انشش نع مليِ رم نخ مبيِ رر‬ ‫امشش أن مت نقاً عك مم ْ إم نن ن‬
‫نو قن نباً ئم نل لم تن نعاً نر عفوُا ْ إم نن أن مك نر نم عك مم مع من ند ن‬

yang artinya “Hai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari
seorang pria dan wanita dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling mengenal, sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah, ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan lagi Maha Mengenal”.

Dari ayat diatas mengartikan bahwa manusia itu dihadapan Tuhan dan hukum
sama kedudukannya. Dan yang menyebabkan tinggi atau rendah kedudukan
manusia itu bukan karena perbedaan jenis kelamin, ras, bahasa, kekayaan,
kedudukan, dan sebagainya, melainkan karena ketaqwaannya kepada Allah SWT.

2. Q.S. An-Nisa : 119

‫ض لن نن هع مم نو نلع نم نت يِن نن هع مم نو نل عم نر نن هع مم فن لن يِع بن تت عك نن آ نذا نن ا ملن من نعاً مم نو نل عم نر نن هع مم‬


‫نو نلع م‬
‫امشش فن قن مد نخ مس نر‬ ‫طاً نن نو لم يِبي اً مم من عدو من ن‬ ‫امشش ْ نو نم من ين تن مخ مذ ال نش ميِ ن‬ ‫ق ن‬ ‫فن لن يِع نغ يِت عر نن نخ مل ن‬
ً‫عخ مس نرا بناً عم مبيِ بنا‬
yang artinya “Dan Saya (setan) benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan
membangkitkan angan-angan kosong pada mereka (memotong telinga-telinga
hewan ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan saya suruh
mereka (mengubah ciptaan Allah), maka mereka sungguh mengubahnya. Barang
siapa yang menjadikan setan menjadi pelindung selain dari Allah, maka
sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata”.

Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa “mengubah ciptaan Allah” itu sangat
diharamkan, contohnya mengebiri manusia, homoseksual, lesbian, menyambung
rambut dengan sopak, pangur, membuat tato, mencukur bulu muka (alis) dan
takhannuts artinya pria berpakaian dan beritngkah laku seperti wanita atau
sebaliknya (menurut Kitab tafsir Al-Thabari, Al-Shawi dan AlKhazin).

9
3. Hadist Nabi riwayat Bukhari dan enam ahli hadis lainya dari Ibnu Mas’ud

yang artinya: Allah mengutuk para wanita tukang tato, yang meminta ditato,
yang menghilangkan bulu muka, yang meminta dihilangkan bulu mukanya, dan
para wanita yang memotong (pengur) giginya, yang semua itu dilakukan untuk
kecantikan dengan mengubah ciptaan Allah.

Makna dari hadist itu bahwa seorang pria atau wanita yang normal jenis
kelaminnya dilarang oleh Islam untuk mengubah jenis kelaminnya, karena
mengubah ciptaan Allah tanpa alasan, tidak dibenarkan oleh Islam. Demikian pula
dengan pria atau wanita yang lahir normal jenis kelaminnya, tetapi karena
pengaruh lingkungan menjadikan lahiriyah “banci” berpakaian dan bertingkah
laku berlawanan dengan jenis kelamin yang sebenarnya, maka tetap saja
diharamkan oleh agama mengubah jenis kelaminnya, sebab pada hakikatnya jenis
atau organ kelaminnya normal, tetapi psikisnya tidak normal, karena itu, upaya
kesehatan mentalnya ditempuh melalui pendekatan keagamaan dan kejiwaan
(religious and psychology therapy).

4. Hadist Nabi menyatakan Allah mengutuk laki-laki yang menyerupai wanita


dan sebaliknya.

Dalam lafazh Musnad Imam Ahmad disebutkan,

‫ نواملعمتننشبتنهاً م‬، ‫اع املعمتننشبتمهيِنن ممنن الترنجاًمل مباًلنتنساًمء‬


‫ت ممنن النتنساًمء مباًلترنجاًمل‬ ‫لننعنن ن‬

“Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita, begitu pula wanita yang
menyerupai laki-laki” (HR. Ahmad no. 3151, 5: 243. Sanad hadits
ini shahih sesuai syarat Bukhari).

5. Fatwa MUI Nomor 03 Tahun 2010

10
Fatwa MUI Nomor 03 Tahun 2010 tentang Perubahan dan Penyempurnaan
Alat Kelamin. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa
dalam dunia kedokteran dikenal 3 bentuk operasi kelamin yaitu : operasi
penggantian jenis kelamin, operasi perbaikan/penyempurnaan jenis kelamin, dan
operasi pembuangan salah satu dari kelamin ganda. Menurut fatwa MUI, operasi
penggantian kelamin hukumnya haram, karena operasi ini termasuk merubah
ciptaan Allah. Dasar hukum yang digunakan yaitu Al-Qur’an, Hadits, Istishab,
dan kaidah-kaidah fiqhiyyah. Sedangkan operasi perbaikan/penyempurnaan
kelamin hukumnya mubah, karena untuk mempertegas dan memperjelas alat
kelamin yang sudah ada tetapi kurang sempurna dengan mengoperasi organ
kelamin luar agar sesuai dengan organ kelamin dalam. Dasar hukum yang
digunakan yaitu Al-Qur’an, Maslahah Mursalah dan kaidah-kaidah fiqhiyyah.
Dengan begitu, operasi ganti kelamin tidak berimplikasi apapun terhadap
pelakunya, dan operasi penyempurnaan kelamin dapat berimplikasi hukum syar’i
terhadap pelakunya. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan landasan
bagi penelitian lanjutan, dan mampu memperkaya wacana intelektual bagi pribadi
muslim dan masyarakat luas tentang hukum dari operasi kelamin.

2.4 Hal-hal yang Diperbolehkan dalam Operasi Kelamin

Operasi yang boleh dilakukan atau hukum melakukan operasi kelamin


tergantung kepada keadaan kelamin luar dan dalam: Apabila seseorang punya
organ kelamin dua atau ganda yaitu penis dan vagina, maka untuk memperjelas
identitas kelaminnya, ia boleh melakukan operasi mematikan salah satu organ
kelaminnya dan menghidupkan organ kelamin yang lain yang sesuai dengan organ
kelamin bagian dalam. Contohnya: Seseorang mempunyai dua kelamin yaitu
penis dan vagina, dan disamping itu ia juga mempunyai rahim dan ovarium yang
merupakan ciri khas dan utama jenis kelamin wanita, maka ia boleh dan
disarankan untuk mengangkat penisnya demi mempertegas identitas jenis kelamin
wanitanya, dan ia tidak boleh mematikan vaginanya dan membiarkan penisnya
karena berlawanan dengan organ bagian dalam kelaminnya yakni rahim dan
ovarium. Apabila seseorang punya organ kelamin satu yang kurang sempurna

11
bentuknya, misalnya ia memiliki vagina yang tidak berlubang dan ia mempunyai
rahim dan ovarium, maka ia boleh bahkan dianjurkan oleh agama untuk operasi
memberi lubang pada vaginanya, begitu juga sebaliknya.
Operasi kelamin yang bersifat tashih dan takmil (perbaikan atau
penyempurnaan) dan bukan pergantian jenis kelamin, menurut para ulama
dibolehkan menurut syariat, bahkan dianjurkan sehingga menjadi kelamin yang
normal karena kelainan yang seperti ini merupakan suatu penyakit yang harus
diobati. Para ulama seperti Hasanain Muhammad Makhluf (tokoh ulama Mesir)
dalam bukunya Shafwatul Bayan (1987:131) memberikan argumentasi bahwa
seseorang yang lahir dengan alat kelamin tidak normal menyebabkan kelainan
psikis dan sosial, sehingga dapat tersisih dan mengasingkan diri dari kehidupan
masyarakat normal serta kadang mencari jalannya sendiri, seperti menjadi waria,
melacurkan diri, melakukan homoseksual dan lesbianisme.

Fatwa MUI yang membolehkan menjalani operasi penyempurnaan kelamin


selaras dengan beberapa dalil syar’i, antara lain:

1. Hadis Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan berobat:

‫ام أننل ننتنندانوىَ نقاًنل نننعمم نياً معنباًند ن‬


‫ام تنندانوموا فنششإ منن ن‬
‫انشش نلشمم ين ن‬
‫ضششمع‬ ‫ب نياً نرعسوُنل ن‬ ‫نعمن أعنساًنمةن مبمن نشمريرك نقاًنل نقاًلن م‬
‫ت املنمعنرا ع‬
‫ضنع لنهع مشنفاًبء أنمو نقاًنل ندنوابء إمنل ندابء نوامحبدا نقاًعلوُا نياً نرعسوُنل ن‬
[32]‫ام نونماً هعنوُ نقاًنل المهننرعم‬ ‫ندابء إمنل نو ن‬

‘Usamah bin Syarik berkata: seseorang dari Arab Badui bertanya ya Rasulullah
apakah kami perlu berobat? Rasulullah menjawab: Benar. Hai hamba-hamba
Allah berobatlah sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit kecuali telah
menurunkan obatnya, kecuali satu penyakit. Para sahabat bertanya: penyakit itu ya
Rasulullah? Sabdanya: penyakit ketuaan.’(HR Turmizi)

Alat kelamin yang tidak normal pada hakekatnya merupakan suatu penyakit.
Dalam hal ini yang bersangkutan bisa mengalami kelainan psikis dan sosial,
sehingga dapat tersisih dan mengasingkan diri dari kehidupan masyarakat normal
serta terkadang mencari jalannya sendiri, seperti melacurkan diri menjadi waria
atau melakukan homoseksual dan lesbianisme. Padahal tindakan tersebut dilarang

12
oleh Islam. Sebagai suatu bentuk penyakit, maka operasi penyempurnaan atau
perbaikan organ kelamin merupakan salah satu bentuk pengobatan. Karena itulah
operasi penyempurnaan atau perbaikan organ kelamin dibolehkan bahkan
dianjurkan dalam Islam.

2. Berdasarkan kaedah fiqh: li jalbi al-maslahah wa daf’i al-mafsadah


(mendapatkan kemaslahatan dan menghilangkan kemudaratan).

Orang yang lahir tidak normal jenis/organ kelaminnya biasanya mudah


mengalami kelainan psikologis dan sosial, akibat masyarakat yang tidak
memperlakukannya secara wajar, yang pada gilirannya bisa menjerumus-kannya
ke dalam dunia pelacuran dan menjadi sasaran kaum homo yang sangat berbahaya
bagi dirinya dan masyarakat. Sebab perbuatan anal sex (hubungan seks melalui
anus) dan oral sex (hubungan seks melalui mulut) yang biasa dilakukan kaum
homo bisa menyebabkan terjangkitnya penyakit AIDS yang sangat ganas yang
hingga kini belum ditemukan obatnya itu.

Karena itu jika kemajuan teknologi kedokteran bisa memperbaiki kondisi


kesehatan fisik dan psikis atau mental banci tersebut melalui operasi kelamin,
maka Islam membolehkan bahkan menganjurkannya, karena akan memberikan
kemaslahatan yang lebih besar dibandingkan dengan bahaya (mafsadat)-nya.
Ketentuan ini berlaku bagi orang yang memiliki organ kelamin ganda atau tidak
normal. Karena itu jika seseorang memiliki alat kelamin ganda, penis dan vagina,
maka untuk memperjelas dan memfungsikan secara optimal dan definitif salah
satu alat kelaminnya, ia boleh melakukan operasi untuk “mematikan” dan
menghilangkan salah satu alat kelaminnya.

Untuk menghilangkan mudarat (bahaya) dan mafsadat (kerusakan) tersebut,


menurut Makhluf dan Mahmud Syaltut, syariat Islam membolehkan dan bahkan
menganjurkan untuk membuang penis yang berlawanan dengan bagian dalam alat
kelaminnya. Sebab itu operasi kelaminnya harus sejalan dengan bagian dalam alat
kelaminnya. Karena itu jika seseorang memiliki penis dan vagina, sedangkan pada

13
bagian dalamnya ada rahim dan ovarium, maka ia tidak boleh menutup lubang
vaginanya untuk memfungsikan penisnya. Begitu pula sebaliknya, jika seseorang
memiliki penis dan vagina, sedangkan pada bagian dalam kelaminnya sesuai
dengan fungsi penis, maka ia boleh mengoperasi dan menutup lubang vaginanya
sehingga penisnya berfungsi sempurna dan identitasnya sebagai laki-laki menjadi
jelas.

Contoh kasus kelamin ganda :

Santi (25), wanita berkelamin ganda yang baru saja melahirkan bayi pertama dan
ternyata kelamin ganda dialami warga lain di desanya. Ada empat orang yang
memiliki kondisi seperti Santi.

Keempatnya merupakan kakak beradik berinisial Z (14), TAH (6), NI (4), dan SD
(21). Mereka ternyata merupakan saudara sepupu Santi yang tinggal di Kecamatan
Bumijawa, Tegal, Jawa Tengah.

Dari kelima orang itu, baru Santi yang memutuskan untuk memilih satu kelamin
dari dua alat kelamin yang dimilikinya. Santi memutuskan menjadi seorang
perempuan sejak 2012 dan hingga kini rutin kontrol ke Rumah Sakit dr Kariyadi
Semarang.

"Kita sudah ketahui bersama. Ada lima warga kami yang memiliki kelainan
penyakit berkelamin ganda. Mereka ini masih satu keluarga besar," ucap
Sekretaris Desa Sokasari, Ulumudin, Rabu (2/11/2017).

Ulumudin mengaku dirinyalah yang mendampingi Santi selama menjalani proses


persalinan di RS dr. Soeselo, Slawi, hingga menjalani proses pemulihan. "Ya
mudah-mudahan besok Kamis (3/11/2017) sudah diperbolehkan pulang karena dia
(Santi) sempat kondisinya lemah," ucapnya.

Sebelumnya, Santi (25) yang berkelamin ganda melahirkan anak pertamanya di


RSUD dr. Soesilo, Slawi, Kabupaten Tegal, pada Senin malam, 30 Oktober 2017,

14
sekitar pukul 23.00 WIB. Bayi berjenis kelamin laki-laki yang dilahirkan secara
bedah cesar itu kini dalam kondisi baik.

Santi merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara dari pasangan Dasori (72) dan
Poniah (67). Kondisi kelamin ganda yang dialaminya terdeteksi sejak lahir pada
25 tahun lalu.

Santi mengaku proses pencarian jati diri yang dialaminya cukup pelik. Sejak lahir,
ia tumbuh dengan dua alat kelamin. Namun, ia tak memiliki payudara seperti
perempuan pada umumnya.

Setelah bertahun-tahun menjalani hidup dengan dua kelamin, ia menemukan


pencerahan saat menginjak usia 16 tahun. Pada masa itu, ia mendapat menstruasi
untuk pertama kalinya.

Sejak saat itu, dia mulai merasa bahwa dirinya adalah perempuan. Ia juga merasa
jiwa perempuannya lebih dominan. Namun, ia masih dilanda kebingungan karena
suaranya berat seperti laki-laki.

Di usianya yang ke-23, dia mulai memeriksakan diri ke dokter. Dokter yang
memeriksanya pertama kali menyarankan Santi untuk memeriksakan diri ke
rumah sakit di Semarang. Tujuannya untuk menentukan apakah dia seorang lelaki
atau perempuan.

Hingga pada 2012, dia memutuskan untuk melakukan operasi. Dia memilih
menjadi perempuan.

Pada 2015, Santi kemudian menikah dengan Tarsono. Dia merupakan ayah dari
bayi lelakinya yang baru saja lahir.

Meski sudah berhasil melahirkan putra, Santi mengaku masih melakukan kontrol
ke Rumah Sakit Karyadi di Semarang. "Ya itu semua dilakukan untuk
mendapatkan obat penekan hormon testosteron," kata dia.

2.5 Kedudukan Transgender terhadap Lawan Jenis

15
Istilah transgender di dalam kajian hukum syariat lebih dekat dengan istilah al-
mukhannits (lelaki yang berperilaku seperti perempuan) dan wal mutarajjilat
(perempuan yang berperilaku seperti laki-laki). Di dalam fiqih klasik disebutkan
bahwa seorang mukhannits dan mutarajjil statusnya tetap tidak bisa berubah.
Disampaikan di dalam Kitab Hasyiyatus Syarwani.

‫ولوُ تصوُر الرجل بصوُرة المرأة أو عكسه فل نقض فششي الولششى وينتقششض الوُضششوُء فششي الثاًنيِششة للقطششع بششأن‬
‫العيِششششششششششن لششششششششششم تنقلششششششششششب وإنمششششششششششاً انخلعششششششششششت مششششششششششن صششششششششششوُرة إلششششششششششى صششششششششششوُرة‬
Artinya, “Seandainya ada seorang lelaki mengubah bentuk dengan bentuk
perempuan atau sebaliknya, maka–jika ada lelaki yang menyentuhnya–tidak batal
wudhunya dalam permasalahan yang pertama (lelaki yang mengubah bentuk
seperti wanita), dan batal wudhu’nya di dalam permasalahan yang kedua (wanita
yang mengubah bentuk seperti lelaki) karena dipastikan bahwa tidak ada
perubahan secara hakikatnya, yang berubah tidak lain hanya bentuk luarnya saja,”
(Lihat Abdul Hamid Asy-Syarwani, Hasyiyatus Syarwani, Beirut, Darul Kutub Al-
Islamiyah, cetakan kelima, 2006, jilidI, halaman 137).

Dengan demikian, walaupun seseorang telah mengalami transgender atau


transseksual, maka tetap tidak bisa mengubah statusnya, dengan artian yang laki-
laki tetap laki-laki dan yang perempuan tetap perempuan.

BAB III

16
PENUTUP

3.1 Simpulan

Pergantian atau operasi pergantian yang dilakukan terhadap orang yang


normal organ kelaminnya maka hukumnya adalah haram atau sangat tidak
dibolehkan oleh syariat Islam, karena mengubah ciptaan Allah tanpa alasan yang
hak. Karena telah dijelaskan didalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 13, An-Nisa
ayat 119, dan juga hadits-hadits Nabi Muhammad SAW dan yang diperbolehkan
dalam syariat Islam adalah operasi perbaikan atau penyempurnaan organ kelamin
terhadap orang yang cacat kelamin demi terciptanya kemaslahatan, dan juga untuk
menghilangkan bahaya yang ditimbulkan. Serta perbaikan atau penyempurnaan
terhadap orang memiliki organ kelamin ganda, maka diwajibkan untuk mematikan
salah satu organ kelamin sesuai organ kelamin didalamnya, karena bermanfaat
untuk memperjelas status dan menghilangkan kelainan psikis dan sosial agar tidak
terjerumus kedalam hal yang menyesatkan dan dosa.

5.2 Saran

Sebagai makhluk Tuhan, hendaknya kita saling menghargai kehidupan orang


yang memiliki perbedaan, karena pada prinsipnya seseorang yang berbeda tidak meminta
ketidaknormalan yang terjadi pada tubuhnya, tetapi sikap psikologisnya yang
mempengaruhi. Dari pandangan agama, seseorang yang memilih untuk transgender
hingga sampai mengoperasi alat kelaminnya tidak diperbolehkan atau dilarang.
Untuk membuat seseorang menyadari kesalahannya sebaiknya kita melakukan
pendekatan atau pengayoman, bukan menjahuhi mereka, karena perubahan tidak
terjadi secara langsung, namun bertahap.

17
DAFTAR PUSTAKA

Barakatullah, Abdul, Halim dan Prasetyo, Teguh, Hukum Islam Menjawab


Tantangan Zaman Yang Terus Berkembang (Cet.I; Yogyakarta Pustaka
Pelajar 2006)

Fakih, Mansour Analisis Gender dan Transformasi Sosial, (Cet; 15; Yogyakarta:
Pustaka Pelajar 2013)

Philips, Abu Ameenah dan Zafar Khan, Islam dan Homoseksual (Jakarta:
Pustaka Zahrah,2003)

Nurul Wafa Maulidina, “Analisis Fatwa MUI Nomor 03/Munas/VIII/2010


Tentang Perubahan dan Penyempurnaan Jenis Kelamin dan Kaitannya
Dengan Implikasi Hukumnya’’ (Skripsi Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang 2015)

Makhluf Hasanan Muhammad, Shafwatul Bayan, Gema Insani Press, Jakarta,


1967.

Resti Hedi Juwanti, Kepemimpinan Transgender dalam Prespektif Fiqih Siyasah


dan Hukum Positif. Kosentrasi Perbandingan Madzhab Fiqih Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.2015

Zuhroni, Islam Untuk Disiplin Ilmu Kesehatan dan Kedokteran 2 ( Fiqh


Kontemporer), Depag RI Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Jakarta,
2003.

18

Anda mungkin juga menyukai