PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Transeksual dapat diakibatkan faktor bawaan (hormon dan gen) dan faktor
lingkungan. Faktor lingkungan di antaranya pendidikan yang salah pada masa
kecil dengan membiarkan anak laki-laki berkembang dalam tingkah laku
perempuan, pada masa pubertas dengan homoseksual yang kecewa dan trauma,
trauma pergaulan seks dengan pacar, suami atau istri. Perlu dibedakan penyebab
3
transseksual bawaan dan kejiwaan. Pada kasus transseksual karena keseimbangan
hormon yang menyimpang (bawaan), menyeimbangkan kondisi hormonal guna
mendekatkan kecenderungan biologis jenis kelamin bisa dilakukan. Mereka yang
sebenarnya normal karena tidak memiliki kelainan genetikal maupun hormonal
dan memiliki kecenderungan berpenampilan lawan jenis hanya untuk
memperturutkan dorongan kejiwaan dan nafsu adalah sesuatu yang menyimpang
dan tidak dibenarkan menurut syariat Islam.
Diantara perkara yang terjadi pada zamannya nabi Ibrahim A.S ialah
perkara besar yang terjadi pada kaumnya nabi Luth A.S beserta adzab pedih dan
siksa yang ditimpakan kepada mereka. Allah memutuskan Nabi Luth AS untuk
pergi kesebuah negeri bernama negeri Sodom.
Nabi Luth A.S adalah keponakan Nabi Ibrahim A.S, ketika mereka
bersama-sama meninggalkan Babilonia maka mereka pun berpisah untuk
berdakwah ke negeri masing-masing. Allah SWT memerintahkan Nabi Luth A.S
pergi ke sebuah negeri bernama negeri Sodom daerah Palestina. Negeri Sodom
adalah negerei yang banyak kemaksiatan didalamnya yaitu perampokan dan
kezaliman dimana-mana. Apabila ada orang yang datang ke tempat itu membawa
harta, maka harta mereka di rampas. Apabila ada laki-laki tampan datang
ketempat itu maka dia tidak akan selamat kerena orang-orang Sodom akan
menggoda dan melakukan kemaksiatan. Maka Nabi Luth datang kepada mereka
dan berdakwah mengatakan kepada orang-orang Sodom “Bertakwalah kepada
Allah yang maha kuasa” namun mereka berkata “Usirlah Luth dan keluarganya
dari negeri ini. Kalau kau memang seorang nabi maka timpakan saja azab kepada
4
kami” kata mereka sambil menantang Nabi Luth AS, namun Nabi Luth senantiasa
sabar perahan-lahan menasehati mereka.
Pada suatu ketika Nabi Luth A.S sedang berada didalam rumahnya
sedangkan anaknya berada diluar rumah mengambil air. Kemudian datanglah tiga
orang laki-laki tampan mendatangi anaknya dan berkata “Aku ingin bertemu
dengan ayahmu” dan anak Nabi Luth merasa ketakutan seraya melihat ke kiri dan
ke kanan karena takut ada kaum Sodom yang melihat tiga laki-laki tersebut. lalu
anak perempuan Nabi Luth berkata dengan nada berbisik “Wahai pemuda tolong
tunggu disini sebentar aku akan memberitahukan kepada ayah ku, jangan kemana-
mana karena negeri ini sangat berbahaya bagi kalian” Maka anak tersebut berlari
kerumah untuk memberitahukan kepada ayahnya. Setelah anak Nabi Luth
memberitahuakan berita tersebut hati Nabi Luth menjadi sesak kerena ia tau
apabila kaum Sodom melihat laki-laki tampan itu pasti mereka tidak akan selamat.
Kemudian nabi Luth langsung bertemu dengan para pemuda tersebut dan ia
bertnya “Untuk apa kalian kemari?” Para pemuda tersebut tidak berkata apa-apa
melainkan hanya mengatakan “Tolong jamu kami, kami adalah tamu dari Kawah
lain.” Nabi Luth selalu mengalihkan pembicaraannya untuk selalu menyuruh para
pemuda tersebut meniggalkan negeri itu. Dia memberitahukan bahwa negeri ini
adalah negeri pecinta sesama jenis, namun tamu-tamu ini terus bertahan di negeri
tersebut. Nabi Luth pun tidak bisa berkata apa-apa. Nabi Luth hanya
memberitahukan agar pergi kerumah Nabi Luth setelah hari gelap, mereka pun
pergi dengan mengendap-ngendap. Beberapa menit kemudian Nabi Luth di
kagetkan dengan seseorang yang mengetuk pintu ruamhnya dengan sangat keras.
Ternyata mereka mengetahui keberadaan pemuda tersebut dan mereka seperti
orang-orang yang kehausan. Kemudian Nabi Luth berkata “Wahai kalian, disini
banyak anak-anak perempuan ku. Mengapa kalian berhasrat kepada laki-laki?”
Mereka pun menjawab mereka tidak berkeinginan dengan perempuan. Anehnya
tamu-tamu tersebut terus diam dan tersenyum dengan penuh kesenangan. Lalu
mereka berkata “Kami adalah malaikat wahai Nabi Luth.” Maka yang dilakukan
oleh malaikat-malaikat tersebut adalah menenangkan Nabi Luth. Kemudian beliau
5
melihat ke kiri dan ke kanan melihat siapa yang mebocorkan keberadaan para
pemuda tersebut. Beliaupun tidak melihat istrinya dan kemudian bertambahlah
kesediahan beliau yang ternyata membocorkan keberadaan mereka adalah istrinya
sendiri. Tiba-tiba pintu terbuka dan Allah mentakdirkan bahwa seluruh kaum
Sodom yang tergila-gila dengan laki-laki tampan tersebut dibutakan. Sehingga
mereka saling meraba-raba dan menabrak satu sama lain. Kemudian Allah
memerintahkan semua keluarga nabi Luth kecuali istrinya meninggalkan negeri
Sodom tersebut karena negeri tersebut akan dihancurkan subuh nanti. Nabi Luth
dan keluarganya pergi meninggalkan kaum Sodom. Allah pun berkata agar Nabi
Luth tidak menoleh kebelakang dan jangan mendengarkan perkataan mereka.
Setelah itu para malaikat mengambil negeri tersebut dan kemudian dibalikan
negeri tersebut sehingga negeri tersebut pun hancur.
Telah menceritakan kepada kami Muslim bin Ibrahim berkata, telah menceritakan
kepada kami Hisyam dari Yahya dari Ikrimah dari Ibnu Abbas bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melaknat kaum laki-laki yang menyerupai
wanita dan kaum wanita yang menyerupai laki-laki.” Beliau bersabda:
“Keluarkanlah mereka dari rumah-rumah kalian, dan keluarkanlah si fulan dan si
fulan -yaitu para banci-.” (HR Abu Dawud, kata Syaikh Al-Albani, Shahih).
6
سقاَءء لولققاَلل سققلنلم لللعققلن انلمملخننءثيِقلن ءمقنن النرلجققاَءل لوانلمملتقلرنجلل ء
ت ءمقنن النن ل س ألنن الننبءني ل
صنلىَّ ن
ام لعللنيِقءه لو ل لعءن انبءن لعنباَ س
َسلنلم فمللنناَ لوألنخلرلج معلممر فمللننا ألنخءرمجومهنم ءمنن بمميِوتءمكنم فلأ لنخلرلج الننبءيي ل
صنلىَّ ن
ام لعللنيِءه لو ل
Dari Ibnu ‘Abbas; bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat laki-laki
yang meniru wanita (banci) dan wanita yang meniru laki-laki, beliau
bersabda: “Keluarkanlah mereka dari rumah-rumah kalian.” Maka Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam mengeluarkan fulan, dan Umar juga mengeluarkan
fulan. (HR Al-Bukhari, At-Tirmidzi, dan Ahmad, – 2016, dishahihkan Al-Albani)
Dari Abu Hurairah berkata, “Pernah didatangkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam seorang banci yang mewarnai kuku tangan dan kakinya dengan inai.
Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun bertanya: “Ada apa dengan orang
ini?” para sahabat menjawab, “Wahai Rasulullah, orang ini menyerupai wanita.”
Beliau kemudian memerintahkan agar orang tersebut dihukum, maka orang itu
diasingkan ke suatu tempat yang bernama Naqi’. Para sahabat bertanya, “Wahai
Rasulullah, tidakkah kita membunuhnya saja?” beliau menjawab: “Aku dilarang
untuk membunuh orang yang shalat.” Abu Usamah berkata, “Naqi’ adalah sebuah
tempat di pinggiran Kota Madinah, dan bukan Baqi’.” (HR Abu Daud, 4280)
7
} لجنلمد ءماَئلسة لوتلنغءري م
{ ب لعاَسم
} لمنن لولجندتممموهم يلنعلممل لعلمققلل قلققنوءم: سلنلم لقاَلل ام لعللنيِءه لو ل صنلىَّ ن اء ل سولل ن ام لعننمهلماَ ألنن لر م
ضلي ن س لر ء
لولعنن انبءن لعنباَ س
لرلواهم ألنحلمققمد. { ملوسط لفاَنقتمملوا انللفاَءعلل لوانللمنفمعولل بءءه لولمنن لولجققندتممموهم لوقلققلع لعللققىَّ بلءهيِلمققسة فلققاَنقتمملوهم لوانقتملمققوا انلبلءهيِلمققةل
َ) لوانللنربللعةم لوءرلجاَلمهم مملوثنمقولن إنل ألنن ءفيِءه انختءللنفا
Dari Ibnu Abbas, bahwasanya Nabi SAW bersabda: “Siapa-siapa yang kamu
dapati dia mengerjakan perbuatan kaum Luth (homoseksual, laki-laki bersetubuh
dengan laki-laki), maka bunuhlah yang berbuat (homo) dan yang dibuati
(pasangan berbuat itu); dan barangsiapa kamu dapati dia menyetubuhi binatang
maka bunuhlah dia dan bunuhlah binatang itu.” (HR.Ahmad)
1. Q.S. Al-Hujurat: 13
8
ًس إم ننششاً نخ لن مق ننششاً عك مم ممششمن نذ نكششرر نو أع من نثششىى نو نج نع مل ننششاً عك مم عشششععوُ ببا
نيششاً أن يَي نهششاً ال ننششاً ع
انشش نع مليِ رم نخ مبيِ رر امشش أن مت نقاً عك مم ْ إم نن ن
نو قن نباً ئم نل لم تن نعاً نر عفوُا ْ إم نن أن مك نر نم عك مم مع من ند ن
yang artinya “Hai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari
seorang pria dan wanita dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling mengenal, sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah, ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan lagi Maha Mengenal”.
Dari ayat diatas mengartikan bahwa manusia itu dihadapan Tuhan dan hukum
sama kedudukannya. Dan yang menyebabkan tinggi atau rendah kedudukan
manusia itu bukan karena perbedaan jenis kelamin, ras, bahasa, kekayaan,
kedudukan, dan sebagainya, melainkan karena ketaqwaannya kepada Allah SWT.
Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa “mengubah ciptaan Allah” itu sangat
diharamkan, contohnya mengebiri manusia, homoseksual, lesbian, menyambung
rambut dengan sopak, pangur, membuat tato, mencukur bulu muka (alis) dan
takhannuts artinya pria berpakaian dan beritngkah laku seperti wanita atau
sebaliknya (menurut Kitab tafsir Al-Thabari, Al-Shawi dan AlKhazin).
9
3. Hadist Nabi riwayat Bukhari dan enam ahli hadis lainya dari Ibnu Mas’ud
yang artinya: Allah mengutuk para wanita tukang tato, yang meminta ditato,
yang menghilangkan bulu muka, yang meminta dihilangkan bulu mukanya, dan
para wanita yang memotong (pengur) giginya, yang semua itu dilakukan untuk
kecantikan dengan mengubah ciptaan Allah.
Makna dari hadist itu bahwa seorang pria atau wanita yang normal jenis
kelaminnya dilarang oleh Islam untuk mengubah jenis kelaminnya, karena
mengubah ciptaan Allah tanpa alasan, tidak dibenarkan oleh Islam. Demikian pula
dengan pria atau wanita yang lahir normal jenis kelaminnya, tetapi karena
pengaruh lingkungan menjadikan lahiriyah “banci” berpakaian dan bertingkah
laku berlawanan dengan jenis kelamin yang sebenarnya, maka tetap saja
diharamkan oleh agama mengubah jenis kelaminnya, sebab pada hakikatnya jenis
atau organ kelaminnya normal, tetapi psikisnya tidak normal, karena itu, upaya
kesehatan mentalnya ditempuh melalui pendekatan keagamaan dan kejiwaan
(religious and psychology therapy).
“Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita, begitu pula wanita yang
menyerupai laki-laki” (HR. Ahmad no. 3151, 5: 243. Sanad hadits
ini shahih sesuai syarat Bukhari).
10
Fatwa MUI Nomor 03 Tahun 2010 tentang Perubahan dan Penyempurnaan
Alat Kelamin. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa
dalam dunia kedokteran dikenal 3 bentuk operasi kelamin yaitu : operasi
penggantian jenis kelamin, operasi perbaikan/penyempurnaan jenis kelamin, dan
operasi pembuangan salah satu dari kelamin ganda. Menurut fatwa MUI, operasi
penggantian kelamin hukumnya haram, karena operasi ini termasuk merubah
ciptaan Allah. Dasar hukum yang digunakan yaitu Al-Qur’an, Hadits, Istishab,
dan kaidah-kaidah fiqhiyyah. Sedangkan operasi perbaikan/penyempurnaan
kelamin hukumnya mubah, karena untuk mempertegas dan memperjelas alat
kelamin yang sudah ada tetapi kurang sempurna dengan mengoperasi organ
kelamin luar agar sesuai dengan organ kelamin dalam. Dasar hukum yang
digunakan yaitu Al-Qur’an, Maslahah Mursalah dan kaidah-kaidah fiqhiyyah.
Dengan begitu, operasi ganti kelamin tidak berimplikasi apapun terhadap
pelakunya, dan operasi penyempurnaan kelamin dapat berimplikasi hukum syar’i
terhadap pelakunya. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan landasan
bagi penelitian lanjutan, dan mampu memperkaya wacana intelektual bagi pribadi
muslim dan masyarakat luas tentang hukum dari operasi kelamin.
11
bentuknya, misalnya ia memiliki vagina yang tidak berlubang dan ia mempunyai
rahim dan ovarium, maka ia boleh bahkan dianjurkan oleh agama untuk operasi
memberi lubang pada vaginanya, begitu juga sebaliknya.
Operasi kelamin yang bersifat tashih dan takmil (perbaikan atau
penyempurnaan) dan bukan pergantian jenis kelamin, menurut para ulama
dibolehkan menurut syariat, bahkan dianjurkan sehingga menjadi kelamin yang
normal karena kelainan yang seperti ini merupakan suatu penyakit yang harus
diobati. Para ulama seperti Hasanain Muhammad Makhluf (tokoh ulama Mesir)
dalam bukunya Shafwatul Bayan (1987:131) memberikan argumentasi bahwa
seseorang yang lahir dengan alat kelamin tidak normal menyebabkan kelainan
psikis dan sosial, sehingga dapat tersisih dan mengasingkan diri dari kehidupan
masyarakat normal serta kadang mencari jalannya sendiri, seperti menjadi waria,
melacurkan diri, melakukan homoseksual dan lesbianisme.
‘Usamah bin Syarik berkata: seseorang dari Arab Badui bertanya ya Rasulullah
apakah kami perlu berobat? Rasulullah menjawab: Benar. Hai hamba-hamba
Allah berobatlah sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit kecuali telah
menurunkan obatnya, kecuali satu penyakit. Para sahabat bertanya: penyakit itu ya
Rasulullah? Sabdanya: penyakit ketuaan.’(HR Turmizi)
Alat kelamin yang tidak normal pada hakekatnya merupakan suatu penyakit.
Dalam hal ini yang bersangkutan bisa mengalami kelainan psikis dan sosial,
sehingga dapat tersisih dan mengasingkan diri dari kehidupan masyarakat normal
serta terkadang mencari jalannya sendiri, seperti melacurkan diri menjadi waria
atau melakukan homoseksual dan lesbianisme. Padahal tindakan tersebut dilarang
12
oleh Islam. Sebagai suatu bentuk penyakit, maka operasi penyempurnaan atau
perbaikan organ kelamin merupakan salah satu bentuk pengobatan. Karena itulah
operasi penyempurnaan atau perbaikan organ kelamin dibolehkan bahkan
dianjurkan dalam Islam.
13
bagian dalamnya ada rahim dan ovarium, maka ia tidak boleh menutup lubang
vaginanya untuk memfungsikan penisnya. Begitu pula sebaliknya, jika seseorang
memiliki penis dan vagina, sedangkan pada bagian dalam kelaminnya sesuai
dengan fungsi penis, maka ia boleh mengoperasi dan menutup lubang vaginanya
sehingga penisnya berfungsi sempurna dan identitasnya sebagai laki-laki menjadi
jelas.
Santi (25), wanita berkelamin ganda yang baru saja melahirkan bayi pertama dan
ternyata kelamin ganda dialami warga lain di desanya. Ada empat orang yang
memiliki kondisi seperti Santi.
Keempatnya merupakan kakak beradik berinisial Z (14), TAH (6), NI (4), dan SD
(21). Mereka ternyata merupakan saudara sepupu Santi yang tinggal di Kecamatan
Bumijawa, Tegal, Jawa Tengah.
Dari kelima orang itu, baru Santi yang memutuskan untuk memilih satu kelamin
dari dua alat kelamin yang dimilikinya. Santi memutuskan menjadi seorang
perempuan sejak 2012 dan hingga kini rutin kontrol ke Rumah Sakit dr Kariyadi
Semarang.
"Kita sudah ketahui bersama. Ada lima warga kami yang memiliki kelainan
penyakit berkelamin ganda. Mereka ini masih satu keluarga besar," ucap
Sekretaris Desa Sokasari, Ulumudin, Rabu (2/11/2017).
14
sekitar pukul 23.00 WIB. Bayi berjenis kelamin laki-laki yang dilahirkan secara
bedah cesar itu kini dalam kondisi baik.
Santi merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara dari pasangan Dasori (72) dan
Poniah (67). Kondisi kelamin ganda yang dialaminya terdeteksi sejak lahir pada
25 tahun lalu.
Santi mengaku proses pencarian jati diri yang dialaminya cukup pelik. Sejak lahir,
ia tumbuh dengan dua alat kelamin. Namun, ia tak memiliki payudara seperti
perempuan pada umumnya.
Sejak saat itu, dia mulai merasa bahwa dirinya adalah perempuan. Ia juga merasa
jiwa perempuannya lebih dominan. Namun, ia masih dilanda kebingungan karena
suaranya berat seperti laki-laki.
Di usianya yang ke-23, dia mulai memeriksakan diri ke dokter. Dokter yang
memeriksanya pertama kali menyarankan Santi untuk memeriksakan diri ke
rumah sakit di Semarang. Tujuannya untuk menentukan apakah dia seorang lelaki
atau perempuan.
Hingga pada 2012, dia memutuskan untuk melakukan operasi. Dia memilih
menjadi perempuan.
Pada 2015, Santi kemudian menikah dengan Tarsono. Dia merupakan ayah dari
bayi lelakinya yang baru saja lahir.
Meski sudah berhasil melahirkan putra, Santi mengaku masih melakukan kontrol
ke Rumah Sakit Karyadi di Semarang. "Ya itu semua dilakukan untuk
mendapatkan obat penekan hormon testosteron," kata dia.
15
Istilah transgender di dalam kajian hukum syariat lebih dekat dengan istilah al-
mukhannits (lelaki yang berperilaku seperti perempuan) dan wal mutarajjilat
(perempuan yang berperilaku seperti laki-laki). Di dalam fiqih klasik disebutkan
bahwa seorang mukhannits dan mutarajjil statusnya tetap tidak bisa berubah.
Disampaikan di dalam Kitab Hasyiyatus Syarwani.
ولوُ تصوُر الرجل بصوُرة المرأة أو عكسه فل نقض فششي الولششى وينتقششض الوُضششوُء فششي الثاًنيِششة للقطششع بششأن
العيِششششششششششن لششششششششششم تنقلششششششششششب وإنمششششششششششاً انخلعششششششششششت مششششششششششن صششششششششششوُرة إلششششششششششى صششششششششششوُرة
Artinya, “Seandainya ada seorang lelaki mengubah bentuk dengan bentuk
perempuan atau sebaliknya, maka–jika ada lelaki yang menyentuhnya–tidak batal
wudhunya dalam permasalahan yang pertama (lelaki yang mengubah bentuk
seperti wanita), dan batal wudhu’nya di dalam permasalahan yang kedua (wanita
yang mengubah bentuk seperti lelaki) karena dipastikan bahwa tidak ada
perubahan secara hakikatnya, yang berubah tidak lain hanya bentuk luarnya saja,”
(Lihat Abdul Hamid Asy-Syarwani, Hasyiyatus Syarwani, Beirut, Darul Kutub Al-
Islamiyah, cetakan kelima, 2006, jilidI, halaman 137).
BAB III
16
PENUTUP
3.1 Simpulan
5.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Fakih, Mansour Analisis Gender dan Transformasi Sosial, (Cet; 15; Yogyakarta:
Pustaka Pelajar 2013)
Philips, Abu Ameenah dan Zafar Khan, Islam dan Homoseksual (Jakarta:
Pustaka Zahrah,2003)
18