Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PANCASILA: ESENSI NILAI-NILAI FILOSOFIS INDONESIA

OLEH

GERALD EUGENE LEKAMA BALLO 2308010036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KEDOKTERAN HEWAN
KUPANG
2023
DAFTAR ISI

KOVER ..................................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................
1.3 Tujuan....................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................
2.1 Pengertian Pancasila.............................................................................................................
2.2 Nilai-Nilai Filosofis Dalam Pancasila...................................................................................
2.3 Relevansi Nilai-Nilai Filosofis Pancasila Dalam Konteks Indonesia Modern
2.4 Tantangan Dan Upaya Memperkuat Nilai-Nilai Pancasila...............................................
BAB III PENUTUP................................................................................................

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis mengucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat, bimbingan, dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Judul makalah ini ialah “Pancasila: Esensi Nilai-Nilai Filosofis Indonesia”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi Ujian Akhir Semester kuliah umum Pendidikan
Pancasila.
Penulis menyadari bahwa pembahasan hanya pada batasan permasalahan pada
makalah ini dan masih terdapat kelemahan. Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat
dibutuhkan penulis untuk melengkapi makalah ini baik dari segi teori, metode, dan analisis
sehingga dapat menjadi acuan referensi bagi peneliti selanjutnya. Akhir kata, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan,
bimbingan, dan motivasi selama penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan inspirasi bagi pembaca.

Kupang, Desember 2023

iii
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila adalah dasar negara Republik Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945. Konsep Pancasila merupakan hasil perjuangan para pendiri
bangsa Indonesia yang mewakili semangat perjuangan kemerdekaan dan keberagaman
masyarakat Indonesia. Pancasila memiliki esensi nilai-nilai filosofis yang mendasari
kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki arti penting dalam membangun
fondasi yang kuat untuk kehidupan berdemokrasi dan mengatasi berbagai perbedaan yang
ada dalam masyarakat. Nilai-nilai filosofis Pancasila mencerminkan pandangan hidup bangsa
Indonesia yang menghargai persatuan, keragaman, keadilan, kesejahteraan, dan ketuhanan
yang maha esa.
Esensi nilai-nilai filosofis Pancasila mencakup:1. Ketuhanan Yang Maha Esa (Pilar
Pertama): Nilai ini menekankan adanya keyakinan terhadap Tuhan yang maha esa, mengakui
keberadaan Tuhan sebagai sumber segala kehidupan, dan menghormati berbagai kepercayaan
agama yang ada di Indonesia.2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab (Pilar Kedua): Nilai ini
menempatkan manusia sebagai makhluk yang memiliki martabat, hak, dan kewajiban yang
sama di hadapan hukum. Pancasila menekankan pentingnya menjunjung tinggi hak asasi
manusia, keadilan sosial, dan menghormati setiap individu tanpa memandang suku, agama,
ras, atau golongan. 3. Persatuan Indonesia (Pilar Ketiga): Nilai ini menekankan pentingnya
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam keragaman suku, budaya, agama,
dan bahasa. Pancasila mencerminkan semangat gotong royong, toleransi, dan semangat
kebangsaan yang kuat. 4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan (Pilar Keempat): Nilai ini menekankan pentingnya sistem
demokrasi yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan
politik. Pancasila menghargai prinsip musyawarah untuk mencapai mufakat dalam
pembuatan kebijakan negara. 5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia (Pilar
Kelima): Nilai ini menekankan pentingnya menciptakan kesetaraan, keadilan, dan
kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila mendorong distribusi yang adil dalam
pemerataan sumber daya dan kesempatan yang merata di dalam masyarakat.
iv
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia juga menjadi landasan bagi pembangunan
nasional, pembentukan hukum, sistem pendidikan, dan pengembangan budaya Indonesia.
Esensi nilai-nilai filosofis Pancasila menjadikan Indonesia sebagai negara yang berlandaskan
persatuan, keberagaman, keadilan, dan kesejahteraan. Dengan memegang teguh Pancasila,
Indonesia diharapkan dapat mencapai tujuan pembangunan nasional yang berkelanjutan,
menjaga stabilitas politik dan sosial, serta merangkul perbedaan sebagai kekayaan bangsa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian pancasila?
2. Apa nilai- nilai filosofis dalam Pancasila?
3. Apa relevansi nilai- nilai filosofis Pancasila dalam konteks Indonesia modern?
4. Apa tantangan dan upaya memperkuat nilai- nilai filosofis Pancasila?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Pancasila
2. Untuk mengetahui nilai- nilai filosofis dalam Pancasila
3. Untuk mengetahui relevansi nilai- nilai filosofis Pancasila dalam konteks Indonesia
modern
4. Untuk mengetahui tantangan dan upaya memperkuat nilai- nilai filosofis Pancasila

v
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila


A. Definisi Pancasila
Pancasila adalah dasar negara atau ideologi yang digunakan oleh Republik
Indonesia. Kata "Pancasila" berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua kata,
yaitu "panca" yang berarti "lima" dan "sila" yang berarti "prinsip". Jadi, secara
harfiah, Pancasila berarti "lima prinsip". Pancasila merupakan rumusan nilai-nilai dan
prinsip-prinsip yang menjadi landasan negara Indonesia, yang mencakup aspek-aspek
politik, ekonomi, dan sosial.
Pancasila dijadikan dasar negara Indonesia sejak kemerdekaan pada tahun
1945. Nilai-nilai Pancasila tercantum di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945, yang merupakan konstitusi Indonesia. Pancasila menjadi ideologi negara yang
berfungsi sebagai panduan dalam menjalankan pemerintahan dan kehidupan
berbangsa dan bernegara.
B. Sejarah dan Perkembangan Pancasila
Pancasila memiliki sejarah yang panjang dalam perjalanan kemerdekaan
Indonesia. Proses perumusan Pancasila dimulai sejak tahun 1945 ketika Indonesia
memproklamasikan kemerdekaannya dari penjajahan Belanda. Pancasila pertama kali
diperkenalkan secara resmi oleh Ir. Soekarno, Presiden pertama Indonesia, dalam
pidato yang dikenal sebagai "Pancasila sebagai Dasar Negara" pada 1 Juni 1945.
Setelah itu, Panitia Sembilan (Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) yang diketuai oleh Soekarno dan Hatta, bekerja untuk
merumuskan teks resmi Pancasila. Proses ini melibatkan diskusi dan penyempurnaan
dari berbagai pihak yang terlibat dalam perumusannya. Akhirnya, pada 18 Agustus
1945, teks resmi Pancasila disetujui dan dimasukkan ke dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945.
Perkembangan Pancasila terus berlanjut setelah kemerdekaan. Pemerintah
Indonesia, melalui berbagai proses legislasi, menyelenggarakan pendidikan dan
sosialisasi Pancasila kepada seluruh warga negara sebagai dasar pemahaman dan
pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila juga menjadi

vi
landasan bagi pembentukan lembaga-lembaga negara, sistem politik, sistem hukum,
dan kebijakan-kebijakan pemerintah.

C. Komponen-komponen Pancasila
Pancasila terdiri dari lima komponen atau prinsip dasar yang saling terkait dan
menggambarkan nilai-nilai yang menjadi pijakan bagi negara Indonesia. Berikut
adalah komponen-komponen Pancasila:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa: Prinsip ini menegaskan bahwa bangsa Indonesia
percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Meskipun Indonesia menganut beragam
agama, prinsip ini menekankan pentingnya kepercayaan kepada Tuhan dalam
kehidupan bermasyarakat.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab: Prinsip ini menegaskan bahwa setiap
manusia memiliki martabat yang sama dan harus diperlakukan dengan adil.
Prinsip ini juga mengajarkan pentingnya sikap saling menghormati, menghargai,
dan beradab dalam berinteraksi dengan sesama manusia.
3. Persatuan Indonesia: Prinsip ini menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia. Indonesia terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya, namun
prinsip ini mengajarkan pentingnya membangun persatuan dalam keragaman.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan: Prinsip ini menekankan pentingnya demokrasi
dalam pemerintahan. Prinsip ini mengajarkan bahwa kebijaksanaan dan keputusan
harus diambil melalui musyawarah dan mewakili kepentingan rakyat.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia: Prinsip ini menegaskan pentingnya
keadilan sosial di Indonesia. Prinsip ini mengajarkan bahwa semua lapisan
masyarakat harus mendapatkan perlakuan yang adil dan kesempatan yang sama
dalam hal ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan kehidupan sosial.

Kelima komponen Pancasila tersebut saling terkait dan saling melengkapi satu
sama lain, membentuk dasar nilai-nilai yang menjadi landasan negara Indonesia.

2.2 Nilai- Nilai Filosofis dalam Pancasila


A. Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Pengertian Ketuhanan Yang Maha Esa

vii
Ketuhanan Yang Maha Esa adalah nilai filosofis dalam Pancasila yang mengakui
keberadaan Tuhan yang Maha Esa. Pancasila menghormati semua agama dan
keyakinan yang ada di Indonesia, namun secara khusus mengakui adanya Tuhan yang
Maha Esa sebagai sumber segala kehidupan dan keberadaan alam semesta.
2. Implikasi Filosofisnya dalam Kehidupan Masyarakat
Implikasi filosofis dari nilai Ketuhanan Yang Maha Esa dalam kehidupan masyarakat
adalah:
a. Mengembangkan rasa religiusitas dan spiritualitas dalam kehidupan individu dan
masyarakat.
b. Mendorong sikap saling menghormati dan toleransi antarumat beragama.
c. Membangun kesadaran akan keterkaitan dan ketergantungan manusia terhadap
Tuhan.
d. Mengakui hak asasi manusia yang inheren dan melindungi kebebasan beragama
dan berkeyakinan.
B. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
1. Signifikansi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menunjukkan pentingnya menghormati
martabat dan nilai-nilai kemanusiaan setiap individu. Nilai ini menekankan perlunya
keadilan, kesetaraan, dan sikap beradab dalam hubungan antarmanusia. Setiap
individu dihormati tanpa memandang suku, agama, ras, dan status sosial.
2. Penerapan Nilai Kemanusiaan dalam Konteks Sosial
a. Membangun masyarakat yang adil dan berkeadilan, di mana setiap individu
memiliki hak dan kewajiban yang sama.
b. Memastikan akses yang adil terhadap kesempatan dan pelayanan publik untuk
semua warga negara.
c. Membangun sikap empati, toleransi, dan menghargai keragaman dalam
masyarakat.
d. Menghormati hak asasi manusia dan melindungi kebebasan individu.
C. Persatuan Indonesia
1. Makna dan Pentingnya Persatuan Indonesia
Persatuan Indonesia adalah nilai filosofis dalam Pancasila yang menekankan
pentingnya persatuan, kesatuan, dan solidaritas di antara seluruh warga negara
Indonesia. Nilai ini menghargai keragaman budaya, suku, agama, dan bahasa yang
ada di Indonesia.
viii
2. Implikasi Filosofis Persatuan dalam Kehidupan Bangsa
a. Membangun identitas nasional yang kuat dan memperkuat rasa kebangsaan.
b. Mendorong kerjasama antarwarga negara dalam membangun negara dan
mengatasi perbedaan serta konflik.
c. Menjaga keutuhan dan kedaulatan negara.
d. Menghormati dan menjaga keanekaragaman budaya dan adat istiadat yang ada di
Indonesia.
D. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
1. Konsep Kerakyatan dalam Pancasila
Konsep Kerakyatan dalam Pancasila menekankan bahwa kekuasaan negara berada di
tangan rakyat. Kerakyatan dipahami sebagai kekuasaan yang berasal dari rakyat dan
dilaksanakan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat atau perwakilan dalam
pengambilan keputusan.
2. Filosofi Hikmat Kebijaksanaan dalam Pengambilan Keputusan
a. Mengedepankan kepemimpinan yang bijaksana dan bertanggung jawab.
b. Memastikan partisipasi aktif rakyat dalam proses pengambilan keputusan melalui
musyawarah dan perwakilan.
c. Mencari solusi terbaik yang melibatkan pertimbangan yang matang dan
berdasarkan pengetahuan serta kebijaksanaan.
d. Mengutamakan kepentingan bersama dan keadilan dalam pengambilan keputusan.
E. Keadilan Sosial bagi Seluruh RakyatIndonesia
1. Arti Keadilan Sosial dalam Pancasila
Keadilan Sosial dalam Pancasila mengacu pada prinsip bahwa semua warga negara
Indonesia harus memiliki akses yang adil terhadap sumber daya dan kesempatan
untuk mencapai kesejahteraan. Ini mencakup pembagian yang adil dari kekayaan,
kesempatan pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan keadilan dalam hukum.
2. Implementasi Nilai Keadilan Sosial dalam Masyarakat
a. Menjamin perlindungan sosial bagi mereka yang membutuhkan, seperti orang
miskin, anak-anak terlantar, dan penyandang disabilitas.
b. Mendorong kesetaraan gender dan menghapus diskriminasi terhadap perempuan.
c. Membangun sistem pendidikan yang inklusif dan merata, sehingga setiap individu
memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensi mereka.

ix
d. Menegakkan keadilan dalam hukum, termasuk perlindungan hak asasi manusia
dan penegakan hukum yang adil dan objektif.
Nilai-nilai filosofis dalam Pancasila mencerminkan prinsip-prinsip dasar yang
menjadi landasan bagi pembangunan masyarakat Indonesia. Nilai-nilai ini
menggarisbawahi pentingnya kehidupan beragama yang toleran, keadilan sosial,
persatuan, dan partisipasi rakyat dalam pengambilan keputusan. Dengan
mengamalkan nilai-nilai ini, diharapkan masyarakat Indonesia dapat menciptakan
masyarakat yang adil, beradab, dan damai.

2.3 Relevansi Nilai- Nilai Filosofis Pancasila dalam Konteks Indonesia Modern
Nilai-nilai filosofis Pancasila memiliki relevansi yang sangat penting dalam
konteks Indonesia modern. Berikut adalah beberapa aspek relevansi nilai-nilai filosofis
Pancasila dalam konteks tersebut:
A. Pancasila sebagai Landasan Ideologi Negara
Pancasila merupakan ideologi negara Indonesia yang diakui dan dijunjung
tinggi oleh seluruh warga negara. Nilai-nilai filosofis Pancasila, seperti Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia,
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia,
menjadi dasar yang mengikat dalam pembentukan hukum, kebijakan publik, dan
tatanan sosial. Dalam konteks Indonesia modern, Pancasila sebagai landasan ideologi
negara tetap relevan karena memberikan arah dan panduan dalam membangun negara
yang adil, demokratis, dan berkeadilan.
B. Penerapan Nilai-nilai Pancasila dalam Pembangunan Nasional
Nilai-nilai filosofis Pancasila juga memiliki relevansi dalam pembangunan
nasional Indonesia. Prinsip-prinsip Pancasila, seperti musyawarah untuk mencapai
mufakat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, dan keadilan sosial,
dapat diaplikasikan dalam berbagai sektor pembangunan, seperti ekonomi, politik,
pendidikan, dan sosial. Dalam konteks Indonesia modern, penerapan nilai-nilai
Pancasila dalam pembangunan nasional dapat mendukung terwujudnya pembangunan
yang berkelanjutan, inklusif, dan berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
C. Pancasila sebagai Landasan Moral dan Etika Bangsa
x
Pancasila juga memiliki relevansi sebagai landasan moral dan etika bangsa.
Nilai-nilai filosofis Pancasila, seperti gotong royong, menghormati perbedaan, rasa
saling menghargai, kejujuran, dan integritas, memiliki peran penting dalam
membentuk karakter bangsa yang berintegritas, bertanggung jawab, dan memiliki
kesadaran sosial. Dalam konteks Indonesia modern, Pancasila sebagai landasan moral
dan etika bangsa dapat memperkuat solidaritas sosial, meminimalisir konflik sosial,
dan membangun masyarakat yang harmonis dan beradab.
D. Pancasila sebagai Perekat Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Pancasila juga memiliki peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia. Nilai-nilai filosofis Pancasila, seperti persatuan Indonesia, gotong royong,
dan menghormati perbedaan, menjadi pondasi dalam menjaga keutuhan dan
kebersamaan antarwarga negara Indonesia yang memiliki keragaman suku, agama,
budaya, dan bahasa. Dalam konteks Indonesia modern yang semakin kompleks,
Pancasila sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa tetap relevan dalam menjaga
keharmonisan dan kestabilan sosial.

Dalam kesimpulannya, nilai-nilai filosofis Pancasila memiliki relevansi yang


kuat dalam konteks Indonesia modern. Pancasila sebagai landasan ideologi negara,
penerapan nilai-nilai Pancasila dalam pembangunan nasional, Pancasila sebagai
landasan moral dan etika bangsa, dan Pancasila sebagai perekat persatuan dan
kesatuan bangsa, semuanya berperan penting dalam membentuk identitas bangsa
Indonesia, membangun masyarakat yang adil dan berkeadilan, serta menjaga
persatuan dan kesatuan negara.

2.4 Tantangan dan Upaya Memperkuat Nilai- Nilai Filosofis Pancasila


A. Tantangan dalam Mempertahankan Nilai-nilai Pancasila
1. Globalisasi dan Pengaruh Budaya Asing: Globalisasi membawa dampak positif,
tetapi juga dapat mengancam keberlanjutan nilai-nilai Pancasila. Pengaruh budaya
asing yang masuk dapat menggeser prioritas dan mengaburkan nilai-nilai
tradisional yang dijunjung tinggi dalam Pancasila.
2. Perpecahan dan Konflik Sosial: Persoalan sosial seperti perbedaan agama, suku,
dan politik sering kali memunculkan konflik. Tantangan ini dapat mengancam
persatuan dan kesatuan yang menjadi salah satu pilar Pancasila.

xi
3. Ketimpangan Ekonomi dan Sosial: Ketimpangan ekonomi dan sosial dapat
menciptakan ketidakadilan dalam masyarakat. Jika ketimpangan ini tidak
ditangani dengan baik, dapat menyebabkan ketidakpuasan dan ketegangan sosial
yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
B. Peran Pendidikan dalam Mempertajam Pemahaman Pancasila
1. Pendidikan Nilai: Pendidikan nilai-nilai Pancasila harus diberikan kepada generasi
muda sejak dini. Sekolah dan institusi pendidikan lainnya harus memperkuat
pemahaman tentang Pancasila, mengajarkan nilai-nilai tersebut, dan mendorong
praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kurikulum yang Berorientasi Pancasila: Kurikulum pendidikan harus mencakup
mata pelajaran yang memperkuat pemahaman dan pengamalan Pancasila. Materi
pembelajaran harus mencakup nilai-nilai Pancasila, etika, toleransi, kerjasama,
dan keadilan.
3. Pelibatan Orang Tua dan Masyarakat: Pendidikan Pancasila tidak hanya menjadi
tanggung jawab sekolah, tetapi juga melibatkan orang tua dan masyarakat. Orang
tua perlu mendukung dan menerapkan nilai-nilai Pancasila di dalam keluarga,
sementara masyarakat perlu melakukan kegiatan yang mempromosikan dan
mengamalkan nilai-nilai tersebut.
C. Peran Kepemimpinan dalam Mengamalkan Nilai-nilai Pancasila
1. Teladan Kepemimpinan: Para pemimpin di berbagai bidang, baik politik, sosial,
maupun bisnis, harus menjadi teladan dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Dengan menunjukkan sikap dan tindakan yang sesuai dengan Pancasila, mereka
dapat menginspirasi dan mempengaruhi orang lain untuk mengikuti jejak yang
sama.
2. Pembinaan Kepemimpinan Berbasis Pancasila: Pendidikan kepemimpinan harus
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Pelatihan dan pembinaan kepemimpinan
harus memperkuat pemahaman tentang Pancasila dan mendorong pengambilan
keputusan yang berlandaskan pada nilai-nilai tersebut.
3. Transparansi dan Akuntabilitas: Kepemimpinan yang baik harus mencerminkan
nilai-nilai Pancasila seperti kejujuran, transparansi, dan akuntabilitas. Para
pemimpin harus bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan mereka, serta
menjaga integritas dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
D. Sinergi antara Pemerintah dan Masyarakat dalam Mempromosikan Pancasila

xii
1. Komunikasi dan Kampanye Publik: Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja
sama dalam melakukan kampanye publik untuk mempromosikan nilai-nilai
Pancasila. Melalui media massa, sosial, dan kegiatan publik lainnya, pesan tentang
Pancasila dapat disampaikan secara luas kepada masyarakat.
2. Partisipasi Masyarakat: Pemerintah harus memberikan ruang partisipasi bagi
masyarakat dalam mengembangkan dan memperkuat nilai-nilai Pancasila. Melalui
mekanisme partisipatif seperti dialog, diskusi, dan konsultasi publik, masyarakat
dapat berperan aktif dalam merumuskan kebijakan yang berlandaskan Pancasila.
3. Penghargaan dan Insentif: Pemerintah dapat memberikan penghargaan dan
insentif kepada individu, kelompok, atau organisasi yang secara aktif
mempromosikan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Hal ini dapat mendorong
motivasi dan partisipasi lebih banyak pihak dalam memperkuat nilai-nilai
Pancasila.
4. Pengawasan dan Penegakan Hukum: Pemerintah perlu melakukan pengawasan
dan penegakan hukum terhadap pelanggaran terhadap nilai-nilai Pancasila.
Dengan menegakkan hukum secara adil dan tegas, pemerintah dapat memberikan
sinyal bahwa nilai-nilai Pancasila harus dihormati dan dijunjung tinggi dalam
kehidupan bermasyarakat.

Dalam memperkuat nilai-nilai filosofis Pancasila, tantangan harus dihadapi


dengan strategi yang tepat. Pendidikan, kepemimpinan, sinergi antara pemerintah dan
masyarakat, serta penegakan hukum dan pengawasan yang efektif merupakan upaya
yang penting dalam mempertahankan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila secara
berkelanjutan

xiii
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila adalah landasan ideologi negara Indonesia yang mengandung nilai-nilai
filosofis penting. Definisi dan sejarah Pancasila menjelaskan tentang asal-usul dan
perkembangan konsep tersebut. Pancasila terdiri dari lima komponen utama, yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan
yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Setiap komponen Pancasila memiliki makna filosofis dan implikasi dalam kehidupan
masyarakat. Ketuhanan Yang Maha Esa menekankan pentingnya keyakinan pada Tuhan dan
implikasinya dalam membentuk moral dan nilai-nilai sosial. Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab menggarisbawahi pentingnya perlakuan yang adil dan bermartabat terhadap semua
manusia. Persatuan Indonesia menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dalam
mencapai tujuan bersama. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan menekankan pentingnya partisipasi rakyat dalam pengambilan
keputusan yang bijaksana. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia menekankan
pentingnya pemerataan kesempatan dan kesejahteraan dalam masyarakat.
Nilai-nilai filosofis Pancasila memiliki relevansi yang penting dalam konteks
Indonesia modern. Pancasila menjadi landasan ideologi negara dan menjadi panduan dalam
pembangunan nasional. Selain itu, Pancasila juga menjadi landasan moral dan etika bangsa
serta menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
Namun, terdapat tantangan dalam mempertahankan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena
itu, pendidikan dan kepemimpinan memainkan peran penting dalam memperkuat pemahaman
dan pengamalan nilai-nilai Pancasila. Sinergi antara pemerintah dan masyarakat juga
diperlukan dalam mempromosikan Pancasila dan menjaga keutuhan bangsa..
xiv
3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila
ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.semoga
dengan adanya makalah ini, penulis dapat terus melengkapi kekurangan isi makalah supaya
dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi di waktu yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Azra, Azyumardi. (2010). Jawa Islam dan Keindonesiaan: Sebuah Ikhtiar Intelektual. Jakarta:
Kepustakaan Populer Gramedia.
Bungin, Burhan. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke Arah
Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Effendi, Sofyan. (2018). Pancasila dan Kebangsaan: Sebuah Wacana Filosofis. Jakarta:
Kompas Gramedia.
Hatta, Mohammad. (1982). Pidato-Pidato Politik (Bogor 1945-Surabaya 1959). Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Liliweri, Alo. (2012). Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Muhaimin, Abdul Ghoffir. (2013). Pancasila dan Konstitusi: Sebuah Telaah Kritis. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Nadjib, M. Chozin. (2010). Pendidikan Pancasila. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Pramuka, Badan Pembina. (2011). Buku Saku Pramuka: Penggalang. Jakarta: Kementerian
Pemuda dan Olahraga
Rasyid, Muhammad Dzulkifli. (2018). Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia. Jakarta:
Rajawali Press
Soekarno. (1961). Pancasila: Dasar Falsafah Negara. Jakarta: Tintamas.
Sudjiman, Panca. (2014). Pancasila Sebagai Dasar Negara: Filsafat dan Implementasi.
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Suharsimi, Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Suryadinata, Leo. (2008). Pemikiran dan Perjuangan Bung Karno. Jakarta: Kompas
Gramedia.
Widjajanto, S. B. (2013). Pancasila Sebagai Ideologi Nasional. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.

xv
Yamin, Muhammad. (2011). Tan Malaka: Bapak Republik Indonesia. Jakarta: Pustaka
LP3ES.

xvi

Anda mungkin juga menyukai