Nim :E1C02310192
Kelas :1f
Soal :
Jawab:
1)
A. Landasan filosofis
Pengertian Landasan Filosofis Landasan filosofis pendidikan Pancasila mengacu pada prinsip-prinsip
dasar dalam filsafat Pancasila yang menjadi landasan bagi pendidikan di Indonesia. Beberapa
landasan filosofis pendidikan Pancasila antara lain:
I. Ketuhanan Yang Maha Esa (Pertama):Landasan ini menekankan keimanan dan ketakwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai prinsip utama dalam kehidupan dan pendidikan.
Pendidikan harus mengembangkan spiritualitas dan moralitas.
II. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab (Kedua):Menekankan perlunya menciptakan pendidikan
yang menghargai martabat manusia, mengedepankan keadilan, dan mempromosikan budaya
yang beradab.
III. Persatuan Indonesia (Ketiga):Pendidikan Pancasila harus membentuk kesatuan dan
persatuan bangsa Indonesia dengan menghargai keberagaman budaya, suku, dan agama.
IV. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
(Keempat):Mendorong pendidikan yang mengembangkan wawasan kebijaksanaan, etika,
dan partisipasi aktif dalam kehidupan demokratis.
V. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia (Kelima):Pendidikan harus berperan dalam
menciptakan kesetaraan sosial dan ekonomi, serta mengurangi kesenjangan dalam
masyarakat.
Dengan berpegang pada landasan filosofis ini, pendidikan di Indonesia diharapkan mampu
membentuk generasi yang memiliki moralitas, kualitas kemanusiaan, kebangsaan, demokrasi, dan
keadilan sosial.
B. Landasan kultural
Landasan kultural pendidikan Pancasila adalah dasar budaya yang menginformasikan nilai-nilai,
norma, dan aspek-aspek kultural dalam sistem pendidikan Indonesia yang berlandaskan pada filsafat
Pancasila. Beberapa elemen landasan kultural pendidikan Pancasila meliputi:
1. Kebinekaan Budaya:Indonesia adalah negara yang kaya akan keragaman budaya, etnis,
bahasa, dan agama. Pendidikan Pancasila menghargai keberagaman ini dan berusaha untuk
memasukkannya dalam kurikulum serta praktik pendidikan.
2. Bahasa Indonesia: Bahasa Indonesia dianggap sebagai bahasa nasional dan digunakan
sebagai bahasa pengantar dalam sistem pendidikan. Hal ini membantu dalam menciptakan
identitas nasional dan komunikasi yang efektif di seluruh negeri.
3. Kearifan Lokal:Pendidikan Pancasila mengakui dan mempromosikan nilai-nilai serta budaya
lokal dari berbagai daerah di Indonesia. Hal ini termasuk dalam pembelajaran tentang tradisi
daerah, budaya setempat, dan seni tradisional.
4. Ketertiban Sosial:Disiplin, tanggung jawab, dan kerja sama sosial adalah nilai-nilai yang
ditekankan dalam pendidikan Pancasila. Tujuannya adalah membentuk individu yang dapat
berkontribusi secara positif dalam masyarakat.
5. Budaya Demokrasi:Pendidikan Pancasila mencakup pemahaman tentang demokrasi, hak
asasi manusia, dan partisipasi warga negara dalam proses politik. Ini bertujuan untuk
membangun masyarakat yang lebih demokratis.
6. Kearifan Lingkungan:Beberapa pendekatan pendidikan Pancasila juga mencakup
pembelajaran tentang pelestarian lingkungan dan pentingnya pengelolaan sumber daya alam
yang berkelanjutan.
Landasan kultural ini bertujuan untuk memperkuat pendidikan di Indonesia agar lebih relevan
dengan budaya, tradisi, dan nilai-nilai masyarakat Indonesia, sambil tetap mempromosikan prinsip-
prinsip dasar Pancasila seperti persatuan, keadilan, dan kemanusiaan. Hal ini juga membantu dalam
melestarikan dan mengembangkan warisan budaya yang khas di Indonesia.
C. Landasan historis
pendidikan Pancasila merujuk pada sejarah dan perkembangan pendidikan di Indonesia yang
dipengaruhi oleh nilai-nilai dan prinsip-prinsip Pancasila. Beberapa titik penting dalam sejarah
pendidikan Pancasila meliputi:
2).
1. Etimologis
Secara etimologis, kata “Pancasila” berasal dari bahasa Sanskerta, salah satu bahasa kuno India. Ini
terdiri dari dua kata, yaitu:
1. ”PancaPanca”: Kata ini berarti “lima” dalam bahasa Sanskerta. Ini mengacu pada jumlah
prinsip atau nilai-nilai dasar dalam Pancasila.
2. ”Sila”: Kata ini bisa diterjemahkan sebagai “prinsip” atau “asas.” Dalam konteks Pancasila,
“sila” merujuk pada prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan filsafat negara Indonesia.
3. Jadi, secara etimologis, “Pancasila” berarti “lima prinsip” atau “lima asas.” Pancasila adalah
landasan filsafat negara Indonesia yang terdiri dari lima prinsip dasar yang menentukan
ideologi dan nilai-nilai dasar negara tersebut.
2. historis
Pengertian historis Pancasila mengacu pada latar belakang sejarah dan perkembangan ideologi ini
dalam konteks Indonesia. Berikut adalah pengertian historis Pancasila:
Pancasila adalah filsafat negara dan ideologi dasar Indonesia yang pertama kali diumumkan oleh
Soekarno, salah satu pemimpin kemerdekaan Indonesia, dalam pidato yang dikenal sebagai “Pidato 1
Juni 1945.” Pidato tersebut dibacakan dalam sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia), sebuah badan yang bertugas merumuskan dasar negara bagi Indonesia
yang baru merdeka. Dalam pidato ini, Soekarno merinci lima prinsip dasar yang akan menjadi fondasi
negara Indonesia yang merdeka. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa:Prinsip ini menegaskan pentingnya kepercayaan dan ketaqwaan
kepada Tuhan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab:Prinsip ini menekankan perlunya menghargai martabat
manusia, menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, dan mempromosikan budaya yang beradab.
3. Persatuan Indonesia: Prinsip ini menekankan kesatuan dan persatuan seluruh bangsa
Indonesia di bawah satu negara.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan:Prinsip ini menekankan demokrasi sebagai cara untuk
mencapai kebijaksanaan dan keadilan dalam pemerintahan.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia:Prinsip ini menuntut distribusi yang adil dari
kekayaan dan sumber daya negara serta pengurangan kesenjangan sosial.
1. Dasar Negara:Pancasila adalah dasar negara Republik Indonesia, yang dijelaskan dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Ini berarti bahwa Pancasila adalah panduan dan
prinsip-prinsip dasar yang membimbing pembentukan hukum, kebijakan, dan pemerintahan
negara.
2. Filsafat Negara:Pancasila adalah filsafat negara Indonesia. Ini mencakup prinsip-prinsip dasar
yang menggambarkan visi dan tujuan negara, termasuk nilai-nilai kemanusiaan, keadilan,
demokrasi, persatuan, dan kebersamaan.
3. Ideologi Nasional:Pancasila adalah ideologi nasional Indonesia yang mengidentifikasi
landasan ideologis yang membedakan Indonesia sebagai negara. Ini mencakup prinsip-
prinsip sosial, politik, dan ekonomi yang harus diikuti oleh warga negara dan pemerintah.
4. Sumber Hukum: Pancasila adalah sumber hukum utama di Indonesia. Ini berarti bahwa
hukum dan peraturan harus sejalan dengan prinsip-prinsip Pancasila, dan jika ada konflik
antara hukum dan Pancasila, maka Pancasila memiliki prioritas.
5. Identitas Kebangsaan:Pancasila juga mencerminkan identitas nasional Indonesia. Ini
menggambarkan karakter dan jiwa bangsa Indonesia dalam konteks global.
6. Moralitas dan Etika: Pancasila berfungsi sebagai panduan moral dan etika bagi warga negara
Indonesia. Ini mencerminkan nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi dalam kehidupan sehari-
hari, seperti integritas, keadilan, dan kesetaraan.
Dalam pengertian terminologis, Pancasila adalah konsep yang kompleks yang mencakup aspek-aspek
dasar negara, filsafat, ideologi, dan moralitas yang penting dalam negara Indonesia. Ini adalah inti
dari identitas dan landasan hukum negara ini.
4. Ahli
Istilah “ahli Pancasila” biasanya mengacu pada individu yang memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang mendalam tentang Pancasila sebagai filsafat, ideologi, dan dasar negara Indonesia. Ahli
Pancasila adalah individu yang secara khusus mempelajari, mengajar, atau berkontribusi dalam
pengembangan, penelitian, dan pemahaman tentang Pancasila.
Ahli Pancasila berperan penting dalam menjaga integritas dan relevansi Pancasila sebagai panduan
negara dan masyarakat. Mereka membantu memperkuat pemahaman tentang prinsip-prinsip
Pancasila dan bagaimana prinsip-prinsip tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan
dalam berbagai aspek pembangunan nasional Indonesia.