DISUSUN OLEH :
NIM : 05041281924097
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
Soal
Jawab : Menurut saya, setiap masyarakat indonesia harus tau dan mengamalkan isi-isi
yang terkandung dalam sila-sila pancasila itu sendiri.Dan juga setiap masyarakat harus
saling menghargai sesamanya karna kita semua keluarga dalam satu bangsa,bahasa dan
itu adalah Indonesia.
2. Jelaskan secara singkat tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan pancasila!
Jawab :
Tujuan pancasila sebagai berikut:
4. Coba saudara jelaskan bagaimana kompetensi tersebut dapat ada dalam diri setiap
bangsa indonesia selain melalui pendidikan pancasila !
Jawab : Menurut saya mengan diadakan organisasi luar ruangan dengan mengambil
unsur pokok dari pancasila itu sendiri.
Jawab : Perumusan Pancasila sebagai dasar negara tidak terlepas dari sejarah
perjuangan bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan.
Dasar Negara Republik Indonesia disebut dengan istilah “Pancasila”.
1/6/45 Ir. Soekarno - sidang BPUPKI 1 = Hari lahirnya Pancasila
22/6/45 Panitia 9 - Jakarta Charter = Naskah pembukaan Alinea IV (Pembedaan)
18/8/45 - Sidang PPKI = mengesahkan UUD 45 - Pembukaan Alinea 4 = Pancasila -
Resmi + sah.
secara terminologis
PPKI segera mengadakan sidang tanggal 18 Agustus 1945, setelah itu mengesahkan
UUD 1945 yg terdiri atas 2 bagian yaitu Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal UUD
1945 yang berisi 37 pasal, 1 aturan Aturan Peralihan yang terdiri atas 4 pasal dan 1
Aturan Tambahan terdiri atas 2 ayat.
bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea tersebut tercantum rumusan
Pancasila sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
7) Coba saudara jelaskan sikap positif apa yang diperlukan dalam menghadapi tantangan
pendidikan pancasila saat ini !
Jawab : -tetap berusaha menjaga persatuan
-ada rasa toleransi
-berusaha optimis
-mencoba belajar dan mengerti pendidikan sekarang, serta menjauhkan hal negatif dari
kebudayaan sekarang
-tetap menjaga kebudayaan nilai luhur pancasila/mengembangkan agar tidak hilang
dikalangan mahasiswa
8) Jelaskan apa yang menjadi pengaruh globalisasi terhadap ketahanan mental ideologis
bangsa !
Jawab : Banyaknya konflik yang muncul salah satunya merupakan indikasi
terganggunya ketahanan Nasional misalnya saja munculnya gerakan-gerakan separatis di
pelosok tanah air. Hal-hal inilah yang kemudian dapat menghambat Bangsa Indonesia
dalam mencapai tujuan dan cita-citanya.
9) Jelaskan dengan ringkas apa yang menjadi landasan historis, landasan kultural,landasan
yuridis, dan landasasn filosofis dari pancasila!
Jawab :
Landasan Historis
Bangsa Indonesia terbentuk melalui proses yang panjang mulai jaman kerajaan Kutai,
Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya penjajah. Bangsa Indonesia berjuang untuk
menemukan jati dirinya sebagai bangsa yang merdeka dan memiliki suatu prinsip yang
tersimpul dalam pandangan hidup serta filsafat hidup, di dalamnya tersimpul ciri khas, sifat
karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain. Oleh para pendiri bangsa kita (the
founding father) dirumuskan secara sederhana namun mendalam yang meliputi lima
prinsip (sila) dan diberi nama Pancasila.
Dalam era reformasi bangsa Indonesia harus memiliki visi dan pandangan hidup yang
kuat (nasionalisme) agar tidak terombang-ambing di tengah masyarakat internasional. Hal
ini dapat terlaksana dengan kesadaran berbangsa yang berakar pada sejarah bangsa.
Secara historis nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum
dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia secara obyektif historis telah
dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Sehingga asal nilainilai Pancasila tersebut tidak
lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, atau bangsa Indonesia sebagai kausa materialis
Pancasila.
Landasan Kultural
Bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri.
Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-sila Pancasila
bukanlah merupakan hasil konseptual seseorang saja melainkan merupakan suatu hasil
karya bangsa Indonesia sendiri yang diangkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki melalui
proses refleksi filosofis para pendiri negara. Oleh karena itu generasi penerus terutama
kalangan intelektual kampus sudah seharusnya untuk mendalami serta mengkaji karya
besar tersebut dalam upaya untuk melestarikan secara dinamis dalam arti mengembangkan
sesuai dengan tuntutan jaman.
Landasan Yuridis
Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila di Perguruan
Tinggi diatur dalam UU No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pasal 39 menyatakan : Isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib
memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan.
Demikian juga berdasarkan SK Mendiknas RI, No.232/U/2000, tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, pasal
10 ayat 1 dijelaskan bahwa kelompok Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, wajib
diberikan dalam kurikulum setiap program studi, yang terdiri atas Pendidikan Pancasila,
Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan.
Sebagai pelaksanaan dari SK tersebut, Dirjen Pendidikan Tinggi mengeluarkan Surat
Keputusan No.38/DIKTI/Kep/2002, tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian (MPK). Dalam pasal 3 dijelaskan bahwa kompetensi
kelompok mata kuliah MPK bertujuan menguasai kemampuan berfikir, bersikap rasional
dan dinamis, berpandangan luas sebagai manusia intelektual. Adapun rambu-rambu mata
kuliah MPK Pancasila adalah terdiri atas segi historis, filosofis, ketatanegaraan,
kehidupan berbangsa dan bernegara serta etika politik. Pengembangan tersebut dengan
harapan agar mahasiswa mampu mengambil sikap sesuai dengan hati nuraninya,
mengenali masalah hidup terutama kehidupan rakyat, mengenali perubahan serta mampu
memaknai peristiwa sejarah, nilai-nilai budaya demi persatuan bangsa.
Landasan Filosofis
Pancasila sebagai dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa Indonesia,
oleh karena itu sudah merupakan suatu keharusan moral untuk secara konsisten
merealisasikan dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Secara filosofis bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara adalah sebagai bangsa yang
berketuhanan dan berkemanusiaan, hal ini berdasarkan kenyataan obyektif bahwa
manusia adalah mahluk Tuhan YME. Setiap aspek penyelenggaraan negara harus
bersumber pada nilai-nilai Pancasila termasuk sistem peraturan perundang-undangan di
Indonesia. Oleh karena itu dalam realisasi kenegaraan termasuk dalam proses reformasi
dewasa ini merupakan suatu keharusan bahwa Pancasila merupakan sumber nilai dalam
pelaksanaan kenegaraan, baik dalam pembangunan nasional, ekonomi, politik, hukum,
social budaya, maupun pertahanan keamanan.
10) Jelaskan dinamika dan tantangan pancasila di masa yang akan datang!
Jawab :
semakin rentannya terjadi disintegrasi dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
serta tantangan-tantangan dari luar yaitu arus modern dan westerisasi yang menggerus
budaya serta menjadikan lunturnya nilai-nilai luhur bangsa serta jati diri nasional.
Seperti halanya tantangan yang dihadapi bangsa di era ini adalah bagaiman
mempertahankan kesatuan dan keutuhan wilayah teritori Negara, yang mana mulai
maraknya gerakan-gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari kesatuan
Indonesia yang nantinya menimbulkan disintegrasi bangsa. Sealain itu kesadaran akan
pentingnya pengamalan jiwa nasionalisme dari berbagai elemen bangsa sudah
mengalami penurunan greget dan kurang bergairah. Serta ditambah lagi kurangnya
komitmen dan implementasi untuk mengamalkan nilai pancasila yang menjadi pedoman
dasar dalam berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai ideologi bangsa yang
merupakan jiwa kepribadian serta dasar pokok aturan yang sedemikian lengkapnya juga
mengalami penurunan moral nasional secara drastis di Era globalisasi sekarang ini
pasalnya dimasa perkembangan dan kemajuan teknologi yang sangat pesat secara
langsung maupun tidak langsung moral dan budaya bangsa yang yang menjadi cerminan
dari kepribadian bangsa ikut mengalami pergeseran-pergeseran yang mana perubahan
tersebut tidak sesuai lagi dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Demikian
halnya tantangan yang muncul dari dalam juga terdapat tantangan yang datangnya dari
luar, seperti Era globalisai sekarang ini yang membawa budaya barat atau yang disebut
westernisasi berduyun-duyun masuk menggerogoti budaya asli masyarakat Indonesia
yang mana memunculkan perilaku-perilaku yang tidak cinta lagi terhadap budaya sendiri
yaitu budaya asli yang secara turun-temurun telah diwariskan oleh para leluhur.
BAB II
3) Bagaimana fungsi pancasila sebagai filter bagi warga negara indonesia dalam
menghadapi era kemajuan teknologi informasi komunikasi dan transportasi?
Jawab :
Fungsinya sangat membantu warga negara Indonesia dalam menjangkau informasi dari
berbagai belahan dunia,tetapi sebagai warga negara Indonesia kita harus menyaring ,
memilih dan memilah informasi dan komunikasi yang bersifat membangun dan
membantu pengetahuan masyarakat Indonesia.
5) Jelaskan pancasila sebagai kristalisasi nilai yang dianut dan diakui kebenaran oleh
masyarakat indonesia?
Jawab : Pancasila dijadikan sebagai pandangan, cita-cita, arahan, dan tujuan rakyat
Indonesia maupun bangsa dan negara Indonesia dalam mewujudkan pembangunan
nasional., serta mewujudkan tujuan nasional bangsa Indonesia.
Jawab : hari Lahir Pancasila menjadi hari libur nasional ditetapkan pemerintah sejak
tahun 2016 melalui keputusan Presiden Joko Widodo Nomor 24 tahun 2016 tertanggal 1
Juni 2016 tentang Hari Lahir Pancasila.Lahirnya Pancasila adalah judul pidato yang
disampaikan oleh Soekarno dalam sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (bahasa Indonesia:
“Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan”) pada tanggal 1 Juni 1945. Dalam
pidato inilah konsep dan rumusan awal “Pancasila” pertama kali dikemukakan oleh
Soekarno sebagai dasar negara Indonesia merdeka. Pidato ini pada awalnya disampaikan
oleh Soekarno secara aklamasi tanpa judul dan baru mendapat sebutan “Lahirnya
Pancasila” oleh mantan Ketua BPUPK Dr. Radjiman Wedyodiningrat dalam kata
pengantar buku yang berisi pidato yang kemudian dibukukan oleh BPUPK tersebut.
Menjelang kekalahan Tentara Kekaisaran Jepang di akhir Perang Pasifik, tentara
pendudukan Jepang di Indonesia berusaha menarik dukungan rakyat Indonesia dengan
membentuk Dokuritsu Junbi Cosakai (bahasa Indonesia: “Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan” atau BPUPK, yang kemudian menjadi BPUPKI, dengan
tambahan “Indonesia”). Badan ini mengadakan sidangnya yang pertama dari tanggal 29
Mei (yang nantinya selesai tanggal 1 Juni 1945). Rapat dibuka pada tanggal 28 Mei 1945
dan pembahasan dimulai keesokan harinya 29 Mei 1945 dengan tema dasar negara. Rapat
pertama ini diadakan di gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon 6 Jakarta yang kini
dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila. Pada zaman Belanda, gedung tersebut
merupakan gedung Volksraad (bahasa Indonesia: “Perwakilan Rakyat”). Setelah
beberapa hari tidak mendapat titik terang, pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno
mendapat giliran untuk menyampaikan gagasannya tentang dasar negara Indonesia
merdeka, yang dinamakannya “Pancasila”. Pidato yang tidak dipersiapkan secara tertulis
terlebih dahulu itu diterima secara aklamasi oleh segenap anggota Dokuritsu Junbi
Cosakai. Selanjutnya Dokuritsu Junbi Cosakai membentuk Panitia Kecil untuk
merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar dengan berpedoman pada pidato
Bung Karno tersebut. Dibentuklah Panitia Sembilan (terdiri dari Ir. Soekarno,
Mohammad Hatta, Mr. AA Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso,Abdul Kahar Muzakir,
Agus Salim, Achmad Soebardjo, Wahid Hasjim, dan Mohammad Yamin) yang
ditugaskan untuk merumuskan kembali Pancasila sebagai Dasar Negara berdasar pidato
yang diucapkan Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945, dan menjadikan dokumen tersebut
sebagai teks untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Setelah melalui proses
persidangan dan lobi-lobi akhirnya rumusan Pancasila hasil penggalian Bung Karno
tersebut berhasil dirumuskan untuk dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang
Dasar 1945, yang disahkan dan dinyatakan sah sebagai dasar negara Indonesia merdeka
pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI. Dalam kata pengantar atas dibukukannya
pidato tersebut, yang untuk pertama kaliterbit pada tahun 1947, mantan Ketua BPUPKI
Dr. Radjiman Wedyodiningrat menyebut pidato Ir. Soekarno itu berisi “Lahirnya
Pancasila”
11) jelaskan dinamika dan tantangan pancasila dalam sejarah perkembangan bangsa
indonesia! Jawab : Tantangan dari dalam di antaranya berupa berbagai gerakan separatis
yang hendak memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Apa
yang terjadi di Aceh, Maluku, dan Papua merupakan sebagian contoh di dalamnya.
Penanganan yang tidak tepat dan tegas dalam menghadapi gerakan-gerakan tersebut akan
menjadi ancaman serius bagi tetap eksisnya keutuhan Bangsa Indonesia dan
pancasila.Pancasila juga kini tengah dihadapkan dengan tantangan eksternal berskala
besar berupa mondialisasi atau globalisasi. Di era modernisasi seperti saat ini, dimana
batas negara sudah tidak tampak lagi dan semua ini menuntut adanya keterbukaan dan
transparansi. Maka Pancasila sebagai benteng terakhir bangsa, menghadapi tantangan
yang cukup berat. satu tantangan terbesar yang perlu segera dijawab bangsa yang besar ini,
khususnya oleh para pemegang kekuasaan, adalah menjawab tantangan atas lemahnya
kesejahteraan rakyat dan penegakkan keadilan.
BAB III
BAB IV
Salah satu sifat konvensi yang ada di Indonesia adalah berjalan sejajar dengan UUD 1945.
Dengan kata lain, isi atau praktik dari sebuah konvensi tidak bertentangan dengan
pasal-pasal yang dicantumkan dalam UUD 1945. Hal ini dikarenakan UUD 1945
merupakan sumber dari segala sumber hukum negara Indonesia sehingga aturan-aturan lain
harus sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dari hukum dasar ini baik itu berupa
konvensi, UU (Undang-Undang), Keppres (Keputusan Presiden), atau yang lainnya.
Seperti yang kita ketahui, dalam sejarah UUD selama perjalanan pemerintahan Indoneisia
sempat terjadi perubahan dasar hukum yaitu UUD 1945 berubah menjadi UUDS RI 1950
dan sejak Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kembali lagi menjadi UUD 1945. Tidak lama
kemudian pemerintahan berubah dari Orde Lama menjadi Orde Baru dimana di Orde
Baru ini diikrarkan sebuah tekad untuk melaksanakan UUD 1945 dengan murni dan
menerima segala konsekuensi yang menyertainya.
Konvensi merupakan suatu kebiasaan, oleh karena itu konvensi bersifat tidak tertulis
tetapi aturannya tetap menjunjung norma-norma hukum yang berlaku. Karena tidak
tertulis, maka jika suatu konvensi dilanggar oleh pemerintah maka pemerintah tidak dapat
diadili atas pelanggaran tersebut. Namun demikian, selama ini pelaksanaan konvensi
tetap tumbuh dan dihormati oleh bangsa Indonesia jika konvensi tersebut masih sesuai
untuk diterapkan.
Sifat-sifat konvensi meskipun tidak tertulis, sebuah konvensi tetaplah aturan dimana
aturan tersebut dapat diterima oleh rakyat. Jika tidak diterima, tidak mungkin suatu
konvensi diikuti dan dijadikan suatu kebiasaan dalam penyelenggaraan ketatanegaran.
Rakyat menerima sebuah konvensi jika konvensi tersebut menghormati nilai-nilai etika
dan norma. Selain itu, sebuah konvensi dapat menumbuhkan jiwa nasionalisme dan
patriotisme.
Latihan
1) Pokok pokok pikiran yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dapat di
kategorisasikan ke dalam empat pokok. Pokok pikiran kedua adalah:
a. Negara hendak melindungi segenap bangsa indonesia dan tumpah darah indonesia
b. Negara hendak mewujudkan keadilan sosia bagi seluruh rakyat indonesia
c. Negara yang berkedaulatan rakyat berdasar atas kerakyatan dan
perumsyawaratan/perwakilan
d. Negara berdasar atas ketuhanan yang maha esa menurut dasar kemanusiaan yang
adil dan beradab
5) Sifa-sifat konvensi sebagai hukum dasar tidak tertulis adalah sebagai berikut kecuali..
BAB V
3) Jelaskan sumber historis, sosiologis, dan politis pancasila sebagai suatu sistem
filsafat?
1. Sumber Historis Pancasila sebagai Sistem Filsafat
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Sejak zaman purbakala hingga pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia,
masyarakat Nusantara telah melewati ribuan tahun pengaruh agama-agama lokal,
yaitu sekitar 14 abad pengaruh Hindu dan Buddha, 7 abad pengaruh Islam, dan 4
abad pengaruh Kristen. Tuhan telah menyejarah dalam ruang publik Nusantara. Hal
ini dapat dibuktikan dengan masih berlangsungnya sistem penyembahan dari
berbagai kepercayaan dalam agama-agama yang hidup di Indonesia. Pada semua
sistem religi-politik tradisional di muka bumi, termasuk di Indonesia, agama
memiliki peranan sentral dalam pendefinisian institusi-institusi sosial (Yudi-Latif,
2011: 57--59).
b. Sila Kemanusiaan Yang Adil da Beradab
Nilai-nilai kemanusiaan dalam masyarakat Indonesia dilahirkan dari perpaduan
pengalaman bangsa Indonesia dalam menyejarah. Bangsa Indonesia sejak dahulu dikenal
sebagai bangsa maritim telah menjelajah keberbagai penjuru Nusantara, bahkan dunia.
Hasil pengembaraan itu membentuk karakter bangsa Indonesia yang kemudian oleh
Soekarno disebut dengan istilah Internasionalisme atau Perikemanusiaan. Kemerdekan
Indonesia menghadirkan suatu bangsa yang memiliki wawasan global dengan kearifan
lokal, memiliki komitmen pada penertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian,
dan keadilan sosial serta pada pemuliaan hak-hak asasi manusia dalam suasana
kekeluargaan kebangsan Indonesia (Yudi-Latif, 2011: 201).
c. Sila Persatuan Indonesia
Kebangsaan Indonesia merefleksikan suatu kesatuan dalam keragaman serta
kebaruan dan kesilaman. Indonesia adalah bangsa majemuk paripurna yang menakjubkan
karena kemajemukan sosial, kultural, dan teritorial dapat menyatu dalam suatu komunitas
politik kebangsaan Indonesia. Jika di tanah dan air yang kurang lebih sama, nenek
moyang bangsa Indonesia pernah menorehkan tinta keemasannya, maka tidak ada alasan
bagi manusia baru Indonesia untuk tidak dapat mengukir kegemilangan (Yudi-Latif,
2011:377).
d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.
Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat
memang merupakan fenomena baru di Indonesia, yang muncul sebagai ikutan formasi
negara republik Indonesia merdeka. Sejarah menunjukkan bahwa kerajaan-kerajaan
pra-Indonesia adalah kerajaan feodal yang dikuasai oleh raja-raja autokrat. Meskipun
demikian, nilai-nilai demokrasi dalam taraf tertentu telah berkembang dalam budaya
Nusantara, dan dipraktikkan setidaknya dalam unit politik kecil, seperti desa di Jawa,
nagari di Sumatera Barat, banjar di Bali, dan lain sebagainya. Tan Malaka mengatakan
bahwa paham kedaulatan rakyat sebenarnya telah tumbuh di alam kebudayaan
Minangkabau, kekuasaan raja dibatasi oleh ketundukannya pada keadilan dan kepatutan.
Kemudian, Hatta menambahkan ada dua anasir tradisi demokrasi di Nusantara, yaitu; hak
untuk mengadakan protes terhadap peraturan raja yang tidak adil dan hak untuk
menyingkir dari kekuasaan raja yang tidak disenangi (Yudi-Latif, 2011: 387--388).
Masyarakat adil dan makmur adalah impian kebahagian yang telah berkobar ratusan
tahun lamanya dalam dada keyakinan bangsa Indonesia. Impian kebahagian itu terpahat
dalam ungkapan “Gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerta raharja”. Demi impian
masyarakat yang adil dan makmur itu, para pejuang bangsa telah mengorbankan dirinya
untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Sejarah mencatat bahwa bangsa Indonesia
dahulunya adalah bangsa yang hidup dalam keadilan dan kemakmuran, keadaan ini
kemudian dirampas oleh kolonialisme (Yudi-Latif, 2011: 493--494).
Sumber politis Pancasila sebagai sistem filsafat dapat diklasifikasikan ke dalam dua
kelompok. Kelompok pertama, meliputi wacana politis tentang Pancasila sebagai sistem
filsafat pada sidang BPUPKI, sidang PPKI, dan kuliah umum Soekarno antara tahun 1958
dan 1959, tentang pembahasan sila-sila Pancasila secara filosofis. Kelompok kedua,
mencakup berbagai argumen politis tentang Pancasila sebagai sistem filsafat yang
disuarakan kembali di era reformasi dalam pidato politik Habibie 1 Juni 2011.
BAB VI
1) Jelaskan apa yang dimaksud dengan etika!
Jawab : adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang
mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian
moral
2) Jelaskan perbedaan etiket dengan etika!
Jawab : Etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos yang bermakna watak
kebiasaan.Etiket berasal dari bahasa Perancis, yaitu etiquette yang berarti sopan santun
3) Apa yang dimaksud dengan etika politik?
Jawab : Etika politik adalah filsafat moral tentang dimensi politis kehidupan manusia,
atau cabang filsafat yang membahasa prinsip-prinsip moralitas politik. Dengan kata lain,
etika politik merupakan prinsip moral tentang baik-buruk dalam tindakan atau perilaku
dalam berpolitik.
4) Jelaskan perlunya pancasila sebagai sistem etika!
Jawab : karena dengan memiliki etika maka kita mampu menjalankan kehidupan
bernegara dengan baik sebagai masyarakat yang mempunyai perilaku yang baik,
kebiasaan hidup yang baik ini dianut dan diwariskan dari satu generasi ke generasi yang
lain. Dalam artian ini, etika sama maknanya dengan moral.
Jawaban:
1. Liberalisme
Liberalisme merupakan paham yang mengutamakan kebebasan individu sebagai
pangkal kebahagiaan hidup. Ideologi liberalis diperkenalkan di Indonesia oleh
orang-orang Belanda yang mendukung perjuangan bangsa Indonesia. Dan Paham
liberal ini dikembangkan oleh organisasi-organisasi politik di Indonesia seperti
Indische Partij.
5) Uraikan ideologi politik yang berkembang atau yang pernah berkembang di dunia
di bawah ini
a) Ideologi fasisme
b) Ideologi liberalisme
c) Ideologi kapitalisme
d) Ideologi komunisme
e) Ideologi sosialisme
f) Ideologi islam
6) Jelaskan kelebihan ideologi pancasila bila dibandingkan dengan ideologi lain!
Sistem kepercayaan yang dianut Pancasila adalah monotheisme.
❖ Hak Asasi Manusia sangat dijunjung tinggi tanpa mengabaikan kewajiban.
❖ Pengambilan keputusan didasarkan pada musyawarah mufakat.
Sementara itu, menurut Soekarno dalam salah satu pidatonya, Pancasila sebagai ideologi
memiliki sejumlah kelebihan antara lain:
❖ Pancasila mengakui adanya tuhan.
❖ Pancasila menghargai setiap manusia.
❖ Pancasila mengutamakan pada persatuan seluruh bangsa.
❖ Pancasila menganut paham demokrasi.
❖ Pancasila mengupayakan supaya terwujud keadilan bukan hanya untuk individu
melainkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
7) Uraikan apa saja yang harus dilakukan untuk mempertahankan ideologi pancasila
agar nilai-nilai pancasila bisa dipertahankan dan nilai- nilai negatif ideologi negara lain
tidak mempengaruhi pemikiran para generasi muda indonesia! Jangan mudah terpengaruh
oleh budaya asing
BAB VIII
2) Jelaskan tujuh ide atau gagasan dasar yang terkandung dalam ideologi pancasila!
Ideologi tertutup tidak sesuai dengan Indonesia dan nilai-nilai luhur oancasila sebagai
pandangan hidup Bangsa Indonesia. Banyak negara-negara di dunia yang mempunyai
ideologi tertutup mengalami kemunduran dan kehancuran. Tentunya Indonesia tidak
menginginkan hal tersebut terjadi di sini.
Ideologi terbuka juga terbentuk berdasarkan pengalaman sejarah masa lampau, di mana
Indonesia pernah menganut sistem yang tertutup. Sistem yang sangat dipengaruhi oleh
ideologi komunisme. Terbukti, negara mengalami kemunduran dan mengalami banyak
masalah dengan cara tersebut.
5) Jelaskan apa yang dimaksud dengan pancasil jugaa sebagai ideologi reformatif
ideologi pancasila adalah bersifat aktual, dinamis, dan antisipatif, dan senantiasa mampu
menyesuaikan dengan perkembangan zaman, IPTEK, serta dinamika perkembangan
aspirasi masyarakat. Keterbukaan ideologi pancasila bukan berarti mengubah nilai- nilai
dasar yang terkandung didalamnya, namun mengeksplisitkan wawasannya secara lebih
kongkrit sehingga memiliki kemampuan yang reformasif untuk memecah masalah-
masalah aktual yang senantiasa berkembang seiring dengan aspirasi rakyat,
perkembangan IPTEK, serta zaman.
BAB IX
1) Jelaskan dengan contoh paradigma! Berfikir kritis dan positif dalam segala hal.
4) Sebutkan visi dan misi pembangunan nasional yang tercantum dalam RPJP
Nasional 2005-20025!
6) Jelaskan mengapa kepentingan terbaik rakyat harus menjadi titik sentral dan dasr
beripijak pembangunan politik!
Jawab : Karena kepentingan rakyat sangat utama dan suara rakyatlah yang
menentukan keberhasilan pembangun politik. Masyarakat merupakan bagian
penting atau titik sentarl pembnagunan berkelanjutan, karena peran penduduk
sejatinya adalah sebagai subjek dan objek dari pembangunan berkelanjutan.
Jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang cepat, namun memiliki
kualitas yang rendah, akan memperlambat tercapainya kondisi yang ideal antara
kualitas dan kualitas penduduk dengan daya dukung alam dan daya tamping
lingkungan yang semakin terbatas.
BAB X
BAB XI
Bab 11
Tugas-Tugas dan Latihan
1.)Apa yang dimaksud dengan Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu?
Jawab : Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu artinya satu kesatuan
dari sila-silanya harus merupakan sumber nilai, kerangka berpikir serta asas
moralitas bagi pembangunan imu pengethuan dan teknologi dan pengembangan
ilmu dan teknologi tidak dapat terlepas dari situasi yang melingkupinya, artinya
selalu berkembang dalam suatu ruang budaya.
3.)Kemukakan sumber historis, sosiologis, dan politis Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu?
Jawab : Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu terdiri dari beberapa
sumber yaitu sebagai berikut:
A). Sumber Historis
Sumber historis Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu di
Indonesia dapat ditelusuri pada awalnya dalam dokumen negara yaitu
Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, alinea keempat Pembukaan UUD
1945 berbunyi:
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,….dan seterusnya”.
Kata “mencerdaskan kehidupan bangsa” mengacu pada pengembangan
iptek melalui pendidikan. Amanat dalam Pembukaan UUD 1945 yang terkait
dengan mencerdaskan kehidupan bangsa itu haruslah berdasarkan pada
nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa dan seterusnya, yakni Pancasila. Proses
mencerdaskan kehidupan bangsa yang terlepas dari nilai-nilai spiritualitas,
kemanusian, solidaritas kebangsaan, musyawarah dan keadilan merupakan
pencederaan terhadap amanat Pembukaan Undang-undang Dasar 2045 yang
merupakan dokumen sejarah bangsa Indonesia.