Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah “Studi fiqih”
Dosen pengampu
MUCHTIM HUMAIDI S.H.I.,M.IRKH.
Disusun oleh
Kelompok :11
1. EKA RETNO WULAN
2. FARIS AMMAR RIDHO
3. FATQUL WAHYUNINGTYAS
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, hal ini karena
kemampuan dan pengalaman kami yang masih ada dalam keterbatasan. Untuk itu,
kami mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun, demi perbaikan
dalam makalah ini yang akan datang.
Akhir kata kami sampaikan terimakasih semoga Allah SWT senantiasa meridhoi
segala usaha kita.
Kelompok 11
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR…………………………………………………………………...
KATA PENGANTAR……………………………………………………………...
PENDAHULUAN.....................................................................................................
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..
BAB 1……………………………………………………………………………….
HUKUM ISLAM DAN BUDAYA…...............……..……………………..
BAB 2……………………………………………………………………………….
SEJARAH PERGULATAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN BUDAYA............
BAB 3……………………………………………………………………………….
MENCARI HUKUM ISLAM KHAS INDONESIA………………….........
PENUTUP..................................................................................................................
KESIMPULAN……………………………………………………………..
KRITIK DAN SARAN……………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
PENDAHULUAN
Islam dan Budaya
Agama (Islam) dan kebudayaan merupakan dua hal yang tidak bisa Dipisahkan,
keduanya saling melengkapi satu sama lain. Ketika berbicara agama Dan
kebudayaan, bisa dilihat lewat aplikasi fungsinya dalam wujud sistem budaya Dan
juga dalam bentuk tradisi ritual atau upacara keagamaan yang nyata-nyata Bisa
mengandung nilai agama dan kebudayaan secara bersamaan. Berbicara agama
Islam dengan kebudayaan, tentu merupakan pembahasan Yang sangat menarik.
Dimana Islam sebagai agama universal merupakan rahmat Bagi semesta alam dan
dalam kehadirannya di muka bumi, Islam berbaur dengan Budaya lokal suatu
masyarakat (local culture), sehingga antara Islam dengan Budaya lokal tidak bisa
dipisahkan, melainkan keduanya merupakan bagian yang Saling mendukung dan
melengkapi. Secara bahasa kata Islam berasal dari bahasa Arab yang di ambil dari
kata “salima” yang mempunyai arti “selamat”. Dari kata “salima” tersebut maka
Terbetuk kata “aslama” yang memiliki arti “menyerah, tunduk, patuh, dan taat”.
Kata “aslama” menjadi pokok kata Islam, mengandung segala arti yang
Terkandung dalam arti pokoknya, sebab itu orang yang melakukan “aslama” atau
Masuk Islam dinamakan muslim. Berarti orang itu telah menyatakan dirinya taat,
Menyerahkan diri, dan patuh kepada Allah Swt. Dengan melakukan “aslama”
Maka orang terjamin keselamatannya di dunia dan di akhirat.
Keragaman budaya, tradisi dan agama adalah suatu keniscayaan hidup, sebab setiap
orang atau komunitas pasti mempunyai perbedaan sekaligus persamaan. Di sisi lain
pluralitas budaya, tradisi dan agama merupakan kekayaan tersendiri bagi bangsa
Indonesia. Namun jika kondisi seperti itu tidak dipahami dengan sikap toleran dan
saling menghormati, maka pluralitas budaya, agama atau tradisi cenderung akan
memunculkan konflik bahkan kekerasan (violence). Oleh karena itu memahami
pluralitas secara dewasa dan arif merupakan keharusan dalam kehidupan masyarakat,
berbangsa dan bernegara. Jika tidak, perbedaan budaya, tradisi atau kultur seringkali
menyebabkan ketegangan dan konflik sosial. Kenyataan di lapangan menyebutkan
bahwa perbedaan budaya atau tradisi dalam suatu komunitas masyarakat tidak
selamanya dapat berjalan damai. Penulis mempunyai asumsi bahwa konflik yang
muncul akibat perbedaan budaya salah satunya disebabkan oleh sikap fanatisme
sempit serta kurangnya sikap tasamuh (toleran) di kalangan umat. Fanatisme dan
intoleransi hanya akan memyebabkan terjadinya desintegrasi bangsa dan konflik di
masyarakat.
BAB I
KESIMPULAN
Simpulan Dari apa yang telah disebutkan dan dibahas dalam beberapa pernyataan di
atas. Maka dapatlah kita simpulkan bahwasanya kebudayaan lokal yang ada dalam
masyarakat merupakan sebuah adat/tradisi yang sudah mengakar kuat dan
berpengaruh terhadap kehidupan keseharian masyarakat setempat. Islam dengan
ajarannya yang bersifat rahmatan lil ‘alamin dan penuh toleransi memandang tradisi
secara selektif. Tradisi akan senantiasa terpelihara dan dilestarikan selama sesuai dan
tidak bertentangan dengan akidah. Bahkan tradisi/adat atau yang dikenal dengan
istilah ‘urf dapat menjadi salah satu dasar pengambilan hukum.
Kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk memperbaiki isi dalam makalah yang
kami buat apabila ada salah kalimat harap maklum.
DAFTAR PUSTAKA
Website academia
Al-Amidi. 1347 H. , Kairo: Muhammad Ali Shabih.
al-‘Ashmawi. 2002. Muhammad Sa’id, Haqiqat al-Hijab wa Hujjiyyah al-
Hadits, Kairo: al-Kitab al-Dhahabi.
Azizy, Qadri. 2003. Reformasi Bermazhab: Sebuah Ikhtiar Menuju Ijtihad
Jakarta: Teraju.
Azizy, Qadri. 2002. Eklektisisme hukum Nasional Kompetisi Antara Hukum
Islam dan Hukum Umum, Yogyakarta: Gama Media.
Baso, Ahmad. 2006. NU Studies, Pergolakan Pemikiran Antara
Fundamentalisme Islam Dan Fundamentalisme Neo-Liberal, Jakarta: Erlangga.