Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KONSEP DASAR AKHLAK TASAWUF

Disusun untuk memenuhi tugas Akhlak Tasawuf

Dosen Pengampu : Ibu Musdhalifah,M.HI

Disusun oleh Kelompok 1:

1. Amsori Asan (201105030023)


2. Reza Ananda Aprilia (201105030026)
3. Reninda Fidia Wijayanti (201105030004)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN KHAS JEMBER 2021

i
Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Konsep Dasar
Akhlak Tasawuf" dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Akhlak Tasawuf. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan tentang Akhlak Tasawuf bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Musdhalifah,M.HI selaku dosen


mata kuliah Akhlak Tasawuf. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Jember, 5 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Contents
BAB I................................................................................................................................................iv
Pendahuluan.................................................................................................................................iv
1.1 Latar belakang.................................................................................................................iv
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................iv
1.3 Tujuan..............................................................................................................................iv
BAB II...............................................................................................................................................v
Pembahasan...................................................................................................................................v
2.1 Pengertian Akhlak dan Tasawuf.......................................................................................v
B. Pengertian Tasawuf.........................................................................................................vii
2.2 Orientasi dan Tujuan Akhlak Tasawuf.........................................................................viii
2.3 Pendekatan dan Metode Akhlak Tasawuf.......................................................................ix
2.4 Posisi Akhlak Tasawuf Dalam Islam...............................................................................x
2.5 Hubungan Akhlaq dan Tasawuf Serta Ilmu-Ilmu Lainnya.............................................xi
2.6 Akhlak, Etika dan Moral...............................................................................................xiv
BAB III..........................................................................................................................................xvi
KESIMPULAN..........................................................................................................................xvi
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................xvi
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................xvii

iii
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar belakang

Pada pengertian umum, tasawuf memiliki makna kecenderungan mistisme


universal yang ada sejak lama, berdasarkan sikap zuhud terhadap keduniaan
(asketisme). Dengan tujuan membangun hubungan (ittishal) dengan al-mala’al-
a’la yang merupakan sumber kebaikan ,emanasi dan iluminasi.

Selain itu, Islam merupakan agama yang begitu memperhatikan Akhlak maupun
karakter mulia secara komprehenshif. Hal tersebut nampak jelas dari
pembahasan lengkap sari segi pendekatan, metode, materi dan hal yang
berkaitan. Selain itu, iman, islam dan ihsan yang telah dimiliki terasa kurang
sempurna tanpa adanya bimbingan akhlak yang tepat.

Oleh karenanya, pembahasan mengenai akhlak tasawuf sangat penting dalam


proses pendekatan diri pada pencipta. Aklah tasawuf merupakan bagian penting
yang tidak terpisahkan dalam proses mendekatkan diri pada Allah.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah pengertian dari Akhlak Tasawuf?


1.2.2 Apa orientasi dan tujuan dari akhlak tasawuf?
1.2.3 Apa saja metode dan pendekatan akhlak tasawuf?
1.2.4 Bagaimana posisi akhlak tasawuf dalam Islam?
1.2.5 Bagaimana hubungan akhlak dan tasawuf serta ilmu-ilmunya?
1.2.6 Apa itu akhlak, moral da etika?

1.3 Tujuan

iv
1.3.1 Menjelaskan pengertian dari akhlak tasawuf
1.3.2 Membahas mengenai orientaai dan tujua daei akhlak tasawuf
1.3.3 Menjelaskan pendekatan dan metode akhlak tasawuf
1.3.4 Menjelaskan posisi akhlak tasawuf dalam Islam
1.3.5 Menjelaskan hubungan akhlak dan tasawuf serta ilmu-ilmunya
1.3.6 Menjelaskan akhlak, moral da etika

BAB II

Pembahasan

2.1 Pengertian Akhlak dan Tasawuf

A. Pengertian Akhlak

Kata “Akhlak” berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun yang menurut
etimologi berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Sedangkan

v
secara terminologi ulama sepakat mengatakan bahwa akhlak adalah hal yang
berhubungan dengan perilaku manusia.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian akhlak islami adalah perilaku manusia
yang sesuai dengan ketentuan syari’ah dan aturan islam.

Ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan-perbuatan manusia,


kemudian menetapkannya apakah perbuatan tersebut tergolong perbuatan yang
baik atau perbuatan yang buruk. Ilmu akhlak dapat pula disebut sebagai ilmu
yang berisi pembahasan dalam upaya mengenal tingkah laku manusia,
kemudian memberikan nilai atau hukum kepada perbuatan tersebut, yaitu
apakah perbuatan tersebut tergolong baik atau buruk. Dalam pengertian yang
hampir sama dengan kesimpulan di atas, Dr. M Abdullah Dirroz,
mengemukakan definisi akhlak sebagai berikut:

“Akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan
kehendak mana berkombinasi membawa kecenderungan pada pemilihan pihak
yang benar (dalam hal akhlak yang baik) atau pihak yang jahat (dalam hal
akhlak yang jahat).”

Pengertian akhlak menurut para ahli

1. Ibnu Miskawaih: sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk
melaksanakan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran danpertimbangan.

2. Imam Ghazali: sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-
macam perbuatan yang mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

3. Selanjutnya menurut Abdullah Dirroz, perbuatan-perbuatan manusia dapat


dianggap sebagai manifestasi dari akhlaknya, apabila dipenuhi dua syarat, yaitu:

Perbuatan-perbuatan itu dilakukan berulang kali dalam bentuk yang sama,


sehingga menjadi kebiasaan. Perbuatan-perbuatan itu dilakukan karena
dorongan emosi-emosi jiwanya, bukan karena adanya tekanan-tekanan yang

vi
datang dari luar seperti paksaan dari orang lain sehingga menimbulkan
ketakutan, atau bujukan dengan harapan-harapan yang indah-indah dan lain
sebagainya.

Keseluruhan definisi akhlak tersebut di atas tampak tidak ada yang


bertentangan, melainkan memiliki satu kemiripan antara satu dengan lainnya.
Definisi-definisi akhlak tersebut secara substansial tampak saling melengkapi,
dan darinya kita dapat melihat lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak,
yaitu:

Pebuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa
seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya. Perbuatan akhlak adalah
perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran.

Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang
yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.

Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan


sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara.

Sejalan dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang
baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah,
bukan karena ingin dipuji orang atau karena ingin mendapatkan suatu pujian.

Dalam perkembangan selanjutnya akhlak tumbuh menjadi suatu ilmu yang


berdiri sendiri, yaitu ilmu yang memiliki ruang lingkup pokok bahasan, tujuan,
rujukan , aliran dan para tokoh yang mengembangkannya. Kesemua aspek yang
terkandung dalam akhlak ini kemudian membentuk satu kesatuan yang saling
berhubungan dan membentuk suatu ilmu.

Ma’arif ilmu akhlak adalah:

vii
Ilmu tentang keutamaan-keutamaan dan cara mengikutinya hingga terisi
dengannya dan tentang keburukan dan cara menghindarinya hingga jiwa kosong
dari padanya.

Di dalam Mu’jam al-Wasith disebutkan bahwa ilmu akhlak adalah:

Ilmu yang objek pembahasannya adalah tentang nilai-nilai yang berkaitan


dengan perbuatan manusia yang dapat disifatkan dengan  baik atau buruk.

Selain itu ada pula pendapat yang mengatakan bahwa ilmu akhlak adalah ilmu
tentang tata krama.

B. Pengertian Tasawuf

Ada beberapa pendapat tentang asal-usul kata tasawuf. Ada yang mengatakan
bahwa tasawuf berasal dari kata safa’, artinya suci, bersih atau murni. Karena
memang, jika dilihat dari segi niat maupun tujuan dari setiap tindakan dan
ibadah kaum sufi, maka jelas bahwa semua itu dilakukan dengan niat suci untuk
membersihkan jiwa dalam mengabdi kepada Allah SWT.

Ada lagi yang mengatakan tasawuf berasal dari kata saff, artinya saff atau baris.
Mereka dinamakan sebagai para sufi, menurut pendapat ini, karena berada pada
baris (saff) pertama di depan Allah, karena besarnya keinginan mereka akan
Dia, kecenderungan hati mereka terhadap-Nya.

Ada pula yang mengatakan bahwa tasawuf berasal dari kata suffah atau suffah
al Masjid, artinya serambi mesjid. Istilah ini dihubungkan dengan suatu tempat
di Mesjid Nabawi yang didiami oleh sekelompok para sahabat Nabi yang sangat
fakir dan tidak mempunyai tempat tinggal. Mereka dikenal sebagai ahli suffah.
Mereka adalah orang yang menyediakan waktunya untuk berjihad dan
berdakwah serta meninggalkan usaha-usaha duniawi. Jelasnya, mereka

viii
dinamakan sufi karena sifat-sifat mereka menyamai sifat orang-orang yang
tinggal di serambi mesjid (suffah) yang hidup pada masa nabi SAW.

Sementara pendapat lain mengatakan bahwa tasawuf berasal dari kata suf, yaitu
bulu domba atau wol. Hal ini karena mereka (para sufi) tidak memakai pakaian
yang halus disentuh atau indah dipandang, untuk menyenangkan dan
menenteramkan jiwa. Mereka memakai pakaian yang hanya untuk menutupi
aurat dengan bahan yang terbuat dari kain wol kasar (suf).

Sedangkan tasawuf menurut beberapa tokoh sufi adalah seperti berikut:

Bisyri bin Haris mengatakan bahwa sufi ialah orang yang suci hatinya
menghadap Allah SWT.

Sahl at-Tustari mengatakan bahwa sufi ialah orang yang bersih dari kekeruhan,
penuh dengan renungan, putus hubungan dengan manusia dalam menghadap
Allah SWT, dan baginya tiada beda antara harga emas dan pasir.

Al-Junaid al-Bagdadi (w. 289 H), tokoh sufi modern, mengatakan bahwa
tasawuf ialah membersihkan hati dari sifat yang menyamai binatang dan
melepaskan akhlak yang fitri, menekan sifat basyariah (kemanusiaan), menjauhi
hawa nafsu, memberikan tempat bagi kerohanian, berpegang pada ilmu
kebenaran, mengamalkan sesuatu yang lebih utama atas dasar keabadiannya,
memberi nasihat kepada umat, benar-benar menepati janji terhadap Allah SWT,
dan mengikuti syari’at Rasulullah SAW.

Abu Qasim Abdul Kari mal-Qusyairi memberikan definisi bahwa tasawuf ialah
menjabarkan ajaran-ajaran al-Qur’an dan sunah, berjuang mengendalikan nafsu,
menjauhi perbuatan bid’ah, mengendalikan syahwat, dan menghindari sikap
meringan-ringankan ibadah.

Abu Yazid al-Bustami secara lebih luas mengatakan bahwa arti tasawuf
mencakup tiga aspek, yaitu kha (melepaskan diri dari perangai yang tercela), ha

ix
(menghiasi diri dengan akhlak yang terpuji) dan jim (mendekatkan diri kepada
Tuhan).

2.2 Orientasi dan Tujuan Akhlak Tasawuf

Orientasi Akhlaq Tasawuf ialah bentuk pengenalan mengenai hal-hal yang


berkaitan dengan tasawuf. Hal tersebut diantaranya: pembagian dan konsep
Akhlaq tasawuf, tuhuan akhlak tasawuf .

a. Pembagian Akhlaq tasawuf


Para ahli Ilmu Tasawuf pada umumnya membagi tasawuf kepada tiga
bagian.

Yaitu; Tasawuf Falsafi, Tasawuf Akhlaki, dan Tasawuf Amali.

Tasawuf Akhlaki adalah tasawuf yang membahas tentang kesempurnaan dan


kesucian jiwa yang diiformulasikan pada pengaturan sikap dan mental dan
pendisiplinan tingkah laku yang ketat guna mencapai kebahagiaan yang
optimum.

Pada tasawuf akhlaki menggunakan pendekatan yang terdiri daribeberapa


tahapan berikut :

a. takhalli (mengosongkan diri dari perbuatan buruk)


b. tahalli (menghiasinya dengan akhlak terpuji)
c. Tajalli (terbukanya dinding penghalang)

Konsep tasawuf akhlaqi imam ghazali dibagi menjadi dua aspek utama, hablum
minAllah dan hablum minannas (hubungan dengan Allah dan manusia)

b. Tujuan Akhlaq Tasawwuf

x
Tujuan mempelajari akhlak tasawuf secara umum dapat dilihat dari dua aspek
berikut, yaitu:

1. Meliputi sejarah akhlak tasawuf

2. Memahami realitas fungsi dari akhlak tasawuf

Namun, tujuan teknis dari mempelajari akhlak tasawwuf ialah sebagai berikut :

a. Meningkatkan kemajuan rohani

b. Membawa diri kearah kebaikan.

c. Memperkokoh kesempurnaan iman.

d. Memperjelas tanggung jawab eskatologis, yaitu hal- hal yang menyangkut


mengenai hal ghaib dan hal setelah kematian.

e. Mengingatkan mengenai tanggung jawab terhadap sesama dalam


kehidupan.

f. Menjaga martabat kemanusiaan seseorang

2.3 Pendekatan dan Metode Akhlak Tasawuf

Dalam penelitian tasawuf dan agama pada umumnya tak lepas dengan
menggunakan metode penelitian ilmu-ilmu social, terutama analisis kesejarahan
dan fenomenologi (vertesehen)

1. Pendekatan fenomenologi (vertesehen)Fenomenologi merupakan metode


untuk memahami agama seseorang dalam perspektif netralitas dan
menggunakan preferensi orang yang bersangkutan (obyek) untuk mencoba
melakukan rekontruksi dalam dan menurut pengalaman orang (obyek) tersebut.
Dengan kata lain semacam tindakan menanggalkan diri sendiri. Dia berusaha

xi
menghidupkan pengalaman orang lain dan menggunakan pandangan orang
tersebut. Tugas peneliti semata-mata hanya merekam apa yang dirasa,
dipikirkan, dipahami dan diungkapkan oleh sang obyek. Di sini peneliti harus
mencoba terlibat dengan rasa semampu mungkin tanpa menggunakan teori
terlebih dahulu. Setelah itu, hasil dari rekaman tersebut dimengerti dan
dianalisis untuk menyusun teori. Hal ini mungkin agak sulit diterapkan dalam
bidang tasawuf, sebab peneliti memang bukan orang sufi, tentu tidak bias
merasakan dan meyakini bahwa penghayatan kejiwaan para sufi di dalam fana’
sebagai kebenaran mutlak. Adapun dari segi pendekatan untuk memahami lebih
dalam tentang fenomena keagamaan atau tasawuf, bisa dimengerti secara utuh
apabila diselami dari sudut agamis dan bukan hanya dari sudut ilmu social.
Dengan ini maka perlu adanya penelitian agama, yang mana penelitian agama
merupakan alat untuk mendukung pengembangan ajaran agama dan
pengembangan pemikiran umatnya sesuai dengan tuntutan kemajuan peradaban
manusia.

2. Pendekatan Sejarah

Yang dimaksud dengan pendekatan sejarah adalah meninjau suatu


permasalahan dari sudut tinjauan sejarah dan menjawab permasalahan serta
menganalisisnya dengan menggunakan metode analisis sejarah. Sejarah
merupakan studi yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa atau kejadian
masa lalu yang menyangkut kejadian sebenarnya. Sejarah memang
berhubungan dengan peristiwa-peristiwa masa lalu, namun peristiwa masa lalu
tersebut hanya dapat dipahami melalui peristiwa masa kini. Dengan demikian
bahwa dengan mempelajari masa lalu orang dapat mempelajari masa kininya
dan dengan memahami keadaan masa kini maka orang dapat menggambarkan
masa depannya. Itulah yang dimaksud dengan perspektif sejarah. Di dalam studi
Islam, permasalahan atau seluk beluk tentang tasawuf dapat ditinjau dari
analisis dalam kerangka kesejarahan.

xii
2.4 Posisi Akhlak Tasawuf Dalam Islam

Posisi Akhlak Tasawuf Dalam Islam

Menurut hemat kami tasawuf bisa dibagi menjadi dua bagian yang pertama
adalah al ashilatu bil islam ajaran yang asli, orisinil, otentik bagian dari ajaran
Islam. yang kedua tasawuf adalah adhahiratu ilal islam unsur tradisi, kebiasaan,
pemikiran yang hidup, tumbuh di luar islam lalu masuk ke dalam ajaran Islam.
Sehingga sebagian kaum muslimin mengira itu bagian dari ajaran islam.
Padahal Jika ditelaah dengan cermat itu adalah bukan bagian dari ajaran Islam,
itu tradisi kebiasaan pemikiran budaya spiritual yang berasal di luar Islam lalu
terserap masuk kedalam Islam.

tiga komponen pokok ajaran Islam yang bisa kita rumuskan dalam 3I (Iman,
Islam dan Ihsan). Kemudian pada perkembangan berikutnya istilah iman
dijelaskan sebagai akidah, istilah Al Islam dijelaskan sebagai Syariah , dan
istilah Ihsan dijelaskan sebagai akhlak. Pada perkembangan berikutnya muncul
istilah yang menggambarkan Aqidah sebagai Islam dan ihsan digambarkan
menjadi tauhid, sedangkan Syariah digambarkan sebagai fiqih, sementara
akhlak digambarkan sebagai tasawuf. Ketiganya bisa di diibaratkan segitiga
sama sisi seperti dari garis a ke b yang berada dibawah diibaratkan sebagai
pondasi yaitu aqidah sedangkan Garis dari a ke c ke yaitu Syariah atau fiqih
atau Islam sementara garis yang menghubungkan C ke b atau b ke c yaitu Ihsan
atau akhlak atau tasawuf. tengahnya itu adalah kepribadian muslim. itulah
gambaran singkat bahwa tasawuf ini adalah bagian dari ajaran islam. Jadi
singkatnya seorang muslim benar-benar disebut muslim, memiliki karakter
muslim, kepribadian muslim, apabila Didalam dirinya ada iman, iman dibangun
diatas 3 komponen yaitu, melibatkan rasa, melibatkan kedalaman rohani,
ditopang oleh pemikiran. Jadi iman itu menyakini tidak ada tuhan selain allah,

xiii
keyakinan ini diresapkan, dihayati, pada kekuatan rasa. Inti iman ada pada rasa
dan rohani bukan pikiran.

Setelah iman yaitu pembuktian yang diwujudkan dengan sikap dan perbuatan
kepada allah diwujudkan dengan solat,perbuatan kepada sesama melahirkan
solidaritas , persaudaraan, kepedulian, kepekaan merasa senasib dan
sepenanggungan sebagai sama- sama orang yang menyakini tidak ada tuhan
selain allah, menyakini bahwa muhammad adalah rasulullah, maka terjadilah
hubungan yg sangat kuat. (syariah) Lalu berikutnya akan menghasilkan buah
yaitu akhlak ada yang melukiskan dengan terinspirasi oleh QS. Ibrahim ayat 24,
yang didalamnya mengandung arti: "Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana
Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik,
akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit."

Tasawuf, tahuid, syariah, fikih bisa dipisah menjadi prodi tapi ketiganya
terintegrasi terpadu menjadi kepribadian muslim. posisi tasawuf terdapat pada al
ihsan. Inti tasawuf beribadah kepada allah karena atas dasar iman, keyakinan,
kesadaran tiada tuhan selain allah, tidak menyekutukan allah dengan siapapun.
Jadi inti tasawuf adalah berusaha menjadi pribadi yang bersih dari kekufuran,
bersih dari kemusrikan, bersih dari kemunafikan , bersih dari sifat-sifat tercela,
bersih dari berbagai penyakit hati.

2.5 Hubungan Akhlaq dan Tasawuf Serta Ilmu-Ilmu Lainnya

 Hubungan Ilmu Tasawuf dan Ilmu Akhlak

Secara sederhana, hubungan akhlak dengan tasawuf ialah akhlak merupakan


pangkal tolak tasawuf, sedangkan tasawuf adalah esensi dari akhlak itu sendiri.
Imam Ghazali, dalam hal ini cenderung tidak memisahkan antara akhlak dan
tasawuf. Menurut beliau, tasawuf merupakan budi pekerti dan orang yang
menyiapkan bekal budi pekerti, maka berarti dia menyiapkan bekal tasawuf.
xiv
Menurut Harun Nasution, hubungan akhlak dan tasawuf terletak pada kesamaan
kajian terhadap nilai yang menekankan pada kejujuran, kesetiakawanan,
persaudaraan, rasa sosial, keadilan, tolong menolong, murah hati, suka memberi
maaf, sabar, baik sangka, berkata benar, pemurah, keramahan bersih hati,
berani, kesucian, hemat, menepati janji, disiplin, mencintai ilmu dan berpikiran
lurus.

Sedangkan menurut Syekh Amin al-Kurdy, beliau berpendapat bahwa akhlak


memiliki makna yang lebih luas dibanding dengan tasawuf. Menurut beliau,
tasawuf memiliki lima prinsip yang berbasis dengan takwa, mengikuti sunnah,
menahan diri, ridha dan tobat. Kelima unsur tersebut merupakan deskripsi dari
kondisi rohani yang sangat transenden yang menyangkut hubungan manusia
dengan Allah Swt.

Antara Ilmu Akhlak dan Ilmu Tasawuf memiliki hubungan yang berdekatan.
Proses pencapaian tujuan bertasawuf seseorang harus terlebih dahulu berakhlak
mulia.Pada dasarnya bertasawuf adalah melakukan serangkaian ibadah seperti
shalat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya. Jadi hubungan antara Ilmu Akhlak
dan Ilmu Tasawuf dalam Islam ialah bahwa akhlak merupakan pangkal tolak
tasawuf, sedangkan tasawuf adalah esensi dari akhlak itu sendiri.

 Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid

Dilihat dari segi obyek pembahasan, Ilmu Tauhid membahas masalah Tuhan
baik dari segi zat, sifat dan perbuatannya. Kepercaan yang mantap kepada
tuhan, akan menjadi landasan untuk mengarahkan amal perbuatan yang
dilakukan manusia, sehingga perbuatan yang dilakukan manusia itu akan tertuju
semata-mata karena Allah SWT.

Ilmu akhlak dengan ilmu Tauhid adalah merupakan dua unsur yang saling
mendukungg dalam mencapai manusia yang berakhlak mulia. Ilmu tauhid

xv
berkontribusi dalam memberikan landasan terhadap ilmu akhlak, dan ilmu
akhlak mampu memberikan penjabaran dan pengalaman dari ilmu tauhid.

Kepercayaan yang mantap kepada tuhan, akan menjadi landasan untuk


mengarahkan amal perbuatan manusia, sehingga perbuatan yang dilakukan
manusia akan tertujuan semata-mata karena Allah Allah SWT. Dengan
demikian ilmu Tauhid akan mengarahkan perbuatan manusia menjadi ikhlas,
dan keikhlasan ini merupakan salah satu akhlak yang mulia.

Tauhid tanpa akhlak yang mulia tidak memiliki artinya, dan akhlak yang mulia
tanpa tauhid tidak akan kokoh. Selain itu, tauhid memberikan arah terhadap
akhlak, dan akhlak memberi isi terhadap arahan tersebut. Disinilah letaknya
hubungan yang erat dan dekat antar tauhid dan akhlak

 Hubungan ilmu akhlak dan ilmu filsafat

Filsafat dan ilmu Akhlak memiliki hubungan yang sangat erat, filsafat
membahas tentang manusia, dan manusia mempunyai jiwa yang menimbulkan
perilaku. Perilaku dapat disebut akhlak. Pemikiran filsafat tentang manusia
dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi ilmu Akhlak.

Akhlak mulanya termasuk salah satu dari komponen dalam filsafat. Banyak
ilmu-ilmu yang pada pada mulanya merupakan bagian filsafat, lalj kemudian
ilmu tersebut kian meluas dan berkembang yang akhirnya membentuk disiplin
ilmu tersendiri dan terlepas dari filsafat.

Filsafat juga membahas Tuhan, alam dan makhluknya. Dari pembahasan ini
dapat diketahui dan dirumuskan tentang cara-cara berhubungan dengan Tuhan
dan memperlakukan makhluk serta alam lainnya. Setelh itu, barulah bisa
terwujud akhlak yang baik terhadap Tuhan , terhadap manusia, dan makhluk
Tuhan lainnya.

xvi
Kesimplannya hubungan antara ilmu akhlak dengan ilmu Filsafat adalah di
dalam ilmu filsafat dibahas hal-hal yang berhubungan denganetika/akhlak dan
dibahas pula tentang Tuhan dan bahkan menjadi cabang ilmu tersendiri yaitu
Etika dan Theodica.

 Hubungan ilmu tasawuf dan ilmu kalam

Dalam hal keterkaitannya dengan ilmu kalam, ilmu tasawuf berfungsi sebagai
pemberi wawasan spiritual dalam pemahaman kalam. Selain itu, ilmu tasawuf
mempunyai fungsi sebagai pemberi kesadaran rohaniah dalam perdebatan-
perdebatan kalam.

Dalam dunia islam, ilmu kalam cenderung menjadi sebuah ilmu yang
mengandung muatan rasional, disamping muatan naqliah. Disinilah ilmu
tasawuf berfungsi mengontrol, dengan memberi muatan rohaniah sehingga ilmu
kalam tidak terkesan sebagai dialektika keislaman belaka yang kering dari
kesadaran, penghayatan atau sentuhan secara qalbiyah.

Kajian mengeni ilmu kalam akan lebih terasa maknanya jika dibarengi dengan
ilmu tasawuf. Sedangkan, ilmu kalam dapat berfungsi sebagai pengendali
tasawuf. Jika ada teori-teori dalam ilmu tasawuf yang tidak sesuai dengan kajian
ilmu kalam tentang Tuhan yang didasarkan pada Al-Quran dan Al-Hadis, hal ini
mesti dibetulkan. Demikian terlihat hubungan timbal balik di antara ilmu
tasawuf dan ilmu kalam

 Hubungan ilmu tasawuf dan fiqih

Ilmu tasawuf merupakan penyempurna ilmu fiqih dalam aspek batiniah seperti
ilmu ikhlas dan cara meraihnya. Dikatakan juga, ilmu tasawuf ikut
memperkokoh kesiapan seseorang untuk berpegang teguh pada hukum-hukum
fiqih, karena tasawuf tidak akan sempurna dalam mengikuti hukum-hukum fiqih
kecuali jika perjalanan ruhaniahnya telah sempurna.

xvii
Tasawuf dan fiqih adalah dua ilmu yang saling melengkapi. Ilmu tasawuf
berhasil memberi corak batin terhadap ilmu fiqih. Corak batin yang dimaksud
adalah ikhlas dan khusyuk berikut jalannya masing-masing. Bahkan ilmu ini
mampu menumbuhkan kesiapan manusia untuk melaksanakan hukum-hukum
fiqih karena pelaksanaan kewajiban manusia tidak akan sempurna tanpa
perjalanan rohaniah. Ilmu tasawuf dan ilmu fiqih adalah dua disiplin ilmu yang
saling melengkapi.

Setiap orang harus menempuh keduanya, dengan catatan bahwa kebutuhan


perseorangan terhadap kedua disiplin ilmu ini sangat beragam sesuai dengan
kadar kualitas ilmunya. Ilmu tasawuf menjadi penyempurna ilmu fiqih,
sedangkan fiqih berperan bagaikan seorang hakim terhadap permasalahan
tasawuf, fiqih menjadi pengarah dilakukannya suatu perbuatan tertentu.

2.6 Akhlak, Etika dan Moral

Pengertian Akhlak, Etika dan Moral

 Kata etika berasal dari bahasa Yunani Ethos yang berarti kebiasaan, yaitu
kebiasaan yang dianggap baik atau buruk. Sedangkan istilah etika
diartikan dengan: ilmu/filsafat tentang nilai baik dan buruk dalam
kehidupan manusia.
 Kata moral berasal dari bahasa Latin Mores (jamak dari kata mos) yang
berarti adat kebiasaan, sedangkan istilah moral diartikan dengan: Ajaran
tentang baik dan buruk yang sesuai dengan ide-ide umum yang dianggap
baik dan wajar, atau yang diukur dengan tradisi yang berlaku dalam suatu
masyarakat.
 Kata akhlaq berasal dari bahasa Arab akhlaaq bentuk Jama’ dari khuluq
yang berarti tingkah laku, perangai atau Tabiat. Sebagai istilah, akhlaq
diartikan dengan: Sikap yang melahirkan perbuatan, baik perbuatan yang
baik maupun yang buruk, atau sifat hati yang tercermin dalam perilaku.

xviii
Persamaan Akhlak, Etika dan Moral

 Akhlak, etika, dan moral, ketiganya mengacu pada ajaran atau gambaran
mengenai perbuatan, sifat, perangai yang baik, dan tingkah laku.
 Akhlak, etika, moral, merupakan sekumpulan prinsip dan aturan hidup
manusia untuk manjaga harkat dan martabat manusia. Artinya, semakin
rendah kualitas akhlak, etika, moral seseorang maka semakin rendah pula
kualitas dirinya sebagai manusia.
 Akhlak, etika, moral, setiap orang atau sekelompok orang tidak semata-
mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, stastis, dan konstan,
tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki masing-masing individu.

Perbedaan Akhlak, Etika dan Moral

1. Berdasarkan cakupannya
- Akhlak : Universal dan abadi
- Etika : Lokal dan temporal
- Moral : Lokal dan temporal
2. Berdasarkan Tolak Ukurnya
- Akhlak : Al-Qur'an dan As-Sunnah
- Etika : Pikiran dan akal
- Moral : Norma dan adat sekitar
3. Berdasarkan sifatnya
- Akhlak : praktis
- Etika : teori
- Moral : praktis

xix
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

 Kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti, peranggai, tinggkah laku atau
tabiat. Akhlak adalah hal yang melekat dalam jiwa, dan dari kebiasaan itu
akan timbul perbuatan-perbuatan yang mudah tanpa dipikirkan oleh
manusia.
 Menurut Bisyri bin Haris mengatakan bahwa sufi ialah orang yang suci
hatinya menghadap Allah SWT.
 Orientasi Akhlaq Tasawuf ialah bentuk pengenalan mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan tasawuf. Hal tersebut diantaranya: pembagian dan
konsep Akhlaq tasawuf, tuhuan akhlak tasawuf .
 Tujuan Akhlaq Tasawuf secara umum ialah untuk Memahami realitas
fungsi dari akhlak tasawuf dan meliputi sejarah akhlak tasawuf.
 Dalam penelitian tasawuf dan agama pada umumnya tak lepas dengan
menggunakan metode penelitian ilmu-ilmu social, terutama analisis
kesejarahan dan fenomenologi (vertesehen)
 Tiga komponen pokok ajaran Islam yang bisa kita rumuskan dalam 3I
(Iman, Islam dan Ihsan). Kemudian pada perkembangan berikutnya
istilah iman dijelaskan sebagai akidah, istilah Al Islam dijelaskan sebagai
Syariah , dan istilah Ihsan dijelaskan sebagai akhlak. Pada perkembangan
berikutnya muncul istilah yang menggambarkan Aqidah sebagai Islam

xx
dan ihsan digambarkan menjadi tauhid, sedangkan Syariah digambarkan
sebagai fiqih, sementara akhlak digambarkan sebagai tasawuf
 Hubungan akhlak dengan tasawuf ialah akhlak merupakan pangkal tolak
tasawuf, sedangkan tasawuf adalah esensi dari akhlak itu sendiri.
 Dilihat dari fungsi dan perannya, dapat dikatakan bahwa etika, moral, dan
akhlak memiliki kesanaan, yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu
perbuatan yang dilakukan manusia untuk ditentukan baik-buruknya

DAFTAR PUSTAKA

M. Amru Hidayat. Definisi dan Tujuan Akhlak Tasawuf.


https://www.academia.edu/34742979/DEFINISI_DAN_TUJUAN_AKHLA
K_TASAWUF . diakses pada 27 Agustua 2021

Wawan swtyawan dan Elis Listiani. 2015. Tujuan Akhlak Tasawuf.


http://awanjeer.blogspot.com/2015/11/tujuan-akhlak-tasawuf.html?m=1 .
diakses pada 27 Agustus 2021

Abdul Hadi. 2021. Mengenal Ajaran Tasawuf Imam Al-Ghazali & 5 Inti
Tasawuf Akhlaki. https://www.google.com/amp/s/amp.tirto.id/mengenal-
ajaran-tasawuf-imam-al-ghazali-5-inti-tasawuf-akhlaki-ghd4 . diakses pada 27
Agustus 2021

xxi
http://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/tahdzib/article/download/1
835/2497/. Diakses pada 26 Agustus 2021

https://arova.blog.institutpendidikan.ac.id/2018/06/24/akhlak-dan-tasawuf/,
diakses pada 27 Agustus 2021

Khais, Ibnu. 2020. Kedudukan Tasawuf dalam Islam, https://www-


kompasiana-
com.cdn.ampproject.org/v/s/www.kompasiana.com/amp/ibnukhais/5fddfb89
8ede4847e90ee5b2/kedudukan-tasawuf-dalam-islam?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQIUAKwASCAAgM
%3D#referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.kompasiana.com
%2Fibnukhais%2F5fddfb898ede4847e90ee5b2%2Fkedudukan-tasawuf-dalam-
islam (diakses tanggal 4 September 2021)

Nihayatus Sholihah. 2016. Hubungan Tasawuf dan Ilmu-ilmu lainnya.


http://jakhinjj.blogspot.com/2016/04/hubungan-tasawuf-dengan-ilmu-
ilmu.html?m=1 .diakses pada 5 September 2021

Arian Sahidi. Hubungan Tasawuf Dengan Ilmu Tauhid, Fiqh, Filsafat, dan
Psikologi.
https://www.academia.edu/18549120/Hubungan_Tasawuf_Dengan_Ilmu_Tau
hid_Fiqh_Filsafat_dan_Psikologi . Diakses pada 5 September 2021

http://abdibloger.blogspot.com . diakses pada 5 September 2021

Dedi Mulyana.2014. HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU AKHLAK.


http://dedimulyana96.blogspot.com/2014/11/hubungan-filsafat-dengan-ilmu-
akhlak.html?m=1 .diakses pada 5 September 2021

xxii
http://zakiacuteharrier.blogspot.com/2012/01/hubungan-ilmu-akhlak-dengan-
filsafat.html?m=1 . diakses pada 5 September 2021

Basuki. 2017. Hubungan Etika, Moral dan Susila dengan Akhlak.


https://www.google.com/amp/s/jejaksantri.wordpress.com/2017/08/28/hubu
ngan-etika-moral-dan-susila-dengan-akhlak/amp/. Diakses pada 6 September
2021

http://kuliahkucatatandankehidupan.blogspot.com/2015/12/pengertian-
persamaan-dan-perbedaan.html?m=1 . diakses pada 6 September 2021

xxiii

Anda mungkin juga menyukai