Bab I Pendahuluan……….…………………………………………………………….1
Latar belakang……………………………………………………………………….1
Tujuan………………………………………………………………………………..1
Rumusan masalah……………………………………………………………………1
Bab II Isi......................................................................................................................... 2
Pengertian Ilmu Akhlak............................................................................................ 2
Ruang lingkup akhlak.................................................................................................. 2
Tujuan Akhlak.............................................................................................................. 3
Perbandingan baik buruk akhlak aliran dalam filsafat etika.................................... 4
Implementasi Akhlak dalam kehidupan bersama…………………………………9
Bab III Penutup……………………………………………………………………….12
Daftar Pustaka………………………………………………………………………13
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya , kami mampu menyelesaikan tugas
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
Akidah adalah gudang akhlak yang kokoh. Ia mampu menciptakan kesadaran diri bagi
manusia untuk berpegang teguh kepada norma dan nilai-nilai akhlak yang luhur. Akan tetapi
sebaliknya, akidah-akidah hasil rekayasa manusia berjalan sesuai dengan langkah hawa nafsu
manusia dan menanamkan akar-akar egoisme dalam sanubarinya.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan dari orang-orang di sekitar kami, sehingga kendala-kendala
yang kami hadapi dapat teratasi.
Makalah yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi,
referensi, dan berita. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami
mengharapkan kritik dan sarannya demi perbaikan pembuatan makalah di masa yang akan
datang.
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
ISI
Ada dua pendekatan yang dapat di gunakan untuk mendefinisikan akhlak yaitu
pendekatan linguistic (kebahasan), dan pendekatan terminologik (peristilahan). Namun akar kata
akhlak dari akhlaqa sebagaimana tersebut di atas tampaknya kurang pas, sebab isim mashdar
dari kata akhlaqa bukan dari kata akhlaq tetapi ikhlaq. Berkenaan dengan ini maka timbul
pendapat yang mengatakan bahwa secara Lingustik kata akhlak merupakan isim jaded atau isim
mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar kata, melainkan kata tersebut memang sudah
demikian adanya.
Secara bahasa akhlak berasal dari kata ا22 اخلق – يخلق – اخالقartinya perangai, kebiasaan,
watak, peradaban yang baik, agama. Kata akhlak sama dengan kata khuluq. Dasarnya adalah :
Artinya : dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. ( al-qalam :4 )
انما بعثت ال تمم مكارم االخالق
Artinya : bahwasanya aku di utus (allah) untuk menyempurkan keluhuran budi pekerti. (HR.
AHMAD)
Secara istilah akhlak berasal dari :
a) Ibnu Miskawaih: sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melaksanakan
perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
b) Imam Ghazali: sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan
yang mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
c) Ibrahim Anis dalam Mu`jam al-Wasith : sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya
lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan
pertimbangan.
d) Dalam kitab Dairatul Ma`arif : sifat-sifat yang terdidik.
Dari atas tak ada perbedaan akan tetapi memilki kemiripan antara satu dengan yang lain. Definisi
– definisi akhlak tersebut adalah subtansial tampak saling melengkapi.
2.2 RUANG LINGKUP AKHLAK
jika definisi tentang ilmu akhlak tersebut kita perhatikan dengan seksama, akan tampak
bahwa ruang lingkup pembahasan ilmu akhlak adalah membahas tentang perbuatan – perbuatan
manusia, kemudian menetapkannya apakah perbuatan tersebut tergolong perbuatab yang baik
atau perbuatan yang buruk.
Dengan mengemukakan beberapa literaratur tentang akhlak tersebut menunjukan bahwa
keberadaan ilmu akhlak sebagai sebuah disiplin ilmu agama sudah sejajar dengan ilmu-ilmu
keislaman lainnya, seperti tafsir, tauhid, fiqh, sejarah islam, dan lai-lain.
Pokok-pokok masalah yang dibahas dalam ilmu akhlak pada intinya adalah perbuatan
manusia. Dan selanjutnya di tentukan kriterianya apakah itu baik atau buruk.
Definisi dari ruang lingkup akhlak:
a. Wujud yang paling dalam arti kenyataan (hakikat) ialah kerohanian. Seorang berbuat baik
pada prinsipnya bukan karena dianjurkan oleh orang lain melainkan timbul dari dirinya sendiri
dan rasa kewajiban.
b. Faktor yang paling penting mempengaruhi manusia adalah “kemauan” yang melahirkan
tindakan konkret dan menjadi pokok di sini adalah “kemauan baik”.
c. Dari kemauan yang baik itulah dihubungkan dengan sesuatu hal yang menyempurnakannya
yaitu “rasa kewajiban”.
Menurut aliran ini “kemauan” merupakan faktor terpenting dari wujudnya tindakan-tindakan
yang nyata. Kemauan perlu disempurnaka dengan perasaan kewajiban agar terwujud tindakan
yang baik.
Akhlaq mulia merupakan cita-cita yang diharapkan terwujud di setiap pribadi manusia
yang akan senantiasa dinantikan sebagai penghias karakter seluruh generasi di segenap masa.
Berikut akan dijelaskan beberapa penerapan akhlaq mulia :
Akhlaq antara sesama nonmuslim diajarkan dalam agama karena mereka (nonmuslim) juga
merupakan makhluk. Berbicara masalah keyakinan adalah persoalan nurani yang mempunyai
asasi kemerdekaan yang tidak bisa dicampuradukkan hak asasi kita dengan hak merdeka orang
lain, apalagi masalah keyakinan, yang terpenting adalah kita lebih jauh memaknai kehidupan
sosial karena dalam kehidupan ada namanya etika sosial. Masalah etika sosial tidak terlepas dari
karakter kita dalam pergaulan hidup. Contohnya bagaimana kita menghargai apa yang menjadi
keyakinan mereka, menghargai ketika mereka melakukan upacara keagamaan, walaupun mereka
hidup dalam minoritas, memberi bantuan bila mereka terkena musibah, dan sebagainya.
Untuk mempertahankan kehormatan, harga diri, dan meningkatkan harkat dan martabat
dalam hidup ini, kita memerlukan akhlaq terhadap diri sendiri, antara lain:
a. Menjaga kehormatan dan harga diri, membersihkan diri lahir dan batin.
b. Memiliki dan memupuk sifat-sifat terpuji.
c. Taat menjalankan ajaran agama.
d. Menjaga lisan, mata, telinga, dan tangan dari perbuatan tercela.
e. Mencari rezeki yang halal.
f. Selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah, beramal shaleh, meningkatkan
iman dan takwa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas mengenai Akhlak, dapat kita tarik kesimpulan sebagai
berkut ;
1. Akhlaq mulia merupakan cita-cita yang diharapkan terwujud di setiap pribadi manusia yang
akan senantiasa dinantikan sebagai penghias karakter seluruh generasi di segenap masa
2. Sebagai manusia kita harus memahami dan menerapkan beberapa akhlak, yakni Akhlak kepada
pencipta, kepada sesama baik muslim maupun nonmuslim, diri sendiri, keluarga, dan
lingkungan.
3. Zaman yang semakin modern membuat manusia menjadi lupa diri dan sering berada diluar garis
batas ajaran agamanya.
4. Manusia yang hidup didunia harus memiliki aqidah dan akhlak yang kokoh sebagai benteng
sehingga tidak tersesat dan apa-apa yang kita lakukan tidak melanggar ajaran agama yang telah
ditentukan.
5. Dan untuk menjaga akhlak, kiat harus sering mengingat Allah dan bergaul dengan orang-orang
shaleh agar pada saat kita lupa kita cepat disadarkan kembali untuk kembali ke jalan yang benar.
DAFTAR PUSTAKA
- Prof.Dr.H.Abuddin Nata, MA, 2006. Akhlak Tasawwuf . Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.
- Departemen Agama R.I., 2005. Al-Qur’an dan Terjemahnya. PT. Syaamil.
- Kaelany. (2009). Islam Agama Universal. Jakarta: Midada Rahma Press.
- http://www.voa-islam.com/muslimah/education/2011/10/27/16502/pendidikan-akhlak-yang-
baik-warisan-terindah-bagi-anak-kita/
- Gandaatamaja, Muhtar, Ahmad Saefurrizal. 2000: Kuliah Al-Isla Akidah, Syari’ah, dan
Akhlak. Lembaga Pendidikan dan Dakwah Al-Hikmah. Bandung.