Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita sangatlah sering tidak mengetahui apa sebanarnya arti kata etika, moral dan
akhlak. Selain itu, kita juga sulit membedakan apa perbedaan dari kata – kata tersebut.
Sebenarnya ketiga kata tersebut memiliki arti yang sangat berbeda namun berhubungan.
Karena sangat penting dalam kehidupan kita maka sebenarnya kita harus mengerti secara
arti dan kegunaanya.
Tidak hanya itu, kita juga harus mengenal apa itu aurat. Memang secara bahasa
kita sudah mengerti arti aurat, yaitu anggota badan yang harus ditutup dan dilindungi.
Namun apakah kita mengerti seberapa batasan – batasan aurat yang harus kita tutupi dan
siapa saja orang yang boleh melihat atau dilarang agama. Kita dapat melihat sendiri apa
yang terjadi pada para muslimah zaman sekarang yang karena pengaruh globalisasi
ataupun modernisasi sudah melupakan etika – etika agama yang harusnya mereka
terapkan. Sebagai seorang muslim mereka tidak malu jika mereka mengumbar aurat
mereka dan merasa itu adalah bukan merupakan dosa yang sangat besar. Astagfirullah,
setan sudah menguasai nafsu dan hati nurani mereka.
Kadang kita yang sebagai muslimah yang Alhamdulillah sudah dapat menutup
aurat tidak menyadari bahwa ada anggota keluarga kita yang sebenarnya tidak berhak
untuk melihat aurat kita, contohnya adlah sepupu laki – laki. Kita sudah menganggap
mereka seperti keluarga kita sehingga kita tidak menyadari bahwa mereka adalah bukan
mahram kita. Dengan adanya hal – hal tersebut maka kita perlu mengetahui ilmu – ilmu
tentang sipa saja mahram kita dan yang bukan. Besarnya dosa memperlihatkan aurat juga
perlu diperhatikan sebagai salah satu motivasi diri untuk menutup aurat secara benar.
Pada kenyataannya, dampak dari globalisasi dan modernisasi telah menyeret para pemuda
dan juga umat islam pada jalan yang salah. Mereka terlalu berlebihan dalam pergaulan
mereka tanpa tahu batas – batas agama mereka. Apalagi dampak dari budaya yang masuk
kedalam negeri kita sduah benar – benar berhasil merusak moral bangsa Indonesia.
Pornografi, pornoaksi pergaulan bebas dan juga narkoba sudah menjadi kebiasaan hidup
pemuda Indonesia, tak terkecuali muslim dan muslimah kita.
Akhlak, Moral dan etika adalah hal yang sangat penting, Diana dapat mencegah
hal – hal tersebut tejadi. Moral, etika dan akhlak akan menjadi penyaring yang berguna
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

1
B. Rumusan masalah
1. Apakah arti etika, Moral dan juga akhlak?
2. Apakah kedudukan dan ruang lingkup akhlak dalam islam?
3. Bagaimana proses pembentukan akhlak?
4. Bagaimana aktualisasi akhlak dalam kehidupan?
C. Tujuan
Tujuan disusun makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Agama islam tentang
Akhlak islam dan peranannya dalam pembinaan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui dan memahami etika, moral dan akhlak
b. Untuk mengetahui dan memahami ruang lingkup akhlak dalam islam
c. Untuk mengetahui dan memahami proses pembentukan akhlak
d. Untuk mengetahui dan memahami aktualisasi akhlak dalam kehidupan
D. Manfaat
Manfaat disusun makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk Mahasiswa
a. Menambah pengetahuan tentang Akhlak islam dan peranannya dalam
pembinaan masyarakat.
b. Mengembangkan kreatifitas dan bakat penulis.
2. Untuk Institusi Stikes Zainul Hasan Genggong
a. Makalah ini dapat menjadi audit internal kualitas pengajar.
b. Sebagai tambahan informasi dan bahan kepustakaan dalam pemberian materi
tentang Agama islam.
3. Untuk pembaca
a. Pembaca dapat mengetahui, memahami dan menguasai tentang Akhlak
islam dan peranannya dalam pembinaan masyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika, Moral, dan Akhlak


Etika secara bahasa berasal dari kata ethos yang mengandung arti kebiasaan, cara
berfikir (zubaidi 2011) sedangkan secara terminologi dalam encylopedia britanica etika
dinyatakan sebagai filsafat moral yaitu studi tentang sifat dasar dari konsep baik dan buruk
benar dan salah (nata 2003). Sedangkan ahmad amin (1983)mengartikan etika sebagi ilmu
yang menjelaskan arti baik atau buruk dan menjelaskan apa tujuan yang harus dicapai
serta cara apa yang seharusnya dilakukan manusia dalam perbuatannya.
Sementara itu moral dari segi etimologi menurut encarta dictionaries (2008)
berasal dari kata mores yaitu jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan. Moral
secara terminologis bisa digunakan untuk menentukan batas batas dari kehendak, pendapat
atau butuk. Moral merupakan istilah yang di gunakan untuk memberi batasan terhadap
aktivitas manusia berdasarkan nilai baik atau buruk.
Jika pengertian etika dan moral dihubungkan satu sama lain,dapat disimpulkan
bahwa etika dan moral memiliki objek yang sama,yaitu membahas perbuatan manusia dari
aspek nilainya baik atau buruk.namun demikian dalam beberapa hal etika dan moral
memiliki perbedaaan. Etika menentukan nilai baik atau buruk. Perbuatan manusia dengan
menggunakan standar akal pikiran atau rasio. Sedangkan standar moral adalaah norma
atau aturan yang tumbuh dan berkembang filosofis tentang tingkah laku,sedangkan moral
merupakan aturan yang menjadi pegangan seseorang atau sekelompok masyarakat dalam
mengatur tingkah lakunya.
Dalam khazanah islam ilmu yang mengkaji perbuatan manusia yang bersifat baik
atau buruk disebut dengan istilah akhlak. Secara etimologi akhlak berasal dari bahasa arab
yang merupakan bentuk plurak (jamak) dari al khuluq yang berarti gambaran
batin,perangai,kebiasaan, tabiat atau karaktet. Dalam qs al qalam:4 allah SWT berfirman :

ٍ 7ُ‫ ل‬7‫ ُخ‬7‫ى‬7ٰ 7َ‫ ل‬7‫ َع‬7َ‫ ل‬7‫ك‬


7‫ ٍم‬7‫ ي‬7‫ ِظ‬7‫ َع‬7‫ق‬ 7َ 7َّ‫ ِإ ن‬7‫َو‬
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”.
Al ghazali dalam ihya’ ulumuddin memberikan pengertian akhlak sebagai
berikut: ”akhlah ialah sifat yang tertanam dalam jiwa,yang menimbulkan bermacam
macam perbuatan perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan dan

3
pemikiran”. perbuatan yang benar adalah perbuatan yang berpijak pada kebenaran yang
telah digariskan oleg doktrin agama yang bersumber dari al quran dan hadist.
Dengan demikian anggapan yang mempersamakan arti akhlak dengan etika dan
moral sesungguhnya tidak tepat,sebab terdapat sejumlah perbuatan prinsip di antara
ketiganya. Perbedaan perbedaan tersebut antara lain :
Aspek Akhlak Etika Dan Moral
Sumber Kebenaran wahyu (al Kebudayaan yang
quran dan hadist) dilandasi oleh hasil
pemikiran manusia.

Objek Benar dan salah, haq Baik dan buruk (tidak


dan bathil, serta selalu sama dengan
ma’ruf dan munkar. penafsiran menurut
akhlak)

Cakupan Berlaku umum dan Terikat oleh waktu


universal, tidak terikat dan tempat serta adat
waktu dan tempat kebiasaan yang
berlaku

B. Kedudukan dan Ruang Lingkup Akhlak Dalam Islam


1. Kedudukan akhlak dalam islam
Akhlak merupakan fondasi dasar karakter diri manusia . hal ini sesuai dengan
fitrah manusia yang menempatkan posisi akhlak sebagai pemeliharaan ekstesnsi
manusia. akhlaklah yang membedakan karakter manusia dengan makhluk lainya.
Manusia tanpa akhlak akan kehilangan derajat sebagai hamba allah yang paling
terhormat. sebagaimana firmannya dalam surat at-tiin 4-6

“sesunggguhnya kami telah meciptakan manusia dalam bentuk yamg sebaik-baiknya.


Kemudian kemabali dia ke tempat yang serendah- rendahya. Kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal shaleh. maka bagi mereka pahala yang tiada putus-
putusnya”
Perhatian islam terhadap pentingnya akhlak ,dapat dikatkan dengan muatan
akhlak yang terdapat pada seluruh aspek. ajaram islam tentang keimanan misalnya,

4
sangat berkaiktan erat dengan amal shaleh. iman tidak disertai dengan amal shaleh
dapat disebut sebagai kemunafikan. Allah swt berfirman dalam Q.S al-baqarah:8-9

“dan di antara manusia itu orang yang mengatakan kami beriman kepada Allah dan hari
akhir, sedang mereka sebenarnya mereka bukan orang yang beriman. Q.S al-baqarah:8-
9.
pentingnya akhlak sebagai manifetasi dalam sabda nabi Muhammad SAW.
“orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik
akhlaknya “ (H.R ahmad )
Akhlak dalam persepekif agama islam merupakan kehidupan yang
menghantarkan kesuksesan seorang musllim. Sebagaimana kesuksesan para nabi dan
rosul Allah dalam menjalani kehidupan di dunia, mengemban tugas, fungsi dan
risalahnya,tidak dapat di lepaskan dari akhlak, Aisyah R.A ketika ditanya mengeai
akhlak rosulullah SAW, ia menjawab “akhlak rosulullah itu adalah al quran (H.R imam
ahmad ). Tasmara (2001) menyatakan bahwa nabi muhammad SAW memiliki akhlak
yang sangat agung yang terlihat dari ucapan dan tindakannya. Nabi muhammad SAW
dikenal sebagai seorang yang shiddiq ( jujur), amanah (terpercaya), tabligh
(menyampaikan),dan fathanah (cerdas).
Dari sekian keagungan akhlak yang dimiliki rasulullah SAW. Apabila salah
satunya bisa di ikuti dan diteladani oleh setiap muslim, nisacaya akan mendatangkan
kebaikan. Hal ini juga berlaku ketiak generasi muda muslim dapat mengikuti semua
aklak dan perilaku rasulullah akan lebih mendatangkan kebaikan dan kemanfaatan bagi
tegaknya syiar islam.
Akhlak dalam islam memiliki nilai yang mutlak, karena persespsi Antara
akhlak baik dan tidak baik/buruk meiliki nilai yang dapat di terapakan dalam kondisi
dan situasi apapun (syafri,2012). Bahkan akhlak ,menjadi modal awal pembangunan
masyarakat. Sebagai contoh, kemuliaan akhlak rosulullah SAW secara historis telah
memberikan kontribusi pada kemajuan paeradaban masyarakat arab, dan fanatisme
etnis menjadi fanatisme keagamaan secara luas. Melalui pendidikan akhlak rosulullah,
lahirlah manusia-manusia yang berkualitas dan berkahlak mulia, seperti abu bakar yang
berani,teguh pendirian,penyabar, dan usman bin affan yang dermaawan.

5
2. Ruang lingkup akhlak dalam islam
Ruang lingkup ajaran akhlak adalah sama dengan ruang lingkup ajaran Islam itu
sendiri. Khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan. Akhlak dalam ajaran Islam
mencakup berbagai aspek, dimulai akhlak terhadap Allah, hingga kepada sesama
makhluk (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa).
Lebih jelasnya dapat disimak paparan berikut ini:
 Akhlak terhadap allah
Akhlak terhadap Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang
seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, Abbudin Nata menyebutkan
sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa manusia perlu berakhlak kepada Allah,
yaitu: pertama, karena Allah yang telah menciptakan manusia.
Dalam ayat lain Allah mengatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah yang
kemudian diproses menjadi benih yang disimpan dalam tempat yang kokoh (Rahim).
kedua, karena Allah yang telah memberikan perlengkapan panca indera, berupa
pendengaran, penglihatan, akal pikiran an hati sanubari, di samping anggota yang
kokoh dan sempurna. Penglihatan dan pendengaran adalah saran observasi, yang
dengan bantuan akal mampu untuk mengamati dan mengartikan kenyataan empiris.
ketiga, karena Allah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang
diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan sebagainya. keempat, Allah yang
telah memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan menguasai daratan dan
lautan.
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam berakhlak kepada Allah dan kegiatan
menanamkan nilai-nilai akhlak kepada Allah yang sesungguhnya akan membentuk
pendidikan keagamaan. Di antara nilai-nilai ketuhanan yang sangat mendasar ialah:
1. Iman, yaitu sikap batin yang penuh kepercayaan kepada Tuhan. Jadi tidak cukup
hanya “percaya” kepada adanya Tuhan.
2. Ihsan, yaitu: kesadaran yang sedalam-dalamnya bahwa Allah senantiasa hadir atau
bersama manusia dimanapun manusia berada. Bertalian dengan ini, dan karena
menginsafi bahwa Allah selalu mengawasi manusia, maka manusia harus berbuat,
berlaku dan bertindak menjalankan sesuatu dengan sebaik mungkin dan penuh rasa
tanggung jawab.

6
3. Takwa, yaitu: sikap yang sadar penuh bahwa Allah selalu mengawasi manusia.
Kemudian manusia berusaha berbuat hanya sesuatu yang di Ridhoi Allah, dengan
menjauhi atau menjaga diri dari sesuatu yang tidak diridhai-Nya. Takwa inilah
yang mendasari budi pekerti luhur (al-akhlakul karimah).
4. Ikhlas, yaitu: sikap murni dalam tingkah laku dan perbuatan, semata-mata demi
memperoleh keridhaan Allah dan bebas pamrih dan lahir batin, tertutup maupun
terbuka.
5. Tawakkal, yaitu: sikap senantiasa bersandar kepada Allah dengan penuh harapan
kepada-Nya dan keyakinan bahwa Dia akan menolong manusia alam mencari dam
menemukan jalan yang terbaik.
6. Syukur, yaitu: sikap penuh rasa terima kasih dan penghargaan, dalam hal ini atas
segala nikmat dan karunia yang tidak terbilang banyaknya yang dianugerahkan
Allah kepada manusia. Bersyukur sebenarnya sikap optimis dalam hidup,
senantiasa mengharap kepada Allah.
7. Sabar, yaitu: sikap tabah menghadapi segala kepahitan hidup, besar dan kecil, lahir
dan batin. Fisiologis maupun psikologis, karena keyakinan yang tak tergoyahkan
bahwa kita semua berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Jadi, sabar
adalah sikap batin yang tumbuh karena kesadaran akan asal dan tujuan hidup, yaitu
Allah SWT.
Sementara itu Quraish Shihab mengatakan bahwa titik tolak akhlak terhadap
Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji; demikian agung sifat itu, jangankan
manusia, malaikat pun tidak akan menjangkaunya. Berkenaan akhlak kepada Allah
dilakukan dengan cara banyak memujinya. Selanjutnya sikap tersebut diteruskan
dengan senantiasa bertawakkal kepada-Nya, yakni menjadikan Tuhan sebagai satu-
satunya yang menguasai diri manusia.
 Akhlak terhadap sesama manusia
Banyak sekali rincian yang dikemukakan alquran berkaitan dengan perlakuan
terhadap sesama manusia. Petunjuk mengenai hal ini akan hanya dalam bentuk
larangan melakukan hal hal negatif seperti membunuh, menyakiti badan, atau
mengambil harta tanpa alasan yang benar,melainkan juga kepada menyakiti hati
dengan jalan menceritakan aib seseorang di belakangnya, tidak peduli aib itu benar
atau salah.

7
Disisi lain alquran menekankan bahwa setiap orang hendaknya didudukkan
secara wajar. Tidak masuk ke rumah orang lain tanpa izin, jika bertemu saling
mengucapkan salam,dan ucapan yang dikeluarkan adalah yang baik. “ setiap ucapan
yang diucapkan adalah ucapan yang benar “. jangan mengucilkan seseorang atau
kelompok lain,tidak wajar pula berprasangka buruk tanpa alasan atau menceritakan
keburukan seseorang dan menyapa atau memanggilnya depan sebutan buruk “.
Selanjutnya yang melukan kesalahan hendaknya dimaafkan. Pemaafan ini hendaknya
disertai dengan kesadaran bahwa yang dimaafkan berpotensi pula melakukan
kesalahan. Selain itu pula dianjurkan agar menjadi orang yang pandai mengendalikan
nafsu amarah.
Untuk pegangan operasional dalam menjalankan pendidikan keagamaan, kiranya nilai
nilai akhlak terhadap sesama manusia (nilai-nilai kemanusian) berikut ini patut sekali
untuk dipertimbangkan antara lain:
1. Silaturahmi yaitu pertalian rasa cinta kasih antara sesama manusia. Khusunyya
antara saudara,kerabat,handai taulan,tetangga dan seterusnya. Sifat utama tuhan
adalah kasih (rahmah) sebagai satu satunya sifat ilahi yang diwajibkan sendiri
atas dirinya
2. Persaudaraan (ukhuwah) yaitu semangat persaudaraan lebih antara sesama kaum
beriman (ukhuwah islamiyah) intinya adalah agar manusia tidak mudah
merendahkan golongan lain.
3. Persamaan (al-musawah) yaitu pandangan bahwa semua manusia sama harkat
dan martabatnya. Tanpa memandang jenis kelamin,ras dan suku. Tinggi rendah
manusia hanya berdasarkan ketakwaannya yang penilaian dan kadarnya hanya
tuhan yang tahu.
4. Adil yaitu wawasan yang seimbang (balanced) dalam memandang,menilai atau
menyikapi sesuatu. Jadi tidak secara apriori menunjukan sikap positif dan negatif.
Sikap kepada sesuatu atau seseorang dilakukan hanya setelah
mempertimbangkannya dari berbagai segi secara jujur dan seimbang.
5. Baik sangka (husnuzhon) yaitu sikap penuh baik sangka kepada sesama manusia.
Berdasarkan ajaran agama pada hakikat aslinya bahwa manusia itu adalah baik
karena diciptakan allah dan dilahirkan atas fitrah dan kejadian yang suci.
6. Rendah hati (tawadhuk) yaitu sikap yang tumbuh karena keinsafan bahwa segala
kemuliaan hanya milik allah. Maka,tidak sepantasnya manusia mengklaim

8
kemuliaan kecuali dengan pikiran dan perbuatan yang baik,yang itupun hanya
allah yang akan menilainya
7. Tepat janji (al wafa) salah satu sifat orang yang benar benar beriman ialah sikap
selalu menepati janji bila membuat perjanjian.
Pada dasarnya akhlak yang diajarkan alquran terhadap lingkungan bersumber
dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifan menuntut adanya interaksi manusia
dengan sesamanya dan terhadap alam.

C. Proses Pembentukan Akhlak


Dalam perspektif psikologi kepribadian, kecenderungan psikologis dan biologis
manusia adalah mengarah pada kebaikan bukan keburukan, namun mudah menerima
rangsangan negative dari Luar dirinya (Hasyim, 2002). Untuk itu, perlu adanya
pengendalian terhadap kecenderungan tersebut agar manusia tidak mudah menerima
rangsangan yang mengarahkannya pada keburukan sehingga terwujud akhlak yang baik.
Secara umum,akhlak yang baik dapat dibentuk dalam setiap individu. Akhlak dapat
dibentuk berdasarkan asumsi bahwa akhlak adalah hasil dari usaha pembinaan,bukan
terjadi dengan sendirinya. Potensi ruhaniah yang ada dalam diri manusia sebagaimana
dikemukakan nata (2001) termasuk didalamnya akal,nafsu amarah, nafsu syahwat, dapat
dibina dengan pendekatan yang tepat. proses pembentukan akhlak dapat dilakukan antara
melalui cara-cara berikut.
1. Pembiasaan
Al-Ghazali (dalam Nata, 2002) menyatakan bahwa kepribadian manusia pada
dasarnya dapat menerima segala upaya pembentukan melalui pembiasan. Pembiasan
untuk membentuk akhlak yang baik, dapat dilakukan dengan cara melatih jiwa kepada
tingkah laku yang baik, dan mengendalikan jiwa untuk menghindari tingkah laku
yang tidak baik.
Secara spesifik,pembiasaan sebagai strategi untuk membentuk akhlak yang baik
dapat dilakukan dengan secara sistematis. Lickona (dalam El-Mubarak,2008)
menegaskan bahwa untuk membentuk karakter dan nilai nilai yang baik diperlukan
pengembangan terpadu yang meliputi pengetahuan moral,perasaan moral, dan
tindakan moral.untuk itu,agar setiap individu memiliki kemauan dan kompetensi
dalam pembentukan nilai nilai yang baik,maka diperlukan pembiasaan. Hal ini
diperlukan agar individu mampu memahami merasakan dan sekaligus mengerjakan
nilai nilai kebaikan.

9
Pembiasaan dapat menumbuhkan kekuatan pada diri untuk melakukan aktivitas
tanpa paksaan. Namun demikian,pada situasi tertentu strategi pembinaan melalui cara
“paksaan” dapat dibenarkan. Hal ini karena suatu perbuatan yang dilakukan secara
terus menurus lama kelamaan tidak terasa sebagai paksaan.selanjutnya akan menjadi
kebiasaan yang mengakar dalam jiwa,sehingga menjadi sifat baik yang mendorong
lahirnya akhlak yang baik.
2. Keteladanan
Prinsip keteladanan efektif dilakukan karena fitrah manusia adalah lebih kuat
dipengaruhi dari melihat contoh disekitarnya (syafri,2012). Demikian pula ditegaskan
muhaimin (1993) bahwa setiap individu mempunyaikecenderungan untuk belajar
melalui peniruan terhadap kebiasan dan tingkah laku orang orang di sekitarnya.
Akhlak yang baik tidak dapat dibentuk hanya melalui instruksi serta anjuran , tetapi
diperlukan langkah pemberian contoh teladan yang baik dan nyata dari diri dan
lingkungan sekitar. Keteladanan ini dapat diambil dari meneladani perjalanan hidup
para nabi,sahabat, serta sejarah hidup orang orang yang memiliki keutamaan akhlak
sehingga akan memacu diri untuk berakhlak yang baik.
3. Refleksi diri
Strategi refleksi diri dapat dilakukan dengan cara senantiasa melakukan
perenungan atas segala perbuatan baik ataupun buruk yang telah diperbuat dalam
setiap rentang waktu tertentu baik menit jam ataupun selama kehidupan ini dalam
hubungannya dengan allah dan sesame. Perenungan ini hendaknya ditindaklajuti
dengan kesadaran dan tekad akan sulit terbentuk akhlakyang baik yang bersifat
konstan(ajeg). Hal ini,karena dalam perspektif psikologi kepribadian terdapat satu
dimensi kepribadian individu yang disebut watak. Purwanto (1999) menyatakan
bahwa watak sulit dirubah.
Oleh karena itu refleksi diri perlu disertai dengan kesadaran menganggap diri
sebagai individu yang banyak kekurangan daripada kelebihan. Ibnu sina (dalam
nata,2002)mengatakan bahwa apabila seseorang mengharapkan dirinya menjadi
pribadi yang berakhlak baikhendaknya terlebih dahulu mengetahui kekurangan yang
ada dalam dirinya dan membatasi diri semaksimal munking untuktidak berbuat
kesalahan,sehingga diri senantiasa terkontrol untukmelakukan perbuatan baik dan
tercegah dari melakukan perbuatan buruk.

D. Aktualisasi Akhlak Dalam Kehidupan

10
Islam bermotivasi dan menghimbau setiap muslim agar berakhlakul karimah dengan
berbagai bentuk perintah dan larangan. Beberapa bentuk akualisasi akhlak dalam
kehidupan adalah sebagai berikut :

1. Menurut Aurat
Secara etimologi, kata “aurat”berasal dari kata a’wara akni sesuatu yang
dilihat akan mencemarkan. Jadi aurat adalah anggota badan yang harus ditutup dan
dijaga sehingga tidak menimbulkan kekecewaan dan malu.
Batas aurat perempuan berbeda-beda, tergantung dengan siapa perempuan tersebut
berhadapan. Secara umum perbedaan itu dapat disimpulkan sebagai berikut.
a. Aurat perempuan ketika “berhadapan” dengan allah ketika sholat adalah seluruh
tubuhna, kecuali muka dan telapak tangan.
b. Aurat perempuan berhadapan dengan mahramnya, dalam hal ini beberapa ulama’
berpendapat.
1. Ulama’ Syafi’iah berpendapat bahwa aurat perempuan ketika bersama
mahramnya adalah antara pusar dan lutut,sama dengan aurat kaum laki-laki
atau aurat perempuan ketika berhadapan dengan perempuan. Dalam hal ini
berkaitan dengan tingktan mahram.
2. Ulama’ Malikiah berpendapat bahwa aurat perempuan ketika berhadapan
dengan mahramnya yang laki-laki adalah seluruh badannya kecuali muka,
kepala, leher dan kedua kakinya.
Batasan aurat mengandung perintah dari Allah SWT kepada setiap
perempuan dan laki-laki muslim untuk menutup aurat demi kemaslahatan
manusia yaitu menutup aurat merupakan factor penunjang dari kewajiban
menahan pandangan sebagai diperintahkan Allah SWT, menutup aurat
adalah faktor penunjang dari larangan berzina yang sangat terkutuk dan
menutup aurat hukumnya wajib karena alas an yaitu menutup pintu/peluang
kepada dosa ang lebih besar.
2. Menolak pornografi dan pornoaksi
Istilah pornografi dalam Ensiklopedi Hukum Islam berasal dari bahasa
Yunani porne dan graphien Porne artinya perempuan jalang, sedangkan graphien
artinya menulis. Jadi pornografi berarti bahan baik tulisan maupun gambaran yang
dirancang dengan sengaja dan semata-mata untuk tujuan membangkitkan nafsu
syahwat.

11
Hawari (2010) menyatakan bahwa pornografi mengandung arti;
a. Penggambaran tingkah laku secara erotis dengan perbuatan atau usaha untuk
memberikan stimulasi erotis, misalnya melalui pakaian.
b. Perbuatan atau sikap yang memicu timbulnya nafsu syahwat, misalnya melalui
pemakaian pakaian mini, pakaian yang ketat yang melekat pada bentuk tubuh.
Pornografi dan pornokasi merupakan pemicu terjadinya zina, karena dua
hal tersebut mendekatkan seseorang pada perbuatan zina.Selain itu, pornografi
dan pornoaksi dapat memicu munculnya tindakan-tindakan agresif seksual.
Penelitian Hilton pada tahun 2009 menemukan bahwa kecanduan pornografi
bermuara ke perubahan sirkuit otak.Seseorang yang kecanduan pornografi,
hormonnya akan terpakai terus menerus dan pada akhirnya jumlahnya menjadi
yang sangat sedikit. Sel otak yang memproduksi dopamin menjadi
mengecil ,sehingga sel itu mengerut dan tidak perfungsi normal. Gangguan
tersebut membuat neurotransmitter (signyal penghantar syaraf) atau pengirim
pesan kimiawi pada otak terganggu, sehingga mempengaruhi kekuatan daya belajar
dan memori. Remaja atau mahasiswa yang terabsesi dengan pornografi akan
sulit mengkonsentrasikan pikirannya pada belajar, mengingat kemampuan daya
ingatnya telah tercemari nafsu syahwat .
Terkait dengan pornografi dan pornoaksi, majelis ulama Indonesia (dalam
Hawari 2012)telah mendapatkan fatwa no.287 tentang hokum pornografi dan
pornoaksi. Fatwa tersebut menyatakan bahwa:
a. menggambarkan secara langsung atau tidak langsung tingkah laku secara erotis,
baik dengan tulisan, gambaran, tulisan, suarareklame, iklan maupun ucapan baik
melalui media cetak ataupun elektronik yang dapat membangkitkan nafsu hukumnya
haram.
b. membiarkan aurata terbuka atau memakai pakaian ketat divisualisasikan adalah
haram.
c. memperbanyak, mengedarkan, menjual, membeli dan melihat atau memperlihatkan
gambar orang, baik cetak ataaupun visual yang terbuka auratnaya atau berpakaian
ketatyang dapat membangkitkan nafsu syahwat adalah haram.
Adapun larangan pornografi dan pornoaksi dalam al qur’an terdapat pada
surah an-nur;30-31.

12
ْ 7َ‫ ف‬7‫ح‬7ْ 7َ‫ ي‬7‫ َو‬7‫ َّن‬7‫ ِه‬7‫ ِر‬7‫ ا‬7 ‫ص‬7
‫ اَل‬7‫و‬7َ 7‫ َّن‬7ُ‫ ه‬7‫ َج‬7‫ و‬7‫ ُر‬77ُ‫ ف‬7‫ن‬7َ 7‫ظ‬ 7َ 7‫ َأ ْب‬7‫ن‬7ْ 7‫ ِم‬7‫ن‬7َ 7 ‫ض‬ ِ 7‫ ا‬77َ‫ ن‬7‫ ْؤ ِم‬7‫ ُم‬7‫ ْل‬7ِ‫ ل‬7‫ل‬7ْ 7 7ُ‫ ق‬7‫َو‬
ُ 7‫ ْغ‬7َ‫ ي‬7‫ت‬
7ْ 7‫ض‬
7ۖ 7‫ َّن‬7‫ ِه‬7ِ‫ب‬7‫و‬7 7ُ‫ ي‬7‫ ُج‬7‫ى‬7ٰ 7َ‫ ل‬7‫ َع‬7‫ َّن‬7‫ ِه‬7‫ ِر‬77‫ ُم‬7‫ ُخ‬7ِ‫ ب‬7‫ن‬7َ 7‫ ْب‬7‫ ِر‬7 ‫ض‬7 7ْ 7َ‫ ي‬7‫ ْل‬7‫و‬7َ 7ۖ 7‫ ا‬7 7َ‫ ه‬7‫ ْن‬7‫ ِم‬7‫ َر‬7 7َ‫ ه‬7‫ظ‬
َ 7‫ ا‬77‫ ِإ اَّل َم‬7‫ َّن‬7ُ‫ ه‬7َ‫ ت‬7َ‫ن‬7‫ ي‬7‫ ِز‬7‫ن‬7َ 7‫ ي‬7‫ ِد‬7‫ ْب‬7ُ‫ي‬
7‫ َّن‬7‫ِئ ِه‬7‫ ا‬77َ7‫ ن‬7‫ َأ ْب‬7‫و‬7ْ ‫ َأ‬7‫ َّن‬7‫ ِه‬7ِ‫ ت‬7َ‫ل‬7‫ و‬7‫ ُع‬7ُ‫ ب‬7‫ ِء‬7‫ ا‬7َ‫ب‬7‫ آ‬7‫و‬7ْ ‫ َأ‬7‫ َّن‬7‫ِئ ِه‬7‫ ا‬7َ‫ب‬7‫ آ‬7‫و‬7ْ ‫ َأ‬7‫ َّن‬7‫ ِه‬7ِ‫ ت‬7َ‫ل‬7‫ و‬7‫ ُع‬7ُ‫ ب‬7ِ‫ ِإ اَّل ل‬7‫ َّن‬7ُ‫ ه‬7َ‫ ت‬7َ‫ن‬7‫ ي‬7‫ ِز‬7‫ن‬7َ 7‫ ي‬7‫ ِد‬7‫ ْب‬7ُ‫ي‬ ‫ اَل‬7‫َو‬
7‫ َأ ْو‬7‫ َّن‬7‫ ِه‬7ِ‫ت‬7‫ ا‬7‫و‬7َ 77َ7‫ َأ خ‬7‫ ي‬7ِ‫ ن‬7َ‫ ب‬7‫و‬7ْ ‫ َأ‬7‫ َّن‬7‫ ِه‬7ِ‫ن‬7‫ ا‬7‫و‬7َ 777‫ ِإ ْخ‬7‫ ي‬7ِ‫ ن‬7َ‫ ب‬7‫و‬7ْ ‫ َأ‬7‫ َّن‬7‫ ِه‬7ِ‫ن‬7‫ ا‬7‫ َو‬777‫ ِإ ْخ‬7‫و‬7ْ ‫ َأ‬7‫ َّن‬7‫ ِه‬7ِ‫ ت‬7َ‫ل‬7‫ و‬77ُ7‫ع‬7ُ‫ ب‬7‫ ِء‬7‫ ا‬77َ7‫ ن‬7‫َأ ْب‬ 7‫و‬7ْ ‫َأ‬
7‫ ِل‬7‫ ا‬777‫ َج‬7‫ ِّر‬7‫ل‬7‫ ا‬7‫ن‬7َ 7‫ ِم‬7‫ ِة‬7َ‫ ب‬7‫ر‬7ْ ‫ِإْل‬7‫ ا‬7‫ ي‬7ِ‫ل‬7‫ ُأ و‬7‫ ِر‬7‫ ْي‬7‫ َغ‬7‫ن‬7َ 7‫ ي‬7‫ ِع‬7ِ‫ب‬7‫ا‬7َّ‫ت‬7‫ل‬7‫ ا‬7‫ َأ ِو‬7‫ َّن‬7ُ‫ه‬7ُ‫ن‬7‫ ا‬7‫ َم‬7‫ َأ ْي‬7‫ت‬ 7ْ 7‫ َك‬7َ‫ ل‬7‫ َم‬7‫ ا‬7‫ َم‬7‫و‬7ْ ‫ َأ‬7‫ َّن‬7‫ِئ ِه‬7‫ ا‬7‫ َس‬7ِ‫ن‬
7‫ َّن‬7‫ ِه‬7ِ‫ ل‬7‫ ُج‬7‫ر‬7ْ ‫ َأ‬7ِ‫ ب‬7‫ن‬7َ 7‫ ْب‬7‫ ِر‬7‫ض‬
7ْ 7َ‫ اَل ي‬7‫و‬7َ 7ۖ 7‫ ِء‬7‫ ا‬7‫ َس‬7ِّ‫ن‬7‫ل‬7‫ ا‬7‫ت‬ ِ 7‫ ا‬7‫ر‬7َ 7‫و‬7ْ 7‫ َع‬7‫ى‬7ٰ 7َ‫ ل‬7‫ َع‬7‫ا‬7‫ و‬7‫ ُر‬7َ‫ ه‬7‫ظ‬ ْ 7َ‫ ي‬7‫ ْم‬7َ‫ ل‬7‫ن‬7َ 7‫ ي‬7‫ ِذ‬7َّ‫ل‬7‫ ا‬7‫ل‬7ِ 7‫ ْف‬7ِّ‫ط‬7‫ل‬7‫ ا‬7‫َأ ِو‬
7‫ ْم‬7‫ ُك‬7َّ‫ ل‬7‫ َع‬7َ‫ ل‬7‫ن‬7َ 7‫و‬7ُ‫ ن‬7‫ ْؤ ِم‬7‫ ُم‬7‫ ْل‬7‫ ا‬7َ‫ ه‬7‫ َأ ُّي‬7‫ ا‬7‫ ًع‬7‫ ي‬7‫ ِم‬7‫ َج‬7ِ ‫ هَّللا‬7‫ ى‬7َ‫ ِإ ل‬7‫ا‬7‫و‬7ُ‫ب‬7‫ و‬7ُ‫ ت‬7‫و‬7َ 7ۚ 7‫ َّن‬7‫ ِه‬7ِ‫ ت‬7َ‫ن‬7‫ ي‬7‫ ِز‬7‫ن‬7ْ 7‫ ِم‬7‫ن‬7َ 7‫ ي‬7ِ‫ ف‬7‫خ‬7ْ 7ُ‫ ي‬7‫ ا‬7‫ َم‬7‫ َم‬7َ‫ ل‬7‫ ْع‬7ُ‫ ي‬7ِ‫ل‬
7‫ َن‬7‫ و‬7‫ ُح‬7ِ‫ ل‬7‫ ْف‬7ُ‫ت‬
”Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya,
kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain
kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami
mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau
putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera
saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-
wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki
yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum
mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar
diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian
kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”.
3. Menjauhi Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas yang dimaksud dalam kontes ini mengacu pada pola
pergaulan yang lepas control dan tidak mengindahkan norma-norma agama. Pergaulan
yang tidak memeprhatikan aturan agama terbukti telah membawa dampak negatif
berupa tertularnya penyakit mematikan, seperti HIV/AIDS. Perilaku bebas khususnya
dikalangan muda–mudi, menurut Hawari (2010) mengakibatkan mereka menjadi
generasi muda yang memasuki abang kehancuran.
Pandangan islam terhadap pergaulanbebas dapat dicermati melalui Q.S. AL-ISRA’: 32
‫اًل‬7‫ ي‬7ِ‫ ب‬7‫ َس‬7‫ َء‬7‫ ا‬7‫ َس‬7‫و‬7َ 7ً‫ ة‬7‫ َش‬7‫ح‬7ِ 7‫ ا‬7َ‫ ف‬7‫ن‬7َ 7‫ ا‬7‫ َك‬7ُ‫ ه‬7َّ‫ ِإ ن‬7ۖ 7‫ ا‬7َ‫ ن‬7‫ ِّز‬7‫ل‬7‫ ا‬7‫ا‬7‫ و‬7ُ‫ ب‬7‫ر‬7َ 7‫ ْق‬7َ‫ اَل ت‬7‫َو‬
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji, Dan suatu jalan yang buruk".

13
4. Menghindari Penyalagunaan Narkoba
Istilah narkoba merupakan singkatan dari kata narkotioka danobat berbahaya.
Narkotika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani narkoum, yang berarti membuat
lumpuh atau membuat mati rasa. Secara Termologi narkotioka adalah zat atau obat
yang berasal dari tanaman, baik sintesis maupun semi sintesis yang menyebabkan
pengaruh bagi penggunanya berupa hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat,
halusinasi atau timbulnya efek ketergantungan bagi pemakainya (Lisa 2013).
Narkoba terdiri atas beberapa jenis, jenis-jenis narkoba antara lain: heroin, ganja,
opium, morfin, heroin dan lain-lain.
a. Dampak penyalahgunaan narkoba bagi tubuh:
1. gangguan pada system syaraf contoh: kejang-kejang, halusinasi, serta gangguan
kesadaran.
2. ganguan pada jantung dan pembuluh darah contoh: infeksi, akut otot
jantung,gangguan peredaran darah.
3. gangguan pada paru-paru contoh: penurunan pada fungsi pernafasan dan lain-lain
4. ganguan pada kulit contoh: alergi dan eksim.
5. penggunaan narkoba over dosis, yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan
tubuh dapat menyebabkan kematian.
b. Dampak penyelahgunaan narkoba bagi psikis atau jiwa:
1. hialangnya kepercayaan diri
2. agitatif yaitu, menjadi ganas dan bertingkah laku brutal
3. sulit berkonsentrasi,perasaan kesal dan tertekan
4. cecenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, dan memicu keinginan untuk
melakukan bunuh diri.
5. sering tegang dan gelisah
Para ualama sepakat menegaskan status haromnya mengonsumsi narkoba ketika
bukan dalam keadaan darurat.
Aktualisasi akhlak dalam menghindari perbuatan-perbuatan negative diatas menjadi
seorang muslim terjaga dari dosa dan maksiat kepadanya. Kondisi ini akan melahirkan
kesucian jiwa, yang selanjutnya akan menimbulkan akhlak yang baik.hal ini sesuai
pendapat Nasution (2000) bahwa tujuan dari semua dan selanjutnya mendorong
manusia pada perbuatan yang baik, sehingga pada akhirnya dari individu yang baik,
masyarakat yang baik akan dapat diwiujudkan.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mengetahui betapa pentingnya etika, moral dan juga akhlak dalam
kehidupan, maka kita perlu mengetahu apa arti dari tiga kata tersebut. Selain itu,
kita juga harus menerapkan ketika hal tersebut dalam kehidupan kita, walaupun
kita sadar bahwa hal tersebut bukanlah hal yang mudah. Setaelah kita mengetahui
apa rati dan menerapkannya dalam kehidupan yang nyata kita juga memerlukan
pembiasaan dalam kehidupan sehari – hari dengan berbagai tunjangan, salah
satunya adalah teladan yang baik yang berasal dari lingkungan kita. Dengan
adanya akhlak yang baik, maka kita akan mudah untuk menghindari hal – hal yang
sekarang sedang melanda pemuda muslim dan muslimah, yaitu pergaulan bebas,
pornoaksi, pornografi dan juga narkoba.
B. Saran
Dari hasil pembahsan ini, penulis menyarankan muslim dan muslimah
semuanya untuk selalu menjaga akhlaknya, moral dan juga etkanya. Hal tersebut
adalah hal yang sangat penting untuk menghindarkan diri dari dampak globalisasi
dan modernisasi yang sangat buruk, yaitu pergaulan bebas, pornografi, pornoaksi
dan juga narkoba.
 

15
DAFTAR PUSTAKA

Al qur’an dan terjemahnya. Departemen agama RI


Tim Dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Negeri Malang. 2014.
Pendidikan Islam Transformatif. Malang: Dream Litera
http://Etika-Wikipediabahasaindonesiaensiklopediabebas.htm

16

Anda mungkin juga menyukai