Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KEPERAWATAN DASAR II

“ KONSEP DAN PRINSIP UTAMA PEMERIKSAAN PENUNJANG


UNTUK PASIEN”
Dosen pembimbing : Nafolion Nur Rahmat,S.Kep.,Ns.,M.Kes

DI Susun Oleh :
1. Siti Faradhila Nur L.M
2. Siti Fatimah Tus Zahroh
3. Sofiatun Munawaroh
4. Syafi’udin Hasan
5. Ulfa Nurul Afifah
6. Ulfatun Hasanah
7. Umi Islamiyah
8. Ummi Latifah
9. Yulia Putri Fatmilarini
10. Zakariyta Adif Yahya

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAFSHAWATY


PESANTREN ZAINUL HASAN GENGGONG
PROBOLINGGO
2018 - 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karuniaNya sehingga Makalah Konsep Remaja ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Semoga shalawat serta salam dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW,
atas segenap keluarga, para sahabat dan mereka yang senantiasa .
Harapan penulis dengan diselesaikanya makalah ini, semoga memberi
manfaat baik untuk diri sendiri agar dapat mengetahui lebih dalam mengenai
kebutuhan dasar oksigenasi atau pun untuk pembaca yang bisa menjadikan
makalah ini sebagai referensi.
Penulisan makalah ini dapat terlaksana dengan baik dan lancer antara lain
tidak lepas dari dukungan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. KH. Muhammad Hasan Mutawakkil Alallah, SH, MM. selaku Pembina
Yayasan Hafshawaty Zainul Hasan Genggong.
2. Dr. Nur Hamim, S.Kep., M.Kes. selaku Direktur Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Hafshawaty Zainul Hasan Genggong.
3. Nafolion Nur Rahmat S. Kep., Ns., M. Kep. Selaku dosen konsep dasar 1.
4. Orang tua selaku pemberi dukungan moral dan material.
5. Rekan-rekan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Zainul Hasan Genggong
Tingkat 1.
Seiringdoa semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada saya
mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amiin.
Dalam penulisan makalah ini, saya telah berusaha semaksimal mungkin
untuk menyajikan yang terbaik, namun saya menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan ruang dan waktu. Oleh sebab
itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan makalah ini

Genggong, 29 Maret 2019


DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang…………………………………………………….....1
B. Rumusan Masalah………………………………………………...….1
C. Tujuan dan Manfaat……………………………………………...…..1
1.Tujuan.........................................................................................1
2.Manfaat.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................2
A.Pemeriksaan Penunjang............................................................................3
B.emeriksaan Dianostik................................................................................4
C.Persiapan dan Penambilan Spesimen........................................................5
D. Persiapan untuk Pemeriksaan..................................................................6
BAB III PENUTUP……………………………………………………...….7

A.Kesimpulan……………………………………………………….…7
B. Saran…………………………………………………………….......7
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Pemeriksaan fisik atau pemeruksaan klinis adalah sebuah prosesproses
dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis
penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan
pemeriksaan fisik akan membantu dalam menegakkan diagnosis dan perencanaan
perawatan pasien.
Biasanya,pemeriksaam fisik dilakukan secara sistematis,mulai dari bagian
kepala dan berakhir pada anggota gerak.setelah pemeriksaan organ utama
diperiksa dengan inspeksi,palpasi,perkusi,dan auskultrasi, beberapa tes khusus
mungkin diperlukan dan kadang harus dilakukan ,tes ini disebut sebagai
pemeriksaan penunjang.
Dengan petunjuk yangb didapatselam pemeriksaan riwayat dan fisik,ahli
medis dapat menyusun sebuah diagnosis diferensial ,yakni sebuah daftar
penyebab yang mungkin menyebabkan gejala tersebut.beberapa pemeriksaan
penunjang akan dilakukan untuk meyakinkan penyakit tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa macam-macam Pemeriksaan Penunjan?
2. Apa macam-macam Pemeriksaan Dianostik?
3. Apa yang diperlukan persiapan untuk Pemeriksaan ?

C. TUJUAN DAN MANAAT

1. Tujuan
Adapun tujuan pembahasan yang terkait di dalam isi makalah ini yaitu :
1. Menjelasakan konsep kebersihan perorangan dan perawatan diri.

2. Menyusun pengkajian keperawan.

3. Merumuskan dignosa keperawatan.


2. Manfaat
Adapun makalah ini dibuat untuk memberikan pengertian kepada mahasiswa
tentang konsep kebutuhan dan prinsip kebersihan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN

1.PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.Pemeriksaan Laboratorium
 Pemeriksaan specimen darah
Specimen darah harusdiambil tidak hanya dari pasien tetapi dari juga dari
orang tua untuk analisa DNA dan untuk mengetahui adanya infeksi
 Metode direk dan indirek
Metode direk dan indirek digunakan untuk analisis gen
retinoblastoma.metode direk bertujuan untuk menemukan mutasi instal
yang mempercepat pertumbuhan tumor,jadi pemeriksaan ini menentukan
apakah mutasi terjadi pada sel benih pasien.metode indirek di gunakan
pada kasus dimana mutasi awal tidak terlokalisasi atau tidak jelas apakah
mutasi tersebut ada
b.Pemeriksaan Pencitraan
 USG
USG berguna dalam membedakan retinoblastoma dari keadaan non
neoplastik.USG berguna juga untuk mendeteksi klasifikasi selain itu
ultrasonografi dan tomografi computer di lakukan terutama untuk pasien
dengan metastase ke luar misalnya dengan gejala proptosis bola mata.
 Elektroretino-gram(ERG)
Elektroreting-gram(ERG)berguna untuk menilai kerusakan luas pada
retina
 Visual evoked respons(VER)
Visual evoked renspons(VER)berguna untuk mengetahui adanya
perbedaan rangsangan yang sampai korteks sehingga dapat di ketahui
adanya gangguan rangsangan/penglihatan pada seseorang
 CT –scan
CT-scan cranial dan orbital –metode senitif untuk diagnosis deteksi
kalfisikasi intraokuler dan menunjukkan perluasan tumor intraokuler
bahkan pada keadaan tidak adanya klasifikasi
 MRI
MRI dapat berguna untuk memperkirakan derajat diferensiasi
retinoblastoma namun tidak spesifik CT-scan karena kurangnya sentivitas
mendeteksi kalsium,MRI juga berguna dalam mengidentifikasi
retinoblasma yang berhubungan dengan pendarahan atau ablation retina
eksudatif
 Pemeriksaan dengan anastesi umum
Bertujuan untuk melakukan pemeriksaan bola mata secara baik,yaitu
menentukan diameter kornea, tekanan intera okuler,pemeriksaan
funduskopi serta melihat pembuluh darah atau neovaskularisasi yang
terjadi.
 Rontgen
Rontgen atau dikenal dengan sinar x merupakan pemeriksaan yang
memanfaatkan peran sinar x untuk melakukan skrining dan mendeteksi
kelainan pada berbagai organ diantaranya jantung, abdomen,ginjal, ureter,
kandun kemih, tenggorokan dan rangka.

2.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
A.Persiapan Dianostik
Hasil dari suatu pemeriksaan fisik sangat penting dalam membantu
diagnosa,membantu perjalanan penyakit serta menentukan pragnosa.karena itu
perlu diketahui factor-faktor yang mempenharuhi hasil pemeriksaan laboratorium.
Terdapat 3 faktor utama yang dapat mengakibatkan hasil laboratorium yaitu:
1. Pra Instrumentasi
Pada tahap ini sangat penting diperlikan kerja sama dari petugas,pasien
dan dokter.hal ini karna tanpa kerja sama baik dan mengganggu
/mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.yang termasuk dalam
tahap pra instrumentasi meliputi:
a. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir
pada tahap ini sangat penting diperlukan kerjasama antara petugas,
pasien dan dokter. Hal ini penting untuk menghindari pengulangan
pemeriksaan yang tidak penting, membantu persiapan
pasiensehingga tidak merugikan pasien dan menykiti pasien.
Prngisian formulir dilakukan secra lengkap meliputi identitas
pasien : nama, alamat, ruangan, umur, jenis kelamin, data klinis
atau diagnose, dokter pengirim, tanggal dan diperlukan pengobatan
yang sedang diberikan. Hal ini penting untuk menghindari
tertukarnya hasil ataupun dapat membantu intepretasi hasil
terutama pada pasienyang mendapat pengobatan khusus dan jangka
panjang.
b. Persiapan penderita
1) Puasa
Dua jam setelah makan kira-kira 800 kalori akan
mengakibatkan peningkatan volume plasma,sebaliknya
setelah berolahraga volume plasma akan
berkuran.perubahan volume plasma akan mengakibatkan
perubahan susunan kandungan bahan dalam plasma dan
jumlah sel darah.
2) Obat
Pengguna obat dapat mempengaruhi hasil peneriksaan
hematologic misalnya:asam folat,Fe,vitamin b12,DLL.pada
pemberian kortigasteroid akan menurunkan jumlah
eosinofil,sedang adrenalin akan meningkatkan jumlah
leokosit dan trombosit,pemberian tranfusi darah akan
mempengaruhi komposisi darah sehingga menyulitkan
pembacaan morfologi sediaan hapus darah tepi maupun
penilaian hemostasis.antikoagulan oral atau heparin
mempengaruhi hasil pemeriksaan hemostasis.
3) Waktu pengambilan
Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada
pagi hari terutama pada pasien rawat inap.kadar beberapa
zat terlarut dalam urin akan menjadi lebih pekat pada pagi
hari sehingga lebih mudah di periksa bila kadarnya
rendah.kecuali ada intriksi dan indikasi khusus atas perintah
dikter selain itu juga da pemeriksaan yang tidak melihat
waktu berhubungan dengan tingkat kegawatan pasien dan
memerlukan penangana segera disebut pemeriksaan
sito.beberapa parameter hematologi seperti jumlah eosinofil
dan kadar besi serum menunjukkan fariasi diurnal,hasil
yang dapatdipengaruhi oleh waktu pengambilan kadar besi
serum lebih tinggi pada pagi hari dan lebih rendah pada
sore hari dengan selisih 40-100 ug/dl.jmlah eosinofil akan
lebih tinggi antara jam 10 pagi sampai malam hari dan lebih
trendah dari tegah malam sampai pagi
4) Posisi pengambilan
Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume
plasma 10% demikian juga sebaliknay.hal lain yang penting
pada persiapan penderita adalah menenangkan dan member
tahu apa yabg akan di kerjakan sebagai sopan santun atau
etik sehingga membuat penderita atau keluarganya tidak
merasa asing atau menjadi objek
a) Persiapan alat
Dalam mempersiapkan alat yang akan digunakan
selalu diperhatikan instruksi dokter sehingga tidak
salah persiapan dan berkesan professional dalam
bekerja
b) Pengambilan darah
Yang harus disiapkan antara lain:-kapas
alkohol70%,karet pembendung
atau( tornengket)semprit sekali pakai umumnya 2,5
ml atau 5 ml, penampung kering betutup dan
berlabel.pemampung dapat tanpa anti oagulan atau
mengandung anti koagulan tergantung pemeriksaan
yang minta oleh dokter.kadang-kadanh diperlukan
pula tabung kapiler polos atau mengandung anti
koanggulan
c) Penampungan urin
Digunakan botol penampung urin yang bermulut
lebar,berlabel,keringbersih,bertutup rapat dapat
reteril (untuk biakan)atau tidak steril untuk urin
kumpulan dipakai botol besar kira-kira 2 L dengan
memakai pengawet urin
d) Penampung khusus
Biasanya diperlukan pada pemeriksaan
mikrobiologi atau pemeriksaan khusus yang lain
yang pnting diingat adalah label harus ditulis
lengkap identitas penderita seperti pada formulir
termasuk jenis pemeriksaan sehingga tidak tertukar.

c.Cara pengambilan sampel


Pada tahap ini di perhatikan ulang apa yang harus
dikerjakan,lakukan pendekatan pada pasien atau
keluarganya sebagai etika dan sopan santun beritahukan apa
yang dikerjakan.selalu tanyakan identitas pasien sebelum
bekerja sehingga tidak tertukar pasien yang akan diambil
bahan dengan pasien lain.karen kepanikan pasien akan
mempersulit pengambilan darah karena vena akan kontriksi.
Darah dapat diambil dari arteri atau kapiler syarat mutlak
lokasi pengambilan darah vena adalah tidak ada kelainan
kulit di daerah tersebut,tidak pucat dan tidak sianosis.lokasi
pengambilan darah vena:umumnya didaerah fossa fossa
cubiti yaitu vena cubiti atau didaerah dekat pergelangan
tangan.selain itu salah satu yang harus diperhatikan adalah
vena yang dipilih tidak di daerah infuse yang terpasang
/sepihak harus kontra lateral daerah arteri dilakukan di
daerah lipat paha (arteri femoralis)atau daerah pegelangan
tangan (arteri radialis)untuk kapiler umumnya di ambil pada
ujung jari tangan yaitu telunjuk.jati tengah atau jari manis
anak daun telinga.khusus pada bayi dapat diambil pada ibu
jari kaki atau sisi lateral tumit kaki.

3.PERSIAPAN DAN PENGAMBILAN SPESIMEN


1.Pemeriksaan Darah
a.tempat pengambilan darah untuk berbagai berbagai macam pemeriksaan
laboratorium
 Perifer (pembuluh darah tepi)
 Vena
 Arteri
 Pada orang dewasa diambil pada ujung jari atau daun telinga bagian bawah
 Pada bayi dan anak kecil dapat diambil pada ibu jari kaki atau tumit

b.Bentuk pemeriksaan
 Jenis/ golongan darah
 HB
 Gula darah
 Malaria
 Filaria dll
c.Persiapan alat
 Lanset darah atau jarum khusus
 Kapas alcohol
 Kapas kering
 Alat pengukur Hb/kaca objek/botol pemriksaan,tergantung macam
pemeriksaan
 Bengkok
 Hand scoon
 Perlak dan pengalas
d.Prosedur kerja
 Mendekatkan alat
 Memberitahu klien dan menyiapkan tujuan serta langkah prosedur
 Memasang perlak dan pengalas
 Memakai hand scoon
 Mempersiapkan dagian yang akan ditusuk ,tergantung jenis pemeriksaan
 Kulit dihapushamakan dengan kapas alcohol
 Berkas tusukan ditekan dengan kapas alcohol
 Merapikan alat
 Melepaskan hand scoon

2.Pemeriksaan Urine
a.Kegunaan
 Menafsirkan proses-proses metabolism
 Mengetahui kadar gula pada tiap-tiap waktu makan (pada pasien DM)
b.Jenis pemeriksaan
 Urine sewaktu yaitu urine yang dikeluarkan sewaktu bilamana diperlukan
pemeriksaan
 Urine pagi yaitu urine yang pertama dikeluarkan sewaktu pasien bangun
tidur
 Urine pasca prandial yaitu urine yang pertama kali dikeluarkan setelah
pasien makan (1,5-3 jam sesudah makan)
 Urine 24 jam yaitu urine yang dikumpulkan dalam waktu 24 jam

c.Persiapan alat
 Formulir khusus untuk pemeriksaan urine
 Wadah urine dengan tutupnya
 Hand scoon
 Kertas etiket
 Bengkok
 Buku ekspedisi untuk pemeriksaan laboratorium
d.Prosedur tindakan
 Mencuci tangan
 Mengisi formulir
 Memberi etiket pada wadah
 Memakai hand scoon
 Menuangkan 100cc urine dari bengkok ke dalam wadah kemudian ditutup
dengan rapat
 Menyesuaikan data formulir dengan data pada etiket
 Menuliskan data dari formulir kedalam buku ekspedisi
 Meletakkan wadah kedalam bengko atau tempat khusus bertutup
 Membereskan dan merapikan alat
 Melepaskan hand scoon
 Mencuci tangan

3.Pemeriksaan faeces

a.Pengertian

menyiapakan feses untuk pemeriksaan laboratorium dengan carapengambilan


yang tertentu

b.Tujuan

Untuk menegakkan diagnose

c.Pemeriksaan tinja untuk pasien dewasa

Untuk pemeriksaan lengkap meliputi warna,bau,konsisten,lender,darah,dan telur


cacing

Tinja yang diambil adalah tinja segar

d.Persiapan alat

 Hand scoon
 Vasseline
 Botol bersih dengan penutup
 Lidi dengan kapas lembab dalam tempatnya
 Bengkok
 Perlak pengalas
 Tissue
 Tempat bahan pemeriksaan
 Sampiran

e.Prosedur tindakan

 Mendekatkan pasien
 Memberikan pasien
 Mencuci tangan
 Memasang perlak pengalas dan sampiran
 Melepas pakaian bawah pasien
 Mengatur posisi dorsal recumbent
 Memakai hand scoon
 Telunjuk diberi vasellin lalu dimasukkan kedalam anus dengan arah keatas
kemudian diputar kekiri dan kekanan sampai teraba tinja
 Setelah dapat,diperlukan perlahan-lahan lalu dimasukkan ke dalam
tempatnya
 Anus dibersihkan dengan kapas lembab dan keringkan dengan tissue
 Melepas hand scoon
 Merapikan pasien
 Mencuci tangan

Untuk pemeriksaan kultur (pembiakan)pengambilan tinja dengan cara


steril.caranya sama dengan cara thoucer,tetapi alat-alat yang digunakan dalam
keadaan steril.

4.Pengambilan sputum

a.Pengertian

Sputum atau dahak adalah bahan yang dikeluarkan dari bronchi atau
trachea,bukanludah atau lendiryang keluar dari mulut,hidung atau tenggorokan.

b.Tujuan
Untuk mengetahui basil tahan asam dan mikroorganisme yang ada dalam tubuh
pasien sehingga diagnose dapat ditegakkan.

c.Indasi

Pasien yang mengalami infeksi/peradangan saluran pernafasan(apabila


diperlukan).

d.Persiapan alat

 Sputum pot (tempat ludah)yang tertutup


 Botol bersih dengan penutup
 Hand scoon
 Formulir dan etiket
 Perlak pengalas
 Bengkok
 Tissue

e.Prosedur tindakan

 Menyiapkan alat
 Memberitahu pasien
 Mencuci tangan
 Mengatur posisi duduk
 Memasang perlak pengalas dibwah dagu dan menyiapkan bengkok
 Memakai hand scoon
 Meminta pasien mebatukkan dahaknya kedalam tempat yang sudah
disiapkan (sputum pot).
 Mengambil 5cc bahan,lalu masukkan kedalam botol
 Membersihkan mulut pasien
 Merapikan pasien dan alat
 Melepas hand scoon
 Mencuci tangan

5.Pengambilan specimen cairan vagina /hapusan genetalia

a.Persiapan alat
 Kapas lidi steril
 Objek gelas
 Bengkok
 Sarung tangan
 Spekulum
 Kain kassa,kapas sublimit
 Perlak

1.Prosedur

 Memberitahu dan member penjelasan pada klien tentang tindakan yang


akan dilakukan
 Mendekatkan alat
 Memasang sampiran
 Membuka dan menganjurkan klien untuk meninggalkan pakaian bagian
bawah (jaga privacy pasien).
 Memasang pengalas dibawah bokong pasien
 Mengatur posisipasien dengan kaki ditekuk(dorsal recumbent)
 Mencuci tangan
 Memakai sarung tanganMembuka labia dengan ibu jari dan jari telunjuk
tangan yang tidak dominan
 Mengambil sekret vagina dengan kapas lidi dengan tangan yang dominan
sesuai kebutuhan
 Menghapus sekret vagina pada objek gelas yang disediakan
 Membuang kapas lidi pada bengkok
 Memasukkan objek gelas ke dalam piring petri atau ke dalam tabung
kimia dan ditutup
 Memberi label dan mengisi formulir pengiriman sperimen dikirim ke
laboltorium
 membereskan alat
 Melepas sarung tangan
 Mencuci tangan
 Melakukan dokumentasi tindakan
4. PERSIAPAN UNTUK PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan USG
Perkembangan ultrasonografi (USG) sudah dimulai sejak kira-kira tahun 1960,
dirintis oleh professor Ian Donald, sejak itu, sejalan dengan kemajuan teknologi
bidang computer, maka perkembangan ultrasonografi juga maju denga sangat
pesat, sehingga saat ini sudah dihasilkan USG 3 Dimensi dan Live 3D (ada yang
menyebut sebagai USG 4D)
a. Indikasi
1) Didalam bidang obstetri, indikasi yang dianut adalah melakukan
pemeriksaan USG dilakukan begitu diketahui hamil, penapisan USG
pada trimester pertama (11-14 minggu) , penapisan USG Pada
penapisan USG kehamilan trimester kedua (18-20 minggu) , pada
pemeriksaan tambahan yang diperlukan untuk memantau tumbuh
kembng janin.
2) Dalam bidang ginekologi onkologi pemeriksaan nya di indikasikan
bila ditemukan kelainan secara fisik atau di curigai ada kelainan tetapi
pada pemeriksaan fisik tidak jelas adanya kelainan tersebut
3) Dalam bidang endokrinologi reproduksi pemeriksaan USG diperlukan
untuk mencari kausa gangguan hormon , pemantauan folikel dan terapi
infertilitas, dan pemeriksaan pada pasien dengan gangguan haid.
4) Sedangkan indikasi non obsterik bila kelainan yang di curigai berasal
dari disiplin ilmu lain, misalnya dari bagian pidatri, rujukan pasien
dengan kecurigaan metastatis dari organ ginekologi dll.

b. Cara pemeriksaan
Pemeriksaan USG dapat dilakukan dengan du acara yaitu :
1) Pervaginaan
a. Memasukkan probe USG transvaginal/seperti melakukan pemeriksaan
dalam.
b. Dilakukan pada kehamilan di bawah 8 minggu.
c. Lebih mudah dan ibu tidak perlu menahan kencing
d. Lebih jelas karena bisa lebih dekat pada Rahim
e. Daya tembusnya 8-10 cm dengan resolusi tinggi
f. Tidak menyebabkan keguguran
2) Perabdominan
a. Probe USG di atas perut
b. Biasa dilakukan pada kehamilan lebih dari 12 minggu
c. Karena dari atas perut maka daya tembusnya akan melewati otot
perut, lemak baru menembus Rahim
d. Jenis pemeriksaan Rahim
1) USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang ( memanjang dan melintang).
Kualitas gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat
ditinggalkan.
2) USG 3 Dimensi
Sebetulnya USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi
yang di sebut koronal, gambar yang tampil mirip seperti aslinya.
Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat
dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini
di mungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya)
3) USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi
yang dapat bergerak, kalua gambar yang di ambil dari USG 3
dimensi statis, sementara USG 4 dimensi, gambar janinnnya dapat
bergerak . jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan
keadaan janin di dalam Rahim.
4) USG Doppler

Pemeriksaan yang mengutamkan pengukuran aliran darah terutama aliran tali


pusat , alat ini digunakan untuk menilai kedaan/kesejahteraan janjin ini meliputi :
gerak napas janin (minimal 2x10 menit ) . tonus (gerak janin) , indeks cairan
ketuban (normalnya 10-20 cm). Doppler arteri umbilikas, reaktivitas denyut
jantung janin. 2. pemeriksaan Rontgen
Teknologi rontgen sudah di gunakan lebih dari satu abad yang lalu.tepatnya sejak
8 noveber 1890 ketika fisikawan terkemukaka kebangsaan jerman.conrad
roentgen menemukan sinyal yang tidak di kenalnya yang kemuduan di beri label
sinar .sinar ini mampu menembus bagian tubuh manusia,sehingga dapat di
manfaatkan untuk memotret bagian bagian dalam tubuh. Bekat jasanya bagi dunia
kedokteran ,banyak nyawa bisa di selamatka,hingga ia dapat penghargaan nobel di
tahun 1901.
Pada prinsipnya sinar yang menembus tubuh ini perlu di pindahkan ke format
filmagar bisa dilihat hasilnya,seiring dengan kemajuan teknoologi,kini foto rotgen
sudah juga bisa di proses secara digital tanpa film.sementara hasilnya bisa di
simpan dalam bentuk Cd atau bahkan dikirim ke berbagai belahan dunia dengan
menggunakan teknologi email
a. Persiapan pemeriksaan
(1).radi grafi konfensional tanpa persiapan.
Maksudnya, saaat anak datang bisa langsung divoto.biasanya ini untuk
pemeriksaan tulang atau torak

(2).radiografi konfesional dengan persiapan.


Pemeriksaan ini yang memerlukan persiapan diantaranya untuk voto
rontgen pada perut sebelum pelaksaan,anak diminta puasa beberapa jam
atau hanya makan bubur kecap.dengan itu ususnya bersih dan hasil
votonya pun dapat dengan jelas memperlihatkan kelainan yg di derita
(3).pemeriksaan dengan kontras
Sebelum di rontgen,kontras di masukkan kedalam tubuh dengan cara di
minum, atau di masukkan lewat anus atau di suntikkan ke pembulu fena .

b. Indikasi pemeriksaan
(1).sesak nafas pada bayi.
Untuk memastikan ada tidaknnya pada torak atau rongga dada,dokter
membutuhkan foto rontgen agar penagannanya tepat.
(2).bayi muntah hijau terus menerus.
Bila dokter mencurigai muntahnya karna da sumbatan di saluran
cerna,maka pengambilan voto rontgen akan di lakukan
(3).deteksi masalah padaa tulang,paru paru,usus,dan organ dalam lainnya.
Bagi balita sampai kalangan dewasa voto rontgen di manfaaatkan untuk
mendekteksi masalah pada tulang,paru paru,usus,dan organ dalam lainnya.

3. kardiotokografi (CTG)
a.pengertian
(1). Secara khusus
CTG adalah suatu alat yang di gunakan untuk mengukur DJJ pada
saat kontraksi maupun tidak.
(2).secara umum
CTG merupakan suatu alat untuk mengetahui kesejahteraan janin
di dalam Rahim,dengan merkan pola denyut jantug janin dan hubungannya
dengan gerakan janin atau kontraksi Rahim.
Jadi bila Doppler hanya menghasilkan DJJ maka pada CTG kontraksi ibu
juga terekan dan kemudian dilihat perubhan DJJ pada saan kontraksi dan
diluar kontraksi .bila terdapat perlambatan maka itu menandakan adanya
gawat janin ,akibat fungsi plasenta yang sudah tidak baik.
Cara pengukuran CTG hamper sama dengan Doppler hanya pada
CTG yang di tempelkan dua alat yang satu untuk mendekteksi DJJ.dan
yang satu untuk mendeteksi kontraksi,alat ini ditempelka selama kurang
lebih 10-15 menit.
(b).indikasi pemeriksaan CTG
(1).keehamilan dengan komplikasi ( darah tinggi,kencing
manis,tiroit,penyakit infeksi kronis,dll)
(2). Kehamilan dengan berat badan rendah (intra uterin growth retriction)
(3).oligohidramnion (air ketuban sedikit sekali)
(4).poligohidramnion (air ketuban lebih)
C. pemeriksaan CTG
1.sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan
2.waktu pemeriksaan selama 20 menit
3.selama pemeriksaan posisi ibu berbaring nyaman dan tak
menyakitkanibu maupun bayi.
4.bila di temukan kelainan maka pemantauan di lanjutkan dan dapat segera
diberikan pertolongan yang sesuai.
5.konsultasi langsung dengan dokter kandungan.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemeriksaan klinis tentang tangapan individu keluarga dan masyarakat
terhadap masalah kesehatan dan proses kehiduan aktual sebagai potensi.
Hasil pemeriksaan laboratorium sanat penting dalam membatu diagnosa,
memulihkan perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Karena perlu
diperhatikan aktor ya mempenarui hasil pemeriksaan laboratorium.
B. SARAN
Denan adanya makalah ini diharapkan pembaca khusus dapat
memperbolekan penkajian inormasi dalam bahasa inris sebagai asuhan
keperawatan dan dapat mencari referensi lainuntuk menambah
pengetahuan pembaca menenai penkajian dianostik.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, K. Jensen, 2005, Perawatan maternatis. Jakarta. EGC

Elly, Nurrachmah, 2001, Nutrisi dalam Keperawatan, CV Sagung Seto, Jakarta.

Depkes RI. 2000. Keperawatan Dasar Ruangan Jakarta.

Engenderhealt. 2000. Infection Prevention, New York.

JHPIEGO, 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC.

JNPK_KR. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan


Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.

Johnson, Ruth, Taylor. 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta. EGC.

Kozier, Barbara, 2000, Foundamental Of Nursing : Concepts, Prosess and


Practic : Sixth edition, Menlo Park, California.

Potter, 2000, Perry Guide to Basic Skilland Prosedur Dasar, Edisi III, Alih Bahasa
Ester Monica, Penerbit buku kedokteran EGC.

Samba, Suharyati, 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai