Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH

ILMU DASAR KEPERAWATAN


PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN DATA PENUNJANG PASIEN USG,
FLUROSKOPI, ENDOSKOPI, EKOKARDIOGRAPHY, ELETROKARDIOGRAM

Dosen Pengampu : Elisa Oktaviana, Ners.,M.Kep

Mata Kuliah : Ilmu Dasar Keperawatan

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 :

1. Novia Damayanti (127STYC22)


2. Nur Fitrianingsih (128STYC22)
3. Nur Wati (129STYC22)
4. Nurfarianti (130STYC22)
5. Nurhidayah (131STYC22)
6. Nurkiyah (133STYC22)
7. Nursopia Rahmatin (134STYC22)
8. Nurul Ainun Safirah (135STYC22)
9. Nurul Faiga (136STYC22)
10. Lathifa Dhiya Murfida (311STYC22)

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM PROGRAM STUDI ILMU
KESEHATAN JENJANG S.1
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah dalam mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan yang berjudul " Peran Perawat Dalam Pemeriksaan
Data Penunjang Pasien Usg, Fluroskopi, endoskopi,ekokardiography, Eletrokardiogram" tanpa ada
hambatan apapun dan selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Adapun maksud dan tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah sebagai bahan pembelajaran dan dapat menjadi pengetahuan baru bagi
pembaca.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari pihak-
pihak terkait. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami sadari bahwa makalah ini belum baik,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
makalah berikutnya.

Mataram, 24 Maret 2023

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................4
1.1 Latar belakang................................................................................................4
1.2 Tujuan..............................................................................................................4
1.3 Manfaat............................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................6
2.1 Definisi Pemeriksaan Penunjang……………………………………………7
2.2 Fungsi Pemeriksaan Fisik……………………………………………………7
2.3 Tujuan Pemeriksaan Penunjang……………………………………………7
BAB III PEMBAHASAN………………………………………………………………….8
3.1 Peran Perawat Dalam Pemeriksaan Data Penunjang Usg, Fluroskopy,
Endoscopy, Ekokardiography, Dan Ekg……………………………………8
3.1.1 Ultrasonography (USG)………………………………………………...8
3.1.2 Fluroscopy...............................................................................................18
3.1.3 Material dan Metode..............................................................................18
3.1.4 Endoscopy………………………………………………………………19
3.1.5 Ecocardiography……………………………………………………….20
3.1.6 Ekg………………………………………………………………………20
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………………21
10 Kesimpulan………………………………………………………………………21
11 Saran……………………………………………………………………………..21
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………22

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemeriksaan penunjang dianggap sangat penting bagi para tenaga kesehatan, karena ada
beberapa pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan tanpa menggunakan alat-alat dalam
pemeriksaan penunjang. Perawat dalam menegakkan diagnosis keperawatan perlu
mempertimbangkan hasil analisis pemeriksaan penunjang atau prosedur diagnostik. Ada dua
kompetensi perawat dalam hal pemeriksaan diagnostik ini yaitu bertanggung jawab dalam
pengelolaan persiapan pasien sampai pasca pemeriksaan dan mempertimbangkan hasil
pemeriksaan dalam menyusun diagnosis keperawatan serta merencanakan intervensi
keperawatan.
Pemeriksaan penunjang adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga dan
komunikan terhadap suatu masalah kesehatan. Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat
penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa.
Pemeriksaan penunjang juga sebagai ilmu terapan yang bertujuan membantu petugas kesehatan
dalam mendiagnosis dan mengobati pasien. Pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengoptimalkan tindakan keperawatan dan proses penyembuhan pasien, dilakukan oleh tenaga
medis dengan menggunakan alat bantu tertentu untuk memperoleh hasil selanjutnya. Tujuan
tersebut memang sesuai dengan fungsinya sebagai penunjang medik oleh karena itu hasil
pemeriksaan laboratorium harus benar dan baik serta dapat dipercaya, Kesalahan dari hasil
pemeriksaan laboratorium akan berakibat fatal, bukan saja merugikan pasien tetapi juga
menyesatkan diagnosis. (Effendi dan niluh, 2002).
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi pemeriksaan penunjang.
2. Untuk mengetahui fungsi pemeriksaan penunjang.
3. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan penunjang.
4. Untuk mengetahui peran perawat dalam pemeriksaan data penunjang usg, fluroskopy,
endoscopy, ekokardiography, dan ekg.

iv
1.3 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Hasil dari makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk mahasiswa
keperawatan dalam mempelajari konsep pemreiksaan penunjang pada pasien yang akan
melakukan pemeriksaan penunjang.
2. Bagi Institusi Keperawatan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan dapat dijadikan sebagai referensi
yang bermanfaat bagi instansi keperawatan.

v
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan medis yang dilakukan atas indikasi tertentu
guna memperoleh keterangan yang lebih lengkap. Pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan yaitu therapeutik, diagnostik, laboratorium, dll. Pemeriksaan penunjang juga sebagai
ilmu terapan yang berguna untuk membantu petugas kesehatan dalam mendiagnosis dan
mengobati pasien (Basariyadi,2016).
2.2 Fungsi Pemeriksaan Fisik
1. Skrining atau uji saring adanya penyakit subklinis, dengan tujuan
menentukan resiko terhadap suatu penyakit dan mendeteksi dini penyakit
terutama bagi individu beresiko tinggi (walaupun tidak ada gejala atau
keluhan).
2. Konfirmasi pasti diagnosis, yaitu untuk memastikan penyakit yang diderita seseorang,
berkaitan dengan penanganan yang akan diberikan dokter serta berkaitan erat dengan
komplikasi yang mungkin saja dapat terjadi.
3. Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis.
4. Membantu pemantauan pengobatan.
5. Menyediakan informasi prognosis atau perjalanan penyakit, yaitu untuk memprediksi
perjalanan penyakit dan berkaitan dengan terapi dan pengelolaan pasien selanjutnya.
6. Memantau perkembangan penyakit, yaitu untuk memantau perkembangan
penyakit dan memantau efektivitas terapi yang dilakukan agar dapat
meminimalkan komplikasi yang dapat terjadi. Pemantauan ini sebaiknya
dilakukan secara berkala.
7. Mengetahui ada tidaknya kelainan atau penyakit yang banyak dijumpai
dan potensial membahayakan.
8. Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klimsi karena tidak
didapati penyakit.

2.3 Tujuan Pemeriksaan Penunjang

vi
1. Terapeutik
Yaitu untuk penanganan atau pengobatan yang sesuai untuk pasien dengan kondisi
penyakit tertentu.
2. Diagnostik
Yaitu untuk membantu menegakkan diagnosis tertentu.

vii
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Peran Perawat Dalam Pemeriksaan Data Penunjang Usg, Fluroskopy, Endoscopy,
Ekokardiography, Dan Ekg
3.1.1 Ultrasonography (USG)

Rangkuman Iss 3 Tik 5


Ultrasonography (USG)
Pengertian Ultrasonography
(USG)
Ultrasonografi (USG) adalah
alat diagnostik noninvasif
menggunakan gelombang suara
dengan frekuensi tinggi diatas
20.000 hertz ( >20 kilohertz)
untuk menghasilkan gambaran
struktur organ di dalam tubuh.

viii
Manusia dapat mendengar
gelombang suara 20-20.000 hertz.
Gelombang suara antara 2,5
sampai dengan 14 kilohertz
digunakan untuk diagnostik.
Gelombang suara dikirim melalui
suatu alat yang disebut
transducer atau probe. Obyek
didalam tubuh akan
memantulkan
kembali gelombang suara yang
kemudian akan ditangkap oleh
suatu sensor, gelombang

ix
pantul tersebut akan direkam,
dianalisis dan ditayangkan di
layar. Daerah yang tercakup
tergantung dari rancangan
alatnya.Ultrasonografi yang
terbaru dapat menayangkan
suatu
obyek dengan gambaran tiga
dimensi, empat dimensi dan
berwarna
Rangkuman Iss 3 Tik 5
Ultrasonography (USG)
Pengertian Ultrasonography
(USG)

x
Ultrasonografi (USG) adalah
alat diagnostik noninvasif
menggunakan gelombang suara
dengan frekuensi tinggi diatas
20.000 hertz ( >20 kilohertz)
untuk menghasilkan gambaran
struktur organ di dalam tubuh.
Manusia dapat mendengar
gelombang suara 20-20.000 hertz.
Gelombang suara antara 2,5
sampai dengan 14 kilohertz
digunakan untuk diagnostik.
Gelombang suara dikirim melalui
suatu alat yang disebut
transducer atau probe. Obyek
xi
didalam tubuh akan
memantulkan
kembali gelombang suara yang
kemudian akan ditangkap oleh
suatu sensor, gelombang
pantul tersebut akan direkam,
dianalisis dan ditayangkan di
layar. Daerah yang tercakup
tergantung dari rancangan
alatnya.Ultrasonografi yang
terbaru dapat menayangkan
suatu
obyek dengan gambaran tiga
dimensi, empat dimensi dan
berwarna
xii
Rangkuman Iss 3 Tik 5
Ultrasonography (USG)
Pengertian Ultrasonography
(USG)
Ultrasonografi (USG) adalah
alat diagnostik noninvasif
menggunakan gelombang suara
dengan frekuensi tinggi diatas
20.000 hertz ( >20 kilohertz)
untuk menghasilkan gambaran
struktur organ di dalam tubuh.
Manusia dapat mendengar
gelombang suara 20-20.000 hertz.
Gelombang suara antara 2,5

xiii
sampai dengan 14 kilohertz
digunakan untuk diagnostik.
Gelombang suara dikirim melalui
suatu alat yang disebut
transducer atau probe. Obyek
didalam tubuh akan
memantulkan
kembali gelombang suara yang
kemudian akan ditangkap oleh
suatu sensor, gelombang
pantul tersebut akan direkam,
dianalisis dan ditayangkan di
layar. Daerah yang tercakup
tergantung dari rancangan
alatnya.Ultrasonografi yang
xiv
terbaru dapat menayangkan
suatu
obyek dengan gambaran tiga
dimensi, empat dimensi dan
berwarna
Rangkuman Iss 3 Tik 5
Ultrasonography (USG)
Pengertian Ultrasonography
(USG)
Ultrasonografi (USG) adalah
alat diagnostik noninvasif
menggunakan gelombang suara
dengan frekuensi tinggi diatas
20.000 hertz ( >20 kilohertz)
untuk menghasilkan gambaran
xv
struktur organ di dalam tubuh.
Manusia dapat mendengar
gelombang suara 20-20.000 hertz.
Gelombang suara antara 2,5
sampai dengan 14 kilohertz
digunakan untuk diagnostik.
Gelombang suara dikirim melalui
suatu alat yang disebut
transducer atau probe. Obyek
didalam tubuh akan
memantulkan
kembali gelombang suara yang
kemudian akan ditangkap oleh
suatu sensor, gelombang

xvi
pantul tersebut akan direkam,
dianalisis dan ditayangkan di
layar. Daerah yang tercakup
tergantung dari rancangan
alatnya.Ultrasonografi yang
terbaru dapat menayangkan
suatu
obyek dengan gambaran tiga
dimensi, empat dimensi dan
berwarna
Rangkuman Iss 3 Tik 5
Ultrasonography (USG)
Pengertian Ultrasonography
(USG)

xvii
Ultrasonografi (USG) adalah
alat diagnostik noninvasif
menggunakan gelombang suara
dengan frekuensi tinggi diatas
20.000 hertz ( >20 kilohertz)
untuk menghasilkan gambaran
struktur organ di dalam tubuh.
Manusia dapat mendengar
gelombang suara 20-20.000 hertz.
Gelombang suara antara 2,5
sampai dengan 14 kilohertz
digunakan untuk diagnostik.
Gelombang suara dikirim melalui
suatu alat yang disebut
transducer atau probe. Obyek
xviii
didalam tubuh akan
memantulkan
kembali gelombang suara yang
kemudian akan ditangkap oleh
suatu sensor, gelombang
pantul tersebut akan direkam,
dianalisis dan ditayangkan di
layar. Daerah yang tercakup
tergantung dari rancangan
alatnya.Ultrasonografi yang
terbaru dapat menayangkan
suatu
obyek dengan gambaran tiga
dimensi, empat dimensi dan
berwarna
xix
Rangkuman Iss 3 Tik 5
Ultrasonography (USG)
Pengertian Ultrasonography
(USG)
Ultrasonografi (USG) adalah
alat diagnostik noninvasif
menggunakan gelombang suara
dengan frekuensi tinggi diatas
20.000 hertz ( >20 kilohertz)
untuk menghasilkan gambaran
struktur organ di dalam tubuh.
Manusia dapat mendengar
gelombang suara 20-20.000 hertz.
Gelombang suara antara 2,5

xx
sampai dengan 14 kilohertz
digunakan untuk diagnostik.
Gelombang suara dikirim melalui
suatu alat yang disebut
transducer atau probe. Obyek
didalam tubuh akan
memantulkan
kembali gelombang suara yang
kemudian akan ditangkap oleh
suatu sensor, gelombang
pantul tersebut akan direkam,
dianalisis dan ditayangkan di
layar. Daerah yang tercakup
tergantung dari rancangan
alatnya.Ultrasonografi yang
xxi
terbaru dapat menayangkan
suatu
obyek dengan gambaran tiga
dimensi, empat dimensi dan
berwarna
Ultrasonografi (USG) adalah alat diagnostik noninvasif menggunakan gelombang
suara dengan frekuensi tinggi diatas 20.000 hertz (>20 kilohertz) untuk menghasilkan
gambaran struktur organ di dalam tubuh.
Manusia dapat mendengar gelombang suara 20-20.000 hertz. Gelombang suara
antara 2.5 sampai dengan 14 kilohertz digunakan untuk diagnostik. Gelombang suara
dikirim melalui suatu alat yang disebut transducer atau probe. Obyek didalam tubuh
akan memantulkan kembali gelombang suara yang kemudian akan ditangkap oleh
suatu sensor, gelombang pantul tersebut akan direkam, dianalisis dan ditayangkan di
layar. Daerah yang tercakup tergantung dari rancangan alatnya.Ultrasonografi yang
terbaru dapat menayangkan suatu obyck dengan gambaran tiga dimensi, empat
dimensi dan berwarna.
1. Prosedur Kerja USG
a. Prosedur USG Pada Kandung Empedu
Melakukan USG pada organ dalam tertentu, misalnya kandung empedu,
maka pasien diminta untuk tidak makan dan minum selain air putih
selama 6-8 jam sebelum pemeriksaan dilakukan. Hal ini diperlukan agar
kandung empedu tidak mengalami penyusutan ukuran.
b. Prosedur USG Pada Ibu Hamil
Bagi ibu hamil yang berniat memeriksakan kondisi janinnya, dokter bisa
menganjurkan untuk minum air minimal 4-6 gelas sekitar satu atau dua

xxii
jam sebelum USG. Tujuannya agar kandung kemih terisi, sehingga
membantu meningkatkan kualitas gambar.

2. Peran Perawat
Peran perawat pre pemeriksaan USG
a. Memberikan informasi yang cukup mengenai pemeriksaan USG yang akan
dijalani oleh pasien dan menyampaikan informasi penting yang harus
diketahui pasien.
b. Menanyakan pada pasien apakah sudah menikah atau belum pada saat akan
melakukan pemeriksaan USG transvaginal. Jelaskan tentang pemeriksaan
kondom yang baru pada setiap pemeriksaan guna untuk mencegah penularan
infeksi.
c. Menjelaskan cara kerja USG
Peran perawat intra pemeriksaan USG
a. Memposisikan pasien ketempat pemeriksaan USG
b. Menunggu pasien yang sedang melakukan pemeriksaan USG
c. Membantu radiologis dalam pemeriksaan USG.
Peran perawat post pemeriksaan USG
a. Membantu klien kembali ke ruang perawatan
b. Memberikan hasil USG pada klien
c. Memberikan hasil kejelasan pemeriksaan USG apabila klien belum mengerti
hasil USG tersebut
d. Memberikan informasi untuk istirahat yang cukup.
3. Manfaat USG
a. Untuk pemeriksaan kanker pada hati dan otak.
b. Untuk melihat janin dalam rahim ibu hamil.
c. Untuk melihat pergerakan serta perkembangan sebuah janin.
d. Mendeteksi perbedaan antar jaringan-jaringan lunak dalam tubuh yang tidak
dapat dilakukan oleh sinar x sehingga mampu menemukan tumor atau
gumpalan dalam tubuh.

xxiii
4. Kekurangan dan Kelebihan USG
Kekurangan
1). Tidak mampu menembus bagian tertentu seperti tulang dan gas (paru-
paru) sehingga pemeriksaan USG pada tulang dan gas tidak dapat
dilakukan.
2). Pasien yang gemuk sulit untuk dilakukan USG karena lemak berlebih.
3). Penetrasi kedalaman USG terbatas, sehingga sulit untuk membuat citra
struktur/organ tubuh yang lebih dalam, terutama pada pasien yang
gemuk.
Kelebihan
1). Mampu membedakan sifat tumor ganas atau jinak berdasarkan
neovaskularisasi
2). Bersifat invasif
3). Tidak menimbulkan rasa sakit
4). Dapat dilakukan dengan cepat dan aman
5). Data yang diperoleh mempunyai nilai diagnostik yang tinggi
6).Tidak ada kontra indikasi

5. Waktu-waktu untuk USG


1. Trimester pertama (minggu 1-12)
Tujuannya adalah sebagai berikut:
a. Memastikan kehamilan
b. Mengetahui denyut jantung janin
c. Mendeteksi kehamilan kembar
d. Mendeteksi pertumbuhan abnormal pada janin
e. Menentukan apakah kehamilan terjadi di dalam atau di luar rahim
f. Mendeteksi risiko kehamilan prematur dan keguguran

xxiv
g. Melakukan penapisan trimester pertama (first trimester screening)

2. Trimester kedua (minggu 12-27)


Manfaat utamanya adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai
perkembangan janin dengan indikator sebagai berikut:
a. Mengetahui kelengkapan organ vital seperti jantung, paru-paru, dan
struktur otak
b. Mengetahui jenis kelamin janin
c. Memastikan apabila kehamilan kembar
d. Memantau jumlah cairan ketuban
e. Mendeteksi masalah pada plasenta
f. Aliran darah tubuh janin
3. Trimester ketiga (minggu 24-40)
Manfaat pemeriksaan ini antara lain:
a. Mengetahui posisi janin dalam rahim (normal, miring, atau sungsang)
b. Mendeteksi fungsi plasenta menjelang persalinan
c. Mendeteksi kecacatan pada janin
d. Memprediksi hari kelahiran
e. Mengetahui apakah janin masih betah berada dalam rahim atau sudah
harus segera dilahirkan
6. Jenis-Jenis USG
1. USG 2 dimensi: Menampilkan gambar 2 (bidang memanjamg dan
melintang)

2. USG 3 Dimensi USG 3D: menambahkan 1 bidang gambar lagi yang disebut
koronal.
Gambar yang terlihat mirip seperti aslinya.

xxv
3. USG 4 Dimensi: Bentuk USG yang hampir mirip dengan 3D, dengann USG
4D dimensi dapat bergerak (live 3D). Jadi pasien dapat melihat lebih jelas
dan membayangkan keadaan janin dalam rahim.

4. USG Doppler: Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran


darah terutama aliran tali pusat. Penilaian yang dilakukan yaitu gerak napas
janin (misalnya 2 kali/10 menit), indeks cairan ketuban (normalnya 10-20
cm).

7. Tips Melakukan Pemeriksaan USG


Sebelum periksaan :
a. Minumlah lebih banyak. Disarankan untuk tidak buang air kecil sebelum
pemeriksaan ini agar gambaran didalam rahim nampak lebih jelas
sehingga memudahkan pengamatan dokter.
b. Gunakan baju yang longgar dan praktis agar mudah melakukan
pemeriksaan.
c. Mintalah hasil pemeriksaan USG untuk dokumentasi anda jika
diperlukan.

xxvi
d. Saat layar menunjukkan gambar janin, jangan ragu bertanya jika anda
ingin tahu tentang kehamilan dan keadaan janin anda pada dokter.
Indikasi Ultrasonografi
Berdasarkan tujuan penggunaannya, USG dibagi menjadi dua kategori,
yaitu USG kehamilan dan USG diagnostik.
Berikut ini adalah penjelasannya:
1) USG kehamilan
Tujuan dilakukannya USG kehamilan antara lain untuk:
1.Memastikan kehamilan, baik kehamilan tunggal atau kembar
2.Mengetahui usia kehamilan dan memperkirakan waktu persalinan
3.Memantau perkembangan janin dan mengetahui jenis kelaminnya
4.Memeriksa denyut jantung, aliran darah, dan kadar oksigen pada
janin
5.Mengecek kondisi rahim, leher rahim, indung telur, dan plasenta

6.Mendeteksi kelainan lahir pada janin, seperti sindrom Down


7.Mengetahui posisi janin (normal, melintang, atau sungsang)
8.Memeriksa kadar cairan ketuban dan membantu proses
pengambilan sampel cairan ketuban (amniosentesis) bila diperlukan
9. Mendeteksi kehamilan di luar rahim (kehamilan etopik), tumor,
dan memastikan bila terjadi keguguran
2) USG diagnostic
USG diagnostik digunakan untuk mendeteksi sejumlah penyakit,
tergantung pada bagian tubuh yang diperiksa.
Berikut ini adalah penggunaan USG diagnostik pada sejumlah organ
tubuh:
a. USG kepala
umumnya dilakukan untuk mendeteksi kelainan otak pada bayi
yang dapat disebabkan oleh kelahiran prematur, cedera atau
perdarahan otak. kelainan lahir seperti hidrosefalus, infeksi,
tumor, atau gangguan saraf otak. Pada orang dewasa, USG kepala

xxvii
digunakan untuk mendeteksi lokasi tumor pada saat prosedur
bedah kepala.
b. USG leher
dilakukan untuk memeriksa kondisi organ di dalam leher, seperti
kelenjar tiroid, kelenjar air liur, dan pembuluh darah di leher,
USG leher juga bertujuan untuk mendeteksi benjolan, kumpulan
nanah (abses), infeksi, kista, dan tumor di leher. Dokter juga dapat
memanfaatkan USG leher untuk membantu pengambilan sampel
jaringan (biopsi) di leher.
c. USG mammae
atau USG payudara bertujuan untuk mendeteksi ukuran dan lokasi
benjolan di payudara, serta mencari tahu apakah benjolan tersebut
kista yang berisi cairan atau benjolan padat. USG payudara juga
digunakan sebagai prosedur pemandu dalam proses pengambilan
sampel jaringan (biopsi) pada benjolan di payudara.
d. USG perut
digunakan untuk memeriksa kondisi organ hati, ginjal, limpa.
empedu, dan pankreas. Beberapa penyakit yang bisa terdeteksi
melalui USG perut adalah pembesaran limpa, radang usus buntu,
pankreatitis, kanker hati, batu ginjal, batu kandung kemih, dan
hernia. USG perut juga digunakan untuk melihat aliran darah di
dalam perut, serta sebagai pemandu saat melakukan pengambilan
sampel jaringan (biopsi) pada organ dalam perut atau saat
mengeluarkan nanah dari rongga perut.
e. USG panggul
dilakukan untuk mendeteksi kelainan atau penyakit di rahim. leher
rahim, indung telur, tuba falopi, vagina, dan kandung kemih. USG
panggul dapat mendeteksi kondisi-kondisi, seperti fibroid, tumor
atau kanker rahim, radang panggul, gangguan prostat, dan
kemandulan. Selain untuk mendeteksi gangguan-gangguan
tersebut, USG panggul juga digunakan untuk mengetahui lokasi

xxviii
KB spiral dan membantu dokter mengambil sel telur dalam
prosedur bayi tabung.
f. USG pada testis atau buah zakar
bertujuan untuk mendeteksi nyeri, bengkak, atau kelainan pada
testis, yang dapat disebabkan oleh trauma, kista atau tumor,
varikokel, testis terpelintir (torsio testis), dan testis tidak turun
(kriptorkismus).
g. Sama seperti USG panggul, USG transvaginal bertujuan untuk
melihat kondisi organ reproduksi wanita. Bedanya, USG
transvaginal dilakukan dengan memasukkan alat pemindai melalui
vagina. Gambar yang dihasilkan pada USG transvaginal juga lebih
jelas dibandingkan pada USG panggul. USG transvaginal
digunakan untuk mendeteksi kelainan pada rahim yang dapat
menyebabkan nyeri panggul, perdarahan dari vagina, dan
kemandulan. USG transvaginal juga dapat melihat pertumbuhan
kista dan jaringan abnormal lain di rahim, seperti miom. Pada ibu
hamil. USG transvaginal dapat dilakukan untuk memonitor denyut
jantung janin, serta melihat kelainan pada leher rahim yang bisa
menyebabkan kelahiran prematur atau keguguran.
h. USG transrektal bertujuan untuk mendeteksi kelainan atau
penyakit di dalam anus dan rektum, seperti tumor atau kanker
anus. USG transrektal juga bisa dilakukan untuk memeriksa
kondisi organ reproduksi pada pasien wanita yang tidak bisa
menjalani USG transvaginal. Pada pasien pria, USG transrektal
dapat digunakan untuk memeriksa kondisi kelenjar prostat, serta
mendeteksi dan mengetahui ukuran kanker prostat.
8. Teknik Pemeriksaan USG
1) Transabdominal
Pemeriksaan USG transabdominal ini adalah paling banyak digunakan saat ini
karena pemeriksaannya tidak ada intervensi yang membuat pasien merasa tidak
nyaman. Hanya saja saat pemeriksaan ini kandung kemih pasien harus penuh,

xxix
sehingga pada pemakaian trancuder tidak boleh ditekan terlalu kuat karena
meransang pasien ingin berkemih. Pemeriksaan ini dilakukan dengan meletakkan
transduser yang telah diolesi jelly pada abdomen ibu. Pengukuran dilakukan dari
batas luar uterus pada penampang longitudinal dan antero- posterior.
2) Transvaginal
Dalam pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan transduser yang telah
diolesi jelly ke dalam vagina. Pemeriksaan USG ini memberikan informasi
lebih akurat dan rinci dari organ atau jaringan dirongga pelvis dibandingkan
pemeriksaan USG transabdominal. Oleh karena itu perlu penyesuaian mesin
dengan operator, terutama pengenalan organ genetalia internal dan kehamilan
trimester pertama serta terbatas ruang untuk melakukan gerak transduser.
3) Transrektal
Pemeriksaan ini hampir sama dengan pemeriksaan transvaginal. Perbedaannya
terletak pada bentuk dan ukuran diameter transduser. Pemeriksaan ini
dilakukan dengan memasukkan transduser yang diolesi jelly kedalam rectum.
Pergerakan transduser per rektal sangat terbatas dan sering menimbulkan rasa
tidak nyaman.
4) Transparietal/Translabial
Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada keadaan tertentu, misalnya pada wanita
yang tidak mungkin dilakukan pemeriksaan transvaginal atau transrektal.
Dalam pemeriksaan ini transduser diberi jelly dan diletakkan didaerah
perineum dan digerakkan keatas dan kebawah untuk mencari gambaran organ
genetalia, cara ini memang tidak dapat memberikan gambaran organ genetalia
sebaik pemeriksaan USG transvaginal dan transrektal.
5) Pemeriksaan USG invasif
USG ini dapat dipakai untuk menegakkan diagnosa atau tindakan terapeutik,
misalnya biopsy villi koriales, amniosintesis, kordosintesis, ovum pick-up
(OPU), atau transfuse intra uterin. Pemeriksaan USG ini untuk menilai
kondisi kehamilan. Pada umumnya hanya diperlukan anastesi lokal untuk
memasukkan jarum punksi, tetapi dapat juga dengan anestesi umum pada

xxx
tindakan OPU, Tehnik yang dipakai biasa secara "free-hand" atau dipandu
USG melalui maker fungsi yang ada pada transduser (Endjun, 2007).

Beberapa hal yang bisa di ketahui dari penggunaan USG antara lain adalah :
a. Konfirmasi kehamilan : Di usia kehamilan lima setengah minggu, embrio dapat
dilihat lewat USG. Di usia 7 minggu, detak jantung janin dapat diketahui.
b. usia kehamilan : ukuran tubuh fetus biasanya digunakan untuk mengukur usia
kehamilan. Ukuran ini bisa di ketahui lewat pemantauan dengan USG > Tanggal
persalinan pun dapat di perkirakan dengan mudah.
c. pertumbuhan dan perkembangan janin
d. ancaman keguguran : jika terjadi pendarahan vagina awal, USG dapat menilai
kesehatan dari tetus. Detak jantung janin jelas berarti prospek yang baik untuk
melanjutkan kehamilan.
e. plasenta bermasalah: USG dapat menilai kondisi plasenta dan menilai adany
amasalah seperti plasenta previa ( plasenta menutup jalan lahir) f) Hamil
ganda/kembar : jumlah fetus dapat di pastikan lewat USG. Karena itu, bila ada
bayi kembar, orangtua dapat mengetahuinya sejak awal
f. ukuran cairan ketuban: lewat USG, cairan ketuban bisa diukur. Jumlah cairan
ketuban yang berlebih maupun kurang dapat mempengaruhi kondisi janin.
Mengecek lewat USG sangat bermanfaat untuk keperluan ini.
g. kelainan posisi janin: kelainan posisi atau letak janin seperti sungsang dan
melintang juga bisa di pantau lewat alat canggih
h. jenis kelamin bayi: bagi banyak orang, hal ini merupakan bagian
terpenting dalam proses control kehamilan.

9. Dampak Penggunaan Mesin USG


pemeriksaan USG yang terlampau sering sebanyak 400 kali dapat
menyebabkan:
a. kerusakan janin dalam kandungan.
b. menimbulkan efek panas tetapi tidak berbahaya bagi ibu maupun bayinya
khirnya, ketika menjalani kehamilan, mereka hanya bersedia sekali atau dua kali

xxxi
menjalani pemeriksaan USG. Sebenarnya, anggapan tersebut keliru. Menurt
sejumlah studi eksperimental pada manusia dan hewan yang di lakukan di manca
Negara, tak pernah di temukan efek negative akibat penggunaan usg. Sementara,
dalam situs ikatan dokter anak Indonesia (IDAI), disebutkan bahwa usg baru
berakibat negative jika telah dilakukan pemeriksaan sebanyak 400 kali.
USG memang tidak berbahaya buat janin. Sebab USG tidak mengeluarkan
radiasi gelombang suara yang bisa berpengaruh buruk pada otak si jabang bayi.
Hal ini berbeda dengan penggunaan sinar rontgen.
Dampak yang timbul dari penggunaan USG hanya efek panas yang tidak
berbahaya bagi ibu maupun bayinya. Pada kepentingan teretntu, missalnya
kehamilan resiko tinggi, seharusnya sang Ibu semakin sering menjalani
pemeriksaan usg. Tujuannya, agar cepat terdeteksi jika ada perkembangan yang
tidak di kehendaki.
3.1.2 Fluroskopy
Fluoroscopy adalah teknik yang menggunakan sinar-x untuk menghasilkan
gambar diam atau video dari tubuh pasien secara real-time. Ini adalah teknik medis
yang umum digunakan untuk membantu dokter dengan berbagai prosedur diagnostik
dan intervensional. Sinar-x melewati tubuh pasien dan membuat gambar pada
detektor, yang kemudian diteruswqkan ke monitor untuk dilihat oleh dokter. Dengan
demikian, bagian dari tubuh yang radio-opak atau dibuat dengan menggunakan
pewarna atau agen kontras dapat divisualisasikan. Demikian pula, instrumen atau
perangkat atau pergerakan bagian tubuh internal dapat ditampilkan.
Fluoroscopy terutama diperlukan untuk menyelidiki fungsi serta pergerakan suatu
organ atau sistem tubuh manusia. Fluoroscopy dapat memberikan diagnosa aktif
selama jalannya pemeriksaan, pemeriksaan fluoroscopy juga umumnya digunakan
untuk mengevaluasi dan mengobservasi fungsi fisiologis tubuh yang bergerak, seperti
proses menelan, jalannya barium didalam traktus digestivus, penyuntikan zat kontras
pada sistem biliari, dan lain-lain. Angiografi adalah tes medis minimal invasif yang
membantu dokter mendiagnosis dan mengobati kondisi medis minimal invasif yang
membantu dokter mendiagnosis dan mengobati kondisi medis.
3.1.3 Material Dan Metode

xxxii
Pesawat fluroscopy yang di gunakan adalah pesawat fluroscopy ( angiografi)
model \ type tabung D-063S. Hasil analisis kolimasi berkas sinar-sinar x pada
pesawat fluroscopy ( angiografi ) terdiri dari dua penguji yaitu pengukuran
kesesuaian titik pusat image intensifer (ll) dengan monitor dan kesesuaian area
monitor dengan area berkas sinar x pada tabel 1 an 2.

Gambar 1. Pesawat sinar-x fluorocopy angiografi pada ruang cathl

Gambar 2. Proses penguji pesawat sinar-x fluroscopy angiografi

xxxiii
3.1.4 Endoskopy

Endoskop adalah suatu alat yang digunakan untuk memeriksa organ dalamtubuh manusia.
Dapat secara visual dengan mengintip menggunakan alat tersebut(rigid/ fiber-skop) atau
langsung melihat pada layar monitor (skop evis),sehingga kelainan yang ada pada organ tersebut
dapat dilihat dengan jelas.

Salah satu peralatan endoskopi medical adalah fiberskop di mana bagiandari alat yang masuk
kedalam organ bagian dalam tubuh (saluran cerna) berbentuk pipa yang lentur (fleksibel) dan di
dalamnya terdapat serat-serat optic yang berfungsi sebagai pemungut gambar serta pembawa
cahaya

Prinsip dasar dari Endoscop fibre-optic ini merupakan kumpulan seratfibre-optic yang
berdiameter 2-3 mm dan berisi sekitar 20.000 - 40.000 fibre-glassyang halus dengan diameter 10
micro meter. Sinar yang berasal dari sumbercahaya ditransmisikan melalui refleksi internal
secara sempurna sampai kebagiandistal sampai ke obyek yang akan dilihat. Masing-masing fibre-
optic masihdiliputi lapisan glass dengan optical density yang lebih rendah sehingga
dapatmenghindari kerusakan akibat sinar yang melewati bagian dalam fibre tapi lapisanini tidak
menghantarkan sinar disamping itu masih ada ruang antar fibre yangmemberikan bayangan gelap
yang menyerupai jala kecil-kecil yang biasa muncul pada gambar. Hal ini agak berbeda dengan
bayangan dari lensa yang rigid.

Suatu keuntungan fibreoptic ini adalah sangat fleksible walaupun alatdalam keadaan
membelok maksimal tanpa mengurangi kualitas gambar. Padainstrumen modern lensa bagian
distal yang terfokus pada obyek benar-benarterfixasi. Kedalaman fokus obyek yang dapat
diamati ialah 3mm sampai dengan10-15cm. Bayangan gambar ini direkonstruksi pada ujung
distal alat danditeruskan kemata melalui suatu lensa yang dapat diatur menyesuaikan
individumasing-masing.

xxxiv
Gambar 1 : endoskopy

Endoskop adalah alat yang digunakan dalam pemeriksaan endoskopi. Alatini berbentuk pipa
kecil panjang yang dapat dimasukkan ke dalam tubuh,misalnya ke lambung, ke dalam sendi, atau ke
rongga tubuh lainnya. Di dalam pipa tersebut terdapat dua buah serat optik. Satu untuk menghasilkan
cahaya agar bagian tubuh di depan ujung endoskop terlihat jelas, sedangkan serat lainnya berfungsi
sebagai penghantar gambar yang ditangkap oleh kamera. Di sampingkedua serat optik tersebut, terdapat
satu buah bagian lagi yang bisa digunakansebagai saluran untuk pemberian obat dan untuk memasukkan
atau mengisapcairan. Selain itu, bagian tersebut juga dapat dipasangi alat-alat medis sepertigunting
kecil, sikat kecil, dll.

Gambar 2 : penggunaan Endoskop

 Endoskop biasanya digunakan bersama


layar monitor sehingga gambaranorgan
yang
diperiksa tidak hanya dilihat sendiri oleh operator, tetapi juga olehorang lain di sekitarnya.
Gambar yang diperoleh selama pemeriksaan biasanyadirekam untuk dokumentasi atau *

xxxv
Gambar 3 : Hasil penggunaan Endoskop

3.1.5 Ecocardiography

a.Pengertian dan Fungsi Echocardiography

Ekokardiografi merupakan prosedur diagnostik yang menggunakan gelombong suara


dengan frekwensi tinggi untuk mengamati struktur jantung dan pembuluh darah,serta menilai
fungsi jantung di layar monitor

Pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa sakit sehingga secara tehnisrelatif lebih mudah
dilakukan terhadap bayi, anak dan orang dewasa.Pemeriksaan ini dapat mendekteksi gerakan
otot-otot jantung baik yang normal maupun yang abnormal seperti pada keadaan akibat serangan
jantung. Pada anak dengan penyakit jantung bawaan.Echocardiographyakan dapat
mengindentifikasi berbagai kelain struktrur jantung termasuk kelainan katup dan beberapa
kebocoran [defek] di sekat sekat jantung.keluar masuk pembuluh darah baik yang normal
maupun abnormal dapat tervisualisasi dengan baik.Walaupun demikian pada kelain bawaan yang
kompleks sekali dan sulit, tidak jarang masih diperlukan pemeriksaan katerisasi jantung sebelum
dilakukan tindakan.

Dokter akan merekomendasikan pemeriksaan Echocardiography jika ditemukan gejala dan


penyakit jantung. Pada orang dewasa umumnya bila ada gejala sakit dada [chest pain], sesak
nafas dan tanda-tanda gagal jantung.Bayi dan anak yang dicurigai menderita penyakit jantung
bawaan seperti PDA,VSD,ASD,TOF dan lain-lain atau penyakit jantung didapat seperti reumatik
dan penyakit kawasaki serta kardiomiopati mutlak memerlukan pemeriksaan Echocardiography.
Anak-anak yang mendapat pengobatan suntikan anti kanker [sitostatika] sebaiknya diperiksa
Echocardiography terlebih dahulu sebelum dimulai dosis awal untuk mengevaluasi seandainya

1.Fedal Echocargraphy [janin]

Pemeriksaan ini dilakukan pada ibu hamil yang mempunyai janin dengan resiko atau
dicurigai menderita penyakit jantung bawaan.Biasanya dapatdilakukan mulai kehamilan 18-22
minggu. Berikut bentuk gambar : Ecocardiography

xxxvi
Gambar 1 : Echocardiography

3.1.6 EKG

EKG adalah suatu alat Diagnostik yang digunakan untuk mendeteksi aktivitas kelistrikan pada
jantung berupa grafik yang merekam perubahan listrik pada jantung dan kemudian dihubungkan dengan
waktu.pada gelombang sinyal EKG nantinya akan terlihat gelombang yang biasa disebut sebagai
gelombang P,QRS dan T yang dapat dilihatpada gambar 1

Gambar 1 : Sinyal jantung pada EKG.

o Dalam keadaan normal impuls untuk kontraksi jantung berasal dari nodus SA dengan
melewati serabut-serabut otot atrium impuls diteruskan ke nodus AV, dan seterusnya

xxxvii
melalui berkas His – Cabang His kiri dan kanan – jaringan purkinye – akhirnya ke
serabut otot ventrikel. Disini Nodus SA menjadi Pacemaker utama dan Pacemaker lain
yang terletak lebih rendah tidak berfungsi. Apabila Nodus SA terganggu maka fungsi
sebagai Pacemaker digantikan oleh Pacemaker yang lain. Irama jantung normal demikian
dinamakan irama sinus ritmis iramanya teratur, dan tiap gelombang P diikuti oleh
kompleks QRS. Irama sinus merupakan irama yang normal dari jantung dan Nodus SA
sebagai Pacemaker.
o Fungsi dari EKG antara lain yaitu untuk mengetahui jika terjadi kelainan irama pada :
 jantung
 mengetahui kelainan otot jantung
 menilai fungsi jantung
 memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertopi atrium dan ventrikel, dan
pengaruh efek obat- obat jantung.

BAB IV

PENUTUP

10 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa
mayoritas umur terbanyak penderita gagal jantung di Rumah sakit Roemani adalah usia 51 – 60
tahun, dengan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki.

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan pada sistem cerdas deteksi sinyal
elektrokardiogram untuk klasifikasi jantung normal dan abnormal menggunakan jaringan syaraf
tiruan, maka dapat disimpulkan: (1) sistem cerdas pengolahan sinyal untuk dapat mendeteksi sinyal
EKG normal dan abnormal terealisasi dengan menggunakan modul AD8232 dan Arduino Uno dalam
pengambilan data sinyal EKG normal; dan (2) Cara kerja dari sistem yang menggunakan jaringan
syaraf tiruan sudah berfungsi dengan baik.

Uji quality control (QC) pada pesawat fluoroscopy (angiografi) di PT. Siloam Internasional
Hospital Makassar didasarkan pada protokol QC yang dikembangkan oleh Radiological Council
Western Australia. Pengukuran yang dilakukan meliputi akurasi tegangan tabung (kVp), waktu
fluoroskopik maksimum, uji kualitas berkas (HVL), linearitas keluaran (mGy/mAs), laju dosis
permukaan II, dan kualitas citra.

11 Saran

xxxviii
Diharapkan kepada perawat agar dapat mempelajari atau mengetahui materi berikut dengan
baik, sesuai dengan persiapan, tindakan, teknik, dan prosedur yang telah ditentukan.

DAFTAR PUSTAKA

Lyanda Apri, dkk. 2011. Ultrasonografi Toraks. Jakarta: Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran
Respirasi FKUI – RS Persahabatan. Vol 31. No 1

Sudarsih, Kesawa., Dkk. (2014). Analisis Keseragaman Citra Pada Perawat Ultrasonografi(USG).
Berkala Fisika, 1410-9662.

kee. 1997. Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik dengan implikasi. Keperawatan. EGC

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/52816/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

Rashid, S. (2017). The Basics of Ultrasonography. Bangladesh Medical Journal, 46(1), pp.44–47.

Jurnal resper indo,vol.31. Menurut universitas sumatra utara.

Marshall, N.W., Lecomber, A.R., Kotre, C.J., and Faulkner K., Fluoroscopy quality assurance

measurements : automatic exposure rate control and image quality, Radiat. Prot. Dosim.,

80(1-3), pp 69-72, 1998.

Suliman, I.I., van Soldt, R.T., and Zoetelief, J., Digital fluoroscopy quality control

measurement, In World Congress on Medical Physics and Biomedical Engineering 2006, pp

xxxix
1470-1474, 2007.

Glaiberman, C., How to create a quality assurance program for radiation safety in

interventional radiology, Tech. Vasc. Interv. Radiol., 3(3), pp 194-199, 2010.

Walsh, C., Dowling, A., Meade, A., and Malone, J., Subjective and objective measure of image

quality in digital fluoroscopy, Radiat. Prot. Dosimetry, 117(1-3), pp 35-37, 2012.

Dimov, A. and Vassileva, J., Quality conrol of the x-ray fluoroscopy equipment in the period

of their clinical use - methods and first results, 9 National Conference on Biomedical Physics

and Engineering, 2004.

Radiation Safety ACT, Diagnostic x-ray equipment compliance testing, 1975.

Leeds Test Objects, Fluoro 4 user manual, pp 3 - 6, 2011.

Bartiansyah, Eko. 2008. Panduan Lengkap : Membaca Tes Kesehatan. Jakarta : Penebar Plus

Brooker, Chris. 2008. Ensiklopedia Keperawatan. Alih bahasa Andy Hartono dkk. Ed Estu tiar. Jakarta :
EGC

Kee, Joyce LeFever. 1997. Buku Saku Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik dengan Implikasi
Keperawatan. Alih bahasa Easter Nurses, Ed Monica Ester. Jakarta : EGC

Priyanto, Agus dan Sri, Lestari. 2008. Endoskopi Gastrointestinal. Jakarta : Salemba Medika

https://www.scribd.com/doc/194852272/alat-kesehatan ;diakaes pada tanggal 25 Desember 2015

http://jurnal.fkep.unand.ac.id/vol11no1_2015_5.pdf ;diakaes pada tanggal 25 Desember 2015

http://www.medistra.com/index.php?option=com_content&view=article&id=159&Itemid=67 ;

diakses pada 9 Januari 2015

Departemen Kesehatan Republik Indonesia,2009. Profil Kesehatan Jawa

Tengah 2006. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

11th SYMCARD (Symposium on Clinical Cardiology) and ECG Course

2011, themed :Capita Selecta Cardiology

Lam CS, Lyass A, Kraigher-Krainer E, et al. Cardiac dysfunction and noncardiac

xl
dysfunction as precursors of heart failure with reduced and preserved ejection

fraction in the community. Circulation. Jul 5 2011;124(1):24-30.

Halley CM, Houghtaling PL, Khalil MK,Thomas JD, Jaber WA. Mortality rate in

patients with diastolic dysfunction and normal systolic function. Arch Intern Med.

Jun 27 2011;171(12):1082-7.

F. Zennifa and H. K. Fitrilina, “Prototipe Alat Deteksi Dini dan mandiri penyakit Jantung

Menggunakan Sistem Pakar VCIRS, Arduino dan Handphone Android,” Universitas Andalas,

2013.

H. Author, “Coronary Heart Disease/ Indonesian (Penyakit Jantung Koroner),” Smart Patient,

2018. [Online]. Available: https://www21.ha.org.hk/smartpatient/EM/Medi

aLibraries/EM/EMMedia/Coronary-HeartDisease-Indonesian-201801.pdf?ext=.pdf.

[Accessed: 10-Nov-2018].

H.-Y. Shin, J.-Y. Lee, J. Song, S. Lee, J. Lee, B. Lim, H. Kim, and S. Huh, “Cause-of-death

statistics in the Republic of Korea, 2014,” J. Korean Med. Assoc., vol. 59, no. 3, pp. 221–232,

2016.

xli
xlii

Anda mungkin juga menyukai