Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN TN.B DENGAN DIAGNOSIS


MEDIS TUMOR PARU DAN KEBUTUHAN
OKSIGENASI DI RUANGAN GARDENIA
RSUD Dr. DORIS SYLVANUS
PALANGKARAYA

Di Susun Oleh:
Nama : Soniesonia
NIM : 2019.C.11a.1063

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

1
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan Ini Disusun Oleh :

Nama : Soniesonia

NIM : 2019.C.11a.1063

Program Studi : S1 Keperawatan

Judul : “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Tn. B.T


Dengan Diagnosis Medis Tumor Paru Dan Kebutuhan
Oksigenasi Di Ruangan Gardenia RSUD Dr. Doris
Sylvanus Palangkaraya”
Telah melaksanakan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk menempuh
Praktik Praklink Keperawatan 1(PPK1) Pada Program Studi S-1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

Laporan keperawatan ini telah disetujui oleh :

Mengetahui:
Pembimbing Akademik Ketua Program Studi S1 Keperawatan,

Meida Sinta. A., S.Kep.,Ners Meilitha Carolina, Ners.,


M.Kep

KATA PENGANTAR

2
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan
Tn. B.T Dengan Diagnosis Medis Tumor Paru Dan Kebutuhan Oksigenasi Di
Ruangan Gardenia RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangkaraya” Laporan
pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas (PPK1).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Meida Sinta Ariani, S.Kep.,Ners Selaku Penanggung Jawab Mata
Kuliah Praktik Praklinik Keperawatan I.
4. Ibu Meida Sinta Ariani., S.Kep.,Ners selaku pembimbing akademik yang
telah banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam
penyelesaian asuhan keperawatan ini
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua
Palangka Raya, 2 Juli 2021

Soniesonia

DAFTAR ISI

3
SAMPUL DEPAN………………………………………………………… i
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………. ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 6
1.2 Tujuan penulisan...................................................................................... 9
1.3 Manfaat.................................................................................................... 10
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Konsep Penyakit....................................................................................... 11
2.1.1 Definisi................................................................................................ 11
2.1.2 Anatomi fisiologi................................................................................. 11
2.1.3 Etiologi................................................................................................ 13
2.1.4 Patofisiologi........................................................................................ 16
2.1.5 Manifestasi klinis (tanda dan gejala)................................................... 19
2.1.6 Komplikasi ......................................................................................... 20
2.1.7 Penatalaksanaan medis........................................................................ 20
2.2 Konsep kebutuhan dasar manusia....................................................... 22
2.2.1 Pengertian............................................................................................. 24
2.2.2 Etiologi................................................................................................ 28
2.2.3 Patofisiologi........................................................................................ 30
2.3 Manajemen asuhan Keperawatan........................................................ 30
2.3.1 Pengkajian Keperawatan..................................................................... 32
2.3.2 Diagnosa Keperawatan....................................................................... 32
2.3.3 Intervensi Keperawatan....................................................................... 32
2.3.4 Implementasi Keperawatan.....................................................................
33
2.3.5 Evaluasi Keperawatan.............................................................................
33
BAB 3 Asuhan keperawatan

4
3.1 Pengkajian................................................................................................ 34
3.2 Riwayat Kesehatan.................................................................................. 45
3.3 Pemeriksaan fisik..................................................................................... 46

BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................................. 54
4.2 Saran ....................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1

5
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker paru adalah salah satu jenis penyakit paru yang memerlukan
penanganan dan tindakan yang cepat dan terarah. Penegakan diagnosis penyakit
ini membutuhkan ketrampilan dan sarana yang tidak sederhana dan memerlukan
pendekatan multidisiplin kedokteran. Penyakit ini membutuhkan kerja sama yang
erat dan terpadu antara ahli paru dengan ahli radiologi diagnostik, ahli patologi
anatomi, ahli radiologi terapi dan ahli bedah toraks, ahli rehabilitasi medik dan
ahli-ahli lainnya. Pengobatan atau penatalaksaan penyakit ini sangat bergantung
pada kecekatan ahli paru untuk mendapatkan diagnosis pasti. Penemuan kanker
paru pada stadium dini akan sangat membantu penderita, dan penemuan diagnosis
dalam waktu yang lebih cepat memungkinkan penderita memperoleh kualitas
hidup yang lebih baik dalam perjalanan penyakitnya meskipun tidak dapat
menyembuhkannya.
Kanker paru merupakan penyebab utama keganasan di dunia, mencapai
hingga 13 persen dari semua diagnosis kanker. Selain itu, kanker paru juga
menyebabkan 1/3 dari seluruh kematian akibat kanker pada laki-laki. Di Amerika
Serikat, diperkirakan terdapat sekitar 213.380 kasus baru pada tahun 2007 dan
160.390 kematian akibat kanker paru. Berdasarkan data WHO, kanker paru
merupakan jenis kanker terbanyak pada laki-laki di Indonesia, dan terbanyak
kelima untuk semua jenis kanker pada perempuan Kanker paru juga merupakan
penyebab kematian akibat kanker terbanyak pada lakilaki dan kedua pada
perempuan. Hasil penelitian berbasis rumah sakit dari 100 RS di Jakarta, kanker
paru merupakan kasus terbanyak pada laki-laki dan nomor 4 terbanyak pada
perempuan tapi merupakan penyebab kematian utama pada laki-laki dan
perempuan. Data hasil pemeriksaan di laboratorium Patalogi Anatomi RSUP
Persahabatan kanker paru merupakan lebih dari 50 persen kasus dari semua jenis
kanker yang didiagnosa.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Adapun Tujuan Umum Dari Laporan Ini Adalah:

6
Penulis mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien Tn.B. T
kanker paru di RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangkaraya.
1.2.2 Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
1.2.2.1 Mendiskripsikan Pengkajian Pada Pasien Tumor Paru Di RSUD Dr. Doris
Sylvanus Palangkaraya.
1.2.2.2 Mendeskripsikan Diagnosa Keperawatan Yang Terjadi Pada Pasien Tumor
Paru di Dr. Doris Sylvanus Palangkaraya.
1.2.2.3 Mendeskripsikan Rencana Tindakan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Tumor Paru RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangkaraya.
1.2.2.4 Mendeskripsikan Tindakan Keperawatan Pada Pasien Tumor Paru Di
RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangkaraya.
1.2.2.5 Mendeskripsikan Evaluasi Yang Dapat Dilakukan Pada Pasien Tumor
Paru RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangkaraya.

1.3 Manfaat Penulisan


1.3.1 Bagi Mahasiswa
Menambah Wawasan Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dengan Tumor Paru.
1.3.2 Bagi Klien Dan Keluarga
Memberikan Informasi Tentang Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Tumor Paru.
1.3.3 Bagi Institusi
Studi kasus ini dapat digunakan sebagai bahan pustaka atau referensi
dalam asuhan keperawatan pada pasien dengan tumor paru.

7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Penyakit


2.1.1 Definisi Tumor Paru
Tumor paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas
atau epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang
tidak normal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal.
Proses keganasan pada epitel bronkus didahului oleh masa pra kanker.
Perubahan pertama yang terjadi pada masa prakanker disebut metaplasia
skuamosa yang ditandai dengan perubahan bentuk epitel dan menghilangnya silia
(Slamet, 2011). Tumor dibagi mejadi dua golongan besar yaitu tumor jinak
(benign) dan tumor ganas (malignant) atau yang popular dengan sebutan kanker.
Dan defenisi kanker paru adalah tumor ganas primer yang berasal dari saluran
nafas (Bronkhus).

2.1.2 Etiologi
Umumnya kanker yang lain, penyebab yang pasti dari kanker paru belum
diketahui,tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat
karsinogenik merupakan faktor penyebab utama disamping adanya faktor lain
seperti kekebalan tubuh, genetik, dan lain-lain. Dibawah ini akan diuraikan
mengenai faktor risiko penyebab terjadinya kanker paru :
1. Merokok, menurut Van Houtte, merokok merupakan faktor yang
berperan paling penting, yaitu 85% dari seluruh kasus. Rokok
mengandung lebih dari 4000 bahan kimia, diantaranya telah
diidentifikasi dapat menyebabkan kanker. Kejadian kanker paru
pada perokok dipengaruhi oleh usia mulai merokok, jumlah batang
rokok yang diisap setiap hari, lamanya kebiasaan merokok, dan
lamanya berhenti merokok.
2. Perokok pasif, semakin banyak orang yang tertarik dengan
hubungan antara perokok pasif, atau mengisap asap rokok yang
ditemukan oleh orang lain di dalam ruang tertutup, dengan risiko

8
terjadinya kanker paru. Beberapa penelitian telah menunjukkan
bahwa pada orangorang yang tidak merokok, tetapi mengisap asap
dari orang lain, risiko mendapat kanker paru meningkat dua kali.
3. Polusi udara, kematian akibat kanker paru juga berkaitan dengan
polusi udara, tetapi pengaruhnya kecil bila dibandingkan dengan
merokok kretek. Kematian akibat kanker paru jumlahnya dua kali
lebih banyak di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah
pedesaan. Bukti statistik juga menyatakan bahwa penyakit ini lebih
sering ditemukan pada masyarakat dengan kelas tingkat sosial
ekonomi yang paling rendah dan berkurang pada mereka dengan
kelas yang lebih tinggi. Hal ini, sebagian dapat dijelaskan dari
kenyataan bahwa kelompok sosial ekonomi yang lebih rendah
cenderung hidup lebih dekat dengan tempat pekerjaan mereka,
tempat udara kemungkinan besar lebih tercemar oleh polusi. Suatu
karsinogen yang ditemukan dalam udara polusi (juga ditemukan
pada asap rokok) adalah 3,4 benzpiren.
4. Paparan zat karsinogen, beberapa zat karsinogen seperti asbestos,
uranium, radon, arsen, kromium, nikel, polisiklik hidrokarbon, dan
vinil klorida dapat menyebabkan kanker paru. Risiko kanker paru
di antara pekerja yang menangani asbes kira-kira sepuluh kali lebih
besar daripada masyarakat umum. Risiko kanker paru baik akibat
kontak dengan asbes maupun uranium meningkat kalau orang
tersebut juga merokok.
5. Diet, beberapa penelitian melaporkan bahwa rendahnya konsumsi
terhadap betakarotene, selenium, dan vitamin A menyebabkan
tingginya risiko terkena kanker paru.
6. Genetik, terdapat bukti bahwa anggota keluarga pasien kanker paru
berisiko lebih besar terkena penyakit ini. Penelitian sitogenik dan
genetik molekuler memperlihatkan bahwa mutasi pada
protoonkogen dan gen-gen penekan tumor memiliki arti penting
dalam timbul dan berkembangnya kanker paru. Tujuan khususnya
adalah pengaktifan onkogen (termasuk juga gen-gen K-ras dan

9
myc) dan menonaktifkan gen-gen penekan tumor (termasuk gen rb,
p53, dan CDKN2).
7. Penyakit paru, seperti tuberkulosis dan penyakit paru obstruktif
kronik juga dapat menjadi risiko kanker paru. Seseorang dengan
penyakit paru obstruktif kronik berisiko empat sampai enam kali
lebih besar terkena kanker paru ketika efek dari merokok
dihilangkan (Price dan Wilson, 2006
2.1.3 Faktor Resiko Kanker Paru
Hingga saat ini belum ada metode skrining yang sesuai bagi kanker paru
secara umum. Metode skrining yang telah direkomendasikan untuk deteksi kanker
paru terbatas pada kelompok pasien risiko tinggi. Kelompok pasien dengan risiko
tinggi mencakup pasien usia > 40 tahun dengan riwayat merokok ≥30 tahun dan
berhenti merokok dalam kurun waktu 15 tahun sebelum pemeriksaan, atau pasien
≥50 tahun dengan riwayat merokok ≥20 tahun dan adanya minimal satu faktor
risiko lainnya. Faktor risiko kanker paru lainnya adalah pajanan radiasi, paparan
okupasi terhadap bahan kimia karsinogenik, riwayat kanker pada pasien atau
keluarga pasien, dan riwayat penyakit paru seperti PPOK atau fibrosis paru. Pada
pasien berisiko tinggi, dengan anamnesa dan pemeriksaan fisik yang mendukung
kecurigaan adanya keganasan pada paru-paru, dapat dilakukan pemeriksaan low-
dose CT scan untuk skrining kanker paru setiap tahun, selama 3 tahun, namun
tidak dilakukan pada pasien dengan komorbiditas berat lainnya. Pemeriksaan ini
dapat mengurangi mortalitas akibat kanker paru hingga 20%.

2.1.4 Patofisiologi
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus
menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan
karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan
metaplasia, hyperplasia dan dysplasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh
metaplasia, hyperplasia dan dysplasia menembus ruang pleura, biasa timbul efusi
pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebrae. Lesi
yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi
menyebabkan obstruksi dan ulserasi bronkus dengan diiikuti dengan supurasi

10
dibagian distal. Gejala-gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis,
dyspneu, demam, dan dingin. Wheezing unilateral dapat terdengar pada saat
auskultasi. Pada stadium lanjut, penurunan berat badan dan biasanya menunjukan
adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke
struktur-struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esophagus, pericardium,
otak, dan tulang rangka.
Pathway
-Asap rokok
-Polusi Udara
-Pemajaman Okupasi

Iritas Mukosa Bronkus

Peraangan Kronik

Pembelahan sel yang


tidak terkenkendali

Krasinoma paru

Iritasi oleh massa tumor Adanya massa dalam paru

Nyeri Peningkatan
Sekres mukulus Kerusakan membran alveoli

Batuk
Gangguan pertukaran gas

Penurunan ekspansi paru

Sesak nafas
Bersihan jalan nafas
tidak efektif

Pola nafas
tidak efektif

11

Malaise
2.1.5 Manifestasi Klinis (tanda dan gejala)

Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala-gejala


klinis. Bila sudah menampakkan gejala berarti pasien dalam stadium lanjut.
Gejala-gejala dapat bersifat :

1. Lokal (tumor tumbuh setempat) :


a. Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis
b. Hemoptisis
c. Mengi (wheezing, stridor) karena ada obstruksi saluran nafas
d. Kadang terdapat kavitas seperti abses paru
e. Ateletaksis
2. Invasi lokal :
a. Nyeri dada
b. Dyspnea karena efusi pleura
c. Invasi ke pericardium terjadi tamponade atau aritmia
d. Sindrom vena cava superior
e. Sindrom Horner (facial anhidrosis, ptosis, miosis)
f. Sindrom Pancoast, karena invasi pada pleksus brakhialis dan sar
simpatis servikalis
3. Gejala Penyakit Mestasis :
a. Pada otak, tulang, hati, adrenal
b. Limfadenopati servikal dan supraklavikula (sering menyertai
mestasis)
4. Sindrom Paraneoplastik : terdapat 10% kanker paru dan gejala :
a. Sistemik : penurunan berat badan, anoreksia, demam
b. Hematologi : leukositosis. Anemia, hiperkoagulasi
c. Hipertrofi osteoartropati
d. Neurologic : dementia, ataksia, tremor, neuropati perifer
e. Neuromiopati
f. Endokrin : sekresi berlebihan hormone paratiroid
(hiperkalsemia)
g. Dermatologic : eritema multiform, hyperkeratosis, jari tabuh

12
h. Renal : syndrome of inappropriate antidiuretic hormone
i. Asimtomatik dengan kelainan radiologis
j. Sering terdapat pada perokok dengan COPD yang terdeteksi
secara radiologis
k. Kelainan berupa nodul soliter (Zulkifli, 2007)

4.1.6 Pemeriksaan Diagnostik

Dalam menentukan diagnosis suatu penyakit paru, dikenal berbagai


macam cara pemeriksaan, yaitu:

1. Anamnesis umum maupun khusus paru


2. Pemeriksaaan jasmani secara umum dan khusus paru
3. Bakteriologi dari sputum atau sekrit bronkus/ cucian bronkus yang
diperoleh dengan bronkoskopi
4. Bronkoskopi
5. Patologi-anatomi/ sitologi dari specimen yang dicurigai
6. Pemeriksaan darah rutin
7. Analisa gas darah
8. Faal paru
9. Radiologi
10. Imunologi
11. Berbagai pemeriksaan mutahir yaitu CT Scan, PCR, dll.

2.1.7 Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan medis, dan tujuan pengobatan kanker paru dapat berupa:

1. Kuratif
Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka
harapan hidup pasien.
2. Paliatif
Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.

13
3. Rawat rumah (hospice care) pada kasus terminal. Mengurangi dampak
fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga.
4. Suportif
Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal seperti pemberian
nutrisi, transfusi darah dan komponen darah, obat antinyeri dan
antiinfeksi.
Penatalaksanaan medis terdiri dari:
a. Pembedahan
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru
lain, untuk mengangkat semua jaringan yang sakit sementara
mempertahankan sebanyak mungkin fungsi paru-paru yang tidak
terkena kanker.
b. Kemoterapi
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan
tumor, untuk menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau
dengan metastasi luas serta untuk melengkapi bedah atau terapi
radiasi.
c. Radioterapi radikal, digunakan pada kasus kanker paru bukan sel
kecil yang tidak bisadioperasi. Terapi radikal sesuai penyakit yang
bersifat lokaldan hanya menyembuhkan sedikit.
d. Radioterapi paliatif, untuk hemoptisis, batuk, sesak napas atau
nyeri lokal.
1. Terapi endobronkia, seperti kerioterapi, tetapi laser atau
pengunaan stent dapat memulihkan gejala dengan cepat pada
pasien dengan penyakit endobronkial yang singkat.
2. Perawatan paliatif, opiat terutama membantu mengurangi nyeri
dan dipsnea. Steroid dapat membantu mengurangi gejala
nonspesifik dan memperbaiki selera makan. Penatalaksanaan
Perawat:
a). Bantu pasien untuk mencari posisi yang paling sedikit
nyerinya.

14
b). Dalam tindakan psikologi kurangi ansietas dengan
memberikan informasi yang sering, sederhana, jelas tentang
apa yang sedang dilakukan untuk mengatasi kondisi dan respon
terhadap pengobatan.

2.2 Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Oksigenasi dan Nutrisi


2.2.2 Pengertian
Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan dasar manusia dalam
pemenuhan oksigenyang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh,
mempertahankan hidupdan aktivitas berbagai organ atau sel (Potter & Perry,
2005). Tanpa oksigen dalamwaktu tertentu sel tubuh akan mengalami kerusakan
yang menetap dan menimbulkankematian. Otak merupakan organ yang sangat
sensitif terhadap kekurangan oksigen.Otak masih mampu mentoleransi
kekurangan oksigen hanya 3-5 menit. Apabilakekurangan oksigen berlangsung
lebih dari 5 menit, dapat terjadi kerusakan sel otaksecara permanen (Kozier dan
Erb, 1998).
2.2.2 Etiologi
1. Faktor Fisiologi
a. Menurunnya kemampuan mengikat O2 seperti pada manusia.
b. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi
saluran pernapasan bagian atas.
c. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan
terganggunya oksigen (O2).
d. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam luka, dll.
e. Kondisi yang mempengaruhi pergerakkan dinding dada seperti pada
kehamilan, obesitas, muskulur sekeletal yang abnormal, penyakit
kronis seperti TBC paru.
2. Faktor Perilaku
a. Nutrisi, misalnya gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat
oksigen berkurang.
15
b. Exercise, exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
c. Merokok, nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah
oksigen berkurang.
d. Alkohol dan obat-obatan menyebabkan intake nutrisi/Fe
mengakibatkan penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depresi
pusat pernafsan.
e. Kecemasan menyebabkan metabolisme meningkat.

2.2.3 Patiofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan transportasi.
Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari
dan ke paru-paru). Apabila pada proses ini terdapat ostruksi maka oksigen tidak
dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan napas
sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi
(penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan
ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi,
maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan volume sekuncup. Afterload,
preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran gas
(Brunner & Suddarth, 2002).

2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan


2.3.1 Pengkajian Keperawatan
Tahap pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang
merupakan dasar dari kegiatan selanjutnya, yang di laksanakan dengan
menggunakan pendekatan sistematis dalam mengumpulkan data dan
menganalisisnya sehingga dapat di ketahui kebutuhan klien sesuai dengan
masalah yang ada (Nursalam, 2016). Data dasar pasien adalah kumpulan data
yang di kaji tentang pasien. Data dasar terdiri dari riwayat keperawatan,
pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan diagnostik. Data subyektif adalah apa
yang di laporkan oleh pasien atau keluarga pasien. Data obyektif adalah data yang

16
diobservasi oleh perawat pada saat pengkajian, contohnya : tanda-tanda vital,
tingkah laku dan pemeriksaan diagnostik (Notoadmodjo, 2013).
Tahap pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang
merupakan dasar dari kegiatan selanjutnya, yang di laksanakan dengan
menggunakan pendekatan sistematis dalam mengumpulkan data dan
menganalisisnya sehingga dapat di ketahui kebutuhan klien sesuai dengan
masalah yang ada (Nursalam, 2016). Data dasar pasien adalah kumpulan data
yang di kaji tentang pasien. Data dasar terdiri dari riwayat keperawatan,
pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan diagnostik. Data subyektif adalah apa
yang di laporkan oleh pasien atau keluarga pasien. Data obyektif adalah data yang
diobservasi oleh perawat pada saat pengkajian, contohnya : tanda-tanda vital,
tingkah laku dan pemeriksaan diagnostik (Notoadmodjo, 2013).
Dalam pengkajian Tn. B. T penulis menggunakan metode wawancara,
observasi dan pemeriksaan fisik. Metode wawancara adalah sebuah dialog yang di
lakukan antara pewawancara dan narasumber. Dalam metode ini, penulis tidak
menemukan hambatan yang berarti selama melakukan wawancara, Tn.B. T dan
istrinya dapat menjawab pertanyaan dengan baik. Metode lain yang di gunakan
dalam mengumpulkan data adalah observasi. Metode observasi adalah suatu
metode yang di lakukan dengan mengamati reaksi pasien baik verbal maupun
nonverbal terhadap penyakitnya. Pada metode observasi, melalui hasil
pengamatan yang telah di lakukan pada pengkajian, penulis menemukan pada
kasus Tn. B. T adanya retraksi dinding dada dan perubahan pola nafas. Selain
observasi ada juga metode pemeriksaan fisik yang di lakukan dengan cara
Inspeksi, Palpasi, perkusi dan auskultasi.
Pada saat pengkajian tanggal 14 juli 2019, keluhan utama pasien adalah
sesak nafas dan batuk, pada kondisi ini terjadi karena asap rokok yang
mengakibatkan iritasi di mukosa bronkus mengakibatkan peradangan kronik,
sehigga terjadilah pembelahan sel yang tidak terkendali menyebabkan karsinoma
paru, lalu terjadi iritasi oleh massa tumor mengakibatkan peningkatan sekresi
mucus sehingga terjadilah batuk dan muncul diagnose keperawatan bersihan jalan
nafas tidak efektif, hal ini menunjukkan bahwa kasus yang dirawat memiliki
persamaan dengan teori yang didapat.

17
2.3.2 Diagnosa Keperawatan (SDKI)
Diagnosa keperawatan yang muncul pada Tn. B. T dari hasil pengkajian di
atas adalah :
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan invasi sel-
sel ganas di paru-paru.
2. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b. d faktor
biologis.

2.3.3 Intervensi Keperawatan (SLKI dan SIKI)


Susunan rencana keperawatan pada pasien tumor paru berdasarkan
diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan, yaitu :
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan invasi sel-
sel ganas di paru-paru.
Tujuan : Pasien akan mempertahankan pola nafas yang efektif selama
dalam perawatan.
Kriteria Hasil :
1. Batuk pasien berkurang/hilang
2. Pasien mengatakan
3. Pasien tidak mengalami perubahan pola napas
4. Tidak terdengar bunyi ronchi dan wheezing saat di auskultasi
Intervensi :
a. Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas (takikardi,
disritmia, sesak nafas, diaphoresis, pucat).
b. Auskultasi suara nafas
c. Kaji nyeri setiap 3 jam
d. Bantu pasien berada di posisi yang nyaman
e. Ajarkan teknik relaksasi untuk membantu menurunkan ansietas
f. Berikan kesempatan pasien beristirahat

18
2. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis
Tujuan : Nyeri berkurang selama dalam proses keperawatan
Kriteria Hasil :
1. Skala nyeri berkurang
2. Pasien dapat melakukan aktivitas dengan nyaman
3. Nyeri di dada berkurang
Intervensi :
a. Kaji tingkat nyeri, beratnya (skala 0-10).
b. Berikan istirahat dengan posisi semifowler.
c. Observasi TTV tiap 24 jam.
d. Diskusikan dan ajarkan teknik relaksasi.
e. Kolaborasi dengan pemberian obat analgesik.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
Tujuan : Pasien dapat mempertahankan toleransi aktivitas selama
dalam perawatan
Kriteria Hasil :
1. Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
2. Pasien merasa nyaman saat beraktivitas
3. Keadaan umum pasien baik
Intervensi :
a. Identifikasi aktivitas-aktivitas pasien yang diinginkan dan
sangat berarti baginya.
b. Berikan latihan gerak pasif dan aktif
c. Bantu klien untuk dalam melakukan aktivitas yang
memberatkan
d. Ajarkan kepada pasien latihan yang dapat meningkatkan
kekuatan dan ketahanan
e. Beri dukungan dan dorongan pada tingkat aktivitas pasien
yang dapat ditoleransi
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b. d faktor
biologis

19
Tujuan : Pasien akan mempertahankan keseimbangan nutrisi selama
dalam perawatan
Kriteria Hasil :
1. Nafsu makan pasien akan meningkat
2. Bb kembali normal
3. Bab lancar
Intervensi :
a. Identifikasi perubahan berat badan terakhir
b. Bantu pasien makan jika tidak mampu
c. Berikan makanan sedikit tapi sering
d. Catat status nutrisi paasien: turgor kulit, timbang berat badan,
integritas mukosa mulut, kemampuan menelan, adanya bising usus,
riwayat mual/rnuntah atau diare.
e. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk diet yang tepat bagi pasien dan
dengan dokter dalam pemberian obat antiemetik

2.3.3 Implementasi Keperawatan


Implementasi adalah pelaksanaan tindakan yang telah disusun dalam
intervensi keperawatan (Notoadmojo, 2014) pembahasan implementasi tindakan
yang meliputi tindakan yang tidak dapat di laksanakan pada intervensi setiap
diagnosa keperawatan. Implementasi pada intervensi keparawatan yang telah di
buat ada 4 intervensi yang di seusiakan dengan kondisi dan respon pasien. Pada
tanggal 14-17 Juli 2019 semua implementasi dapat dijalankan dengan baik.

2.3.4 Evaluasi Keperawatan


Hasil yang di harapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan adalah
sebagai berikut: Evaluasi Diagnosa keperawatan 1 : Pasien merasa nyaman
dengan posisi semi fowler, napas dalam dan batuk efektif, Tidak terdapat bunyi
rongki saat auskultasi, TTV ; TD : 110/70 mmHg, RR : 29 X/ menit, S : 37 0 C, N
: 84 X/ menit. Diagnosa kepertawatan 2 : Pasien mengatakan nyeri berkurang dari
skala 4 menjadi skala 2 atau 0, Wajah pasien tampak lebih rileks, Pasien mendapat
injeksi KTC 1 X 3 ampul/ hari Diagnosa keperawatan 3 : Pasien mengatakan

20
sudah mulai bisa bergerak, terlihat jari-jari sudah bisa digerakan. Evaluasi
Diagnosa keperawatan 4 : nafsu makan pasien meningkat, turgor kulit normal, dan
pasien dapat menghabiskan makanannya sesuai porsi yang diberikan

21
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Soniesonia


Nim : 2019.C.11a.1063
Ruang Praktek : Gardenia
Tanggal Praktek :
Tanggal & Jam Pengkajian :

1.1 PENGKAJIAN

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. B.T
Umur : 55 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Dayak/ Indonesia
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SD
Status Perkawinan : Sudah Kawin
Alamat : G.Obos XVI
Tgl MRS :
Diagnosa Medis : Tumor Paru

1.2 RIWAYAT KESEHATAN/PERAWATAN


1. Keluhan Utama :
Keluhan batuk dan nyeri dada bagian kanan, dan klien mengatakan sesak napas dan nyeri
dada.
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien datang dengan keluhan batuk dan nyeri dada bagian kanan, pasien juga mengeluh
sesak nafas, selain itu pasen juga mengeluh nyeri dada, nyeri tersebut bertambah saat klien
batuk dan melakukan aktivitas juga terdapat gangguan menelan terasa kering pada
tenggorokan Klien juga mengatakan saat mulai batuk selalu pergi berobat di puskesmas
atau fasilitas kesehatan terdekat. Lalu pasien diantar kerumah sakit Dr. Doris Sylvanus
dirawat diruang IGD , karena batuk. Sejak tanggal 10 Juli-15 Juli 2019 pasien mendapat
terapi IVFD Futrolit 1000 cc/24 jam, injeksi Ketorolax 3 x 30gr/IV, dan Cotitam 3x1
tablet.
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya :
Klien pernah menderita sesak nafas dan darah tinggi diatasi dengan berobat ke puskesmas
terdekat.

22
4. Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien mengatakan tidak ada anggota kelurga yang menderita penyakit yang sama
dengannya ataupun penyakit keturunan lainnya.

GENOGRAM KELUARGA :

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal
: Meninggal
: Klien
... : Tinggal Serumah

1.3 PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum :
2. Status Mental
a. Tingkat Kesadaran : compos mentis
b. Ekspresi Wajah : datar
c. Bentuk badan : agak gemuk
d. Cara berbaring/bergerak : terbatas
e. Bicara : lancar
f. Suasana Hati : sedih
g. Penampilan : kurang rapi
h. Fungsi kognitif :
 Orientasi Waktu : Klien tidak dapat membedakan antara pagi, siang, malam

 Orientasi Orang : Klien tidak dapat mengenali keluarga maupun petugas


kesehatan

23
 Orientasi Tempat : klien tidak mengetahui bahwa sedang berada di rumah
sakit
i. Halusinasi :  Dengar/Akustic  Lihat/Visual  Lainnya tidak ada
j. Proses berpikir :  Blocking  Circumstansial  Flight oh idea
 Lainnya ...........................................................
k. Insight :  Baik  Mengingkari  Menyalahkan orang lain
l. Mekanisme pertahanan diri :  Adaptif  Maladaptif
m. Keluhan lainnya :

3. Tanda-tanda Vital :
a. Suhu/T : 36,5 ‘c Axilla  Rektal
Oral
b. Nadi /HR : 84x/m
c. Pernapasan/RR : 20x/m
d. Tekanan Darah/BP : 130/100 mmHG

4. PERNAPASAN (BREATHING)
Bentuk Dada : simetris
Kebiasaan merokok : 6 - 14 Batang/hari
Batuk, hari yang lalu
Batuk darah, sejak ……………
Sputum, warna ……………….
Sianosis
 Nyeri dada
Dyspnoe Orthopnoe Lainnya ……………………..
Sesak nafas Saat inspirasi Saat aktivitas Saat istirahat
Type Pernafasan Dada Perut  Dada dan perut
Kusmaul Cheyne-stokes Biot
Lainnya ………………………………………
Irama Pernafasan  Teratur Tidak teratur
Suara Nafas Vesikuler Bronchovesikuler
Bronchial Trakeal
Suara Nafas tambahan Wheezing Ronchi kering
Ronchi basah (rales) Lainnya ……………….
Keluhan lainnya :
Masalah Keperawatan :

5. CARDIOVASCULER ( BLEEDING )
 Nyeri dada Kram kaki Pucat
24
Pusing/sinkop Clubing finger Sianosis
Sakit Kepala Palpitasi Pingsan
Capillary refill > 2 detik  < 2 detik
Oedema : Wajah Ekstrimitas atas
Anasarka Ekstrimitas bawah
Asites, lingkar perut ………………….Cm
Ictus Cordis  Terlihat Tidak Melihat
Vena Jugularis  Tidak Meningkat Meningkat
Suara Jantung Normal, lup-dup
Ada kelainan ………………………………………...................
Keluhan Lainnya : ……………………………………………………………..............
..........................................................................................................
Masalah : .........................................................................................................
.........................................................................................................

6. PERSYARAFAN (BRAIN)
Nilai GCS : E (4) : membuka mata secara spontan
V (5) : dapat menjawab dengan jelas
M (6) : dapat mengikuti perintah
Total Nilai GCS (15) : Compos Menthis
Kesadaran :  Compos Menthis Somnolent Delirium
Soporus Coma Sulit dinilai
Pupil :  Isokor Anisokor
Midriasis Meiosis

Refleks Cahaya : Kanan  Positif Negatif


Kiri  Posistif Negatif

Nyeri, lokasi …………………………….


Vertigo Gelisah Aphasia Kesemutan
Bingung Disarthria Kejang Tremor
Pelo

Uji Syaraf Kranial :


Nervus Kranial I: (olfaktorius)Penghidu
Nervus Kranial II : (Optikus) penglihatan
Nervus Kranial III: (Okulomotoris) Pergerakan mata ke dalam, ke atas, elevasi alis, mata kontraksi pupil,
reaksi bersamaan

25
Nervus Kranial IV: (Trokhlearis)Pergerakan mata ke bawah, keluar
Nervus Kranial V: (Trigeminus) Mengunyah, sensasi wajah, kulit, kepala, dan gigi)
Nervus Kranial VI: (Abdusen) Pergerakan mata lateral
Nervus Kranial VII: (Facialis) Ekspresi Wajah
Nervus Kranial VIII : (Akustikus) Pendengaran dan keseimbangan
Nervus Kranial IX : (Glosofaringeus) Menelan, Pengecapan
Nervus Kranial X : (Vagus) Menelan Berbicara
Nervus Kranial XI : (Asesoris) Pergerakan bahu, rotasi kepala
Nervus Kranial XII: (Hipoglosus) Pergerakan Lidah
Uji Koordinasi :
Ekstremitas Atas : Jari Ke Jari  Positif Negatif
Jari Ke Hidung  Positif Negatif
Ekstremitas Bawah : Tumit Ke Jempol Kaki  Positif Negatif
Uji Kestabilan Tubuh :  Positif Negatif
Refleks :
Bisep : Kanan +/- Kiri +/- Skala............... Trisep :
Kanan +/- Kiri +/- Skala................ Brakioradialis
Kanan +/- Kiri +/- Skala................ Patella
Kanan +/- Kiri +/- Skala................ Akhiles
Kanan +/- Kiri +/- Skala................ Refleks Babinski
Kanan +/- Kiri +/-
Refleks Lainnya : ........................................................................................................
Uji Sensasi : ........................................................................................................
Keluhan Lain :
…………………………………………………………………….…………………………………
………………………………….…………………………………………………………………....
Masalah Keperawatan :
…………………………………..........................................................................................................
7. ELIMINASI URI (BLADDER) :
Produksi Urin : 250cc 1 x/hr
Warna : kuning
Bau : kas amoniak
 Tidak ada masalah/lancar Menetes Inkotinen
Oliguri Nyeri Retensi
Poliuri Panas Hematuri
Dysuri Nocturi
Kateter Cystostomi

26
Keluhan Lainnya :
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………..................................................
..............................................................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
…………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………......
8. ELIMINASI ALVI (BOWEL) :
Mulut dan Faring
Bibir : lembab

Gigi : lengkap

Gusi : tidak ada pendarahan

Lidah : tidak ada peradangan

Mukosa : tidak ada pendarahan

Tonsil : tidak ada peradangan

Rectum : Tidak ada hemotoroid

Haemoroid : Tidak ada hemotoroid

BAB : 1x/hr Warna : kuning Konsistensi : lunak


 Tidak ada masalah Diare Konstipasi Kembung
Feaces berdarah Melena Obat pencahar Lavement

Bising usus : normal


Nyeri tekan, lokasi : tidak ada
Benjolan, lokasi : tidak ada
Keluhan Lainnya :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Masalah Keperawatan :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

9. TULANG – OTOT – INTEGUMEN ( BONE )


 Kemampuan pergerakan sendi  Bebas Terbatas
Parese/lemah, lokasi …………………………………………

27
Paralise/paraplegia/lumpuh, lokasi ……………………………………….
Hemiparese, lokasi ……………………………………………………….
Nyeri, lokasi ………………………………………….
Bengkak, lokasi ………………………………………
Kekakuan,Lokasi .........................................................
Flasiditas .....................................................................
Spastisitas, Lokasi .......................................................
 Ukuran Otot  Simetris
Atropi
Hipertropi
Kontraktur
Malposisi
Uji Kekuatan otot :  Ekstrimitas Atas 5/5 .  Ekstrimitas Bawah 5/5
Deformitas tulang, lokasi ……………………………….
Peradangan, lokasi ………………………………………
Perlukaan, lokasi ………………………………………..
Patah tulang, lokasi ……………………………………..
Tulang Belakang  Normal Skoliosis
Kifosis Lordosis

10. KULIT – RAMBUT - KUKU


Riwayat Alergi Obat tidak ada
Makanan tidak ada
Kosametik tidak ada
Lainnya ……………………………………………………..
Suhu Kulit  Hangat Panas Dingin
Warna kulit  Normal Sianosis/biru Ikterik/kuning
Putih/pucat Coklat tua/hyperpigmentasi
Turgor  Baik Cukup Kurang
Tekstur Halus Kasar
Lesi : Macula, lokasi …………………………
Pustula, lokasi …………………………
Nodula, lokasi …………………………
Vesikula, lokasi …………………………
Papula, lokasi …………………………
Ulcus, lokasi …………………………….
Jaringan Parut, lokasi ……………………………………………………….....................
Tekstur rambut : ………………………………………………………..
Distribusi rambut : ……………………………………………………..
Bentuk kuku  Simetris Irreguler
Clubbing Finger Lainnya ……………….
Masalah Keperawatan :
…………………………………………….…………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………….

28
11. SISTEM PENGINDRAAN
a. Mata/Penglihatan
Fungsi penglihatan :  Berkurang Kabur Ganda Buta/gelap
Gerakan bola mata  Bergerak normal Diam Bergerakspontan/nistagmus
Visus : Mata Kanan (VOD) : …………………………….
Mata Kiri (VOS) : …………………………….
Sclera :  Normal/putih Kuning/ikterus Merah/hifema
Konjunctiva  Merah muda Pucat/anemic
Kornea  Bening Keruh
Alat Bantu Kacamata Lensa kontak Lainnya ………….
Nyeri : ….……………………………………………………………………...
Keluhan Lain : …………………………………………………………………………
Masalah : ………………………………………………………………………….
b. Telinga/Pendengaran :
Fungsi Pendengaran :  Berkurang Berdengung Tuli
c. Hidung/Penciuman :
Bentuk :  Simetris Asimetris
Lesi
Patensi
Obstruksi
Nyeri tekan sinus
Transluminasi
Cavum Nasal Warna ………………….. Integritas ………………..
Septum nasal Deviasi Perforasi Peradarahan
Sekresi, warna …………………
Polip Kanan Kiri Kanan dan kiri
Masalah Keperawatan :
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..

12. LEHER DAN KELENJAR LIMFE


Massa Ya  Tidak
Jaringan Parut Ya  Tidak
Kelenjar limfe Teraba  Tidak teraba
Kelenjar Tyroid Teraba  Tidak teraba
Mobilitas leher  Bebas Terbatas

13. SISTEM REPRODUKSI


a. Reproduksi Pria
Kemerahan, Lokasi : …………………………........
Gatal-gatal, lokasi : …………………………........
Gland Penis : ……………………………….
Maetus Uretra : …………………………….....
Discharge , warna : ………………………….........
Srotum : ……………………………….
Hernia : ……………………………….
Kelainan : ……………………………………………………………………..
..........................................................................................................
Keluhan lain : ……………………………………………………………………..
..........................................................................................................

29
b. Reproduksi Wanita
Kemerahan, lokasi : ………............………….....…………
Gatal-gatal, lokasi : ............……………….....……………
Perdarahan : …………………….....………………
Flour Albus : ……………….......…………………..
Clitoris : ……………………………………….
Labia : ……………………………………….
Uretra : ………………………………………..
Kebersihan : Baik Cukup Kurang
Kehamilan : ………….............………. minggu
Taksiran Partus : ……………………...……
Lainnya : ......................................................................................................
Payudara :
Simetris Asimetris
Sear Lesi
Pembengkakan Nyeri tekan
Puting : Menonjol Datar Lecet Mastitis
Warna areola …………………………………………..
ASI Lancar Sedikit Tidak keluar
Keluhan Lainnya : ……………………………………………………………………….............
Masalah keperawatan :
………………………………........................................................................................................
……………………………………………………………………………………………………

D. POLA FUNGSI KESEHATAN


1. Persepsi Terhadap Kesehatan dan Penyakit :
Keluarga pasien mengatakan “semoga suami saya segera sembuh

2.Nutrisi dan Metabolisme


TB : 160 Cm
BB Sekarang : 58Kg
BB Sebelum sakit : 58Kg
Diet :
 Biasa Cair Saring Lunak
Diet Khusus :
Rendah Garam Rendah Kalori TKTP
Rendah Lemak Rendah Purin Lainnya ………………
Mual Muntah ……….. kali/hari
Kesukaran menelan Ya Tidak
Keluhan Lainnya : ……………………………………………………………………....................

Pola Makan Sehari-hari Sesudah Sakit Sebelum Sakit


Frekeunsi/hari 3x sehari 3x sehari
Porsi 1 porsi 1 porsi
Nafsu makan Baik Baik
Jenis Makanan Nasi,sayur, dan ikan Nasi,sayur, dan ikan
Jenis Minuman Air putih Air putih, kopi
Jumlah minuman/cc/24 250cc 250cc

jam
Kebiasaan Makan Pagi, siang, sore Pagi, siang, sore

30
Keluhan/masalah Tidak ada Tidak ada
Masalah Keperawatan :
………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………........................................…………………………………

3 Pola istirahat dan tidur :


Pasien mengatakan bahwa saat ini ia belum dapat tidur dengan nyenyak karena terkadang sesak
nafas dan pasien juga mudah terbangun jika suasana lingkungan bising dan jangka waktu tidur
masih dalam batas normal.
Masalah Keperawatan :

4. Kognitif :
Pasien mengatakan sebelum sakit ia selalu mengonsumsi banyak air putih saat bangun tidur di
pagi hari, akan tetapi setelah sakit pasien takut untuk mengonsumsin banyak air putih.
Masalah Keperawatan :

5. Konsep Diri :
Menurut pasien penyakit yang dideritanya adalah cobaan dari Tuhan dan bukan kutukan
ataupun diguna-guna.
Masalah Keperawatan :

6. Aktivitas Sehari-hari :
Pasien mengatakan sebelum sakit aktivitasnya seperti makan, minum, mandi, berganti pakian
dan juga BAB dan BAK di lakukan sendiri tanpa bantuan. Setelah sakit pasien tidak mampu
berjalan ke kamar mandi karena sesak nafas.
Masalah Keperawatan :
7. Koping-Toleransi terhadap Stress
Jika ada masalah dalam keluarga pasien selalu berdiskusi bersama keluarga untuk mencari jalan
keluarnya dan selalu berdoa bersama
Masalah Keperawatan:

8. Nilai-Pola Keyakinan

Pasien beragama Kristen , pasien selalu beribadah dan berdoa

Masalah Keperawatan:
E. SOSIAL – SPIRITUAL.
1. Kemampuan berkomunikasi :
Sangat baik
2. Bahasa sehari-hari :
Indonesia

31
3. Hubungan dengan Keluarga :
Keluarga pasien mengatakan hubungan pasien dan keluarga baik, tidak ada masalah
4. Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain :
sangat baik

5. Orang berarti/terdekat :
Orang terdekat pasien adalah keluarganya yang meliputi istri dan anak

6. Kebiasaan menggunakan waktu luang :


Pasien mengahabis waktu bersama suami dan anaknya keluar makan atau menonton tv

7. Kegiatan beribadah :

Pasien beragama Kristen , pasien selalu beribadah dan berdoa


F. DATA PENUNJANG ( RADIOLOGIS. LABORATORIUM, PENUNJANG LAIN)

No Parameter Hasil Nilai Normal


1

G. PENATALAKSANAAN MEDIS

Obat/Terapi Medis Dosis Indikasi Kontraindikasi


Ranitidin 150 mg 3x1 tablet Untuk meredakan nyeri Terdapat riwayat porfiria akut dan
hipersensitivitas terhadap ranitidin
Antasida 500 mg 3x1 tablet Untuk menetralisir asam Pasien yang menderita gagal ginjal
lambung berat kontraindikasi mengomsumsi
obat antasida Non-absorbable
Lansoprazole 30 mg 2x1 tablet Untuk mengatasi gangguan Lansoprazole dikontraindikasikan pada
pada lambung pasien dengan reaksi hipersensitivitas
terhadap lansoprazole atau agen proton
pump inhibitor (PPI) lainnya

Palangka Raya, 28 Juni 2021

Mahasiswa,

Soniesonia

ANALISIS DATA

32
N DATA KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH
O
1.
DS : Nyeri akut
1. Klien mengeluh nyeri di
ulu hati
2. Klien mengatakan nyerinya
hilang timbul.
3. Klien mengatakan nyeri
saat ditekan
4. Skala nyeri 5 ( lima)
sedang
DO :
1. Klien tampak meringis,
sambil memegang perutnya
2. Klien tampak lemas

TD : 120/80
S : 36,5 ℃
N : 90 x/i

2.
DS :
1. Klien mengatakan tidak nafsu Gangguan pemenuhan
makan kebutuhan nutrisi
2. Pasien mengatakan sulit untuk
menghabiskan makanan yang
diberikan

DO :
1. Klien tampak lemas
2. Makanan klien habis Cuma ½
porsi
3. Klien mengatakan sering
4. merasa mual dan muntah

3.
DS:
DO :
-

PRIORITAS MASALAH

1. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi dibuktikan dengan pasien mengatakan
klien mengeluh nyeri di ulu hati, klien mengatakan nyerinya hilang timbul, klien mengatakan
nyeri saat ditekan, skala nyeri 5 ( lima) sedang. klien tampak meringis, sambil memegang

33
perutnya, klien tampak lemas, TD : 120/80 , S : 36,5 ℃ ,N : 90 x/i,

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dibuktikan dengan pasien. Klien mengatakan tidak
nafsu makan, pasien mengatakan sulit untuk menghabiskan makanan yang diberikan, klien
tampak lemas, makanan klien habis Cuma ½ porsi, klien mengatakan sering merasa mual dan
muntah.

34
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. I


Ruang Rawat : Bouginville
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria Hasil) Intervensi Rasional
 Kaji nyeri, termasuk lokasi, lamanya,
1. Nyeri Setelah dilakukan tindakan intensitas (skala 0-10) selidiki dan
berhubungan asuhan keperawatan selama 3 x laporkan perubahan nyeri dengan tepat.
dengan mukosa 24 jam diharapkan nyeri pasien  Istirahatkan pasien pada saat nyeri
lambng ter iritas berkurang muncul
 Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
Kriteria Hasil : saat nyeri
Klien mengatakan nyeri  Kompres hangat pada daerah nyer
berkurang bahkan hilang dan  Obsservasi tanda-tanda vital
merasa nyaman,  Berikan posisi nyaman

2. Resiko terhadap Setelah dilakukan tindakan  Berikan makanan yang hangat dalam
perubahan asuhan keperawatan selama 3 x porsi sedikit tapi sering.
nutrisi :kurang 24 jam diharapkan kebutuhan  Auskultasi bising usus.
dari kebutuhan nutrisi terpenuhi.  Berikan makanan dalam jumlah sedikit
tubuh yang tapi sering dan teratur
berhubungan Kriteria Hasil :  Konsultasi dengan ahli gizi
dengan Klien dapat menghabiskan
anoreksia, mual makanannya dan tidak mual dan
dan muntah. muntah
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Tanda Tangan Dan


Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
Diagnosa I : S : Klien mengatakan nyeri di daerah abdomen (ulu hati)
Senin, 8 Juli O:
2018 pukul 1. Mengkaji nyeri, termasuk lokasi, lamanya, - Klien tmpak meringis
intensitas (skala 0-10) selidiki dan laporkan - Skala nyeri 2
10.00 wib
perubahan nyeri dengan tepat. A:
2. mengistirahatkan pasien pada saat nyeri - klien mampu mengontrol nyeri dengan teknik nafas
muncul dalam
3. Mengajarkan teknik relaksasinapas dalam - Melatih klien untuk teknik nafas dalam
saat nyeri - Masalah belum teratasi
4. Mengompres hangat pada daerah nyer P : lanjutkan intervensi
5. Mengobsservasi tanda-tanda vital 1. Memonitor tanda-tanda vital.
6. Memberikan posisi nyaman 2. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilasi.
3. Meauskultasi suara nafas, catat area yang
ventilasinya menurun atau tidak ada dan adanya
suara nafas tambahan.
4. Mengidentifikasi kebutuhan aktual atau potensial
pasien untuk memasukkan alat bantu untuk
membuka jalan napas.
5. Memonitor respirasi dan status O2.
Diagnosa II :
1. Memberikan makanan yang hangat S: Klien mengatakan BAB 2 x hari
dalam porsi sedikit tapi sering. O:
2. Meauskultasi bising usus. - Klien tampak lemas
3. Memberikan makanan dalam jumlah - TTV normal:
sedikit tapi sering dan teratur TD : 120/70 mmHg
4. Mekonsultasi dengan ahli gizi N : 80 x/i
A:
- mempertahankan intake dan putput dalam batas
normal
- memonitor intake dan output
- masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Mengidentidentifikasi skala nyeri
3. Mengidentifikasi respons nyeri non verbal
4. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
5. Mengidentifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang nyeri
6. Mengidentifikasi pengaruh budaya terhadaprespon
nyeri
7. Mengidentifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
hidup
8. Memonitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
9. Memonitor efek samping penggunaan analgetik
10. Berkolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub- mukosa lambung. Secara
histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut.
Berdasarkan hasil pengkajian melalui observasi, wawancara langsung dengan klien dan keluarga,
pemeriksaan head to toe, pemeriksaan penujang dan data-data yang diperoleh dari berbagai pihak
bahwa Ny. “I” menderita Gastritis type B dimana pada faktor gaya hidup yang menyukai makanan
manis dan pedas serta menyukai minuman mengandung gas. Pada Ny. “I” ditemukan klien
mengeluh nyeri di ulu hati, nyeri seperti di tusuk-tusuk, klien mengatakan nyerinya hilang timbul,
dan klien mengatakan sering merasa mual dan muntah adanya respons mual muntah yang di
hasilkan dari peningkatan HCL lambung. Pengobatan yang diberikan pada Ny. “I” yaitu kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian obat. Ny. “I” menderita Gastritis adalah TD :120/90 mmHG, N: 80
x/i,S : 36,5, RR: 20 x/i.
Pada kasus Ny. “I” penulis menemukan dua diagnosa keperawatan yaitu Perencanaan untuk
diagnosa pertama, Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi dan Diagnosa keperawatan
kedua Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan masukan nutrisi yang tidak adekuat.

4.2 Saran
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah di lakukan pada Ny. I di ruangan Bougenville
RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangkaraya dan kesimpulan yang telah di tulis oleh penulis diatas,
maka deng itu mahasiswa memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi rumah sakit
Pada saat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gastritis hendaknya
perawat ruangan memberikan tindakan keperawatan yang sesuai dengan masalah yang
dialami pasien dan tindakan kolaborasi yang tepat terutama dengan dokter.
2. Bagi penulis
Hasil penelitian membuat pengalaman belajar meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan berkaitan dengan pasien gastritis. Dan manambah wawasan sebagai acuan
bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan penelitian lanjutan pada pasien dengan
gastritis berdasarkan kesimpulan yang sudah penulis rangkum.
3. Bagi pasien
Bagi pasien diharapkan agar dapat diajdikan sebagai pedoman untuk mengetahui
lebih lanjut penyakit yang di alami dan secara rutin memeriksa kesehatannya.
4. Bagi institusi
Dapat menghasilkan lulusan yang berawawasan global di bidang keperawatan dalam
pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan dapat menjadi masukan bagi yang berminat
ingin membaca.

55
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. Gambar Lambung. Diunduh pada tanggal 4 Juli 2018 dari www.google.com
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta: Salemba Medika. Carpenito, L. J. (2006). Buku Saku Diagnosis
Keperawatan (handbook of Nursing Diagnosis, Ed 10, Alih BahasaYasmin Asih. Jakarta:
EGC. Dempsey, P.A (2002). Riset Keperawatan Buku Ajar & Latihan, Edisi 4. Jakarta:
EGC Dermawan,D. T. R. (2010). Keperawatan Medikal Bedah ( Sistem Pencernaan ).
Yogyakarta: Gosyen Publishing. Doenges, M. E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan.
Jakarta: EGC. Mansjoer, A. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
FKUI. Muttaqin, A. K. S. (2011). Gangguan Gastrointestinal. Jakarta: Salemba Medika.
Inayah, I. (2004). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan.
Jakarta: Salemba Medika. Potter, P. A. and Perry (2005). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC. Price, A. W. dan Wilson, L. M.
(2005). Patofisiologi Konsep Klinis ProsesProses penyakit. Jakarta: EGC. Setiadi. (2007).
Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Smeltzer, S. C. dan Bare, G. B.
(2001). Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC. Sudoyo,A. W.
(2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI.

56

Anda mungkin juga menyukai