Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

Ny.K DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUMOR MAMMAE DENGAN


TINDAKAN PEMBEDAHAN WIDE EKSISI DI RUANG IBS

Disusun Oleh:

BomBom Prayoga
2018.C.10a.0928

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA
KEPERAWATAN
T.A 2020/2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan ini di susun oleh :

Nama : BomBom Prayoga

NIM : 2018.C.10a.0928

Program Studi : S-1 Keperawatan

Judul :Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan pada Ny.K


Dengan Diagnosa Medis tumor mammae dengan tindakan
pembedahan wide eksisi di ruang IBS (Instalasi Bedah Sentral)

Telah melakukan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk


menyelesaikan Praktik Pra-klinik Keperawatan 3 Program Studi S-1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangkaraya.

Laporan keperawatan ini telah disetujui oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Rimba Aprianti, S.Kep., Ners Merry Triana, S.Kep., Ners


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat Laporan Pendahuluan
Dan Asuhan Keperawatan pada Ny.M Dengan Diagnosa Medis G1 P0 A0
palangka raya”. Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas
(PPK3).Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners STIKes
Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Ika Paskaria, S.Kep.,Ners selaku koordinator Praktik Pra Klinik 3 Program
Studi Sarjana Keperawatan
4. Ibu Rimba Aprianti, S.Kep., Ners selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini
5. Ibu Merry Triana, S.Kep., Ners selaku pembimbing lahan yang telah banyak
memberikan arahan masukan dan bimbingan dalam menyelasikan asuhan
keperawatan ini.
6. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Palangka Raya,4 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii.
DAFTAR ISI........................................................................................................iii.
BAB 1PENDAHULUAN....................................................................................IV.
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1.
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2.
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................3.
1.4 Manfaat.....................................................................................................74
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................5.
2.1 Konsep Kehamilan.....................................................................................6.
2.1.1 Definisi Kehamilan.................................................................................7.
2.1.2 Etiologi....................................................................................................8.
2.1.3 Klasifikasi...............................................................................................9.
2.1.4 Patofisiologi..........................................................................................10.
2.1.5 Tanda-Tanda Kehamilan.......................................................................11.
2.1.6 Tanda-tanda kehamilan yang berbahaya...............................................12.
2.1.7 Komplikasi...........................................................................................13.
2.1.8 Penatalaksanaan....................................................................................14.
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan............................................................21
2.3.1 Pengkajian..............................................................................................21
2.3.2 Diagnosa Keperawatan..........................................................................22
2.3.3 Intervensi Keperawatan.........................................................................23
2.3.4 Implementasi Keperawatan....................................................................29
2.3.5 Evaluasi Keperawatan...........................................................................29
BAB 3ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................
3.1 Analisis Data.................................................................................................
3.2 Prioritas Masalah..........................................................................................
3.3 Rencana Keperawatan...................................................................................
3.4 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan....................................................
BAB 4PENUTUP......................................................................................................
4.1 Kesimpulan...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumor mammae merupakan kelainan mammae yang sering terjadi pada
wanita. Tumor terbagi memjadi dua, tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak
memiliki ciri-ciri tumbuh secara terbatas, memiliki selubung, tidak menyebar dan
bila dioperasi dapat dikeluarkan secara utuh sehingga dapat sembuh sempurna,
sedangkan tumor ganas memiliki ciri-ciri yaitu dapat menyusup ke jaringan
sekitarnya, dan sel kanker dapat ditemukan pada pertumbuhan tumor tersebut.
Fibroadenoma merupakan tumor jinakyang sering ditemukan, pada kelainan ini
terjadi pertumbuhan jaringan ikat maupun kelenjar, yang banyak ditemukan pada
wanita usia muda 10-30 tahun (www.depkes.go.id)
Di seluruh dunia 8,2 juta orang meninggal dunia setiap tahun akibat kanker.
Diperkirakan pada tahun 2025 jumlah orang meninggal dunia akibat kanker
meningkat menjadi 11,5 juta bila tidak dilakukan upaya pencegahan dan
pengendalian yang efektif. Berdasarkan estimasi Globocan, International Agency
for Research on Cancer (IARC) tahun 2012, kanker mammaeadalah kanker
dengan persentase kasus baru tertinggi (43,3%) dan persentase kematian tertinggi
(12,9%) pada perempuan di dunia.
Di Indonesia berdasarkan data sensus tahun 2014- 2015 jumlah penduduk
Indonesia mencapai 254,9 juta jiwa. Selain itu BPS menunjukkan dari total
tersebut penduduk laki-laki mencapai 128,1 juta jiwa dan perempuan sebanyak
126, 8 juta jiwa. Ketua Yayasan Kanker MammaeIndonesia (YLKPI), Linda
Gumelar mengatakan kanker mammaemerupakan jenis kanker tertinggi pada klien
rawat inap maupun rawat jalan di seluruh RS di Indonesia. Pada tahun 2010
jumlah klien kanker mammae28,7 persen dari total penderita kanker. Secara
umum prevalensi penyakit kanker di Indonesia cukup tinggi. Menurut data riset
Kesehatan Dasar 2013 prevalensi kanker di Indonesia adalah 1,4% dari 1000
penduduk atau sekitar 347.000 orang. Di Indonesia kasus baru kanker
mammaemenjadi kasus kematian tertinggi dengan angka 21,5% pada setiap
100.000 penduduk, sekitar 70% kasus klien kanker mammae baru datang ke
fasilitas kesehatan pada stadium lanjut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalahnya
adalah “Bagaimana Pemberian Asuhan Keperawatan Dengan Tumor mamae”

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Tujuan umum ini adalah untuk mendapatkan gambaran dan pengalaman
langsung tentang bagaimana menerapkan Asuhan Keperawatan Dengan Diagnosa
Medis Tumor mamae

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mampu melakukan pengkajian, menganalisa, menentukan diagnosa
keperawatan, membuat intervensi keperawatan, mampu melakukan
perawatan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah diberikan.
2. Mampu memberikan tindakan keperawatan yang diharapkan dapat
mengatasi masalah keperawatan pada kasus tersebut.
3. Mampu mengungkapkan faktor-faktor yang menghambat dan mendukung
serta permasalahan yang muncul dari asuhan keperawatan yang diberikan.

1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk Mahasiswa
Untuk mengembangkan wawasan dari ilmu keperawatan khususnya tentang
Tumor mamae dan pengalaman langsung dalam melakukan penelitian.
1.4.2 Untuk Klien dan Keluarga
Menambah informasi mengenai Tumor mamae dan pengobatannya sehingga
dapat digunakan untuk membantu progam pemerintah.
1.4.3 Untuk Institusi
Sebagai bahan atau sumber data bagi peneliti berikutnya dan bahan
pertimbangan bagi yang berkepentingan untuk melanjutkan penelitian
sejenis dan untuk publikasi ilmiah baik jurnal nasional maupun
internasional.
1.4.4 Untuk IPTEK
Memberikan informasi dalam pengembangan ilmu keperawatan terutama
dalam keperawatan komunitas yang menjadi masalah kesehatan pada
masyarakat.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Tumor Mamae


2.1.1 Defenisi
Tumor mammae adalah karsinoma yang berasal dari parenkim, stroma,
areola dan papilla mammae (Lab. UPF Bedah RSDS, 2014).
Tumor mammae adalah gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae
di mana sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembang biak dan
menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah. (Kusuma, 2015).
Tumor mammae adalah pertumbuhan sel-sel abnormal yang mengganggu
pertumbuhan jaringan tubuh terutama pada sel epitel di mammae (Sylvia. 2015)
Jadi kesimpulan dari tumor mammae adalah gangguan dari pertumbuhan sel
yang abnormal yang berasal dari parenkin, stroma aerola dan papilla mammae,
yang berkembang biak menginfilterasi jaringan limfe dan pembuluh darah.

2.1.2 Etiologi
Menurut Iskandar (2012) Sampai saat ini, penyebab pasti tumor
mammae belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor resiko yang telah terid
entifikasi, yaitu :
a. Jenis kelamin
Wanita lebih beresiko menderita tumor mammae dibandingkan dengan
pria. Prevalensi tumor mammae pada pria hanya 1% dari seluruh tumor
mammae.
b. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor mammae
beresiko tiga kali lebih besar untuk menderita tumor mammae.
c. Faktor genetic
Mutasi gen BRCA1pada kromosom 17 dan BRCA2 pada 3 dapat
meningkatkan resiko tumor mammae sampai 85%. Selain itu, gen p53,
BARD1, BRCA3, dan noey2 juga diduga meningkatkan resiko terjadinya
kanker mammae.
d. Faktor usia
Resiko tumor mammae meningkat seiring dengan pertambahan usia.
e. Faktor hormonal
Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika tidak
diselingi oleh perubahan hormon akibat kehamilan, dapat mening katkan
resiko terjadinya tumor mammae.
f. Usia saat kehamilan pertama
Hamil pertama pada usia 30 tahun beresiko dua kali lipat dib andingkan
dengan hamil pada usia kurang dari 20 tahun.
g. Terpapar radiasi
h. Intake alcohol
i. Pemakaian kontrasepsi oral
Pemakaian kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko tumor mammae.
Penggunaan pada usia kurang dari 20 tahun beresiko lebih tinggi
dibandingkan dengan penggunaan pada usia lebih tua.

2.1.3 Klasifikasi

Menurut (Nugroho T. 2011) Benjolan jinak pada payudara berasal


dari perubahan normal pada perkembangan payudara, siklus hormonal,
dan perubahan reproduksi. Terdapat tiga siklus kehidupan yang dapat
menggambarkan perbedaan fase reproduksi pada kehidupan wanita
yang berkaitan dengan perubahan payudara, yaitu :
a. Pada fase reproduksi awal (15-25 tahun) terdapat pembentukan
duktus dan stroma payudara. Pada periode ini umumnya dapat
terjadi benjolan FAM dan juvenil hipertrofi (Perkembangan
payudara berlebihan)
b. Periode reproduksi matang (25-40 tahun). Perubahan siklus
hormonal mempengaruhi kelenjar dan stroma payudara.
c. Fase ketiga adalah inovasi dari lolubus dan duktus yang terjadi sejak usia
35-55 tahun.
Tumor Jinak memiliki berbagai bentuk, antara lain :
a. Kelainan fibrokistik
Perubahan fibrostik adalah ragam kelainan dimana terjadi akibat dari
peningkatan dan distorsi perubahan siklik payudara yang terjadi secara
normal selama daur haid. Perubahan fibrokistik dibagi menjadi perubahan
nonproliferatif dan perubahan proliferatif. Kelainan sering ditemukan,
bersifat jinak dan non–neoplastik tetapi memiliki hubungan dengan
meningkatnya resiko terjadinya keganasan. Fibrokistik payudara ditandai
dengan rasa nyeri dan benjolan yang ukurannya berubah–ubah. Benjolan
ini membesar sebelum periode menstruasi serta mengeluarkan cairan
puting yang tidak normal. Pada periode menjelang menopause, sifat
benjolan pada kelainan ini tidak berbatas tegas dan kenyal seperti karet.
b. Fibroadenoma
Tumor jinak yang banyak terdapat pada wanita muda. Fibroadenoma
teraba sebagai tumor benjolan bulat dengan permukaan yang licin
dan konsistensi padat kenyal. Tumor ini tidak melekat ke jaringan
sekitarnya dan amat mudah digerakkan. Benjolan ini biasanya tidak
nyeri, bisa tumbuh banyak (multipel). Pertumbuhan tumor bisa cepat
sekali selama kehamilan dan menyusui atau menjelang menopause
saat rangsangan estrogen tinggi tapi setelah menopause tumor jenis
ini tidak ditemukan lagi.
c. Tumor filoides
Tumor phylloides adalah fibroadenoma besar di payudara, dengan stroma
serupa-sarkoma yang sangat selular. Tumor ini termasuk neoplasma jinak,
namun kadangkala menjadi ganas. Tumor ini bersifat agrasif lokal dan
dapat bermetastasis, dan diperkirakan berasal dari stroma intralobulus.
Umumnya, tumor ini berdiameter 3 hingga 4 cm, namun dapat tumbuh
hingga berukuran besar, mungkin masif sehingga payudara membesar.
Sebagian mengalami lobulasi dan menjadi kistik. Karena pada potongan
memperlihatkan celah yang mirip daun, maka tumor ini disebut tumor
filoides.
d. Papiloma intraduktus
Tumor jinak dari saluran air susu (duktus laktiferus) dan 75% tumbuh di
bawah areola payudara. Gejalanya berupa keluarnya cairan berdarah dari
puting susu.
e. Adenosis sclerosis
Secara klinis, tumor ini teraba seperti kelainan fibrokistik tetapi
secara histopatologi tampak proliferasi jinak.
f. Mastitis sel plasma
Tumor ini merupakan radang subakut yang didapat pada sistem
saluran di bawah areola payudara. Gambarannya sulit dibedakan
dengan tumor ganas yaitu berkonsistensi keras, bisa melekat ke kulit,
dan menimbulkan retraksi putting pada payudara akibat
pembentukan jaringan ikat (fibrosis) sekitar saluran dan bisa terdapat
pembesaran kelenjar getah bening ketiak.
g. Nekrosis lemak
Biasanya disebabkan oleh cedera berupa massa keras yang sering
agak nyeri tetapi tidak membesar. Kadang terdapat retraksi kulit dan
batasnya biasanya tidak rata. Secara klinis, sukar dibedakan dengan
tumor ganas.
h. Kelainan lain
Tumor jinak lemak (Lipoma), tumor jinak otot polos (leimioma), dan
kista sebasea (kelenjar minyak) merupakan tumor yang mungkin
terdapat di payudara tetapi tidak bersangkutan dengan jaringan
kelenjar payudara.

2.1.4 Patofisiologi
Tumor merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri: proliferasi
sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur
jaringan sekitarnya.Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang
menunjukkan proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan
normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak
sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara
biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu
sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok
sel-sel ganas di antar sel-sel normal.

Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:

a. Fase induksi: 15-30 tahun


Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi factor
lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker
pada manusia.Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-
tahun samapi bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini
tergantung dari sifat, jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut,
tempat yang dikenai karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen
atau ko- karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu.
b. Fase in situ: 1-5 tahun
Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre- cancerous
yang bisa ditemukan
di serviks uteri, rongga mulut, paru- paru, saluran cerna, kandung kemih,
kulit dan akhirnya ditemukan di mammae.
c. Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melalui
membrane sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.Waktu
antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberapa minggu sampai
beberapa tahun.
d. Fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-
tempat lain bertambah .
Bahan kimia,virus, mkanisme hormonal , terjadi perubahan defusiensi imun (limfosit T)
radiasi horomestrogen dan progesteron
proliferasi sel abnormal
terjadi perubahan dalam merangsang perubahan sel mamae
bahan genetik sel
proliferasi sel abnormal

timbulnya sel kanker pada jaringan epitel

hyperplasia sel kanker pada jaringan epitel

carsiuma mamae

B1 B2 B3 B5 B6

Ca pecah mendesak pembuluh benjolan mendesak kehilangan progresif lemak bermestastase ke


darah sel syaraf tulang
masuk ke aliran darah
badan mengurus
aliran darah terhambat interupsi sel syaraf
bermetasis ke paru tulang rapuh
kelemahan, anoreksia Nyeri Akut
Hipoksa Nyeri Akut dan anemi
sesak
terjadinya perubahan
Nekrosis jaringan
defisit nutrisi bentuk tubuh
gangguan
pertukaran gas bakteri patogen
Gangguan citra
Resiko infeksi tubuh
2.1.5 Manifestasi Klinis

Penemuan tanda-tanda dan gejala sebagai indikasi tumor mammae masih


sulit ditemukan secara dini. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika sudah teraba,
biasanya oleh wanita itu sendiri.
a. Terdapat massa utuh (kenyal)Biasanya pada kuadran atas dan bagian
dalam, di bawah lengan, bentuknya tidak beraturan dan terfiksasi (tidak
dapat digerakkan)
b. Nyeri pada daerah massa
c. Adanya lekukan ke dalam/dimping, tarikan dan retraksi pada area
mammae.Dimpling terjadi karena fiksasi tumor pada kulit atau akibat
distorsi ligamentum cooper. Cara pemeriksaan: kulit area mammae
dipegang antara ibu jari dan jari telunjuk tangan pemeriksa lalu didekatkan
untuk menimbulkan dimpling.
d. Edema dengan Peaut d’orange skin (kulit di atas tumor berkeriput seperti
kulit jeruk)
e. Pengelupasan papilla mammae
f. Adanya kerusakan dan retraksi pada area putting susu serta keluarnya
cairan secara spontan kadang disertai darah.
g. Ditemukan lesi atau massa pada pemeriksaan mamografi.

2.1.7 Komplikasi
1. Gangguan neurovaskuler
2. Metastasis : otak, paru, hati, tulang, tengkorak, vertebrata, iga, tulang
panjang.
3. Fraktur patologis
4. Fibrosis payudara
5. Kematian
2.1.7 pemeriksaan penunjang

a. Laboratorium meliputi:
1) Morfologi sel darah
2) Laju endap darah
3) Tes faal hati
4) Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau
plasma
5) Pemeriksaan sitologis
b. Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang
keluarspontan dari putting mammae, cairan kista atau cairan yang keluar
dari ekskoriasi.
c. Mammagrafi
Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi secara
dini. Memperlihatkan struktur internal mammae untuk mendeteksi kanker
yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal. Mammografi
pada masa menopause kurang bermanfaat karean gambaran kanker di antara
jaringan kelenjar kurang tampak.
d. Ultrasonografi
Biasanya digunakan untuk mendeteksi luka-luka pada daerah padat pada
mammae ultrasonography berguna untuk membedakan tumor sulit dengan
kista. Kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm.
e. Thermography
Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal dari mammae atau
mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena
peningkatan suplaydarah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.
f. Xerodiography
Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara pembuluh-
pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan peningkatan sirkulasi
sekitar sisi tumor.
g. Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas,
dengancara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap
massa dan berguna sebagai klasifikasi histologi, pentahapan dan seleksi
terapi .
h. CT-Scan
Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma mammae pada organ
lain.
i. Pemeriksaan hematologi
Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran
darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.

2.1.8 penatalaksanaan medis


Ada beberapa penanganan tumor mammae, antara lain:
1. Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan mammae. Ada 3 jenis
mastektomi, yaitu:
a) Modified radical mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh
mammae, jaringan mammae di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga
serta benjolan di sekitar ketiak.
b) Total (simple) mastectomy, yaitu pengangkatan di seluruh mammae saja,
tetapi bukan kelenjar ketiak.
c) Radical mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian darimammae.
Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada bagian
yang mengandung sel kanker, bukan seluruh mammae.
2. Radiasi
3. Kemoterapi
4. Eksterfasi FAM
Adalah suatu tindakan pembedahan yang dilakukan untuk
pengangkatan tumor yang terdapat pada payudara. Dimana tumor
ini sifatnya masih jinak namun jika dibiarkan makan akan terjadi
penambahan pada massa tumor dan tumor ini terdapat di bawah
kulit dan mempunyai selaput atau seperti kapsul, mudah di
goyangkan, dan lunak. Terapi dari fibroadenoma dengan operasi
pengangkatan tumor ini tidak akan merubah bentuk payudara,
tetapi hanya akan meninggalkan jaringan parut yang nanti akan di
ganti oleh jaringan normal secara perlahan.
5. Biopsy excise
Dilaksanakan dengan mengangkat seluruh jaringan tumor beserta
sedikit jaringan sehat di sekitarnya bila tumor <5 cm

2.1.9 pre operasi dan post operasi tumor mammae

1 Fase pre operasi


Fase pre operasi merupakan tahap pertama dari perawatan perioperatif yang
dimulai ketika pasien diterima masuk di ruang terima pasien dan berakhir
ketika pasien dipindahkan ke meja operasi untuk dilakukan tindakan operasi.
Pada fase ini lingkup aktivitas keperawatan selama waktu tersebut dapat
mencakup penetapan pengkajian dasar pasien di tatanan klinik ataupun
rumah, wawancara pre operatif dan menyiapkan pasien untuk anestesi yang
diberikan pada saat operasi. Persiapan operasi dapat dibagi menjadi 2 bagian,
yang meliputi persiapan psikologi baik pasien maupun keluarga dan
persiapan fisiologi (khusus pasien).
a. Persiapan Psikologi
Terkadang pasien dan keluarga yang akan menjalani operasi emosinya tidak
stabil. Hal ini dapat disebabkan karena takut akan perasaan sakit, narcosa
atau hasilnya dan keeadaan sosial ekonomi
dari keluarga. Maka hal ini dapat diatasi dengan memberikan penyuluhan
untuk mengurangi kecemasan pasien. Meliputi penjelasan tentang peristiwa
operasi, pemeriksaan sebelum operasi (alasan persiapan), alat khusus yang
diperlukan, pengiriman ke ruang operasi, ruang pemulihan, kemungkinan
pengobatan- pengobatan setelah operasi, bernafas dalam dan latihan batuk,
latihan kaki, mobilitas dan membantu kenyamanan.
b. Persiapan Fisiologi
a) Diet (puasa), pada operasi dengan anaesthesi umum, 8 jam menjelang
operasi pasien tidak diperbolehkan makan, 4 jam sebelum operasi pasien
tidak diperbolehkan minum. Pada operasai dengan anaesthesi lokal /spinal
anaesthesi makanan ringan diperbolehkan.Tujuannya supaya tidak aspirasi
pada saat pembedahan, mengotori meja operasi dan mengganggu jalannya
operasi.
b) Persiapan Perut, Pemberian leuknol/lavement sebelum operasi dilakukan
pada bedah saluran pencernaan atau pelvis daerah periferal. Tujuannya
mencegah cidera kolon, mencegah konstipasi dan mencegah infeksi.
c) Persiapan Kulit, Daerah yang akan dioperasi harus bebas dari rambut
d) Hasil Pemeriksaan, hasil laboratorium, foto roentgen, ECG, USG dan lain-
lain.
e) Persetujuan Operasi / Informed Consent  Izin tertulis dari pasien / keluarga
harus tersedia.
2 Fase Post operasi
Fase Post operasi merupakan tahap lanjutan dari perawatan pre operasi dan
intra operasi yang dimulai ketika klien diterima di ruang
pemulihan (recovery room)/pasca anaestesi dan berakhir sampai evaluasi
tindak lanjut pada tatanan klinik atau di rumah.
Pada fase ini lingkup aktivitas keperawatan mencakup rentang aktivitas
yang luas selama periode ini. Pada fase ini fokus pengkajian meliputi efek
agen anestesi dan memantau fungsi vital serta mencegah komplikasi.
Aktivitas keperawatan kemudian berfokus pada peningkatan penyembuhan
pasien dan melakukan penyuluhan, perawatan tindak lanjut dan rujukan
yang penting untuk penyembuhan dan rehabilitasi serta pemulangan ke
rumah. Fase post operasi meliputi beberapa tahapan, diantaranya adalah :
1. Pemindahan pasien dari kamar operasi ke unit perawatan pasca anastesi
(recovery room), Pemindahan ini memerlukan pertimbangan khusus
diantaranya adalah letak insisi bedah, perubahan vaskuler dan pemajanan.
Pasien diposisikan sehingga ia tidak berbaring pada posisi yang menyumbat
drain dan selang drainase. Selama perjalanan transportasi dari kamar operasi
ke ruang pemulihan pasien diselimuti, jaga keamanan dan kenyamanan
pasien dengan diberikan pengikatan diatas lutut dan siku serta side rail harus
dipasang untuk mencegah terjadi resiko injury. Proses transportasi ini
merupakan tanggung jawab perawat sirkuler dan perawat anastesi dengan
koordinasi dari dokter anastesi yang bertanggung jawab.
2. Perawatan post anastesi di ruang pemulihan atau unit perawatan pasca
anastesi, Setelah selesai tindakan pembedahan, pasien harus dirawat
sementara di ruang pulih sadar (recovery room : RR) atau unit perawatan
pasca anastesi (PACU: post anasthesia care unit) sampai kondisi pasien
stabil, tidak mengalami komplikasi operasi dan memenuhi syarat untuk
dipindahkan ke ruang perawatan (bangsal perawatan). PACU atau RR
biasanya terletak berdekatan dengan ruang operasi. Hal ini disebabkan
untuk mempermudah akses bagi pasien untuk :
1) Perawat yang disiapkan dalam merawat pasca operatif (perawat anastesi)
2) Ahli anastesi dan ahli bedah
3) Alat monitoring dan peralatan khusus penunjang lainnya.
4)
2.1.10 Wide Eksisi
Eksisi luas merupakan bedah untuk menghilangkan keseluruhan tumor
melanoma disertai dengan kulit normal di sekitarnya yang disebut surgical
margin. Surgical margin dihitung berdasarkan ketebalan tumor seperti dijelaskan
pada tabel 1. Jika terdapat sel kanker pada margin, pasien akan memerlukan terapi
bedah lainnya.

Tabel 1. Surgical Margin Eksisi Luas Berdasarkan Ketebalan Tumor

Stage T Ketebalan Tumor Surgical Margin

Tis In situ 0.5–1.0 cm

T1 ≤ 1.0 mm 1.0 cm

T2 >1.0–2.0 mm 1.0–2.0 cm

T3 >2.0–4.0 mm 2.0 cm

T4 > 4.0 mm 2.0  cm


2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan
2.3.1 Pengkajian
A. IDENTITAS PASIEN
Terdiri dari Nama, Umur, Jenis Kelamin, Suku/Bangsa, Agama, Pekerjaan,
Pendidikan, Status Perkawinan, Alamat, Tgl MRS , Diagnosa Medis
a. RIWAYAT KESEHATAN /PERAWATAN
1. Keluhan Utama /Alasan di Operasi :
secara umum keluhan utama pada tumor mammae terdapat benjolan
2. Riwayat Penyakit Sekarang:
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya
benjolan yang menekan mammae, adanya ulkus, kulit berwarna merah
dan mengeras, bengkak dan nyeri.
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi):
Adanya riwayat tumor mammae sebelumnya atau ada kelainan pada
mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit
pada bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada
bagian dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti
kanker ovarium atau kanker serviks.
4. Riwayat Penyakit Keluarga:
Keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada
kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien
pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium
atau kanker serviks.

b. PEMERIKASAAN FISIK
1. Keadaan Umum :
Keadaan umum adalah keadaan saat kita melakukan pengkajian
2. Tanda-tanda Vital :
a. Suhu/T :……………….0C  Axilla  Rektal  Oral
b. Nadi/HR : ………………x/mt
c. Pernapasan/RR : …..…………..x/tm
d. Tekanan Darah/BP : ……...………..mm Hg

2.3.2 Diagnosa Keperawatan (Standar Diagnosa Keperawatan)


1. gangguan pertukaran gas berhubungan dengan bermetastasis ke paru
ditandai dengan sesak
2. Resiko infeksi berhubungan dengan nekrosis jaringan ditandai dengan
bakteri patogen
3. Nyeri akut berhubungan dengan benjolan mendesak sel syaraf
4. Defisit nutrisi berhubungan dngan kehilangan progreisf lemak ditandai
dengan badan mengurus
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh
2.3.3 Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
1. gangguan pertukaran gas Setelah Tindakan Keerawatan Dilakukan Pemantauan respirasi :SIKI (I. 03123) Hal. 246
Selama 1 X 24 Jam Diharapkan Nafas Observasi :
berhubungan dengan
meningkat Dengan Kriteria Hasil (L.010003 1. Monitor frekuensi, irama, kedalam dan upaya nafas
bermetastasis ke paru hal 94) 2. monitor pola nafas
1. tingkat kesadaran meningkat 5 3. monitor adanya produksi sputum
ditandai dengan sesak
2. bunyi nafas tambahan menurun 5 4. monitor adanya sumbatan jalan nafas
(D.0003 hal 22) 3. nafas cuping hidung menurun 5 5. auskultasi bunyi nafas
4. pola nafas membaik 5 6. monitor saturasi oksigen
5. warna kulit membaik 5 7. monitor nilai AGD
Terapeutik :
1. atur interval pemantauan respirasi sesuai dengan
pasien
2. dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi :
1. jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2. informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
2. Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan infeksi SIKI ( I. 14539) Hal. 278
1x 24 jam diharapkan derajat infeksi Observasi :
dengan nekrosis jaringan
menurun dengan kriteria hasil SLKI 1. monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
ditandai dengan bakteri (L.14137) Hal. 139 Terapeutik :
1. keberishan tangan meningkat 5 1. berikan perawatn kulit pada area edema
patogen (SDKI 0142 hal
2. kebersihan badan meningkat 5 2. cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
304) 3. nafsu makan meningkat 5 pasien dan lingkungan
4. kemerahan menurun 5 3. pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko
5. nyeri menurun 5 tangggi
6. bengkak menurun 5
Edukasi:
1. jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. anjurkan cara cuci tangan yang baik dan benar
3. ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
operasi
4. anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
5. anjurkan meningkankan asupan cairan
Kolaborasi:
1. kolaborasi pemberian imunisasi jika perlu
Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
3. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nyeri SIKI ( I.080238) Hal. 201
1x 24 jam diharapkan nyeri menurun dengan Observasi :
dengan benjolan mendesak
kriteria hasil SLKI (L.08066) Hal. 145 1. identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
sel syaraf (SDKI 0077 hal 1. keluhan nyeri menurun 5 kualitas, intensitas nyeri
2. meringis menurun 5 2. identifikasi skala nyeri
172)
3. kesulitan tidir menurun 5 3. identifikasi faktor yang memperberat dan
4. kemampuan menuntaskan aktivitas memperingan nyeri
meningkat 5 4. monitor penggunaan analgetik
5. pola tidur membaik 5 Terapeutik :
1. berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Edukasi:
1. jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. jelaskan strategi pereda nyeri
3. anjurkan monitor nyeri secara mandiri
4. anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5. anjurkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi:
1. kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
4. Defisit nutrisi berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nutrisi SIKI ( I. 03119) Hal. 200
1x 24 jam diharapkan status nutrisi membaik Observasi :
dngan kehilangan progreisf
dengan kriteria hasil SLKI (L.03030) Hal. 1. identifikasi status nutrisi
lemak ditandai dengan 121 2. identifkai makanan yang disukai
1. porsi makan meningkat 5 3. monitor asupan makan
badan mengurus (SDKI
2. beratbadan membaik 5 4. monitor berat badan
0019 hal 56) 3. frekuensi makan membaik Terapeutik :
4. nafsu makan membaik 1. sajikan makanan secara menak dan suhu yang
sesuai
2. berikan makanan tinggi serat untuk mecegah
konstipasi
3. berikan makan tinggi kalori dan tinggi proetein
Edukasi:
1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Kolaborasi:
1. kolaborasi dengan ahli gizi untuk mengatahui jumlah
kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
5. Gangguan citra tubuh Setelah Tindakan Keerawatan Dilakukan Terapi Aktifitas : SIKI (I. 09305)
Selama 1 X 24 Jam Diharapkan persepsi Observasi :
berhubungan dengan
tentang tubuh membaik Dengan Kriteria 1. Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan
perubahan bentuk tubuh Hasil SLKI (L.09067) Hal .19 tahap perkembanan
1. Respon nonverbal pada perubahan tubuh 2. Identifikasi perubahan citra tubuh yang
SDKI (D.0083) Hal. 186
mengakibatkan isolasi social
membaik dengan nilai 5
3. Monitor apakah pasien bisa meliat bagian tubuh
2. Verbalisasi perasaan negative tentang yang berubah
Terapeutik :
perubahan tubuh menurun dengan nilai 5
1. Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap
harga diri
2. Diskusikan kondisi stress yang mempengaruhi
citra tubuh (mis. Luka , penyakit, pembedahan)
3. Diskusikan cara mengembangkan harapan citra
tubuh secara realistis
Edukasi :
1. Anjurkan mengungkapkan gambaran diri
terhadap citra tubuh
2. Anjurkan mengikuti kelompok pendukung
3. Latih peningkatan penampilan diri (mis.
Berdandan)
4. Latih pengungkapan kemampuan diri kepada
orang lain maupun kelompok.
2.3.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah tatus kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan.Perawat melakukan tindakan implementasi terapeutik terhadap klien
yang bermasalah kesejajar tubuh dan mobilisasi yang akatual maupaun beresiko.

2.3.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan,
rencana tindakan, dan pelaksanaanya sudah berhasi dicapai. Perawat
melakuakan evaluasi pada pasien setelah dilakukan tindakan.
Bab 3
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : BomBom Prayoga


NIM : 2018.C.10a.0928
Ruang Praktek : Ruang OK
Tanggal Praktek : 4 Oktober 2021
Tanggal & Jam Pengkajian : 4 oktober 2021/ 09.00 WIB

I PENGKAJIAN
B. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. K
Umur : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Dayak/indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMP
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. G.obos 14
Tgl MRS : 2 oktober 2021
Diagnosa Medis : Tumor mammae

a. RIWAYAT KESEHATAN /PERAWATAN


1. Keluhan Utama /Alasan di Operasi :
Klien merasa ada benjolan di mammae dextra sejak 2 minggu yang lalu dan
merasa tidak nyaman dengan keadaannya saat ini.
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Kurang lebih 2 minggu yang lalu klien merasa ada benjolan di sebelah
kanan pada mammaenya. karena takut membesar klien dipaksa oleh anak
nya untuk periksa ke rumah sakit doris sylvanus palangkaraya, setelah di
IGD dilakukan pemeriksaan fisik, didapatkan benjolan pada bagian
mammae, kemudian klien disarankan oleh perawat untuk melakukan rawat
inap dan tindakan operasi, kemudian ke ruang rawat inap.
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi)
klien mengatakan sebelum tidak ada memiliki penyakit seperti ini, dan tidak
ada hipertensi dan lainnya.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan dari keluarga tidak ada yang menderita penyakit tumor,
hipertensi, DM dan jantung coroner. Di keluarganya juga tidak ada yang
menderita penyakit menular seperti hepatitis, TBC, dan HIV.
GENOGRAM KELUARGA :
GENOGRAM :

KETERANGAN:
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Hubungan keluarga
= Tinggal serumah
=Pasien
b. PEMERIKASAAN FISIK
1. Keadaan Umum :
kesadara pasien compos mentis, klien tampak cemas tidak ada
terpasang terapi apapun. klien mengatakan merasa takut karena harus
melakukan operasi
2. Tanda-tanda Vital :
a. Suhu/T : 36 0C  Axilla  Rektal  Oral
e. Nadi/HR : 89 x/mt
f. Pernapasan/RR : 18 x/tm
g. Tekanan Darah/BP : 120/70 mm Hg
3. DATA PENUNJANG (RADIOLOGIS, LABORATURIUM,
PENUNJANG LAINNYA)
pemeriksaan labilatorium
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Normal
Pemeriksaan (satuan)

01 – 07- 2018 Leukosit 9,1 4,4-11,3


Eritrosit 4,51 4,1-5,1
Haemoglobi 13,6 12,3-15,3
n Trombosit 113 350-470
Masa perdarahan 2’3” <6 menit
Masa 8’30” <12 menit
Penjendalan GDS 113 70-140
SGOT 21 <31
SGPT 10 <32
Ureum 23 10-50
Creatinin 0,9 <1,1
HbsAg Negatif

Taggal 2 Oktober 2021


Parameter Result/hasil Interpretasi Unit
Rapid Test SARS- COV 2
Covid-19 Ag NEGATIF NEGATIF NEGATIF
Pemeriksaan Radiologi
Hari/ Jenis Kesan /
Pemeriksaan
Tanggal Interpretasi

2-10 Rontgen thorax Cor & pulmo dbn


2021

USG Tampak tumor mammae


dekstra ukuran ± 0,5 x 0,5 cm

Terapi

Hari / Obat Dosis dan Satuan Rute


Tanggal

02-10 Injeksi Cefim 1 gram IV jam 07.00


02-10 1 gram
Injeksi Cefim 1gr/12 jam IV
30 mg
Injeksi Ketorolac 1A/12 jam IV
500 mg
IV
Injeksi Asam Tranexamat

4. PENATALAKSANAAN MEDIS (Preoperatif, Premedikasi, Post


Operatif)
1. Preoperatif
pada saat sebelum melakukan operasi pasien mengatakan disuruh puasa
oleh perawat
2. Premedikasi
Pada premedikasi klien mengatakan diruangan tidak ada diberikan obat
sebelum dilakukan tindakan, TTV TD:120/70 mmHg, S: 36 0C, N: 89
x/mnt, RR: 18x/mnt, terpasang cairan infus RL 20 tpm.

3. post operatif
Setelah tindakan eksisi selesai dari OK, pasien dibawa ke ruang recovery
room, untuk diobservasi lebih lanjut. Setelah pasien kembali optimal atau
pulih, pasien di jemput oleh perawat dari ruangan dan pasien diserah
terimakan

Palangka Raya, 4 oktober 2021


Mahasiswa

BomBom Prayoga
A. Pre operatif
ANALISIS DATA
No DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN
MASALAH
. DATA OBYEKTIF PENYEBAB
1. DS: Timbulnya sel kanker Ansietas
Klien mengatakan cemas dan pada jaringan epitel
merasa takut karena baru pertama
kali menjalani operasi Hyperplasia sel
kanker pada jaringan
DO: epitel
1. Klien ampak gelisah
2. Klien tampak cemas terdapat tumor
3. klien tampak takut mammae
4. Skala ansietas 2 (sedang)
5. TTV adanya benjolan
Suhu/T : 36 0C
N/HR : 89 x/mt pra operasi
RR : 18 x/tm
ansietas/ cemas
TD/BP: 120/70 mm Hg

B. Intra Operasi

ANALISIS DATA
No DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN
MASALAH
. DATA OBYEKTIF PENYEBAB
1. DS:-
Proses Intra Operasi Resiko
DO: Hipotermia
1. Suhu dalam ruangan OK Tidak ada paparan
dingin dengan suhu 200 0C dengan suhu luar
2. pasien tampak terpasang
infus RL 30 tt/menit Suhu ruangan dingin
3. CRT: 3 detik
4. akral dingin Kehilangan panas
5. Kelembapan ruangan 45 % berlebih
6. Lama tindaka operasi 2 jam
7. TTV Resiko hipotermia
Suhu/T : 32 0C
N/HR : 102 x/mt
RR : 18 x/tm
TD/BP: 120/70 mm Hg

C. Post Operasi

ANALISIS DATA
No DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN
MASALAH
. DATA OBYEKTIF PENYEBAB
1. DS: Timbulnya sel kanker
Klien mengatakan nyeri pada pada jaringan epitel Nyeri akut
luka post operasi
bagian payudara kanan, nyeri Hyperplasia sel
seperti di tusuk-tusuk, nyeri tidak kanker pada jaringan
menyebar ke bagian lain hanya di epitel
bagian payudara saja, skala nyeri
6 (0-10), nyeri berlangsung terdapat tumor
selama 10-20 menit saat bergerak mammae

DO: adanya benjolan


1. Pasien tampak meringis
2. pasien tampak kesakitan tindakan operasi
3. payudaya di balut dengan
kasa terjadinya luka bekas
4. TTV operasi
Suhu/T : 36 0C
N/HR : 105 x/mt munculnya persepsi
nyeri
RR : 18 x/tm
TD/BP: 140/70 mm Hg Nyeri

PRIORITAS MASALAH

1. Ansietas berhubungan dengan tindakan pra operasi


2. Resiko Hipotermia Berhubungan dengan Suhu ruangan dingin.
3. Nyeri akut berhubungan dengan Tindakan operasi wide eksisi
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. K


Ruang Rawat : -
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional

1. Ansietas Setelah di lakukan OTEK: 1 Mengetahui tingkat


berhubungan perawatan selama 1X10 O: kecemasan klien
dengan tindakan pra menit diharapkan Ansietas 1. identifikasi saat tingkat ansietas 2 Mengetahui tingkat
berubah
operasi menurun, dengan kriteria: kecemasan klien
2. Monitor tanda-tanda ansietas
T: 3 Untuk mengurangi dan
1. Verbalisasi kebingungan memberikan rasa nyaman dan
3. Ciptakan suasana terapeutik untuk
menurun aman
menumbuhkan kepercayaan
2. perilaku gelisah menurun E: 4 untuk mengurangi rasa cemas
3. perilaku tegang menurun 4. Anjurkan keluarga untuk tetap 5 agar rasa cemas klien
4. pucat menurun besama pasien, jika perlu berkurang
5. latih kegiatan pengalihan untuk
6 Untuk mengurangi rasa cemas
mengurangi ketegangan
6. latihan teknik rileksasi 7 Pemberian obat agar rasa
K: cemas berkurang
7. kolaborasi pemberian obat ansietas,
jika perlu.
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. K


Ruang Rawat : -
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional

ResikoHipotermia Setelah di lakukan OTEK: 1. Untuk mengetahui suhu


Berhubungan dengan perawatan selama 1X 60 O: tubuh
Suhu ruangan dingin. menit diharapkan suhu 1. Monitor suhu tubuh 2. Supaya mengetahui
2. Identifikasi penyebab hipotermia penyebab hipotermia
tubuh membaik, dengan
3. Monitor tanda dan gejala hipotermia 3. Agar mengetahui tandak dan
kriteria: T: gejala hipotermia
4. Sediakan lingkungan yang hangat 4. Untuk membuat suhu tubuh
1. Menggigil menurun
5. Lakukan penghangatan aktif internal kembali normal
2. Takikardi menurun K: 5. Agar suhu tubuh kembali
3. Suhu tubuh membaik 6. Kolaborasi pemberian obat analgetik normal
4. Tekanan darah membaik narkose / anti spasme pethidine 6. Untuk megurangi rasa rakit
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. K


Ruang Rawat : -
Diagnosa Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
Keperawatan

1. Nyeri akut Setelah di lakukan OTEK: 1. Untuk mengetahui skala


berhubungan dengan perawatan selama 1x24 jam O: nyeri klien
Tindakan operasi diharapkan tingkat nyeri 1. Identifikasi skala nyeri 2. Mengetahui TTV klien
2. Monitor TTV 3. Untuk mengetahui dari
wide eksisi menurun, dengan kriteria:
T: manan nyeri berasal
1. Klien mampu 3. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri 4. Untuk mengurangi rasa
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
mengontrol nyeri
nyeri 5. Agar mengetahui dari
2. Skala nyeri berkurang 4. Berikan teknik nonfarmakologis mana nyeri berasal
menjadi 0-1 (Tidak E: 6. Untuk mengurangi rasa
ada/ringan) 5. Jelaskan penyebab, periode, dan nyeri
3. meringis menurun pemicu nyeri
4. keluhan nyeri menurun K:
6. Kolaborasi pemberian obat analgetic
sesuai indikasi
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. K


Ruang Rawat : -
Tanda tangan
Hari / dan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Tanggal Jam
Nama Perawat

Selasa 5-10- Diagnosa Kep : Ansietas Evaluasi dilakukan pukul 08.00 WIB
2021/ 1 Mengidentifikasi saat tingkat ansietas berubah
2 Memonitor tanda-tanda ansietas S : Klien mengatakan cemas dan merasa takut
07. 00 WIB karena baru pertama kali menjalani operasi
3 Menciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan berkurang
kepercayaan
07.05 WIB
4 Memahami situasi yang membuat ansietas O:
07.10 WIB 5 Menganjurkan keluarga untuk tetap besama pasien, 1 Ansietas karena melakukan operasi
2 TTV
jika perlu
07.15 WIB Suhu/T : 36 0C
6 Melalatih kegiatan pengalihan untuk mengurangi N/HR : 89 x/mt
07.20 WIB ketegangan RR : 18 x/tm
7 Melatihan teknik rileksasi BomBom
TD/BP: 120/70 mm Hg
07.25 WIB 8 kolaborasi pemberian obat antidepresan jika perlu. 3 keluarga menemi pasien saat sebelum Prayoga
tindakan dimulai
07.30 WIB 4 sudah diberikan teknik rileksasi
07.35 WIB A : Masalah belum teratasi
P: Hentikan intervensi (Tindakan Operasi)
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. K


Ruang Rawat : -
Tanda tangan
Hari / dan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Tanggal Jam
Nama Perawat

Selasa 5-10- Diagnosa Kep : Resiko Hipotermia Evaluasi dilakukan pukul 09.00 WIB
2021/ S:
1 Memonitor suhu tubuh O:
08.10 WIB 2 Mengidentifikasi penyebab hipotermia
1. Suhu tubuh klien 32 C
3 Memonitor tanda dan gejala hipotermia
2. TTV
08.15 WIB 4 Mnyediakan lingkungan yang hangat
Suhu/T : 36 0C
5 Lakukan penghangatan aktif internal
08.18 WIB N/HR : 89 x/mt
6 Kolaborasi pemberian obat analgetik narkose / anti
RR : 18 x/tm
spasme pethidine
08.20 WIB TD/BP: 120/70 mm Hg
A : Masalah belum teratasi
08.25 WIB P: Lanjutkan intervensi nomor2,3,4,5,dan 6 ke BomBom
ruangan Recovery room Prayoga
08.30 WIB
3. Mengidentifikasi penyebab hipotermia
4. Memonitor tanda dan gejala hipotermia
5. Mnyediakan lingkungan yang hangat
6. Lakukan penghangatan aktif internal
7. Kolaborasi pemberian obat analgetik
narkose / anti spasme pethidine
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. K


Ruang Rawat : -
Tanda tangan
Hari / dan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Tanggal Jam
Nama Perawat

Selasa 5-10- Diagnosa Kep : Nyeri akut Evaluasi dilakukan pukul 10.00 WIB
2021 1. Mengidentifikasi skala nyeri S : Klien mengatakan nyerinya berkurang
2. Memonitor TTV O:
09. 20 WIB 3. Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
1 Klien tampak lebih tenang skala nyeri
pemilihan strategi meredakan nyeri
menurun menjadi 3 (ringan) BomBom
09. 25 WIB 4. Memberikan teknik nonfarmakologis
2 TTV Prayoga
5. Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
09. 30 WIB Suhu/T : 36 0C
6. Mengajarkan teknik relaksasi dan teknik distraksi
N/HR : 89 x/mt
7. Berkolaborasi pemberian obat analgetic sesuai
09. 35 WIB RR : 18 x/tm
indikasi
TD/BP: 120/70 mm Hg
09. 40 WIB 3 Klien tampak bisa melakukan teknik
nonfarmakologis secara mandiri
09. 45 WIB A : Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi nomor 1,3 dan 5 (ruang
09. 50 WIB Dahlia)
1. Mengidentifikasi skala nyeri
2. Mempertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
3. Menjelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo Sulistyo. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media
Balitbang kemenkes RI. 2014. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Balitbang Kemenkes
RI
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 2017.Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia (SDKI).Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 2018.Standar Luaran Keperawatan
Indonesia (SLKI). Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 2018.Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia (SIKI). Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat

Sylvia. 2015, patofisiologi Edisi 6 Vo 2 konsep klinis prose-proses penyaki. jakarta:


EGC

Kusuma. H. 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa. Jogjakarta

Iskandar. 2012. Paduan Penelitian Tindakan. Jakarta


Davis LE, Shalin SC, Tackett AJ. Current state of melanoma diagnosis and treatment.
Cancer Biol Ther. 2019;20(11):1366–79.
Domingues B, Lopes J, Soares P, Populo H. Melanoma treatment in review.
ImmunoTargets Ther. 2018;7:35–49.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ANSIETAS (KECEMASAN)

Disusun Oleh

BomBom Prayoga
(2018.C.10a.0928)

YAYASAN STIKES EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA
KEPERAWATAN
TA.2020/2021
Topik : Kecemasan (Ansietas)

Sub Topik : Cara mengatasi kecemasan

Hari/Tanggal : Rabu, 06 Oktober 2021

Waktu : 10.00-10.30 (30 menit)

Peserta : Pasien dan keluarganya

Tempat : Ruang pre medikasi

Nama Penyuluh : BomBom Prayoga

A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pembelajaran selama 30 menit, klien dan keluarga
mampu memahami dan mengetahui cara mengatasi kecemasan

B. Tujuan Khusus
Klien dan keluarga mampu :

1. Menjelaskan pengertian kecemasan


2. Menguraikan tingkatan kecemasan.
3. Menguraikan tanda dan gejala cemas.
4. Menguraikan faktor-faktor yang dapat menimbulkan stress.
5. Mempraktikkan cara mengatasi kecemasan
C. Materi
1. Pengertian Kecemasan
2. Tingkat Kecemasan
3. Tanda dan gejala kecemasan
4. Faktor-faktor yang menimbulkan stress
5. Cara mengatasi kecemasan
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi

E. Media
1. Leaflet
2. Lembar Balik

F. Strategi pendidikan kesehatan


No Kegiatan Pendidikan Kesehatan Waktu

Fasilitaror Peserta (klien)

1 Pembukaan: 1. Menjawab salam 5 menit


2. Mengajukan pertanyaan
1. Memberi salam dan
3. Menjawab pertanyaan
memperkenalkan diri
4. Menyimak
2. Memberikan pertanyaan apersepsi
3. Mengkomunikasikan pokok
bahasan
4. Mengkomunikasikan tujuan
2 Kegiatan Inti : 1. Menyimak 15 menit
2. Mengajukan pertanyaan
1. Menjelaskan materi
3. Memperhatikan dan
2. Memberi kesempatan bertanya
mengikuti saran yang
3. Menjawab pertanyaan
diberikan
4. Memberikan reinforcement
4. Melakukan redemonstrasi
5. Melakukan demonstrasi
5. Menyimak dan
menjawab pertanyaan
3 Penutup : 1. Menyimak 10 menit
2. Menjawab pertanyaan
3. Menjawab salam
1. Menyimpulkan materi
2. Melaksanakan evaluasi
3. Mengucapkan salam penutup

G. Evaluasi
1. Prosedur : Diberikan diakhir pendidikan
kesehatan
2. Waktu : 5 menit
3. Bentuk soal : lisan
4. Jumlah soal :2
5. Jenis soal : Essay
6. Butir soal /pertanyaan :
a. Apakah yang dimaksud dengan kecemasan ?
b. Bagaimana cara mengurangi cemas?

I. Lampiran

1. Materi Penyuluhan Ansietas


Materi Pendidikan Kesehatan

A. Pengertian Kecemasan
Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan didukung
oleh situasi (Videbeck, 2008).
Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas menyebar
dialam dan terkait dengan perasaan ketidakpastian dan
ketidakberdayaan perasaan isolasi, keterasingan an ketidakamanan
juga hadir (Stuart, 2006)
Ansietas adalah gangguan alam perasaan (afektif) yang
ditandai dengan perasaanketakutan atau kekhawatiran yang mendalam
dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas
(RTA), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan
kepribadian/ splitting of personality), perilaku dapat terganggu tetapi
masih dalam batas-batas normal (NANDA, 2010).

B. Tingkat Kecemasan
Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek
membahayakan, yang bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas
yang dialami, dan seberapa baik individu melakukan koping terhadap
ansietas. Menurut Peplau (dalam, Videbeck, 2008) ada empat tingkat
kecemasan yang dialami oleh individu yaitu ringan, sedang, berat dan
panik.

Gambar Rentang Respon Ansietas (Stuart & Sundeen, 1990)

1. Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda


dan membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat
dan membantu individu memfokuskan perhatian untuk belajar,
menyelesaikan masalah, berpikir, bertindak, merasakan, dan
melindungi diri sendiri. Menurut Videbeck (2008), respons dari
ansietas ringan adalah sebagai berikut :
a. Respons fisik: ketegangan otot ringan, sadar akan lingkungan,
rileks atau sedikit gelisah, penuh perhatian dan rajin
b. Respon kognitif : lapang persepsi luas, terlihat tenang, percaya
diri, perasaan gagal sedikit, waspada dan memperhatikan
banyak hal, mempertimbangkan informasi, tingkat
pembelajaran optimal
c. Respons emosional : perilaku otomatis, sedikit tidak sadar,
aktivitas menyendiri, terstimulasi dan senang

2. Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada


sesuatu yang benar-benar berbeda; individu menjadi gugup atau
agitasi. Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas sedang
adalah sebagai berikut :
a. Respon fisik : ketegangan otot sedang, tanda-tanda vital
meningkat, pupil dilatasi, mulai berkeringat, sering mondar-
mandir, memukul tangan, suara berubah ; bergetar, nada suara
tinggi, kewaspadaan dan ketegangan menigkat, dan sering
berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung
b. Respons kognitif: lapang persepsi menurun, tidak perhatian
secara selektif, fokus terhadap stimulus meningkat, rentang
perhatian menurun, penyelesaian masalah menurun,
pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
c. Respons emosional : tidak nyaman, mudah tersinggung,
kepercayaan diri goyah, tidak sabar dan gembira

3. Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman,
memperlihatkan respons takut dan distress. Menurut Videbeck
(2008), respons dari ansietas berat adalah sebagai berikut :
a. Respons fisik : ketegangan otot berat, hiperventilasi, kontak
mata buruk, pengeluaran keringat meningkat, bicara cepat,
nada suara tinggi, tindakan tanpa tujuan dan serampangan,
rahang menegang, mengertakan gigi, mondar-mandir,
berteriak, dan meremas tangan, gemetar
b. Respons kognitif : lapang persepsi terbatas, proses berpikir
terpecah-pecah, sulit berpikir, penyelesaian masalah buruk,
tidak mampu mempertimbangkan informasi, hanya
memerhatikan ancaman, preokupasi dengan pikiran sendiri,
egosentris
c. Respons emosional : sangat cemas, agitasi, takut, bingung,
merasa tidak adekuat. menarik diri, penyangkalan dan ingin
bebas

4. Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang,


karena hilangnya kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun
meskipun dengan perintah. Menurut Videbeck (2008), respons
dari panik adalah sebagai berikut :
a. Respons fisik : flight, fight, atau freeze, ketegangan otot
sangat berat, agitasi motorik kasar, pupil dilatasi, tanda-tanda
vital meningkat kemudian menurun, tidak dapat tidur,
hormon stress dan neurotransmiter berkurang, wajah
menyeringai, mulut ternganga
b. Respons kognitif : persepsi sangat sempit. pikiran tidak logis,
terganggu, kepribadian kacau, tidak dapat menyelesaikan
masalah, fokus pada pikiran sendiri, tidak rasional, sulit
memahami stimulus eksternal, halusinasi, waham, ilusi
mungkin terjadi
c.  Respon emosional : merasa terbebani, merasa tidak mampu,
tidak berdaya, lepas kendali, mengamuk, putus asa, marah,
sangat takut, mengharapkan hasil yang buruk, kaget, takut,
lelah
C. Tanda dan gejala kecemasan
1. Gejala motorik, meliputi: gemetar, muka tegang, nyeri otot, nyeri
dada, letih, pegal, sakit kepala, sakit leher.
2. Gejala otonomik, berupa hiperaktivitas saraf otonomik terutama
saraf simpatis ditandai dengan gejala; palpitasi, hiperhidrosis,
sesak nafas, diare, parestesia dll.
3. Khawatir: rasa khawatir yang berlebihan terutama mengenai hal-
hal yang belum terjadi seperti mau mendapat musibah.
4. Kewaspadaan berlebihan.: kewaspadaan yang berlebihan meliputi
gejala tidur terganggu, sulit berkonsentrasi, mudah terkejut, tidak
bisa santai dll.

D. Faktor-faktor yang menimbulkan stress


1. Lingkungan yang asing
2. Kehilangan kemandirian sehingga mengalami ketergantungan dan
memerlukan bantuan orang lain
3. Berpisah dengan pasangan dan keluarga
4. Masalah biaya
5. Kurang informasi
6. Ancaman akan penyakit yang lebih parah
7. Masalah pengobatan

E. Cara mengatasi kecemasan


1. Teknik relaksasi segitiga pernapasan (Triangle Breathing):
a. Ambil napas selama 3 detik dengan lambat,
b. Tahan napas selama 3 detik
c. Keluarkan perlahan selama 3 detik melalui mulut
d. Ulangi selama 3 kali
2. Teknik guided imagery
a. Diri dalam keadaan rileks
b. Teman dan konselor membimbing anda dengan kondisi
verbal (bicara perlahan dan lembut)
c.  Klien dapat terbawa ke tempat yang paling aman yang
diinginkan oleh suara hatinya.
d. Saat terbangun dari proses imagery, klien akan merasa damai,
dan akan mempunyai persepsi yang baru terhadap sesuatu
yang membebani, atau lebih siap menghadapinya.
e. Hindari kafein, alkohol dan rokok
f. Rasa cemas ternyata bisa pula dipicu oleh makanan,
minuman, serta kebiasaan yang kita konsumsi atau lakoni.
Kafein, alkohol, dan rokok disebut-sebut sebagai substansi
yang bisa meningkatkan rasa cemas seseorang.
3. Tertawa dan olahraga.
Tidak ada yang membantah kalau banyak ketawa itu dianggap
menyehatkan. Buktinya untuk mengatasi rasa cemas ini, para
pakar juga menyarankan agar kita banyak tertawa. Karena cara
tersebut ampuh mengusir emosi dengan sesuatu positif sifatnya.
Tak ubahnya dengan olahraga. 20 hingga 30 menit melakukan
olahraga bisa membantu mengurangi rasa cemas.
4. Tulislah rasa cemas dalam secarik kertas
Cara ini, menurut Bloomfield, lumayan ampuh mengurangi emosi
dan rasa sesak di dada. Karenanya, tulislah dengan jujur
ketakutan dan kecemasan yang ada dalam benak Anda, seperti
"Saya cemas karena...", "Saya nggak yakin kalau harus...', atau
"Saya takut ketika..."
5. Bersantai
Rasa cemas kerap datang akibat banyaknya pekerjaan atau
tugas lainnya. Karena itu, usahakan untuk menyisihkan waktu
buat bersenang-senang dan bersantai. Atau waktu tersebut bisa
pula digunakan untuk meditasi, membangun mimpi dan
berimajinasi. Karena kebiasaan tersebut akan membantu
mengurangi rasa cemas.
6. Dengar musik.
Berbahagialah orang yang gemar mendengarkan musik.
Karena dengan mendengarkan musik-musik favorit, akan
membantu menjalani ritme hidup anda yang menyenangkan.
Apa itu ansietas
TINGKATAN ANSIETAS
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
Ansietas adalah perasaan was-was, atauupikiran tidak  Ansietas Ringan CEMAS
nyaman seakan-akan terjadi sesuatu yang cemas yang normal yang menyebabkan

dirasakan sebagai ancaman. seseorang menjadi waspada

 Ansietas Sedang
1. lingkungan yang asing
cemas yang memungkinkan
BAGAIMANA TANDA DAN seseorang untuk memusatkan pada hal yang 2. kehilangan kemandirian
GEJALANYA? penting dan mengesampingkan yang lain
sehingga mengalami ketergantungan
 Nafas pendek 
 Ansietas Berat

cemas yang memungkinkan seseorang untuk dan memerlukan bantuan orang lain


  Nadi dan tekanan darah naik 
memusatkan pada hal yang membuat dia
 Mulut kering 3. Berpisah dengan pasangan dan
Tidak nafsu makan cemas dan tidak bisa berkonsentrasi pada hal

keluarga
 Diare atau susah BAB yang lain
Gelisah

 Panik 4. Masalah biaya atau sosial


ekonomi

Tingkatan tertinggi dari cemas dimana


Berkeringat
 Gemetar  seseorang mengalami ketakutan atau
 sakit kepala 5. kurang informasi
terror serta kehilangan kendali sehingga
 sulit tidur 
 Gerakan meremas tangan tidak mampu melakukan apapun walau 6. Ancaman akan penyakit yang
 Berbicara cepat dan berlebihan diberi bimbingan lebih parah
 !erasaan tidak aman dan menangis
Memusatkan perhatian pada hal yang membuat
cemas
TEKNIK MENGURANGI CEMAS
 saat terbangun dari proses imagery

anda akan merasa damai dan akan CEMAS


pernafasan (Triagle Breathing) mempunyai persepsi yang baru

 Ambil nafas selama 3 detik dengan terhadap sesuatu yang membebani


(ANSIETAS)
lambat  atau lebih siap dengan keadaan yang
 Tahan nafas selama 3 detik  ter#adi
 Keluarkan perlahan selama 3 detik 

melalui mulut 
Hindari kafein alkohol dan
 Ulangi selama 3 kali Teknik
rokok 
guided imagery (Hipnotis)
olahraga
 Diri dalam keadaan rileks


Tulislah rasa cemas dalam secarik
DISUSUN OLEH:
Teman dan konselor kertas
membimbing anda dengan
Bersantai atau rileks  BOMBOM PRAYOGA
kondisi verbal (bicara perlahan dan
mendengarkan musik untuk (2018.C.10a.0928)
lembut)
 Anda dapat terbaa ketempat yang mengurangi cemas dan mengalihkan
YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA
paling aman yang diinginkan oleh suara cemas
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
hatinya
PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2021

Anda mungkin juga menyukai