Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
(TBC) DI RUANG IGD RSUD J.P.WANANE” dengan baik dan tepat waktu.
tugas Pratik Klinik Keperawatan. Selain itu, pembuatan laporan pendahuluan ini
juga bertujuan untuk memberikan manfaat yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
saya juga mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun terhadap
Penulis
1
LEMBAR PENGESAHAN
SORONG telah disetujui oleh pembimbing, sebagai bukti bahwa mahasiswa telah
KABUPATEN SORONG
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................
C. Tujuan Penelitian...........................................................................
D. Manfaat Penelitian.........................................................................
1. Definisi......................................................................................
2. Etiologi......................................................................................
3. Patofisiologi..............................................................................
4. Klasifikasi.................................................................................
5. Manifestasi Klinis.....................................................................
6. Penatalaksanaan........................................................................
7. Komplikasi................................................................................
1. Definisi Nyeri............................................................................
2. Klasifikasi Nyeri.......................................................................
3. Etiologi Nyeri............................................................................
3
C. Konsep Dasar Kayu Manis
4. Tahap Pelaksanaan...................................................................
1. Pengkajian.................................................................................
2. Diagnosa keperawatan..............................................................
3. Perencanaan...............................................................................
4. Implemmentasi..........................................................................
E. Kerangka Teori..............................................................................
B. Subjek Penelitian...........................................................................
F. Keabsahan Data.............................................................................
G. Analisa Data...................................................................................
H. Etika Penelitian..............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
akibatTBC di seluruh dunia. 5,7 juta pria, 3,2 juta wanita dan 1,1 juta anak-
anak diseluruh negara dan kelompok umur (WHO, 2020). Dari 87% kasus TB
dengan presentasi 2/3 dari kasus didunia. Delapan negara tersebut yaituIndia,
1
per-17 Mei 2018). Berdasarkan jenis kelamin, jumlah kasus baru TB
lebih banyak terjadi pada kalangan pria dengan presentase 1,4 kali
kelamin laki-laki yang merokok sebanyak 68,5% dan hanya 3,7% partisipan
tenaga kesehatan Tahun 2018 adalah 0,4 %, tidak berbeda dengan tahun 2013.
Enam provinsi dengan TB tertinggi adalah Papua (77%), Banten (76%), Jawa
Barat (63%), Sumatera Selatan (53%), Papua Barat (53%), dan DKI Jakarta
Pendidikan rendah, dan pada kelompok orang yang tidak bekerja. Dari seluruh
amyloidosis paru, sindrom gagal nafas dewasa (ARDS), TB milier, jamur paru
2
Berdasarkan data diatas angka kejadian TB paru masih tinggi serta
pernafasan), berikan posisi semi fowler, ajarkan teknik batuk efektif, anjurkan
untuk makan diit tinggi kalori dan tinggi protein. Dan peran perawat sebagai
menutup mulut ketika batuk, bersin, berinteraksi dengan orang lain, dan
Oleh sebab itu penulis mengambil kasus Asuhan Keperawatan Pada Tn. M
B. Rumusan Masalah
Dari data diatas maka dapat diambil rumusan masalah ‘’Bagaimana Asuhan
C. Tujuan Penulisan
1. Umum :
3
Untuk mengetahui tentang Asuhan Keperawatan pada klien dengan TB
Paru
2. Khusus :
D. Sistematika Laporan
Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah:
a) BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan (tujuan
b) BAB II : PEMBAHASAN
fokus evaluasi.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
TB Paru adalah suatu penyakit pada sistem pernafasan yang
Tuberkulosis paru (tb paru) adalah infeksi paru yang menyerang jaringan
mikron × 0,3-0,6 mikron dengan bentuk batang tipis, lurus atau agak bengkok,
tebal yang terdiri dari lipoid yang sulit ditembus oleh zat kimia ( Maghfiroh,
2017 ).
2. Klasifikasi
5
c. Pembagian secara radiologis (luas lesi)
1) Tuberkulosis minimal Terdapat sebagian kecil infiltrat nonka-vitas
pada satu paru mapun keduanya, tetapi tidak lebih dari 1 lobus
paru.
2) Moderately advance tuberculosis. Terdapat adanya kavitas dengan
diameter ≥ 4 cm. Jumlah infiltrat bayangan halus tidak lebih
dari satu bagian paru, bila kasar tidak lebih dari sepertiga
bagian satu paru.
3) For advance tuberculosis paru Terdapat infiltrat dan kavitas
yang melebihi keadaan pada moderately advance tuberculosis
paru
3. Epidemiologi
Tuberkulosis terjadi di setiap belahan dunia yang menjadi salah satu dari
10penyebab kematian terbesar di dunia. Tuberkulosis merupakan penyebab
kematianpada seseorang dengan HIV positif. Pada tahun 2017, kejadian
tuberkulosis palingbesar terjadi di Asia Tenggara dan wilayah Pasifik Timur
dengan 62% kasus baru,kemudian diikuti oleh Afrika dengan 25% kasus baru.
Sebanyak satu juta anak-anak(0-14 tahun) terjangkit tubekulosis dan 230.000
anak (termasuk anak HIV dengan TB)meninggal pada tahun 2017 (World
Health Organization, 2018).
Pada tahun 2016 terdapat 10,4 juta kasus insiden TBC (CI 8,8 juta-12 juta)
yangsetara dengan 120 kasus per 100.000 penduduk. Lima negara dengan
insiden kasustertinggi, yaitu India, Indonesia, China, Philipina, dan Pakistan.
Jumlah kasus baru TBdi Indonesia sebanyak 420.994 kasus pada tahun 2017
(data per 17 Mei 2018).
4. Etiologi
Penyakit Tuberculosis Paru disebabkan oleh Mycibakterium Tuberkolosis,
yang mempunyai sifat : basil berbentuk batang, bersifat aerob, mudah mati
pada air mendidih (5 menit pada suhu 80°C), mudah mati terkena sinar
6
ultra violet (matahari) serta tahan hidup berbulan-bulan pada suhu kamar
dan ruangan yang lembab (Bachrudin & Najib, 2016).
5. Manifestasi Klinis
Gejala TB paru adalah :
1. Demam 40-410 serta ada batuk/batuk darah
2. Sesak napas dan nyeri dada
3. Malaise, keringat malam
4. Suara khas pada perkursi dada, bunyi dada
5. Peningkatan sel darah putih dengan dominasi limfosit
6. Pada anak
- Berkuranganya BB 2 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas atau
gagal tumbuh.
- Demam lama (>2 minggu) dan / berulang tanpa sebab yang jelas.
- Batuk kronik > 3 minggu.
- Riwayat kontak dengan pasien TB paru dewasa. (Amin, H. 2015).
6. Patofisiologi
Menurut Bachrudin, M & Moh Najib, (2016) setelah seseorang
menghirup bakteri (Mycobakterium Tuberkolosis), kemudiam akan masuk
melalui mukosiliar saluran pernafasan, akhirnya basil TB Paru sampai ke
alveoli (paru), kuman mengalami multiplikasi di dalam paru-paru (Focus
Ghon), melalui kelenjar limfe basil mencapai kelenjar limfe hilus. Focus
Ghon dan limfe denopati hilus akan membentuk suatu kompleks
primer. Melalui kompleks primer inilah basil dapat menyebar melalui
saluran pembuluh darah sampai keseluruh tubuh.Perjalanan penyakit
selanjutnya ditentukan oleh banyaknya basil TBC dan kemampuan daya
tahan tubuh seseorang, kebanyakan respon imun tubuh dapat
menghentikan multiplikasi kuman, namun sebaagian kecil basil TBC menjadi
kuman Dorman. Kemudian kuman tersebut menyebar kejaringan sekitar,
penyebaran secara Bronchogen keparu-paru sebelahnya, penyebaran
secara hematogen dan limfogen ke organ lain seperti; tulang, ginjal,
7
otak.Terjadi setelah periode beberapa bulan atau tahun setelah terjadinya
infeksi primer, reaktivasi kuman dorman pada jaringan setelah mengalami
multiplikasi terjadi akibat daya tahan tubuh yang menurun/lemah.
Reinfeksi dapat terjadi apabila ; ada sumber infeksi, jumlah basil cukup,
virulensi kuman tinggi dan daya tahan tubuh menurun.
7. Komplikasi
- Komplikasi paru :
a. Atelektasis,
kembali.
b. Hemoptisis
system kardiovaskular
c. Fibrosis,
8
- Fibrosis paru adalah salah satu penyakit dari group besar penyakit
d. Bronkiektasis
- Bronkiektasis adalah kerusakan dan pelebaran permanen pada
e. Pneumotoraks
- Pneumotoraks adalah kondisi ketika udara terkumpul di rongga
9
a. Penyakit paru-paru yang menyebabkan kerusakan jaringan,
f. gagal napas.
g. TB ekstra paru :
a. Pleuritis
10
- Pleuritis adalah istilah untuk menggambarkan kondisi
membungkus paru-paru.
b. Efusi pleura
c. Pericarditis
11
- Perikarditis adalah suatu kondisi yang menyebabkan iritasi
lainnya.
d. Peritonitis
medislainnya
e. TB kelenjar limfe
getah bening.
12
f. Cor Pulmonale
9. Pemeriksaan Penunjang
b. Mikrobiologis
f. Imuno-serologis
10. Penatalaksanaan
Ada fase metode penyembuhan tuberkulosis yaitu fase mendalam semasa
(2 sampai 3 bulan) dalam fase susulan hingga 4 atau 7 candra. Perpaduan obat
yang dipakaiyaitu perpaduan obat pertama dan pula obat susulan(Guyton &
Hall, 2016). Obat pertama yang dipakai dalam terapi Tuberkulosis Paru celah
13
1. Obat rifampisin
merah, peluh, air mata, dan selera. Proses metabolisme yang memproses
air seni berwarna merah dan termasuk obat yang tidak berbahaya. Hal
tersebut harus diinfokan kepada pengidap supaya dipahami dan tidak perlu
dikhawatirkan.
2. Isoniazid(INH)
Dosis yang diberikan untuk obat INH adalah 5 mg/kg berat badan,
2x/1 minggu atau (300 mg/hari untuk orang cukup umur. lntermiten : 600
mg/kali).
14
dikurangi dengan pemberian piridoksin dengan dosis 100mg/hari dengan
3. Pirazinamid
mingggu atau: berat badan lebih 60 kg :1500 mg, berat badan 40-60 kg
serbuan arthritis Gout, hal itu barang kali diakibatkan oleh terbatasnya
ekskresi dan pengumpulan asam urat. Kadang kala timbul reaksi seperti:
4. Streptomisin
Pada obat streptomisin ini diberikan dosis 15mg/kg berat badan /(BB
15
=sesuai berat badan). Efek samping yang pertama dapat terjadi keburukan
pendengaran. Efek lainya ini akan melonjak seiring dengan tingkat dosis
5. Etambutol
Untuk obat ini diberikan fase intensif dengan dosis 20mg/kg BB, fase
mg/kg berat badan 2x/seminggu atau : (BB lebih60kg :1500 mg, berat
badan 40-60 kg
BB/ kali).
1. Pengkajian Primer
Menurut Sudarta, (2015) pengkajian merupakan awal dari proses
16
menggunakan literature yang bisa di terapkan, juga melibatkan pengetahuan
a. Riwayat kesehatan
2) Riwayat saat ini: adanya batuk berdahak selama 2-3 minggu. batuk
anoreksia, hilang BB, malaise, kelelahan, mens tidak teratur, nyeri dada.
2. Diagnosa Keperawatan
a.
17
3. Intervensi Keperawatan
a. Defisit pengetahuan
j. Tujuan: klien menunjukkan tingkat pengetahuan meningkat
k. Kriteria hasil: perilaku sesuai anjuran meningkat, verbalisasi minat
dalam belajar meningkat, persepsi yang keliru terhadap masalah
menurun.
l. Intervensi:
1) Identifikasi pengetahuan klien dan keluarga mengenai penyakit
Tuberkulosis paru
2) Berikan edukasi mengenai proses penyakit, tanda gejala,
penyebab, pencegahan dan penularan
3) Edukasikan untuk perubahan gaya hidup yang baik untuk
mencegah infeksi
4) Diskusikan pilihan terapi atau penanganan dan
perawatannya, misalnya kebersihan diri
5) Motivasi klien untuk menentukan pilihan yang lain dengan
cara yang tepat atau diindikasikan
6) Anjurkan kepada klien untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
7) Melibatkan keluarga sebagai Pendamping Minum Obat (PMO)
18
n. Kriteria hasil: batuk efektif meningkat, produksi sputum
menurun, wheezing menurun, dispnea menurun, frekuensi nafas
membaik, pola nafas membaik.
o. Intervensi:
1) Kaji fungsi respirasi: suara, frekuensi, irama, penggunana otot
bantu nafas
2) Mointor pola napas (bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
kussmaul, cheyne-stokes, biot, ataksik)
3) Monitor kemampuan untuk mengeluarkan secret
4) Monitor adanya sumbatan jalan napas
5) Auskultasi bunyi napas
6) Mengatur posisi tidur semi atau highyfowler
7) Ajarkan klien batuk efektif dan nafas dalam
d. Defisit nutrisi
s. Tujuan: klien menunjukkan status nutrisi membaik setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24 jam.
19
t. Kriteria hasil: pola makan yang dihabiskan meningkat, pengetahuan
tentang pilihan makan yang sehat meningkat, frekuensi makan
membaik, nafsu makan membaik, bising usus (5-30) menit membaik.
u. Intervensi:
1) Identifikasi status nutrisi
2) Monitor berat badan
3) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
4) Anjurkan makan sedikit tapi sering dengan diet TKTP
5) Anjurkan keluarga untuk memasak makanan yang pasien suka
6) Berikan atau damping meminum vitamin sesuai indikasi yang
diberikan oleh dokter
e. Resiko infeksi
v. Tujuan: klien menunjukkan tingkat infeksi menurun setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24 jam.
w. Kriteria hasil: demam menurun, nyeri dada menurun, sputum
berwarna hijaumenurun, nafsu makan membaik.
x. Intervensi:
1) Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
2) Jelaskan tanda dan gejala infeksi
3) Identifikasi resiko penularan kepada anggota keluarga
4) Ajarkan etika batuk
5) Anjurkan kepada pasien jika batuk/bersin menggunakan tissue.
6) Anjurkan klien menggunakan tissue untuk membuang secret
7) Anjurkan klien untuk menggunakan masker
8) Memonitor suhu sesuai indikasi
4. Implementasi Keperawatan
Menurut Sudarta,(2015)implementasi atau tindakan keperawatan adalah
pelaksanaan langsung dari rencana yang sudah di buat. Tahap pelaksanaan di
20
mulai setelah rencana tindakan disusun untuk membantu klien mencapai
tujuan yang diharapkan.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu proses penilaian dalam pencapaian tujuan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses
dengan pedoman/rencana dari proses tersebut (Sudarta, 2015).Menurut
Widagdo & Yeti Resnayati,(2019) evaluasi terhadap asuhan keperawatan
yang diberikan adalah
21
B. Konsep Keperawatan
A. Identitas Klien
Nama : Tn. M
Usia : 36 Tahun
Jenis Kelamin : √ Laki-Laki Perempuan
Alamat : Kampung Fategoni
Agama : Islam Kristen Katolik
√
Hindu Budha lain-lain:………….
22
Tindakan dan pengobatan yang telah dilakukan
a. RL 20 tpm + Febrion 1 amp
b. 0₂ Nasal Kanul 3½
c. Inj. Ceftriaxone 1 x 2gr
d. Inj. Ranitidin 2 x 1gr
e. Pct 1gr Drips
f. Azitromicin 1 x 1gr
g. Nebulizer 1:2 cc/8jam
h. Cek HIV
i. Foto Toraks
j. Swab
Keluhan Utama :
Klien masuk dengan keluhan batuk berdahak, lemas, dan demam
Pengkajian Primer:
Airway : Jalan napas klien paten
23
Distensi vena jugularis Ya Tidak
Pengkajian Sekunder
Riwayat kesehatan Sekarang :
- Keadaan klien saat ini terlihat lemas, batuk, dan demam
Riwayat Kesehatan lalu :
- Keluarga klien mengatakan pernah dirawat dengan
Penyakit yang sama
Riwayat Kesehatan Keluarga :
- Keluarga klien mengatakan tidak ada keluarga yang sakit seperti
klien
24
d. Hidung : tidak ada secret/darah
e. Telinga : klien tampak normal tidak ada kelainan
Leher Inspeksi dan Palpasi
Nyeri : Tidak ada
Bendungan Vena Jugularis : tidak ada bendungan vena
jugularis
Thorak a. Inspeksi (paru dan Jantung):
Paru-paru : Gerakan dada simetris
Jantung : tidak ada jejas, ictus cordis terlihat di IC ke 4
b. Palpasi (Paru dan Jantung)
Paru-paru : Vocal fremitus teraba
Jantung : ictus cordis teraba di IC ke 4
c. Auskultasi (Paru dan Jantung)
Paru-paru : Suara napas Ronchi
Jantung : tidak ada suara tambahan
d. Perkusi ( Paru dan jantung)
Paru-paru : Suara lapang paru pekak
Jantung : tidak ada pembesaran jantung
Abdomen a) Inspeksi :
Bentuk : normal
Kelainan : tidak ada kelainan
b) Palpasi:
Nyeri : tidak ada nyeri
Distensi : tidak ada distensi
c) Auskultasi :
Suara Peristaltic : Iya
Jumlah : 16x/menit
d) Perkusi :
Timpani : Timpani
Kelainan : Tidak ada kelainan
Ekstremitas a. Inspeksi
25
Warna : Normal
b. Palpasi
Nyeri : Tidak ada nyeri
Krepitasi : Tidak krpitasi
Edema: Tidak ada edema
Pulse : ,Sensasi: ,Motorik:
Terapi Medis
26
a. RL 20 tpm + Febrion 1 amp
b. 0₂ Nasal Kanul 3½
c. Inj. Ceftriaxone 1 x 2gr
d. Inj. Ranitidin 2 x 1gr
e. Pct 1gr Drips
f. Azitromicin 1 x 1gr
g. Nebulizer 1:2 cc/8jam
h. Cek HIV
i. Foto Toraks
j. Swab
27
ANALIS DATA
DO: nafas
- Kesadaran CM
- Jalan nafas adanya secret
- RR : 26 x/mnt
- Tampak terpasang
oksigen nasal 3lpm
2. DS :
- Klien mengatakan lemas
- Klien mengatakan tidak
bisa beraktivitas
Kelemahan otot Intoleransi
DO :
aktivitas
- Klien nampaklemas
- Seluruh aktivitas nampak
dibantu orang lain
- TTV
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 116 x/mnt
RR : 26 x/mnt
28
Suhu : 38,1 C˚
3. DS :
- Klien mengeluh demam
DO :
- Suhu badan klien tampak Terjadinya proses Hipertermi
panas inflamasi
- TTV
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 116 x/mnt
RR : 26 x/mnt
Suhu : 38,1 C˚
29
pemberian mengencerkan dahak
inhalasi
nebulizer
2. Intoleransi 1. Observasi TTV 1. Mengetahui keadaan umum
aktivitas 2. Ajarkan teknik klien
berhubungan ROM 2. ROM dilakukan untuk
dengan 3. Kompres mencegah kekauan pada
kelemahan otot hangat pada sendi
persendian 3. Agar tidak terjadi kekakuan
4. Anjurkan untuk pada sendi
aktifitas yang 4. Untuk melatih klien supaya
ringan dapat beraktivitas sendiri
5. Kolaborasi 5. Berfungsi untuk
pemberian mengoptimalkan/memulihkan
fisioterapi tenaga klien supaya dapat
mentoleransi aktifitas
3. Hipertemi 1. Observasi TTV 1. Untuk mengetahui status
berhubungan 2. Ajarkan suhu
dengan klien/keluarga 2. Agar keluarga dapat mengerti
terjadinya dalam dan mencegah dampak
proses inflamasi mengukur suhu 3. Kompres hangat
untuk menyebabkan vasodilatasi
mencegah dan sehingga terjadi perpindahan
mengenali panas secara evoforasi
secara dini 4. Menghindari dehidrasi
hipertermia 5. Untuk menurunkan panas
3. Berikan
kompres hangat
4. Anjurkan
asupan oral 2
liter per hari
5. Kolaborasi
pemberian
antipiretik
30
CATATAN PERKEMBANGAN
31
23/05/2021 2. Mengajarkan teknik ROM - Klien
3. Menganjurkan untuk mengatakan
aktifitas yang ringan masih lemas
O:
- Klien nampak
masih lemas
- TTV
TD : 100/70
mmHg
Nadi : 116
x/mnt
RR : 26 x/mnt
- Suhu : 38,1 C˚
A:
- Masalah
belum teratasi
P:
- Intervensi
dilanjutkan
32
RR : 26 x/mnt
- Suhu : 38,1 C˚
A:
- Masalah
belum teratasi
P:
- Intervensi
dilanjutkan
33
DAFTAR PUSTAKA
34