Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEBIDANAN PADA PEMERIKSAAN TTV NY F.

M
UMUR 32 TAHUN DENGAN TB PARU DIRUANGAN
ANYELIR 2 RSUD DR J P WANANE SORONG
PAPUA BARAT TAHUN 2022

Disusun Oleh :
NAMA : POPIANA SELANNO
NIM : 41540121025

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLTEKES KEMENKES SORONG
TAHUN 2022

i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PEMERIKSAAN TTV NY F.M UMUR 32 TAHUN DENGAN


TB PARU DI RUANGAN ANYELIR2 RSUD DR J P WANANE
SORONG PAPUA BARAT
TAHUN 2022

Laporan Kasus

Nama : POPIANA SELANNO


NIM : 41540121025

Telah dikonsultasi dan disetujui oleh:

PEMBIMBING KLINIK PEMBIMBING INSTITUSI

Nrs. Andre Tehupeiory, S.Kep Harlinah, S.ST.,M.Kes


NIP NIP

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga Laporan Praktik
Dasar keterampilan kebidanan dapat tersusun hingga selesai tidak juga mengucapkan terima
kasih atas bantuan dari pihak-pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik merupakan materi maupun pikiranya dalam membantu untuk menyelesaikan laporan
KDKK ini.
1. Adriana Pongoh,S.ST,M.Kes selaku direktur Poltekkes kemenkes sorong
2. Dr. H.Theo Mansa SpB, KBD Selaku direktur RSUD Dr J P Wanane
3. Adriana Egam,S.ST,M.Kes selaku ketua program study DII Kebidanan
4. Harlinah,S,ST,M.Kes Dosen pembimbing institusi yang telah membimbing kami
dalam menyusun laporan ini
5. Nrs. Andre Tehupeiory pembimbing lahan yang telah membimbing kami dalam
menyusun laporan ini.
Harapan saya semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca untuk kedepanya dapat memperbaiki dan menambah isi dari laporan ini agar
menjadi lebih baik.Karen keterbatasan pengetahuan meupun pengalaman saya, saya yakin
masih banyak kekurangan dalam Laporan ini . Oleh karena itu saya sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan akhir Asuhan
kebidanan ini.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i


LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................................... 1
C. Manfaat ..................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI ......................................................................................... 3
A. Vital Sign .................................................................................................. 3
B. Prosedur Pemeriksaan ............................................................................... 4
C. Tinjauan Tentang TB Paru ........................................................................ 5
D. Etiologi ..................................................................................................... 5
E. Manifestasi Klinis ..................................................................................... 6
F. Patofiologi ................................................................................................ 6
G. Komplikasi ................................................................................................ 7
H. Pemeriksaan Laboratorium ....................................................................... 7
I. Pemeriksaan Radiologis ............................................................................ 8
J. Penatalaksanaan ........................................................................................ 8
K. Pathway .................................................................................................... 9
L. Pendokumentasian Tindakan Asuhan Kebidanan .................................... 9
BAB III TINJAUAN KASUS ....................................................................................... 11
A. Pengkajian ................................................................................................. 11
B. Data Objektif ............................................................................................ 11
C. Assessment ............................................................................................... 12
D. Penatalaksanaan ........................................................................................ 12
E. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari – Hari ............................................... 14
BAB IV PEMBAHASAN .............................................................................................. 16
A. Kesenjangan .............................................................................................. 16
B. Alasan Kesenjangan .................................................................................. 16
BAB V PENUTUP ....................................................................................................... 17
A. Kesimpulan ............................................................................................... 17
B. Saran ......................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 18

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkanoleh kuma
Mycrobacterium Tuberculosis.Sebagian bersar kuman tuberculosismenyerang paru tetapi
juga dapat menyerang organ tubuh lainnya(Depkes, 2010).
Tuberkulosis (TB) paru- paru adalah infeksi pada paru- paru dan kadang padastruktur-
struktur disekitarnya, yang disebabkan oleh bakteri Mycobacteriumtuberculosis (Saputra,
2010). Tuberkulosis paru-paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru
yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (Soemantri, 2008).
Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Mycobacteriumtuberculosis yang
dapat menyerang pada berbagai organ tubuh mulai dari paru danorgan di luar paru seperti
kulit, tulang, persendian, selaput otak, usus serta ginjal yangsering disebut dengan
ekstrapulmonal TB (Chandra,2012).
Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan bakteri berbentuk batang (basil)
yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis (Hiswani, 2004). Penularan melalui
perantara ludah atau dahak penderita yang mengandung basil tuberculosis paru (Depkes RI,
2005). World Health Organitation (WHO) sejak tahun lalu (2010) hingga sekarang (maret
2011) Indonesia tercatat 430.000 penderita TBC dengan korban meninggal 61.000. Jumlah
ini lebih kecil dibandingkan kejadian tahun 2009 yang mencapai 528.063 penderita TBC
dengan 91.369 orang meninggal. (WHO Tuberculosis Profile, 2012).
Berbagai faktor tersebut harus menjadi bahan pertimbangan bagi perawat dalam
melakukan penatalaksaaan terhadap rawatan TB PARU . Dilihat dari tingginya angka
kejadian TB PARU dari hasil praktik klinik di Ruangan Anyelir 2 RSUD DR J P WANANE
maka dari itu penulis membantu dan memberikan asuhan kebidanan sesuai data TB PARU.
Dari data tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul “PEMERIKSAAN TTV
PADA NY F.M USIA 32 TAHUN DENGAN GANGGUAN TB PARU DI RUANGAN
ANYELIR 2 RSUD DR J P WANANE SORONG

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian kebidanan pada Ny F.M Dengan
Gangguan TB PARU di Ruangan Anyelir 2 RSUD DR J P WANANE.

1
b. Mahasiswa mampu melakukan perumusan diagnosa keperawatan pada Ny F.M
Dengan Gangguan TB PARU Di Ruangan Anyelir 2 RSUD DR J P WANANE
c. Mahasiswa mampu melakukan intervensi keperawatan pada Ny F.M Dengan
TB PARU Di Ruangan Anyelir 2 RSUD DR J P WANANE Mahasiswa mampu
melakukan implementasi keperawatan pada Ny F. M Dengan TB PARU Di
Ruangan Anyelir 2 RSUD DR J P WANANE
d. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan pada Ny F.M Dengan TB
PARU Di Ruangan Anyelir 2RSUD DR J P WANANE

C. Manfaat
1. Manfaat Bagi Institusi
Sebagai acuan dalam kegiatan proses belajar tentang asuhan kebidanan pada pasien
yang mengalami TB PARU
a. Manfaat Bagi Lahan Praktek
Sebagai masukan bagi perawat dalam memberikan asuhan kebidanan khususnya
pada pasien dengan TB PARU
b. Manfaat Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan dalam bidang keperawatan tentang asuhan kebidanan yang
diberikan pada pasien dengan TB PARU

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Vital Sign
Vital sign atau tanda-tanda vital adalah ukuran statistic berbagai fisiologis yang
digunakan untuk membantu menentukan status kesehatan seseorang, terutama pada pasien
yang secara medis tidak stabil atau memiliki factor-faktor resiko komplikasi kardiopulmolar
dan untuk menilai respon terhadap intervensi. Tanda vital juga berguna untuk menentukan
dosis yang adekuat bagi tindakan fisioterapi, khususnya exercise. Vital sign terdiri atas :
1. Tekanan darah
Tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah di pompa oleh
jantung keseluruh anggota tubuh.Tekanan darah dapat diukur dengan alat
sphygmomanometer dan stetoskop untuk mendengar denyut nadi.tekanan sistolik adalah
tekanan darah saat terjadi kontraksi pada lobus ventricular kiri dari jantung, angka
tekanan darah pada sitolik 120.
Sedangkan tekanan darah diastolic adalah jumlah tekanan darah atau angka bawah
yang menunjukan tekanan dalam arteri beristirahat diantara ketukan/detak,angkah
tekanan darah pada diastolic adalah 80
2. Denyut nadi
Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari banyak factor yang
mempengaruhinya, pada saat aktivitas normal :
a) Normal : 60 - 100x/menit
b) Bradikardi : < 60xmenit
c) Takhikardi : > 100x/mnt
Pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada :
a) Arteri radialis. Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah terabadi atas
pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relative mudah dan sering dipakai secara
rutin.
b) Arteri brachialis. Terletak didalam otot biceps dari lengan atau medial di lipatan
siku. Digunakan untuk mengukur tekanan udara.
c) Arteri karotis. Terletak di leher dibawah lobus telinga, dimana terdapat arteri carotid
berjalan diantara trakea dan otot sternokleidomastoideus.

3
3. Suhu tubuh
Temperature (suhu) merupakan besaran pokok yang mengukur derajat panas suatu
benda/makhluk hidup. Suhu tubuh dihasilkan dari :
a) Laju metabolisme basal diseluruh tubuh
b) Aktifitas otot
c) Metabolisme tambahan karena pengaruh hormone
Tindakan dalam pemberiksaan suhu tubuh alat yang digunakan adalah thermometer.
Jenis-jenis thermometer yang biasa dipakai untuk mengukur suhu tubuh adalah
thermometer air raksa dan digital.
Metode mengukur suhu tubuh :
 Oral. Thermometer diletakan dibawah lida tiga sampai lima menit. Tidak dianjurkan
pada bayi.
 Axxila. Metode yang paling sering di lakukan. Dilakukan 5-10 menit dengan
menggunakan thermometer raksa. Suhu aksila lebih rendah 0,6 derajat celcius dari
pada oral
 Rectal. Suhu rectal biasanya berkisar 0.4 derajat celcius lebih tinggi dari suhu oral
4. Pernapasan
Frekuensi proses inspirasi dan ekspirasi dalam satuan waktu/menit. Factor yang
mempengaruhi Respiratory Rate :
a) Usia
b) Jenis kelamin
c) Suhu tubuh
d) Posisi tubuh
e) Aktivitas
Interpretasi
 Takhipnea : bila pada dewasa pernapasan lebih dari 24x/m
 Bradipnea : bila kurang dari 10x/m
 Apnea : bila tidak bernapas

B. Prosedur Pemeriksaan
1) Tanda-tanda vital
 Tekanan darah : 80/60 mmHg
 Nadi : 104x/menit

4
 Suhu : 38,2
 Respirasi : 22x/menit
 Spo2 : 99%
 Terpasang cairan infus : Ivdf Nacl 0,9% 500ml 20 tpm
 Obat yang dilayani injeksi : Ranitidin. Farbion/24Jam,Keterolac

C. Tinjauan Tentang TB PARU


Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
Mycrobacterium Tuberculosis. Sebagian bersar kuman tuberculosis menyerang paru tetapi
juga dapat menyerang organ tubuh lainnya (Dewi, 2012).
Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang
dapat menyerang pada berbagai organ tubuh mulai dari paru dan organ di luar paru seperti
kulit, tulang, persendian, selaput otak, usus serta ginjal yang sering disebut dengan
ekstrapulmonal TBC (Chandra, 2012). Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang tahan aerobic dan tahan asam
ini dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit.
Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim paru,
dengan agen infeksius utama Mycobacterium tuberculosis (Smeltzer & Bare, 2001).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Tuberculosis Paru adalah
penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis suatu basil yang tahan
asam yang menyerang parenkim paru atau bagian lain dari tubuh manusia.

D. Etiologi
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis ditemukan oleh Robet Koch pada tahun 1882.
Basil tuberculosis dapat hidup dan tetap virulen beberapa minggu dalam keadaan kering,
tetapi dalam cairan mati dalam suhu 600C dalam 15-20 menit. Fraksi protein basil
tuberkulosis menyebabkan nekrosis jaringan, sedangkan lemaknya menyebabkan sifat tahan
asam dan merupakan faktor terjadinya fibrosis dan terbentuknya sel epiteloid dan tuberkel.
(FKUI,2007).
Basil ini tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan sinar matahari dan
sinar ultraviolet. Ada dua macam mikobakterium tuberculosis yaitu tipe human dan tipe
bovin. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang menderita mastitis tuberkulosis usus.

5
Basil tipe human bisa berada di bercak ludah (droplet) di udara yang berasal dari
penderita TBC terbuka dan orang yang rentan terinfeksi TBC ini bila menghirup bercak ini.
Perjalanan TBC setelah terinfeksi melalui udara.
Bakteri juga dapat masuk ke sistem pencernaan manusia melalui benda/bahan makanan
yang terkontaminasi oleh bakteri. Sehingga dapat menimbulkan asam lambung meningkat
dan dapat menjadikan infeksi lambung. (Wim de Jong, 2005).

E. Manifestasi Klinis
Menurut Wong (2008) tanda dan gejala tuberkulosis adalah :
 Demam
 Malaise
 Anoreksia
 Penurunan berat badan
 Batuk ada atau tidak (berkembang secara perlahan selama berminggu– minggu
sampai berbulan – bulan)
 Peningkatan frekuensi pernapasan
 Ekspansi buruk pada tempat yang sakit
 Bunyi napas hilang dan ronkhi kasar, pekak pada saat perkusi
 Demam persisten
 Manifestasi gejala yang umum: pucat, anemia, kelemahan, dan penurunan berat
badan

F. Patofisiologi
Menurut Somantri (2008), infeksi diawali karena seseorang menghirup basil
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri menyebar melalui jalan napas menuju alveoli lalu
berkembang biak dan terlihat bertumpuk. Perkembangan Mycobacterium tuberculosis juga
dapat menjangkau sampai ke area lain dari paru (lobus atas). Basil juga menyebar melalui
sistem limfe dan aliran darah ke bagian tubuh lain (ginjal, tulang dan korteks serebri) dan
area lain dari paru (lobus atas). Selanjutnya sistem kekebalan tubuh memberikan respons
dengan melakukan reaksi inflamasi. Neutrofil dan makrofag melakukan aksi fagositosis
(menelan bakteri), sementara limfosit spesifik-tuberkulosis menghancurkan (melisiskan) basil
dan jaringan normal. Infeksi awal biasanya timbul dalam waktu 2-10 minggu setelah terpapar
bakteri.Interaksi antara Mycobacterium tuberculosis dan sistem kekebalan tubuh pada masa

6
awal infeksi membentuk sebuah massa jaringan baru yang disebut granuloma. Granuloma
terdiri atas gumpalan basil hidup dan mati yang dikelilingi oleh makrofag seperti dinding.
Granuloma selanjutnya berubah bentuk menjadi massa jaringan fibrosa. Bagian tengah dari
massa tersebut disebut ghon tubercle. Materi yang terdiri atas makrofag dan bakteri yang
menjadi nekrotik yang selanjutnya membentuk materi yang berbentuk seperti keju
(necrotizing caseosa).Hal ini akan menjadi klasifikasi dan akhirnya membentuk jaringan
kolagen, kemudian bakteri menjadi nonaktif.
Menurut Widagdo (2011), setelah infeksi awaljika respons sistem imun tidak adekuat
maka penyakit akan menjadi lebih parah. Penyakit yang kian parah dapat timbul akibat
infeksi ulang atau bakteri yang sebelumnya tidak aktif kembali menjadi aktif, Pada kasus ini,
ghon tubercle mengalami ulserasi sehingga menghasilkan necrotizing caseosa di dalam
bronkus.Tuberkel yang ulserasi selanjutnya menjadi sembuh dan membentuk jaringan
parut.Paru-paru yang terinfeksi kemudian meradang, mengakibatkan timbulnya
bronkopneumonia, membentuk tuberkel, dan seterusnya.Pneumonia seluler ini dapat sembuh
dengan sendirinya. Proses ini berjalan terus dan basil terus difagosit atau berkembang biak di
dalam sel. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu
membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit (membutuhkan 10-20 hari).
Daerah yang mengalami nekrosis dan jaringan granulasi yang dikelilingi sel epiteloid
dan fibroblas akan memberikan respons berbeda kemudian pada akhirnya membentuk suatu
kapsul yang dikelilingi oleh tuberkel.

G. Komplikasi
 Hepatitis karena efek terapi obat-obatan
 TB miliaris
 Dermatitis
 Gangguan GI
 Hiperurisemia
 Neuritis optika

H. Pemeriksaan Laboratorium
 Kultur Sputum : Positif untuk Mycobacterium tuberculosis pada tahap aktif
penyakit.

7
 Ziehl-Neelsen (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan darah) :
Positif untuk basil asam-cepat.
 Tes kulit (Mantoux, potongan Vollmer) : Reaksi positif (area indurasi 10 mm atau
lebih besar, terjadi 48-72 jam setelah injeksi intradcrmal antigen) menunjukkan
infeksi masa lalu dan adanya antibodi tetapi tidak secara berarti menunjukkan
penyakit aktif. Reaksi bermakna pada pasien yang secara klinik sakit berani bahwa
TB aktif tidak dapat diturunkan atau infeksi disebabkan oleh mikobakterium yang
berbeda.
 Histologi atau kultur jaringan (termasuk pembersihan gaster; urine dan cairan
serebrospinal, biopsi kulit) : Positif untuk Mycobacterium tuberculosis.
 Biopsi jarum pada jaringan paru : Positif untuk granuloma TB; adanya sel raksasa
menunjukkan nekrosis.
 Elektrolit : Dapat tak normal tergantung pada lokasi dan beratnya infeksi; contoh
hiponatremia disebabkan oleh tak normalnya retensi air dapat ditemukan pada TB
paru kronis luas.
 Pemeriksaan fungsi paru : Penurunan kapasitas vital, peningkatan rasio udara residu
dan kapasitas paru total, dan penurunan saturasi oksigen sekunder terhadap infiltrasi
parenkim/fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleural (Tuberkulosis paru
kronis luas).

I. Pemeriksaan Radiologis
Foto thorak : Dapat menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas, simpanan
kalsium lesi sembuh primer, atau effusi cairan. Perubahan menunjukkan lebih luas TB dapat
termasuk rongga, area fibrosa.

J. Penatalaksanaan
Tuberkulosis paru terutama diobati dengan agens kemoterapi selama periode 6-12 bulan.
5 medikasi garis depan digunakan : isoniasid (INH), rifampin (RIF), Streptomisin (SM),
etambutol (EMB), dan Pirasinamid (PZA).
Pengobatan yang direkomendasikan bagi kasus tuberkulosis paru yang baru didiagnosa
adalah regimen pengobatan beragam, terutama INH, RIF, PZA selama 4 bulan, dengan INH
dan RIF dilanjutkan untuk tambahan 2 bulan (totalnya 6 bulan).

8
K. Pathway

L. Pendokumentasian Tindakan Asuhan Kebidanan


Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian mengenai asuhan yang telah
dan akan dilakukan pada seorang pasien. Menurut Varney, didalamnya tersirat proses berfikir
bidan yang sitematis dalam menghadapi seorang pasien sesuai langkah-langkah manajemen
kebidanan maka didokumentasikan dalam bentuk SOAP , yaitu :
a. Data Subjektif
Data subjektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen
Varney langkah pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh melalui
anamnesis. Expresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat.
b. Data Objektif
Data Objektif (O) merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut
Helen Varney pertama (pengkajian data), yang diperoleh dari hasil observasi pemeriksaan

9
fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan lain. dari cacatan medis dan informasi
dari keluarga klien.
c. Assesment
Analysis/assessment merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut
helen varney langkah kedua, ketiga, dan keempat sehingga mencakup hal-hal berikut ini:
diagnosis/masalah kebidanan, diagnosis/masalah potensial serta perlunya
mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera untuk antisipasi diagnosis/masalah potensial
dan kebutuhan tindakan segera harus diidentifikasi menurut kewenangan bidan, meliputi:
tindakan mendiri, tindakan kolaborasi dan tindakan merujuk klien.
d. Penatalaksanaan
Adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang. dalam SOAP
meliputi pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen Varney langkah
kelima, keenam, dan ketujuh. Pendokumentasian P dalam SOAP ini, adalah pelaksanaan
asuhan sesuai rencana yang telah disusun sesuai dengan keadaan dan dalam rangka
mengarasi masalah pasien. Dalam planning ini juga harus mencantumkan evaluasi, yaitu
tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektifitas asuhan/hasil
pelaksanaan tindakan. Evaluasi berisi analisis hasil yang telah dicapai dan merupakan
fokus ketepatan nilai tindakan/ asuhan.

10
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
Tanggal masuk pasien : 29-06-2022
No.Rekan Medis : 201784
a. Subjektif
1. Identitas
Biodata Pasien
Nama : Ny F M
Umur : 32 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen protestan
Pendidikan : S.Pd
Pekerjaan : Belum ada
Suku/Bangsa : Teminabuan /Indonesia
Status Pernikahan : Janda
Keluhan utama : Batuk

2. Riwayat kesehatan
1) Riwayat penyakit sekarang : 5 hari yang lalu klien masuk rumah sakit
dengan keluhan nyeri uluh hati sejak 1 minggu yang lalu disertai dengan
demam yang naik turun, dada terasa panas dan mulut terasa asam
2) Riwayat penyakit lalu : klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit
yang sama dan juga tidak pernah menderita penyakit diabetes mellitus,
jantung, tbc, hipertensi, hepatitis dan penyakit menular seksual.
3) Riwayat penyakit keluarga: klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang
menderita penyakit yang sama

B. Data Objektif
Pemeriksaan Head to the
Kesadaran Umum : Baik Kesadaran : Compasmentis
Kepala : Normocephal, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudahdicabut.
Wajah : Simetris, ekspresi wajar

11
Mata : Normal
Telinga : Bentuk normal, simetris, lubang lapang, serumen
Hidung : Normal
Mulut : Bibir pucat tambah dengan kering
Leher : Simetris tidak ada ada pembesaran pada tiroid dan vena jugularis
Dada : Tidak ada retraksi, simetris kanan kiri
Kulit : Bersih
Perut : Tidak ada nyeri dan tidak ada kembung
Ekstremitas : Dapat bergerak bebas jari kaki dan tangan lengkap
Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan

C. Assesment
Diagnosa : Ny F M Tahun dengan diagnosa TB PARU
 klien mengatakan sesak nafas, seluruh badan terasa sakit , dan batuk

D. Penatalaksanaan
Tanggal : 04 Juni 2022 Jam : 07.00 WIT
a. Jam 07.30 menjelaskan pada klien tentang hasil pemeriksaan
b. Jam 07.40 mengobservasi cairan infus : tetesan 20 tpm
c. Jam 08.00 mengobservasi tanda – tanda vital sesuai dengan prosedur sebagai berikut:
1. Persiapan Klien
a) Memberitahu klien tindakan yang akan dilakukan
b) Memberikan posisi klien senyaman mungkin, posisi semi fowler.
2. Persiapan Petugas
a) Menggunakan alat pelindung diri ( Gown ,Handscoen , headcap, face shield )
b) Mencuci tangan 6 langkah
3. Persiapan Alat dan Bahan.
a) Alat pelindung diri (Gown ,Handscoen , headcap, face shield )
b) Tensimeter
c) Stestoskop
d) Arloji (jam) atau stop watch
e) Termometer
f) Buku catatan dan pena

12
4. Tekanan Darah
a) Persiapan Klien
b) Posisi klien senyaman mungkin, duduk/berbaring dengan tangan rileks
diletakkan di atas meja/kasur.
5. Nadi
a) Persiapan klien
Posisi klien senyaman mungkin, duduk/berbaring dengan tangan rileks
diletakkan di atas meja/kasur.
b) Prosedur Menghitung Denyut Nadi
 Meletakkan tangan klien yang akan diperiksa dalam keadaan rileks
 Menggunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk meraba a. Radialis
 Menghitung frekuensi denyut nadi
 Mencatat hasil fruekuensi nadi dalam satu menit
6. Suhu
a) Persiapan klien
Posisi klien senyaman mungkin , klien duduk/berbaring
b) Prosedur pengukuran suhu badan
7. Axilia
a) Membersihkan ujung termometer dengan kapas alcohol
b) Membuka lengan klien dan membersihkan keringat klien dengan handuk
kering / tissue .
c) Menempatkan ujung termometer di ketiak klien dan silangkan lengan bawah
klien ke atas dada.
d) Menunggu sampai 5 - 10 menit , kemudian dilakukan pembacaan dan
pencatatan
e) Mengangkat termometer dan bersihkan dengan kapas alkohol
8. Pernapasan
a) Persiapan klien
 Posisi klien senyaman mungkin , klien duduk/ berbaring
b) Prosedur pemeriksaan pernapasan
 Meminta klien duduk/berbaring.
 Melakukan inspeksi atau melakukan palpasi dengan kedua tangan pada
punggung atau/dada untuk mneghitung gerakan pernapasan selama 1

13
menit. Gerakan naik (inhalasi) dan turun (ekhalasi) dihitung 1 frekuensi
napas.
 Mencatat hasil frekuensi napas per menit.
9. Saturasi oksigen
a) Persiapan Klien
Posisi klien senyaman mungkin , duduk/berbaring.
b) Prosedur pengukuran
 Memasang alat oximeter pada jari klien
 Menunggu 1 -2 menit hingga alat berbunyi
 Melepas alat dari jari klien
 Mencatat hasil pengukuran
10. Evaluasi
Tanggal 04 Juni 2022
Jam 12.00 WIT
a) Keluarga dan klien memahami dan menerima pelaksanaan pengukuran tanda
– tanda vital.
b) klien dan keluarga memahami tentang apa yang sudah di jelaskan , dengan
dibuktikan dengan keluarga menanyakan beberapa hal yang tidak dipahami.
c) klien nampak sedikit tenang

E. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari


A. Pola Nuttrisis
Sebelum sakit Selama Sakit
Makan : 3x Sehari Makan : 3x sehari
Jenis Makanan : Nasi, sayur, ikan, telur Jenis Makanan : Bubur, telur, sayur dan
Buah
Porsi : Setengah – Satu piring Porsi : Setengah-satu piring
Pantangan Makanan : Daging Pantangan Makanan : Daging
Minum : Air putih Minum : Air putih
B. Pola Eliminasi
Sebelum sakit Selama Sakit
BAB : 4x sehari BAB : 2 hari 1x
Warna : Kecoklatan Warna : Kecoklatan
Konsistensi : Padat Konsistensi : padat

14
Bau : Khas Bau : Khas
BAK : 6x sehari BAK : 500 ml
Warna : Kuning Warna : kuning keruh
Konsistensi : Cair Konsistensi : cair
C. Pola Tidur
Sebelum sakit Selama Sakit
Tidur malam : 7-9 Jam Tidur malam : ± 3 jam Karena Batuk
Tidur siang : 2 jam Tidur siang :2 jam
D. Personal Hygiene
Sebelum sakit Selama Sakit
Mandi : 3 x sehari Mandi : Hanya dilap dengan handuk hangat 2x pagi
dan sore
Mencuci Rambut : 2x Seminggu Mencuci Rambut : belum dicuci selama sakit ( 5 hari)
Menggosong Gigi : 5x Sehari Menggosok Gigi : sekali selama sakit (5 hari)
E. Keadaan psiko sosial spiritual
Keluarga dan Klien mengerti dan menerima penyakit yang sedang di alaminya
dengan berharap dan berdoa agar cepat segera pulih kembali.

15
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Kesenjangan
Pada teori yang saya pelajari, sebelum saya belum memahami cara pemeriksaan Tanda-
tanda vital namun saat melakukan praktek langsung pada pasien saya jadi tau bagaimana cara
pemeriksaan Tanda-tanda vital.

B. Alasan Kesenjangan
Alasan karna secara teori dan praktek di kampus hanya menggunakan Pantom sedangkan
kalau di rumah sakit saya bisa melakukan pemeriksaan Tanda-tanda vital langsung ke pasien.

16
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
TB (Tuberkulosis) merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis yang menyerang paru-paru. Mycobacterium tuberculosis ini pertama kali
ditemukan pada tahun 1882 oleh Roberth Koch dan akhirnya seiring berjalannya waktu
penyakit ini mulai menyebar ke berbagai belahan dunia, salah satunya di Indonesia. Dimana
Indonesia merupakan negara ketiga setelah India dan China yang memiliki persentase
penderita TB terbesar didunia.

B. Saran
1. Bagi Institusi
Diharapakan dapat memberikan kemudahan dalam penggunaan perpustakaan yang
menjadi fasilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
keterampilannya dalam menjalani pratek dan pembuatan asuhan kebidanan.
2. Bagi Lahan Praktek
Pada saat memberikan asuhan kebidanan pada klien dengan TB PARU hendaknya
perawat ruangan memberikan pembekalan penanganan di rumah supaya keluarga dapat
merawat pasien saat pasien sudah pulang seperti menasehati pasien untuk Selalu mencuci
tangan dan menjaga keefektifan batuk
3. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian membuat pengalaman belajar dalam meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan berkaitan dengan pasien TB PARU. Dan menambah wawasan sebagai acuan
bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan penelitian lanjutan terhadap pasien
yang menderita TB PARU

17
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC

Dewi, Kusma . 2011. Laporan Pendahuluan Pada Pasien Dengan Tuberkulosis Paru. Diakses
tanggal 30 Oktober 2012 jam 10.15 dari http://www.scribd.com /doc/52033675/

Doengoes, Marylinn E. 2010. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan


dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Ed. 3, EGC: Jakarta.

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta:Media Aeculapius

Nanda. 2015.Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda definisi dan Klasifikasi 2005-2006.


Editor : Budi Sentosa.Jakarta:Prima Medika

Price, S.A, 2015, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Jakarta : EGC

Smeltzer, C.S.2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth.
Edisi 8. Jakarta : EGC

Sudoyo dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta: FKUI.

18

Anda mungkin juga menyukai