Nama Kelompok :
1. Amelia Nurjanah : 2101210
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Mengetahui,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Direktur
Akbid KH Putra Brebes
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan kasus yang
berjudul “Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Patologi Pada Ny. F G2 P1 A0
Dengan Persalinan Sectio Caesarea Atas Indikasi Oedema Porsio Di Rumah
Sakit Umum Daerah Ajibarang Tahun 2024” sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan Praktik Klinik Kebidanan III Di Akademi Kebidanan KH Putra
Brebes.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
3. Manifestasi Klinis............................................................................ 29
4. Patofisiologi..................................................................................... 30
5. Penatalaksanaan............................................................................... 31
BAB III TINJAUAN KASUS ........................................................................ 33
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................... 52
BAB V PENUTUP........................................................................................... 54
A. Simpulan................................................................................................ 54
B. Saran ..................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR SINGKATAN
A : Abortus
AKI : Angka kematian ibu
BPS : Badan pusat statistik
CC : Cubic centimeter
CM : Centimeter
CM : Composmentis
CPD : Cephalopelvic disproportion
DJJ : Denyut jantung janin
G : Gravida
ISK : Infeksi saluran kemih
IU : Internasional unit
IV : Intra vena
KB : Keluarga berencana
Kemenkes : Kementerian kesehatan
KH : Kelahiran hidup
KHIP : Kematian janin intra parta
KU : keadaan umum
Mg/dl : Milligram/desiliter
Ml : Milliliter
mmHg : Millimeter hidrargyrum
N : Nadi
NaCl : Natrium klorida
P : Paritas
P4K : Program prencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi
RR : Respiration rate
S : Suhu
SDG’s : Sustainable development goals
SC : Sectio caesarea
SPO 2 : Saturasi oksigen dalam darah
vii
TBC : Tubercolosis
TBJ : Taksiran berat janin
TD : Tekanan darah
Th : Tahun
Tm : Trimester
USG : Ultrasonography
WHO : World Health Organization
x/m : Kali permenit
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan proses pengeluaran janin, plasenta dan selaput
ketuban dari uterus ke dunia luar pada kehamilan cukup bulan 37-42 minggu
dan lahir secara spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
selama18-24 jam tanpa adanya komplikasi (Morita, 2020).
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2023, angka
kematian ibu diseluruh dunia mencapai 287.000 jiwa (WHO, 2023).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun
2022 jumlah angka kematian ibu mencapai 4.005 jiwa. Angka ini mengalami
peningkatan di tahun 2023 menjadi 4.129 kematian ibu (Kemenkes, 2023).
Menurut Profil kesehatan tahun 2023 data angka kematian ibu di Jawa
Tengah mengalami penurunan tajam yakni 88,58 per 100.000 KH dengan
jumlah 335 kasus. Yang melampaui target Sustainable Development Goals
(SDG’s) dengan angka 90 per 100.000 KH (Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah, 2023). Menurut Badan pusat statistik profil kesehatan Kabupaten
Banyumas tahun 2023, jumlah angka kematian ibu di Kabupaten Banyumas
mengalami penurunan pada tahun 2023 adalah 19 kasus dibandingkan dengan
tahun 2022 yakni, sebanyak 24 kasus (BPS Banyumas, 2023). Berdasarkan
data di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Daerah Ajibarang Pada tahun
2021 jumlah angka kematian ibu sebanyak 7 kasus, dan mengalami
peningkatan pada tahun 2022 yakni 8 kasus. Pada tahun 2023 kasus angka
kematian ibu di Ruang Bersalin turun menjadi 2 kasus. Sedangkan data
persalinan pada bulan Januari dan Februari terdapat persalinan vakum 3 kasus,
persalinan spontan 79 kasus dan persalinan SC 228 kasus. (Rumah Sakit
Umum Daerah Ajibarang, 2024).
1
2
B. Rumusan Masalah
“Bagaimana Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Patologi Pada Ny. F G2 P1 A0
Dengan Persalinan Sectio Caesarea Atas Indikasi Oedema Porsio Di Rumah
Sakit Umum Daerah Ajibarang Tahun 2024?”
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Patologi Pada
Ny. F G2 P1 A0 Dengan Persalinan Sectio Caesarea Atas Indikasi Oedema
Porsio Di Rumah Sakit Umum Daerah Ajibarang Tahun 2024
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengumpulan data dasar Asuhan Kebidanan Ibu
Bersalin Patologi Pada Ny. F G2 P1 A0 Dengan Persalinan Sectio
Caesarea Atas Indikasi Oedema Porsio Di Rumah Sakit Umum
Daerah Ajibarang Tahun 2024
b. Mampu menginterpretasikan data pada Asuhan Kebidanan Ibu
Bersalin Patologi Pada Ny. F G2 P1 A0 Dengan Persalinan Sectio
Caesarea Atas Indikasi Oedema Porsio Di Rumah Sakit Umum
Daerah Ajibarang Tahun 2024
c. Mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial pada
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Patologi Pada Ny. F G2 P1 A0 Dengan
Persalinan Sectio Caesarea Atas Indikasi Oedema Porsio Di Rumah
Sakit Umum Daerah Ajibarang Tahun 2024
3
D. Manfaat
1. Instansi Lahan
Dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan tindakan
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Patologi Pada Ny. F G2 P1 A0 Dengan
Persalinan Sectio Caesarea Atas Indikasi Oedema Porsio Di Rumah Sakit
Umum Daerah Ajibarang Tahun 2024
2. Instansi Pendidikan
Dapat dijadikan sebagai bahan kajian pustaka bagi kemajuan ilmu
pengetahuan tentang Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Patologi Pada Ny. F
G2 P1 A0 Dengan Persalinan Sectio Caesarea Atas Indikasi Oedema Porsio
Di Rumah Sakit Umum Daerah Ajibarang Tahun 2024
4
3. Mahasiswa
Dapat menambah wawasan dan meningkatkan keterampilan
pengetahuan tentang Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Patologi Pada Ny. F
G2 P1 A0 Dengan Persalinan Section Caesarea Atas Indikasi Oedema
Porsio di Rumah Sakit Umum Daerah Ajibarang Tahun 2024
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Persalinan Normal
1. Definisi Persalinan
Menurut Etika (2021), Persalinan normal adalah proses
pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui
vagina ke dunia luar yang terjadi pada kehamilan yang cukup bulan (37–
42 minggu) dengan ditandai adanya kontraksi uterus yang menyebabkan
terjadinya penipisan, dilatasi serviks, dan mendorong janin keluar melalui
jalan lahir dengan presentase belakang kepala tanpa alat atau bantuan
(lahir spontan) serta tidak ada komplikasi pada ibu dan janin.
2. Faktor Penyebab Terjadinya Persalinan
Menurut Nurmala (2022), terjadinya persalinan sampai kini masih
merupakan teori yang kompleks. Faktor-faktor hormonal, pengaruh saraf
dan nutrisi disebut sebagai pemicu di mulainya persalinan, dengan
demikian dapat dikemukakan beberapa teori yang memungkinkan
terjadinya proses persalinan:
a. Penurunan kadar progesterone.
Progesterone menimbulkan relaksasi otot-otot rahim,
sebaliknya estrogen meninggikan kerenggangan otot rahim. Selama
kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan
estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar
progesterone menurun sehingga timbul his.
b. Teori oxytocin
Oksitosin memiliki peranan penting dalam proses persalinan
sebagai stimulator poten dari kontraksi. Oksitosin membantu untuk
melebarkan leher rahim sehingga janin dapat bergerak sampai bayi
dilahirkan. Oksitosin juga membantu melahirkan plasenta dan
membatasi perdarahan di lokasi plasenta. Selama persalinan dan
kelahiran, tekanan janin terhadap serviks dan kemudian terhadap
5
6
d. Penolong
Mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi
pada ibu dan janin
e. Psychologic Response
Proses persalinan adalah saat menegangkan dan mencemaskan bagi
wanita dan keluarganya. Rasa takut, tegang, dan cemas mungkin
mengakibatkan proses kelahiran berlangsung lambat
B. Kala I lama
1. Definisi Kala I Lama
Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 18 jam
yang dimulai dari tanda-tanda persalinan. Partus lama merupakan salah
satu penyebab kematian ibu dan janin. Partus lama dapat menyebabkan
infeksi, kehabisan tenaga, dehidrasi, dan perdarahan post partum yang
dapat menyebabkan kematian ibu. Pada janin akan terjadi infeksi, cedera
dan asfiksia yang dapat meningkatkan kematian bayi. Partus lama
merupakan salah satu dari beberapa penyebab kematian ibu dan bayi baru
lahir (Serli, 2022).
2. Etiologi
Sebab-sebab terjadinya partus lama menurut Murtinawita (2022):
a. Kelainan Tenaga/Power (Kelainan His)
His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya
menyebabkan kerintangan dalam jalan lahir sehingga tidak mampu
menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks.
Jenis-jenis kelainan his:
1) Inersia uteri
Inersia uteri adalah his yang sifatnya lemah lebih singkat
dan lebih jarang dibandingkan denaga his yang normal.Inersia uteri
dibedakan atas inersia uteri primer dan inersia uteri sekunder,
Inersia uteri primer adalah kelainan his yang timbul sejak
permulaan persalinan,sedangkan inersia uteri sekunder adalah
12
kelainan his yang timbul sejak adanya his yang kuat teratur dan
dalam waktu yang lama.
2) Inkoordinasi kontrakasi uterus
Keadaan dimana tonus otot uterus meningkat, juga diluar
his dan kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa karena tidak
ada singkronisasi kontrakasi bagian- bagiannya. Tidak koordinasi
antara kontraksi bagian atas, tengah dan bawah menyebabkan his
tidak efisien dalam mengadakan pembukaan.
Ibu berumur ≤ dari 20 tahun dan ≥35 tahun dianggap
beresiko terhadap kelainan his. Usia ≤ 20 tahun respon hormonal
tubuh belum berfungsi maksimal oleh karena fungsi sistem
reproduksi yang belum siap menerima kehamilan. Penelitian oleh
Pawzner menyimpulkan bahwa induksi persalinan meningkat pada
kasus multipara ≤ 20 tahun oleh karena uterus kurang siap untuk
persalinan karena serviks belum matang. Usia ≥ 35 tahun dapat
menyebabkan kelainan his oleh karena adanya kemunduran fungsi
dan efisiensi kontraksi spontan miomametrium oleh karena
menuanya jaringan reproduksi sehingga menyebabkan terjadinya
persalinan lama.
Kelainan his dipengaruhi oleh paritas ibu. Paritas adalah
jumlah kelahiran seluruhnya bayi yang hidup.
b. Kelainan Janin (Passenger)
Persalinan dapat mengalami gangguan karena malpresentase
dan malposisi serta kelainan dalam bentuk janin.
1) Malpresentase dan Malposisi
Malpresentase adalah bagian terendah janin yang berada
disegmen bawa rahim, bukan belakang kepala. Malposisi adalah
penunjuk (ubun-ubun kecil) tidak berada dianterior sehingga
bagian janin ataupun diameter kepala yang melalui rongga panggul
menjadi lebih besar. Keadaan ini dipengaruhi beberapa faktor
13
e. Caput suksedenum
Apabila panggul sempit, sewaktu persalinan sering terjadi
kaput suksedaneum yang besar di bagian bawah janin. Kaput ini dapat
berukuran besar dan menyebabkan kesalahan diagnostik yang serius.
f. Molase kepala janin
Akibat tekanan his yang kuat, lempeng-lempeng tulang
tengkorak saling bertumpang tindih satu sama lain di sutura besar.
dimana batas median tulang parietal yang berkontak dengan
promontorium tumpang tindih dengan tulang disebelahnya, hal yang
sama terjadi pada tulang
g. Kematian janin
Bila persalinan macet atau persalinan lama dibiarkan lebih
lama maka akan mengakibatkan kematian janin yang disebabkan
karena tekanan berlebihan pada plasenta dan korda umbilicus. Janin
yang mati itu akan melunak akibat pembusukan sehingga dapat
menyebabkan terjadinya koagulasi intravaskuler diseminata (KID).
7. Penatalaksanaan
Menurut Tania (2020), Bidan di daerah pedesaan dengan
polindesnya diharapkan dapat mengambil bagian terbesar pada
pertolongan persalinan normal dengan menggunakan partograf.
Kewaspadaan dalam pertolongan persalinan sudah dilakukan sejak
semula, dengan melakukan observasi (kontraksi, penurunan bagian
terendah dan pembukaan) sehingga setiap saat keadaan ibu dan janin
dapat diketahui dengan pasti. Jika kala II dibiarkan berlangsung lama
maka janin akan mengalami peningkatan hipoksia dan gawat janin.
Puncak kewaspadaan ini dilaksanakan dengan melakukan rujukan
penderita kepusat pelayanan dengan fasilitas setelah melampaui garis
waspada agar penderita diterima dipusat pelayanan dalam keadaan
optimal. Bidan diharapkan bekerjasama dengan dukun melalui pendidikan
dukun sehingga dapat mengenal penderita untuk dilakukan rujukan medis.
20
a. Penatalaksanaan Umum
1) Nilai cepat keadaan umum wanita hamil tersebut termasuk tanda
tanda vital tingkat hidrasinya.
2) Periksa denyut jantung janin selama atau segera sesudah his.
Hitung frekuensinya sekurang-kurangnya sekali dalam 30 menit
selama fase aktif dan tiap 5 menit selama kala II.
3) Memperbaiki keadaan umum
a) Dengan memberikan dukungan emosional, bila keadaan masih
memungkinkan anjurkan bebas bergerak duduk dengan posisi
yang berubah.
b) Berikan cairan searah oral atau parenteral dan upaya buang air
kecil.
c) Berikan analgesik : tramadol atau petidin 25 mg IM
(maksimum 1mg/kg BB), jika pasien merasakan nyeri yang
sangat.
b. Penatalaksanaan khusus
1) Persalinan palsu / belum inpartu (False labor)
Bila his belum teratur dan porsio masih tertutup, pasien
boleh pulang. Periksa adanya infeksi saluran kencing. Ketuban
pecah dan bila didapatkan adanya infeksi obati secara adekuat.
Bila tidak pasien boleh rawat jalan.
2) Fase laten yang memanjang (Prolonged latent phase)
Diagnosis fase laten yang memanjang dibuat secara
retrospektif. Bila his terhenti disebut persalinan palsu atau belum
inpartu. Bila mana kontraksi makin teratur dan pembukaan
bertambah sampai 3 cm, pasien tersebut dikatakan masuk fase
laten. Apabila ibu berada dalam fase laten lebih dari 8 jam dan
tidak ada kemajuan, lakukan pemeriksaan dalam :
a) Bila tidak ada perubahan penipisan dan pembukaan serviks
tidak didapatkan tanda gawat janin, kaji ulang diagnosisnya
kemungkinan ibu belum dalam keadaan inpartu.
21
C. Sectio Caesarea
1. Definisi Sectio Caesarea
Sectio caesarea berasal dari bahasa Latin “Caedere” yang artinya
memotong. Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan
membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau
vagina (Ainuhikmah, 2018).
Sectio caesarea merupakan tindakan medis yang diperlukan untuk
membantu persalinan yang tidak bisa dilakukan secara normal akibat
masalah kesehatan ibu atau kondisi janin. Tindakan ini diartikan sebagai
pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan
dinding uterus atau vagina atau suatu histerotomi untuk melahirkan janin
dari dalam rahim (Arda, 2021).
2. Indikasi Sectio Caesarea
Indikasi Sectio Caesarea menurut Morita (2020), meliputi:
a. Faktor Ibu
1) Distosia
Distosia merupakan suatu keadaan persalinan yang lama
Karena adanya kesulitan dalam persalinan yang disebabkan oleh
beberapa faktor dalam persalinan. Baik faktor dari ibu sendiri
maupun faktor bayi dalam proses persalinan, seperti kelainan
tenaga (his), kelelahan mengedan, kelainan jalan lahir, kelainan
letak dan bentuk janin, kelainan dalam besar atau bobot janin, serta
psikologi ibu.
24
5. Penatalaksanaan
Menurut Hijrotun (2019), penatalaksanaan post partum SC yaitu :
a. Pemberian cairan
Karena 24 jam pertama penderita puasa pasca operasi, maka
pemberian cairan per intravena harus cukup banyak dan mengandung
elektrolit agar tidak terjadi hipotermi, dehidrasi, atau komplikasi pada
organ tubuh lainnya. Cairan yang biasa diberikan biasanya DS 10%,
garam fisiologi dan RL secara bergantian dan jumlah tetesan
tergantung kebutuhan. Bila kadar Hb rendah diberikan transfusi darah
sesuai kebutuhan
b. Diet
Pemberian cairan per infus biasanya dihentikan setelah
penderita flatus lalu dimulailah pemberian minuman dan makanan per
oral. Pemberian minuman dengan jumlah yang sedikit sudah boleh
dilakukan pada 6 sampai 8 jam pasca operasi, berupa air putih dan air
teh
c. Mobilisasi
Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi : Miring kanan
dan kiri dapat dimulai sejak 6 sampai 10 jam setelah operasi, latihan
pernafasan dapat dilakukan penderita sambil tidur telentang sedini
mungkin setelah sadar, hari kedua post operasi, penderita dapat
didudukkan selama 5 menit dan diminta untuk bernafas dalam lalu
menghembuskannya, kemudian posisi tidur telentang dapat diubah
menjadi posisi setengah duduk (semifowler), selanjutnya selama
berturut-turut, hari demi hari, pasien dianjurkan belajar duduk selama
sehari, belajar berjalan, dan kemudian berjalan sendiri pada hari ke-3
sampai hari ke-5 pasca operasi
d. Kateterisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan rasa
tidaknyaman pada penderita, menghalangi involusi uterus dan
32
Umur : 26 th Umur : 27 th
No. RM : 24xxxx
33
34
2. Alasan Datang
Ibu mengatakan rujukan dari puskesmas ajibarang 1, perut mulas
sejak pukul 13.00 WIB
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perut mulas semakin sering dan keluar lendir
bercampur darah tetapi pembukaannya tidak bertambah
4. Riwayat Obstetric dan Ginekologi
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Keadaan Janin
Umur Jenis persalinan Penolong
Ke Nifas Hidup Meninggal
kehamilan persalinan
Spnt Tndk op Umur BBL Umur JK Sbb
1 Aterm √ - - Bidan Normal 3 th 2.800 - - -
gr
2 Hamil ini - - - - - - - - - -
c. Riwayat Haid
Menarche : 12 th Flour Albus : Tidak ada
HPHT : 26-04-2023
HPL : 03-02-2024
5. Riwayat Kesehatan
a). Riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit infeksi : Ibu mengatakan tidak pernah
menderita penyakit infeksi
seperti TBC, asma dan ISK
7. Kebutuhan sehari-hari
Kebutuhan sehari-hari
Sebelum hamil Selama hamil
a. Pola Nutrisi
Makan : 3x/hari 3x/hari
Porsi : 1 piring 1 piring
Jenis : nasi, lauk, sayur nasi, lauk, sayur, buah
Macam : variasi variasi
Gangguan : tidak ada tidak ada
39
Kebutuhan sehari-hari
Sebelum hamil Selama hamil
Minum : 5 gelas/hari 8 gelas/hari
Jenis : air putih air putih
Gangguan : tidak ada tidak ada
b. Pola Istirahat
Siang : 1 jam/hari 2 jam/hari
Malam : 7 jam/hari 8 jam/hari
Gangguan : tidak ada tidak ada
c. Pola aktivitas
Ibu mengatakan melakukan Ibu mengatakan melakukan
aktifitas rumah tangga seperti aktifitas rumah tangga
mencuci, menyapu dan seperti mencuci, menyapu
mengepel dibantu keluarga
Kebutuhan sehari-hari
Sebelum hamil Selama hamil
Warna : kuning jernih kuning jernih
Gangguan : tidak ada tidak ada
8. Data psikologis
Status anak yang dikandung : Ibu mengatakan status anak
yang dikandung adalah anak
yang diinginkan
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda vital :
Tekanan darah : 101/59 mmHg Respirasi : 20 x/menit
d. Berat badan
Sebelum hamil : 47 Kg Selama hamil TM I : 45 kg
TM II : 48 kg
TM III : 52 kg
e. Tinggi badan : 146 cm
f. LILA : 28 cm
g. Status present
Kepala – muka
Kepala : Mesochepal
Rambut : Bersih, tidak ada ketombe
Muka : Bersih, tidak ada oedema
Mata : Simetris
Konjungtiva : Tidak anemis
Sclera : Tidak ikterik
Hidung : Bersih, tidak ada pembesaran polip
Mulut/gigi : Tidak ada stomatitis, tidak ada karies
Telinga : Bersih, tidak ada serumen
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Aksila : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Bentuk : Simetris
Mammae : Bersih
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi
Genitalia : Terdapat lendir bercampur darah
Anus : Tidak ada hemoroid
Ekstremitas :
Atas : Tidak ada oedema
Bawah : Tidak ada oedema
2. Pemeriksaan Obstetri
a. Inspeksi
Muka : Bersih, tidak ada oedema
43
Mammae : Simetris
Putting susu : Menonjol
Kolostrum/ASI : Sudah keluar
Kebersihan : Terjaga
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi
Genetalia : Terdapat lender bercampur darah
b. Palpasi
Leopold I : TFU 30 cm, bagian teratas perut
ibu teraba bulat, lunak, tidak
melenting yaitu bokong janin
Kontraksi uterus
Lama : 25 detik
c. Auskultasi
DJJ/reguler : 151 x/menit/reguler
d. Perkusi
Reflek patella kanan : Positif
Reflek patella kiri : Positif
e. Pemeriksaan panggul luar
Distansia spinarum : Tidak dilakukan
Distansia cristarum : Tidak dilakukan
Konjugata eksterna : Tidak dilakukan
Lingkar panggul : Tidak dilakukan
f. Pemeriksaan dalam
Tanggal/jam : 1 Februari 2024/ jam 19.00 WIB
Oleh : Bidan
Hasil
Effacement : 60%
Pembukaan : 6 cm
Penurunan : Hodge I
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium : 1 Februari 2024
Pada bayi:
1. Caput Succedaneum
2. Asfiksia pada bayi baru lahir
VII. EVALUASI
1) Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan
2) Advice dokter Sp.OG telah dilakukan
3) Ibu bersedia untuk berbaring miring kiri
4) Ibu bersedia untuk mengatur nafas saat ada kontraksi
5) Ibu bersedia untuk makan dan minum
6) Ibu terlihat sudah tenang
7) Suami dan keluarga bersedia untuk pijat relaksasi pada ibu
48
DATA PERKEMBANGAN I
DATA PERKEMBANGAN II
1. Data Subyektif
Ibu mengatakan perutnya sangat mulas dan ingin mengejan
2. Data Obyektif
Tanda vital
TD : 109/72 mmHg S : 36,4 0 C
N : 90 x/menit Rr : 20 x/menit
Kontraksi uterus :
Frekuensi : 2 kali dalam 10 menit
Lama : 30 detik
DJJ/regular : 130 x/menit
Pemeriksaan dalam :
Keadaan portio : Oedema
Effacement : 60%
Pembukaan : 6 cm
Selaput ketuban : Jernih
Bagian terendah : Kepala
Titik penunjuk : Ubun-ubun kecil
Penurunan : Hodge III
Bagian terkemuka : Ubun-ubun kecil
3. Assesment
Ny. F umur 26 tahun G2 P1 A0 usia kehamilan 40+1 minggu dengan
inpartu kala I lama dan oedema porsio
50
4. Penatalaksanaan
a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yaitu Tekanan darah 109/72
mmHg, Nadi 90 x/menit, Respirasi 20 x/menit, DJJ 130 x/menit dan
bengkak di porsio atau jalan lahir
b. Lapor dokter Sp.OG bahwa Ny. F ketuban sudah pecah spontan,
pembukaan 6 cm, kepala hodge III dan porsio kanan oedema
Advice dokter Sp.OG: Untuk dilakukan operasi sectio caesarea segera
(sc cyto)
c. Kolaborasi dokter Sp.An
Acc operasi SC dengan anestesi spinal
d. Kolaborasi dokter Sp.A
Acc dokter penanggung jawab pasien
e. Lakukan informed consent pada ibu dan keluarga bahwa dokter Sp. OG
menyarankan janin harus segera dilahirkan dengan tindakan operasi sectio
caesarea segera karena keadaan jalan lahir ibu bengkak dan kala I lama
Ibu dan keluarga bersedia untuk dilakukan tindakan sectio caesarea
f. Ibu dipindahkan ke ruang instalasi bedah sentral (IBS)
Ibu sudah di ruang IBS
Bayi lahir perabdominal, jenis kelamin laki-laki, berat badan 3.200 gram, panjang
badan 50 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 33 cm, lingkar perut 29 cm,
apgar score 8/8/9, air ketuban jernih, anus tidak ada kelainan, tidak ada cacat,
sudah meco, belum miksi, tidak ada tanda lahir, tidak ada jejas, terdapat caput
succedaneum.
51
Pemantauan kala IV meliputi tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus uterus,
kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan pervaginam.
52
53
A. KESIMPULAN
Pasien dari IGD rujukan dari Puskesmas Ajibarang I, dengan keluhan
perut mulas, keluar lendir darah dari jalan lahir, ketuban belum pecah,
pembukaan 6 cm, tidak ada riwayat alergi, tidak ada riwayat penyakit apapun.
Kehamilan kedua, anak pertama lahir spontan tahun 2021 dengan berat 2.800
gram. Dirumah sakit langsung dilakukan tindakan sesuai advice dokter yaitu
pemberian oksitosin 2,5 IU pada cairan RL 500 ml dan dilakukan pemeriksaan
dalam pada pukul 19.00 WIB didapatkan hasil yaitu (pembukaan 6 cm,
effacement 60%, portio lunak, penurunnan Hodge I) TFU 30 cm, DJJ 135
x/menit, HIS 2x dalam 10 menit lamanya 25 detik.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan dalam kedua pada pukul 22.30
WIB karena pasien mengeluh keluar cairan dari jalan lahir dan ingin mengejan
terus menerus. Dan didapatkan hasil pembukaan masih sama 6 cm dan porsio
kanan mengalami oedema, lapor ke dokter Sp.OG mengenai keadaan ibu dan
dokter menyarankan untuk dilakukan tindakan sectio caesarea segera. Konsul
dokter Sp.An dan dokter Sp.A, Acc dokter penanggung jawab pasien. Ibu dan
keluarga setuju dengan menandatangi informed consent, ibu dipindahkan ke
ruang IBS untuk dilakukan SC.
Pukul 23.41 WIB bayi lahir perabdominal, jenis kelamin laki-laki,
berat badan 3.200 gram, panjang badan 50 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar
dada 33 cm, lingkar perut 29 cm, apgar score 8/8/9, air ketuban jernih, anus
tidak ada kelainan, tidak ada cacat, sudah meco, belum miksi, tidak ada tanda
lahir, tidak ada jejas, terdapat caput succedaneum. Ibu dan bayi dipindahkan
ke ruang Nuri.
Dalam kala IV tidak terdapat masalah dan keadaan ibu baik.
54
55
B. SARAN
1. Bagi Rumah sakit
Diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan perkembangan
pelayanan bagi pihak rumah sakit untuk dapat mempertahankan mutu
pelayanan dan meningkatkan mutu pelayanan dalam melaksanakan asuhan
kebidanan pada pasien dengan persalinan kala I lama fase aktif secara
profesional dan komprehensif
2. Bagi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dalam bidang
kebidanan khususnya dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada klien
dengan persalinan kala I lama fase aktif
3. Bagi Penulis
Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan keterampilan dan
pengalaman serta wawasan dalam melakukan studi kasus khususnya pada
asuhan kebidanan pada klien dengan persalinan kala I lama fase aktif
DAFTAR PUSTAKA
Asri. (2022). Faktor fisik dan psikologis ibu bersalin dengan intensitas nyeri
persalinan kala I pada ibu primipara. Jurnal Kesehatan 13 (3), 437-
444, 2022
BPS Jawa Tengah. ( 2023). Profil Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2023
Deasy. (2022). Analisis Ketepatan Kode Diagnosis pada Kasus Persalinan Pasien
Rawat Inap di Rumah Sakit Patria IKKT. SEHATMAS: Jurnal Ilmiah
Kesehatan Masyarakat 2 (2), 468-479, 2023
Ervina. (2019). Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Kecemasan Pre Sectio
Caesarea. 86–91
Etika. (2021). Persalinan nyaman dengan teknik rebozo. Jurnal Ilmu Keperawatan
dan Kebidanan 12 (2), 287-291
Hijrotun. (2019). Perawatan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea. Pustaka.
Taman Ilmu.
Ita. (2023). Pengaruh teknik rebozo terhadap nyeri dan lama persalinan kala 1
fase aktif. WOMB Midwifery Journal 2 (2), 42-49, 2023
i
ii
Murtinawita. (2022). Asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan posisi miring
untuk memperlancar proses kala II di pmb hj. Jurnal Kebidanan Terkini
(Current Midwifery Journal) 2 (1), 64-68, 2022
Nurmala. (2022). Studi Kasus Efektifitas Aromaterapi Lemon dan Bitter Orange
Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan kala 1 fase aktif di PMB. Poltekkes
Tanjungkarang
Petty. (2020). Pengaruh Pelvic Rocking Exercise terhadap lama waktu persalinan
kala II Pada Multipara di PMB Santi Rahayu di Jabung Kabupaten
Malang. Poltekkes RS dr. Soepraoen
RSUD Ajibarang. (2024). Profil Rumah Sakit Umum Daerah Ajibarang tahun
2024
Serli. (2022). Penerapan pijat oksitosin terhadap lama persalinan kala 1 fase
aktif pada ny. L di pmb usmalanah, Amd. Keb Bandar Lampung. Poltekkes
Tanjungkarang 2022
Tania. (2020). Penatalaksanaan pemberian sari kurma terhadap lama kala I fase
aktif pada ny. F di pmb Redinse Sitorus, S.ST di lampung selatan.
Poltekkes Tanjungkarang, 2020
Umiati. (2023). Pengaruh uprigt position terhadap lama kala I fase aktif pada
primigravida. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan 14 (1), 132-
141, 2023
WHO. (2023). Profil Angka Kematian Ibu Diseluruh Dunia Tahun 2023