DISUSUN OLEH:
WIDYA OKTARI
NIM: P0 5120420 032
Widya Oktari
NIM. P0 5120420 032
iv
BIODATA
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah
Akhir Ners (KIAN) ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Dukungan Mobilisasi
Pada Pasien Stroke Di Ruang Stroke RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu”.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, Karya
Ilmiah Akhir Ners (KIAN) ini tidak dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu Eliana., SKM., MPH, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Bengkulu
2. Ibu Ns. Septiyanti., S. Kep., M. Pd, selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Bengkulu
3. Bapak Ns. Hermansyah., S. Kep., M. Kep, selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Bengkulu
4. Bapak Ns. Hendri Heriyanto,. S. Kep., M. Kep, selaku pembimbing yang
telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran, memberikan bimbingan dan
arahan dengan penuh kesabaran dalam penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners
(KIAN) ini
5. Seluruh tenaga pendidik dan kependidikan Jurusan Keperawatan yang telah
sabar mendidik dan membimbing selama proses pendidikan
6. Kedua orang tua dan semua keluarga yang telah mendoakan, mendukung dan
memberikan semangat baik moril maupun materil
7. Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan dalam penyelesaian
Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) ini
Penulis menyadari ketidaksempurnaan dalam penulisan KIAN ini oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak agar penulis
dapat berkarya lebih baik dan optimal lagi di masa yang akan datang. Penulis
berharap semoga KIAN ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi
penulis sendiri dan mahasiswa jurusan keperawatan lainnya.
Bengkulu, September 2021
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ iv
HALAMAN BIODATA ............................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 4
vii
BAB V PEMBAHASAN
A. Gambaran Pengkajian Keperawatan................................................... 54
B. Gambaran Diagnosa Keperawatan ..................................................... 56
C. Gambaran Perencanaan Keperawatan ................................................ 56
D. Gambaran Implementasi Keperawatan ............................................... 57
E. Gambaran Evaluasi Keperawatan ...................................................... 59
F. Keterbatasan Studi Kasus .................................................................. 60
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 61
B. Saran ................................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Penelitian Terkait .................................................................................. 17
2.3 Perencanaan Keperawatan ..................................................................... 24
4.1 Gambaran Karakteristik Pasien Stroke .................................................. 32
4.2 Gambaran Pemeriksaan Fisik Pasien Stroke .......................................... 33
4.3 Data Laboratorium ................................................................................ 37
4.4 Terapi Obat ........................................................................................... 38
4.5 Gambaran Diagnosis Keperawatan Pasien Stroke .................................. 39
4.6 Gambaran Perencanaan Keperawatan Pasien Stroke .............................. 40
4.7 Gambaran Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pasien Stroke ........ 41
ix
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
2.1 WOC Stroke ......................................................................................... 13
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 SOP Tindakan .................................................................................. 66
2 Penilaian Kekuatan Otot ................................................................... 69
3 Surat Izin Pengambilan Kasus ......................................................... 70
4 Surat Selesai Pengambilan Kasus .................................................... 71
5 Lembar Konsul Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) ........................... 72
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke merupakan penyakit neurocerebravaskular yang
disebabkan oleh gangguan suplai darah ke otak karena adanya sumbatan
(ischemic) atau pecahnya pembuluh darah otak (hemoragic) yang terjadi
secara mendadak dengan gejala klinik baik fokal maupun global yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih. Tersumbatnya pembuluh darah
menyebabkan suplai oksigen dan nutrisi ke otak terhambat sehingga
mengakibatkan terjadinya kerusakan pada jaringan otak (World Health
Organization, 2018)
Secara global, 15 juta orang terserang stroke setiap tahunnya, 30%
meninggal dan sisanya mengalami cacat permanen (Anggraini, 2018).
Angka kejadian stroke di dunia masih sangat tinggi yaitu sekitar 795.000
jiwa setiap tahun, serangan stroke pertama terjadi pada 610.000 jiwa dan
185.000 jiwa mengalami stroke berulang, sekitar 55-75% di Amerika
pasien stroke mengalami penurunan pada kemampuan motorik (American
Heart Association, 2018).
Yayasan Stroke Indonesia menyatakan bahwa jumlah penderita
stroke di Indonesia merupakan terbanyak dan menduduki urutan pertama
di Asia. Prevalensi penyakit stroke di Indonesia meningkat seiring dengan
bertambahnya umur. Kasus stroke tertinggi yang terdiagnosis tenaga
kesehatan adalah usia 75 tahun keatas 50,2% dan terendah pada kelompok
usia 15-24 tahun yaitu sekitar 0,6%. Berasarkan data 10 besar penyakit
terbanyak di Indonesia tahun 2013, prevalensi kasus stroke di Indonesia
berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 10,9 orang permil dan
14,7 orang permil (RISKESDAS, 2018).
Salah satu penyebab atau memperparah stroke antara lain
hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi), kolesterol, arteriosklerosis
(pengerasan pembuluh darah), gangguan jantung, diabetes, riwayat stroke
dalam keluarga (faktor keturunan) dan migren (sakit kepala sebelah).
1
2
B. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran Asuhan Keperawatan Dukungan Mobilisasi Pada
Pasien Stroke Di Ruang Stroke RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun
2021?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan dukungan mobilisasi pada
pasien stroke.
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan pengkajian dukungan mobilisasi paa pasien
stroke
b. Menggambarkan diagnosis keperawatan gangguan mobilitas fisik
c. Menggambarkan perencanaan asuhan keperawatan gangguan
mobilitas fisik
d. Menggambarkan implementasi gangguan mobilitas fisik
e. Menggambarkan evaluasi gangguan mobilitas fisik
D. Manfaat studi kasus
1. Bagi mahasiswa
Karya tulis ilmiah akhir ini untuk meningkatkan kemampuan
mahasiswa dalam menerapkan asuhan keperawatan medikal bedah
pada pasien stroke.
2. Bagi institusi pendidikan
Dapat menambah pembahasan dalam meningkatkan mutu pendidikan
dan sebagai bahan pertimbangan untuk lebih memperkaya pengetahuan
dan bahan ajar mengenai asuhan keperawatan tentang dukungan
mobilisasi pada pasien stroke.
3. Bagi pelayanan kesehatan
Karya tulis ilmiah akhir ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan
dan sumber informasi bagi perawat dalam meningkatkan pelayanan
keperawatan khususnya asuhan keperawatan pada pasien stroke.
5
6
7
1) Otak
Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan
sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia yang
terletak di dalam rongga tengkorak. Bagian utama otak adalah
otak besar (cerebrum), otak kecil (cereblum) dan otak tengah
(Khanifudin, 2012).
Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh
yang disadari. Otak besar ini dibagi menjadi dua belahan, yaitu
belahan kanan dan kiri. Tiap belahan tersebut terbagi menjadi 4
lobus yaitu frontal, parietal, okspital, dan temporal. Sedangkan
disenfalon adalah bagian dari otak besar yang terdiri dari
talamus, hipotalamus, dan epitalamus (Khanifudin, 2012). Otak
belakang/ kecil terbagi menjadi dua subdivisi yaitu
metensefalon dan mielensefalon. Metensefalon berubah
menjadi batang otak (pons) dan cereblum. Sedangkan
mielensefalon akan menjadi medulla oblongata (Nugroho,
2013). Otak tengah/ sistem limbic terdiri dari hipokampus,
hipotalamus, dan amigdala (Khanifudin, 2012).
3. Klasifikasi Stroke
Stroke terbagi menjadi dua macam, yaitu stroke iskemik dan
stroke hemoragik. Stroke iskemik disebabkan oleh gangguan pasokan
oksigen dan nutrisi ke sel–sel otak akibat bentukan trombus atau
emboli. Keadaan ini dapat diperparah oleh terjadinya terjadinya
penurunan perfusi sistemik yang mengalir otak. Sedangkan stroke
hemoragik terjadi karena terhalangnya suplai akibat perdarahan otak
sehingga otak tercemar oleh kumpulan darah (hematom) atau darah
masuk ke selaput otak subaraknoid yang disebut perdarahan
subaraknoid.
Price & Wilson (2006) mengklasifikasikan stroke menjadi dua, yaitu:
a. Stroke Iskemik
Stroke Iskemik terjadi akibat berkurangnya aliran darah keotak
yang berlangsung selama hitungan detik sampai hitungan beberapa
menit, apabila terjadi lebih dari beberapa menit maka akan terjadi
infark atau kematian pada bagian jaringan otak. Stroke iskemik ini
dibagi menjadi dua kategori besar yaitu oklusi trombolitik dan oklusi
embolitik.
b. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik diakibatkan oleh pecahnya pembuluh darah
pada otak, biasanya kejadian berlangsung saat melakukan aktifitas
atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Stroke
hemoragik dapat terjadi pada jaringan otak itu sendiri (parenkim),
ruang subarachnoid, subdural atau epidural.
4. Etiologi
a. Trombosis Serebral
Arterosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi adalah
penyebab utama trombosis serebral yang merupakan penyebab
utama dari stroke. Tanda-tanda trombosis serebral bervariasi, sakit
kepala adalah hal yang tidak umum, beberapa pasien dapat
mengalami pusing, perubahan kognitif, atau kejang dan beberapa
pengalaman awitan yang tidak dapat dibedakan dari haemoragi
10
Emboli serebral
STROKE
Hipoksia cerebri
MK : Gangguan
Komunikasi Verbal MK : Gangguan
Mobilitas Fisik
13
6. Manifestasi Klinis
Menurut Mutiasari (2019) stroke menyebabkan defisit
neurologik, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang
tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat dan jumlah
aliran darah kolateral. Stroke akan meninggalkan gejala sisa karena
fungsi otak tidak akan membaik sepenuhnya.
a. Kelumpuhan pada salah stau sisi tubuh (hemiparase atau
hemiplagia).
b. Lumpuh pada salah satu sisi wajah anggota badan (biasanya
hemiparesisi) yang timbul mendadak.
c. Tonus otot lemah atau kaku
d. Menurun atau hilangnya rasa
e. Gangguan lapang pandang (homonimus hemianopsia)
f. Bicara tidak lancar atau kesulitan memahami ucapan (afasia)
g. Bicara pelo atau cadel ( disatria)
h. Gangguan presepsi
i. Gangguan status mental
j. Vertigo, mual, muntah atau nyeri kepala
7. Komplikasi
Beberapa komplikasi stroke, diantaranya (Junaidi, 2011) :
a) Dekubitus
Tidur yang terlalu lama karena lumpuh dapat
mengakibatkan luka atau lecet pada bagian tubuh yang menjadi
tumpuan saat berbaring. Untuk mencegah itu, pasien harus sering
dipindah atau digerakkan secara teratur tidak peduli seberapa
parahnya pasien.
b) Bekuan darah
Mudah terjadi pada kaki yang lumpuh, penumpukan cairan
dan pembengkakan, embolisme paru-paru.
14
c) Pneumonia
Terjadi karena biasanya pasien tidak dapat batuk atau
menelan dengan baik sehingga menyebabkan cairan terkumpul di
paru-paru dan selanjtnya terinfeksi.
d) Kekuatan otot dan sendi
Terbaring lama akan menimbulkan kekakuan pada otot
atau sendi, untuk itulah fisioterapi dilakukan sehingga kekauan
tidak terjadi atau minimal dikurangi.
e) Stress atau depresi
Terjadi karena pasien akan merasa putus asa dan tidak
berdaya serta ketakutan akan masa depan.
8. Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Doenges, Moorhouse, & Murr, 2010) pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan :
a. CT-scan akan memperlihatkan adanya cedera, hematoma, dan
iskemik infark.
b. Angiografi cerebral membantu menentukn penyebab stroke secara
spesifik seperti perdarahan, obstruksi, dan rupture arteri.
c. Fungsi lumbal akan menunjukkan adanya tekanan normal dan
biasanya ada thrombosis embolis serebral dan tekanan
intrakarnial.
d. Magnetic Resonance Imaging (MRI) akan menunjukkan adanya
infark
e. Electroencefalogram (EEG) akan mengidentifikasi masalah
didasarkan pada gelombang otak dan mungkin memperlihatkan
daerah lesi yang spesifik.
f. Sinar-X tengkorak akan menggambarkan klasifikasi parsial
dinding aneurisma pad perdarahan subaraknoid.
15
9. Penatalaksanaan
Intervensi perawat pada pasien stroke menurut (Brunner & Suddart,
2012) meliputi :
a. Meningkatkan latihan mobilisasi dan mencegah deformitas
b. Mencegah bahu addukasi dan menghindari nyeri bahu
c. Meletakkan posisi tangan dan jari tangan dengan benar
d. Merubah posisi tangan tiap dua jam
e. Meningkatkan program latihan range of motion (ROM)
f. Melatih ambulasi dengan gerak dan berjalan
g. Memberikan bantuan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
memberikan dukungan terhadap kebutuhan psikolois pasien
h. Latihan meningkatkan presepsi sensoris dengan selalu
memberikan stimulus pada organ yang mengalami penurunan
sensoris
i. Melatih menelan bagi pasien yang mengalami kesulitan menelan
yang dapat menyebabkan kekurangan nutrisi
j. Meningkatkan latihan komunikasi
16
2 Nur Azizah, Jurnal Manajemen 2 Studi kasus dilakukan Studi kasus dilakukan di RSUD
Wahyu Ningsih Asuhan responden dengan cara meneliti suatu Dr. Adhyatma, MPH Semarang di
Keperawatan Vol. permasalahan melalui suatu ruang Alamanda selama 6 hari
“Genggam Bola 4 No. 1 Januari kasus dengan menggunakan dengan diberikan pemanasan
Untuk 2020, Halaman 35 bentuk rancangan one group genggam bola dalam waktu 3-10
Mengatasi –4 pretest posttest. Studi kasus menit. Hasil studi kasus pada
Hambatan pISSN : 2356-3079 ini menggunakan pasien I dan II mengalami
17
5 Setiyawan, Lina Caring : Jurnal 40 penelitian ini menggunakan Hasil penelitian menunjukan ada
Pratiwi, Noerma Keperawatan Responden desain penelitian quasi pengaruh rendam kaki air hangat
Shovie Rizqiea Vol.8, No. 1, experiment dengan terhadap kekuatan otot pasien
Maret 2019, pp. 15 pendekatan pre test and post stroke non hemoragik dengan
– 22 test nonequivalent control nilai p-value 0,000 dan ada
“Pengaruh ISSN 1978-5755 group. Sampel perbedaan antara kelompok
hidroterapi (Online) menggunakan tehnik non kontrol dan kelompok intervensi
rendam kaki air DOI: 10.29238 probability sampling dengan pasien stroke non hemoragik
hangat terhadap pendekatan purposive dengan nilai p-value 0,008.
kekuatan otot sampling. Terdapat pengaruh hidroterapi
pada pasien rendam kaki air hangat terhadap
stroke non kekuatan otot ekstermitas atas
hemoragik” pasien stroke non hemoragik.
Perawat sebagai praktisi
kesehatan diharapkan dapat
memberikan hidroterapi rendam
kaki air hangat untuk
meningkatkan kekuatan otot pada
pasien stroke non hemoragik.
20
obyektif menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017), tanda dan gejala
untuk masalah keperawatan intoleransi aktivitas yaitu :
a. Mayor :
1) Subyektif : Mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas.
2) Objektif : kekuatan otot menurun, rentang gerak (ROM) menurun.
b. Minor :
1) Subyektif : nyeri saat bergerak, enggan melakukan pergerakan,
merasa cemas saat bergerak.
2) Objektif : sendi kaku, gerakan tidak terkoordinasi, gerakan terbatas,
fisik lemah.
Diagnosa yang ditegakkan pada Stroke yaitu gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan penurunan kekuatan otot ditandai dengan data mayor
subyektif : mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas, data mayor objektif :
kekuatan otot menurun, rentang gerak (ROM) menurun, data minor
objektif : merasa cemas saat bergerak , dan data minor subyektif : sendi
kaku, gerakan terbatas, fisik lemah.
c. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan terdiri atas luaran dan intervensi. Luaran
(outcome) merupakan aspek-aspek yang dapat diobservasi dan diukur
meliputi kondisi, perilaku, atau dari persepsi pasien, keluarga atau
komunitas sebagai respon terhadap intervensi keperawatan. Luaran
keperawatan Indonesia memiliki tiga komponen utama yaitu label,
ekspetasi dan kriteria hasil. Label merupakan nama sari luaran keperawatan
yang terdiri atas kata kunci untuk memperoleh informasi terkait luaran
keperawatan.
Ekspetasi merupakan penilaian terhadap hasil yang diharapkan
tercapai, sedangkan kriteria hasil merupakan karakteristik pasien yang
dapat diamati atau diukur oleh perawat dan dijadikan dasar untuk menilai
pencapaian hasil intervensi keperawatan (PPNI, 2019).
22
Edukasi
7. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
8. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
9. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
26
27
C. Definisi Operasional
1. Asuhan keperawatan pada studi kasus ini didefinisikan sebagai suatu
rangkaian proses keperawatan kritis yang meliputi pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan pada pasien distroke
ruang stroke.
2. Dukungan mobilisasi pada studi kasus ini didefinisikan sebagai memfasilitasi
pasien untuk meningkatkan aktivitas pergerakan fisik.
3. Penyakit Stroke pada studi kasus ini didefinisikan sebagai suatu diagnosa
dokter di RSUD dr M yunus berdasarkan tanda gejala dan hasil pemeriksaan
penunjang yang menunjukkan pasien mengalami penurunan kekuatan otot.
4. Gangguan mobilitas fisik pada studi kasus ini didefinisikan sebagai diagnsosa
keperawatan pada pasien stroke di RSMY yang mengalami keterbatasan dalam
gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri.
Lokasi penelitian ini adalah di ruang Stroke RSUD dr. M. Yunus Bengkulu
Tahun 2021. Proses pengumpulan data dilakukan pada saat penulis praktik di
stase keperawatan elektif bulan Agustus 2021 dan penyelesaian laporan
dilakukan pada bulan September 2021.
E. Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer yaitu data di dapatkan melalui wawancara dan observasi
dengan hasil anamnesis yang berisi tentang identitas klien, keluhan utama,
riwayat penyakit sekarang-dahulu keluarga, riwayat psikologi dan
pemeriksaan fisik pada system tubuh pasien serta ADL (Activity Daily
Living) Sumber data bisa dari klien, keluarga serta perawat ruangan.
28
2. Data Sekunder
Data diperoleh peneliti dengan melakukan akses pencarian
menggunakan google Scholar, Pubmad dan situs web perpustakaan nasional
dengan tujuan untuk mengungkapkan berbagai teori-teori yang relevan
dengan permasalahan yang sedang di teliti.
F. Penyajian Data
Penyajian data pada penelitian ini disajikan secara tekstual dan naratif yang
disajikan secara sistematis meliputi proses asuhan keperawatan yang dimulai dari
pengkajian, diagnosa, rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi.
Bab ini menjelaskan tentang asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny. A
dan Tn. A dengan kasus Stroke yang dilakukan pada bulan Agustus 2021. Asuhan
keperawatan dimulai dari pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan. Pengkajian ini
dilakukan dengan metode auto anamnesa (wawancara dengan klien langsung), allo
anamnesa (wawancara dengan keluarga atau orang terdekat), tenaga kesehatan lain
(perawat ruangan), pengamatan, observasi, pemeriksaan fisik, menelaah catatan
medis dan catatan keperawatan.
A. Gambaran Karakteristik Pasien Stroke Di Ruangan Stroke RSUD dr. M.
Yunus Bengkulu
1. Pengkajian
a. Karakteristik identitas pasien
Tabel 4.1 Gambaran Karakteristik Pasien Stroke
Pengkajian Ny. A Tn. A
Identitas Pasien Seorang perempuan Ny.A berusia 57 Seorang laki-laki berusia 50 tahun,
tahun dengan pekerjaan IRT, pasien bekerja swasta, pendidikan
pendidikan terakhir SMA, beragama terakhir SMA, beragama islam
islam, alamat di Jl Tutwuri yang beralamat Padang Harapan.
Handayani.
Identitas Tn. H, suami Ny. A dengan usia 41 Tn. A, Kakak Tn. A dengan usia 44
Penanggung tahun, pendidikan terakhir D3, tahun, pendidikan terakhir S1,
Jawab alamat Jl Tutwuri Handayani. alamat Padang Harapan
Keluhan Utama Ny.A datang ke RSUD Dr M.Yunus Tn. A datang ke RSUD Dr. M
Masuk Rumah Bengkulu pada tanggal 13 Agustus Yunus Bengkulu pada tanggal 19
Sakit 2021 pukul 21.00 wib rujukan dari Agustus 2021 pukul 18.00 wib
RS Bhayangkara setelah 3 hari rujukan dari RS Ummi setelah 3
perawatan dengan keluhan hari perawatan dengan keluhan
penurunan kesadaran dan kelemahan penurunan kesadaran ± 8 jam
anggota gerak sebelah kiri sejak ± 2 SMRS dan kelemahan anggota
hari SMRS. gerak sebelah kanan.
30
31
telinga, tidak ada perasaan penuh di telinga, tidak ada perasaan penuh di
telinga ataupun tinnitus, fungsi telinga ataupun tinnitus, fungsi
pendengaran baik, tidak memakai pendengaran baik, tidak memakai
alat bantu pendengaran alat bantu pendengaran
Sistem Terdapat penggunaan otot bantu Terdapat penggunaan otot bantu
Pernapasan pernapasan, terdapat retraksi dinding pernapasan, tidak terdapat retraksi
dada, tidak terdapat pernapasan dinding dada, tidak terdapat
cuping hidung, tidak ada sianosis, pernapasan cuping hidung, tidak
RR: 24 x/menit, ekspansi paru ada sianosis, RR: 26 x/menit,
simetris kiri dan kanan, perkusi ekspansi paru simetris kiri dan
sonor pada ICS 1-4 dextra, dullness kanan, perkusi sonor pada ICS 1-5
pada ICS 5 dextra, sonor pada ICS 1- dextra, sonor pada ICS 1-2 sinistra,
2 sinistra, dullness pada ICS 3-5 dullness pada ICS 3-5 sinistra,
sinistra, suara napas vesikuler. suara napas vesikuler
Sistem Bentuk dada normochest, tidak ada Bentuk dada normochest, tidak ada
Kardiovaskuler sianosis, nadi 101 x/menit, nadi sianosis, nadi 110 x/menit, nadi
teraba kuat dan irama teratur, teraba kuat dan irama teratur,
tekanan darah 173/100 mmHg, akral tekanan darah 170/103 mmHg,
teraba hangat, CRT kembali < 3 akral teraba hangat, CRT kembali <
detik, bunyi jantung BJ I dan BJ II, 3 detik, bunyi jantung BJ I dan BJ
irama tertatur, tidak ada sakit dada II, irama tertatur, tidak ada sakit
dada
Sistem Pasien tampak tidak pucat, tidak ada Pasien tampak tidak pucat, tidak
Hematologi perdarahan ada perdarahan
Sistem Saraf Pasien mengalami sakit kepala, Tidak ada sakit kepala ataupun
Pusat tingkat kesadaran compos mentis, pusing, tingkat kesadaran compos
GCS: E : 3, V : afasia, M : 6 mentis, GCS: E : 3, V : afasia, M :
Pemeriksaan Nervus : 6
1) Nervus Difaktorius (Penciuman) Pemeriksaan Nervus :
Kiri: Masih dapat berfungsi 1) Nervus Difaktorius (Penciuman)
dengan normal Kiri: Masih dapat berfungsi
Kanan: Berfungsi dengan dengan normal
normal Kanan: Berfungsi dengan
2) Nervus Oftikus normal
Lapang pandang: Dalam 2) Nervus Oftikus
rentang normal Lapang pandang: Dalam
Ketajaman penglihatan: Pasien rentang normal
mampu menglihat ada jarak 2 m Ketajaman penglihatan: Pasien
3) Nervus Ocullomotorius, mampu menglihat ada jarak 2
Troklearis, Abdusen m
Kelopak mata tidak ada 3) Nervus Ocullomotorius,
exsoptalmus Troklearis, Abdusen
Pupil mata isokor Kelopak mata tidak ada
Pergerakan bola mata simetris exsoptalmus
Pupil mengecil saat terkena Pupil mata isokor
cahaya Pergerakan bola mata simetris
4) Nervus Trigeminus Pupil mengecil saat terkena
Sensibilitas wajah normal Ny. A cahaya
mampu merasakan rabaan dan 4) Nervus Trigeminus
rangsangan nyeri pada wajah Sensibilitas wajah normal Tn.
kiri dan kanan A mampu merasakan rabaan
Refleks kornea kornea normal dan rangsangan nyeri pada
pada mata kiri dan kanan wajah kiri dan kanan
33
- Patologis
Refleks babinski (-) pada
kaki kiri
Sistem Keadaan mulut pasien besih, tidak Keadaan mulut pasien sedikit kotor,
Pencernaan terdapat caries, tidak ada terdapat caries, tidak ada
penggunaan gigi palsu, tidak ada penggunaan gigi palsu, tidak ada
stomatitis, membran mukosa bibir stomatitis, membran mukosa bibir
tampak pucat dan kering, tidak ada tampak pucat, tidak ada distensi
distensi abdomen, bising usus abdomen, bising usus 7 x/menit
5x/menit
34
Sistem Endokrin Tidak terdapat pembesaran kelenjar Tidak terdapat pembesaran kelenjar
tiroid,tidak terdapat luka ganggren tiroid, tidak terdapat luka ganggren
Sistem Jumlah urine ± 500 cc/6 jam, warna Jumlah urine ± 450 cc/6 jam, warna
Urogenital kuning, tidak ada distensi kandung kuning, tidak ada distensi kandung
kemih, pasien menggunakan kateter, kemih, pasien menggunakan
tidak ada hematuria. kateter, tidak ada hematuria
Sistem Turgor kulit kembali < 3 detik, tidak Turgor kulit kembali < 3 detik,
Integumen terdapat edema. tidak terdapat edema.
Sistem Terdapat kelemahan pada anggota Terdapat kelemahan pada anggota
Muskuloskeletal gerak kiri, kekuatan otot gerak kanan, kekuatan otot
111 555 555 111
111 555 555 111
35
c. Data Penunjang
Tabel 4.3 Data Laboratorium
Ny. A Tn. A
Pemeriksaan Nilai Normal Satuan
19/08/2021 20/08/2021 21/08/2021 19/08/2021 20/08/2021 21/08/2021
Hematologi
Hemoglobin 12,0-15,0 gr/dl 12,3 - 14,8 -
Hematoktit 40-54 vol% 37 - 45 -
Leukosit 4000-10000 /ul 9100 - 20200 -
Trombosit 150000-450000 /ul 190000 - 109000 -
Fungsi Hati
SGOT <50 U/L - - 154 -
SGPT <50 U/L - - 67 -
Fungsi Ginjal
Ureum 20-40 mg/dl 32 - 278 265
Creatinin 0,5-1,2 mg/dl 0,5 - 5,6 4,5
Uric Acid 4,4-7,6 mg/dl - - 18,2 -
Diabetes
Glukosa Darah <160 mg/dl 148
- - -
Sewaktu
Profil Lipid
Cholesterol Total 150-250 mg/dl - - 237 -
LDL Cholesterol <150 mg/dl - - 136 -
HDL Cholesterol 28-63 mg/dl - - 10 -
Trigliserida <150 mg/dl - - 289 -
Elektrolit
Natrium 135-145 mmol/L 135 141 153 -
Kalium 3,4-5,3 mmol/L 5,6 3,5 5,4 -
Chlorida 50-200 mmol/L 102 106 119 -
COVID-19
Rapid Antigen Non-Reaktif Non-Reaktif - - Non-Reaktif - -
36
d. Penatalaksanaan
Tabel 4.4 Terapi Obat
Ny. A
Terapi Dosis Rute
19/8/21 20/8/21 21/8/21
IVFD RL 60ml/jam IV √ √ √
Nichardipine 1 ml/jam IV STOP √ √
Piracetam Inf 1 x 12 gr IV √ √ √
Manitol Inf 2x125 ml IV STOP
Manitol Inf 1x125 ml IV √ √ √
Citicolin 3x1 IV √ √ √
Ketorolac 3x 1 amp IV √ √ √
Omeprazole 1x1 IV √ √ √
Ceftriaxone 2x1 IV √ √ √
Transamin 3 x 1 (250g) IV √ √ √
Candesartan 1x 16 mg Oral √ √ √
Amlodipine 1x10mg Oral √ √ √
Laxadine Syr 3x 1 Oral √ √ √
Terapi Oksigen 3 lpm Nassal Canule √ √ STOP
Tn. A
Terapi Dosis Rute
19/8/21 20/8/21 21/8/21
IVFD RL 20 tpm IV √ √ √
Ceftriaxone 2 x 1000 mg IV √ √ √
Piracetam 1 x 12 mg IV √ √ √
Ranitidine 2 x 50 mg IV √ √ √
Citicoline 3 x 250 mg IV √ √ √
Laxadine 3x1c Oral √
Amplodipine 1 x 10 mg Oral √ √
Candesartan 1 x 16 mg Oral √ √ √
CPG 1 x 75 mg Oral √ √
37
- Gerakan terbatas
- Rentang gerak (ROM) menurun
- Sendi tangan dan kaki kaku
- Esktremitas atas dan bawah bagian kiri
tidak bisa digerakkan
Tn. A DS: Gangguan neuromuskular Gangguan mobilitas
Keluarga mengatakan Tn. A mengalami fisik
kesulitan menggerakkan ekstremitas kanan
DO:
Nilai kekuatan otot
555 111
555 111
Gerakan terbatas
Rentang gerak (ROM) menurun
Sendi tangan dan kaki kaku
Ekstremitas atas dan bawah bagian kanan
tidak bisa digerakkan
38
D. Gambaran Implementasi dan Evaluasi Pasien Stroke di Ruangan Stroke RSUD dr M. Yunus Bengkulu
Tabel 4.7 Gambaran Implementasi dan Evaluasi Pasien Stroke
NAMA PASIEN : Ny. A Diagnosa Keperawatan: Gangguan mobilitas fisik berhubungan
RUANGAN : Stroke dengan gangguan neuromuskular
HARI/TANGGAL : Jumat, 20 Agustus 2021 (Hari ke 1)
Pukul 17.50
Pukul 13.00
Pukul 17.50
Pukul 17.50
Pada bab ini penulis akan membahas kesenjangan antara konsep teori dan
kasus pada proses asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus stroke yang
mengalami gangguan mobilitas fisik di Ruangan Stroke RSUD Dr. M. Yunus.
Penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan merupakan salah satu
wujud tanggung gugat yang terdiri dari tahap pengkajian keperawatan,
perencanaan, implementasi dan evaluasi (Potter & Perry, 2015).
51
52
Tindakan rendam kaki air hangat dilakukan selama 15 menit pada suhu
37oC, rendam kaki air hangat akan menyebabkan vasodilatasi yang akan
mengakibatkan aliran darah lancar dan membawa nutrisi yang cukup
termasuk zat kalsium dan kalium, tekanan hidrostatik air terhadap tubuh
mendorong aliran darah dari kaki menuju ke rongga dada dan darah akan
berkumpul di pembuluh darah besar dijantung (Setiyawan, Pratiwi, Rizqiea,
2019). Terapi rendam kaki air hangat dapat terjadi mekanisme konveksi
dimana terjadi perpindahan hangat dari air hangat ke dalam tubuh, sehingga
dapat juga berfungsi seperti teknik akupuntur (Zahra,Aini, Yudanari, 2016).
Selain itu juga untuk membantu mengoptimalkan peningkatan kontraksi dan
kekuatan otot perlu adanya latihan ROM.
Tindakan latihan ROM dilakukan 1 kali sehari dalam 10-15 menit,
Menurut Eka Nur So’emah (2014) pemberian terapi ROM pasif berupa
latihan gerakan pada bagian pergelangan tangan, siku, bahu, jari-jari kaki atau
pada bagian ektermitas yang mengalami hemiparesis sangat bermanfaat untuk
menghindari adanya komplikasi akibat kurang gerak, seperi kontraktur,
kekakuan sendi, tromboplebitis dekubitus, sehingga latihan ROM penting
dilakukan secara rutin. Memberikan latihan ROM dapat meningkatkan
kekuatan otot karena dapat menstimulasi motor unit sehingga semakin
banyak motor unit yang terlibat maka akan terjadi peningkatan kekuatan otot,
kerugian pasien hemiparase bila tidak segera ditangani maka akan terjadi
kecacatan yang permanen ( Potter & Perry, 2015).
Tindakan latihan genggam bola dilakukan setiap 5 detik dalam 7 kali
tindakan. Menurut Chaidir & Zuardi, 2021, genggam bola yang menggunakan
bola karet dengan tonjolan-tonjolan kecil pada permukaan dapat menstimulasi
titik akupressur pada tangan yang akan memberikan stimulus ke syaraf
sensorik pada permukaan tangan kemudian diteruskan ke otak.
Implementasi yang dilaksanakan penulis pada kedua kasus tidak
menemukan hambatan atau kendala yang berarti, kedua pasien dapat
bekerjasama dengan baik, kooperatif, dan mengerti dengan apa yang
disampaikan penulis. Keluarga pasien pada kedua kasus juga dapat
bekerjasama dan mendukung implementasi dengan baik.
56
3. Studi kasus ini hanya diaplikasikan pada dua kasus asuhan keperawatan
sehingga hasil yang diperoleh belum dapat digeneralisasi pada pasien
stroke lainnya yang mengalami kelemahan anggota gerak.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi kasus asuhan keperawatan dukungan mobilisasi
pada pasien Ny. A dan pasien Tn. A dengan kasus Stroke di Ruang Stroke
RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pengkajian kedua pasien menunjukkan bahwa kelemahan anggota gerak
yang dialami sama-sama memiliki nilai kekuatan otot 1 yaitu tidak bisa
bergerak namun ada sedikit kontraksi otot pada sebagian tubuh.
2. Kedua pasien menunjukkan masalah keperawatan yang ditegakkan adalah
gangguan mobilitas fisik karena didukung oleh temuan data mayor dan
minor sesuai dengan teori.
3. Intervensi keperawatan untuk dukungan mobilisasi disusun diambil dari
berbagai SIKI dukungan mobilisasi, yaitu meningkatkan aktivitas
pergerakan fisik sesuai dengan kebutuhan pasien dan teori berbagai jurnal
terkait. Intervensi berbasis evidence based yang dikembangkan antara lain
melakukan rendam kaki air hangat, melakukan latihan ROM, dan
melakukan latihan genggam bola. Tindakan yang diberikan kepada kedua
pasien sama sesuai dengan teori.
4. Implementasi keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan yang
telah penulis susun. Implementasi keperawatan yang dilakukan pada
pasien Ny. A dan Tn. A sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan
berdasarkan teori yang ada dan sesuai dengan SIKI dukungan mobilisasi.
Implementasi yang dilaksanakan penulis pada kedua kasus tidak
menemukan hambatan atau kendala yang berarti, kedua pasien dapat
bekerjasama dengan baik, kooperatif dan mengerti dengan apa yang
disampaikan penulis. Keluarga pasien pada kedua kasus juga dapat
bekerjasama dan mendukung implementasi dengan baik.
5. Evaluasi yang didapatkan pada kedua pasien berbeda. Pada Ny. A
diagnosa teratasi sebagian dibuktikan dengan meningkatnya mobilitas
58
59
fisik pasien dengan nilai kekuatan otot menjadi 2 yaitu rentang gerak penuh
tanpa gravitasi. Sedangkan pada Tn. A diagnosa gangguan mobilitas fisik
belum teratasi dikarenakan belum meningkatnya mobilitas fisik yang
dibuktikan dengan nilai kekuatan otot pada ekstremitas atas dan bawah
bagian kanan masih berada pada skor 1 yaitu tidak bisa bergerak namun ada
sedikit kotraksi otot.
B. Saran
1. Bagi Pasien dan Keluarga
Diharapkan pasien dan keluarga mampu menerapkan berbagai metode
latihan mobilitas fisik sehingga bisa dilakukan dirumah secara mandiri.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan yang berkualitas dan
profesional sehingga terlahir perawat yang berkompeten dalam menerapkan
berbagai evidence based serta mampu memberikan asuhan keperawatan
secara komprehensif sesuai kode etik keperawatan khususnya asuhan
keperawatan pada pasien stroke.
3. Bagi Perawat RSUD Dr. M. Yunus
Perawat diharapkan dapat menggunakan evidence based sebagai
tindakan mandiri dan mengembangkannya dalam mengatasi masalah
mobilitas fisik yang dialami pasien stroke.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian terkait tindakan
mobilitas fisik pada pasien stroke.
60
DAFTAR PUSTAKA
Association Heart American. (2017). Hearth Disease and Stroke Statistic. Update : A
Report from American Hearth Association. Retrieved from
https://www.ahajournals.org/doi/full/10.1161/CIR.0000000000000485
Azizah, Ningsih (2020). Genggam Bola Untuk Mengatasi Hambatan Mobilitas Fisik
Pada Pasien Stroke Nonhemoragik. Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan
Vol. 4 No. 1, Halaman 35 – 4 p-ISSN : 2356-3079 eISSN : 2685-1946
Bahrudin, M. (2015). Model Diagnostik Stroke Berdasarkan Gejala Klinis. Jurnal
Saintika Medika
Benjamin, J. (2017). The Nothwick Park A.D.L Index. Research Occupational
Therapist Northwick Park Hospital.
Brunner, & Suddart. (2012). Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: ECG.
Budi, Netti, Suryarinilsih. (2019). pengaruh latihan range of motion (ROM)
menggenggam bola terhadap kekuatan otot ekstremitas atas pasien stroke
iskemik. Jurnal sehat mandiri, Vol 14 No 2, p-ISSN 19708-8760
Doenges, Moorhouse, M., & Murr, A. C. (2010). Rencana Asuhan Keperawatan :
Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.
Jakarta: ECG.
Fery Agusman, Evy Kusgiarti. (2017). Pengaruh Miror Therapy Terhadap Kekuatan
Otot Pasien Stroke Non Hemoragik. Vol. 4 No 1 Juni 2017 ISSN: 2503-0388
Goldszmidt, Caplan, Louis. (2013). Stroke Esensial. edisi kedua. Jakarta: PT Indeks
Hartono. (2010). Patofisiologi : Aplikasi Pada Praktik Keperawatan. Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Junaidi, I. (2011).Stroke Waspadai Andamannya. Yogyakarta; Andi Offset
Khanifudin, Ahmad. (2012). Organ Pada Saraf. http : // khanifudin. files. wordpress
.com/2012/03/sistem-saraf. pdf diakses tanggal 10 Juli
Universitas Indonesia.
Nugroho.(2013).AnatomiFisiologiSistemSaraf.http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2
013/11/anatomi-fisiologi-sistem-saraf.pdf diakses tanggal 12 Juli
Prabawati, Susilo (2019). pengaruh latihan range of motion (ROM) terhadap
perubahan aktivitas fungsional pada pasien stroke rawat inap di RSU UKI
Jakarta. Jurnal JKFT : Muhamadiyah Tanggerang vol 4 no 2 p-ISSN 2502-
0552;e-ISSN 2580-2917
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2015). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 7.
Jakarta: Salemba Medika.
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. DPP PPNI.
Jakarta Selatan.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP . (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. DPP PPNI.
Jakarta Selatan.
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. DPP PPNI.
Jakarta Selatan.
RISKESDAS. (2018). Hasil Utama Riset Keshatan Dasar (Riskesdas). Diakses Pa.
Retrieved from http:// www. depkes. go.id /resources /download/ infoterkini/
materi_rakorpop_2018/Hasil Riskesdas 2018.pdf
Sandra, Daniati, Harni (2021). Studi kasus gangguan mobilitas fisik pasien stroke iskemik
dengan hemiparesis stsetelah diberikan stimulasi sikat sensori. JKA (Jurnal
Keperawatan Abdurrab) Volume 05 No. 01 ISSN Cetak : 2541-2640 ISSN
Online : 2579-8723
Setiyawan, Pratiwi, Rizqiea (2019). Pengaruh hidroterapi rendam kaki air hangat
terhadap kekuatan otot pada pasien stroke non hemoragik. Jurnal Keperawatan
Vol.8, No. 1, pp. 15 – 22 ISSN 1978-5755 (Online) DOI: 10.29238
62
Soeharto I. (2015). Serangan Jantung dan Stroke Hubungannya dengan Lemak dan
Kolesterol. Gramedia Pustaka Utama
Solechah & Nurul. (2017). Pengaruh Terapi Rendam Kaki Dengan Air Hangat
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Dengan Hipertensi Di
Puskesmas Bahu Manado. Ejurnal keperawatan, Vol 5, No 1
Smeltzer, S. C., & G.Bare, B. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah (Edisi
8). Jakarta: ECG
Tarwoto Dan Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika
World Health Organization (WHO). (2018). Stroke, Cerebrovascular accident.
http://www.who.int/topics/cerebrovascular_accident/en/
63
No Tindakan
1. Persiapan Alat:
- Minyak / lotion penghangat ( bila di perlukan )
2. Persiapan Pasien :
- Membaca catatan perawatan dan catatan medis pasien
- Melakukan informed concent :
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan
Menjelaskan prosedur tindakan
Menanyakan kesiapan pasien
3. Persiapan Lingkungan :
- Mengatur lingkungan yang nyaman bagi pasien, cukup pencahayaan
dan privasi pasien terjaga
4. Persiapan Perawat :
- Mencuci tangan 6 langkah menggunakan sabun
- Gunakan sarung tangan sesuai indikasi pasien
5. Fase Kerja
a. Obervasi keadaan pasien
b. Pasang pengaman pada tempat tidur
c. Memeriksa nadi dan tekanan darah pasien
d. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
e. Melakukan latihan ROM Pasif :
a) ROM Pergelangan Tangan
o Pegang tangan dan jemari pasien dengan satu tangan dan tangan
yang lain memegang pergelangan tangan pasien
o Lakukan fleksi, ekstensi dan hiperekstensi pergelangan tangan
o Lakukan fleksi dan ekstensi pada jari jemari pasien
b) ROM Siku
o Letakkan tangan di atas siku pasien dan pegang tangannya
dengan tangan lainnya
o Lakukan fleksi dan ekstensi siku
c) ROM Lengan Bawah
o Letakkan tangan pada pergelangan pasien dan pegang tangan
pasien dengan tangan yang lain
o Lakukan pronasi dan supinasi lengan bawah
d) ROM Pergelangan Kaki
Letakkan tanan kiri diatas pergelangan kaki pasien dan tangan
64
NO PROSEDUR KET
1 PERSIAPAN
Baskom berisi air hangat sesuai kebutuhan (35-37oC)
2 PROSES
1. Dekatkan alat-alat ke pasien
2. Perhatikan lingkungan sekitar
3. Cuci tangan
4. Atur posisi senyaman mungkin
5. Masukkan kaki pasien ke dalam air hangat yang telah
disediakan
6. Lakukan tindakan selama 15 menit
7. Setelah tindakan selesai atur kembali posisi pasien
8. Bereskan alat-alat
9. Cuci tangan
3 EVALUASI
Evaluasi respon klien
4 Dokumentasi
1. Waktu pelaksanaan
2. Catat hasil dokumentasi setiap tindakan yang
dilakukan dan evaluasi tindakan
NO PROSEDUR KET
1 PERSIAPAN
Bola karet
2 PROSES
1. Dekatkan alat-alat ke pasien Perhatikan lingkungan
sekitar
2. Telapak tangan pasien yang lemah dibuka dan
dihadapkan ke atas
3. Bola diletakkan ditelapak tangan pasien sehingga
membentuk seperti mangkuk
4. Instruksikan pasien untuk meremas bola dengan jari
tangannya semampunya tanpa harus mengejan
5. Menghitung gerakan meremas sampai hitungan 5 kali
6. Istirahat 1 menit (lanjutkan mengulang gerakan
diatas)
7. Lakukan tindakan setiap 7 kali
8. Setelah tindakan selesai atur kembali posisi pasien
9. Bereskan alat-alat
10. Cuci tangan
3 EVALUASI
Evaluasi respon klien
4 Dokumentasi
11. Waktu pelaksanaan
12. Catat hasil dokumentasi setiap tindakan yang
dilakukan dan evaluasi tindakan