Anda di halaman 1dari 94

ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA Nn "N" UMUR "17"

TAHUN DENGAN DISMENOREA PRIMER


DI PMB “Z” KOTA BENGKULU

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Persyaratan


Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma lll Kebidanan

Disusun Oleh :

QARINNA SULISTIA WARDAHNI


NMP : 1826030036

PROGRAM STUDI JENJANG DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2021

1
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Tugas Akhir dengan judul :

ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA Nn “ N” UMUR 17 TAHUN


DENGAN DISMENOREA PRIMER DI PMB”Z”
KOTA BENGKULU

Disusun Oleh :

QARINNA SULISTIA WARDAHNI


NMP : 1826030036

Telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan di hadapan penelaah

Pembimbing I Pembimbing II,

Pitri Subani, SST, M.Kes Yulita Elvira Silviani, SST, M.Kes

Mengetahui
Ketua Prodi DIII Kebidanan
STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Yuni Ramadhaniati, SST, M.Kes

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esayang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan

judul “Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi Pada Nn “N” Umur “17”

Tahun Dengan Disminorea Primer Menggunakan Kompres Air Hangat di

PMB “Z” Kota Bengkulu” .

Dalam Menyelesaikan tugas ini penulis banyak mendapatkan bantuan baik

materi maupun moril dari berbagai pihak untuk penulis mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Drs. H. S. Effendi,MS Selaku Ketua STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu

2. Yuni Ramadhaniati, SST, M.Kes selaku Kaprodi DIII Kebidanan terimakasih

telah memberikan nasehat, semangat dan bimbingan kepada penulis untuk dapat

menyusun dan menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

3. Bunda Pitri Subani, SST, M.Kes selaku pembimbing utama terimakasih atas

kesempatan, waktu, tenaga, dan pikirannya yang penuh kesabaran dan ketelitian

dalam memberikan bimbingan, arahan serta nasehat dan motivasi selama

penyusunan Laporan Tugas Akhir.

4. Bunda Yulita Elvira Silviani, SST, M.Kes sebagai pembimbing pendamping

terimakasih telah bersedia untuk membimbing dan menyempurnakan Laporan

Tugas Akhir.

iii
5. Praktek Mandiri Bidan (PMB) “Z” yang telah memberikan izin dalam

pengambilan data pra penelitian dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir.

6. Seluruh Dosen dan Staf Prodi DIII Kebidanan Stikes Tri Mandiri Sakti Bengkulu

terimakasih atas kesabarannya dalam mendidik mahasiswa, semoga Allah SWT

membalas semua kebaikan yang telah dilakukan.

Penulis menyadari dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih banyak

kekurangan dan kesalahan, kritik dan saran yang membangun sangat penulis

butuhkan untuk perbaikan Laporan Tugas Akhir ini dikemudian hari.

Bengkulu, Juni 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR BAGAN
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
C. Tujuan Studi Kasus ................................................................................... 4
D. Manfaat Studi Kasus.................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Teori Media............................................................................................... 6
1. Remaja ................................................................................................ 6
2. Kesehatan Reproduksi ........................................................................ 9
3. Dismenorea.......................................................................................... 11
4. Penatalaksanaan Kompres Hangat...................................................... 26
B. Menajemen Kebidanan ............................................................................. 27
1. Menajemen Kebidanan SOAP............................................................. 27
2. Menajemen Kebidanan 7 Langkah Varney......................................... 34
C. Kerangka Konsep...................................................................................... 41

BAB III METODOLOGI


1. Jenis Studi Kasus....................................................................................... 44
2. Lokasi Studi Kasus.................................................................................... 44
3. Subjek Studi Kasus.................................................................................... 44
4. Waktu Studi Kasus.................................................................................... 44
5. Instrument studi kasus............................................................................... 45

v
vi

6. Teknik Pengumpulan Data........................................................................ 45


7. Alat-alat yang Dibutuhkan........................................................................ 45
vii

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN


A. Tinjauan Kasus .............................................................................. 47
B. Pembahasan ................................................................................... 60

BAB V PUNUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 63
B. Saran .............................................................................................. 64

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR BAGAN

Halaman
Bagan 1 Kerangka Konsep
...............................................................................................................
...............................................................................................................
41

viii
ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1Pengukuran Skala nyeri
...............................................................................................................
...............................................................................................................
21
x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Jadi Pasien


Lampiran 2 lembar Informent Consent
Lampiran 3 Lembar Persetujuan Menjadi Pasien
Lampiran 4 Lembar Konsul
Lampiran 5 Dokumentasi

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Word Health Organization (WHO) angka dismenore didunia

sangat besar rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap Negara mengalami

dismenore. Di amerika Serikat diperkirakan hampir 90% wanita mengalami

dismenore dan 10-15% mengalami dismenore berat, yang menyebabkan mereka

tidak mampu melakukan kegiatan apapun dan ini akan menurunkan kualitas

hidup. Bahkan di Amerika diperkirakan perempuan kehilangan 1,7 juta hari kerja

setiap bulan akibat dismenore. Dismenore menyebabkan 14% dari pasien remaja

sering tidak hadir di sekolah dan tidak menjalani kegiatan sehari-hari (Makrus I,

2019).

Menurut profil kesehatan Indonesia tahun 2019 disebutkan bahwa cakupan

sekolah SMA/MA yang melakukan pelayanan kesehatan, sebanyak 81,50%. ada

empat provinsi yang seluruh sekolah SMA/MA telah melakukan pelayanan

kesehatan yaitu Kalimantan Utara, Jawa Barat, dan Kepulauan Bangka Belitung.

Provinsi dengan cakupan terendah sekolah SMA/MA yang melakukan pelayanan

kesehatan adalah Nusa Tenggara Timur (4,58%), Papua Barat (23,16%), dan Riau

(35,71%).

1
2

Dismenore merupakan rasa nyeri pada perut bagian bawah selama

menstruasi. Rasa nyeri dapat disertai perasaan kram, mual, muntah, diare dan

pusing. Dismenorea merupakan masalah umum dan dapat mempunyai dampak

produktivitas wanita menurun, 50% Wanita yang menstruasi mengalami

dismenorea dan sekitar 10% nya mengalami gejala yang hebat sehingga tidak

dapat melakukan aktifitas atau harus beristirahat di tempat tidur (Hacker, 2019).

Menurut Penelitian Hawa Mahua, Di Jurnal Nursing News. Pengaruh

Pemberian Kompres Air Hangat Terhadap Dismenore Pada Remaja Putri di SMK

Penerbangan Angkasa Singosari Malang, Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan pada 16 remaja putri yang ada di SMK Penerbangan Angkasa

Singosari, setelah diberikan kompres air hangat terjadi penurunan skala nyeri

sedang dari 75% menjadi 18,8% dan juga terdapat responden yang tidak

mengalami nyeri dismenorea setelah diberikan kompres air hangat yaitu 12,5%.

Hal ini dikarenakan kompres air hangat adalah metode yang sangat efektif dalam

menurunkan nyeri dismenorea, sehingga responden merasa nyaman dengan

kompres hangat yang diberikan. Kompres hangat dapat memindahkan panas ke

dalam tubuh untuk melebarkan pembuluh darah yang akan menyebabkan terjadi

penurunan penegangan otot.

Menurut Penelitian Dahlan, dkk (2017) Di Journal Endurance. Dengan

Judul Pengaruh Terapi Kompres Hangat Terhadap Nyeri Haid (DISMENOREA)

Pada Siswi SMK Perbankan Simpang Haru PADANG berdasarkan hasil


3

penelitian yang didapatkan kompres hangat sangat berpengaruh terhadap

penurunan tingkat nyeri dismenorea. Menurut peneliti kompres hangat adalah

suatu metode dalam penggunaan suhu hangat setempat yang dapat menimbulkan

efek fisiologis. Kompres hangat yang dilakukan pada abdomen bawah dapat

memperlancar peredaran darah (vasodilatasi) diuterus sehingga dapat mengurangi

nyeri yang dirasakan. Metode kompres hangat dengan menggukanan botol kaca

melakukan kompres hangat bagian perut atau punggung bagian bawah dengan

botol berisi air hangat selama 20 menit.

Berdasarkan data yang diperoleh dari profil provinsi Bengkulu tahun 2018

jumlah penduduk terbanyak di kota Bengkulu berjumlah 181,635 jiwa dengan

jumlah laki-laki 187,149 jiwa dan jumlah perempuan 181,635 jiwa. Sedangkan

data yang diperoleh dari kota Bengkulu tahun 2018 data menurut umur 15-19

tahun berjumlah 35,939 jiwa, dengan jumlah laki-laki 18.009 jiwa dan perempuan

17,930 jiwa (Profil Kota Bengkulu, 2018).

Berdasarkan survey awal pada tanggal 16 April 2021, peneliti mengambil

data perbandingan di 3 tempat Praktik Bidan Mandiri (PMB) diwilayah

kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu dari bulan Januari sampai

bulan April Tahun 2021 yaitu PMB “Z ” terdapat 7 kasus Dismenorea dari 54

remaja, PMB “S” terdapat 1 kasus Dismenorea dari 34 remaja, PMB “S”

terdapat 3 kasus Dismenorea dari 30 remaja.

Berdasarkan data dan uraian diatas, maka penulis sangat tertarik untuk

mengangkat Laporan Tugas Akhir Tentang Asuhan Kebidanan pada Remaja


4

Nn.N umur 17 tahun Dengan Dismenorea Primer di PMB “Z” Kota Bengkulu

Tahun 2021.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dilator belakang diatas dirumuskan masalah yaitu

Asuhan Kebidanan pada Remaja Nn.N umur 17 tahun dengan dismenorea primer

di PMB “Z” Kota Bengkulu.

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Memberikan Asuhan Kebidanan pada Remaja Nn.N umur 17 tahun

dengan dismenorea primer di PMB “Z” Kota Bengkulu.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan Pengkajian Data Subjektif dan Data Objektif pada remaja

Nn.N di PMB “Z” Kota Bengkulu.

b. Merumuskan diagnosa, masalah dan kebutuhan pada remaja Nn.N dengan

disminorea di PMB”Z” Kota Bengkulu.

c. Mengentisifikasi diagnose potensial pada Remaja Nn.N dengan

disminorea di PMB “Z” Kota Bengkulu.

d. Memberikan kebutuhan segera pada Remaja Nn.N di PMB”Z” Kota

Bengkulu.
5

e. Melakukan perencanaan (intervensi) pada Remaja Nn.N dengan

disminorea di PMB “Z” Kota Bengkulu .

f. Melakukan pelaksanaan (implementasi) pada Remaja Nn.N dengan

disminorea di PMB “Z” Kota Bengkulu.

g. Mengevaluasi segera tindakan yang diberikan dengan metodeVarney pada

Remaja Nn.N dengan disminorea primer di PMB “Z” Kota Bengkulu.

D. Manfaat Studi Kasus

1. Manfaat Teoritis

Hasil kasus ini diharapkan mampu meningkatkan ilmu pengetahuan dan

dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi lingkungan akademik tentang

penanganan disminorea pada remaja dan dapat digunakan pada mata kuliah

asuhan kebidanan pada kesehatan reproduksi wanita.

2. Manfaat Praktis

Sebagai bahan dan masukan dan informasi bagi tenaga bidan untuk

meningkatkan keterampilan atau memberikan pelayanan kesehatan pelayanan

kasus kebidanan khususnya disminorea pada remaja serta dapat

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Media

1. Remaja

a. Pengertian

Menurut WHO sekitar seperlima dari penduduk didunia merupakan

remaja berusia 10 sampai dengan 19 tahun, sekitar 900 juta berada di

negara sedang berkembang seperti Indonesia. Sekitar 15% populasi di Asia

afrika Pasifik dimana penduduknya merupakan 60% dari penduduk

didunia, seperlimanya adalah remaja umur 10-19 tahun. Sedangkan di

Indonesia menurut Biro Pusat Statistik Kelompok umur 10-19 tahun adalah

sekitar 22% yang terdiri dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja

perempuan (Aesyah,2019).

Remaja yaitu penduduk yang masih tergolong dalam rentan usia 10-

19 tahun. Remaja menurut Depkes RI tahun 2009, remaja yaitu mereka

yang berusia 12-25 tahun. Adapun remaja menurut Badan Kependudukan

dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) remaja yaitu mereka yang

tergolong dalam usia 10-24 tahun dan masih berstatus belum menikah

(WHO dalam pusdatin Kemenkes, 2017).

Remaja adalah suatu masa kehidupan individu dimana terjadi

eksplorasi psikologis untuk menetukan identitas diri.Pada masa transisi dari

6
masa anak-anak ke masa remaja individu mulai mengembangkan ciri-ciri

abstrak dan konsep diri menjadi lebih berbeda.Remaja mulai memandang

diri dengan penilaian dan standar pribadi, tetapi kurang dalam interprestasi

perbandingan sosial (Desta Ayu, 2020).

Remaja dalam ilmu psikologis diperkenalkan dengan istilah lain,

seperti puberteit, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence

(Inggris), berasal dari bahasa Latin “adolescere” yang berarti tumbuh kea

rah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan kematangan

fisik saja tetapi juga kematangan sosial dan psikologi (Kumalasari, 2012).

b. Tahapan-Tahapan Remaja

1) Usia remaja awal(10-12 tahun)

a) Lebih dekat dengan teman sebayanya.

b) Ingin bebas.

c) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya.

d) Mulai berfikir abstrak.

2) Usia remaja tengah (13-15 tahun)

a) Mencari identitas diri.

b) Timbul keinginan ingin berkencan.

c) Mempunyai rasa cinta yang mendalam.

d) Mengembangkan kemampuan berfikir abstrak.

e) Berkhayal tentang aktivitas seks.


3) Masa remaja akhir (17-21 tahun)

a) Pengungkapan kebebasan diri.

b) Lebih selektif mencari teman sebaya.

c) Mempunyai citra tumbuh (body image) terhadap dirinya sendiri.

d) Dapat mewujudkan rasa cinta (Kumalasari, 2012).

1) Tanda seks primer

Tanda seks primermenurut Kumalasari (2012) merupakan tanda

yang menunjukan alat kelamin. Pada wanita alat kelamin wanita bagian

luar terdiri dari :

a) Bibir luar (labia mayora).

b) Bibir dalam (labia minora).

c) Klitoris, yaitu bagian penuh dengan ujung-ujung syaraf sehingga

sangat peka terhadap rangsangan/sentuhan. Sentuhan-sentuhan pada

klitoris dapat menyebabkan terjadinya orgasme (puncak kenikmatan

seksual) pada wanita.

d) Uretra (liang saluran seni).

e) Liang senggama (vagina) berfungsi sebgai jalan keluar haid, jalan

masuk penis dalam senggama, dan jalan keluar bayi waktu

melahirkan.

Alat kelamin wanita bagian dalam terdiri dari :

a) Hymen (selaput darah).

b) Mulut rahim (serviks) yang menghubungkan vagina dengan rahim.


c) Rahim (uterus) yaitu jaringan sebesar telur ayam, tetapi punya

kemampuan melar yang sangat besar sekali mengandung bayi.

d) Saluran telur (tuba palopi) disebelah kanan dan kiri rahim.

e) Indung telur (ovarium) yang menghasilkan hormon-hormon

estrogen, progesterone, dan sel telur .

c. Tanda seks sekunder

Tanda-tanda seks sekunder merupakan tanda-tanda badan yang

membedakkan pria dan wanita. Pada wanita bisa ditandai pertumbuhan

tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota badan menjadi panjang),

pertumbuhan payudara, tumbuh bulu yang halus dan lurus dan berwarna

gelap dikemaluan, mencapai pertumbuhan ketinggian badan setiap

tahunnya, bulu kemaluan menjadi kriting. Haid dan tumbuh bulu-bulu

ketiak. Pada laki-laki , bisa ditandai dengan pertumbuhan tulang-tulang,

tumbuh bulu kemaluan yang halus lurus dan berwarna gelap, awal

perubahan suara, bulu-bulu kemaluan menjadi kriting, tumbuh rambut-

rambut halus diwajah (kumis, jenggot), bulu ketiak, rambut-rambut

diwajah bertambah tebal dan gelap, tumbuh bulu di dada (Kumalasari,

2012).

2. Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi menurut badan kesehatan dunia (WHO) adalah

suatu keadaan sejahterah fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya
bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan

dengan system reproduksi, fungsi dan prosesnya (Antarsih, 2018).

Definisi kesehatan reproduksi yaitu reproduksi berasal dari kata “re”

yang artinya kembali dan kata produksi berasal yang artinya membuat atau

menghasilkan. Jadi istilah reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan

manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya.

Sedangkan yang disebut organ reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi

untuk reproduksi manusia ( Jeine Ester, 2019).

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara menyeluruh

mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial, yang berkaitan dengan alat,

fungsi serta proses reproduksi. Dengan demikian kesehatan reproduksi bukan

hanya kondisi bebas dari penyakit, melainkan bagaimana seseorang dapat

memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum menikah

dan sesudah menikah ( Nelwan, 2019).

Kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental, dan

kesejateraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan

system dan fungsi, serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang

bebas dari penyakit atau kecacatan (Rosyida, 2020).

Kesehatan reproduksi remaja

a. Ketidakadilan dalam membagi tanggung jawab, misalnya pada pergaulan

terlalu bebas, remaja putrid selalu menjadi korban dan menanggung segala

akibatnya seperti kehamilan tidak diinginkan, putus sekolah.


Ada kecenderungan untuk menyalahkan pihak perempuan, sedangkan

remaja putra seplaoh-olah terbebas dari segala permasalahan, walaupun

ikut andil dalam permasalahan tersebut.

b. Ketidakadilan dalam aspek hukum.

c. Pada tindakan aborsilegal yang diancam sanksi dan hokum adalah

perempuan yang menginginkan tindakan aborsi tersebut, sedangkan laki-

laki yang menyebabkan kehamilan tidak tersentuh oleh hokum (Rusmini,

2017).

3. Dismenorea

a. Pengertian

Dismenore merupakan rasa nyeri pada perut bagian bawah selama

menstruasi. Rasa nyeri dapat disertai perasaan kram, mual, muntah, diare

dan pusing. Dismenorea merupakan masalah umum dan dapat

mempunyai dampak produktivitas wanita menurun, 50 % Wanita yang

menstruasi mengalami dismenorea dan sekitar 10 % nya mengalami

gejala yang hebat sehingga tidak dapat melakukan aktifitas atau harus

beristirahat di tempat tidur (Hacker, 2019).

Dismenore adalah nyeri perut bagian bawah saat menstruasi yang

biasanya didampingi oleh gejala lainnya seperti berkeringat, sakit kepala,

diare, dan muntah (Ghina Tsamara, 2020).


Dismenorea merupakaan gangguan menstruasi yang sering terjadi

pada remaja putri, Dismenorea ditandai dengan gejala-gejala lainnya,

seperti nyeri haid yang terjadi saat usia remajaa dan dapat menimbulkan

dampak konflik emosional, ketegangan dan kegelisahan ( Made Lestari,

2018).

Dismenorea merupakan nyeri selama atau segera sebelum

menstruasi menjadi salah satu masalah ginekologik yang paling umum

yang terjadi pada wanita dari segala usia (Lowdermilk, 2020).

Desminore adalah nyeri perut yang berasal dari kram yang terjadi

selama haid, rasa nyeri timbul bersamaan dengan permulaan haid dan

berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari hingga mencapai puncak

nyeri (Larasati,2016).

Dismenore merupakan nyeri pada abdomen yang dirasakan sesaat

sebelum atau pada saat menstruasi, dismenore diklasifiksikan berdasarkan

ada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat diamati yaitu dismenore

primer, dsimenore sekunder, dan dismenoremembranous ( Colin, 2017).

Dismenore adalah kekakuan atau kejang dibagian bawah perut yang

terjadi pada waktu menjelang atau saat mentruasi yang memaksa wanita

untuk beristirahat atau berakibat berkurangnya aktivitas sehari-hari

(Munisah,, 2020).
b. Klasifikasi Dismenorea

1) Dismenore Primer

a) Pengertian

Dismenore Primer Merupakan nyeri yang dirasakan secara

berlebihan. Penyebab terjadinya dismenorea primer ini tidak

diketahui penyebab fisik yang nyata (Morgan, 2009).

Dismenore Primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa di

adanya kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Dismenore

primer terjadi beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah

12 bulan atau lebih, oleh karena siklus-siklus haid pada bulan-

bulan pertama setelah menarche umumnya berjenis anovulator

yang tidak disertai dengan rasa nyeri, Rasa nyeri timbul tidak lama

sebelumnya atau bersama-sama dengan permulaan haid dan

berlangsung untuk beberapa jam, walaupun pada beberapa kasus

dapat berlangsung hari. Sifat rasa nyeri adalah kejang berjangki-

tjangkit, biasanya terbatas pada perut bagian bawah, tetapi dapat

menyebar ke daerah pinggang dan paha. Bersama dengan rasa

nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare,

iribiitasi dan sebagainya (Margareth, 2019).


b) Penyebab Dismenorea Primer

(1) Faktor kejiwaan

Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil,

apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik

tentang proses haid, mudah timbul dismenorrea.

(2) Faktor konstitusi

Faktor ini, yang erat hubungannya dengan faktor tersebut

di atas, dapat juga menurunkan ketahanan terhadap ras nyeri,

faktor-faktor seperti anemia, penyakit menahun, dan

sebagainya dapat mempengaruhi timbulnya dismenorrea.

(3) Faktor endokrin

Pada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi

pada dismenorrea primer disebabkan oleh kontraksi uterus

yang berlebihan . faktor endrokin mempunyai hubungan

dengan soal tonus dan kontraktibilitas uterus dan kontraksi otot

usus.

(4) Faktor alergi

Teori ini di kemukakan setelah memperhatikan adanya

asosiasi antara dismenorea dengan yrtikaria, migraine, atau

asma (Icesmi, 2019).


c) Faktor Risiko Dismenorea Primer

(1) Usia saat menstruasi pertama kurang dari 12 tahun

(2) Belum pernah hamil dan melahirkan

(3) Memiliki haid yang memanjang atau dalam waktu lama

(4) Merokok

(5) Riwayat keluarga positif terkena penyakit

(6) Kegemukan atau kelebihan berat badan (Icesmi, 2019).

Dismenorea primer biasanya akan dirasakan secara bertahap

yaitu dimulai dari tahap ringan yang dimulai dari adanya kram

pada bagian tengah, yang memiliki sifat spasmodik yang dapat

menyebar kepunggung atau paha bagian belakang. Umumnya

dismenorea primer akan dirasakan pada saat 1 sampai 2 hari

sebelum menstruasi atau saat menstruasi. Nyeri yang dirasakan

tersebut akan terasa lebih berat selama 24 jam dan berkurang

setelah itu (Morgan, 2009).

Selama nyeri, beberapa wanita juga merasakan efek pengikut

seperti malaise ( rasa tidak enak badan), fatigue (lelah), nausea

(mual) dan vomiting (muntah), diare, nyeri panggung bawah, sakit

kepala, kadang- kadang dapat juga di sertai vertigo atau sensai

jatuh, perasaan cemas, gelisah hingga jatuh pingsan, dan biasanya


berlangsung sekitar 48-72 jam baik sebelum ataupun sesudah

menstruasi (Anurogo, 2011).

Dismenorea primer memiliki karakteristik dan faktor yang

berkaitan dengannya yaitu biasanya dismenorea dimulai 1-3 tahun

setelah menstruasi dan akan bertambah berat apabila sudah

berumur 23-27 tahun dan secara perlahan-lahan akan mereda

setelah umur tersebut. Dismenorea primer biasanya terjadi pada

remaja yang belum pernah menikah dan nyerinya akan kurang

apabila sudah melahirkan. Namun pada remaja yang memiliki

indeks masa tubuh yang berlebihan akan mempengaruhi terhadap

nyeri rahim kecuali remaja tersebut atlet. Dismenore primer akan

terjadi aliran menstruasi yang lama dan jarang terjadi pada remaja

yang memiliki siklus haid yang tidak teratur (Morgan, 2009).

2) Dismenore Sekunder

a) Pengertian Dismenorea Sekunder

Dismenorrea sekunder yaitu nyeri saat menstruasi yang

disebabkan oleh kelaianan ginekologi atau kandungan. Pada

umumnya terjadi pada wanita yang berusia lebih dari 25 tahun.

Tipe nyeri dapat menyerupai nyeri menstruasi DP, namun lama

nyeri dirasakan melebihi periode mentruasi dan dapat pula terjadi


bukan pada saat menstruasi. Pemberian terapi NSAIDS dan pil

kontrasepsi tidak memberikan banyak manfaat (Margareth, 2019).

Dismenorea sekunder yang dirasakan oleh penderita

berlangsung dari 2 sampai 3 hari selama menstruasi, namun

penderita dismenorea sekunder biasanya terjadi pada remaja yang

memiliki umur lebih tua dan sebelumnya mengalami siklus

menstruasi yang normal (Reeder, 2013).

b) Penyebab Dismenore Sekunder

Dismenorea sekunder dapat disebabkan oleh penggunaan alat

kontrasepsi, kelainan letah-arah, kista ovarium, gangguan pada

panggul, tumor, dan lain-lain (Anurogo, 2011).

c) Faktor Risiko Dismenore Sekunder

(1) Endometriosis

(2) Penyakit radang panggul

(3) Ovarium kista dan tumor

(4) Cervical stenosis atau oklusi

(5) Adenomiosis

(6) Fibroid

(7) Uterine polip

(8) Intrauterin alat kontrasepsi

(9) Septum vagina Transverse, sindroma kongesti pelvis (Icesmi,

2019).
Dismenore sekunder biasanya terjadi dengan perut besar atau

kembung, pelvis terasa berat dan terasa nyeri di punggun.

Perbedaan dengan dismenorea yang lainya adalah nyerinya akan

semakin kuat pada fase luteal dan akan memuncak sekitar haid.

Sifat nyeri yang dimiliki adalah unilateral dan biasanya terjadi

pada umur lebih dari 20 tahun. Karakteristik yang lain yang dapat

terjadi adalah darah menstruasi yang banyak atau perdarahan yang

tidak teratur. Walaupun kita memberikan terapi NSAID, nyeri

yang dirasakan tetap tidak berkurang (Anurogo, 2011).

c. Etiologi Dissmenorea

Penyebab dismenorea yaitu terjadinya nyeri dismenorea dikarenakan

adanya peningkatan hormone prostaglandin. Hormon ini mengakibatakan

kontaraksi uterus dan vasokontriksi pembuluh darah yang menuju ke

uterus menurun sehingga uterus tidak mendapat suplai oksigen yang

adekuat sehingga menyebabkan nyeri (Astrida Rakhma, 2013).

Sedangkan Menurut Kusmiran Tahun (2012), Penyebab

dismenore yaitu peningkatan produksi prostaglandin dan pelepasannya

(terutama PGF2a) dari endrometrium selama menstrusi menyebabkan

kontraksi uterus yang tidak terkoordinasi dan tidak teratur sehingga timbul

nyeri. Mekanisme nyeri lainnya disebabkan oleh prostaglandin(PGE2) dan

hormon lain yang membuat saraf-saraf sensori nyeri di uterus menjadi


hipersensitif terhadap kerja bradikinin serta stimulus nyeri fisik dan

kimiawi lainnya.

d. Gejala-Gejala Dismenorea primer


Dismenorea primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa

kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Dismenorea primer terjadi

beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih,

oleh karena siklus-siklus haid pada bulan-bulan pertama setelah menarche

umumnya berjenis anovulator atau bersama-sama dengan permulaan haid

dan berlangsung untuk beberapa jam, walaupun pada beberapa kasus dapat

berlangsung beberapa hari. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit,

biasanya terbatas pada perut bagian bawah, tetapi dapat menyebar ke

daerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai

rasa mual, muntah, sakit kepala, dan sebagainya (Sukarni K, 2019).

e. Patologis
Secara umum, nyeri haid timbul akibat kontaraksi

disritmikmiometrium yang menampilkan satu gejaja atau lebih. Mulai dari

nyeri ringan sampai berat diperut bagian bawah, bokong dan paha (Marmi,

2015).

Dismenorea primer yaitu nyeri haid dari bagian perut menjalar

kedaerah pinggang dan paha, terkadang disertai mulai muntah, diare, sakit

kepala dan emosi labil (Marmi, 2015). Penyebab dismenore primer diduga

berasal dari kontraksi rahim yang dirangsang oleh prostaglandin. Nyeri


dirasakan semakin hebat ketika bekuan atau potongan jaringan dari lapisan

rahim melewati serviks (leher rahim), terutama jika saluran serviksnya

sempit. Faktor lain yang bisa memperburuk dismenorea adalah rahim yang

menghadap kebelakang, kurang berolahraga, setress psikis dan setress

sosial (Marni, 2015).

Pertumbuhan umur dan kehamilan akan menyebabkan

menghilangnya dismenore primer. Hal ini diduga terjadi karena adanya

kemunduran syaraf rahim akibat penuaan dan hilangnya sebagian syaraf

pada akhir kehamilan. Perbedaan beratnya nyeri tergantung pada kadar

prostaglandin wanita yang mengalami dismenorea memiliki kadar

prostaglandin wanita yang mengalami dismenorea memiliki kadar

prostaglandin 5-13 lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak

mengalami dismenorea . Dismenorea sangat mirip dengan nyeri yang

dirasakan wanita hamil yang mendapat suntikan prostaglandin untuk

merangsang persalinan (Nugroho dan Utama , 2016).

Sedangkan Dismenorea sekunder disebabkan oleh kondisi iatrogenic

dan patologis yang beraksi di uterus, tuba falopi, ovarium, atau pelvis

peritoneum. Secara umum, nyeri datang ketika terjadi proses yang

mengubah tekanan di dalam atau di sekitar pelvis, perubahan atau

terbatasnya aliran darah, atau karena iritasi peritoneum pelvis. Proses ini

berkombinasi dengan fisiologi normal dari menstruasi ssehingga


menimbulkan ketidaknyamanan, ketika gejala ini terjadi pada saat

menstruasi, proses ini menjadi penyebab nyeri (Icesmi, 2019).

f. Pengukuran Skala nyeri

Intesitas nyeri (skala nyeri) adalah gambaran tentang seberapa parah

nyeri yang dirasakan individu , pengukuran intesitas nyeri sangat subjektif

dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intesitas yang sama

dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda (Tamsuri, 2015).

Sumber (Manurung S, dkk, 2015)


Keterangan :

0 : Tidak nyeri

1-3 : Nyeri ringan : Nyeri tanpa adanya pembatasan aktivitas, tidak

diperlukan penggunaan analgetik, dan tidak ada keluhan

sistematik.

4-6 : Nyeri sedang : Nyeri yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari,

dengan kebutuhan analgetik untuk menghilangkan rasa sakit

dan terdapat beberapa keluhan sistemaik.

7-9 : Nyeri berat : Nyeri dengan keterbatasan parah pada aktivitas

sehari-hari, respon analgetik untuk menghilangkan rasa sakit


minimal, dan adanya keluhan sistematik seperti muntah,

pingsan dan lain sebagainya.

10 : Nyeri sangat berat : klien sudah tidak mampu lagi

berkomunikasi, tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari

dan menangis.

g. Skala intensitas nyeri

1) Pengertian

Nyeri adalah pengalaman sensori nyeri dan emosional yang tidak

menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan actual dan

porensial yang teralokasi pada suatu bagian tubuh, seringkali

dijelaskan dalam istilah proses distruktif, jaringan seperti ditusuk-

tusuk, panas terbakar, melilit seperti emosi, perasaan takut, mual dan

takut (Judhadkk, 2013).

2) Karakteristik

Menurut Judha dkk (2013) Mengukur nyeri dapat dikaji dengan

melihat atau diukur berdasarkan lokasi nyeri, durasi nyeri (menit, jam,

hari atau bulan), irama/periodenya (terus menerus, hilang timbul,

periode bertambah atau berkurangnya intensitas) dan kualitas nyeri

seperti ditusuk, terbakar, sakit nyeri dalam atau superfisial, atau

bahkan seperti di gencet).


Karakteristik dapat juga dilihat nyeri berdasarkan metode

PQRST, P Provocate, Q Quality, R Region, S Severe, T Time. Berikut

keterangan lengkapnya :

a) P : Provocate, tenaga kesehatan harus mengkaji tentang penyebab

terjadinya nyeri pada penderita, dlam hal ini perlu

dipertimbangkan bagian-bagian tubuh mana yang mengalami

cidera termasuk menghubungkan antara nyeri yang diderita dengan

faktor psikologisnya, karena biasa terjadinya nyeri hebat karena

dari faktor psikologis bukan lukanya.

b) Q : Quality,kualitas nyeri merupakan sesuatu yang subyektif yang

diungkapkan oleh klien, seringkali kalien mendiskripsikan nyeri

dengan kalimat nyeri seperti ditusuk, terbakar, sakit nyeri dalam

atau superfisial, atau bahkan seperti digencet.

c) R :Region,untuk mengkaji lokasi, tenaga kesehatan meminta

penderita untuk menunjukkan semua bagian/daerah yang dirasakan

tidak nyaman. Untuk melokasikan lebih spesifik maka sebaiknya

tenaga kesehatan meminta penderita untuk menunjukkan daerah

yang nyerinya minimal sampai kearah nyeri yang sangat. Namun

hal ini akan sulit dilakukan apabila nyeri yang dirasakan bersifat

menyebar atau difuse.

d) S :Severe,tingkat keparahan merupakan hal yang paling subyektif

yang dirasakan oleh penderita,karena akan diminta bagaimana


kualitas nyeri, kualitas nyeri harus bisa digambarkan menggunakan

skala yang sifatnya kuantitas.

e) T :Time,tenaga kesehatan mengkaji tentang awitan, durasi dan

rangkaian nyeri. Perlu ditanyakan kapan mulai muncul adanya

nyeri, berapa lama menderita, seberapa sering untuk kambuh dan

lain-lain.

h. Pencegahan

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mencegah dismenorea

menurut (Icesmi, 2019) adalah :

1) Banyak minum air putih dan rajin minum susu dengan kalsium tinggi.

2) Mandi dengan air hangat agar rasa nyeri hilang.

3) Konsumsi vitamin B1 dan B2.

4) Meningkatkan asupan kalsium dan vitamin D.

5) Memakai pakaian yang longgar pada saat menstruasi.

6) Membuat ramuan jahe. Caranya, rebus beberapa potong jahe yang

telah dimemarkan dalam air lalu minumlah air jahe dalam keadaan

hangat.

7) Tempatkan handuk hangat di sekitar perut bagian bawah. Ini cara yang

cukup muda untuk menghilangkan nyeri sementara waktu.

8) Hindari meminum minuman yang mengandung kafein karena bisa

memicu iritasi pada usus halus.


9) Meminum the beraroma mint. Lebih baik jika diminum dalam keadaan

hangat.

10) Melakukan peregangan pada pagi hari dapat melancarakan peredaran

darah dan sekaligus meengurangi rasa nyeri.

i. Penanganan

Penanganan dismenoreatergantungdarijenisnya.Setelah mengetahui

jenis dismenorea, maka baru dapat dilakukan pengobatan yang tepat.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk penanganan dismenoreayaitu :

1) Dismenorea primer

Untuk mengobati rasa nyeri dapat diberikan obat anti peradangan

non-steroid (misalnya ibuprofen, naproxen, dan asam mefenamat). Obat

ini akan sangat efektif jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi

dan dilanjutkan sampai hari ke 1-2 menstruasi. Penanganan lainnya bisa

dilakukan dengan memberikan pil kontrasepsi dosis rendah yang

mengandung estrogen dan progesterone atau medroxiprogesteron

(Nugroho dan Utama, 2017).

2) Dismenorea sekunder

Ditangani dengan mencari dan mengidentifikasi

penyebabnya.Jika disebabkan oleh endometriosis, maka yang harus

dilakukan adalah menangani endometriosisnya agar nyeri bisa

berkurang (Marmi, 2015).


4. Penatalaksanaan Kompres Hangat

Kompres hangat merupakan metode memberikan rasa hangat pada klien

dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian

tubuh yang memerlukan. Efek hangat dari kompres dapat menyebabkan

vasodilatasi pada pembuluh darah yang nantinyaakan meningkatkan aliran

darah kejaringan, dengan cara ini penyaluran zat asam dan makanan ke sel-sel

diperbesar dan pembuangan dari zat-zat diperbaiki yang dapat mengurangi

rasa nyeri haid primer yang disebabkan suplai darah ke endometrium kurang

(Mahua dkk, 2018).

Kompres hangat akan memberikan efek bagi rahim dari konduksi kalor,

yakni, melunakkan ketegangan otot rahim akibat kontraksi disritmik tadi dan

melebarkan pembuluh darah yang menyempit atau vasodilatasi pembuluh

darah sehingga oksigen akan mudah bersirkulasi. Dengan demikian darah

menstruasi akan mudah keluar di ikuti penurunan kadar konsentrasi

prostaglandin, sehingga nyeri menstruasi akan berkurang (Price Dan Wilson,

2005).

Kompres hangat dapat membuat sirkulasi darah lancar, vaskularisasi

lancar dan terjadi vasodilatasi yang membuat relaksasi pada otot karena otot

mendapat nutrisi yang dibawa oleh darah sehingga kontraksi otot menurun

(Eka rahmalia, dkk, 2017).


Kompres hangat yang dilakukan pada abdomen bawah dapat

memperlancar peredaran darah (vasodilatasi) diuterus sehingga dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan. Metode kompres hangat dengan

menggukanan botol kaca melakukan kompres hangat bagian perut atau

punggung bagian bawah dengan botol berisi air hangat dengan suhu 37-40ºC

selama 20 menit (Dahlan dkk, 2018).

B. Menajemen Kebidanan

1. Menajemen Kebidanan SOAP

a. Pengertian Manajeman Kebidanan SOAP

Menurut Asih, 2016 manajemen SOAP yaitu :

1) S (Subjective) : Pernyataan atau keluhan pasien

Data Subyektif merupakan data yang berhubungan/masalah dari

sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekuatiran dan

keluhan yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang

akan berhubungan langsung dengan diagnosis. Pada orang yang bisu,

dibagian data dibelakang “S” diberi tanda “O” atau “X” ini

menandakan orang itu bisu. Data subjektif menguatkan diagnosa yang

akan dibuat.

2) O (Objective) : Data hasil observasi

Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi

yang jujur, hasil pemeriksaan fisik pasien. Pemeriksaan


laboratorium/pemeriksaan diagnostik lain. Catatan medik dan

informasi dari keluarga atauoranglain dapat dimasaukkan dalam data

objektif ini sebagai data penunjang. Data ini akan memberikan bukti

gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan diasnosa.

Data psikologis, hasil observasi yang jujur, informasi kajian teknologi

9 hasil laboratorium, sinar X, rekaman CTG, USG dan lain-lain) dan

informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam

kategori ini. Apa yang dapat diobservasi oleh bidan akan menjadi

komponen yang berarti dari diagnose yang akan ditegakkan.

3) A (Assessment) : Diagnosa Kebidanan

Assasment merupakan pendokumentasian hasil analisis dan

interpensi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena

keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami perubahan dan akan

ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun objektif, maka

proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Analisis yang

tepat dan akurat mengikuti perkembangan data pasien akan menjamin

cepat diketahuinya perubahan pada pasien, dapat terus diikuti dan

diambil keputusan/ tindakan yang tepat.

4) P (Planing) : Apa yang dilakukan terhadap masalah

Planing adalahmembuat rencana asuhansaat ini dan akan datang,

untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien yang sebaik mungkin

atau menjaga/mempertahankan kesehatan kesejahteraanya. Proses ini


termasukkriteria tujuan dari kebutuhan pasien yang harus dicapai

dalam balas waktu tertentu, tindakan yang diambil harus membantu

pasien mencapai kemajuan dalam kesehatan dan harus mendukung

rencana dokter jika melakukan kolaborasi.

Standar Nomenklatur Diagnosis Kebidanan :

a) Diakui dan telah disahkan profesi

b) Berhubungan langsung dengan praktis kebidanan.

c) Memiliki ciri khas kebidanan

d) Didukung oleh clinical judgenmant dalam kebidanan

e) Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.

b. Konsep Sistematika Manajemen Asuhan Kebidanan Metode SOAP

1) Data Subjektif

Data Subjektif adalah menggambarkan pendokumentasian hasil

pengumpulan data klien melalui anamnesa tanda gejala subjektif yang

diperoleh dari hasil bertanya pasien, suami, atau keluarga.Adapun data-

data yang di peroleh dari data subjektif yaitu antara lain :

a) Biodata mencakup identitas klien :

(1) Nama yang jelas dan lengkap. Bila perlu ditanyakan

namapenggilan sehari-hari. Bagi pasien anak, ditanyakan nama

orang tua atau wali.

(2) Umur dicatat dalam hitungan tahun. Untuk balita ditanyakan

umur dalam hitungan tahun dan bulan.


(3) Alamat ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila

diperlukan keadaan mendesak. Dengan mengetahui alamat,

bidan juga dapat mengetahui tempat tinggal dan lingkungannya.

(4) Pekerjaan klien ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan

pengaruh pekerjaan terhadap permasalaha kesehatan pasien.

Pekerjaan orang tua bila pasien anak balita.

(5) Agama ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan

pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan klien. Dengan

diketahui agama klien akan memudahkan bidan melakukan

pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.

(6) Pendidikan klien ditanyakan untuk mengetahui tingkat

intelektualnya. Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap

perilaku kesehatan seseorang. Untuk anak balita perlu

ditanyakan pendidikan orang tua atau walinya.

b) Keluhan utama

Keluhan utama berisi tentang ketidaknyamanan yang ibu

alami atau alasan ibu untuk mendapatkan asuhan.

c) Riwayat kesehatan

(1) Riwayat kesehatan dahulu dan sekarang

Hal yang perlu ditanyakan kepada ibu adalah apakah dahulu

dan sekarang ibu pernah mengidam penyakit menular


(TBC,Campak,Hepatitis, HIV/AIDS) dan keturunan (DM,

Jantung, Hipertensi, Asma)

(2) Riwayat kesehatan keluarga

Hal yang perlu ditanyakan kepada ibu yaitu apakah keluarganya

maupun keluarga suaminyamengaidam penyakit menular (TBC,

Campak, Hepatitis, HIV/AIDS) dan keturunan (DM, Jantung,

Hipertensi, Asma)

d) Riwayat perkawinan

Hal yang ditanyakan pada riwayat perkawinan yaitu

pernikahan ke, status perkawinan, lama menikah, usia menikah

pertama kali.

e) Riwayat keluarga berencana

Bila ibu pernah mengikuti KB perlu ditanyakan : jenis

kontrasepsi, efek samping, alas an berhenti (bila tidak memakai

lagi), lamanya menggunakan alat kontrasepsi.

f) Riwayat menstruasi

Hal yang perlu ditanyakan : menarche, siklus menstruasi,

lamanya, banyaknya darah yang keluar, aliran darah yang keluar,

mentruasi terakhir, adakah dismenorhe, gangguan sewaktu

menstruasi (metrorhagi, menoraghi), gejala premenstrual.  


g) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

(1) Jumlah kehamilan dan kelahiran : G (gravid), P (para), A

(abortus).

(2) Riwayat persalinan yaitu jarak antara dua kelahiran, tempat

melahirkan, lamanya melahirkan, cara melahirkan.

(3) Masalah/gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan

melahirkan, missal :preeklampsi, infeksi, dan lain-lain.

h) Riwayat kahamilan dan persalinan sekarang

Riwayang kehamilan dan persalinan sekarang yaitu data yang

menjelaskan temuan-temuan pada kahamilan dan persalinan yang

telah dialami ibu.

i) Riwayat ginekologi

Pengalaman yang berkaitan dengan penyakit kandungan

mencakup: infertilitas, penyakit kelamin, tumor atau kanker, system

reproduksi, operasi ginekologis.

j) Pola kebiasaan sehari-hari

Pola kebiasaan sehari-hari ibu meliputi pola nutrisi, pola

personal Hygiene, pola eliminasi, pola istirahat, pola mobilisasi,

dan pola seksual.

k) Keadaan sosial budaya

Untuk mengetahui keadaan psikososial perlu ditanyakan

antara lain jumlah anggota keluarga, dukungan moral dan material


dari keluarga, pandangan, dan penerimaan keluarga terhadap

kehamilan, kebiasaan-kebiasaan yang menguntungkan dan

merugikan, pandangan terhadap kehamilan, persalinan dan anak

baru lahir.

2) Data Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan dari fisik

klien, hasil lab dan tes diagnosis yang dirumuskan dalam data fokus

dalam mendukung assesment. Tanda gejala objektif yang diperoleh dari

hasil pemeriksaan (keadaan umum, tanda – tanda vital, pemeriksaan

fisik, pemeriksaan khusus, pemeriksaan kebidanan, pemeriksaan dalam,

laboratorium dan pemeriksaan penunjang). Pemeriksaan dengan

inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi.

3) Assesment

Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau

informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau

disimpulkan. Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa

daninterprestasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi :

a) Diagnosa atau masalah

b) Antisipasi diagnosa lain atau masalah potensial


4) Planning

Menggambarkan pendokumentasian, perencanaan, dan evaluasi

berdasarkan assesment untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi

dimasukan dalam planning.

2. Menajemen Kebidanan 7 Langkah Varney

a. Pengertian

Menajemen kebidanan merupakan suatu metode proses berfikir logis

dan sistematis dalam memberikan asuhan kebidanan. Tujuan dari

menajemen kebidanan adalah untuk menguntungkan kedua belah pihak

baik pasien maupun pemberi asuhan. Oleh karena itu menajemen

kebidanan merupakan alur jalan berfikir bagi seorang bidan memberikan

arah atau kerangka dalam menangani kasus yang menjadi tanggung

jawabnya. Menajemen kebidanan adalah suatu proses pemecahan masalah

yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran serta

tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan serta keterampilan

suatu keputusan yang berfokus pada pasien.

b. Langkah Dalam Menajemen Kebidanan

Menurut Helen Varney, proses manajemen kebidanan terdiri dari 7

langkah yang berurutan, yaitu :

1) Pengumpulan data dasar

Hal yang dilakukan pada langkah pertama ini adalah pengkajian

dengan cara mengumpulkan semua data yang diperlukan yang


bertujuan untuk mengevaluasi keadaan pasien secara lengkap. Data

dasar dari pasien yang dikumpulkan berupa riwayat kesehatan,

pemeriksaan fisik, sesuai dengan kebutuhan, dan meninjau catatan

terbaru atau catatan sebelumnya. Selain itu, perlu dilakukan juga

peninjauan data laboratorium serta membandingkan dengan hasil

studi.

Pada langkah pertama, semua informasi akurat yang berkaitan

dengan kondisi pasien dikumpulkan dari semua sumber. Tugas bidan

untuk mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Apabila pasien

mengalami komplikasi yang perlu dikomplikasukan ke dokter, maka

dalam menajemen kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi. Dalam

keadaan tertentu, dapat terjadi overlap antara langkah pertama

terhadap langkah kelima dan enam (atau menjadi bagian dari langkah-

langkah tersebut) karna data yang diperlukan diambil dari hasil

pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostik yang lain.

Pada waktu dan situasi tertentu, bidan perlu memulai menajemen dari

langkah ke empat untuk mendapatkan data dasar awal yang perlu

disampaikan pada dokter.

2) Interpretasi Data Dasar

Interprestasi data merupakan identifikasi terhadap diagnosa,

masalah dan kebutuhan pasien pada ibu nifas berdasarkan interprestasi

yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Langkah kedua


merupakan langkah untuk melakukan interpretasi data merupakan

identifikasi terhadap diagnosa, masalah dan kebutuhan pasien

berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah

dikumpulkan, pada langkah ini mencakup :

a) Menentukan keadaan normal

b) Membedakan antara ketidaknyamanan dan kemungkinan

komplikasi

c) Identifikasi tanda dan gejala kemungkinan komplikasi

d) Identifikasi kebutuhan.

Intepretasi data, meliputi :

a) Diagnosa kebidanan

b) Masalah

c) Kebutuhan

d) Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial

3) Diagnosis Kebidanan

Diagnosis yang ditegakkan oleh profesi (bidan)dalam lingkup

praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama)

diagnosis kebidanan, yaitu:

a) Diakui dan telah disahkan oleh profesi.

b) Berhubungan langsung dengan praktisi kebidanan.

c) Memiliki ciri khas kebidanan.

d) Didukung oleh clinical judgement dalam praktik kebidanan.


e) Dapat diselesaikan dengan pendekatan menajemen kebidanan.

Diagnosis dapat berkaitan dengan para abortus, anak hidup, umur ibu

dan keadaan nifas. Kemudian ditegakkan dengan dasar subjektif dan

objektif.

Contoh :

Seorang P1A0 postpartum normal hari pertama

Dasar :

a) DS: Ibu mengatakan baru saja melahirkan anak pertamanya.

b) DO: partus tanggal 22 agustus 2019, pukul 11.00 WIB.

KU: baik, kesadaran composmentis

TD: 120/80 mmHg, N: 80x/m, R: 24 x/m.

TFU: 1 jari dibawah pusat, keras

PPV: lochea rubra, warna merah,jumlah perdarahan 1 pembalut

tidak penuh.

Masalah

Masalah dirumuskan bila bidan menemukan kesendangan yang terjadi

pada respon ibu terhadap masa nifas. Masalah ini terjadi belum

termasuk dalam rumusan diagnosis yang ada, tetapi masalah tersebut

membutuhkan penanganan bidan, maka masalah dirumuskan setelah

diagnosa. Permasalahan yang muncul merupakan pernyataan dari

pasien, ditunjang dengan data dasar baik subjektif maupun objektif.

Contoh :
Masalah : nyeri jahitan.

Dasar :

1) DS : ibu mengatakan nyeri pada luka jahitannya.

2) DO : luka perineum derajat 2, keadaan masih basah, jenis heating

jelujur subcutis.

Langkah ketiga ini merupakan langkah antisipasi, sehingga

dalam melakukan asuhan kebidanan, bidan dituntut mengantisipasi

permasalahan yang akan timbul dari kondisi yang ada. Sambil

mengabil kondisi pasien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap apabila

diagnosis atau masalah potensial benar-benar terjadi.

4) Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan

penanganan segera

Dalam langkah ke empat yang harus dilakukan bidan adalah

mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter.

Tidakan tersebut untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama

anggota tim kesehatan lain sesuai kondisi pasien. Setelah merumuskan

tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa/masalah

potensial pada langkah sebelumnya, bidan juga harus merumuskan

tindakan emegensi yang harus dirumuskan untuk menyelamatkan ibu

dan bayi, secara mandiri, kolaborasi atau rujukan berdasarkan kondisi

oasien.
5) Merencanakan asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ke lima ini yang harus dilakukan adalah

perencanaan asuhan menyeluruh yang ditentukan oleh langkah-

langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan menajemen

terhadap diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi atau

antisipasi. Pada langkah ini, reformasi atau data dasar yang tidak

lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan menyeluruh bukan hanya

meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi pasien atau dari

setiap masalah yang berhubungan, tetapi juga dari kerangka pedoman

antisipasi terhadap pasien tersebut. Hal-hal apa yang diperkirakan atau

terjadi berikutnya, apakah perlu merujuk pasien apabila ada masalah-

masalah yang berhubungan dengan sosial-ekonomi, kultural, atau

masalah psikologis.

Seruap rencana harus disetujui kedua belah pihak, yaitu oleh

bidan dan pasien. Hal tersebut dilakukan agar rencana asuhan dapat

dilaksanakan dengan efektif karena pasien merupakan bagian dari

pelaksaan rencana asuhan tersebut. Oleh karena itu, langkah itu tugas

utama bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil

pembahasan rencana bersama pasien. Disamping itu, berdasarkan

pengetahuan serta teori artinya berdasarkan suatu data dasar lengkap

dan bisa dianggap valid, sehingga kemudian dihasilkan asuhan pasien

yang lengkap dan tidak berbahaya.


6) Melaksanakan perencanaan

Pada langkah keenam ini, seluruh rencana asuhan dilaksanakan

secara efisien serta aman bagi pasien. Perencanaan ini dapat dilakukan

seluruhnya oleh bidan atau dapat juga sebagian dari pasien, atau

anggota tim kesehatan lain. Walaupun tidak melakukannya sendiri

tetapi bidan juga bertanggung jawab mengarahkan pelaksanaannya

seperti tetap memastikan agar langkah-langkah asuhan tersebut benar-

benar terlaksana. Menajemen yang efisien menyingkat waktu dan

biaya serta dapat meningkatkan mutu dari asuhan pasien.

7) Mengevaluasi keefektifan asuhan

Pada langkah ketujuh ini, dilakukan evaluasi keefektifan dari

asuhan yang telah diberikan. Ada kemungkinan bahwa sebagian

rencana tersebut efektif sedangkan sebagian lain belum efektif.

Rencana asuhan tersebut dianggap efektif apabila benar dalam

pelaksanannya (Amelia, 2019).


C. Kerangka Konsep

Input Proses Output


Asuhan Kebidanan Asuhan kebidanan menurut manajemen 7 langkah Hasil Asuhan
pada Nn.N dengan VARNEY : Kebidanan selama
Dismenorea primer 1. Pengkajian
keluhan : a. Data Subjektif
2 hari :
1. Pasien mengeluh Nn.N dengan keluhan nyeri pada 1. Nyeri pada perut
nyeri pada perut, perut bagian bawah, sakit kepala sesaat dan punggung
dan punggung sebelum menstruasi. bagian bawah
bagian bawah. b. Data Objektif sudah tidak lagi.
2. Pasien 1. Pemeriksaan umum
mengatakan Keadaan umum :
2. Pasien sudah
mengalami sakit Kesadaran : Compos Mentis merasa tidak
kepala yang TTV : sakit kepala lagi
timbul sesaat TD : 110/80 mmHg yang timbul
sebelum N : 82 x/m sebelum sesaat
menstruasi. P : 23 x/m
3. Pasien mengeluh S : 36,8 oC
menstruasi.
takut dengan 3. Pasien sudah
keadaannya. 2. Interpretasi data paham dengan
4. Pasien belum Nn.N umur 17 tahun dengan dismenore keadaannya yang
memenuhi primer . tidak
kebutuhan nutrisi 3. Diagnosis/masalah potensial
membahayakan,
yang baik. Pada kasus Nn.N umur 17 tahun dengan
masalah Dismenore sekunder tidak pasien mengerti
ditemukan masalah potensial. bahwa nyeri pada
4. Kebutuhan tindakan segera haid itu tidak
Tidak ada kebutuhan segera bahaya.
5. Perencanaan
4. Pasien akan
a. Lakukan inform consent pada pasien
b. Lakukan kompres hangat bagian perut memenuhi
atau punggung bagian bawah dengan kebutuhan
botol kaca di lapisi dengan kain yang nutrisi.
berisi air hangat, selama 20 menit.
c. Jelaskan kepada pasien untuk
meyakinkan bahwa keluhannya tidak
membahayakan kehidupan dan akan
berlalu begitu darah keluar dengan
lancar.
d. Anjurkan pasien untuk berolahraga dan
istirahat yang cukupyaitu siang lebih
kurang 2 jam malam lebih kurang 8 jam
untuk meredahkan rasa sakit.
e. Anjurkan pasien memenuhi kebutuhan
nutrisi yang cocok untuk pasien yang
sedang mengalami dismenore seperti
sayur-sayuran berdaun hijau seperti
bayam dan brokoli, buah-buahan yang
segar seperti semangka dan pisang, dan
banyak memenuhi kebutuhan cairan juga
minimal 3liter/hari.

6. Implementasi
a. Melakukan inform consent pada pasien
bahwa tindakan akan segera dilakukan
untuk menangani dismenore.
b. Melakukan kompres hangat bagian perut
atau punggung bagian bawah dengan
botol kaca di lapisi dengan kain yang
berisi air hangat, selama 20 menit.
c. Menjelaskan kepada pasien untuk
meyakinkan bahwa keluhannya tidak
membahayakan kehidupan dan akan
berlalu begitu darah keluar dengan
lancar.
d. Menganjurkan pasien untuk berolahraga
dan istirahat yang cukup yaitu siang
lebih kurang 2 jam malam lebih kurang 8
jam untuk meredahkan rasa sakit.
f. Menganjurkan pasien memenuhi
kebutuhan nutrisi yang cocok untuk
pasien yang sedang mengalami
dismenore seperti sayur-sayuran berdaun
hijau seperti bayam dan brokoli, buah-
buahan yang segar seperti semangka dan
pisang, dan banyak memenuhi kebutuhan
cairan juga minimal 3liter/hari.
7. Evaluasi
a. Pasien bersedia dilakukan tindakan
untuk menangani dismenore
b. Kompres hangat sudah dilakukan
c. Pasien mengerti dengan keadaannya
d. Pasien menerima saran untuk
berolahraga dan istirahat yang cukup
e. Pasien menerima saran agar memenuhi
kebutuhan nutrisi dan cairan
Asuhan kebidanan menurut manajemen SOAP :
1. Data Subjektif
Pada remaja dengan keluhan nyeri pada perut
bagian bawah, sakit kepala, dan mengeluh
emosinya tidak stabil
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TTV :
TD : 110/80 mmHg
N : 82x/m
P : 23x/m
S : 36,8 oC
3. Asassment
Nn.N umur 17 tahun dengan dismenorea
primer di PMB “Z”.
4. Planning
a. Melakukan inform consent pada pasien
bahwa tindakan akan segera dilakukan
untuk menangani dismenore.
Evaluasi : Pasien bersedia dilakukan
tindakan untuk menangani dismenore
b. Melakukan kompres hangat bagian perut
atau punggung bagian bawah dengan
botol kaca di lapisi dengan kain yang
berisi air hangat, selama 20 menit.
Evaluasi : Kompres hangat sudah
dilakukan.
c. Menjelaskan kepada pasien untuk
meyakinkan bahwa keluhannya tidak
membahayakan kehidupan dan akan
berlalu begitu darah keluar dengan lancar.
Evaluasi : Pasien mengerti dengan
keadaannya
d. Menganjurkan pasien untuk berolahraga
dan istirahat yang cukup yaitu siang lebih
kurang 2 jam malam lebih kurang 8 jam
untuk meredahkan rasa sakit.
Evaluasi : Pasien menerima saran untuk
berolahraga dan istirahat yang cukup
e. Menganjurkan pasien memenuhi
kebutuhan nutrisi yang cocok untuk
pasien yang sedang mengalami dismenore
seperti sayur-sayuran berdaun hijau
seperti bayam dan brokoli, buah-buahan
yang segar seperti semangka dan pisang,
dan banyak memenuhi kebutuhan cairan
juga minimal 3liter/hari.
Evaluasi : Pasien menerima saran agar
memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan
Bagan 1
Kerangka Konsep
BAB III

METODOLOGI

A. Jenis Studi Kasus

Jenis Laporan Tugas Akhir adalah menggunakan asuhan kebidanan dengan

metode pendokumentasian Varney, laporan studi kasus pada remaja dengan

Dismenorea menggunakan metode deskriftif yaitu metode yang dilakukan untuk

mendeskripsikan atau menggambarkan suatu keadaan secara objektif, studi kasus

adalah meneliti suatu permasalahan melalui suatu yang sendiri unit tunggal.

B. Lokasi Studi Kasus

Asuhan kebidanan ini telah dilakukan pada tanggal 18 Juni sampai dengan

19 Juni 2021 di BPM “Z” Kota Bengkulu.

C. Subjek Studi Kasus

Subjek studi kasus ini adalah asuhan kebidanan Nn.N dengan Dismenorea

primer di PMB”Z” Kota Bengkulu Tahun 2021.

D. Waktu Studi Kasus

Waktu penelitian ini telah dilaksanakan pada pada tanggal 18 Juni sampai

dengan 19 Juni 2021.

44
45

E. Instrument studi kasus

Pada studi kasus ini penulis menggunakan instrument format pengkajian

Varney.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan dengan

data primer dan skunder.

1. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data,

misalnya harus melalui orang lain atau mencari melalui dokumen. Data

sekunder adalah data yang diambil ditiga PMB”Z” Kota Bengkulu.

2. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari pasien.Data

primer dalam kasus ini adalah remaja dengan Dismenorea di PMB”Z” Kota

Bengkulu.

G. Alat-alat yang Dibutuhkan

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data ini antara

lain:

1. Alat dan bahan dalam pengambilan data

a. Format pengkajian pada remaja dengan dismenorea.

b. Alat tulis (buku dan ballpoint).


46

2. Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan pemeriksaan fisik,

observasi dan penatalaksaan:

a. Tensimeter dan stetoskop.

b. Termometer.

c. Termos dan botol untuk air panas.

d. Kain bersih

3. Alat dan bahan untuk dokumentasi :

a. Status dan catatan pasien

b. Stopwatch

c. Dokumen yang ada di PMB“Z” Kota Bengkulu.


BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus

Tanggal : 18 Juni 2021

Tempat : BPM “Z ” Kota Bengkulu

Pukul : 15.40 Wib

Pengkajian Data

Data subjektif

1. Identitas

Nama pasien : Nn. N

Umur : 17 tahun

Kebangsaan : Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Alamat : Jl. Rawa Makmur, Merpati 05

2. Keluhan utama

Nn.N dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah, sakit kepala sesaat

sebelum menstruasi.

3. Riwayat menstruasi

2. Menarche : 13 tahun

3. Siklus : 28 hari

47
48

4. Lamanya : 4-5 hari

5. Banyaknya : 3x ganti pembalut

6. Teratur/ tidak : Teratur

7. Disminorea : Ada

4. Riwayat kesehatan

1) Riwayat Kesehatan Sekarang

Pasien tidak sedang menderita penyakit menular, menurun, dan menahun

seperti mioma atau polip endometrium serta penyakit lainnya.

2) Riwayat Kesehatan Lalu

Pasien pernah mengalami dismenore saat haid seperti nyeri pada perut

dan punggung bagian bawah .

3) Riwayat Kesehatan Keluarga

Dari pihak keluarga tidak ada yang sedang menderita atau pernah

menderita atau mengalami dismenore dan menderita penyakit seperti

mioma atau polip endometrium atau penyakit lainnya.

5. Pola kebiasaan sehari-hari

1) Pola Nutrisi

a) Makan

Frekeunsi : 2x sehari

Jenis : Nasi, sayur, lauk dan pauk

Keluhan : Tidak ada


49

b) Minum

Frekuensi : 5-6 gelas perhari

Jenis : Air putih

c) Eliminasi

BAB

Frekuensi : 1x sehari

Konsistensi : Lunak

Keluhan : Tidak ada

BAK

Frekuensi : 3-4 x sehari

Konsistensi : Kuning jernih

Keluhan : Tidak ada

2) Aktivitas

a) Sebelum menstruasi : pasien mengatakan membantu melakukan

pekerjaan rumah seperti biasa, mencuci piring, menyapu.

b) Selama menstruasi : pasien mengatakan saat menstruasi hanya

berbaring dikasur, dan tidak mengerjakan pekerjaan apapun.

3) Istirahat dan tidur

a) Sebelum menstruasi : pasien mengatakan tidur siang 2 jam, tidur

malam 8 jam

b) Selama menstruasi : pasien mengatakan tidak bisa tidur siang dan tidur

malam 6 jam
50

4) Personal Hygiene

Mandi : 2x sehari

Keramas : 3x seminggu

Gosok gigi : 2x sehari

Ganti pakaian : 2x sehari

Ganti pembalut : 3x sehari

Data objektif

a) Pemeriksaan umum

1. Keadaan umum : Kurang baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda tanda vital :

TD : 110/80 mmHg

N : 82 x/menit

P : 23x/menit

S : 36,8oC

TB : 161 cm

BB : 49 kg

b) Pemeriksaan fisik

a. Kepala

Rambut : Hitam lurus

Kebersihan : Bersih

Oedema : Tidak ada


51

Nyeri tekan : Tidak ada

b. Muka

Bentuk : Simetris

Kebersihan : Bersih

c. Mata

Bentuk : Simetris

Konjungtiva : An anemis

Sclera : An Ikterik

Kebersihan : Bersih

d. Hidung

Bentuk : Normal

Pengeluaran : Tidak ada

Polip : Tidak ada

Kebersihan : Bersih

e. Telinga

Bentuk : Simetris

Kebersihan : Bersih

Pengeluaran : Tidak ada

f. Mulut/gigi/gusi

Mukosa : Bibir lembab

Gusi : Normal

Caries gigi : Tidak ada


52

Kelainan : Tidak ada

g. Leher

Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada

Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada

Pembesaran vena jugularis : Tidak ada

h. Payudara

Benjolan : Tidak ada

Keluhan : Tidak ada

i. Abdomen

Bekas operasi : tidak ada

Keluhan : nyeri perut punggung bagian bawah

j. Ekstermitas

Varises : Tidak ada varises

Odema : Tidak ada oedema

k. Genetalia

Pengeluaran : darah (bau khas)

Warna darah : merah kecoklatan

Interpretasi Data

Tanggal/jam : 18 Juni 2021/ 16.30 WIB

1. Diagnosa Kebidanan

Nn. N umur 17 tahun dengan Dismenore primer


53

DS : pasien mengatakan perut bagian bawah dan punggung bagian

bawah terasa nyeri dan merasa pusing sesaat sebelum

menstruasi.

DO : KU: Baik

Keadaan : composmentis

TTV : TD: 110/80 mmHg. N: 82 x/m P: 23x/m. S: 36.8oC

2. Masalah : Tidak ada

Diagnosa dan masalah potensial

Pada kasus Nn “N” umur 17 tahun dengan masalah Dismenore Primer tidak

ditemukan masalah potensial.

Kebutuhan Tindakan Segera

Tidak ada kebutuhan segera

Rencana

a. Lakukan inform consent pada pasien

b. Beritahu pasien hasil pemeriksaan

c. Lakukan kompres hangat pada bagian perut atau punggung bagian bawah

dengan botol kaca di lapisi dengan kain yang berisi air hangat selama 20

menit.

d. Jelaskan kepada pasien untuk meyakinkan bahwa keluhannya tidak

membahayakan kehidupan dan akan berlalu begitu darah keluar dengan

lancar.
54

e. Anjurkan pasien untuk berolahraga dan istirahat yang cukup yaitu siang lebih

kurang 2 jam malam lebih kurang 8 jam untuk meredahkan rasa sakit.

f. Anjurkan pasien memenuhi kebutuhan nutrisi yang cocok untuk pasien yang

sedang mengalami Dismenore seperti sayur-sayuran berdaun hijau seperti

bayam dan brokoli, buah-buahan yang segar seperti semangka dan pisang, dan

banyak memenuhi kebutuhan cairan juga minimal 3liter/hari.

g. Lakukan pendokumentasian.

Tindakan

a. Melakukan inform consent pada pasien

b. Memberitahu pasien hasil pemeriksaan

c. Melakukan kompres hangat pada bagian perut atau punggung bagian bawah

dengan botol kaca di lapisi dengan kain yang berisi air hangat selama 20

menit.

d. Menjelaskan kepada pasien untuk meyakinkan bahwa keluhannya tidak

membahayakan kehidupan dan akan berlalu begitu darah keluar dengan

lancar.

e. Menganjurkan pasien untuk berolahraga dan istirahat yang cukupsiang lebih

kurang2 jam dan malam lebih kurang 8 jam untuk meredahkan rasa sakit.

f. Menganjurkan pasien memenuhi kebutuhan nutrisi yang cocok untuk pasien

yang sedang mengalami Dismenore seperti sayur-sayuran berdaun hijau

seperti bayam dan brokoli, buah-buahan yang segar seperti semangka dan

pisang, dan banyak memenuhi kebutuhan cairan juga minimal 3liter/hari.


55

g. Melakukan dokumentasi.

Evaluasi

a. Pasien bersedia dilakukan tindakan untuk menangani nyeri dismenore

b. Pasien mengetahui hasil pemeriksaan

TD : 110/80 mmHg

N : 82 x/menit

P : 23 x/menit

S : 36,8oC

Diagnosa : Dismenore Primer

c. Kompres hangat sudah dilakukan

d. Pasien mengerti dan paham dengan keadaannya yang tidak membahayakan

dan nyeri akan berlalu bila darah haid sudah lancar.

e. Pasien menerima saran untuk berolahraga dan istirahat yang cukup yaitu siang

lebih kurang 2 jam dan malam lebih kurang 8 jam.

f. Pasien menerima saran agar memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan

g. Pendokumentasian tindakan sudah dilakukan


56

TINJAUANG KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA Nn.N UMUR 17 TAHUN
DENGAN DISMENORE PRIMER DI PMB “Z”
KOTA BENGKULU
Hari/Tanggal/ Paraf
No Penatalaksanaan Evaluasi
Waktu Bidan Pasien
1 Jumat,18 Juni Melakukan Informed consent
2021 informed consent sudah dilakukan
Pukul:15.40 WIB
Melakukan Keadaan umum
pemeriksaan pasien baik,
umum, keadaan kesadaran
umum dan tanda- compomentis,
tanda vital TTV :
TD :110/80mmHg
N : 82 x/m
P : 23 x/m
S : 36,6oC
Menjelaskan Pasien mengerti
maksud dan tujuan tentang penjelasan
dilakukannya yang diberikan dan
pengkajian dan pasien setuju
asuhan yang akan
diberikan serta
melakukan
persetujuan
tindakan yang akan
dilakukan
Melakukan Tingkat intensitas
pengkajian tingkat skala nyeri 4-6
nyeri yang nyeri sedang
dirasakan pasien
Menjelaskan hasil Pasien mengerti
pemeriksaan pada dengan penjelasan
pasien yang diberikan
bidan
Menjelaskan Pasien mengerti
teknik/cara untuk dan mau
mengatasi nyeri melakukannya
menstruasi yaitu
dengan cara
kompres hangat
57

CATATAN PERKEMBANGAN I

Catatan Nama pasien : Nn “N” Paraf


Perkembangan
Di rumah Nama pengkaji : Qarinna Sulistia Wardahni
pasien
Tanggal dan Catatan perkembangan (SOAP) Bidan Pasien
jam
Sabtu, 19 Juni S: Nn “N” mengatakan merasa pusing, perut
2021 dan punggung bagian bawahnya terasa
pukul 16:30 nyeri.
WIB O: K/U : Kurang baik
TTV :
TD : 110/80 mmhg
N : 82 x/menit
P : 23 x/menit
S : 36,80C
TB : 161 cm
BB : 49 kg
Skala nyeri :4-6 (nyeri sedang)
Ganti pembalut : 2x/ hari
Pemeriksaan fisik : warna muka pucat, perut
terasa nyeri, pengeluaran darah (bau khas).
A: Nn “N” umur 17 tahun dengan dismenore
primer
P:
1. Melakukan informed consent kepada klien
tindakan yang dilakukan
EV:Klien Menyetujui tindakan yang akan
dilakukan
2. Memberitahukan klien hasil pemeriksaan
seperti:
TTVTD : 110/80 mmhg
N : 82 x/menit
P : 23 x/menit
S : 36,80C
TB : 161 cm
BB : 49 kg
EV:Klien mengetahui hasil pemeriksaan
58

3. Kompres hangat pada bagian perut atau


punggung bagian bawah dengan botol kaca
di lapisi dengan kain yang berisi air hangat
selama 20 menit.
EV: kompres hangat sudah dilakukan
4. Menjelaskan kepada pasien untuk
meyakinkan bahwa keluhannya tidak
membahayakan kehidupan dan akan
berlalu begitu darah keluar dengan lancar.
EV : pasien mengerti dengan keadaannya.
5. Menganjurkan pasien untuk berolahraga
dan istirahat yang cukup siang lebih
kurang 2 jam dan malam lebih kurang 8
jam untuk meredahkan rasa sakit.
EV: pasien menerima saran untuk
berolahraga dan istirahat yang cukup
6. Menganjurkan pasien memenuhi
kebutuhan nutrisi yang cocok untuk pasien
yang sedang mengalami dismenore seperti
sayur-sayuran berdaun hijau seperti bayam
dan brokoli, buah-buahan yang segar
seperti semangka dan pisang, dan banyak
memenuhi kebutuhan cairan juga minimal
3liter/hari
EV:pasienmengerti dan mau untuk
memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi
7. Melakukan pendokumentasian tindakan
EV: sudah dilakukan
59

CATATAN PERKEMBANGAN II

Catatan Nama pasien : Nn “N” Paraf


perkembangan
Dirumah Nama pengkaji : Qarinna Sulistia Wardahni
pasien
Tanggal dan Catatan perkembangan (SOAP) Bidan Pasien
jam
Sabtu, 19 Juni S: Nn “N” mengatakan tidak merasa nyeri
2021 lagi di bagian perut dan punggung bagian
Pukul 17:35 bawah.
WIB O:
K/U : Baik
TTV
TD : 120/80 mmhg
N : 83x/menit
P : 23 x/menit
S : 36,5 0C
TB : 161 cm
BB : 49 kg
kala nyeri: 0 ( Tidak nyeri )
Pemeriksaan fisik : perut sudah tidak
terasa nyeri lagi, pengeluaran darah (bau
khas)
A: Nn “N” umur 17 tahun dengan dismenore
primer
P:
1. Mengobservasikan keadaan umum,
kesadaran dan tanda-tanda vital
Ev : Keadaan pasien saat ini baik
2. Melakukan pengkajian tingkat nyeri yang
dirasakan pasien
Ev : pasien sudah tidak merasa nyeri
lagi.
3. Menganjurkan pasien untuk tetap
melakukan kompres hangat bila terjadi
nyeri saat menstruasi
EV : pasien bersedia mengikuti anjuran
4. Menganjurkan pasien untuk berolahraga
dan istirahat yang cukup untuk
meredahkan rasa sakit
Ev : pasien bersedia mengikuti anjuran
60

5. Menganjurkan pasien untuk tetap


memenuhi kebutuhan nutrisi seperti
sayur-sayuran berdaun hijau seperti
bayam dan brokoli, buah-buahan yang
segar seperti semangka, mangga, jeruk,
pisang dan banyak memenuhi kebutuhan
cairan juga minimal 3liter/hari
Ev : pasien bersedia untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi dan cairan
6. melakukan pendokumentasian
EV: sudah dilakukan

B. Pembahasan

Asuhan pada remaja dengan dismenore adalah pemantauan keadaan umum,

kesadaran dan tanda-tanda vital : Tensi darah, nadi, suhu, pernafasan dan

melakukan Kompres hangat merupakan metode dalam penggunaan suhu hangat

setempat yang dapat menimbulkan efek fisiologis. Kompres hangat yang

dilakukan pada abdomen bawah dapat memperlancar peredaran darah

(vasodilatasi) diuterus sehingga dapat mengurangi nyeri yang dirasakan. Metode

kompres hangat dengan menggunakan botol kaca melakukan kompres hangat

bagian perut atau punggung bagian bawah dengan botol berisi air hangat selama

20 menit (Dahlan dkk, 2017).

Pada kasus ini pengkajian di mulai pada tanggal 18 Juni 2021 jam 15:40

WIB di peroleh data subjektif yaitu Nn “N” umur 17 tahun, data objektif pada

pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran compomentis, tanda-tanda vital yaitu

TD : 110/80 mmHg, N : 82 x/m, P : 23x/m, S : 36,6oC, TB : 161 cm, BB : 49 kg,


61

diagnosa kebidanan yang dapat di tegakan dalam kasus yaitu Nn “N” umur 17

tahun dengan dismenore primer.

Pada tanggal 18 Juni 2021 jam 16:30 WIB di dapatkan data subjektif

yaitu Nn. N umur 17 tahun mengatakan merasa pusing, perut dan punggung

bagian bawahnya terasa nyeri, data objektif meliputi keadaan umum: kurang

baik, kesadaran: composmentis, TTV: TD: 110/80 Mmhg, N: 82X/ menit, P: 23X/

Menit, S: 36,8 oC, TB: 161 cm, BB: 49 kg.

Pada tanggal 19 Juni 2021, 17. 35 WIB data subjektif yaitu Nn. N umur

17 tahun mengatakan nyeri perut dan punggung bagian bawah sudah tidak lagi,

data objektif meliputi keadaan umum: baik, kesadaran: composmentis, TTV: TD:

120/80 Mmhg, N: 83X/ menit, P: 23X/ Menit, S: 36,5 oC. Adapun asuhan

kebidanan yang di berikan yaitu dengan melakukan kompres hangat

menggunakan botol kaca dilapisi dengan kain dilakukan selama 20 menit,

diselingi istirahat setiap kali, mengobservasi tanda-tanda vital dan mengkaji

tingkat nyeri yang di rasakan.

Pada kasus Nn “N” umur 17 tahun yang dilakukan pemantauan selama 2

hari dalam seminggu menstruasi di peroleh hasil pemeriksaan tanda-tanda vital

normal TD : 120/80 mmHg, N : 83 x/m, P : 23 x/m, S : 36,5 0C, tingkat nyeri

pasien sudah tidak ada lagi. Dalam hal ini penulis tidak menemukan kesenjangan

antara teori dan praktik.

Menurut Penelitian Rima Maratun Nida, (2016) Di Jurnal Kebidanan Dan

Kesehatan Tradisional Dengan Judul Pengaruh Pemberian Kompres Hangat


62

Terhadap Penurunan Nyeri Dismenore Pada Siswi Kelas XI SMK

Muhammadiyah Watukelir Sukoharjo Berdasarkan hasil penelitian yang

didapatkan kompres hangat pada perut seorang wanita yang mengalami nyeri

haid, dapat meningkatkan relaksasi otot-otot dan mengurangi nyeri akibat spasme

atau kekakuan serta memberikan rasa hangat, rasa hangat dari air ini dapat

menyebabkan pembuluh darah meningkatkan aliran darah kebagian tubuh yang

mengalami perubahan fungsi, selain itu juga panas dapat mengurangi ketegangan

otot menjadi relaks.

Tindakan yang telah di rencanakan dapat di laksanakan sesuai rencana dan

pada tahap pelaksanaan asuhan kebidanan pasien mau bekerjasama dalam

melaksanakan asuhan seperti melakukan kompres hangat dan pasien juga bersedia

untuk memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi dan juga olahraga, sehingga dalam

waktu 2 hari keadaan umum pasien baik, tanda-tanda vital normal dan tidak ada

nyeri yang di rasakan lagi. Maka pada kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara

teori dengan praktik dan kejadian yang terjadi dilapangan.


BAB V

PUNUTUP

A. Kesimpulan

Asuhan kebidanan pada Nn “N” umur 17 tahun dengan dismenore primer

dapat diterapkan melalui manajemen kebidanan menurut pendokumentasian

SOAP sebagai berikut :

1. Setelah dilakukan pengkajian data subjektif diperoleh keluhan Nn “N”

mengatakan tingkat nyeri pasien sudah tidak ada nyeri yang dirasakan lagi.

2. Hasil pemeriksaan data objektif di peroleh keadaan umum : Baik, kesadaran:

Composmentis, TTV : TD: 120/80 mmHg N:83 x/m P:23 x/m S: 36,5oC

3. Analisis data dilakukan dengan pengumpulan data secara teliti dan akurat

sehingga didapatkan diagnosa Nn “N” umur 17 tahun dengan dismenore

primer.

4. Penatalaksanaan asuhan kebidanan yang diberikan pada Nn “N” umur 17

tahun dengan dismenore primer. Melakukan pemeriksaan keadaan umum

pasien, kesadaran, dan tanda-tanda vital, memberitahu hasil pemeriksaan

bahwa pasien dalam keadaan dismenore primer, mengajarkan cara melakukan

kompres hangat menggukanan botol kaca dilapisi dengan kain selama 20

menit dengan diselingi istirahat setiap kali untuk meredahkan rasa nyeri dan

mengurangi nyeri otot dan mengurangi rasa sakit pada saat menstruasi,

menganjurkan pasien untuk memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi untuk

63
64

mengurangi nyeri pada dismenore primer dan menganjurkan pasien untuk

melakukan kunjungan ulang lagi atau jika ada keluhan.

5. Nn.N umur 17 tahun dengan dismenore primer.

6. Menganjurkan pasien untuk lebih memperbanyak istirahat dan mengurangi

aktivitas yang berat, memberikan suport mental kepada pasien agar pasien

merasa lebih tenang. Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif, pengkajian,

data objektif, analisa dan penatalaksanaan tidak ditemukan adanya

kesenjangan antara teori dan praktik.

7. Telah dilakukan dokumentasi dalam bentuk SOAP.

B. Saran

1. Bagi Stikes Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Diharapkan pada mahasiswa dapat memberikan dan melaksanakan

asuhan kebidanan pada pasien dengan dismenore primer sesuai teori yang ada,

karena teori mendasari setiap praktik sehingga antara teori dan praktik tidak

ada kesenjangan serta dapat meningkatkan perkembangan ilmu pendidikan

dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi.

2. Bagi bidan praktik mandiri Bengkulu

Diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan pelayanan untuk

menangani dan mengurangi dismenore primer, sehingga pasien merasa senang

dan nyaman terhadap pelayanan yang diberikan.


65

3. Bagi Stikes Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Diharapkan pada mahasiswa dapat memberikan dan melaksanakan

asuhan kebidanan pada pasien dengan dismenore primer sesuai teori yang ada,

karena teori mendasari setiap praktik sehingga antara teori dan praktik tidak

ada kesenjangan serta dapat meningkatkan perkembangan ilmu pendidikan

dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi.


DAFTAR PUSTAKA

Amira, Rosyada, Amelia. 2020. Efektivitas kompres air hangat dan dingin terhadap
penurunan intesitas nyeri pada remaja putrid dengan Dismenore. Kendal :
Jurnal Kebidanan Malakbi. Vol. 01. No. 01. Diakses : http//jurnal-
poltekkesmamuju.ac.id/index.php/b.

Dahlan, dkk. 2017. Pengaruh Terapi Kompres Air Hangat Terhadap Nyeri Haid
(Dismenorea). Padang : Journal Endurance. Vol. 2. Diakses dari

DiyanaFarichaHanum, 2020. Penguatan Penegetahuan Remaaja Putri Untuk


Melakukan Penanganan Nyeri Haid (Dismenorea). Gresik : Jurnal Iilmiah
Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit. Vol. 02. No. 02.
Diakses : https//ejournal.stikesmajapahit.ac.id. ISBN : 2656-1808.

Ghina Tsamara, 2020. Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Disemenorea Primer.
Tanjung Pura : Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan (JNK). Vol. 02. No. 03
Diakses:
http://jurnal.pkr.ac.id/index.php/JIA/article/view/93 .
http://repo.poltekkes-medan.ac.id.
https://journal.unhas.ac.id. ISBN : 2621-6507.

Icesmi, Sukarni. 2019. Kehamilan, Persalinan, dan Nifas. Yogyakarta : Nuha Medika.
ISBN : 978-602-1574-11-3.

Ika, Fitria, Ayuningtyas. 2018. Kebidanan Komplementer. Yogyakarta : Pustaka


Baru Press. ISBN : 978-602-376-258-3.

Intan, Kumalasari. 2012. Kesehatan Reproduksi. Salemba : Salemba Medika. ISBN :


978-602-857-09-16.

Jeini, Ester, Nelwan, Xii. 2019. Epidemiologi Kesehatan Reproduksi. Manado :


Deepublish. ISBN : 978-623-209-203-2.

Karawang : Jurnal Kebidanan Indonesia. Vol.10. Diakses dari :


https://stikesmus.ac.id/journal/index.php/JKebIn/article/view/243 . ISSN :
2579-7824.

Kementerian Kesehatan RI. 2020. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019 . Jakarta :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Marmi. 2015. Kesehatan Reproduksi. Cetakan ketiga jakarta: Pustaka Pelajar. ISBN :
978-979-8150-28-9 cetakan ketiga.

Nora, Isa Tri, 2018. Perbandingan Terapi Air Putih Dengan Kompres Air Hangat
Terhaadap Penurunan Skala Nyeri. Tanjung Karang : Jurnal Ilmiah
Keperawatan Sai Batik. Vol. 14 No. 02. Diakses : https//sinta.ristekbrin.go.id.
ISBN : 2655-2310.

Nugroho. Taufan & Utama, Indra, Bobby. 2017. Masalah Kesehatan Reproduksi
Wanita. Jakarta : Selemba Medika.

Nurul, Mouliza, 2020. Faktor yang berhubungan dengan kesadaran Dismenore pada
remaja putrid di MTS Negeri 03 Medan. Jambi : vol. 2. No. 02 . Diakses :
hhtps://www.Neliti.Com.

Pangesti, dkk. 2018. Efektivitas Penatalaksaan Nyeri Haid dengan Teknik Senam
Haid. Surakarta : Jurnal Kebidanan Indonesia. Vol. 10. Diakses dari :
https://jurnal.stikesmus.ac.id/index.php/JKebIn/article/view/249 . ISSN : 2579-
7824.

Profil Kesehatan Kota Bengkulu. 2018. Profil kesehatan Indonesia Tahun 2017.
Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. ISBN : 978-602-426-446-
1.

Putri, Yanti, Lubis. 2018. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian


Dismenorea Primer Pada Remaja Siswi ISMA DHARMA SAKTI MEDAN .
Medan : Kemenkes RI Medan. Diakses :

Retno, Hayu, Pangesti, 2017. Pengurangan nyeri Dismenorea Primer Pada Reamaja
Putri Dengan Kompres Air Hangat. Lampung : Jurnal Kesehatan Metro Sai
Wawai. Vol.10 No. 02. Diakses: https//ejurnal.poltekkes-tjk-
ac.id/index.php/JKM. ISBN : 2657-1390.

Ridawati Sulaeman. 2019. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kompres Air


HangatMengurangi Nyeri Dismenore. Mataram : Jurnal Keperawatan Terpadu.
Vol. 01 No. 02. Diakses : https//jkt.poltekkes-
mataram.ac.id/index.php/home/index. ISBN : 2685-0710.

Rima Maratun Nida. 2016. Pengaruh Pemberian kompres hangat terhadap


penurunan nyeri dismenore pada siswi kelas kelas XI SMK muhammadiyah
watukelir sukoharjo. Sukoharjo : Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional.
Vol.01 No.02
Rosyida, Cahya, Ayu, Desta. 2020. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita.
Yogyakarta : PT. Pustaka Baru. ISBN : 978-602-376-323-8.

Vellyza, Colon. 2019. Pengaruh pemberian kompres air hangat terhadap penurunan
intesitas nyeri Dismenorea pada remaja putrid Di SMA NEGERI 10 KOTA
BENGKULU. Bengkulu. Jurnal Vokasi Keperawatan. Vol. 10. No. 02. Diakses
: https//jejournal.unib.ac.id. ISBN : 2721-67-99.

Wariyah, dkk. 2019. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Dismenorea.

Widia, Lidia. 2015. Biologi Dasar dan Biologi Perkembangan


(Kebidanan).Yogyakarta :SelembaMedika. ISBN : 978-602-1547-73-1 cetakan
pertama.

Yunita Lestari, 2018. Penelitian Gizi Pada Remaja. Padang : Prodi S1 Kebidanan FK
Universitas Andalas. Diakses : Htpp://scholar.Unand.ac.id.
Bengkulu, 2021
Perihal: Permohonan Pelaksanaan
Sidang Hasil l LTA

Kepada Yth
Ketua Program Studi D III Kebidanan
STIKES Tri Mandiri Sakti
Di :
Bengkulu

Dengan Hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Qarinna Sulistia Wardahni
NPM : 1826030036
Prodi : D III Kebidanan

Mengajukan permohonan untuk melakukan Sidang Hasil LTA dengan judul:


“Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi Pada Nn “N” Umur “17” Tahun
Dengan Disminorea Primer Menggunakan Kompres Air Hangat di PMB “Z”
Kota Bengkulu”.

Demikianlah Permohonan saya, atas perhatian dan kebijaksanaannya saya


ucapkan terima kasih.

Hormat Saya

Qarinna Sulistia Wardahni

Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II,

Pitri Subani, SST, M.Kes Yulita Elvira Silviani, SST, M.Kes


Lampiran:
1. Foto copy tanda pelunasan keuangan LTA
2. Foto copy transkrip nilai dari semester 1 s/d terakhir
3. Foto copy dokumen LTA (empat) rangkap
4. Foto copy KRS semester 1 s/d terakhir
5. Foto copy Kartu Mahasiswa
6. Foto copy LHS Kartu Mahasiswa
INFORMENT CONSENT

Saya yang bertandatangan dibawah ini :


Nama :
Alamat :

Menyatakan bersedia menjadi responden pada penelitian yang berjudul


“Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi Pada Nn “N” Umur “17” Tahun
Dengan Disminorea Primer Menggunakan Kompres Air Hangat di PMB “Z”
Kota Bengkulu”
Saya bersedia mengikuti semua kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan
sistematika dan prosedur yang dilakukan dan menerima hasil yang diberikan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya tanpa ada unsur
paksaan dari pihak manapun dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bengkulu, 2021
Peneliti Nama pasien

(Qarinna Sulistia Wardahni) ( )


PERMOHONAN MENJADI PASIEN

Kepada Yth.
Calon pasien

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswi Jurusan Kebidanan
Stikes Tri Mandiri Sakti Bengkulu semester VI (enam) :
Nama : Qarinna Sulistia Wardahni
NPM : 1826030036
Akan mengadakan studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Kesehatan
Reproduksi Pada Nn “N” Umur “17” Tahun Dengan Disminorea Primer
Menggunakan Kompres Air Hangat di PMB “Z” Kota Bengkulu”. Studi kasus
ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi pasien, kerahasiaan semua
informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian.
Apabila pasien menyetujui, maka dengan ini saya mohon kesediaan untuk
menandatangani lembar persetujuan responden yang saya ajukan.

Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Bengkulu, 2021
Peneliti Nama pasien

(Qarinna Sulistia Wardahni) ( )


LEMBAR PERSETUJUAN JADI PASIEN

Saya yang bertandatangan dibawah ini :


Nama :
Umur :
Alamat :
Bersedia menjadi pasien dalam studi kasus yang berjudul: “Asuhan
Kebidanan Kesehatan Reproduksi Pada Nn “N” Umur “17” Tahun Dengan
Disminorea Primer Menggunakan Kompres Air Hangat di PMB “Z” Kota
Bengkulu”. Saya bersedia mengikuti semua kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
sistematika dan prosedur yang dilakukan dan menerima hasil yang diberikan.
Demikian surat penyataan ini dibuat dengan sebenarnya tanpa ada unsure
paksaan dari pihak manapun, semoga dapat dipergunakaan sebagaimana mestinya.

Bengkulu, 2021
Nama pasien

( )
LEMBAR KONSULTASI PENYUSUNAN LAPORAN (ASKEB)
STIKES TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
JURUSAN KEBIDANAN
TA. 2021

Nama : Qarinna Sulistia Wardahni


NPM : 1826030036
Jurusan : D III Kebidanan
Judul LTA : Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi Pada Nn “N”
Umur “17” Tahun Dengan Disminorea Primer
Menggunakan Kompres Air Hangat di PMB “Z” Kota
Bengkulu
Pembimbing I : Pitri subani, SST, M.Kes

Paraf
No Hari/Tanggal Materi Bimbingan
Pembimbing I

Pembimbing I

Pitri subani, SST, M.Kes


LEMBAR KONSULTASI PENYUSUNAN LAPORAN (ASKEB)
STIKES TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
JURUSAN KEBIDANAN
TA. 2021
Nama : Qarinna Sulistia Wardahni
NPM : 1826030036
Jurusan : D III Kebidanan
Judul LTA : Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi Pada Nn “N”
Umur “17” Tahun Dengan Disminorea Primer
Menggunakan Kompres Air Hangat di PMB “Z” Kota
Bengkulu
Pembimbing II : Yulita Elvira Silviani, SST, M.Kes

Paraf
No Hari/Tanggal Materi Bimbingan
Pembimbing II

Pembimbing II

Yulita Elvira Silviani, SST, M.Kes


DOKUMENTASI

Kunjungan Hari Pertama Jumat,18 Juni 2021


Kunjungan Hari Kedua
Sabtu, 19 Juni 2021 Pukul 07.30 WIB
BIDAN PRAKTEK MANDIRI
Z. Muharamah, SST
Kel. Kebun Tebeng -Kota Bengkulu

SURAT SELESAI PENELITIAN


NO: /PMB/ /2021

Yang bertanda tangan dibawah ini Praktek Mandiri Bidan Z. Muharamah, SST Kel.
Kebun Tebeng Kota Bengkulu:
Nama : Z. Muharamah, SST
Dengan ini menerangkan
Nama : Qarinna Sulistia Wardahni
NPM : 1826030036
Pendidikan : DIII Kebidanan STIKES TRI Mandiri Sakti
Bengkulu
Benar telah melakukan Asuhan di PMB Z. Muharamah, SST dari tanggal 18 s/d 19
Juni Tahun 2021. Dengan judul “Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi Pada
Nn “N” Umur “17” Tahun Dengan Disminorea Primer Menggunakan Kompres
Air Hangat di PMB “Z” Kota Bengkulu”
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya

DIKELUARKAN DI : BENGKULU
PADA TANGGAL : Juni 2021
Bidan

Z. Muharamah, SST

Anda mungkin juga menyukai