DISUSUN OLEH :
RESI EFRIANI
NIM. P05120216058
i
ii
RESI EFRIANI
NIM. P05120216058
ii
iii
iii
iv
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa, karena berkat rahmat dan
karuni-Nyalah maka penulis dapat menyelesaikan Laporan Proposal Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Gastritis di Pola
Operasional Pembinaan Lanjut Usia dalam Panti Sosial Tresna Werdha Pagar
Dewa Kota Bengkulu Tahun 2019”. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
penulis masih banyak mendapat bimbingan dan bantuan yang bermanfaat dari
berbagai pihak, oleh karena itu perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
1. Bapak Darwis, S.Kp, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Bengkulu
4. Bapak Ns. Agung Riyadi, S.Kep, M.Kes selaku pembimbing yang telah
proposal ini.
7. Kedua orang tua tercinta Ibu dan Ayah yang dengan setia memberikan cinta
yang tulus
8. Kepada saudaraku Refi Aresi S.pd, Roli Atul Akbar, Aulia Sintia Bela, abng
Hendri depi putra S.Kom yang selalu memberikan doa dan dukungan
v
vi
10. Dan tak lupa kubingkiskan ucapan trimaksih Untuk Maliegan sastrawan
11. Untuk adek-adek KP ku anneke, yunita, sofi, indah dan buat rekan hmj
sekaligus adek afifah meizayani,ade, dan Tiara suci trimakasih atas do’a-
mantaaap.
penulis dapat berkarya lebih baik dan optimal lagi di masa yang akan datang.
Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
serta dapat membawa perubahan positif terutama bagi penulis sendiri dan
Penulis
vi
vii
DAFTAR ISI
vii
viii
viii
ix
A. Pengkajian ........................................................................................ 76
B. Diangonsa keperawatan ................................................................... 77
C. Intervensi keperawatan..................................................................... 78
D. Implementasi keperawatan ............................................................... 79
E. Evaluasi ............................................................................................ 80
A. Kesimpulan ...................................................................................... 81
B. Saran ................................................................................................. 83
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................
ix
x
DAFTAR TABEL
x
xi
DAFTAR BAGAN
xi
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia, peningkatan jumlah lansia terus terjadi disetiap tahun.
Berdasarkan data proyeksi penduduk yang ada pada World Health
Organization (WHO) dalam DEPKES RI (2017), pada tahun 2017 terdapat
23,66 juta jiwa penduduk lansia di Indonesia (9,03%). Lalu diprediksi
kembali bahwa jumlah penduduk lansia akan meningkat pada tahun 2020
(27,08 juta), tahun 2025 (33,69 juta) dan pada tahun 2035 diperkirakan
akan meningkat pesat dengan jumlah 48,19 jiwa dari total populasi,
sehingga pada tahun 2050 diperkirakan populasi lansia meningkat tiga kali
lipat dari jumlah penduduk lansia pada tahun 2017.
Peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) menyebabkan populasi
lanjut usia (lebih dari 75 tahun) meningkat secara pesat di negara
berkembang. Peningkatan jumlah penduduk lansia disebabkan oleh
penurunan angka pertilisasi penduduk, perbaikan status kesehatan akibat
kemajuan tekhnologi dan penenilitian-penelitian kedokteran, transisi
epidemiologi dari penyakit infeksi menuju degeneratif, perbaikan status
gizi yang ditandai oleh peningkatan kasus obesitas lansia dari pada
underweight, peningkatan usia darapan hidup (UHH), pergeseran gaya
hidup dari urban rural life style menjadi sedentary urban life style, dan
peningkatan pendapatan perkapita sebelum krisi moneter melanda
Indoneisa (Fatmah, 2010)
Kelompok lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging
Proses atau proses penuaan. Proses penuaan adalah siklus kehiduapan
yang ditandai dengan tahapan-tahapan menurunnya berbagai fungsi organ
tubuh, yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh terhadap berbagai
serangan penyakit yang menyebabkan kematian misalnya pada sistem
1
2
2
3
7
8
inflamasi gastritis
14
15
6. Manifestasi Klinis
Biasanya penderita gastritis mengalami gangguan pencernaan
(indigesti) dan merasa tidak nyaman diperut sebelah atas. Namun
secara umum gejala yang didapatkan adalah hilangnya nafsu makan,
sering disertai pedih atau kembung ulu hati, mual muntah, perih atau
sakit seperti rasa terbakar pada perut bagian atas dan kehilngan berat
badan.(Sharif La ode,2012)
a. Gastritis Bakterialis
Dapat ditandai dengan adanya demam, sakit kepala dan kejang
otot.
b. Gastritis karena (Stress A Tress)Akut
Penyebabnya biasanya menututupi gejala-gejala lambung: tetapi
perut sebelah atas terasa tidak enak.
c. Gastritis Erosive Kronik
Gejala berupa mual ringan, dan nyeri di perut sebelah atas, tetapi
banyak penderita yang tidak merasakan nyeri.
d. Gastritis Eosinofilik
Gejalanya berupa nyeri perut dan muntah bisa disebabkan
penyempitan atau penyumbatan ujung saluran lambung yang
menuju ke usus 12 jari.
e. Penyakit Meniere
Gejala yang sering temukann adalah nyeri lambung, hilangnya
nafsu makan, mual, muntah dan penurunan berat badan.
f. Gastritis Sel Plasma
Gejalanya berupa nyeri perut dan muntah bisa terjadi bersamaan
dengan timbulnya ruam kulit dan diare.
g. Gastritis akibat Terapi Penyinaran
Menyebabkan nyeri, mual dan hearedburen (rasa hangat/rasa
terbakar ditulang dada bagian belakang). Yang terjadi karena
adanya peradangan dan kadang karena adanya tukak lambung
15
16
7. Komplikasi
Menurut Mutaqqin & Sari, 2013 Gastritis dapat menyebabkan
bebagai macam komplikasi yang bisa terjadi.
1. Komplikasi Gastritis akut :
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas berupa hematemesis dan
malena dapat berakhir sebagai syok hemoragik
2. Ulkus jika prosesnya hebat
3. Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat
2. Komplikasi Gastritis kronis
1. Anemia pernisiosa
2. Ulkus peptikum
3. Kanker gaster terutaman jika terjadi penipisan secara terus-
menerus
8. Pemeriksaan Penunjang
Bila pasien di diagnosis terkena gastritis, biasanya dilanjutkan
dengan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui secara jelas
penyebabnya. Pemeriksaan ini meliputi :
a. Pemeriksaan Darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. Pylori
dalam darah Hasil test yang positif menunjukan bahwa pasien
pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam
hidupnya.
b. Pemeriksaan Feses
Tes ini memeriksa apakah terdapat H. Pylori atau tidak. Hasil
test yang postif mengindikasikan terjadinya infeksi.
c. Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidak normalan pada
saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat oleh
sinar-X. Tes ini lakukan dengan cara memasukan sebuah selang
kecil yang fleksibel atau (endoskopi) melalui mulut dan masuk
kedalam esofagus, lambung dan bagian atas usus kecil.
17
A. Pengkajian
1. Keluhan Utama
Penderita mengeluh nyeri epigastrium. Munculnya keluhan nyeri
tersebut diakibatkan iritasi mukosa lambung yang merangsang
nociseptor nyeri pada lapisan otot lambung pada bagian pleksus saraf
mienterikus (Auerbach)
2. Riwayat Kesehatan
Penderita dengan riwayat alkoholik, pola makan yang tidak teratur,
makanan yang merangsang pengikisan asam lambung seperti, pedas,
asam, dan konsumsi obatan-obatan seperti aspilet dan aspirin. Dengan
dilakukan pengkajian PQRST
P : nyeri karena inflamasi pada lambung
Q : nyeri yang digambarkan tajam, dangkal, rasa terbakar dan perih
R : nyeri ulu hati menyebar kepinggang dan kepala
S : skala nyeri pasien gastritis 6-7
T : saat lambung kosong, saat bergerak nyeri berlangsung lama
kuranglebih 10 menit
c. Eliminasi
Gejala : bising usus hiperperaktif atau hipoaktif,
abdomen teraba keras. Distensi perubahan pola BAB.
Tanda : feses encer atau bercampur darah (melena), bau
busuk, konstipasi.
d. Integritas ego
Gejala : tress (keuangan, hubungan kerja). Perasaan tidak
berdaya.
Tanda : ansietas, misalnya : gelisah, pucat, berkeringat, per
hatian menyempit, gemetar.
e. Makanan dan cairan
Gejala : anoreksia, mual dan muntah, nyeri ulu hati, kram
pada abdomen, sendawa bau busa, penurunan berat badan.
Tanda : membrane mukosa kering, muntah berupa
cairan yang berwarna kekuning-
kuningan, distensi abdomen, kram pada abdomen.
f. Neurosensori
Gejala : pusing, pandangan berkunang-kunang,
kelemahan pada otot
Tanda : lethargi, disorientasi (mengantuk)
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri epigastrium kiri samping tengah
atau ulu hati, nyeri yang digambarkan sampai tajam, dangkal, ra
sa terbakar, perih.
Tanda : meringis, ekspresi wajah tegang.
h. Pernafasan
Gejala : sedikit sesak
i. Penyuluhan
Gejala : faktor makanan, pola makan yang tidak teratur, diet
yang salah, gaya hidup yang salah.
25
3 3 33 3 3 3
333 333
. Jenis
13 Rekreasi/pemanfaatan
. waktu
Total skor
Total skor
Interpretasi hasil:
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 – 17 : gangguan kognitif ringan
Kesimpulan:
3. INVENTARIS DEPRESI BECK
(UntukMengetahui Tingkat Depresi Lansia Dari Beck
danDeck)
Skor Uraian
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia dumana saya tak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih/galau
0 Saya tidak merasa sedih
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat
membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang kedepan
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
C. Rasa Kegagalan
3 Saya merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan ke belakang, semua yang dapat saya lihat hanyalah
kegagalan
1 Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Saya merasa tidak gagal
D. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
29
Penilaian
0-4 Depresi tidak ada/minimal
5-7 Depresi tingan
8-15 Depresi sedang
>16 Depresi berat
Tabel 2.4 Inventaris depresibeck
5. Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya Menyed Resol
iakan waktu bersama-sama ve
Keterangan: Total
- Selalu: 2
- Kadang kdang: 1
- Tidak pernah: 0
Tabel 2.5. APGAR Keluarga Dengan Lansia
31
Keterangan :
- Total nilai kurang dari 3 menandakan disfungsi keluarga yang sangat tinggi
- Total nilai antara 4-6 menandakan disfungsi keluarga sedang
- Total nilai 7-10 menandakan tidak ada disfungsi keluarga
32
C. Diagnosa Keperawatan
Setelah data terkumpul, langkah berikutnya adalah menganalisa data se
hingga diperoleh diagnosa keperawatan. Terjadi masalah kesehatan (pada
seseorang, kelompok, keluarga) yang dapat ditangani perawat untuk mene
ntukan tindakan perawat untuk menanggulangi atau mengurangi masalah
tersebut. Diagnosa yang sering pada pasien dengan gastritis sebagai
berikut: (Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017)
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi (perlukaan
mukosa gaster)
Tanda mayor
Tanda Minor
Tanda mayor
DS : (tidak tersedia)
Tanda minor
DO : (tidak tersedia)
DS : (tidak tersedia)
Tanda minor
DO : (tidak tersedia)
DO : (tidak tersedia)
Tanda mayor
DO : (tidak tersedia)
Tanda Minor
D. Intervensi
NO DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA INTERVENSI (NIC) RASIONAL
KEPERAWATAN HASIL (NOC)
1 Nyeri akut berhubungan dg agen Level nyeri : Manajemen nyeri :
cedera biologi (perlukaan mukosa 1. Nyeri hebat 1. Kaji dan catat keluhan nyeri, 1. Untuk menentukan intervensi
gaster) 2. Nyeri berat termasuk lokasi, lamanya, dan dan menentukan intervensi
3. Nyeri sedang intensitasnya (dengan skala selanjutnya
4. Nsyeri sedang nyeri 0-10)
5. Tidak nyeri 2. Monitor vital sign 2. Mengetahui keadaan umum
Kontrol nyeri : klien
1. Tidak pernah 3. Gunakan terapi komunikasi 3. Pasien dapat percaya dan
2. Kadang-kadang untuk mengetahui mempercepat penyembuhan
3. Sewaktu-waktu pengalaman nyeri.
4. Sering 4. Makanan yang mengiritasi
5. Selalu 4. Jelaskan pada klien untuk lambung dapat merangsang
Level kenyamanan : menghindari makanan yang nyeri dating
Dengan indikator dapat merangsang nyeri
(makanan pedas dan asam) 5. Aktivitas yang nyaman dapat
1. Gangguan ekstrem
5. Anjurkan klien utuk berada menurunkan kerja gaster
2. Berat
diposisi yang nyaman
3. Sedang
4. Ringan
6. Anjurkan klien untuk
5. Tidak ada gangguan 6. Relaksasi dan distraksi dapat
melakukan tekhnik relaksasi,
Nilai yang diharapkan 4 mengalihkan perhatian klien
seperti menarik napas dalam,
sampai 5 sehingga dapat menurunkan
mendengarkan musik,
Kriteria hasil : nyeri
menonton TV dan membaca
1. Klien mampu
mengontrol nyeri dengan
menggunakan
tekhinik non 7. Mengajarkan pada klien dan 7. Kompres hangat dalam
farmakolgi untuk keluarga untuk melakukan menurunkan rasa nyeri pada
mengurangi nyeri kompres hangat pada bagian klien
2. Klien rileks dan nyaman
35
15. Monitor vital sign sebelum 15. Dengan memonitor vital sign
dan sesudah pemberian sebelum dan sesudah
analgesik pertama kali pemberian obat dapat
memberikan perbandingan
tentang tingkat nyeri sebelum
dan sesudah dilakukan
tindakan
2. Ketidak seimbangan nutrisi Manajemen nutrisi : Manajemen nutrisi :
kurang dari kebutuhan tubuh 1. Tidak adekuat 1. Kaji adanya alergi makannan 1. Mengidentifikasi adanya
berhubungan dengan 2. Sedikit adekuat pada klien masalah tambahan
masukan makanan tidak 3. Cukup adekuat 2. Ajarkan klien dan keluarga 2. Membantu klien dalam
4. Adekuat tentang mkanan yang bergizi mendapatkan informasi tentang
adekuat dan rangsangan
5. Sangat adekuat status kesehatannya
muntah Pemasukan makanan dan 3. Dapat membantu mengurangi
3. Anjurkan klien untuk tiak
cairan : makan makanan yang dapat resiko terjadinya iritasi pada
1. Tidak adekuat mengiritasi lambung lambung
2. Sedikit adekuat (makanan yang pedas dan
3. Cukup adekuat asam) 4. Dapat meningkatkan
4. Adekuat 4. Anjurkan klien untuk makan pemasukan dan juga mencegah
5. Sangat adekuat dengan porsi sedikit tapi terjadinya distensi gaster
Hasil yang diharapkan 4-5 sering
Kriteria hasil :
1. klien bisa menghabiskn 5. Anjurkan klien untuk 5. Meringankan kerja lambung
satu prosi makanan mengkonsumsi makanan yang
2. Adanya oeningkatan berat lunak seperti bubur
badan 6. Tentukan status gizi dan 6. Membantu klien untuk
kemampuan klien untuk memenuhi kebutuhan gizinya
memenuhi kebutuhan gizi
7. Tentukan jumlah kalori dan 7. Membantu klien untuk
jenis nutrisi yang dibutuhkan memenuhi persyaratan gizinya
untuk memenuhi persyaratan
gizi
8. Anjurkan klien untuk 8. Dapat meningkatkan
37
5. Mengidentifikasi
5. Monitor mual dan muntah
ketidakseimbangan cairan pada
klien
38
4 Nausea berhubungan dengan Kontrol mual 1. Dorong pasien untuk belajar 1. Pasien mampu mengontrol
dengan nyeri epigastrium Indikator pengendalian diri strategi mengatasi mual jika terjadi mual
terhadap mual : 2. Berikan makanan kesukaan 2. Meningkatkan nafsu
1. Tidak pernah pada pasien makan dan pasien mampu
menunjukkan membalikkan nafsu
2. Jarang menunjukkan makan
3. Kadang-kadang 3. Tingkatkan istirahat dan tidur 3. Istirahat yang cukup dapat
menunjukkan yang cukup untuk membantu dalam
4. Sering menunjukkan memfasilitasi pengurangan pengontrolan mual
5. Secara konsistem mual
menunjukkan 4. Anjurkan pasien melalukan 4. Meningkatkan nafsu
Nilai yang diharapkan 4 oral hyigiene sebelum makan makan
sampai 5 5. Berikan posisi nyaman 5. Mencegah terjadinya
Kriteria hasil : aspirasi pada saat pasien
1. Nafsu makan membaik makan
2. Dapat mengontrol mual 6. Tingkatkan pemberian cairan 6. Meningkatkan pemenuhan
Pasien nyaman secara bertahap jika tidak intake
terjadi muntah selama 30
menit
7. Dorong pola makan yang 7. Dapat menghindari mual
sedikit tapi sering
8. Kolaborasi dengan dokter 8. Membantu dalam proses
dalam pemberian obat seperti penyembuhan pasien
omeprazole
9. Kolaborasi dengan ahli gizi 9. Menghitung ketepatan
dalam pemenuhan nutrisi status nutrisi yang
dibutuhnkan
Tabel 2.7 Intervensi Keperawatan
41
E. Implementasi Keperawatan
F. Evaluasi Keperawatan
G. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan dan
pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan catatan perawatan
yang berguna untuk kepentingan klien, perawat dan tim kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat
dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab perawat
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan/Desain Penelitian
Jenis penelitian itu adalah deskriptif analitik dalam bentuk studi kasus
B. Subyek Penelitian
subyek penelitian yang akan diteliti berjumlah satu orang dengan satu kasus
1. Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau tahap kegiatan dalam praktik
perempuan dengan keadaan yang sudah rentah (tua) dan untuk melakukan
aktivitas menggunakan alat bantu seperti tongkat. Studi kasus ini akan
dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Pagar Dewa Kota Bengkulu.
E. Prosedur penelitian
Di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Kota Bengkulu Tahun 2019. Setelah
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi) pada sistem tubuh klien. Data
Keperawatan Bengkulu.
G. Keabsahan data
H. Analisa Data
yang telah disusun pada bab sebelumnya (bab 2) untuk mendapatkan masalah
narasi pada bab pembahasan, yang dibandingkan dengan teori-teori yang sudah
analisis digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi
TINJAUAN KASUS
Dalam bab ini menjelaskan tentang asuhan keperawaran yang dilakukan pada
Ny. S dengan diagnosa medis Gastritis. Asuhan keperawataan dimulai dari
pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan.
A. Pengkajian Kasus
1. Identitas Klien
Pengkajian melalui anamnesa pada hari Senin, 31 Desember 2018
jam 14:00 WIB di Wisma Melati Panti Sosial Tresna Werdha Pagar
Dewa Provinsi bengkulu dari rekam medis pengkajian didapat Ny. S
berusia 72 tahun, jenis kelamin perempuan, agama islam, pendidikan
terakhir tidak sekolah, status perkawinan kawin. Ny. S berasal
Kedurang Desa Suka Nanti Kecamatan Kedurang, Bengkulu Selatan.
Klien masuk ke panti pada tahun 2016.
1.1 Identitas Keluarga
Ny. S mengatakan penanggung jawab pasien disini adalah
anaknya yang bernama Tn. D, pekerjaan sopir mobil, alamat Tn. D
perbatasan Lampung dan Bengkulu pasien mengatakan tidak tahu
alamat lengkap Tn. D.
1.2 Riwayat Masuk Panti
Menurut penuturan klien, klien dibawa ke panti sosial oleh
anaknya dengan alasan keinginan klien sendiri. Klien juga
mengatakan ingin istirahat dikarenakan tidak ada keluarganya
yang bisa merawat di rumah.
2. Riwayat Keperawatan
a) Keluhan Utama
Pada saat dikaji klien mengeluh sakit kepala dan nyeri pada daerah
ulu hati. Nyeri timbul pada waktu bangun tidur pagi hari dan ketika
46
47
perut klien kosong. Nyeri yang dirasakan klien panas dan pedih
juga disertai dengan mual muntah serta tidak nafsu makan. Skala
nyeri yang dirasakan adalah 5 yaitu nyeri sedang. Nyeri yang
dirasakan hilang timbul.
b) Keluhan Saat Dikaji
Ny. S mengatakan nyeri ulu hati seperti melilit dibagian kiri atas
perut dengan skala nyeri yang dirasakan yaitu 5. Nyeri sering
muncul pada pagi hari dan ketika perut klien kosong dan disertai
dengan rasa mual muntah dan tidak nafsu makan.
c) Genogram
72
4 4 5 5 4 4
Superior dextra Superior sinistra
3 3 4 4 3 3
Inferior dextra Inferior sinistra
Tabel 4.1 Skala Kekuatan Otot
a) Riwayat Obat-obatan
Riwayat obat-obatan saat ini didapatkan Ny S pada hari kamis tanggal
20-12-2018 adalah :
1) Ranitidin 2x1 tablet sebelum makan (150mg)
2) Amlodipine 3x1 tablet (5mg)
3) Ibupropen 3x1 (500mg)
4) Obat batuk hitam
5) Neurodex 1x1 (100mg)
b) Data penunjang yang didapatkan dari hasil pemeriksaan asam urat dan
gulah darah pada tanggal 20 desember 2018 adalah :
No Yang diperiksa Hasil Normal Satuan
1. Gulah darah 86 100 mg/dl
2 Kadar asam urat 5,4 Wanita: 3,5 – 6,0 mg/dl
Laki-laki: 3,5 – 7,0
Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klien
2. Penatalaksanaan
jika terjadi nyeri pada pagi hari Ny s mengatakan minum obat ranitidin dan
makan nasi begitupun jika terjadi pada malam hari pasien minum obat
sebelum tidur bila tidak tertahankan lagi pasien meminta bantuan
pengobatan pada klinik Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW). Pasien
mengalami kesusahan dan kebingungan bila petugas klinik PSTW tidak
berada ditempat.
3. Analisa data
Nama : Ny S Umur 72 : Tahun
Ruangan : Wisma Melati
52
4 4 5 5 4 4
3 3 4 4 3 3
Tabel 4.3 Analisa Data
53
B. Diagnosa keperawatan
Nama : Ny. S Umur : 72 tahun
Ruangan : Wisma Melati
No Diagnosa keperawatan Tanggal muncul Nama & paraf
1 Nyeri akut berhubungan dengan Agen Cedera 31 desember 2018 Resi
Biologis (perlukaan mukosa gaster)
2 Defisit nutrisi berhubungan dengan Masukkan 31 desember 2018 Resi
makanan tidak adekuat
3 Risiko jatuh berhubungan dengan penurunan 31 desember 2018 Resi
kekuatan otot
Tabel 4.4 Diagnosa Keperawatan
54
C. Intervensi
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI (NIC) RASIONAL
(NOC)
1 Nyeri akut berhubungan dg agen Setelah diberikan intervensi keperaw Manajemen nyeri :
cedera biologi (perlukaan mukosa atan Selama 3x24 jam, diharapkan 16. Kaji dan catat keluhan nyeri, 16. Untuk menentukan
gaster) pasien mampu menunjukkan : termasuk lokasi, lamanya, dan intervensi dan menentuka
DS : Dipertahankan pada level 3 intensitasnya (dengan skala n intervensi selanjutnya
nyeri 0-10) 17. Mengetahui keadaan
3. Ny. S mengatakan nyeri Level nyeri :
17. Monitor vital sign umum klien
sering datang pagi hari dan 6. Nyeri berat 18. Gunakan terapi komunikasi 18. Pasien dapat percaya dan
jika perut kosong 7. Nyeri cukup berat untuk mengetahui pengalaman mempercepat
4. P : Pola makan yang tidak 8. Nyeri sedang nyeri. penyembuhan
teratur 9. Nyeri ringan 19. Anjurkan klien utuk berada 19. Aktivitas yang nyaman
Q : Nyeri yang dirasakan 10. Tidak nyeri diposisi yang nyaman dapat menurunkan kerja
panas, dan pedih Nilai yang diharapkan 3 sampai 5 20. Anjurkan klien untuk gaster
R : Nyeri ulu hati disertai Kriteria hasil : melakukan tekhnik relaksasi, 20. Relaksasi dan distraksi
dengan sakit kepala 3. Klien mampu mengontrol seperti menarik napas dalam, dapat mengalihkan
S : Skala nyeri dirasakan 5 nyeri dengan menggunakan mendengarkan musik, perhatian klien sehingga
T : Nyeri dirasakan hilang tekhinik non farmakolgi untuk menonton TV dan membaca dapat menurunkan nyeri
mengurangi nyeri 21. Mengajarkan pada klien dan 21. Kompres hangat dalam
timbul
4. Klien rileks dan nyaman keluarga untuk melakukan menurunkan rasa nyeri
DO : 5. klien mengetahui faktor kompres air hangat pada bagian pada klien
5. Ny S terlihat meringis penyebab nyeri epigastrium klien yang nyeri 22. Mengetahui respon klien
6. Ny. S tampak gelisah 6. skala nyeri diarakan 22. Observasi reaksi non-verbal dari terhadap nyeri dan untuk
7. Ny. S tampak bersikap berkurang ketidaknyamanan terhadap mendapatkan skala nyeri
protektif 7. pasien dapat mengguanakan nyeri seperti adanyan tanda- pada klien
8. Frekuensi nadi meningkat tindakan pencegagan gastritis tanda gelisah, ekspresi wajah 23. Mengontrol perubahan
90x/menit 8. klien mampu mengontrol yang meringis status nyeri
nyeri dengan tehnik non 23. Evaluasi pengalaman nyeri 24. Istirahat yang cukup
farmaklologi masa lampau. dapat mengurangi rasa
9. Skala nyeri 0-3 24. Tingkatkan istirahat nyeri
25. Cek instruksi dokter tentang 25. Mengetahui bahwa
jenis obat, dosis, dan frekuensi tindakan yang diberikan
55
D. Implementasi Keperawatan
HARI,
NO.
NO TANGGAL IMPLEMENTASI RESPON HASIL NAMA & PARAF
DX
PUKUL
1. kamis, 3 DX. I Manajemen nyeri 1. p (provocative/paliatif) : pola makan yang
januari 2019 tidak teratur
14:00 1. Melakukan pengkajian nyeri secara Q (quality/qualitas) : nyeri yang dirasakan
komprehensif lokasi nyeri, karakteristik, durasi, dangkal,perih dan seperti terbakar
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi nyeri R (region) : nyeri di ulu hati dan menyebar
ke pinggang
S (skala) : skala yang dirasakan klien adalah
5 dari angka 0-10
T (timing) : nyeri timbul pada pagi hari
nyeri terasa kurang lebih 30 menit
Resi efrisni
14:20 2. Mengukur tanda-tanda vital pasien tekanan 2. TD : 120/80 mmhg Nadi :75x/m
darah,nadi,suhu, dan pernafasan Suhu: 36,5ºc Pernafasan : 19x/m
14:28 3. Mengatur posisi klien untuk berada diposisi 3. klien mengatakan posisi yang nyaman
yang nyaman supinasi ketika nyeri yaitu berbaring
14:35 4. Melakukan observasi reaksi dari ketidaknyama 4. klien tampak meringis dan gelisah ketika
nan .gelisah, ekpresi wajah yang meringis nyeri
14:50 5. Menyakan kepada klien pengalaman nyeri masa 5. klien mengatakan sudah terkena penyakit
lampau klien gastritis sejak 2 tahun yang lalu
15:05 6. Anjurkan dan mengajarkan klien untuk 6. klien mengatakan apabila nyeri klien akan
melakukan tehnik relaksasi napas dalam, atau melakukan tarik napas dalam
59
HARI,
NO.
NO TANGGAL IMPLEMENTASI RESPON HASIL NAMA & PARAF
DX
PUKUL
1. Jumat , 4 DX. I Manajemen nyeri
januari
2019 1. Mengukur tanda-tanda vital pasien tekanan 1. TD : 130/80 mmhg Nadi :80x/m
14:00 darah, nadi ,suhu ,nadi dan pernafasan Suhu: 36ºc Pernafasan : 17x/m
14:05 2. Memantau reaksi klien ketidaknyamanan 2. klien masi tampak meringis dan berbaring di
.gelisah, ekpresi wajah yang meringis tempat tidur,klien mengatakan pagi ini
14:07 3. Anjurkan dan Ajarkan klien untuk melakukan perutnya terasa perih
tehnik relaksasi menarik napas dalam ketika 3. klien mengikuti intrsuksi perawat dan
nyeri dilakukan 2-3x mendemontrasikan kembali tehnik relaksasi
14:10 4. Anjurkan melakukan kompres air hangat pada napas dalam
bagian ulu hati dan sekita umbilikus klien yang 4. Klien mengatakan melakukan kompres air
nyeri kompres dilakukan sampai nyeri terasa hangat sewaktu nyeri datang
14:12 berkurang 5. klien mengatakan minum obat maagh ketika
5. Kolaborasi dalam pemberian therapy nyeri datang pada malm hari yaitu ranitidin Resi efrisni
farmakologi bersama tim medis untuk mengurangi nyeri
12. Dengan menggunakan leaflet 12. respon hasil
14:15 6. menanyakan kembali kepada pasien mengenai 6. pasien menyebutkan gastritis yaitu penyakit
pengertian gastritis yang disebabkan oleh lambung
7. menyakan kembali kepada pasien tentang penye
7. pasien mampu menyebutkan 3 penyebab
14:17 bab gastritis
8. menyakan kembali kepada pasien tanda dan gastritis yaitu makanan pedas, makanan
gejala gastritis asam dan makan tidak teratur
14:21
9. menanyakan kembali kepada pasien cara 8. pasien mampu menyebutkan 2 tanda dan
14:23 pencegahan gastritis gejala gastritis yaitu nyeri pada ulu hati dan
10. menanyakan kembali kepada pasien mual/muntah.
pencegahan gastritis dan perubahan setelah 9. pasien menyebutkan 3 cara pencegahan dan
63
14:25 minum obat tradisonal air kunyit yang sudah di penanganan nyeri gastritis yaitu tidak
buat makan pedas dan asam tidak telat makan
10. pasien mampu menyebutkan 2 cara
penanganan nyeri gastritis yaitu tarik napas
dalam dan kompres dengan air hangat,
pasien mengatakan sudah minum air kunyit
perutnya teraba tidak keras dan pasien
mengatakan ada perubahan.
14:43 18. Memantau adakah mual dan muntah 8. pasien mengatakan sudah makan pagi hari
14:47 19. Bantu klien dalam pembuatan jadwal ini pada pukul 8:30 wib dan nanti akan
makan makan siang pada pukul 12:00 wib
HARI,
NO.
NO TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI NAMA & PARAF
DX
PUKUL
1. Sabtu , 5 DX. I Manajemen nyeri
januari 2019 1. p (provocative/paliatif) : pola makan yang
08:00 1. Melakukan pengkajian nyeri lokasi, tidak teratur
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan Q (quality/qualitas) : nyeri yang dirasakan
faktor presipitasi perih
R (region) : nyeri di ulu hati
S (skala) : skala yang dirasakan klien adalah
4 dari angka 0-10
T (timing) : nyeri timbul pada pagi hari
nyeri terasa kurang lebih 5 menit
2. klien mengatakan nyeri perutnya sudah
2. Observasi reaksi dari ketidaknyamanan mulai berkurang
08:10 .gelisah, ekpresi wajah yang meringis dan 3. klien terlihat masi meminum obat dari
istirahat tidur klien klinik PTSW Resi efrisni
08:15 3. Kolaborasi dalam pemberian therapy respon hasil
farmakologi menganjurkan klien untuk minum 4. pasien mampu menyebutkan 4 penyebab
obat dari klinik PSTW gastritis yaitu makanan pedas, makanan
08:20 Dengan menggunakan leaflet asam dan makan tidak teratur,karena
4. Tanyakan kembali kepada pasien tentang merokok.
penyebab gastritis 5. pasien sudah mampu menyebutkan cara
08:22 5. Tananyakan kembali kepada pasien cara menangani nyeri gastrits dengan tehnik
pencegahan nyeri gastritis
relaksasi napas dalam
6. Tananyakan kembali kepada pasien perubahan
setelah minum obat tradisonal yang sudah di 6. pasien mengatakan sudah minum air
08:24 buat minuman dari serat kunyit kunyit perutnya teraba tidak keras dan
pasien mengatakan sudah ada perubahan
66
HARI,
NO.
NO TANGGAL IMPLEMENTASI RESPON HASIL NAMA & PARAF
DX
PUKUL
1. Minggu , 6 DX. I Manajemen nyeri
januari 2019
08:10 1. Melakukan pengkajian nyeri secara 1. p (provocative/paliatif) : pola makan yang
komprehensif lokasi, karakteristik, durasi, tidak teratur
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi Q (quality/qualitas) : nyeri yang dirasakan
perih
R (region) : nyeri di ulu hati
S (skala) : skala yang dirasakan klien adalah
3 dari angka 0-10
T (timing) : nyeri timbul kadang-kadang
2. Observasi reaksi dari ketidaknyamanan
08:15 2. klien mengatakan nyeri perutnya masi sama
.gelisah, ekpresi wajah yang meringis
seperti kemarin sudah mulai berkurang
08: 20
Dengan menggunakan leaflet
respon hasil
Resi efrisni
3. Tanyakan kembali kepada pasien tentang
3. pasien mampu menyebutkan 5 penyebab
penyebab gastritis
08:25 gastritis dari leaflet yang telah dijelaskan
4. Tanyakan kembali kepada pasien cara
pasien
pencegahan nyeri gastriti
08:30 4. pasien mengatakan dengan tehnik napas
5. Tanyakan kembali kepada pasien perubahan
setelah minum obat tradisonal yang sudah di dalam dan mengurangi makan pedas
buat minuman dari serat kunyit 5. pasien mengatakan ada perubahan setelah
minum obat tradisional klien merasakan
perutnya lebih lembut dan nyeri ketika
belum makan nasi berkurang
68
E. Evaluasi Keperawatan
Nama : Ny.S Umur : 72 tahun
Ruangan : Melati
Hari,
No. No. Dx Evaluasi Paraf
tanggaljam
1 Kamis 3 1 Data Subjektif : Resoi efrisni
januari 2019 Data subjektif di dapatkan
15.00 wib s/d Klien mengatakan kepada perawat pagi ini perutnya masi terasa nyeri dan di sertai perih
16.45 wib terkadang bisa sampai menjalar ke pinggang.
Klien mengatakan nyeri yang dirasakan karena penyakit gastritis pasien sedang kambuh.
Klien mengatakab tidak mengerti dengan penyakit gastritis yang diderita.
p (provocative/paliatif) : nyeri karena inflamasi lambung
Q (quality/qualitas) : nyeri yang dirasakan dangkal,perih dan seperti terbakar
R (region) : nyeri di ulu hati dan menyebar ke pinggang
S (skala) : skala yang dirasakan klien adalah 5 dari angka 0-10
T (timing) : nyeri timbul pada pagi hari nyeri terasa kurang lebih 30 menit
Data Objektif :
data objektif di dapatkan klien masih tampak meringis ,klien tampak beristirahat ditenpat tidur
skala nyeri : 5, klien tampak mendengarkan penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh perawat
tentang penyakit gastritis
TD : 120/80 mmhg Nadi :75x/m
Suhu: 36,5ºc Pernafasan : 19x/m
Analisis :
4-6 : Nyeri sedang
Secara obyektif klien ,dapat menunjukkan lokasi nyeri,dapat mendeskripsikannya, dapat
mengikuti perintah dengan baik
Planning :
Perencanaan sesuai hasil analisa di dapatkan bahwa lanjutkan intervensi keperawatan nomor 2,
3,7, 6 dan 11
70
2 Kamis , 3 2
januari 2019
Data Subjektif :
Data subjektif klien mengatakan nafsu makan klien tidak baik dari sebelumnya
Resi efriani
15.00 wib s/d Klien mengatakakan terkadang sering muncul perasaan selalu kenyang sehingga klien tidak nafsu
16.50 wib makan
Data Objektif :
Klien masih tampak makan,makanan yang dianjurkan oleh perawat
Analisis :
Secara subjektif pasien mengatakan nafsu makan pasien masi kurang baik,dan sudah menerapkan
pola makan yang dianjurka oleh perawat yaitu makan sedkit tapi sering
Planning :
Perencanaan sesuai hasil analisa di dapatkan bahwa lanjutkan intervensi nomor 2 , 3 , 4 , 6 dan 7
3 Kamis,3 januari 3 Data Subjektif : Resi efriani
2019 Klien mengatakan takut jika ingin melewati tangga dan berjalan ke kamar mandi dan akan
15.00 wib s/d mengikuti intruksi yang disampaikan oleh perawat
16.55 wib Data Objektif:
Klien tampak berhati-hati dan berusaha menjaga keseimbangan pasien dengan berpegangan
dengan benda yang ada di sekitar
Analisis: :
secara subyektif risiko jatuh pasien pada level 3
Planning :
Perencanaan sesuai hasil analisa di dapatkan lanjutkan bahwa intervensi nomor 1, 2, 4, 5, 6
Tabel 4.10 Evaluasi asuhan keperawatan gastritis hari pertama
71
Hari,
No. No. Dx Evaluasi Paraf
tanggaljam
1 Jumat 4 1 Data Subjektif : Resoi efrisni
januari 2019 klien mengatakan sudah mengerti sebagian tentang penyakit gastritis
16:00 wib s/d Data subjektif di dapatkan
16:50 wib Pasien mengatakan masi terasa sedit nyeri pada ulu hati, namun tidak se-nyeri hari kamren
Data Objektif :
data objektif di dapatkan klien masih tampak meringis , skala nyeri : 4,
klien mampu menyebutkan beberapa penyebab gastritis dan cara penanganan nyeri gastitis
TD : 130/80 mmhg Nadi :85x/m
Suhu: 36,ºc Pernafasan : 20x/m
Analisis :
4-6 : Nyeri sedang
Secara subyektif klien menngungkap nyeri ulu hati yang dirasakan sudah berkurang dan
mengetahui cara penanganan nyeri ulu hati
Planning :
Perencanaan sesuai hasil analisa di dapatkan bahwa lanjutkan intervensi keperawatan nomor , 3,7,
6 dan 11
2 Jumat 4 2
januari 2019
Data Subjektif :
Data subjektif klien mengatakan nafsu makan klien sudah mulai membaik namun kadang masi
Resi efriani
15.00 wib s/d sering malas untuk makan karena tidak sesuai dengan sayur yang disajikan
16.25 wib Data Objektif :
Klien masih tampak makan,makanan yang dianjurkan oleh perawat
Klien tampak menerapkan pola makan sedikit tapi sering
Analisis :
Secara subjektif pasien mengatakan nafsu makan klien sudah mulai membaik namun malas untuk
makan
Planning :
Perencanaan sesuai hasil analisa di dapatkan bahwa lanjutkan intervensi nomor 2 , 3 , 6 dan 7
72
Hari,
No. No. Dx Evaluasi Paraf
tanggaljam
1 Sabtu, 5 1 Data Subjektif : Resoi efrisni
januari 2019 klien mengatakan sudah mengerti tentang pengertian gastritis,tenda dan penyebab dari gastritis
10.00 wib s/d Data subjektif di dapatkan
10.45 wib p (provocative/paliatif) : nyeri karena inflamasi lambung
Q (quality/qualitas) : nyeri yang dirasakan perih
R (region) : nyeri di ulu hati
S (skala) : skala yang dirasakan klien adalah 4 dari angka 0-10
T (timing) : nyeri timbul pada pagi hari nyeri terasa kurang dari sebelumnya
Data Objektif :
ata objektif di dapatkan klien tampak masi sedikit meringis ketika nyeri , skala nyeri yang
dirasakan klien 4,
klien tampak bisa melakukan tehnik penanganan nyeri gastritis dengan tehnik napas dalam
TD : 130/70 mmhg Nadi :85x/m
Suhu: 36,5ºc Pernafasan : 20x/m
Analisis :
Secara subyektif skala nyeri yang dirasakan masi seperti pengkajian sebelumnya 4
Planning :
Perencanaan sesuai hasil analisa didapatkan bahwa intervensi keperawatan dilanjutkan karena
belum memenuhi kriteria hasil level yang ingin dicapai lanjutkan intervensi 1,2,4,5,6
2 Sabtu, 5 januari 2
2019
Data Subjektif :
Data subjektif klien mengatakan nafsu makan masi seperti kemarin belum terlalu baik karena
Resi efriani
10.45 wib s/d belum ada nafsu makan
11.00 wib Data Objektif :
Klien tampak menerapkan pola makan sedikit tapi sering
Klien tampak masi belum ada nafsu makan
Analisis :
Secara obyektif tidak didapatkan adanya penurunan BB pada klien namun klien masi merasakan
74
lemas
Planning :
Perencanaan sesuai hasil analisa didapatkan lanjutkan intervensi 1,4,5
Hari,
No. No. Dx Evaluasi Paraf
tanggaljam
1 Minggu , 6 1 Data Subjektif : Resoi efrisni
januari 2019 Klien mengatakan bisa mengulangi tanda dan gejala gastritis,penyebab,penanganan dan
08 wib s/d 08.30 pencegahan penyakit gastritis
wib Data subjektif di dapatkan
Klien mengatakan sudah ada perubahan gastritis yang dirasakan tidak terlalu sering muncul lagi
Klien sudah mampu menyebutkan 5 penyebab gastritis
Klien sudah mampu menangani nyeri pada gastritis secara tehnik nonfarmakologi dan pengobatan
secara tradisonal
p (provocative/paliatif) : nyeri karena inflamasi lambung
Q (quality/qualitas) : nyeri yang dirasakan perih
R (region) : nyeri di ulu hati
S (skala) : skala yang dirasakan klien adalah 3 dari angka 0-10
T (timing) : nyeri timbul kadang-kadang
Data Objektif :
data objektif di dapatkan klien tampak lebih rilek dan tenang dari hari pengkajian sebelumnya,
pasien tampak lebih mengerti cara pencegahan penyakit gastritis dan mengatasi nyeri dengan
tehnik non farmakologogi
TD : 120/70 mmhg Nadi :83x/m
Analisis :
Secara subyektif skala nyeri yang dirasakan sudah berkurang dengan skala nyeri 3 nyeri sedang
Planning :
Perencanaan sesuai hasil analisa didapatkan bahwa intervensi keperawatan
dihentikan.pertahankan intervensi yang sudah tercapai dan Motivasi klien untuk selalu melakukan
teknik non farmakologi untuk mengatasi nyeri yang dirasakan dan pergi ke klinik jika nyeri ulu
hati yang dirasakan bertambah
2 Minggu , 6 2
januari 2019
Data Subjektif :
Data subjektif klien mengatakan nafsu makan klien masi seperti kemarin namun ada kengininan
Resi efriani
76
08.30 wib s/d untuk meningkkatkan dan menerapkan pola makan yang baik
09.10 wib Data Objektif :
Klien tampak menerapkan pola makan sedikit tapi sering
Klien tampak makan nasi lunak
Analisis :
Secara obyektif tidak didapatkan adanya penurunan BB pada klien
Planning :
Perencanaan sesuai analisa didapatkan bahwa intervensi keperawatan dihentikan.dan
mempertahankaan intervensi yang sudah tercapai dan motivasi klien untuk tetap menerapkan
pola makan yang baik
A. Pengkajian
77
78
sakit kepala S (skala) : skala yang dirasakan klien adalah 5 dari angka 0-
10 T (timing) : nyeri timbul pada pagi hari nyeri terasa kurang lebih 30 menit
Pada riwayat keperawatan tidak ada perbedaan antara tinjauann teori dan
tinjauan kasus, keluhan utama yang sering ditemukan pada klien dengan
penyakit ini adalah klien mengeluh nyeri pada ulu hati, perih seperti terbakar
dan disertai dengan mual, dan pada tinjauan kasus pasien mengeluh P: Klien
mengatakan nyeri pada ulu hati Q: Nyeri terasa perih seperti terbakar,dangkal
R: nyeri pada ulu hati, S: menggunakan Pain Numerical Rating Scale (PNRS)
klien mengatakan skala nyeri pada ulu hati 5 dari skor 1 sampai 10, T: nyeri
sering timbul pada pagi hari, namun pada skala nyeri yang dirasakan pada klien
didapatkan perbedaan karena klien sudah mendapatkan therapi secara
farmakologi yaitu jenis obat Antasida (ranitidin).
Tinjauan teori menjelaskan beberapa jenis obat Antasida yang diberikan
pada pasien Gastritis, namun pada tinjauan kasus pasien diberikan Ranitidin (
2x1) tablet sebelum makan ranitidin termasuk kedalam golongan obat H2
histamine blocker. Kandungan dalam obat asam lambung ini berfungsi untuk
menghambat naiknya efek histamin. Histamin ini berfungsi menghasilkan asam
lambung dalam tubuh, namun ranitidin memiliki kontra indikasi untuk orang y
ang memiliki masalah pada ginjal.
Adapun efek samping dari penggunaan obat golongan antasida ini antara
lain dapat magnesium dalam antasida dapat menyebabkan diare dan aluminum
dalam produk ini dapat mengikat fosfat di dalam usus. hal ini dapat
menyebabkan kadar fosfat tubuh menjadi rendah, terutama jika menggunakan
obat ini dalam dosis besar dan untuk waktu yang lama. (Schmitz et al, 2019)
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditegakkan berdasarkan beberapa manifestasi
pasien dengan gastritis yang ditegakkan menggunakan standar diagnosa
keperawatan indonesia (Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017). Diagnosa yang
sering timbul pada klien dengan Gastritis :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
79
A. Kesimpulan
1. Pengkajian Kasus
Pada pengkajian kasus pada klien dilakukan secara komprhensif dan
wawancara tahap pengkajian awal, data penting yang harus ditemukan pada
klien dengan Gastritis adalah keluhan utama. Secara teori gejala khas yang
ditemukan pada penderita Gastritis adalah klien mengeluh nyeri pada ulu
hati disertai sakit kepala, nyeri dirasakan seperti terbakar, mual-muntah
Berdasarkan hasil pengkajian pada Ny S nyeri terjadi ketika pagi hari b
angun dari tidur dan ketika mengkonsumsi makanan yang pedas dan asam.
Berdasarkan pengkajian karakteristik nyeri P (provocative/paliatif) : pola
makan yang tidak teratur Q (quality/qualitas) : nyeri yang dirasakan
dangkal, perih dan seperti terbakar R (region) : nyeri di ulu hati dan disertai
sakit kepala S (skala) : skala yang dirasakan klien adalah 5 dari angka 0-
10 T (timing) :. nyeri dirasakan hilang timbul.
Kesimpulan dari pengkajian kasus adalah dapat dilakukan pengkajian
pada pasien dengan dengan Gastritis di Panti Sosial Tresna Werdha
(PSTW) Pagar Dewa Provinsi Bengkulu tahun 2019.
2. Diagnosa Keperawatan
Dari hasil pengkajian dan analisa data yang di lakukan penulis, penulis
mengankat tiga diagnosa yaitu :
d. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
e. Defisit nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
masukan makanan yang tidak adekuat
f. Risiko jatuh berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
Dari semua diagnosa maka dari beberapa diagnosa yang ditemukan pada
kasus klien sudah sesuai dengan teori,namun pada Ny S ditemukan satu
diagnosa yang tidak ada berdasarkan teori yaitu Risiko jatuh berhubungan
dengan penurunan kekuatan otot. Diagnosa ini muncul karena proses menua
82
83
9. Mengenakan pakaian
Total skor
Keterangan
130 : Mandiri
65-125 : Ketergantungan sebagian
60 : Ketergantungan total
Kesimpulan:
2. MMSE (MiniMentalStatusExam)
3. Identifikasi Aspek Kognitifdari Fungsi mental Lansia
Interpretasi hasil:
24 – 30 : tidak adagangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 – 17 : gangguan kognitif ringan
Kesimpulan:
4. INVENTARIS DEPRESIBECK
(UntukMengetahui Tingkat Depresi Lansia Dari Beck danDeck)
Sko Uraian
r
A. Kesedihan
3. Saya sangat sedih/tidak bahagia dimana saya tidak dapat menghadapinya
2. Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
1. Saya merasa sedih/galau
0. Saya tidak merasa sedih
B. Pesimisme
3. Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat membaik
2. Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang kedepan
1. Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
0. Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
C. Rasa kegagalan
3. Saya merasa benar-benar gagal sebagai orangtua (suami/istri)
2. Bila melihat kehidupan kebelakang,semua yang dapat saya lihat hanyalah kegagala
n
1. Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0. Saya tidak merasa gagal
D. Ketidak puasan
3. Saya tidak puas dengan segalanya
2. Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
1. Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0. Saya tidak merasa tidak puas
E. RasaBersalah
3. Saya merasa seolah olahsangat buruk dan tidak berharga
2. Saya merasa sangat bersalah
1. Saya merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0. Saya tidak merasa benar-benar bersalah
F. Tidak menyukai diri sendiri
3. Saya benci diri saya sendiri
2. Saya muak dengan diri saya sendiri
1. Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0. Saya tidak merasa kecewa dengan diri saya sendiri
G. Membahayakan diri sendiri
3. Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2. Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1. Saya merasa lebih baik mati
0. Saya tidak mempunyai pikiran-pikiranmengenai membahayakan diri sendiri
G. Membahayakandiri sendiri
3. Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2. Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1. Saya merasa lebih baik mati
0. Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai membahayakan diri sendiri
H. Keragu-raguan
3. Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2. Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1. Saya berusaha mengambil keputusan
0. Saya membuat keputusan yang baik
I. Perubahan gambaran diri
3. Saya merasa bahwa saya jelek dan tampak menjijikkan
1. Saya khawatir bahwa saya tampak tua dan tak menarik
0. Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari padas ebelumnya
J. Kesulitan bekerja
3. Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2. Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1. Saya memerlukan upaya tambahan untuk mulai melakukan sesuatu
0. Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya
K. Keletihan
3. Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2. Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
L. Saya merasa lelah dari sebelumnya
0. Saya tidak merasa lelah dari yang biasanya
M. Anoreksia
3. Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
2. Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
1. Nafsu maksn saya tidak sebaik sebelumnya
0. Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya
Penilaian
0-4 Depresi tidak ada/minimal
5-7 Depresi ringan
8-15 Depresi sedang
>16 Depresi berat
Kesimpulan:
N Uraian Fungsi Sk
o. or
1. Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga Adaptatio
(teman-teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu n
menyusahkan saya.
Ayah : Matnu
Ibu : Insaraya wati
Jumlah Saudara :3
Riwayat Pendidikan