Disusun Oleh :
RAHMAWATI DIU
NIM : 711490121088
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
CURRICULUM VITAE
1. Data Umum
a. Nama Lengkap :
b. Tempat/Tanggal Lahir :
d. Agama : Islam
f. Alamat Lengkap :
2. Riwayat Pendidikan
a. Sekolah Dasar :
d. Diploma IV :
iii
LEMBAR PERNYATAAN
iv
KATA PENGANTAR
Penerapan Pijat Kaki Terhadap Penurunan Foot Edema Pada Pasien Congestif
Heart Failure (CHF) di Ruangan Intensive Cardiac Care Unit (ICCU) RSUP Prof.
Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) ini disusun sebagai salah satu
terimakasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua, Ibunda tercinta Sri Ratmy
Pagari,S.Pd dan Ayahanda tercinta Hais Nalole yang sangat penulis sayangi yang
telah memberikan bantuan baik materi maupun spiritual serta tidak henti-hentinya
Dalam penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) ini tidak mungkin
terwujud tanpa bantuan dari pihak lain, terimakasih yang tak terhingga kepada
yang terhormat:
v
3. Semuel Tambuwun, SKM, M.Kes, selaku Sekretaris Jurusan Keperawatan
Kemenkes Manado.
banyak memberikan masukan, arahan, kritik dan saran serta motivasi yang
sangat berguna demi perbaikan dan penyempurnaan Karya Ilmiah Akhir Ners
ini.
banyak memberikan masukan, arahan, kritik dan saran serta motivasi yang
sangat berguna demi perbaikan dan penyempurnaan Karya Ilmiah Akhir Ners
ini.
9. Kedua orang tua penulis, Mama tercinta Sri Ratmy Pagari,S.Pd dan Papa
tercinta Hais Nalole yang sangat penulis sayangi serta saudara tercinta Kaka
Tika, Tiara & Fajrin yang telah memberikan bantuan baik materi maupun
vi
10. Papa Tercinta, Hais Nalole Karya Ilmiah Akhir Ners ini penulis
persembahkan kepada Papa. Semoga Karya Ilmiah ini bisa membantu dan
12. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
masih ada kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik atau saran
Semoga Karya Ilmiah Akhir Ners ini dapat bermanfaat dan memberikan
selanjutnya.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN: Penguji, Pembimbing & Ketua Jurusan.... ii
CURRICULUM VITAE............................................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN........................................................................ iv
KATA PENGANTAR................................................................................ v
DAFTAR ISI............................................................................................... viii
ABSTRAK.................................................................................................. x
ABSTRACK............................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian........................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Penyakit (Congestive Heart Failure)................................... 7
B. Konsep Nyeri ................................................................................ 10
C. Teori Asuhan Keperawatan CHF................................................... 25
D. Teori Keperawatan Joyce Travelbee.............................................. 30
E. Aplikasi Teori Keperawatan pada Asuhan Keperawatan.............. 31
F. Aplikasi Evidance Based Nursing................................................. 32
G. Standar Operasional Prosedur (SOP) Audio Visual...................... 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian........................................................................... 37
B. Penetapan Sampel.......................................................................... 37
C. Lokasi & Waktu Pelaksanaan ....................................................... 37
D. Metode dan Teknik Pengumpulan Data......................................... 37
viii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL ........................................................................................... 39
1. Asuhan Keperawatan ................................................................ 39
2. Penerapan Evidence Based Nursing (EBN) ............................. 85
B. PEMBAHASAN............................................................................ 86
BAB V PENUTUP
A Kesimpulan............................................................................... 89
B Saran.......................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 91
LAMPIRAN ............................................................................................... 93
ix
ABSTRAK
Rahmawati Diu, S.Tr.Kep. Ns. Ellen Pesak, S.Kep, M.Kep. Esrom Kanine,
M.Kep, Ns, Sp.Kep.J
Gagal jantung kongestif merupakan ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah sehingga kebutuhan metabolism jaringan, oksigen, dan nutrisi
tidak terpenuhi. Selain dengan pemberian obat-obatan atau tindakan kolabatif
dengan dokter untuk menghilangkan nyeri, sebagai perawat harus membantu
mengurangi nyeri dengan memberikan tindakan keperawatan secara umum.
Distraksi menonton merupakan tindakan pengalihan pasien ke hal lain yang dapat
menurunkan waspadaan terhadap nyeri dan dapat memberikan toleransi terhadap
nyeri (Prasetyo ,2010 dalam Achmad Djamil, dkk, 2019).
Desain karya ilmiah yang digunakan adalah metode deskriptif dengan
pendekatan case study pada kasus Congestif Heart Failure (CHF) di ruangan
ICCU RSUP. Prof. Dr.R.D. Kandou Manado. Sampel yang digunakan dalam
karya ilmiah ini adalah 4 kasus CHF yang dibuat dalam Asuhan Keperawatan.
Hasil evaluasi akhir yang dilakukan oleh peneliti pada keempat pasien
menunjukkan bahwa disimpulkan bahwa tindakan keperawatan distraksi
menonton dapat menurunkan tinkat nyeri pada pasien dengan ganguan sistem
kardiovaskuler yaitu diagnosa Congestive Heart Failure
x
ABSTRACT
Rahmawati Diu, S.Tr.Kep. Ns. Ellen Pesak, S.Kep, M.Kep. Esrom Kanine,
M.Kep, Ns, Sp.Kep.J
Congestive heart failure is the inability of the heart to pump blood so that
the metabolic needs of tissues, oxygen, and nutrients are not met. In addition to
giving drugs or collaborative action with doctors to relieve pain, nurses must help
reduce pain by providing general nursing actions. Watching distraction is an act of
diverting the patient to other things that can reduce awareness of pain and can
provide tolerance for pain (Prasetyo, 2010 in Achmad Djamil, et al, 2019).
The design of the scientific paper used is a descriptive method with a
case study approach in cases of Congestive Heart Failure (CHF) in the ICCU
room of the RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. The sample used in this
scientific work is 4 cases of CHF made in Nursing Care.
The results of the final evaluation carried out by researchers on the four
patients showed that it was concluded that watching distraction nursing actions
could reduce pain levels in patients with cardiovascular system disorders, namely
the diagnosis of Congestive Heart Failure.
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tidak terpenuhi. Angka kejadian gagal jantung dapat dilihat dari usia,
menjadi faktorutama pada penyakit dan penyakit kronis termasuk gagal jantung
jantung melebihi 20 juta jiwa dan menjadi pembunuh nomor satu. Menurut World
jantung. Dengan nilai presentasi 31% terjadi kematian didunia. Di Negara amerika
serikat terdapat 550.000 kasus per tahunnya, dan di negara yang lainnya terdapat
kasus 400.000 sampai dengan 700.000 dalam satu bulan (WHO, 2016).
kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke
.
Selain dengan pemberian obat-obatan atau tindakan kolaboratif dengan
sifat, intensitas, lokasi, durasi, factor pencetus dan penghilang nyeri, mengkaji
tanda non verbal dari nyeri, memberikan pilihan tindakan rasa nyaman,
dkk, 2019).
management nyeri merupakan bagian dari Pain Relief .management nyeri tersebut
mempunyai 2 cara yaitu terapi farmakologi dan non farmakologi dimana terapi
2021).
terhadap nyeri. Stimulus rangsangan yang menyenangkan dari luar juga dapat
2
terdiri dari elemen care (peduli), core, dan cure. Dengan care (peduli), perawat
perawat harus bisa membuat pasien menceritakan keluhan nyerinya tersebut, yang
dalam teori Lidya E. Hall disebut core (inti). Setelah care dan cure, dengan
(ICCU) RSUP Prof. DR. R. D Kandou Manado pada 6 bulan terakhir yaitu bulan
nyeri dada berat menjalar kebelakang hingga menimbulkan sesak nafas dan 8
orang pasien lainnya mengeluh nyeri dada ringan tetapi tidak sampai
menimbulkan sesak nafas yang lama. Keluhan tersebut dilihat juga dari
Laboratorium.
observasi yang ketat, dikarenakan pasien yang masuk diruangan adalah Pasien
yang sangat membutuhkan pertolongan cepat dan darurat, didapatkan dari buku
inventaris alat dan bahan di ruangan ICCU untuk ketersediaan alat sangat cukup
3
Hasil Observasi Peneliti pasien yang terdapat di ruangan ICCU RSUP Prof.
DR. R. D Kandou Manado yaitu pasien yang mendapatkan pelayanan total care,
yaitu segala kebutuhan Pasien mulai dari memandikan, oral hygine, pemberian
dengan Tehnik Distraksi Menonton yang diberikan pada anak usia toodler terbukti
dapat menurunkan skala nyeri pada saat dilakukan tindakan pengambilan darah
intravena.
DPP PPNI di Ruang ICCU RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Manado.
B. Rumusan Masalah
Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pada Pasien Congestif Heart Failure (CHF)
C. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum:
4
Tingkat Nyeri Pada Pasien Congestif Heart Failure (CHF) di Ruangan ICCU
Tujuan Khusus:
(CHF) dengan teori Lidya E. Hell dengan penerapan Evidance Based Nursing
(CHF) dengan teori Lidya E. Hell dengan penerapan Evidance Based Nursing
D. Manfaat Penulisan
1. Untuk menambah wawasan dan pengalaman yang nyata dan sebagai sarana
5
pembelajaran serta meningkatkan daya pikir peneliti dalam
Pada pasien Jantung yang Mengalami Nyeri Ruang ICCU RSUP. PROF. Dr.
2. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan acuan untuk penulis selanjutnya
pasien Congestif Heart Failure (CHF) di Ruangan ICCU RSUP Prof. Dr. R.
D. Kandou Manado.
6
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi. Istilah gagal jantung
kongestif paling sering digunakan kalau terjadi gagal jantung jantung sisi kiri
dan sisi kanan (Brunner & Syddarth, 2017). Gagal jantung adalah suatu
jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi
2. Etiologi
b. Aterosklerosis coroner
c. Hipertensi sistemik
e. Faktor sistemik
3. Manifestasi Klinis
berikut:
a. Sesak nafas saat beraktifitas muncul pada sebagian besar pasien, awalnya
b. Ortopnea, pasien menopang diri dengan sejumlah bantal untuk tidur. Hal
d. Batuk kering dapat terjadi, terutama pada malam hari. Pasien mendapatkan
kesalahan terapi untuk asma, bronkitis atau batuk yang diinduksi ACEi
4. Patofisiologi
mana curah jantung (Co: Cardiac output) adalah fungsi frekuensi jantung (HR:
adalah fungsi dari sistem saraf otonom. Bila curah jantung berkurang. Sistem
8
saraf simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan
perfusi jaringan yang memadai, maka volume sekuncup jantunglah yang harus
kontraksi, yang tergantung pada 3 faktor, yaitu: (1) Preload (yaitu sinonim
dengan hukum starling pada jantung yang menyatakan bahwa jumlah darah
perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat sel dan berhubungan
dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium), (3) Afterload
arteriole) Jika terjadi gagal jantung, tubuh mengalami beberapa adaptasi yang
terjadi baik pada jantung dan secara sistemik. Jika volume sekuncup kedua
meningkat, maka volume dan tekanan pada akhir diastolik di dalam kedua
diastolik dan memyebabkan waktu sistolik menjadi singkat. Jika kondisi ini
berlangsung lama, maka akan terjadi 9 dilatasi ventrikel. Cardiac output pada
saat istirahat masih bisa berfungsi dengan baik tapi peningkatan tekanan
9
meningkat yang akan menyebabkan transudasi cairan dan timbul edema paru
sistem saraf dan humoral. Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis akan
efek penting penurunan cardiac output adalah penurunab aliran darah ginjal
cairan. Pada gagal jantung terjadi peningkatan paptida natriuretik atrial akibat
B. Konsep Nyeri
1. Pengertian Nyeri
meskipun tidak ada penyebab fisik atau sumber yang dapat diidentiftkasi.
10
status psikologis, pasien secara nyata merasakan sensasi nyeri dalam
nyeri adalah akibat dari stimulasi fisik dan mental atau stimuli emosional
menyebabkan rasa nyeri pada anak yang jika tidak segera ditangani dapat
Beberapa studi nyeri pada anak yang selalu menjadi keluhan utama
2. Fisiologis Nyeri
(Uman et al., 2007; Breivik et al., 2008; Daniela et al., 2010). Rangkaian
11
dirasakan nyeri adalah suatu proses elektofisiologi. Menurut Latief (2001)
dan Daniela et al., (2010) ada 4 proses yang mengikuti suatu proses
nosisepsi yaitu:
a. Proses Transduksi
pada ujung saraf. Suatu stimuli kuat (noxion stimuli) seperti tekanan
fisik kimia, suhu dirubah menjadi suatu aktifitas listrik yang akan
al., 2010).
b. Proses Transmisi
dari organ-organ yang lebih dalam dan viseral serta berhubungan dengan
12
nyeri yang lebih ditekan dan melibatkan emosi. Selain itu juga serabut-
c. Proses Modulasi
terjadi pada susunan saraf pusat (medulla spinalis dan otak). Proses
oleh tubuh kita dengan input nyeri yang masuk ke kornu posterior
d. Persepsi
diskriminasi dari.
13
14
3. Klasifikasi Nyeri
1) Nyeri Nosiseptif
a) Nyeri Somatik:
b) Nyeri visceral:
2) Nyeri Alih
tempat, akan tetapi nyeri dapat terasa pada bagian tubuh yang terpisah.
kebagian leher, punggung dan lengan kiri (Potter & Perry, 2010).
15
3) Nyeri Superfisial
al, 2017).
4) Nyeri Idiopatik
5) Nyeri Neuropatik
dari kulit dan jaringan di bawah kulit (superficial) pada otot dan
nyeri yang dirasakan di bagian tubuh yang jauh letaknya dari jaringan
Perry, 2010).
16
17
b. Nyeri Berdasarkan Durasi
1) Nyeri akut
oleh otak dan merupakan respon syaraf simaptis. Nyeri akut berdurasi
2) Nyeri kronis
mempunyai awitan (onset) yang ditetapkan dengan tetap dan sering sulit
akut dapat menjadi sinyal yang sangat penting bahwa sesuatu tidak
18
3) Nyeri Kronis Tak Teratur (Episodik)
melaporkan bahwa hampir 90% klien dapat mengontrol nyeri dalam arti
dimana tumor berada atau lokasi yang berada jauh dari tumor, yang
melaporkan adanya nyeri tingkat sedang hingga berat (Potter & Perry,
2010).
19
atau menurunkan persepsi nyeri pasien, toleransi terhadap nyeri dan
mempengaruhi reaksi terhadap nyeri (Le Mone & Burke, 2008; Czarnecki et
al., 2011). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi reaksi nyeri tersebut
antara lain:
a. Usia
al., 2010).
usia anak mempengaruhi makna nyeri dan ekspresi yang dimunculkan. Usia
kejadian dan sensasi berasal dari dunia internal mereka. Anak prasekolah
untuk perilaku buruk. Respon nyeri pada anak usia sekolah sering berupa
20
dan dahi berkerut. Secara bertahap, anak usia sekolah mampu berfikir lebih
logis dan wajar, dapat di ajak kerja sama dan cenderung berorientasi
menjadi sebuah prestasi bagi dirinya. Usia remaja mampu berpikir abstrak
b. Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam
biokimia dan merupakan hal yang unik pada individu tanpa memperhatikan
jenis kelamin (Potter & Perry, 2005). Karakteristik jenis kelamin dan
anak laki-laki diberitahu untuk berani dan tidak menangis (Taylor et al.,
2008).
21
Penelitian Logan et al., (2004) dan Loeser et al., (2008) pada usia remaja
tentang nyeri. Pengalarnan individu dengan nyeri yang dialami, makin takut
oleh nyeri tersebut. Umumnya, orang yang sering mengalami nyeri dalam
Penelitian melibatkan 110 anak yang sehat (60 anak laki- laki, 50
22
nyeri yang baru.
23
d. Lingkungan dan Dukungan Orang Terdekat
penelitian pada 135 anak dengan rentang usia 3-6 tahun akan dilakukan
didampingi oleh orang tua, dan kelompok kedua hanya didampingi oleh
orang tua mereka adalah usia 4,19 sampai dengan 1,23 tahun. Usia rata-rata
kasus dengan didampingi petugas rumah sakit adalah 4,36 sampai dengan
skor lebih tinggi 3 kali dari pada kelompok 1, secara statistik signifikan
Efek nyeri pada setiap individu hampir sama baik pada dewasa ataupun
24
a. Tanda dan gejala fisik
b. Efek perilaku
gerakan tubuh yang khas dan berespon secara vokal serta mengalami
6. Pengkajian Nyeri
25
a. Skala nyeri wajah
Skala peringkat dapat berkisar antara 0 pada satu titik ekstim dan 10
pada titik ekstrim lainnya. Skala nyeri dinilai berdasarkan ekspresi anak.
sebagai nyeri sedang. Lebih besar dari angka 7 sampai 9 diartikan nyeri
yang berat dan lebih dari angka 9 sampai 10 diartikan nyeri yang sangat
skala ini, sama seperti pada VAS atau skala reda nyeri. Skala verbal
baik/atau nyeri hilang sama sekali. Karena skala ini membatasi pilihan
kata pasien, skala ini tidak dapat membedakan berbagai tipe nyeri.
26
Gambar 2.7 Verbal Rating Scale (VRS )
“berat” atau nyeri yang paling buruk. Untuk menilai hasil, sebuah
penggaris diletakkan sepanjang garis dan jarak yang dibuat pasien pada
garis dari “tidak ada nyeri “ diukur dan ditulis dalam sentimeter.
c. Skala FLACC
untuk bayi dan anak-anak dengan rentang umur 2 bulan sampai 7 tahun.
Skala ini digunakan kepada yang tidak dapat mengekspresikan rasa nyeri
27
nyerinya secara verbal. Skala FLACC mengakses lima bidang perilaku
dengan skor mulai dari 0 hingga 2 untuk setiap kategori. Skor 1-3 kategori
nyrti ringan, skor 4-6 dikategorikan nyeri sedang, skor 7-10 dikategorikan
1. Pengkajian
a. Identitas klien
1) Nama
2) Usia
3) Alamat
4) Jenis kelamin
5) Agama
6) Status
yang cukup dan menekan klien) apakah menggagu aktivitas lainnya seperti
28
keluhan tentang insomnia, gelisah, atau kelemahan yang disebabkan oleh
mengenai obat obat yang biasa diminum oleh klien pada masa lalu yang
masih relevan. Obat – obat ini meliputi obat diuretik, nitrat, penghambat
beta, serta oabat oabat anti hipertensi. Catat adanya efek samping yang
terjadi di masa lalu, dan tanyakan adanya alergi obat, tanyakan reaksi alergi
apa yang timbul. Sering kali klien mengacaukan suatu alergi dengan efek
berapa lama, berapa batang sehari, dan jenis rokok. (Muttaqin, 2012).
e. Pengkajian Psikososial
tidak berfungsi dengan baik. Penurunan lebih lanjut dari curah jantung
29
dapat disertai insomnia atau kebingungan. Terdapat perubahan integritas
ego didapatkan klien menyangkal, takut mati, perasaan ajal sudah dekat,
marah pada penyakit yang perlu, khawatir dengan keluarga, kerja, dan
gelisah, marah, prilaku menyerang, fokus pada diri sendiri. Interaksi sosial :
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri Akut
3) Kategori : Psikologis
b. Intoleran Aktivitas.
sehari-hari.
3) Kategori : Fisiologis
30
3. Rencana Keperawatan
SDKI SLKI SIKI
Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen Jalan Napas
D.0077 asuhan keperawatan Observasi
Definisi: 3x24 jam diharapkan 1. Identifikasi Skala
Pengalaman sensorik integritas kulit Nyeri.
atau emosional yang meningkat dengan Terapeutik
berkaitan dengan kriteria hasil: 1. Berikan teknik
kerusakan, jaringan 1. Menarik diri (5) nonfarmakologis untuk
aktual atau fungsional, 2. Perasaan Depresi mengurangi rasa nyeri
dengan onset mendadak (tertekan) (5) (mis. TENS, hypnosis,
atau lambat dan 3. Berfokus Pada akupresur, terapi
berintensitas ringan Diri Sendiri (5) music, biofeedback ,
hingga berat yang 4. Proses Pikir (5) terapi pijat,
berlangsung kurang dari 5. Ketengangan Otot aromaterapi, imajinasi
3 bulan. (5) terbimbing, kompres
6. Dioforesis (5) hangat/dingin, terapi
7. Anoreksia (5) bermain).
2. kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (mis suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan.
3. Fasilitasi istrahat tidur.
Intoleran Aktivitas Setelah dilakukan Pencegahan Infeksi
D.0056 asuhan keperawatan Observasi
Definisi: 3x24 jam diharapkan 1. Monitor tanda
Ketidakcukupan energy tingkat infeksi kelelahan fisik.
untuk melakukan menurun dengan Terapeutik
aktivitas sehari-hari. kriteria hasil: 1. Berikan Aktivitas
1. Saturasi Oksigen Distraksi yang
31
(5) menyenangkan.
2. Perasaan Lemah 2. Fasilitasi duduk di
(5) tempat tidur, jika tidak
3. Aritmia Saat dapat berpindah atau
Aktivitas (5) berjalan.
4. Tekanan Darah (5)
5. FrekuensiNapas
(5)
6. EKG Iskemia (5)
Sumber: SDKI, SLKI & SIKI 2016
1. Biografi
32
b. Lingkaran inti (core)
dengan pasien yang berguna untuk melihat stasus kesehatan pada masa
Perawat yang professional ialah perawat yang mampu membantu pasien agar
sembuh dengan cepat sehingga dapat membuat ringan beban dari keluarga.
perawat.
33
d. Faktor pembatasan adalah sebuah uraian bagaimana cara membantu seseorang
kearah yang lebih mengerti perihal kesehatan. Keluarga juga berada dalam
Akhirnya, Teori Hall hanya diperuntukkan pada individu atau seseorang yang
1. Judul Penelitian
2. Penulis
Djamil, dkk.
3. Analisis PICOS
kongesti paru dan perbaikan oksigenasi jaringan. Gagal jantung akut yang
34
berat merupakan kondisi emergensi yang memerlukan penatalaksanaan
Rumah Sakit Umum dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Responden
b. I (Intervention)
teknik relaksasi nafas dalam. Populasi penelitian yaitu pasien CHF di ruang
Tulip Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hi. Abdul Moeloek sejumlah 60
pasien CHF dengan nyeri ringan sampai sedang (skala nyeri 1-6).
35
c. (Comparasion)
Comparasion EBN
Peneliti Judul Metode Hasil Source
36
d. O (Outcome)
CHF didapatkan ratarata nilai nyeri 3,57 dengan standar deviasi 0,976 nilai
tindakan relaksasi pada pasien CHF didapatkan nilai rata-rata nyeri 3,57
e. S (Study Design)
desain Pre test – Post tes control group. Dari 60 responden peneliti
37
G. Standar Operasional Prosedur (SOP) Audio Visual
a. Standar Operasional Prosedur (SOP) Audio Visual Menurut (Widarto, 2017):
SOP DISTRAKSI AUDIO VISUAL
Distraksi auditori
- Humor
- Mendengarkan musik
Distraksi taktil
- Bernafas perlahan dan berirama
- Masasse
- Memegang mainan
38
Distraksi intelektual
- Hobby ( menulis cerita )
TAHAP PRA 1. Cek catatan keperawatan atau catatan medis klien
INTERAKSI 2. Siapkan alat-alat, pastikan yang akan di gunakan
lengkap
3. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
4. Cuci tangan
TAHAP 1. Berikan salam dan perkenalkan diri
ORIENTASI 2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan
kepada klien dan keluarga
TAHAP KERJA 1. Berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya
sebelum kegiatan di lakukan
2. Menanyakan keluhan utama pasien
3. Jaga privasi klien, memulai kegiatan dengan cara
yang baik
4. Bantu klien untuk memilih posisi yang nyaman
5. Menyalakan tv
6. Dekatkan dvd / dapat dengan menggunakan
flasdisk
7. Pilih file distraksi audio visual yang akan di
berikan kepada klien
8. Putar file terapi audio visual
9. Pastikan volume sesuai dan tidak terlalu keras
TAHAP Evaluasi Tingkat Nyeri
EVALUASI
39
40
BAB III
METODE
A. DESAIN PENELITIAN
pada pasien Congestive Heart Failure (CHF) Di ruangan ICCU RSUP Prof. Dr.
yang bertujuan untuk menjelaskan, memberi suatu nama, situasi atau fenomena
dalam menemukan ide baru serta gambaran secermat mungkin mengenai suatu
B. PENETAPAN SAMPEL
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Nursalam, 2016). Sampel
Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama
1. Data Primer
penelitian ini adalah data yang diambil dari subyek peneliti yang diukur
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang ada di rekam medis pasien, literatur
41
42
BAB IV
A. HASIL
1. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1) Identitas
Tabel 4.1
Identitas Pasien
Pengkajian Responden
Identitas Pasien
Nama Tn. M.U.P Tn S.D Ny E.B Tn. H.T
Umur 61 tahun 53 tahun 85 tahun 55 Tahun
Jenis
Laki-laki Laki-Laki Perempuan Laki-laki
Kelamin
Agama Kristen Kristen Kristen Kristen
Pendidikan SMP SMA SD SMA
Pekerjaan Swasta Wiraswasta IRT Swasta
Suku Bangsa Minahasa Minahasa Minahasa Minahasa
Status
Menikah Menikah Janda Menikah
Perkawinan
Sulawesi Sulawesi Sulawesi Sulawesi
Alamat Utara, Kota Utara, Utara, Utara,
Manado Manado Manado Manado
Congestive Congestive Congestive
Congestive
Diagnosa heart heart heart
heart failure
Medis failure failure failure
(CHF)
(CHF) (CHF) (CHF)
Identitas Penanggung Jawab
Nama Ny. AS Ny. Y.P Tn. AP Ny. I.D
Umur 58 tahun 51 tahun 32 tahun 47 tahun
Jenis
Perempuan Perempuan Laki-Laki Perempuan
Kelamin
Agama Kristen Kristen Kristen Kristen
Pendidikan SMA SMA Sarjana SMA
Pekerjaan IRT IRT Swasta IRT
Sulawesi Sulawesi Sulawesi Sulawesi
Alamat Utara, Kota utara, utara, utara,
Manado Manado Manado Manado
Hubungan dg Istri Istri Anak Istri
klien
Sumber : Data Primer, 2022
2) Pengkajian Primer
Tabel 4.2
Pengkajian Primer
Pengkajian Responden
Primer Tn. M.U.P Tn S.D Ny E.B Tn. H.T
Terpasang Terpasang Terpasang Terpasang
A NRM NRM NRM NRM
10lpm 10lpm 10lpm 10lpm
Terpasang Terpasang Terpasang Terpasang
NRM NRM NRM NRM
B
10lpm, RR 10lpm, RR 10lpm, RR 10lpm, RR
24x/m. 26x/m 24x/m 25x/m
TD: TD: TD: 160/80 TD: 150/90
160/100 170/100 mmHg, N: m mHg, N:
C mmHG, mmHg, N: 110x/m, 120x/m,
nadi: 118x/m, akral hangat akral hangat
112x/m akral hangat
Kesadaran: Kesadaran : Kesadaran : Kesadaran :
D Compos Compos Compos Compos
mentis mentis mentis mentis
Sumber : Data Primer, 2022
3) Riwayat Kesehatan
Tabel 4.3
Riwayat Kesehatan
Riwayat Responden
Kesehatan Tn. M.U.P Tn S.D Ny E.B Tn. H.T
Keluhan Nyeri dada Nyeri dada Nyeri dada Nyeri dada
Utama sebelah kiri sebelah kiri sebelah kiri sebelah kiri
Riwayat Klien Klien Klien Klien
Keluhan masuk masuk masuk masuk
Utama rumah sakit rumah sakit rumah sakit rumah sakit
dengan dengan dengan dengan
keluhan keluhan keluhan keluhan
nyeri dada nyeri dada nyeri dada nyeri dada
sebelah kiri, kiri kiri kiri, nyeri
nyeri dirasakan menjalar dirasakan
dirasakan menjalar kebelakang, seperti
seperti sampai ke nyeri ditusuk
terbakar, leher, klien dirasakan tusuk, nyeri
klien mengeluh seperti di rasakan
43
mengatakan nyeri ditumbuk, hilang
nyeri dirasakan klien timbung,
dirasakan seperti mengeluh klien
setiap 5 ditusuk nyeri hilang mengeluh
menit, skala tusuk, klien timbul, nyeri setiap
nyeri 7 (0- mengeluh klien 15 meit,
10), wajah durasi nyeri mengelu skala nyeri
klien terus nyeri 6 (0-10),
tampak menerus, dirasakan klien
meringis, skala nyeri setiap 10 tampak
klien 6 (0-10), menit, skala sesak
mengatakan klien nyeri 7 (0-
sesak napas, tampak 10), klien
klien sesak napas juha
tampak mengeluh
sesak sesak napas
Pasien
merupakan - - -
-
pasien
rujukan dari
Faktor Hipertensi Hipertensi -
Hipertensi
pencetus
Lamanya
4 hari 1 Minggu 1 Minggu 2 hari
keluhan
Mendadak / Mendadak Mendadak Mendadak Mendadak
Bertahap
Faktor yang Saat Saat klien Saat klien Saat klien
memperberat beraktivitas beraktivitas beraktivitas beraktivitas
Sumber : Data Primer, 2022
44
Genogram
Gambar 4.1
Genogram Tn. M.U.P
Laki-laki Meninggal
Perempuan
Klien
b) Genogram Tn S.D
Gambar 4.2
Genogram TnS.D
45
c) Genogram Ny E.B
Gambar 4.3
Genogram Ny E.B
Gambar 4.4
Genogram Tn. H.T
46
Sumber: Data Primer, 2022
Tabel 4.5
Aktivitas dan latihan (ADL)
Aktivitas Responden
dan latihan
Tn. M.U.P Tn S.D Ny E.B Tn. H.T
(ADL)
Pola Nutrisi
Berat badan 65 kg 55 kg 75 kg 60 kg
Tinggi 169 cm 163 cm 170 cm 163 cm
badan
5 kali sehari 5 kali sehari 5 kali sehari 5 kali sehari
Frekuensi (jam 06.00, (jam 06.00, (jam 06.00, (jam 06.00,
makan 10.00,14.00, 10.00,14.00, 10.00,14.00, 10.00,14.00,
18.00,22.00) 18.00,22.00) 18.00,22.00) 18.00,22.00)
Jenis Susu dan air Susu dan air Susu dan air Susu dan air
makanan putih putih putih putih
Tidak Tidak Tidak Tidak
mengalami mengalami mengalami mengalami
Berat badan penurunan penurunan penurunan penurunan
6 bulan dan dan dan dan
terakhir kenaikan kenaikan kenaikan kenaikan
berat badan berat badan berat badan berat badan
yang berarti yang berarti yang berarti yang berarti
Pola
Buang air besar
Eliminasi:
Frekuensi 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali
Tidak Tidak Tidak Tidak
Waktu
menentu menentu menentu menentu
Warna Kuning Kuning Kuning Kuning
Konsistensi Lembek Lembek Lembek Lembek
Kesulitan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Pola
Elimi Buang air kecil
nasi::
Klien Klien Klien Klien
terpasang terpasang terpasang terpasang
Kateter Kateter Kateter Kateter
Frekuensi
Urine. Jam Urine. Jam Urine. Jam Urine. Jam
14.00 = 250 14.00 = 50 14.00 = 500 14.00 =
cc. cc. cc. 1500 cc.
Warna Kuning Kuning Kuning Kuning
Pola tidur dan istirahat
47
Klien tidur
Klien Klien Klien
siang hanya
istrahat tidur istrahat tidur istirahat
Lama tidur 2 jam, klien
hanya di 6-8 jam / tidur 6-7
tidur malam
malam hari hari jam/ hari
5 jam
6 jam
Pola aktivitas dan latihan
Klien Klien
Kegiatan Klien hanya Klien
bekerja bekerja
dalam ibu rumah bekerja
sebagai sebagai
pekerjaan tangga swasta
Petani Penambang
Bersama Bersama Bersama Bersama
Kegiatan di
keluarga keluarga keluarga keluarga
waktu luang
dirumah dirumah dirumah dirumah
Pola Bekerja
Jenis
Swasta Swasta IRT Swasta
Pekerjaan
Lama
18 tahun 5 tahun - 4 tahun
Bekerja
Sumber : Data Primer, 2022
6) Pemeriksaan Fisik
Tabel 4.6
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaa Responden
n Fisik Tn. M.U.P Tn S.D Ny E.B Tn. H.T
Kepala
Kepala
Kepala Kepala
tampak
Kepala tampak tampak
simetris,
Inspeksi tampak simetris, simetris,
tidak ada
simetris tidak ada tidak ada
benjolan,.
benjolan benjolan
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
lesi tidak lesi tidak lesi tidak lesi tidak
Palpasi
ada nyeri ada nyeri ada nyeri ada nyeri
tekan tekan tekan tekan
Mata
Fungsi
Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji
Penglihatan
Palpebra Tertutup Tertutup Tertutup Tertutup
Ukuran
4 5 5 4
pupil
48
Reaksi
Isokor Isokor Isokor Isokor
cahaya
Tidak Tidak
Konjungtiva Anemis Anemis
anemis Anemis
Tampak Tampak Tampak Tampak
Sklera
putih putih putih putih
Telinga
Fungsi
Pendengara Baik Baik Baik Baik
n
Fungsi
keseimbang Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji
an
Hidung dan sinus
Terp Terp
Terpansang Terpansang ansa ansa
Inspeksi
NGT NGT ng ng
NGT NGT
Pembengka
kan - - - -
49
kan jantung kan jantung kan jantung kan jantung
Auskultasi
Vasikuler Vasikuler Vasikuler Vasikuler
Paru
Frekwensi
112x/m 118x/m 110x/m 120x/m
nadi
Sa O2 98% 99% 98-99% 100%
160/8
Tekanan 160/100 170/100 150/90
0mm
darah mmHg mmHg mmHg
Hg
Suhu tubuh 36,2°C 36,7°C 37,1°C 37,5°C
Bibir / kuku Bibir / kuku Bibir / kuku Bibir / kuku
Sianosis tampak tampak tampak tampak
pucat pucat pucat pucat
Turgor Baik Baik Baik Baik
Punggung
Punggung Punggung
Punggung Punggung
Nampak Nampak
Inspeksi Nampak Nampak
kemerahan kemerahan
lembab lembab
dan lembab dan lembab
Abdomen
Tampak Tampak Tampak Tampak
Inspeksi
simetris, simetris simetris simetris
Bising usus Bising usus Bising usus Bising usus
Auskultasi
(+) (+) (+) (+)
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Palpasi
nyeri tekan. nyeri tekan. nyeri tekan. nyeri tekan.
Tidak Tidak Tidak Tidak
tampak ada tampak ada tampak ada tampak ada
Perkusi
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
hepar hepar hepar hepar
Jenis diet TPTK TPTK TPTK TPTK
Pengeluaran
- - - -
NGT
Ekstremitas
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Inspeksi
edema edema edema edema
Akral Hangat Dingin Hangat Dingin
Kekuatan 4 4 4 4 3 3 4 4
Otot 4 4 4 4 3 3 3 3
Sumber : Data Primer, 2022
50
7) Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laboratorium
Tabel 4.8
Hasil Laboratorium
Hasil
Parameter
Tn. M.U.P Tn S.D Ny E.B Tn. H.T
HB 10,1 gr/dl 11,2 gr/dl 11,8 gr/dl 12
SaO2 100% 94% 100% 100%
Leukosit 7,8/ul 8,1 /ul 7,2 /ul 9,1 /ul
GDS 121 g/dl 115 g/dl 138 gr/dl 110 g/dl
Sumber : Medical Record RSUP Prof Dr R. D. Kandou Manado, 2022
8) Terapi
Tabel 4.9
Terapi
Hasil
Terapi
Tn. M.U.P Tn S.D Ny E.B Tn. H.T
1. CPG 1x1 1. Vit C 1. Vit C 1. Vit C
2. B Com z 200mg/8 200mg / 8 200mg / 8
1x1 jam jam jam
3. Candesarta 2. Vit 2. Vit 2. Vit
n 1x8mg B1B6B12 B1B6B12 1 B1B6B12
4. ISDN 1 tab/8 tab / 8 jam 1 tab / 8
Oral
3x5mg jam 3. CPG 1x1 jam
3. CPG 1x1 4. Candesarta 3. Amlodipin
4. Amlodipi n 1x8 mg 1x5mg
n 1x10mg 5. ISDN 4. CPG 1x1
5. ISDN 3x5mg 5. ISDN
3x5mg 3x5mg
1. IVFD Nacl 1. IVFD 1. IVFD Nacl
0,9% 20 Nacl 0,9 1. Ranitidin 0,9% 20
tpm 2. Ranitidin 50 mg/ 12 tpm
Parentera 2. Omeprazol 50 jam 2. Omeprazol
l e 1x40mg mg/12jam 2. NaCL e 1x40 mg
0,9%/ 8j
jam via
Infus Pump
Sumber : Medical Record RSUP Prof Dr R. D. Kandou Manado, 2022
51
b. Pengkajian Keperawatan Teori Human to Human Travelbee
1) Personal/Orang
Tabel 4.10
Pengkajian Personal
Responden
Personal
Tn. M.U.P Tn S.D Ny E.B Tn. H.T
Interaksi/
- Nonverbal Nonverbal -
Komunikasi
Peran Tn. Peran Tn. Peran Ny Peran Tn. H.T
M.U.P S.D dalam E.B adalah dalam keluarga
dalam keluarga ibu adalah sebagai
keluarga adalah Kepala
Peran adalah Kepala keluarga.
sebagai keluarga
Kepala
Keluarga
dan Ayah
Stress Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji
Mekanisme Mekanisme Mekanisme Mekanisme
koping koping koping koping adaptif
Koping adaptif pada adaptif pada adaptif pada pada Istri dan
istri dan Istri dan Suami dan anak klien
anak klien anak klien anak klien
Sumber : Data Primer, 2022
2) Kesehatan
Tabel 4.11
Pengkajian Kesehatan
Responden
Kesehatan
Tn. M.U.P Tn S.D Ny E.B Tn. H.T
Status Fisik Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji
Status
Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji
Emosional
Status
Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji
Spiritual
Sumber : Data Primer, 2022
52
3) Lingkungan
Tabel 4.12
Pengkajian Lingkungan
Responden
Lingkungan
Tn. M.U.P Tn S.D Ny E.B Tn. H.T
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tidak ada jam
Keramaian jam besuk di jam besuk di jam besuk
besuk di
Pengunjung ruangan ruangan di ruangan
ruangan ICCU
ICCU ICCU ICCU
Klien Klien
Klien berada Klien berada
Suhu berada berada
diruangan diruangan ber-
Ruangan diruangan diruangan
ber-AC AC
ber-AC ber-AC
Ruangan Ruangan Ruangan
Ruangan
tertutup. tertutup. tertutup.
Ventilasi tertutup. Tidak
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Udara ada ventilasi
ventilasi ventilasi ventilasi
udara.
udara. udara. udara.
Terdapat Terdapat
Terdapat
sekat antar sekat antar
sekat antar
tempat tidur, tempat Terdapat sekat
tempat tidur,
Sekat tidur, Sekat antar tempat
Sekat
pembatas pembatas tidur, Sekat
pembatas
Sekat antar klien antar klien pembatas antar
antar klien
Ruangan berupa berupa klien berupa
berupa
kelambu kelambu kelambu untuk
kelambu
untuk untuk menjaga
untuk
menjaga menjaga privasi klien.
menjaga
privasi privasi
privasi klien.
klien. klien.
Sumber : Data Primer, 2022
53
c. Analisis Data
Tabel 4.13
Analisis Data
RESPONDEN DATA ETIOLOGI MASALAH
DS: Pencederaan Fisik Nyeri
- Klien mengeluh nyeri dada Akut
kiri
- Klien mengeluh nyeri seperti
terbakar
- Klien mengatakan nyeri
dirasakan setiap 5 menit
DO:
- Vital sign
TD: 160/100mmhg
SB: 36
N: 112x/m
R: 24x/m
- Klien tampak meringis
- Skala Nyeri 7 (0-10)
DS: Kecemasan Gangguan
Tn. M.U.P - Klien mengeluh sesak pola napas
napas tidak
- Klien mengeluh sesak efektif
pada saat beraktivitas
lebih
DO:
- R: 24x/m
- Klien tampak sesak
54
SB:
N:118x/m
R:24x/m
- Klien tampak meringis
- Skala nyeri 6 (0-10)
DS: Pola napas
- Klien mengeluh sesak tidak efektif
napas
- Klien mengeluh sesak
pada saat beraktivitas
lebih
DO:
- R: 26x/m
- Klien tampak sesak
DS: Pencederaan Fisik Nyeri Akut
- Klien mengeluh nyeri dada
kiri menjalar kebelakang
- Klien mengeluh nyeri
dirasakan seperti ditumbuk
- Klien mengeluh nyeri
hilang timbul
- Klien mengeluh nyeri setiap
10 menit
DO:
- Vital Sign
Ny E.B
TD: 160/80 mmHg
SB:
N:110x/m
R:26x/m
- Klien tampak meringis
- Skala nyeri 7 (0-10)
DS: Kecemasan Pola napas
- Klien mengeluh sesak tidak efektif
napas
- Klien mengeluh sesak
pada saat beraktivitas
lebih
DO:
- R: 24x/m
- Klien tampak sesak
DS: Pencederaan fisik Nyeri Akut
Tn. H.T - Klien mengeluh nyeri dada
kiri
- Klien mengelu nyeri
dirasakan seperti ditusuk
55
tusuk
- Klien mengeluh nyeri
dirasakan hilang timbul
- Klien mengeluh nyeri setiap
15 menit
DO:
- Vital Sign
TD: 150/90
SB:
N:120x/m
R:24x/m
- Klien tampak meringis
- Skala nyeri 6 (0-10)
DS: Kecemasan Polan napas
- Klien mengeluh sesak tidak efektif
napas
- Klien mengeluh sesak
pada saat beraktivitas
lebih
DO:
- R: 25x/m
- Klien tampak sesak
d. Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.14
Diagnosa Keperawatan
RESPONDEN DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tn. M.U.P 1. Nyeri akut
2. Gangguan pola napas tidak efektif
3. Intoleranaktivitas
1. Nyeri akut
Tn S.D
2. Pola napas tidak efektif
1. Nyeri akut
Ny E.B
2. Pola napas tidak efektif
1. Nyeri akut
Tn. H.T
2. Pola napas tidak efektif
Sumber : Data Primer, 2022
56
e. Rencana Keperawatan
Tabel 4.15
Rencana KeperawatanTn. M.U.P
Standar Diagnosa Standar Luaran Keperawatan Indonesia Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Keperawatan (SLKI) (SLKI)
Indonesia (SDKI)
(D. 0077) Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri
selama 3x24 jam maka tautan nyeri meningkat Observasi
dengan kriteria hasil: - Identifikasi factor pencetus dan pereda nyeri
1. Melaporkan nyeri terkontrol meningkat - Monitor kualitas nyeri
2. Kemampuan mengenali onset nyeri - Monitor lokasi dan penyebaran nyeri
meningkat - Monitor intensitas nyeri dengan
3. Kemampuan menggunakan teknik menggunakan skala
nonfarmakologis meningkat - Monitor durasi dan frekuensi nyeri
4. Keluhan nyeri penggunaan analgesik Teraupetik
menurun - Ajarkan Teknik nonfarmakologis untuk
5. Meringis menurun mengurangi rasa nyeri
6. Frekuensi nadi membaik Edukasi
7. Pola nafas membaik - Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara
8.Tekanan darah membaik tepat
57
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat analgetik
Pola napas tidak Pola napas L.01004 Majamenen Jalan Napas (I.01011)
efektif Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 Observasi
D.0005 jam diharapkan Pola napas membaik dengan 1. Monitor pola napas (frekwensi, kedalaman,
kriteria hasil: usaha napas)
1. Ventilasi semenit (5) 2. Monitor bunyi napas tambahan, mis
2. Kapasitas vital (5) gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering.
3. Tekanan ekspirasi (5) 3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
4. Tekanan Inspirasi (5) Terapeutik
5. Frekwensi napas (5) 1. Posisikan semi fowler atau fowler
6. Kedalaman napas (5) 2. Berikan oksigen, jika perlu
3. Pertahankan kepatenan jalan napas degan
head-tilt, chin-lift, jaw thrust jika curiga
trauma servikal
4. Berikan minum hangat
5. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
6. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15
detik
7. Lakukan hiperoksigenasi sebelum
58
penghisapan endotrakeal
8. Keluarkan sumbatan benda padat dengan
konsep forsep McGill
Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika
tidak kontraindikasi
2. Ajarkan tehnik batuk efektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspertoran, mukolitik, jika perlu
Intoleransi Aktivitas. Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 Manajemen Energi
D.0056 jam diharapkan toleransi aktivitas meningkat Observasi
dengan kriteria hasil: 1. Monitor kelelahan fisik dan emosional.
1. Kemudahan dalam melakukan aktivitas Terapeutik
sehari-hari (5) 1. Lakukan latihan gerak pasif dan/atau aktif
2. Kekuatan tubuh bagian bawah (5)
Sumber : Data Primer, 2022
Tabel 4.15
59
Rencana Keperawatan Tn S.D
Standar Diagnosa
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Keperawatan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
(SLKI)
Indonesia (SDKI)
(D. 0077) Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen Nyeri
3x24 jam maka tautan nyeri meningkat dengan Observasi
kriteria hasil: - Identifikasi factor pencetus dan pereda nyeri
1. Melaporkan nyeri terkontrol meningkat - Monitor kualitas nyeri
2. Kemampuan mengenali onset nyeri - Monitor lokasi dan penyebaran nyeri
meningkat - Monitor intensitas nyeri dengan
3. Kemampuan menggunakan teknik menggunakan skala
nonfarmakologis meningkat - Monitor durasi dan frekuensi nyeri
4. Keluhan nyeri penggunaan analgesik
menurun Teraupetik
5. Meringis menurun - Ajarkan Teknik nonfarmakologis untuk
6. Frekuensi nadi membaik mengurangi rasa nyeri
7. Pola nafas membaik - Fasilitasi istirahat dan tidur
8.Tekanan darah membaik Edukasi
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Kolaborasi
60
- Kolaborasi pemberian obat analgetik
Pola napas tidak Pola napas L.01004 Majamenen Jalan Napas (I.01011)
efektif Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 Observasi
D.0005 jam diharapkan Pola napas membaik dengan 1. Monitor pola napas (frekwensi, kedalaman,
kriteria hasil: usaha napas)
1. Ventilasi semenit (5) 2. Monitor bunyi napas tambahan, mis
2. Kapasitas vital (5) gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering.
3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
3. Tekanan ekspirasi (5) Terapeutik
4. Tekanan Inspirasi (5) 1. Posisikan semi fowler atau fowler
5. Frekwensi napas (5) 2. Berikan oksigen, jika perlu
6. Kedalaman napas (5) 3. Pertahankan kepatenan jalan napas degan
head-tilt, chin-lift, jaw thrust jika curiga
trauma servikal
4. Berikan minum hangat
5. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
6. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15
61
detik
7. Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
8. Keluarkan sumbatan benda padat dengan
konsep forsep McGill
Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika
tidak kontraindikasi
2.Ajarkan tehnik batuk efektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspertoran, mukolitik, jika perlu
62
Tabel 4.15
Rencana Keperawatan Ny E.B
Standar Diagnosa Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Keperawatan (SLKI)
Indonesia (SDKI)
(D. 0077) Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen Nyeri
3x24 jam maka tautan nyeri meningkat dengan Observasi
kriteria hasil: - Identifikasi factor pencetus dan pereda nyeri
1. Melaporkan nyeri terkontrol meningkat - Monitor kualitas nyeri
2. Kemampuan mengenali onset nyeri meningkat - Monitor lokasi dan penyebaran nyeri
3. Kemampuan menggunakan teknik - Monitor intensitas nyeri dengan
nonfarmakologis meningkat menggunakan skala
4. Keluhan nyeri penggunaan analgesik menurun - Monitor durasi dan frekuensi nyeri
5. Meringis menurun
6. Frekuensi nadi membaik Teraupetik
7. Pola nafas membaik - Ajarkan Teknik nonfarmakologis untuk
8.Tekanan darah membaik mengurangi rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
63
Edukasi
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat analgetik
Pola napas tidak Pola napas L.01004 Majamenen Jalan Napas (I.01011)
efektif Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam Observasi
D.0005 diharapkan Pola napas membaik dengan kriteria 1. Monitor pola napas (frekwensi, kedalaman,
Definisi: hasil: usaha napas)
1. Ventilasi semenit (5) 2. Monitor bunyi napas tambahan, mis
2. Kapasitas vital (5) gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering.
3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
3. Tekanan ekspirasi (5) Terapeutik
4. Tekanan Inspirasi (5) 1. Posisikan semi fowler atau fowler
5. Frekwensi napas (5) 2. Berikan oksigen, jika perlu
7. Kedalaman napas (5) 3. Pertahankan kepatenan jalan napas degan
head-tilt, chin-lift, jaw thrust jika curiga
trauma servikal
64
4. Berikan minum hangat
5. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
6. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15
detik
7. Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
8. Keluarkan sumbatan benda padat dengan
konsep forsep McGill
Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika
tidak kontraindikasi
2.Ajarkan tehnik batuk efektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspertoran, mukolitik, jika perlu
Sumber : Data Primer, 2022
65
Tabel 4.15
Rencana Keperawatan Tn. H.T
Standar Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SLKI)
Diagnosa
Keperawatan
Indonesia
(SDKI)
(D. 0077) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 Manajemen Nyeri
Nyeri akut jam maka tautan nyeri meningkat dengan kriteria hasil: Observasi
1. Melaporkan nyeri terkontrol meningkat - Identifikasi factor pencetus dan pereda nyeri
2. Kemampuan mengenali onset nyeri meningkat - Monitor kualitas nyeri
3. Kemampuan menggunakan teknik nonfarmakologis - Monitor lokasi dan penyebaran nyeri
meningkat - Monitor intensitas nyeri dengan menggunakan
4. Keluhan nyeri penggunaan analgesik menurun skala
5. Meringis menurun - Monitor durasi dan frekuensi nyeri
6. Frekuensi nadi membaik Teraupetik
7. Pola nafas membaik - Ajarkan Teknik nonfarmakologis untuk
8.Tekanan darah membaik mengurangi rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
66
Edukasi
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat analgetik
Pola Napas Pola napas L.01004 Majamenen Jalan Napas (I.01011)
tidak efektif Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam Observasi
D.0005 diharapkan Pola napas membaik dengan kriteria hasil: 1. Monitor pola napas (frekwensi, kedalaman,
1. Ventilasi semenit (5) usaha napas)
2. Kapasitas vital (5) 2. Monitor bunyi napas tambahan, mis gurgling,
mengi, wheezing, ronkhi kering.
3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
3. Tekanan ekspirasi (5) Terapeutik
4. Tekanan Inspirasi (5) 1. Posisikan semi fowler atau fowler
5. Frekwensi napas (5) 2. Berikan oksigen, jika perlu
6. Kedalaman napas (5) 3. Pertahankan kepatenan jalan napas degan head-
tilt, chin-lift, jaw thrust jika curiga trauma
servikal
4. Berikan minum hangat
5. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
67
6. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
7. Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
endotrakeal
8. Keluarkan sumbatan benda padat dengan konsep
forsep McGill
Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
2.Ajarkan tehnik batuk efektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspertoran, mukolitik, jika perlu
68
f. Intervensi dan Evaluasi Keperawatan
Tabel 4.16
Intervensi dan Evaluasi Keperawatan
Tn. M.U.P
Hari/Tanggal Jam Diagnosa Implementasi Evaluasi
Taru hari Nyeri akut 1. Mengidentifikasi factor pencetus dan S:
dengan pereda nyeri - Klien mengeluh nyeri dada kiri
tanggal Hasil : - Klien mengeluh nyeri seperti terbakar
implementasi - Klien mengeluh nyeri dada kiri - Klien mengeluh nyeri dirasakan setiap
evaluasi hari k 2. Memonitor kualitas nyeri 5 menit
barapa Hasil :
- Klien mengeluh nyeri seperti O :
Hari Pertama terbakar - Vital Sign
3. Monitor lokasi dan penyebaran nyeri TD: 160/100 mmHg
Hasil : SB: 36
- Klien mengeluh nyeri dada kiri N: 112x/m
4. Memonitor intensitas nyeri dengan menggunakan
R: 24x/m
skala
Hasil : - Klien tampak meringis
- Skala nyeri 7 (0-10) - Skala nyeri 7 (0-10)
5. Monitor durasi dan frekuensi nyeri
Hasil : A: Masalah nyeri akut belum tertasi
- Klien mengeluh nyeri dirasakan setiap 5 menit
69
- Klien tampak meringis P: Lanjutkan intervensi
6. mengajarkan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Hasil :
dilakukan tehnik distraksi
menonton klien mengeluh nyeri
berkurang
7. Mengkolaborasi pemberian obat analgetik
Hasil :
- Klien di berikan resep obat ISDN
1x1 oral untuk menghilangkan
nyeri dada
Pola napas 1. Memonitor pola napas (frekwensi, S:
tidak efektif kedalaman, usaha napas) - Klien mengeluh sesak napas
Hasil: - Klien mengeluh sesak napas saat
- Klien mengeluh sesak napas beraktivitas
- Klien mengeluh sesak saat
beraktivitas O:
- Klien tampak sesak - Klien tampak sesak
- RR : 24x/m - RR: 24x/
-
A: Masalah pola napas tidak efektif
70
2. Memposisikan semi fowler atau fowler belum teratasi
Hasil : P: Lanjutkan intervensi
- Klien dilakukan posisi semi fowler
3. Memberikan oksigen, jika perlu
Hasil :
- Klien diberikan oksigen Via NRM
10-12 l/m
Intoleran 1. Memonitor kelelahan fisik dan S: -
aktivitas emosional.
Hasil : O:
- ADL dibantu total - ADL dibantu total
2. Melakukan latihan gerak pasif dan/atau
aktif A: Masalah intoleran aktivitas belum
Hasil : teratasi
- ADL dibantu total
P: Lanjutkan Intervensi
71
Hari/Tanggal Jam Diagnosa Implementasi Evaluasi
Taru hari Nyeri 1. Mengidentifikasi factor pencetus dan S:
dengan akut pereda nyeri - Klien mengeluh nyeri dada kiri
tanggal Hasil : berkurang
implementasi - Klien mengeluh nyeri dada kiri - Klien mengeluh nyeri seperti terbakar
evaluasi hari berkurang - Klien mengeluh nyeri dirasakan setiap 2
pertama 2. Memonitor kualitas nyeri menit
Hasil :
Hari K2 - Klien mengeluh nyeri seperti terbakar O :
3. Monitor lokasi dan penyebaran nyeri - Vital Sign
Hasil : TD: 160/100 mmHg
- Klien mengeluh nyeri dada kiri SB: 36
berkurang N: 112x/m
4. Memonitor intensitas nyeri dengan menggunakanR: 24x/m
skala
Hasil : - Klien tampak meringis
- Skala nyeri 5 (0-10) - Skala nyeri 5 (0-10)
5. Monitor durasi dan frekuensi nyeri
Hasil : A: Masalah nyeri akut teratasi sebagian
- Klien mengeluh nyeri dirasakan setiap 2 menit
- Klien masih tampak meringis P: Pertahankan intervensi
6. mengajarkan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Hasil :
- Klien dilakukan dilakukan tehnik
72
distraksi menonton klien mengeluh
nyeri berkurang
7. Mengkolaborasi pemberian obat analgetik
Hasil :
- Klien di berikan resep obat ISDN
1x1 oral untuk menghilangkan
nyeri dada
Pola 4. Memonitor pola napas (frekwensi, S:
napas kedalaman, usaha napas) - Klien mengeluh sesak napas berkurang
tidak Hasil: - Klien mengeluh sesak napas saat
efektif - Klien mengeluh sesak napas beraktivitas
berkurang
- Klien mengeluh sesak berkurang saat O:
beraktivitas - Klien tidak sesak
- Klien tidak sesak - RR: 22x/
- RR : 22x/m
5. Memposisikan semi fowler atau fowler A: Masalah pola napas teratasi
Hasil : P: Pertahankan intervensi
- Klien dilakukan posisi semi fowler
6. Memberikan oksigen, jika perlu
Hasil :
- Klien diberikan oksigen Via NRM
10-12 l/m
Intoleran 1. Memonitor kelelahan fisik dan S: -
aktivitas emosional.
73
Hasil : O:
- ADL dibantu total - ADL dibantu total
2. Melakukan latihan gerak pasif dan/atau
aktif A: Masalah intoleran aktivitas belum
Hasil : teratasi
- ADL dibantu total
P: Lanjutkan Intervensi
74
Tabel 4.17
Intervensi dan Evaluasi Keperawatan
Tn. S.D
Hari/Tanggal Jam Diagnosa Implementasi Evaluasi
Taru hari Nyeri akut 1. Mengidentifikasi factor pencetus dan pereda S:
dengan - Klien mengeluh nyeri dada kiri
nyeri
tanggal menjalar sampai ke leher
implementasi Hasil : - Klien mengeluh nyeri seperti
evaluasi hari k ditusuk tusuk
- Klien mengeluh nyeri dada kiri menjalar
barapa - Klien mengeluh durasi nyeri
sampai ke leher dirasakan terus menerus
Hari Pertama
2. Memonitor kualitas nyeri
O:
Hasil : - Vital Sign
TD: 170/100 mmHg
- Klien mengeluh nyeri seperti di tusuk tusuk
SB: 36
3. Monitor lokasi dan penyebaran nyeri N: 118x/m
R: 26x/m
Hasil :
- Klien tampak meringis
- Klien mengeluh nyeri dada kiri menjalar - Skala nyeri 6 (0-10)
sampai ke leher
A: Masalah nyeri akut belum
4. Memonitor intensitas nyeri dengan menggunakan skala
tertasi
Hasil :
P: Lanjutkan intervensi
- Skala nyeri 6 (0-10)
5. Monitor durasi dan frekuensi nyeri
Hasil :
75
- Klien mengeluh durasi nyeri terus menerus
- Klien tampak meringis
6. mengajarkan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Hasil :
Dilakukan tehnik distraksi menonton klien
mengeluh nyeri berkurang
7. Mengkolaborasi pemberian obat analgetik
Hasil :
- Klien di berikan resep obat ISDN 1x1 oral
untuk menghilangkan nyeri dada
Pola napas 7. Memonitor pola napas (frekwensi, kedalaman, S:
tidak efektif - Klien mengeluh sesak napas
usaha napas)
- Klien mengeluh sesak napas
Hasil: saat beraktivitas ditempat tidur
- Klien mengeluh sesak napas
O:
- Klien mengeluh sesak saat beraktivitas di - Klien tampak sesak
- RR: 26x/
tempat tidur
- Klien tampak sesak
A: Masalah pola napas tidak
- RR : 26x/m
efektif belum teratasi
8. Memposisikan semi fowler atau fowler P: Lanjutkan intervensi
76
Hasil :
- Klien dilakukan posisi semi fowler
9. Memberikan oksigen, jika perlu
Hasil :
- Klien diberikan oksigen Via NRM 10-12 l/m
Hari/Tanggal Jam Diagnosa Implementasi Evaluasi
Taru hari Nyeri akut 1. Mengidentifikasi factor pencetus dan pereda S:
dengan - Klien mengeluh nyeri dada kiri
nyeri
tanggal menjalar sampai ke leher
implementasi Hasil : berkurang
evaluasi hari k - Klien mengeluh nyeri seperti
- Klien mengeluh nyeri dada kiri menjalar
barapa ditusuk tusuk berkurang
sampai ke leher berkurang - Klien mengeluh durasi nyeri
Hari k2 setiap 30 menit
2. Memonitor kualitas nyeri
Hasil :
- Klien mengeluh nyeri seperti di tusuk tusuk
berkurang O:
- Vital Sign
3. Monitor lokasi dan penyebaran nyeri berkurang
TD: 170/100 mmHg
Hasil : SB: 36
N: 118x/m
- Klien mengeluh nyeri dada kiri menjalar
R: 22x/m
sampai ke leher berkurang - Klien tidak tampak meringis
- Skala nyeri 4 (0-10)
4. Memonitor intensitas nyeri dengan menggunakan skala
A: Masalah nyeri akut teratasi
77
Hasil : sebagian
- Skala nyeri 4 (0-10)
P: Pertahankan intervensi
5. Monitor durasi dan frekuensi nyeri
Hasil :
- Klien mengeluh durasi nyeri setiap 30 menit
- Klien tampak tidak meringis
6. mengajarkan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Hasil :
Dilakukan tehnik distraksi menonton klien
mengeluh nyeri berkurang
7. Mengkolaborasi pemberian obat analgetik
Hasil :
- Klien di berikan resep obat ISDN 1x1 oral
untuk menghilangkan nyeri dada
Pola napas 1. Memonitor pola napas (frekwensi, kedalaman, S:
tidak efektif - Klien mengeluh sesak napas
usaha napas)
berkurang
Hasil: - Klien mengeluh sesak napas
saat beraktivitas ditempat tidur
- Klien mengeluh sesak napas berkurang
berkurang
- Klien mengeluh sesak saat beraktivitas di
78
tempat tidur berkurang O:
- Klien tidak tampak sesak
- Klien tampak tidak sesak
- RR: 22x/
- RR : 22x/m
A: Masalah pola napas tidak
2. Memposisikan semi fowler atau fowler
teratasi
Hasil : P: Pertahankan intervensi
- Klien dilakukan posisi semi fowler
3. Memberikan oksigen, jika perlu
Hasil :
- Klien diberikan oksigen Via NRM 10-12 l/m
79
Tabel 4.18
Intervensi dan Evaluasi Keperawatan
Ny. E.B
Hari/Tanggal Jam Diagnosa Implementasi Evaluasi
Taru hari Nyeri akut 1. Mengidentifikasi factor pencetus dan pereda nyeri S:
dengan Hasil : - Klien mengeluh nyeri
tanggal - Klien mengeluh nyeri dada kiri menjalar sampai ke dada kiri menjalar
implementasi belakang sampai ke belakang
evaluasi hari k 2. Memonitor kualitas nyeri - Klien mengeluh nyeri
barapa Hasil : seperti ditumbuk
- Klien mengeluh nyeri seperti ditumbuk - Klien mengeluh
Hari Pertama 3. Monitor lokasi dan penyebaran nyeri durasi nyeri setiap 10
Hasil : menit
- Klien mengeluh nyeri dada kiri menjalar sampai ke
belekang O:
4. Memonitor intensitas nyeri dengan menggunakan skala - Vital Sign
Hasil : TD: 160/80 mmHg
- Skala nyeri 7 (0-10) SB: 36
5. Monitor durasi dan frekuensi nyeri N: 110x/m
Hasil : R: 24x/m
- Klien mengeluh durasi nyeri setiap 10 menit - Klien tampak
- Klien tampak meringis meringis
6. mengajarkan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi - Skala nyeri 7 (0-10)
rasa nyeri
Hasil : A: Masalah nyeri akut
Dilakukan tehnik distraksi menonton klien mengeluh belum tertasi
80
nyeri berkurang
7. Mengkolaborasi pemberian obat analgetik P: Lanjutkan intervensi
Hasil :
- Klien di berikan resep obat ISDN 1x1 oral untuk
menghilangkan nyeri dada
Pola napas 1. Memonitor pola napas (frekwensi, kedalaman, usaha S:
tidak efektif napas) - Klien mengeluh sesak
Hasil: napas
- Klien mengeluh sesak napas - Klien mengeluh sesak
- Klien mengeluh sesak saat beraktivitas lebih napas saat beraktivitas
- Klien tampak sesak lebih
- RR : 24x/m
2. Memposisikan semi fowler atau fowler O:
Hasil : - Klien tampak sesak
- Klien dilakukan posisi semi fowler - RR: 24x/
3. Memberikan oksigen, jika perlu
Hasil :
- Klien diberikan oksigen Via NRM 10-12 l/m A: Masalah pola napas
tidak efektif belum
teratasi
P: Lanjutkan intervensi
81
Hari/Tanggal Jam Diagnosa Implementasi Evaluasi
Taru hari Nyeri akut 1. Mengidentifikasi factor pencetus dan pereda nyeri S:
dengan Hasil : - Klien mengeluh nyeri
tanggal dada kiri menjalar
- Klien mengeluh nyeri dada kiri menjalar sampai ke
implementasi sampai ke leher
evaluasi hari k belakang berkurang berkurang
barapa 2. Memonitor kualitas nyeri - Klien mengeluh nyeri
seperti ditusuk tusuk
Hasil :
Hari k2 berkurang
- Klien mengeluh nyeri seperti di tumbuk berkurang - Klien mengeluh
3. Monitor lokasi dan penyebaran nyeri berkurang durasi nyeri setiap 30
Hasil : menit
- Klien mengeluh nyeri dada kiri menjalar sampai ke
belakang berkurang
4. Memonitor intensitas nyeri dengan menggunakan skala
O:
Hasil : - Vital Sign
- Skala nyeri 3 (0-10) TD: 160/80 mmHg
5. Monitor durasi dan frekuensi nyeri SB: 36
N: 110x/m
Hasil :
R: 20x/m
- Klien mengeluh durasi nyeri tidak ad - Klien tidak tampak
- Klien tampak tidak meringis meringis
6. mengajarkan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi - Skala nyeri 3 (0-10)
82
7. Mengkolaborasi pemberian obat analgetik P: Pertahankan
Hasil : intervensi
- Klien di berikan resep obat ISDN 1x1 oral untuk
menghilangkan nyeri dada
Pola napas 8. Memonitor pola napas (frekwensi, kedalaman, usaha S:
tidak efektif napas) - Klien mengeluh sesak
napas berkurang
Hasil: - Klien mengeluh sesak
- Klien mengeluh sesak napas berkurang napas saat beraktivitas
- Klien mengeluh sesak saat beraktivitas lebih ditempat tidur
berkurang
berkurang
- Klien tampak tidak sesak O:
- RR : 20x/m - Klien tidak tampak
9. Memposisikan semi fowler atau fowler sesak
- RR: 20x/
Hasil :
- Klien dilakukan posisi semi fowler A: Masalah pola napas
10. Memberikan oksigen, jika perlu teratasi
P: Pertahankan
Hasil : intervensi
- Klien diberikan oksigen Via NRM 10-12 l/m
83
Tabel 4.19
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Tn. H.T
Hari/Tanggal Jam Diagnosa Implementasi Evaluasi
Taru hari Nyeri akut 1. Mengidentifikasi factor pencetus dan pereda nyeri S:
dengan Hasil : - Klien mengeluh nyeri
tanggal - Klien mengeluh nyeri dada kiri dada kiri
implementasi 2. Memonitor kualitas nyeri - Klien mengeluh nyeri
evaluasi hari k Hasil : seperti ditusuk tusk
barapa - Klien mengeluh nyeri seperti ditusuk tusuk - Klien mengeluh nyeri
3. Monitor lokasi dan penyebaran nyeri setiap 10 menit
Hari Pertama Hasil : - Klein mengeluh nyeri
- Klien mengeluh nyeri dada kiri hilang timbul
- Klien mengeluh nyeri hilang timbul
4. Memonitor intensitas nyeri dengan menggunakan skala O:
Hasil : - Vital Sign
- Skala nyeri 6 (0-10) TD: 150/90 mmHg
5. Monitor durasi dan frekuensi nyeri SB: 36
Hasil : N: 120x/m
- Klien mengeluh nyeri setiap 15 menit R: 25x/m
- Klien tampak meringis - Klien tampak
6. mengajarkan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi meringis
rasa nyeri - Skala nyeri 6 (0-10)
Hasil :
Dilakukan tehnik distraksi menonton klien mengeluh A: Masalah nyeri akut
nyeri berkurang belum tertasi
84
7. Mengkolaborasi pemberian obat analgetik
Hasil : P: Lanjutkan intervensi
- Klien di berikan resep obat ISDN 1x1 oral untuk
menghilangkan nyeri dada
Pola napas 4. Memonitor pola napas (frekwensi, kedalaman, usaha S:
tidak efektif napas) - Klien mengeluh sesak
Hasil: napas
- Klien mengeluh sesak napas - Klien mengeluh sesak
- Klien mengeluh sesak saat beraktivitas lebih napas saat beraktivitas
- Klien tampak sesak lebih
- RR : 25x/m
5. Memposisikan semi fowler atau fowler O:
Hasil : - Klien tampak sesak
- Klien dilakukan posisi semi fowler - RR: 25x/
6. Memberikan oksigen, jika perlu
Hasil :
- Klien diberikan oksigen Via NRM 10-12 l/m A: Masalah pola napas
tidak efektif belum
teratasi
P: Lanjutkan intervensi
85
Hari/Tanggal Jam Diagnosa Implementasi Evaluasi
Taru hari Nyeri akut 1. Mengidentifikasi factor pencetus dan pereda nyeri
S:
dengan - Klien mengeluh nyeri
Hasil :
tanggal dada kiri berkurang
implementasi - Klien mengeluh nyeri dada kiri berkurang - Klien mengeluh nyeri
evaluasi hari k seperti ditusuk tusuk
2. Memonitor kualitas nyeri
barapa berkurang
Hasil : - Klien mengeluh nyeri
Hari k2 setiap 20 menit
- Klien mengeluh nyeri seperti di tusuk tusuk
- Klien mengeluh nyeri
berkurang hilang timbul
3. Monitor lokasi dan penyebaran nyeri
O:
Hasil : - Vital Sign
TD: 150/90 mmHg
- Klien mengeluh nyeri dada kiri berkurang
SB: 36
- Klien mengeluh nyeri hilang timbul N: 110x/m
R: 22x/m
4. Memonitor intensitas nyeri dengan menggunakan skala
- Klien tidak tampak
Hasil : meringis
- Skala nyeri 4 (0-10)
- Skala nyeri 4 (0-10)
5. Monitor durasi dan frekuensi nyeri A: Masalah nyeri akut
teratasi sebagian
Hasil :
- Klien mengeluh nyeri setiap 20 menit P: Pertahankan
intervensi
- Klien tampak tidak meringis
6. mengajarkan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
86
rasa nyeri
Hasil :
Dilakukan tehnik distraksi menonton klien mengeluh
nyeri berkurang
7. Mengkolaborasi pemberian obat analgetik
Hasil :
- Klien di berikan resep obat ISDN 1x1 oral untuk
menghilangkan nyeri dada
Pola napas 1. Memonitor pola napas (frekwensi, kedalaman, usaha S:
tidak efektif napas) - Klien mengeluh sesak
napas berkurang
Hasil: - Klien mengeluh sesak
- Klien mengeluh sesak napas berkurang napas saat beraktivitas
- Klien mengeluh sesak saat beraktivitas lebih ditempat tidur
berkurang
berkurang
- Klien tampak tidak sesak O:
- RR : 22x/m - Klien tidak tampak
2. Memposisikan semi fowler atau fowler sesak
- RR: 22x/
Hasil :
- Klien dilakukan posisi semi fowler A: Masalah pola napas
3. Memberikan oksigen, jika perlu teratasi sebagian
P: Pertahankan
Hasil : intervensi
- Klien diberikan oksigen Via NRM 10-12 l/m
87
2. Penerapan Evidance Based Nursing (EBN)
sebagaiberikut:
1. Strength(kekuatan)
dilakukan peneliti. pihak rumah sakit mengigatkan hal ini sangat baik
keprawatan dan dapat menjadi bahan masukan yang baik untuk rumah
sakit.
2. Weakness(Kelemahan)
dengan alat telivisi sudah terdapat diruangan CVCU tetapi sangat jauh
88
3. Opportunity(Peluang)
4. Thearths(Ancaman)
kondisi pasien dan banyak alat medis yang terhubung dengan pasien.
mengancam apabila perawat tidak secara tepat dan cepat dalam menangani
B. PEMBAHASAN
perubahan penurunan skala tingkat nyeri dari keempat tersebut, rata-rata dari
keempat pasien dengan kategori tingkat nyeri berat sedang berubah menjadi
skala tingkat nyeri ringan. Hal ini dibuktikan oleh beberapa penelitian yaitu
tehnik distraksi menonton kartun animasi terhadap skala nyeri anak saat
89
menggunakan wong baker face.
relaksasi napas dalam dan distraksi menonton dapat menurunkan nyeri pada
sampel 30 pasien. Dengan jumlah 15 pasien masuk kategori skala nyeri berat
terjadi penurunan menjadi kategori sedang, dan dengan jumlah pasien 15 yang
masuk kategori skala nyeri sedang menjadi kategori skala nyeri ringan.
pengalihan nyeri yang memfokuskan perhatian klien ke stimulus yang lain dari
Menurut (Yanti, Winda, 2015) tujuan dari distraksi menonton ialah metode
yang digunakan untuk membantu pasien mengurangi rasa nyeri, mengurasi rasa
Hasil intervensi dari keempat pasien klien berbanding lurus dengan teori
menyiapkan kebutuhan pasien, yang kedua lingkaran inti (Core), perawat harus
90
pasiennya yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan cara pengobatan
penyakit, sehingga tidak hanya perduli dan berhadapan langsung dengan pasien
tetapi juga cara merawat pasiennya (Buku Falsafah dan teori keperawatan dalam
91
92
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
ICCU RSUP Prof Dr. R.D Kandou Manado yaitu Tn. M.U.P, Tn. S.D, Ny.
E.B dan Tn. H.T dengan Lidya E. Hell didapatkan rata-rata usia klien yaitu 80
tahun kebawah (lansia), dengan keluhan utama yaitu nyeri pada bagian dada
kiri.
Heart Failure) di ICCU RSUP Prof Dr. R.D Kandou Manado yaitu Tn.
M.U.P, Tn. S.D, Ny. E.B dan Tn. H.T dengan teori Lidya E. Hall sesuai
RSUP Prof Dr. R.D Kandou Manado yaitu Tn. M.U.P, Tn. S.D, Ny. E.B dan
Tn. H.T dengan teori Lidya E. Hall dan disesuaikan dengan panduan Standar
ICCU RSUP Prof Dr. R.D Kandou Manado yaitu Tn. M.U.P, Tn. S.D, Ny.
E.B dan Ny. H.T dengan teori Lidya E. Hell sesuai panduan Standar Intervensi
pasien.
5. Evaluasi keperawatan pada pasien CHF (Congestive Heart Failure) di ICCU
RSUP Prof Dr. R.D Kandou Manado yaitu Tn. M.U.P, Tn. S.D, Ny. E.B dan
Tn. H.T dengan teori Lidya E.Hell didapatkan rata-rata implementasi yang
dilakukan yaitu selama 2 hari dengan kriteria hasil yang dicapai pada masing-
B. SARAN
sebagai pertimbagan untuk waktu yang akan dating dan sebagai tambahan
Hasil penulisan laporan studi kasus ini dapat digunakan bagi peserta
4. Bagi Mahasiswa
peserta ujian akhir program studi ners keperawatan pada pasien dengan
93
94
DAFTAR PUSTAKA
Ismoyowati , T., Teku , I., & Banik , J. C. (2021). Jurnal : Manajemen Nyeri
Untuk Congestive Heart Failure. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara
Forikes, Volume 12, Nomor 1.
Risnah., & Irwan, M. (2021). Falsafah Dan Teori Keperawatan Dalam Integrasi
Keilmuan. Alauddin University Press, Cetakan 1.
95
Lampiran 1
LEMBAR OBSERVASI
SKALA NUMERIK RATING SCALE
NAMA RESPONDEN :
UMUR :
TANGGAL LAHIR :
ALAMAT :
JENIS KELAMIN :
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Nyeri
Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat
Keterangan :
0 : TIdak N
7 - 10 : Nyeri Berat
96