Oleh :
Andika
711440117002
i
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
iii
CURRICULUM VITAE
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha esa,
karena tuntunan dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini yang merupakan syarat untuk memperoleh Diploma DIII Jurusan
bantuan, bimbingan, motivasi, perhatian, dukungan dan doa dari berbagai pihak.
Untuk itu dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang
Kemenkes Manado
3. Maria Terok, S.Pd, S.SiT, M.Kes selaku Ketua Prodi D-III Keperawatan
4. Jane A. Kolompoy, SKM, M.Kes selaku Pembimbing I dan Penguji III yang
v
5. Semuel Tambuwun SKM, M.Kes selaku sekertaris jurusan dan pembimbing
6. Lorrien G. Runtu, Spd, S.Si.T, M.Kes selaku penguji I yang telah bersedia
Kemenkes Manado.
9. Seluruh staf dosen dan tata usaha Program Studi D-III Keperawatan yang
10. Kedua Orang Tua tercinta dan tersayang, Almarhum Hasan Umuk dan Ria
yang selalu setia dan tiada henti memberikan Doa, Motivasi dan Dukungan
11. Kepada kakak yang tersayang Aysna Laapo Tarip, yang selalu mensupot dan
12. Kepada Meydelin sandag, Eka , Cornelia, Dandi, dan Kevin, yang selalu
memberikan waktu dan dukungan kepada penulis dalam suka maupun duka.
vi
13. Kepada Septi Bahuwa S.Tr Kep yang telah banyak berkorban waktu dan
Tulis Ilmiah.
Kemenkes Manado
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih
terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun guna penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua
Manado, 2020
Penulis
Andika
vii
DAFTAR ISI
viii
PEMBAHASAN ............................................................................................... 38
BAB V............................................................................................................... 44
PENUTUP ........................................................................................................ 44
A. Kesimpulan ............................................................................................ 44
B. Saran ...................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 45
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 6 .Implementasi……………………………………………...13
Tabel 7. Evaluasi……………………………………….………….15
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
1. Gangren Ulkus
xii
Andika 2020. Perawatan Luka Dengan Teknik Moist Wound Healing Pasien
Lansia Diabetes Mellitus. (Pembimbing I Jane A. Kolompoy dan Pembimbing
II Semuel Tambuwun).
ABSTRAK
Latar Belakang: Luka diabetes adalah infeksi, ulkus atau kerusakan jaringan
yang lebih dalam yang terkait dengan gangguan neurologis dan vaskuler pada
tungkai. Perawatan luka dikembangkan dengan teknik moderen sesuai standar
Internasional yaitu perawatan luka berbasis lembab Moist Wound Helaning.
Teknik Moist Wound Helaning merupakan teknik penanganan luka dengan cara
menjaga keaadan luka agar tetap lembab sehingga dapat memvasilitasi pergerakan
sel pada luka, serta dapapat mempercepat proses granulasi sebesar 40% daripada
luka dengan keaadaan kering. Sedangkan perawatan konvensional / tradisional
adalah metode perawatan luka yang dilakukan dengan menggunakan balutan luka
berdaya serap kurang dan cairan antiseptic yang sama pada semua jenis luka.
Tujuan: Mampu menganalisis dan membandingkan penatalaksanaan keperawatan
perawatan luka pada lansia dengan teknik Moist Wound Helaning dengan
perawatan tradiasinal terhadap proses penyembuhan luka ulkus diabetikum.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode tinjauan literature melalui review
jurnal mengenai perawatan luka dengan teknik Moist Wound Helaning pasien
lansia diabetes mellitus. Pencarian artikel diakses dari database Google Scholar.
Review dilakukan terhadap 6 askep publikasi yang berkaitan dengan perawatan
luka diabetes mellitus. Hasil: Diketahui proses penyembuhan luka dengan teknik
Moist Wound Healing menggunakan teknik perawatan luka lembab dan tertutup
untuk mempertahankan kelembaban luka dengan menggunakan bahan balutan
penahan kelembaban sehingga menyembuhkan luka, pertumbuhan jaringan dapat
terjadi secara alami. Sedangkan proses penyembuhan luka dengan teknik
tradisional menggunakan metode perawatan luka yang dilakukan dengan
menggunakan balutan luka berdaya serap. Teknik Moist Wound Healing lebih
cepat karena perawatan menggunakan balutan yang lembab dan sedikit longgar.
Sedangkan pada perawatan menggunakan teknik tradisional sedikit lambat
penyembuhanya, dikarenakan perawatan tradisional menggunakan balutan kering
dan balutan yang keras. Kesimpulan: Teknik Moist Wound Healing
menggunakan teknik perawatan luka lembab dan tertutup untuk mempertahankan
kelembaban luka dengan menggunakan bahan balutan penahan kelembaban.
Sedangkan proses penyembuhan luka dengan teknik tradisional menggunakan
metode perawatan luka yang dilakukan dengan menggunakan balutan luka
berdaya serap.
Kata Kunci : Perawatan Luka Dengan Teknik Moist Wound Healing, Lansia,
Diabetes Mellitus.
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dari penyakit tidak menular yang menjadi prioritas dan target tindak lanjut
pemerintah termasuk penyakit tidak menular Diabetes Mellitus. Jumlah kasus dan
menyebabkan 1,5 juta kematian pada tahun 2012. Gula darah yang lebih tinggi
resiko penyakit kardiovaskular dan lainnya. Empat puluh tiga persen (43%) dari
3,7 juta kematian ini terjadi sebelum usia 70 tahun. Presentase kematian yang
disebabkan penyakit Diabetes Mellitus yang terjadi sebelum usia 70 tahun lebih
tahun 2030 Diabetes akan menjadi penyebab utama kematian. Pada tahun 2012
penyebab langsung dari 1,5 juta kematian adalah penyakit diabetes. Jumlah
penderita Diabetes pada tahun 1980 yaitu 108 juta dan meninggal menjadi 422
juta pada tahun 2014. Dilihat dari peningkatan jumlah penderita Diabetes tersebut,
dokter, jenis kelamin, dan daerah domisili. Berdasarkan kategori usia, penderita
1
Diabetes Mellitus terbesar berada pada rentang usia 55-64 tahun dan 65-74 tahun.
yang merupakan kategori jenjang pendidikan tertinggi pada hasil Riskesdas 2018.
Untuk status pekerjaan yang paling banyak mengidap Diabetes Mellitus berstatus
kasusus diabetes mellitus yang cukup tinggi. Kejadian Diabetes Mellitus yang
diperoleh dari data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, menunjukan bahwa
jumlah kasusu Diabetes Mellitus terus meningkat. Pada tahun 2015 jumlah kasus
Diabetes Mellitius yaitu 3652 kasus dan mengalami peningkatan pada tahun 2016
dengan jumlah 5083 kasus. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota
Manado, didapatkan bahwa jumlah kasus Diabetes Mellitus pada tahun 2015 yaitu
2756 kasus dan meningkat pada tahun 2016 dengan jimlah 3496 kasus (Dinas
Luka Diabetes adalah infeksi ulkus atau kerusakan jaringan yang lebih
dalam yang terkait dengan gangguan neurologis dan vaskuler pada tungkai
(Black, 2009). Komplikasi yang banyak ditakutkan oleh banyakan orang adalah
timbulnya luka pada daerah ekstermitas baik atas maupun bawah. Oleh karena itu,
2
digunakan salah satu metode untuk mengatasi hal tersebut dengan menggunakan
Internasional yaitu perawatan luka berbasis lembab biasa dikenal dengan Moist
Wound Helaning. Dan peneliti melakukan cara perawatan pada luka ulkus
cara menjaga keaadan luka agar tetap lembab sehingga dapat memvasilitasi
pergerakan sel pada luka, serta dapapat mempercepat proses granulasi sebesar
40% daripada luka dengan keaadaan kering (Koutoukidis & Lawrene, 2009).
luka yang dilakukan dengan menggunakan balutan luka berdaya serap kurang dan
cairan antiseptic yang sama pada semua jenis luka (Maryunani, 2013).
3
fenomenologi deskriptif yang objek, dimana peneliti mengeksplorasi secara
merupakan teknik penanganan luka dengan cara menjaga keaadan luka agar tetap
lembab sehingga dapat memfasilitasi pergerakan sel pada luka, serta dapat
mempercepat proses granulasi sebesar 40% dari pada luka dengan keadaan kering.
sofratule, dan Madu. Madu telah digunakan sebagai obat alami untuk berbagai
penyembuhan penyakit sejak ribuan tahun yang lalu (Mwipatayi et al, 2012).
penyembuhan luka.
4
B. Rumusan Masalah
perawatan luka teknik Moist Wound Helaning terhadap proses penyembuhan luka
ulkus diabetikum.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
perawatan luka pada lansia dengan teknik Moist Wound Helaning dengan
2. Tujuan Khusus
dengan tradisional.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
tradisional.
2. Institusi Pendidikan
diabetikum.
5
BAB II
METODE PENELITIAN
a. Data pencarian
literarure yang dilakukan pada bulan juni 2020 yang berkaitan dengan topik
pengamatan langsung, akan tetapi dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang didapat berupa artikel atau jurnal
b. Kata Kunci
The literature search was performed with four froups of keywords based
on Medical Subject Heading (MeSH) and combined with Boolean operators AND,
OR and NOT.
6
c. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
sebagai pembanding,
4. Outcome yaitu hasil yang diperoleh pada studi terdahulu sesuai dengan
tema yang sudah diperoleh pada studi terdahulu yang sesuai dengan
5. Study design yaitu desain penelitian yang digunakan dalam artikel yang
7
tradisional.
Perbedaan perawatan Perbedaan perawatan
Hasil luka moist wound healing luka non moist wound
dan tradisional healing dan tradisional
Desain studi Deskriptif dan kualitatif Kuantitatif
Tahun studi pre 2019 Post 2019
Bahasa English, INDONESIA Language other
English and
INDONESIA
duplikasi, di dapatkan terdapat 2 artikel yang datanya tidak sesuai dengan data
8
D. Keterangan
1. Grade 0: Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh disertai pembentukan
ulkus
5. Grade 4 :Gangren pada bagian distal kaki dengan atau tanpa Selullitus.
9
BAB III
Penyajian hasil literature dalam penulisan KTI ( Karya Tulis Ilmiah) memuat hasil masing artikel yang terpilih dalam bentuk
tabel. Tabel hasil pencarian, tabel yang sesuai dengan tema, penjelasan tabel, rangkuman temuan.
a. Identitas Klien
Tabel 3 Identitas Klien
Klien 1 Klien 2 Klien 3 Klien 4 Klien 5 Klien 6
Identitas Klien Oleh Randi Oleh Bella Oleh Nita Oleh Oleh Sonya Oleh Heni
Desmawati (2019) Andini (2019) Murdiana(2017) SintiaYunita Kristina (2019) Susilowati
(2019) (2019)
Nama Ny. M Ny. E Ny. R Ny. A Ny. W Tn.S
Umur 60 Th 3 Bulan 50 Tahun 61 Tahun 78 Tahun 53 Tahun 51 tahun
Jenis kelamin Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki
Statusperkawinan Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah
Agama Islam Islam Islam Islam Islam Islam
Suku Minang Minang Jawa Jawa Kaili Jawa
Pendidikan Sarjana SMA SD SD SMA SMA
Pekerjaan Guru IRT IRT IRT Swasta Kariawan,swasta
Alamat Sungayang, Padang Panjang Batu Putih Batu Putih Jln. Beringgin Mertoyudan
Batusangkar Barat Jatirejo Lekok Jatirejo Lekok magelang
Pasuruan Pasuruan
10
Hasil analisis tabel 3: Terdapat 6 klien dengan rentang umur 50-78 tahun. Terdiri dari 5 klien perempuan dan 1 klien laki-laki
dengan tempat tinggal berbeda-beda, dan dari 6 klien terdapat 3 berpendidikan SMA, 2 SD dan 1 Sarjana.
Hasil Analisis tabel 4: Teridentifikasi jenis masalah yang berbeda-beda dari ke enam klien tersebut diantaranya adalah Perawatan
luka ulkus diabetikum dengan Moist Wound Healing, Analisis Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus
Dalam Penerapan Modern Dressing, Perawatan Luka dengan menggunakan madu , Perawatan luka dengan
11
Nacl, kasa basah dan kering, Perawatan luka menggunakan betadin, Asuhan keperawatan Diabetes Mellitus
c. Prevalensi Luka
Tabel 5 Prevalesi Luka
Hasil analisa tabel 5: Berdasarkan hasil study literature terdapat 6 klen yang memiliki ukuran luka paling panjang adalah
pasien 1, ± 10 cm. paling lebar adalah pasien 5, ± 7 cm, sedangkan luka yang paling dalam adalah
12
d. Implementasi
Tabel 6 Implementasi
13
daerah punggung dan bokong.
4. mengobservasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman
luka, karakteristik,warna cairan, granulasi, jaringan
nekrotik, tanda-tanda infeksi lokal, formasi traktus.
melakukan perawatan luka dengan teknik Modern
Dressing
1. Mengkaji kondisi luka pada telapak kaki.
3. Ny. R 2. Melakukan perawatan luka dengan prinsip steril Perawatan Luka Tradisional
dengan menggunakan madu.
1. Pada saat melakukan perawatan luka, perawat tidak
menggunakan teknik steril tetapi menggunakan
teknik bersih hanya saja alat yang digunakan untuk
perawatan luka steril.
2. Perawat tidak menggunakan satu kassa untuk satu
4. Ny. A kali usapan Perawatan Luka Moderen
3. Perawat tidak membersihkan luka dari area yang
kurang terkontaminasi ke area yang terkontaminasi
4. Menggunakan NaCl untuk membersihkan luka
pasien.
5. Menutup luka dengan kassa basah dan kassa kering.
1. Melakukan rawat luka dengan menggunakan
5. Ny. W betadin. Perawatan Luka Tradisional
1. Memonitiri karateristik luka.
6. Tn.S 2. Melakukan perawatan luka. Perawatan Luka Tradisional
3. Mengaplikasikan aloe propolis cream ±5 mg merata
diseluruh permukaan luka
14
e. Evaluasi
Tabel 7. Evaluasi
Pasien 1
Pasien Hari Evaluasi kesimpulan
1. Tampak lebar luka ± 7 cm dan panjang luka ± 10 cm dengan Pada klien 1 di dapatkan lebar luka
kedalaman 1,5 cm. ± 7 cm, panjang luka ± 10 cm, dan
2. Tampak telapak kaki berlubang dengan kedalaman ± 1,5 cm, kedalaman ± 1,5 cm, dan warna
3. Setelah diakukan perawatan luka tampak pus berwarna kulit di sekitar luka mengalami
Hari pertama
kekuningan mulai berkurang dan terdapat jaringan nekrotik kemerahan, luka tampak
Hari kedua
pada ulkus serta di sekeiling telapak kaki yang berlubang. mengeluarkan cairan. Dan di
4. Tmpak jari kedua sudah mengalami ganggren. lakukan perawatan luka selama 4
5. Warna kulit sekitar luka tampak kemerahan. hari. Dan setelah di lakukan
6. Tampak luka masih mengeluarkan cairan dan berbau perawatan selama 4 hari keadan
1. Tampak lebar luka ± 7 cm dan panjang luka ± 10 cm dengan luka mengalami perubahan pada
kedalaman 1,5 cm perawatan terakhir, pus warna
P1
2. Tampak telapak kaki berlubang dengan kedalaman ± 1,5 cm. kuning mulai kurang, warna
3. Setelah diakukan perawatan luka tampak pus berwarna kemerahan mulai kurang, luka tidak
kekuningan mulai berkurang meluas, lebar luka ± 7 cm, panjang
4. Tampak jaringan nekrotik pada ulkus serta di sekeiling luka ± 10 cm, dan kedalaman ± 1,5
Hari kedua telapak kaki yang berlubang sudahmulai melunak dan dapat cm.
diangkat.
5. Tampak jari kedua yang sudah mengalami ganggren tidak
meluas
6. Warna kulit sekitar luka tampak masih kemerahan
7. Tampak cairan dan bau mulai berkurang
8. Kulit disekitar ulkus tampak masih berwarna kemerahan.
15
1. Tampak cairan mulai berkurang.
2. Tampak luka tidak meluas dengan lebar luka ± 7 cm dan
panjang luka ± 10 cm dengan kedalaman 1,5 cm.
3. Tampak telapak kaki berlubang dengan kedalaman ± 1,5 cm.
4. Setelah diakukan perawatan luka tampak pus berwarna
kekuningan mulai berkurang.
Hari ketiga 5. Tampak jaringan nekrotik pada ulkus serta di sekeiling
telapak kaki yang berlubang sudah diangkat semua
6. Tampak jari kedua yang sudah mengalami ganggren tidak
meluas
7. Warna kemerahan pada kulit disekitar luka mulai berkurang.
8. Tampak cairan dan bau mulai berkuran.
1. Luka tidak meluas.
2. Lebar luka ± 7 cm.
Hari ke 3. Panjang luka ± 10 cm.
empat 4. Kedalaman 1,5 cm.
5. Pus warna kuning mulain kurang.
6. Warna kemerahan mulai kurang.
Pasien 2
16
basah tampak cairan pus pada perban. selama 4 hari. Dan setelah di lakukan
4. tampak palpebra sebelah kiri ada abses dan pada perawatan selama 4 hari keadan luka
batang hidung ada abses mengalami sedikit perubahan pada
5. abses tampak ada pus dan basah, tidak ada terpasang perawatan terakhir, Tampak ada luka ulkus
perban. pada punggung tangan kiri arah ibu jari,
1. Tampak ada luka ulkus pada punggung tangan kiri luka tampak masih ada nanah, tetapi tidak
arah ibu jari dengan diameter ± 3 cm dengan banayak. luka tampak terpasang perban
kedalaman ± 1 cm. dan kondisi perban bersih, udah tampak
2. Luka tampak masih basah, ada pus tapi sudah melai inflamasi pada jaringan disekitar luka.
berkurang, tidak ada nekrotik.
3. Jaringan sekirat luka sudah tampak ada inflamasi.
Hari kedua
4. Luka tampak terpasang perban dan kondisi perban
tamapk sedikit basah.
5. Tampak palpebra sebelah kiri ada abses dan pada
batang hidung ada abses.
6. Abses tampak ada pus dan basah, tidak ada terpasang
perban.
1. Tampak ada luka ulkus pada punggung tangan kiri
arah ibu jari.
2. Luka tampak masih ada nanah, tetapi tidak banayak.
3. Luka tampak terpasang perban dan kondisi perban
bersih.
Hari Ketiga
4. Udah tampak inflamasi pada jaringan disekitar luka.
5. Tampak palpebra sebelah kiri ada abses dan pada
batang hidung ada abses.
6. Abses tampak tidak ada nanah, tidak ada terpasang
perban
17
1. Tampak ada luka ulkus pada punggung tangan kiri
arah ibu jari.
Hari 2. Luka tampak masih ada nanah, tetapi tidak banayak.
Keempat 3. Luka tampak terpasang perban dan kondisi perban
bersih.
4. Udah tampak inflamasi pada jaringan disekitar luka.
Pasien 3
18
Pasien 4
19
1. Keadaan luka masih sama dengan hari
sebelumnya
2. Panjang ± 3, 2cm, lebar ± 2, 0cm
3. Tidak terdapat gua
4. Luka berwarna kemerahan
5. Batasan tepi luka terlihat menyatu dengan dasar
Hari ketiga luka.
6. Tidak terdapat jaringan nekrotik.
7. Tidak terdapat eksudat.
8. Luka tampak lembab.
9. Warna kulit sekitar luka berwarna kemerahan.
10. Tidak ada pembengkakan.
11. Tidak ada jaringan granulasi
1. panjang ± 3, 2cm, lebar ± 2, 0cm
2. Tidak terdapat gua
3. Luka berwarna merah terang
4. Batasan tepi luka terlihat menyatu dengan
dasar luka.
5. permukaan luka tertutup jaringan nekrotik
Hari keempat <25%.
6. Terdapat darah yang membasahi balutan < 25%
7. Luka tampak lembab.
8. Warna kulit sekitar luka warna kulit normal.
9. Tidak ada pembengkakan dan tidak terdapat
jaringan granulasi
1. keadaan luka masih sesuai dengan sebelumnya.
Hari kelima 2. panjang ± 3, 2cm, lebar ± 2, 0cm.
3. Tidak terdapat gua.
20
4. Luka berwarna merah terang.
5. Batasan tepi luka terlihat menyatu dengan dasar
luka.
6. permukaan luka tertutup jaringan nekrotik <
25%.
7. Terdapat darah yang membasahi balutan < 25%.
8. Luka tampak lembab.
9. Warna kulit sekitar luka normal
10. Tidak ada pembengkakan
11. Tidak terdapat jaringan granulasi
Pasien 5
Pasien Hari Evaluasi kesimpulan
21
1. Kassa pada luka klien tampak bersih dan tidak
basah.
Hari ketiga 2. Luka klien berwarna kemerahan.
3. Tidak terdapat pus
Pasien 6
Pasien Hari Evaluasi kesimpulan
Kondisi luka sedikit berbau dan terdapat 3 luka Pada klien 6 di dapatkan 3 luka pada kaki kiri,
Diabetes Mellitus disamping kaki kirinya ukuran ukuran luka petma,7x3 cm, luka kedua 2x2 cm,
Hari pertama luka pertama 7x3 cm, kedua 2x2 cm, ketiga 3x3 ketiga 3x3 cm.terdapat luka nekrosis pada luka
cm, terdapat jaringan nekrosis pada luka pertama < 25 % dari dasar luka pertama,luka ke
pertama < 25 % dari dasar luka pertama, luka tiga < 25 % dari dasar luka,terdapat edema pada
kedua tidak tampak, luka ketiga < 25 % dari luka ketiga, perawatan luka di lakukan selama
dasar luka, terdapat edema pada luka ke tiga dan 10 hari. Dan pada perawatan kempat luka kedua
terdapat eksudat dengan tipe serous jumlah suda mulai membaik, jaringan glumerus suda
eksudate sedikit. 100%. Dan pada luka pertama ada perubahan
Kondisi luka sudah ada perkembangan sedikit 4x3,luka kedua 2x2 dari luka sebelumya.
Pasien 6 dengan ukuran luka kedua 1x1 cm, dan ada
pengerasan jaringan tepi luka pertama dan
Hari Kedua kedua < 2 cm di sebagian kecil sekitar luka,
luka kedua ada jaringan granulasi terang 50 %
jaringan granulasi, dan epitelisasi luka kedua 50
% - 75 %.
kondisi lukanya masih sedikit berbau, namun
ada perkembangan pada luas luka yang kedua
Hari ketiga yaitu 0,5 cm, luka semakin baik dan jaringan
granulasi mulai muncul.
22
Kondisi luka, luas luka yang kedua sudah
menutup, pengerasan jaringan pada luka ke dua
Hari keempat yaitu pengerasan diseluruh tepi luka, jaringan
granulasi luka kedua terang 100 %, epitelisasi
luka kedua sudah 100 %.
Perkembangan pada luka pertama yaitu
Hari kelima pengerasan jaringan tepi luka pertama 2-4 cm
menyebar < 50 % ditepi jaringan.
Luas luka pertama 6x3 cm, ketiga 3x2 cm dan
Hari keenam luka kedua sudah menutup, total skor luka
pertama 34, luka kedua 20, luka ketiga 34.
Luka sudah tidak berbau, luas luka pertama 5x3
cm, luka ketiga sudah tidak ada eksudat,
jaringan edema luka pertama, kedua , dan ketiga
no swelling/edema, pengerasan jaringan tepi
Hari ketuju
luka 2-4 cm menyebar > 50 % ditepi luka,
jaringan granulasi luka pertama terang 50 % dan
epitelisasi 2550 %, total skor luka pertama 31,
luka kedua 20, luka ketiga 28.
Balutan luka sudah diganti, luas luka pertama
4x3 cm, tepi luka yang ketiga jelas, tidak
Hari kedelapan
menyatu dengan dasar luka, total skor luka
pertama 30, luka kedua 20, luka ketiga 28.
Perkembangan lukanya, pengerasan luka pertama
Hari jaringan tepi > 4 cm di seluruh tepi luka,
kesembilan granulasi baik, total skor luka pertama 30, luka
kedua 20, luka ketiga 28.
23
Luka tidak berbau, luas luka pertama 4x3 cm,
luas luka ketiga 2x2 cm, pengerasan jaringan
tepi luka pertama > 4 cm di seluruh tepi luka,
luka kedua pengerasan tidak ada, luka ketiga
pngerasan < 2 cm disebagian kecil sekitar luka,
Hari kesepuluh jaringan granulasi luka pertama terang 50 %
jaringan granulasi, luka ke dua terang 100 %,
luka ke tiga 25 %, epitelisasi luka pertama yaitu
75 % - 100 %, luka ke tiga 25 % - 50 %, total
skor luka pertama 28, luka kedua 20, luka ketiga
27.
24
BAB IV
PEMBAHASAN
umur 50-78 tahun. Terdiri dari 5 klien perempuan dan 1 klien laki-laki dengan
tempat tinggal dan status pendidikan yang berbeda-beda. Tiga dari enam klien
paling banyak berpendidikan SMA . Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari
Diabetes Mellitus tipe 2, terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian
Diabetes Mellitus tipe 2, dan tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan
dengan kejadian Diabetes Mellitus tipe 2. Hal ini juga sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang di lakukan oleh Kekenus J, dkk (2013), bahwa orang yang
ulkus kaki diabetic bahwa, pemahaman dan menejemen secara mandiri oleh
pasien sedini mungkin adalah cara terbaik untuk pencegahan ulkus kaki diabetic.
Berdasarkan data di atas maka peneliti berpendapat bahwa umur dan jenis kelamin
38
Luka diabetic adalah luka yang terjadi pada pasien diabetic yang
(2004), hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya dari Lede.J.M dkk (2018),
yaitu terdapat pengaruh kadar gula terhadap lama penyembuhan luka. Diabetes
Mellitus semakin tinggi kadar gula darah maka semakin lama proses
dengan penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Era D Kale dan Emilia E.
Akoit (2015), tentang Analisis Resiko Luka Kaki Diabetik pada penderita
Mellitus memiliki resiko untuk mengalami resiko ulkus kaki diabetic, namun ada
yang beresiko sedang bahkan beresiko tinggi. Oleh karena itu pendidikan
adalah: Perawatan luka ulkus diabetikum dengan Moist Wound Healing, Analisis
kerusakan intergritas kulit, Perawatan luka dengan Nacl dan kasa basah dan
madu.
39
Berdasarkan hasil study literature didapatkan perawatan luka
Wound Healing dan tradisional. Pada perawatan luka Moist Wound Healing
menggunakan balutan luka yang tidak terlalu kuat. Sedangkan pada perawatan
tradisional menggunakan obat obat herbal seperti madu dan jenis obat herbal
lainya.
atau bayi oil pada darah yang terkena telapak kaki pasin, mebersikan luka/ ulkus
Cultimate gel dan mempertahankan aseptic perawatan luka steril (ps 1).
diantaranya adalah mengoleskan baby oil pada daerah punggung, lalu merawat
luka dengan teknik moderen dersing (ps 2). Perawatan luka dengan madu,
menggunakan prosedur diantaranya adalah mengoleskan madu pada area luka (ps
3).
perawatan luka dengan Nacl dan kasa basa dan kasa kering, menggunakan
prosedur diantaranya adalah: mencuci luka dengan Nacl, kemudian tutup luka
menggunakan kasa kering (ps 4). perawatan luka dengan betadian, menggunakan
betadin (ps 5). perawatan luka dengan teknik Aleo propolis cream menggunakan
40
prosedur diantaranya: mengoleskan aleo propolis cream ± 5 mg merata diseluruh
Berdasarkan hasil study literature bahwa umumnya dari kasus luka yang
didapatkan di daerah kaki. pasien satu, tiga, empat, lima dan enam, memiliki
posisi luka yang sama dikaki,sebelah kiri, sedangkan pada pasien 2 mengalami
diantaranya pada pasien satu dilakukan perawatan selama 4 hari dan mengalami
berkurang, namun luka tidak mengalami perubahan. Pada pasien dua dilakukan
perawatan selama 4 hari, dan luka mengalami sedikit perubahan, tampak suda ada
inflamasi jaringan pada sekitar luka, perban luka tampak bersih. Pada pasien tiga
dilakukan perawatan selama 3 hari, dan mengalami perubahan pada ukuran luka,
Pasien empat dilakukan perawatan selama 5 hari, namun ukuran luka tidak
luka sedikit membaik, namun luka masi merah. Pasien enam memiliki 3 luka di
tempat yg berbeda beda, dan dilakukan perawatan selam 10 hari, dan pada
perawatan hari keempat luka yang kedua suda membaik 100%. Sedangkan pada
41
Helaning, dengan lama perawatan pasien 1dan 2 dilakukan perawatan selam 4
hari dan luka ada perubahan, sedangkan pada pasien 4 dilakukan perawatan
selama 5 hari dan pada hari terakhir ada perubah. Sedangkan pada pasien 3,5,6
dilakukan perawatan selama 3 hari dan pada hari terakhir luka masi terlihat
kemerahan, pada pasien 5 dilakukan perawatan selama 3 hari, pada hari terakhir
ada perubahan pada luka. pasien 6 dilakukan perawatan selama 10 hari dan pada
proses penyembuhan luka tidak optimal. Serta berkurangnya fungsi imunitas pada
memperlama proses penyembuhan luka, untuk itu perlu perawatan luka diabetes
yang tepat.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Blackley (2004), bahwa Teknik
luka. Teknik perawatan luka lembab dan tertutup atau yang dikenal Moist Wound
pertumbuhan jaringan dapat terjadi secara alami. Munculnya konsep Moist Wound
ini menunjukan perawatan luka Moist Wound Healing lebih efektif digunakan
42
untuk merawat luka diabetes mellitus dibandingkan dengan perawatan tradisional
karena pengobatan luka dengan Moist Wound Healing lebih cepat mengembalikan
43
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
yang berlaku.
44
DAFTAR PUSTAKA
45
Yunita, S. (2019). Penerapan prosedur perawatan luka pada pasien dengan
gangguan integritas jaringan akibat diabetes mellitus di RSUD dr.
Chasbullah abdul majid kota bekasi. Bekasi: Politeknik kesehatan
kemenkes jakarta III.
WHO 2012. Diabetes in South-East Asia https://www.who.int/docs/default-
source/searo/nde/sde-diabetes-fs.pdf?sfvrsn=7e6d411c_2 di akses pada 16
februari 2020
WHO 2015 Global Report https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/20487
1/9789241565257_eng.pdf;jsessionid=8344D401299DDD4D043F73B82A
BAB5D9?sequence=1 di akses pada 16 februari 2020
46
LAMPIRAN
47
48
49
50
51
52
53
54