Anda di halaman 1dari 55

PERAWATAN LUKA DENGAN TEKNIK MOIST WOUND HEALING

DAN TRADISIONAL PASIEN LANSIA DIABETES MELLITUS


LITERATUR REVIEW

Karya Tulis Ilmiah

Untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan


Diploma III Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Manado

Oleh :
Andika
711440117002

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
2020
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

i
LEMBAR PERSETUJUAN

ii
iii
CURRICULUM VITAE

Data Pribadi / Personal Details

Nama / Name : Andika

Nim / Nim : 711440117002

Nomor Telepon / Phone : 081356964158

Email / Email Address : andika311297@gmail.com

Tanggal lahir / Date of Birth : Bunyu 31 Desember 1997

Warga Negara / Nasionality : INDONESIA

Agama / Religion : Islam

Alamat / Address : Wangurer Barat Kec.Madidir Kota Bitung

Riwayat Pendidikan / Education History

1. TK PGRI Oempu : Tahun 2003-2004

2. SD Negeri 6 Tongkuno : Tahun 2004-2010

3. SMP Negeri 3 Tongkuno : Tahun 2010-2013

4. SMA Negeri 4 Bitung : Tahun 2013-2016

5. Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado : Tahun 2017-2020

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha esa,

karena tuntunan dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis

ilmiah ini yang merupakan syarat untuk memperoleh Diploma DIII Jurusan

Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak mendapatakan

bantuan, bimbingan, motivasi, perhatian, dukungan dan doa dari berbagai pihak.

Untuk itu dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang

tulus dari hati kepada :

1. Dra. Elisabeth N. Barung, M.Kes, Apt, selaku direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Manado

2. Jon W. Tangka M.Kep, Ns, Sp.KMB selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado yang telah memberikan kesempatan

kepada peneliti untuk mengikuti pendidikan di Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado.

3. Maria Terok, S.Pd, S.SiT, M.Kes selaku Ketua Prodi D-III Keperawatan

yang telah banyak membantu dan membimbing dalam perkuliahan, dan

selalu mendorong penulis dalam menyelesaikan Studi D-III.

4. Jane A. Kolompoy, SKM, M.Kes selaku Pembimbing I dan Penguji III yang

telah membimbing mengarahkan dan memotivasi penulis selama

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan penuh kesabaran.

v
5. Semuel Tambuwun SKM, M.Kes selaku sekertaris jurusan dan pembimbing

II yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan serta arahan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Lorrien G. Runtu, Spd, S.Si.T, M.Kes selaku penguji I yang telah bersedia

memberikan saran, masukan, dan arahan yang sangat berguna untuk

perbaikan dan penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah.

7. Lucia Moningka, SKM, M.Kes selaku penguji II yang telah bersedia

memberikan saran, masukan, dan arahan yang sangat berguna untuk

perbaikan dan penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah.

8. Yourisna Pasambo, S.Kep.Ns, M.Kes selaku pembimbing akademik yang

telah membimbing, memberikan motivasi dan mengarahkan penulis selama

mengikuti pendidikan di Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Manado.

9. Seluruh staf dosen dan tata usaha Program Studi D-III Keperawatan yang

telah membantu, memberikan ilmu pengetahuan dan ketrampilan selama

peneliti melaksanakan pendidikan dan Karya Tulis Ilmiah.

10. Kedua Orang Tua tercinta dan tersayang, Almarhum Hasan Umuk dan Ria

yang selalu setia dan tiada henti memberikan Doa, Motivasi dan Dukungan

baik Moral maupun Material.

11. Kepada kakak yang tersayang Aysna Laapo Tarip, yang selalu mensupot dan

membantu biaya selama perkuliahan.

12. Kepada Meydelin sandag, Eka , Cornelia, Dandi, dan Kevin, yang selalu

memberikan waktu dan dukungan kepada penulis dalam suka maupun duka.

vi
13. Kepada Septi Bahuwa S.Tr Kep yang telah banyak berkorban waktu dan

tenaga untuk membantu dan mensuport penulis dalam pembuatan Karya

Tulis Ilmiah.

14. Rekan- rekan seperjuangan VERPLEGER angkatan 34 Politeknik Kesehatan

Kemenkes Manado

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih

terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari

pembaca yang sifatnya membangun guna penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua

Manado, 2020

Penulis

Andika

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ............................... i


LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................... Error! Bookmark not defined.
CURRICULUM VITAE ..................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi
ABSTRAK....................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................ 6
METODE PENELITIAN .................................................................................. 6
A. Strategi Pencarian Literature ................................................................. 6
a. Data pencarian ..................................................................................... 6
b. Kata Kunci ........................................................................................... 6
Tabel 1. Kata Kunci Literature Review .............................................................. 6
c. Kriteria Inklusi dan Eksklusi .............................................................. 7
Tabel 2 Format PICOS dalam literature review ............................................... 7
a. Hasil pencarian dan seleksi studi ........................................................ 8
BAB III ............................................................................................................. 10
HASIL DAN ANALISIS .................................................................................. 10
a. Identitas Klien ....................................................................................... 10
b. Prevalensi Laki-laki Dan Perempuan ................................................... 11
c. Prevalensi Luka ..................................................................................... 12
d. Implementasi ............................................................................................ 13
e. Evaluasi ..................................................................................................... 15
BAB IV ............................................................................................................. 38

viii
PEMBAHASAN ............................................................................................... 38
BAB V............................................................................................................... 44
PENUTUP ........................................................................................................ 44
A. Kesimpulan ............................................................................................ 44
B. Saran ...................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 45

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kata Kunci Literature Review………..………………………7

Tabel 2. Format PICOS dalam literature review……………………..8

Tabel 3. Identitas Klien…………………………………………….10

Tabel 4. Prevalensi Laki-laki Dan Perempuan…………………….11

Tabel 5. Prevalesi Luka…………………………………………….12

Tabel 6 .Implementasi……………………………………………...13

Tabel 7. Evaluasi……………………………………….………….15

x
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Pengajuan Judul

2. Lembar Surat Pernyataan Kesediaan Membimbing

3. Lembar Konsultasi Pembimbing I

4. Lembar Konsultasi Pembimbing II

xi
DAFTAR GAMBAR

1. Gangren Ulkus

xii
Andika 2020. Perawatan Luka Dengan Teknik Moist Wound Healing Pasien
Lansia Diabetes Mellitus. (Pembimbing I Jane A. Kolompoy dan Pembimbing
II Semuel Tambuwun).
ABSTRAK

Latar Belakang: Luka diabetes adalah infeksi, ulkus atau kerusakan jaringan
yang lebih dalam yang terkait dengan gangguan neurologis dan vaskuler pada
tungkai. Perawatan luka dikembangkan dengan teknik moderen sesuai standar
Internasional yaitu perawatan luka berbasis lembab Moist Wound Helaning.
Teknik Moist Wound Helaning merupakan teknik penanganan luka dengan cara
menjaga keaadan luka agar tetap lembab sehingga dapat memvasilitasi pergerakan
sel pada luka, serta dapapat mempercepat proses granulasi sebesar 40% daripada
luka dengan keaadaan kering. Sedangkan perawatan konvensional / tradisional
adalah metode perawatan luka yang dilakukan dengan menggunakan balutan luka
berdaya serap kurang dan cairan antiseptic yang sama pada semua jenis luka.
Tujuan: Mampu menganalisis dan membandingkan penatalaksanaan keperawatan
perawatan luka pada lansia dengan teknik Moist Wound Helaning dengan
perawatan tradiasinal terhadap proses penyembuhan luka ulkus diabetikum.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode tinjauan literature melalui review
jurnal mengenai perawatan luka dengan teknik Moist Wound Helaning pasien
lansia diabetes mellitus. Pencarian artikel diakses dari database Google Scholar.
Review dilakukan terhadap 6 askep publikasi yang berkaitan dengan perawatan
luka diabetes mellitus. Hasil: Diketahui proses penyembuhan luka dengan teknik
Moist Wound Healing menggunakan teknik perawatan luka lembab dan tertutup
untuk mempertahankan kelembaban luka dengan menggunakan bahan balutan
penahan kelembaban sehingga menyembuhkan luka, pertumbuhan jaringan dapat
terjadi secara alami. Sedangkan proses penyembuhan luka dengan teknik
tradisional menggunakan metode perawatan luka yang dilakukan dengan
menggunakan balutan luka berdaya serap. Teknik Moist Wound Healing lebih
cepat karena perawatan menggunakan balutan yang lembab dan sedikit longgar.
Sedangkan pada perawatan menggunakan teknik tradisional sedikit lambat
penyembuhanya, dikarenakan perawatan tradisional menggunakan balutan kering
dan balutan yang keras. Kesimpulan: Teknik Moist Wound Healing
menggunakan teknik perawatan luka lembab dan tertutup untuk mempertahankan
kelembaban luka dengan menggunakan bahan balutan penahan kelembaban.
Sedangkan proses penyembuhan luka dengan teknik tradisional menggunakan
metode perawatan luka yang dilakukan dengan menggunakan balutan luka
berdaya serap.

Kata Kunci : Perawatan Luka Dengan Teknik Moist Wound Healing, Lansia,
Diabetes Mellitus.

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah penyakit degeneratif dewasa ini semakin meningkat salah satu

dari penyakit tidak menular yang menjadi prioritas dan target tindak lanjut

pemerintah termasuk penyakit tidak menular Diabetes Mellitus. Jumlah kasus dan

prevalensi Diabetes terus meningkat selama beberapa dekade terakhir. Diabetes

menyebabkan 1,5 juta kematian pada tahun 2012. Gula darah yang lebih tinggi

dari batas maksimum mengakibatkan 2,2 juta kematian, dengan meningkatkan

resiko penyakit kardiovaskular dan lainnya. Empat puluh tiga persen (43%) dari

3,7 juta kematian ini terjadi sebelum usia 70 tahun. Presentase kematian yang

disebabkan penyakit Diabetes Mellitus yang terjadi sebelum usia 70 tahun lebih

tinggi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah di bandingkan

negara-negara berpenghasilan tinggi (WHO Global Report, 2015).

Secara global World Health Organization (WHO) memperkirakan pada

tahun 2030 Diabetes akan menjadi penyebab utama kematian. Pada tahun 2012

penyebab langsung dari 1,5 juta kematian adalah penyakit diabetes. Jumlah

penderita Diabetes pada tahun 1980 yaitu 108 juta dan meninggal menjadi 422

juta pada tahun 2014. Dilihat dari peningkatan jumlah penderita Diabetes tersebut,

maka akan menjadikan INDONESIA menduduki rengking ke-4 dunia setelah

AMERIKA SERIKAT, CHINA, dan INDIA (WHO, 2015).

Prevalensi Diabetes Mellitus pada tahun 2018 berdasarkan diagnosis

dokter, jenis kelamin, dan daerah domisili. Berdasarkan kategori usia, penderita

1
Diabetes Mellitus terbesar berada pada rentang usia 55-64 tahun dan 65-74 tahun.

Selain itu, penderita Diabetes Mellitus di INDONESIA lebih banyak berjenis

kelamin perempuan (1,8%) daripada laki-laki (1,2%). Kemudian untuk daerah

domisili lebih banyak penderita Diabetes Mellitus yang berada di perkotaan

(1,9%) dibandingkan dengan di pedesaan (1,0%).

Berdasarkan diagnosis dokter dan status pendidikan, prevalensi penderita

Diabetes Mellitus tertinggi merupakan tamatan pendidikan setingkat D1/D2/D3/PT,

yang merupakan kategori jenjang pendidikan tertinggi pada hasil Riskesdas 2018.

Untuk status pekerjaan yang paling banyak mengidap Diabetes Mellitus berstatus

PNS/TNI/Polri/ BUMN/BUMD (Riskesdas, 2018).

Provinsi Sulawesi Utara merupakan salah satu provinsi dengan jumlah

kasusus diabetes mellitus yang cukup tinggi. Kejadian Diabetes Mellitus yang

diperoleh dari data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, menunjukan bahwa

jumlah kasusu Diabetes Mellitus terus meningkat. Pada tahun 2015 jumlah kasus

Diabetes Mellitius yaitu 3652 kasus dan mengalami peningkatan pada tahun 2016

dengan jumlah 5083 kasus. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota

Manado, didapatkan bahwa jumlah kasus Diabetes Mellitus pada tahun 2015 yaitu

2756 kasus dan meningkat pada tahun 2016 dengan jimlah 3496 kasus (Dinas

Provinsi Sulawesi Utara, 2016).

Luka Diabetes adalah infeksi ulkus atau kerusakan jaringan yang lebih

dalam yang terkait dengan gangguan neurologis dan vaskuler pada tungkai

(Black, 2009). Komplikasi yang banyak ditakutkan oleh banyakan orang adalah

timbulnya luka pada daerah ekstermitas baik atas maupun bawah. Oleh karena itu,

2
digunakan salah satu metode untuk mengatasi hal tersebut dengan menggunakan

perawatan Moist Wound Helaning untuk mempertahankan kelembaban luka

dengan menggunakan balutan penahan kelembaban, sehingga penyembuhan luka

dan pertumbuhan jaringan dapat terjadi secara alami.

Menurut Lutfi Wahyuni (2017), mendapatkan masalah kerusakan ulkus

diabetikum. Perawatan luka di kembangkan dengan teknik moderen sesuai standar

Internasional yaitu perawatan luka berbasis lembab biasa dikenal dengan Moist

Wound Helaning. Dan peneliti melakukan cara perawatan pada luka ulkus

diabetikum mengunakan cara Moist Wound Helaning. Perawatan luka di

kembangkan dengan teknik Moist Wound Helaning sesuai standar Internasional

yaitu perawatan luka berbasis lembab.

Teknik Moist Wound Helaning merupakan teknik penanganan luka dengan

cara menjaga keaadan luka agar tetap lembab sehingga dapat memvasilitasi

pergerakan sel pada luka, serta dapapat mempercepat proses granulasi sebesar

40% daripada luka dengan keaadaan kering (Koutoukidis & Lawrene, 2009).

Sedangkan perawatan konvensional / tradisional adalah metode perawatan

luka yang dilakukan dengan menggunakan balutan luka berdaya serap kurang dan

cairan antiseptic yang sama pada semua jenis luka (Maryunani, 2013).

Menurut Ratna Devi (2019), menemui masalah pada klien dengan

kerusakan integritas kulit, dan peneliti melakukan tindakan keperawatan luka

modern dressing secara langsung dan langsung di observasi oleh peneliti.

Menurut Wula (2014), melakukan perawatan pada Diabetes mellitus

dengan melibatkan keluarga. Dan peneliti menggunakan teknik studi

3
fenomenologi deskriptif yang objek, dimana peneliti mengeksplorasi secara

mendalam peran keluarga dalam merawat klien Diabetes di rumah. Pendekatan

dilakukan secara empathic neutrality.

Menurut Koutoukidis dan Lawrence (2009), teknik Moist Wound Helaning

merupakan teknik penanganan luka dengan cara menjaga keaadan luka agar tetap

lembab sehingga dapat memfasilitasi pergerakan sel pada luka, serta dapat

mempercepat proses granulasi sebesar 40% dari pada luka dengan keadaan kering.

Menurut Morison (2009), manajemen perawatan luka dengan pengobatan luka

Diabetes masi beraneka ragam di antaranya penggunaan Nacl, Metronidazele,

sofratule, dan Madu. Madu telah digunakan sebagai obat alami untuk berbagai

penyembuhan penyakit sejak ribuan tahun yang lalu (Mwipatayi et al, 2012).

Yapuca et al (2009), menyebutkan bahwa madu dapat mempercepat proses

penyembuhan luka.

Berdasarkan data diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti

menggunakan pendekatan study literature tentang: Perawatan luka teknik Moist

Wound Helaning pasien lansia Diabetes Mellitus

4
B. Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh keperawatan pada lansia dengan pendekatan

perawatan luka teknik Moist Wound Helaning terhadap proses penyembuhan luka

ulkus diabetikum.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mampu menganalisis dan membandingkan penatalaksanaan keperawatan

perawatan luka pada lansia dengan teknik Moist Wound Helaning dengan

perawatan tradisional terhadap proses penyembuhan luka ulkus diabetikum.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui perbedaan proses penyembuhan luka dengan teknik Moist

Wound Helaning dengan tradisional.

b. Mengetahui lama perawatan luka dengan teknik Moist Wound Helaning

dengan tradisional.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Menjadi bahan untuk pengembangan penelitian selanjutnya terkait dengan

penerapan perawatan luka dengan teknik Moist Wound Helaning, dan

tradisional.

2. Institusi Pendidikan

Sebagai bahan atau sumber pengembangan mata kuliah yang terkait

dengan Asuhan Keperawatan dengan penatalaksanaan perawatan ulkus

diabetikum.

5
BAB II

METODE PENELITIAN

A. Strategi Pencarian Literature

a. Data pencarian

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melakukan pencarian

literarure yang dilakukan pada bulan juni 2020 yang berkaitan dengan topik

penelitian melalui cara mengumpulkan sumber kepustakaan baik berupa buku

maupun penjelajahan pada media internet setelah melalui tahapan selection.

Data yang digunakan peneliti adalah data sekunder, bukan dari

pengamatan langsung, akan tetapi dari hasil penelitian yang dilakukan oleh

peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang didapat berupa artikel atau jurnal

nasional dengan tema yang sudah ditentukan dengan topik dilakukan

menggunakan database melalui Google scholar.

b. Kata Kunci

The literature search was performed with four froups of keywords based

on Medical Subject Heading (MeSH) and combined with Boolean operators AND,

OR and NOT.

Tabel 1. Kata Kunci Literature Review


Asuhan Keperawatan Ulkus diabetikum Lansia
OR OR OR
Nurse Care Perawatan Luka Elderly
OR
Moist Wound Healning

6
c. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan PICOS

framework yang terdiri dari:

1. Population/problem yaitu populasi atau masalah yang akan di analisis

sesuai dengna tema yang sudah ditentukan dalam literature review.

2. Intervension yaitu suatu tindakan pelaksanaan terhadap kasus

perorangan serta pemaparan tentang pelaksanaan studi sesuai dengan

tema yang sudah ditentuka dalam literature review.

3. Comparation yaitu intervensi atau penatalaksanaan lain yang digunakan

sebagai pembanding,

4. Outcome yaitu hasil yang diperoleh pada studi terdahulu sesuai dengan

tema yang sudah diperoleh pada studi terdahulu yang sesuai dengan

tema dalam literature review.

5. Study design yaitu desain penelitian yang digunakan dalam artikel yang

akan di review asuhan keperawatan.

Tabel 2 Format PICOS dalam literature review


Kriteria(PICOS) Inclussion Exclusion
Lansia Umur 50- 78 Lansia umur 40-45
Populasi
tahun tahun
 Perawatan luka  Intervensi non
menggunakan teknik perawatan luka
moist wound healing menggunakan teknik
Intervensi  Perawatan luka moist wound healing
menggunakan teknik  Intervensi non
tradisional perawatan luka
 Lama perawatan Luka menggunakan teknik
tradisional
Perawatan luka modern Non perawatan luka
Pembanding
dan tradisional. modern dan

7
tradisional.
Perbedaan perawatan Perbedaan perawatan
Hasil luka moist wound healing luka non moist wound
dan tradisional healing dan tradisional
Desain studi Deskriptif dan kualitatif Kuantitatif
Tahun studi pre 2019 Post 2019
Bahasa English, INDONESIA Language other
English and
INDONESIA

B. Seleksi Studi Dan Penilaian Kualitas


a. Hasil pencarian dan seleksi studi

Berdasarkan hasil penelitian pencarian literature melalui publikasi di 1

database, peneliti mendapatkan 8 literatur review. Yang sesuai dengan kata

kunci tersebut. Hasil pencarian yang sudah didapatkan kemudian di periksa

duplikasi, di dapatkan terdapat 2 artikel yang datanya tidak sesuai dengan data

yang dibutuhkan oleh penulis sehinggah di keluarkan dan tersisa 6 artikel,

peneliti kemudian melakukan skrining berdasarkan judul (n: 6) yang disesuaikan

dengan tema literature review, assessment yang dilakukan berdasarkan

kelayakan terhadap kriteria inklusi dan eksklusi di dapatkan sebanyak 6 artikel

yang bisa digunakan dalam literature review.

C. Grade Ulkus Menurut Wagne

8
D. Keterangan

1. Grade 0: Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh disertai pembentukan

ulkus

2. Grade 1 :Ulkus superfisial terbatas pada kulit.

3. Grade 2 :Ulkus dalam dan menembus tendon dan tulang.

4. Grade 3 : Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis..

5. Grade 4 :Gangren pada bagian distal kaki dengan atau tanpa Selullitus.

6. Grade 5 :Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai bawah

9
BAB III

HASIL DAN ANALISIS

Penyajian hasil literature dalam penulisan KTI ( Karya Tulis Ilmiah) memuat hasil masing artikel yang terpilih dalam bentuk

tabel. Tabel hasil pencarian, tabel yang sesuai dengan tema, penjelasan tabel, rangkuman temuan.

a. Identitas Klien
Tabel 3 Identitas Klien
Klien 1 Klien 2 Klien 3 Klien 4 Klien 5 Klien 6
Identitas Klien Oleh Randi Oleh Bella Oleh Nita Oleh Oleh Sonya Oleh Heni
Desmawati (2019) Andini (2019) Murdiana(2017) SintiaYunita Kristina (2019) Susilowati
(2019) (2019)
Nama Ny. M Ny. E Ny. R Ny. A Ny. W Tn.S
Umur 60 Th 3 Bulan 50 Tahun 61 Tahun 78 Tahun 53 Tahun 51 tahun
Jenis kelamin Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki
Statusperkawinan Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah
Agama Islam Islam Islam Islam Islam Islam
Suku Minang Minang Jawa Jawa Kaili Jawa
Pendidikan Sarjana SMA SD SD SMA SMA
Pekerjaan Guru IRT IRT IRT Swasta Kariawan,swasta
Alamat Sungayang, Padang Panjang Batu Putih Batu Putih Jln. Beringgin Mertoyudan
Batusangkar Barat Jatirejo Lekok Jatirejo Lekok magelang
Pasuruan Pasuruan

10
Hasil analisis tabel 3: Terdapat 6 klien dengan rentang umur 50-78 tahun. Terdiri dari 5 klien perempuan dan 1 klien laki-laki

dengan tempat tinggal berbeda-beda, dan dari 6 klien terdapat 3 berpendidikan SMA, 2 SD dan 1 Sarjana.

b. Prevalensi Laki-laki Dan Perempuan


Tabel 4 Perfalensi Laki-laki Dan Perempuan

Nama Umur Jenis kelamin Jenis Perawatan luka Jumlah Pasien

Perawatan luka ulkus diabetikum dengan Moist Wound


Ny.M 60 Tahun Perempuan
Healing
Analisis Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus Dalam Perempuan: 5
Ny, E 50 Tahun Perempuan
Penerapan Modern Dressing
Ny, R 61 Tahun Perempuan Perawatan Luka dengan menggunakan Madu Laki-Laki: 1
Ny, A 78 Tahun Perempuan Perawatan luka dengan Nacl dan kasa basah dan kering
Ny. W 53 Tahun Perempuan Perawatan luka menggunakan betadin.
Asuhan keperawatan Diabetes Mellitus dengan
Tn, S 51 Tahun Laki-laki
mengaplikasikan aleo propolis cream

Hasil Analisis tabel 4: Teridentifikasi jenis masalah yang berbeda-beda dari ke enam klien tersebut diantaranya adalah Perawatan

luka ulkus diabetikum dengan Moist Wound Healing, Analisis Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus

Dalam Penerapan Modern Dressing, Perawatan Luka dengan menggunakan madu , Perawatan luka dengan

11
Nacl, kasa basah dan kering, Perawatan luka menggunakan betadin, Asuhan keperawatan Diabetes Mellitus

dengan mengaplikasikan aleo propolis cream.

c. Prevalensi Luka
Tabel 5 Prevalesi Luka

No Nama Lebar Luka Panjang Luka Kedalaman Luka


1 Ny. M ± 7 cm ± 10 cm ± 1, 5 cm
2 Ny. E ± 3 cm (Diameter) ± 1 cm
3 Ny. R ± 5 cm (Diameter) ± 2 cm
4 Ny. A ± 2, 0 cm ± 3, 2 cm
5 Ny. W ± 7 cm ± 0,4 cm
Luka 1: ± 7 cm Luka 1: ± 3 cm
6 Tn. S Luka 2: ±2 cm Luka 2: ± 2 cm ± 3 cm
Luka 3: ± 3 cm Luka 3: ± 3 cm

Hasil analisa tabel 5: Berdasarkan hasil study literature terdapat 6 klen yang memiliki ukuran luka paling panjang adalah

pasien 1, ± 10 cm. paling lebar adalah pasien 5, ± 7 cm, sedangkan luka yang paling dalam adalah

pasien 6, ± 3 cm Dari prevalensi di atas di dapatkan masalah kerusakan integritas kulit.

12
d. Implementasi
Tabel 6 Implementasi

NO Nama Pasien Imlementasi Kategori Luka

1. Menganjurkan pasien untuk menjaga kebersihan


kulit agar tetap bersih dan kering.
2. mengoleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah
yang tertekan yaitu pada telapak kaki pasien.
3. mengobservasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman
luka, karakteristik, warna cairan, granulasi, jaringan
nekrotik, tanda-tanda infeksi lokal.
4. Membersihkan luka /ulkus pasien dengan metode
Moist Wound Helaning dengan cara setelah
1. Ny . M Perawatan Luka Moderen
membersihkan luka, kemudian dioleskan
hydroaktive gel yaitu Cultimate gel pada area per
mukaan luka di bagian punggung kaki kiri serta pada
area yang memiliki jaringan nekrotik dan juga di
bagian telapak kaki yang berlubang.
5. Mempertahankan teknik aseptik/steril dalam
melakukan perawatan luka pasien.
6. Mengatur posisi pasien untuk mengurangi tekanan
pada luka dengan memberi pengganjal pada kaki.
1. Menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan
kering.
2. Ny. E 2. Memonitori kulit akan adanya kemerahan. Perawatan Luka Moderen
3. Mengoleskan lotion atau minyak baby oil pada

13
daerah punggung dan bokong.
4. mengobservasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman
luka, karakteristik,warna cairan, granulasi, jaringan
nekrotik, tanda-tanda infeksi lokal, formasi traktus.
melakukan perawatan luka dengan teknik Modern
Dressing
1. Mengkaji kondisi luka pada telapak kaki.
3. Ny. R 2. Melakukan perawatan luka dengan prinsip steril Perawatan Luka Tradisional
dengan menggunakan madu.
1. Pada saat melakukan perawatan luka, perawat tidak
menggunakan teknik steril tetapi menggunakan
teknik bersih hanya saja alat yang digunakan untuk
perawatan luka steril.
2. Perawat tidak menggunakan satu kassa untuk satu
4. Ny. A kali usapan Perawatan Luka Moderen
3. Perawat tidak membersihkan luka dari area yang
kurang terkontaminasi ke area yang terkontaminasi
4. Menggunakan NaCl untuk membersihkan luka
pasien.
5. Menutup luka dengan kassa basah dan kassa kering.
1. Melakukan rawat luka dengan menggunakan
5. Ny. W betadin. Perawatan Luka Tradisional
1. Memonitiri karateristik luka.
6. Tn.S 2. Melakukan perawatan luka. Perawatan Luka Tradisional
3. Mengaplikasikan aloe propolis cream ±5 mg merata
diseluruh permukaan luka

14
e. Evaluasi
Tabel 7. Evaluasi

Pasien 1
Pasien Hari Evaluasi kesimpulan
1. Tampak lebar luka ± 7 cm dan panjang luka ± 10 cm dengan Pada klien 1 di dapatkan lebar luka
kedalaman 1,5 cm. ± 7 cm, panjang luka ± 10 cm, dan
2. Tampak telapak kaki berlubang dengan kedalaman ± 1,5 cm, kedalaman ± 1,5 cm, dan warna
3. Setelah diakukan perawatan luka tampak pus berwarna kulit di sekitar luka mengalami
Hari pertama
kekuningan mulai berkurang dan terdapat jaringan nekrotik kemerahan, luka tampak
Hari kedua
pada ulkus serta di sekeiling telapak kaki yang berlubang. mengeluarkan cairan. Dan di
4. Tmpak jari kedua sudah mengalami ganggren. lakukan perawatan luka selama 4
5. Warna kulit sekitar luka tampak kemerahan. hari. Dan setelah di lakukan
6. Tampak luka masih mengeluarkan cairan dan berbau perawatan selama 4 hari keadan
1. Tampak lebar luka ± 7 cm dan panjang luka ± 10 cm dengan luka mengalami perubahan pada
kedalaman 1,5 cm perawatan terakhir, pus warna
P1
2. Tampak telapak kaki berlubang dengan kedalaman ± 1,5 cm. kuning mulai kurang, warna
3. Setelah diakukan perawatan luka tampak pus berwarna kemerahan mulai kurang, luka tidak
kekuningan mulai berkurang meluas, lebar luka ± 7 cm, panjang
4. Tampak jaringan nekrotik pada ulkus serta di sekeiling luka ± 10 cm, dan kedalaman ± 1,5
Hari kedua telapak kaki yang berlubang sudahmulai melunak dan dapat cm.
diangkat.
5. Tampak jari kedua yang sudah mengalami ganggren tidak
meluas
6. Warna kulit sekitar luka tampak masih kemerahan
7. Tampak cairan dan bau mulai berkurang
8. Kulit disekitar ulkus tampak masih berwarna kemerahan.

15
1. Tampak cairan mulai berkurang.
2. Tampak luka tidak meluas dengan lebar luka ± 7 cm dan
panjang luka ± 10 cm dengan kedalaman 1,5 cm.
3. Tampak telapak kaki berlubang dengan kedalaman ± 1,5 cm.
4. Setelah diakukan perawatan luka tampak pus berwarna
kekuningan mulai berkurang.
Hari ketiga 5. Tampak jaringan nekrotik pada ulkus serta di sekeiling
telapak kaki yang berlubang sudah diangkat semua
6. Tampak jari kedua yang sudah mengalami ganggren tidak
meluas
7. Warna kemerahan pada kulit disekitar luka mulai berkurang.
8. Tampak cairan dan bau mulai berkuran.
1. Luka tidak meluas.
2. Lebar luka ± 7 cm.
Hari ke 3. Panjang luka ± 10 cm.
empat 4. Kedalaman 1,5 cm.
5. Pus warna kuning mulain kurang.
6. Warna kemerahan mulai kurang.

Pasien 2

Pasien Hari Evaluasi kesimpulan


1. Tampak ada luka ulkus pada punggung tangan kiri Pada klien 2 di dapatkan diameter luka ± 3
arah ibu jari dengan diameter ± 3 Cm dengan Cm, dan kedalaman ± 1 cm, dan luka
P2 Hari pertama kedalaman ± 1 Cm tampak basah ada pus,luka terpasang
2. Luka tampak masih basah, ada pus, tidak ada nekrotik perban dan tampak ada cairan pus pada
3. luka tampak terpasang perban dan kondisi perban perban. Dan di lakukan perawatan luka

16
basah tampak cairan pus pada perban. selama 4 hari. Dan setelah di lakukan
4. tampak palpebra sebelah kiri ada abses dan pada perawatan selama 4 hari keadan luka
batang hidung ada abses mengalami sedikit perubahan pada
5. abses tampak ada pus dan basah, tidak ada terpasang perawatan terakhir, Tampak ada luka ulkus
perban. pada punggung tangan kiri arah ibu jari,
1. Tampak ada luka ulkus pada punggung tangan kiri luka tampak masih ada nanah, tetapi tidak
arah ibu jari dengan diameter ± 3 cm dengan banayak. luka tampak terpasang perban
kedalaman ± 1 cm. dan kondisi perban bersih, udah tampak
2. Luka tampak masih basah, ada pus tapi sudah melai inflamasi pada jaringan disekitar luka.
berkurang, tidak ada nekrotik.
3. Jaringan sekirat luka sudah tampak ada inflamasi.
Hari kedua
4. Luka tampak terpasang perban dan kondisi perban
tamapk sedikit basah.
5. Tampak palpebra sebelah kiri ada abses dan pada
batang hidung ada abses.
6. Abses tampak ada pus dan basah, tidak ada terpasang
perban.
1. Tampak ada luka ulkus pada punggung tangan kiri
arah ibu jari.
2. Luka tampak masih ada nanah, tetapi tidak banayak.
3. Luka tampak terpasang perban dan kondisi perban
bersih.
Hari Ketiga
4. Udah tampak inflamasi pada jaringan disekitar luka.
5. Tampak palpebra sebelah kiri ada abses dan pada
batang hidung ada abses.
6. Abses tampak tidak ada nanah, tidak ada terpasang
perban

17
1. Tampak ada luka ulkus pada punggung tangan kiri
arah ibu jari.
Hari 2. Luka tampak masih ada nanah, tetapi tidak banayak.
Keempat 3. Luka tampak terpasang perban dan kondisi perban
bersih.
4. Udah tampak inflamasi pada jaringan disekitar luka.

Pasien 3

Pasien Hari Evaluasi kesimpulan


Terdapat luka diekstermitas kiri telapak kaki, Pada klien 3 di dapatkan diameter luka ± 5 cm,
diameter luka ± 5 cm, kedalaman luka ± 2 cm luka kedalaman luka ± 2 cm, luka tampak basah,
Hari pertama
tampak basah, daerah sekitar luka tampak kotor, daerah disekitar luka tampak kotor terdapat
terdapat jaringan nekrotik berwarnah putih. jaringan nekrotik berwarna putih. Dan di
Luka di kaki tampak bersih, balutan luka kering, lakukan perawatan luka selama 3 hari. Dan
Hari kedua
P3 luka tampak kemerahan. setelah di lakukan perawatan selama 3 hari
Luka tampak bersih, kedalaman luka ± 1cm, luka keadan luka mengalami perubahan pada
terdapat kemerahan, luka tampak kering, tidak perawatan terakhir, luka tampak bersih,
Hari Ketiga lembab masi ada jaringan nekrotik berwarnah putih kedalaman luka berkurang ± 1cm, namun luka
di sekitar luka. masi terdapat kemerahan dan masi ada jaringan
nekrotik berwarna putih di sekitar luka.

18
Pasien 4

Pasien Hari Evaluasi kesimpulan


1. Terdapat luka pada kaki sebelah kanan. Pada klien 4 di dapatkan panjang luka ± 3, 2
2. Panjang ± 3, 2 cm, lebar ± 2, 0cm. cm, lebar luka ± 2, 0 cm . Dan di lakukan
3. Tidak terdapat gua. perawatan luka selama 5 hari. Dan setelah di
4. Luka berwarna kemerahan. lakukan perawatan selama 5 hari keadan
5. Batasan tepi luka terlihat menyatu dengan dasar luka masi sesuai sama dengan keadaan
Hari Pertama luka. sebelumnya, panjang ± 3, 2cm, lebar ± 2, 0
6. Tidak terdapat jaringan nekrotik. cm, namun tidak terdapat gua, luka masi
7. Tidak terdapat eksudat, luka tampak lembab. berwarna merah terang, permukaan luka
8. Warna kulit sekitar luka berwarna kemerahan. tertutup jaringan nekrotik < 25%,masih
9. Tidak ada pembengkakan. terdapat darah yang membasahi balutan <
10. Tidak ada jaringan granulasi. 25% luka tampak lembab.
Pasien 4 1. Keadaan luka masih sama dengan hari pertama.
2. panjang ± 3, 2 cm, lebar ± 2, 0cm.
3. Tidak terdapat gua.
4. Luka berwarna kemerahan.
5. Batasan tepi luka terlihat menyatu dengan dasar
luka.
Hari kedua
6. Tidak terdapat jaringan nekrotik.
7. Tidak perdapat eksudat.
8. Luka tampak lembab.
9. Warna kulit sekitar luka berwarna kemerahan.
10. Tidak ada pembengkakan.
11. Tidak ada jaringan granulasi

19
1. Keadaan luka masih sama dengan hari
sebelumnya
2. Panjang ± 3, 2cm, lebar ± 2, 0cm
3. Tidak terdapat gua
4. Luka berwarna kemerahan
5. Batasan tepi luka terlihat menyatu dengan dasar
Hari ketiga luka.
6. Tidak terdapat jaringan nekrotik.
7. Tidak terdapat eksudat.
8. Luka tampak lembab.
9. Warna kulit sekitar luka berwarna kemerahan.
10. Tidak ada pembengkakan.
11. Tidak ada jaringan granulasi
1. panjang ± 3, 2cm, lebar ± 2, 0cm
2. Tidak terdapat gua
3. Luka berwarna merah terang
4. Batasan tepi luka terlihat menyatu dengan
dasar luka.
5. permukaan luka tertutup jaringan nekrotik
Hari keempat <25%.
6. Terdapat darah yang membasahi balutan < 25%
7. Luka tampak lembab.
8. Warna kulit sekitar luka warna kulit normal.
9. Tidak ada pembengkakan dan tidak terdapat
jaringan granulasi
1. keadaan luka masih sesuai dengan sebelumnya.
Hari kelima 2. panjang ± 3, 2cm, lebar ± 2, 0cm.
3. Tidak terdapat gua.

20
4. Luka berwarna merah terang.
5. Batasan tepi luka terlihat menyatu dengan dasar
luka.
6. permukaan luka tertutup jaringan nekrotik <
25%.
7. Terdapat darah yang membasahi balutan < 25%.
8. Luka tampak lembab.
9. Warna kulit sekitar luka normal
10. Tidak ada pembengkakan
11. Tidak terdapat jaringan granulasi

Pasien 5
Pasien Hari Evaluasi kesimpulan

1. Klien terdapat luka Pada klien 5 di dapatkan panjang luka ± 2 cm,


2. Luka pada kaki kiri bagian dalam ±2 cm diatas lebar luka ± 7 cm, kedalaman 0,4 cm. Dan di
mata kaki lakukan perawatan luka selama 3 hari. Dan
Hai pertama
3. Kedalaman ±0,4cm. Lebar luka : ±7cm setelah di lakukan perawatan selama 3 hari
4. Tterdapat pus. keadan luka sedikit membaik kasa pada luka
5. Berwarna kemerahan klien tampak bersih, luka masi berwarna
Pasien 5 1. luka pada kaki kiri bagian dalam ±2 cm diatas merah, namun pus tidak ada.
mata kaki.
2. Berwarna lebih merah kehitaman.
Hari kedua 3. Kedalaman ±0,4cm.
4. Lebar luka : ±7cm.
5. Luka tampak mengeluarkan pus saat dilakukan
rawat luka

21
1. Kassa pada luka klien tampak bersih dan tidak
basah.
Hari ketiga 2. Luka klien berwarna kemerahan.
3. Tidak terdapat pus

Pasien 6
Pasien Hari Evaluasi kesimpulan
Kondisi luka sedikit berbau dan terdapat 3 luka Pada klien 6 di dapatkan 3 luka pada kaki kiri,
Diabetes Mellitus disamping kaki kirinya ukuran ukuran luka petma,7x3 cm, luka kedua 2x2 cm,
Hari pertama luka pertama 7x3 cm, kedua 2x2 cm, ketiga 3x3 ketiga 3x3 cm.terdapat luka nekrosis pada luka
cm, terdapat jaringan nekrosis pada luka pertama < 25 % dari dasar luka pertama,luka ke
pertama < 25 % dari dasar luka pertama, luka tiga < 25 % dari dasar luka,terdapat edema pada
kedua tidak tampak, luka ketiga < 25 % dari luka ketiga, perawatan luka di lakukan selama
dasar luka, terdapat edema pada luka ke tiga dan 10 hari. Dan pada perawatan kempat luka kedua
terdapat eksudat dengan tipe serous jumlah suda mulai membaik, jaringan glumerus suda
eksudate sedikit. 100%. Dan pada luka pertama ada perubahan
Kondisi luka sudah ada perkembangan sedikit 4x3,luka kedua 2x2 dari luka sebelumya.
Pasien 6 dengan ukuran luka kedua 1x1 cm, dan ada
pengerasan jaringan tepi luka pertama dan
Hari Kedua kedua < 2 cm di sebagian kecil sekitar luka,
luka kedua ada jaringan granulasi terang 50 %
jaringan granulasi, dan epitelisasi luka kedua 50
% - 75 %.
kondisi lukanya masih sedikit berbau, namun
ada perkembangan pada luas luka yang kedua
Hari ketiga yaitu 0,5 cm, luka semakin baik dan jaringan
granulasi mulai muncul.

22
Kondisi luka, luas luka yang kedua sudah
menutup, pengerasan jaringan pada luka ke dua
Hari keempat yaitu pengerasan diseluruh tepi luka, jaringan
granulasi luka kedua terang 100 %, epitelisasi
luka kedua sudah 100 %.
Perkembangan pada luka pertama yaitu
Hari kelima pengerasan jaringan tepi luka pertama 2-4 cm
menyebar < 50 % ditepi jaringan.
Luas luka pertama 6x3 cm, ketiga 3x2 cm dan
Hari keenam luka kedua sudah menutup, total skor luka
pertama 34, luka kedua 20, luka ketiga 34.
Luka sudah tidak berbau, luas luka pertama 5x3
cm, luka ketiga sudah tidak ada eksudat,
jaringan edema luka pertama, kedua , dan ketiga
no swelling/edema, pengerasan jaringan tepi
Hari ketuju
luka 2-4 cm menyebar > 50 % ditepi luka,
jaringan granulasi luka pertama terang 50 % dan
epitelisasi 2550 %, total skor luka pertama 31,
luka kedua 20, luka ketiga 28.
Balutan luka sudah diganti, luas luka pertama
4x3 cm, tepi luka yang ketiga jelas, tidak
Hari kedelapan
menyatu dengan dasar luka, total skor luka
pertama 30, luka kedua 20, luka ketiga 28.
Perkembangan lukanya, pengerasan luka pertama
Hari jaringan tepi > 4 cm di seluruh tepi luka,
kesembilan granulasi baik, total skor luka pertama 30, luka
kedua 20, luka ketiga 28.

23
Luka tidak berbau, luas luka pertama 4x3 cm,
luas luka ketiga 2x2 cm, pengerasan jaringan
tepi luka pertama > 4 cm di seluruh tepi luka,
luka kedua pengerasan tidak ada, luka ketiga
pngerasan < 2 cm disebagian kecil sekitar luka,
Hari kesepuluh jaringan granulasi luka pertama terang 50 %
jaringan granulasi, luka ke dua terang 100 %,
luka ke tiga 25 %, epitelisasi luka pertama yaitu
75 % - 100 %, luka ke tiga 25 % - 50 %, total
skor luka pertama 28, luka kedua 20, luka ketiga
27.

24
BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis study literatur terdapat 6 klien dengan rentang

umur 50-78 tahun. Terdiri dari 5 klien perempuan dan 1 klien laki-laki dengan

tempat tinggal dan status pendidikan yang berbeda-beda. Tiga dari enam klien

paling banyak berpendidikan SMA . Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari

Alloreung D. (2016), yaitu terdapat hubungan antara umur dengan kejadian

Diabetes Mellitus tipe 2, terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian

Diabetes Mellitus tipe 2, dan tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan

dengan kejadian Diabetes Mellitus tipe 2. Hal ini juga sesuai dengan penelitian

sebelumnya yang di lakukan oleh Kekenus J, dkk (2013), bahwa orang yang

berumur >45 tahun 8x lebih beresiko menderita Diabetes Mellitus tipe 2

dibandingan dengan orang yang berumur <45 tahun.

Analisis selanjutnya dari Agista D. Permadani (2017), yaitu ada hubungan

tingkat pengetahuan tentang ulkus kaki diabetik dengan pencegahan terjadinya

ulkus kaki diabetic bahwa, pemahaman dan menejemen secara mandiri oleh

pasien sedini mungkin adalah cara terbaik untuk pencegahan ulkus kaki diabetic.

Berdasarkan data di atas maka peneliti berpendapat bahwa umur dan jenis kelamin

mempunyai hubungan dengan Diabetes Mellitus tipe 2, serta untuk mendapatkan

hasil perawatan Luka Moist Wound Healing di perlukan perubahan perilaku,

perlu dilakukan edukasi kepada pasien dan keluarga untuk meningkatkan

pengetahuan dan motivasi.

38
Luka diabetic adalah luka yang terjadi pada pasien diabetic yang

melibatkan gangguan pada saraf peripheral dan autonomik. Menurut Suryadi

(2004), hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya dari Lede.J.M dkk (2018),

yaitu terdapat pengaruh kadar gula terhadap lama penyembuhan luka. Diabetes

Mellitus semakin tinggi kadar gula darah maka semakin lama proses

penyembuhan luka pada Diabetes Mellitus. kadar gula darah sangat

mempengaruhi proses penyembuhan luka Diabetes Mellitus. Hal ini sejalan

dengan penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Era D Kale dan Emilia E.

Akoit (2015), tentang Analisis Resiko Luka Kaki Diabetik pada penderita

Diabetes Mellitus di dapatkan hasil yaitu sebagian besar penderita Diabetes

Mellitus memiliki resiko untuk mengalami resiko ulkus kaki diabetic, namun ada

yang beresiko sedang bahkan beresiko tinggi. Oleh karena itu pendidikan

kesehatan tentang perawatan kaki perlu diberikan dan diingatkan sehingga

pencegahan terjadinya luka di kaki luka diabetic menjadi lebih optimal.

Berdasarkan hasil study literature didapatkah hasil: teridentifikasi jenis

perawatan luka yang berbeda-beda dari ke enam klien tersebut diantaranya

adalah: Perawatan luka ulkus diabetikum dengan Moist Wound Healing, Analisis

Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus Dalam Penerapan Modern Dressing,

Perawatan Luka menggunakan aloe propolis cream pada pasien dengan

kerusakan intergritas kulit, Perawatan luka dengan Nacl dan kasa basah dan

kering, Perawatan luka menggunakan betadin, Perawatan luka menggunakan

madu.

39
Berdasarkan hasil study literature didapatkan perawatan luka

menggunakan metode yang berbeda beda diantaranya perawatan luka Moist

Wound Healing dan tradisional. Pada perawatan luka Moist Wound Healing

dengan cara membersikan luka menggunakan salep hydroaktive gel, dan

menggunakan balutan luka yang tidak terlalu kuat. Sedangkan pada perawatan

tradisional menggunakan obat obat herbal seperti madu dan jenis obat herbal

lainya.

Berdasarkan hasil study literature didapatkan hasil implementasi dari ke

enam klien yang berbeda-beda, perawatan luka Moist Wound Helaning

menggunakan prosedur perawatan diantaranya adalah mengoleskan minyak lation

atau bayi oil pada darah yang terkena telapak kaki pasin, mebersikan luka/ ulkus

dengan menggunakan Moist Wound Helaning, mengoleskan hydroaktive gel yaitu

Cultimate gel dan mempertahankan aseptic perawatan luka steril (ps 1).

Perawatan luka dengan teknik modern dersing menggunakan prosedur perawatan

diantaranya adalah mengoleskan baby oil pada daerah punggung, lalu merawat

luka dengan teknik moderen dersing (ps 2). Perawatan luka dengan madu,

menggunakan prosedur diantaranya adalah mengoleskan madu pada area luka (ps

3).

perawatan luka dengan Nacl dan kasa basa dan kasa kering, menggunakan

prosedur diantaranya adalah: mencuci luka dengan Nacl, kemudian tutup luka

menggunakan kasa kering (ps 4). perawatan luka dengan betadian, menggunakan

prosedur diantaranya adalah: mencuci luka menggunakan Nacl, lalu mengoleskan

betadin (ps 5). perawatan luka dengan teknik Aleo propolis cream menggunakan

40
prosedur diantaranya: mengoleskan aleo propolis cream ± 5 mg merata diseluruh

permukaan luka (ps 6).

Berdasarkan hasil study literature bahwa umumnya dari kasus luka yang

didapatkan di daerah kaki. pasien satu, tiga, empat, lima dan enam, memiliki

posisi luka yang sama dikaki,sebelah kiri, sedangkan pada pasien 2 mengalami

luka diatas punggung tangan kiri.

Berdasarkan hasil study literature didapatkan hasil evaluasi dari 6 klien

diantaranya pada pasien satu dilakukan perawatan selama 4 hari dan mengalami

perubahan pada pus yang berwarna kuning berkurang, warna kemerahan

berkurang, namun luka tidak mengalami perubahan. Pada pasien dua dilakukan

perawatan selama 4 hari, dan luka mengalami sedikit perubahan, tampak suda ada

inflamasi jaringan pada sekitar luka, perban luka tampak bersih. Pada pasien tiga

dilakukan perawatan selama 3 hari, dan mengalami perubahan pada ukuran luka,

luka sebelumnya kedalaman ± 2 cm, setelah dilakukan perawatan selama 3 hari

kini kedalaman berkurang ± 1 cm.

Pasien empat dilakukan perawatan selama 5 hari, namun ukuran luka tidak

mengalami perubahan. Pasien lima dilakukan perawatan selama 3 hari, keadaan

luka sedikit membaik, namun luka masi merah. Pasien enam memiliki 3 luka di

tempat yg berbeda beda, dan dilakukan perawatan selam 10 hari, dan pada

perawatan hari keempat luka yang kedua suda membaik 100%. Sedangkan pada

luka pertama dan ketiga masi ada.

Berdasarkan hasil literature didapatkan lamanya perawatan luka yang

berbeda-beda diantaranya adalah: klien 1,2,4, menggunakan teknik Moist Wound

41
Helaning, dengan lama perawatan pasien 1dan 2 dilakukan perawatan selam 4

hari dan luka ada perubahan, sedangkan pada pasien 4 dilakukan perawatan

selama 5 hari dan pada hari terakhir ada perubah. Sedangkan pada pasien 3,5,6

menggunakan teknik tradisional untuk melakukan perawatan luka, pada pasien 3

dilakukan perawatan selama 3 hari dan pada hari terakhir luka masi terlihat

kemerahan, pada pasien 5 dilakukan perawatan selama 3 hari, pada hari terakhir

ada perubahan pada luka. pasien 6 dilakukan perawatan selama 10 hari dan pada

perawatan terakhir kaki masi terdapat luka.

Berdasarkan literatur maka Peneliti berpendapat tingginya kadar gula

darah menyebabkan aliran oksigen dan nutrisi berkurang sehingga membuat

proses penyembuhan luka tidak optimal. Serta berkurangnya fungsi imunitas pada

penderita diabetes membuat luka mudah mengalami infeksi sehingga

memperlama proses penyembuhan luka, untuk itu perlu perawatan luka diabetes

yang tepat.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Blackley (2004), bahwa Teknik

perawatan luka terkini di dunia keperawatan yaitu dengan menggunakan prinsip

lembab dan tertutup, suasana lembab mendukung terjadinya proses penyembuhan

luka. Teknik perawatan luka lembab dan tertutup atau yang dikenal Moist Wound

Helaning adalah metode untuk mempertahankan kelembaban luka dengan

menggunakan bahan balutan penahan kelembaban sehingga menyembuhkan luka,

pertumbuhan jaringan dapat terjadi secara alami. Munculnya konsep Moist Wound

Helaning, menjadi dasar munculnya pembalut luka modern (Mutiara, 2009).Hal

ini menunjukan perawatan luka Moist Wound Healing lebih efektif digunakan

42
untuk merawat luka diabetes mellitus dibandingkan dengan perawatan tradisional

karena pengobatan luka dengan Moist Wound Healing lebih cepat mengembalikan

jaringn yang rusak.

43
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Terdapat perbedaan proses penyembuhan luka pada teknik Moist

Wound Healing dengan teknik tradisional. Teknik Moist Wound

Healing menggunakan teknik perawatan luka lembab dan tertutup

untuk mempertahankan kelembaban luka dengan menggunakan bahan

balutan lembab. Sedangkan proses penyembuhan luka dengan teknik

tradisional menggunakan metode perawatan luka yang dilakukan

dengan menggunakan balutan luka berdaya kering.

2. Terdapat perbedaan lama perawatan antara teknik Moist Wound

Healing dan teknik tradisional. Dimana perawatan teknik Moist Wound

Healing didapatkan dari 3 kasus proses perawatan selama 4 hari dan

ada perubahan dari perawatan sebelumya. Sedangkan pada perawatan

tradisional didapatkan 3 kasus proses perawatanya selama 10 hari, dan

penyebuhanya sedikit lambat.

B. Saran

1. Untuk peneliti selanjutnya melakukan perawatan luka agar

memperhatikan langka-langka dan prosedur sesuai asuhan keperawatan

yang berlaku.

2. Untuk peneliti selanjutnya menggunakan trikmen penelitian dengan

menggunakan sampel yang banyak.

44
DAFTAR PUSTAKA

Andini, B. (2018). Anaisis Asuhan Keperawatan Pada Ny. E Dengan Diabetes


Mellitus Dalam Penerapan Modern Dressing Di Ruangan Ambun Suri IV
RSUD Dr. Achmad Mocthar Bukit tinggi Tahun 2018. Padang: Stikes
Petintis Padang. http://repo.stikesperintis.ac.id/932/
Desmawati, R. (2018). Asuhan Keperawatan Dalam Penatalaksanaan Perawatan
Luka Ulkus Duabetikum Dengan Moist Wound Healding Pada Ny. M Di
Ruangan Ambun Suri Lantai IV RSUD DR. ACHMAS MOCHTAR Bukit
Tinggi Tahun 2018. Padang: Stikes Perintis Padang.
http://repo.stikesperintis.ac.id/918/
Diah Merdekwati, R. A. (2017). Hubungan Prinsip Dan Jenis Balutan Dengan
Penerapan Teknik Moist Wound Healing. Journal Endurance Vol.2 No. 1
February 2017, 2, 90-96.
http://ejournal.lldikti10.id/index.php/endurance/article/view/1658
Diah. dkk,. (2017). Hubungan Prinsip Dan Jenis Balutan Dengan Penerapan
Teknik Moist Wound Healing. Jurnal Keperawatan STIKES Harapan Ibu
Jambi, INDONESIA (36132), Submitted :17-01-2017, Reviewed:20 02
2017,Accepted: 22-02-2017 DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v2i1.1658
Dinas Kesehatan Provinsi Sulut. 2016. Profil Kesehatan Provinsi Sulut Tahun
2016. Sulawesi Utara
kristina, S. (2019). Asuhan keperawatan pada klien diabetes mellitus dengan
masalah ketidakstabilan kadar glukosa darah di rumah sakit panti waluyah
sawahan malang. Malang: sekolah tinggi ilmu kesehatan pantai waluya.
http://repository.stikespantiwaluya.ac.id/282/
Kementrian Kesehatan. 2018 infodatin-Diabetes-2 Pusat Data Dan Informasi
Kementrian Kesehatan Pusdatin.kemkes.go.id › download › infodatin-
Diabetes-2018 di akses pada 16 februari 2020
Mundriana, N. (2016). asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah resiko
infeksi pada Diabetes Mellitus diwilayah puskesmas gombong II.
gombong: sekolah tinggi ilmu kesehatan muhamadiya gombong.
http://elib.stikesmuhgombong.ac.id/542/
RISKESDAS. (2018). Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar. Kementrian
Kesehatan Republik INDONESIA. https://doi.org/
Susilowati, H. (2019). Aplikasi perawatan luka menggunakan aleo propolis cream
pada pasien dengan kerusakan integritas kulit. malang: fakultas ilmu
kesehatan universitas muhamadiaya magelang.
http://eprintslib.ummgl.ac.id/786/1/16.0601.0008_BAB%20I_BAB%20II_
BAB%20III_BAB%20V.pdf

45
Yunita, S. (2019). Penerapan prosedur perawatan luka pada pasien dengan
gangguan integritas jaringan akibat diabetes mellitus di RSUD dr.
Chasbullah abdul majid kota bekasi. Bekasi: Politeknik kesehatan
kemenkes jakarta III.
WHO 2012. Diabetes in South-East Asia https://www.who.int/docs/default-
source/searo/nde/sde-diabetes-fs.pdf?sfvrsn=7e6d411c_2 di akses pada 16
februari 2020
WHO 2015 Global Report https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/20487
1/9789241565257_eng.pdf;jsessionid=8344D401299DDD4D043F73B82A
BAB5D9?sequence=1 di akses pada 16 februari 2020

46
LAMPIRAN

47
48
49
50
51
52
53
54

Anda mungkin juga menyukai