SKRIPSI
DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN
PENDIDIKAN SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
oleh:
DHEFY NURAISAH
NIM.P17333116426
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan kasih dan sayang-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi penelitian ini dengan tepat pada waktunya. Salawat
serta salam tak lupa selalu tercurah kepada Rasulullah SAW yang telah membawa
manusia dari jaman jahiliyah sampai sekarang yaitu jaman yang berilmu, semoga kita
mendapatkan syafaatnya.
Skripsi yang telah penulis selesaikan ini berjudul “Variasi Ketebalan Media
Saring Zeolit Terhadap Kadar Minyak Dan Lemak Pada Limbah Cair Dapur ”.
Penyusunan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam
Lingkungan dan juga sebagai bentuk penggambaran penelitian yang akan dilakukan
oleh penulis.
Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak baik bantuan berupa moril, materil, maupun tenaga dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dengan hormat dan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Osman Syarief, MKM., selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Bandung.
i
ii
2. Bapak Teguh Budi Prijanto, S.KM., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kesehatan
dosen pembimbing I
3. Ibu Yosephina Ardiani Septiati, SKM, M.Kes, selaku Ketua Program Studi
Kemenkes Bandung.
7. Ibu Nany Djuhriah, S.Pd, M.T selaku pembimbing akademik yang selalu
10. Kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini
baik teknis maupun non teknis yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
penelitian ini masih banyak kekurangan dan belum sempurna, baik dari segi bahasa
maupun dari sistematika penulisan yang digunakan. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh penulis. Untuk itulah
segala bimbingan dan arahan baik berupa saran maupun kritik yang membangun
sangat penulis harapkan, agar dapat memperbaiki di masa yang akan datang.
ii
iii
Penulis
iii
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
iv
v
2.7 Zeolit................................................................................................................. 24
2.7.2Sifat Zeolit........................................................................................................ 25
v
vi
vi
vii
4.2.5 Ketebalan Zeolit yang Efektif dalam Penurunan Kadar Minyak dan Lemak . 52
4.3.5 Ketebalan Zeolit yang Efektif dalam Penurunan Kadar Minyak dan Lemak . 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Ismadi (2010), dapur adalah suatu ruangan atau tempat khusus
yang memiliki perlengkapan dan peralatan untuk mengolah makanan hingga siap
untuk disajikan. Dapur memiliki beberapa kegiatan yaitu kegiatan masak yang
penyajian makanan dan kegiatan pencucian alat makan yaitu piring dan alat
2016, air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud.
Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari aktivitas hidup sehari-
hari manusia yang berhubungan dengan pemakaian air. Air limbah yang
dihasilkan dari kegiatan dapur atau kantin ini dikategorikan sebagai limbah
domestik. Peraturan tersebut juga menyatakan bahwa setiap usaha dan atau
kegiatan yang menghasilkan air limbah domestik wajib melakukan pengolahan air
limbah domestik.
Kadar minyak dan lemak menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan No.68 tahun 2016 merupakan salah satu parameter yang perlu
diperhatikan dalam air limbah domestik. Baku mutu air limbah parameter minyak
dan lemak yang diatur dalam peraturan tersebut adalah 5 mg/l. Sedangkan hasil
pengujian di laboratorium pada tanggal 30 Juni 2020 kadar minyak lemak yang
terdapat pada limbah dapur sebesar 26,37 mg/l, 26,76 mg/l dan 27,27 mg/l. Hasil
2
dan lemak.
Kadar minyak dan lemak yang tidak memenuhi syarat dapat memberikan
organisme yang habitatnya di dalam air seperti tanaman, dan hewan. Menurut T.J
Alade dkk (2011), menyatakan bahwa limbah yang mengandung minyak dan
lemak tersebut dapat membentuk lapisan pada permukaan air yang mengurangi
secara biologis. Hal ini menyebabkan penurunan kadar oksigen sulit menjadi
oksidatif bagi mikroba dan menyebabkan kerusakan ekologi pada badan air.
Menurut Maharani (2017), Minyak dan lemak dapat menutupi permukaan badan
air, sehingga akan menghalangi cahaya matahari yang akan masuk ke dalam air.
Apalagi cahaya matahari tidak masuk ke dalam air, maka tumbuhan yang terdapat
pada badan air tersebut tidak dapat berfotosintesis dan berdampak juga pada
terhadap minyak dan lemak pada air limbah perlu dilakukan. Menurut Maharani
(2017), terdapat beberapa macam pengolahan minyak dan lemak pada air limbah,
Pengolahan fisik terdiri dari grease trap atau perangkap lemak, adsorpsi, flotasi,
Teknologi Membrane dan Multi Soil Layering (MSL). Pengolahan kimia terdiri
dari koagulasi dan flokulasi. Pengolahan biologi terdiri dari Bioreaktor Hibrid
3
Salah satu pengolahan fisik yang dapat dilakukan yaitu proses addsorpsi.
Proses adsorpsi mempunyai beberapa keuntungan, yaitu lebih ekonomis dan juga
bahan-bahan organik. Adsorpsi adalah sebuah proses yang terjadi ketika molekul
dari zat cair atau gas terakumulasi pada suatu permukaan padatan/cairan, sehingga
membentuk suatu lapisan tipis yang terbentuk dari molekul-molekul atau atom.
Hal yang paling penting di dalam proses adsorpsi adalah pemilihan jenis adsorben
yang baik. Salah satu adsorben yang paling potensial adalah zeolit. Zeolit
memiliki beberapa sifat seperti memiliki sifat dehidrasi, pertukaran kation yang
cukup tinggi, katalisator yang baik, dan sebagai penyerap senyawa lain (Kundari,
exchange dan adsorpsi yang tinggi. Zeolit terbentuk dari abu vulkanik yang
mengendap proses pembentukan lebih lanjut. ( Yulita dkk, 2018). Zeolit adalah
struktur tersebut terhubung melalui atom oksigen dan akan membentuk struktur
tiga dimensi yang memiliki rongga yang umumnya akan diisi oleh atom unsur
golongan 1 dan golongan 2, dan molekul molekul air yang dapat bergerak bebas.
Zeolit ialah medium filtrasi yang dapat juga merupakan adsorben yang
mudah dan murah (Elgawad, 2014). Zeolit berfungsi sebagai penyerap dan
membantu menukar ion. Filter zeolit dapat digunakan untuk mengurangi minyak
melekular sruktur yang unik, dimana atom silikon dikelilingi oleh 4 atom oksigen
sehingga membentuk semacam jaringan dengan pola yang teratur. Hal ini
tertentu sehingga zeolit juga sering disebut sebagai molecular sieve / molecular
aktivasi zeolit alam perlu dilakukan karena pada umumnya zeolit alam memiliki
ukuran pori yang tidak seragam, aktifitas katalik yang rendah dan mengandung
banyak pengotor. Zeolit alam memiliki pori-pori dengan diameter 1,5 - 1,6 nm,
ukuran pori ini dapat diperbesar hingga mencapai lebih dari 20 nm dengan cara
mengaktifkan zeolit terlebih dahulu. Jenis aktivasi yang dilakukan yaitu secara
fisika melalui pemanasan dengan tujuan untuk menguapkan air yang terperangkap
minyak dan lemak dari sebuah rumah makan. Penelitian tersebut menyatakan
5
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Alcafi dkk (2019), menyebutkan zeolit
minyak dan lemak hingga 92,55 % dari 27,2 mg/L menjadi 2.0 mg/L. Penurunan
konsentrasi minyak dan lemak yang cukup signifikan disebabkan oleh kondisi
fisik zeolit yang memiliki rongga-rongga yang saling terhubung yang dapat
Penelitian dilakukan dengan sistem gravity filter dengan dilakukan kontak dengan
3,5 cm.
perbedaan ketebalan media zeolit terhadap penurunan kadar minyak dan lemak
pada limbah cair dapur di salah satu rumah di Cimahi. dengan variasi ketebalan
“Apakah Ada Perbedaan Variasi Ketebalan Media Saring Zeolit Terhadap Kadar
3) Mengetahui kadar awal dan akhir minyak dan lemak pada limbah cair
cm, 28 cm
1.5 Manfaat
1) Bagi Peneliti
saring adsorben zeolit terhadap penurunan kadar minyak dan lemak pada
2) Bagi Institusi
atau kegiatan penelitian yang selanjutnya mengenai media lain yang dapat
LANDASAN TEORI
tahun 2016, air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang
berwujud. Air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan yang
berwujud cair. Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.
5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah, Air limbah adalah sisa dari suatu
usaha dan/atau kegiatan yang berwujud cair. Baku mutu air limbah adalah ukuran
batas atau kadar unsur pencemar dan/atau jumlah unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke
Menurut Mardana (2007), Limbah cair atau buangan merupakan air yang
tidak dapat dimanfaatkan lagi serta dapat menimbulkan dampak yang buruk
lingkungan karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Pengolahan yang tepat bagi
limbah cair dapat digolongkan pada karakteristik fisik, kimia, dan biologi sebagai
berikut :
9
1. Karakteristik Fisik
Karakteristik fisik air limbah yang perlu diketahui adalah total solid, bau,
Total solid adalah semua materi yang tersisa setelah proses evaporasi pada suhu
103–105˚C. Karakteristik yang bersumber dari saluran air domestik, industri, erosi
tanah, dan infiltrasi ini dapat menyebabkan bangunan pengolahan penuh dengan
pengolahan.
Bau bersumber dari gas-gas yang dihasilkan selama dekomposisi bahan organik
dari air limbah atau karena penambahan suatu substrat ke air limbah.
b. Temperatur
Temperatur ini mempengaruhi konsentrasi oksigen terlarut di dalam air. Air yang
baik mempunyai temperatur normal 8˚C dari suhu kamar 27˚C.Semakin tinggi
temperatur air (>27˚C) maka kadar oksigen dalam air berkurang atau sebaliknya.
c. Density
Air limbah yang berwarna bnayak menyerap oksigen dalam air sehingga dalam
waktu lama akan membuat air berwarna hitam dan berbau. Kekeruhan diukur
dengan perbandingan antara intensitas cahaya yang dipendarkan oleh sampel air
limbah dengan cahaya yang dipendarkan oleh suspensi standar pada konsentrasi
yang sama.
10
2. Karakteristik Kimia
Pada air limbah ada tiga karakteristik kimia yang perlu diidentifikasi yaitu bahan
a. Bahan organik
Pada air limbah bahan organik bersumber dari hewan, tumbuhan, danaktivitas
pestisida dan fenol, dimana sumbernya adalah limbah domestik, komersil, industri
b. Bahan anorganik
Jumlah bahan anorganik meningkat sejalan dan dipengaruhi oleh asal air limbah.
Pada umumnya berupa senyawa-senyawa yang mengandung logam berat (Fe, Cu,
Pb, dan Mn), asam kuat dan basa kuat, senyawa fosfat senyawa-senyawa nitrogen
(amoniak, nitrit, dan nitrat), dan juga senyawa-senyawa belerang (sulfat dan
hidrogen sulfida).
c. Gas
Gas yang umumnya ditemukan dalam limbah cair yang tidak diolahadalah
nitrogen (N2), oksigen (O2), metana (CH4), hidrogen sulfida (H2S), amoniak
3. Karakteristik Biologi
seperti bakteri dan mikroorganisme lainnya yang terdapat dalam dekomposisi dan
Air limbah bisa berasal buangan rumah tangga, industri maupun tempat–
tempat umum lain yang mengandung bahan – bahan yang dapat membahayakan
lingkungan. Grey water (GW) adalah air limbah yang berasal dari kegiatan rumah
x namun tidak termasuk yang berasal dari toilet. Grey water dinilai sebagai air
limbah yang kadar pencemarnya ringan (light) dibandingkan dengan air limbah
yang berasal dari kegiatan industry (Lestari, 2012). Air limbah domestik adalah
air limbah yang berasal dari usaha dan/atau kegiatan pemukiman, rumah makan,
A. Rumah
yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat
Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat
Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas bagi
dapat berjalan dengan baik. Lingkungan rumah juga sebaiknya terhindar dari
B. Dapur
Menurut Ismadi (2010), dapur adalah suatu ruangan atau tempat khusus
yang memiliki perlengkapan dan peralatan untuk mengolah makanan hingga siap
suatu tempat atau ruangan yang memperoduksi makanan dan memasak bahan-
bahan makanan. Dapur memiliki beberapa kegiatan yaitu kegiatan masak yang
penyajian makanan dan kegiatan pencucian alat makan yaitu piring dan alat
makan lainnya.
Kadar
Parameter Satuan
maksimum
pH – 6–9
BOD mg/L 30
COD mg/L 100
TSS mg/L 30
Minyak dan Lemak mg/L 5
Amoniak mg/L 10
Total Coliform Jumlah/100ml 3000
Debit L/Orang/Hari 100
yang terdapat dalam limbah. Parameter ini terdiri dari Total Organic Carbon
minyak dan lemak (O&G), dan Total Petrolum Hydrocarbons (TPH). Karakter
fisik dalam air limbah dapat dilihat dari parameter Total Suspended Solids (TSS),
spesifik dalam air limbah dapat berupa senyawa organik ataupun senyawa
anorganik.
Minyak adalah zat organik yang tidak larut atau tidak dapat bercampur
dalam air. Minyak yaitu senyawa yang berbentuk cairan pekat pada suhu ruangan
(25°C) dan tidak larut dalam air. Sedangkan lemak diartikan sebagai minyak
nabati atau hewani yang berwujud padat pada suhu ruang. Lemak juga biasanya
disebutkan untuk berbagai minyak yang dihasilkan oleh hewan, baik yang
berbentuk padat maupun cair. Minyak dan Lemak dapat larut hanya pada larutan
yang non-polar atau organik seperti: eter, chloroform, atau benzena (Michael,
2013)
yang berasal dari alam dan tidak dapat larut di dalam air namun dapat larut dalam
pelarut organik non-polar. Minyak dan lemak dapat larut karena memiliki
polaritas yang sama dengan pelarut organik non-polar, contohnya adalah dietil
dalam Maharani (2017), minyak dan lemak merupakan campuran lipid yang
14
Menurut Rahma (2008) terdapat beberapa karakteristik fisik minyak dan lemak,
yaitu:
1) Warna
Zat warna dalam minyak terdiri dari 2 golongan yaitu : 1. Zat warna alamiah Zat
warna yang termasuk golongan ini terdapat secara alamiah di dalam bahan yang
mengandung minyak dan ikut terekstrak bersama minyak pada proses ekstraksi.
Zat warna tersebut antara lain terdiri dari α dan ß karoten, xanthofil, klorofil, dan
degradasi zat warna alamiah Warna gelap disebabkan oleh proses oksidasi
terhadap tokoferol (vitamin E). Warna coklat hanya terdapat pada minyak atau
lemak yang berasal dari bahan yang telah busuk atau memar. Warna kuning,
warna ini timbul selama penyimpanan dan intensitas warna bervariasi dari kuning
2) Bau
Lemak atau bahan pangan berlemak, seperti lemak babi, mentega, krim, susu
bubuk, hati, dan bubuk kuning telur dapat menghasilkan bau tidak enak yang
mirip dengan bau ikan yang sudah basi. Bau amis dapat disebabkan oleh interaksi
trimetil amin oksidasi dengan ikatan rangkap dari lemak tidak jenuh. Trimetil
amin oksidasi terbentuk akibat oksidasi trimetil amin oleh peroksida. Umumnya
15
persenyawaan oksidasi ini terdapat dalam otot-otot ikan, dalam jaringan hewan
dan dalam susu. Jika persenyawaan tersebut terdapat dalam minyak yang
dipanaskan selama beberapa jam pada suhu sekitar 105o C senyawa tersebut akan
Odor dan flavor dalam minyak pada umumnya disebabkan oleh komponen bukan
minyak, sebagai contoh bau khas dari minyak kelapa sawit dikarenakan
terdapatnya beta ionone. Sedangkan bau khas dari minyak kelapa ditimbulkan
4) Kelarutan
Minyak dan lemak tidak larut dalam air. Minyak dan lemak hanya sedikit larut
dalam alkohol, tetapi akan melarut sempurna dalam etil eter, karbon disulfida dan
pelarut-pelarut halogen. Ketiga jenis pelarut ini memiliki sifat non polar
sebagaimana halnya minyak dan lemak netral. Kelarutan dari minyak dan lemak
ini dipergunakan sebagai dasar untuk mengekstraksi minyak atau lemak dari
Polymorphism pada minyak dan lemak adalah suatu keadaan dimana terdapat
lebih dari satu bentuk kristal. Polymorphism sering dijumpai pada beberapa
komponen yang mempunyai rantai karbon panjang, dan pemisahan kristal tersebut
sangat sukar. Namun demikian untuk beberapa komponen, bentuk dari kristal-
cair minyak atau lemak, dan asam lemak beserta ester-esternya. Untuk selanjutnya
titik cair yang linier dengan bertambah panjang rantai atom karbon. Asam lemak
dengan ikatan trans mempunyai titik cair yang lebih tinggi daripada isomer asam
6) Titik Didih
Titik didih dari asam-asam lemak akan semakin meningkat dengan bertambah
Titik lunak dari lemak ditetapkan dengan maksud untuk identifikasi minyak atau
8) Bobot jenis
Bobot jenis dari minyak dan lemak biasanya ditentukan pada temperatur 25˚ C
akan tetapi penting juga untuk diukur pada temperatur 0˚ C atau 60˚ C untuk
lemak yang titik cairnya tinggi. Pada penetapan bobot jenis, temperatur dikontrol
9) Indeks bias
Indeks bias adalah derajat penyimpangan dari cahaya yang dilewatkan pada suatu
medium yang cerah. Indeks bias tersebut pada minyak dan lemak dipakai pada
Titik asap, titik nyala, titik api adalah kriteria mutu yang terutama penting dalam
hubungannya dengan minyak yang diguakan untuk mengoreng. Titik asap adalah
temperatur pada saat minyak dan lemak menghasilkan asap tipis yang kebiru-
17
biruan pada pemanasan tersebut. Titik nyala adalah temperatur pada saat
campuran uap dari minyak dengan udara mulai terbakar. Sedangkan titik api
adalah temperatur pada saat dihasilkan pembakaran yang terus menerus, sampai
lemak dengan pelarut lemak. Seperti diketahui, minyak dan lemak kelarutannya
lemak dengan pelarutnya mulai terpisah dan mulai menjadi keruh. Temperatur
Menurut Rahma (2008), reaksi yang penting pada minyak dan lemak adalah :
1) Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisa, minyak dan lemak akan dirubah menjadi asam lemak
atau lemak terjadi karena terdapat sejumlah air dalam minyak atau lemak tersebut.
2) Oksidasi
Proses oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antar sejumlah oksigen
minyak atau lemak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik
3) Hidrogenesi
ikatan dari rantai karbon asam lemak pada minyak atau lemak. Reaksi hidrogenasi
ini dilakukan dengan menggunakan hidrogen murni dan ditambahkan serbuk nikel
4) Esterifikasi
dalam bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang
transesterifikasi friedel-craft
minyak di laut. Setelah kira-kira tiga bulan, hanya tinggal 15% dari volume
minyak yang mencemari air masih tetap terdapat di dalam air. Jika pencemaran
minyak akan melekat pada benda-benda padat seperti batu dan pasir yang
mengalami kontak dengan air yang tercemar tersebut. Pencemaran air oleh
Ternyata intensitas sinar di dalam air sedalam 2 meter dari permukaan air yang
19
mengandung minyak 90% lebih rendah dari pada intensitas sinar pada kedalaman
burungburung yang ada didalam air. 4. Penetrasi sinar oksigen yang menurun
Menurut Hanum (2016), dampak minyak dan lemak bagi kesehatan adalah
pembuluh darah tersebut, sehingga aliran darah menjadi abnormal. Lemak yang
darah ini dapat menggiring penderitanya pada penyakit lanjutan yang lebih
e. Ketersediaan lahan
20
lemak, yaitu:
1) Pengolahan Fisik
a. Grease Trap
b. Adsorpsi
c. Flotasi
d. Teknologi Membran
2) Pengolahan Kimia
3) Pengolahan Biologi
b. Microbial Isolates
d. Anaerobic Co-Digestion
e. Mikrokosmos
2.5 Adsorpsi
adsorpsi, yaitu:
2. Adsorpsi kimia
Adsorpsi yang terjadi dalam hal ini adalah non-spesifik dan non-selektif
penyebab gaya tarik menarik karena adanya ikatan koordinasi hidrogen dan gaya
Van der Waals. Apabila adsorbat dan permukaan adsorben terikat dengan gaya
Van der Waals saja maka dinamakan adsorsi fisis atau adsorpsi Van der Waals.
Molekul yang teradsorpsi terikat pada permukaan secara lemah dan panas
adsorpsinya rendah.
Terdapat berbagai jenis adsorben yang dapat digunakan antara lain karbon aktif,
fly ash, serbuk kayu, ampas tebu, maupun kulit jagung (Abuzar et al., 2012).
Faktor yang mempengaruhi laju dan kemampuan adsorpsi adalah luas permukaan
(2008), yaitu:
1) Macam-macam Adsorben
22
terhadap asam karboksilat, alkohol, alumina, keton dan aldehid. Contohnya adalah
alumina.
yang besar terhadap amin dan senyawa yang bersifat basa. Contohnya adalah
silica.
2) Macam-macam Adsorbat
Jika zat yang diadsorsi merupakan elektrolit maka adsorpsi akan berjalan
lebih cepat dan hasil adsorpsi lebih banyak jika dibandingkan dengan larutan non
elektrolit. Hal ini disebabkan karena larutan elektrolit terionisasi sehingga didalam
tarik-menarik Van der Waals semakin besar, berarti daya adsorpsi semakin besar.
Jika konsentrasi (C) makin besar, maka jumlah solute yang teradsorpsi
4) Luas Permukaan
adsorpsi yang terjadi makin besar karena kemungkinan zat yang menempel pada
permukaan adsorben bertambah. Hal ini menyebabkan bagian yang semula tidak
23
sebagai permukaan.
5) Tekanan
Jika daya larut tinggi maka proses adsorpsi akan terhambat karena gaya
terhadap adsorbat.
7) Koadsorpsi
Suatu adsorben yang telah mengadsorsi suatu zat akan mempunyai daya
adsorpsi yang lebih besar terhadap adsorbat tertentu daripada daya adsorpsi awal.
8) Pengadukan
yang kontak dengan suatu larutan cenderung untuk menghimpun lapisan dari
monomolekular adsorbat pada permukaan melalui gaya-gaya dari valensi sisa dari
24
Secara umum, unsur-unsur dengan berat molekul yang lebih besar akan
dengan akar pangkat dua dari waktu kontak dengan adsorben. Kecepatan ini juga
karbon. Kapasitas adsorpsi dari karbon terhadap suatu zat terlarut tergantung pada
dua-duanya, karbon dan zat terlarutnya. Kebanyakan limbah cair adalah kompleks
dan bervariasi dalam hal kemampuan adsopsi dari campurancampuran yang ada.
adsorpsi.
2.6 Zeolit
exchange dan adsorpsi yang tinggi. Zeolit terbentuk dari abu vulkanik yang
penelitian Rachmawan (2014), suatu metode pengolahan air limbah yaitu filtrasi
dan sekaligus adsorpsi dengan menggunakan filter zeolit, terbukti efektif untuk
menurunkan nilai dari parameter kebutuhan oksigen kimiawi (COD). Zeolit juga
mampu bertindak sebagai penyaring pengotor yang terdapat di dalam air limbah.
semacam jaringan dengan pola yang teratur. Hal ini menjadikan partikel zeolit
dimanfaatkan, yaitu:
1) Dehidrasi
Zeolit dapat melepaskan molekul air dari dalam rongga permukaan yang
menyebabkan medan listrik meluas ke dalam rongga utama dan akan efektif
2) Adsorpsi
Dalam keadaan normal ruang hampa dalam kristal zeolit terisi oleh
molekul air bebas yang berada di sekitar kation. Bila mineral zeolit dipanaskan
pada suhu 300˚C hingga 00˚C maka air tersebut akan keluar sehingga zeolit
dapat berfungsi sebagai penyerap gas atau cairan. Selain mampu menyerap gas
26
atau cairan, zeolit juga mampu memisahkan molekul dan kepolarannya, meskipun
ada 2 molekul atau lebih yang dapat melintas tetapi hanya sebuah saja yang dapat
lolos. Hal ini dikarenakan faktor selektivitas dari mineral zeolit tersebut yang
tidak ditemukan pada adsorbent padat lainnya. Menurut Hidayanto (2017), sifat
3) Penukar Ion
kenetralan zeolit. Ion-ion ini dapat bergerak bebas sehingga pertukaran ion yang
4) Katalis
Ciri paling khusus dari zeolit yang secara praktis akan menentukan sifat
khusus mineral ini adalah adanya ruang kosong yang akan membentuk saluran di
dalam strukturnya. Bila zeolit digunakan pada proses penyerapan atau katalis
maka akan terjadi difusi molekul ke dalam ruang bebas diantara kristal. Zeolit
merupakan katalisator yang baik karena mempunyai pori-pori yang besar dengan
atau pemisah campuran uap atau cairan, tetapi distribusi diameter dari pori-pori
media tersebut tidak cukup efektif seperti halnya penyaring molekular zeolit yang
memisahkan molekul gas atau zat lain dari suatu campuran tertentu karena
mempunyai ruang hampa yang cukup besar dengan garis tengah yang
Menurut Hidayanto (2017), ada dua jenis adsorpsi yang terjadi pada
1) Adsorpsi Kimia
adsorbennya. Adsorpsi jenis ini tidak reversible dan hanya membentu lapisan
tungga. Adsorpsi ini umum terjadi pada suhu tinggi dan pada kalor adsorpsi yang
tinggi.
2) Adsorpsi Fisika
adanya gaya tarik menarik yang relative lemah dengan permukaan adsorben, gaya
ini adalah gaya Van Der Walls, sehingga adsorbat dapat bergerak dari satu bagian
dari adsorben dapat dinaikkan dengan proses aktivasi untuk memberikan sifat
bertujuan agar air yang terikat di celahcelah molekul dapat teruapkan, sehingga
porositas adsorben meningkat. Aktivasi zeolit alam dapat dilakukan baik secara
fisika maupun kimia. Aktivasi secara fisika dilakukan melalui pengecilan ukuran
proses adsorpsi zeolit, aktivasi zeolit alam perlu dilakukan karena pada umumnya
zeolit alam memiliki ukuran pori yang tidak seragam, aktifitas katalik yang rendah
diameter 1,5 - 1,6 nm, ukuran pori ini dapat diperbesar hingga mencapai lebih dari
menguapkan air yang terperangkap di dalam pori-pori kristal zeolit, sehingga luas
permukaannya bertambah.
29
(2017), aktivasi zeolit secara fisik dilakukan dengan menghancurkan batuan zeolit
alam menjadi bubuk zeolit kemudian dilarutkan dengan aquades. Larutan diaduk
dikeringkan pada temperature 110˚ C hingga diperoleh berat konstan. Setelah itu
suhu 600˚ selama jam. Setelah itu ditimbang dan disimpan dalam desikator.
Menurut Heraldy (2003) dalam Sumarni (2018), cara mengaktivasi zeolit alam
yaitu diayak dengan ukuran 100 mesh. Lalu direndam dengan akuadest selama 24
jam dan disaring. Zeolit dipanaskan menggunakan oven selama 3 jam pada suhu
120˚C. Kemudian material ini digunakan sebagai bahan awal untuk membuat
adsorben. Menurut Setiadi dan Pertiwi (2007) dalam Aidha (2013), cara
mengaktivasi zeolit yaitu dengan pemanasan dengan oven pada suhu 300˚C
selama 2 jam. Suhu 300˚C - 600˚C dinilai cukup efektif dan tidak merusak
AIR LIMBAH
ISOLATES
ZEOLIT
AKTIVASI ZEOLIT
31
BAB III
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretest
and posttest without control yang artinya peneliti akan melakukan pengamatan
terhadap satu kelompok subjek dengan dua kondisi yang dilaksanakan dengan
tidak adanya kelompok pembanding. Pretest dalam penelitian ini adalah kadar
zeolit), posttest dalam penelitian ini adalah kadar minyak dan lemak setelah
diberikan perlakuan.
Variabel Pengganggu:
- Kriteria Zeolit
- Kriteria Aliran
- Aktivasi Media
media
1) Kriteria Zeolit
Zeolit yang digunakan adalah zeolit alam yang telah teraktivasi dengan
2) Kriteria Aliran
Air limbah yang digunakan yaitu sebanyak 40 liter dan berasal dari
4) Material Alat
Ketiga alat dibuat dengan menggunakan material yang sama yaitu plat
Jenis aliran yang ada pada penelitian ini adalah aliran dari atas ke bawah
(down flow).
6) Waktu Tinggal
7) Aktivasi Media
oven.
3.1.4 Hipotesis
adsorben zeolit terhadap penurunan kadar minyak dan lemak pada limbah cair
dapur
domestic yang dihasilkan dari rumah x di salah satu rumah di Kota Cimahi.
sejumlah air limbah yang dihasilkan dari kegiatan dapur/kantin dari populasi
yang akan diberikan perlakuan. Sampel yang digunakan dalam satu kali
Penentuan besar sampel yang diambil mengacu pada rumus besar sampel
t ( r – 1 ) ≥ 15
3 ( r – 1 ) ≥ 15
3r - 3 ≥ 15
3r ≥ 17
ket:
yaitu pemeriksaan kadar minyak dan lemak sebelum diberikan perlakuan dan
Besar sampel yang digunakan di dalam alat ini dalam satu kali pengujian
yaitu sebanyak 40 liter. Dengan demikian diketahui bahwa dalam pengujian alat
menyatakan bahwa cara uji minyak dan lemak secara gravimetric sampel yang
digunakan untuk uji / pemeriksaan yaitu 500 ml sampai dengan 1500 ml sampel.
Besar sampel air limbah kantin yang digunakan untuk pemeriksaan laboratorium
sampel air limbah kantin yang digunakan untuk penelitian adsorban zeolit yaitu
volume 54 liter.
yang berbeda yaitu pada pukul 08.00-10.15 WIB dimana pada saat itu
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
1) Suhu dari limbah cair dapur rumah x sebelum dan sesudah dilakukan
perlakuan
perlakuan
3) Kadar minyak dan lemak limbah cair dapur sebelum dan setelah
dilakukan perlakuan
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber tertulis dan
penelitian.
Alat pengumpul data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu:
sampel
4) Alat tulis yang digunakan untuk menulis hasil penurunan kadar air
3) Mengukur kadar minyak dan lemak pada air limbah dapur rumah X di
Kesehatan Daerah Jawa Barat pada masa PKL dan proses penyelesaian
penelitian di rumah X yang bertempat di Cimahi yaitu pada bulan Juni 2020
Panjang : 30 cm
Lebar : 30 cm
Tinggi : 30 cm
zeolit
Aliran
Aliran masuknya air
effluent limbah
Aliran
alternative
masuknya
limbah
Gambar 3.2 Desain alat dengan di dalamnya terdapat media saring zeolit
zeolit sampai 40 liter. Apabila sudah sampai 40 liter, valve akan ditutup
40
b. Setelah air limbah sudah masuk ke dalam alat sampai 40 liter, valve
effluent akan ditutup juga agar air limbah tersebut dapat kontak dengan
d. Apabila media saring zeolit sudah mencapai titik jenuh maka dapat
4) Pembuatan Alat
x 30 cm x 60 cm
atau effluent dengan tinggi sekitar 10 cm dari dasar alat dan dilakukan
h. Mengganti media saring yaitu zeolit yang telah diaktivasi setiap kali
dilakukan pengulangan
41
1) Pengajuan Perizinan
Perizinan meliputi :
2) Pengambilan Data
Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetric, banyaknya
dan air limbah – Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara
pengambilan sampel
zeolit
gravimetric.
dapur rumah X yang telah diberi perlakuan berupa media saring zeolit, yang
adanya penurunan kadar minyak dan lemak pada air limbah dapur rumah X ini
dan dilanjutkan pada analisis statistic. Berikut merupakan analisis data yang
digunakan:
43
2) Analisis Data
a. Analisis Univariat
2. Variabel terikat : Kadar Minyak dan Lemak pada air limbah dapur rumah x
b. Analisis Bivariat
minyak dan lemak limbah cair dapur rumah x sebelum dan sesudah perlakuan.
Skala pengukuran pada penelitian ini yaitu ordinal dengan hipotesis asosiatif.
One Way Anova, apabila tidak berdistribusi normal maka dilakukan Uji Kruskal
Wallis
Ho : Tidak ada perbedaan kadar minyak dan lemak sebelum dan sesudah
diberikan media saring zeolit dengan ketebalan 14 cm, 21 cm, dan 28 cm.
Ha : Ada perbedaan kadar minyak dan lemak sebelum dan sesudah diberikan
BAB IV
sehingga dapat diketahui bahwa pengunaan dapur sangat sering dan banyak
lingkungan. Pola hidup dari penghuni rumah X yang selalu memasak setiap
harinya pada pagi dan sore hari membuat limbah cair dapur terutama kadar
limbah cair dapur rumah x pada bak penampungan dan effluent dari setiap
tersebut
28˚C, pada ketebalan 21 cm rentang suhu yang terukur yaitu 26˚C - 28˚C,
4.2.2 Parameter pH
tersebut:
47
7,1-7,6.
Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Kadar Minyak dan Lemak Limbah Cair
Dapur Sebelum dan Sesudah Dilewatkan pada Filter Zeolit pada Bulan
Juli 2020
Hasil Pengukuran
Hasil Pengukuran Kadar
Kadar Minyak dan
Minyak dan Lemak pada
Lemak pada Limbah
Limbah Cair setelah
Pengulangan Cair sebelum
dilewatkan pada filter
ke- dilewatkan pada filter
zeolit
zeolit
14 28 14 28
21 cm 21 cm
cm cm cm cm
1 26,37 26,77 27,27 10,35 6,11 2,67
2 26,75 25,59 26,73 10,23 6,04 2,31
48
Hasil Pengukuran
Hasil Pengukuran Kadar
Kadar Minyak dan
Minyak dan Lemak pada
Lemak pada Limbah
Limbah Cair setelah
Pengulangan Cair sebelum
dilewatkan pada filter
ke- dilewatkan pada filter
zeolit
zeolit
14 28 14 28
21 cm 21 cm
cm cm cm cm
3 26,55 26,65 26,26 10,54 5,57 2,56
4 26,33 27,11 27,65 10,47 6,01 2,96
5 26,64 26,53 26,71 10,74 5,67 2,13
6 26,31 27,24 27,14 11,07 5,33 2,09
Min 26,31 25,59 26,26 10,23 5,33 2,09
Max 26,75 27,24 27,65 11,07 6,11 2,96
Rata-Rata 26,49 26,64 26,96 10,56 5,78 2,45
26,49 mg/l dan kadar minyak dan lemak sesudah dilewatkan filter zeolit
adalah 10,56 mg/l. Sedangkan hasil pengukuran kadar minyak dan lemak
rata-rata kadar minyak dan lemak adalah 26,64 mg/l dan kadar minyak
menunjukkan rata-rata kadar minyak dan lemak adalah 5,78 mg/l. Hasil
12
Variasi
10
Ketebalan
8 Zeolit
Kadar
Minyak 6 Pengulangan
dan 14cm
Lemak 4
21cm
2
28cm
0
1 2 3 4 5 6
Pengulangan
Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui bahwa nilai kadar minyak dan
lemak pada limbah cair dapur di rumah X tersebut terdapat perbedaan pada
Untuk analisa data dari hasil penelitian ini menggunakan aplikasi statistic
SPSS’18 untuk mengetahui nilai mean, minimum, maksimum dan standar deviasi
pada data hasil kadar minyak dan lemak limbah cair dapur rumah x setelah diberi
A. Nilai Deskriptif
Tabel 4.4 Nilai Deskriptif Kadar Minyak dan Lemak Limbah Cair Dapur
10,5667 mg/l dengan kadar minimum yaitu 10,23 mg/l dan kadar maksimum
11,07 mg/l. Kadar minyak dan lemak setelah diberikan perlakuan berupa adsorben
zeolit berukuran 21 cm yaitu 5,7883 mg/l dengan kadar minimum yaitu 5,33 mg/l
dan kadar maksimum 6,11 mg/l. Sedangkan kadar minyak dan lemak setelah
dengan kadar minimum yaitu 2,09 mg/l dan kadar maksimum 2,96 mg/l. Kadar
minyak dan lemak yang dilakukan sesudah perlakuan berupa adsorben zeolit
B. Uji Normalitas
data berdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat ditentukan uji apa yang akan
Tabel 4.5 Uji Normalitas Data Kadar Minyak dan Lemak Limbah Cair
Berdasarkan tabel 4.5 tersebut dapat diketahui bahwa nilai signifikasi (P value)
dari data tersebut berdasarkan uji shapiro wilk yaitu untuk ketebalan 14 cm yaitu
value dari ketiga nilai signifikasi tersebut menunjukkan bahwa P > α dengan nilai
α yaitu 5% atau 0,05. Dengan demikian dapat diketahui bahwa data tersebut
perbedaan kadar minyak dan lemak sebelum diberikan perlakuan dan sesudah
dan 28 cm. Analisis bivariat yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan uji
A. Uji Homogenitas
yang sama. Varians yang sama merupakan salah satu asumsi yang harus dipenuhi
dalam uji anova. Berikut merupakan hasil dari uji homogenitas dari data yang
Tabel 4.6 Uji Homogenitas Data Kadar Minyak dan Lemak Limbah
Berdasarkan tabel 4.6 tersebut dapat diketahui bahwa nilai signifikasi (P value)
yang didapatkan yaitu 0,823 dimana nilai tersebut menunjukkan bahwa P value >
52
α (0,05) dan didapatkan asumsi bahwa data tersebut memiliki varians yang sama
B. Uji Anova
variasi ketebalan zeolit terhadap kadar minyak dan lemak. Berikut merupakan
hasil dari uji anova dari data yang didapatkan dari penelitian ini:
Tabel 4.7 Uji Anova Data Kadar Minyak dan Lemak Limbah Cair
value) yaitu 0,000 dimana nilai tersebut yaitu lebih kecil dari α (5% atau 0,05) dan
dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kadar minyak dan lemak
sebelum dan sesudah diberikan adsorban media zeolit dengan ketebalan 14 cm, 21
4.2.5 Ketebalan Zeolit yang Efektif dalam Penurunan Kadar Minyak dan
Lemak
Pengulangan 14 cm 21 cm 28 cm
1 60.75 % 77.18 % 90.2 %
2 61.76 % 76.4 % 91.35 %
3 56.53 % 79.1 % 90.25 %
4 62.61 % 77.83 % 89.29 %
53
Pengulangan 14 cm 21 cm 28 cm
5 59.68 % 78.62 % 92.02 %
6 57.92 % 80.43 % 92.29 %
Min 56.53% 77.18 % 89.29%
Max 62.61% 80.43% 92.29%
Rata-Rata 59.57% 78.80% 91.09%
Untuk mencari ketebalan yang efektif dalam penurunan kadar minyak dan
lemak digunakan uji Post-Hoc. Hasil uji Post-Hoc yang dilakukan adalah sebagai
berikut
Multiple Comparisons
PersentasePenurunan
LSD
(I) (J) 95% Confidence
Ketebaln_Z Ketebaln_Ze Mean Interval
eolit olit Differenc Std. Lower Upper
e (I-J) Error Sig. Bound Bound
14 21 - .98991 .000 -20.4949 -16.2751
cm dimens cm 18.38500*
ion3 28 - .98991 .000 -33.1349 -28.9151
cm 31.02500*
21 14 18.38500* .98991 .000 16.2751 20.4949
dimen cm dimens cm
sion2 ion3 28 - .98991 .000 -14.7499 -10.5301
cm 12.64000*
28 14 31.02500* .98991 .000 28.9151 33.1349
cm dimens cm
ion3 21 12.64000* .98991 .000 10.5301 14.7499
cm
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
54
difference yang paling tinggi dan efektif dalam menurunkan kadar minyak dan
4.3 Pembahasan
Menurut Michael (2013) minyak adalah zat organik yang tidak larut atau
tidak dapat bercampur dalam air. Minyak yaitu senyawa yang berbentuk cairan
pekat pada suhu ruangan (25˚ C) dan tidak larut dalam air. Berdasarkan
pengukuran tersebut, suhu dari limbah tersebut dalam keadaan normal dan
menyesuaikan dengan suhu udara sekitar yaitu antara 25˚ C -29˚ C dimana pada
pelaksanaan pangambilan sampe dilakukan di pagi hingga siang hari. Pada saaat
dilewatkan ke 3 variasi alat, suhu limbah cair berubah menjadi lebih tinggi
dikarenakan naiknya suhu udara di sekitar alat karena hari semakin siang sehingga
ditentukan pada temperature 25˚C. Kadar minyak dan lemak dipengaruhi oleh
suhu karena semakin rendah suhu kamar maka akan mudah mengalami
limbah tersebut. Pada penelitian ini, nilai suhu tidak menjadi faktor pengganggu
dikarenakan data yang telah diukur sesuai pada tabel 4.1 tidak menunjukkan data
4.3.2 Parameter pH
normal karena masih mendekati keadaan netral yaitu 6-6,4, dan setelah dilewatkan
pada alat, pH limbah cair yang dialirkan menjadi turun dan mendekati netral yaitu
mekanisme penyisihan zat organik dan anorganik, sehingga terjadi perubahan sifat
kimia air limbah berupa pH. Hal ini ditandai dengan penangkapan dan penyerapan
bahan organik dan anorganik melalui permukaan zeolit yang membuat kondisi
limbah menjadi alkalinitas. Menurut Novriani (2010), zeolit bersifat basa dan
organic yang tetap dan tidak mudah untuk diuraikan oleh bakteri. Kadar minyak
dan lemak yang tinggi dapat meningkatkan pH air limbah cair. Namun, pada
penelitian ini pH air limbah tidak berpengaruh pada kadar minyak dan lemak
karena berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa tidak ada data yang fluktuatif.
Pada penelitian ini, pH menjadi lebih basa karena dipengaruhi oleh aktivitas zeolit
yang bersifat basa dan meningkatkan pH air limbah cair tetapi tidak
dengan karakteristik memiliki dapur dengan jadwal masak yaitu 2 kali dalam
sehari yaitu pagi dan sore hari. Kondisi limbah cair pada rumah ini yaitu
penampungan terlebih dahulu. Kadar minyak dan lemak pada rumah X sebelum
56
diberikan perlakuan yaitu memiliki rata-rata 26,49 mg/l. Nilai tersebut tidak
memenuhi baku mutu yang tercantum pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan RI No. 68 tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.
Menurut Khaerudin (2003) kadar minyak dan lemak yang tinggi dapat
dalam air, konsentrasi oksigen terlarut menurun dengan adanya minyak karena
lapisan film minyak serta menghambat pengambilan oksigen oleh air. Maka
Menurut Metcalf (2014) pengolahan kadar minyak dan lemak tterdiri dari
fisik. Adsorben yang digunakan dalam penelitian ini yaitu zeolit. Menurut Yulita
mengurangi kadar minyak dan lemak pada limbah cair yaitu berukuran 0,8 - 4
dengan jumlah limbah yang sedikit yaitu hanya 10 liter. Maka, pada penelitian
dan 28 cm dengan limbah yang ditampung yaitu 40 liter. Hasil penelitian ini,
mutu.
yang menyatakan bahwa nilai signifikasi atau P value kurang dari nilai α (5% atau
0,05) maka dapat diketahui bahwa variasi ketebalan zeolit dapat menurunkan nilai
mengurangi nilai kadar minyak dan lemak yaitu dari 26,49 mg/l menjadi 10,5667
mg/l dengan kadar minimum yaitu 10,23 mg/l dan kadar maksimum 11,07 mg/l.
Dari satu variasi tersebut dapat diketahui bahwa ketebalan zeolit dapat
mengurangi nilai kadar lemak hingga mencapai 15,93 mg/l. Pada variasi kedua
lemak yaitu dari 26,64 mg/l menjadi 5,7883 mg/l dengan kadar minimum yaitu
5,33 mg/l dan kadar maksimum 6,11 mg/l. Pada variasi ketiga yaitu ketebalan
zeolit berukuran 28 cm yaitu 2,4533 mg/l dengan kadar minimum yaitu 2,09 mg/l
58
dan kadar maksimum 2,96 mg/l. Ketiga variasi tersebut dapat menurunkan kadar
pada zeolit terhadap kadar minyak dan lemak yang terdapat pada limbah cair
dapur rumah X. Menurut Rahma (2008), terdapat beberapa faktor yang dapat
besar, maka jumlah solute yang teradsorpsi makin besar. Selain itu luas
adsorpsi yang terjadi makin besar karena kemungkinan zat yang menempel pada
Menurut Mashudi (2003) dalam penelitian Udyani (2014) aktivitasi adalah semua
yang teraktivasi secara fisik yaitu dengan menggunakan pemanasan dengan suhu
tinggi yaitu 300˚C selama 3 jam. Tujuan dari dilakukan pemanasan ini menurut
Khairinal (2000) dalam Mutaqqin (2018) adalah untuk menguapkan air yang
minyak dan lemak dikarenakan jumlah adsorben serta luas permukaan adsorben
4.3.6 Ketebalan Zeolit yang Efektif dalam Penurunan Kadar Minyak dan
Lemak
ketebalan yang efektif dalam menurunkan kadar minyak dan lemak adalah pada
ketebalan 28 cm, rata-rata nilai kadar minyak dan lemak yaitu 2,45 mg/l yang
berada di bawah baku mutu menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 68
Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik yaitu 5 mg/l
Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan yaitu sampel hanya diambil dari
satu rumah sehingga tidak mewakili gambaran rumah lainnya. Hal ini juga
tersebut saja.
BAB V
5.1 Kesimpulan
menyimpulkan:
1. Suhu dari limbah cair dapur rumah X sebelum dan sesudah diberikannya
ketebalan 21 cm rentang suhu yang terukur yaitu 26˚C - 28˚C, dan pada
3. Kadar awal dan akhir minyak dan lemak pada limbah cair dapur rumah X
cm
5. Ketebalan zeolit yang efektif dalam menurunkan kadar minyak dan lemak
5.2 Saran
terhadap zeolite yaitu aktivasi kembali karena zeolit ini dapat mencapai
c. Pada variasi ketebalan 14 cm dan 21 cm, nilai kadar minyak dan lemak
Aldha, Novi . 2013. Aktivasi Zeolit Secara Fisika dan Kimia untuk
Elgawad H. S. Abd 2015 Oil and Grease Removal from Industrial Wastewater
Sains
Hidayanto, Ariyo P. 2017. Adsorpsi Spesi Sulfur dalam Ion Tiosulfat dengan
Yogyakarta.
Kantin.
Las, T., Firdiyono, F., & Hendrawan, A. (2011). Adsorpsi Unsur Pengotor
Https://Id.Scribd.Com/Document/147289813/Pengertian-Minyak-Dan-
Hal. 32-35
Novriani. 2010. Alternatif pengelolahan unsur hara fosfor (P) pada budidaya
Dan Total Suspended Solid (TSS) pada Limbah Cair Industri Tahu.
Universitas Diponegoro.
Setiadi, dan Astri Pertiwi. 2007 Preparasi dan Karakterisasi Zeolit Alam
SNI 06-6989.10-2004 Air dan air limbah – Bagian 10: Cara uji minyak dan
IPTEK Terapan
Tri Widayatno, Teti Yuliawati, Agung Adi Susilo. 2010. Adsorpsi Logam Berat
Surakarta.