Disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli
Madya Kesehatan
NURHIKMA
16 3145453063
ii
2
iii
3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, sehingga penulis dapat
persyaratan untuk mencapai gelar Ahli Madya pada Program Studi D-III
Penulis menyadari bahwa KTI ini masih jauh dari kesempurnaan, mungkin
masih banyak kekurangan atau kelemahan baik dari segi penyusunan maupun dari
pendapat atau kritik yang bersifat konstruktif dari semua demi kesempurnaan
yang penulis hadapi, namun atas bantuan bimbingan dan kerjasama dari semua
pihak yang terlibat di dalamnya sehingga hambatan dan kesulitan tersebut dapat
teratasi dengan baik. Untuk itu perkenankanlah penulis dengan segala hormat dan
besarnya kepada Ibu Thaslifa, S.Si., M.Sc., selaku Pembimbing I dan bapak
iv
4
2. Ibu Hj. Suryani, S.H., M.H., selaku Ketua Yayasan Pendidikan Islam Mega
Rezky Makassar.
3. Bapak Prof. Dr. dr. H. M. Rusli Ngatimin, MPH., selaku Rektor Universitas
Megarezky.
4. Bapak Dr. Jangga, S.Si., M.Kes., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi,
5. Ibu Resi Agestia Waji S.Si.,M.Si., selaku Ketua Program Studi D-III
6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Universitas Megarezky yang telah
dan yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu yang secara langsung
KTI ini.
8. Terkhusus penulis ucapkan kepada ayahanda Masa dan Sinang serta Budi
Inrawan dan Adik Kirana atas segala perhatian, pengorbanan, kasih sayang
v
5
sebesar-besarnya dari Allah SWT, dan KTI ini dapat menjadi bacaan yang
bermanfaat. Aamiin!
Penulis
vi
6
DAFTAR ISI
vii
7
B. Pembahasan............................................................................................... 46
A. Kesimpulan ............................................................................................... 52
B. Saran ......................................................................................................... 52
viii
8
DAFTAR GAMBAR
ix
9
DAFTAR TABEL
x
10
DAFTAR LAMPIRAN
Diabetik .......................................................................................... 65
xi
11
ABSTRAK
Nurhikma, 163145453063 Gambaran Kadar Trigliserida Pada Penderita Kaki
Diabetik (Dibimbing oleh Thaslifa dan Hairuddin)
Kaki diabetik merupakan komplikasi diabetes yang paling sering terjadi sekaligus
memiliki dampak yang fatal, pada kejadian yang parah harus dilakukan amputasi
(pemotongan). Komplikasi kaki diabetik terjadi karena adanya gangguan pada
sistem saraf (neuropati) pembuluh darah dan terjadi infeksi. Trigliserida
merupakan subtansi yang berperan dalam metebolic factor dan vasculer changes
terbentuknya gangren pada pasien DFU. Trigliserida adalah salah satu yang
banyak ditemukan didalam darah. Trigliserida juga dihasilkan di organ hati,
namun sebagian besar ditemukan berasal dari makanan, trigliserida merupakan
sumber energi dan terdapat pada jaringan tepi dibawah kulit. Penelitian ini
bertujuan untuk mengambarkan kadar trigliserida pada penderita kaki diabetik.
Metode penelitian ini merupakan penelitian secara uji deskriptif dengan
pendekatan cross sectional study yang dilakukan secara obsevasional. Besar
sampel yang digunakan sebanyak 12 sampel kaki diabetik diperoleh dengan
teknik purpussive sampling. Penelitian dilakukan di Laboratorium Balai Besar
Laboratorium Kesehatan (BBLK) Makassar pada tanggal 15 Juli- 8 Agustus 2019.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar trigliserida pada kaki diabetik
sebanyak 12 sampel, diperoleh hasil trigliserida normal sebanyak 8 orang dan
trigliserida abnormal sebanyak 4 orang, dengan hasil rata-rata normal yaitu 127
mg/dl.
xii
12
ABSTRACT
Diabetic foot is a diabetes complication that most often occurs at the same time
has a fatal impact, in severe cases amputations must be done (cutting). Diabetic
foot complications occur due to interference with the nervous system (neuropathy)
of blood vessels and infection. Triglycerides are substances that play a role in
metabolic factors and vasculer changes in the formation of gangrene in DFU
patients. Triglycerides are one of the many found in the blood. Triglycerides are
also produced in the liver, but most are found to come from food, triglycerdes are
an energy source and are present in the peripheral tissues under the skin. This
study aims to describe the levels of triglycerides in diabetic foot sufferers. This
research method is a descriptive test research with cross sectional study approach
which is conducted in an observational manner. The sample size used was 12
diabetic foot samples obtained by purpussive sampling technique. The study was
conducted at the Makassar Laboratory of Health Laboratory (BBLK) on July 15-
August 8, 2019. The results showed that the triglyceride levels in the diabetic foot
were 12 samples, the results of normal triglycerides were 8 people and abnormal
trglycerides ware 4 people, with the results the normal average is 127 mg/dl.
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
peningkatan, hal ini berkaitan dengan jumlah populasi yang meningkat, life
hidup modern, serta prevalensi obesitas meningkat dan kegiatan fisik berkurang.
Diabetes mellitus memiliki sifat yang kronik progresif, dimana dapat memberikan
1,5 juta kematian. Gula darah yang lebih tinggi dari batas maksimum
kardiovaskular dan lainnya. Indonesia berada pada posisi ke tujuh di dunia. Hasil
Selatan sebanyak 1,2%. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Makassar
tahun 2015 yaitu 21.018 kasus dan kematian akibat DM terdapat 811 kasus.
tidak mampu lagi memproduksi insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan
insulin yang diproduksi secara efektif. Insulin adalah hormon yang mengatur
adalah kadar gula yang tinggi dengan nilai lebih dari normal dikarenakan tubuh
1
2
(Handayana Y, 2016).
perubahan pada kulit dan otot, yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan
infeksi mudah berubah menjadi infeksi yan luas. Penyebab aliran darah yang
kurang juga akan lebih lanjut menambah rumitnya pengelolaan kaki diabetik
sekaligus memiliki dampak yang fatal, pada kejadian yang parah harus dilakukan
(DFU) biasanya memiliki kadar kolesterol yang tidak terkendali dalam jangka
waktu yang lama salah satunya trigliserida, yang dapat menyebabkan kerusakan
dalam metebolic factor dan vasculer changes terbentuknya gangren pada pasien
berasal dari makanan, trigliserida merupakan sumber energi dan terdapat pada
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dibuat rumusan masalah yaitu
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini terdiri dari manfaat
1. Manfaat Praktis
b. Sebagai bahan informasi atau masukan kepada para tenaga analis kesehatan
2. Manfaat Teoritis
pengetahuan khususnya di bidang kimia klinik dan sebagai bahan acuan bagi
penulis selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
insulin atau kedua-duanya. Bila hal ini dibiarkan tidak terkendali dapat terjadi
tipe 1 Insulin Dependen Diabetes Melitus (IDDM), tipe 2 Non Insulin Dependen
Melitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa
darah yang melebihi normal dan gangguan metabolisme karbohidrat lemak dan
protein yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin secara relatif maupun
pankreas oleh virus atau autoimunitas. Jadi, antibodi yang ada di dalam
4
5
tubuh manusia membunuh siapa saja yang tidak dikenalinya termasuk zat-
zat yang dihasilkan oleh tubuh dia anggap benda asing termasuk zat-zat
penghasil insulin maka dari itu diabetes mellitus tipe 1 disebut dengan
gejalah yang timbul pada diabetis tipe 1 adalah terjadi pada usia muda,
insulin dan yang kedua resitensi insulin. Untuk yang pertama berat badan
badan yang besar atau gemuk. Diabetes melitus tipe 2 ini disebut sebagai
penyakit yang lama dan dan tenang karena gejalanya yang tidak medadak
insulin dianggap normal tetapi tidak dapat membuang glukosa kedalam sel-
sel sehingga obat-obatan yang diberikan pun ada 2 selain obat untuk
diabetes mellitus tipe 2 ini karena dapat lemak-lemak yang ada dalam tubuh
6
tahun, tubuh gemuk, dan gejala yang ada kronik (Novita, 2012).
Diabetes mellitus tipe ini menjangkin wanita yang hamil. Lebih sering
sejak lahir seperti yang berhubungan dengan jantung, sistem nerves yang
pusat, dan menjadi sebab bentuk cacat otot atau jika GDM tidak bisa
dikendalikan bayi yang lahir tidak normal yakni besar atau disebut
Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak
kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa kedalam sel, untuk
kemudian didalam sel glukosa itu dimetabolisasi menjadi tenaga. Bila insulin
tidak aktif, glukosa tidak dapat masuk sel dengan akibat glukosa akan tetap
meningkat. Dalam keadaan seperti itu badan akan jadi lemah tidak ada sumber
energi didalam sel. Ini terjadi pada diabetes tipe 1 IDDM (insulin defedent
banyak tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang
meskipun anak kuncinya (resptor) kurang, maka glukosa yang masuk sedikit,
sehingga akan kekurangan bahan bakar (glukosa) dan gula didalam pembuluh
sebagian kecil atau sebagian besar insulin sel-sel beta pulau langerhans dalam
Tiga hal yang tidak bisa dipisahkan dari gejala diabetes melitus adalah
(banyak makan).
1) Polyuria
Hal ini berkaitan dengan kadar gula yang tinggi diatas 160-180
mg/dl maka glukosa akan sampai ke urin tetapi jika tambah tinggi lagi,
glukosa yang hilang. Igat gula bersifat menarik air sehingga bagi
2) Polydipsia
banyak minum.
3) Polypagia
tubuh kurang akhirnya energi yang dibentuk pun kurang. Inilah mengapa
Faktor risiko diabetes adalah suatu hal yang dapat memicu terjadinya
diabetes maka kita bisa lebih meningkatkan kewaspadaan. Hal ini akan
yaitu :
1) Faktor keturunan
terkena penyakit gula darah ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan
orang yang lain yang tidak memiliki riwayat kencing manis dalam
berarti orang tersebut pasti menderita diabetes. Faktor keturunan ini bisa
dibilang sebagai sebuah bibit saja. Bibit ini jika dipupuk dengan gaya
hidup dan pola makanan buruk, maka akan tumbuh juga (Teguh S, 2013).
10
2) Gaya hidup
terkena diabetes. Hal ini berkaitan dengan pola makanan dan aktifitas
lemak bisa membuat sel tubuh menjadi tidak peka terhadap insulin.
Hasilnya, pada kadar gula darah naik diatas normal karena sel tubuh
juga jenis es buah, es krim, kopi dengan susu dan lain sebagainya.
menjadi gaya hidup seseorang bisa menjadi faktor risiko diabetes. Salah
satu gaya hidup modern yang berisiko pada diabetes adalah pola tidur.
Risikonya hingga 2 kali lebih tinggi dari pada orang yang mendapatkan
3) Obesitas
tubuh yang berlebihan. Penyebab obesitas secara pasti belum jelas, tetapi
asupan makanan dan penggunaan energi, dimana asupan lebih besar dari
pada penggunaan energi. Faktor pola makan ini lebih berperan dalam
S, 2013).
4) Faktor usia
berbagai macam penyakit. Hal ini mungkin alami, sebab usia yang
merokok. Hal ini berdasarkan artikel yang pernah diriis oleh juornal of
Sama halnya dengan rokok, alkohol juga memiliki efek yang tidak
insulin terhambat bahkan berhenti. Jika sudah begitu, kadar gula dalam
2013).
6) Stres
cenderung memiliki gaya hidup dan pola makan yang buruk. Padahal,
memicu terjadinya reaksi biokimia didalam tubuh. Stres yang parah bisa
tubuh manusia. Akibat stres dan depresi, kadar adrenaln dan kortisol di
(Teguh S,2013).
Antibodi untuk penanda (marker) adanya proses autoimun pada sel beta adalah
islet cell antibodies (ICA), insulin autoantibodies (IAA) dan antibodi terhadap
menunjukan adanya kerusakan sel. Adanya ICA dan IAA menunjukkan risiko
(GABA).anti body ini bisa terektifikasi 10 tahun sebelum onset klinis terjadi.
Jadi, 3 penanda ini bisa digunakan sebagai uji saring sebelum gejala DM
peptide merupakan indikator yang baik untuk fungsi sel beta, juga untuk
yaitu :
1) Ketoasidosis diabetik
kapan saja pada penderita diabetes. Dari dua tipe diabetes, diabetes tipe 1
hiperosmolar diabetik.
2) Hipoglikemia
kadar gula darah puncak terukur sebesar 600 mg/dl. Ketika gula darah
mencapai level ini, darah mejadi kental dan manis. Kelebihan gula lantas
dibuang ke dalam air seni yang memicu pembuangan jumlah besar cairan
diabetik umum terjadi pada penderita paruh baya yang memiliki diabetes
saraf. Pembuluh darah yang dapat mengalami kerusakan dibagi menjadi dua
jenis, yakni pembuluh darah besar dan kecil. Penyakit diabetes juga rentang
kadar gula dalam darah, maka dapat menyebabkan jantung harus bekerja
tidak melakukan aktivitas yang berat. Kondisi ini perparah jika penderita
ginjal yang disebut nefron. Akibat rusaknya sistem penyaringan ini akan
albumin bersama urine. Apabila gangguan pada ginjal ini tidak segera
merusak sel-sel saraf. Gangguan ini bila tidak segera diobati maka dapat
khusunya pada mereka dengan kendali diabetes yang buruk pada usia
lanjut sering berada pada tingkat yang parah, mencakup infeksi saluran
6) Kaki diabetik
terjadi sekaligus memiliki dampak yang fatal, pada kejadian parah harus
pada sistem saraf menyebabkan rasa kebal di kaki (hilang rasa), sehingga
borok (gangren) pada kaki. Keadaan kaki diabetik yang parah atau yang
Wagner dikutip oleh Waspadji S, terdiri dari 6 tingkatan yaitu tidak ada
luka terbuka (kulit utuh), ulkus Superfisialis (terbatas pada kulit), ulkus
kematian jaringan tubuh terlokalisir seperti pada ibu jari kaki, bagian
depan kaki atau tumit, dan ulkus dengan kematian jaringan tubuh pada
Penyebab aliran darah yang kurang juga akan lebih lanjut menambah
Tanda dan gejala dari kaki diabetik seperti sering kesemutan, nyeri
pada kaki saat sedang istirahat, sensasi rasa pada kaki berkurang,
dorsalis pedis, tibialis dan poplitea, kaki menjadi atrofi, dingin dan kuku
7. Pencegahan Diabetes
yaitu:
a. Pencegahan Premordial
dari kebiasaan, gaya hidup dan faktor risiko lainnya. Prakondisi ini harus
kurang baik, pola hidup santai atau kurang aktivitas, dan obesitas adalah
b. Pencegahan Primer
orang yang termasuk kelompok risiko tinggi, yaitu mereka yang belum
4) Riwayat keluarga DM
kegiatan jasmani teratur, pola dan jenis makanan yang sehat menjaga
badan agar tidak terlalu gemuk dan risiko merokok bagi kesehatan
(Nyoman. S, 2009).
21
c. Pencegahan Sekunder
1) Penyuluhan
2) Perencanaan makanan
3) Latihan jasmani
d. Pencegahan Tersier
misalnya para ahli sesama disiplin ilmu seperti ahli penyakit jantung,
8. Pengobatan Diabetes
a. Antidiabetik oral
berat badan. Bagi pasien DM tipe 1 penggunaan insulin adalah terapi utama.
22
ditambahkan bila setelah 4-8 minggu upaya diet dan olahraga dilakukan,
kadar gula darah tetap di atas 200 mg% dan HbA1c di atas 8%. Jadi obat ini
termasuk penyakit-penyakit lain dan komplikasi yang ada. Dalam hal ini
2010).
b. Insulin
asam amino kedua rantai tersebut. Untuk pasien yang tidak terkontrol
dengan diet atau pemberian hipoglikemik oral, kombinasi insulin dan obat-
obat lain bisa sangat efektif. Insulin kadang kala dijadikan pilihan
malam (wax), yang secara umum bersifat tidak larut air tetapi larut dalam pelarut
nonpolar misalnya eter dan kloroform. Lemak yang disimpan dijaringan adiposa,
yang juga berfungsi sebagai insulator panas di jaringan subkutan dan di sekitar
dan penurunan fraksi lipid dalam plasma yang memegang peranan penting dalam
meningkatnya kadar LDL, Trigliserida dan menurunnya kadar HDL (Longo et al.,
24
Diabetes Melitus terjadi gangguan profil lipid oleh karena adanya resistensi
insulin yang akan menyebabkan peningkatan pelepasan asam lemak bebas dari
jaringan lemak, gangguan asam lemak bebas oleh otot dan peningkatan pelepasan
(Bosomworth, 2013).
Profil lipid meliputi kolesterol total, high density lipoprotein (HDL), low
density lipoprotein (LDL) dan trigliserida. Kolesterol adalah bagian dari lemak
yang ada pada semua sel tubuh dan berasal dari dalam tubuh maupun makanan,
normal kalori, bahan lapisan sel, bahan dasar hormon dan jaringan tubuh. HDL
merupakan protein pengankut kolesterol dari jaringan tepi ke hati, kadar HDL
koleseterol .<5% trigliserida, 30% fosfolipid dan 50% protein. LDL merupakan
protein pengangkut kolesterol dari organ hati ke jaringan tepi, kadar LDL yang
trigliseridaserta 50% kolesetrol. Dan Trigleseria adalah bagian dari lemak yang
terumata berasal dari makanan, merupakan sumber energi dan terdapat pada
Triglesrida atau lemak netral adalah suatu ester antara asam lemak dan
gliserol yang ketiga radikal hidroksinya diesterkan. Jadi, jelas bahwa lemak
sel-sel tubuh manusia, hewan atau tanaman, lemak atau trigliserida ini banyak kita
jumpai. Lemak kasar yang diperoleh dari sel-sel hewan atau tamana yang tidak
pegmen yang larut, dan asam lemak bebas. Untuk mendapatkan lemak yang baik,
molekul gliserol dan 3 molekul asam lemak, bersirkulasi di darah dalam bentuk
sumber utama energi untuk berbagai kegiatan tubuh. Ketika seseorang makan
makanan, kalori tambahan bisa diubah menjadi trigliserida dan disimpan sebagai
26
apabila asupan kalori yang dikonsumsi lebih tinggi dari pada yang digunakan.
Jumlah karbohidrat yang masuk kedalam tubuh lebih besar dari pada yang
segera digunakan untuk energi atau disimpan sebagai glikogen. Kelebihan ini
cepat diubah menjadi trigliserida, yang disimpan dijaringan lemak. Sebagian besar
yang terbentuk di hati terutama diangkut oleh lipoprotein sel lemak di jaringan
lemak dan di simpan sampai diperlukan untuk energi (John E.Hall, 2010).
lemak, kemudian sewaktu melalui sel epitel usus, keduanya disintesis kembali
menjadi melokul trigliserida baru yang berkumpul dan masuk kedalam hati dalam
bentuk droplet kecil yang terbesar yang disebut kilomikron (Agnes E, 2012).
Kadar trigliserida dalam darah orang yang normal, tidak melebihi kadar
200mg/dl. Pada keadaan tertentu, seperti diabetes melitus dan obesitas, kadar
a. Penyimpanan Trigliserida
lipase, yang diaktifkan oleh insulin yang dihasilkan oleh sel-sel beta pulau
27
menjadi asam lemak, yang nantinya asam lemak dibentuk sebagai trigliserida
2012).
utama pada manusia, yaitu sekitar 90% jaringan lemak tubuh. Semakin tinggi
trigliserida tinggi berasal dari dua sumber, yaitu usus dan hati. Usus
berbentuk kecil dan padat (VLDL), dan kelebihan pemecahan lemak sehingga
lemak dalam aliran darah beredar bebas dalam jumlah yang banyak atau
disebut sebagai lipolisis yang tidak efektif oleh lipoprotein lipase. Kedua
28
tubuh manusia sebagai jaringan lemak (adipose) yang terserap oleh usus
hidrolisis menjadi glisel dan asam lemak bebas. Trigliserida yang terkandung
dalam makanan manusia berasal dari tumbuhan dan hewan. Apabila tubuh
membutuhkan energi, maka enzim yang ada didalam sel lemak tubuh (lipase)
ini. Trigliserida yang ada di pembuluh darah kemudian diubah untuk menjadi
kedalam plasma darah dalam dua bentuk, yaitu sebagai kilomikron yang
berasal dari penyerapan usus setelah makan lemak dan sebagai kolesterol jahat
yang sangat kecil dan padat yang disebut VLDL. VLDL ini dibentuk oleh hati
Pada penderita diabetes melitus tipe 1 akibat kerusakan sel beta pankreas,
menjadi lebih padat atau kecil. Sedangkan pada penderita diabetes melitus tipe
hati.
c. Kelainan Dislipidemia
meningkat dan menurunnya kadar lemak berupa lipid atau lipoprotein dalam
plasma darah. Lipid atau lemak adalah zat makanan yang dibutuhkan oleh
tubuh dalam kadar tertentu. Dislipidemia yang utama adalah kenaikan kadar
beberapa organ tubuh terutama mata, ginjal, saraf dan jantung, yang disebut
adipose, terutama yang disebut sebagai lemak viscreral di dalam tubuh, untuk
kemampuan kerja insulin dalam menetralisasi kadar gula didalam darah dengan
pembuluh darah organ terutama hati, otot, jantung dan ginjal (Lukman Waris
Merewa 2015).
30
2) Usia
3) Jenis kelamin
5) Obesitas/kegemukan
8) Penggunaan alkohol
9) Merokok.
6) Melakukan olaraga maksimal lima kali dalam satu minggu (Zulaikah, 2016).
f. Diagnosis Trigliserida
laboratorium. Agar hasilnya optimal, dianjurkan untuk puasa selama 8-12 jam
pembentukan glikogen. Sintesis asam lemak dan kolesterol dari glukosa, dalam
keadaan kadar glukosa yang tinggi dan kerja insulin tidak bekerja dengan
maksimal atau glukosa tidak dapat diserap oleh tubuh maka dapat mempercepat
perubahan pada kulit dan otot, yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan
infeksi mudah berubah menjadi infeksi yan luas. Penyebab aliran darah yang
kurang juga akan lebih lanjut menambah rumitnya pengelolaan kaki diabetik
Kaki diabetik merupakan salah satu kompikasi kronik yang diakibatkan oleh
pada sekresi insulin dan insulin resistensi. Salah satu Komplikasi dari DM adalah
diabetic foot ulcer (DFU). Diabetic foot ulcer (DFU) tergolong ke dalam
diabetes melitus yalng ditandai dengan munculnya ulkus yang terkadang tidak
yang kemudian dapat berujung pada amputasi apabila tidak ditangani dengan baik
(Litwak, 2013).
mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan teori bahwa resisten insulin pada
yang masuk dalam sirkulasi akan mengalami pertukaran dengan kolesterol ester
pada inti LDL dan dihidrolasi oleh lipoprotein lipase maupun lipase hepar
arterosklerosis dan komplikasi lainnya yang diperantai oleh LDL. Pada diabetes
(Gondosari, 2010).
33
D. Kerangka Konsep
Nefropati
Faktor kaki diabetik :
1. Diabetes Tipe 2
Hiperglikemia DM Kaki Diabetik 2. Laki- laki dan
perempuan
3. Usia >40
4. Obesitas
Dislipidemia
Keterangan
1. Variabel terikat
2. Variabel bebas
F. Definisi Oprasional
a. Trigliserida adalah bagian dari lemak yang terumata berasal dari makanan.
Merupakan sumber energi dan terdapat pada jaringan tepi dibawah kulit.
34
mg/dl, Ambang Batas 150-199 mg/dl, Tinggi 200-499 mg/dl dan Sangat
b. Diabetes Melitus tipe 2 adalah bentuk paling umum dari biabetes. Bentuk
dimana lemak . otot, dan sel hati tidak menggunakan insulin dengan benar.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain Penelitian dilakukan dalam penelitian ini adalah Deskriptif dengan
2. Tempat Penelitian
2. Bahan yang digunakan yaitu reagen trigliserida, sampel (serum), kapas, alkohol
35
36
2. Sampel
3. Besar Sampel
( ) ( ) ( )
( )
12
Keterangan :
n : Jumlah Sampel
P : Perkiraan prevalensi
5. Kriteria sampel
a. Kriteria inklusi
diabetik).
b. Kriteria eksklusi
1) Merokok
2) Alkohol
E. Cara Kerja
1. Pra Analitik
c. Metode : Fotometrik
38
d. Prinsip alat :
berupa data pada display alat atau berupa print out data.
e. Pengambilan darah
mengepalkan tangannya.
dicabut.
8) Letakan tabung vakum secara tegak lurus dan didiamkan darah sampai
membeku.
g. Persiapan Sampel
2) Lakukan penomoran sampel dan cup sampel sesuai urutan kode Lab.
2. Analitik
a. Prosedur Kerja
sampel.
3. Pasca Analitik
F. Alur Penelitian
Kaki Diabetik
Diambil Darah
Diambil Serum
Pemeriksaan TG menggunakan
metode Fotometri
Hasil
Pengolahan Data
Pembahasan
Kesimpulan
2. Analisa Data
Data dari hasil penelitian diolah secara Deskriktif dalam bentuk tabel lalu
dinarasikan.
H. Etika Penelititan
1. Informed Consent (lembar Persetujuan)
penelitian diberitahu tentang maksud dan tujuan penelitian, jika subjek bersedia
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Kesehatan (BBLK) kota Makassar yang dilakukan pada tanggal 22 juli sampai 8
agustus 2019 dengan jumlah keseluruhan 12 sampel kaki diabetik diperoleh hasil
sebagai berikut :
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Subjek Penelitian pada Gambaran
Kadar Trigliserida Pada Penderita Kaki Diabetik.
Variabel Nilai
Subjek Penelitian
Laki-laki 3
Perempuan 9
a
Usia (Usia (Tahun) 40- 67(c54)
b
Riwayat DM
Ya 7
Tidak 5
a b
Lama DM (Tahun) 2- 14(c7)
Riwayat Hipertensi
Ya 3
Tidak 9
Sering Berolaraga
Ya 6
Tidak 6
a
Kadar Trigliserida (mg/dl) 52-b232(c127)
Sumber : Data Primer 2019
Keterangan :
a.Minimal
b.Maximal
c.Rata-rata
42
43
Pada tabel (4.1) Distribusi subjek penelitian sebanyak 12 orang dengan jenis
kelamin laki-laki sebanyak 3 orang dan perempuan sebanyak 9 orang. Pasien yang
tahun. Pasien riwayat DM sebanyak 7 orang dan yang tidak mengalami riwayat
tahun dengan rata-rata 7 tahun. Pasien riwayat hipertensi sebanyak 3 orang dan
yang tidak memiliki riwayat hipertensi sebanyak 9 orang. Pasien yang sering
melakukan olaraga sebanyak 6 orang dan yang tidak sering melakukan olaraga
sebanyak 6 orang dan kadar trigliserida memiliki minimal 52 mg/dl dan maximal
Tabel 4.2
Jenis Kelamin terhadap kadar trigliserida
Pada tabel (4.2) berdasarkan jenis kelamin hasil yang diperoleh kadar
berjumlah 2 orang (16%) dan kadar tinggi berjumlah 1 orang (9%) dan jenis
Tabel 4.3
Usia terhadap kadar trigliserida
Pada tabel (4.3) berdasarkan usia diperoleh hasil usia 40-48 tahun
memiliki kadar trigliserida normal berjumlah 3 orang (25%) dan kadar tinggi
berjumlah 1 orang (9%), usia 49-57 tahun yang memiliki kadar tinggi berjumlah 1
orang (9%), usia 58-67 tahun yang memiliki kadar trigliserida normal berjumlah 5
Tabel 4.4
Berdasarkan Riwayat Diabetes Melitus (DM)
trigliserida normal berjumlah 3 orang (25%) dan kadar tinggi berjumlah 4 orang
(34%) dan yang tidak mengalami riwayat DM memiliki kadar trigliserida normal
Tabel 4.5
Berdasarkan Lama menderita Diabetes Melitus (DM)
lama menderita DM dari 1-5 tahun kadar trigliserida normal berjumlah 5 orang
(41%) dan lama menderita DM >5 tahun kadar trigliserida normal berjumlah 3
Tabel 4.6
Riwayat Hipertensi
berjumlah 1 orang (8%) dan kadar tinggi berjumlah 2 orang (17%) dan yang tidak
Tabel 4.7
Berdasarkan Sering Berolaraga
normal berjumlah 5 orang (41%) dan kadar tinggi berjumlah 1 orang (9%) dan
yang tidak sering berolaraga berjumlah 3 orang (25%) dan kadar tinggi berjumlah
3 orang (25%).
B. Pembahasan
penderita kaki diabetik dengan rata-rata yaitu 127 (normal) mg/dl. Penelitian ini
keadaan ini memicu seluruh jaringan yang menyimpan lemak yang di sebut
adipose, terutama yang disebut sebagai lemak visceral di dalam tubuh terjadinya
trigliserida yaitu dengan menghindari atau pantang mengkonsumsi gula dan dan
dengan baik serta melakukan olaraga maksimal lima kali dalam satu minggu
(Zulaikah, 2016).
jenis kelamin laki-laki memiliki kadar trigliserida tinggi berjumlah 1 orang (9%)
dan jenis kelamin perempuan memiliki kadar trigliserida tinggi berjumlah 3 orang
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nauman (2009). Hal ini
47
disebabkan karena laki-laki lebih aktif secara fisik sehingga penggunaan energi
dilakukan serta semakin lama durasinya, maka maka penggunaan energi juga
semakin besar. Apabila tubuh mengalami kelebihan energi, terutama yang berasal
dari karbohidrat dan lemak, maka energi yang berlebihan akan disimpan dalam
bentuk glikogen dalam otot dan hati serta dalam bentuk lemak jika dibandikan
yang jarang melakukan aktifitas fisik sehingga kadar trigliserida meninkat pada
Pada tabel (4.3) berdasarkan usia diperoleh hasil usia 40-48 tahun
memiliki kadar trigliserida tinggi 1 orang (9%), usia 49-57 tahun memiliki kadar
trigliserida tinggi 1 (9%) dan usia 58-67 tahun memiliki kadar tinggi trigliserida 2
orang (16%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Damayanti (2015). usia menjadi salah satu faktor kadar trigliserida pada kaki
diabetik yang mana lebih banyak ditemukan pada usia dewasa yang berumur 51-
lemak yang tersimpan dalam sel-sel lemak yang melibatkan hidrolisis trigliserida.
Selama proses ini, asam lemak bebas dilepaskan aliran darah dan beredar ke
seluruh tubuh. Maka terjadi penurunan sebagian fungsi organ tubuh yaitu hati
adalah salah satu yang banyak ditemukan didalam darah. Trigliserida juga
48
dihasilkan di organ hati, namun sebagian besar ditemukan berasal dari makanan,
trigliserida merupakan sumber energi dan terdapat pada jaringan tepi dibawah
trigliserida tinggi berjumlah 4 orang (34%) dan tidak memiliki riwayat DM hasil
yang diperoleh trigliserida tinggi berjumlah 0 (0%). Penelitian ini sejalan dengan
orang yang memiliki riwayat keluarga yang berisiko menderita DM tipe 2 4,33
kali dibandingkan dengan orang yang riwayat keluarga tidak menderita DM.
mampu lagi memproduksi insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin
yang diproduksi secara efektif. DM yang terjadi terus menerus akan mengalami
komplikasi kroonik salah satunya kaki diabetik. Pada penderita DFU (Diabetic
Foot Ulcer) biasanya memiliki kadar kolesterol yang tidak terkendali dalam
jangka waktu yang lama salah satunya trigliserida, yang dapat menyebabkan
berperan dalam metebolic factor dan vasculer changes terbentuknya gangren pada
menderita DM 1-5 tahun 0 (0%) dan lama menderita DM >5 kadar tinggi
resiko yang dapat mempengaruhi kejadian ulkus sesuai dengan hasil penelitian
gangguan metabolik akibat pankreas tidak mampu lagi memproduksi insulin atau
tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Insulin
adalah hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula darah di dalam tubuh.
hiperglikemia. Hiperglikemia adalah kadar gula yang tinggi dengan nilai lebih
dari normal dikarenakan tubuh tidak memproduksi insulin atau insulin tidak
kelainan pada pembuluh darah. Baik neuropati sensorik maupun motorik dan
autonomik akan mengakibatkan berbagai perubahan pada kulit dan otot, yang
kaki dan selanjutnya akan mempermudah terjadinya ulkus pada kaki. Adanya
yan luas. Penyebab aliran darah yang kurang juga akan lebih lanjut menambah
dampak yang fatal, pada kejadian yang parah harus dilakukan amputasi
biasanya memiliki kadar kolesterol yang tidak terkendali dalam jangka waktu
yang lama salah satunya trigliserida, yang dapat menyebabkan kerusakan endotel
metebolic factor dan vasculer changes terbentuknya gangren pada pasien Diabetic
Foot Ulcer (DFU) (Li X, 2011). Dalam penelitian yang peneliti lakukan
50
Pada tabel (4.6) berdasarkan riwayat hipertensi hasil kadar trigliserida tinggi
berjumlah 2 orang (17%) dan yang tidak mengalami riwayat hipertensi tinggi 2
2,49 kali. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Haryanto dkk
(2009). Hubungan antara hipertensi dengan lipid darah melalui banyak cara dan
darah yang tinggi pada waktu yang lama dapat memicu terjadinya trigliserida.
Tekanan darah tinggi yang terjadi pada tubuh akan memompa jantung untuk
berkerja lebih keras dan aliran darah terjadi lebih cepat dan mengakibatkan
saluran darah semakin kuat menekan pembuluh darah. Tekanan yang kuat dapat
(Bungawati,2011).
Pada tabel (4.7) berdasarkan yang sering berolaraga hasil kadar trigliserida
tinggi berjumlah 1 orang (9%) dan yang tidak sering kadar tinggi berjumlah 3
orang (25%). Dalam penelitian yang peneliti lakukan didapatkan hasil normal
yaitu 66%. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan memiliki
kadar trigliserida normal yaitu 116,71 mg/dl Magkos (2013). Seseorang yang
fisik. Seseorang yang melakukan aktifitas fisik maka penggunaan energi secara
51
metabolism tubuh. Semakin tinggi intensitas aktifitas fisik yang dilakukan serta
semakin lama durasinya, maka maka penggunaan energi juga semakin besar.
karbohidrat dan lemak, maka energi yang berlebihan akan disimpan dalam bentuk
glikogen dalam otot dan hati serta dalam bentuk lemak (Magkos, 2013).
menambah risiko terjadinya penyakit jantung dan stroke. Kadar trigliserida juga
lipid atau lainnya. Hal ini dapat menyebabkan munculnya berbagai gejala
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
orang dan trigliserida abnormal sebanyak 4 orang, dengan hasil rata-rata normal
B. Saran
52
53
DAFTAR PUSTAKA
Agnes E. 2012. Hubungan antara kadar glukosa darah dengan kadar trigliserida
pada diabetes melitus tipe 2 di RSD dr. Soebandi.
Agnes Sri Harti. 2014. Biokimia Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Badan penelitian dan pengembangan kesehatan kementrian kesehatan RI tahun
2013. Laporan nasional riset kesehatan dasar (RISKESDAS) 2013.
Bunga. Dahlia. 2011, kejadian masa tubuh (IMT) terhadap tekanan darah pada
perawatan di Rumah sakit Baptis Kediri, jurnal STIKES Rs Baptis Kediri.
Campbell, Nell A, dkk. 2009. Biology Edisi Ketiga Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Departemen Kesehatan.2010. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes
Melitus.
Doktersehat.2018. Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan.Indonesia.
Deribe, B. Kifle, W dan Gugas, N. 2012.Prevalance and Factors Influencing
Diabetic Foot Ulcer amongDiabetic Patiets Attending Arbaminch
Hospital, South Ethiopia. Juornal Diabetes and Metabolism. 2:322
Evi R.E. 2012. Hubungan Kadar Glukosa Darah Terhadap Hypertrihlycerdemia.
Gumukmas.ga. 2018. diabetes-tipe-2-peran-gen-dalam.html.
Gondosari AH. 2010. Koletestero, asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh.
Dalam: Wijdan FR, editor. The Miracle Of 5 Elements Energy.p43-p50.
Handayana, Y. 2016. Tepat & Jitu Atasi Ulkus Kaki diabetik. Yogyakarta: ANDI.
Hasdianah Dr. H.R. 2012. Mengenal Diabetes Melitus Pada Orang Dewasa dan
Anak-anak dengan Solusi Herbal. Penerbit : Nuha Medika, Cetakan I,
Yogyakarta.
Haryanto D, Bambang M, Damayanti RS, Sudigdo S. 2009. Hubungan ketebalan
tunica intima media arteri carotis media dengan obesitas pada remaja. Sari
Pediatri.
John E Hall. 2010. Buku saku fisiologi dan kedokteran.jakarta : EGC.
Kurniawan, Bahrun. 2013. Kadar oxLDL pada Penderita Diabetes Melitus Tipe
2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol. Universitas Hasanuddin Makassar.
Li X, Xio T, Wang Y, et al. 2011. Incidence, risk factors foramputationsamon
patiens with diabetic foot ulcer in a chinese tertiary hospital. Diabetes
Research and Ckinical Practic 39(1):26-30.
Litwak L, Goh Su- Yen, Hussein Z, Malek R, Prusty V, Khamseh ME.2013.
Prevalence of diabetes complication in poeple with type 2 diabetes
mellitus and its assciation with baseline characteristics in the
multinational achieve study. Diabettology & Metabolic Syndrome;5:57.
Misnadiarly. 2006. Diabetes Melitus: Gangren, Ulcer dan Infeksi, Mengenal
Gejala, Menanggulangi, dan Mencegah Komplikasi. Pustaka Populer
Obor,Jakarta.
Magkos F. Exercise for preventing hypertriglicedemia. Medscape.
2013;Available.
Novita, R. 2012. Diabetes Melitus. Yogyakarta : Nuha Medika.
Nauman Y. 2009. Hubungan peningkatan serum trigliserida dengan peningkatan
enzim aminotransferase pada penderita DM tipe 2 di RSUP H. Adam
Malik Medan. Medan : Universitas Sumatera Utara.
54
LAMPIRAN-LAMPIRAN
56
Besar Laboratoium
Kesehatan (BBLK) Makassar
jam 12:00.
e. Sampel dicentrifuge selama
10 menit dengan kecepatan
3000rpm
f. Melakukan pengkodean pada
cup sampel menggunakan
spidol sesuai dengan sampel
g. Melakukan pemipetan
sebanyak 500µl (tip kuning)
kedalam cup sampel sesuai
kode sampel
h. Klik F2 pada layar menitor,
lalu klik 1.sampel, kemudian
di klik new, pilih no rak
sampel dan kemudian
posisikan sampel sesuai no
rak sampel, klik star pada
layar monitor.
i. Pembacaan hasil berupa print
out data
a. Pergi ke ETN CENTER
pengambilan sampel
b. Melakukan proses pengisian
lembar persetujuan dan
kuesioner oleh responden
c. Pengambilan darah vena dari -didampingi
pukul 08:30 sampai 14:00, perawat ENT
setelah diambil darahnya CENTER
disimpan di box sampel lalu - 1 orang pasien
ditambahkan es batu
d. Pengantaran sampel ke Balai
Kamis, Besar Laboratoium
8.
25 uli 2019 Kesehatan (BBLK) Makassar
jam 14:00.
e. Sampel dicentrifuge selama
10 menit dengan kecepatan
3000rpm
f. Melakukan pengkodean pada
cup sampel menggunakan
spidol sesuai dengan sampel
g. Melakukan pemipetan
sebanyak 500µl (tip kuning)
kedalam cup sampel sesuai
kode sampel
59
( ) ( ) ( )
( )
12
Keterangan :
n : Jumlah Sampel
P : Perkiraan prevalensi
(INFORMED CONSENT)
Nama pasien :
Jenis kelamin :
Umur :
proses pelayanan terjadi hal-halyang tidak diinginkan, maka itu menjadi tanggung
jawab saya.
Demikian surat ini saya buat dengan sukarela tanpa ada paksaan dari pihak
Makassar, 2019.
Selaku Pasien
Ttd
( )
63
DIABETIK”
a. Ya
b. Tidak
a. ≤ 5 tahun
b. ≥ 5 tahun
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
64
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
65
LAMPIRAN 5.
LAMPIRAN 6.DOKUMENTASI
LAMPIRAN 6.SURAT-SURAT
68
69
70
71
RIWAYAT HIDUP
dan menyelesaikannya pada tahun 2016, dan kemudian mengikuti Program DIII