Anda di halaman 1dari 112

iv

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN SENAM HAMIL


TERHADAP KELANCARAN PROSES
PERSALINAN PADA IBU BERSALIN
DI KLINIK MASITAH
MUARA JAWA

SKRIPSI

Diajukan sebagai syarat untuk mencapai Sarjana Terapan Kebidanan

NURLAELAH S
NIM. P07224319010

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEBIDANAN PRODI SARJANA TERAPAN
TAHUN 2020
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas Diri
Nama : Nurlaelah S
Tempat/Tanggal Lahir : Sela, 04 Nopember 1979
Alamat : Jl. Ir Soekarno RT 17 Kel Muara Jawa Ulu Kec Muara
Jawa Kab Kutai Kartanegara
Status Keluarga : Menikah
Alamat Institusi : JL. Wolter Monginsidi No.38
Riwayat Pendidikan :
1. SDN No 32 Sela, Pangkep Sulsel lulus tahun 1991
2. SMPN Bungoro, Pangkep Sulsel lulus tahun 1994
3. SPK Labuang Baji, Ujung Pandang Sulsel lulus tahun 1997
4. PPB DEPKES Ujung Pandang Sulsel lulus tahun 1998
5. D-III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kaltim lulus tahun 2012
Riwayat Pekerjaan :
1. Bidan PTT, Kab Bone Sulsel 1999-2001
2. PNS di Puskesmas Muara Jawa 2003-Sekarang

v
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada tuhan semesta alam,

sang maha Pencipta Langit dan Bumi ialah Allah SWT karena atas berkat

limpahan petunjuk serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul “Efektifitas Pelaksanaan Senam Hamil Terhadap

Kelancaran Proses Persalinan Pada Ibu Bersalin di Klinik Masitah Muara

Jawa.”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat meraih gelar Sarjana Terapan di

Politeknik Kesehatan Kemenkes Kaltim. Dalam penulisan skripsi ini penulis

banyak mendapatkan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak untuk itu

perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Supriadi, B.,S.Kp.M.Kep, sebagai Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes

Kaltim

2. Inda Corniawati, M.Keb, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Kaltim

3. Nursari Abdul Syukur, M.Keb, selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan Poltekkes

Kemenkes Kaltim.

4. Joko Sapto Pramono, S.Kp., MPHM selaku penguji utama yang banyak

memberikan saran dan arahan untuk perbaikan skripsi selanjutnya.

5. Ns. Jasmawati, S.Kep.,M.Kes, sebagai pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan pada penyusunan skripsi ini.

6. Ns. Rizky Setiadi, S,Kep.,MKM, sebagai pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan pada penyusunan skripsi ini.

vi
7. Masitah R.M, selaku pimpinan Klinik Masitah Muara Jawa yang telah

memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

8. Bapak Ibu Dosen dan Staf Pendidikan di Prodi Sarjana Terapan Poltekkes

Kemenkes Kaltim.

9. Orang tua, suami dan anak-anakku yang telah memberi dukungan moril dan

spiritual selama proses studi dan penyelesaian skripsi ini.

10. Rekan-rekan mahasiswi Prodi Sarjana Terapan Poltekkes Kaltim yang banyak

membantu dan memberikan dukungan hingga selesainya penyusunan skripsi

ini.

11. Seluruh pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, hal ini

dikarenakan keterbatasan yang ada pada penulis baik pengalaman, pengetahuan

dan waktu. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun

demi perbaikan yang akan datang sangat diharapkan. Semoga Allah SWT

memberikan balasan atas segala amal yang telah diberikan dan semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis maupun pihak lain yang membutuhkan.

Samarinda, Mei 2020

Penulis

vii
DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i


HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN.............................................................................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................... v
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. x
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….. xi
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… xiii
INTISARI......................................................................................................... xiv
ABSTRACT..................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
E. Penelitian Terdahulu ................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10
A. Landasan Teori .......................................................................... 10
1. Persalinan.............................................................................. 10
2. Senam Hamil......................................................................... 22
B. Kerangka Teoritis ...................................................................... 36
C. Kerangka Konsep ...................................................................... 37
D. Hipotesis .................................................................................... 37

viii
BAB III PROSEDUR PENELITIAN ............................................................. 38
A. Jenis, dan Desain Penelitian ...................................................... 38
B. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................ 39
C. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................... 40
D. Identifikasi Variabel Penelitian................................................. 40
E. Definisi Operasional.................................................................. 41
F. Instrumen Penelitian .................................................................. 42
G. Prosedur Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data................. 42
H. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data............................... 44
I. Etika Penelitian ......................................................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DA PEMBAHASAN................................. 48
A. Hasil Penelitian ......................................................................... 48
B. Pembahasan............................................................................... 52
C. Keterbatasan Penelitian............................................................. 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan............................................................................... 60
B. Saran .......................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA

ix
DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian........................................ 41


Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Berdasarkan Umur Ibu di Klinik
Masitah Muara Jawa Tahun 2019………………………………….. 49

Tabel 4.2. Distribusi Berdasarkan Pelaksanaan Senam Hamil di Klinik


Masitah Muara Jawa Tahun 2019 ………………………………….. 49

Tabel 4.3. Distribusi Berdasarkan Kelancaran Proses Persalinan di Klinik


Masitah Muara Jawa Tahun 2019………………………………… ... 50

Tabel 4.4. Hubungan antara Pelaksanaan Senam Hamil dengan Kelancaran


Proses Persalinan di Klinik Masitah Muara Jawa Tahun 2019……… 51

x
DAFTAR GAMBAR

Hal

Bagan 2.1. Kerangka Teoritis........................................................................... 36


Bagan 2.2. Kerangka Konsep........................................................................... 37

xi
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

MDGs : Millennium Development Goals

AKI : Angka Kematian Ibu

ASEAN : Association of Southeast Asian Nations

BPM : Bidan Praktek Mandiri

Depkes RI : DepartemenKesehatanRepublik Indonesia

WHO : World Health Organization

BBLR : Bayi berat lahir rendah

BBLSR : Bayi berat lahir sangat rendah

BBLER : Bayi berat lahir esktrem rendah

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Checklist


Lampiran 2. Master Tabel Penelitian
Lampiran 3. Data Output Uji Chi Square
Lampiran 4. Lembar Konsultasi
Lampiran 5. Surat Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 6. Balasan Studi Pendahuluan
Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian dari Poltekkes Kemenkes Kaltim
Lampiran 8. Surat Balasan Ijin Penelitian
Lampiran 9. Surat Telah Melakukan Penelitian

xiii
Hubungan Senam Hamil dengan Kelancaran Proses Persalinan pada Ibu Bersalin
di Klinik Masitah Muara Jawa

Nurlaelah1*, Jasmawati2, Rizky Setiadi3

Penulis Korespondensi: Nurlaelah, Jurusan Kebidanan Prodi D-IV Kebidanan Samarinda,


Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur, Indonesia E-mail:
ellasimpus@gmail.com, Phone:
+62-811539797

INTISARI
Latar Belakang : Angka Kematian Ibu (AKI) yang masih tinggi di Indonesia salah
satunya disebabkan partus lama. Hal yang berperan penting dalam proses persalinan
adalah kekuatan mendorong dan ini dapat dilakukan dengan mengikuti senam hamil.
Tujuan senam hamil adalah melatih pernafasan menjelang persalinan.
Tujuan penelitian : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas
pelaksanaan senam hamil terhadap kelancaran proses persalinan pada ibu bersalin di
Klinik Masitah Muara Jawa.
Desain Penelitian : Metode penelitian adalah metode survey dan rancangan
penelitian casecontrol. Populasi seluruh ibu bersalin periode Januari sampai Desember
2019 sebanyak 73 orang. Jumlah sampel sebanyak 73 responden. Instrument penelitian
yang digunakan adalah data sekunder. Teknik Analisa data yaitu analisa univariat dengan
distribusi frekuensi dan analisa bivariat dengan ujichi square(X2).
Hasil Penelitian : Penelitian menunjukkan pelaksanaan senam hamil sebagian
besar ibu hamil mengikuti kegiatan senam hamil yaitu sebanyak 46 orang (63%).
Kelancaran proses persalinan pada ibu hamil di Klinik Masitah Muara Jawa sebagian
besar lancar sebanyak 48 orang (65,8%) dan pelaksanaan senam hamil efektif terhadap
kelancaran proses persalinan di Klinik Masitah Muara Jawa ditunjukkan dengan nilai p
value 0,000 dan OR =23,429.
Kesimpulan Penelitian : Senam hamil efektif terhadap kelancaran proses
persalinan. Saran Bagi Dinas Kesehatan lebih meningkatkan kembali program-program
senam hamil melalui kelas ibu hamil di setiap desa atau kelurahan, lebih ditingkatkan
pemahaman masyarakat mengenai pentingnya melakukan senam hamil. Bagi Klinik
Masitah meningkatkan pelayanan kepada ibu hamil khususnya yang melakukan ANC
agar bersedia mengikuti senam hamil.
.
Kata Kunci : Senam Hamil, Kelancaran Proses Persalinan
1. Mahasiswa jurusan kebidanan Samarinda, Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
2. Dosen jurusan kebidanan, Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
3. Dosen jurusan keperawatan, Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur

xiv
The Relationship of Pregnancy Exercise with the Smooth Process of Childbirth
at The Clinic Masitah Muara Jawa

Nurlaelah1*, Jasmawati2, Rizky Setiadi3

Corresponding Author : Nurlaelah, Department of Midwifery Samarinda, Polytechnic Ministry of Health of East
Kalimantan, Indonesia. E-mail: ellasimpus@gmail.com, Phone:
+62-811539797

ABSTRACT
Background : The maternal mortality rate (MMR) that is still high in Indonesia is
partly due to prolonged labor. Things that play an important role in the delivery process
is the driving force and this can be done by following pregnancy exercises. The purpose
of pregnancy exercise is to practice breathing before labor.
Objective : the Purpose of this study was to determine the effectiveness of the
implementation of pregnancy exercises for the smoothdelivery of laborin Clinic Masitah
Muara Jawa.
Design :The research method is a survey method and case control research design.
The population of all women giving birth from January to December 2019 was 73 people.
The number of samples was 73 respondents. The research instrument used was secondary
data. Data analysis techniques are univariate analysis with frequency distribution and
bivariate analysis with chi square test(X2).
Result : Research shows that the implementation of pregnancy exercises most of
the pregnant women participate in pregnancy exercise activities, as many as 46 people
(63%). The smooth delivery process for pregnant women at the Muara Jawa Masitah
Clinic was mostly smooth as many as 48 people (65.8%) and the implementation of
pregnancy exercises was effective against the smooth delivery process at the Muara Jawa
Masitah Clinic shown with a pvalue of 0,000 and OR =23,429.
Conclusion : pregnancy exercises are effective against the smooth delivery
process. Suggestions for the Office of Health to further improve pregnancy exercise
programs through classes of pregnant women in each village or village, further increasing
community understanding of the importance of doing pregnancy exercises. For Clinic
Masitah to improve services for pregnant women, especially those who do ANC to be
willing to attend pregnancy exercises.

Keywords: Pregnancy Exercise, Smooth Delivery Process


1. Student midwifery Samarinda, Polytechnic Ministry of Health, East Kalimantan
2. Lecturer of Midwifery major, Polytechnic Ministry of Health, East Kalimantan
3. Lecturer of Nursing major, Polytechnic Ministry of Health, East Kalimantan

xv
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tujuan Millennium Development Goals (MDGs) yang

dilanjutkan dalam Sustainable Development Goals (SGDs) adalah

menurunkan Angka kematian ibu (AKI) (Profil Kesehatan Indonesia, 2018).

AKI di Indonesia masih sangat tinggi dibandingkan dengan negara-negara

ASEAN. Di Indonesia AKI pada tahun 2017 sebanyak 305 per 100.000

kelahiran hidup, dan merupakan angka kematian ibu tertinggi di Negara

ASEAN. AKI di Kalimantan Timur tahun 2017 adalah 110 per 100.000

kelahiran hidup (Profil Dinas Kesehatan Kalimantan Timur 2017). AKI di

Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2017 adalah 7 per 100.000 kelahiran

hidup (Profil DinKes Kutai Kartanegara, 2017). Penyebab paling besar adalah

perdarahan 28%, pre eklamsia-eklamsia sebanyak 24% dan infeksi sebanyak

11%. Salah satu penyebab AKI adalah adanya penyulit dalam persalinan

(Profil Kesehatan Indonesia, 2018).

AKI yang masih tinggi ini salah satunya disebabkan karena perdarahan,

hipertensi, infeksi, partus lama, abortus dan lain-lain. Penyulit persalinan

dapat disebabkan karena faktor fisik, faktor emosi dan faktor sosial.

Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018 AKI yang masih tinggi disebabkan

karena beberapa faktor. Penyebab kematian ibu terbesar adalah perdarahan

yaitu sebesar 30.3% dan partus lama merupakan penyebab terendah yaitu
sebesar 1.8% namun perlu penanganan lebih baik agar tidak terjadi saat

persalinan (Kemenkes RI, 2018).

Persalinan adalah suatu proses yang fisiologis, dimana terjadinya

pengeluaran hasil konsepsi (janin dan placenta) yang dapat hidup diluar

kandungan dimulai dengan adanya kontraksi uterus, penipisan dan pembukaan

serviks, kelahiran bayi dan placenta melalui jalan lahir atau melalui jalan lain

(abdomen), dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri)

(Wiknjosastro, 2012). Persalinan normal untuk primi 12 sampai 18 jam

sedangkan untuk multi antara 8-12 jam. Proses Persalinan lama

adalah persalinan (partus) lama yang ditandai dengan fase laten lebih dari 8

jam, persalinan telah berlangsung 12 jam atau lebih tanpa kelahiran bayi, dan

dilatasi serviks di kanan garis waspada pada partograf (Wiknjosastro, 2012).

Salah satu faktor yang berperan penting dalam proses persalinan yaitu

kekuatan mendorong janin keluar meliputi his (kekuatan uterus) dan kontraksi

otot dinding perut. Kondisi psikologis dapat berpengaruh terhadap tenaga ibu

dan kelancaran proses persalinan. 97% persalinan adalah persalinan fisiologis

namun kecemasan dalam persalinan dapat menimbulkan ketegangan otot-otot

polos dan pembuluh darah, sehingga terjadi kekakuan serviks dan hipoksia

pada rahim yang menyebabkan impuls nyeri bertambah banyak, impuls nyeri

melalui thaloma limbic ke korteks serebri dengan akibat menambah rasa takut,

sehingga kontraksi rahim berkurang. Hal ini mengakibatkan persalinan butuh

waktu yang lama dan mungkin membutuhkan alat bantu bahkan operasi

Caesar (Wahyuni & Siswanto, 2010).

2
Varney (1997) dan Hanton (2001) menjelaskan bahwa senam hamil

akan memberikan suatu produk kehamilan atau outcome persalinan yang lebih

baik, dibandingkan pada ibu-ibu hamil yang tidak melakukan senam hamil.

Kegunaan senam hamil dilaporkan akan mengurangi terjadinya berat badan

bayi lahir rendah, adanya penurunan kelainan denyut jantung, tali pusat dan

mekonium, penurunan penggunaan tenaga, berkurangnya rasa sakit,

mengurangi terjadinya persalinan prematur, mengurangi insiden operasi sectio

caesar, serta memperbaiki skor apgar dan psikomotor janin. Senam hamil juga

dapat mengurangi risiko stress dan nyeri pada saat melahirkan. Selain itu inti

dari senam hamil sendiri adalah melatih pernafasan menjelang persalinan.

Sehingga pada saat menjelang kelahiran bayi, ibu bisa rileks dan menguasai

keadaan (Agustiyadi, 2015).

Pergerakan dan latihan dari senam kehamilan tidak saja menguntungkan

sang ibu, tetapi juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan bayi yang

dikandungnya. Pada saat bayi mulai dapat bernafas sendiri, maka oksigen

akan mengalir kepadanya melalui plasenta, yaitu dari aliran darah ibunya ke

dalam aliran darah bayi yang dikandung. Senam kehamilan akan menambah

jumlah oksigen dalam darah di seluruh tubuh sang ibu dan karena itu aliran

oksigen kepada bayi melalui plasenta juga akan menjadi lancar (Sani, 2012).

Latihan senam hamil tidak dapat dikatakan sempurna bila penyajiannya tidak

disusun secara teratur yaitu minimal satu kali dalam seminggu yang dimulai

saat umur kehamilan 24 minggu. Dengan mengikuti senam hamil secara

teratur dan intensif, wanita tersebut akan menjaga kesehatan tubuhnya dan

janin yang dikandungnya secara optimal (Evariny, 2007).

3
Studi pendahuluan yang dilakukan di Klinik Masitah pada tanggal 12

sampai 15 November 2019 terdapat 5 persalinan, dari 5 persalinan 3 orang

mengikuti senam hamil dan proses persalinanya lancar sedangkan 2 persalinan

yang tidak mengikuti senam hamil sebanyak 1 orang persalinannya lancar dan

1 orang persalinannya tidak lancar.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang

“Efektifitas Pelaksanaan Senam hamil Terhadap Kelancaran Proses Persalinan

Pada Ibu Bersalin di Klinik Masitah Muara Jawa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

apakah pelaksanaan senam hamil efektif terhadap kelancaran proses

persalinan pada ibu bersalin di Klinik Masitah Muara Jawa?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan senam hamil terhadap

kelancaran proses persalinan pada ibu bersalin di Klinik Masitah Muara

Jawa.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan senam hamil di Klinik

Masitah Muara Jawa

b. Untuk mengetahui gambaran kelancaran proses persalinan pada ibu

bersalin di Klinik Masitah Muara Jawa

4
c. Untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan senam hamil terhadap

kelancaran proses persalinan pada ibu bersalin di Klinik Masitah

Muara Jawa.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan masukan, evaluasi dan pertimbangan membuat

program baru dalam pelayanan antenatal dan intranatal yang

berkualitas dalam pemberdayaan ibu hamil dan ibu bersalin pada

proses persalinan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara

Sebagai sumber informasi tentang proses persalinan pada

pelaksanaan senam hamil sehingga dapat dibuat program-program

penatalaksanaan ibu hamil.

b. Bagi Klinik Masitah Muara Jawa

Sebagai bahan informasi mengenai pelaksanaan senam

hamil yang telah berjalan selama ini sehingga dapat memperbaiki

pelaksanaan senam hamil di masa yang akan datang.

c. Bagi bidan

Dapat menjadi masukan bagi bidan atau tenaga kesehatan

lainnya dalam memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada ibu

hamil tentang pentingnya melakukan senam hamil untuk

menghadapi persalinan.

5
d. Bagi Responden

Sebagai sumber informasi mengenai pentingnya melakukan

senam hamil menjelang persalinan dan manfaat terhadap proses

persalinan.

e. Bagi peneliti

Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan mengenai pelaksanaan senam hamil dan pengaruhnya

terhadap proses persalinan serta memahami tentang proses

penelitian ilmiah.

f. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai bahan acuan dan menjadi bahan perbandingan untuk

melakukan penelitian selanjutnya.

E. Keaslian Penulisan

1. Luluk Susiloningtyas, 2013, Hubungan Senam Hamil degan

Kelancaran Proses Persalinan Pada Ibu Hamil Primigravida. Desain

penelitian menggunakan analitik korelasional dengan menggunakan

pendekatan retrospective. Populasinya adalah seluruh ibu bersalin

pada bulan Mei tahun 2013, sampel yang diambil sebesar 32

responden dengan teknik accidental sampling. Variabel kelancaran

proses persalinan kala II pada primigravida diukur dengan

mengobservasi lamanya persalinan kala II. Kemudian dianalisa

dengan menggunakan uji Rank Spearman. Hasil yang diperoleh dari

32 responden, melakukan senam hamil persalinan kala II lancar

6
(46,9%) dan tidak melakukan senam hamil tidak lancar (31,3%).

Dari analisa data didapatkan hasil dengan uji signifikan (p) (0,001)

dan tingkat kesalahan (α) (0,05) sehingga ada didapatkan harga r

= 0,566, yang artinya H0 ditolak H1 diterima ini berarti ada

hubungan senam hamil dengan kelancaran proses persalinan kala II

pada primigravida di Wilayah Kerja Puskesmas Wates Kecamatan

Kabupaten Kediri. Kesimpulan dari penelitian ini adalah responden

melakukan senam hamil mengalami proses kelancaran persalinan

kala II

2. Ernawaty Kusumaningsih, 2015, Pengaruh Latihan Senam Hamil

terhadap Proses Persalinan dan Tumbuh Kembang Janin di Rumah

Bersalin Rachmi Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengungkapkan: (1) pengaruh latihan senam ibu hamil terhadap

proses persalinan (normal atau caesar), (2) pengaruh latihan senam ibu

hamil terhadap tumbuh kembang janin dilihat dari berat badan bayi

lahir di Rumah Bersalin Rachmi (RB Rachmi), (3) pengaruh latihan

senam ibu hamil terhadap tumbuh kembang janin dilihat dari panjang

badan bayi lahir di Rumah Bersalin Rachmi (RB Rachmi). Penelitian

ini adalah penelitian expose facto non-eksperimen dengan

menggunakan rancangan cross sectional. Populasi aktual dalam

penelitian ini adalah ibu hamil melahirkan di RB. Rachmi selama

tahun 2014. Sampel sejumlah 60 orang ibu bersalin, terdiri dari 30 ibu

bersalin yang mengikuti latihan senam ibu hamil dan 30 ibu bersalin

yang tidak mengikuti latihan senam ibu hamil, ditentukan dengan

7
teknik probability random sampling menggunakan teknik matching

group, dan memenuhi kriteria inklusi: kelahiran primi para (ibu dengan

kehamilan pertama) dan memiliki catatan medis lengkap. Data pada

penelitian ini dambil dengan instrumen checklist dan dokumentasi

yang dikumpulkan dari kartu senam hamil, rekam medis, dan buku

registrasi persalinan. Teknis analisis data yang digunakan adalah Chi

Square dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut: (1) terdapat pengaruh positif yang signifikan (p<0,05)

latihan senam ibu hamil terhadap kelancaran persalinan (dilihat dari

jenis persalinannya) (2) terdapat pengaruh positif yang signifikan

(p<0,05) latihan senam ibu hamil terhadap tumbuh kembang janin

(dilihat dari berat badan bayi lahir) dan (3) tidak terdapat pengaruh

positif yang signifikan (p>0,05) latihan senam ibu hamil terhadap

tumbuh kembang janin (dilihat dari panjang badan bayi lahir) di

Rumah Bersalin Rachmi Yogyakarta.

3. Inayatul Aini, 2018, Hubungan Senam Hamil dengan Kelancaran

Proses Persalinan Primigravida TM III di Puskesmas Kertosono

Kabupaten Nganjuk. Desain penelitian ini adalah experiment dengan

pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah semua ibu

hamil primigravida trimester III usia kehamilan 35 minggu yang ada di

Puskesmas Kertosono Kabupaten Nganjuk pada bulan Pebruari 2016

sebanyak 29 orang dengan sampel 20 orang yang diambil dengan

teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

responden yang melakukan senam hamil dengan teratur dan proses

8
persalinannya lancar sebesar 45%, sedangkan yang melakukan senam

hamil dengan tidak teratur, proses persalinannya yang lancar hanya

20%. Kesimpulannya, ada hubungan Senam Hamil dengan kelancaran

proses persalinan pada ibu primigravida TM III di Puskesmas

Kertosono Kabupaten Nganjuk. Karena dalam uji chi square masih ada

2 sel (50%) yang memiliki nilai kurang dari 5, maka digunakan uji

Fisher’s Exact Test diperoleh sig. 0.029 < 0,05, dengan demikian H0

ditolak. Kesimpulan : Kesimpulannya, ada hubungan Senam Hamil

dengan kelancaran proses persalinan pada ibu primigravida TM III di

Puskesmas Kertosono Kabupaten Nganjuk.

9
10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Persalinan

a. Pengertian persalinan

Persalinan normal adalah persalinan yang di mulai secara

spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian

selama proses persalinan, bayi lahir secara spontan dalam presentasi

belakang kepala pada usia kehamilan 37-42 minggu lengakap dan

setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi sehat (WHO,

2010).

Persalinan adalah suatu proses yang fisiologis, dimana

terjadinya pengeluaran hasil konsepsi (janin dan placenta) yang dapat

hidup diluar kandungan dimulai dengan adanya kontraksiuterus,

penipisan dan pembukaan serviks, kelahiran bayi dan placenta melalui

jalan lahir atau melaui jalan lain (abdomen), dengan bantuan atau tanpa

bantuan (kekuatan ibu sendiri) (Wiknjosastro, 2012)

b. Jenis Persalinan

1) Persalinan Spontan, jika persalinan berlangsung dengan kekuatan

ibunya sendiri dan melalui jalan lahir.

2) Persalinan Buatan, persalinan yang berlangsung dengan buatan

tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan forceps/dilakukan

section caesaria.
3) Persalinan Anjuran, bila kekuatan yang diperlukan untuk

persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan

misalnya pemberian pitocin dan prostaglandin (Prawirohardjo,

2010).

c. Menurut cara persalinan

1) Persalinan normal (partus spontan) merupakan proses lahirnya

hasil konsepsi (bayi dan placenta) melaui jalan lahir pada usia

kehamilan cukup bulan/aterm (37-40 minggu), yang berlangsung

kurang dari 24 jam, dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat,

serta tidak melukai ibu dan bayi yang dilahirkan.

2) Persalinan luar biasa (abnormal) adalah persalinan pervaginam

dengan bantuan alat (vacuum/foeceps) atau melalui dinding perut

dengan operasi seksio caesaria (Prawirohardjo, 2010).

d. Menurut umur kehamilan

1) Abortus (keguguran) adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia

kehamilan kurang dari 20 minggu dengan berat janin kurang dari

500 gram sehingga janin belum dapat hidup diluar kandungan.

2) Partus imaturus adalah penghentian kehamilan pada usia kehamilan

kurang dari 28 minggu dengan berat kurang dari 1000 gram.

3) Partus prematurus adalah persalinan yang terjadi ketika hasil

konsepsi (kehamilan) berusia 28 sampai 36 minggu dengan berat

janin kurang dari 2500 gram.

11
4) Partus maturus atau aterm (cukup bulan) adalah partus yang terjadi

pada usia kehamilan 37 sampai 40 minggu (janin matur) dengan

berat badan 2500-4000 gram.

5) Partus postmaturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi dua

minggu atau lebih dari waktu taksiran persalinan (lebih dari 42

minggu) (Prawirohardjo, 2010).

e. Tanda-tanda Inpartu

Menurut Purwaningsih (2010) tanda-tanda inpartu, antara lain:

a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan

teratur.

b. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena

robekan–robekan kecil pada servik.

c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

d. Pemeriksaan dalam: servik mendatar dan pembukaan telah ada.

f. Tahapan Persalinan

a. Kala I

Adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0

(nol) sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini berlangsung

kurang lebih 18-24 jam, yang terbagi menjadi 2 fase:

1) Fase laten (8 jam): pembukaan 0 cm sampai pembukaan 3 cm.

2) Fase aktif (6 jam): pembukaan serviks 3 cm sampai pembukaan

10 cm.

12
Fase aktif di bagi menjadi 3 fase yaitu:

a) Fase akselerasi: pembukaan 3 cm menjadi 4 cm

berlangsung 2 jam.

b) Fase dilatasi maksimal: pembukaan berlangsung sangat

cepat dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm, berlangsung 2

jam.

c) Fase deselerasi: pembukaan menjadi lambat 9 cm menjadi

10 cm, berlangsung 2 jam (Sumarah, 2009).

b. Kala II

Tahap ini berawal saat pembukaan serviks telah lengkap dan

berakhir dengan keluarnya janin. Median durasinya adalah 50

menit untuk nulipara dan 20 menit untuk multipara. Selama ini,

aturan–aturan yang membatasi durasi kala dua. Kala dua persalinan

pada nulipara dibatasi 2 jam dan multipara 1 jam. Aturan ini telah

cukup ditegak didunia obstetri Amerika yang menyatakan forsep

biasanya di indikasikan apabila kala 2 berlangsung lebih dari 2 jam.

Aturan ini berasal dari kekhawatiran kesehatan janin (Cunningham,

2009).

c. Kala III

Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya

plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit (Sumarah,

2009). Biasanya plasenta akan lepas dalam 5 menit.

13
Tanda–tanda plasenta lepas adalah:

1) Keluar semburan darah dari vagina.

2) Tali pusat memanjang.

3) Uterus menjadi globuler dan teraba lebih keras.

4) Pada saat plasenta masuk dalam vagina, fundus uteri meninggi

d. Kala IV

Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama

post partum (Saifuddin, 2008). Kala IV dimaksudkan untuk

melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling sering

terjadi pada 2 jam pertama.

Observasi yang dilakukan pada kala IV adalah:

1) Tingkat kesadaran penderita.

2) Pemeriksaan tanda–tanda vital: tekanan darah, nadi, dan

pernapasan

3) Kontraksi uterus

4) Terjadinya perdarahan.

Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak

melebihi 500 cc (Sumarah, 2009).

g. Faktor yang mempengaruhi persalinan

1) Passage atau jalan lahir

Jalan lahir merupakan komponen yang sangat penting dalam

proses persalinan yang terdiri dari jalan lahir tulang dan jalan lahir

lunak. Proses persalinan merupakan proses mekanisme yang

melibatkan 3 faktor, yaitu jalan lahir, kekuatan yang mendorong dan

14
akhirnya janin yang di dorong dalam satu mekanisme terpadu. Jalan

lunak pada keadaan tertentu tidak akan membahayakan janin dan

sangat menentukan proses persalinan (Manuaba, 2010).

Berdasarkan pada ciri-ciri bentuk PAP (Yanti, 2010) ada 4

bentuk dasar panggul, yaitu: Ginekoid : paling ideal, bulat 45%,

Android: panggul pria, segitiga 15%, Anthropoid: agak lonjong

seperti telur 35%, Jenis platipelloid: picak, menyempit arah muka

belakang 5%.

a) Ukuran panggul

Ukuran-ukuran panggul (Sumarah, 2009) yaitu:

(1) Distansia spinarum: jarak antara kedua spina iliaka anterior

superior (24-26 cm).

(2) Distansia cristarum: jarak antara kedua crista iliaka sinistra

dekstra (28-30 cm).

(3) Konjugata eksterna (distansia boudeloque): diameter antara

lumbal ke-5 dengan tepi atas symfisis pubis (18-20 cm).

(4) Lingkar panggul: jarak antara tepi atas symfisis pubis ke

pertengahan antara trockhater dan spinailika anterior superior

kemudian ke lumbal ke-5 kembali ke sisi sebelahnya sampai

kembali ke tepi atas symfisis pubis (80-90 cm).

Kelenturan jalan lahir merupakan perineum yang lunak dan

elastis serta cukup lebar, umumnya tidak memberikan kesukaran

dalam kelahiran kepala janin (Mochtar, 2010). Alat genital

perempuan mempunyai sifat yang lentur. Jalan lahir akan lentur

15
pada perempuan yang rajin berolahraga atau rajin bersenggama.

Olahraga renang dianjurkan karena dapat melenturkan jalan lahir

dan otot-otot di sekitarnya. Jalan lahir yang lentur dapat

melahirkan kepala bayi dengan lingkar kepala > 35 cm, padahal

diameter awal vagina adalah 4 cm. Kelenturan jalan lahir

berkurang bila calon ibu yang kurang olahraga, atau genitalnya

sering terkena infeksi. Infeksi akan mempengaruhi jaringan ikat

dan otot di bagian bawah dan membuat kelenturannya hilang

(karena infeksi dapat membuat jalan lahir menjadi kaku). Bayi

yang mempunyai lingkar kepala maksimal tidak akan dapat

melewatinya (Sinsin, 2008).

2) Passanger atau janin

a) Janin besar

Bayi dengan berat 3500–4000 gram digolongkan bayi besar.

Pada janin besar, faktor keturunan memegang peranan sangat

penting, dijumpai pada wanita hamil dengan diabetes militus,

pada postmaturitas dan pada grandemultipara. Kesukaran yang

ditimbulkan dalam persalinan adalah karena besarnya kepala atau

kepala yang lebih keras tidak dapat memasuki pintu atas panggul,

atau karena bahu yang lebar sulit melalui rongga panggul

(Wiknjosastro, 2010).

16
b) Berat badan janin

Janin (bayi) aterm mempunyai tanda cukup bulan, 280 hari

(40 minggu) dengan berat badan sekitar 2500 sampai 3000 gram

dan panjang badan sekitar 50 sampai 55 cm (Saiffudin, 2009).

Menurut (Saifuddin, 2009) bayi berat lahir rendah adalah

bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500

gram. Bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah dibedakan

menjadi:

(1) Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500-2500 gram.

(2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir < 1500

gram.

(3) Bayi berat lahir ekstrem rendah (BBLER), berat lahir < 1000

gram

3) Power

a) His (kontraksi uterus)

His adalah kontraksi uterus (uterine contraction). Selama

dalam kehamilan, persalinan dan nifas, uterus mengadakan

kontraksi, tetapi frekuensi dan intensitasnya berbeda–beda. Pada

akhir kala I atau kala II, jumlah kontraksi adalah 3-4 kali tiap 10

menit (2-3 menit sekali) dengan intensitas 50-60 mmHg. Dengan

adanya his maka terjadilah perubahan–perubahan pada serviks

berubah pendataran dan pembukaan. Serviks yang mengalami

edema karena mengejan pada saat pembukaan belum lengkap

sehingga menghambat pembukaan lebih lanjut dan mengakibatkan

17
ibu kelelahan mengejan sehingga menyebabkan kala II tidak maju

atau kala II lama (Siswosudarmo, 2009).

Sifat-sifat his yang baik adalah:

(1) Teratur.

(2) Makin lama makin sering, intensitas makin kuat, durasi

makin lama.

(3) Ada dominansi fundus.

(4) Menghasilkan pembukaan dan atau penurunan kepala.

b) Umur ibu

Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman

untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian

maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah

20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian

maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematain maternal

meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun (Wiknjosastro,

2010).

Usia di bawah 16 tahun atau diatas 35 tahun

mempredisposisi wanita terhadap sejumlah komplikasi. Usia

dibawah 16 tahun insiden preeklampsia sedangkan usia diatas 35

tahun meningkatkan insiden hipertensi kronis dan persalinan

yang lama pada nulipara (Varney, 2010).

c) Paritas

Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari

atau sama dengan 500 gram yang pernah dilahirkan, hidup

18
maupun mati. Paritas mempengaruhi durasi persalinan dan insiden

komplikasi. Pada multipara dominasi fundus uteri lebih besar

dengan kontraksi uterus lebih besar dengan kontraksi lebih kuat

dan dasar panggul yang lebih rileks sehingga bayi lebih mudah

melalui jalan lahir dan mengurangi lama persalinan. Namun pada

grandemultipara, semakin banyak jumlah janin, persalinan secara

progresif lebih lama. Hal ini diduga akibat keletihan pada otot–

otot uterus. Semakin tinggi paritas insiden plasenta previa,

perdarahan, mortalitas ibu dan mortalitas perinatal juga meningkat.

4) Penolong

Peran petugas kesehatan adalah memantau dengan seksama

dan memberikan dukungan serta kenyamanan pada ibu, baik segi

emosi atau perasaan maupun fisik. Setelah terjadi pembukaan

lengkap, anjurkan ibu hanya meneran apabila ada dorongan kuat dan

spontan untuk meneran. Jangan menganjurkan untuk meneran

berkepanjangan dan menahan nafas, anjurkan ibu beristirahat

diantara kontraksi. Meneran hanya menambah daya kontraksi untuk

mengeluarkan bayi. Ibu dipimpin mengejan saat ada his atau

kontraksi rahim, dan istirahat bila tidak ada his (Saifuddin, 2008).

Pada kasus yang ditangani oleh dukun atau tenaga paramedis

yang tidak kompeten, sering kali penderita disuruh mengejan

walaupun pembukaan belum lengkap. Akibatnya serviks menjadi

edema dan menghambat pembukaan lebih lanjut, ibu mengalami

kelelahan sehingga persalinan berlangsung lama. Pada kala II ibu

19
sudah tidak dapat mengejan menyebabkan kala II tidak maju atau

kala II lama.

5) Kejiwaan/Psikis Ibu

Perlu disadari bahwa persalinan adalah suatu tugas dari

seorang ibu yang harus dihadapi dengan tabah, walaupun tidak

jarang mereka merasa cemas dalam menghadapi masalah tersebut.

Kecemasan tersebut antara lain meliputi: rasa cemas apakah mereka

dapat mengatasi kesukaran yang terjadi, cemas apakah janin yang

dikandung tidak cacat, dan cemas menghadapi rasa sakit

(Winknjosastro, 2012).

Kecemasan, kelelahan, kehabisan tenaga, dan kekawatiran ibu,

seluruhnya menyatu sehingga dapat memperberat nyeri fisik yang

sudah ada. Kecemasan ibu meningkat semakin berat, sehingga

terjadinya siklus nyeri–stress–nyeri dan seterusnya sehingga

akhirnya ibu yang bersalin tidak mampu lagi bertahan. Kejadian

seperti ini menyebabkan makin lamanya proses persalinan sehingga

janin dapat mengalami kegawatan (fetaldistress). Pada kala II sering

disebut prolonged second stage / pembukaan lengkap ibu ingin

mengedan tapi tidak ada kemajuan penurunan (Yanti, 2010).

h. Faktor Penyulit Persalinan

Faktor penyulit persalinan diataranya: (Prawirohardjo, 2010)

1) Atonia Uteri

20
Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan

pospartum dini (50%), dan merupakan alasan paling sering untuk

melakukan histerektomi postpartum. Kontraksi uterus merupakan

mekanisme utama untuk mengontrol perdarahan setelah

melahirkan. Atonia terjadi karena kegagalan mekanisme ini.

Perdarahan pospartum secara fisiologis dikontrol oleh kontraksi

serabut-serabut miometrium yang mengelilingi pembuluh darah

yang memvaskularisasi daerah implantasi plasenta. Atonia uteri

terjadi apabila serabut-serabut miometrium tidak berkontraksi.

2) Retensio Placenta

Retensio Plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta

selama setengah jam setelah kelahiran bayi. Plasenta harus

dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya perdarahan,

infeksi karena sebagai benda mati, dapat terjadi plasenta

inkarserata dapat terjadi polip plasenta, dan terjadi degenerasi

ganas korio karsinoma.

3) Inversio Uteri

Adalah pembalikan bagian dalam luar pada rahim dalam

tahap persalinan ketiga. Ini amat jarang terjadi hanya pada sekitar

satu dari 20.000 kehamilan. Segera setelah tahap kedua, rahim

agal bersifat atonik, serviks terbuka, dan plasenta melekat.

Penanganan tak semestinya pada tahap ketiga dapat

menyebabakan inversio uteri iatrogenik (hacker/moore 2001)

21
4) Perdarahan Kala IV

Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih 500-600 ml

selama 24 jam setelah anak lahir. Termasuk perdarahan karena

retensio plasenta. Perdarahan post partum adalah perdarahan

dalam kala IV lebih 500-600 cc dalam 24 jam setelah anak dan

plasenta lahir.

2. Senam Hamil

a. Pengertian Senam Hamil

Selama kehamilan dan nifas akan terjadi perubahan-

perubahan fisik, fungsi tubuh dan psikologis. Perubahan ini terjadi

karena perubahan system hormonal dalam tubuh yang akan

mempengaruhi system organ lain. Petugas kesehatan maupun kader

kesehatan yang akan memberikan konsultasi tentang aktifitas fisik

sehari-hari dan latihan fisik ringan bagi ibu hamil dan nifas perlu

memahami perubahan ini untuk melakukan pemantauan kepada ibu

hamil yang akan melakukan latihan fisik (Kemenkes RI, 2015).

Latihan fisik yang dipilih harus dilakukan sesuai dengan

kondisi fisik dan mental dan usia kehamilannya. Latihan fisik yang

baik, benar, terukur dan teratur akan membantu ibu hamil untuk

menyesuaikan dengan kondisi fisik selama kehamilan dan nifas

serta mengurangi keluhan-keluhan yang timbul selama kehamilan

dan nifas (Kemenkes RI, 2015).

22
Jenis olah tubuh yang paling sesuai untuk ibu hamil adalah

senam hamil. Gerakan senam hamil disesuaikan dengan banyaknya

perubahan fisik seperti pada organ genital, perut tambah membesar,

dan lain lain. Dengan mengikuti senam hamil secara teratur dan

intensif, ibu hamil dapat mengikuti dapat menjaga kesehatan tubuh

dan janin yang dikandung secara optimal. Aktif berolahraga senam

seorang wanita hamil merasa lebih mudah melalui masa–masa 9

bulan kehamilannya dan membantu melancarkan saat proses

persalinan (Maryunani dan Sukarti, 2011).

Senam hamil adalah program kebugaran yang diperuntukkan

bagi ibu hamil. Senam hamil merupakan suatu usaha untuk

mencapai kondisi yang optimal dalam mempersiapkan proses

persalinan dengan cara dirancang latihan–latihan bagi ibu hamil

(Maryunani dan Sukarti, 2011).

Sebelum melakukan latihan fisik selama kehamilan harus

ada rekomendasi dari tenaga kesehatan yang menyatakan bahwa

kondisi ibu dan janin sehat. Latihan fisik tersebut harus aman dan

memberikan manfaat yang optimal, sehingga dapat meningkatkan

kondisi fisik ibu yang menurun selama kehamilan, mempersiapkan

proses persalinan yang lancar serta mempercepat pemulihan setelah

persalinan (Kemenkes RI, 2015).

23
1) Sehat

Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan

ekonomi.

2) Kebugaran jasmani

Kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan pekerjaan

sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.

3) Aktifitas fisik

Semua gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga

atau energy. Contohnya: pekerjaan rumah tangga seperti

menyapu, mengepel, mencuci, berkebun, hubungan suami-istri,

dan lain-lain.

4) Latihan Fisik

Suatu bentuk aktifitas fisik yang dilakukan secara terstruktur

dan terencana, dengan tujuan untuk meningkatkan kebugaran

jasmani. Contohnya: peregangan (stretching) dalam pemanasan,

latihan beban, berjalan kaki, senam dan lain-lain.

5) Olahraga

Salah satu bentuk aktifitas fisik yang dilakukan secara

terstruktur, terencana, dan berkesinambungan dengan mengikuti

aturan-aturan tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan

kebugaran jasmani dan prestasi. Contohnya : atletik, bulu

tangkis, tenis meja, bola basket, bola voli, sepak bola, tenis

lapangan dan lain-lain. Olah raga tersebut diatas tidak

24
dianjurkan bagi ibu hamil yang tidak pernah atau sudah lama

tidak melakukan latihan fisik atau olah raga.

b. Alasan Senam Hamil

Senam hamil sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil dengan

alasan antara lain:

1) Senam hamil merupakan salah satu cara untuk membuat ibu

hamil nyaman dan mudah dalam persalinan.

2) Senam hamil mengakibatkan peningkatan norepinefrin di

dalam otak, sehingga meningkatkan daya kerja dan mengurangi

rasa tegang (Maryunani dan Sukarti, 2011).

c. Tujuan Senam Hamil

1) Persalinan yang fisiologis (alami) dengan ibu dan bayi sehat.

2) Persiapan mental dan fisik untuk ibu hamil.

3) Kontraksi dengan baik, ritmis dan kuat pada segmen bawah

rahim, serviks, otot–otot dasar panggul.

4) Relaksasi.

5) Informasi kesehatan (termasuk) tentang kehamilan kepada ibu,

suami, keluarga atau masyarakat (Mufdlilah, 2009).

d. Manfaat Senam Hamil

Berikut ini adalah beberapa manfaat Senam Hamil antara

lain (Mufdlilah, 2009):

1) Menyesuaikan tubuh agar lebih baik dalam menyangga beban

kehamilan.

2) Memperkuat otot untuk menopang tekanan tambahan.

25
3) Membangun daya tahan tubuh.

4) Memperbaiki sirkulasi dan respirasi.

5) Menyesuaikan dengan adanya pertambahan berat badan dan

perubahan keseimbangan.

6) Meredakan ketegangan dan membantu relaks.

7) Membentuk kebiasaan bernafas yang baik.

8) Memperoleh kepercayaan dan sikap mental yang baik

(Maryunani dan Sukarti, 2011).

e. Indikasi

1) Semua kasus kehamilan yang sehat.

2) Usia kehamilan 4–6 bulan dan keluhan–keluhan sudah

berkurang atau hilang. Tidak dimulai saat hamil lebih dari 8

bulan (kurang bermanfaat).

3) Senam hamil yang aman yang sekarang di ajarkan adalah

senam pilates dengan teknik pernapasan (Subakti dan Anggrani,

2010).

Senam hamil baik dilakukan untuk setiap ibu hamil

dengan kondisi kandungan yang sehat, serta tidak mengalami

komplikasi atau kelainan. Senam hamil dapat dilakukan sejak awal-

awal kehamilan tetapi lebih tepat dilakukan setelah usia kandungan

6 bulan. Senam hamil umumnya berlangsung selama 30 menit per

sesi, dan dilakukan setidaknya 3-4 kali dalam seminggu. Jika ibu

hamil belum atau jarang berolahraga sebelumnya, senam hamil

dapat diawali dengan gerakan yang paling ringan dan dilakukan

26
selama 10-15 menit per sesi. Namun, latihan terus ditingkatkan

secara bertahap hingga setidaknya 30 menit per sesi.

f. Kontra indikasi

1) Anemia gravidarum.

2) Hyperemesis gravidarum.

3) Kehamilan ganda.

4) Sesak nafas.

5) Tekanan darah tinggi.

6) Nyeri pinggang, pubis, dada.

7) Tidak tahan dengan tempat panas atau lembab.

8) Mola hydatidosa.

9) Perdarahan pada kehamilan.

10) Kelainan jantung.

11) PEB (Pre eklamsia berat) (Mufdlilah, 2009)

g. Langkah-langkah Senam Hamil

Berikut ini adalah tahapan–tahapan Latihan Senam Hamil yakni:

1) Latihan I

a) Duduk rileks dan badan ditopang tangan dibelakang.

b) Kaki diluruskan dengan sedikit terbuka.

c) Gerakan latihan:

(1) Gerakan kaki kanan dan kaki kiri kedepan dan

kebelakang.

(2) Putar persendian kaki melingkar kedalam dan keluar.

(3) Bila mungkin angkat bokong dengan bantuan kedua

27
tangan dan ujung kedua telapak kaki.

(4) Kembangkan dan kempiskan otot dinding perut.

(5) Kerutkan dan kendorkan otot dubur.

2) Latihan II

a) Sikap duduk tegak dengan badan disangga oleh tangan

dibelakang badan.

b) Kedua tungkai bawah lurus dalam posisi rapat.

c) Tujuan latihan:

(1) Melatih otot dasar panggul agar dapat berfungsi optimal

saat persalinan.

(2) Meningkatkan peredaran darah alat kelamin bagian

dalam sehingga sirkulasi menuju plasenta makin

sempurna.

d) Bentuk latihan:

(1) Tempatkan tungkai kanan di atas tungkai bawah kiri,

silih bergantian.

(2) Kembangkan dan kempeskan otot dinding perut bagian

bawah.

(3) Kerutkan dan kendorkan otot liang dubur.

(4) Lakukan gerakan ini sedikitnya 8–10 kali.

28
Gambar 2.1 Gerakan Latihan 2 Untuk Otot Dasar Panggul

3) Latihan III

a) Sikap duduk bersila dengan tegak.

b) Tangan di atas bahu sedangkan siku disamping badan.

c) Tujuan latihan:

(1) Melatih otot perut bagian atas.

(2) Meningkatkan kemampuan sekat rongga badan untuk

membantu persalinan.

d) Bentuk latihan:

(1) Lengan diletakkan didepan (dada).

(2) Putar keatas dan kesamping, kebelakang dan

selanjutnya kembali kedepan badan (dada).

(3) Lakukan latihan ini sedikitnya 8–10 kali.

Gambar 2.2. Latihan 3 untuk melatih otot perut

29
4) Latihan IV

a) Sikap duduk bersila dengan tumit bersekatan satu sama lain.

b) Badan tegak rileks dan paha lemas.

c) Kedua tangan di persendian lutut.

d) Tujuan latihan:

(1) Melatih otot punggung agar berfungsi dengan baik.

(2) Meningkatkan peredaran darah ke alat kelamin bagian

dalam.

(3) Melatih agar persendian tulang punggung jangan kaku.

e) Bentuk latihan:

(1) Tekanlah persendian lutut dengan berat badan sekitar 20

kali.

(2) Badan diturunkan kedepan semaksimal mungkin.

5) Latihan V

a) Sikap latihan tidur di atas tempat tidur datar.

b) Tangan di samping badan.

c) Tungkai bawah di tekuk pada persendian lutut dengan sudut

tungkai bawah bagian bawah sekitar 80–90 derajat.

d) Tujuan latihan:

(1) Melatih persendian tulang punggung bagian atas.

(2) Melatih otot perut dan otot tulang belakang.

e) Bentuk latihan:

(1) Angkat badan dengan topangan pada ujung telapak

kedua kaki dan bahu.

30
(2) Pertahankan selama mungkin di atas dan selanjutnya

turunkan perlahan–lahan.

Gambar 2.3. Latihan 4 untuk melatih otot tulang belakang

6) Latihan VI

a) Sikap tidur terlentang di tempat tidur mendatar.

b) Badan seluruhnya rileks.

c) Tangan dan tungkai bawah lurus dengan rileks.

d) Tujuan latihan:

(1) Melatih persendian tulang punggung dan pinggul.

(2) Meningkatkan peredaran darah menuju alat kelamin

bagian dalam.

(3) Meningkatkan peredaran darah menuju janin melalui

plasenta.

e) Bentuk latihan:

(1) Badan dilemaskan pada tempat tidur.

(2) Tangan dan tungkai bawah membujur lurus.

(3) Pinggul di angkat kekanan dan kekiri sambil melatih

otot liang dubur.

31
(4) Kembang dan kempeskan otot bagian bawah.

(5) Lakukan latihan ini sedikitnya 10–15 kali.

Gambar 2.4. Latihan 5 untuk melatih persendian panggul

7) Latihan Pernapasan

a) Sikap tubuh tidur terlentang di tempat tidur yang datar.

b) Kedua tangan di samping badan dan tungkai bawah ditekuk

pada lutut dan santai.

c) Satu tangan di letakkan di atas perut.

d) Tujuan latihan pernapasan:

(1) Meningkatkan penerimaan konsumsi oksigen ibu dan

janin.

(2) Menghilangkan rasa takut dan tertekan.

(3) Mengurangi nyeri saat kontraksi.

e) Bentuk latihan:

(1) Tarik nafas perlahan dari hidung serta pertahankan

dalam paru beberapa saat.

(2) Bersamaan dengan tarikan nafas tersebut, tangan yang

berada di atas perut ikut serta di angkat mencapai

kepala.

32
(3) Keluarkan napas melalui mulut perlahan.

(4) Tangan yang diangkat ikut serta diturunkan.

(5) Lakukan gerakan latihan ini sekitar 8–10 kali dengan

tangan silih berganti.

6) Bentuk gerakan lain:

a) Tangan yang berada di atas perut di biarkan mengikuti

gerak saat di lakukan tarikan dan saat mengeluarkannya.

b) Tangan tersebut seolah–olah memberikan pemberat pada

perut untuk memperkuat diafragma (sekat rongga badan).

Gambar 2.5 latihan pernapasan

7) Latihan relaksasi

Latihan relaksasi dapat dilakukan bersamaan dengan latihan

otot tulang belakang, otot dinding perut dan otot liang dubur

atau sama sekali relaksasi total.

33
Gambar 2.6 Latihan relaksasi

a) Latihan Relaksasi Kombinasi

(1) Sikap tubuh seperti merangkak.

(2) Bersikap tenang dan rileks.

(3) Badan disangga pada persendian bahu dan tulang

belakang.

(4) Tujuan latihan kombinasi:

(a) Melatih melemaskan persendian pinggul dan

persendian tulang paha.

(b) Melatih otot tulang belakang, otot dinding perut,

dan otot liang dubur.

b) Bentuk latihan:

(1) Badan disangga persendian bahu dan tulang paha.

(2) Lengkukan dan kendorkan tulang belakang.

(3) Kembangkan dan kempiskan otot dinding perut.

(4) Kerutkan dan kendorkan otot liang dubur.

(5) Lakukan latihan ini 8–10 kali.

34
c) Bentuk latihan yang lain:

(1) Tidur miring dengan kaki membujur.

(2) Telentang dengan disangga bantal pada bagian bawah

lutut.

(3) Tidur terlentang dengan kaki ditekuk.

(4) Tidur miring dengan kaki ditekuk.

h. Hubungan Senam Hamil dengan Kelancaran Proses Persalinan

Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih

otot-otot sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara

optimal dalam persalinan normal. Melakukan senam hamil, dapat

dimulai pada usia kehamilan 28 minggu. Anjuran senam hamil

terutama ditujukan pada ibu hamil dengan kondisi normal, atau

dengan kata lain tidak terdapat keadaan-keadaan yang mengandung

risiko baik bagi ibu maupun bagi janin, misalnya perdarahan,

preeklamasi berat, penyakit jantung, kelainan letak, panggul sempit,

dan lain-lain (Errol Norwitz & John O. Schorge, 2007).

Varney (1997) dan Hanton (2001) menjelaskan bahwa

senam hamil akan memberikan suatu produk kehamilan atau

outcome persalinan yang lebih baik, dibandingkan pada ibu-ibu

hamil yang tidak melakukan senam hamil. Kegunaan senam hamil

dilaporkan akan mengurangi terjadinya berat badan bayi lahir

rendah, adanya penurunan kelainan denyut jantung, tali pusat dan

mekonium, penurunan penggunaan tenaga, berkurangnya rasa sakit,

mengurangi terjadinya persalinan prematur, mengurangi insiden

35
operasi sectio caesar, serta memperbaiki skor apgar dan

psikomotor janin. Senam hamil juga dapat mengurangi risiko stress

dan nyeri pada saat melahirkan. Selain itu inti dari senam hamil

sendiri adalah melatih pernafasan menjelang persalinan. Sehingga

pada saat menjelang kelahiran bayi, ibu bisa rileks dan menguasai

keadaan (Agustiyadi, 2005).

Pergerakan dan latihan dari senam kehamilan tidak saja

menguntungkan sang ibu, tetapi juga sangat berpengaruh terhadap

kesehatan bayi yang dikandungnya. Pada saat bayi mulai dapat

bernafas sendiri, maka oksigen akan mengalir kepadanya melalui

plasenta, yaitu dari aliran darah ibunya ke dalam aliran darah bayi

yang dikandung. Senam kehamilan akan menambah jumlah

oksigen dalam darah di seluruh tubuh sang ibu dan karena itu

aliran oksigen kepada bayi melalui plasenta juga akan menjadi

lancar (Sani, 2012).

B. Kerangka Teori

Ibu Hamil Faktor yang


mempengaruhi kelancaran
proses persalinan

1. Passage

Senam 2. Passanger
Hamil Kelancaran
3. Power Proses
Persalinan
4. Penolong

5. Psikis

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Sumber : Manuaba (2010) dan Agustiyadi (2005)
36
C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara

konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian

yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2012).

Pada penelitian ini, peneliti hanya mengambil variabel senam hamil

sebagai independent variable (variabel bebas) dan kelancaran proses

persalinan sebagai dependent variable (variabel terikat). Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada bagan kerangka konsep berikut ini :

Variable Bebas Variable Terikat

Senam hamil Kelancaran Proses


Persalinan

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

D. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah suatu proposisi atau anggapan yang

mungkin benar, dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan

atau pemecahan persoalan atau pun untuk dasar penelitian lebih lanjut

(Notoatmodjo, 2012).

1. Hipotesa Nol (H0)

Senam hamil tidak efektif terhadap kelancaran proses persalinan pada ibu

bersalin di Klinik Masitah Muara Jawa Tahun 2020.

2. Hipotesa Alternatif (Ha)

Senam hamil efektif terhadap kelancaran proses persalinan di ibu bersalin

di Klinik Masitah Muara Jawa Tahun 2020

37
3838

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Desain penelitian adalah seluruh dari perencanaan untuk menjawab

pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin

timbul selama proses penelitian (Nursalam, 2013).

Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan kuantitatif dengan

metode survey dan rancangan penelitian case control, yaitu penelitian yang

bersifat backward looking atau melihat kebelakang, hal ini juga bersifat

longitudinal ke belakang menggunakan data sekunder. Dari data-data

sekunder dapat dilakukan penghitungan-penghitungan statistik (Sugiyono,

2013).

Menurut Sugiyono (2013) penggunaan rancangan penelitian case

control sangat baik digunakan untuk penelitian kasus-kontrol karena hasil

hubungannya lebih tajam dan mendalam bila dibandingkan dengan rancangan

penelitian cross sectional, sebab menggunakan subyek kontrol atau subyek

dengan dampak positif dan subyek dengan dampak negatif juga dicari

kontrolnya. Kemudian variable penyebab atau yang berpengaruh ditelusuri

lebih dulu, baru kemudian faktor risiko atau variabel yang berpengaruh

diamati secara kebelakang.


B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang diteliti yang

memiliki karakteristik tertentu (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh Ibu bersalin di Klinik Masitah Muara Jawa.

Jumlah persalinan di Klinik Masitah Muara Jawa sejak bulan Juni sampai

dengan Desember 2019 sebanyak 73 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang diambil dari keseluruhan

obyek (Notoatmojo, 2012). Menurut Arikunto (2010) jika jumlah populasi

< 100, maka sebaiknya diambil semua sebagai sampel penelitian, oleh

karena populasi dalam penelitian ini sebanyak 73 orang, maka semuanya

diambil sebagai sampel dalam penelitian, sehingga jumlah sampel

sebanyak 73 orang.

Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Ibu yang melahirkan normal atau tindakan di Klinik Masitah

b. Data ibu lengkap di Klinik Masitah

c. Ibu yang melakukan senam hamil 3 kali seminggu

Adapun kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Ibu yang ada masalah dalam proses persalinan dan dirujuk dirumah

sakit

39
C. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Klinik Masitah Muara Jawa

Kabupaten Kutai Kartanegara.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari s/d Februari 2020.

D. Identifikasi Variabel Penelitian

Menurut Notoatmodjo (2012) variabel mengandung pengertian ukuran

atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda

dengan yang dimiliki oleh kelompok lain. Definisi lain mengatakan bahwa

variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang

dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep

pengertian tertentu.

Berdasarkan hubungan fungsional antara variabel-variabel satu dengan

yang lainnya, variabel dibedakan menjadi dua, yaitu variabel tergantung,

terikat, akibat, terpengaruh atau variabel dependen, dan variabel bebas, sebab,

mempengaruhi atau variabel indipenden. (Notoatmodjo, 2012). Berdasarkan

pendapat diatas, dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas adalah senam

hamil dan variabel terikat adalah kelancaran proses persalinan.

40
E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah pengertian atau batasan-batasan yang

berguna untuk membatasi ruang lingkup variabel yang akan diteliti. Definisi

operasional berfungsi untuk mengarahkan kepada pengukuran atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta

pengembangan instrumen/alat ukur (Notoatmodjo, 2012). Untuk lebih

memperjelas arah penelitian, maka akan diuraikan definisi operasional

variabel terikat dan variabel bebas sebagai berikut :

Tabel 3.1. Variabel Penelitian

Cara Alat Ukur Skala Hasil Ukur


Variabel Definisi Operasional
Ukur Ukur
1 2 3 4 5 6
Senam Suatu gerakan- Dokumentasi Checklist Ordinal 1. Senam Hamil
hamil gerakan yang Jika ibu rutin mengikuti
dirancang untuk ibu senam hamil 3 kali
hamil untuk dalam seminggu
mencapai kondisi 2. 2. Tidak Senam
yang optimal dalam 3. Jika ibu tidak mengikuti
mempersiapkan senam atau ibu
proses persalinan mengikuti senam tidak
yang dilakukan sejak secara teratur 3 kali
usia kehamilan 6 dalam seminggu
bulan dan dilakukan
3 kali dalam
seminggu
Kelancaran Lamanya Proses Dokumentasi Checklist Ordinal 1. Lancar
proses pengeluaran janin dengan Jika hasil penilaian
persalinan dari rahim melalui partograf partograf lancar dilihat
jalan lahir normal dari kala I dan kala II
/vagina sejak kala I dengan melihat lamanya
sampai kala II waktu persalinan (primi
dengan kriteria: < 14-18 jam, multi < 8-
a. Primi 14-18 jam 10 jam)
b. Multi 8-10 jam 2. Tidak Lancar
Jika hasil penilaian
partograf lancar dilihat
dari kala I dan kala II
dengan melihat lamanya
waktu persalinan (primi
> 14-18 jam, multi > 8-
10 jam)

41
F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

berupa lembar checklist untuk mengumpulkan data sekunder berupa senam

hamil dan kelancaran proses persalinan, selain data variabel penelitian, data

sekunder juga mengumpulkan data karakteristik ibu yaitu umur, pendidikan,

pekerjaan dan paritas.

Kelancaran proses persalinan dilihat dari lamanya waktu persalinan

yang dinilai menggunakan partograf sejak kala I sampai kala II serta melihat

faktor penyulit selama proses persalinan. Sementara data senam hamil diambil

menggunakan data dokumentasi untuk melihat kegiatan senam hamil yang

dilakukan ibu dilakukan dengan benar jika rutin dilakukan dan tidak rutin

dilakukan.

G. Prosedur Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jalannya Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan tahapan-tahapan

penelitian sesuai dengan etika penelitian sebagai berikut :

a. Peneliti melakukan studi pendahuluan setelah mendapatkan surat ijin

studi pendahuluan ke Klinik Masitah Muara Jawa

b. Selanjutnya peneliti menyusun proposal dari bab I sampai bab III.

c. Setelah ujian proposal dan mendapat persetujuan dari pembimbing,

peneliti mendapatkan surat ijin penelitian dari Ketua Prodi D-IV

Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kaltim untuk melakukan penelitian.

42
d. Selanjutnya peneliti mengajukan surat ijin penelitian kepada pimpinan

Klinik Masitah Muara Jawa untuk melaksanakan penelitian.

e. Pengambilan data berupa dokumentasi kelancaran proses persalinan

dilakukan baik pada ibu yang melakukan senam hamil ataupun yang

tidak melakukan senam hamil menggunakan partograf.

f. Membuat laporan hasil penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini berupa:

a. Data primer

Data primer merupakan data yang langsung diambil sendiri oleh

peneliti, dalam penelitian ini peneliti tidak menggunakan data primer

karena keseluruhan data menggunakan data sekunder yaitu

dokumentasi.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak langsung dikumpulkan

oleh peneliti tetapi dari lembaga atau orang yang berwenang. Data

sekunder dalam penelitian ini adalah partograf ibu bersalin dan data

senam hamil.

H. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Teknik Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan menyangkut variabel bebas dan terikat.

Data yang telah diisi baik oleh peneliti maupun oleh responden kemudian

diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut : (Hastono, 2017)

43
a. Editing

Adalah kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir atau

kuesioner, apakah jawaban yang ada sudah lengkap, jelas, relevan dan

konsisten.

b. Coding

Adalah pemberian kode pada data dengan merubah data berbentuk

huruf menjadi data berbentuk angka.

c. Sorting

Adalah mensorting dengan memilih atau mengelompokan data yang

dikehendaki (klasifikasi data).

d. Entry

Adalah memasukan data dengan cara manual dan ke program

komputer.

e. Cleaning

Adalah kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dientry apakah

ada kesalahan atau tidak.

2. Teknik Analisa Data

Data yang dikumpulkan melalui kuesioner akan diolah menjadi 2

macam yaitu melalui analisa univariat dan bivariat sebagai berikut:

(Hastono, 2006)

a. Analisa Univariat

Tujuan analisa ini adalah untuk menjelaskan masing-masing

variabel baik variabel terikat yaitu kelancaran proses persalinan

44
maupun variabel bebas yaitu senam hamil melalui distribusi frekuensi

dengan rumus: (Hastono, 2006)

F
P = x 100%
∑n

Keterangan :

P : Presentase

F : Frekuensi

∑n : Jumlah responden

b. Analisa Bivariat

Data yang dikumpulkan dalam penelitian dianalisa secara

analitik dengan menggunakan program perangkat lunak komputer dan

perhitungan manual menggunakan rumus Chi Square (χ2) sebagai

berikut :

χ2 =
 (0  E) 2

df = (k-1) b-1)

Keterangan :

χ2 = Chi Square

0 = Frekuensi yang diobservasikan atau diperoleh

E = Frekuensi yang diharapkan

df = degree of freedom

b = baris

k = kolom.

45
Nilai kritis χ2  diperoleh dari tabel Chi Square untuk taraf

signifikan  5% dan derajat kebebasan (df) = (k-1) (b-1). Apabila

χ2hitung lebih besar daripada χ2tabel, maka terdapat hubungan yang

signifikan. Sebaliknya apabila χ2hitung lebih kecil dari χ2tabel maka tidak

terdapat hubungan yang signifikan. Sedangkan perhitungan komputer

menunjukkan hipotesa nol ditolak apabila p value <  0,05.

Keterbatasan uji Chi Square adalah sebagai berikut :

1. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai observasi kurang dari

satu.

2. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan (nilai Expected)

kurang dari 5 lebih dari 20% dari jumlah keseluruhan sel.

Ketentuan pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

1. Jika P value ≤ nilai α atau χ2hitung > χ2tabel, maka Ho (hipotesa Nol)

ditolak

2. Jika P value > nilai α atau χ2hitung < χ2tabel, maka Ho (hipotesa Nol)

gagal ditolak.

H. Etika Penelitian

Sebagai pertimbangan etika peneliti meyakini bahwa responden

dilindungi, dengan memperhatikan aspek-aspek; self determination, privacy,

anonnymity, informed consent dan protection from discomfort (Polit &

Hungler, 2005).

46
1. Self determination. Responden diberi kebebasan untuk menentukan

apakah bersedia atau tidak untuk mengikuti kegiatan penelitian secara

sukarela.

2. Privacy/confidentiality. Responden dijaga ketat yaitu dengan cara

merahasiakan informasi-informasi yang di dapat dari mereka hanya untuk

kepentingan penelitian.

3. Anonymitty. Selama kegiatan penelitian nama dari responden tidak

digunakan sebagai gantinya peneliti menggunakan nomor responden.

4. Informed Consent. Seluruh responden bersedia menandatangani lembar

persetujuan menjadi subyek penelitian, setelah peneliti menjelaskan

tujuan, manfaat dan harapan peneliti terhadap responden, juga setelah

reponden memahami semua penjelasan peneliti.

5. Protection from discomfort. Responden bebas dari rasa tidak nyaman.

Peneliti menekankan bahwa apabila responden merasa tidak nyaman

selama penelitian, responden berhak untuk mengundurkan diri sebagai

responden.

47
48
48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian telah bertujuan untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan senam

hamil terhadap kelancaran proses persalinan pada ibu bersalin di Klinik Masitah

Muara Jawa dimana akan dijelaskan distribusi masing-masing variabel baik

variabel independent yaitu pelaksanaan senam hamil dan variabel terikat yaitu

kelancaran proses persalinan. Sebelum menjelaskan analisa univariat dan bivariat,

maka akan dijelaskan terlebih dahulu karakteristik responden yang meliputi umur,

pendidikan, pekerjaan dan paritas.

A. Hasil Penelitian

Pada hasil penelitian akan diuraikan gambaran variabel penelitian

sebagai analisis univariat dan hubungan sebab akibat sebagai analisa bivariat,

maka sebelumnya akan diuraikan karakteristik responden sebagai berikut:

1. Analisa Univariat

Berdasarkan hasil data di dokumen yang diperoleh peneliti, maka

dapat dibuat distribusi frekuensi karakteristik responden meliputi umur,

pendidikan, pekerjaan dan paritas responden serta variabel penelitian

sebagai berikut:
Tabel 4.1.
Distribusi Karakteristik Responden di Klinik Masitah Muara Jawa
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
< 20 tahun 20 27.4
Umur 20-35 tahun 46 63.0
> 35 tahun 7 9.6
SMP 18 24.6
Pendidikan SMA 47 64.4
Diploma/Sarjana 8 11.0
IRT 47 64.4
Pekerjaan PNS 9 11.0
Wiraswasta 14 19.2
Pedagang 4 5.4
Primigravida 21 28.8
Paritas Multigravida 47 64.4
Grandemulti 5 6.8
Jumlah 73 100
Sumber : Data Sekunder, 2019

Berdasarkan tabel 4.1. diperoleh gambaran bahwa dari 73

responden sebagian besar berumur antara 20-35 tahun yaitu 46 orang

(63%), memiliki pendidikan SMA sebanyak 47 orang (64,4%), sebagian

besar tidak bekerja atau IRT sebanyak 47 orang (64,4%) dengan paritas

multigravida sebanyak 47 orang (64,4%).

Berdasarkan hasil data di dokumen yang diperoleh peneliti, maka

dapat dijelaskan pelaksanaan senam hamil pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2.
Distribusi Berdasarkan Pelaksanaan Senam Hamil
di Klinik Masitah Muara Jawa Tahun 2019
Pelaksanaan Senam Frekuensi Persentase (%)
Hamil
Senam Hamil 46 63.0
Tidak Senam Hamil 27 37.0
Jumlah 73 100
Sumber : Data Sekunder, 2019

49
Berdasarkan tabel 4.2. diatas diperoleh gambaran dari 73

responden yang mengikuti senam hamil secara rutin 3 kali seminggu

yaitu sebanyak 46 orang (63%) dan 27 orang (37%) tidak mengikuti

senam hamil atau tidak rutin < 3 kali seminggu mengikuti senam hamil.

Berdasarkan hasil data di dokumen yang diperoleh peneliti, maka

dapat dijelaskan kelancaran proses persalinan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3.
Distribusi Berdasarkan Kelancaran Proses Persalinan
di Klinik Masitah Muara Jawa Tahun 2019
Kelancaran Proses Frekuensi Persentase (%)
Persalinan
Lancar 48 65.8
Tidak Lancar 25 34.2
Jumlah 73 100
Sumber : Data Sekunder, 2019

Berdasarkan tabel 4.6. diatas diperoleh gambaran dari 73

responden sebanyak 48 orang (65.8%) proses persalinannya lancar

sedangkan 25 orang (34.2%) proses persalinannya tidak lancar.

2. Analisa Bivariat

Hasil analisis bivariat untuk melihat hubungan senam hamil

dengan kelancaran proses persalinan. Hubungan antara variable bebas

dengan variable terikat dalam penelitian ini menggunakan analisis Chi

Square dengan tingkat kemaknaan 95% atau p value = 0,05. Adapun hasil

analisis bivariate dapat dilihat pada tabel berikut ini:

50
Table 4.4.
Hubungan antara Pelaksanaan Senam Hamil dengan Kelancaran
Proses Persalinan di Klinik Masitah Muara Jawa
Tahun 2019
Pelaksanaan Kelancaran Proses
Senam Persalinan
Hamil P
Lancar Tidak Total OR CI 95%
value
Lancar

n % n % n %

Senam 41 85,4 5 20,0 46 63,0 0,000 23,429 6,606-


Hamil 83,095

Tidak senam 7 14,6 20 80,0 27 37,0


Hamil

48 100 25 100 73 100

Berdasarkan tabel hasil analisis hubungan senam hamil dengan

kelancaran proses persalinan, diperoleh bahwa 48 orang ibu yang

proses persalinannya lancar, sebanyak 41 orang (85,4%) mengikuti

senam hamil dan 7 orang (14,6%) tidak mengikuti senam hamil.

Sementara dari 25 orang dengan proses persalinan tidak lancar

sebanyak 20 orang (80%) tidak mengikuti senam hamil dan hanya 5

orang (20%) yang mengikuti senam hamil.

Hasil uji Chi Square dengan melihat continuity correction

diperoleh nilai P value 0,000 (<0,05) maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pelaksanaan senam hamil dengan

kelancara proses persalinan di Klinik Masitah Muara Jawa Tahun 2019

yang berarti senam hamil efektif terhadap kelancaran proses persalinan.

Nilai Odd ratio sebesar 23,429 artinya ibu yang mengikuti senam

51
hamil memiliki peluang 23,429 kali proses persalinannya lancar

dibandingkan dengan ibu yang tidak mengikuti senam hamil.

B. Pembahasan

1. Pelaksanaan Senam Hamil

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pelaksanaan senam

hamil diperoleh gambaran bahwa sebagian besar ibu hamil mengikuti

senam hamil yaitu sebesar 63%, hal ini disebabkan sudah banyak ibu-ibu

khususnya yang berdomisili di wilayah Muara Jawa yang mengetahui

kegiatan senam hamil yang dilaksanakan di Klinik Masitah.

Senam hamil adalah program kebugaran yang diperuntukkan bagi

ibu hamil. Senam hamil merupakan suatu usaha untuk mencapai kondisi

yang optimal dalam mempersiapkan proses persalinan dengan cara

dirancang latihan–latihan bagi ibu hamil. Senam hamil sebaiknya

dilakukan oleh ibu hamil dengan alasan antara lain senam hamil

merupakan salah satu cara untuk membuat ibu hamil nyaman dan mudah

dalam persalinan dan senam hamil mengakibatkan peningkatan

norepinefrin di dalam otak, sehingga meningkatkan daya kerja dan

mengurangi rasa tegang (Maryunani dan Sukarti, 2011).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang

melaksanakan senam hamil di Klinik Masitah cukup banyak, hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuniastari (2018) dimana hasil

penelitiannya menunjukkan sebanyak 71,2% ibu hamil melaksanakan

senam hamil di wilayah Puskesmas Purwokerto Barat.

52
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu di Klinik

Masitah Muara Jawa melakukan senam hamil secara rutin sesuai dengan

jadwal yang ditentukan yaitu 3 kali seminggu, hal ini karena senam hamil

merupakan program rutin yang dilaksanakan dan ibu-ibu yang melakukan

pemeriksaan kehamilan di Klinik Masitah akan diberi penyuluhan atau

pendidikan kesehatan mengenai pentingnya mengikuti senam hamil

sehingga rata-rata ibu yang melakukan ANC di Klinik Masitah mengikuti

senam hamil. Berdasarkan latar belakang responden dapat dilihat bahwa

sebagian besar ibu yang mengikuti senam hamil adalah ibu yang berusia

antara 20-35 tahun dan berpendidikan SMA atau perguruan tinggi, hal ini

karena responden mengetahui pentingnya senam hamil, selain itu juga ibu

tidak bekerja jadi dapat mengikuti senam hamil yang dijadwalkan di

Klinik Masitah sementara ibu yang bekerja tidak dapat mengikuti jadwal

senam hamil 3 kali seminggu karena bertepatan dengan jam kerja,

sementara untuk paritas, senam hamil diikuti oleh ibu dengan primigravida,

multigravida tetapi ibu yang grandemulti tidak ada yang mengikuti.

2. Kelancaran Proses Persalinan

Distribusi frekuensi responden berdasarkan kelancaran proses

persalinan sebagian besar proses persalinan di Klinik Masitah lancar yaitu

sebanyak 65,8%. Rata-rata proses persalinannya kurang dari 18 jam untuk

primi dan < 10 jam untuk multi.

Persalinan normal adalah persalinan yang di mulai secara spontan,

beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses

persalinan, bayi lahir secara spontan dalam presentasi belakang kepala

53
pada usia kehamilan 37-42 minggu lengakap dan setelah persalinan ibu

maupun bayi berada dalam kondisi sehat (WHO, 2010).

Berdasarkan data penelitian ibu hamil baik primigravida,

multigravida ataupun grandemulti sebagian besar persalinannya lancar

yaitu waktu persalinan antara 6 sampai 8 jam bagi yang multipara

sedangkan yang primipara antara 6 sampai 14 jam meskipun ada beberapa

ibu yang melahirkan tidak lancar yaitu waktu persalinan > 14 jam bahkan

ada yang sampai 24 jam. Hal ini karena tergantung kondisi ibu masing-

masing, ibu yang multigravida dan grandemulti ada juga yang tidak lancar

meskipun sudah pernah melahirkan sebelumnya, hal ini karena ada

pengaruh dati faktor his atau tenaga ibu. Demikian juga pada ibu

primigravida banyak juga yang proses persalinannya lancar karena ada

pengaruh dari faktor ibu seperti passage atau power yang mendukung.

Penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil di Klinik Masitah

sebagian besar proses persalinannya lancar, hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Aini (2017) dimana sebanyak 70% ibu

hamil menjalani proses persalinannya yang lancar pada ibu primigravida di

Puskesmas Kertosono Kabupaten Nganjuk.

Menurut peneliti banyaknya ibu-ibu dengan persalinan normal

karena kebanyakan ibu-ibu melakukan ANC di Klinik Masitah sehingga

kesehatan ibu dan bayi selalu terpantau termasuk persiapan persalinan. Di

Klinik Masitah juga selalu mengingatkan ibu untuk membawa buku KIA

agar riwayat kesehatan ibu terdokumentasikan dan dapat dipantau selalu

dari waktu ke waktu.

54
3. Hubungan Senam Hamil dengan Kelancaran Proses Persalinan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara pelaksanaan senam hamil dan kelancaran proses persalinan

yang ditunjukkan dengan nilai p value 0,000. Hal ini didukung dari data

penelitian dimana ibu yang mengikuti senam hamil lebih banyak yang lancar

yaitu sebanyak 85,4% sedangkan ibu yang tidak mengikuti senam hamil lebih

banyak yang tidak lancar yaitu sebanyak 80%, hal ini menunjukkan adanya

kecenderungan ibu hamil yang melakukan senam hamil lebih lancar proses

persalinannya dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mengikuti senam

hamil dengan peluang sebesar 23,429 kali lebih besar.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Luluk Susiloningtyas (2013)

yang mengatakan bahwa terdapat hubungan senam hamil dengan kelancaran

proses persalinan kala II pada primigravida di Wilayah Kerja Puskesmas

Wates Kecamatan Kabupaten Kediri. Kesimpulan dari penelitian ini adalah

responden melakukan senam hamil mengalami proses kelancaran

persalinan kala II.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa senam hamil dapat membantu

kelancaran proses persalinan karena menurut Mufdlilah (2009) tujuan dari

senam hamil adalah persalinan yang fisiologis (alami) dengan ibu dan bayi

sehat, persiapan mental dan fisik untuk ibu hamil, kontraksi dengan baik,

ritmis dan kuat pada segmen bawah rahim, serviks, otot–otot dasar panggul,

relaksasi dan informasi kesehatan (termasuk) tentang kehamilan kepada ibu,

suami, keluarga atau masyarakat.

55
Salah satu faktor yang berperan penting dalam proses persalinan yaitu

kekuatan mendorong janin keluar meliputi his (kekuatan uterus) dan kontraksi

otot dinding perut. Kondisi psikologis dapat berpengaruh terhadap tenaga ibu

dan kelancaran proses persalinan. 97% persalinan adalah persalinan fisiologis

namun kecemasan dalam persalinan dapat menimbulkan ketegangan otot-otot

polos dan pembuluh darah, sehingga terjadi kekakuan serviks dan hipoksia

pada rahim yang menyebabkan impuls nyeri bertambah banyak, impuls nyeri

melalui thaloma limbic ke korteks serebri dengan akibat menambah rasa takut,

sehingga kontraksi rahim berkurang. Hal ini mengakibatkan persalinan butuh

waktu yang lama dan mungkin membutuhkan alat bantu bahkan operasi

Caesar (Wahyuni & Siswanto, 2010).

Varney (1997) dan Hanton (2001) menjelaskan bahwa senam hamil

akan memberikan suatu produk kehamilan atau outcome persalinan yang lebih

baik, dibandingkan pada ibu-ibu hamil yang tidak melakukan senam hamil.

Kegunaan senam hamil dilaporkan akan mengurangi terjadinya berat badan

bayi lahir rendah, adanya penurunan kelainan denyut jantung, tali pusat dan

mekonium, penurunan penggunaan tenaga, berkurangnya rasa sakit,

mengurangi terjadinya persalinan prematur, mengurangi insiden operasi sectio

caesar, serta memperbaiki skor apgar dan psikomotor janin. Senam hamil juga

dapat mengurangi risiko stress dan nyeri pada saat melahirkan. Selain itu inti

dari senam hamil sendiri adalah melatih pernafasan menjelang persalinan.

Sehingga pada saat menjelang kelahiran bayi, ibu bisa rileks dan menguasai

keadaan (Agustiyadi, 2015).

56
Senam hamil berperan untuk memperkuat kontraksi dan

mempertahankan kelenturan otot –otot dinding perut, ligamen – ligamen, otot-

otot dasar panggul dan lain – lain yang menahan tekanan tambahan dan

berhubungan dengan persalinan. Senam hamil dapat menyebabkan

vaskularisasi dari rahim ke plasenta menjadi lebih baik yang menjamin suplai

oksigen dan nutrisi ke janin mencukupi. Latihan – latihan yang dilakukan pada

senam hamil tujuan utamanya adalah agar ibu hamil memperoleh kekuatan

dan tonus otot yang baik, teknik pernapasan yang baik, Pada proses persalinan

kala II hal yang terpenting adalah power pada persalinan. Pada penelitian

menunjukkan bahwa ibu yang mengikuti senam hamil proses persalinan kala

II menjadi lebih cepat yaitu < 1 jam.

Pergerakan dan latihan dari senam kehamilan tidak saja menguntungkan

sang ibu, tetapi juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan bayi yang

dikandungnya. Pada saat bayi mulai dapat bernafas sendiri, maka oksigen

akan mengalir kepadanya melalui plasenta, yaitu dari aliran darah ibunya ke

dalam aliran darah bayi yang dikandung. Senam kehamilan akan menambah

jumlah oksigen dalam darah di seluruh tubuh sang ibu dan karena itu aliran

oksigen kepada bayi melalui plasenta juga akan menjadi lancar (Sani, 2012).

Latihan senam hamil tidak dapat dikatakan sempurna bila penyajiannya tidak

disusun secara teratur yaitu minimal satu kali dalam seminggu yang dimulai

saat umur kehamilan 24 minggu. Dengan mengikuti senam hamil secara

teratur dan intensif, wanita tersebut akan menjaga kesehatan tubuhnya dan

janin yang dikandungnya secara optimal (Evariny, 2007).

57
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa senam hamil efektif

terhadap kelancaran proses persalinan,. Tetapi data penelitian juga

menunjukkan ada 5 orang ibu hamil yang mengikuti senam hamil tetapi proses

persalinannya tidak lancar, hal ini dapat dipengaruhi oleh factor lain yang

tidak diteliti, misalnya faktor panggul yang sempit sehingga proses persalinan

menjadi lebih lambat, selain itu juga bisa disebabkan karena berat badan bayi

yang besar, hal ini juga mempengaruhi kelancaran proses persalinan. Tetapi

data penelitian juga menemukan ada 7 orang ibu hamil yang tidak mengikuti

senam hamil tetapi proses persalinannya lancar, hal ini juga bisa dipengaruhi

oleh faktor lain seperti faktor paritas dimana persalinan ini merupakan

persalinan anak ke 2 atau 3 sehingga jalan lahir sudah lancar, selain itu juga

bisa dipengaruhi oleh his ibu yang adekuat sehingga meskipun tidak

megnikuti senam hamil, proses persalinannya tetap lancar.

Menurut peneliti kelancaran proses persalinan di Klinik Masitah

disebabkan karena adanya pelaksanaan senam hamil, selain itu selama senam

hamil kesehatan ibu akan selalu dipantau melalui buku KIA, ibu hamil

diberikan pendidikan kesehatan tentang bagaimana menjaga kesehatan ibu dan

janin serta diberikan penyuluhan tentang persiapan menjelang persalinan,

sehingga ibu-ibu sudah disiapkan baik mental dan fisik dalam menghadapi

persalinan.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu:

58
1. Pengambilan sampel dilakukan secara menyeluruh tanpa membatasi

responden primipara ataupun multipara sehingga peneliti selanjutnya dapat

membuat kriteria inklusi agar mendapatkan sampel yang homogen yaitu

paritas, usia dan riwayat kehamilan.

2. Pengambilan data sekunder dapat berisiko data bias karena tidak diambil

pada waktu penelitian tetapi hanya mengambil data yang sudah ada dan

dapat berisiko adanya kesalahan data.

59
60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan analisis data dan pembahasan maka selanjutnya

disimpulkan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan senam hamil pada ibu hamil di Klinik Masitah Muara Jawa

sebagian besar ibu hamil mengikuti kegiatan senam hamil secara rutin

yaitu sebanyak 46 orang (63%) sedangkan yang tidak mengikuti senam

hamil sebanyak 27 orang (37%).

2. Kelancaran proses persalinan pada ibu hamil di Klinik Masitah Muara

Jawa sebagian besar lancar sebanyak 48 orang (65,8%) sedangkan yang

proses perslinannya tidak lancar sebanyak 25 orang (345,2%)..

3. Pelaksanaan senam hamil efektif terhadap kelancaran proses persalinan di

Klinik Masitah Muara Jawa ditunjukkan dengan nilai p value 0,000 dan

OR = 23,429 yang menunjukkan bahwa ibu yang mengikuti senam hamil

akan 23,429 kali lebih besar peluangnya proses persalinannya lancar

dibandingkan dengan ibu yang tidak mengikuti senam hamil.

B. Saran

1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara

Lebih meningkatkan kembali program-program senam hamil

melalui kelas ibu hamil di setiap desa atau kelurahan, lebih ditingkatkan

pemahaman masyarakat mengenai pentingnya melakukan senam hamil


khususnya pada ibu-ibu hamil melalui penyuluhan-penyuluhan di

posyandu-posyandu atau kegiatan social lainnya.

2. Bagi Klinik Masitah Muara Jawa

Meningkatkan pelayanan kepada ibu hamil khususnya yang

melakukan ANC agar bersedia mengikuti senam hamil baik di Klinik

Masitah atau di tempat lain dan mengatur jadwal senam hamil agar lebih

fleksibel khususnya bagi ibu-ibu yang bekerja sehingga tetap dapat

mengikuti senam hamil.

3. Bagi bidan

Bidan atau tenaga kesehatan lebih meningkatkan lagi penyuluhan

dan bimbingan kepada ibu hamil tentang pentingnya melakukan senam

hamil untuk menghadapi persalinan.

4. Bagi peneliti

Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan

mengenai pelaksanaan senam hamil dan pengaruhnya terhadap proses

persalinan serta memahami tentang proses penelitian ilmiah.

5. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan acuan dan menjadi bahan

perbandingan untuk melakukan penelitian selanjutnya serta mengambil

variabel yang berbeda yang lebih kuat, dan lebih homogen seperti usia,

parietas, riwayat persalinan

61
DAFTAR PUSTAKA

Agustiyadi, 2015, Hubungan antara Pengetahuan Ibu Hamil dengan Sikap Ibu
tentang Senam Hamil di RSU Islam Kustati Surakarta, Skripsi, Fakultas
Kesehatan MasyarakaT, Universitas Surakarta.

Arikunto, Suharsimi, 2010, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik,


Edisi 3 Revisi VI, PT Rineka Cipta, Jakarta

Cunningham, et al, 2009.Obstetri Williams edisi 23 Vol 1. Alih Bahasa. EGC,


Jakarta

Kemenkes RI, 2018, Riset Kesehatan Dasar 2018, Jakarta

Ernawaty Kusumaningsih, 2015, Pengaruh Latihan Senam Hamil terhadap Proses


Persalinan dan Tumbuh Kembang Janin di Rumah Bersalin Rachmi
Yogyakarta

Evariny Adriana, 2011, Mencerdaskan Anak Sejak dalam Kandungan. Edisi


Revisi: PT Bhuana Ilmu Populer

Inayatul Aini, 2018, Hubungan Senam Hamil dengan Kelancaran Proses


Persalinan Primigravida TM III di Puskesmas Kertosono Kabupaten
Nganjuk

Kementerian Kesehatan RI. 2015. Angka Kecukupan Gizi Bagi Bangsa


Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.

Luluk Susiloningtyas, 2013, Hubungan Senam Hamil degan Kelancaran Proses


Persalinan Pada Ibu Hamil Primigravida

Manuaba, IBG. 2010, Pengantar Kuliah Obstetri. EGC, Jakarta

Mochtar R, 2010, Obstetri Operatif Obstetri Sosial. Jilid 2. Penerbit Buku


Kedokteran EGC, Jakarta

Notoatmodjo, S. 2005, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta,


Jakarta

Notoatmodjo, S., 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis :


Salemba Medika, Jakarta

62
Prawirohardjo, S. 2014 . Ilmu Kebidanan. Edisi Ke Empat Cetakan Ke Empat .
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta

Profil Dinas Kesehatan Kalimantan Timur 2017, Data Kesehatan Kaltim,


Samarinda

Profil DinKes Paser 2017, Angka Kematian Ibu, Kabupaten Paser

Profil Kesehatan Indonesia, 2018, Data Kesehatan Indonesia, Jakarta

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. PT.


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta

Purwaningsih W, Fatmawati S. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Nuha


Medika, Yogyakarta

Riskesdas, 2013, Angka Kematian Ibu, Kemenkes RI, Jakarta

Saifuddin, Abdul Bari. 2008. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Bina
Pustaka, Jakarta

Saifuddin, Abdul Bari. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Bina
Pustaka. Jakarta

Sani R, 2012, Menuju Kelahira Alami, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Sinsin, I. 2008. Seri Kesehatan Ibu & Anak: Masa Kehamilan Dan Persalinan.
Jakarta: PT Elex media komputindo.

Siswosudarmo, R; Emilia, O. 2009. Obstetri Fisiologi. Cetakan Pertama. Pustaka


Cendekia: Jogyakarta.

Sugiyono, 2013, Statistik Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung

Sumarah.2009. Perawatan Ibu Bersalin : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.


Yogyakarta : Fitramaya

Varney, Helen, 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. EGC, Jakarta

Wahyuni,S. Siswanto, Y. 2010, Pengaruh Senam Hamil Terhadap Lamanya


Persalinan Kala II Pada Ibu Hamil Primigravida di Kabupaten
Semarang. Junal Gizi dan Kesehatan Ngudi Waluyo

WHO, 2012, World Health Statistics World Health Organization

Wiknjosastro, 2012, Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono, Jakarta

63
Wiknjosastro. 2010. Buku panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Edisi 1. Cet. 12. Bina Pustaka, Jakarta

Yanti, 2010, Buku Ajar Kebidanan Persalinan. Pustaka Rihama, Yogyakarta

64
Lampiran 1
LEMBAR CHECKLIST
EFEKTIFITAS PELAKSANAAN SENAM HAMIL TERHADAP
KELANCARAN PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN
DI BPM MASITAH MUARA JAWA TAHUN 2020

Identitas Responden
Inisial :
No. Responden :
Umur : tahun
Pendidikan :
Pekerjaan :
Paritas :

A. Kelancaran Proses Persalinan

a. Kala I : jam
b. Kala II : jam
c. Tindakan selama proses persalinan :
d. Berat lahir bayi :
e. Penyulit selama persalinan :
f. Posisi bayi :
g. His ibu :

B. Senam Hamil

No Kegiatan senam Ya Tidak


1 Mengikuti senam
2 Rutin 3 kali seminggu

65
66

Lampiran 4. Master Tabel Penelitian

Karakteristik Responden Variabel Penelitian


Resp.
Umur (Th) Pendidikan Pekerjaan Paritas Senam Hamil Frekuensi Kelancaran Kala I Kala II
rutin 3 kali
1 26 SMA IRT Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 6 jam 30 menit
rutin 3 kali
2 29 SMA IRT Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 7 jam 30 menit
Tidak Senam tidak rutin 1 x
3 25 Diploma/S1 PNS Multigravida Hamil /minggu Lancar 8 jam 8 jam
Tidak Senam
4 20 SMA IRT Primigravida Hamil tidak ikut senam Tidak Lancar 17 jam 3 jam
Tidak Senam
5 17 SMP IRT Primigravida Hamil tidak ikut senam Tidak Lancar 20 jam 2 jam
rutin 3 kali
6 32 Diploma/S1 PNS Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 7 jam 10 menit
Tidak Senam
7 21 SMA IRT Primigravida Hamil tidak ikut senam Tidak Lancar 22 jam 2 jam
rutin 3 kali
8 20 SMA IRT Primigravida Senam Hamil seminggu Tidak Lancar 18 jam 3 jam
Tidak Senam tidak rutin
9 18 SMA IRT Primigravida Hamil 1x/minggu Tidak Lancar 22 jam 2 jam
rutin 3 kali
10 37 SMA IRT Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 8 jam 10 menit
rutin 3 kali
11 34 SMA Wiraswasta Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 8 jam 15 menit
Tidak Senam
12 19 SMA Wiraswasta Primigravida Hamil tidak ikut senam Tidak Lancar 19 jam 2 jam
rutin 3 kali
13 18 SMP IRT Primigravida Senam Hamil seminggu Tidak Lancar 20 jam 3 jam
Tidak Senam
14 34 SMA Pedagang Multigravida Hamil tidak ikut senam Lancar 10 jam 10 menit
rutin 3 kali
15 19 SMA IRT Primigravida Senam Hamil seminggu Tidak Lancar 21 jam 2 jam
rutin 3 kali
16 28 Diploma/S1 PNS Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 8 jam 15 menit
Tidak Senam tidak rutin
17 18 SMA IRT Primigravida Hamil 1x/minggu Tidak Lancar 22 jam 2 jam
rutin 3 kali
18 30 SMA IRT Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 6 jam 15 menit
rutin 3 kali
19 28 SMA IRT Primigravida Senam Hamil seminggu Lancar 6 jam 10 menit
Tidak Senam
20 37 SMP IRT Multigravida Hamil tidak ikut senam Tidak Lancar 20 jam 3 jam
Tidak Senam
21 26 SMP IRT Multigravida Hamil tidak ikut senam Lancar 5 jam 20 menit
rutin 3 kali
22 24 SMA IRT Primigravida Senam Hamil seminggu Lancar 7 jam 25 menit
rutin 3 kali
23 28 SMA Wiraswasta Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 10 jam 20 menit
Tidak Senam
24 17 SMA IRT Primigravida Hamil tidak ikut senam Tidak Lancar 20 jam 2 jam
rutin 3 kali
25 30 Diploma/S1 PNS Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 6 jam 20 menit
rutin 3 kali
26 29 Diploma/S1 PNS Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 5 jam 10 menit
Tidak Senam
27 26 SMA Wiraswasta Multigravida Hamil tidak ikut senam Lancar 7 jam 30 meneit
rutin 3 kali
28 24 SMA IRT Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 5 jam 20 menit
Tidak Senam
29 16 SMP IRT Primigravida Hamil tidak ikut senam Tidak Lancar 20 jam 2 jam
rutin 3 kali
30 16 SMP IRT Primigravida Senam Hamil seminggu Lancar 10 jam 25 menit
rutin 3 kali
31 27 SMA IRT Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 5 jam 10 menit
Tidak Senam
32 16 SMP IRT Multigravida Hamil tidak ikut senam Tidak Lancar 19 jam 2 jam
rutin 3 kali
33 30 SMA IRT Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 4 jam 30 menit
rutin 3 kali
34 28 SMA IRT Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 4 jam 40 menit
Tidak Senam tidak rutin
35 19 SMA IRT Primigravida Hamil 1x/minggu Tidak Lancar 20 jam 2 jam
rutin 3 kali
36 27 SMP Pedagang Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 6 jam 20 menit

67
rutin 3 kali
37 30 SMP Pedagang Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 4 jam 20 menit
rutin 3 kali
38 28 SMP Wiraswasta Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 9 jam 10 menit
Tidak Senam tidak rutin
39 19 SMA Pedagang Primigravida Hamil 1x/minggu Tidak Lancar 20 jam 1 jam
rutin 3 kali
40 32 SMA IRT Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 5 jam 20 menit
rutin 3 kali
41 28 SMA IRT Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 4 jam 15 menit
rutin 3 kali
42 24 SMA IRT Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 7 jam 25 menit
rutin 3 kali
43 38 SMP IRT Grandemulti Senam Hamil seminggu Tidak Lancar 15 jam 2 jam
rutin 3 kali
44 26 SMA IRT Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 5 jam 2 jam
rutin 3 kali
45 25 SMA IRT Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 4 jam 30 menit
rutin 3 kali
46 16 SMP IRT Primigravida Senam Hamil seminggu Lancar 7 jam 40 menit
Tidak Senam
47 33 SMA IRT Multigravida Hamil tidak ikut senam Tidak Lancar 20 jam 2 jam
rutin 3 kali
48 30 SMP IRT Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 4 jam 20 menit
rutin 3 kali
49 28 SMA IRT Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 4 jam 20 menit
Tidak Senam
50 16 SMP IRT Primigravida Hamil tidak ikut senam Tidak Lancar 20 jam 3 jam
rutin 3 kali
51 31 SMA IRT Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 5 jam 30 menit
Tidak Senam
52 28 SMA IRT Grandemulti Hamil tidak ikut senam Lancar 3 jam 20 menit
rutin 3 kali
53 25 SMA Wiraswasta Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 6 jam 15 menit
Tidak Senam
54 17 SMP Wiraswasta Primigravida Hamil tidak ikut senam Tidak Lancar 20 jam 2 jam
rutin 3 kali
55 30 SMA IRT Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 5 jam 10 menit
rutin 3 kali
56 28 SMA Wiraswasta Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 7 jam 1 jam

68
rutin 3 kali
57 26 SMA Wiraswasta Multigravida Senam Hamil seminggu Tidak Lancar 20 jam 30 menit
rutin 3 kali
58 33 Diploma/S1 PNS Grandemulti Senam Hamil seminggu Lancar 5 jam 40 menit
rutin 3 kali
59 29 SMA Wiraswasta Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 3 jam 20 menit
rutin 3 kali
60 34 Diploma/S1 PNS Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 5 jam 20 menit
Tidak Senam tidak rutin
61 19 SMA Wiraswasta Primigravida Hamil 1x/minggu Tidak Lancar 22 jam 2 jam
rutin 3 kali
62 25 SMA Wiraswasta Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 4 jam 10 menit
rutin 3 kali
63 29 SMA IRT Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 5 jam 30 meneit
rutin 3 kali
64 31 Diploma/S1 PNS Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 8 jam 20 menit
Tidak Senam tidak rutin
65 19 SMA IRT Primigravida Hamil 1x/minggu Tidak Lancar 24 jam 2 jam
Tidak Senam tidak rutin
66 28 SMA IRT Multigravida Hamil 1x/minggu Lancar 4 jam 25 menit
rutin 3 kali
67 33 SMA Wiraswasta Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 10 jam 10 menit
Tidak Senam tidak rutin
68 37 SMA Wiraswasta Grandemulti Hamil 1x/minggu Tidak Lancar 15 jam 2 jam
Tidak Senam tidak rutin
69 36 SMP IRT Multigravida Hamil 1x/minggu Tidak Lancar 16 jam 2 jam
Tidak Senam
70 26 SMA IRT Multigravida Hamil tidak ikut senam Tidak Lancar 15 jam 2 jam
rutin 3 kali
71 34 SMP IRT Grandemulti Senam Hamil seminggu Lancar 5 jam 15 menit
rutin 3 kali
72 25 SMP IRT Multigravida Senam Hamil seminggu Lancar 7 jam 20 menit
Tidak Senam tidak rutin
73 30 SMA IRT Multigravida Hamil 1x/minggu Lancar 8 jam 10 menit

69
Lampiran 3. Analisa Statistik

ANALISIS STATISTIK
umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid < 20 tahun 20 27.4 27.4 27.4

20-35 tahun 46 63.0 63.0 90.4

> 35 tahun 7 9.6 9.6 100.0

Total 73 100.0 100.0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SMP 18 24.7 24.7 24.7

SMA 47 64.4 64.4 89.0

DIII/SARJANA 8 11.0 11.0 100.0

Total 73 100.0 100.0

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid IRT 47 64.4 64.4 64.4

PNS 8 11.0 11.0 75.3

Wiraswasta 14 19.2 19.2 94.5

Pedagang 4 5.5 5.5 100.0

Total 73 100.0 100.0

Paritas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Primigravida 21 28.8 28.8 28.8

Multigravida 47 64.4 64.4 93.2

3 5 6.8 6.8 100.0

Total 73 100.0 100.0

70
Senam Hamil

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Senam Hamil 46 63.0 63.0 63.0

Tidak Senam 27 37.0 37.0 100.0

Total 73 100.0 100.0

Kelancaran Proses Persalinan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Lancar 48 65.8 65.8 65.8

Tidak Lancar 25 34.2 34.2 100.0

Total 73 100.0 100.0

ANALISIS BIVARIAT
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Senam Hamil * Kelancaran 73 100.0% 0 .0% 73 100.0%


Proses Persalinan

71
Senam Hamil * Kelancaran Proses Persalinan Crosstabulation

Kelancaran Proses
Persalinan

Lancar Tidak Lancar Total

Senam Hamil Senam Hamil Count 41 5 46

Expected Count 30.2 15.8 46.0

% within Kelancaran Proses 85.4% 20.0% 63.0%


Persalinan

Tidak Senam Count 7 20 27

Expected Count 17.8 9.2 27.0

% within Kelancaran Proses 14.6% 80.0% 37.0%


Persalinan

Total Count 48 25 73

Expected Count 48.0 25.0 73.0

% within Kelancaran Proses 100.0% 100.0% 100.0%


Persalinan

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df (2-sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 30.183a 1 .000

Continuity Correctionb 27.441 1 .000

Likelihood Ratio 31.297 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 29.769 1 .000

N of Valid Cases 73

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.25.

b. Computed only for a 2x2 table

72
95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for Senam Hamil 23.429 6.606 83.095


(Senam Hamil / Tidak Senam)

For cohort Kelancaran Proses 3.438 1.803 6.556


Persalinan = Lancar

For cohort Kelancaran Proses .147 .062 .346


Persalinan = Tidak Lancar

N of Valid Cases 73

73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
SENAM HAMIL

No. : 01/ KBM/I/2019


Dokumen
Ditetapkan Oleh,
No. Revisi : - Direktur Klinik
Masitah
Pembuat : Eka Julianti,
KLINIK
MASITAH RM SOP SOP Amd Keb

Tanggal : 02 Januari 2019


Agus Budiyono, S Kep, Ns
Terbit

Unit : Poli KIA


Pemeriksa

Halaman : 1-5

1. Pengertian Senam hamil merupakan terapi latihan gerak untuk


mempersiapkan ibu hamil, secara fisik atau mental, agar
persalinan cepat, aman dan spontan serta dirancang khusus
untuk menyehatkan dan membugarkan ibu hamil, terutama
ibu hamil trimester dua dan tiga.

2. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan senam ibu hamil

3. Referensi Kementrian Kesehatan RI, 2012, Pedoman Pelaksanaan


Kelas Ibu Hamil, Jakarta.

4. Prosedur A.Persiapan
1) Alat
a. Matras
b. Kursi
c. Bantal
2) Ibuhamil
Menjelaskan terlebih dahulu manfaat senam hamil dan
syarat melakukan senam hamil
a. Manfaat
1. Memperbaikisirkulasi
2. Meningkatkan keseimbangan otot-otot
3. Mengurangibengkak-bengkak
4. Mengurangi resiko gangguan pencernaan, termasuk
sembelit

94
5. Mengurangi kejangkaki
6. Menguatkan ototperut
7. Mempercepat penyembuhan setelahkehamilan
8. Menjaga kesehatan tubuh ibu dan janin yang di
kandung secaraoptimal.
b. Syarat
1. Telah di lakukan pemeriksaan kesehatan dan
kehamilan
2. Latihan dilakukan setelah kehamilan mencapai 20
minggukeatas
3. Latihan dilakukan secara teratur dandisiplin
B.Pelaksanaan
1) Pertemuanke-1
a. PereganganKaki
1. Posisi ibu duduk di kursi, tangan berada diatas
lutut kakiibu
2. Mengangkat dan menurunkan jari-jari kaki (1x8
hitungan)
3. Posisi ibu tidur telentang, tangan di sampingbadan
4. Tekukkan telapak kaki keatas dan kebawah
sepenuhnya, hingga terasa peregangan (1x8
hitungan)
b. Posisi tidur yangbaik
1. Duduklah perlahan-lahan, topang tubuh dengan
tangan kanan, miringkan dan topang dengan
tangan kiri, turunkan badanperlahan-lahan
2. Tekukkan kedua lutut, kemudian selipkan bantal
pada kedualutut
c. Posisi banguntidur
Saat bangun topanglah tubuh pada tangan kanan,
tangan kiri menyilang menopang tubuh, kemudian
berdiri secara perlahan.
Untuk membantu masalah kram pada kaki
- Duduk bersilang punggung lurus, letakkan tangan
pada lutut sambil menyilangkankaki
- Angkat lutut keatas dan kebawah sebanyak(1x8

95
hitungan)
2.-Pertemuan ke-2
d. Pinggang Posisitelentang:
1. Tidur berbaring diatas karpet atau tikar seperti
pertemuanpertama
2. Tidur telentang sambil menekukkan kaki dan sedikit
di lebarkan dengan telapak kaki menyentuh
lantaidan tangan letakkan disamping tubuh sedikit
diberijarak
3. Angkat pinggan perlahan-lahan panggul dan bahu
tetap menyentuhlantai
4. Ulangi hingga 8kali
e. Pinggang posisimerangkak
1. Tangan sejajar bahu sedikit dibuka, kedua lututjuga
sedikit dibuka
2. Tundukkan kepala seolah-olah melihatdada
3. Pinggang diangkat keatas sambil menarik nafas,
tahansebentar
4. Kemudian angkat kepala sambil meluruskan
punggung dan mengeluarkannafas
5. Lakukan sebanyak 8kali
f. Senam lutut 1 kaki
1. Posisiberbaring
2. Tekuk kaki kanan, kaki kirilurus
3. Tangan berada di samping badan sedikit di beri
jarak
4. Tekukkan lutut ke samping kanan sehinggaterbuka
5. Lakukan sebanyak 8kali
g. Senam kedua lutut 2kaki
1. Posisiberbaring
2. Tekuk kaki kanandan kakikiri
3. Tangan berada di samping badan sedikit di beri
jarak
4. Tekukkan kedua lutut kesamping kanansecara
bersamaan kemudian ke posisi semula (tengah)
dankesampingkiri,kemudiankeposisisemula

96
(tengah) sehingga terbuka
5. Lakukan sebanyak 8 kali
h. Pernafasan
1. Tekukkan kedua lutut, buka selebar mungkin (posisi
melahirkan) punggung bersandar ke tembok /
pendamping
2. Simpan kedua tangan diatas perut, kemudian urut
dari arah atas kebawah.
3. Bernafas mulai dari hidung dan mengeluarkannya
dengan dorongan dindingabdomen
4. Poin 2 dan 3 dilakukanbersamaan
i. Caramengejan
1. Posisi seperti persalinan, tekukkan lutut ibu, buka
selebar mungkin, tangan di samping badan dan
mengepal
2. Dagu ibu menempel kedada
3. Sebelum adanya kontraksi ambil nafas dalam lewat
hidung dan hembuskan lewat mulut sebanyak 3kali
4. Saat menarik nafas ketiga mengejan, kemudian
apabila ibu merasa kesulitan dalam bernafas, maka
ibu dapat menarik nafas sedikit dan menahannya
kembali
5. Saat itu dagu ibu dekat dengan dada, kontraksi
hilang tarik nafas hembuskan sebanyak 3kali
6. Kemudian bernafasnormal
(tidak perlu hitungan, perhatikan cara bernafas,
lamanya bernafas dan kapan harus menahan nafas
serta mengejan.
j. Cara pernafasan agar mengurangiperlukaan
1. Letakkan tangan di dada danrileks
2. Bernafas melalui mulut, bernafas cepat danpendek
3.- Pertemuanke-3
Pada senam hamil pertemuan ketiga merupakan
pengulangan dari pertemuan pertama dankedua.
C.Evaluasi
a.- Menjelaskan kembali tahapan yang biasa dilakukan oleh

97
ibu
b.-Memberikan informasi jika ada keluhan, segera lakukan
pemeriksaan ke tenaga kesehatan.

Dibuat Oleh : Paraf :

98
99
c

Anda mungkin juga menyukai