Anda di halaman 1dari 146

Proposal Penelitian

Asuhan Kebidanan
tentang Pengaruh Pantang Makanan terhadap Kesehatan Ibu Nifaspada NY. A
di

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang (apa masalahnya, di mana masalah itu terjadi, mengapa Anda tertarik
terhadap judul itu)
Masalah berpantang makanan pada ibu nifas ….karena adanya kesenjangan antara harapan
dengan kenyataan, cita-cita dan realita, rencana dan pelaksanaan. Pada bagian Latar
Belakang ini memberikan rasional dan alasan logis mengapa masalah tersebut menarik
untuk diteliti, menarik perhatian peneliti dan tidak menimbulkan masalah sosial nantinya.

B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan bagian dari penyusunan proposal penelitian yang memuat
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Bagian ini juga menampilkan faktor-faktor apa
saja yang memiliki kaitan dengan masalah tersebut. Memilah-milah masalah, sehingga
masalah akan menjadi kecil cakupannya. Terdapat masalah yang paling esensial pada koper
itu lagi.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengaruh pantang makanan terhadap kesehatan ibu nifas?
2. Bagaimanakah Asuhan Kebidanan yang diberikan pada Ny. A yang berpantang makanan
akibat kondisi nifas di ….. (tempat)?

C. Pembatasan Masalah
Masalah-masalah dalam penelitian agar tidak bercabang kemana-mana maka masalah
tersebut perlu dibatasi dengan kemampuan peneliti.
Agar permasalahan penelitian tersebut efektif dan efisien, maka penulis membatasinya ke
dalam judul “…….(judul proposal)

D. Perumusan Masalah
Merupakan pertanyaan yang harus dicari jawabannya melalui penelitian dan rumusan
masalah harus dirumuskan secara spesifik dan mendetail. Perumusan masalah selalu dalam
kalimat tanya. Penelitian juga tidak boleh terlalu luas, tidak terlalu banyak ataupun sudah
diteliti oleh banyak orang. Perumusan masalah ini selalu dinyatakan dengan kalimat
TANYA.

Cara membuat rumusan masalah adalah sebagai berikut;


a. Rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan;
Penelitian deskriptif menggunakan pertanyaan :“Bagaimanakah ...? ” dan "Apa faktor-
faktor yang mempengaruhi ....Y...?"
Penelitian korelasional menggunakan pertanyaan; “Apakah ada hubungan X dengan Y?”
atau “Apakah ada pengaruh X terhadap Y?”
Penelitian komparasi menggunakan pertanyaan; “Apakah ada perbedaan X dengan Y?”
Penelitian Tindakan Kelas menggunakan pertanyaan;
”Apakah penerapan metode X dapat meningkatkan hasil belajar BI materi resensi siswa
kelas Y?” (Uji Hipotesis).
”Bagaimanakah tingkat hasil belajar BI materi resensi melalui penerapan metode X siswa
kelas Y?” (hanya persentase/deskriptif).

b. Rumusan masalah hendaknya jelas dan padat;


c. Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah;
d. Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis;
e. Rumusan masalah harus mengarahkan kepada jawaban atau kesimpulan penelitian.

sumber: Amri Darwis

Contoh Proposal Penelitian kami tampilkan pada akhir tulisan ini.

E. Tujuan Penelitian
Penyusunan Penelitian ini bertujuan untuk menemukan jawaban-jawaban atas masalah
dalam penelitian. Harus ada hubungan yang jelas dan logis antara tujuan penelitian dengan
rumusan permasalahan. Tujuan Penelitian selalu dinyatakan dengan kalimat DEKLARATIF.
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menginformasikan pada masyarakat desa …… tentang bahaya berpantang
makanan pada ibu nifas
2. Untuk memberikan asuhan kebidanan tentang ……..
3. Untuk meningkatkan tentang esensi yang ada di judulmu masing-masing

F. Kegunaan / Manfaat Penelitian


Kegunaan praktis dari sebuah penelitian adalah untuk menjawab masalah-masalah mikro
maupun makro yang dimunculkan di dalam identifikasi masalah, pembatasan masalah
sampai perumusan masalah, atau tujuan lain adalah untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Manfaat praktis penelitian tentang ……antara lain 1) untuk menginformasikan pada
masyarakat desa …… tentang bahaya berpantang makanan pada ibu nifas; 2) untuk
memberikan asuhan kebidanan tentang ……..; dan 3) untuk meningkatkan tentang esensi
yang ada di judulmu masing-masing.
Manfaat untuk penulis dan masyarakat khususnya ibu nifas antara lain 1) menambah
wawasan dan keilmuan memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas; 2) menyadarkan
masyarakat terutama ibu nifas akan bahaya berpantang makanan bagi kesehatan; dan 3)
menumbuhkan kesadaran ibu nifas tentang makanan sehat dalam rangka meningkatkan
kualitas kesehatan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Isi dari bab 2 ini berupa kerangka teori yang merupakan deskripsi dari judul penelitian, rumusan
masalah dan berisi penelitian-penelitian terdahulu yang relevan.

A. Deskripsi Teori
Penyusunan deskripsi teori ini bertujuan untuk mencari jawaban masalah. Pada bagian ini
penulis harus menggunakan sumber acuan umum maupun khusus berupa literatur dari buku-
buku, ensiklopedia, jurnal-jurnal, karya tulis ilmiah dan lain sebagainya.

Dari sumber acuan tersebut, maka penulis akan mendapatkan teori-teori dasar dan konsep-
konsep dasar, yang kemudian akan dijabarkan dan dianalisis melalui penalaran deduktif.

B. Penelitian yang Relevan


Pada bagian ini peneliti menggunakan sumber acuan khusus dari penelitian-penelitian
terdahulu yang terdapat pada jurnal, skripsi, buletin, dan yang lainnya. Maka terkumpullah
hasil-hasil penelitian terdahulu. Dari masing-masing penemuan tersebut, maka dilakukan
pemaduan atau sintesis melalui penalaran induktif.

C. Kerangka Teori
Kerangka teori atau kerangka berfikir menampilkan gambaran pola hubungan antara
masalah / variabel atau berisi kerangka konsep yang nantinya akan digunakan untuk
menjawab masalah yang diteliti. Kerangka teori disusun berdasarkan kajian teoritik yang
telah dilakukan.

D. Hipotesis (jika ada)


Penyusunan hipotesis ini bisa dari deduksi maupun induksi dengan harapan dapat diperoleh
perkiraan jawaban yang dianggap paling benar kemungkinan valid kebenarannya. Jawaban
ini lah yang menjadi hipotesis penelitian.

Contoh Proposal Penelitian kami tampilkan pada akhir tulisan ini.

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Terdapat 4 jenis desain penelitian yaitu desain satu faktor, desain satu cuplikan, desain
ulangan, dan desain faktorial. Namun penelitian juga dapat berisi dari kombinasi desain-
desain penelitian tersebut.

Terdapat hubungan yang erat antara desain penelitian dengan teknik analisis data penelitian.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian


Telah dijelaskan sebelumnya bahwa desain penelitian berisi hubungan antar berbagai
variabel / masalah atau ubahan yang akan diteliti. Oleh karenanya diperlukan definisi
operasional dari variabel tersebut. Fungsi definisi operasional ini sangatlah penting untuk
menentukan instrument atau alat ukur untuk pengumpulan data. Pada bagian ini perlu dirinci
variabel yang akan diteliti.

Populasi Penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian, merupakan subyek tempat obyek
penelitian dilakukan. Penelitian biasanya dilakukan terhadap sampel penelitian atau
cuplikan, namun hasilnya digeneralisasikan terhadap populasi.

Sampel Penelitian (cuplikan penelitian) merupakan bagian dari populasi yang masih
memiliki sifat-sifat populasi. Sehingga sampel harus dapat mewakili populasi karena
nantinya hasil-hasil penelitian terhadap sampel akan digeneralisasikan terhadap populasi.

Teknik Pengumpulan Sampel ada beberapa jenis seperti pengumpulan sampel secara
random, strata, area, puprossive, sistematik, cluster, quota, double atau kombinasi dari
teknik-teknik tersebut.

Teknik Pengumpulan Data


a. Instrumen Penelitian merupakan alat ukur yang digunakan untuk membuktikan kebenaran
yang dituangka dalam hipotesis.
b. Teknik Pengumpulan Data merupakan cara-cara untuk memperoleh data yang diharapkan.
Teknik Analisis Data berhubungan erat dengan desain penelitian. Misal, anava-AB adalah
teknik analisis data penelitian untuk desain faktorial dua faktorial. Analisis data ini juga
tergantung dari datanya, data-data yang terkumpul dapat dianalisis secara kualitatif,
kuantitatif non statistik, statistika parametrik, atau statistika non parametrik.

C. Alat dan Bahan yang Digunakan


Spesifikasi alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian harus dicantumkan dalam
penulisan. Penyusunan seperti di dalam petunjuk penulisan skripsi/ pedoman skripsi/
panduan skripsi dimana masing-masing institusi pendidikan terkadang terdapat perbedaan.

Contoh Proposal Penelitian kami tampilkan pada akhir tulisan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi keterangan tentang bacaan yang menjadi sumber acuan penulisan, pengutipan, bahan
rujukan dalam penulisan skripsi/ jurnal / karya tulis lainnya.

LAMPIRAN

Memuat keterangan atau informasi yang diperlukan saat dilakukan penelitian, contohnya seperti
peta, surat pengantar penelitian, kuesioner / angket, atau data lain yang sifatnya melengkapi
usulan dalam proposal penelitian.

Sumber: PROF. DR. NURFINA AZNAMNUGROHO, SU., APT - Universitas Negeri


Yogyakarta

1. Contoh Proposal Penelitian

A. HALAMAN JUDUL
Halaman judul memuat : judul, jenis laporan, lambang Perguruan Tinggi, nama dan NIM,
nama jurusan, nama program studi, nama perguruan tinggi dan tahun pengajuan.
1. Judul Usulan Penelitian : Judul hendaknya dibuat singkat dan jelas, menggambarkan
konsep dan topik dari penelitian dan menggambarkan adanya keterkaitan antara variable,
lokasi penelitian dan tahun penelitian. Diketik dengan menggunakan huruf kapital, tidak
boleh disingkat dan format ketikan dalam bentuk piramida terbalik ( V ).
2. Jenis Laporan : Jenis laporan adalah usulan penelitian.
3. Lambang Institusi Perguruan Tinggi
4. Nama mahasiswa dan NIM
5. Nama Jurusan
6. Nama Program Studi
7. Nama Perguruan Tinggi
8. Tahun Pengajuan : Tahun pengajuan adalah tahun dimana usulan penelitian tersebut
diajukan
B. HALAMAN PERSETUJUAN
Halaman persetujuan memuat : judul usulan penelitian, persetujuan dosen pembimbing
beserta tanda tangan dan waktu persetujuan
C. DAFTAR ISI
Daftar Isi merupakan daftar yang menunjukkan isi bagian-bagian dalam skripsi maupun
sub-sub bagiannya beserta nomor halamannya.
D. ISI
Dibagian isi terdiri dari beberapa bab dan dari beberapa bab tersebut masih terdapat
beberapa sub bab.

BAB I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Latar belakang memuat: gambaran tema permasalahan di lokasi penelitian yang akan dibahas
dan berkaitan dengan penelitian yang akan dijalankan, diuraikan dari masalah yang luas ke arah
masalah yang khusus. Oleh karena itu diperlukan data studi awal di lokasi tempat penelitian.
Ada 4 kriteria latar belakang yang baik:
1. Adanya “seriousness of problem”,
2. Adanya “sense of urgency” ( masalah yang harus segera ditangani
3. Adanya “political will” (kebijaksanaan dari organisasi atau politis
4. Adanya “manage – ability” ( direkomendasikan oleh pihak manajemen ).
Latar belakang ini juga harus mampu menjawab pertanyaan “mengapa memilih topik tersebut”
2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya yang tegas dan jelas, serta
menggambarkan arah hubungan antar dua variabel atau lebih. Misalnya adakah, apakah,
bagaimanakah, dan lainnya.
3. Batasan Masalah
Batasan masalah adalah pembatasan ruang lingkup yang dilakukan dalam penelitian, dimana
pembatasan tersebut meliputi: tema/topik, area atau wilayah yang diteliti, sumber informasi,
lokasi penelitian serta waktu penelitian
4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian meliputi :
a. Tujuan Umum ; Meliputi tujuan yang akan dicapai secara menyeluruh yang dapat menjawab
tema / judul penelitian
b. Tujuan Khusus ; Meliputi jabaran atau rincian dari tujuan umum secara operasional sesuai
dengan perumusan dan pembatasan masalah. Tujuan khusus akan menggambarkan hasil dan
pembahasan yang akan diperoleh dari penelitian ini.
5. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian meliputi: 1) manfaat bagi pengguna (user), 2) pengembangan keilmuan dan
3) bagi peneliti, sehingga scara khusus hasil penelitian memberikan masukan bagi si peneliti,
masyarakat, instansi terkait dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta diharapkan
dapat dijadikan pertimbangan sebuah kebijakan
6. Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian mencerminkan kemampuan mahasiswa untuk menelusuri dan
mengidentifikasi penelitian terdahulu yang relevan dengan topik penelitian yang
dilakukannya.Setiap penelitian dilakukan dalam konteks lingkungan yang berbeda dengan
penelitian-penelitian sebelumnya, sekalipun penelitian tersebut merupakan replikasi penelitian
sebelumnya. Pernyataan tentang keaslian penelitian meliputi identifikasi persamaan penelitian
sebelumnya yang sangat relevan dan perbedaannya dengan penelitian yang akan dilakukannya.
Perbedaan dan persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu dapat meliputi : kerangka
teori, penerapan teori dalam situasi spesifik atau populasi khusus atau generalisasi teori pada
populasi yamg lebih luas, kerangka konsep, rancangan penelitian, instrument penelitian, dan
teknik analisis atau pemodelan data. Penyajiannya dapat dalam bentuk matriks persamaan dan
perbedaan penelitian sebelunya.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka merupakan penelusuran kepustakaan untuk mengidentifikasi makalah dan


buku yang bermanfaat dan ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan serta merujuk
pada semua hasil penelitian terdahulu pada bidang tersebut. Tinjauan pustaka disusun
berdasarkan tujuan penelitian, pertanyaan penelitian dan masalah yang akan dipecahkan.
Sumber yang dipakai dalam tinjauan pustaka harus disebutkan dengan mencantumkan nama
penulis dan tahun terbit dengan model Vancouver. Format penyajiannya dimulai tinjuan teori
untuk variabel independen, variabel dependen dan keterkaitan antar variabel yang diteliti dengan
mengacu pada penelitian sebelumnya.
a. Landasan Teori
Landasan teori menguraikan kerangka teori yang merujuk pada referensi berbagai ahli tertentu
maupun berbagai teori-teori yang ada yang nantinya akan mendasari hasil dan pembahasan
secara detail, dapat berupa definisi-definisi atau model matematis yang langsung berkaitan
dengan tema atau masalah yang diteliti. Teori-teori yang dirujuk harus mengacu pada variabel-
variabel yang diteliti. Dimulai dari penjelasan tema, variabel independen dan variabel
dependennya atau faktor-faktor yang diteliti serta dijelaskan teori-teori tersebut untuk
mendukung hipotesis yang akan diajukan.
Baca juga : Jenis Karya Tulis Ilmiah

b. Kerangka Teori
Kerangka teori terdiri dari teori-teori atau isu-isu dimana penelitian kita terlibat di dalamnya dan
memberikan panduan pada saat peneliti membaca pustaka.Kerangka teori tidak dapat
dikembangkan kalau peneliti belum mempelajari pustaka dan sebaliknya kalau peneliti belum
mempunyai kerangka teori maka peneliti tidak akan dapat membaca pustaka dengan efektif.
c. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep penelitian merupakan operasionalisasi keterkaitan antar variabel-variabel
yang berasal dari kerangka teori dan biasanya berkonsentrasi pada satu bagian dari kerangka
teori. Kerangka konsep menggambarkan aspek-aspek yang telah dipilih dari kerangka teori untuk
dijadikan dasar masalah penelitiannya. Jadi kerangka konsep timbul dari kerangka teori dan
berhubungan dengan masalah penelitian yang spesifik.
d. Hipotesis
Hipotesis memuat : pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori atau tinjauan
pustaka dan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi. Hipotesis tidak
selalu harus ada tergantung pada jenis dan tujuan penelitian. Oleh karena itu hipotesis harus diuji
kebenarannya dan pengujiaannya harus mendasarkan pada kaidah-kaidah keilmuan (scientific
methods) yang dapat dipertanggungjawabkan.
Ciri-ciri hipotesis yaitu :
1. Dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement) bukan kalimat tanya
2. Hipotesis hendaknya berkaitan dengan bidang ilmu yang akan diteliti
3. Hipotesis harus dapat diuji yaitu terdiri dari variable yang dapat diukur dan dapat
dibanding-bandingkan sehingga diperoleh hasil yang obyektif
4. Hipotesis hendaknya sederhana dan terbatas ( tidak menimbulkan perbedaan pengertian
dan tidak terlalu luas sifatnya )

BAB III. METODE PENELITIAN

Metode penelitian memuat : jenis penelitian, populasi dan sample penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, hubungan variable dan definisi operasional, instrumen penelitian, pengumpulan dan
pengolahan data, metode analisis data dan keterbatasan
a. Jenis Penelitian
Berisi langkah-langkah yang akan diambil untuk membuktikan kebenaran hipotesis.
b. Populasi dan Sample
Berisi cara pengambilan sample, besar sample, cara pengumpulan sample, teknik penarikan
sample.
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian atau wilayah generalisasi yang terdiri dari subyek
maupun obyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Populasi bukan hanya orang, tetapi semua benda
yang memiliki sifat atau cirri yang bisa diteliti.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
c. Lokasi dan Waktu Penelitian
Berisi mengenai tempat / lokasi penelitian beserta waktu yang dipergunakan melakukan
penelitian
d. Variabel
Berisi keterangan tentang variable atau factor yang diamati atau diteliti dalam suatu penelitian
e. Definisi Operasional
Menjelaskan bagaimana suatu variable akan diukur serta alat ukur apa yang digunakan untuk
mengukurnya. Definisi ini mempunyai implikasi praktis dalam proses pengumpulan data.
Definisi operasional mendiskripsikan variable sehingga bersifat spesifik (tidak berintegrasi
ganda), terukur, menunjukkan sifat atau macam variable sesuai dengan tingkat pengukurannya
dan menunjukkan kedudukan variable dalam kerangka teoritis.
f. Teknik Pengumpulan Data
Berisi cara pengumpulan data yang dapat berupa data primer maupun data sekunder.
Berdasarkan caranya pengumpulan data dapat berupa observasi, wawancara langsung, angket,
pengukuran / pemeriksanaan
g. Instrument Penelitian
Instrument ( alat ukur ) penelitian dapat berupa kuesioner, cek list yang digunakan sebagai
pedoman observasi dan wawancara atau angket
h. Teknik Pengolahan Data
Berisi cara pengolahan data yang akan dilakukan peneliti sehingga data hasil penelitian dapat
menjadi informasi yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan penelitian

i. Metode Analisis Data


Metode analisa data menjelaskan bagaimana seorang peneliti mengubah data hasil penelitian
menjadi informasi yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan penelitian. Kegiatan
analisa data ini meliputi : persiapan, tabulasi dan aplikasi data. Pada tahap analisa data inidapat
menggunakan uji statistik jika memang data dlam penelitian tersebut harus diuji dengan uji
statistik
j. Keterbatasan
Dalam setiap penelitian pasti mempunyai kelemahan-kelemahan dimana kelemahan tersebut
ditulis dalam keterbatasan. Dalam bab ini disajikan keterbatasan peneliti secara teknis yang
mungkin mempunyai dampak secara metodologis maupun substantif, seperti : keterbatasan
pengambilan sampel, keterbatasan jumlah sampel, keterbatasan instrumen penelitian,
keterbatasan waktu dan sebagainya
E. DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka merupakan keterangan tentang bacaan yang dijadikan sebagai bahan rujukan
dari penulisan skripsi. Dalam daftar pustaka dapat dimasukkan tentang pustaka dari buku teks,
jurnal, artikel, internet atau kumpulan karangan lain.

E. LAMPIRAN

Lampiran memuat : keterangan atau informasi yang diperlukan pada pelaksanaan penelitian
seperti : peta, surat penelitian, kuesioner, atau data lain yang sifatnya melengkapi usulan
atau proposal penelitian.

CONTOH : PROPOSAL PENELITIAN

PROPOSAL PENELITIAN

JUDUL PENELITIAN
Pelaksanaan Manajemen dalam Pelayanan Ketatausahaan pada Sekolah Madrasah Aliyah
Pompanua Kabupaten Bone.
NAMA MAHASISWA :

NIM :

A. LATAR BELAKANG MASALAH.

Peningkatan kualitas dan sistematika pelayanan kepada masyarakat merupakan bagian dari
paradigma pembangunan dan konsekuensi pelaksanaan otonomi daerah. Dinamika kehidupan
masyarakat yang semakin kompleks memerlukan pelayanan yang cepat, tepat, dan murah.
Pelayanan prima yang diberikan oleh aparat hanya dapat diwujudkan melalui peningkatan
kualitas, komitmen dan keberpihakan sebagai pelayanan masyarakat, bukan lagi aparat yang
ingin dilayani seperti yang terlihat selama ini. Dengan demikian, peran dominasi pemerintah
dalam berbagai kegiatan pembangunan secara bertahap diarahkan sebagagi fasilitator.

Demikian pula halnya dengan kegiatan dan aktifitas yang berlangsung di setiap kantor dan
unit kerja, senantiasa mengalami perkembangan jumlah dan volume pekerjaan, baik disebabkan
karena jumlah kegiatan yang dikelolanya bertambah, maupun jenis dan ragam kegiatan yang
terjadi di dalam kantor dan unit kerja tersebut selalu bertambah, dan pada suatu saat akan
mencapai tingkat kompleksitas yang semakin tinggi. Hal ini tentunya memerlukan pengelolaan
dan penataan kegiatan yang lebih efektif dan efisien agar kegiatan yang dikelolanya dapat
diantisipasi. Karena tampa pengelolaan dan penataan yang baik dan tepat, tidak tertutup
kemungkinan pekerjaan akan menumpuk dari waktu ke waktu tampa dapat terselesaikan.

Melihat perkembangan dan kemajuan kegiatan ditambah corak, jenis dan ragam kegiatan
yang harus diselesaikan oleh setiap kantor terasa dibutuhkan suatu penataan ruang dan peralatan
dengan sebaik mungkin agar dapat berfungsi secara berdaya guna dan berhasil guna seoptimal
mungkin.

Untuk itu pegawai pada lingkup Sekolah Madrasah Aliyah Pompanua Kabupaten Bone
dituntut untuk lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam melaksanakan pekerjaan
dan senantiasa lebih profesional dalam memberi pelayanan kepada masyarakat, merupakan
realitas rendahnya kepekaan dan keterampilan dari aparat atau pembina di tingkat Sekolah
Madrasah Aliyah.

Sebagai jalan terbaik yang dapat ditempuh adalah dengan mengusahakan agar segenap
aktifitas akan berjalan baik tepat. Hal inilah yang membutuhkan pengaturan dan penataan ruang
dan peralatan agar setiap kegiatan dapat saling menunjang terhadap kegiatan yang lain. Artinya
bagaimana agar setiap aktifitas dapat berhasil guna pada kegiatan berikutnya. Disamping
memberikan kenyamanan, keamanan dan nilai ketenagaan kepada para pegawai dan peerjaan
tersebut.
Dalam kaitan inilah sehingga penulis melakukan suatu penelitian dengan
judul “PELAKSANAAN MANAJEMEN DALAM PELAYANAN KETATAUSAHAAN PADA
SEKOLAH MADRASAH ALIYAH POMPANUA KABUPATEN BONE”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah pokok penelitian ini yang akan
direncanakan adalah :

a. Apakah faktor kemampuan pegawai, proses kerja, sarana dan prasarana serta waktu
berpengaruh terhadap fungsi pelaksanaan Manajemen dalam Pelayanan Ketatausahaan pada
Sekolah Madrasah Aliyah Pompanua Kabupaten Bone ?

b. Kendala-kendala apa yang dijumpai dan pemecahannya ?

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini pada dasarnya diajukan untuk mencapai tujuan sebagai
berikut :

a. Untuk mengungkapkan deskripsi pengaruh kemampuan pegawai, proses kerja, sarana


dan prasarana serta waktu berpengaruh terhadap efektifitas pelaksanaan Manajemen
dalam Pelayanan Ketatausahaan pada Sekolah Madrasah Aliyah Pompanua Kabupaten
Bone.
b. Untuk mengetahui kendala-kendala apa yang dijumpai dan bagaimana pemecahannya
dalam pelaksanaan Manajemen dalam Pelayanan Ketatausahaan pada Sekolah
Madrasah Aliyah Pompanua Kabupaten Bone.

2 Kegunaan Penelitian

a. Dengan penulisan proposal ini, dapat memberikan dampak positif bagi segenap
penyelenggara yang terkait dalam pelaksanaan Manajemen dalam Pelayanan
Ketatausahaan pada Sekolah Madrasah Aliyah Pompanua Kabupaten Bone.
b. Dengan pengkajian yang sistimatis, dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak tertentu
untuk lebih giat dan aktif dalam meramu dan mengimformasikan data yang berkaitan
pada pelaksanaan Manajemen dalam Pelayanan Ketatausahaan pada Sekolah Madrasah
Aliyah Pompanua Kabupaten Bone.
D. TINJAUAN PUSTAKA

1. Manajemen

Dijelaskan bahwa kebenaran prinsip efisiensi (ciri manajemen ilmiah) bahwa efisiensi
tetap diusahakan, sepanjang tidak mengorbankan segi manusianya, oleh karena itu muncul
istilah praktek teknologi tepat guna.

Dengan tetap berpedoman kepada fase perkembangan manajemen tersebut, maka


dapat diasumsikan bahwa dalam memberikan defenisi atau batasan tentang manajemen
cenderung memiliki perbedaan-perbedaan, namun hakekatnya tetap memiliki tujuan yang
sama.

Kenyataan demikian dapat diketengahkan beberapa pengertian manajemen antara lain


: The Liang Gie yang dikutip Ibnu Hasyimmenegaskan bahwa :
“Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkordinasian dan pengontrolan human dan natural resources untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan lebih dulu.” (1983:43.)

Pendapat lain (Staf Dosen BPA UGM) yang dikutip Ibnu Hasyimmengatakan :
“Manajemen adalah segenap rangkaian memimpin penataan terhadap pekerjaan-
pekerjaan induk dan sumber-sumber kegiatan lainnya dalam suatu usaha bersama agar
tujuan benar-benar dapat tercapai.” (1983:43)

Dilain pihak Lawrence A. Appley, yang dikutip Ibnu Hasyim dalam bukunya bahwa :
“Manajemen merupakan keahlian untuk menggerakkan orang untuk melakukan
pekerjaan dalam rangka tercapainya tujuan”(1983:43)

Dari ketiga macam defenisi yang telah dikemukakan, terlihat perbedaan dari segi
peninjauannya, sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen mungkin saja merupakan
suatu kegiatan, mungkin suatu keahlian, seni yang membutuhkan skill untuk penerapannya,
dan mungkin juga sebagai ilmu yang sifatnya teoritis dan dapat dipejari oleh setiap orang.
Tetapi juga dapat ditafsirkan meliputi semua yang telah disebutkan, artinya suatu kegiatan
yang membutuhkan suatu keterampilan, bakat dan pengetahuan teoritis yang mungkin juga
dipelajari oleh setiap orang asal mau menekuninya.

Meskipun peninjauan dari sudut berbeda, namun perlu diusahakan adanya menyangkut
pembagian kerja, dengan maksud tidak ada pekerjaan yanng dilakukan secara tumpang
tindih atau terjadi kesenangan.
Urain tentang perkembangan manajemen maupun mengenai pengertian manajemen itu
sendiri konsekuensinya menuju usaha pengembangan cipta/akal pikiran seni/rasa dan
karsa/kehendak serta adanya kerjasama antara dua orang atau lebih merupakan unsur-unsur
manajemen dalam kehidupan bersama/bermasyarakat. Oleh karena itu manajemen sebagai
suatu seni sesungguhnya bukan merupakan hal yang baru, karena dengan adanya dua
manusia atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu, disana sudah terdapat
manajemen.

Dalam hubungan ini perlu diperhatikan bahwa manajemen tidak melakukan sendiri
kegiatan-kegiatan yang bersifat operasional, melainkan mengatur tindakan-tindakan
pelaksanaan oleh sekelompok orang yang disebut bawahan. Dengan perkataan lain jika
dilihat dari segi fungsional manajemen mempunyai dua tugas utama, yakni menentukan
tujuan menyeluruh yang hendak dicapai dan menentukan kebijaksanaan umum yang
mengikat seluruh organisasi.

Sebaliknya manajemen pada hakekatnya berfungsi untuk melakukan semua kegiatan-


kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan di dalam batas-batas
kebijaksanaan umum yang telah ditentukan pada tingkat administrasi. Jelaslah hal ini tidak
berarti bahwa manajemen tidak boleh menentukan tujuan akan tetapi tujuan yanng
ditentukan pada tingkat manajemen hanya bersifat departemental atau sektoral. Sekaligus
hal ini di bidang penentuan kebijaksanaan tidak pula berarti bahwa pada tingkat manajemen
tidak ada proses penentuan kebijaksanaan umum, hanya saja kebiksanaan yang di tentukan
pada tingkat manajemen hanya boleh bersifat khusus dan pelaksanaannya.

2. Pelayanan

Secara etimologi “pelayanan” berasal dari kata dasar “pelayan”, yang berarti orang
yang melayani , atau orang yang memberikan pelayanan kepada orang lain yang
membutuhkan sesuatu atau membutuhkan bantuan.

Karena kata dasar “pelayan” mendapat imbuhan akhiran “an”, sehingga membentuk
kata “pelayanan”, yang berarti aktifitas yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang untuk memberikan peladenan kepada orang lain atau kelompok orang lain tentang apa
yang dibutuhkan atau apa yang diperlukan.

3. Ketatausahaan atau Perkantoran

Prospek penelaan tentang ketatausahaan/perkantoran oleh Mahiew, yang dikutip The


Liang Gie dalam bukunya Administrasi perkantoran Modern, memberikan penegasan bahwa
:“Kantor adalah tempat dalam suatu badan usaha dimana dilaksanakan pekerjaan
administratif yang dapat dilakukan dengan tangan atau mesin.pekerjaan administratif
senantiasa terdiri dari pencatatan berbagai keterangan yang penting bagi badan usaha
yang bersanngkutan.”(1978:17)

Jadi dengan demikian, baik pengertian efisien work maupun administratif work
cukuplah dinyatakan dengan istilah “tatausaha” yang perumusannya menurut The Liang
Gie adalah :
“... sebagai segenap rangkaian aktivitas menghimpun, mencatat, mengolah,
menggandakan, mengirim dan menyimpan keterangan-keterangan yang diperlukan
dalam setiap usaha kerjasama...”(1978:17)

Perumusan tata usaha seperti yang tersebut di atas, maka menurut intinya adalah
proses penyelenggaraan di sekitar keterangan-keterangan yang berwujud 6 (enam) pola
perbuatan :

Menghimpun; yaitu kegiatan-kegiatan mencari dan mengusahakan tersedianya segala


keterangan yang tadinya belum ada, berserakan dimana-mana sehingga siap untuk
dipergunakan bilamana diperlukan.

Mencatat; yaitu kegiatan menumbuhkan dengan berbagai peralatan tulis keterangan-


keterangan yang diperlukan, sehingga terwujud tulisan yang dapat dibaca, dikirim, dan
disimpan. Dalam perkembangan teknologi modern sekarang ini termasuk pula materi
keterangan-keterangan itu dengan alat-alat perekam suara agar dapat didengar.

Mengolah; yaitu bermacam-macam kegiatan mengerjakan keterangan-keterangan dengan


maksud menyajikannya dalam bentuk yang lebih berguna.

Mengadakan; yaitu kegiatan memperbanyak dengan berbagai cara dan alat sebanyak
jumlah yang diperlukan.

Mengirim; yaitu kegiatan menyampaikan dengan berbagai cara dan alat dari satu pihak
kepihak lain.

Menyimpan; yaitu kegiatan menaruh dengan berbagai cara dan alat di tempat tertentu yang
aman.

E. KERANGKA KONSEPTUAL

Dalam Kerangka Konseptual ini, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :

1. Pelaksanaan manajemen melaui fungsi-fungsinya antara lain :


a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Penggerakan
d. Pengawasan

Dari fungsi-fungsi tersebut akan diukur tingkat penerapannya dalam mengupayakan


tercapainya tujuan yang diinginkan oleh masyarakat.

2. Untuk pencapaian tujuan dalam pengningkatan efektifitas pelayanan pegawai merupakan


faktor utama, namun harus diakui bahwa adanya beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi efektifitas pelayanan dalam melaksanakan kegiatannya dan dapat dikaji
secara mendalam.

F. METODE PENELITIAN

1. Populasi dan Sampel

a. Populasi.

Populasi adalah semua pegawai dan guru pada Madrasah Aliyah Pompanua Kabupaten
Bone yang berjumlah 18 orang yang terdiri dari :
Guru 14 orang
Pegawai 4 orang

Jumlah 18 orang

b. Sampel.

Untuk memperoleh data yang akurat, ditetapkan seluruh populasi sebagai sampel.
Jadi, jumlah sampel adalah 18 orang dengan perincian sebagaimana terperinci
pada populasi diatas.

2. Tipe Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif, kualiatif, induktif yang artinya suatu penelitian yang
dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum atau deskripsi tentang apa yang
diteliti. Dan untuk memberikan deskripsi atau gambaran umum tersebut, peneliti
mendasarkan asumsi pada kualitas data. Sedang penelitian yang keadaannya berskala
kecil akan digeneralisasikan kepada keadaan yang lebih besar.

3. Tempat Penelitian

a. Library Research. (Penelitian Kepustakaan)


Penelitian kepustakaan atau yang sering disebut Library Research, yakni
penelitian yang dilakukan di Perputakaan, dengan tujuan mendapatkan pendapat,
gagasan, dalil-dalil, aksioma, ketentuan ataupun teori-teori yang dikemukakan
oleh para ahli.

b. Field Research. (Penelitian Lapangan)

Penelitian lapangan yang sering disebut sebagai Field Researchdimaksudkan


sebagai penelitian yang dilakukakn di lapangan yakni dengan melakukan
penelitian secara langsung pada obyek dengan maksud agar diperoleh data
lapangan yang dijamin kebenarannya.

4. Penentuan Variabel

a. Variabel bebas dalam hal ini adalah “pelayanan”. Karena pelayanan yang
diberikan oleh pegawai Sekolah Madrasah Aliyah Pompanua Kabupaten
Bone dalam pelaksanaan tugas pemerintahan tidak terikat atau tidak dipengaruhi
oleh variabel lain, artinya bebas, sehingga perlakuan ini adalah variabel
independen.
b. Variabel terikat dalam hal ini adalah pelaksanaan manajemen, karena pelaksanaan
manajemen dalam hal ini dipengaruhi atau tergantung atau terikat pada pelayanan
yang diterima oleh Sekolah Madrasah Aliyah Pompanua Kabupaten Bone.
Variabel ini sering disebut sebagai dependen variabel.

5. Definisi Operasional

a. Manajemen adalah ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,


pengkordinasian dan pengontrolan human dan natural resources untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan lebih dulu.
b. Pelayanan adalah aktifitas yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
untuk memberikan peladenan kepada orang lain atau kelompok orang lain tentang
apa yang dibutuhkan atau apa yang diperlukan.
c. Ketatausahaan atau perkantoran adalah tempat dalam suatu badan usaha dimana
dilaksanakan pekerjaan administratif yang dapat dilakukan dengan tangan atau
mesin.pekerjaan administratif senantiasa terdiri dari pencatatan berbagai
keterangan yang penting bagi badan usaha yang bersangkutan.

6. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai
berikut

a. Teknik Angket. (kuisioner)

Yaitu teknik pengumpulan data dilakukan melalui pemberian daftar pertanyaan


kepada responden dan pertanyaan tersebut dijawab atau diisi sendiri oleh
responden yang telah dijadikan sampel.

Teknik angket adalah suatu daftar nilai pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh


data berupa jawaban-jawaban dari responden. Bentuk angket yang digunakan
pada penelitian ini adalah bentuk angket yang bersifat tertutup dengan jumlah
item untuk variabel pengawasan efektif sebanyak 5 buah dan variabel kinerja
sebanyak 5 buah dengan masing-masing item terdiri dari 5 pilihan dengan rentang
nilai skor adalah dari 5 sampai 1 dengan uraian sebagai berikut :
1) Alternatif jawaban (a), bobot nilainya 5 (lima).
2) Alternatif jawaban (b), bobot nilainya 4 (empat).
3) Alternatif jawaban (c), bobot nilainya 3 (tiga).
4) Alternatif jawaban (d), bobot nilainya 2 (dua).
5) Alternatif jawaban (e), bobot nilainya1 (satu).

Penggunaan angket ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi tentang
tingkat pelaksanaan pengawasan dan data tentang kinerja pegawai.

b. Teknik Wawancara

Yaitu pengumpulan data dilakukan secara lisan dan tatap muka antara pewawancara
dengan responden. Wawancara yang digunakan disini adalah wawancara
berstruktur dengan cara memberikan pertanyaan yang telah disusun sebelumnya.

c. Teknik Observasi (pengamatan)

Teknik pengamatan yang digunakan adalah pengamatan terlibat, dimana pengamat


berperan sebagai bagian dari populasi yang ada di kantor tersebut. Dalam
pengamatan terlibat, pengamat berinteraksi langsung dengan populasi.

d. Teknik Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengkaji berbagai


dokumen resmi yang ada di kantor tersebut.
7. Teknik Analisa Data

Teknik analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini bersifat gambaran Deskriptif,
Kuantitatif yaitu memberikan gambaran umum mengenai kondisi responden
penelitian. Analisis ini disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan presentasenya.

Pengolahan secara persentase dilakukan dengan menggunakan rumus berikut.

/n x 100%

Keterangan :
: frekuensi jawaban.

n : jumlah sampel.

Hasil pengolahan persentase selanjutnya akan pengkategorian dengan menngacu


pada pendapat yang dikemukakan oleh Sugiyono, 1991, dimana dinyatakan bahwa :
1) Jika nilai persentase berkisar antara 85 s/d 100 adalah “sangat baik”.
2) Jika nilai persentase berkisar antara 70 s/d 84 adalah “baik”.
3) Jika nilai persentase berkisar antara 55 s/d 69 adalah “sedang”.
4) Jika nilai persentase berkisar antatra 40 s/d 54 adalah “kuang”.
5) Jika nilai persentase berkisar antara 25 s/d 39 adalah “buruk”.

(Sugiyono, 1991:43)

Dengan demikian data yang diperoleh itu dapatlah diketahui ada atau tidaknya hubungan
yang positif antara tingkat pengawasan dengan kinerja pegawai padaSekolah Madrasah
Aliyah Pompanua Kabupaten Bone. Setelah data terkumpul, diolah dengan teknik
analisis.

G. RENCANA ISI.

BAB I. PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah.

B Rumusan Masalah.
C Tujuan dan Kegunaan Penelitian.

D Metode Penelitian.

E Sistematika Pembahasan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A Pengertian Manajemen.

B Pengertian Pelayanan.

C Pengertian Ketatausahaan atau Perkantoran.

D Kerangka Konseptual.

BAB III. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A Struktur Organisasi.

B Uraian Tugas.

C Keadaan Pegawai dan Sarana.

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Implementasi pelayanan Ketatausahaan.

B Kendala dan Pemecahannya.

BAB V. PENUTUP

A Kesimpulan.

B Saran

DAFTAR PUSTAKA

Contoh Daftar Pustaka:

Atmosoedirdjo Prajudi. 1975. Dasar-dasar Manajemen dan Office ManagementI. Jakarta.


Kadarman, A.M. SJ. dan Jusuf Udaya. 1997. Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama
Hasibuan. 1984. Management, Dasar Masalah, dan Pengertian.Jakarta: Gunung Agung
Koentjaraningrat. 1977. Metode-metode Penellitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia
Suryabrata, Sumadi. 1987. Metode Penelitian.Jakarta: CV. Rajawali
Syamsi, Ibnu. 1983. Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Bina Aksara
Soegiyono. 1994. Statistik untuk Pengawasan. Bandung: CV. ALFABETA
Moekijat. 1982. Tata Laksana Kantor.Bandung: Alumni
Terry, G.R.& Rue, L.W. 2003. Dasar-Dasar Manajemen. Terjemahan oleh Ticoalu, GA.
Jakarta: Bumi Aksara
Terry, G.R. 2003. Prinsip-Prinsip Manajemen. Terjemehan oleh J. Smith, D.F.M. Jakarta:
Bumi Aksara
The Liang Gie. 1988. Administrasi Perkantoran Modern.Yogyakarta: Nur Cahaya
Winardi.1990. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Rineka Cipta
Zainuddin, Buohard.1978. Manajemen dan Motivasi.Jakarta: Balai Akasara
CONTOH PROPOSAL KEBIDANAN TENTANG ATONIA UTERI

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN


Proposal Penelitian
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN ATONIA UTERI DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TANGERANG TAHUN 2013

DISUSUN OLEH
NAMA : DEWINATI
NIM : 12008

AKADEMI KEBIDANAN KARYA BUNDA HUSADA


Jalan Imam Bonjol No.77 Rt. 02/01
Kel. Bojong Jaya Karawaci – Tangerang 15115
Telp. 021-5515694 ; Fax: 021-5515695
Website : Http://Akbidkaryabundahusada.Blogspot.Com
Email: Info@Akbid-Kbh.Org

Tahun Ajaran 2013/2014


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................2

C. Tujuan Masalah...................................................................................................2

D. Manfaat Penelitian...............................................................................................3

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. PENGETAHUAN...............................................................................................4

1. Perdarahan Postpartum..................................................................................4

a. Defenisi..............................................................................................4

b. klasifikasi...........................................................................................4

c. Penyebab Perdarahan..........................................................................4

2. Atonia Uteri....................................................................................................5

a. Defenisi...............................................................................................5

b. Faktor Predisposisi terjadi Atonia Uteri..............................................5

c. Tanda dan Gejala Atonia Uteri............................................................5

d. Komplikasi yang ditimbulkan.............................................................5

e. Diagnosis.............................................................................................6

f. Sikap Bidan Dalam Menghadapi Atonia Uteri....................................6

g. Penatalaksanaan...................................................................................6

B. KERANGKA TEORI........................................................................................10

BAB III KERANGKA KONSEP & DEFINISI OPERASIONAL


A. Kerangka Konsep..............................................................................................11

B. Definisi Operasional .........................................................................................12

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A.Desain Penelitian................................................................................................14

B.Tempat Dan Waktu Penelitian............................................................................14

C. Populasi dan Sampel .........................................................................................14

D. Metode Pengumpulan Data ..............................................................................15

E. Instrumen Penelitian..........................................................................................15

F. Rencana Manajemen dan Analisis Data ...........................................................16

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kematian maternal dan perinatal merupakan ukuran terpenting dalam menilai indikator
keberhasilan pelayananan kesehatan di Indonesia, namun pada kenyataannya ada juga persalinan
yang mengalami komplikasi. Komplikasi yang terjadi dapat mengakibatkan kematian ibu dan
perinatal. Angka kematian ibu dan perinatal merupakan ukuran terpenting dalam menilai
keberhasilan pelayanan kesehatan disuatu Negara. (Maryuani, Asuhan kegawatdaruratan dalam
kebidanan. 2011:1- 3)

Di Indonesia tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu 307 per 100.000
kelahiran hidup (SDKI, 2003). Sedangkan pada tahun 2008 jumlah AKI menurun menjadi 235
per 100.000 kelahiran hidup menurut keputusan Menkes RI sasaran pembangunan kesehatan
angka menengah 2005-2009 AKI dari 347 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 236 per 100.000
kelahiran hidup. Penurunan AKI yang lambatmerupakan masalah prioritas yang belum teratasi,
sedangkan target yang harustercapai pada tahun 2015adalah102 per 100.000
kelahiran hidup(SDKI, 2008).

Kontribusi AKI di Indonesia cukup besar, yaitu 390 per 100.000 persalinan sekitar
165.000-170.000 orang pertahun. Atau terjadi sekitar setiap 2,0-2,5 menit. Penyebab utama
tingginya AKI tersebut disebabkan oleh trias penyebab kematian, yaitu Perdarahan 60 %, infeksi
25 %, gestosis 15 %. (Manuaba ; Pengantar Kuliah Obstetri, 2012 : 6).

Dari laporan-laporan baik di Negara Maju maupun Berkembang angka kejadian berkisar
antara 5 %-15 %. Dari angka tersebut, diperoleh sebaran etiologi antara lain : Atonia Uteri (50-
60 %), sisa plasenta (23-24 %), retensio plasenta (16-17 %), laserasi jalan lahir (4-5 %), kelainan
darah (0.5 %-0.8 %). (dilaporkan oleh Muchtar R.dkk, 2005). Oleh karena itu, salah satu kasus
penyebab terbesar kematian maternal pada perdarahan masa nifas terjadi karena Atonia
Uteri. Hal ini merupakan penyebab perdarahan post partum yang paling penting dan biasa terjadi
segera setelah bayi lahir hingga 4 jam setelah persalinan. Atonia uteri dapat menyebabkan
perdarahan hebat dan dapat mengarah pada terjadinya syok hipovolemik.

Menurut Dinas Kesehatan Tangerang pada tahun 2012 Angka Kematian Ibu mencapai
180/100.000 kelahiran hidup. Penyebab terbesar Angka Kematian Ibu yaitu preeklamsia 38%,
hipertensi dalam kehamilan 3%, HPP 19%, inversio 3%, rupture uteri 2%, dan lain-lain 38%.
Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) di wilayah Kabupaten Tangerang tahun 2012 tercatat
sebanyak 217 kematian per 1000 Kelahiran Hidup. Penyebab terbesar Angka Kematian Bayi
antara lain asfiksia 47%, BBLR 36%, kelainan congenital 8%, sepsis 6%, dan lain-lain
3%. (Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang,2012)
Pada uterus yang tidak berkontraksi dengan segera setelah kelahiran plasenta, maka ibu
dapat mengalami perdarahan yaitu 350-500 cc per menit dari bekas tempat melekatnya plasenta.
Bila uterus berkontraksi maka myometrium akan menjepit anyaman pembuluh yang berjalan
diantara serabut otot dan keadaan myometrium yang tidak berkontraksi maka darah yang keluar
dari bekas melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali. (APN, 2008)
Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan pospartum dini (50%), dan
merupakan alasan paling sering untuk melakukan histerektomi peripartum. Kontraksi uterus
merupakan mekanisme utama untuk mengontrol perdarahan setelah melahirkan. Atonia Uteri
adalah suatu kondisi dimana miometrium tidak dapat berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah
yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali. (Asuhan Persalinan
Normal, 2012 : 104)

Kematian ibu dengan perdarahan karena atonia uteri masih merupakan masalah Indonesia
seperti yang kita ketahui 80 % dari persalinan di indonesia masih ditolong oleh dukun sehingga
kematian akibat perdarahan pada kala III masih tinggi karena minimnya pengetahuan dukun
tentang atonia uteri dan rendahnya/kurangnya persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan,
faktor sosial budaya dan faktor kepercayaaan takut untuk bersalin oleh tenaga kesehatan / bidan.

Dengan masih tingginya angka kejadian ibu bersalin yang mengalami atonia uteri, untuk
itu perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik ibu bersalin dengan atonia uteri di Rumah
Sakit umum Daerah Tangerang tahun 2013.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas bahwa perlu diketahui faktor-faktor apa sajakah yang
mempengaruhi karakteristik ibu bersalin dengan atonia uteri di RSU Kabupaten Tangerang
Tahun 2013.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Karakteristik ibu bersalin dengan Atonia uteri di RSUD Kabupaten
Tangerang Tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran kejadian atonia uteri pada ibu bersalin di RSUD Tangerang
tahun 2013.
b. Diketahuinya karakteristik ibu bersalin dengan atonia uteri berdasarkan usia ibu di
RSUD Tangerang tahun 2013.
c. Diketahuinya karakteristik ibu bersalin dengan atonia uteri berdasarkan paritas ibu di
RSUD Tangerang tahun 2013.
d. Diketahuinya karakteristik ibu bersalin dengan atonia uteri berdasarkanpartus lama ibu
di RSUD Tangerang tahun 2013.
e. Diketahuinya karakteristik ibu bersalin dengan atonia uteri berdasarkan
riwayat anemia di RSUD Tangerang tahun 2013.

D. Manfaat
1. Bagi RSUD Tangerang

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan bagi RSUD Tangerang
untuk lebih meningkatkan upaya-upaya kuratif dan rehabilitatif dengan cara memberikan
penanganan secara tepat waktu terutama pada kasus ibu bersalin yang mengalami atonia
uteri sesuai prosedur yang telah di tetapkan.

2. Bagi Institusi

Untuk menambah literature pada pendidikan dan untuk menambah referensi penelitian
bagi pendidikan.

3. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dalam hal penelitian dan menerapkan ilmu yang telah di
dapat khususnya tentang metodologi penelitian.
BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. PENGETAHUAN
1. Perdarahan Postpartum

a. Definisi

Perdarah postpartum adalah adalah perdarah yang melebihi 500 ml setelah bayi
lahir. (Sarwono, 2011 : 523)

Pada uterus yang tidak berkontraksi dengan segera setelah kelahiran plasenta, maka ibu
dapat mengalami perdarahan yaitu 350-500 cc per menit dari bekas tempat melekatnya
plasenta. Bila uterus berkontraksi maka myometrium akan menjepit anyaman pembuluh
yang berjalan diantara serabut otot dan keadaan myometrium yang tidak berkontraksi
maka darah yang keluar dari bekas melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali. (APN,
2012)

b. Klasifikasi

Klasifikasi perdarahan postpartum dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Perdarahan postpartum primer adalah perdarahan berlangsung dalam 24 jam pertama


dan biasanya disebabkan oleh Atonia uteri, robekan jalan lahir dan sisa sebagian
plasenta. ( Sarwono, 2011 : 542 )

b. Perdarahan postpartum sekunder adalah perdarahan postpartum terjadi setelah 24


jam persalinan, biasanya karena sisa plasenta. ( Sarwono, 2011 : 542)

c. Penyebab Perdarahan

Penyebab perdarahan postpartum primer, antara lain:

a. Atonia Uteri
b. Retensio Plasenta
c. Sisa Plasenta
d. Robekan Jalan Lahir
e. Kelainan Pembekuan darah

2. Atonia Uteri
a. Definisi

Atonia Uteri adalah suatu kondisi dimana miometrium tidak dapat berkontraksi dan bila
ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak
terkendali. (Asuhan Persalinan Normal, 2012 : 104)

Atonia uteri adalah keadaan lemahnya tonus/kontraksi rahim yang menyebabkan uterus
tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta setelah bayi
dan plasenta lahir. (Sarwono, 2011 : 524)

b. Faktor Predisposisi terjadi Atonia Uteri

1) Regangan rahim berlebihan karena kehamilan gemeli, polihidramnion atau anak


terlalu besar.
2) Kelelahan karena persalinan kasep.
3) Kehamilan grande-multipara.
4) Ibu dengan keadaan umum jelek, anemis, atau menderita penyakit menahun.
5) Mioma uteri yang dapat mengganggu kontraksi rahim.
6) Infeksi intrauterine.
7) Ada riwayat pernah atonia uteri sebelumnya.
( Sarwono. 2011 : 524 )

c. Tanda dan Gejala Atonia Uteri

1) Pada palpasi uterus membesar dan lembek atau tidak berkontraksi


2) Perdarahan lebih dari 20 % jumlah darah
3) Bila kontraksi lembek setelah masase atau pemberian uterotonika, kontraksi tidak atau
lambat menjadi keras

d. Komplikasi yang ditimbulkan

1) Kematian
2) Infeksi
Sindroma Sheehan (nekrosis pars anterior hipofisis) astenia, penurunan berat
badan, hipotensi, anemia, kaheksia, fungsi seksual menurun, (atropi alat-alat genital)
BMR menurun, dan fungsi laktasi berkurang.(Manuaba, 2012)

5. Diagnosis

Diagnosis biasanya tidak sulit ditegakkan, terutama apabila timbul perdarahan banyak
dalam waktu pendek. Tetapi bila perdarahan sedikit dalam waktu lama, tanpa disadari penderita
telah kehilangan banyak darah sebelum tampak pucat. Nadi serta pernafasan menjadi lebih cepat
dan tekanan darah menurun. Jika perdarahan terjadi terus menerus dapat mengakibatkan
syok. (Sarwono, 2011)
6. Sikap bidan dalam menghadapi atonia uteri

Meningkatkan upaya preventif adalah salah satu sikap bidan terhadap penanganan atonia
uteri dengan cara meningkatkan penerimaan keluarga berencana sehingga memperkecil jumlah
grandemultipara dan memperpanjang jarak hamil, melakukan konsultasi atau merujuk kehamilan
dengan overdistensi uterus, hidramnion dan kehamilan ganda dugaan janin besar (makrosomia),
mengurangi peranan pertolongan persalinan oleh dukun. (Wahyuni,2011)

7. Penatalaksanaan

Sebab yang dapat ditimbulkan atonia uteri adalah kematian, oleh karena itu,
penatalaksanaan atonia uteri memerlukan tindakan sesegera mungkin sehingga dapat
menurunkan angka kematian ibu

Meningkatkan kontraksi otot rahim dan penghentian perdarahan dapat dilakukan dengan
jalan antara lain masase fundus uteri, pemberian uterotonika dengan penyuntikan oksitosin, KBI,
KBE, dan sejenisnya, menghentikan atau menghilangkan sumber perdarahan dengan ligasi
arterial dan melakukan histerektomi. (Manuaba, 2012)

Atonia uteri terjadi jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan
rangsangan taktil (masase) fundus uteri :
a. Segera lakukan Kompresi Bimanual Internal (KBI)

Kompresi Bimanual Internal adalah metode yang berguna untuk mengendalikan


perdarahan pada atonia uteri.

Langkah-langkah Kompresi Bimanual Internal sbb :

a) Pakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril, dengan lembut masukkan
secara obstetrik (menyatukan kelima hujung jari) melalui introitus ke dalam vagina
ibu.

b) Periksa vagina dan serviks. Jika ada selaput ketuban atau bekuan darah pada kavum
uteri mungkin hal ini menyebabkan uterus tidak dapat berkontraksi secara penuh.

c) Kepalkan tangan dalam dan tempatkan pada forniks anterior, tekan dinding anterior
uterus ke arah tangan luar yang menahan dan mendorong dinding posterior uterus ke
arah depan sehingga uterus ditekan dari arah depan dan belakang.

d) Tekan kuat uterus di antara kedua tangan. Kompresi uterus ini memberikan tekanan
langsung pada pembuluh darah yang terbuka (bekas implantasi plasenta)

5) Evaluasi keberhasilan
a) Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang, teruskan melakukan KBI
selama dua menit, kemudian perlahan-lahan keluarkan tangan dan pantau ibu
secara melekat selama kala IV.

b) Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan masih berlangsung, periksa ulang


perineum, vagina dan serviks apakah terjadi laserasi. Jika demikian, segera
lakukan penjahitan untuk menghentikan perdarahan.

c) Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 5 menit, ajarkan keluarga untuk
melakukan kompresi bimanual eksternal (KBE) kemudian lakukan langkah-
langkah penatalaksanaan atonia uteri selanjutnya. Minta keluarga untuk mulai
menyiapkan rujukan.

6) Berikan 0,2 mg ergometrin IM atau misoprostol 600-1000 mcg per rektal. Jangan
berikan ergometrin kepada ibu dengan hipertensi karena ergometrin dapat menaikkan
tekanan darah.

7) Gunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18), pasang infus dan berikan 500 cc
larutan Ringer Laktat yang mengandung 20 unit oksitosin.

8) Pakai sarung tangan steril atau disinfeksi tingkat tinggi dan ulangi KBI

9) Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 1 sampai 2 menit, segera rujuk ibu karena
hal ini bukan atonia uteri sederhana. Ibu membutuhkan tindakan gawatdarurat di
fasilitas kesehatan rujukan yang mampu melakukan tindakan operasi dan transfusi
darah.

10) Sambil membawa ibu ke tempat rujukan, teruskan tindakan KBI dan infus cairan
hingga ibu tiba di tempat rujukan.

a) Infus 500 ml pertama dihabiskan dalam waktu 10 menit.

b) Berikan tambahan 500 ml/jam hingga tiba di tempat rujukan atau hingga jumlah
cairan yang diinfuskan mencapai 1,5 L kemudian lanjutkan dalam jumlah 125
cc/jam.

c) Jika cairan infus tidak cukup, infuskan 500ml (botol kedua) cairan infus dengan
tetesan sedang dan ditambah dengan pemberian cairan secara oral untuk
dehidrasi. (Asuhan Persalinan Normal, 2012 : 105-106)

b. Langkah-langkah Kompresi Bimanual Eksternal (KBE) sebagai berikut :

1) Letakkan satu tangan pada abdomen didepan uterus, tepat didepan simfisis
pubis.
2) Letakkan tangan yang lain pada dinding abdomen (dibelakang korpus uteri)
usahakan memegang bagian belakang uterus seluas mungkin.

3) Letakkan gerakan saling merapatkan kedua tangan untuk melakukan kompresi


pembuluh darah di dinding uterus dengan cara menekan uterus diantara kedua
tangan tersebut, ini akan membantu uterus berkontraksi dan menekan
pembuluh darah uterus. (APN, 2012)

c. Kompresi Aorta Abdominalis

Langkah-langkah kompresi aorta abdominalis sbb:

1) Raba pulsasi arteri femoralis pada lipat paha.

2) Kepalkan tangan kiri dan tekankan bagian punggung jari telunjuk sehingga
kelingking pada umbilikus kearah kolumna vertebralis dengan arah tegak lurus.

3) Dengan tangan yang lain, raba pulsasi arteri femoralis untuk mengetahui cukup
tidaknya kompresi
4) Jika pulsasi masih teraba, artinya tekanan kompresi masih belum cukup.

5) Jika tekanan tangan mencapai aorta abdominalis, maka pulsasi arteri femoralis
akan berkurang atau terhenti.

6) Jika perdarahan pervaginam berhenti, pertahankan posisi tersebut dan


pemijatan uterus (dengan bantuan asisten) hingga uterus berkontraksi dengan
baik.

7) Jika perdarahan masih berlanjut: lakukan ligasi arterina dan utero-ovarika, jika
perdarahan terus banyak, lakukan histerektomi supravaginal.

B. KERANGKA TEORI
1. Usia Ibu

2. Paritas

3. Partus lama

4. Kelainan pada uterus

5. Faktor sosio ekonomi, malnutrisi

Sarwono, 2010 : 524


1. Anemia

2. Overdistensi uterus karena polihidramnion

3. Riwayat Persalinan operatif

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Aspek-aspek yang akan di teliti dalam penelitian ini di batasi pada aspek usia ibu,
paritas, partus lama, dan anemia. Dalam memperoleh gambaran Karakteristik ibu postpastum
dengan perdarahan akibat atonia uteri di RSUD Tangerang tahun 2013.

Secara sistematis kerangka konsep dapat di lihat sebagai berikut :

Variabel Independen
Karakteristik Ibu :
1. Usia Ibu

2. Paritas

3. Partus Lama

4. Anemia

Variabel
Dependen

ATONIA UTERI
A. Definisi operasional

No Variabel Definisi Alat Cara Hasil Skala


Operasional Ukur Ukur Ukur Ukur
1 Atonia suatu keadaan Data Melihat a. Ya, jika tidak Nominal
Uteri dimana uterus Rekam Data ada kontraksi
gagal untuk Medik (lembek)
berkontraksi b. Tidak, jika ada
dan mengecil kontraksi (keras)
sesudah janin sumber : Muchtar
keluar dari rahim. 1998

2 Usia Ibu Masa hidup yang Data Melihat a. < 20 th Ordinal


dilalui ibu Sejak Rekam Data b 20-35 th
dilahirkan sampai Medik c. >35 th
ulang tahun
terakhir pada saat
hamil
3 Paritas Jumlah anak yang Data Melihat a. Primipara, jika Nominal
pernah dilahirkan Rekam Data belum pernah
ibu, baik lahir Medik melahirkan (anak
mati maupun lahir pertama)
hidup sebelum b. Multipara, jika
kehamilan sudah pernah
sekarang melahirkan >1-4
anak
c. Grande-
multipara, jika
sudah pernah
melanirkan >4
anak
sumber : Muchtar
1998
4 Partus Keadaan dimana Data Melihat a. Ya, jika Nominal
Lama pembukaan sudah Rekam Data pembukaan
lengkap dan telah Medik cervik
dipimpin meneran < 1cm/jam dan
tetapi tidak ada kontraksi <
kemajuan 2.10’.<40”
b. Tidak, jika
pembukaan
cervik >1cm/jam
dan kontraksi
>2.10’.>40”

sumber : Muchtar
1998
5 Anemia Dalam kehamilan Data Melihat a. Ya, jika kadar Nominal
adalah kondisi ibu Rekam Data Hb < 11 gr%
hamil bila kadar Medik b. Tidak, jika
Hb kurang dari 11 kadar Hb >11
gr% gr%
sumber :
Manuaba 2007
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional yang
bertujuan untuk mengetahui Karakteristik ibu bersalin dengan atonia uteri di RSUD Kabupaten
Tangerang Tahun 2013

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Kabupaten Tangerang pada tahun 2014. Data yang
diambil adalah catatan medik dari ibu bersalin dengan atonia uteri.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek didalam penelitian yang kita lakukan.


Populasi dalam penelitian ini adalah semua Bayi Baru Lahir di RSUD Kabupaten Tangerang
tahun 2013 sebanyak .....orang dan yang mengalami BBLR sebanyak ... orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan subjek yang diteliti dan di anggap
mewakili populasi
Sampel yang diambil adalah seluruh ibu bersalin yang mengalami atonia uteri di RSUD
Kabupaten Tangerang Tahun 2013

a. Besar Sampel

Besar sampel yang digunakan yaitu ..... Bayi Baru Lahir yang mengalami BBLR di RSUD
Tangerang Tahun 2013 dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut :
n = {(Z 1-a)2 x p(1-p)}
d2
Keterangan :
n : besar sampel
p : persen kejadian ibu bersalin yang mengalami atonia uteri di RSUD Tangerang tahun
2013
Z : presisi (dapat ditetapkan, semakin kecil presisi semakin besar
jumlah sampel) 10% = 0,1

P = X 100%

b. Cara Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan radom sampling, dimana sampel diambil secara
acak dari jumlah populasi yang ada.

D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yaitu pada tahun 2013
untuk mendapatkan gambaran terhadap variabel yang menunjang Faktor – faktor yang
mempengaruhi terjadinya atonia uteri di RSUD Kabupaten Tangerang Tahun 2013.

E. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa pedoman pengumpulan data yang


diperoleh dari data sekunder. Bersumber dari rekam medic yang ada di RSUD Tangerang.

F. Rencana Manajemen dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Data yang digunakan adalah data sekunder, dengan cara menelaah ibu bersalinyang
mengalami atonia uteri dari rekam medik di RSUD Kabupaten Tangerang Tahun 2013. Setelah
dilakukan pengumpulan data, maka data tersebut diolah sebagai berikut :

a. Editing

Data yang terkumpul diperiksa untuk mengetahui ketepatan dan kelengkapan


sehingga pengolahan selanjutnya lebih mudahdan cepat.

b. Coding

Mengkode data, bertujuan mengantisipasi data kualitatif dan membedakan aneka


karakter. Pemberian kode ini diperlukan terutama dalam rangka pengolahan data.

c. Tabulasi Data
Tabulasi data mentah maupun tabel kerja untuk menghitung data tertentu secara
statistik. Untuk itu peneliti harus melakukan tabulasi dan menurut kriteria tertentu
agar penguji hipotesis mudah dilakukan

2. Analisa Data

Data yang terkumpul akan dianalisa secara univariat yaitu untuk mengetahui frekuensi
distribusi dan presentasi dari tiap variabel yang diteliti.

DAFTAR PUSTAKA

Maryuani. 2011. Asuhan kegawatdaruratan dalam kebidanan.:Jakarta

Manuaba.2012. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta

Santoso.et.al.2012.Asuhan Persalinan Normal .Jakarta

Sarwono, 2011. Ilmu Kebidanan.Jakarta

Santoso.et.al.2012.Asuhan Persalinan Normal. Jakarta

Wahyuni,2011.”Penanganan Atonia Uteri pada Ibu Postpartum” Karya


Tulis Ilmiah Tidak Diterbitkan.Perpustakaan AKBID KBH

http://www.pengertianahli.com/2013/11/pengertian-populasi-dan-sampel-html?m=1
Contoh proposal kebidanan
PROPOSAL KEBIDANAN

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat limpahan
rahmat- Nyalah, telah memberikan kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal penelitian ini pada Program DIII Kebidanan Universitas Indonesia
Timur Makassar dengan judul “GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR
TERHADAP ALAT KONTRASEPSI KB SUNTIK”.

Penyusunan Proposal Penelitian ini tidak terlepas dari berbagai kendala namun berkat
dan dorongan dari berbagai pihak, baik moral maupun material sehingga sedikit demi sedikit
kendala tesebut dapat diatasi dengan baik. Oleh karena itu, penulis menghaturkan terima kasih
sebanyak- banyaknya kepada Ibu Hj. Herlina MPd yang dengan ikhlas telah meluangkan waktu,
tenaga dan pikirannya dalam membimbing penulis guna penyempurnaan dalam menyelesaikan
Proposal Penelitian ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Allah SWT memberikan pahala yang setimpal atas
bantuan dan jasa- jasanya dan proposal ini dapat bemamfaat bagi penulis dan rekan- rekan
mahasiswa.

Wassalamu Alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.


Makassar, 29 Januari 2013

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN ……………………….......................

A. Latar Belakang Masalah……………………………….

B. Rumusan Masalah……………………………………..

C. Tujuan Penelitian………………………………………

D. Mamfaat Penalitian…………………………………….

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………

A. Tinjauan Konsep Pasangan Usia Subur…………….

B. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan……………..

C. Tinjauan Konsep keluarga Berencana……………….

D. Tinjauan Konsep Tentang Kontrasepsi………………

E. Tinjauan Umum Tentang Kontrasepsi Suntik……….

BAB IIl. METODE PENELITIAN……………………………….

A. Jenis Penelitian…………………………………………

B. Lokasi dan Waktu Penelitian………………………….

C. Populasi dan Sampel…………………………………..

D. Metode Pengumpulan Data……………………………


E. Pengelolaan dan Penyajian Data…………………….

F. Analisis Data…………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis masalah.
Masalah utamanya yaitu ledakan jumlah penduduk yang beberapa tahun terakhir ini sulit
terkontrol. Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia telah
mencapai 237,6 juta jiwa. Jumlah ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia menempati
peringkat ke empat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat (RS, 2011). Untuk
mampu merenda keluarga bahagia, perluh berbagi peran dengan adil suami istri, berusaha
mengatasi krisis keluarga dan mengkukuhkan integritas keluarga (Mustakim, 2012 : 48)

Oleh karena itu Pemerintah terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan dengan
Program Keluarga Berencana. (Handayani S, 2010 : 29) Sasaran program KB di bagi menjadi 2
yaitu sasaran langsung dan tidak langsung, tergantung dari usaha yang ingin di capai. Sasaran
langsungnya adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat
kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak
lansungnya adalah pelaksana dan pengolah KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran
melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang
berkualitas, dan keluarga sejahtera.

Berbagai usaha di bidang gerakan KB sebagai salah satu kegiatan pokok pembangunan
keluarga sejahterah teleh dilakukan baik oleh pemerintah, maupun swasta maupun masyarakat
sendiri. Pasangan usia subur (PUS) adalah pasangan yang berumur antara 20- 35 tahun dimana
pasangan laki- laki dan perempuan sudah cukup matang dalam segala hal terloebih organ
reproduksinya sudah berfungsi dengan baik.
Dari data yang diperoleh pada Rumah Sakit Bhayangkara Makassar jumlah Pasangan Usia
Subur yaitu pada tahun 2009 tercatat sebanyak 2.584 PUS, kemudian pada tahun 2010 tercatat
sebanyak 2.834 PUS dan Sebanyak 3.062 PUS pada tahun 2011.

Berdasarkan uaraian latar belakang tersebut diatas dengan tingginya angka akseptor pemekai
suntik, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang Gambaran Pengetahuan Pasangan
Usia Subur Terhadap Alat Kontrasepsi KB Suntik di wilayah kerja Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dirumuskan masalah sebagai
berikut :

1. Bagaimana pengetahuan pasangan usia subur terhadap alat kontrasepsi KB Suntik ?

2. Bagaimana pengetahuan pasangan usia subur terhadap kelebihan dan kekurangan alat
kontrasepsi KB Suntik ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pasangan usia subur terhadap alat kontrasepsi
KB Suntik .

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang pengertian kontrasepsi KB


Suntik.

b. Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang tujuan kontrasepsi KB


Suntik.

c. Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang kontra indikasi kontrasepsi
KB Suntik.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Program
Sebagai salah satu sumber informasi bagi petugas kesehatan terutama bagi penentu
kebijakan dan pelaksanaa program baik instansi Departemen Kesehatan maupun pihak di
Rumah Sakit Bhayangkara Mappaouddang Makassar.

2. Manfaat Ilmiah

Sebagai sumber informasi dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan sebagai
bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.

3. Manfaat Institusi

Sebagai bahan masukan pertimbangan bagi pengelola institusi terutama dalam


mengembangkan ilmu kebidanan.

4. Manfaat Penulis

Sebagai pengalaman ilmiah yang dapat meningkatkan pengetahuan dan menambah


wawasan tentang keluarga berencana.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Konsep Pasangan Usia Subur

1. Pengertian PUS

Pasangan usia subur (PUS) adalah berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan
(laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya
sudah berfungsi dengan baik. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan
memanfaatkan kesehatan reproduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga
berencana, sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan
kualitas reproduksi dan kualitas generasi yang akan datang.

2. Masalah dan Kebutuhan yang Dialami Pasangan Usia Subur (PUS)

Dalam menjalani kehidupan berkeluarga, PUS sangat mudah dalam memperoleh


keturunan dikarenakan keadan kedua pasangan tersebut normal, hal inilah yang menjadi masalah
bagi PUS yaitu perlunya pengaturan fertilitas (kesuburan), perawatan kehamilan dan persalinan
aman. Dalam penyelesaian maslah tersebut diperlukan tindakan dari tenaga kesehatan dalam
penyampaian penggunaan alat kontrasepsi rasional untuk menekan angka kelahiran dan
mengatur kesuburan dari pasangan tersebut. Maka dari itu, petugas kesehatan harus memberikan
penyuluhan yang benar dan dimengerti masyarakat luas (Http://www.geogle.com/search?q)

B. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaaan “what”
misalnya air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012 : 1)
Penguasaan pengetahuan erat kaitannya dengan tingkat pendidikan seseorang. Penelitian
menunjukkan bahwa semakin tiggi pendidikan seseorang, maka semakin baik pula
pengetahuannya tentang sesuatu (Sulistyawati A, 2009 : 104)

C. Tinjauan Konsep Keluarga Berencana

1. Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang
diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif
untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau
pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Berdasarkan penelitian, terdapat 3.6 juta
kehamilan tidak direncanakan setiap tahunnya di Amerika Serikat, separuh dari kehamilan yang
tidak direncanakan ini terjadi karena pasangan tersebut tidak menggunakan alat pencegah
kehamilan, dan
setengahnya lagi menggunakan alat kontrasepsi tetapi tidak benar cara penggunaannya
(Http://www.posyandu.),

Gerakan keluarga berencana menekankan pentingnya untuk merencanakan jumlah,


interval, dan jenis kelamin dalam lingkungan keluarga, yang dapat ditunjang oleh kemampuan
sosial, ekonomi, keamanan, dan ketahanan dalam keluarga (Manuaba I.B.G,2001 : 718).

D. Tinjauan Konsep Tentang Kontrasepsi

1. Pengertian Kontrasepsi

a. Kontrasepsi adalah bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi untuk pengaturan


kehamilan dan merupakan hak setiap individu sebagai makhluk seksual (Saifuddin,
2010 : U-46)
b. Kontrasepsi adalah suatu cara, obat, dan alat untuk mencegah atau menjarangkan
kehamilan (Priyanto A, 2009 : 114).
c. Kontasepsi adalah tambahan sebagai perlindungan harus dimulai dari permulaan sakit
dan berlanjut selama 7 hari kemudian ( Glasier dkk, 2005 : 60)

2. Macam metode atau cara kontrasepsi

a. Metode Kontrasepsi Sederhana


1). Tanpa alat atau obat, antara lain :

a) Metode kalender ( pantang berkala)

b) Metode lender serviks

c) Metode suhu basal

d) Coitus interuptus ( senggama terputus)

e) Metode simpto- Termal

2) Dengan alat atau obat, antara lain :

a) Mekanisme ( barrier)

b) Kondom

c) Introvagina wanita antara lain : diagfragma, spons dan kap serviks.

d) Kimiawi dengan spermisid, antara lain : vaginal cream, vaginal foam, vaginal
jelly, vagina suppositoria, vaginal tablet.

b. Metode Kontrasepsi Efektif (MKE)

1) Kontrasepsi Hormonal

a) KB pil, antara lain : Pil Oral Kombinasi (POK), Mini Pil, Morning After

b) KB Suntik : Depo Provera, Cyclofem, Norigest

2) Implant/ AKBK

3) Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)

c. Metode Kotrasepsi Mantap

1) Metode Operatif Pria (MOP/ Vasektomi)

2) Metode Operatif Wanita (MOW/ TUbektomi)

Sumber : ( Hartanto H, 2004 : 42- 43).

3. Tujuan dari penggunaan alat kontrasepsi adalah :


a. Untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil dan
sejahterah melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk
Indonesia.
b. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan
meningkatkan kesejahteraan keluarga (Handayani S, 2010 : 29).

Tinjauan Umum Tentang Kontrasepsi Suntik

1. Pengertian Kontrasepsi Suntikan

Kontrasepsi suntikan adalah suatu cara kontrasepsi yang berdaya kerja panjang ( lama),
yang tidak membutuhkan pemekaian setiap hari atau setiap akan bersenggama, tetapi
tetap reversible (Hartanto H, 2004 : 163 ).

2. Macam – macam Kontrasepsi Suntik

a. Depoprovera yang mengandung progesterone sebanyak 150 mg dalambentuk


partikel kecil, pemberian suntikan setiap 12 minggu

b. Cyclofem yang mengandung progesterone sebanyak 50 mg dan estrogen,


disuntikkan setiap bulan

c. Norigest merupakan turun testosterone, di suntikkan setiap 8 minggu ( Manuaba I.


B. G, 2009 : 241)

Menurut (Saifuddin AB, 2006 : MK-42) terdapat dua jenis kontrasepsi suntik KB, yaitu
kontrasepsi suntikkan progesteron dan kontrasepsi kombinasi, dengan profil umum sebagai
berikut :

a. Kontrasepsi Suntikkan Progestin

Kontrasepsi suntikksn progestin adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang berisi hanya
progesterone di suntikkan kedalam tubuh wanita secara periodik (BPPUK, 2002).

1) Jenis- jenis kontrasepsi yang mengandung progestin, yaitu :

a) Depo Medroxyprogesteron asetat (DMPA), yang mengandung 150 DMPA, yang


diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular (di dalam bokong).
b) Depo Norittesteron enatat (depo Norisetat), yang mengandung 200 mg Noristendron
enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik IM.

2) Cara Kerja

a) Mencegah ovulasi

b) Mengentalkan lender serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.

c) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi.

d) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

3) Efektivitas

Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektifitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100
perempuan/ tahun, asal penyuntikkan di lakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah
ditentukan.

4) Keuntungan
a) Sangat efektif
b) Pencegahan kehamilan jangka
panjang
Tidak berpengaruh pada hubungan suami- istri
c) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
d) Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai
perimenopause .
e) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
f) Mencegah radang panggul
g) Sedikit efek samping

5). Keterbatasan

a). Sering ditemukan gangguan haid, seperti :

Siklus haid yang memendek atau memanjang

Perdarahan yang banyak atau sedikit

Perdarahan yang tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)


Tidak haid sama sekali

b). Klien tergantung pada sarana pelayanan kesehatan

c). Tidak dapat di hentikan sewaktu- waktu sebelum disuntik berikut.

d). Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian

6) Indikasi Kontrasepsi suntikan progestin

a). Usia reproduksi

b). Nullipara dan yang telah memiliki anak

c). Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi

d). Setelah melahirkan

e). Setelah abortus

7). Kontra indikasi kontrasepsi suntikan progestin

a) Hamil atau di curigai hamil


b) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
c) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama
amenorhoe.
d) menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.

8). Waktu pemberian kontrasepsi suntikan progestin

a) Setiap saat selama siklus haid, dan ibu tidak hamil


b) Mulai hari 1 sampai 7 siklus haid.
c) untuk ibu post partum dapat diberikan pada hari 3- 5,
dan sesudah air susu ibu (ASIO terbentuk).

b. Kontrasepsi Suntika Kombinasi

1). Jenis suntikan kombinasi, adalah :

a). 25 mg Depo Medrosiprogesteron asetat dan 5 mg estrodiol spionat


yang diberikan injeksi IM sebulan sekali (Cyclofem).
b). 50 mg norentindron enantat dan 5 mg estradiol valeret yang
diberikan injeksi IM sebulan sekali.

2). Cara kerja

a). Menekan ovulasi

b). Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma


terganggu.

c). Menghambat transprtasi gamet oleh tuba.

3). Efektifitas

Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun


pertama penggunaan.

4). Keuntungan kontrasepsi

a). Resiko terhadap kesehatan kecil

b). Tidak mempenharuhi hubungan suami istri

c). Tidak di perlukan pemeriksaan dalam

d). Pencegahan kehamilan jangka panjang

5). Keterbatasaan

a). Terjadinya pola haid tidak teratur.

b). Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan , dan keluhan seperti ini akan
hilang setelah suntik kedua atau ketiga.

c). Ketergantungan klien terhadap peleyanan kesehatan.

d). Penambahan berat badan

6). Indikasi kontrasepsi suntikan kombinasi

a). Usia reproduksi

b). Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan


c). Pasca melahirkan dan tidak menyusui

d). Anemia

7). Kontra indikasi suntikan kombinasi

a). Hamil atau di duga hamil

b). Menyusui dibawah 6 mkinggu pasca persalinan

c). Penyakit hati akut (virus hepatitis)

d). Usia> 35 tahun yang merokok

e). Keganasan payudara

f). Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau


migran.

8). Waktu pemberian kontrasepsi suntikan kombinasi

a). Suntik di berikan dalam waktu 7 hari siklus haid

b). Pasca persalinan 6 bulan serta belum haid dan tidak hamil

c). Pasca keguguran


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yaitu penelitia hanya


menggambarkan keadaan objek, tidak ada maksud untuk menggeneralisasi hasilnya. Penelitian
ini dilakukan dengan menempuh langkah- langkah pengumpualan data, klasifikasi, pengelolaan
pembuatan kesimpulan dan laporan tentang alat kontrsepsi KB Suntik pada pasangan usia subur
(Sulistyaningsih, 2011 : 8).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tgl 29 s/d 31 Januari 2013.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sekelompok orang atau objek dengan satu karakteristik umum yang dapat di
observasi (Sulistyaningsih, 2011 : 64). Semua akseptor KB di Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar.

2. Sampel
Sampel adalah subset yang di cuplik dari populasi, yang akan diamati dan di ukur oleh peneliti
(Sulistyaningsih, 2011 : 65). Sehubungan dengan keterbatasan biaya dan waktu yang dimiliki,
saya mengambil sampel dalam penelitian ini adalah semua akseptor KB yang menggunakan
kontrasepsi suntik sebanyak 382 orang pada Rumah Sakit Bhayangkara tahun 2011.

D. Cara pengumpulan Data

1. Pengumpulan data

Alat ukur yang di dalam peneltian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah suatu teknik
pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden
untu di jawabnya ( Sulistyaningsih, 2011 : 122).

Jenis data yang di kumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
meliputi pengetahuan, sikap, tentang penggunaan alat kontrasepsi Kb suntik , semua data tesebut
diatas diperoleh dari hasil pengisian kuesioner, sedangkan data sekunder yaitu data penunjang
dari data primer.

2. Data yang dikumpulkan adalah :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang di ambil secara langsung dari responden menggunakan
kuesioner dengan metode angket. Data primer dalam penelitian ini adalah pengetahuan pasangan
usia subur terhadap KB Suntik.

b. Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan untuk melengkapi data primer yang di peroleh dari instansi
terkait berupa : pencacatan dan pelaporan cakupan pasangan usia subur di Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar.

E. Langkah Pengoloahan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument pengumpulan data


berupa alat ukur kuesioner yang di buat khusus oleh peneliti sendiri dengan berpedoman pada
perpustakaan yang ada. Setelah data terkumpul dari lembar kuesioner yang ada maka dilakukan
pngolahan data.
1. Pengolahan data tersebut dengan tahap- tahap sebagai berikut :

a. Editing

Proses editing dilakukan setelah data terkumpul dan dilakukan dengan memeriksa kelengkapan
data, memeriksa kesinambungan data, dan kseragaman data.

b. Koding

Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data, semua jawaban atau data perluh
disederhanakan yaitu dengan simbol- simbol tertentu, untuk setiap jawaban (pengkodean).
Pengkodean dilakukan dengan memberi nomor halaman, daftar pertanyaan, nomor variabel,
nama variabel, dan kode.

c. Tabulasi data

Setelah selesai pembuatan kode selanjutnya dengan pengolahan data kedalam satu tabel menurut
sifat- sifat yang di miliki yang mana sesuai dengan tujuan peneltian ini dalam hal I I dipakai
tabel untuk penganalisaan data.

2. Analisa Data

Analisa data yang di gunakan dalampenelitian ini deskriptif adalah dengan


menggunakan presentasi dengan rumus distribusi frekuensi sebagai berikut :

P = x 100%

Keterangan :

P : Presentase yang di cari

F : Frekuensi atau variabel yang di teliti

n : Jumlah sampel

F. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti mendapat rekomendasi UNIVERSITAS INDONESIA


TIMUR MAKASSAR yang tembusannya di sampaikan ke Kepala Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar. Setelah mendapat persetujuan barulah melekukan penelitian dengan menekankan
masalah etika yang meliputi :
1. Infoment Consent

Infoment consent atau lembar persetujuan di berikan kepada subyek yang akan di teliti.
Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset yang dilakukan dan dampak yang mungkin terjadi
selama dan sesudah pengumpulan data. Jika pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang alat
kontrasepsi diteliti, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika
pasangan usia subur (PUS) menolak untuk di teliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap
menghormati hak- haknya.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasian pasanag usia subur (PUS), peneliti tidak mencatumkan nama
koresponden pada lembar pengumpulan data, cukup dengan memberi nomor pada masing-
masing lembar tersebut.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi pasangan usia subur (PUS) di jamin oleh peneliti, hanya kelompok
data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset.

KUESIONER PENELTIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP ALAT


KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR

1. Identitas Responden

No. Responden :

Nama :

Umur :

Pendidikan :

Alamat :

I. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang pada setiap jawaban.

A. Pertanyaan tentang pengertian alat kontrasepsi KB suntik

1. Apa yang anda ketahui tentang alat kontrasepsi ?


a. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan

b. Kontrasepsi adalah upaya untuk menghentikan kehamilan

c. Kontrasepsi adalah upaya untuk menggugurkan kehamilan

2. Apa yang anda ketahui tentang alat kontrasepsi KB suntik ?

a. Cairan yang disuntikkan untuk menggugurkan kehamilan

b. Cairan yang disuntikkan untuk menghentikan kehamilan

c. Cairan yang disuntikkan kedalam tubuh wanita untuk mencegah kehamilan

d. Tidak tahu

3. Yang tidak termasuk jenis kontrasepsi KB suntik adalah ?

a. Kontrsepsi suntikkan progesteron dan kombinasi

b. Kontrasepsi estrogen

c. Kontrasepsi Pil KB

d. Tidak tahu

4. Apakah anda mengetahui cara kerja alat kontrasepsi KB suntik ?

a. Mencegah haid

b. Mencegah ovulasi ( pembuahan )

c. Meningkatkan kesuburan

d. Tidak tahu

B. Pertanyaan tentang tujuan alat kontrasepsi Kb suntik

1. Apa tujuan kontrasepsi KB suntik /

a. Menjaga kesehatan anak

b. Meningkatkan kesuburan

c. Mencegah kehamilan
d. Tidak tahu

2. Apa keuntungan kontrasepi KB suntik ?

a. Pencegahan kehamilan jangka panjang

b. Pencegah kehamilan jangka pendek

c. Pencegah terjadinya haid

d. Tidak tahu

3. Apa kerugian kontrasepsi KB suntik ?

a. Sering ditemukan pusing

b. Sering ditemukan gangguan haid

c. Terjadi gangguan pola tidur

d. Tidak tahu

4. Kapan waktu pemberian kontrasepsi KB suntik ?

a. Setiap saat selama siklus haid

b. Selama masa kehamilan

c. Saat usia memasuki masa subur

d. Tidak tahu

C. Pertanyaan tentang kontra isndikasi alat kontrasepsi KB suntik

1. Apa kontra indikasi kontrasepsi KB suntik ?

a. Hamil atau di duga hamil

b. Melahirkan

c. Tidaak tahu

2. Apakah ibu menyusui dapat menggunakan alat kontrasepsi KB suntik ?

a. Dapat
b. Tidak dapat

c. Tidak tahu

3. Apakah ibu dengan penyakit hepatitis dapat menggunakan alat kontrasepsi KB suntik ?

a. Dapat

b. Tidak dapat

c. Tidak tahu

4. Apakah ibu yang mengalami anemia dapat menggunakan alat kontrasepsi KB suntik ?

a. Dapat

b. Tidak dapat

c. Tidak tahu

DAFTAR PUSTAKA
Glasier Anna dkk, 2005. Keluarga Berencana &Kesehatan Reproduksi.Jakarta : EGC
Handayani S, 2010. Buku Ajar Pelayana Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka Rihama
Hartanto H. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, Anggota
Ikapi
Manuaba I. B. G, 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta :
EGC
Manuaba I. B. G, 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC
Mustakim, 2012. Cakrawala KB, Kependudukan dan Pemberdayaan Keluarga. Jakarta : Referensi
Notoatmodjo S, 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Saifuddin, 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirhardjo
Saifuddin, 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Priyanto A, 2009. Komunikasi Konseling : Aplikasi dalam Sarana Pelayanan Kesehatan untuk Perawat
dan Bidan. Jakarta : Salemba Medika
Sulistyaningsih, 2012. Metodelogi Penelitian Kebidanan Kebidanan Kuantatif-Kualitatif. Yogyakarta :
Graha Ilmu
Sulistyawati A, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika
Http ://www. geogle com/search?q=artikel pasangan usia subur & ie , di akses tanggal 30 Januari 2013.
Http ://www. posyandu.org/pngertian-kb.html, diakses tanggal 30 Januari 2013.
Diposting oleh ratri suprapti di 07.15
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Kumpulan Judul KTI Kebidanan Terbaru 2017

Di bawah ini adalah Beberapa Contoh Judul KTI terbaru kebidanan, yang bisa di jadikan acuan
buat mahasiswi kebidanan yang masih bingung dengan judul-judul KTI, berikut Admin akan
paparkan kepada kalian, silahkan di simak dan Semoga bermanfaat,............

 HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN RUPTURE PERINEUM


PERSALINAN NORMAL PADA PRIMIGRAVIDA DI RS
 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEENGANAN AKSEPTOR KB
UNTUK MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS
 ANALISA SENAM HAMIL PADA IBU HAMIL DI KELAS IBU DI PUSKESMAS
 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT IBU TERHADAP
PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLANT DI PUSKESMAS
 KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET FE DI
PUSKESMAS
 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN VITAMIN A PADA
BAYI OLEH KADER DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMAS
 KARAKTERISTIK PELAKSANAAN SENAM LANSIA DI POSYANDU DESA
PUSKESMAS
 PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG BAYI DAN
BALITA DI PUSKESMAS
 PENGETAHUAN REMAJA AWAL (11-13 TAHUN) TENTANG PENGERTIAN DAN
PERUBAHAN FISIK PUBERTAS DI SMP
 PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TERHADAP PERUBAHAN FISIOLOGIS
PADA MASA KEHAMILAN DI PUSKESMAS
 PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MENSTRUASI DI SMP
 PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG PERSIAPAN
PERSALINAN DI RSUD
 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU
YANG MEMPUNYAI BALITA (1-5 TAHUN) DI POSYANDU
 KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAKSANAKAN ANTENATAL CARE DI
PUSKESMAS
 KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB SUNTIK DI DESA WILAYAH KERJA
PUSKESMAS
 PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG CARA MENYUSUI DI DESA
 KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB SUNTIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
 GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
 GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN IBU DALAM MENGHADAPI
PERSALINAN DI RS
 TINJAUAN PELAKSANAAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT UMUR 2
BULAN SAMPAI 5 TAHUN DI PUSKESMAS
 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG EMESIS
GRAVIDARUM DI RS
 GAMBARAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB PIL TENTANG EFEK SAMPING
PIL ORAL KOMBINASI (POK) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TERHADAP RESIKO
PERKAWINAN DINI PADA KEHAMILAN DAN PROSES PERSALINAN DI DESA
 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
 GAMBARAN PELAKSANAAN 7T PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS
 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN
STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN
 KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN PRE-EKLAMSI DI RUMAH SAKIT
UMUM
 TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERIKSA PAYUDARA
SENDIRI (SADARI) DI SMU
 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEBERSIHAN ALAT
KELAMIN PADA SAAT MENSTRUASI DI DESA
 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI
PADA BAYI USIA (6-24 BULAN) DI PUSKESMAS
 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG VITAMIN A DI
POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS
 KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS
 GAMBARAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB SUNTIK TENTANG EFEK
SAMPING DEPO MEDROXYPROGESTERONE ASETAT (DMPA) DI RS
 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS II TENTANG DIET
SEIMBANG DI SMA NEGERI
 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA CAKUPAN KN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS
 PENGETAHUAN AKSEPTOR KB PIL TENTANG EFEK SAMPING POK (PIL
ORAL KOMBINASI) DI PUSKESMAS
 KARAKTERISTIK BALITA YANG MENDERITA ISPA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS
 GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN IBU DALAM MENGHADAPI
PERSALINAN, DI PUSKESMAS
 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI
PUSAT DI PUSKESMAS
 KARAKTERISITK AKSEPTOR KB POK (PIL ORAL KOMBINASI) DIPUSKESMAS
 GAMBARAN PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI DESA
 PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TABLET FE DI PUSKESMA
 PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI 0-6 BULAN TENTANG
MANFAAT ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS
 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI TERHADAP
PEMBERIAN PASI PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS
 GAMBARAN PENATALAKSANAAN MANAJEMEN LAKTASI MASA NIFAS DINI
OLEH PETUGAS KESEHATAN TERHADAP IBU-IBU POST PARTUM DI 3 BPS
 GAMBARAN PENATALAKSANAAN BAYI BARU LAHIR NORMAL 0-6 JAM DI
BPS WILAYAH KERJA PUSKESMAS
 GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI
SMA NEGERI
 KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN PARTUS LAMA DI RS
 PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS
DI PUSKESMAS
 PENGETAHUAN IBU PRIMIPARA TENTANG BIANG KERINGAT PADA BAYI 0-
1 TAHUN DI PUSKESMAS
 GAMBARAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS
 KARAKTERISTIK IBU YANG MEMERIKSAKAN PAP SMEAR DI RUMAH SAKIT
 GAMBARAN AKSEPTOR KB AKDR DI PUSKESMAS
 PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG ALAT KONTRASEPSI KB SUNTIK
DI PUSKESMAS
 PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS III TENTANG SEKS SEKUNDER DI
SMP
 PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MASA PUBERTAS TENTANG DYSMENORE
DI SMP
 GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG
MENARCHE DI SMP NEGERI
 KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBUR YANG TIDAK MENGIKUTI
PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS
 PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG PEMBERIAN MAKANAN
PENDAMPING ASI PADA BAYI 6 – 24 BULAN DI PUSKESMAS
 GAMBARAN AKSEPTOR KB METODE OPERATIF PRIA (MOP) DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS
 GAMBARAN PENYAPIHAN ANAK KURANG DARI 2 TAHUN DIPUSKESMAS
 KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN PARTUS LAMA DI RS
 PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG KEHAMILAN DIPUSKESMAS
 PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA MEROKOK PADA SISWA KELAS II SMA
NEGERI
 GAMBARAN PENATALAKSANAAN CARA MEMANDIKAN NEONATUS 0-7
HARI TERHADAP IBU NIFAS DI PUSKESMAS
 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA DALAM KEHAMILAN
DI PUSKESMAS
 PENATALAKSANAAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA PROSES PERTOLONGAN
PERSALINAN DI RS
 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA IBU NIFAS DIPUSKESMAS
 KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENGKONSUMSI TABLET FE
DI PUSKESMAS
 GAMBARAN RENDAHNYA CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA
DIPUSKESMAS
 PENGETAHUAN DAN APLIKASI MAHASISWI TINGKAT II KEBIDANAN
TENTANG PARTOGRAF
 GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TERHADAP PERKEMBANGAN
BAYI 0-1 TAHUN DI PUSKESMAS
 PENGETAHUAN WANITA PRA-MENOPAUSE TENTANG PERUBAHAN
FISIOLOGIS MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TERHADAP
KEPUTIHAN DI SMU
 HUBUNGAN MOBILISASI DINI POST SECTIO CAESARIA (SC) DENGAN
PROSES PENYEMBUHAN LUKA OPERASI DI RUANG KEBIDANAN
 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR GANTI CARA DARI
SUNTIK KE PIL DI BPS
 FAKTOR PENYEBAB PERDARAHAN POST PARTUM DI RUANG
 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTIK DI BPS
 GAMBARAN PENANGANAN TERHADAP REMAJA PUTRI KORBAN
PERKOSAAN DI UNIT PELAYANAN TERPADU-PEREMPUAN KORBAN TINDAK
KEKERASAN (UPT-PKTK)
 PENATALAKSANAAN KALA III DAN KALA IV OLEH BIDAN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS
 PENATALAKSANAAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG
 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN VITAMIN A
PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS
 HUBUNGAN PENGETAHUAN AKSEPTOR IUD DENGAN KECEMASAN
AKSEPTOR IUD DI BPS WILAYAH KERJA PUSKESMAS
 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA DIARE PADA BALITA DI RUMAH
SAKIT
 GAMBARAN PENGETAHUAN CALON AKSEPTOR KB MENGENAI KBA
METODE OVULASI BILLING DI RUMAH SAKIT PANTI
 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN BENDUNGAN ASI
PADA IBU POST PARTUM 6 HARI DI DESA … WILAYAH KERJA PUSKESMAS
 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB BELUM TERCAPAINYA CAKUPAN K4 DI DESA
… WILAYAH KERJA PUSKESMAS
 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI
DESA … KECAMATAN
 GAMBARAN PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG IMUNISASI DPT DI
PUSKESMAS
 HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU TERHADAP PROSES
PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
 FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA KELUHAN PREMENOPAUSE PADA IBU
YANG BERKUNJUNG KE RB
 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PENGGUNAAN METODE
KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) WILAYAH KERJA PUSKESMAS
 KARAKTERISTIK IBU DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESARIA DI RUMAH
SAKIT
 KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR (WUS) YANG MENGALAMI
KEPUTIHAN DI RB
 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS
 HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN EMESIS
GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI RUMAH SAKIT
 GAMBARAN FAKTOR KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
 HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI
RSUD
 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG MATERI BUKU KIA DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS
 KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB SUNTIK YANG MENGALAMI KENAIKAN
BERAT BADAN DI BPS
 PENGETAHUAN DAN SIKAP PASANGAN USIA SUBUR TENTANG
PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI DESA
 GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP STANDAR
PELAYANAN ANTENATAL OLEH BIDAN DI PUSKESMAS
 GAMBARAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE DI BPS WILAYAH KERJA
PUSKESMAS
 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MP-ASI
TERLALU DINI DI DESA
 GAMBARAN PENERAPAN KONSELING KB TERHADAP PEMAKAIAN
KONTRASEPSI IMPLANT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
 KARAKTERISTIK IBU DENGAN ABORTUS DI RSUD
 KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB IUD TERHADAP PENGGUNAAN AKDR/IUD
DI PUSKESMAS
 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN
KOLOSTRUM PADA IBU NIFAS HARI PERTAMA DI BPS
 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK
PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DI LINGKUNGAN
 GAMBARAN PENERAPAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (KALA I ) DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)
 KARAKTERISTIK BALITA GIZI KURANG DI KAMPUNG
 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIDAN MELAKUKAN SUNAT
PEREMPUAN DI TIGA KECAMATAN DI KABUPATEN
 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA
MASA NIFAS DALAM PEMANFAATAN BUKU KIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
 GAMBARAN LAMA PENGGUNAAN KB SUNTIK TERHADAP SIKLUS
MENSTRUASI PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI DESA
 ANALISIS PELUANG TERJADINYA PRE EKLAMPSIA BERAT (PEB) PADA
PASIEN HYPERTENSI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)
 HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS NYERI
PERSALINAN KALA I DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
 KARAKTERISTIK PENDERITA DIARE DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT
 HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH
(BBLR) DI RUMAH SAKIT
 KARAKTERISTIK IBU POST PARTUM YANG MENGALAMI INFEKSI NIFAS DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS
 HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG STANDAR ANTENATAL CARE
(ANC) DENGAN PELAKSANAANNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
 HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG STANDAR ANTENATAL CARE
(ANC) DENGAN PRAKTEK PELAKSANAANNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN BUDAYA PATRIARKI DENGAN KEJADIAN
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) DI DESA PURWAJAYA WILAYAH
KERJA PUSKESMAS
contoh proposal kebidanan
PROPOSAL KEBIDANAN

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat limpahan
rahmat- Nyalah, telah memberikan kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal penelitian ini pada Program DIII Kebidanan Universitas Indonesia
Timur Makassar dengan judul “GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR
TERHADAP ALAT KONTRASEPSI KB SUNTIK”.

Penyusunan Proposal Penelitian ini tidak terlepas dari berbagai kendala namun berkat
dan dorongan dari berbagai pihak, baik moral maupun material sehingga sedikit demi sedikit
kendala tesebut dapat diatasi dengan baik. Oleh karena itu, penulis menghaturkan terima kasih
sebanyak- banyaknya kepada Ibu Hj. Herlina MPd yang dengan ikhlas telah meluangkan waktu,
tenaga dan pikirannya dalam membimbing penulis guna penyempurnaan dalam menyelesaikan
Proposal Penelitian ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Allah SWT memberikan pahala yang setimpal atas
bantuan dan jasa- jasanya dan proposal ini dapat bemamfaat bagi penulis dan rekan- rekan
mahasiswa.

Wassalamu Alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.


Makassar, 29 januari 2013

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN ……………………….......................

A. Latar Belakang Masalah……………………………….

B. Rumusan Masalah……………………………………..

C. Tujuan Penelitian………………………………………

D. Mamfaat Penalitian…………………………………….

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………

A. Tinjauan Konsep Pasangan Usia Subur…………….

B. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan……………..

C. Tinjauan Konsep keluarga Berencana……………….

D. Tinjauan Konsep Tentang Kontrasepsi………………

E. Tinjauan Umum Tentang Kontrasepsi Suntik……….

BAB IIl. METODE PENELITIAN……………………………….

A. Jenis Penelitian…………………………………………

B. Lokasi dan Waktu Penelitian………………………….

C. Populasi dan Sampel…………………………………..

D. Metode Pengumpulan Data……………………………

E. Pengelolaan dan Penyajian Data…………………….

F. Analisis Data…………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis masalah.
Masalah utamanya yaitu ledakan jumlah penduduk yang beberapa tahun terakhir ini sulit
terkontrol. Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia telah
mencapai 237,6 juta jiwa. Jumlah ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia menempati
peringkat ke empat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat (RS, 2011). Untuk
mampu merenda keluarga bahagia, perluh berbagi peran dengan adil suami istri, berusaha
mengatasi krisis keluarga dan mengkukuhkan integritas keluarga (Mustakim, 2012 : 48)

Oleh karena itu Pemerintah terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan dengan
Program Keluarga Berencana. (Handayani S, 2010 : 29) Sasaran program KB di bagi menjadi 2
yaitu sasaran langsung dan tidak langsung, tergantung dari usaha yang ingin di capai. Sasaran
langsungnya adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat
kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak
lansungnya adalah pelaksana dan pengolah KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran
melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang
berkualitas, dan keluarga sejahtera.

Berbagai usaha di bidang gerakan KB sebagai salah satu kegiatan pokok pembangunan
keluarga sejahterah teleh dilakukan baik oleh pemerintah, maupun swasta maupun masyarakat
sendiri. Pasangan usia subur (PUS) adalah pasangan yang berumur antara 20- 35 tahun dimana
pasangan laki- laki dan perempuan sudah cukup matang dalam segala hal terloebih organ
reproduksinya sudah berfungsi dengan baik.

Dari data yang diperoleh pada Rumah Sakit Bhayangkara Makassar jumlah Pasangan Usia
Subur yaitu pada tahun 2009 tercatat sebanyak 2.584 PUS, kemudian pada tahun 2010 tercatat
sebanyak 2.834 PUS dan Sebanyak 3.062 PUS pada tahun 2011.

Berdasarkan uaraian latar belakang tersebut diatas dengan tingginya angka akseptor pemekai
suntik, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang Gambaran Pengetahuan Pasangan
Usia Subur Terhadap Alat Kontrasepsi KB Suntik di wilayah kerja Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dirumuskan masalah sebagai
berikut :

1. Bagaimana pengetahuan pasangan usia subur terhadap alat kontrasepsi KB Suntik ?

2. Bagaimana pengetahuan pasangan usia subur terhadap kelebihan dan kekurangan alat
kontrasepsi KB Suntik ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pasangan usia subur terhadap alat kontrasepsi
KB Suntik .

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang pengertian kontrasepsi KB Suntik.

b. Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang tujuan kontrasepsi KB Suntik.

c. Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang kontra indikasi kontrasepsi KB
Suntik.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Program

Sebagai salah satu sumber informasi bagi petugas kesehatan terutama bagi penentu kebijakan
dan pelaksanaa program baik instansi Departemen Kesehatan maupun pihak di Rumah Sakit
Bhayangkara Mappaouddang Makassar.

2. Manfaat Ilmiah

Sebagai sumber informasi dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan sebagai bahan
acuan bagi peneliti selanjutnya.
3. Manfaat Institusi

Sebagai bahan masukan pertimbangan bagi pengelola institusi terutama dalam mengembangkan
ilmu kebidanan.

4. Manfaat Penulis

Sebagai pengalaman ilmiah yang dapat meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan
tentang keluarga berencana.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Konsep Pasangan Usia Subur

1. Pengertian PUS

Pasangan usia subur (PUS) adalah berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan
(laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya
sudah berfungsi dengan baik. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan
memanfaatkan kesehatan reproduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga
berencana, sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan
kualitas reproduksi dan kualitas generasi yang akan datang.

2. Masalah dan Kebutuhan yang Dialami Pasangan Usia Subur (PUS)

Dalam menjalani kehidupan berkeluarga, PUS sangat mudah dalam memperoleh


keturunan dikarenakan keadan kedua pasangan tersebut normal, hal inilah yang menjadi masalah
bagi PUS yaitu perlunya pengaturan fertilitas (kesuburan), perawatan kehamilan dan persalinan
aman. Dalam penyelesaian maslah tersebut diperlukan tindakan dari tenaga kesehatan dalam
penyampaian penggunaan alat kontrasepsi rasional untuk menekan angka kelahiran dan
mengatur kesuburan dari pasangan tersebut. Maka dari itu, petugas kesehatan harus memberikan
penyuluhan yang benar dan dimengerti masyarakat luas (Http://www.geogle.com/search?q)

B. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaaan “what”
misalnya air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012 : 1)

Penguasaan pengetahuan erat kaitannya dengan tingkat pendidikan seseorang. Penelitian


menunjukkan bahwa semakin tiggi pendidikan seseorang, maka semakin baik pula
pengetahuannya tentang sesuatu (Sulistyawati A, 2009 : 104)

C. Tinjauan Konsep Keluarga Berencana

1. Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang
diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif
untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau
pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Berdasarkan penelitian, terdapat 3.6 juta
kehamilan tidak direncanakan setiap tahunnya di Amerika Serikat, separuh dari kehamilan yang
tidak direncanakan ini terjadi karena pasangan tersebut tidak menggunakan alat pencegah
kehamilan, dan
setengahnya lagi menggunakan alat kontrasepsi tetapi tidak benar cara penggunaannya
(Http://www.posyandu.),

Gerakan keluarga berencana menekankan pentingnya untuk merencanakan jumlah,


interval, dan jenis kelamin dalam lingkungan keluarga, yang dapat ditunjang oleh kemampuan
sosial, ekonomi, keamanan, dan ketahanan dalam keluarga (Manuaba I.B.G,2001 : 718).

D. Tinjauan Konsep Tentang Kontrasepsi

1. Pengertian Kontrasepsi

a. Kontrasepsi adalah bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi untuk pengaturan kehamilan dan
merupakan hak setiap individu sebagai makhluk seksual (Saifuddin, 2010 : U-46)

b. Kontrasepsi adalah suatu cara, obat, dan alat untuk mencegah atau menjarangkan kehamilan
(Priyanto A, 2009 : 114).

c. Kontasepsi adalah tambahan sebagai perlindungan harus dimulai dari permulaan sakit dan
berlanjut selama 7 hari kemudian ( Glasier dkk, 2005 : 60)

2. Macam metode atau cara kontrasepsi

a. Metode Kontrasepsi Sederhana

1). Tanpa alat atau obat, antara lain :

a). Metode kalender ( pantang berkala)

b). Metode lender serviks

c). Metode suhu basal

d). Coitus interuptus ( senggama terputus)

e). Metode simpto- Termal

2). Dengan alat atau obat, antara lain :

a). Mekanisme ( barrier)

b). Kondom

c). Introvagina wanita antara lain : diagfragma, spons dan kap serviks.
d). Kimiawi dengan spermisid, antara lain : vaginal cream, vaginal foam, vaginal jelly, vagina
suppositoria, vaginal tablet.

b. Metode Kontrasepsi Efektif (MKE)

1). Kontrasepsi Hormonal

a). KB pil, antara lain : Pil Oral Kombinasi (POK), Mini Pil, Morning After

b). KB Suntik : Depo Provera, Cyclofem, Norigest

2). Implant/ AKBK

3). Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)

c. Metode Kotrasepsi Mantap

1). Metode Operatif Pria (MOP/ Vasektomi)

2). Metode Operatif Wanita (MOW/ TUbektomi)

Sumber : ( Hartanto H, 2004 : 42- 43).

3. Tujuan dari penggunaan alat kontrasepsi adalah :

a. Untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil dan
sejahterah melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.

b. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan meningkatkan
kesejahteraan keluarga (Handayani S, 2010 : 29).

Tinjauan Umum Tentang Kontrasepsi Suntik

1. Pengertian Kontrasepsi Suntikan

Kontrasepsi suntikan adalah suatu cara kontrasepsi yang berdaya kerja panjang ( lama),
yang tidak membutuhkan pemekaian setiap hari atau setiap akan bersenggama, tetapi tetap
reversible (Hartanto H, 2004 : 163 ).

2. Macam – macam Kontrasepsi Suntik


a. Depoprovera yang mengandung progesterone sebanyak 150 mg dalambentuk partikel kecil,
pemberian suntikan setiap 12 minggu

b. Cyclofem yang mengandung progesterone sebanyak 50 mg dan estrogen, disuntikkan setiap


bulan

c. Norigest merupakan turun testosterone, di suntikkan setiap 8 minggu ( Manuaba I. B. G, 2009 :


241)

Menurut (Saifuddin AB, 2006 : MK-42) terdapat dua jenis kontrasepsi suntik KB, yaitu
kontrasepsi suntikkan progesteron dan kontrasepsi kombinasi, dengan profil umum sebagai
berikut :

a. Kontrasepsi Suntikkan Progestin

Kontrasepsi suntikksn progestin adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang berisi hanya
progesterone di suntikkan kedalam tubuh wanita secara periodik (BPPUK, 2002).

1). Jenis- jenis kontrasepsi yang mengandung progestin, yaitu :

a). Depo Medroxyprogesteron asetat (DMPA), yang mengandung 150 DMPA, yang diberikan setiap
3 bulan dengan cara disuntik intramuscular (di dalam bokong).

b). Depo Norittesteron enatat (depo Norisetat), yang mengandung 200 mg Noristendron enantat,
diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik IM.

2). Cara Kerja

a). Mencegah ovulasi

b). Mengentalkan lender serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.

c). Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi.

d). Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

3). Efektivitas

Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektifitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100
perempuan/ tahun, asal penyuntikkan di lakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
4). Keuntungan

a). Sangat efektif

b).Pencegahan kehamilan jangka


panjang
c). Tidak berpengaruh pada hubungan suami- istri

d). Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI

e). Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai


perimenopause .

f). Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara

g). Mencegah radang panggul

h). Sedikit efek samping

5). Keterbatasan

a). Sering ditemukan gangguan haid, seperti :

Siklus haid yang memendek atau memanjang

Perdarahan yang banyak atau sedikit

Perdarahan yang tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)

Tidak haid sama sekali

b). Klien tergantung pada sarana pelayanan kesehatan

c). Tidak dapat di hentikan sewaktu- waktu sebelum disuntik berikut.

d). Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian

6). Indikasi Kontrasepsi suntikan progestin

a). Usia reproduksi

b). Nullipara dan yang telah memiliki anak

c). Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi


d). Setelah melahirkan

e). Setelah abortus

7). Kontra indikasi kontrasepsi suntikan progestin

a). Hamil atau di curigai hamil

b). Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

c). Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama


amenorhoe.

d). menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.

8). Waktu pemberian kontrasepsi suntikan progestin

a). Setiap saat selama siklus haid, dan ibu tidak hamil

b). Mulai hari 1 sampai 7 siklus haid.

c). untuk ibu post partum dapat diberikan pada hari 3- 5, dan
sesudah air susu ibu (ASIO terbentuk).

b. Kontrasepsi Suntika Kombinasi

1). Jenis suntikan kombinasi, adalah :

a). 25 mg Depo Medrosiprogesteron asetat dan 5 mg estrodiol spionat


yang diberikan injeksi IM sebulan sekali (Cyclofem).

b). 50 mg norentindron enantat dan 5 mg estradiol valeret yang


diberikan injeksi IM sebulan sekali.

2). Cara kerja

a). Menekan ovulasi

b). Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma


terganggu.

c). Menghambat transprtasi gamet oleh tuba.

3). Efektifitas
Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun
pertama penggunaan.

4). Keuntungan kontrasepsi

a). Resiko terhadap kesehatan kecil

b). Tidak mempenharuhi hubungan suami istri

c). Tidak di perlukan pemeriksaan dalam

d). Pencegahan kehamilan jangka panjang

5). Keterbatasaan

a). Terjadinya pola haid tidak teratur.

b). Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan , dan keluhan seperti ini akan
hilang setelah suntik kedua atau ketiga.

c). Ketergantungan klien terhadap peleyanan kesehatan.

d). Penambahan berat badan

6). Indikasi kontrasepsi suntikan kombinasi

a). Usia reproduksi

b). Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan

c). Pasca melahirkan dan tidak menyusui

d). Anemia

7). Kontra indikasi suntikan kombinasi

a). Hamil atau di duga hamil

b). Menyusui dibawah 6 mkinggu pasca persalinan

c). Penyakit hati akut (virus hepatitis)

d). Usia> 35 tahun yang merokok

e). Keganasan payudara


f). Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau
migran.

8). Waktu pemberian kontrasepsi suntikan kombinasi

a). Suntik di berikan dalam waktu 7 hari siklus haid

b). Pasca persalinan 6 bulan serta belum haid dan tidak hamil

c). Pasca keguguran

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yaitu penelitia hanya


menggambarkan keadaan objek, tidak ada maksud untuk menggeneralisasi hasilnya. Penelitian
ini dilakukan dengan menempuh langkah- langkah pengumpualan data, klasifikasi, pengelolaan
pembuatan kesimpulan dan laporan tentang alat kontrsepsi KB Suntik pada pasangan usia subur
(Sulistyaningsih, 2011 : 8).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tgl 29 s/d 31 Januari 2013.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sekelompok orang atau objek dengan satu karakteristik umum yang dapat di
observasi (Sulistyaningsih, 2011 : 64). Semua akseptor KB di Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar.

2. Sampel
Sampel adalah subset yang di cuplik dari populasi, yang akan diamati dan di ukur oleh peneliti
(Sulistyaningsih, 2011 : 65). Sehubungan dengan keterbatasan biaya dan waktu yang dimiliki,
saya mengambil sampel dalam penelitian ini adalah semua akseptor KB yang menggunakan
kontrasepsi suntik sebanyak 382 orang pada Rumah Sakit Bhayangkara tahun 2011.

D. Cara pengumpulan Data

1. Pengumpulan data

Alat ukur yang di dalam peneltian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah suatu teknik
pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden
untu di jawabnya ( Sulistyaningsih, 2011 : 122).

Jenis data yang di kumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
meliputi pengetahuan, sikap, tentang penggunaan alat kontrasepsi Kb suntik , semua data tesebut
diatas diperoleh dari hasil pengisian kuesioner, sedangkan data sekunder yaitu data penunjang
dari data primer.

2. Data yang dikumpulkan adalah :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang di ambil secara langsung dari responden menggunakan
kuesioner dengan metode angket. Data primer dalam penelitian ini adalah pengetahuan pasangan
usia subur terhadap KB Suntik.

b. Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan untuk melengkapi data primer yang di peroleh dari instansi
terkait berupa : pencacatan dan pelaporan cakupan pasangan usia subur di Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar.

E. Langkah Pengoloahan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument pengumpulan data


berupa alat ukur kuesioner yang di buat khusus oleh peneliti sendiri dengan berpedoman pada
perpustakaan yang ada. Setelah data terkumpul dari lembar kuesioner yang ada maka dilakukan
pngolahan data.
1. Pengolahan data tersebut dengan tahap- tahap sebagai berikut :

a. Editing

Proses editing dilakukan setelah data terkumpul dan dilakukan dengan memeriksa kelengkapan
data, memeriksa kesinambungan data, dan kseragaman data.

b. Koding

Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data, semua jawaban atau data perluh
disederhanakan yaitu dengan simbol- simbol tertentu, untuk setiap jawaban (pengkodean).
Pengkodean dilakukan dengan memberi nomor halaman, daftar pertanyaan, nomor variabel,
nama variabel, dan kode.

c. Tabulasi data

Setelah selesai pembuatan kode selanjutnya dengan pengolahan data kedalam satu tabel menurut
sifat- sifat yang di miliki yang mana sesuai dengan tujuan peneltian ini dalam hal I I dipakai
tabel untuk penganalisaan data.

2. Analisa Data

Analisa data yang di gunakan dalampenelitian ini deskriptif adalah dengan


menggunakan presentasi dengan rumus distribusi frekuensi sebagai berikut :

P = x 100%

Keterangan :

P : Presentase yang di cari

F : Frekuensi atau variabel yang di teliti

n : Jumlah sampel

F. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti mendapat rekomendasi UNIVERSITAS INDONESIA


TIMUR MAKASSAR yang tembusannya di sampaikan ke Kepala Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar. Setelah mendapat persetujuan barulah melekukan penelitian dengan menekankan
masalah etika yang meliputi :
1. Infoment Consent

Infoment consent atau lembar persetujuan di berikan kepada subyek yang akan di teliti.
Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset yang dilakukan dan dampak yang mungkin terjadi
selama dan sesudah pengumpulan data. Jika pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang alat
kontrasepsi diteliti, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika
pasangan usia subur (PUS) menolak untuk di teliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap
menghormati hak- haknya.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasian pasanag usia subur (PUS), peneliti tidak mencatumkan nama
koresponden pada lembar pengumpulan data, cukup dengan memberi nomor pada masing-
masing lembar tersebut.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi pasangan usia subur (PUS) di jamin oleh peneliti, hanya kelompok
data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset.
KUESIONER PENELTIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP ALAT


KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR

1. Identitas Responden

No. Responden :

Nama :

Umur :

Pendidikan :

Alamat :

I. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang pada setiap jawaban.

A. Pertanyaan tentang pengertian alat kontrasepsi KB suntik

1. Apa yang anda ketahui tentang alat kontrasepsi ?

a. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan

b. Kontrasepsi adalah upaya untuk menghentikan kehamilan

c. Kontrasepsi adalah upaya untuk menggugurkan kehamilan

2. Apa yang anda ketahui tentang alat kontrasepsi KB suntik ?

a. Cairan yang disuntikkan untuk menggugurkan kehamilan

b. Cairan yang disuntikkan untuk menghentikan kehamilan

c. Cairan yang disuntikkan kedalam tubuh wanita untuk mencegah kehamilan

d. Tidak tahu

3. Yang tidak termasuk jenis kontrasepsi KB suntik adalah ?

a. Kontrsepsi suntikkan progesteron dan kombinasi

b. Kontrasepsi estrogen
c. Kontrasepsi Pil KB

d. Tidak tahu

4. Apakah anda mengetahui cara kerja alat kontrasepsi KB suntik ?

a. Mencegah haid

b. Mencegah ovulasi ( pembuahan )

c. Meningkatkan kesuburan

d. Tidak tahu

B. Pertanyaan tentang tujuan alat kontrasepsi Kb suntik

1. Apa tujuan kontrasepsi KB suntik /

a. Menjaga kesehatan anak

b. Meningkatkan kesuburan

c. Mencegah kehamilan

d. Tidak tahu

2. Apa keuntungan kontrasepi KB suntik ?

a. Pencegahan kehamilan jangka panjang

b. Pencegah kehamilan jangka pendek

c. Pencegah terjadinya haid

d. Tidak tahu

3. Apa kerugian kontrasepsi KB suntik ?

a. Sering ditemukan pusing

b. Sering ditemukan gangguan haid

c. Terjadi gangguan pola tidur

d. Tidak tahu
4. Kapan waktu pemberian kontrasepsi KB suntik ?

a. Setiap saat selama siklus haid

b. Selama masa kehamilan

c. Saat usia memasuki masa subur

d. Tidak tahu

C. Pertanyaan tentang kontra isndikasi alat kontrasepsi KB suntik

1. Apa kontra indikasi kontrasepsi KB suntik ?

a. Hamil atau di duga hamil

b. Melahirkan

c. Tidaak tahu

2. Apakah ibu menyusui dapat menggunakan alat kontrasepsi KB suntik ?

a. Dapat

b. Tidak dapat

c. Tidak tahu

3. Apakah ibu dengan penyakit hepatitis dapat menggunakan alat kontrasepsi KB suntik ?

a. Dapat

b. Tidak dapat

c. Tidak tahu

4. Apakah ibu yang mengalami anemia dapat menggunakan alat kontrasepsi KB suntik ?

a. Dapat

b. Tidak dapat

c. Tidak tahu

DAFTAR PUSTAKA
Glasier Anna dkk, 2005. Keluarga Berencana &Kesehatan Reproduksi.Jakarta : EGC
Handayani S, 2010. Buku Ajar Pelayana Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka Rihama
Hartanto H. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, Anggota
Ikapi
Manuaba I. B. G, 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta :
EGC
Manuaba I. B. G, 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC
Mustakim, 2012. Cakrawala KB, Kependudukan dan Pemberdayaan Keluarga. Jakarta : Referensi
Notoatmodjo S, 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Saifuddin, 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirhardjo
Saifuddin, 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Priyanto A, 2009. Komunikasi Konseling : Aplikasi dalam Sarana Pelayanan Kesehatan untuk Perawat
dan Bidan. Jakarta : Salemba Medika
Sulistyaningsih, 2012. Metodelogi Penelitian Kebidanan Kebidanan Kuantatif-Kualitatif. Yogyakarta :
Graha Ilmu
Sulistyawati A, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika
Http ://www. geogle com/search?q=artikel pasangan usia subur & ie , di akses tanggal 30 Januari 2013.
Http ://www. posyandu.org/pngertian-kb.html, diakses tanggal 30 Januari 2013.
Diposting oleh ratri suprapti di 07.15
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

1 komentar:
JUDUL KARYA TULIS ILMIAH UNTUK JURUSAN KEBIDANAN

POSTED BY SUHENDRI HENDRI POSTED ON 19:52 WITH 2 COMMENTS


Judul-judul dibawah ini dilengkapi link download abstaknya... Semoga bermanfaat, khususnya yang
sedang cari judul untuk KTI kebidanannya..

1. HUBUNGAN MOBILISASI DINI POST SECTIO CAESARIA (SC) DENGAN PROSES


PENYEMBUHAN LUKA OPERASI DI RUANG KEBIDANAN ... TAHUN 2007 download
2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR GANTI CARA DARI
SUNTIK KE PIL DI BPS ... TAHUN 2007 download
3. FAKTOR PENYEBAB PERDARAHAN POST PARTUM DI RUANG ... TAHUN
2006 download
4. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTIK DI BPS ...
TAHUN 2007 download
5. GAMBARAN PENANGANAN TERHADAP REMAJA PUTRI KORBAN PERKOSAAN DI
UNIT PELAYANAN TERPADU-PEREMPUAN KORBAN TINDAK KEKERASAN (UPT-
PKTK) ... TAHUN 2007 download

6. PENATALAKSANAAN KALA III DAN KALA IV OLEH BIDAN DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS ... TAHUN 2007 download
7. PENATALAKSANAAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG ... TAHUN 2007 download
8. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL MENOLAK DALAM
BERHUBUNGAN SEKS DI ... TAHUN 2007 download
9. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN VITAMIN A
PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS ... TAHUN 2007 download
10. HUBUNGAN PENGETAHUAN AKSEPTOR IUD DENGAN KECEMASAN AKSEPTOR
IUD DI BPS WILAYAH KERJA PUSKESMAS ... TAHUN 2007 download
11. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA DIARE PADA BALITA DI RUMAH
SAKIT ... TAHUN 2007 download
12. GAMBARAN PENGETAHUAN CALON AKSEPTOR KB MENGENAI KBA METODE
OVULASI BILLING DI RUMAH SAKIT PANTI ... TAHUN 2007 download
13. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA
IBU POST PARTUM 6 HARI DI DESA ... WILAYAH KERJA PUSKESMAS ... TAHUN
2007 download
14. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB BELUM TERCAPAINYA CAKUPAN K4 DI DESA ...
WILAYAH KERJA PUSKESMAS ... TAHUN 2006 download
15. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA
... KECAMATAN ... TAHUN 2007 download
16. GAMBARAN PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG IMUNISASI DPT DI
PUSKESMAS ... TAHUN 2007 download
17. HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU TERHADAP PROSES
PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ... TAHUN 2007 download
18. FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA KELUHAN PREMENOPAUSE PADA IBU YANG
BERKUNJUNG KE RB ... TAHUN 2006 download
19. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PENGGUNAAN METODE
KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) WILAYAH KERJA PUSKESMAS ... TAHUN
2007 download
20. KARAKTERISTIK IBU DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESARIA DI RUMAH SAKIT
... TAHUN 2007 download
21. KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR (WUS) YANG MENGALAMI KEPUTIHAN
DI RB ... TANGGAMUS download
22. HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS ... TAHUN 2007 download
23. HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN EMESIS GRAVIDARUM
PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI RUMAH SAKIT ... TAHUN 2007 download
24. GAMBARAN FAKTOR KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS ... TAHUN 2008 download
25. HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI
RSUD ... TAHUN 2007 download
26. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG MATERI BUKU KIA DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS ... TAHUN 2007 download
27. KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB SUNTIK YANG MENGALAMI KENAIKAN BERAT
BADAN DI BPS ... TAHUN 2007 download
28. PENGETAHUAN DAN SIKAP PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PENGGUNAAN
ALAT KONTRASEPSI IUD DI DESA ... TAHUN 2008 download
29. GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP STANDAR
PELAYANAN ANTENATAL OLEH BIDAN DI PUSKESMAS ... TAHUN 2007 download
30. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
(PMS) DI DESA ...TAHUN 2008. download
31. GAMBARAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE DI BPS WILAYAH KERJA
PUSKESMAS ...TAHUN 2008 download
32. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MP-ASI TERLALU
DINI DI DESA ...TAHUN 2007. download
33. GAMBARAN PENERAPAN KONSELING KB TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI
IMPLANT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...TAHUN 2007 download
34. KARAKTERISTIK IBU DENGAN ABORTUS DI RSUD ... TAHUN 2007 download
35. KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB IUD TERHADAP PENGGUNAAN AKDR/IUD DI
PUSKESMAS ...TAHUN 2007 download
36. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA
IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ... TAHUN 2008 download
37. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM
PADA IBU NIFAS HARI PERTAMA DI BPS ...TAHUN 2007 download
38. GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN
DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DI LINGKUNGAN ... TAHUN 2008 download
39. GAMBARAN PENERAPAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (KALA I ) DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) ...TAHUN 2008 download
40. KARAKTERISTIK BALITA GIZI KURANG DI KAMPUNG ...TAHUN 2008 download
41. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIDAN MELAKUKAN SUNAT
PEREMPUAN DI TIGA KECAMATAN DI KABUPATEN ...TAHUN 2008 download
42. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA
MASA NIFAS DALAM PEMANFAATAN BUKU KIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
...TAHUN 2008 download
43. GAMBARAN LAMA PENGGUNAAN KB SUNTIK TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI
PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI DESA ...TAHUN 2008 download
44. ANALISIS PELUANG TERJADINYA PRE EKLAMPSIA BERAT (PEB) PADA PASIEN
HYPERTENSI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) ...TAHUN 2008 download
45. HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS NYERI
PERSALINAN KALA I DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...TAHUN 2008 download
46. KARAKTERISTIK PENDERITA DIARE DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT ...
2008 download
47. HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
DI RUMAH SAKIT ...TAHUN 2007 download
48. KARAKTERISTIK IBU POST PARTUM YANG MENGALAMI INFEKSI NIFAS DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...TAHUN 2007 download
49. HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG STANDAR ANTENATAL CARE
(ANC) DENGAN PELAKSANAANNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...TAHUN
2008 download
50. HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG STANDAR ANTENATAL CARE
(ANC) DENGAN PRAKTEK PELAKSANAANNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
...TAHUN 2008 download
51. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN BUDAYA PATRIARKI DENGAN KEJADIAN
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) DI DESA PURWAJAYA WILAYAH
KERJA PUSKESMAS ...TAHUN 2008 download
52. GAMBARAN PENATALAKSANAAN PRE DAN POST SC OLEH BIDAN DI RUANG
KEBIDANAN RUMAH SAKIT ... TAHUN 2008 download
53. GAMBARAN RENDAHNYA KEIKUTSERTAAN SUAMI MENJADI AKSEPTOR KB DI
...TAHUN 2008 download
54. GAMBARAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG MANAJEMEN AKTIF KALA III DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...TAHUN 2008 download
55. GAMBARAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG MANAJEMEN AKTIF KALA III DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...TAHUN 2008 download
56. KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUANG
KEBIDANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) ...TAHUN 2008 download
57. GAMBARAN PENATALAKSANAAN PEMBERIAN ASI 30 MENIT SETELAH BAYI
LAHIR OLEH BIDAN RSUD ...TAHUN 2008 download
58. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP KEPUTIHAN DAN
PENANGANANNYA DI DESA ...TAHUN 2008 download
59. KARAKTERISTIK IBU YANG MENYAPIH ANAK PADA USIA SEBELUM 2 TAHUN DI
DESA ... TAHUN 2008 download
60. KARAKTERISTIK IBU YANG MENGALAMI MENOPAUSE DI BPS. ... TAHUN
2008. download
61. HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN GANGGUAN
MENSTRUASI PADA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ... TAHUN
2008 download
62. KARAKTERISTIK IBU BAYI USIA 0-7 HARI YANG MENDAPATKAN IMUNISASI
HEPATITIS B DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...TAHUN 2008 download
63. KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAKUKAN ANC DI BPS. ...TAHUN
2008 download
64. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG MASTITIS DI DESA
...TAHUN 2008 download
65. ANALISA PERBEDAAN BERAT BADAN SEBELUM DAN SESUDAH MENGGUNAKAN
KB SUNTIK DI BPS ...TAHUN 2008 download

Read more: http://belajar-dasar-pemrograman.blogspot.co.id/2013/04/judul-karya-tulis-ilmiah-


untuk-jurusan.html#ixzz4sZv0Vxcq
PROPOSAL KEBIDANAN POLTEKKES
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan pengamatan World Health Organization (WHO) Tahun 2007, angka
kematian ibu dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas adalah sebesar 500.000 jiwa dan angka
kematian bayi sebesar 10.000.000 jiwa, pada Tahun 2009 jumlah kematian ibu sebanyak 2650
orang. Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi jika dibandingkan Negara-
negara Association South East Asian (ASEAN), yang berarti kemampuan untuk memberikan
pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu
(Saifuddin, 2008).

Salah satu syarat yang paling penting dalam pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang
bermutu. Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila memberikan kepuasan kepada pasien.
Kepuasan pasien dalam menerima pelayanan kesehatan mencakup beberapa dimensi, salah satu
diantaranya adalah kelancaran komunikasi antara petugas kesehatan (termasuk bidan) dengan
pasien. Hal ini berarti pelayanan kesehatan bukan hanya pengobatan secara medis saja melainkan
juga berorientasi pada komunikasi karena komunikasi sangat penting dan berguna bagi pasien
(Pohan, 2007).
1
Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007, Angka Kematian
Ibu sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup, Tahun 2009 Angka Kematian Ibu sebesar 357 per
100.000 kelahiran hidup sedangkan pada Tahun 2010 sebesar 263 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Ibu mulai menjadi sorotan terkait sulitnya mencapai target MDGs (Millennium
Development Goals) yang tinggal 3 Tahun lagi yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi
102 per 100.000 kelahiran hidup pada Tahun 2015, untuk menurunkan Angka Kematian Ibu
diperlukan upaya-upaya yang terkait dengan kehamilan, kelahiran dan nifas (WHO, 2011).

Di Propinsi Bengkulu pada Tahun 2007 berdasarkan hasil Survei Kesehatan


Daerah jumlah kematian ibu sebanyak 58 orang terdiri dari kematian ibu hamil sebanyak 5
orang, kematian ibu bersalin 44 orang dan kematian ibu nifas sebanyak 9 orang. Angka
Kematian Ibu di Propinsi Bengkulu sebesar 157,49 per 100.000 kelahiran hidup, tidak jauh
berbeda dengan Tahun 2006 yaitu sebesar 158,87 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2010).

Dalam memantau program pelayanan kesehatan ibu hamil dapat di nilai dengan
menggunakan indikator cakupan K1 dan K4, secara nasional cakupan K1 Tahun
2010 adalah 95,26% dan cakupan K4 adalah 85,56%, jumlah tersebut masih kurang dari target
nasional tahun 2012 yaitu cakupan K1 100% dan K4 95%. Sedangkan cakupan K1 di Provinsi
Bengkulu Tahun 2010 adalah 91,2% dan cakupan K4 adalah 85,8% dengan target cakupan tahun
2015 K1 100% dan K4 95%. Di Puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu pada Tahun
2009didapatkan cakupan K1 94% dan cakupan K4 84%, pada Tahun 2010 cakupan K1 95% dan
cakupan K4 96%, sedangkan pada Tahun 2011 cakupan K1 84% dan cakupan K4 86%. Dari
uraian diatas kunjungan ibu hamil mengalami kenaikan dan penurunan tiap tahunnya, banyak
faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan ibu hamil dalam melakukan
kunjungan Antenatal Care salah satunya adalah komunikasi bidan dalam Antenatal
Care (Depkes, 2010).

Komunikasi baik antara bidan dengan ibu hamil sangat mempengaruhi kepuasan ibu
hamil dalam mendapat pelayanan oleh bidan. Sehingga dapat diperoleh rasa saling percaya
antara bidan dan pasien. Hal ini dapat dilakukan dengan cara setelah melakukan perawatan
kehamilan, bidan mendengarkan dengan penuh perhatian apabila ada keluhan dari penderita
menanggapi dengan baik apabila ada pertanyaan. Konseling merupakan komunikasi
interpersonal yang berkaitan dengan hak klien untuk memperoleh informasi, indikator mutu
pelayanan kesehatan, membantu klien dalam menentukan pilihan, memahami kondisi yang
dihadapi oleh klien, memberikan rasa puas pada klien (Saifuddin, 2006).

Dari survey awal dengan melakukan wawancara pada 3 orang ibu hamil trimester I dan
III yang dilakukan peneliti pada salah satu Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas
Lingkar Barat Bengkulu, diperoleh bahwa 1 ibu hamil trimester III mengatakan puas dan 2 ibu
hamil trimester I dan III mengatakan cukup puas dengan pelayanan Antenatal Care yang
diberikan oleh bidan. Menurut ibu hamil yang mengatakan cukup puas, kekurangpuasannya
karena merasa bidan kurang perhatian dan ibu hamil kurang memahami penjelasan yang
diberikan oleh bidan.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk mengangkat judul
penelitian “Hubungan Komunikasi Bidan dengan Tingkat Kepuasan Ibu Hamil dalam Antenatal
Care di Bidan Praktek Swasta Wilayah Kerja Puskesmas Lingkar Barat Bengkulu”.
B. Masalah Penelitian
Dari latar belakang tersebut diatas penulis dapat merumuskan masalah sebagai
berikut: “Apakah ada hubungan antara komunikasi bidan dengan tingkat kepuasan ibu hamil
dalam Antenatal Care di Bidan Praktek Swasta Wilayah Kerja Puskesmas Lingkar Barat
Bengkulu?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Tujuan umum
Untuk mempelajari hubungan komunikasi Bidan dengan tingkat kepuasan ibu hamil
dalam Antenatal Care pada ibu hamil di Bidan Praktek Swasta Wilayah Kerja Puskesmas
Lingkar Barat Bengkulu.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui komunikasi Bidan dalam Antenatal Care di Bidan Praktek Swasta
Wilayah Kerja Puskesmas Lingkar Barat Bengkulu.

b. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien Antenatal Care di Bidan Praktek Swasta Genap
Sri Lingkar Barat Bengkulu.

c. Untuk mengetahui hubungan komunikasi bidan dengan tingkat kepuasan ibu hamil
dalam Antenatal Care di Bidan Praktek Swasta Wilayah Kerja Puskesmas Lingkar Barat
Bengkulu.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi profesi bidan
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan
perencanaan peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.
2. Bagi institusi
Hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman bagi peserta didik mengenai komunikasi dan
tingkat kepuasan ibu hamil dalam Antenatal Care.

3. Bagi ibu hamil


Diharapkan ibu hamil merasa puas terhadap komunikasi bidan dalam Antenatal Care sehingga
dapat meningkatkan kunjungan dalam memeriksakan kehamilannya.

4. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat berguna dalam menambah wawasan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan pengalaman dibidang penelitian dan untuk memenuhi tugas akhir di STIKES
Tri Mandiri Sakti Bengkulu Program Studi DIII Kebidanan penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang
komunikasi bidan dalam Antenatal Care di Bidan Praktek Swasta Wilayah Kerja Puskesmas
Lingkar Barat.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Komunikasi Bidan

a. Pengertian Komunikasi
Kata komunikasi berasal dari kata “to commune” yang berarti “menjadikan milik bersama”.
Beberapa ahli menyampaikan pengertian komunikasi. Komunikasi adalah proses pertukaran
informasi (Taylor, 1993, dalam Wulandari, 2009). Komunikasi adalah proses penyampaian
informasi, makna dan pemahaman dari pengirim pesan kepada penerima pesan
(Burgess, 1988, dalam Wulandari, 2009). Komunikasi adalah kegiatan mengajukan pengertian
yang diinginkan dari pengirim informasi kepada penerima informasi dan menimbulkan tingkah
laku yang diinginkan penerima informasi (Yuwono, 1985, dalam Wulandari, 2009).
Dari ketiga pengertian diatas, intinya adalah komunikasi merupakan seni penyampaian informasi
(pesan, ide, sikap, gagasan) dari komunikator atau penyampai berita, untuk mengubah serta
membentuk perilaku komunikan atau penerima berita (pola, sikap,pandangan, dan
pemahamannya), ke pola dan pemahaman yang dikehendaki bersama (Uripni, 2003).
6
Komunikasi adalah suatu proses interaksi antarpribadi atau proses penyampaian informasi
dengan menggunakan bentuk verbal maupun non verbal untuk mencapai tujuan
tertentu (Wulandari, 2009). Komunikasi adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan, pendapat, dan
pemberian nasihat yang terjadi antara dua orang atau lebih yang bekerja sama (Tappen, 1995,
dalam Suarli, 2010).
Komunikasi kebidanan adalah bentuk komunikasi yang digunakan oleh bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan kepada klien. Komunikasi kebidanan merupakan penggambaran terjadinya
interaksi antara bidan dengan klien dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien. Sebagaimana
diketahui, klien atau pasien menuntut pelayanan yang paripurna, baik fisik maupun psikologis
terutama klien yang mengalami ketidak stabilan emosi selama proses adaptasi terhadap suatu
perubahan status misalnya menjadi ibu, menjadi orang tua, mengalami kehamilan yang pertama.
Karena keadaan tersebut, klien perlu memperoleh pendampingan dan kedekatan dengan tenaga
pelayanan kesehatan yang salah satunya adalah bidan (Uripni, 2003).
Melalui komunikasi bidan dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada pasien, dan kemudian
bidan dapat mengetahui pikiran dan perasaan pasien terhadap penyakit yang diderita dan juga
sikap perilaku pasien terhadap dirinya sendiri. Dengan demikian segala tindakan bidan disepakati
oleh pasien, dan pasien itu sendiri ikut membantu segala penyembuhan yang dilakukan
terhadapnya bila dilakukan tindakan tanpa diberi penjelasan terlebih dahulu, atau pendapat klien
tidak diminta atau sebaliknya pasien menyembunyikan perasaannya, maka upaya penyembuhan
akan kurang berhasil (Dalami, 2009).

b. Tujuan komunikasi
Komunikasi bertujuan untuk memudahkan, melancarkan, melaksanakan kegiatan tertentu dalam
mencapai suatu tujuan. Artinya dalam proses komunikasi, terjadi suatu pengertian yang
diinginkan bersama sehingga tujuan lebih mudah tercapai (Uripni, 2003).
Komunikasi juga bertujuan untuk menciptakan hubungan yang baik antara bidan dengan pasien
agar mampu meredakan segala ketegangan emosinya dan memahami dirinya serta mendukung
tindakan konstruktif terhadap kesehatannya dalam rangka mencapai kesembuhan. Upaya yang
dilakukan oleh bidan sebaiknya tidak hanya diakhiri oleh penyembuhan akan tetapi diikuti rasa
kepercayaan diantara kedua belah pihak atas tindakan pelayanan yang dilakukan. Oleh karena itu
emosi perlu terkendali dan pemahaman atas masalah yang dihadapi dan upaya pemecahannya
perlu dijaga (Dalami, 2009).

c. Jenis-jenis komunikasi
Komunikasi dapat dibedakan atas komunikasi verbal dan komunikasi non verbal
(Wulandari, 2009).

1) Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai alat sehingga
komunikasi verbal ini sama halnya dengan komunikasi kebahasaan. Komunikasi kebahasaan
dapat dijalin secara lisan (vokal) dan ditulis (visual), contoh penggunaan komunikasi verbal
adalah ketika memberi penjelasan kepada klien, saat membuat catatan perkembangan. Pada
semua contoh komunikasi verbal ini terdapat kata-kata dan bahasa yang dikomunikasikan kepada
orang lain.

2) Komunikasi non verbal, merupakan komunikasi yang tidak menggunakan bahasa lisan
maupun tulisan, tetapi menggunakan bahasa isyarat tubuh (kinestik). Informasi dapat
dikomunikasikan kepada orang lain secara nonverbal dengan berbagai cara, seperti gerakan
tubuh (Gesture), ekspresi wajah, postur tubuh (postural), penggunaan sentuhan, posisi
tubuh, suara, kondisi fisik umum, gaya berpakaian, dan keadaan diam. Contohnya seperti
memegang tangan orang dan menariknya menginformasikan mengajak.

d. Proses komunikasi
Komunikasi akan berlangsung dengan baik apabila terdapat elemen-elemen yang mendukung
proses komunikasi (Uripni, 2003) antara lain meliputi:

1) Komunikator (sender), yaitu pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lainnya.

2) Pesan (message), yaitu isi dari komunikasi yang disampaikan oleh seseorang.

3) Media (channel), yaitu suatu alat bantu atau saluran untuk menyampaikan pesan terdiri atas 3
bagian lisan, tertulis, dan elektronik.

4) Penerima (receiver), yaitu pihak yang menerima pesan dari pengirim pesan.

5) Tanggapan (response), yaitu serangkaian reaksi dari pihak penerima atas pesan-pesan yang
disampaikan kepadanya.

6) Umpan balik (feedback), yaitu respon penerima yang disampaikan kepada pengirim pesan.

7) Lingkungan, yaitu situasi yang dapat mempengaruhi terjadinya komunikasi.


Dalam proses komunikasi setiap unsur memiliki peranan yang sangat penting dalam
membangun proses komunikasi, artinya tanpa keikutsertaan satu unsur akan memberi pengaruh
pada jalannya suatu komunikasi.
e. Model Komunikasi
Menurut Tamsuri (2005), adapun model komunikasi yang menggambarkan proses komunikasi
antara lain:

1) Model komunikasi satu arah

Model yang melibatkan tiga unsur dasar dalam komunikasi, yaitu pengirim (komunikator),
pesan, dan penerima pesan (komunikan).

2) Model komunikasi dua arah

Unsur-unsur yang terlibat pada model ini meliputi: unsur pengirim atau sumber, pesan, saluran,
penerima, dan umpan balik (feedback) (David, 1990, dalam Tamsuri, 2005).

3) Model komunikasi Heliks


Model ini menyatakan bahwa komunikasi yang dilakukan manusia dapat dilakukan secara terus-
menerus dan bersifat dinamis, sehingga komunikasi yang terbentuk antara satu manusia dan
manusia lain dapat berkembang, baik dalam tema maupun konteks yang terjadi (Tamsuri, 2005).

4) Model komunikasi Ellits & McClintok (1990)

Model ini menyatakan bahwa komunikasi tidak hanya melibatkan unsur penyampaian pesan
(direct message), tetapi juga ada pesan tambahan yang menyertai suatu proses komunikasi
(Tamsuri, 2005).
Hubungan antar manusia yang baik mendasari keberhasilan dalam berkomunikasi. Oleh karena
itu, komunikasi secara efektif sangat diperlukan untuk memberikan kemudahan dalam
memahami pesan. Komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude, change)
pada orang yang terlihat dalam komunikasi. Tujuan komunikasi yang efektif adalah memberi
kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga
bahasa lebih jelas, lengkap, pengiriman, dan umpan balik seimbang dan melatih penggunaan
bahasa nonverbal secara baik (Uripni, 2003).

f. Faktor yang mempengaruhi komunikasi


Proses komunikasi di pengaruhi oleh beberapa faktor (Potter&Perry, 1993, dalam Wulandari,
2009) antara lain:

1) Perkembangan

Agar dapat berkomunikasi efektif dengan seorang, bidan harus mengerti pengaruh
perkembangan usia, baik dari sisi bahasa maupun proses berfikir orang tersebut. Cara
berkomunikasi anak remaja berbeda dengan anak balita. Kepada remaja mungkin perlu belajar
bahasa “gaul” mereka, sehingga komunikasi diharapkan akan lancar.

2) Persepsi

Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau peristiwa. Persepsi ini
dibentuk oleh pengharapan atau pengalaman. Perbedaan persepsi dapat mengakibatkan
terhambatnya komunikasi. Misalnya, kata “beton” akan menimbulkan perbedaan persepsi antara
ahli bangunan dengan orang awam.

3) Nilai

Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi bidan untuk menyadari
nilai seseorang. Bidan perlu berusaha untuk mengetahui dan mengklarifikasi nilai sehingga dapat
terjadi interaksi yang tepat dengan klien. Misalnya, memandang tindakan abortus tidak sebagai
dosa, sementara bidan memandang tindakan abortus sebagai tindakan dosa. Hal ini dapat
menyebabkan konflik antara bidan dan klien.

4) Latar belakang sosial budaya

Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya juga akan
membatasi cara bertindak dan berkomunikasi.

5) Emosi

Emosi merupakan perasaan subyektif terhadap suatu kejadian. Emosi seperti perasaan marah,
sedih, senang akan dapat mempengaruhi bidan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Bidan
perlu mengkaji emosi klien dan keluarganya sehingga mampu memberi asuhan kebidanan
dengan tepat. Selain itu, bidan perlu mengevaluasi emosi yang ada pada dirinya agar dalam
melakukan asuhan kebidanan tidak terpengaruh oleh emosi bawah sadarnya.

6) Jenis kelamin

Setiap jenis kelamin mempunyai gaya sendiri dalam berkomunikasi yang berbeda-beda. Lakoff
(1975) menemukan bahwa dalam percakapan, laki-laki cenderung langsung dan aktif sedangkan
perempuan terlalu sopan dan pasif.

7) Pengetahuan

Tingkat pengetahuan mempengaruhi komunikasi. Seseorang yang tingkat pengetahuannya


kurang sulit merespon pertanyaan yang mengandung bahasa verbal dibandingkan dengan tingkat
pengetahuan yang lebih tinggi. Bidan perlu mengetahui tingkat pengetahuan pasien sehingga
dapat berinteraksi dengan baik dan akhirnya dapat memberi asuhan kebidanan yang tepat kepada
klien.

8) Peran dan hubungan

Gaya berkomunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antar perorangan yang berkomunikasi.
Cara berkomunikasi seorang bidan dengan kolegannya, dengan cara berkomunikasi bidan
dengan klien akan berbeda, tergantung peran. Demikian juga dengan orang tua dan anak.

9) Lingkungan

Lingkungan interaksi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif. Suasana yang bising tidak
ada privasi yang tepat akan menimbulkan kerancuan, ketegangan, dan ketidaknyamanan. Untuk
itu bidan perlu menyiapkan lingkungan yang tepat dan nyaman sebelum melakukan interaksi
dengan klien. Lingkungan fisik mempengaruhi tingkah laku manusia berbeda dari satu tempat ke
tempat yang lain. Misalnya, saat berkomunikasi dengan sahabatnya akan berbeda apabila
berbicara dengan pimpinan.

10) Jarak

Jarak dapat mempengaruhi komunikasi. Jarak tertentu akan memberi rasa aman dan kontrol.
Pada saat pertama kali klien berinteraksi dengan bidan, bidan perlu memperhitungkan jarak yang
tepat pada saat melakukan komunikasi dengan klien.

11) Citra diri

Manusia mempunyai gambaran tertentu mengenai dirinya, status sosial, kelebihan dan
kekurangannya. Citra diri terungkap dalam komunikasi. Contoh, pembicaraan orang tua dengan
anaknya dengan menentukan ekspresi dan persepsi orang, misalnya “kamu mesti jadi bidan
karna akan dihormati dan mudah mendapatkan uang”.

12) Kondisi fisik

Kondisi fisik mempunyai pengaruh terhadap komunikasi. Artinya indra pembicaraan mempunyai
andil terhadap kelancaran terhadap komunikasi. Misalnya, orang tuna wicara akan kesulitan
apabila berbicara dengan orang normal.
Setiap pasien mempunyai hak-hak yang harus diberikan, tanpa memandang suku bangsa, usia,
agama, sosio-ekonomi, status perkawinan, partai politik, kehidupan seksual ataupun jumlah anak
dalam keluarga (Saifuddin, 2006).
Hak-hak keluarga:

1) Hak untuk memperoleh informasi tentang kondisi dan keadaan apa yang sedang mereka alami.

2) Hak untuk bertanya mendiskusikan tentang kondisi atau keadaan dirinya dan harapan pasien
dari sistem pelayanan.

3) Hak pasien untuk dilayani secara pribadi

4) Hak untuk menyatakan pandangannya

5) Hak untuk memutuskan secara bebas


Tingkat kesabaran yang tinggi dan teknik berkomunikasi yang efektif merupakan syarat yang
harus dimiliki oleh penolong atau petugas kesehatan dalam menghadapi orang sakit. Komunikasi
juga merupakan salah satu bentuk kewajiban penolong terhadap pasien untuk memperoleh
informasi objektif dan lengkap tentang apa yang sedang dialaminya, upaya yang akan atau
sedang dilakukan oleh penolong dan hasil tindakan pengobatan yang telah diberikan. Oleh sebab
itu komunikasi harus selalu berlangsung dalam berbagai tahap(Saifuddin, 2006) yaitu:

1) Sebelum pelayanan dilakukan

2) Selama prosedur klinik

3) Setelah tindakan atau pengobatan


Dalam komunikasi harus terdapat komunikator, pesan, saluran komunikasi, metode komunikasi,
komunikasi, dan umpan untuk mencapai hubungan yang baik.

2. Kepuasan dan Mutu Pelayanan Kesehatan

a. Kepuasan pelayanan ANC


1) Pengertian
Kepuasan adalah perasaan konsumen dalam hal ini ibu hamil setelah membandingkan hasil yang
diperoleh dengan harapan yang dimiliki, dimana hasil yang diharapkan sesuai maka konsumen
akan puas (Supranto, 2006).
2) Aspek-aspek kepuasan :

a) Aspek kognitif

Ibu hamil merasa puas dengan informasi yang diberikan oleh bidan.
b) Aspek afektif
Ibu hamil diperhatikan oleh bidan dengan penuh perhatian, mendengarkan keluhan dan
mempunyai empati yang tinggi.

c) Aspek perilaku

Ibu hamil melakukan evaluasi atas kemampuan komunikasi bidan dalam memberikan anjuran
yang diberikan.

3) Dimensi kepuasan

Menurut Azwar (1996), secara umum dimensi kepuasan dibedakan atas dua macam:

a) Kepuasan yang mengacu pada penerapan kode etik dan standar pelayanan

(1) Hubungan bidan dan pasien


Untuk dapat terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, hubungan bidan dan pasien
yang baik harus dapat dipertahankan. Diharapkan setiap bidan dapat dan bersedia memberikan
perhatian yang cukup kepada pasiennya secara pribadi, menampung dan mendengarkan semua
keluhan, serta menjawab dan memberikan keterangan yang sejelas-jelasnya tentang segala hal
yang ingin diketahui pasien.

(2) Kenyamanan pelayanan

Kenyamanan yang dimaksudkan disini tidak hanya yang menyangkut fasilitas yang disediakan,
tetapi juga sikap serta tindakan para pelaksana ketika menyelenggarakan pelayanan kesehatan.

(3) Kebebasan melakukan pilihan

Memberikan kebebasan kepada pasien untuk memilih serta menentukan pelayanan kesehatan.

(4) Pengetahuan dan kompetensi teknis

Makin tinggi tingkat pengetahuan dan kompetensi teknis pelayanan kesehatan maka makin tinggi
pula mutu pelayanan kesehatan.

(5) Efektifitas pelayanan

Makin efektif pelayanan kesehatan makin tinggi pula mutunya.

(6) Keamanan tindakan

Untuk dapat dikatakan pelayanan kesehatan yang bermutu, aspek keamanan harus diperhatikan.
Pelayanan medis yang membahayakan pasien, bukanlah pelayanan yang baik.

b) Kepuasan yang mengacu pada penerapan sesuai persyaratan pelayanan kesehatan.

(1) Available (ketersediaan layanan)

Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut tersedia di masyarakat.

(2) Appropriate (kewajaran pelayanan)

Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila pelayanan tersebut bersifat wajar, dalam arti sesuai
dengan kebutuhan masalah medis yang dihadapi.

(3) Continue (kesinambungan pelayanan)


Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila pelayanan bersifat berkesinambungan, dalam arti
tersedia setiap waktu dan ataupun pada setiap kebutuhan.

(4) Acceptable (penerimaan pelayanan)

Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila pelayanan dapat diterima oleh pemakai jasa
pelayanan.

(5) Accessible (ketercapaian pelayanan)

Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila pelayanan dapat dicapai oleh pemakai jasa
pelayanan.

(6) Affordable (keterjangkauan pelayanan)

Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat dijangkau oleh
pemakai jasa pelayanan.

(7) Efficient (efisisensi pelayanan)

Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat diselenggarakan
secara efisien.

(8) Effectivity (efektifitas pelayanan)

Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat diselenggarakan
secara efektif.

Kepuasan sangat bersifat subjektif, sehingga sulit sekali untuk mengukurnya. Namun,
walaupun demikian, tentu saja kita harus tetap berupaya memberikan perhatian kepada
pelanggan (customer care) dengan segala daya, sehingga paling tidak kita dapat memberikan
pelayanan yang terbaik, yang dimulai dari upaya menstandarkan kualitas sampai dengan
pelaksanaannya. Pada saat berhubungan dengan pelanggan dengan standar yang diperkirakan
dapat menimbulkan kepuasan yang paling optimal bagi pelanggan (Barata, 2003).

b. Mutu pelayanan kesehatan

1) Pengertian mutu

Beberapa pakar berpendapat tentang mutu (Saifuddin, 2006):


a) Mutu adalah tingkat kesempurnaan dari penampilan sesuatu yang sedang diamati
(Winston, 1956, dalam Saifuddin, 2006).

b) Mutu adalah sifat yang dimiliki oleh suatu program (Donabedian, 1980,
dalam Saifuddin, 2006).

c) Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang atau jasa, yang didalamnya
terkandung sekaligus pengertian rasa aman atau pemenuhan kebutuhan para pengguna (Din ISO
8402, 1986, dalam Saifuddin, 2006).

d) Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan (Crosby, 1984,
dalam Saifuddin, 2006).

Mutu pelayanan kesehatan adalah penampilan atau kinerja yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan,yang di satu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap
pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan standard dan kode etik profesi yang telah
ditetapkan (Saifuddin, 2006).

2) Dimensi Mutu menurut Azwar, (1996):

a) Interpersonal relationship : hubungan antar manusia

b) Affordability : pelayanan yang diberikan dapat dijangkau oleh masyarakat.

c) Acceptability : pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat.

d) Safety : pelayanan yang diberikan aman

e) Efficiency : pelayanan yang diberikan efisien.

f) Continuity of care : pelayanan yang diberikan berkelanjutan, terkoordinir dari waktu ke waktu.

g) Respect and caring : sopan, hormat, dan penuh perhatian

h) Legitimacy /accountability : pelayanan yang diberikan dapat dipertanggung jawabkan.

i) Timeliness : tepat waktu.

Penelitian yang dilakukan Roberts dan Prevost dalam Prawirohardjo, (2006) membuktikan
adanya perbedaan dimensi mutu:
a) Bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan:

Mutu pelayananan kesehatan lebih terkait pada dimensi ketanggapan petugas memenuhi
kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi petugas dengan pasien, keprihatinan serta
keramahtamahan petugas dalam melayani pasien dan kesembuhan penyakit yang sedang diderita
pasien.

b) Bagi penyelenggara pelayanan kesehatan:

Mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi kesesuaian pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan dengan perkembangan ilmu tekhnologi mutakhir dan otonomi profesi dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien.

c) Bagi penyandang dana:

Mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi efisiensi pemakai sumber dana, kewajaran
pembiayaan dan kemampuan menekan beban biaya penyandang dana.

3) 14 prinsip Deming :

a) Peningkatan mutu merupakan tujuan yang secara konsisten hendak dicapai.

b) Menerapkan filosofi mutu.

c) Mengurangi ketergantungan pada pengawasan.

d) Hentikan pendapat bahwa “ harga membawa nama”.

e) Peningkatan yang berkesinambungan sistem pelayanan dan produksi.

f) Pendidikan dan pelatihan karyawan.

g) Kepemimpinan yang mempunyai komitmen terhadap mutu.

h) Menghilangkan rasa takut dalam iklim kerja.

i) Menghilangkan barier antar unit kerja.

j) Membatasi slogan.

k) Mengurangi penekanan pada angka pencapaian target.

l) Menghilangkan hambatan terhadap kepuasan kerja.


m) Merencanakan dan melaksanakan program diklat yang membangun.

n) Melaksanakan proses perubahan.

c. Standar Pelayanan Kesehatan

Standar adalah spesifikasi dari fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu sarana
pelayanan kesehatan agar pemakai jasa pelayanan kesehatan dapat memperoleh keuntungan yang
maksimal dari pelayanan kesehatan yang diselenggarakan (Saifuddin, 2006).

Standar dalam pelayanan kesehatan banyak macamnya. Untuk dapat memahami macam
standar tersebut, perlulah terlebih dahulu diketahui unsur-unsur yang terdapat dalam pelayanan
kesehatan. Standar dalam pelayanan kesehatan dapat dibedakan pula atas 4 macam
(Saifuddin, 2006). Ke empat standar unsur-unsur tersebut adalah :

1) Standar masukan (standard of input)

Adalah yang menunjuk pada persyaratan minimal unsur masukan.

Standar masukan ini dibedakan atas 3 macam :

a) Standar tenaga (standard of man power).

Di sini ditetapkanlah persyaratan minimal tenaga kerja yang harus tersedia yakni yang
menyangkut jumlah, jenis, dan kualifikasi.

b) Standar sarana (standard of facilities)

Di sini ditetapkan persyaratan minimal sarana yang harus bersedia yakni yang menyangkut
jumlah, jenis dan spesifikasi.

c) Standar dana

Di sini ditetapkan persyaratan minimal dana yang harus bersedia, yakni yang menyangkut,
alokasi, serta pengelolaan.

2) Standar proses (standard of process)

Yang menunjuk pada persyaratan minimal unsur proses, yang dikenal dengan nama standard of
conduct dibedakan atas dua macam :

a) Standar tindakan medis (standard of medical procedure)


Ke dalam standar tindakan medis termasuk persyaratanminimal tata cara anamnesa, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan sepanjang, diagnosis terapi, dan pelayanan tindak lanjut.

b) Standar tindakan non medis (standard non medical procedure)

Ke dalam standar tindakan non medis termasuk persyaratan minimal tata cara pendaftaran,
konseling, penyuluhan, dan pengaturan pelayanan rujukan.

3) Standar lingkungan (standard of environment)

Yang menunjuk pada persyaratan minimal unsur lingkungan. Standar lingkungan ini dapat
dibedakan atas 3 macam :

a) Standar kebijakan (standard of policy)

Di sini ditetapkan persyaratan minimal kebijakan yang harus dianut oleh suatu institusi kesehatan
dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan.

b) Standar organisasi (standard of organization)

Di sini ditetapkan persyaratan minimal struktur organisasi yang harus dianut oleh suatu institusi
kesehatan dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan.

c) Standar manajemen (standard of management)

Di sini ditetapkan persyaratan minimal prinsip-prinsip manajemen yang harus dipenuhi oleh
suatu institusi kesehatan dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan.

4) Standar keluaran (standard of output)

Yang menunjuk pada penampilan penyelenggaraan yang diselenggarakan, di kenal dengan


nama standard of performance. Dibedakan atas dua macam :

a) Standar keluaran aspek medis

Kedalam standar ini termasuk antara lain angka kesembuhan, angka efek samping, angka
komplikasi, dan angka kematian.

b) Standar keluaran aspek non medis

Kedalam standar ini termasuk antara lain hubungan dokter pasien, keramahtamahan petugas,
keluhan pasien, dan kepuasan pasien.
Untuk dapat terselenggaranya pelayanan kesehatan yangmemenuhi syarat, keempat
standar ini perlulah dipantau serta dinilai secara sistematis, objektif, dan berkesinambungan.
Apabila ditemukan penyimpangan, perlulah segera diperbaiki, sedemikian rupa sehingga
perlawanan kesehatan yang diselenggarakan dapat dipertanggung jawabkan.

d. Konsep pelayanan ANC

Antenatal care yaitu pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan
ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang
ditemukan (Depkes, 2009). Pengawasan Antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
profesional untuk ibu selama masa kehamilannya yang dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan antenatal yangditetapkan (Saifuddin, 2006)

1) Tujuan ANC

Menurut Saifuddin (2006) tujuan asuhan antenatal adalah :

a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi

b) Meningkatkan dan mempertahankan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.

c) Mengenali sedini mungkin adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun


bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.

f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh
kembang secara normal.

2) Kebijakan

a) Kebijakan program

Antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama kehamilan (WHO) yaitu satu
kali trimester pertama, satu kali trimester kedua, dua kali trimester ketiga (Saifuddin, 2006).

b) Kebijakan teknis
Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu sebabnya
mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilan. Penatalaksanaan ibu hamil
secara keseluruhan meliputi komponen-komponen sebagai berikut (Saifuddin, 2006) :

(1) Mengupayakan kehamilan yang sehat

(2) Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila
diperlukan.

(3) Persiapan persalinan yang bersih dan aman.

(4) Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan bila terjadi komplikasi.

e. Standar pelayanan ANC


Standar pelaksanaan antenatal yang dilakukan pada ibu hamil pada setiap kunjungan
terdapat 6 standar (Depkes RI, 2009):

1) Identifikasi ibu hamil

Melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk
memberikan penyuluhan dan motivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar memeriksakan
kehamilan sejak usia dini dan teratur.

Hasil yang diharapkan :

a) Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan.

b) Ibu, suami dan masyarakat menyadari manfaat pelayanan kehamilan secara dini dan teratur.

c) Meningkatkan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum kehamilan 12 minggu.

2) Pemeriksaan dan pemantauan antenatal

Memberikan sedikitnya empat pelayanan, pemeriksaan meliputi anamnesa dan


pemantauan ibu dan janin secara seksama untuk menilai apakah perkembangannya berlangsung
normal.

Hasil yang diharapkan :

a) Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan.

b) Meningkatkan pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat.


c) Deteksi dini dan penanganan komplikasi kehamilan.

d) Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya kehamilan dan tahu apa
yang harus dilakukan.

e) Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi kegawatdaruratan.

3) Palpasi Abdominal

Melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palapasi untuk


memperkirakan usia kehamilan.

Hasil yang diharapkan :

a) Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik.

b) Diagnosis dini kelainan letak dan merujuknya sesuai kebutuhan.

c) Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain, serta merujuknya sesuai dengan kebutuhan.

4) Pengelolaan Anemia pada Kehamilan

Melakukan pencegahan. Penemuan, penaganan, dan/atau rujukan semua kasus anemia


pada kehamilan sesuai ketentuan yang berlaku.

Hasil yang diharapkan :

a) Ibu dengan anemia berat segera dirujuk.

b) Penurunan jumlah ibu melahirkan dengan anemia.

c) Penurunan jumlah bayi baru lahir dengan anemia.

5) Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenal
tanda serta gejala pre eklamsi.

Hasil yang diharapkan :

a) Ibu hamil dengan tanda preeklampsi mendapat perawatan yang memadai dan tepat waktu.

b) Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat eklampsi.

6) Persiapan persalinan
Memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarga pada trimester III
untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang aman dan bersih direncanakan dengan baik
termasuk transportasi.

Hasil yang diharapkan :

a) Ibu hamil dan masyarakat tergerak untuk merencanakan persalinan yang bersih dan aman.

b) Persalinan direncanakan di tempat yang aman dan memadai.

c) Adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin jika perlu.

d) Rujukan tepat waktu telah dipersiapkan bila diperlukan.

3. Hubungan komunikasi bidan terhadap tingkat kepuasan ibu hamil dalam mendapatkan
pelayanan ANC

Komunikasi kebidanan merupakan faktor pendukung pelayanan kebidanan profesional


yang dilaksanakan oleh bidan, dalam mengekspresikan peran dan fungsinya, salah satu
kompetensi bidan yang harus dimiliki adalah kemampuan berkomunikasi dalam pelayanan
kebidanan. Kemampuan berkomunikasi akan mendasari upaya pemecahan klien, mempermudah
pemberian bantuan kepada klien, baik pelayanan medik maupun pelayanan psikologi yang
diberikan dengan pendekatan konseling (Uripni, 2003).

Ibu hamil disarankan untuk menemui petugas kesehatan bila merasakan tanda-tanda
bahaya atau merasakan khawatir (Saifuddin,2008). Jika ibu mempercayai bidan, maka
kemungkinan besar ia akan kembali lagi ke bidan yang sama untuk persalinan dan kelahiran
bayinya. Apabila diperlukan, komunikasi hanya berlangsung diantara pasien penolong saja.
Keterbukaan, rasa aman, dan jaminan kerahasiaan informasi hanya mungkin dilaksanakan pada
suasana yang bersifat pribadi atau adanya privasi bagi pasien.

Kepuasan sangat bersifat subjektif, sehingga sulit sekali untuk mengukurnya. Namun,
walaupun demikian, tentu saja kita harus tetap berupaya memberikan perhatian kepada
pelanggan (customer care) dengan segala daya, sehingga paling tidak kita dapat memberikan
pelayanan yang terbaik, yang dimulai dari upaya menstandarkan kualitas sampai dengan
pelaksanaannya. Pada saat berhubungan dengan pelanggan dengan standar yang diperkirakan
dapat menimbulkan kepuasan yang paling optimal bagi pelanggan (Barata, 2003).
Untuk meningkatkan kepuasan pada ibu hamil maka perlu dilakukan komunikasi yang
efektif antara pasien-petugas kesehatan. Sehingga peran bidan dalam memberikan pelayanan
bukan hanya dari kemampuan medis saja melainkan komunikasi juga sangat berpengaruh
(Saifuddin, 2008).

A. Kerangka Teori
Proses Komunikasi:
Komunikator (sender)
Pesan (message)
Media (channel)
Penerima (receiver)
Tanggapan (response)
Lingkungan
Aspek-aspek Kepuasan:
Aspek kognitif
Aspek afektif
Aspek perilaku

Bagan 1: Kerangka teori Penelitian

B. Kerangka Konsep
Komunikasi bidan dalam Antenatal Care
Tingkat Kepuasan

Bagan 2: Kerangka konsep penelitian


C. Hipotesa
Ho: Tidak ada hubungan antara komunikasi bidan dengan tingkat kepuasan ibu hamil
dalam Antenatal Care.

Ha: Ada hubungan antara komunikasi bidan dengan tingkat kepuasan ibu hamil
dalam Antenatal Care.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif korelatif, yaitu penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama mendeskripsikan atau memaparkan komunikasi bidan
dengan tingkat kepuasan ibu hamil dalam Antenatal Care di Bidan Praktek Swasta Wilayah
Kerja Puskesmas Lingkar Barat Bengkulu. Penelitian ini dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan atau analisa data, membuat
kesimpulan dan laporan. Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan jenis
penelitian deskriptif korelatif melalui pendekatan “Cross Sectional” dengan metode yaitu
penelitian survei. Menurut Notoatmodjo (2010) PendekatanCross Sectional adalah
pengambilan data pada suatu waktu tertentu, dimana data tersebut dapat menggambarkan
pada waktu tersebut.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bidan Praktek Swasta Wilayah Kerja Puskesmas Lingkar
Barat Kota Bengkulu pada Bulan Agustus Tahun 2012.

35
C. Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek ruang yang akan diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini semua ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya sampai bulan Agustus 2012 diBidan Praktek Swasta Wilayah Kerja
Puskesmas Lingkar Barat Bengkulu sejumlah 40 ibu hamil.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan sampling tertentu untuk bisa
memenuhi atau mewakili populasi (Notoatmodjo, 2010) :

Sampel dalam penelitian ini adalah semua responden yang sesuai kriteria inklusi yang
ditetapkan. Besar sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah 36 ibu hamil.

Kriteria sampel :

Kriteria Inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi
yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010).

Yang menjadi kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Ibu hamil yang telah memeriksakan kehamilannya minimal dua kali di Bidan Praktek
Swasta Wilayah Kerja Puskesmas Lingkar Barat Bengkulu.

2) Ibu hamil yang bersedia menjadi responden.


3. Teknik sampling
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakanpurposive sampling yang
berarti sampel diambil dari responden yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan
(Notoatmodjo, 2010).

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan dua variabel, yaitu :

1. Variabel Independent

Suatu variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependent, dapat
dikatakan sebagai variabel yang mempengaruhi (Setiawan, 2010). Variabel independent dalam
penelitian ini adalah komunikasi bidan dalam memberikan pelayanan Antenatal Care.
2. Variabel Dependent

Adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent (Setiawan, 2010). Variabel
dependent dalam penelitian ini adalah tingkat kepuasan ibu hamil dalam Antenatal Care.

E. Definisi Operasional

1. Komunikasi Bidan

Komunikasi bidan adalah suatu proses penyampaian informasi oleh bidan kepada pasien
baik secara verbal yaitu dengan menggunakan bahasa maupun secara nonverbal yaitu tidak
menggunakan bahasa melainkan bahasa tubuh seperti sentuhan, kontak mata dan lainnya.
Pengukuran komunikasi bidan di ukur dengan berbagai item pertanyaan dalam kuesioner yang
dinyatakan dengan membandingkan antara hasil yang diperoleh dengan harapan yang
diinginkan.

lat ukur : Kuesioner

kala : Ordinal

asil ukur : Nilai 2, bila jawaban Ya

Nilai 1, bila jawaban Tidak

edangkan kategori pelaksanan komunikasi bidan dibagi menjadi 3 (tiga) :

aik : bila skor total ≥ 16

ukup : bila skor total 11-15

urang : bila skor total ≤ 10

2. Tingkat Kepuasan

Pelayanan kesehatan yang bermutu sehingga penerima pelayanan kesehatan puas


terhadap pelayanan yang diterima dengan penyelenggaran yang sesuai dengan kode etik dan
standar yang ditetapkan. Pengukuran kepuasan komunikasi diukur dengan berbagai item
pertanyaan dalam kuesioner.

lat ukur : Kuesioner

kala : Ordinal
asil ukur : Nilai 2, bila jawaban Ya

Nilai 1, bila jawaban Tidak

Kategori tingkat kepuasan dibagi 3 (tiga) :

uas : bila total skor ≥ 16

ukup Puas : bila total skor 11-15

urang Puas : bila total skor ≤ 10

F. Metode Pengumpulan Data


1. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah :
a. Data primer yang diperoleh secara langsung dari responden dengan mengisi
kuesioner.
b. Data sekunder yang diperoleh dari register ibu hamil di Bidan Praktek
Swasta Wilayah Kerja Puskesmas Lingkar Barat Bengkulu.
2. Metode pengumpulan data
Cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan alat
ukur berupa kuesioner yang berisi 20 item pertanyaan kepada responden. Responden tinggal
memberikan tanda tertentu pada pertanyaan yang disediakan. Selama pengisian kuesioner,
peneliti berada tidak jauh dari responden agar dapat memberikan petunjuk pengisian bila ada hal
yang tidak atau kurang dimengerti. Apabila kondisi tidak memungkinkan, data diambil dengan
wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner yang sama, dimana jawabannya dipilih
responden dituliskan pada lembar kuesioner oleh pewawancara.

G. Instrumen atau Alat Penelitian

Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode. Alat dalam
penelitian ini adalah kuesioner, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia
ketahui (Arikunto, 2007). Ditinjau cara responden menjawab kuesioner, penelitian ini
menggunakan pertanyaan tertutup dimana pertanyaan dirumuskan sedemikian rupa sehingga
kemungkinan jawaban yang diberikan responden sangat terbatas. Kuesioner ini diadopsi dari
kuesioner penelitian sebelumnya Pratiwi (2010) dan telah diuji menggunakan uji validitas
dengan analisa butir adalah skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan
skor total, selanjutnya dihitung dengan rumus product moment. Jika R ≥ r tabel maka dikatakan
butir soal itu valid. Setelah diperoleh harga R, kemudian hasilnya dikonstitusikan dengan harga
r product moment. Item yang dinyatakan valid adalah item dengan hasil lebih dari r tabel pada
tingkat kepercayaan 95%, yaitu lebih dari 0,444. Hasil uji reliabilitas menunjukkan reliabilitas
instrumen dengan rumus cronbach alpha, bila dikonstitusikan dengan R product moment. Jika R
≥ r tabel maka dikatakan butir soal itu valid. Item yang dinyatakan reliabel adalah item dengan
hasil lebih dari r tabel pada tingkat kepercayaan 95%, yaitu lebih dari 0,444.

Tabel 1. Kisi-kisi kuesioner


No Variabel Indikator Nomor Jumlah
Penelitian pertanyaan

1. Komunikasi - Pengertian Komunikasi 3, 4, 5, 9, 10 5


Bidan
- Proses komunikasi 7, 8 2
- Jenis komunikasi 1,2 2
- Faktor yang 6 1
mempengaruhi komunikasi
Total pertanyaan 10
2. Tingkat - Kepuasan pelayanan 11, 12, 13, 5
kepuasan ANC 14, 16,
5
- Mutu pelayanan 15, 17, 18,
kesehatan 19, 20
Total pertanyaan 10

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Metode pengolahan data


Setelah pengisian kuesioner selesai, kuesioner ditarik kembali untuk dilakukan pengolahan data
sebagai berikut (Narbuko. dkk, 2005).

a. Editing

Yaitu memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para responden untuk mengurangi
kesalahan atau kekurangan yang ada dalam daftar pertanyaan yang sudah diselesaikan.

Pemeriksaan ini dilakukan terhadap :

1) Kelengkapan jawaban.
2) Keterbacaan tulisan.

3) Kejelasan makna jawaban.

4) Kesesuaian jawaban.

5) Relevansi jawaban.

b. Coding

Setelah data terkumpul dan selesai di edit di lapangan, tahap berikutnya yaitu mengkode data,
yaitu mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden ke dalam kategori-kategori
dengan memberi tanda / kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban.

Langkah dalam melakukan coding yaitu :

1) Menentukan kategori yang akan digunakan.

2) Mengalokasikan jawaban-jawaban responden pada kategori-kategori tersebut.

c. Tabulating

Tabulating dilakukan dengan memasukkan data yang telah diberi kode ke dalam tabel yang
tersedia.

d. Entry

Memasukan data yang sudah di lakukan editing dan coding tersebut kedalam Komputer yaitu
untuk memastikan apakah semua data sudah siap di analisis

e. Cleaning

Untuk memastikan apakah semua data sudah siap dianalisis.

2. Analisis Data

Hasil data yang diolah disajikan secara Deskriptif.

Untuk semua variabel akan ditampilkan distribusi frekuensi yang diperoleh dari analisa data
univariat.

a. Analisis univariat
Untuk menggambarkan distribusi frekuensi dari variabel-variabel yang di teliti,
baik variabel independent maupun variabledependent. Langkah - langkah yang dilakukan dalam
analisa univariat adalah sebagai berikut :

1) Mengukur jumlah skor masing-masing responden.

2) Jumlah skor masing-masing responden dikategorikan sesuai dengan ketentuan yang sudah di
tuliskan pada definisi operasional.

3) Menghitung presentase kategori komunikasi bidan dan tingkat kepuasan ibu hamil.

b. Analisis Bivariat

Untuk menguji hipotesis antara variabel independent dengan variabel dependent atau
melihat ada atau tidak nya hubungan antara kedua variabel yaitu komunikasi bidan dan tingkat
kepuasan ibu hamil.diolah dengan komputer menggunakan program
SPSS dengantekhnik analisis statistic.
Bila chi square hitung lebih kecil dari tabel chi square maka Ha diterima, dan apabila chi
square hitung lebih besar dari chi square stabel maka Ha ditolak (Alimul, 2007).
DAFTAR JUDUL PROPOSAL MAHASISWA D-III KEBIDANAN TA 2013/2014
LPPM

Penilaian Pengguna: / 39
Nilai
Jelek Bagus

NO NAMA NIM JUDUL

Perbandingan berat badan bayi usia 0-6� yang


1 Frenny Fransiska 111012115401038 diberi ASI eksklusif dengan bayi yang diberi
susu formula

Errini Chintara
2 111012115401031 Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI
Permata

Hubungan Pengetahuan ibu balita tentang


3 Novie Andriani 111012115401078 Vitamin A dengan kejadian kekurangan vitamin
A (KVA)

Hubungan pengatahuan dan perilaku remaja


4 Novria Susanti 111012115401080 dalam menjaga kebersihan genitalia eksterna
dengan kejadian keputihan

Hubungan pengetahuan orang tua� tentang


5 Mela Etika 111012115401064 pemberian makan kepada anak dengan kejadian
obesitas pada balita

6 Dwi Ratih Chyntia. P 111012115401026 Gambaran pengetahuan wanita usia subur


(WUS) pra-nikah tentang manfaat imunisasi TT
sebelum menikah (catin)

Hubungan tingkat konsumsi tablet Fe pada ibu


7 Helga Rahmawati 111012115401045
hamil dengan kadar Hb nya

Gambaran pelaksanaan cuci tangan efektif oleh


8 Oktavia Novalina 111012115401088
bidan di

Gambaran efeksamping yang timbul dari


9 Rahmiyati 111012115401093
pemakaian IUD pada akseptor KB IUD

Hubungan penggunaan rokok terhadap kejadian


10 Riza Yusmaini 111012115401106
hipertensi

NO NAMA NIM JUDUL

Gambaran penatalaksanaan yang dilakukan


1 Sri wahyuni 111012115401115
remaja putri dalam mengatasi keputihan

Hubungan tekhnik menyusui dengan produksi


2 Renawati 111012115401098
ASI pada ibu postpartum primipara

Hubungan pola makan dengan kejadian anemi


3 Rosi Febrianti 111012115401107
pada ibu hamil

Gambaran karakteristik ibu yang meahirkan bayi


4 Trisa Martikova 111012115401124
BBLR

huubngan tingkat nyeri menstruasi dengan


5 Viki Amelda 111012115401126
pemakaian obat analgetik

Efektifitas perawatan tali pusat menggunakan


kassa steril yang diberi alkohol dibandingkan
6 Yulia Citra 111012115401143 dengan perawatan tali pusat terbuka terhadap
lama waktu pelepasan tali pusat pada bayi baru
lahir

Gambaran pengetahuan remaja tentang


7 Sui Desi 111012115401120
HIV/AIDS

Gambaran efeksamping yang timbul pada ibu


8 Sulis Setiawati 111012115401119
akseptor KB implant

9 Lili Pratama Putri 111012115401057 Hubungan pengetahuan ibu tentang gizi untuk
anak autis dengan pemilihan bahan makanan
untuk anak autis

hubungan paritas pada ibu hamil dengan


10 Rahmi Mulyani Putri 111012115401092
kejadian anemia

Hubungan pengetahuan ibu primipara tentang


11 Nova Andriani 111012115401074 tekhnik menyusui dengan keberhasilan
pemberian ASI eksklusif

Gambaran tingkat kepuasan ibu hamil terhadap


12 Herlina 111012115401047
pelayan intranatal care di

Hubungan tingkat kepuasan pasien immobilitas


13 Aniati Karmela 111012115401010
tentang plaksanaan personal hygiene oleh bidan

Hubungan pengetahuan dan sikap remaja putri


14 Arjun Melantika 111012115401013
terhadap pelecehan seksual pada tingkat remaja

Hubungan pengetahuan ibu hamil pripigravida


15 Agustin YD 111012115401002 tentang pemeriksaan Hb dengan pelaksanaan
pemeriksaan Hb

Gambaran pengetahuan orang tua tentang


Angelia Rovina
16 111012115401006 kesiapan anak usia batita dalam melakukan tiolet
Septya
training

NO NAMA NIM JUDUL

hubungan pengetahuan ibu hamil tentang


1 Suci Mutia 111012115401117 imunisasi TT dan sikap ibu terhadap imunisasi
TT

hubungan kadar HB ibu hamil dengan berat


2 Wery Novilia 111012115401130
badan lahir bayi

hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang


3 Yusy Savilawati 111012115401145
tumbuh kembang bayi usia 0-1 tahun

gambaran pengetahuan dan dukungan suami


4 Ririn Yulianti 111012115401105
dalam pemberian ASI eksklusif

Hubungan aktifitas ibu menyusui dengan


5 Sherly 111012115401111
pengeluaran ASI
gambaran pengetahuan orang tua� tentang
6 Hadisya Fitri 111012115401042
pernikahan dini terhadap pola asuh anak

Hubungan partus lama dan ketuban pecah dini


7 Awlyatul Hafidzah 111012115401014 dengan kejadian asfiksia neonaturum pada bayi
baru lahir

faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya


8 Dewi Fortuna 111012115401020
gejala osteorosis pada ibu menopouse

faktor-faktor yang menyebabkan persalinan


9 Aliza Justi Sumanta 111012115401004
preterm

hubungan pendidikan seks dalam keluarga


10 Mira Karmila Sari 111012115401068
dengan perilaku seksula remaja

Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang


11 Gusyanita 111012115401041
hipertensi dalam kehamilan

gambaran tingkat pengetahuan siswi tentang


12 Dira yati Sisriani 111012115401025
sindrom pre-menstual

NO NAMA NIM JUDUL

faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya


1 Elsa Yena Sandria 111012115401030
baby blues pada ibu postpartum

Erryni Chintara
2 111012115401020 gambaran sikap masyarakat terhadap BPJS
Permata

hubungan kejadian anemia pada ibu bersalin


3 Nova Andriani 111012115401074
dengan lamanya persalinan

hubungan pengetahuan remaja awal (11-13


4 Detalia Isnaini 111012115401018 tahun) tentang perubahan fisik pada masa remaja
dengan sikap remaja dalam menghadapinya

faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya


5 Hafizah Yusti 111012115401043
bendungan ASI pada ibu postpartum

hubungan variasi makanan dengan nafsu makan


6 Herlin 111012115401046
pada balita

hubungan pengetahuan ibu usia 30-60 tahun


7 Weti Oktavia
tentang paps mear dengan pelaksanaan nya
Gambaran pelaksanaan pemeberian ASI pada
8 Sri Wahyuni 111012115401116
ibu-ibu bekerja

Faktor-faktor yang menyebabkan keengganan


9 Weti Oktavia 111012115401010
wanita PUS untuk menjadi akseptor KB

Faktor-faktor penyebab rendahnya cakupan


10 Sherli 111012115401111
kunjungan balita ke posyandu

NO NAMA NIM JUDUL

Pengaruh penggunaan KB suntik DMPA


1 Novia Lanjela
terhadap kejadian disfungsi seksual

Hubungan pengetahuan tentang partogran dengan


2 Titik Mandasari 111012115401123
penggunaan partograf pada kala I persalinan

Hubungan pemberian ASI segera setelah


3 Rini Andriani 111012115401103
persalinan dengan kejadian ikterus pada BBL

Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang asam


4 Tati Aftika 111012115401121 folat dengan prilaku ibu dalam mengkonsumsi
asam folat selama kehamilan

Hubungan riwayat kehamilan ektopik terhadap


5 Vivi Oktaviani 111012115401127 kejadian kehamilan ektopik berulang pada ibu
hamil

Faktor-faktor yang mempengaruhi keengganan


6 Maulidna Sari 111012115401062
ibu untuk tidak menimbang balita di posyandu

Gambaran pengetahuan remaja tentang


7 Hariyati 111012115401044
oligomenorhea

Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang


8 Lesi Surni Yulia 111012115401056
pentingnya scrining hipotiroid congenital (SHK)

Anggie Fauziatul Gambaran karakteristik neonatus uang


9 111012115401007
Husna mengalami ikterus

Dhea Metrisya Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya


10 111012115401022
Gianti hiperemesis gravidarum pada kehamilan

Gambaran pengetahuan ibu hamil trimester III


11 Mira Agustina 111012115401067
tentang hybnobirthing
Gambaran pengetahuan ibu nifas tentang
12 Lana Bestari 111012115401054
kebutuhan nutrisi pada masa nifas

Hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil


13 Ratmi Wanti 111012115401095 tentang cara mengatasi mual muntah pada
kehamilan trimester I

Gambaran pengetahuan ibu tentang keputihan


14 Nisrina Wahyuni 111012115401072
abnormal dengan penanganan yang dilakukan

Hubungan komunikasi bidan dalam pelyanan


15 Frenny Fransiska 111012115401038
ANC dengan tingkat kepuasan ibu hamil

Hubungan pengetahuan ibu tentang pijat bayi


16 Resti Iman suryani 111012115401099
dengan pelaksanaan pijat bayi di rumah

Hubungan pengetahuan primigravida tentang


17 Putri Asih Rizki 111012115401091 perawatan payudara saat hamil dengan
pelaksanaannya

Gambran pelaksanaan asuhan sayang ibu oleh


18 Tati Aftika 111012115401121
bidan di BPM

Hubungan BBLR berdasarkan usia kehamilan


19 Nurandika 111012115401084
dengan kejadian hiperbilirubinemia

Hubungan aktivitas ibu dengan kejadian preterm


20 Wiwi Muthia Sari 111012115401136
kontraksi

Faktor-fakotr yang berperan dalam persalinan


21 Ika Ramadhani 111012115401050
presipitatus

Hubunan status imunisasi BCG dan DPT


22 Aisha Mitasrana 111012115401003 terhadap kejadian ISPA pada bayi usia 6-12
bulan

Hubungan pengetahuan bidan tentang demam


23 Rahmi Yati 111012115401093
dengan sikap ibu dalam penanganan demam

Tirtha Genny Gambaran pengetahuan ibu hamil multigravida


24 111012115401122
Sasmita tentang pencegahan sibling rivalry

Gambaran pengetahuan ibu hamil trimester II


25 Viki Amelda 111012115401126 tentang pengaruh efek obat anagetik terhadap
kehamilan

26 Rika Sefnita Mursi 11101211540102 Gambaran pelaksanaan perawatan mandiri (self


care) pada ibu nifas fisiologi 1-3 hari

Hubungan status gizi dengan usia menarche pada


27 Gusti Eria Lestari 111012115401039
siswi SMPN�

NO NAMA NIM JUDUL

EFEKTIFITAS PENYULUHAN PHBS DI


1 EKA MAULIZA 111012115401028
RUMAH TANGGA

PERBEDAAN PREVALENSI DAMPAK


ASI EKSKLUSIF DAN TIDAK
2 DETIS AFTARIDA
EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN
DIARE

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU


DESRINA
3 111012115401017 YANG MEMPUNYAI ANAK BALITA
WAHYUNI
TENTANG PEMBERIAN ANTIBIOTIK

FAKTOR-FAKTOR YANG
4 RICA RAHAYU 111012115401101 MEMPENGARUHI RENDAHNYA
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU


5 NOVRIA SUSANTI 111012115401080 PASANGAN USIA SUBUR (PUS)
TENTANG METODE KB ALAMIAH

PENGARUH PEMBERIAN ANASTESI


MIRA KARMILA DALAM PENJAHITAN LASERASI
6 111012115401068
SARI JALAN LAHIR DENGAN LAMA
PENYEMBUHAN LUKA

PENGARUH PRE=EKLAMSI TERNADAP


YENITA SEPTA
7 111012115401130 EKEJADIAN ASFIKSIA
VIANA
NENOMATURUM

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN


DAN KETERAMPILAN KADER DENGAN
8 MAITIA RAHMI 111012115401060
KETELITIAN DALAM MENILAI STATUS
GIZI BALITA DI POSYANDU

9 RATIH 111012115401094 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU


HAMIL DENGAN KEHAMILAN RESIKO
HANDAYANI TINGGI

HUBUNGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI


WIKE PUTRI
10 1110121154011130 DENGAN KEJADIAN OBSTIPASI PADA
ALDILA
BAYI 0-6 BULAN

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT


KURETASE DENGAN KEJADIAN
11 DIAN HARISSA 111012115401024
RETENSIO PLASENTA PADA IBU
BERSALIN

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB SUAMI


MEMILIH ALAT KONTRASEPSI
12 WELI RIENDRA
VASEKTOMI DAN TIDAK MEMILIH
KONTRASEPSI VASEKTOMI

HUBUNGAN ANTARA KESEHATAN


13 ANITA NUSANTRI REPRODUKSI REMAJA PUTRI DENGAN
KEJADIAN PREMENSTRUAL SYNDROM

EFEKTIFIVITAS PENDIDIKAN
KESEHATAN DENGAN PERAGAAN
ALAT KONTRASEPSI DAN LEAFLATE
14 EKA FITRI YANTI 111012115401027
TERHADAP PERILAKU IBU DALAM
PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA
IBU BARU MELAHIRKAN

Hubungan Umur dan Paritas Ibu dengan


15 Nur'aini 111012115401083
Kejadian Partus Lama

Gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas


16 Wahyul Armelia 111012115401128 pripara tentang perawatan payudara
postpartum

hubungan tingkat pendapatan keluarga


17 Darma Evinita 111012115401015 dengan minat ibu dalam pemberian ASI
eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan

Hubungan induksi oksitosin� dan paritas


18 Riza Yusmaini 111012115401106 dengan kejadian atonia uteri pada ibu bersalin
yang mengalami perdarahan postpartum

Hubungan Pengetahuan ibu tentang diare


19 Resda Yanti 111012115401097
dengan penatalaksanaan diare pada balita
hubungan tingkat pendidikan dan
pengetahuan ibu tentang kolostrum dengan
20 Wiwit Oktaviani 111012115401137
sikap ibu dalam pemberian kolostrum pada
bayi baru lahir

Hubungan jarak kelahiran dengan kejadian


21 Marianti 111012115401061
ruptur perenium pada persalinan normal

Faktor-faktor penyebab keengganan ibu


22 Iis Viviona 111012115401049
hamil untuk mengkonsumsi tablet Fe

Hubungan taksiran berat badan janin terhadap


23 Ice Trisna Andori 111012115401048
lama persalinan kala II

Hubungan usia menopouse dengan


24 Delvia Safitri 111012115401016 pemakaian kontrasepsi yang mengandung
hormon estrogen

Hubungan pengetahuan remaja putri tentang


25 Trisna Diawati 111012115401125 gangguan menstruasi dengan
penatalaksanaannya

Hubungan pola makan dengan status gizi


26 Silvia Herman 111012115401114
anak usia sekolah 7-9 tahun

Gambaran pengetahuan dan sikap remaja


27 Mona Dita 111012115401096
putri tentang penangan disminore

Karakteristik ibu yang melahirkan bayi


28 Miagustini 111012115401066
prematur

Gambaran pengetahuan ibu tentang informed


29 Fardiani Zikra 111012115401033
consent

Hubungan pengetahuan ibu primipara tentang


30 Noviza Rahmathia 111012115401079 tekhnik menyusui yang benar dengan
kejadian lecet putting susu

Gambaran pengetahuan WUS dengan


31 Yuli Yanah Sanjaya 111012115401141 grandemultipara tentang kontrasepsi
tubektomi

Hubungan pengetahuan ibu primipara tentang


32 Lisa Haminarti 111012115401058 frekuensi pemberian ASI dengan kejadian
ikterik pada BBL
Gambaran pengetahuan remaja putri tentang
33 Ani Mukhtar 111012115401009
konsumsi tablet Fe saat menstruasi

Hubungan Pengetahuan WUS tentang


34 Luri Eka Putri 111012115401059 implant dengan penggunaan kontrasepsi
implant

Pengaruh pemberian anastesi dalam


35 Mira Karmila Sari 111012115401068 penjahitan laserasi jalan lahir dengan lama
penyembuhan luka perenium

Perbandingan antara ibu postartum yang


melakukan senam nifas dan yang tidak
36 Harliyati 111012115401044
melakukan senam nifas terhadap pemulihan
fisik ibu

Hubungan paritas dengan kejadian kehamilan


37 Wiza Riasni 111012115401138
serotinus

Gambaran tingkat pengetahuan wanita


38 Eka Fitri Yanti 111012115401027
premenopouse tentang osteoporosis

Faktor-faktor yang berhubungan dengan


39 Kismawati 111012115401052
kejadian retensio plasenta pada ibu bersalin

Gambaran pengetahuan remaja puteri dengan


40 Wiriasih Oktaviani 111012115401134
kejadian keputihan fisilogis dan patologis

Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang


Sihol anugerah
41 111012115401134 perdarahan pospartum terhadap sikap ibu
Simbolon
hamil dalam mengkonsumsi� tablet Fe

NO NAMA NIM JUDUL

ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN


KONTRASEPSI HORMONAL TERHADAP
1 LEDIA DEVEGA 111012115401055 PERTAMBAHAN BERAT BADAN DAN
GANGGUAN POLA MENSTRUASI PADA
AKSEPTOR KB HORMONAL

GAMBARAN PENATALAKSANAAN
2 MELLA AZHAR 111012115401063 PERAWATAN TALIP USAT PADA IBU
PRIPARA
FIOLETA EFEKTIFITAS PEMASANGAN IUD
3 111012115401036
SUCIANI TERHADAP PASIEN PROGRAM JAMPERSAL

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU PRIMI-


SERLI DEFITA
4 11101211540110 GRAVIDA DENGAN PERUBAHAN
SUSANTI
FISIOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG


5 WIDIA PUTRI 111012115401132 MEMILIKI BAYI TENTANG MENU
MAKANAN SEIMBANG

HUBUNGAN MOBILISAI DINI PADA


POSTPARTUM TERHADAP PERCEPATAN
6 FITRIA WATI 111012115401037
PENYEMBUHAN LUKA DAN PEMULIHAN
KONDISI IBU

NOVICA HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS


7 111012115401077
CANDRA DENGAN KUNJUNGAN MASA NIFAS

HUBUNGAN UMUR IBU DAN PARITAS


8 YOSA FEBRIANI 111012115401140
DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WUS


9 MELDAWATI 111012115401065
DENGAN PERILAKU SADARI

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL


10 DELVIA SAFITRI 111012115401016 PADA PRIMIGRAVIDA DENGAN LAMANYA
KALA I PADA SAAT BERSALIN

PERBEDAAN PENGARUH TEKHNIK


PUTRI ASIH
11 111012115401091 KOMPRES HANGAT DAN MASASE
RIZKI
TERHADAP NYERI PERSALINAN

TIRTHA GENY HUBUNGAN PARITAS DAN GEMILI


12 111012115401122
SASMITA DENGAN KEJADIAN PRE-EKLAMSI

NO NAMA NIM JUDUL

Hubungan keterpaparan remaja dengan media


1 Iis Viviona 111012115401049
elektronik dengan usia pubertas pada remaja

Hubungan pengetahuan ibu tentang terapi pada


2 Rahmi Yati 111012115401093
anak autis dengan pelaksanaannya
Gambaran pengetahuan ibu hamil primigravida
3 Nisrina Wahyuni 111012115401072
tentang anemia

Gambaran pengetahuan remaja putri tentang


4 Nova Ridawati 111012115401075 resiko perkawinan dini terhadap kehamilan dan
proses persalinan

Hubungan jarak kelahiran dengan status gizi


5 Peri Rahmi 111012115401089
balita

Hubungan komunikasi bidan dalam pelayanan


6 Fatmawati 111012115401034
KB dengan tingkat kepuasan pasien pasutri

150 JUDUL KARYA TULIS ILMIAH UNTUK JURUSAN KEBIDANAN

MULKI MULUC 2:23 AM


Khusus buat para bidan sedunia,terutama bidan indonesia,Pilihlah Judul KTI dibawah ini yang
menurut anda paling cocok untuk dijadikan sebagai judul KTI anda....semoga bermanfaat untuk
para bidan-bidan se-indonesia maupun se-dunia...hehehehe.....good luck.....SILAHKAN AMBIL
DATA ASLINYA DI TULISAN YANG BERWARNAH BIRU
1. HUBUNGAN MOBILISASI DINI POST SECTIO CAESARIA (SC) DENGAN
PROSES PENYEMBUHAN LUKA OPERASI DI RUANG KEBIDANAN ... TAHUN
2007 AMBIL dI SINI
2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR GANTI CARA DARI
SUNTIK KE PIL DI BPS ... TAHUN 2007 AMBIL DISINI
3. FAKTOR PENYEBAB PERDARAHAN POST PARTUM DI RUANG ... TAHUN
2006 AMBIL DISINI
4. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTIK DI BPS ...
TAHUN 2007 AMBIL DISNI
5. GAMBARAN PENANGANAN TERHADAP REMAJA PUTRI KORBAN PERKOSAAN
DI UNIT PELAYANAN TERPADU-PEREMPUAN KORBAN TINDAK KEKERASAN
(UPT-PKTK) ... TAHUN 2007 ::::::::
6. PENATALAKSANAAN KALA III DAN KALA IV OLEH BIDAN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS ... TAHUN 2007d;;;;;;;;
7. PENATALAKSANAAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG ... TAHUN 2007 d;;;;;;;;;;;
8. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL MENOLAK DALAM
BERHUBUNGAN 5EKX DI ... TAHUN 2007 d;;;;;;;;;;;
9. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN VITAMIN A
PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS ... TAHUN 2007 d;;;;;;;;;;
10. HUBUNGAN PENGETAHUAN AKSEPTOR IUD DENGAN KECEMASAN
AKSEPTOR IUD DI BPS WILAYAH KERJA PUSKESMAS ... TAHUN 2007 d;;;;;;;;
11. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA DIARE PADA BALITA DI RUMAH
SAKIT ... TAHUN 2007d;;;;;;;;
12. GAMBARAN PENGETAHUAN CALON AKSEPTOR KB MENGENAI KBA METODE
OVULASI BILLING DI RUMAH SAKIT PANTI ... TAHUN 2007 d;;;;;;;;
13. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA
IBU POST PARTUM 6 HARI DI DESA ... WILAYAH KERJA PUSKESMAS ... TAHUN
2007 d;;;;;;;;;;;
14. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB BELUM TERCAPAINYA CAKUPAN K4 DI DESA ...
WILAYAH KERJA PUSKESMAS ... TAHUN 2006 d;;;;;;;;;
15. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI
DESA ... KECAMATAN ... TAHUN 2007 d;;;;;;;;;;;;
16. GAMBARAN PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG IMUNISASI DPT DI
PUSKESMAS ... TAHUN 2007d;;;;;;;;;;;
17. HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU TERHADAP PROSES
PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ... TAHUN 2007 d;;;;;;;;;;
18. FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA KELUHAN PREMENOPAUSE PADA IBU
YANG BERKUNJUNG KE RB ... TAHUN 2006 d;;;;;;;;;;
19. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PENGGUNAAN METODE
KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...
TAHUN 2007 d;;;;;;;;;;
20. KARAKTERISTIK IBU DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESARIA DI RUMAH
SAKIT ... TAHUN 2007d;;;;;;;;
21. KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR (WUS) YANG MENGALAMI
KEPUTIHAN DI RB ... TANGGAMUSd;;;;;;;;;;;
22. HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS ... TAHUN 2007 d;;;;;;;;;;;
23. HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN EMESIS GRAVIDARUM
PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI RUMAH SAKIT ... TAHUN 2007AMBIL DISINI
24. GAMBARAN FAKTOR KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ... TAHUN 2008 d;;;;;;;;;;;;
25. HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI
RSUD ... TAHUN 2007download
26. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG MATERI BUKU KIA DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS ... TAHUN 2007 download
27. KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB SUNTIK YANG MENGALAMI KENAIKAN
BERAT BADAN DI BPS ... TAHUN 2007 download
28. PENGETAHUAN DAN SIKAP PASANGAN USIA SUBUR TENTANG
PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI DESA ... TAHUN 2008 download
29. GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP STANDAR
PELAYANAN ANTENATAL OLEH BIDAN DI PUSKESMAS ... TAHUN
2007 download
30. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT MENULAR 5EKXUAL
(PMS) DI DESA ...TAHUN 2008. download
31. GAMBARAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE DI BPS WILAYAH KERJA
PUSKESMAS ...TAHUN 2008download
32. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MP-ASI
TERLALU DINI DI DESA ...TAHUN 2007. download
33. GAMBARAN PENERAPAN KONSELING KB TERHADAP PEMAKAIAN
KONTRASEPSI IMPLANT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...TAHUN
2007 download
34. KARAKTERISTIK IBU DENGAN ABORTUS DI RSUD ... TAHUN 2007 download
35. KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB IUD TERHADAP PENGGUNAAN AKDR/IUD DI
PUSKESMAS ...TAHUN 2007download
36. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU 5EKXUAL PADA
IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ... TAHUN 2008 download
37. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM
PADA IBU NIFAS HARI PERTAMA DI BPS ...TAHUN 2007 download
38. GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK
PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DI LINGKUNGAN ...
TAHUN 2008 download
39. GAMBARAN PENERAPAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (KALA I ) DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) ...TAHUN 2008 download
40. KARAKTERISTIK BALITA GIZI KURANG DI KAMPUNG ...TAHUN 2008 download
41. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIDAN MELAKUKAN SUNAT
PEREMPUAN DI TIGA KECAMATAN DI KABUPATEN ...TAHUN 2008 download
42. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA
MASA NIFAS DALAM PEMANFAATAN BUKU KIA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS ...TAHUN 2008 download
43. GAMBARAN LAMA PENGGUNAAN KB SUNTIK TERHADAP SIKLUS
MENSTRUASI PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI DESA ...TAHUN 2008 download
44. ANALISIS PELUANG TERJADINYA PRE EKLAMPSIA BERAT (PEB) PADA
PASIEN HYPERTENSI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) ...TAHUN
2008 download
45. HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS NYERI
PERSALINAN KALA I DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...TAHUN 2008 download
46. KARAKTERISTIK PENDERITA DIARE DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT ...
2008 download
47. HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH
(BBLR) DI RUMAH SAKIT ...TAHUN 2007 download
48. KARAKTERISTIK IBU POST PARTUM YANG MENGALAMI INFEKSI NIFAS DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...TAHUN 2007 download
49. HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG STANDAR ANTENATAL CARE
(ANC) DENGAN PELAKSANAANNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
...TAHUN 2008 download
50. HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG STANDAR ANTENATAL CARE
(ANC) DENGAN PRAKTEK PELAKSANAANNYA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS ...TAHUN 2008 download
51. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN BUDAYA PATRIARKI DENGAN KEJADIAN
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) DI DESA PURWAJAYA
WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...TAHUN 2008 download
52. GAMBARAN PENATALAKSANAAN PRE DAN POST SC OLEH BIDAN DI RUANG
KEBIDANAN RUMAH SAKIT ... TAHUN 2008 download
53. GAMBARAN RENDAHNYA KEIKUTSERTAAN SUAMI MENJADI AKSEPTOR KB
DI ...TAHUN 2008 download
54. GAMBARAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG MANAJEMEN AKTIF KALA III
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...TAHUN 2008 download
55. GAMBARAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG MANAJEMEN AKTIF KALA III
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...TAHUN 2008 download
56. KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUANG
KEBIDANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) ...TAHUN 2008 download
57. GAMBARAN PENATALAKSANAAN PEMBERIAN ASI 30 MENIT SETELAH BAYI
LAHIR OLEH BIDAN RSUD ...TAHUN 2008 download
58. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP KEPUTIHAN DAN
PENANGANANNYA DI DESA ...TAHUN 2008 download
59. KARAKTERISTIK IBU YANG MENYAPIH ANAK PADA USIA SEBELUM 2 TAHUN
DI DESA ... TAHUN 2008download
60. KARAKTERISTIK IBU YANG MENGALAMI MENOPAUSE DI BPS. ... TAHUN
2008. download
61. HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN GANGGUAN
MENSTRUASI PADA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...
TAHUN 2008 download
62. KARAKTERISTIK IBU BAYI USIA 0-7 HARI YANG MENDAPATKAN IMUNISASI
HEPATITIS B DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...TAHUN 2008 download
63. KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAKUKAN ANC DI BPS. ...TAHUN
2008 download
64. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG MASTITIS DI DESA
...TAHUN 2008 download
65. ANALISA PERBEDAAN BERAT BADAN SEBELUM DAN SESUDAH
MENGGUNAKAN KB SUNTIK DI BPS ...TAHUN 2008 AMBIL DISINI
66. GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HIV/AIDS PADA REMAJA
DI SMK NEGERI ... TAHUN 2008 \
67. GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TERHADAP SADARI DI
DESA ...TAHUN 2008
68. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN
PELAYANAN UKS OLEH SISWI SMP KELAS VII SE-KECAMATAN ...TAHUN 2008
69. HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN
GANGGUAN MENTSTRUASI PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS ...
TAHUN 2008
70. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) PADA REMAJA PUTRI DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...TAHUN 2008
71. GAMBARAN PENERAPAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (KALA I ) DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) ... TAHUN 2008
72. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASUPAN PROTEIN DALAM
NUTRISI PADA BALITA DI PUSKESMAS ... TAHUN 2006
73. GAMBARAN PENERAPAN SAFE MOTHERHOOD PADA SAAT ANTENATAL
CARE (ANC) DI PUSKESMAS ...TAHUN 2006
74. GAMBARAN PENATALAKSANAAN STERILISASI ALAT POST PARTUM DI RB. ...
TAHUN 2006
75. GAMBARAN PENATALAKSANAAN MANAJEMEN AKTIF KALA III DI BPS
...TAHUN 2006
76. FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN
OLEH TENAGA KESEHATAN DI DESA ... TAHUN 2006
77. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BOUNDING ATTACHMENT
DI BPS ... TAHUN 2008
78. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG HIPERMESIS
GRAVIDARUM DI BPS ...NOVEMBER-DESEMBER TAHUN 2008
79. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PENCEGAHAN ANEMIA DI
BPS ...TAHUN 2008
80. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...TAHUN 2008
81. KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB IUD DI DESA ... TAHUN 2006
82. ANALISIS RENDAHNYA KUNJUNGAN ANAK 1 - 5 TAHUN DI POSYANDU
...TAHUN 2006
83. GAMBARAN CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A DOSIS TINGGI PADA BALITA
DI PUSKESMAS ...TAHUN 2006
84. TINGKAT PENGETAHUAN IBU PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG
METODE KELUARGA BERENCANA (KB) ALAMIAH DI ...TAHUN 2006
85. GAMBARAN TENTANG RENDAHNYA AKSEPTOR IUD (AKDR) DI PUSKESMAS
...TAHUN 2006
86. GAMBARAN PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI KELURAHAN
87. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA DIARE PADA BAYI DI
RUANG ...
88. KARAKTERISTIK PENDERITA SEPSIS NEONATORUM DI RUANG ...
89. KARAKTERISTIK PENDERITA PRE-EKLAMPSIA BERAT DI RUANG ...
90. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR HEPATITIS B
PADA BAYI (0-12 BULAN) DI DESA...
91. TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI PADA
BAYI USIA (6-24 BULAN) DI PUSKESMAS...
92. KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG
BERSALIN ...
93. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG VITAMIN A DI POSYANDU ...
94. GAMBARAN PENATALAKSANAAN PEMBERIAN IMUNISASI BCG PADA BAYI DI
POSYANDU ...
95. GAMBARAN PELAKSANAAN RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN
ASFIKSIA OLEH TENAGA KESEHATAN DI RUANG ...
96. HUBUNGAN MASSASE DENGAN PENGURANGAN RASA NYERI PERSALINAN
PADA PRIMIGRAVIDA INPARTU KALA I DI BPS ...
97. HUBUNGAN ANEMIA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER III
DI ...
98. GAMBARAN KUALITAS PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS ...
99. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PENGGUNAAN
KONTRASEPSI IMPLAN DI DUSUN ...
100. PENGETAHUAN DAN SIKAP AKSEPTOR KB SUNTIK TENTANG
PENGGUNAAN IMPLANT DI RB...
101. HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN
PENDAMPING ASI TERLALU DINI DI DUSUN ...
102. PERSEPSI AKSEPTOR PIL TENTANG PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI
DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS ...
103. GAMBARAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DALAM PERSALINAN
KALA I DI RB ...
104. PENGETAHUAN KADER TERHADAP KEGIATAN POSYANDU DI PUSKESMAS
...
105. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI
PUSAT DI DESA ...
106. TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA AKBID TINGKAT II SEMESTER III
TENTANG ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN)
107. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEBERHASILAN PEMBERIAN IMUNISASI TT CATIN...
108. GAMBARAN PENATALAKSANAAN APN OLEH BIDAN YANG MENDAPATKAN
PELATIHAN DAN SERTIFIKAT APN DI RB DAN BPS DI KOTA ...
109. PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS III TENTANG KEPUTIHAN DI SLTPN
...
110. PERBEDAAN KADAR Hb IBU HAMIL DI DAERAH ... DAN DAERAH ...
111. HUBUNGAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN SELAMA HAMIL DENGAN
BERAT LAHIR BAYI DI BPS...
112. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TINGGINYA PERTOLONGAN PERSALINAN
PADA DUKUN DI DESA ...
113. GAMBARAN PERSALINAN DENGAN SECSIO CAESARIA DI RS...
114. HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU SADARI PADA
REMAJA PUTRI KELAS III DI ...
115. PENGARUH INISIASI MENYUSUI DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN
ASI PADA IBU POSTPARTUM DI BPS ...
116. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BURUK PADA BALITA DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS…
117. GAMBARAN PENATALAKSANAAN 2 JAM POST PARTUM DI RUMAH PASIEN
OLEH BIDAN DI DESA …
118. PENATALAKSANAAN 6 JAM PERTAMA PADA BAYI BARU LAHIR DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS …
119. PENATALAKSANAAN ASUHAN IBU NIFAS 1-3 HARI OLEH BIDAN DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS …
120. GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR WANITA PASANGAN USIA SUBUR TIDAK
MENGGUNAKAN KONTRASEPSI TUKBEKTOMI DI …
121. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST SECTIO CAESARIA TENTANG
PEMBERIAN KOLOSTRUM DI...
122. PENATALAKSANAAN ASUHAN IBU NIFAS 1-3 HARI OLEH BIDAN DI...
123. GAMBARAN RUJUKAN PERSALINAN OLEH BIDAN DALAM PENERAPAN
BAKSOKUDO DI...
124. PENATALAKSANAAN 6 JAM PERTAMA PADA BAYI BARU LAHIR DI...
125. GAMBARAN PELAKSANAAN PENCEGAHAN INFEKSI OLEH NAKES DI...
RUANG KIA DI...
126. GAMBARAN EFEK KB IUD PADA AKSEPTOR KB IUD DI...
127. HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IUD DENGAN KEIKUTSERTAAN
IBU SEBAGAI AKSEPTOR IUD DI...
128. PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP PENGURANGAN
RASA NYERI SAAT PERSALINAN PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA KALA I
FASE AKTIF DI...
129. SIKAP SISWA KELAS XI TENTANG PERILAKU 5EKXUAL PADA REMAJA DI...
130. HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP STATUS IMUNISASI PADA
BAYI DI...
131. GAMBARAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN
DENGAN MENGGUNAKAN DETEKSI DI...NI KARTU DATA TUMBUH KEMBANG
ANAK USIA 5-6 TAHUN DI...
132. FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN RENDAHNYA KEIKUTSERTAAN
PRIA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM KB VASEKTOMI DI...
133. GAMBARAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL PERILAKU
BIDAN DALAM MENERAPKAN MANAJEMEN AKTIF KALA III DI...
134. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PENTINGNYA
PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI... RB ... DAN BPS-BPS DI...
135. HUBUNGAN MOTIVASI SUAMI PADA IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN
ANTENATAL CARE (ANC) DI...
136. GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB IUD TENTANG
PENATALAKSANAAN KB IUD DI...
137. FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA SISWI
SMU ...
138. GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG PERAWATAN
PAYUDARA SAAT HAMIL DI BPS ...
139. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN CAKUPAN PELAYANAN
ANTENATAL DI KLINIK IBI ...
140. GAMBARAN PELAPORAN PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT KESEHATAN
IBU DAN ANAK (PWS-KIA) OLEH BIDAN DESA ...
141. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF DI...
142. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SULIT MAKAN PADA
ANAK DI TK ...
143. SIKAP DAN PERILAKU IBU TERHADAP ISPA PADA ANAK USIA 1-4 DI PKM...
download
144. GAMBARAN PENATALAKSANAAN PEMBERIAN SALEP MATA DAN VITAMIN
K TERHADAP BAYI BARU LAHIR OLEH BIDAN DI WILJA PKM ...
145. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN
POSYANDU LANSIA DI PKM ... AMBIL DISINI
146. HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA
DI RUMAH SAKIT ...AMBIL DISINI
147. HUBUNGAN ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK DEPO PROVERA DENGAN
GANGUAN MENSTRUASI DI PKM ... AMBIL DISINI
148. ANALISIS PELUANG TERJADINYA HIPERBILIRUBINEMIA PADA BAYI YANG
DIRAWAT DI ... AMBIL DISINI
149. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA CAKUPAN
KUNJUNGAN NEONATUS DI PKM ...AMBIL DISINI
150. THE END..............................GOOD LUCK..,Semoga Berhasil..................

Google Facebook Twitter


MASUK MATERI:

PROPOSAL PENELITIAN
1. Jenis Penelitian

Penelitian Historis, Penelitian Perkembangan, Penelitian Deskriptif, Penelitian Kasus/Lapangan,


Penelitian Tindakan, Penelitian Eksperimental suguhan, Penelitian Eksperimental semu,
Penelitian Korelasional, dan Penelitian Kausal-komparatif

2. Alur Penyusunan Proposal


a. MASALAH ---> RANCANGAN PENELITIAN ---> PENELITIAN

Berbicara masalah Rancangan Penelitian bahwa dalam rancangan penelitian harus


menggambarkan pemahaman dan cara pemecahan masalah di bidang tertentu
serta untuk mencapai pengetahuan baru. Pemecahan masalah dan perumusan
kesimpulan wajib memuat unsur sebagai berikut :

1. ILMIAH
2. SISTEMATIS
3. LOGIS

Pengertian Ilmiah pada proposal penelitian adalah segala sesuatu yang


didasarkan pada ilmu pengetahuan atau memenuhi kaidah atau syarat keilmuan.
Segala sesuatu yang mengikuti kaidah keilmuan disebut ilmiah sehingga nantinya
ada istilah penelitian ilmiah, metode ilmiah, karya tulis ilmiah, dan lain
sebagainya. Karya ilmiah adalah karya tulisan yang berisi hasil pengamatan, dan
penelitian pada bidang tertentu yang isinya mengungkap fakta sehingga dapat
dibuktikan kebenarannya, dapat dipertanggung jawabkan dan dapat dibuktikan
secara ilmiah yang disusun secara sistematis sesuai dengan metode ilmiah.

Pengertian Sistematis pada proposal penelitian adalah berpikir dan berbuat


secara bersistem, berurutan, tidak tumpang tindih. Definisi sistematis adalah suatu
usaha untuk menguraikan masalah, merumuskan suatu hal dalam hal konteks
hubungan yang logis dan teratur sehingga akan membentuk sistem secara
menyeluruh, utuh dan terpadu sehingga mampu menjelaskan berbagai rangkaian
sebab akibat yang terkait pada objek tertentu.

Pengertian Logis pada proposal penelitian adalah segala sesuatu yang dapat
diterima oleh akal manusia, sesuai dengan logika dan benar menurut penalaran.

Contoh Proposal Penelitian kami tampilkan pada akhir tulisan ini.

TIGA Langkah dalam PENELITIAN


1. Penyusunan Proposal Penelitian
2. Pelaksanaan Penelitian
3. Penulisan Laporan Penelitian
4.

Kerangka PROPOSAL PENELITIAN / Format Proposal

Proposal Penelitian dibagi dalam 3 bab, dan laporan hasil penelitian ditulis dalam dua bab
berikutnya.

BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
BAB III. METODE PENELITIAN

Untuk Laporan Penelitian


BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

URUTAN / LANGKAH PENYUSUNAN PROPOSAL


(1) Penentuan JUDUL Penelitian

Judul adalah pernyataan singkat tentang masalah/variabel, subjek penelitian/objek, metode


penelitian, tempat ataupun waktu penelitian sesuai dengn jenis penelitian (deskriptif atau
korelasional). Unsur-unsur yang ada pada judul penelitian antara lain:

 Tidak boleh memiliki kata bermakna ganda baik kata umum maupun kata jamak.
 Teraktual dan meranik
 Terdapat konsep teorinya
Judul tidak harus lengkap, namun bisa diringkas namun jelas. Keterangan dan penjelasan yang
kaitannya dengan judul dapat dijelaskan pada bagian Pembatasan Masalah.

Contoh Proposal Penelitian kami tampilkan pada akhir tulisan ini.

Anda mungkin juga menyukai