Anda di halaman 1dari 12

TUGAS REVIEW JURNAL

PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK PADA MASA PANDEMIC

Disusun Oleh :

Atika Dewi Yulyani

1811060010

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN PROGRAM STUDI


PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2021
REVIEW JURNAL

TENTANG PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI MASA PANDEMIC

1 JUDUL Penerapan Pelayanan Asuhan Kebidanan Bayi


Balita Di Praktik Bidan Mandiri (PMB) Pada Masa
Pandemic Covid-19.
2 NAMA JURNAL Jurnal Sehat Masada (Jurnal Kesehatan STIKES
Dharma Husada Bandung)
3 VOLUME DAN HALAMAN Volume XV
4 TAHUN Juli 2021
5 PENULIS Maya Indriati, Rosita
6 REVIEWER Atika Dewi Yulyani
7 TANGGAL 21 November 2021
8 TUJUAN PENELITIAN Untuk Mengetahui Pelayanan Asuhan Kebidanan
Bayi dan Balita Di PMB Pada Masa Pandemic
Covid-19.
9 SUBJEK PENELITIAN Bayi dan Balita

10 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan yaitu metode


kualitatif deskriptif,
11 HASIL PENELITIAN Dalam implementasi penerapan pelayanan asuhan
kebidanan bayi didapatkan beberapa tema penting
diantaranya kualitas dan kuantitas asuhan
kebidanan bayi bahwa selama pandemi ini PMB
masih melakukan pelayanan seperti biasa dan tidak
ada beberapa protokol kesehatan yang harus
dilakukan oleh penerima layanan selama
melakukan kunjungan. Sedangkan pada tema
kuantitas bahwa kunjungan bayi dan balita
menurun karena situasi PSBB yang membatasi
masyarakat untuk melakukan aktivitas di luar
rumah, mereka masih bisa melakukan konsultasi
kesehatan dengan bidannya sehingga orang tua
masih bisa memantau bayinya di rumah.
12 PEMBAHASAN Dalam rangka mewujudkan status kesehatan
masyarakat yang optimal, maka berbagai upaya
harus dilaksanakan, salah satu di antaranya ialah
menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Pandemi
Covid-19 ini mengakibatkan perubahan pada
pelayanan kesehatan yang dilakukan di tiap lini
tempat pelayanan kesehatan.
Akses keterjangkauan dan mutu pelayanan
kesehatan memberi pengaruh yang besar terhadap
keberhasilan pelaksanaan pembangunan bidang
kesehatan itu sendiri. Dimana Indonesia merupakan
wilayah dengan kondisi geografis yang cukup
kompleks serta masih adanya ketimpangan sebaran
fasilitas kesehatan, sehingga akses ke pelayanan
kesehatan masih menjadi tugas penting untuk
diselesaikan bersama agar seluruh masyarakat
merasakan manfaat yang adil dan merata.
13 KESIMPULAN Dalam implementasi pelayanan terdapat penurunan
kunjungan bayi dan balita ke PMB, namun secara
kualitas pelayanan masih tetap sesuai. Terdapat
faktor penghambat dalam pelayanan pada bayi dan
balita di masa pandemi covid-19 yaitu
pengetahuan, belum adanya sosialisasi mengenai
pelayanan di masa pandemi, dan rasa takut orang
tua untuk datang ke tempat pelayanan. Terdapat
faktor pendukung dalam pelayanan pada bayi dan
balita di masa pandemi covid-19 yaitu dukungan
tenaga kesehatan dan pentingnya pemeriksaan dan
pemantauan bayi dan balita.

Resume : COVID-19 telah dinyatakan sebagai


pandemi dunia oleh WHO pada tahun 2020.
Pemerintah telah tanggung jawab untuk
memastikan setiap warga negara, termasuk anak-
anak, memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Pada
Posyandu, 86% fasilitas kesehatan melaporkan
terhentinya pemantauan perkembangan dan
pertumbuhan, 55% melaporkan penghentian
layanan imunisasi dan 46% melaporkan
penghentian pemberian vitamin
pelayanan antenatal, dan 46% penghentian
pelayanan antenatal care.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif kualitatif, dengan melibatkan 2 orang
bidan secara mandiri bidan (PBM) dan 2 orang tua
yang memiliki bayi dan balita yang mendapatkan
pelayanan di mandiri
bidan (PBM). Di masa pandemi ini, bidan mandiri
(PBM) tetap memberikan pelayanan sebagai biasa
dan tidak ada protokol kesehatan yang harus
dilakukan oleh penerima layanan selama
kunjungannya.
Jumlah kunjungan menunjukkan penurunan, karena
adanya pembatasan kunjungan bagi bayi yang tidak
memiliki masalah serius dan tindakan yang
diperlukan. Ada faktor-faktor yang menjadi
kendala dalam pelaksanaan pelayanan untuk bayi
dan balita di masa pandemi ini seperti pengetahuan
orang tua yang kurang, belum ada sosialisasi
tentang pelayanan di masa pandemi, dan orang tua
takut datang ke pelayanan.
Faktor pendukung pelaksanaan pelayanan diperoleh
beberapa tema penting, antara lain: dukungan
tenaga kesehatan, dan pentingnya pemeriksaan bayi
dan balita secara mandiri di
rumah.
Diharapkan para orang tua yang memiliki bayi dan
balita tetap memantau kesehatan anaknya bayi dan
balita bahkan di rumah dengan mencari berbagai
informasi baik dari media maupun dari mampu
berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.
PENERAPAN PELAYANAN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BALITA
DI PRAKTIK BIDAN MANDIRI (PMB) PADA MASA PANDEMI COVID-19

Maya Indriati1, Rosita2


1,2
Program Studi Diploma Tiga Kebidanan STIKes Dharma Husada Bandung
primaji0210@gmail.com ; rositasdhb@gmail.com

Abstract

COVID-19 has been declared a world pandemic by WHO in 2020. The government has the
responsibility to ensure every citizen, including children, to obtain basic health services. At the
Posyandu level, 86% of health facilities reported cessation of development and growth monitoring,
55% reported cessation of immunization services and 46% reported cessation of vitamin delivery
services, and 46% cessation of antenatal care services.
This research used descriptive qualitative research method, by involving 2 midwives in independent
midwife (PBM) and 2 parents who have babies and toddlers who got services at the independent
midwife (PBM). During this pandemic, independent midwife (PBM) is still providing services as usual
and there are no health protocols that must be carried out by service recipients during their visit. The
number of visits showed a decrease, due to restrictions on visits for babies who did not have serious
problems and needed action. There are factors that become obstacles in implementing services for
infants and toddlers during this pandemic such as parental knowledge is lacking, there has been no
socialization about services during the pandemic, and parents are afraid to come to the service.
Supporting factors for the implementation of services obtained several important themes, including the
support of health workers, and the importance of examining babies and toddlers independently at home.
It is hoped that parents who have babies and toddlers will continue to monitor the health of their babies
and toddlers even at home by looking for various information either from the media or being able to
consult with health workers.

Keywords: Infant Service; The Covid-19 Pandemic.

1. PENDAHULUAN pandemi dunia oleh WHO (WHO,2020). Dan


COVID-19 telah dinyatakan sebagai juga telah dinyatakan Kepala Badan nasional
penanggulangan Bencana melalui Keputusan Nasional Berskala Besar dalam Rangka
nomor 9 A Tahun 2020 diperpanjang melalui percepatan Penanganan Corona Virus Disease
Keputusan nomor 13 A tahun 2020 sebagai 2019 (COVID-19), dan Keputusan Presiden no
Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana 11 tahun 2020 yang menetapkan Status
Wabah Penyakit Akibat Virus Corona di Kedaruratan Kesehatan Masyarakat, kemudian
Indonesia. Selanjutnya dikarenakan diperbaharui dengan Keputusan Presiden No.
peningkatan kasus dan meluas antar wilayah, 12 tahun 2020 tentang Penetapan Bencana non
Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah alam penyebaran COVID-19 sebagai Bencana
nomor 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Nasional.1
Seiiring dinyatakannya COVID-19 sebagai
pandemi oleh Organisasi Kesehatan dunia
(World Health Organization/WHO) pada awal
Maret 2020 dan penetapan bencana nasional,

Pemerintah Republik Indonesia segera Peraturan Menteri Kesehatan nomor 4 tahun


menindak-lanjuti dengan kebijakan untuk 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu
mencegah penyebaran virus. Hal ini mencakup Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan
intervensi-intervensi batasan fisik, seperti Minimal Bidang Kesehatan. Pelayanan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Kesehatan Balita didalamnya meliputi
pengurangan nyata untuk perjalanan pemantauan pertumbuhan, perkembangan,
internasional dan domestic, larangan pemberian imunisasi dasar dan lanjutan, kapsul
berkumpul, serta penutupan sekolah, pabrik, vitamin A dan tatalaksana balita sakit jika
restoran dan tempat-tempat umum. Aturan- diperlukan.1
aturan tersebut berdampak pada layanan Dalam masa penyebaran COVID-19, tenaga
kesehatan. Untuk lebih memahami besaran kesehatan yang terkait sasaran balita, memiliki
layanan yang terhenti, Kementerian Kesehatan peran antara lain: (1) Melakukan koordinasi
dan UNICEF melakukan kajian terhadap lintas program di Puskesmas/fasilitas kesehatan
kelangsungan layanan ibu dan anak di fasilitas dalam menentukan langkah-langkah
kesehatan.2 menghadapi pandemi COVID-19. (2)
Di sisi lain, Pemerintah mempunyai
tanggung jawab untuk menjamin setiap warga
negara termasuk anak untuk memperoleh
pelayanan kesehatan dasar yang tertuang
dalam Peraturan Pemerintah no 2 tahun 2018
tentang Standar Pelayanan Minimal dan
Melakukan sosialisasi terintegrasi dengan posyandu di zona-zona PSBB dimana layanan
lintas program lain termasuk kepada terhenti pada daerah zona PSBB yang berkisar
masyarakat yang memiliki balita, tentang antara 74 sampai 81 persen. Pada tingkat
pencegahan penyebaran COVID-19, kondisi
Gawat Darurat dan informasi RS rujukan
terdekat. (3) Melakukan analisa data balita
berisiko yang memerlukan tindak lanjut.
(4)Melakukan koordinasi
kader, RT/RW/kepala
desa/kelurahan, dan tokoh masyarakat terkait
sasaran anak dan pelayanan kesehatan rutin
dalam situasi pandemi COVID-19. (5 )
Memberikan pelayanan kesehatan kepada
balita dengan melakukan triase, penerapan
prinsip Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
(PPI) dan jarak fisik (physical distancing)
dalam pelayanan kesehatan yang diberikan.1
Tenaga kesehatan melaporkan terhentinya
layanan di tingkat masyakarat, yang mana
lebih dari 75% posyandu yang tutup dan lebih
dari 41% kunjungan rumah terhenti. Fasilitas
kesehatan primer (Puskesmas) melaporkan
lebih sedikit layanan yang terhenti, yaitu
kurang dari 10 persen, dimana hasil serupa
juga terlihat pada zona-zona PSBB. Pada
tingkat posyandu, 86% fasilitas kesehatan
melaporkan terhentinya pemantauan
perkembangan dan pertumbuhan, 55%
melaporkan terhentinya layanan imunisasi
dan
46 persen melaporkan terhentinya layanan
pemberian Vitamin, serta 46% terhentinya
layanan antenatal care (ANC). Hasil serupa
juga terlihat pada terhentinya layanan tingkat
JURNAL SEHAT MASADA VOLUME XV NOMOR 2 Juli 2021 ISSN : 1979-2344

puskesmas, layanan kesehatan melaporkan ini membuat para orang tua tidak telalu kawatir
terganggunya beberapa layanan, yaitu layanan karena secara komunikasi mereka terhubung
Keluarga Berencana (KB), imunisasi, MTBS, dengan baik, jika bayinya mengalami sakit dan
dan layanan pencegahan HIV yaitu PMTCT, memerlukan penanganan maka orang tua bisa
3
serta layanan rutin kesehatan ibu dan anak. datang dengan menerapkan protokol
kesehatan. Dan orang tua juga merasa tenang
2. METODE PELAKSANAAN ke tempat pelayanan karena di PMB sudah
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif menerapkan protokol kesehatan.
deskriftif, hal ini bertujuan untuk mengetahui Faktor penghambat didapatkan beberapa
secara cermat penerapan pelayanan pada bayi tema penting diantaranya kurangnya
dan balita dengan metode indepth interview, pengetahuan, kurangnya sosialisasi pelayanan,
terdapat 2 kelompok yang terdiri dari 2 orang dan adanya rasa takut orang tua untuk datang
petugas kesehatan sebagai bidan pelaksana, ke tempat pelayanan. Sedangkan untuk faktor
dan 2 orang tua yang mempunyai bayi balita pendunung penerapan pelayanan asuhan
yang sering melakukan pemeriksaan. kebidanan pada bayi dan balita dukungan
Penelitian dilakukan pada bulan september – tenaga kesehatan, dan pentingnya pemeriksaan
februari 2021 di Praktik Bidan Mandiri di bagi bayi dan balita secara mandiri di rumah
Wilayah Puskesmas Jayamekar Padalarang selama pandemi covid-19, pentingnya
Kabupaten Bandung Barat. pemeriksaan dan pemantauan bayi dan balita
walaupun harus dilakukan mandiri dirumah.
3. HASIL PENELITIAN Hal ini sebenarnya sudah di sosialisasikan oleh
Dalam implementasi penerapan pelayanan petugas kesehatan agar orang tua dapat
asuhan kebidanan bayi didapatkan beberapa meminimalkan aktivitasnya di luar rumah
tema penting diantaranya kualitas dan kecuali bayi dan balita tersebut sakit dan
kuantitas asuhan kebidanan bayi bahwa selama memerlukan penanganan segera.
pandemi ini PMB masih melakukan pelayanan
seperti biasa dan tidak ada beberapa protokol 4. PEMBAHASAN
kesehatan yang harus dilakukan oleh penerima Pemerintah melalui Sistem Kesehatan
layanan selama melakukan kunjungan. Nasional, berupaya menyelenggarakan
Sedangkan pada tema kuantitas bahwa kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
kunjungan bayi dan balita menurun karena merata, dan dapat diterima serta terjangkau
situasi PSBB yang membatasi masyarakat oleh seluruh lapisan masyarakat. Upaya
untuk melakukan aktivitas di luar rumah, tersebut diselenggarakan dengan menitik
mereka masih bisa melakukan konsultasi beratkan pada pelayanan kesehatan untuk
kesehatan dengan bidannya sehingga orang tua masyarakat luas, guna mencapai derajat
masih bisa memantau bayinya di rumah. Hal kesehatan yang optimal. Salah satu upaya
Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 203
JURNAL SEHAT MASADA VOLUME XV NOMOR 2 Juli 2021 ISSN : 1979-2344

kesehatan adalah dan mutu karena bayi dan balita.


pemberian pelayanan kesinambungan Diperlukan
pelayanan kesehatan memberi hidup pada pendekatan yang
kesehatan yang pengaruh yang kelompok tersebut berbeda untuk
dilakukan bidan. besar terhadap menjadi salah satu mengupayakan
masyarakat sangat tolok ukur kelangsungan
memerlukan keberhasilan pembangunan pelayanan
pelayanan kesehatan. kesehatan anak
pelaksanaan
kesehatan untuk Diberlakukannya yakni bersinergi
pembangunan
menunjang JKN dan dengan seluruh
bidang kesehatan
tercapainya hidup pencapaian target pihak baik lintas
itu sendiri. Dimana
9
sehat. UHC pada tahun program dan juga
Indonesia
Dalam rangka 2019, menuntut lintas sektor.
merupakan wilayah
mewujudkan status adanya Setiap sektor
dengan kondisi
kesehatan peningkatan akses mengupayakan
geografis yang
masyarakat yang dan mutu pencegahan
cukup kompleks
optimal, maka pelayanan penularan COVID-
serta masih adanya
berbagai upaya kesehatan di 19 pada kelompok
ketimpangan
harus fasilitas usia bayi balita,
sebaran fasilitas
11
dilaksanakan, salah kesehatan. memenuhi
kesehatan,
satu di antaranya Keberlanjutan pelayanan
sehingga akses ke
ialah pelayanan kesehatan esensial
pelayanan
menyelenggarakan kesehatan pada dan mengupayakan
kesehatan masih
pelayanan bayi dan balita di perlindungan anak.
menjadi tugas
kesehatan. tengah pendemi Dalam rangka
penting untuk
Pandemi Covid-19 COVID-19 tetap penanganan cepat
diselesaikan
ini mengakibatkan harus dilakukan COVID-19 telah
bersama agar
perubahan pada sebagai upaya diterbitkan
seluruh masyarakat
pelayanan menurunkan Panduan Pelayanan
merasakan manfaat Angka Kematian
kesehatan yang Kesehatan Balita
yang adil dan dan kesakitan
dilakukan di tiap pada Masa
merata.9
lini tempat Pandemi COVID-
Demikian juga
pelayanan 19 bagi Tenaga
akses pelayanan
10
kesehatan. Kesehatan.12
kesehatan untuk
Akses Menghadapi
kelompok balita
keterjangkauan masa pandemi
menjadi perhatian
Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 204
JURNAL SEHAT MASADA VOLUME XV NOMOR 2 Juli 2021 ISSN : 1979-2344

COVID-19, penularan umpan balik jika dan sesak napas.


masyarakat COVID-19 pada menemukan anak Biasanya gejala
diharuskan untuk balita dan anak pra yang memerlukan pada anak ringan
disiplin sekolah juga pemantauan dan sehingga memiliki
menghindari diiringi cara penanganan tenaga kemungkinan
12
keluar rumah, menjaga kesehatan kesehatan. sebagai carrier,
menjaga jarak anak. Dalam hal Tanda dan namun data
fisik dengan orang ini, tenaga gejala COVID-19 COVID-19 diatas
lain, memakai kesehatan harus pada anak sulit menunjukkan
masker dan memberikan dibedakan dari persentase
menerapkan nomor telepon penyakit saluran meninggal cukup
perilaku hidup atau kanal pernapasan akibat tinggi, untuk itu
bersih sehat. informasi yang penyebab lainnya. sangat penting
Dalam rangka siap dihubungi Gejala dapat mencegah
mencegah masyarakat untuk berupa batuk pilek penularan pada
penularan tele konsultasi seperti penyakit kelompok usia
COVID-19 pada atau janji temu common cold atau balita, selain
balita dan anak jika anak selesma, dengan mencegah risiko
pra sekolah, memerlukan atau tanpa demam, kematian pada bayi
Puskesmas untuk pemantauan atau yang umumnya dan anak balita juga
mengidentifikasi pelayanan lebih bersifat ringan dan mencegah risiko
keluarga dan lanjut. Tenaga akan sembuh penularan kepada
institusi yang kesehatan sendiri. Penyakit pengasuh atau
memiliki anggota mengkoordinasika saluran pernapasan orang
balita dan usia pra n hal-hal terkait menjadi berbahaya disekitarnya.13
sekolah seperti upaya pencegahan apabila menyerang Adapun cara
Panti/LKSA, penyebaran paru-paru, yaitu menjaga kesehatan
PAUD/TK/RA COVID-19 dan menjadi radang anak secara mandiri
untuk diberikan pemantauan paru atau yang di rumah yaitu
sosialisasi.10,11 kesehatan balita disebut pneumonia. tenaga kesehatan
Sosialisasi dan anak pra Gejala pneumonia mengkoordinasikan
sekolah kepada
upaya pencegahan adalah demam, kepada Kader
kader kesehatan
untuk membantu pemantauan batuk, dan Kesehatan untuk

memperluas wilayah setempat kesulitan bernapas membantu

sosialisasi kepada diantaranya dengan yang ditandai memperluas

masyarakat, memberikan dengan napas cepat sosialisasi kepada


Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 205
JURNAL SEHAT MASADA VOLUME XV NOMOR 2 Juli 2021 ISSN : 1979-2344

masyarakat dan fasilitas kesehatan untuk datang ke


memberikan yang dapat tempat pelayanan. 6. DAFTAR
PUSTAKA
umpan balik jika dihubungi untuk Terdapat faktor
1. Kementerian
ditemukan anak tele konsultasi pendukung dalam
Kesehatan RI
perlu mendapat atau janji temu pelayanan pada
direktorat
pemantauan lebih jika anak bayi dan balita di
jenderal
lanjut. Tenaga memerlukan masa pandemi
Kesehatan
kesehatan pemantauan atau covid-19 yaitu
masyarakat
memberikan pelayanan lebih dukungan tenaga
nomor teleponnya direktorat
lanjut.13 kesehatan dan
atau nomor
Kesehatan
pentingnya
keluarga. 2020.
5. KESIMPULAN pemeriksaan dan
DAN SARAN Panduan
pemantauan bayi
Dalam pelayanana
dan balita.
implementasi Kesehatan
Diaharapkan
pelayanan terdapat Balita Pada
kepada para orang
penurunan Masa Pandemic
tua yang memiliki
kunjungan bayi Covid-19.
bayi dan balita
dan balita ke 2020.
tetap memantau
PMB, namun 2. UNICEF and
kesehatan bayi dan
secara kualitas Ministry of
balitanya
pelayanan masih Health RI.
walaupun dirumah
tetap sesuai. Rapid
dengan mencari
Terdapat faktor Asessment:
berbagai informasi
penghambat dalam Impact of
baik dari media
pelayanan pada COVID-19
ataupun bisa
bayi dan balita di Pandemic on
berkonsultasi
masa pandemi Immunization
dengan petugas
covid-19 yaitu Services in
kesehatan.
pengetahuan, Indonesia,

belum adanya UNICEF and 2020.


sosialisasi MoH-RI 3. Ministry of
mengenai Direktorat Health RI.
pelayanan di masa Surveilans dan Pedoman Bagi
pandemi, dan rasa Karantina Ibu Hamil, Ibu
takut orang tua Kesehatan; Nifas dan Bayi

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 206


JURNAL SEHAT MASADA VOLUME XV NOMOR 2 Juli 2021 ISSN : 1979-2344

Baru Lahir 7. Kementerian images/pedoma masa Pandemi


Selama Social Kesehatan RI. n/BUKU Corona Virus
Distancing, 2019. Buku %20KIA Disease 2019
MoH-RI Kesehatan Ibu %202019. pdf) 12. Panduan Ikatan
Direktorat dan Anak. 9. Pedoman Dokter Anak
Jendral 8. Pedoman pelayanan Indonesia
Kesehatan Manajemen terpadu Ibu Mengenai
Masyarakat, Terpadu Balita Hamil dan COVID-19
Direktorat Sakit Balita dalam 13. Panduan
Kesehatan (http://kesga.ke pengendalian Pelayanan
Keluarga; 2020. mkes.go.id/ Malaria di Kesehatan
4. World Health Fasyankes Balita pada
Organization, 10. Keputusan Masa Pandemi
Indonesia. Menteri COVID-19 bagi
COVID-19 Kesehatan RI Tenaga
Situation Nomor Kesehatan
Report, Vol. HK.01.07/ME
2019, 2020. NKES/556/201
5. Pedoman 9 tentang
Pencegahan dan Pedoman
Pengendalian Nasional
Coronavirus Pelayanan
Disease Kedokteran
(COVID-19) Tata Laksana
Revisi ke-4 Malaria
6. Gugus Tugas 11. Surat Edaran
Percepatan Dirjen Direktur
Penanganan Jenderal P2P
COVID-19. Nomor
2020. Pedoman SR.02.06/4/133
Penanganan 2/2020 tanggal
Cepat Medis 24 Maret 2020
dan Kesehatan tentang
Masyarakat Pelayanan
COVID-19 di Imunisasi Pada
Indonesia. Anak selama
Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 207

Anda mungkin juga menyukai