Anda di halaman 1dari 11

Nama : Atika Dewi Yulyani

NIM : 1811060010

UAB : Blok Asuhan Kespro dan KB

Dosen Pembimbing : Bu Khamidah Achyar M.Keb

JAWABAN

1. Keluhan klien :
a. Menstruasinya tidak teratur tiap bulannya
b. Timbul gatal pada vagina dan nyeri diwaktu senggama
c. Merasa panas dan sering berkeringat banyak yang mempuat klien tidak nyaman
d. Sulit tidur
e. Mudah tersinggung, gelisah dan lekas marah
f. Merasa tidak di perhatikan oleh anak-anaknya dan juga oleh suaminya
g. Takut kalau suaminya tidak menyukai klien lagi
h. Sering menolak untuk berhubungan seksual
2. Secara endokrinologi, masa klimakterium ditandai dengan TURUNNYA ESTROGEN dan
meningkatnya pengeluaran gonadotropin.
Gambaran Klinis defisiensi estrogen yaitu:
1) Ganguan neurovegetatif (Vasomotorik)
2) Gangguan psikis,
3) Gangguan somatic
4) Gangguan siklus haid
3. Gambaran perubahan system hormonal

Kadar estrogen terus menurun, Masa Klimakterium yaitu penurunan produksi estrogen
dan kenaikan gonadotropin. Kadar gonadotropin maningkat sampai 15 tahun setelah menopause
di karenakan berkurangnya hormone estrogen, dan kemudian menurun. Sehingga berkurangnya
kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin.

4. Penanganan kasus
a) Identifikasi masalah kesehatan reproduksi pada masa klimakterium
b) Dukungan psikososial pada keluhan masa klimakterium
c) Edukasi perubahan pada masa klimakterium
d) Terapi Sulih Hormon
Pemberian esterogen saja : esterogen lemah seperti estriol, selama 21 hari berturut-turut.
e) Identifikasi tanda dan gejala awal masalah kegananasan pada masa klimakterium
f) Edukasi tanda –tanda keganasan pada masa klimakterium
g) Konseling adaptasi pada masa klimakterium

5. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


HK.01.07/MENKES/320/2020 TENTANG STANDAR PROFESI BIDAN

Area Kompetensi 5

Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan Masa Klimakterium:

1.) Perubahan dan adaptasi pada masa, premenopause, menopause, dan post menopause
2.) Deteksi dini, komplikasi dan penyulit pada masa premenopause, perimenopause, dan post
menopause.
3.) Asuhan kebidanan pada masa premenopause, perimenopause, dan post menopause
Nama : Atika Dewi Yulyani

NIM : 1811060010

UAB : Blok Asuhan Kespro dan KB

Dosen Pembimbing : Bu Evicenna Naftuchah Riani, M.Kes

JAWABAN

1. Kasus terdapat di soal


a. Anak X umur 4 tahun dengan Kondiloma akuminatum
b. Kutil kelamin pada anak–anak dapat ditularkan melalui beberapa cara, seperti transmisi
perinatal, pelecahan seksual, dan terjadi dalam uterus dan pada saat neonatus melewati jalan
lahir yang terinfeksi HPV. Pada kasus ini kemungkinan anak tersebut tertular HPV tanpa
hubungan seksual lewat kontak langsung dengan pengasuh yang mengidap infeksi HPV
contohnya adalah pengasuh dengan kutil kelamin yang menyentuh atau menggaruk kelamin
mereka dan tanpa mencuci tangan langsung mengganti popok bayi atau
memandikan/membersihkan anak, dapat menularkan virus pada genital anak tersebut
sehingga anak tersebut tertular.
c. Therapy apa yang mungkin dilakukan/ diberikan pada kasus tersebut diatas? Pembedahan
(bedah listrik, elektrodesikasi, ablasi laser karbon dioksida, pulsed dye laser, eksisi) dan
pendekatan non-bedah (podofilin, krim imiquimod 5%, sidofovir, cimetidine).
2. Kasus terdapat pada soal
a. Diagnosa pada kasus tersebut adalah
Ny. X, umur 19 tahun, G2P1A0 hamil 32 minggu, dengan herpes genitalis.
b. Herpes dapat menular melalui kontak kulit ke kulit yang memiliki area yang terinfeksi.
Penularan herpes seringkali terjadi saat berhubungan seks vaginal, oral seks, anal seks, dan
ciuman. Herpes dapat menyebabkan munculnya lepuhan yang dapat pecah dan menimbulkan
rasa nyeri dan gatal yang bisa datang dan hilang.
c. Tujuan pengobatan herpes adalah untuk mencegah atau mempersingkat durasi outbreak,
biasanya dengan pemberian antiviral. Tidak ada terapi yang dapat menyembuhkan herpes.
Sebagai tambahan, pemberian terapi supresif (misalnya penggunaan harian obat antiviral)
untuk herpes dapat mengurangi kemungkinan terjadi penularan kepada pasangannya.
3. penyebab perilaku menyimpang seksual bisa disebabkan oleh gangguan psikologis, pengalaman
sewaktu kecil, pergaulan, faktor genetic, dan penyalahgunaan obat dan alcohol. kurang
memperoleh bimbingan dan pengarahan termasuk pula kurang mempunyai wawasan dalam hal
problematika dan wawasan seputar seksualitas. Pengaruh lingkungan menjadi faktor utama
penyebab menyimpangnya perilaku seksual seseorang. Karena itu seseorang, terutama anak dan
mereka yang baru menginjak usia remaja, kiranya perlu mendapat sosialisasi pengetahuan tentang
seks yang benar. Justru pengetahuan tentang seks perlu diberikan sejak usia dini, agar seorang
anak atau yang baru menginjak usia remaja memiliki ketercukupan wawasan tentang seks,
sehingga memandang dan memanfaatkan kebutuhan seks mereka dengan cara atau jalan yang
positif.
4. perilaku seksual menyimpang mungkin masih bisa disembuhkan dengan pendeketan terapi secara
psikologis. Namun, hal itu akan lebih ditekankan pada seberapa lama proses yang harus
dilakukan dan seberapa parah penderita mengalami penyimpangan seksual. Dukungan dari
lingkungan social juga sangat berpengaruh untuk meyakinkan dirinya. Tetapi ada kemungkinan
juga perilaku penyimpangan seksual tidak bisa disembuhkan, karena hal itu kembali kepada
individu nya sendiri apakah ia memang berniat untuk menjalakan terapi kognitif atau tidak.
5. a. jangan panik, yang terpenting jangan di jauhi apalagi disebarkan ke orang lain karena itu akan
membuat dirinya tidak terima dan merasa terasingkan. Buat dia percaya diri untuk bisa curhat
(atau beri ia informasi ke tempat atau sumber informasi yang dapat di percaya), agar mudah di
bawa atau di ajak ke psikolog atau psikiater.
b. berteman biasa saja, yang terpenting bisa menjaga diri untuk menghindari kondisi-kondisi yang
memungkinkan hal yang tidak diinginkan terjadi.
Nama : Atika Dewi Yulyani

NIM : 1811060010

UAB : Blok Asuhan Kespro dan KB

Dosen Pembimbing : Bu Sawitri Dewi, M.Keb

JAWABAN

1. B
2. A
3. B
4. C
5. B
6. E
7. D
8. E
9. B
10. E
11. E
12. B
13. C
14. C
15. E
16. D
17. D
18. C
19. E
20. B
Nama : Atika Dewi Yulyani

NIM : 1811060010

UAB : Blok Asuhan Kespro dan KB

Dosen Pembimbing : Bu Ikhwah Mu’minah, M.Keb

JAWABAN

1. Yang menjadi sasaran program keluarga berencana :


a. Secara Langsung
Ditujukan untuk PUS yaitu untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan
kontrasepsi secara berkelanjutan.
b. Sasaran tidak langsung

Ditujukan untuk pelaksana dan pengelola KB yaitu untuk menurunkan tingkat


kelahiran hidup melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka
mencapai keluarga yang berkualitas.

2. Manfaat Dari Keluarga Berencana


a. Manfaat bagi Ibu
- Untuk mengatur jumlah anak dan jarak kelahiran sehingga dapat memperbaiki kesehatan
tubuh karena mencegah kehamilan yang berulang kali dengan jarak yang dekat
- Peningkatan kesehatan mental dan sosial karena adanya waktu yang cukup untuk
mengasuh anak, beristirahat dan menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan
lainnya.
b. Manfaat bagi anak yang dilahirkan
- Anak dapat tumbuh secara wajar karena ibu yang hamil dalam keadaan sehat. Setelah
lahir, anak akan mendapatkan perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup karena
kehadiran anak tersebut memang diinginkan dan direncanakan.
c. Manfaat bagi suami
- Program KB bermanfaat untuk memperbaiki kesehatan fisik, mental, dan sosial karena
kecemasan berkurang serta memiliki lebih banyak waktu luang untuk keluarganya.
d. Manfaat bagi seluruh keluarga
- Dapat meningkatkan kesehatan fisik, mental dan sosial setiap anggota keluarga. Di mana
kesehatan anggota keluarga tergantung kesehatan seluruh keluarga. Setiap anggota
keluarga akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk memperoleh pendidikan.

3. Fase – fase dalam penggunaan kontrasepsi pada program KB


a. Fase Menunda/ Mencegah Kehamilan
- Pada PUS dengan isteri umur kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda
kehamilannya karena berbagai alasan
- Syarat : Adapun syarat alat kontrasepsi yang diperlukan untuk fase ini adalah
reversibilitas yang tinggi, artinya kembalinya kesuburan dapat terjamin hampir 100%
- Rekomendasi : Alat kontrasepsi yang direkomendasikan pada fase ini berturut-turut
adalah pil, IUD, mini pil dan kontrasepsi sederhana
b. Fase Menjarangkan Kehamilan
- Periode umur isteri antara 20-35 tahun merupakan periode umur paling baik untuk
melahirkan dengan jumlah anak 2 orang dan jarak kelahiran 2-4 tahun
- Ciri ciri kontrasepsi yang sesuai pada fase ini adalah efektivitas cukup tinggi,
reversibilitas tinggi, dapat dipakai 2-4 tahun , tidak menghambat asi
- Rekomendasi : Alat kontrasepsi yang direkomendasikan pada fase ini adalah IUD, suntik,
pil, implant dan kontrasepsi sederhana
c. Fase Menghentikan/ Mengakhiri Kehamilan
- Periode istri lebih dari 35 tahun , sangat dianjurkan untuk mengakhiri kesuburan setelah
anak lebih dari 2 orang dengan alasan medis
- Syarat kontrasepsi yang disarankan digunakan pade fase ini adalah efektivitas sangat
tinggi , dapat dipakai untuk jangka panjang
- Rekomendasi : Alat kontrasepsi yang direkomendasikan pada fase ini adalah kontrasepsi
mantap, IUD, Implant, suntikan, sederhana dan pil

4. Syarat Melakukan MOW


a. Syarat Sukarela
- Syarat sukarela meliputi antara lain pengetahuan pasangan tentang cara cara kontrasepsi
lain, resiko dan keuntungan kontrasepsi mantap serta pengetahuan tentang sifat permanen
pada kontrasepsi ini (Wiknjosastro, 2005).
b. Syarat Bahagia
- Syarat bahagia dilihat dari ikatan perkawinan yang syah dan harmonis, umur istri
sekurang kurangnya 25 dengan sekurang kurangnya 2 orang anak hidup dan anak terkecil
lebih dari 2 tahun (Wiknjosastro,2005).
c. Syarat Medik
- Setiap calon peserta kontrasepsi mantap wanita harus dapat memenuhi syarat kesehatan,
artinya tidak ditemukan hambatan atau kontraindikasi untuk menjalani kontrasepsi
mantap.

5. Keuntungan dan Kerugian MOP


a. Keuntungan MOP
- Tdk ada kematian (mortalitas)
- Komplikasi lain (morbiditas) kecil sekali
- Pasien tdk perlu dirawat di RS
- Tdk menggangu hub. seksual
- Sifatnya permanen & tdk ada resiko kesehatan
- Tdk hrs diingat-ingat, tdk hrs selalu ada persediaan.
b. Kerugian MOP
- Kerugiannya?
- Hrs dengan tindakan pembedahan
- Hrs memakai kontrasepsi lain (kondom) selama beberapa hari sampai sel mani menjadi
negative
- Tdk dpt dilakukan pada orang yg ingin punya anak lagi.
Nama : Atika Dewi Yulyani

NIM : 1811060010

UAB : Blok Asuhan Kespro dan KB

Dosen Pembimbing : Bu Purwati, M.PH

JAWABAN

1. Kasus tertera di soal


a. Anak F, umur 4 tahun dengan Pure Gonadal Dysgenesis (PGD).
b. Gangguan perkembangan seks (DSD) adalah kondisi medis di mana perkembangan
kromosom, gonad atau anatomi seks bervariasi dari normal dan mungkin tidak sesuai satu
sama lain. Sindrom Swyer adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh disgenesis gonad murni
46,XY, yang diikuti dengan produksi anti-mullerian (AMH) yang tidak adekuat yang
mengakibatkan pemeliharaan dan perkembangan lebih lanjut dari duktus mulleri ke dalam
uterus. Oleh karena itu, banyak pasien yang menderita kondisi ini awalnya datang dengan
keluhan utama amenore primer dengan perkembangan karakteristik seksual sekunder yang
tidak memadai. Orientasi gender pasien umumnya adalah perempuan, karena otaknya tidak
terpapar hormon androgen. Manajemen pasien DSD harus didasarkan pada pendekatan yang
berpusat pada pasien. Oleh karena itu, penanganan pasien DSD secara keseluruhan harus
mengikuti persepsi pasien tentang orientasi gendernya. Di sini, kami melaporkan kasus
sindrom Swyer pada wanita berusia 29 tahun dengan keluhan utama amenore primer. Analisis
kromosom 46,XY (20 matafase), kadar FSH 31.5miu/ml, LH 10.8miu/ml, estradiol (E2)
<5pg/ml, testosteron total (T) <0,0025ng/ml. Penatalaksanaan medis pada pasien ini
bertujuan untuk mendorong proses feminisasinya guna meningkatkan penampilan fisiknya.
Namun, karena ada kemungkinan besar untuk mengalami perkembangan tumor gonad dari
gonad disgenetik intra-abdominal dengan kromosom Y, pasien ini sangat disarankan untuk
menjalani gonadektomi bilateral.
c. Peran Bidan dalam kasus ini yaitu memberikan dan memberitahukan informasi mengenai
Pure Gonadal Dysgenesis (PGD), menjelaskan tentang etiologiya patofisiologinya,
klasifikasinya dll.

2. Dokumentasi SOAP

S : Ny. Y, Usia 47 tahun, dengan keluhan nyeri perut bagian bawah disertai pengeluaran
darah sejak 1 minggu yang lalu sampai sekarang, selain itu ada kelainan lain
yang menyertai ibu pusing kepala dan merasa lemas, ibu mengatakan tidak ada
riwayat keturunan.

O :

TTV : TD : 120/90 mmHg, S : 34°C, R : 22 x/menit, N : 80 X/menit.

- KU : tampak cemas dan pucat dan meringis menahan sakit


- Kesadaran : somnolen
- Inspeksi :
Wajah : tidak ada oedem dan pembengkakan pada wajah,
Mata : konjungtiva mata anemis,
Payudara : tampak simetris
Abdomen : tidak ada bekas operasi
Genitalia : lembab dan tidak ada oedem
- Palpasi :
Leher dan ketiak : tidak ada pembengkakan tiroid , limfe dan vena jugularis.
Payudara : tidak ada benjolan
Abdomen : terdapat massa pada bawah kiri perut ibu dan ada nyeri tekan.
Genitalia : ada nyeri tekan.

Pemeriksaan penunjang :

- Pemeriksaan Hb : 8,9 gr%


- Pemeriksaan USG : Tampak uterus membesar, kontur abnormal dengan gambaran
massa lobulated pada adnexa kiri tampak massa kistik ,
ukuran ± 5 x 6,5 cm, tidak ada cairan bebas.

A : Ny. Y, usia 47 tahun, dengan kista ovarium.


P :

- Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, ibu mengerti dan mengetahui hasil
pemeriksaannya.
- Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang kista ovarium dari pengertian,
tanda gejala, bahaya dan penaganannya, ibu mengerti dan memhami informasi yang di
berikan.
- Menyarankan ibu untuk mau di rujuk ke dokter spesialis kandungan/SpOG, Ibu mau dan
mengerti rujukkan yg diberikkan bidan.
- Membuat surat rujukkan kepada dokter spesialis kandungan/ SpOg, surat rujukkan telah
dibuat.
- Memberikkan surat rujukkan kepada ibu dan merekomendasikkan dokter kandungan
yang bonafit, ibu memhami dan mengerti atas informasi yang telah diberikkan.
- Terphy Pembedahan.

Anda mungkin juga menyukai