Anda di halaman 1dari 5

Selasa, 17/10/2020

Nama : Atika Dewi yulyani

NIM : 1811060010

Prodi : Kebidanan S1

Ujian : UAB Gasal Blok Persalinan Patologi

1. a. Diagnosis untuk kasus tersebut adalah :


Ny. X umur 27 tahun G4P3A0 hamil aterm dengan preeklampsi berat.

b. Penanganan kasus tersebut adalah :


- MRS
- Evaluasi Gejala
- Pemantauan Djj
- Cek Laboratorium
- Stabilisasi
- Pemberian MGSO4 profilaksis.
- Menyarankan pasien untuk bed rest, dengan posisi tidur menyamping ke kiri.

c. Yang harus dilakukan oleh bidan sebagai syarat sebelum memberikan obat anti
kejang adalah memastikan refleks pattela pasien normal, pasien tidak mengalami
kesusahan bernafas dan tidak ada tanda-tanda distres pernafasan.

d. Diagnosa potensial yang dapat terjadi pada pasien tersebut adalah pasien
mengalami eklampsia bahkan sampai kematian.

e. Setelah stabilisasi, untuk mengantisipasi kejadian yg lebih buruk maka bidan


melakukan rujukan atau melakukan terminasi persalinan.

2. a. Diagnosis pada kasus tersebut adalah :


NY. X umur 30 tahun G2P1A0 UK 36 minggu dengan Ketuban Pecah Dini.
b. Komplikasi yang mungkin terjadi pada kasus tersebut adalah :
1) Prognosis Ibu
Komplikasi yang dapat disebabkan KPD pada ibu yaitu infeksi intrapartal/ dalam
persalinan, infeksi puerperalis/ masa nifas, dry labour/ partus lama, perdarahan post
partum, meningkatnya tindakan operatif obstetric (khususnya SC), morbiditas dan
mortalitas maternal.
2) PrognosisPrognosis Janin
Komplikasi yang dapat disebabkan KPD pada janin itu yaitu prematuritas (sindrom
distes pernapasan, hipotermia, masalah pemberian makanan neonatal), retinopati
premturit, perdarahan intraventrikular, enterecolitis necroticing, ganggguan otak dan
risiko cerebral palsy, hiperbilirubinemia, anemia, sepsis, prolaps funiculli/ penurunan
tali pusat, hipoksia dan asfiksia sekunder pusat, prolaps uteri, persalinan lama, skor
APGAR rendah, ensefalopati, cerebral palsy, perdarahan intrakranial, gagal ginjal,
distres pernapasan), dan oligohidromnion (sindrom deformitas janin, hipoplasia paru,
deformitas ekstremitas dan pertumbuhan janin terhambat), morbiditas dan mortalitas
perinatal.

c. Diagnosa tersebut ditegakkan dengan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan


cairan ketuban dengan metode kertas lakmus/ nitrazin (jika kertas lakmus merah
berubah menjadi biru menunjukan adanya air ketuban), Test pH, USG.
d. Pengobatan untuk KPD adalah pemberian obat kortikosteroid untuk pematangan
paru janin dan antibiotik untuk mencegah infeksi.

e. Di berikan terapi lain jika pasien terdapat tanda-tanda akan melahirkan maka
diberikan induksi untuk mempercepat persalinan.

3. a. Diagnosis kasus tersebut adalah


Ny.X Umur 36 tahun G2P1A0 UK 41 Minggu dengan rupture uterine.

b. Penatalaksanaan awal yg dilakukan untuk penanganan ruptur uteri yaitu mengatasi


syok, memperbaiki keadaan umum penderita dengan pemberian infus cairan dan
tranfusi darah, kardiotinikka, antibiortik dll. Jika keadaan umum mulai baik, tindakan
selanjutnya adalah melakukan laparatomi.
c. Komplikasi kasus tersebut adalah :
- Infeksi post operasi
- Kerusakan ureter
- Emboli cairan amnion
- DICKematian maternal
- Kematian perinatal

4. a. Diagnosis pada kasus tersebut adalah :


Ny. X umur 36 tahun G1P0A0 UK 41 Minggu dengan Posterm.

b. Komplikasi yang dapat terjadi dari kasus tersebut adalah :


- Kematian janin dalam rahim (IUFD)
- Akibat insufisiensi plasenta karena menuanya plasenta dan kematian neonatus yang
tinggi.
- Asfiksia
- Hipoksia

c. Informasi tambahan dari kasus tersebut yang mendukung diagnosis pada kasus ini
adalah dilihat dari Usia kehamilan ibu yang sudah masuk usia 41 minggu dan belum
ada tanda-tanda persalinan dimana usia tersebut sudah memasuki masa postem pada
kehamilan.

5. a. Diagnosis pada kasus tersebut adalah :


Ny. X 37 tahun G1P0A0 UK 40 Minggu dengan Retensio Plasenta.

b. Penanganan Bidan pada kasus tersebut :


- Perhatikan keadaan umum ibu
- Memasang infus dan memberikan cairan pengganti
- Kenali etiologi dari retensio plasenta
- Perhatikan keaktifan perdarahan, jika perdarahan aktif maka langsung melakukan
plasenta manual. Jika tidak ada perdarahan dan sudah melakukan stabilisasi pada
pasien maka lakukan rujukan ke faskes/RS dg fasilitas yg lebih lengkap.
c. Tanda-tanda pelepasan plasenta :
Perubahan bentuk uterus menjadi globuler atau berbentuk seperti buah
Alpukat, semburan darah tiba-tiba, tali pusat memanjang.

d. Dokumentasi :
S : NY. X , umur 37 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 40 Minggu, 5 hari melahirkan di
RSIA Purwokerto, setelah di tunggu 15 menit tidak ada tanda-tanda pelepasan
plasenta.
O : Dilakukan pemeriksaan tekanan darah, pemantauan denyut nadi, dan diberikan
suntik oksitosin kedua, setelah 15 menit plasenta blm lahir.
A : NY. X umur 37 tahun G1P0A0 UK 40 Minggu dengan Retensio Plasenta.
P : Dilakukan pemeriksaan oleh Bidan dengan memperhatikan keadaan umum ibu,
memasang infus dan memberikan cairan pengganti, dilakukan pengamatan gejala apa
yg terjadi, inpeksi perdarahan apakah aktif atau tidak adanya perdarahan.

6. a. Diagnosis pada kasus tersebut adalah :


NY. X umur 42 tahun G1P0A0 UK 39 Minggu dengan Atonia Uteri.

b. Penanganan kasus tersebut adalah :

- Pijat uterus atau rahim, bidan akan meletakkan satu tangan di vagina dan
menekannya melawan rahim, sementara tangan yang lain menekan rahim melalui
perut. (KBI, KBE, Kompresi Aorta Bimanual).
- Obat-obatan uterotonik seperti oxytocin dan methylergonovine.
- Transfusi darah, jika tidak membaik maka segera rujuk.
c. Penyebab perdarahan dari perempuan tersebut adalah partus lama yaitu kala I
memanjang.
d. Dokumentasi :
S : Ny. X , umur 42 tahun, G3P2A0 ,umur kehamilan 39 minggu, mengatakan 2 hari
melahirkan spontan dengan kala I memanjang di RB Pertiwi, ditolong oleh bidan.
Plasenta lahir spontan. Keluar darah banyak, Kondisi ibu kelihatan lemah dan pucat.
O : Dilakukan pemeriksaan tekanan darah, pemantauan denyut nadi, dilakukan
pemijtan rahim.
A : Ny. X umur 42 tahun G3P2A0 UK 39 minggu, dengan Antonia uteri.
P : Diberikan Infus dan cairan pengganti, diberikan transfusi darah, dan dilakukan
rujukan.

Anda mungkin juga menyukai