Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

ACARA 1

PENGENALAN DAN PENGGUNAAN MIKROSKOP

Disusun oleh :

Atika Dewi Yulyani

(1701070006)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2017
PENGENALAN DAN PENGGUNAAN MIKROSKOP

A. Tujuan

1. Untuk mengetahui mikroskop monokuler dan binokuler


2. Untuk mengetahui cara menggunakan mikroskop
3. Dan untuk mengetahui cara pemeliharaan mikroskop

B. Dasar Teori

Dalam pengamatan biologi, tidak semua obyek dapat diamti


secara langsung. Panca indera manusia mempunyai kemampuan
yang sangat terbatas untuk mengamati struktur atau obyek yang
sangat kecil yang tidak tampak dengan mata telajang. Untuk itu,
diperlukan alat pembesar yang dapat membesarkan bayangangan
dari obyek sampai beberapa kali lipat.
Alat pembesar yang paling sederhana adalah loupe atau
kaca pembesar biasa. Dengan mengubah jarak antara obyek dan
kaca pembesar dalam batas tertentu, loupe dapat memperbesar
bsysngsn obyek sampai beberapa kali.
Alat pembesar yang lebih kompleks adalah mikroskop.
Mikroskop merupakan sebuah alata yang dapat digunakan untuk
melihat obyek/benda yang tidak dapat dilihat dengan jelas oleh
mata kita.kata mikroskop berasal dari bahasa Yunani, yaitu micron
dan scopos. Micron artinya kecil dan scopos artinya
memperhatikan/mengamati, sedangkan ilmu yang mempelajari
benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi.
Sejarah mikroskop diawali oleh Hans Janssen (1595)
seorang pembuat kacamata yang pertama kali mengkonstruksi
mikroskop sederhana, selanjutnya Galilelo Galilei (1610)
menggunakan teropongnya bagaikan mikroskop dengan cara
memperpanjang pipanya. Sebagai lensa okular, dia menggunakan
lensa konkav (cekung) dan sebagai lensa obyektifnya digunakan
lensa konvex (cembung). Pionner dalam mikroskop modern adalah
Robbert Hooke (1655) dengan membuat mikroskop dari beberapa
lensa yang disusun. Selanjutnya Antoni Van Leeuwenhoek (1685)
untuk pertama kalinya berhasil membuat mikroskop dengan
perbesaran hingga 270x, sehingga dapat mengamati bakteri.
Berdasarkan konstruksi atau kegunaannya, mikroskop
dikelompokan menjadi :
1. Biological microscope, untuk mengamati benda tipis dan
transparan, penyinaran dari bawah (translimitted iluminant) dan
daya resolusi relatif kuat.
2. Stereo microscope, untuk mengamati benda tebal maupun tipis,
transparan maupun tidak tembuh cahaya, penyinaran biasanya
dari bawah (reflected illumination) tetapi dapat juga diatur
penyinarannya dari bawah, dapat mengamati tiga dimensi, daya
resolusi relatif lemah tetapi lapangan pandangan luas.
3. Metalurgical microscope, untuk mengamati logam atau kristal
atau benda yang transparan terutama pengamatan permukaan.
Penyinaran biasanya dari atas.
4. Photo microscope, dapat berupa Biological atau Metalurgical
microscope yang dikhususkan untuk fotografi dan dilengkapi
dengan kamera.

Berdasarkan sumber penyinaran terhadap obyek yang akan


dilihat, mikroskop dibedakan menjadi :

1. Mikroskop biasa

Mikroskop biasa yaitu mikroskop dengan sumber


penyinaran dari cahya yang dipantulkan atau yang menembus
obyek yang akan dilihat. Mikroskop yang sederhana hanya terdiri
dari satu lensa sehingga bayangan obyek diperbesar sejumlah
pembesaran 2 lensanya. Disamping itu ada mikroskop majemuk
terdiri atas dua lensa, sehingga pembesaran banyangan adalah
perkalian dari pembesaran obyektif dan lensa okulernya. Misalnya
pembesaran obyektif yang digunakan adalah 40x dan lensa
okulernya 10x, maka bayangan semu yang tampak oleh mata
sebesar 40x10 = 400 obyek. Pembesaran maksimum dengan
mikroskop ini kira-kira 2000x.

2. Mikroskop elektron

Mikroskop elektron yaitu mikroskop yang sumber


penyinarannya dari elektron. Mikroskop ini dibeddakan menjadi :

a. Mikroskop transmisi elektron

Pada mikroskop ini, elektronnya ditembakan menembus


spesimen yang dipotong sangat tip, medan magnet dalam
mikroskop akan berfungsi sebagai lensa yang akan memberikan
hasil pembesaran sampai satu klai obyek dengan gambaran dua
dimensi yang sangat detail.

b. Mikroskop skaning elektron

Pada mikroskop jenis ini elektronnya menghujani


permukaan spesimen yang dibungkus oleh logam metal yang
sangat tipis dengan elektron. Elektron akan mengalami deflekasi
yang menghasilkan gambaran tiga dimensi permukaan spesimen.

Mikroskop biologi juga dibedakan menjadi mikroskop


monokuler dan binokuler. Mikroskop monokuler adalah mikroskop
yang digunakan dengan menggunakan satu mata untuk melihat,
sehingga bayangan yang terlihat hanya dua dimensi (hanya terlihat
panjang dan lebar). Kebanyakan obyek yang akan diamati dengan
menggunakan mikroskop monokuler harus berukuran kecil dan
tipis sehingga dapat ditembus cahya. Pengamatan diakukan dengan
menggunakan cahaya yang menembus obyek.

Mikroskop binokuler adalah mikroskop yang


opengamatannya dengan menggunakan kedua mata. Prisnsip
kerjanya sama dengan mikroskop monokuler, hanya pada
mikroskop ini dapat menampakkan bayangan tiga dimensi,
sehingga pengamatan akan mendapatkan gambaran obyek yang
lebih sempurna.

YANG DAPAT DILIHAT DENGAN MIKROSKOP :

 Dengan mata telajang kita mampu melihat benda hingga


0,2 mm.
 Dengan bantuan Loupe/Kaca Pembesar dan mikroskop
Cahaya, kita dapat melihat hingga 1 micron. Misalkan sel
tumbuhan, jamur, hewan, dan juga bakteri.
CARA KERJA MIKROSKOP :

1. Sinar keluar dari lampu menuju ke kondensor.


2. Di kondensor sinar difokuskan sehingga lebih kuat menerangi
benda/obyek yang berada di preparat yang diletakan di meja
obyek.
3. Sinar kemudian menuju ke lensa obyektif.
4. Lensa obyektif membentuk gambar riil (g1) yang lebih besar
dan terbalik. Ini disebut perbesaran pertama.
5. Gambar riil terbalik tersebut, lalu diperbesar oleh lensa okuler.
6. Hasilnya adalah gambar virtula (g2) lebih besar tidak terbalik.
Ini disebut perbesaran kedua.

Dalam praktikum ini digunakan mikroskop biologi dengan


sumber cahaya biasa yaitu monokuler dan binokuler.

BAGIAN- BAGIAN MIKROSKOP

A. Statif
Statif terdiri dari :
1. Kaki (basis) merupakan bagian mikroskop yang berfungsi
untuk menyangga bagian mikroskop, biasanya berbentuk segi
empat atau huurf U (tergantung jenis dan merek
mikroskopnya).
2. Tiang, menghubungkan kaki dengan tangkai, atau tiang dan
tangkai dapat berupa satu kesatuan.
3. Tangkai (aksis), merupakan penghubung antara teropong
dengan basis. Tangkai ini juga berfungsi sebagai penyokong
teropong. Diantara tiang dan tangkai mungkin terdapat engsel
sehingga teropong dapat diatur dalam posisi miring agar
pemakai lebih enak menggunakannya. Akan tetapi, posisi
miring ini hanya untuk pengamatan preparat awetan.
4. Meja benda (strage) tempat meletakan sediaan atau spesimen
yang akan diamatu. Biasanya berbentu persegi terletak antara
basis dan teropong. Meja benda dapat dinaik-turunkan dengan
menggunakan sekrup pengatur jarak anatara teropongbawah)
dengan sediaan. Pada meja benda terdapat lubang untuk
meneruskan cahaya dari bawah meja benda, melalui obyek
(preparat) terus ke teropong. Preparat yang akan diamati
diletakkan diatas lubang tersebut sehingga obyeknya tepat di
tengah lubang dan tertembus cahaya.
5. Sekrup penggerak sediaan (stage position adjustment), sekrup-
sekruo ini berhubungan dengan penjepit sediaan, berjumlah dua
buah sekrup yang tersusun dalam suatu sumbu vertikal,
biasanya terletak di kanan/kiri meja benda. Sekrup-sekrup ini
dapat digunakan untuk menggerakkan sediaan ke kanan atau ke
kiri (sekrup bawah) dan menggerakkan sediaan ke depan atau
ke belakang (sekrup atas).
6. Sekrup pengatur jarak sediaan (focus adjustment knob), terdiri
atas satu atau dua buah. Letak sekrup ini mungkin pada tiang
(jika yang digerakkan naik-turun meja bendanya, sedangkan
teropong tetap), atau pada tangkai (jika yang digerakkan naik-
turun teropongnya, sedangkan meja bendanya tetap). Sekrup-
sekrup ini berfungsi untuk mengatur jarak benda denga lensa
obyektif. Sekrup besar (makrometer) dapat menaik-turunkan
meja benda atau teropong dengan jarak perpindahan yang
besar, sedangkan sekrup yang kecil (mikrometer) dapat
digunakan untuk menggerakkan meja benda atau teropong
dengan jarak perpindahan kecil (halus) untuk mencari fokus
yang tepat.

B. Teropong

Tropong merupakan bagian mikroskop yang mengandung


komponen optik, terdiri dari :

1. Obyektif, yaitu lensa atau susunan lensa yang terdapat di


bagian bawah teropong, menghadap pada sediaan/preparat.
Biasanya terdapat bebrapa lensa obyektif dengan kemampuan
perbesaran lensa yang berbeda-beda ( masing-masing nilai
perbesaran tercantum pada tabung lensa obyektif) terpasang
pada revolver yang dapat diputar, sehingga kita dapat memilih
obyektif yang mana yang akan dipakai. Lensa obyektif
biasanya mempunyai perbesaran 5x,10x,40x, dan 100x.
2. Okuler, yaitu lensa atau susunan lensa yang terdapat pada
bagian teropong yang dekat dengan mata pengamat. Daya
perbesaran lensa ini bermacam-macam tergantung pada jenis
mikroskop. Daya perbesaran lensa okuler biasanya tercantum
pada lingkaran disekeliling lensa. Biasanya perbesarannya
5x,6x,10x, atau 12x. Okuler berada lepasa pada tabung okuler,
jadi tidak boleh membawa mikroskop dengan posisi terbalik
karena okulernya akan jatuh. Mikroskop yang memiliki satu
kan yang memiliki satu lensa okuler disebut mikroskop
monokuler, sedangkan yang memiliki dua lensa okuler disebut
mikroskop binokuler.
3. Buluh teropong, yaitu bagian mikroskop tempat meletakan
okuler dan obyektif dengan revolvernya. Buluh teropong ini
miring ke arah pemakai mikroskop sreta dapat diputar-putar.
Pada mikroskop model lain, arah buluh teropong ini tegak.

C. ALAT PENERANGAN

Alat penerangan, terdiri dari ;


1. Cermin, alat untuk mrngatur jalannya cahya. Biasanya terdapat
2 macam cermin, yaitu datar dan cekung. Kalau cahay cukup
terang (intensitas tinggi) digunakan cermin datar, sedangkan
kalau cahaya kurang terang (intensitas rendah) maka harus
menggunakan cermin cekung. Sumber cahya adalah sinar
matahari atau lampu. Cermin dapat diputar-putar ke segala
arah, sehingga kita dapat memilih posisi yang paling tepat dari
cermin untuk mendapatkan cahaya yang cukuo memberikan
bayangan yang jelas.
2. Gelas filter, berupa gelas bundar yang berwarna biru, hijau,
maupun warna lain, biasanya terletak di bawah lensa kondensor
atau di atas cermin. Gelas filter dipakai apabila kita
menggunakan cahaya lampu dan berfungsi untuk mengurangi
silau atau memperjelas obyek dengan menyerap warna sinar-
sinar tertentu (seringkali pada mikroskop yang kita gunakan
tidak dijumpai adanya filter. Gelas filter memberi keuntungan
antara lain, mengurangi silau, menegasakan batas-batas pada
preparat, mengurangi panasa, dan sebagainya.
3. Diafragma, yaitu bagian yang dapat menutup atau membuka,
berguna untuk mengatur banyaknya cahya yang masuk ke
dalam mikroskop , terletak di bawah meja benda. Membuka
serta menutup diafragma dapat diatur dengan menggerakkan
tangkai di tepi kondensor. Kalau diafragma semakin di tutup,
semakin sedikit cahaya yang masuk.
4. Kondensor merupakan lensa yang terletak pada meja benda
bagian bawah, berfungsi untuk memusatkan berkasa cahaya
yang melaluinya. Kondensor tetap tidak bergerak, menenpel
dibawah meja benda atau ada pula mikroskop yang
kondensornya dapat dinaik-turunkan.
5. Lampu terletak pada bagian basis, merupakan sumber cahaya.
Pada mikroskop yang menggunakan sumber cahaya alam dapat
dijumpai adanya cermin cekung yang berfungsi sebagai
pengumpul berkas-berkas sinar dari lingkungan.

CARA MENGGUNKA MIKROSKOP :

a. Mencari bidang penglihatan


1. Letakkan mikroskop pada bidang yang datar.
2. Pilih lensa obyektif dengan nilai perbesaran paling
lemah/kecil, tempatkan lensa tersebut pada sumbu
pengamatan dengan cara memutar revolver hingga lensa
dengan perbesaran paling lemah tersebut terletak segaris
dengan arah masuknya cahaya. Apabila sudah tepat
revolver akan berbunyi “klil”.
3. Bukan diafragma secara sempurna denga menggunakan
tuasnya.
4. Sambil mata kita melihat ke dalam teropong, cermin
digerak-gerakkan untuk menangkap cahaya, sehingga
dieproleh bidang penglihatan yang putih bersih.

Sering terlihat ada garis hitam pada bidang penglihatan


tersebut. Garis tersebut merupakan garis petunjuk yang
ditempatkan di dalam okuler, gunanya untuk menunjukkan
suatu bagian dari bayangan sediaan yang kita lihat.

b. Mencari Bayangan Sediaan


1. Turunkan meja bendda atau teropong dinaikkan dari lensa
obyektif dengan menggunakan sekrup penggerak
(makrometer).
2. Pasang sediaan dan jepit dengan menggunakan penjepit
sediaan. Usahakan sediaan terpasang dengan baik.
3. Sambil dilihat dari samping, sediaan diatur posisinya agar
obyek yang diinginkan tepat dibawah lensa obyektif dan
diatas kondensor dengan menggunakan sekrup-sekrup
penggerak seediaan.
4. Sambil dilihat dari samping, meja benda dinaikan perlahan-
lahan atau teropong diturunkan perlahan-lahan, hingga
lensa obyektif hampir, mengenai gelas penutup sediaan.
5. Sambil kita melihat ke dalam teropong, meja benda
diturunkan perlahan-lahan, atau teropong dinaikan
perlahan-lahan, dengan memutar sekrup penggerak.
Perhatikan dan ingat arah putaran sekrup untuk menjauhkan
obyektif dari sediaan/preparat. Jika jarak antara gelas
penutup dengan lensa obyektif telah melebihi 1 cm tetapi
bayangan belum juga terlihat, ulangi langkah ke-4 dan ke-5.
Untuk perbesaran lemah, biasanya bayangan akan terlihat
ketika jarak antara sediaan denga lensa obyektif sekitar 0,5
cm. Kalau tetap belum diperoleh bayangan obyek, maka
kemungkinan besar sediaan (obyek) belum terletak tepat di
bawah lensa obyektif. Kita harus mengubah posisi sediaan
sehingga letaknya betul-betul di bawah lensa obyektif.
Kemudian kita ulangi langkah ke-4 dan ke-5, sampai
diperoleh bayangannya.
6. Bayangan yang telah terlihat dapat diperjelas dengan cara
memutar-mutar sekrup (mikrometer) hingga diperoleh
bayangan yang betul-betul jelas (fokus), atau dengan
menurunkan kondensor untuk mengurangi pemusataan
cahya hingga batas-batas pada sediaan lebih tegas.
7. Jika ingin melihat sebagaian dari sediaan dengan
perbesaran kuat, maka kita lakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Sambil melihat kedalam teropong, sediaan digeser-geser
hingga bayangan dari bagian yang akan diamatai berada di
tengah bidang penglihatan dan bayangan terlihat jelas.
b. Tanpa mengubah sekrup-sekrup (makrometer), revolver
diputar hingga obyektif dengan perbesaran kuat tepat
berada di bawah buluh teropong, mulai saat tersebut, tidak
boleh memutar sekrup kasar (makrometer)
c. Selanjutnya, lihat ke dalam teropong, biasanya akan terlihat
banyangan samar-samar. Hal ini dapat diperjelas dengan
memutar sekrup mikrometer (sekrup halus) dengan pelan,
atau memperbesar diafragma.
c. Hasil Yang Diperoleh
Hasil pengamatan yang diperoleh adalah :
1. Gambar, yang diperbesar dua kali, yaitu oleh lensa obyektif
dan lensa okuler,
2. Yang terbalik dari bnda sebenarnya yang kita lihat. Oleh
karena itu jika menggerakkan ke atas, maka gambar akan
bergerak ke bawah. Jika kita menggerakkan ke kiri, maka
gambar akan bergerak ke kanan dan sebaliknya.
3. Perbesaran yang diperoleh adalah
Perbesaran total = perbesaran lensa objektif x perbesaran
lensa okuler.

Anda mungkin juga menyukai