Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

A. MIKROSKOP

Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada kegiatan laboratorium sains,
khususnya biologi. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat
mengamati obyek yang berukuran sangat kecil (mikroskopis). Hal ini membantu
memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil. Untuk mengetahui
mikroskop maka perlu diketahui komponen mikroskop, macam mikroskop, penggunaan dan
pemeliharaannya.

1. Sejarah Mikroskop

Mikroskop merupakan suatu alat bantu yang memungkinkan kita untuk dapat
mengamati obyek yang berukuran sangat kecil. Alat ini membantu memecahkan persoalan
manusia tentang organisme yang berukuran kecil. Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan
tentang perikehidupan makhluk-makhluk kecil yang hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop (berasal dari bahasa Yunani, micros berarti kecil, bios adalah
hidup, logos adalah ilmu, scopium berarti penglihatan). Makhluk-makhluk kecil tersebut
disebut dengan mikroorganisme. Antonie Van Leeuwenhoek (1632-1723) adalah orang yang
pertama kali mengetahui adanya dunia mikroorganisme tersebut.

Bentuk kehidupan dari dunia mikroba yang pertama kali beliau amati adalah bekteri
atau kuman. Dari pengamatan tersebut Anthonie Van leeuwenhoek berhasil menemukan
suatu bentuk kehidupan yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Bentuk kehidupan
tersebut kemudian dinamakan animal cules, yang tidak lain adalah bakteri atau kuman.
Leeuwenhoek menggambarkan bentuk kehidupan temuannya, yaitu bulat atau kokus, batang
atau basil, dan spiral yang sampai saat ini digunakan sebagai bentuk dasar morfologi bakteri.

Dengan mikroskop ciptaannya ia dapat melihat bentuk makhluk-makhluk kecil yang


sebelumnya tidak diduga sama sekali keberadaannya. Mikroskop buatan Leeuwenhoek itu
memberikan pembesaran sampai 300 kali. Hasil pengamatan tersebut berasal dari berbagai
objek seperti air selokan, air hujan, kotoran gigi, potongan rambut, dan kerokan kuku.
Antara tahun 1674 sampai 1683 ia terus menerus mengadakan hubungan dengan
lembaga Royal Society di Inggris. Ia melaporkan hal-hal yang diamatinya dengan mikroskop
itu kepada lembaga tersebut. Laporan-laporan itu disertai dengan gambar-gambar
mikroorganisme yang beraneka ragam. Di dalam sejarah mikrobiologi, Leeuwenhoek dapat
dianggap sebagai penemu mikroskop.

Sementara itu, Robert Hooke (1665) seorang ilmuan asal Inggris, juga melakukan
pengamatan dengan menggunakan mikroskop terhadap sel tumbuhan dan jaringan hewan
(Gabriel, 1996). Selanjutnya pada tahun 1838-1839, Mathias Schleiden dan Theodor
Schwann melakukan penelitian terhadap sel makhluk hidup dan disimpulkan bahwa semua
makhluk hidup tersusun dari sel-sel.

Pada abad XIX ahli optika menawarkan mikroskop untuk dijual ke segala penjuru
kota-kota Eropa (Gabriel, 1996). Pada tahun 1880 telah dibuat mikroskop kompoun
(compound microscope), dan pada tahun 1903 diperkenalkan mikroskop medan gelap (dark-
field microskope), ultraviolet illumination (1925), electron microscope yang diperkenalkan
pada tahun 1940, dan phase contrast microscope pada tahun 1944.

2. Komponen Mikroskop

Gambar 1. Komponen Mikroskop


a. Kaki
Kaki berfungsi menopang dan memperkokoh kedudukan mikroskop. Pada kaki
melekat lengan dengan semacam engsel, pada mikroskop sederhana (model student).

b. Lengan

Dengan adanya engsel antara kaki dan lengan, maka lengan dapat ditegakkan atau
direbahkan. Lengan dipergunakan juga untuk memegang mikroskop pada saat memindah
mikroskop.
c. Cermin
Cermin mempunyai dua sisi, sisi cermin datar dan sisi cermin cekung, berfungsi
untuk memantulkan sinar dan sumber sinar. Cermin datar digunakan bila sumber sinar
cukup terang, dan cermin cekung digunakan bila sumber sinar kurang. Cermin dapat lepas
dan diganti dengan sumber sinar dari lampu. Pada mikroskop model baru, sudah tidak lagi
dipasang cermin, karena sudah ada sumber cahaya yang terpasang pada bagian bawah
(kaki).
d. Kondensor
Kondensor tersusun dari lensa gabungan yang berfungsi mengumpulkan sinar.
e. Diafragma
Diafragma berfungsi mengatur banyaknya sinar yang masuk dengan mengatur
bukaan iris. Letak diafragma melekat pada diafragma di bagian bawah. Pada mikroskop
sederhana hanya ada diafragma tanpa kondensor.
f. Meja preparat
Meja preparat merupakan tempat meletakkan objek (preparat) yang akan dilihat.
Objek diletakkan di meja dengan dijepit dengan oleh penjepit. Dibagian tengah meja
terdapat lengan untuk dilewat sinar. Pada jenis mikroskop tertentu,kedudukan meja tidak
dapat dinaik atau diturunkan. Pada beberapa mikroskop, terutama model terbaru, meja
preparat dapat dinaik-turunkan.
g. Tabung
Di bagian atas tabung melekat lensa okuler, dengan perbesaran tertentu (15X, 10X,
dan 15 X). Dibagian bawah tabung terdapat alat yang disebut revolver. Pada revolver
tersebut terdapat lensa objektif.
h. Lensa obyektif
Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini
menentukan struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir. Ciri penting
lensa obyektif adalah memperbesar bayangan obyek dengan perbesaran beraneka macam
sesuai dengan model dan pabrik pembuatnya, misalnya 10X, 40X, dan 100X dan
mempunyai nilai apertura (NA). Nilai apertura adalah ukuran daya pisah suatu lensa
obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan
struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.
g. Lensa Okuler
Lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung, berdekatan dengan mata
pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa
obyektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar antara 4 - 25 kali.
h. Pengatur Kasar dan Halus
Komponen ini letaknya pada bagian lengan dan berfungsi untuk mengatur
kedudukan lensa objektif terhadap objek yang akan dilihat. Pada mikroskop dengan tabung
lurus/tegak, pengatur kasar dan halus untuk menaikturunkan tabung sekaligus lensa
onbjektif. Pada mikroskop dengan tabung miring, pengatur kasar dan halus untuk
menaikturunkan meja preparat.

3. Jenis-jenis Mikroskop
Berdasarkan Jumlah Lensanya
Mikroskop pada dasarnya menggunakan sistem kerja optik. Dimana benda yang ukurannya
mikro (sangat kecil) tidak bisa dilihat dengan mata secara langsung. Maka digunakanlah
lensa untuk memperbesar penampakan objek. Berdasarkan penggunaan lensanya, mikroskop
dibagi menjadi dua yaitu :

a. Mikroskop Monokuler

Mikroskop monokuler menggunakan satu lensa pembesar saja. Penampakan objek yang
ditampilkan sudah cukup terlihat jelas. Namun untuk jenis mikroskop seperti ini hanya
mampu diggunakan untuk melihat objek yang sederhana. Biasanya berupa benda yang
sangat tipis atau kecil, misalkan gambar penampang sel tumbuhan maupun hewan. Jadi
lensa ini umumnya dapat dijumpai di ruang laboratorium sekolah.

b. Mikroskop Binokuler

Mikroskop binokuler menggunakan dua lensa pembesar. Dimana fungsi lensa pertama
dikuatkan lagi dengan lensa kedua. Sehingga mampu mempertajam penampakan benda
meski ukurannya mikro. Misalkan saja bakteri yang terdapat dalam sebuah objek amatan.
Jadi bisa dibilang mikroskop binokuler jauh lebih efisien jika dipakai untuk mengamati sel
yang amat kecil. Oleh sebab itu jenis mikroskop ini banyak digunakan di laboratorium
medis baik di rumah sakit maupun di farmasi.

Berdasarkan Sumber Cahayanya

Selayaknya kerja sebuah optik, benda objek dapat terlihat jika da cahaya yang memantulkan
objek pada lensa. Sama halnya dengan mikroskop, harus ada sumber cahaya yang dapat
memantulkan wujud dari objek. Berdasarkan sumber cahayanya , mikroskop dapat
dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya mengandalkan sumber cahaya dari sinar matahari atau lampu dalam
ruangan. Jenis mikroskop ini memiliki beberapa kelemahan, terutama pada
ketergantungannya terhadap cahaya luar. Apabila sedang mendung atau mati listrik, maka
mikroskop ini tidak bisa digunakan. Sehingga penggunaannya hanya efektif untuk penelitian
kecil dengan durasi waktu yang singkat. Jenis mikroskop cahaya banyak ditemukan di
laboratorium sekolah atau laboratorium medis kecil.

b. Mikroskop Elektron

Mikroskop elektron bisa dibilang adalah penyempurnaan dari mikroskop cahaya. Dimana
sumber cahaya yang digunakan berasal dari dalam mikroskop sendiri. Komponen elektro
statik dan elektro dinamiknya akan mengatur intensitas pencahayaan mikroskop. Selain itu,
penampakan gambar yang dihasilkan jauh berlipat-lipat kali dengan mikroskop cahaya.
Oleh sebab itu, mikroskop ini banyak digunakan di laboratorium medis, farmasi, serta badan
penelitian dan riset lanjut.
Berdasarkan nama dan kegunaanya
a. Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya memiliki kemampuan perbesaran maksimal 1000 kali. Sumber cahaya
yang digunakan berupa sinar matahari atau lampu. Sedangkan lensa yang dipakai terdiri dari
tiga jenis; lensa objektif, okuler dan kondensor. Cara kerjanya adalah sumber cahaya yang
dipantulkan oleh lensa kondensor di bawah mikroskop pada objek di atasnya. Penampakan
objek diterima oleh lensa okuler (bisa monokuler atau binokuler) untuk diperbesar.
Kemudian ddiperjelas di lensa obyektif di ujung atas tabung.
Mikroskop cahaya ini ada banyak jenisnya diantarnya adalah:
A - Mikroskop Fase Kontras (PCM)
A - Mikroskop Medan Terang (BFM)
A - Mikroskop Medan Gelap (DFM)
A - Mikroskop Pendar (FM)
A - Mikroskop Ultraviolet (UM)
A b. Mikroskop Elektron
A Mikroskop elektron mengandalkan pencahayaan yang berasal dari komponen elektro statik
dan elektro dinamik. Jenis mikroskop ini mempunyai daya pembesaran mencapai 100.000
kali. Cara kerjanya cukup rumit, dimana objek yang diambil penampakannya diletakkan
pada bagian lensa okuler canggih. Selanjutnya penampakan diperbesar melalui pengaturan
aliran elektrode yang ada di dalam mikroskop. Nah hasil dari penampakan tersebut
divisualisasikan dalam bentuk digital dan data di dalam komputer. Jenis mikroskop elektron,
ada tida yaitu:
A - Mikroskop Elektron Scanning (SEM)
A - Mikroskop Elektron Transmisi (TEM)
A - Mikroskop Stereo (SM)
A
4. Cara Penggunaan Mikroskop
Langkah yang dilakukan agar kita dapat mengamati suatu objek atau preparat dengan
menggunakan mikroskop yaitu :
a. Pastikan meja preparat dalam keadaan datar dan lensa objektif perbesaran
rendah, dipasang pada kedudukan segaris sumbu dengan lensa okuler.
b. Melihat melalui okuler dengan satu mata (untuk mikroskop monokuler) dan dua mata
(untuk mikroskop binokuler). Sesuaikan cermin agar sinar cukup tersedia atau
nyalakan lampu serta sesuaikan jumlah sinar yang diperlukan. Sesuaikan lubang
diafragma sehingga sinar yang diterima mata optimal (tidak terlalu terang atau redup).
c. Jauhkan lensa objektif dari meja preparat dengan memutar pengatur kasar searah
jarum jam. Letakkan preparat di bawah objektif. Dengan melihat dari samping,
sesuaikan lensa objektif perbesaran rendah pada jarak kira-kira 1 cm dari preparat.
Lihat lagi melalui okuler, dan naikkan meja preparat dengan pemutar kasar kemudian
gunakan pengatur halus sampai preparat jelas terlihat.
d. Lihat lagi dari samping, dengan hati-hati putar objektif dg perbesaran yg lebih tinggi
(misalnya 45x) pada kedudukannya. Perhatikan agar lensa tidak menyingung preparat,
kmd lihat lagi melalui okuler dan fokuskan preparat dengan memutar pemutar halus
secara perlahan ke arah berlawanan jarum jam. Sesuaikan pencahayaan.
e. Amati preparat, apabila perlu digambar

f. Bila pengamatan telah selesai putar revolver objektif ke perbesaran rendah, naikkan
tabung atau turunkan meja, setelah itu ambil preparat dari meja preparat.

5. Prinsip Kerja Mikroskop


Obyek atau benda yang diamati harus diletakkan di antara Fob dan 2Fob, sehingga lensa
obyektif membentuk bayangan nyata, terbalik dan diperbesar. Bayangan yang dibentuk
lensa obyektif merupakan benda bagi lensa okuler. Lensa okuler berperan seperti lup yang
dapat diatur/digeser-geser sehingga mata dapat mengamati dengan cara berakomodasi atau
tidak berakomodasi.

Pembesaran mikroskop adalah hasil kali pembesaran lensa objektif dan pembesaran lensa
okuler, sehingga dirumuskan:

Karena lensa okuler mikroskop berfungsi seperti lup, pembesaran mikroskop dirumuskan
sebagai berikut:

Pembesaran Mikroskop pada saat mata berakomodasi maksimum

Gambar

s ' ob s
M mik =M ob x M ok = ( )
s ob
x ( n +1)
f ok

Agar mata berakomodasi maksimum, jarak lensa objektif dan lensa


okuler dirumuskan:

Dengan ketentuan:
= Pembesaran mikroskop

= Pembesaran oleh lensa objektif

= Pembesaran oleh lensa okuler (seperti perbesaran pada lup)

Sn= Titik dekat mata

fok= Jarak fokus lensa okuler

= jarak bayangan oleh lensa objektif

f ob = jarak benda di depan lensa objektif

f ok = jarak lensa objektif dan lensa okuler

Pembesaran Mikroskop pada saat mata tidak


berakomodasi

Gambar

s ' ob s n
= x
s o b f ok

Agar mata berakomodasi maksimum, jarak lensa objektif dan lensa


okuler dirumuskan:

Dengan ketentuan:

= Pembesaran mikroskop

= Pembesaran oleh lensa objektif

= Pembesaran oleh lensa okuler (seperti perbesaran pada lup)

Sn= Titik dekat mata

fok= Jarak fokus lensa okuler

= jarak bayangan oleh lensa objektif

f ob = jarak benda di depan lensa objektif

f ok = jarak lensa objektif dan lensa okuler

Anda mungkin juga menyukai