FISIOLOGI TUMBUHAN
“PENGENALAN MIKROSKOP”
DOSEN PEMBIMBING :
ROSALINA YULIANA AYEN, S.SI., M.SI
PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PANCA BHAKTI
PONTIANAK
2022/2023
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi,kini telah banyak ditemukan alat bantu untuk menyelesaikan
permasalahan.Salah satu penemuan itu adalah Mikroskop. Mikroskop
merupakan salah satu alat yang penting dalam
kegiatan biologi.Dengan menggunakan Mikroskrop kita dapat
mengamati dengan jelas benda – benda yang sangat kecil yang tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang (kurang dari 0.1 mm), Misalnya
bagian – bagian dari sebuah sel, ketrampilan menggunakan mikroskop
dapat membantu kita mengamati dan membandingkan struktur sel
hewan dan seltumbuhan.(Purnomo,Bambang,2008).
Ketelitian sipemakai dalam menggunakan Mikroskop sangat
diperlukan. dicapai dengan mengenali baik – baik bagian – bagiannya,
fungsinya,serta cara penggunaan dan pemulihannya.Semakin ahli kita
dalam menggunakan Mikroskop maka akan semakin baik pula hasil
pengamatan mikroskopis yang kita lakukan dengan menggunakan
Mikroskrop. Mikroskop sederhana yang bisa kita gunakan umumnya
menggunakan cahayadari alam atau juga dapat menggunakan cahaya
lampu sumber cahaya penggantimatahari.ahaya masuk kemuadian
dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupuncekung, cermin inilah
yang akan mengarakan cahaya dari luar kedalam mikroskop. Namun
setiap Mikroskop pada dasarnya terdiri atas bagian optik dan bagian –
bagian mekanik.
B. Tujuan
1. Mengetahui Jenis-Jenis Mikroskop
2. Mengetahui Bagian-Bagian Mikroskop dan Fungsinya
3. Mengetahui Cara Menggunakan dan Merawat Mikroskop
4. Mengetahui Cara Membawa Mikroskop yang Benar dan Salah
BAB II
DASAR TEORI
A. Pengertian Mikroskop
Mikroskop atau disebut sebagai mikroskopik, mikroskop, atau alat
pengamat berasal dari bahasa Yunani yaitu Micro yang berarti kecil, dan
Scopein yang berarti melihat. Secara umum, mikroskop adalah alat yang
digunakan untuk melihat objek dengan ukuran kecil, karena sangat kecil objek
yang diamati sehingga tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Beberapa
objek yang biasa diamati menggunakan mikroskop di antarnya mikro
organisme, jaringan (tumbuhan atau hewan) bakteri hingga virus.
b. Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa
digunakan untuk benda yang berukuran relative besar. Mikroskop stereo
memiliki perbesasran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan
mikroskop ini dapat dilihat secara 3 dimensi. Komponen utama
mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya. Lensa terdiri
atas lensa okuler dan lensa objektif, beberapa perbedaan dengan
mikroskop cahaya adalah :
1. Ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat
bentuk tiga dimensi benda yang diamati.
2. Sumber cahaya berasal dari atas sehingga objek yang tebal dapat
diamati. Perbesaran lensa okuler biasannya 3 kali, sehingga
perbesaran objek total minimal 30 kali. Pada bagian bawah mikroskop
terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lensa objektif terdapat
lampu yang dihubungkan dengan transformator. Pengaturan fokus
objek terletak disamping tangkai mikroskop, sedangkan pengaturan
perbesaran terletak diatas pengatur fokus.
3. Mikroskop Cahaya Mikroskop cahaya memiliki perbesaran maksimal
1000 kali. Mikroskop memiliki kaki yang berat dan kokoh agar dapat
berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga dimensi lensa
yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa kondensor. Lensa objektif
dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa
okuler pada mikroskop biasa membentuk bayangan tunggal
(monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop
terdapat dudukan lensa obektif yang biasa dipasangi tiga lensa atau
lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang
merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah
kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi objek dan lensa
mikroskop yang lain.
Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama.
Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan
menentukan daya pisah specimen, sehingga mampu menunjukkan
struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.
Lensa okuler, merupakan lensa mikroskop yang terdapat dibagian
ujung atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini
berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa
objektif. Perbesran bayangan yang terbentuk berkisar antara 4-25 kali.
Lensa kondensor berfungsi untukk mendukung terciptanya
pencahayaan pada objek yang akan difokus, sehinga pengaturannya
tepat akan diperoleh daya pisah maksimal, dua benda menjadi satu.
Perbesaran akan kurang bermanfaat jika adanya pisah mikroskop
kurang baik pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih
berasal dari sinar matahari yang dipantulkan oleh suatu cermin datar
ataupun cekung yang terdapat dibawah kondensor cermin ini akan
mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada mikroskop
modern sudah dilengkapai lampu sebagai pengganti cahaya matahari
BAB III
A. ALAT
C. PROSEDUR KERJA
1. Mencari sumber cahaya
2. Menurunkan meja perparat mikroskop menggunakan makrometer
3. Meletakan object glass yang berisi perparat menggunakan pengatur di
samping meja perparat. Beberapa mikroskop menggunakan penjepit
4. Mengatur letak kaca preparat menggunakan pengatur di samping meja
preparat. Beberapa mikroskop menggunakan penjepit.
5. Mengatur lensa okuler dan obyektif terlebih dahulu. Lensa obyektif diatur
dengan memutar revolver searah jarum jam hingga berbunyi “klik”. Biasanya
digunakan perbesaran lemah (4x) terlebih dahulu untuk mengamati preparat.
6. Menaikkan meja mikroskop menggunakan makrometer hingga tidak bisa
dinaikkan lagi. Ingat: ini penting karena terkadang praktikan langsung melihat
ke lensa okuler sampai tidak sadar kaca preparat menyentuh lensa obyektif
dan menyebabkan kaca preparat menjadi pecah.
7. Sambil melihat preparat menggunakan lensa okuler, menurunkan meja
preparat mikroskop pelan-pelan menggunakan makrometer. Apabila obyek
sudah terlihat tetapi belum jelas, maka bisa memfokuskan obyek pengamatan
menggunakan mikrometer.
8. Perbesaran lensa obyektif bisa dapat diatur kembali jika menghendaki
perbesaran yang lebih besar. Namun ingat, bila ingin mengganti lensa
obyektif, maka praktikum harus terlebih dahulu menurunkan meja preparat
mikroskop.
BAB IV
A. Hasil
B. PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
C. KESIMPULAN
1. Dengan diadakannya praktikum pengenalan komponen dan cara
penggunaan mikroskop maka secara tidak langsung mampu melatih
keterampilan kelompok kami dalam menggunakan mikroskop dengan baik
dan benar.
2. Hal ini tentu memudahkan para kelompok kami kedepannya dalam
mengamati obyek – obyek yang tidak dapat dilihat langsung dengan mata
telanjang. Selain itu juga praktikum kali ini dapat menambah refrensi
kelompok kami dalam mengenal komponen mikroskop.
DAFTAR PUSTAKA