Anda di halaman 1dari 6

Data Pengamatan

Cahaya datang Pengamatan

Tubulus Pupil
okuler

Lensa okuler
Cahaya pantul
Tabung

Lengan
mikroskop

Tabung

Lensa
objektif
Penjepit
Revolver preparat
Meja
preparat
Kondensor
Pengatur
Diafragma mikro

Pengatur
Skrup makro

Sumber Kaki
cahaya
Pembahasan
2.1 Mikroskop
2.1.1 Pengertian Mikroskop

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), mikroskop merupakan


alat bantu yang berfungsi untuk mengamati serta melihat benda-benda yang
memiliki ukuran yang sangat kecil untuk dilihat dengan mata biasa ataupun mata
telanjang. Ada dua hal penting pada sebuah mikroskop yaitu daya pembesaran
serta penguraiannya, ataupun resolusi. Pembesaran pada mikroskop
mencerminkan beberapa kali objek yang lebih besar saat dilihat dibandingkan
dengan ukuran yang sebenarnya. Ukuran kejelasan citra yang merupakan daya
urai memiliki arti jarak minimum pada dua titik yang masih dapat dibedakan dan
dapat dipisahkan sebagai dua titik yang terpisah dan berbeda (Campbell, 2000).

2.1.2 Sejarah Mikroskop


Mikroskop pertama kali ditemukan pada abad ke-16. Mikroskop berasal
dari kata “micro” yang berarti kecil dan “scpium” yang berarti penglihatan, maka
Mikroskop dapat didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk melihat benda
yang berukuran sangat kecil. Mikroskop zaman dulu sangat sedarhana karena
hanya memiliki satu lensa, berbeda dengan mikroskop yang banyak digunakan
sekarang yang tergolong mikroskop majemuk yang terdiri atas dua lensa atau
lebih (Widyatmoko,2008)

Pada tahun 1664, Robert Hooke, menggambar struktur reproduksi moulds,


akan tetapi orang yang pertama kali dapat melihat mikroorganisme adalah Antoni
Van Leeuwenhoek (1632-1723), Ia adalah pembuat mikroskop amatir yang
berasal dari Jerman. Dengan menggunakan mikroskop yang sederhana, ia dapat
melihat organisme yang memiliki ukuran yang sangat kecil (mikro). (Kusnadi,
2003)
2.1.3 Jenis dan Bagian-Bagian Mikroskop

Terdapat dua jenis mikroskop yang didasarkan dari objek yang diamati,
yang pertama adalah mikroskop dua dimensi atau yang dikenal sebagai mikroskop
cahaya dan mikroskop tiga dimensi atau yang dikenal sebagai mikroskop stereo.
Sedangkan mikroskop yang didasarkan dari penangkapan sumber cahaya
dibedakan menjadi dua yaitu mikrokop cahaya dan mikroskop electron. (Bima,
2005)

2.1.3.1 Mikroskop Cahaya

Mikroskop cahaya tergolong sederhana, terdapat lensa okuler/lensa


pengamat tunggal atau biasanya yang disebut dengan mikroskop
monokuler, adapun yang jenis mikroskop binokuler atau yang memiliki
lensa okuler ganda. Mikroskop yang disebutkan dapat memberikan
bayangan objek yang sifatnya dua dimensi. (Chaeri, et.al., 2000)

Cara kerja dari mikroskop optic adalah dari cahaya lampu yang
dibiaskan oleh lensa condenser, setelah melewati lensa kondenser sinar
mengenai spesimen dan diteruskan oleh lensa objektif. Lensa objektif ini
merupakan bagian yang paling penting dari mikroskop karena dari lensa
ini dapat diketahui perbesaran yang dilakukan mikroskop. Sinar yang
diteruskan oleh lensa objektif ditangkap oleh lensa okuler dan diteruskan
pada mata atau kamera. Pada mikroskop ini mempunyai batasan
perbesaran yaitu dari 400 X sampai 1400 X. (Respati, 2008).

Bagian-bagian daripada mikroskop cahaya antara lain adalah

No Bagian Mikroskop Fungsi


1 Lensa okuler Sebagai kaca pembesar dan pembentuk
bayangan yang bersifat maya, tegak dan
diperbesar
2 Lensa objektif Pembentuk bayangan cahaya ke dalam
lubang diafragma
3 Diafragma Pengatur banyak-sedikitnya cahaya yang
masuk
4 Cermin/reflector Memantulkan cahaya dari luar ke
diafragma
5 Meja objek Meletakkan objek pengamatan, yaitu
menggunakan preparat
6 Pengatur makro Menggerakkan tabung keatas kebawah
dengan pergerakan yang kasar
7 Pengatur mikro Menggerakkan tabung dengan pergerakan
yang halus
8 Revolver Tempat lensa objektif
9 Tabung Penghubung antara lensa objektif dan lensa
okuler
10 Penjepit objek Menjepit kaca objek atau preparat
11 Kaki mikroskop Menjaga mikroskop agar tetap tegak
berdiri
12 Lengan mikroskop Sebagai pegangan mikroskop diangkat atau
dipindahkan, bias juga diatur

(Widyatmoko,2008)

2.1.3.2 Mikroskop Elektron

Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu untuk


melakukan pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan
elektro statik dan elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan
tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta
resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya. Prototipe dari
mikroskop elektron pertama kali ditemukan oleh Max Knoll dan Ernst
Ruska, yang merupakan insinyur dari Jerman pada tahun 1931
(Hariono,2009).

Ada dua jenis mikroskop elektron, yaitu: mikroskop elektron


transmisi (trasmission electron microscope,TEM) dan mikroskop elektron
payar (scanning electron microscope, SEM). Mikroskop elektron payar
(scanning electron microscope, SEM) khususnya berguna untuk penelitian
terperinci mengenai permukaan specimen. Berkas electron memindai
permukaan sampel, yang biasanya dilapisi selapis tipis emas. Mikroskop
elektron transmisi (trasmission electron microscope, TEM) digunakan
untuk mempelajari ultrastruktur internal sel. TEM mengarahkan berkas
electron melalui irisan spesimen yang sangat tipis, mirip dengan cara
mikroskop cahaya meneruskan cahaya melalui objek (slide) (Campbell,
et.al., 2008).

DAFTAR PUSTAKA

Bima, 2005. Mikroskop dan Penggunaannya. Tersedia online di


http://bima.ipb.ac.id/ [Diakses pada tanggal 17 Maret 2020]
Campbell, Neil A., and Reece, Jane B. 2000. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Campbell, N. A. & J. B. Reece. (2008). Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta:


Erlangga.

Chaeri, A., Kusbiyanto, dan Susatyo, P. 2000. Penggunaan Mikroskop, Alat Bantu
Ukur, Jaringan Hewan, dan Morfologi pada Hewan Vertebrata. Tersedia
online di http://repository.ut.ac.id/4470/1/BIOL4441-M1.pdf. [Diakses pada
tanggal 17 Mareti 2020]

Hariono, Bambang. 2009. Mikroskop Elektron. Yogyakarta: Kanisius.

KBBI. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Tersedia di

https://kbbi.web.id/mikroskop/ [Diakses secara online pada 17 Maret


2020]

Kusnadi, et.al. 2003. Mikrobiologi. Bandung: Jica.

Respati, S. M. B. 2008. Macam-macam Mikroskop dan Cara Penggunaan. Jurnal

Momentum. Vol. 4 (2), hal 42-44.

Widyatmoko, Arif. 2008. Mengenal Laboratorium Biologi. Semarang: PT


Bengawan Ilmu

Anda mungkin juga menyukai