Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR LANJUT

Percobaan : O4

MIKROSKOP

Pelaksanaan Praktikum :
Hari: senin Tanggal: 9 mei 2022 Jam :5-6

Oleh :

Sofiya hanifah rilia (082111333036)

Anggota kelompok 4 : 1. Faroh mahmuudah azzahroh (082111333044)

2. Muhammad surya putra (082111333040)


3. sofiya hanifah rilia (082111333036)
Dosen Pembimbing :

Asisten Dosen : Adhelya Syalsabila Nili Wijaya

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2022
A. TUJUAN:

Menentukan diameter mikroskopik objek dan Aperture Numerik.

B. DASAR TEORI:

Mikroskop majemuk digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat kecil pada
jarak dekat. Dalam bentuknya yang paling sederhana, mikroskop majemuk ini terdiri atas
dua lensa cembung. Lensa yang terdekat ke benda disebut obyektif, membentuk
bayangan sejati dari bendanya. Bayangan ini diperbesar dan terbalik. Lensa yang terdekat
dengan mata disebut lensa okuler, digunakan sebagai kaca pembesar sederhana untuk
melihat bayangan yang dibentuk oleh obyektifnya. Lensa mata ditempatkan sedemikian
rupa sehingga bayanangan yang dibentuk oleh obyektif jatuh di titik fokus pertama lensa
mata. Dengan demikian cahaya keluar dari lensa mata sebagai berkas sejajar seolah-olah
berkas cahaya ini datang dari tempat tak terhingga di depan lensa. Fungsi kaca pembesar
sederhana (lensa mata) ialah untuk memungkinkan benda (bayangan yang dibentuk oleh
obyektif dalam hal ini dapat dibawa lebih dekat ke mata hingga lebih dekat dari titik
dekatnya) karena kaca pembesar menghasilkan bayangan maya yang tegak, bayangan
akhir yang dihasilkan oleh kedua lensa akan terbalik. (Tipler, 2001:523)

Mikroskop terdiri dari dua lensa positif, yaitu lensa yang langsung
berhubungan dengan objek (benda yang diamati, yaitu preparat) disebut lensa
objektif, serta lensa yang dipakai untuk mengamati bayangan objek disebut lensa
okuler.

Lensa okuler terdiri dari dua lensa positif yang terpisah pada jarak tertentu.
Untuk pembicaraan selanjutnya dianggap bahwa lensa ke-1 dan lensa ke-2
merupakan susunan lensa tertentu, sedang lensa ke-3 dianggap sebagai okulernya.

Agar mata dapat mengamati bayangan yang dibentuk oleh lensa ke-3 dengan
jelas tanpa akomodasi maka bayangan z1 yang dibentuk oleh susunan lensa ke-1 dan
lensa ke-2 harus terletak di fokus lensa ke-3 (di f3).

Perbesaran lensa susunan lensa ke-1 dan lensa ke-2 dinyatakan dengan persamaan

Perbesaran anguler lensa ke-3 dinyatakan dengan persamaan :


Sehingga perbesaran mikroskop adalah

Cara menentukan aperture numerik mikroskop dengan memperhatikan dua


benda titik P1 dan P2 yang oleh lensa L dihasilkan bayangan dan yang berupa
pusat pola difraksi berbentuk cakram bukan berupa titik.

Menurut Rayleigh, kedua benda titik dikatakan tepat terpisah bila tepat
berimpit dengan cincin gelap (minimum) pertama pola difraksi yang berpusatkan .
Inilah yang dikenal dengan kriteria Rayleigh.

Jarak P1 P2 disebut batas pisah. Makin kecil batas pisah suatu alat optik, makin besar
daya pisah alat tersebut.

Jika panjang gelombang sinar yang dipancarkan Benda di udara/hampa, n


indeks bias media di depan lensa, u sudut antara sumbu lensa dengan sinar paling
tepi, maka batas pisah z ialah :

Karena daya pisah (R) alat berbanding terbalik dengan batas pisah maka

Besaran n sin u disebut aperture numerik mikroskop.


Jadi mutu mikroskop tidak saja ditentukan oleh perbesarannya saja,
melainkan juga oleh daya pisahnya.

Upaya memperbesar daya pisah mikroskop antara lain dengan memperbesar


sudut u, artinya luas permukaan lensa objektif diperbesar, memperbesar harga n
dengan menggunakan minyak imersi. dan dapat pula dengan menggunakan pendek
seperti pada mikroskop elektron.

C.ALAT DAN BAHAN:


1. optik 1. Jangka sorong
2. Objek mikrometer 2. Balok kayu berskala dan benang
3. Okuler mikrometer 3. Preparat

D.PROSEDUR PERCOBAAN

A. Menentukan diameter mikroskopik


1. Atur cermin dan lensa kondensor sehingga sinar yang masuk cukup
(gunakan cermin datar jika dipakai sinar matahari, dan cermin cekung jika
sinar lampu).
2. Letakkan objek mikrometer pada meja objek. Atur kedudukan susunan lensa
mikroskop dengan cara memutar pemutarnya, sehingga skala objek
mikrometer tampak jelas dan dapat dibaca (mulailah dengan lensa objektif
perbesaran kecil, lalu bertahap naik).
3. Ambillah lensa okuler mikroskop dan masukkan okuler mikrometer. Amati
dan atur kedua deret skala sehingga berjajar satu sama lain.
4. Tentukan harga skala okuler mikrometer dengan cara menentukan Y buah
skala objek mikrometer sesuai dengan beberapa buah skala okuler
mikrometer (misal X skala). Harga skala objek mikrometer adalah 0,01 mm
sehingga Y buah skala objek mikrometer adalah Y .
0,01 mm.

Jadi harga skala okuler mikrometer adalah .


5. Ambil objek mikrometer dan ganti preparat yang akan ditentukan
diameternya. Atur posisi susunan lensa-lensa mikroskop sehingga bayangan
lingkaran objek pada preparat nampak jelas dan tajam.
6. Tentukan ukuran 4 buah diameter objek pada preparat yang berbentuk
lingkaran-lingkaran tersebut dengan cara menghitung jumlah skala yang
sesuai dengan diameter objek.
B. Menentukan aperture numerik :
1. Singkirkan preparat dan naikkan tabung mikroskop.
2. Letakkan balok kayu pada meja objek.
3. Ambil lensa okuler sehingga tabung mikroskop kosong terbuka.
4. Atur mikroskop sehingga bayangan benang tampak jelas dan tajam.
5. Amati bayangan benang melalui tabung yang terbuka. Gerakkan mata ke
kanan dan kiri secara maksimal sambil membaca jarak AB pada skala
milimeter pada papan dasar balok.
6. Ukur jarak d antara benang dan dasar balok dengan ujung belakang jangka
sorong.
7. Hitung harga tg u dengan persamaan :

8. Tentukan NA mikroskop dengan persamaan Abbe :


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai