Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH FISIKA INSTRUMENTASI

TINJAUAN FISIKA
DALAM MIKROSKOP OPTIK

Disusun oleh:
Nana Mardiana (14726251004)
Riefki Handayani (14726251021)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah tentng Mikroskop Optik guna memenuhi tugas Fisika Instrumentasi.
Makalah ini berisikan tentang informasi Sejarah penemuan dan definisi
dari Mikroskop, Bagian-Bagian Mikroskop Optik dan Fungsi dari Masing-Masing
Bagian tersebut, Prinsip Kerja Mikroskop Optik, Perbesaran dan Perbedaan
Mikroskop Optik dengan Mikroskop Elektron. Dengan terbentuknya makalah
ini, diharapkan dapat membantu pihak-pihak terkait untuk mengetahui lebih
mendalam tentang Fisika Instrumentasi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah
ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita.
Amin
Yogyakarta, 15 April 2015
Penulis
,

DAFTAR ISI
Hal.
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN............................................. Error: Reference source not found
A. Latar Belakang........................................... Error: Reference source not found
B. Rumusan Masalah...................................... Error: Reference source not found
C. Batasan Masalah........................................ Error: Reference source not found
D. Tujuan Penelitian....................................... Error: Reference source not found
E. Manfaat Penelitian..................................... Error: Reference source not found
BAB II. LANDASAN TEORITIS.................................. Error: Reference source not found
A. Hakikat Pembelajaran Sains.......................Error: Reference source not found
B. Pembelajaran Sains Fisika di SLTP............Error: Reference source not found
C. Pendekatan Pembelajaran...........................Error: Reference source not found
D. Media Pembelajaran................................... Error: Reference source not found
E. Kit Alternatif.............................................. Error: Reference source not found
F. Lembar Kerja Siswa (LKS)........................Error: Reference source not found
G. Materi Cahaya dan Optik...........................Error: Reference source not found
BAB III. METODE PENELITIAN................................ Error: Reference source not found
A. Tempat dan Waktu Penelitian.....................Error: Reference source not found
B. Bentuk Penelitian....................................... Error: Reference source not found
C. Prosedur Penelitian.................................... Error: Reference source not found
D. Teknik Pengumpulan Data.........................Error: Reference source not found
E. Teknik analisis data.................................... Error: Reference source not found
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................Error: Reference source not found
A. Analisis Deskriptif Hasil Penelitian...........Error: Reference source not found
B. Pembahasan............................................... Error: Reference source not found
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN........................Error: Reference source not found
A. Kesimpulan................................................ Error: Reference source not found
B. Saran.......................................................... Error: Reference source not found
DAFTAR PUSTAKA............................................ Error: Reference source not found

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Panca indra manusia memiliki kemampuan daya pisah yang sangat
terbatas. Oleh karena itu, banyak masalah mengenai benda atau organisme
yang akan diamati hanya dapat diperiksa dengan menggunakan alat bantu.
Salah satu alat bantu yang sering digunakan dalam pengamatan adalah
mikroskop terutama pada bidang biologi, contohnya sel darah, hewan bersel
satu, amuba, mata serangga dan sebagainya. Hal-hal yang kecil-kecil ini tidak
akan tampak jika hanya dilihat dengan mata biasa. Mikroskop itu sendiri
berfungsi untuk meningkatkan kemampuan daya pisah seseorang sehingga
memungkinkan dapat mengamati objek yang sangat halus sekalipun.
Mikroskop berasal dari bahasa yunani yaitu: micro = kecil dan scopein =
melihat. Mikroskop merupakan sebuah alat untuk melihat benda yang bersifat
mikroskopis atau untuk memperoleh bayangan yang besar dari benda yang
kecil yang tidak terlihat oleh mata, sehingga dapat dilihat dan diamati
susunannya. Mikroskop ada 2 macam, yaitu mikroskop electron dan
mikroskop optik. Mikroskop optik yang sering digunakan adalah mikroskop
biologi dan mikroskop stereo. Salah satu pengukur objek mikroskopis adalah
mikrometer. Ada 2 macam mikrometer yaitu mikrometer objektif dan
mikrometer okuler. Alat ini dapat berfungsi apabila dipakai bersama-sama
dengan mikroskop.
Optika adalah cabang fisika yang menggambarkan perilaku dan sifat
cahaya dan interaksi cahaya dengan materi. Optika menerangkan dan diwarnai
oleh gejala optis. Bidang optika biasanya menggambarkan sifat cahaya
tampak, inframerah dan ultraviolet; tetapi karena cahaya adalah gelombang
elektromagnetik, gejala yang sama juga terjadi di sinar-X, gelombang mikro,
gelombang radio, dan bentuk lain dari radiasi elektromagnetik dan juga gejala
serupa seperti pada sorotan partikel muatan (charged beam). Optik secara
umum dapat dianggap sebagai bagian dari keelektromagnetan. Beberapa
gejala optis bergantung pada sifat kuantum cahaya yang terkait dengan

beberapa bidang optika hingga mekanika kuantum. Dalam prakteknya,


kebanyakan dari gejala optis dapat dihitung dengan menggunakan sifat
elektromagnetik dari cahaya, seperti yang dijelaskan oleh persamaan Maxwell.
Mikroskop cahaya (optik) atau dikenal juga dengan nama "Compound
light microscope" adalah sebuah mikroskop yang menggunakan cahaya lampu
sebagai pengganti cahaya matahari sebagaimana yang digunakan pada
mikroskop konvensional. Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih
berasal dari sinar matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar
ataupun cekung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin ini akan
mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor.
Mikroskop optik dan memperbesar objek hingga 1000 kali dari ukuran
sebenarnya. Mikroskop optik menggunakan satu atau lebih lensa untuk
pemusatan mengatur cahaya. Mikroskop optik sederhana menggunakan satu
lensa sedangkan mikroskop cahaya/optik kompleks (compound light
microscope ) menggunakan dua set lensa. Mikroskop optik, berlensa okuler
tungga dikenal dengan nama Mikroskop Monokuler sedangkan yang
berlensa okuler ganda dikenal dengan nama Mikroskop Binokuler.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas sehingga diambil suatu rumusan
masalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Bagaiman sejarah penemuan dan definisi dari mikroskop optik?


Apa saja struktur bagian-bagian dan fungsi pada mikroskop optik?
Bagaimana Prinsip kerja mikroskop optik?
Bagaimanakah sistem perbesaran yang dihasilkan mikroskop optik?
Apa perbedaan mikroskop optik dengan mikroskop elektron?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penulisan
makalah ini adalah:
1. Dapat menjelaskan sejarah penemuan dan definisi dari mikroskop optik.
2. Dapat mengetahui bagian-bagian dan fungsi pada mikroskop optik.
3. Bias menjelaskan cara kerja mikroskop optik.
4. Mengetahui sistem perbesaran yang dihasilkan oleh mikroskop optik?
5. Dapat membedakan mikroskop optik dengan mikroskop elektron.

D. Manfaat
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
semua pihak, khususnya kepada siswa untuk menambah pengetahuan dan
wawasan dalam mempelajari fisika.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Penemuan dan Definisi Mikroskop Optik
Mikroskop pertama kali ditemukan pada tahun 1590 oleh Zacharias
Janssen dan dibantu Hans Janssen (Ayah dan Anak) yang berupa tabung
sederhana dengan lensa cembung ditiap ujungnya yang mampu melihat

perbesaran objek hingga dari 150 kali dari ukuran aslinya. Pada tahun 1609,
Galileo Galilei (Italia) membuat mikroskop yang diberi nama mikroskop
Galileo. Mikroskop jenis ini menggunakan mikroskop optik yang dirakit dari
lensa optik yang memiliki kemampuan terbatas dalam pembesaran ukuran
objek.
Jansen sehari-harinya adalah seorang yang kerjanya membuat kacamata.
Namun begitu mikroskop yang dianggap sempurna pada waktu itu barulah
yang diciptakan oleh seorang Belanda lain yang bernama Anthony van
Leeuwenhoek pada sekitar tahun 1683.
Pada saat itu, tentu saja, orang tidak bisa begitu saja lari ke toko dan beli
mikroskop, karena itu Leeuwenhoek membikinnya sendiri. Dia samasekali
bukan penggosok lensa profesional dan belum pernah dapat didikan khusus di
bidang itu. Meski begitu, keahlian yang dikembangkan amat luar biasa, jauh
melampaui kebiasaan para profesional pada saat itu.
Leeuwenhoek mampu menghasilkan mikroskop yang punya daya
kekuatan pengamatan yang jauh lebih baik dari mikroskop yang sudah ada.
Salah satu dari lensa yang masih ada punya kapasitas membesarkan sekitar
270 kali, bahkan ada pertanda dia berhasil membuat lebih sempurna dari itu.
Dengan lensa yang teramat kecil itu dia meneliti berbagai macam benda,
mulai rambut hingga sperma anjing, dari titik hujan hingga serangga kecil.
Juga serat, bagian kulit dan macam-macam benda lainnya. Dia membuat
catatan yang teliti dan membuat gambar sketsa terperinci dari tiap apa saja
yang diamatinya. Terhitung tahun 1673 dan seterusnya, Leeuwenhoek
senantiasa menjalin hubungan dengan The Royal Society of England suatu
lembaga ilmiah terkemuka pada jaman itu.
Meskipun dia tak punya latar belakang pendidikan tinggi (cuma sekolah
dasar dan cuma tahu satu bahasa, bahasa Belanda), dia terpilih jadi anggota
lembaga ilmiah itu pada tahun 1680. Dia juga jadi anggota Akademi Ilmu
Pengetahuan di Paris.
Leeuwenhoek dua kali kawin, punya enam anak tetapi tanpa cucu.
Kesehatannya baik, masih dapat bekerja keras di akhir-akhir hayatnya. Banyak
tokoh kenamaan mengunjunginya, termasuk Czar Rusia, Peter Yang Agung,

dan Ratu Inggris. Dia menghembuskan nafas penghabisan tahun 1723 juga di
Delft pada umur 90 tahun.
Leeuwenhoek melakukan banyak penemuan penting. Dialah orang
pertama yang menjabarkan spermatozoa (1677), dan merupakan salah seorang
yang mula-mula menjabarkan darah merah dan darah putih. Dia menentang
teori tentang generasi spontan bentuk sederhana dari kehidupan dan
memaparkan banyak bukti-bukti yang berlawanan dengan itu. Dia mampu
menunjukkan, misalnya, bahwa hewan kecil pemakan darah tak bersayap
berkembang biak dalam cara serupa dengan insekta bersayap.
Penemuan terbesarnya muncul tahun 1674 tatkala ia membuat penelitian
pertama kali terhadap kuman. Ini merupakan salah satu penemuan besar
tentang cairan sperma yang mengakibatkan penyuburan dalam sejarah
manusia. Di dalam titik air kecil itu Leeuwenhock menemukan suatu dunia
yang sama sekali baru, sepenuhnya dunia tak terduga, penuh dengan
kehidupan. Meski belum disadarinya, dunia baru ini punya arti amat penting
kepada umat manusia. Sesungguhnya, benda amat kecil mikroskopis itu
yang diamatinya sering merupakan faktor kekuatan penting baik untuk
kehidupan maupun kematian manusia. Sekali sudah ditelitinya, Leeuwenhoek
sanggup menemukan kuman di pelbagai tempat yang berbeda-beda: di sumur
dan di kubangan, di titik air hujan, di mulut dan usus menuju anus manusia.
Dia melukiskan berbagai bentuk bakteri, juga protozoa dan menghitung
ukurannya.
Pada tahun 1650, ilmuwan asal Belanda Antoni Van Leeuwenhoek
berhasil membuat mikroskop dengan pembesaran 200-300 kali. Dia berhasil
melihat benda-benda yang sangat kecil, seperti sel darah, hewan bersel satu,
amuba, mata serangga dan susunan sel daun dengan mikroskop ini.
Mikroskop berasal dari kata Micro = kecil dan Scopium penglihatan,
sehingga pengertian Mikroskop adalah alat untuk melihat benda yang bersifat
mikroskopis atau untuk memperoleh bayangan yang besar dari benda yang
kecil yang tidak terlihat oleh mata, sehingga dapat dilihat dan diamati
susunannya yang fungsinya utk melihat obyek (objectum = sesuatu yang
diketengahkan) & gerakan halus yang tak teramati oleh mata biasa yang

sumbernya berasal dari cahaya tampak (visible light) dengan panjang


gelombang 400-700 nm. Sehingga mikroskop optik memiliki kemampuan
terbatas dalam nilai perbesarannya.
B. Struktur dan Fungsi Bagian-Bagian Mikroskop Optik
Pada dasarnya, mikroskop terdiri atas bagian-bagian yang berkaitan
dengan pembesaran bayangan benda dan bagian-bagian lain yang mendukung
penggunaan mikroskop.
1. Lensa Okuler
Lensa okuler terletak di bagian atas mikroskop. Pada saat kita melihat
benda dengan mikroskop, mata kita menempel pada lensa okuler. Lensa
okuler dapat memperbesar objek antara 5 sampai 10, bergantung jenis
mikroskopnya. Karena mikroskop menggunakan dua buah lensa, maka
bayangan benda yang diamati dengan mikroskop pada dasarnya juga
mengalami pembesaran dua kali. Misalnya, kamu mengamati suatu benda
menggunakan mikroskop dengan pembesaran lensa okuler 5 dan
kekuatan pembesaran lensa objektif 10. Artinya, ukuran benda yang
kamu amati mengalami pembesaran 10 dan dibesarkan lagi 5, sehingga
pembesaran yang terjadi adalah 50. Lensa ini membentuk bayangan
nyata, terbalik, dan diperbesar.
2. Tabung Mikroskop (tubus)
Tubus merupakan bagian yang menghubungkan lensa objektif dengan
lensa

okuler.

Tubus

ini

berfungsi

untuk

mengatur

fokus

dan

menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler.


3. Revolver
Revolver merupakan bagian yang dapat diputarkan untuk memilih lensa
objektif yang akan kita gunakan. Pada revolver melekat beberapa lensa
objektif yang berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan
cara memutarnya.
4. Lensa Objektif
Lensa objektif adalah lensa yang letaknya dekat dengan objek yang
diamati.

Bergantung

jenis

mikroskopnya,

lensa

objektif

dapat

memperbesar objek dengan pembesaran yang bervariasi antara 10 sampai

100. Lensa objektif berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak,


dan diperbesar dari lensa objektif.
5. Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini
dapat putar dan di naik turunkan.
6. Meja Objek
Meja Objek berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di
amati.
7. Penjepit Objek
Penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak
mudah bergeser.
8. Kaki Mikroskop
Kaki Mikroskop berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.
9. Cermin Cahaya
Cermin Cahaya terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin
cekung. Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke
meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata
pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya yang di butuhkan
terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin
cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.
10. Diafragma
Diafragma berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang
masuk.
11. Lengan Mikroskop
Lengan Mikroskop berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop.
12. Mikrometer (pemutar halus)
Pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop
secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer.
13. Makrometer (pemutar kasar)
Makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara
cepat.
Bagian-bagian mikroskop optik dapat dilihat pada Gambar 1.1:

C. Prinsip Kerja Mikroskop Optik


Prinsip kerja Mikroskop Optik dapat dibagi menjadi tiga bagian dimulai
dari sumber cahaya tampak, system lensa dan final image.
Sumber Cahaya
Sumber Cahaya Mikroskop Optik barasal dari spectrum kasat mata atau
cahaya tampak (Visible Light). Visible Light adalah bagian dari [[spektrum
elektrog tepat dari spektrum optik; mata normal manusia akan dapat menerima
panjang gelombang dari 400 sampai 700 nm, meskipun beberapa orang dapat
menerima panjang gelombang dari 380 sampai 780 nm (atau dalam frekuensi
790-400 terahertz). Mata yang telah beradaptasi dengan cahaya biasanya
memiliki sensitivitas maksimum di sekitar 555 nm, di wilayah hijau dari
spektrum optik. Warna pencampuran seperti pink atau ungu, tidak terdapat
dalam spektrum ini karena warna-warna tersebut hanya akan didapatkan
dengan mencampurkan beberapa panjang gelombang.

Panjang gelombang yang kasat mata didefinisikan oleh jangkauan


spektral jendela optik, wilayah spektrum elektromagnetik yang melewati
atmosfer Bumi hampir tanpa mengalami pengurangan intensitas atau sangat
sedikit sekali (meskipun cahaya biru dipencarkan lebih banyak dari cahaya
merah, salah satu alasan menggapai langit berwarna biru). Radiasi
elektromagnetik di luar jangkauan panjang gelombang optik, atau jendela
transmisi lainnya, hampir seluruhnya diserap oleh atmosfer. Dikatakan jendela
optik karena manusia tidak bisa menjangkau wilayah di luar spektrum optik.
Inframerah terletak sedikit di luar jendela optik, namun tidak dapat dilihat oleh
mata manusia.
Sistem lensa
Sebuah mikroskop terdiri atas dua buah lensa cembung (lensa positif).
lensa yang dekat dengan objek (benda) dinamakan lensa objektif, sedangkan
lensa yang dekat mata dinamakan lensa okuler. Jarak fokus lensa okuler lebih
besar daripada jarak fokus lensa objektif.
Pada mikroskop optik terdapat 3 sistem lensa, yaitu:

1. Lensa Objektif

Terletak pada kedua ujung tabung mikroskop, Ujung bawah


mikroskop terdapat tempat kedudukan lensa objektif yang bisa
2. Lensa Okuler
dipasangi tiga lensa atau lebih, fokus pada lensa obyektif lebih
pendek dari fokus pada lensa okuler (fob < fok).
Bentuk tunggal (monokuler)
Bentuk ganda (binokuler)
3. Lensa Kondensor Berperan untuk menerangi objek dan lensa mikroskop
lain.

Gambar 1.2 Mikroskop dan bagian-bagiannya

Gambar 1.3 Pembentukan bayangan pada mikroskop


Objek yang ingin diamati diletakkan di depan lensa objektif di antara
titik Fobdan 2Fob. Bayangan yang terbentuk oleh lensa objektif adalah I1 yang
berada di belakang lensa objektif dan di depan lensa okuler. Bayangan ini

bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar. Bayangan I1 akan menjadi benda bagi
lensa okuler dan terletak di depan lensa okuler antara pusat optik O dan titik
fokus okuler Fok. Di sini lensa okuler akan berfungsi sebagai lup dan akan
terbentuk bayangan akhir I2 di depan lensa okuler. Bayangan akhir I2 yang
terbentuk bersifat maya, diperbesar, dan terbalik terhadap objek semula.
Perbesaran yang dihasilkan mikroskop adalah gabungan dari perbesaran
lensa objektif dan perbesaran lensa okuler. Perbesaran lensa objektif
mikroskop adalah

Dimana Pob adalah perbesaran lensa objektif, sob adalah jarak bayangan lensa
objektif dan sob adalah jarak objek di depan lensa objektif.
Adapun perbesaran lensa okuler mikroskop sama dengan perbesaran lup,
yaitu sebagai berikut. untuk mata berakomodasi maksimum

untuk mata tidak berakomodasi

Dimana Pok adalah perbesaran lensa okuler, snadalah jarak titik dekat mata
(untuk mata normal sn = 25 cm), dan fok adalah jarak fokus lensa okuler.
Lensa okuler mikroskop berfungsi sebagai lup. Bayangan yang
dihasilkan lensa objektif merupakan benda bagi lensa okuler. Bayangan dari
lensa objektif ini harus terletak antara pusat optis dan titik fokus lensa okuler.

Perbesaran bayangan pada mikroskop merupakan hasil kali antara


perbesaran oleh lensa objektif dan perbesaran oleh lensa okuler.

Oleh karena lensa okuler berperan sebagai lup, perbesaran okuler saat mata
tak berakomodasi adalah:

Sedangkan perbesaran okuler saat mata berakomodasi maksimum adalah:

Panjang mikroskop (d) dapat ditentukan dengan rumus:

Lensa Cembung
Lensa ini berbentuk lengkung rata keluar. Bagian tengahnya lebih tebal
dibandingkan dengan pinggirnya. Sekilas lensa ini tampak seperti elips. Sifat
cahaya atau sinar pada lensa cembung adalah
1. sinar datang yang sejajar sumbu utama akah diteruskan melalui fokus
2. sinar datang yang menuju ke pusat lensa akan diteruskan
3. sinar datang melalui fokus akan diteruskan sejajar dengan sumbu utama

Gambar 1.4 Jalannya sinar pada lensa cembung


Fokus dapat dihitung dengan rumus:

Dimana: nu = indeks bias udara atau air


R1 dan R2 = kelekungan dari lensa cembung
Jarak bayangan dapat dihitung dengan:

Sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung bersifat nyata, terbalik dan
diperbesar.
Pembesaran (M) pada lensa cembung adalah:

Lensa Cekung
Kebalikan dari lensa cembung, lensa ini terdiri dari dua permukaan yang
berbentuk lengkung ke dalam. Bagian tepi lensa lebih tebal jika dibandingkan
dengan bagian tengah lensa. Jalannya sinar pada lensa cekung adalah:

1. Sinar datang yang sejajar sumbu utama akan diteruskan seolah-olah fokus
2. Cahaya/sinar datang yang menuju fokus akan diteruskan sejajar sumbu
utama
3. Sinar datag menuju pusat lensa dan akan diteruskan
Fokus dapat dihitung dengan rumus:

* ingat fokus lensa cekung sama seperti cermin cembung, bernilai NEGATIF.
Dimana: nu = indeks bias udara atau air
R1 dan R2 = kelekungan dari lensa cekung
Jarak bayangan dapat dihitung dengan:

Sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung bersifat maya, tegak dan
diperkecil.
Pembesaran (M) pada lensa cekung adalah:

Persamaan Lensa Tipis

Untuk lensa tipis yang permukaannya merupakan permukaan bola persamaanpersamaan yang berkaitan dengan hubungan antara jarak benda (s), jarak
bayangan (s') dan jarak fokus (f) serta perbesaran bayangan benda (M) diturunkan
dengan bantuan geometri dapat dijelaskan berikut ini.

Pembiasan pada lensa tipis yang permukaannya merupakan permukaan bola.


Pada gambar di atas lensa tipis mempunyai dua permukaan lengkung
yakni permukaan ABC dan permukaan ADC, sementara ketebalan lensa yakni BD
dapat diabaikan. Titik C1 dan C2 berutur-turut merupakan titik pusat
kelengkungan lensa ABC dan ADC, sedangkan R1 dan R2 adalah jari-jari
kelengkungan permukaan-permukaan tersebut.
Bayangan suatu benda yang diletakkan di titik O di depan lensa tersebut terbentuk
setelah berkas sinar dari O yang menuju lensa dibiaskan dua kali oleh lensa
tersebut.
Berkas sinar yang berasal dari O ketika melewati permukaan ABC dibiaskan
sedemikian sehingga terbentuk bayangan di titik I1. Oleh permukaan ADC
bayangan I1 itu di anggap benda dan dibiaskan oleh permukaan ADC sedemikian
sehingga terbentuk bayangan akhir di titik I2. Berdasarkan persamaan permukaan
lengkung kita dapatkan persamaan untuk permukaan ABC,

Untuk permukaan ADC

Ingat, n1 adalah indeks bias medium di mana lensa berada dan n2 adalah indeks

bias lensa (tepatnya indeks bias bahan lensa)! Seperti telah dikatakan sebelumnya,
karena yang sedang dibicarakan adalah lensa tipis, maka ketebalan lensa (BD)
diabaikan.
Akibatnya jarak BI1 = DI1 sehingga ketika dua persamaan untuk dua permukaan
lensa tipis di atas dijumlahkan, suku-suku yang mengandung BI1 atau DI1 pada
kedua persamaan itu dapat dihilangkan (karena berlawanan tanda) lalu akan
diperoleh,

Pada gambar 31 di atas OB adalah jarak benda (s) dan DI2 adalah jarak bayangan
(s'),maka

atau

Bila ruas kiri dan ruas kanan sama-sama kita bagi dengan n1 akan kita peroleh,

Persamaan lensa tipis


dengan
s = jarak benda
s' = jarak bayangan
n1 = indeks bias medium sekeliling lensa
n2 = indeks bias lensa
R1 = jari-jari kelengkungan permukaan pertama lensa

R2 = jari-jari kelengkungan permukaan kedua lensa

Persamaan lensa tipis di atas berlaku hanya untuk sinar-sinar datang yang dekat
dengan sumbu utama lensa (sinar-sinar paraksial) dengan ketebalan lensa jauh
lebih kecil dibandingkan dengan jari-jari kelengkungannya.
Gambaran Akhir (Final Image)
Bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif bersifat nyata, terbalik,
dan diperbesar kemudian dilnjutkan oleh lensa okuler. Bayangan yang
dihasilkan lensa objektif merupakan benda bagi lensa okuler sehingga
dihasilkan bayangan akhir dengan sifat maya, terbalik dan diperbesar.
Baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa
cembung. Secara garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan
sementara yang mempunyai sifat semu, terbalik, dan diperbesar terhadap
posisi benda mula-mula, lalu yang menentukan sifat bayangan akhir
selanjutnya adalah lensa okuler. Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir
mempunyai sifat yang sama seperti bayangan sementara, semu, terbalik, dan
lebih lagi diperbesar.
Adapun prinsip kerja mikroskop dapat digambarkan dalam bagan
berikut:
Prinsip kerja mikroskop adalah: Sumber sinar cermin kondensor
lubang meja objek preparat lensa objektif lensa okuler mata
kita tampak bayangan benda maya, terbalik dan diperbesar.
D. Sistem Perbesaran Mikroskop Optik
Perbesaran total mikroskop adalah hasil kali perbesaran lensa objektif
dan perbesaran lensa okuler. Jadi,
P = Pob Pok
Hal-hal penting yang perlu diketahui berkaitan dengan mikroskop:
1. Jarak antara lensa objektif dan lensa okuler disebut juga panjang tabung
(d). panjang tabung sama dengan penjumlahan jarak bayangan yang
dibentuk lensa objektif (sob) dengan jarak benda (bayangan pertama) ke
lensa okuler (sok).
d = sob + sok

2. Menggunakan mikroskop dengan mata berakomodasi maksimum berarti


letak bayangan akhir berada di titik dekat mata di depan lensa okuler. Jadi,
dapat dituliskan:
sok = sn
3. Menggunakan mikroskop dengan mata tidak berakomodasi berarti jarak
benda di depan lensa okuler (sok ) berada tepat di titik fokus lensa okuler
(fok). Jadi, dapat dituliskan:
sok = fok
Panjang Mikroskop
Panjang mikroskop diukur dari jarak antara lensa obyektif dan lensa
okuler. Untuk masing-masing jenis pengamatan, panjang mikroskop dapat
dihitung dengan cara yang berbeda.

A. Mata berakomodasi maksimum

d = Si(Ob) + So(Ok)
B. Mata tak berakomodasi

d = Si(Ob) + f(Ok)
Keterangan:
d = panjang mikroskop dalam meter
Si(Ob) = jarak bayangan lensa obyektif dalam meter
So(Ok) = jarak benda lensa okulerdalam meter
f(Ok) = jarak fokus lensa okuler dalam meter
E. Kelebihan, Kekurangan dan Perbedaan Mikroskop Optik dengan
Mikroskop Elektron
Adapun kelebihan dan kekurangan Mikroskop Optik adalah sebagai
berikut:
Kelebihan
tidak membutuhkan tempat yg luas, sehingga dapat dilihat oleh
langsung oleh pengamat.
penelitiannya dapat dilakukan dimana saja karena sumber cahaya
berasal dari lampu (microskop optik menggunakan sinar matahari)
Kekurangan
Tampilan gambar tidak sebagus mikroskop elektron (kadang kurang
jelas) .
Perbedaan mikroskop optik dan mikroskop elektron adalah sebagai
berikut:
Pembeda
Sumber
Perbesaran
Komponen Optik

Optik
Cahaya
1000 kali
Cermin dan Lensa

Elektron
Elektron
2 juta kali
Medan Listrik dan Medan

NA/Resolusi
Tabung Vakum

Rendah
Tidak tertutup dalam

Magnet
Tinggi
Tertutup dalam tabung

Layar Fluorescent

tabung vakum
Tidak Menggunakan layar

vakum
Menggunakan layar

atau Pelat Fotografi

fluorescent atau pelat

fluorescent atau pelat

Jenis

fotografi
Biasa, modern

fotografi
SEM, TEM

BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Mikroskop optik ditemukan Zacharias Janssen dan dibantu Hans Janssen
(pada tahun 1590), Galileo Galilei (pada tahun 1609), dan Antoni Van
Leeuwenhoek (pada tahun 1650).
2. Bagian-bagian pada mikroskop optik adalah lensa okuler, tabung
mikroskop (tubus), lensa objektif, revolver, kondensor, meja objek,
penjepit objek, kaki mikroskop, cermin cahaya, diafragma, lengan
mikroskop, micrometer, dan makrometer.
3. Cara kerja mikroskop adalah: Sumber sinar cermin kondensor
lubang meja objek preparat lensa objektif lensa okuler mata
kita tampak bayangan benda maya, terbalik dan diperbesar.
4. Perbesaran total mikroskop adalah hasil kali perbesaran lensa objektif dan
perbesaran lensa okuler.
5. Mikroskop Optik memiliki keterbatasan dalam perbesarannya karena
hanya bersumber dari cahaya tampak sehingga jika dibandingkan dengan
mikroskop electron, mikroskop optic memiliki kualitas yang lebi rendah.
B. Saran
Untuk penelitian dengan tujuan yang lebih spesifik sebaiknya digunakan
mikroskop selain mikroskop cahaya karena jika dilihat dari kemampuan dan
perbesarannya mikroskop optik merupakan mikroskop yang paling sederhana.

DAFTAR PUSTAKA
Sutrisno. 1984. Seri Fisika: Fisika Dasar. Bandung: ITB.
http://zeisscampus.magnet.fsu.edu/tutorials/basics/transmittedlightopticalpathway/
indexflash.html. Diakses pada tanggal 13 Maret 2015.
http://rindachie.wen9.com/menu/labs/mikroskop.html. Diakses pada tanggal 13
Maret 2015.
http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/geoopt/micros.html
http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/geoopt/simmag.html#c1
http://www.disdikgunungkidul.org/files/materi_sma/fisika/PEMBIASAN
%20CAHAYA/kb3_6.htm

Anda mungkin juga menyukai