Anda di halaman 1dari 12

1

Sejarah, Struktur dan Jenis Mikroskop


Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) 2010
Jl.Arjuna Utara no.6, Jakarta 11510
Dessy
10-2010-081
Semester 1, Blok 3
4 Januari 2011

Pendahuluan
Mikroskop adalah sebuah alat yang digunakan untuk menghasilkan bayangan dari benda
yang sangat kecil sehingga mampu dilihat oleh mata dengan baik. Seiring berjalannya waktu,
jenis mikroskop dikembangkan hingga beberapa jenis. Jenis-jenis mikroskop tersebut memiliki
fungsi yang berbeda dalam kemampuannya melihat benda. Dalam makalah ini, saya akan
memberi beberapa informasi mengenai jenis-jenis mikroskop yang telah dikembangkan hingga
sekarang ini.

Sejarah Mikroskop
Hubungan sains dan teknologi sangat erat dan penting. Teknologi menggunakan sains
untuk menghasilkan reka cipta, dan sains pula menggunakan teknologi untuk memperoleh
penemuan terkini. Pada tahun 1608 misalnya, seorang pencipta bernama Hans Lippershey
berhasil menciptakan teleskop. Setahun kemudian, Galileo mendengar berita ini dan
menghasilkan teleskop untuk penyelidikannya. Teknologi teleskop membolehkan Galileo
melihat bintang Jupiter dan Zuhal. Pada tahun 1931, teknologi modern berhasil menghasilkan
mikroskop elektron, yang menggunakan alur elektron berbanding sinar cahaya untuk
membesarkan sesuatu objek. Menerusi teknologi yang canggih ini, saintis dapat mengkaji objek
yang sehalus virus dan bakteria, serta mengetahui bagaimana ia berfungsi. Pada tahun 1970,
mikroskop elektron membolehkan saintis mengkaji dan mempelajari tentang atom.
1
Antonie van Leeuwenhoek adalah warga Negara Belanda. Leeuwenhoek disebut Bapak
Mikrobiologi. Pada akhir pertengahan abad XVII, Leeuwenhoek dengan tekun dan cermat
2

berhasil membuat mikroskop yang lebih sederhana, lebih murah, dan lebih baik mutunya.
Dengan mikroskop yang dibuat sendiri, ia dapat melihat benda-benda aneh sangat kecil
ukurannya dalam setitik air yang diambil dari tempat merendam jerami.
Secara tidak langsung Leeuwenhoek menumbangkan teori generatio spontanea. Teori
tersebut menyatakan bahwa hewan kecil dapat timbul dari benda mati, seperti pasir, debu,
gandum, dan daging busuk. Mereka yang percaya kepada teori itu menyatakan bahwa ulat dapat
lahir dari daging busuk. Hal itu dibantah oleh Leeuwenhoek sesudah mengamati kutu gandum.
Hewan yang sebelumnya dianggap timbul secara spontan dari gandum, ternyata serangga biasa
yang berasal dari telur, menetas, bermetamorfosis, dan tumbuh menjadi serangga biasa, seperti
serangga besar lainnya.

Pengertian Mikroskop
Mikroskop adalah alat bantu untuk mengamati benda-benda sangat kecil yang tidak dapat
dilihat dengan mata secara langsung. Mikroskop membantu pengamatan karena kita dengan
mudah dapat memperbesar objek menjadi 40x, 100x, 400x, bahkan sampai 1000x lebih besar
objek yang sebenarnya.


Gambar 1. Mikroskop monocular, binokular dan mikroskop stereo

Mikroskop yang biasa digunakan di laboratorium sekolah adalah mikroskop cahaya.
Mikroskop cahaya yang memiliki sebuah lensa okuler atau lensa pengintip disebut mikroskop
monocular. Mikroskop cahaya yang memiliki dua lensa okuler disebut mikroskop binokular.
3

Mekanisme kerja mikroskop cahaya dilakukan dengan memusatkan berkas sinar yang tampak
oleh mata untuk membentuk bayangan objek yang diperbesar.
Mikroskop monokular digunakan dengan satu mata sehingga bayangan yang terlihat
hanya mengenai panjang dan lebar benda, hanya sedikit member gambaran mengenai tingginya.
Pada umumnya, objek yang akan diamati dengan mikroskop monokular harus memiliki ukuran
yang kecil dan tipis sehingga dapat tembus cahaya.
Selain mikroskop monokular, mikroskop yang sering digunakan di dalam kelas adalah
mikroskop stereo. Mikroskop stereo biasanya digunakan untuk mengamati objek atau benda
tanpa bantuan reflector cahaya. Mikroskop stereo mempunyai dua lensa okuler.
Kegunaan mikroskop stereo dengan dua lensa okuler adalah dapat melihat benda tiga
dimensi. Kelemahan mikroskop stereo terletak pada ketajamannya karena mikroskop tersebut
tidak dapat mengamati setajam mikroskop cahaya. Mikroskop stereo hanya mampu
memperbesar pengamatan objek pada perbesaran 10 hingga 60 kali.

Bagian dan Fungsi Mikroskop
Sebelum menggunakan mikroskop, kita perlu mengenal bagian dan fungsi mikroskop.
Secara anatomi, mikroskop terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu bagian optik yang membuat
proyeksi bayangan benda di mata kita dan bagian mekanik yang menunjang bagian optic.
Bagian-bagian optik dari mikroskop adalah sebagai berikut :
a. Lensa okuler : merupakan lensa yang dekat dengan pengamat dan berfungsi sebagai kaca
pembesar yang membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari bayangan yang
dibentuk lensa objektif.
b. Lensa objektif : merupakan lensa yang dekat dengan objek dan membentuk bayangan nyata,
terbalik, dan diperbesar.
c. Diafragma : untuk mengatur banyak sedikitnya sinar yang dipantulkan cermin menuju mata
pengamat.
d. Reflektor : terdiri atas cermin datar dan cermin cekung yang berfungsi untuk memantulkan
cahaya ke dalam lubang diafragma dan lubang yang terdapat pada meja benda; cermin datar
digunakan jika sumber cahaya cukup terang, sedangkan cermin cekung digunakan jika
cahaya kurang terang.
4


Gambar 2. Mikroskop dan bagian-bagiannya

Bagian-bagian mekanik dari mikroskop adalah sebagai berikut :
a. Tabung mikroskop (tubus) : untuk mengatur focus yang menghubungkan lensa okuler dan
lensa objektif.
b. Pemutar halus (mikrometer) : untuk menaikturunkan tubus secara lambat.
c. Pemutar kasar (makrometer) : untuk menaikturunkan tubus secara cepat.
d. Meja mikroskop (meja objek) : sebagai tempat untuk meletakkan benda yang akan diamati;
benda yang diamati disebut preparat, sediaan,
e. Penjepit objek : untuk menjepit gelas preparat yang akan diamati agar tidak mudah bergeser.
f. Revolver : tabung yang dapat diputar dan berguna sebagai alat pemindah lensa.
g. Kondensor : untuk mengumpulkan cahaya yang digunakan menerangi preparat dan dapat
dinaikturunkan.
h. Engsel inklinasi (sekrup) : untuk mengubah sudut tegak lurus mikroskop.
i. Lengan mikroskop : pegangan untuk membawa mikroskop.
j. Kaki mikroskop : untuk menyangga mikroskop.

Mikroskop merupakan sistem lensa cembung (konveks) sehingga pembesaran pada
mikroskop mengikuti kaidah hokum fisika tentang optik. Pembesaran total didapat dari hasil
perkalian pembesaran lensa okuler dengan pembesaran lensa objektif. Misalnya, pembesaran
5

lensa okuler 10x dan pembesaran lensa objektif 45x. Jadi, benda yang diperbesar total adalah
10x45 = 450x dari ukuran semula.
2

Jenis Mikroskop
Mikroskop elektron :
Ada dua jenis mikroskop elektron yang biasa digunakan, yaitu Tunneling Electron
Microscopy (TEM) dan Scanning Electron Microscopy (SEM).
Mikroskop transmisi elektron (TEM) adalah sebuah mikroskop elektron yang cara
kerjanya mirip dengan cara kerja proyektor slide, di mana elektron ditembuskan ke dalam
obyek pengamatan dan pengamat mengamati hasil tembusannya pada layar. TEM
dikembangkan pertama kali oleh Ernst Ruska dan Max Knoll, dua peneliti dari Jerman pada
1932. Saat itu, Ernst Ruska masih sebagai seorang mahasiswa doktor dan Max Knoll adalah
dosen pembimbingnya. Karena hasil penemuan yang mengejutkan dunia tersebut, Ernst
Ruska mendapat penghargaan Nobel Fisika pada tahun 1986.
Sebagaimana namanya, TEM bekerja dengan prinsip menembakkan elektron ke lapisan
tipis sampel, selanjutnya informasi tentang komposisi struktur dalam sampel tersebut dapat
terdeteksi dari analisis sifat tumbukan, pantulan maupun fase sinar elektron yang menembus
lapisan tipis tersebut. Dari sifat pantulan sinar elektron tersebut, dapat diketahui struktur
kristal maupun arah dari struktur kristal tersebut. Bahkan dari analisis lebih detail, dapat
diketahui deretan struktur atom dan ada tidaknya cacat (defect) pada struktur tersebut. Untuk
observasi TEM ini, sampel perlu ditipiskan sampai ketebalan lebih tipis dari 100 nanometer.
Dan ini bukanlah pekerjaan yang mudah, perlu keahlian dan alat secara khusus. Objek yang
tidak dapat ditipiskan sampai orde tersebut, sulit diproses oleh TEM ini.
Dalam pembuatan komponen elektronika, TEM sering digunakan untuk mengamati
penampang/irisan komponen dan sifat kristal pada tersebut. Dalam kondiri lain, TEM juga
digunakan untuk mengamati irisan permukaan dari sebuah komponen.
Mikroskop pemindai elektron (SEM) yang digunakan untuk studi detil arsitektur
permukaan sel (atau struktur jasad renik lainnya), dan obyek diamati secara tiga dimensi.
SEM dikembangkan pertama kali tahun 1938 oleh ilmuaan Jerman Manfred von Ardenne.
Konsep dasar dari SEM ini, sebenarnya disampaikan oleh Max Knoll pada 1935. SEM
bekerja berdasarkan prinsip scan sinar elektron pada permukaan sampel, selanjutnya
6

informasi yang diperoleh diubah menjadi gambar. Imajinasi mudahnya, gambar yang didapat
mirip sebagaimana gambar pada televise. Mikroskop pemindai elektron (SEM) yang
digunakan untuk studi detil arsitektur permukaan sel (atau struktur jasad renik lainnya), dan
obyek diamati secara tiga dimensi.
Cara terbentuknya gambar pada SEM berbeda dengan apa yang terjadi pada mikroskop
optik dan TEM. Pada SEM, gambar dibuat berdasarkan deteksi elektron baru (elektron
sekunder) atau elektron pantul yang muncul dari permukaan sampel ketika permukaan
sampel tersebut di scan dengan sinat elektron. Elektron sekunder atau elektron pantul yang
terdeteksi, kemudian sinyalnya diperkuat, besar amplitudonya ditampilkan dalam gradasi
gelap-terang pada layar monitor CRT (cathode ray tube). Pada layar CRT inilah, gambar
struktur objek yang sudah diperbesar dapat terlihat. Pada proses operasinya, SEM tidak
memerlukan sampel yang ditipiskan, sehingga dapat digunakan untuk melihat obyek dari
sudut pandang tiga dimensi.
Demikian, SEM mempunyai resolusi tinggi dan dikenal untuk mengamati objek benda
berukuran nanometer, resolusi tinggi tersebut didapatkan untuk scan dalam arah horizontal,
sedangkan scan secara vertical atau tinggi rendahnya struktur memiliki resolusi rendah. Hal
ini merupakan kelemahan SEM yang belum diketahui pemecahannya. Namun demikian,
sejak sekitar 1970, telah dikembangkan mikroskop baru yang mempunyai resolusi tinggi baik
secara horizontal maupun secara vertikal, yang dikenal dengan Scanning Probe Microscopy
(SPM).

Scanning Probe Microscope (SPM)
SPM mempunyai prinsip kerja berbeda dengan SEM maupun TEM, dan merupakan
generasi baru dari tipe mikroskop scan. Mikroskop yang sekarang dikenal mempunyai tipe
ini adalah Scanning Tunneling Microscope (STM), Atomic Force Microscope (AFM) dan
Scanning Near-field Optical Microscope (SNOM). Mikroskop tipe ini banyak digunakan
dalam riset teknologi nano.
Scanning probe mikroskop mencakup beberapa teknologi yang terkait untuk pencitraan
dan permukaan pengukuran pada skala halus, sampai ke tingkat molekul dan kelompok atom.
Pada ujung lain skala, scan dapat menempuh jarak lebih dari 100 mikrometer dalam arah x
dan y dan 4 mikrometer dalam arah z. Ini adalah serangkaian luas. Ini benar-benar dapat
7

dikatakan bahwa perkembangan teknologi ini merupakan prestasi besar, karena memiliki
efek mendalam pada banyak bidang ilmu pengetahuan dan rekayasa.
Teknologi SPM berbagi konsep memindai tip yang sangat tajam (radius 30-50 nm
kelengkungan) di permukaan benda. Ujung adalah terpasang pada penopang fleksibel, yang
memungkinkan ujung untuk mengikuti profil permukaan. Ketika bergerak ujung dekat
dengan objek yang diteliti, gaya interaksi antara ujung dan pengaruh permukaan pergerakan
kantilever tersebut. Gerakan-gerakan ini terdeteksi oleh sensor selektif. Berbagai interaksi
dapat dipelajari tergantung pada mekanisme probe.

Tiga paling umum teknik probe scanning adalah:
a. Atomic Force Microscope (AFM) mengukur gaya interaksi antara ujung dan permukaan.
Tip ini dapat menyeret di permukaan, atau mungkin bergetar ketika bergerak. Gaya
interaksi akan tergantung pada sifat sampel, ujung probe dan jarak antara mereka.
b. Scanning Tunneling Microscope (STM) mengukur lemah arus listrik yang mengalir di
antara ujung dan sampel karena mereka mengadakan sangat jauh terpisah.
c. Near-field Scanning Optical Microscope (NSOM) scan sumber cahaya yang sangat kecil
sangat dekat dengan sampel. Deteksi ini energi cahaya bentuk gambar. NSOM dapat
memberikan resolusi di bawah mikroskop cahaya konvensional.
3


Scanning Acoustic Microsope (SAM)
Scanning Microscopy Acoustic, sering disebut sebagai SAM atau SAT (Scanning
Acoustic Tomography) yang tak tertandingi dalam kemampuannya untuk tempat
delaminations, retak dan anomali non-destruktif. Tidak hanya akustik mikroskop mendeteksi
kegagalan tetapi juga dapat memberikan lokasi spesifik dari masalah. Sonix SAM gambar
resolusi tinggi dan alat-alat diagnostik canggih digunakan untuk:
kegagalan perangkat Mendiagnosa dan menemukan kegagalan "akar penyebab"
Monitor produksi sampling
Kualifikasi baru paket atau desain produksi
Penelitian baru bahan atau proses
Menggunakan mikroskop akustik pertama dibangun pada awal tahun 1970. Lemon
dan yang memadai mengembangkan SAM pertama di tahun 1974. Dua jenis mikroskop
8

akustik umumnya dalam fokus penggunaan-titik dan garis fokus. SAM adalah dari berbagai
titik fokus. Di sini, sinar terfokus dipindai di atas dan menembus spesimen direndam dalam
air; kedalaman penetrasi tergantung pada frekuensi akustik dan sifat material. Dengan SAM,
pinggiran gangguan dieliminasi karena energi akustik difokuskan selama diameter kurang
dari satu panjang gelombang, dan gambar terbentuk dengan memindai satu titik pada suatu
waktu.
5
yang mikro spesimen disiapkan untuk pemeriksaan metalografi juga dapat diselidiki
dengan SAM karena fase yang berbeda memiliki konstanta elastis yang berbeda.
4

Mikroskop Optik / Mikroskop Cahaya
Mikroskop ini menggunakan lensa dari kaca dan sumber cahayanya berasal dari cahaya
matahari atau lampu. Mikroskop optik tersusun dari dua buah lensa cembung. Satu lensa
yang berhadapan dengan benda disebut lensa objektif. Lensa lain yang berhadapan dengan
mata pengamat disebut lensa okuler. Jarak fokus lensa objektif (f
ob
) pada mikroskop lebih
besar daripada jarak fokus lensa okuler (f
ok
). Lensa objektif membentuk bayangan nyata,
terbalik dan diperbesar. Untuk memperjelas penampakan bayangan yang dihasilkan oleh
mikroskop, pada sisi bawah benda biasanya dipasang cermin datar. Cermin ini digunakan
untuk memantulkan cahaya dari luar agar masuk ke benda yang diamati.

Mikroskop optik dibagi menjadi beberapa macam:
A. Mikroskop Phase Contrast
Cara ideal untuk mengamati benda hidup adalah dalam keadaan alamiahnya : tidak diberi
warna dalam keadaan hidup, namun pada galibnya fragma benda hidup yang mikroskopik
(jaringan hewan atau bakteri) tembus cahaya sehingga pada masing-masing tincram tak
akan teramati, kesulitan ini dapat diatasi dengan menggunakan mikroskop fasekontras.
Namun prinsip alat ini sangat rumit. Apabila mikroskop biasa digunakan nukleus sel
hidup yang tidak diwarnai dan tidak dapat dilihat, walaupun begitu karena nukleus dalam
sel, nukleus ini mengubah sedikit hubungan cahaya yang melalui meteri sekitar inti.
Hubungan ini tidak dapat ditangkap oleh mata manusia (fase). Namun suatu susunan filter
dan diafragma pada mikroskop fase kontras akan mengubah perbedaan fase ini menjadi
perbedaan dalam terang, yaitu daerah-daerah terang dan bayangan yang dapat ditangkap
oleh mata dengan demikian nukleus dan unsure lain yang sejauh ini tidak dapat dilihat
dapat dilihat.
9

B. Mikroskop Bright Field Illumination
Bright field mikroskop adalah yang paling sederhana dari semua teknik mikroskop
cahaya. Sampenya melalui iluminasi cahaya putih ditransmisikan, yaitu diterangi dari
bawah dan diamati dari atas. Keterbatasan termasuk rendah kontras sampel biologi yang
paling jelas dan resolusi rendah karena kabur dari bahan fokus. Kesederhanaan dari teknik
dan persiapan sampel minimal yang diperlukan adalah keuntungan yang signifikan. Bright
field mikroskop adalah sederhana dari berbagai teknik yang digunakan untuk penerangan
sampel dalam mikroskop cahaya dan kesederhanaan yang membuatnya menjadi teknik
yang populer.

C. Mikroskop Oblique Illumination
Oblique illumination adalah pencahayaan di mana sinar dari cahaya diarahkan secara
diagonal ke sebuah objek sehingga cemerlang diterangi sementara sekitar daerah dalam
bayangan. Iluminasi miring pada dasarnya bekerja dengan menonjolkan setiap gradien
fase dalam spesimen transparan. Ini adalah cara untuk mencapai kekuatan menengah
(misalnya tujuan 40x) dengan mikroskop yang dengan atau tanpa cermin, dan merupakan
teknik amatir yang dapat digunakan untuk meningkatkan visibilitas ketika mempelajari
subjek kontras rendah, terutama jika tidak cukup beruntung untuk memiliki fase kontras
atau bidang daya penerangan gelap tinggi. Oblique pencahayaan juga bekerja dengan baik
pada sel tunggal seperti protozoa.

D. Mikroskop Cross-polarized Light Illumination
Polarized cahaya adalah teknik meningkatkan kontras yang meningkatkan kualitas gambar
yang diperoleh dengan bahan birefringent bila dibandingkan dengan teknik lain seperti
darkfield dan pencahayaan brightfield, kontras diferensial gangguan, fase kontras, kontras
Hoffman modulasi, dan fluoresensi. Mikroskop cahaya Polarized memiliki tingkat
sensitivitas yang tinggi dan dapat digunakan untuk kedua studi kuantitatif dan kualitatif
ditargetkan pada berbagai spesimen anisotropik. Mikroskop polarisasi kualitatif sangat
populer dalam prakteknya, dengan volume banyak didedikasikan untuk
subjek. Sebaliknya, aspek kuantitatif mikroskop cahaya terpolarisasi, yang terutama
digunakan dalam kristalografi, merupakan subjek yang jauh lebih sulit yang biasanya
10

terbatas pada ahli geologi, mineral, dan kimia. Namun, kemajuan mantap dibuat selama
beberapa tahun terakhir telah memungkinkan ahli biologi untuk mempelajari karakter
birefringent dari banyak sub-selular rakitan anisotropik.
Mikroskop cahaya terpolarisasi dirancang untuk mengamati dan foto spesimen yang
terlihat terutama karena karakter mereka optik anisotropik. Mikroskop cahaya Polarized
ini mampu memberikan informasi pada warna penyerapan dan batas-batas jalur optic
antara mineral yang berbeda indeks bias, dengan cara yang mirip dengan pencahayaan
brighfield, tapi teknik ini juga dapat membedakan antara zat isotropik dan anisotropik.
Selanjutnya, teknik eksploitasi kontras meningkatkan sifat optik khusus untuk anisotropi
dan mengungkapkan informasi rinci mengenai struktur dan komposisi bahan yang tidak
ternilai untuk identifikasi dan tujuan diagnostik.
Terpolarisasi mikroskop cahaya adalah mungkin paling dikenal untuk aplikasi dalam ilmu
geologi, yang berfokus terutama pada studi tentang mineral dalam bagian batuan
tipis.Namun, berbagai bahan lainnya dapat dengan mudah diperiksa dalam cahaya
terpolarisasi, termasuk mineral alam dan industri, komposit semen, keramik, serat mineral,
polimer, pati, kayu, urea, dan sejumlah makromolekul biologis dan rakitan
struktural. Teknik ini dapat digunakan baik secara kualitatif dan kuantitatif dengan sukses,
dan merupakan alat yang beredar untuk ilmu bahan, geologi, kimia, biologi, metalurgi,
dan bahkan obat-obatan.

E. Mikroskop Dark Field Illumination
Disebut juga mikroskop medan gelap. Mikroskop ini digunakan untuk mengamati bakteri
hidup khususnya bakteri yang begitu tipis hampir mendekati batas daya mikroskop
majemuk. Mikroskop medan-gelap berbeda dengan mikroskop cahaya majemuk biasa
hanya dalam hal adanya kondensor khusus yang dapat membentuk kerucut hampa berkas
cahaya yang dapat dilihat. Berkas cahaya dari kerucut hampa ini dipantulkan dengan sudut
yang lebih kecil dari bagian atas gelas preparat.

F. Mikroskop Differential Interference Contrast
Mekanisme yang sangat baik untuk rendering kontras dalam spesimen transparan,
differential interference contrast (DIC) adalah sebuah mikroskop geser balok gangguan
11

sistem di mana balok referensi adalah dicukur dengan jumlah yang sangat kecil, umumnya
agak kurang dari diameter disk Airy. Teknik ini menghasilkan gambar bayangan-cast
monokromatik yang efektif menampilkan gradien jalur optik untuk kedua frekuensi
spasial tinggi dan rendah hadir dalam spesimen. Mereka wilayah spesimen di mana
peningkatan jalur optik sepanjang arah referensi terlihat lebih terang (atau lebih gelap),
sedangkan daerah di mana perbedaan penurunan jalan muncul dalam kontras terbalik.
Sebagai gradien perbedaan jalur optik tumbuh lebih curam, kontras gambar secara
dramatis meningkat.
Melalui mekanisme sangat berbeda dari fase kontras, kontras diferensial gangguan
mengkonversi spesimen gradien jalur optik mempertimbangkan perbedaan amplitudo
yang dapat divisualisasikan sebagai peningkatan kontras pada gambar yang dihasilkan.
Komponen optik yang diperlukan untuk kontras diferensial gangguan mikroskop tidak
menutupi atau menghalangi diafragma obyektif dan kondensor (seperti dalam fase atau
kontras Hoffman modulasi), sehingga memungkinkan instrumen untuk dipekerjakan di
aperture numerik penuh. Hasilnya adalah peningkatan dramatis dalam resolusi (terutama
dalam arah sumbu optik), penghapusan artefak halo, dan kemampuan untuk menghasilkan
gambar yang sangat baik dengan spesimen yang relatif tebal. Selain itu, diferensial
gangguan menghasilkan kontras gambar yang dapat dengan mudah dimanipulasi dengan
menggunakan teknik digital imaging dan video untuk lebih meningkatkan kontras.

G. Mikroskop Binokuler
Mikroskop cahaya menggunakan tiga jenis lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan
kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop
sedangkan penggunaan lensa okuler terletak pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal
(monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat
dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung
mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang
ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan lensa-lensa
mikroskop yang lain.


12

H. Mikroskop Monokuler
Mikroskop monokuler digunakan dengan satu mata sehingga bayangan yang terlihat
hanya mengenai panjang dan lebar benda, hanya sedikit member gambaran mengenai
tingginya. Pada umumnya, objek yang akan diamati dengan mikroskop monokular harus
memiliki ukuran yang kecil dan tipis sehingga dapat tembus cahaya.
5

Kesimpulan
Mikroskop merupakan alat bantu untuk mengamati benda-benda sangat kecil yang tidak
dapat dilihat dengan mata secara langsung. Seiring berkembangnya teknologi, mikroskop
dikembangkan menjadi beberapa jenis, yaitu mikroskop elektron, mikroskop optik/cahaya,
Scanning Probe Microscope (SPM) dan Scanning Acoustic Microscope (SAM). Mikroskop
elektron terbagi menjadi Tunneling Electron Microscopy (TEM) dan Scanning Electron
Microscopy (SEM). Mikroskop optik terbagi menjadi Phase Contrast Microscope, Bright
Field Microscope, Dark Field Microscope, Differential Interference, Cross Polarized
Microscope, Mikroskop Binokuler dan Mikroskop Monokuler. Setiap jenis mikroskop
mempunyai fungsi dan kegunaan yang berbeda-beda.

Daftar Pustaka
1. Hamid MAA, Balwi MK, Othman MF. Reka cipta dan inovasi dalam perspektif
kreativitas.
1st
ed. Malaysia: Universiti Teknologi Malaysia;2006.p.115-6.
2. Kadaryanto, Jati W, Mukido, Chalsum U, Sarmini S. Biologi 1 Mengungkap rahasia alam
kehidupan. Jakarta: Yudhistira;2006.p.24-6.
3. Utami HP. Mengenal cahaya dan optik. JakartA:Ganeca;2007.p.70-2.
4. Giancoli DC. Fisika. 5
th
ed. Jakarta: Erlangga;2004.p.360-2.
5. Arisworo D, Yusa, Sutresna N. Ilmu pengetahuan alam. 1
st
ed. Jakarta :
Grafindo;2006.p.175-7

Anda mungkin juga menyukai