Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PENGGUNAAN MIKROSKOP SERTA PENGAMATAN BENTUK DAN STRUKTUR SEL

NAMA NIM KELAS

: DIANA PUSPITASARI : 130210102057 : A REG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2014

I.

JUDUL : PENGGUNAAN MIKROSKOP SERTA PENGAMATAN BENTUK DAN STRUKTUR SEL

II.

TUJUAN : 1. Memperkenalkan penggunaannya 2. Mempelajari cara menyiapkan bahan bahan yang akan diamati di bawah mikroskop 3. Mengamati bentuk dan struktur sel hewan dan sel tumbuhan komponen komponen mikroskop dan cara

III.

DASAR TEORI :

Panca indera manusia memiliki kemampuan daya pisah yang terbatas, karena itu banyak masalah mengenai organisme yang akan diamati hanya dapat diperiksa dengan menggunakan alat alat bantu. Salah satu alat bantu yang sering digunakan dalam pengamatan prepaat mikroskopis adalah mikroskop. Mikroskop ( Latin: micro; kecil, scopium: penglihatan ), yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan daya pisah seseorang sehingga memungkinkan untuk dapat mengamati objek yang sangat halus (Tim Dosen Pembina, 2013: 1 ). Ada beberapa jenis mikroskop, diantaranya mikroskop

monokuler, bayangan yang tampak memiliki panjang dan lebar, hanya sedikit memberi gambaran tentang tingginya. Obyek yang akan diselidiki harus memiliki ukuran yang kecil dan tipis sehingga bisa ditembus. Macam-macam mikroskop : 1. Mikroskop cahaya Mikroskop cahaya dapat memperbesar secara efektif sekitar 1.000 kali dari ukuran asli spesimen. Pada perbesaran yang lebih tinggi, detail tambahan tidak lagi dapat dilihat dengan jelas. Adapun teknik-teknik yang digunakan oleh mikroskop cahaya yaitu : - Medan terang (spesimen tak diwarnai) - Medan terang (spesimen diwarnai) - Fase-kontras - Diferensiasi-interferensi-kontras (nomarski) - Fluoresensi

- Konfokus 2. Mikoskop elektron Mikroskop elektron adalah jenis mikroskop yang menggunakan sinar partikel elektron untuk menerangi spesimen dan menghasilkan gambar yang diperbesar. Mikroskop elektron dibagi menjadi dua, yaitu : Mikroskopi elektron payar (SEM), memfokuskan seberkas elektron melalui spesimen atau pada permukaannya. Dengan resolusi berbanding terbalik dengan panjang gelombang radiasi. Mikroskopi elektron transmisi (TEM), mengarahkan berkas elektron melalui irisan spesimen yang sangat tipis, mirip dengan cara mikroskop cahaya meneruskan cahaya melalui obyek (slide).

Pembentukan bayangan pada mikroskop : Sifat bayangan pada mikroskop ditentukan oleh 2 lensa, yaitu lensa obyektif dan lensa okuler. Bayangan yang dihasilkan oleh benda haruslah terletak antara jarak titik dekat dan titik jauh mata agar dapat diamati dengan jelas. Biasanya mikroskop dipergunakan untuk mengamati benda dengan kecil, maka benda yang dimat iharuslah terletak sedekat mungkin dengan lensa objektif, agar sudut penglihatan oleh lensa objektif menjadi sebesar mungkin. Hal ini, berarti bahwa jarak fokus lensa objektif mikroskop harus sekeci mungkin. Jarak fokus sekecil ini dapat diperoleh dengan

menggunakan sistem lensa sebagai lensa objektif mikroskop. Di samping itu, dengan menggunakan sitem lensa, abrasi dapat dikurangi. Karena lensa objektif hanyalah membentuk bayangan nyata yang diperbesar, yang kemudian diamati dengan lensa okuler (Sutrisno, 1984 : 152).

Cara penggunaan mikroskop : 1. Letakkan mikroskop di tempat terang, uka diafragma sampai maksimal 2. Atur posisi cermin datar / cekung sedemikian rupa sehingga kaca kondensor menjadi terang

3.

Naikkan kondensor sampai maksimal dengan memutar tombol kondensor

4. 5.

Tempatkan preparat di meja mikroskop Turunkan tabung mikroskop sampai lensa obyektif hampir menyentuh gelas penutup

6.

Melalui lensa okuler, amati preparat sampai terfokus dengan cara memutar pengatur kasar dan pengatur halus ( Tim Dosen Pembina, 2013: 2 ). Sel merupakan satuan dasar yang menyusun organisme. Istilah

celula digunakan pertama kali oleh Robert Hook pada tahun 1665. Hook menggunakan istilah tersebut untuk memberi nama pada ruang yang dibatasi oleh dinding yang dilihatnya pada gabus; kelak ia mengamati bahwa sel pada jaringan tumbuhan yang lain mengandung cairan / jus (Fahn, 1943: 17). Bagian yang ada di sebelah dalam dinding sel disusun oleh bahan yang disebut protoplasma, yang berarti bahan hidup dalam bentuk sederhana. Bagian yang disusun oleh protoplasma ini disebut protoplas. (Soerodikoesoemo, 1987: 1.1). Bentuk sel tumbuhan bermacam macam. Ada yang berbentuk seperti peluru, kubus, poliedrik, prisma, memanjang, seperti serabut atau 1/10 mm (10-100 Um). Panjang sel sel juga bermacam macam (Soerodikoesoemo, 1987: 1.1) Komponen utama sel tumbuhan ialah dinding sel, sitoplasma dan nukleus. Sitoplasma meliputi retikulum endoplasma, aparatur Golgi, mitokondria, plastid, mikrobadan, ribosom, sferosrom, mikrotubula, vakuola dan zat-zat ergastik (Matzke, 1943: 19). Sitoplasma meliputi sebagian dari protoplas. Secara fisik sitoplasma merupakan zat kental yang lebih kurang transparan dalam cahaya tampak. Secara kimia struktur sitoplasma sangat kompleks, komponen utamanya ialah air (85-90%). Aliran sitoplasma sering kali dapat dilihat pada sel hidup dengan bantuan mikroskop cahaya. Sitoplasma dipisahkan dari dinding sel oleh membran unit disebut plasmalema dan dari vakuola oleh membran unit lain (Fahn, 1943: 19).

Sitoplasma disebut juga plasma sel atau plasma. Di bawah mikroskop biasa ( mikroskop cahaya ) sitoplasma terlihat sebagai bahan yang dapat ditembus cahaya, lebih kental daripada air, dengan butir butir dan bagian yang mempunyai ukuran bermacam macam. (Soerodikoesoemo, 1987: 1.1). Umumnya nukleus berbentuk bola, namun bentuk-bentuk lain yang diamati juga. Nukleus sangat pekat, berstruktur granul dan fibril, dan tidak dibatasi oleh membran. Nukleus membawa informasi untuk protein sel di dalam DNAnya. Adanya dinding pada sel tumbuhan membedakannya dari sel hewan. Dinding sel ditemukan pertama kali pada abad ke 17, yaitu sebelum dikenalnya protoplasma, dan mulai sejak itu banyak peneliti yang mempelajarinya (Fahn, 1965: 32,45).

IV.

METODE : 4.1 Alat : a. Mikroskop b. Gelas obyek dan gelas penutup c. Pipet tetes d. Skalpel e. Silet tajam 4.2 Bahan : a. Potongan kertas yang bertuliskan huruf d atau b b. Air c. Epitel rongga mulut d. Bawang merah e. Methilen Blue f. Alkohol 70% 4.3 Langkah Kerja : 1. Pengamatan potongan huruf d dan b

Meletakkan potongan huruf d dan b pada gelas obyek dan tutuplah perlahan lahan dengan gelas penutup, lalu amati preparat dengan menggunakan perbesaran lensa obyektif lemah

Membandingkan letak bayangan dengan obyek yang diamati

Sambil memandang ke dalam okuler, menggeser preparat dari kiri ke kanan

Menggambar dan menuliskan hasil pengamatan yang kalian amati

2.

Pengamatan bentuk dan struktur sel Pengamatan Epitel rongga mulut ( sel hewan ) Membersihkan scalpel dengan alkohol

Mengorek bagian rongga mulut dengan scalpel

Meletakkan hasil korekan pada kaca benda

Menetesi dengan methilen blue sedikit

Menutup dengan kaca penutup

Mengamati di bawah mikroskop dari perbesaran lemah ke kuat

Menggambar dan memberi keterangan bagian yang teramati Pengamatan sel bawang merah ( sel tumbuhan ) Mengambil selaput bagian dalam umbi lapis bawang merah dengan silet tajam

Meletakkan hasil irisan pada kaca benda

Menetesi dengan sedikit air

Mengamati di bawah mikroskop

Menggambar dan memberi keterangan bagian yang teramati

V.

HASIL PENGAMATAN : 1. Pengamatan potongan d atau b

2. Pengamatan Bentuk dan Struktur Sel

Pengamatan epitel rongga mulut ( sel hewan )

Pengamatan Sel bawang merah ( sel tumbuhan )

VI.

PEMBAHASAN :

Mikroskop adalah alat yang di gunakan untuk melihat, atau mengenali benda-benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya. Berikut adalah bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya: LENSA OKULER, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif LENSA OBJEKTIF, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif. TABUNG MIKROSKOP (TUBUS), tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler. MAKROMETER (PEMUTAR KASAR), makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat. MIKROMETER (PEMUTAR HALUS), pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer. REVOLVER, revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya.

REFLEKTOR, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya. DIAFRAGMA, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk. KONDENSOR, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat putar dan di naik turunkan. MEJA MIKROSKOP, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati. PENJEPIT KACA, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser. LENGAN MIKROSKOP, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop. KAKI MIKROSKOP, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop. SENDI INKLINASI (PENGATUR SUDUT), untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop. Cara menggunakan mikroskop Adapun langkah-langkah yang bisa diikuti adalah sebagai berikut: 1. Tempatkan kaca benda atau yang dikenal juga dengan istilah object glass dengan preparat yang hendak diamati pada meja objek. Atur sedemikian rupa agar objek tersebut tepat berada pada lapangan pandang. 2. Selanjutnya, jepit kaca benda dengan menggunakan penjepit khusus yang ada pada bagian atas meja objek. 3. Selanjutnya, sembari mengamati dari arah samping, peneliti bisa menurunkan lensa objektif sedikit demi sedikit. Gunakan pemutar kasar sampai jarak lensa objektif dengan objek penelitian hanya tersisa 5 milimeter. Pada sebagian jenis mikroskop, jarak diatur tidak dengan pemutar kasar melainkan dengan menaikturunkan meja objeknya. Mikroskop yang seperti ini menuntut kehati-hatian sebab jika salah perhitungan, lensa objektif bisa saja menyentuh meja objek dan tergores.

4.

Cermatilah bayangan yang terlihat dari lensa okuler. Jika dibutuhkan, gunakanlah pemutar kasar untuk menaikkan juga menurunkan lensa objektif hingga didapatkan bayangan atau tampilan objek yang diamati dengan jelas. Apabila hal ini tidak berhasil membuat Anda melihat objek dengan jelas, maka mungkin Anda harus mengulangi langkah pada poin ketiga.

5.

Setelah objek yang diteliti terlihat jelas, Anda bisa menggunakan pemutar halus untuk menurnkan lensa objektif agar ojek tersebut bisa terlihat lebih jelas lagi.

6.

Jika dikehendaki, Anda bisa mendapatkan pembesaran yang kuat dengan cara mengganti atau merubah lensa objektif. Untuk hal ini Anda bisa menggunakan bagian yang bernama revolver. Pastikan posisi objek tidak bergeser sedikitpun. Sebab jika iya, maka terpaksa Anda harus mengulangi langkah dari poin yang pertama.

Pengamatan potongan huruf b atau d 1. Pengamatan huruf b Keterangan :


Awalnya huruf b berubah menjadi huruf q Bayangannya terbalik b q Preparat digeser ke kiri bayangannya bergeser ke kanan. Preparat digeser ke kanan bayangannya bergeser ke kiri. Preparat digeser ke depan bayangannya bergeser ke belakang. Preparat digeser ke belakang bayangannya bergeser ke depan.

Pada penglihatan pertama lensa obyektif menerima bayangan berupa nyata, terbalik dan diperbesar, kemudian diteruskan oleh lensa okuler berupa bayangan maya, tegak dan diperbesar. Pengamatan huruf d Keterangan :

Awalnya huruf d,berubah menjadi huruf p Bayangan terbalik d p Preparat digeser ke kiri, bayangannya bergerser ke kanan Preparat digeser ke kanan bayangannya bergeser ke kiri

Preparat digeser ke depan bayangannya bergeser ke belakang

Preparat digeser ke belakang bayangannya bergeser ke depan

Pada penglihatan pertama lensa obyektif menerima bayangan berupa nyata, terbalik dan diperbesar, kemudian diteruskan oleh lensa okuler berupa bayangan maya, tegak dan diperbesar. 2. Sel Tumbuhan ( Bawang Merah ) Praktikum yang dilaksanakan kamis kemarin, kami mengamati sel tumbuhan yaitu sel bawang merah. Dari hasil pengamatan terhadap sel bawang merah, didapatkan gambar berbentuk seperti batu bata dan teratur. Pada pengamatan menggunakan perbesaran 10x yang tampak pada sel bawang merah diantaranya; Inti sel, Sitoplasma dan dinding sel. Bentuk :

Fungsi dari masing masing komponennya adalah : 1. Inti sel berfungsi untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen 2. Sitoplasma berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan bahan kimia yang penting bagi metabolisme sel , seperti enzim enzim, ion ion, gula, lemak dan protein.

3.

Dinding sel berfungsi untuk melindungi sel tumbuhan, mempertahankan bentuknya dan mencegah penyerapan air yang berlebihan.

3.

Pengamatan Epitel ronggan mulut Istilah epithelium berasal dari kata epi yang berarti upon atau di atas dan thele yang berarti nipple atau punting. Penggunaan istilah epitel meluas untuk semua bentuk lapisan yang terdiri atas lembaran sel-sel (cellular membrane) baik yang bersifat tembus cahaya ataupun yang tidak. Dengan berkembangnya pemakaian mikroskop, maka istilah epitel tidak terbatas pada kumpulan sel yang membentuk membran yang menutupi, tetapi juga digunakan untuk kelenjar. Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian embriologis yang menyimpulkan bahwa sel-sel epitel pada permukaan tumbuh ke dalam jaringan pengikat di bawahnya dan berkembang menjadi kelenjar.

Epitel

dalam

arti

luas

dikelompokan

menjadi

1. Jaringan yang sel-selnya tersusun dalam lapisan yang menutupi permukaan luar atau melapisi rongga di dalam tubuh yang dinamakan epitel permukaan, mereka dapat digolongkan sesuai jumlah lapisan sel dan morfologi sel pada lapisan permukaan.

2. Jaringan epitel yang tumbuh ke dalam jaringan pengikat menjadi epitel kelenjar, jaringan epitel kelenjar meliputi sel-sel dengan fungsi khusus menghasilkan cairan sekresi yang komposisinya berbeda dari darah atau cairan interseluler. Proses ini biasanya disertai proses makromolekul intraseluler. Persenyawaan ini biasanya ditampung di dalam sel dalam vesikel-vesikel kecil bermembran yang disebut granul sekresi.

Bentuk :

Dalam praktikum ini pengambilan sel epitel rongga mulut menggunakan skalpel yang sudah diberi alkohol. Yang berfungsi sebagai penyeteril atau pembunuh bakteri atau kumau kuman yang ada pada skalpe. Setelah itu sel epitel di taruh di gelas obyek, kemudian diberi methilen blue yang berfungsi sebagai memperjelas tampilan pengamatan sel epitel rongga mulut di bawah mikroskop, dan tutup gelas obyek dengan gelas penutup lalu amati di bawah mikroskop. Dari praktikum yang telah dilaksanakan minggu lalu, dapat di lihat dahwa sel hewan dan sel tumbuhan memiliki perbedaan. Di antaranya sel tumbuhan memiliki dinding sel, vakuola dan kloroplas. Sedangkan sel hewan tidak memiliki dinding sel, kloroplas dan tidak lazim sel hewan memiliki vakuola. Pada hewan ada lisosom yang di dalamnya terdapat dua sentriol, pada tumbuhan lisosom tidak ada. Serta sel hewan dan sel tumbuhan mempunyai kesamaan yaitu sama sama mempunyai membrane plasma, inti sel atau yang sering disebut nucleus, mitikondria, reticulum endoplsma, aparat golgi.

VII.

PENUTUP : 7.1 Kesimpulan : 1. Mikroskop terdiri dari lensa obyektif, okuler dan kondensor

2.

Cara menyiapkan bahan-bahan yang akan diamati di bawah mikroskop: 1) Menyiapkan semua alat dan bahan, meliputi gelas benda, gelas penutup, pipet tetes,silet tajam, air atau sejenisnya, organisme. 2) 3) 4) Organisme diiris tipis hingga tembus cahaya Letakkan pada kaca benda dan ditetesi dengan air Tutp dengan kaca penutup, dan preparat siap diamati

3.

Bentuk sel tumbuhan teratur sedangkan bentuk dari sel epitel rongga mulut tidak beraturan.

7.2 Saran : 1. 2. Lebih menyiapkan materi sebelum praktikum Asisten seharusnya lebih ekstra dalam memberi petunjuk kepada praktikan

DAFTAR PUSTAKA

Fahn, A. 1965. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Lakitan, Benyamin. 2012. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Soerodikoesoemo, W. dan S.W. Santosa. 1987. Anatomi Tumbuhan. Jakarta: Karunika Universitas Terbuka. Sutrisno. 1984. Fisika Dasar. Bandung: ITB. Tim Dosen Pembina. 2014. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember: Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai