Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA

KELOMPOK 3

DISUSUN OLEH: NAMA NIM KELAS : FACHRUN NISA TATIMMA : 130210102118 : B REG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2014

I.

JUDUL
GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA

II.

TUJUAN Setelah selesai praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan

penggolongan darah manusia.

III.

TINJAUAN PUSTAKA Manusia tersusun dari berbagai jaringan, cairan, dan sebagainya. Cairan jaringan pada manusia adalah 92% dan 8% adalah merupakan darah. Darah merupakan unit fungsional seluler pada makhluik hidup yang bersifat cair dan berperan untuk membantu proses fisiologis. Susunan darah terdiri atas: 1. Air: 91,0% 2. Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen) 3. Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, kalium dan zat besi, nitrogen, dll) 4. Garam Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung : albumin bahan pembeku darah immunoglobin (antibodi) hormon berbagai jenis protein berbagai jenis garam

Fungsi darah secara umum adalah : 1. Mengangkut zat makanan dan oksigen keseluruh tubuh dan mengangkut sisa-sisa metabolisme ke organ yang berfungsi untuk pembuangan. 2. Mempertahankan tubuh dari serangan bibit penyakit. 3. Mengedarkan hormon-hormon untuk membantu proses fisiologis. 4. Menjaga stabilitas suhu tubuh.

5. Menjaga keseimbangan asam basa jaringan tubuh untuk menghindari kerusakan (Pratiwi, 2007:67). Kita mengenal ada empat macam golongan darah yaitu, A, B, AB dan O. Dalam sistem golongan darah terdapat dua macam zat sel darah A dan B, serta dua macam plasma, yaitu anti A dan anti B. Berikut kombinasi yang mungkin terjadi: 1. Individu dengan A pada sel darah merahnya, memiliki anti B pada plasma darahnya. 2. Individu dengan B pada sel darah merahnya, memiliki anti A pada plasma darahnya. 3. Individu dengan A dan B pada sel darah merahnya, tidak memiliki anti A maupun anti B pada plasma darahnya. 4. Individu dengan A dan B pada sel darah merahnya, memiliki anti A maupun anti B pada plasma darahnya (Tim Dosen Pembina, 2013: 11). Penggolongan darah pada manusia sangat lah penting, agar tidak terjadi kesalahan dalam pendonoran dan hal-hal penting lainnya. Dalam penggolongandarah,dimana: Darah A hanya dapat menyumbang kepada mereka yang berdarah A dan AB dan menerima darah A dan O saja. Darah B hanya dapat menyumbang kepada mereka yang berdarah B dan AB dan menerima darah B dan O saja. Darah AB disebut Penerima Universal karena dapat menerima darah A, B, AB dan O. Darah O disebut Donor Universal karena dapat menyumbang ke semua jenis darah A, B, AB dan O. Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Ada dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus ( faktor Rh). Didunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Tranfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi tranfusi munologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok dan kematian (Joko, 2006:37). Menurut (Elvita, 2008) Golongan darah pada manusia bersifat herediter. Pada tahun 1900 dan 1901 Karl Landstainer menemukan

penggumpalan terjadi jika eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain. Akan tetapi pada orang lain campuran tadi tidak mengakibatkan penggumpalan darah. Berdasarkan reaksi tadi maka Landstainer membagi golongan darah menjadi A, B, O, dan AB. Keempat golongan darah tersebut merupakan ekspresi 3 alela yaitu IA, IB, dan IO. Gologan darah ini terpisah menjadi 4 kelompok karena adanya molekul-molekul protein yang disebut antigen a dan b yang membungkus membrane sel-sel darah merah. Antigen atau aglutinogen yang dibawa oleh eritrosit orang tertentu dapat mengadakan reaksi dengan zat anti atau antibody atau aglutinin yang dibawa oleh serum darah. Dikenal dua macam antigen yaitu antigen-A dan antigen-B, sedangkan antizatnya dibedakan atas anti-A dan anti-B. orang ada yang memiliki antigen-A, lain lagi memiliki antigen-B, sedangkan ada pula yang tuidak memiliki antigen-A maupun antigen-B. Menurut (Giharjo, 1996) Aglutinogen mengandung protein dalam eritrosit, sedangkan aglutinin mengandung protein dalam plasma darah. Jadi jika aglutinogen A bertemu dengan aglutinin , maka darah akan menggumpal, begitu juga sebaliknya. Orang yang memiliki antigen-A tidak memiliki anti-A, melainkan anti-B di dalam serum atau plasma darahnya. Orang demikian dimasukan dalam golongan darah A. Orang golongan darah B mempunyai antigen-B dan anti-A. Apabila antigen-A bertemu dengan anti-A, begitu pula antigen-B bertemu dengan anti-B, maka darah akan menggumpal dan dapat menyebabkan kematian pada orang yang menerima darah. Darah tipe A tidak dapat ditranfusikan kepada orang bergolongan darah B, demikian pula sebaliknya. Orang yang tidak memiliki antigen-A maupun antigen-B, tetapi memiliki anti-A maupun anti-B di dalam serum atau plasma darahnya, dimasukan dalam golongan darah O. Adapun orang yang memiliki antigen-A maupun antigen-B, tatapi tidak memiliki anti-A maupun anti-B di dalam serum atau plasma darah, dimasukan dalam golomgam darah AB. Untuk menghindari jangan sampai terjadi penggumpalan darah, maka sebelum dilakukan transfusi darah, baik darah si-pemberi (donor) maupun darah si-penerima (resipien) harus diperiksa terlebih dahulu berdasarka system ABO. Interaksi yang terjadi selama transfusi darah antara berbagai macam antigen dalam eritrosit dengan zat anti dalam serum atau plasma darah (Suryo, 1984: 254-257).

IV.

METODE PENGAMATAN 4.1 Alat dan Bahan a. Alat 1. Lanset / jarum steril 2. Jarum pentul 3. Spidol 4. Gelas Obyek 5. Kertas Putih b. Bahan 1. Serum A dan B 2. Alkohol 70% 3. Kapas 4. Darah segar manusia 4.2 Prosedur Kerja Dengan menggunakan spidol, menarik garis tengah lurus pada sisi panjang yang membagi sisi gelas obyek menjadi dua bagian yang sama. Di pojok kiri atas gelas obyek menuliskan A dan di pojok kanan atas menuliskan B. Meletakkan gelas obyek selembar kertas putih. Mencuci tangan sampai bersih, mengambil segumpal kapas dengan pinset, mencelupkan ke dalam alkohol dan menggosok pada ujung jari manis tangan anda. Membiarkan alkohol mongering, menusuk bagian tersebut dengan menggunakan lanset yang telah disterilkan. Menempatkan setets darah pada bagian A dan B gelas obyek. Menutup bekas tusukan dengan kapas yang telah dicelupkan ke dalam alkohol. Meneteskan segera serum anti A pada bagian A gelas obyek, mengaduk sampai merata dengan tusuk gigi.

Meletakkan setetes anti B pada darah di bagian B gelas obyek.

Membandingkan kedua bagian A dan B pada gelas obyek terjadi penggumpalan atau tidak.

V.

HASIL PENGAMATAN Golongan Darah yang Sudah Diketahui 1. Gologan darah Tatim (A)

2. Golongan darah Ifa (B)

3. Golongan darah Sinta (AB)

4. Golongan darah Firdha (O)

Golongan Darah yang Belum Diketahui 1. Golongan Darah Virgin (X)

2. Golongan Darah Safira (X)

3. Golongan Darah Museyaroh (X)

4. Golongan Darah Yenita (X)

VI.

PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini membahas tentang golongan darah manusia. Sebelum itu kita mengenal macam darah yaitu digolongkan sel darah dan plasma darah. Sel darah disusun oleh komponen-komponen darah yaitu eritrosit, trombosit, dan leukosit. Susunan serum darah atau plasma terdiri atas air, protein, mineral, dan garam. Air merupakan penyusun terbesar plasma darah, protein pada plasma darah tersusun atas albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen, dan senyawa-senyawa mineral lain yang mendukung. Eritrosit atau sel darah merah merupakan komponen penyusun terbesar sehingga darah manusia dominan berwarna merah tua. Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit akan menderita penyakit anemia. Keping-keping darah atau trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah. Dan leukosit atau sel darah putih bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit akan menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit akan menderita penyakit leukopenia. Dengan cara pengetesan golongan darah kita dapat mengenal golongan darah. Ada 8 praktikan yang diuji golongan darahnya. Dari data

yang didapat pada hasil pengamatan kita bisa mengetahui bagaimana cara menggolongkan darah manusia. Pengamatan Golongan Darah Pertama ( A ) Pada pengamatan pertama ini yaitu golongan darah dari Tatim yang bergolongan darah A. Pada golongan darah A ketika di bagian A ditetesi dengan serum anti A terjadi penggumpalan, sedangkan ketika di bagian B ditetesi dengan serum anti B maka yang terjadi yaitu darah tidak mengalami penggumpalan. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah antigen A dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga orang dengan golongan darah A negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A negatif atau O-negatif. Pengamatan Golongan Darah Kedua ( B ) Pada pengamatan kedua ini yaitu golongan darah dari Ifa yang bergolongan darah B. Pada golongan darah B ketika di bagian A ditetesi dengan serum anti A maka tidak terjadi penggumpalan, sedangkan ketika di bagian B ditetesi dengan serum anti B maka yang terjadi yaitu darah mengalami penggumpalan. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga orang dengan golongan darah B negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah B-negatif atau O-negatif. Pengamatan Golongan Darah Ketiga ( AB ) Pada pengamatan ketiga yaitu golongan darah dari Santi yang

bergolongan darah AB. Pada golongan darah AB pertama ditetesi di bagian A dengan anti A dan dibagian B dengan anti B. Setelah dicampur ternyata di bagian A dan B mengalami penggumpalan. Golongan darah AB,yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-A dan B, dan plasma darah tidak memiliki aglutinin. Pengamatan Golongan Darah Keempat ( O ). Pada pengamatan keempat ini yaitu golongan darah dari Firdha yang bergolongan darah O. Pada golongan darah O ketika di bagian A ditetesi dengan serum anti A tidak terjadi penggumpalan, begitu juga ketika di bagian

B ditetesi dengan serum anti B maka yang terjadi yaitu darah tidak mengalami penggumpalan. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Namun orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerimah darah dari O-negatif secara umum. Untuk menguji golongan darah menggunakan dengan menetesi serum anti A dan anti B. Untuk golongan darah A, apabila ditetesi serum anti A maka darah akan menggumpal, dan juga sebaliknya jika golongan darah B ditetesi dengan serum anti B maka darah akan menggumpal. Hal ini yang menandai bahwa adanya penggumpalan merupakan tipe gologan darah dari sampel darah tersebut. Dan juga untuk golongan darah O, apabila ditetesi serum anti A dan anti B, darah tidak akan menggumpal. Untuk golongan darah AB, apabila ditetesi serum anti A dan anti B, maka darah akan menggumpal. Maka, golongan darah yang belum diketahui (X) akan diketahui. Dari data yang kita bahas kita mengamati golongan darah menggunakan serum A dan B. Fungsi dari serum A adalah untuk mengetahui apakah darah akan menggumpal ketika bertemu dengan Serum Anti-A. Sedangkan fungsi dari serum B adalah untuk mengetahui apakah darah akan menggumpal ketika bertemu dengan Serum Anti-B. Aglutinin disebut juga antibodi yaitu senyawa kimia yang berperan dalam menjalankan fungsi sistem kekebalan tubuh. Aglutinin berupa sekumpulan senyawa yang terbentuk di dalam darah akibat infeksi bakteri yang dapat menyebabkan penggumpalan bersama bakteri itu. Di dalam darah aglutinin dijumpai dalam plasma darah. Aglutinogen disebut juga antigen. Antigen sendiri diartikan sebagai senyawa kimia yang dapat merangsang aktifnya sistem kekebalan tubuh. Dalam kehidupan kita antigen bisa diartikan sebagai senyawa kimia yang dapat menyebabkan penyakit. Antigen bisa dijumpai di dalam darah tepatnya berada pada sel darah merah. Antigen ada 2 macam yaitu antigen A dan antigen B. Di dalam proses transfusi darah ada beberapa istilah yang berkaitan dengan transfusi darah. Antara lain donor universal dan resipien.

Donor adalah orang yang memberikan sejumlah darah ke orang lain yang membutuhkan. Donor tersebut terbagi menjadi dua yaitu donor universal dan resipien universal. Donor Universal adalah golongan darah yang bisa memberikan sejumlah darahnya ke orang lain. Golongan darah yang dimaksud adalah O. Sedangkan resipien universal adalah golongan darah yang dapat menerima sejumlah darah dari golongan darah lain. Golongan darah yang dimaksud adalah AB. Berdasarkan pengertian diatas jelas terlihat bahwa golongan darah O bersifat sebagai donor universal dan golongan darah AB bersifat sebagai resipienuniversal. Pada pelaksanaan transfusi darah yang penting diperhatikan adalah pada donor, harus diperhatikan jenis aglutinogennya, sedangkan pada resipien adalah jenis aglutininnya. Golongan darah O dikenal sebagai donor universal karena dapat memberikan darahnya ke golongan lain. Ini disebabkan golongan darah O yang tidak memiliki antigen pada permukaan darah merahnya (eritrosit).

VII.

PENUTUP 7.1 Kesimpulan Golongan darah tergantung pada tipe aglutinogen dan agglutinin yang terkandung didalam eritrosit darah. Golongan darah dapat ditentukan dengan melihat penggumpalan yang terjadi pada saat ditetesi serum antiA atau serum anti-B. Cara menggolongkan golongan darah manusia yaitu dengan cara mengamati dengan menggunakan gelas objek yang telah ditetesi serum anti A dan anti B. Apabila terjadi penggumpalan di bagian A berarti bergolongan darah A. Jika terjadi penggumpalan pada bagian B berarti bergolongan darah B. Jika terjadi penggumpalan pada bagian A dan B berarti bergolongan darah AB dan jika tidak terjadi penggumpalan maka bergolongan darah O.

7.2 Saran 1. Asisten seharusnya memakai jas lab 2. Peralatan laboratorium harus dilengkapi

DAFTAR PUSTAKA Elvita, Azmi. 2008. Genetika Dasar. Pekanbaru: Universitas Riau. Giharjo, Dani. 1996. Biologi. Yogyakarta: Gama Exacta. Joko. 2006. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember: Jember University Press. Pratiwi, D.A. 2007. Biologi. Jakarta: Erlangga. Suryo.1984. Genetika.Yogyakarta: Gadjah Mada University. Tim Dosen Pembina. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember: Universitas Jember.

Golongan Darah yang Sudah Diketahui

Golongan Darah yang Belum Diketahui

Anda mungkin juga menyukai