Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

PENGUJIAN GOLONGAN DARAH ABO PADA

MANUSIA

DISUSUN OLEH:

BUNGA CANTIKA ZALFA Z. P./XI-1/12

PRADIPTA AYMAN SUBAGYO/XI-1/26

RADITYA YUDHA NALENDRA/XI-

1/27 SOFIE NAFISA ZAHRA/XI-1/34

SMA NEGERI 5

SURABAYA JAWA TIMUR,

SURABAYA 2023
Pengujian Golongan Darah ABO pada Manusia

Tujuan praktikum
- Menentukan golongan darah pada manusia
Rumusan masalah
- Bagaimana cara menentukan golongan darah pada manusia?

Dasar teori :

❖ Darah
Darah merupakan cairan tubuh yang berwarna merah dan terdapat di dalam sistem
peredaran darah tertutup dan sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia. Darah berfungsi
memasukkan oksigen dan bahan makanan keseluruh tubuh serta mengambil karbon dioksida dan
metabolik dari jaringan. Mengetahui golongan darah seseorang sangat penting di ketahui untuk
kepentingan medis yaitu salah satunya untuk transfusi (Oktari, 2016: 49).
Pada tahun 1901 Dr. Karl Landsteiner menemukan, bahwa sel-sel darah merah (eritrosit)
dari beberapa individu akan menggumpal (beraglutinasi) dalam kelompok-kelompok yang dapat
dilihat dengan mata telanjang, apabila dicampur dengan serum dari beberapa orang, tetapi tidak
dengan semua orang. Kemudian diketahui bahwa dasar dari menggumpalnya eritrosit tadi adalah
adanya reaksi antigen antibodi. Apabila suatu substansi asing (disebut antigen) disuntikkan ke
dalam aliran darah dari seekor hewan akan akan mengakibatkan terbentuknya antibodi tertentu
yang akan bereaksi dengan antigen (Suryo, 2001: 345-346).
Mengikuti penemuan Karl Landsteiner tentang penggumpalan sel-sel darah merah dan
pengertian tentang reaksi antigen-antibodi, maka penyelidikan selanjutnya memberi penegasan
mengenai adanya dua antibodi alamiah di dalam serum darah dan dua antigen pada permukaan
eritrosit. Seseorang dapat membentuk salah satu atau kedua antibodi itu atau sama sekali tidak
membentuknya. Demikian pula dengan antigennya. Dua antigen itu disebut antigen A dan
antigen B, sedangkan dua antibodi itu disebut anti A dan anti B. Melalui tes darah maka setiap
orang dapat mengetahui golongan darahnya. Berdasarkan sifat kimianya, antigen A dan B
merupakan mukopolisakarida, terdiri dari protein dan gula. Dalam dua antigen itu bagian 4
proteinnya sama, tetapi bagian gulanya merupakan dasar kekhasan antigen antibodi (Suryo,
2001: 346-347).
❖ Penggolongan darah sistem ABO
Golongan darah merupakan sistem pengelompokan darah yang didasarkan pada jenis
antigen yang dimilikinya. Sedikitnya ada 48 jenis antigen yang menjadi dasar dalam
penggolongan darah. Tetapi yang paling umum digunakan adalah sistem penggolongan darah
ABO. Pembagian golongan darah sistem ABO didasarkan pada adanya perbedaan aglutinogen
(antigen) dan aglutinin (antibodi) yang terkandung dalam darah (Tenriawaru, 2016: 42).
Secara umum darah memiliki 4 golongan yaitu: golongan darah A dimana golongan
darah A mempunyai antigen A dan anti - B, golongan darah B yaitu golongan darah yang
memiliki antigen B dan anti – A, golongan darah O golongan darah yang memiliki antibodi
tetapi tidak memiliki antigen, dan golongan darah AB golongan darah yang memiliki antigen
tetapi tidak memiliki antibodi (Oktari, 2016: 49).

Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan untuk menentukan jenis golongan darah
pada manusia. Penentuan golongan darah ABO pada umumnya dengan menggunakan metode
Slide. Metode ini didasarkan pada prinsip reaksi antara aglutinogen (antigen) pada permukaan
eritrosit dengan aglutinin yang terdapat dalam serum/plasma yang membentuk aglutinasi atau
gumpalan. Metode slide merupakan salah satu metode yang sederhana, cepat dan mudah untuk
pemeriksaan golongan darah (Oktari, 2016: 50).
Reagen antisera merupakan reagen yang digunakan untuk pemeriksaan golongan darah
ABO. Diperoleh dari biakan supernatan secara in vitro yang berasal dari hibridisasi
immunoglobulin sel tikus, dan hasil pemeriksaannya akan terbentuk aglutinasi. Misalnya pada
golongan darah A ketika ditambahkan reagen antisera A, reagen antisera B, dan reagen antisera
AB, maka terjadi aglutinasi pada darah yang ditetesi reagen antisera B dan AB, sedangkan pada
reagen antisera AB tidak terbentuk aglutinasi. Dari segi reagen metode ini kurang ekonomis,
maka serum dapat dijadikan sebagai reagen pada pemeriksaan golongan darah ABO (Oktari,
2016: 50).
Golongan darah ABO pada manusia merupakan satu contoh dari alel berganda dari
sebuah gen tunggal. Sehingga ada empat kemungkinan fenotip yaitu A, B, AB atau O. Huruf-
huruf ini menunjukkan dua karbohidrat, substansi A dan substansi B, yang mungkin ditemukan
pada permukaan sel darah merah. Sel darah seseorang mungkin mempunyai sebuah substansi
(tipe A atau B), kedua-duanya (tipe AB , atau tidak sama sekali (tipe O). Golongan Rhesus
negatif (Rh -) ditemukan hampir 15% pada ras kulit putih, sedangkan pada ras Asia jarang
dijumpai kecuali terjadi perkawinan campuran dengan orang asing yang bergolongan rhesus
negatif. Pada wanita Rhesus negatif yang melahirkan bayi pertama Rhesus positif, risiko
terbentuknya antibodi sebesar 8%. Sedangkan pada kehamilan berikutnya sebagai akibat
sensitivitas pada kehamilan pertama sebesar 16%. Perbedaan rhesus dapat menimbulkan kondisi
antirhesus atau penghancuran sel darah merah, dalam kondisi tertentu dapat mengakibatkan
kematian janin dalam rahim atau gangguan kesehatan setelah lahir seperti anemia, jaundice
(penyakit kuning), pembengkakan hepar dan gagal jantung (Swastini, 2016: 69).

Alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum

Alat
- Kartu tes golongan darah
- Kapas
- Alkohol 70%
- Blood lancet
- Tusuk gigi
Bahan
- Serum anti-A
- Serum anti-B
- Serum anti-AB
- Serum anti-Rh
Cara / Langkah-langkah kerja
1. Siapkan kartu tes golongan darah
2. Gosok jari manis tangan kiri orang yang akan diuji golongan darahnya dengan kapas
yang sudah diberi alkohol
3. Buka blood lancet, kemudian tusukkan blood lancet ke jari manis dengan cepat
4. Tekan jari manis dari atas ke bawah, kemudian teteskan darah yang keluar pada kartu
tes golongan darah di empat bagian yang telah disediakan
5. Teteskan serum anti-A pada bagian pertama, serum anti-B pada bagian kedua, serum anti-
AB pada bagian ketiga, dan serum anti-Rh pada bagian keempat
6. Aduk dengan tusuk gigi masing-masing tetesan darah dengan ujung tusuk gigi yang berbeda
7. Amati hasil yang didapatkan
8. Tentukan golongan darah orang tersebut

Hasil pengamatan

Tabel 1
Hasil pengamatan cek golongan darah

Nama Serum
Anti-A Anti-B Anti-AB Rhesus
Pradipta Tidak Tidak Tidak Menggumpal
menggumpal menggumpal menggumpal
Raditya Tidak Menggumpal Menggumpal Menggumpal
Menggumpal
Sofie Tidak Tidak Tidak Menggumpal
Menggumpal menggumpal Menggumpal

Pembahasan hasil pengamatan :


Pada tabel 1, terdapat kesamaan pada sampel Pradipta dan Sofie, yaitu saat diberikan
serum Anti-A, Anti-B, dan Anti-AB darah tidak menggumpal. Tidak menggumpalnya darah
tersebut berarti sampel darah tidak memiliki Antigen A maupun Antigen B. Sedangkan pada
sampel darah Raditya, terdapat penggumpalan saat darah diberikan Anti-B dan Anti-AB, hal
tersebut menandakan bahwa dalam darah Raditya terdapat Antigen B yang memicu
penggumpalan. Pada tabel Rhesus, ketiga sampel memiliki kesamaan yaitu terjadinya
penggumpalan.
Dalam praktikum kali ini adalah tentang penggolongan darah pada manusia. Dengan
tujuan setelah praktikum kali ini kita dapat menjelaskan penggolongan darah pada manusia.
Dengan percobaan menggunakan darah segar manusia yang diuji dengan serum A, serum B,
serum AB, dan serum Rh
Ada empat macam golongan darah yaitu, A, B, AB, dan O. Dalam sistem golongan
darah terdapat dua macam zat sel darah A dan B, serta dua macam plasma, yaitu anti A dan anti
B. Golongan darah pada manusia diatur secara genetis dan merupakan alel ganda. Saat ini,
ditemukan sistem golongan darah yaitu: golongan darah ABO, golongan darah rhesus, golongan
darah MN.
Secara umum penggolongan darah dapat dilakukan dengan mengencerkan sel-sel darah
dengan garam tertentu, lalu bagian pertama ditetesi dengan aglutinin (anti A), bagian kedua
ditetesi dengan aglutinin (anti B), bagian ketiga ditetesi dengan aglutinin (anti AB), dan yang
bagian terakhir ditetesi aglutinin (anti Rh). Setelah beberapa saat darah diamati apakah terjadi
penggumpalan pada beberapa bagiannya. Setelah itu darah probandus termasuk kedalam
golongan darah apa. Golongan darah A, jika memiliki aglutinogen A dan terjadi penggumpalan
jika ditetesi dengan serum A. B, jika memiliki aglutinogen B dan terjadi penggumpalan jika
ditetesi dengan serum B. AB, jika memiliki aglutinogen AB terjadi penggumpalan jika ditetesi
serum AB. O, jika tidak memiliki aglutinogen A maupun B tidak terjadi penggumpalan saat
ditetesi serum A, B, maupun AB.

Simpulan :
Dari hasil observasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pradipta dan Sofie memiliki golongan darah O + karena tidak terjadinya penggumpalan di
serum Anti-A, Anti-B, dan Anti-AB namun terjadi penggumpalan di serum Rhesus.
2. Raditya memiliki golongan darah B+ karena terjadinya penggumpalan di serum Anti-B,
Anti-AB dan Rhesus.
3. Golongan darah manusia didasarkan pada sistem ABO, yang melibatkan antigen
(aglutinogen) dan antibodi (aglutinin) dalam darah. Terdapat empat golongan darah
utama: A, B, AB, dan O.
4. Pengujian golongan darah ABO dapat dilakukan dengan menggunakan metode slide dan
antisera yang bereaksi dengan antigen pada sel darah merah.
5. Selain sistem ABO, ada juga sistem golongan darah Rhesus (Rh) yang menggambarkan
keberadaan atau ketiadaan antigen Rhesus pada sel darah merah. Perbedaan Rh dapat
menyebabkan masalah medis, terutama pada wanita yang hamil.

Daftar Pustaka

Milla, S. (2023). Laporan Praktikum Kelompok 1 Genetika (Darah Abo).


https://www.scribd.com/document/442898809/LAPORAN-PRAKTIKUM-KELOMPOK-1-GEN
ETIKA-DARAH-ABO-docx Diakses pada 29 Oktober 2023

Sakti, Prahoro. (2016). Bupena Biologi. Jakarta: Erlangga.

Lampiran-lampiran
1. Alat dan Bahan

2. Proses menusukkan blood lancet ke jari tengah


3. Menetaskan darah ke kartu tes golongan darah

4. Memberikan serum aglutinin

5. Hasil tes golongan darah

Anda mungkin juga menyukai