Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN UJIAN PRAKTIKUM

BIOLOGI
“JUDUL PERCOBAAN”

Disusun Oleh :
Nama (01)
XII MIA

MADRASAH ALIYAH KANJENG SEPUH


SIDAYU - GRESIK
2023
A. Judul
Percobaan Penggolongan Darah pada Manusia.

B. Dasar Teori
Darah merupakan cairan tubuh yang berwarna merah dan terdapat di
dalam sistem peredaran darah tertutup dan sangat penting untuk kelangsungan
hidup manusia. Darah berfungsi memasukkan oksigen dan bahan makanan
keseluruh tubuh serta mengambil karbon dioksida dan metabolik dari jaringan.
Mengetahui golongan darah seseorang sangat penting di ketahui untuk
kepentingan medis yaitu salah satunya untuk transfusi (Oktari, 2016).
Golongan darah merupakan sistem pengelompokan darah yang didasarkan
pada jenis antigen yang dimilikinya. Sedikitnya ada 48 jenis antigen yang
menjadi dasar dalam penggolongan darah. Tetapi yang paling umum
digunakan adalah sistem penggolongan darah ABO. Pembagian golongan
darah sistem ABO didasarkan pada adanya perbedaan aglutinogen (antigen)
dan aglutinin (antibodi) yang terkandung dalam darah (Tenriawaru, 2016).
Secara umum darah memiliki 4 golongan yaitu: golongan darah A dimana
golongan darah A mempunyai antigen A dan anti - B, golongan darah B yaitu
golongan darah yang memiliki antigen B dan anti – A, golongan darah O
golongan darah yang memiliki antibodi tetapi tidak memiliki antigen, dan
golongan darah AB golongan darah yang memiliki antigen tetapi tidak
memiliki antibodi (Oktari, 2016). Sistem golongan darah pada manusia ada
tiga macam, yaitu sistem ABO, sistem MN, dan sistem rhesus (Rh). Ketiga
penggolongan darah tersebut didasarkan atas kehadiran antigen (aglutinogen)
tertentu dalam sel darah merahnya dan zat anti (agglutinin). Menurut
Breinstein (Jerman) dan Furuhata (Jepang), golongan darah ini dikendalikan
oleh sepasang gen.
Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan untuk menentukan jenis
golongan darah pada manusia. Penentuan golongan darah ABO pada
umumnya dengan menggunakan metode Slide. Metode ini didasarkan pada
prinsip reaksi antara aglutinogen (antigen) pada permukaan eritrosit dengan
aglutinin yang terdapat dalam serum/plasma yang membentuk aglutinasi atau
gumpalan. Metode slide merupakan salah satu metode yang sederhana, cepat
dan mudah untuk pemeriksaan golongan darah. Reagen antisera merupakan
reagen yang digunakan untuk pemeriksaan golongan darah ABO. Diperoleh
dari biakan supernatan secara in vitro yang berasal dari hibridisasi
immunoglobulin sel tikus, dan hasil pemeriksaanya akan terbentuk aglutinasi.
Misalnya pada golongan darah A ketika ditambahkan reagen antisera A,
reagen antisera B, dan reagen antisera AB, maka terjadi aglutinasi pada darah
yang di tetesi reagen antisera B dan AB, sedangkan pada reagen antisera AB
tidak terbentuk aglutinasi. Dari segi reagen metode ini kurang ekonomis, maka
serum dapat dijadikan sebagai reagen pada pemeriksaan golongan darah ABO
(Oktari, 2016).
Sistem rhesus pertama kali ditemukan pada jenis kera Macaca rhesus pada
tahun 1940 oleh K. Landsteiner dan Weiner. Pada jenis ini ditemukan antigen
rhesus pada eritrositnya. Sistem rhesus juga berlaku pada manusia karena
antigen rhesus juga dimiliki oleh manusia. Orang yang memiliki antigen
rhesus dinamakan rhesus positif (Rh+), sedangkan yang tidak memilkinya
disebut rhesus negatif (Rh-). sistem ini dikendalikan oleh gen dengan alel Rh
dan rh. Alel Rh bersifat dominan terhadap alel rh. Pada wanita Rh- kalau
mengandung embrio bergolongan Rh+ untuk kandungan pertama tidak apa-
apa. Tetapi untuk kandungan kedua bergolongan Rh+ juga, maka akan terjadi
eritroblastolis fetalis, artinya bayi yang lahir akan menderita anemia yang
parah dan di dalam darah bayi banyak beredar eritroblast, yaitu eritrosit yang
belum matang sehingga tubuh menjadi kuning. Hal ini disebabkan karena
eritrosit janin akan kemasukan zat anti Rh+ dari darah ibu dan mengaglutinasi
eritrosit janin (Waluyo, 2006).
Golongan darah ABO pada manusia merupakan satu contoh dari alel
berganda dari sebuah gen tunggal. Sehingga ada empat kemungkinan fenotip
yaitu A, B, AB atau O. Huruf-huruf ini menunjukkan dua karbohidrat,
substansi A dan substansi B, yang mungkin ditemukan pada permukaan sel
darah merah. Sel darah seseorang mungkin mempunyai sebuah substansi (tipe
A atau B), kedua-duanya (tipe AB , atau tidak sama sekali (tipe O). Golongan
Rhesus negatif (Rh -) ditemukan hampir 15% pada ras kulit putih, sedangkan
pada ras Asia jarang dijumpai kecuali terjadi perkawinan campuran dengan
orang asing yang bergolongan rhesus negatif. Pada wanita Rhesus negatif
yang melahirkan bayi pertama Rhesus positif, risiko terbentuknya antibodi
sebesar 8%. Sedangkan pada kehamilan berikutnya sebagai akibat sensitisitas
pada kehamilan pertama sebesar 16%. Perbedaan rhesus dapat menimbulkan
kondisi antirhesus atau penghancuran sel darah merah, dalam kondisi tertentu
dapat mengakibatkan kematian janin dalam rahim atau gangguan kesehatan
setelah lahir seperti anemia, jaundice(penyakit kuning), pembengkakan hepar
dan gagal jantung (Swastini, 2016).

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Penggolongan darah pada manusia.
2. Untuk mengetahui pentingnya golongan darah dalam hereditas dan
kehidupan manusia.

D. Alat Dan Bahan


 Antigen A  Blood lancets
 Antigrn B  Alkohol
 Antigen AB  Tissu
 Antigen D (Rhesus)  Darah Manusi
 Kartu Darah
 Tusuk gigi

E. Cara Kerja
1. Setiap probandus mencuci tangan sampai bersih, kemudian mengambil
segumpal kapas dengan pinset, celupkan ke dalam alkohol dan
menggosokkan pada ujung jari manis tangan probandus. Membiarkan
alkohol mengering, kemudian menusuk bagian tersebut dengan
menggunakan lanset yang telah disterilkan. Menempatkan setetes darah
pada bagian A, B, AB, dan Rhesuk pada kertas darah.
2. Meneteskan segera serum A pada bagian A, serum B pada bagain B,
serum anti AB pada bagian AB, dan serum D pada bagian rhesus pada
kertas darah, kemudian mengaduknya sampai merata dengan tusuk gigi.
3. Membandingkan bagian A, B, dan AB pada kertas darah, jika:
a. Terjadi penggumpalan pada bagian A dan AB probandus bergolongan
darah A
b. Terjadi penggumpalan pada bagian B dan AB probandus bergolongan
darah B
c. Terjadi penggumpalan pada bagian A, B, dan AB probandus
bergolongan darah AB
d. Tidak terjadi penggumpalan, probandus bergolongan darah O
4. Membandingkan bagian Rhesus pada kertas darah, jika:
a. Terjadi penggumpalan, maka probandus ber-Rhesus Positif (Rh+)
b. Tidak terjadi penggumpalan, maka probandus ber-Rhesus Negatif
(Rh-)

F. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil pengamatan Golongan darah
Serum
Gol
No. Nama Anti Ant Anti Anti Rh
Dar
A iB AB D
1
2
3

Ket :
+ : Menggumpal
- : Tidak menggumpal

G. Pembahasan
Dalam praktikum kali ini adalah tentang penggolongan darah pada manusia.
Dengan tujuan setelah praktikum kali ini kita dapat menjelaskan penggolongan
darah pada manusia. Dengan percobaan menggunakan darah segar manusia yang
diuji dengan serum A, B, AB dan serum D. Dalam praktikum kali ini kita
mempelajari tentang golongan darah pada manusia. Dengan sampel darah segar manusia
yang diambil dari siswa-siswi dan sampel yang telah diambil kemudian diuji dengan A,
B, AB dan serum D.
Sempel darah milik si A yang menunjukkan tipe golongan darah A Rhesus positif .
Hal ini berdasarkan uji menggunakan serum A, B, AB dan serum D, hasilnya ternyata
pada darah yang diberi serum A mengalami penggumpalan, sementara pada yang diberi
serum B tidak (larut), pada serum AB mengalami penggumpalan dan pada Serum D
(Rhesus) mengalami penggumpalan. Hal ini diakibatkan karena golongan darah A di
dalam sel darah merahnya mengandung aglutinogen A dan pada plasmanya mengandung
aglutinin anti B.
Mekanisme penggumpalan darah, agglutinin –A dan agglutinin –B dalam plasma
(serum) bersifat bivalen atau polivalen, yaitu pada saat yang sama setelah diteteskan pada
sel darah merah dapat mengikat dua atau lebih sel darah merah sekaligus ,sehingga dapat
menyebabkan penggumpalan pada sel darah merahnya. Misalnya, probandus dengan
golongan darah A mengalami penggumpalan pada darah yang ditetesi anti –A karena
individu dengan A pada sel darah merahnya memiliki anti B pada plasmanya sehingga
didalam plasma individu tersebut, anti - A bereaksi spesifik terhadap antibodi pada anti –
B sehingga terjadi penggumpalan.
Serum sebenarnya merupakan plasma tanpa fibrinogen dan protrombin (protein).
Apabila pembekuan dicegah maka perbandingan antara unsur terbentuk yang sebagian
besar merupakan sel-sel darah merah, dan plasma adalah sekitar 40- 50%. Pada laki-laki
dewasa perbandingan ini tergantung pada jenis kelamin dan umur individu.
H. Dikusi

I. Daftar Pustaka
Kimball, J. W. (1993). Biologi Umum. Erlangga. Jakarta.
Kimball, J.W. (2002). Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
Malcome, (1990). Sains Biologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Odum. (1997). Biologi umum. Jakarta: Gramedia.
Prawiraharto. (1996). Anatomi Tumbuhan. Surabaya: Intan Pariwara.
Lampiran

Dokumentasi Praktikum

Foto

Keterangan foto

Anda mungkin juga menyukai