XI MIPA 3
Kelompok 5
Carencia Glory Putri
Elva Dwi Reza
M. Fatih Hendra
Ni Wayan Sri
Okti Prameswari
Raziq Altaf Rusdy
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang diberikan-
nya sehingga tugas Praktikum Biologi Tes Darah ini dapat kami selesaikan. Makalah ini kami
buat sebagai kewajiban memenuhi tugas.
Dalam kesempatan ini, kami menghaturkan terimakasih yang dalam kepada semua
pihak yang telah membantu mewujudkan tugas ini. Akhirnya saran dan kritik pembaca yang
dimaskud untuk mewujudkan kesempurnaan makalah ini kami sangat hargai.
I. Judul
Tes Golongan Darah
II. Tujuan
Mengetahui golongan darah sistem ABO dan rhesus seseorang
Kemudian Alfred Von Decastello dan Adriano Sturli yang masih kolega dari
Landsteiner menemukan golongan darah AB pada tahun 1901. Pada golongan darah
AB, kedua antigen A dan B ditemukan secara bersamaan pada sel darah merah
sedangkan pada serum tidak ditemukan antibodi.
V. Cara kerja
1) Siapkan kaca objek dan blood lancet yang sudah dibersihkan dengan alkohol
70%.
2) Bersihkan salah satu jari (biasanya jari tengah) dengan kapas yang dibasahkan
dengan alkohol 70%. Bersihkan juga blood lancet yang akan digunakan dengan
alcohol.
3) Tusuklah ujung jari tersebut menggunakan blood lancet, pijat-pijat ujung jari
agar darah mudah keluar.
4) Teteskan pada kertas objek di empat titik dengan jarak tidak terlalu berdekatan.
Bersihkan lagi ujung jari bekas tusukan dengan alkohol 70% agar tidak terkena
infeksi
5) Teteskan satu tetes serum anti-A, anti-B, anti-AB, dan anti anti-D (anti-Rho)
pada masing-masing tetesan darah. Aduk darah yang bercampur serum
menggunakan tusuk gigi yang masing-masing berbeda, agar tidak tercampur
6) Amati dengan cermat, perhatikan ada atau tidaknya penggumpalan
7) Tentukan tipe golongan darah berdasarkan hasil analisis reaksi penggumpalan
VII. Analisa
Dari hasil percobaan yang telah kita lakukan, hasil.tes darah menunjukan 3 jenis golongan
darah yaitu O, B, dan AB. Pada golongan darah O tidak terjadi reaksi penggumpalan setelah
di teteskan serum anti-A, antu-B, anti-ABkarena tidak memiliki aglutinogen (antigen) yang
dapat menyebabkan aglutinasi (penggumpalan). Pada golongan darah AB terjadi
penggumpalan setelah diteteskan serum anti-A, anti-B, dan anti-AB karena memiliki
Aglutinogen A dan B, namun tidak memiliki Aglutinin. Lalu pada golongan darah B terjadi
penggumpalan setelah diteteskan serum anti-B dan anti-AB karena pada golongan darah B
memiliki aglutinogen B sehingga serum Anti-B terjadi penggumpalan.
Pada golongan darah yang memiliki rhesus positif akan terjadi penggumpalan setelah
diteteskan serum anti-D karena didalam eritrositnya terdapat aglutinogen atau antigen
rhesus (disebut juga aglutinogen D). Sedangkan pada rhesus negatif di dalam
eritrositnya tidak terdapat aglutinogen atau antigen rhesus (disebut juga aglutinogen D).
4) Mengapa pada tipe golongan darah O, tidak ada reaksi yang menggumpal?
Jelaskan alasannya.
Jawab : Karena golongan darah O tidak memiliki aglutinogen (antigen) yg dapat
menyebabkan aglutinasi (penggumpalan), sehingga apabila golongan darah O
direaksikan dengan serum anti A, anti B, anti AB maka tidak akan menggumpal.
5) Mengapa pada tipe golongan darah AB, semua reaksi menggumpal? Jelaskan
alasannya
Jawab : Karena memiliki Aglutinogen A dan B, namun tidak memiliki
Aglutinin.
6) Gambarkan skema transfusi darah pada golongan darah sistem ABO, uraikan
penjelasannya
Jawab :
7) Apa yang akan terjadi jika orang yang bergolongan darah AB menerima
transfusi darah dari donor yang bergolongan darah A?
Jawab : Tidak akan terjadi apa-apa. Golongan darah AB tidak mengandung
aglutinogen A pada golongan darah A. sehingga tidak terjadi gumpalan darah
saat golongan darah A ditransfusikan ke AB.
8) Apa yang akan terjadi jika orang yang bergolongan darah B menerima transfusi
darah dari donor yang bergolongan darah O?
Jawab : Tidak akan terjadi apa-apa. Golongan darah B mengandung aglutinogen
di dalam eritrositnya dan mengandung aglutinin A di dalam plasma darahnya.
sehingga golongan darah B hanya bisa menerima transfusi dari golongan darah
O dan B jadi tidak apa jika golongan darah B menerima transfusi dari golongan
darah O
10) Jelaskan akibatnya jika seorang wanita yang memiliki darah Rh – mengandung
janin dengan darah Rh +
Jawab : Saat dalam kandungan, sel darah merah Rh+ anaknya dapat keluar
menembus plasenta ke sistem sirkulaai ibunya, yaitu saat plasenta rusak
sebelum / sesudah bayi dilahirkan. Hal itu menyebabkan si ibu memproduksi
antibodi Rh-. Jika ibu tersebut hamil lagi & anaknya memiliki faktor Rh+, maka
antibodi Rh- ibu akan masuk lewat plasenta dan merusak sel darah merah anak.
Akibatnya, anak kedua akan mengalami anemia berat dan dapat menyebabkan
kematian, keadaan seperti ini disebut penyakit Eritroblastosis Fetalis.
Daftar Pustaka
Dra. Irnaningtyas, M.Pd. 2019. Biologi. Jilid 2 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta. Erlangga
https://www.edubio.info/2015/10/golongan-darah-sistem-abo.html?m=1
http://marufatuamaliya.blogspot.com/2012/03/laporan-biologi-golongan-darah.html?m=1
http://mysketcbook.blogspot.com/2015/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1
Lampiran